Anda di halaman 1dari 7

Nama : Chentia Panjaitan

Kelas : XI MIPA 3

Mapel: Bahasa Indonesia

Membuat sinopsis cerita Ave Maria, Jalan lain ke Roma ciptaan Idrus, dan Salah Sangka ciptaan
Suman Hs.

 Judul cerpen: Ave Maria


Pengarang: Abdullah Idrus

Sinopsis: Cerpen Ave Maria mengisahkan cinta segitiga antara Zulbahri, Wartini, dan Syamsu.
Zulbahri dan Wartini merupakan sepasang suami-istri yang hidup pada zaman Jepang dan belum
memiliki keturunan. Sedangkan Syamsu merupakan adik kandung dari Zulbahri, yang mana dulunya
merupakan kekasih Wartini.Pada suatu ketika, Syamsu yang ingin mencari kerja di Jakarta berkata
kepada kakaknya, Zulbahri, bahwa ia akan tinggal di rumahnya. Zulbahri sebenarnya keberatan,
apalagi ia tahu bahwa adanya hubungan antara Syamsu dengan Wartini. Akan tetapi, karena Syamsu
berkata kepada Zulbahri bahwa ia tidak memiliki hubungan lagi dengan Wartini, akhirnya ia diizinkan
oleh Zulbahri untuk tinggal bersama mereka berdua. Alhasil Wartini dan Syamsu semakin hari
semakin akrab, mereka berdua sering bermain musik bersama. Wartini bermain piano dan Syamsu
bermain biola. Mereka sering menyanyikan lagu Ave Maria sehingga akhirnya mengingatkan Wartini
mengenai masa lalu mereka dan akhirnya saling mengungkapkan perasaan. Mereka kemudian
dipergoki oleh Zulbahri, Pengakuan Wartini, istrinya, yang mencintai Zul dan Syam, membuatnya
merelakan istrinya pada adiknya itu. Zulbahri sendiri kemudian memilih untuk mengabdi pada tanah
air dengan bergabung dengan heiho, tentara bentukan Jepang.

Analisis unsur instrinsik dan ekstrinsik

 Unsur intrinsik

Tema: Cinta segitiga antara Zulbahri, Wartini dan Syamsu

Tokoh: Zulbahri, Wartini, Syamsu, Ayah, dan ibu

Penokohan:

 Zulbahri = Tegar dan ikhlas, tidak rapi, suka membaca buku dan mudah mengakui
kesalahan. Tegar : diceritakan saat Zulbahri yang rela mengalah untuk kebahagiaan
istrinya yang lebih pantas bersama teman lamanya.
 Wartini = Munafik, egois.Terlihat di dalam cerita saat wartini yang ingin memiliki
kedua pria tersebut, walaupun ia sering kali berkata pada suaminya, bahwa hanya
suaminya lah yang ia cintai, bukan teman lamanya.
 Syamsu = Licik dan mudah terpikat wanita. Licik : Terlihat saat ia yang datang
kembali ke kehidupan wartini yang sudah berkeluarga, dan dengan maksud hanya
datang sebagai sahabat, tetapi akhirnya merebut wartini dari tangan Zulbahri hingga
menghamili wartini.
 Ayah = Baik. Terlihat saat ia terus menunggu kedatangan Zulbahri walaupun terlihat
sedikit aneh dengan awal kedatangannya. Ia terus mendengarkan keluh kesah
Zulbahri.
 Ibu = Baik. Terlihat saat Ibu yang dengan sabarnya mendengarkan keluh kesah
Zulbahri hingga sudah menganggapnya sebagai anaknya sendiri.
Alur/plot: Berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi) cerpen ini beralur maju mundur.

Latar:

 Waktu : Zaman Jepang,

Pagi hari : “Aneh betul. Kami sedang duduk-duduk pula diberanda depan. Hari panas alang
kepalang.

Sore hari : “Matahari sudah mulain condong ke barat. Sebentar lagi akan hilang dari
pandangan mata.

Malam hari : “Malam bulan purnama raya. Kami duduk di beranda depan.”

 Tempat :

Rumah Ayah dan Rumah Zulbahri( Jakarta )

Beranda rumah

Jalan : “Tiba-tiba ia tertawa gelak-gelak, sambil menunjuk ke tengah jalan. Kami menoleh
dan tampaklah kepada kami seorang laki-laki, sedang asyik membaca buku, sambil berjalan
juga”.

Sosial : Keluarga ayah dan Ibu yang mulai menerima dan bisa mengajak Zulbahri
kembali berbicara pasca meninggalkan istrinya.

 Suasana : Sedih, pilu.

Sudut pandang: Sudut pandang yang digunakan cerpen di atas adalah sudut pandang orang
pertama jamak karena pada awal cerita menggunakan kata “kami”.Seperti kutipan pada bait
pertama cerpen di atas berikut:

Malam bulan purnama raya. Kami duduk di beranda depan. Ayah dan ibu bercakap
sebentar-sebantar. Tapi percakapn itu sudah lancar rupanya. Keindahan alam yang
demikian, mengenangkan kami pada suatu kejadian. Perpisahan dengan Zulbahri. Zulbahri
yang dengan secara aneh berkenalan dengan kami. Bagaimana lekatnya hati kami kepada
Zulbahri ternyata, waktu ibu berkata, “Kasihan Zulbahri. Entah di mana dia sekarang. Serasa
anak sendiri.”

Gaya bahasa: Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita tersebut adalah Bahasa Indonesia
baku, tetapi mudah dimengerti untuk pembaca pada zaman sekarang.

Amanat:

 Kita harus setia dengan teman hidup kita


 Jangan berpikiran plin-plan
 Ikhlas dalam menjalani hidup
 Jangan mudah terpikat dengan rayuan wanita

 Unsur ekstrinsik

§ Biografi

Abdullah Idrus
(lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921 – meninggal diPadang, Sumatera
Barat, 18 Mei 1979 pada umur 57 tahun) adalah seorang sastrawanIndonesia. Ia
menikah dengan Ratna Suri pada tahun 1946. Mereka dikaruniai enam orang anak,
empat putra dan dua putri, yaitu Prof. Dr. Ir. Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal
Idrus, Damayanti Idrus, Lanita Idrus, dan Taufik Idrus.

§ Nilai sosial

Nilai Sosial yang tersirat dalam cerita Ave maria adalah bahwa Cinta terhadap diri dan
terhadap orang lain terkadang mengalahkan rasa cinta kita terhadap Nusa dan Bangsa.

§ Nilai Ekonomi

Ekonomi yang terjadi saat itu adalah bahwa nilai ekonomi didalam cerita masih sangat
rendah.

 Judul cerpen: Jalan lain ke Roma


Pengarang: Abdullah Idrus

Sinopsis: Open, yang menjadi pelaku utama dalam cerita ini, mempunyai pengalaman hidup
yang bermacam-macam. Mula-mula menjadi guru SD, sesudah itu menjadi mualim, lalu menjadi
pengarang dan akhirnya menjadi penjahit. Nama Open itu mempunyai riwayat, yakni pada suatu
hari ayah Open bermimpi tentang kota New York dengan gedung-gedung pencakar langitnya.
Entah apa sebabnya, di telinganya selalu saja mendengking satu perkataan Belanda : openhartig.
Hal itu diceritakan pada isterinya. Ibu Open tertarik pada perkataan itu. Karenanya sejak itu
anaknya diberi nam Open, yakni singkatan dari kata openhartig itu. Meksud ibunya memberi
nama itu ialah agar Open dalam hidupnya selalu berterus terang. Kepada Open ibunya berkata
bahwa Open harus berterus terang dalam segala hal, karena dengan jalan demikian menurut
ibunya Open akan dapat memajukan dunia yang penuh dengan kebohongan ini. Maksud ibunya
itu dipahami oleh Open. Karena itu ia bermaksud melaksanakan cita-cita ibunya itu. Pada suatu
hari open mendapat pekerjaan sebagai seorang guru SD. Di sekolah ia berterus terang
menceritakan keadaan rumah tangganya. Lebih-lebih tentang isterinya, sehingga ia diberi nama
guru goblok oleh para muridnya. Karena marahnya akibat olok-olok muridnya itu, ia pun
menangani salah seorang diantara murid-muridnya tersebut sehingga menderita luka-luka.
Akibatnya orang tua murid itu datang mengadu kepada kepala sekolahnya, yang akhirnya
berkeputusan Open dipecat dari jabatannya. Setelah itu, ia pun meniggalkan gedung sekolah itu
dengan menaiki sepeda antiknya yang dibeli dari seorang Belanda seharga seratus rupiah.
Sepeda itu tidak berlampu, tidak berpedal dan tidak pula mempunyai goncengan. Peristiwa
Open di sekolah itu diceritakan kepada isterinya. Hal itu menyebabkan isteri Open marah.
Perselisihan yang terjadi pada mereka itu tak dapat didamakan, sehingga mereka itu terpaksa
bercerai. Setelah bercerai Open pergi ke tukang loak untuk menjual sepeda antiknya. Sepeda itu
hanya laku tiga puluh lima rupiah, dan dengan uang itu ia pulang ke desa tempat tinggal orang
tuanya. Di desa itulah oleh ibunya, Open dinikahkan lagi dengan seorang gadis bernama Surtiah.
Setelah itu Open menjadi seorang mualim. Pda suatu hari Open serta Surtiah pergi ke kota. Di
sana ia bertemu dengan seorang mualim kota yanh berjiwa modern, yakni memekai pantalon,
lagi pula suka mengarang, diantaranya ia mengarang roman. Setelah pertemuan itu Open
menurut saja akan petunjuk mualim kota itu, yakni memakai pantalon. Akibatnya ia tidak
disenangi oleh masyarakat desanya. Para muridnya dilarang oleh orang tua mereka mengaji
kepadanya. Hal itu tak tertahan oleh Open, lebih-lebih oleh Syrtiah. Akhirnya mereka itu sepakat
hendak pindah ke kota. Open sendiri bermaksud hendak menjadi pengarang. Setelah di kota,
Open bermaksud menemuio mualim kota tersebut karena kepadanya ia bercakap-cakap tentang
pekerjaan mengarang itu. Tetapi maksud itu gagal karena mualim itu tertangkap oleh Jepang
karena tidak mau membacakan khotbah jum’at yang telah disiapkan ole Kantor Urusan Agama
Jepang. Di kota itu Open melihat keadaan-keadaan yang menyedihkan menimpa manusia-
manusia Indonesia pada zaman pendudukan Jepang. Masalah itu dijadikan bahan karangan oleh
Open dan hasil karyanya itu dibawanya kepada seorang redaktur. Setelah membacanya,
redaktur itu mengatakan kepada Open, bahwa karangannya itu sangat berbahaya. Ia agar
mengharapkan karangan itu disimpan saja. Diharapkannya pula agar Open lebih baik mengarang
tentang pemandangann yang indah-indah saja daripa menggambarkan tahi kebo itu.

Analisis unsur instrinsik dan ekstrinsik

 Unsur instrinsik

Tema:Lika-liku kehidupan open ynag mencari jati dirinya yang sesungguhnya

Tokoh: Open,istri pertama Open, Surtiah, ibu Open, Ayah Open, Mualim kota

Penokohan:

 Open: Jujur. Terlihat saat ia yang selalu mengingat pesan orang tuanya untuk selalu
jujur.
 Istri pertama Open: Pemarah. Terlihat saat ia yang sering sekali memarahi Open sambil
mebawa-bawa sebuah golok.
 Ayah dan Ibu Open: Baik, bijaksan, menyayangi anaknya. Terlihat saat mereka yang
berusaha mencari nama baik untuk anaknya, dan saat mengajarkan anaknya untuk jujur
dalam segala hal.
 Surtiah: Pekerja keras, Sabar, Penyayang. Terlihat saat Surtiah dengan sabarnya
menyayangi suaminya, dan bekerja keras membantu kedua orang tuanya
 Mualim kota adalah seorang yang cerdas, banyak membarikan pelajaran kepada Open.

Latar: Tempat:

a) Desa : merupakan tempat kelahiran Open. Tapi desa tersebut tidak disebutkan namanya
dengan jelas, seperti dalam kutipan cerita berikut ini. “Desa itu seperti desa-desa lainnya,
tidak punya penerangan, tidak punya toko buku, dan tidak punya kamar kecil.”
b) Kota: tempat Open merantau seperti dalam kutipan di bawah ini. “Pada suatu hari Surtiah
dibawa Open ke kota. Di sini mereka bertemu dengan seorang mualim pula.”

Waktu:
Lebih banyak bercerita pada waktu malam hari, seperti dalam kutipan berikut ini.“Malam-
malam sebelum tidur bayangan-bayangan mengejar dia.”

Suasana:
Mengharukan. Ini terdapat pada penggalan cerita saat Open mulai menyadari keegoisannya
dulu, dia hanya memikirkan dirinya dan karangan-karangannya. Open kemudian menulis
surat kepada Surtiah untuk kembali ke kota

Alur: alur maju: asal usul nama Open, Open menjadi guru kelas, guru agama atau mualim,
pengarang, akhirnya menjadi penjahit.
Sudut pandang: sudut pandang orang ketiga, karena si pengarang hanya menceritakan kisah
orang lain, tidak mencantumkan namanya di dalam cerita ini.

Gaya bahasa: memakai bahasa yang baku

Amanat:

 Masih banyak jalan lain yang lebih baik untuk kita gapai, dan terus kejarlah apa yang kita
cita-citakan tapi jangan sampai melupakan orang yang sangat berharga di sebelah kita.
 Kejujuran dan kebenaran adalah hal yang penting
 Berterus terang pada tempat yang benar

 Unsur ekstrinsik

Biografi penulis: Abdullah Idrus

(lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921 – meninggal diPadang, Sumatera Barat, 18 Mei
1979 pada umur 57 tahun) adalah seorang sastrawanIndonesia. Ia menikah dengan Ratna Suri pada
tahun 1946. Mereka dikaruniai enam orang anak, empat putra dan dua putri, yaitu Prof. Dr. Ir.
Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal Idrus, Damayanti Idrus, Lanita Idrus, dan Taufik Idrus.

Nilai kehidupan:sebab cerita dalam cerpen ini menggambarkan tentang lika-liku kehidupan dan
segala makna berharga yang terkandung di dalamnya.

Latar belakang penceritaan

Sosial

Kehidupan Sosial yang terjadi adalah, sebuah kisah perjalanan dan perjuangan hidup rakyat pada
zaman dahulu untuk memperjuangkan hak-haknya atas pemberontakan pada masa Nippon.

Politik

Politik yang terjadi dimana pemegang kekuasan lebih berkuasa dan memiliki kekuasaan untuk
mengatur rakyat kecil yang sudah sengsara untuk mengikuti hal yang diminta pada masa Nippon.

Ekonomi

Kehidupan ekonomi yang terjadi zaman dahulu sangat rendah, sehinnga rakyat kecil begitu
sengsara dan membuat Nippon semakin berkuasa untuk menindas Bangsa Indonesia.

Budaya

Kebudayaan yang ada dalam cerita adalah kebudayaan Jepang, yang betindak semena-menanya
dalam merebut hak rakyat Bangsa Indonesia yang di perbudak oleh Nippon.

3. Aliran

Cerpen ini mengandung aliran REALISME.

Aliran ini mengutamakan realitas kehidupan. Sastra realis merupakan kutub seberang dari sastra
imajis. Apa yang diungkapkan para pengarang realis adalah hal-hal yang nyata, yang pernah
terjadi, bukan imajinatif belaka. Biografi, otobiografi, true-story, album kisah nyata, roman
sejarah, bisa kita masukkan ke sini. Sastra realis juga berbeda dengan berita surat kabar atau
laporan kejadian, karena ia tidak semata-mata realistik. Sebagai karya sastra, ia pun dihidupkan
oleh pijar imajinasi dan plastis bahasa yang memikat.

 Judul cerpen: Salah Sangka


Pengarang: Soeman Hasibuan (Suman Hs)

Sinopsis:"Salah Sangka" mengisahkan tentang Malim Boengsoe bapak empat putri dari sebuah
desa kecil yang menginginkan seorang putra. Ia terus menerus berdoa, dan istrinya hamil.
Sembilan bulan kemudian, ketika istrinya mulai bersalin, Malim sibuk berdoa untuk seorang
putra. Seorang penjahat menyelinap ke dalam kamar istri Malim, dan istrinya dan wanita lainnya
disana berteriak "Laki-laki! Laki-laki!". Malim mengucap syukur kepada Allah dan pergi ke kamar
ketika penjahat tersebut kabur. Ketika Malim datang dan bertanya mengenai putranya, ia
bingung, karena tidak ada orang lain disana.

Analisis unsur instrinsik dan ekstrinsik

 Unsur instrinsik

Tema: Doa tuan guru

Tokoh: Malim Bungsu, istri Malim, pencuri, perempuan tua-tua/ bidan.

Penokohan:

 Malim Bungsu: kuat beribadah, selalu merendahkan diri dan pada waktu yang terluang
ia selalu tafakur dan zikir
 Istri Malim: suka bersungut-sungut dan menyumpah- nyumpah
 Pencuri: suka mencuri milik orang lain
 Perempuan tua-tua/ bidan: suka panik dan tidak bijaksana

Latar:

 Tempat:

Di dusun -> Dusun Limbayung letaknya agak ke udik-udik, jadi terasinglah dari dunia megah.
Dusun itu tidak berapa besar; jumlah rumahnya tak lebih dari tiga puluh buah, tetapi
penduduknya rukun dan damai, menyebabkan penghidupan mereka itu makmur jua.

Dibilik/kamar istrinya->Perempuan-permpuan yang ada dalam kamar itu tersentak bangun,


lalu memekik minta tolong kepada tuan guru itu:

 Waktu:

Petang hari-> Petang harinya isterinya itu pun mulai merasa sakit-sakit.

Malam hari->Demikianlah pada malam itu, orang tua-tua dan bidan-bidan, sudah banyak di
rumah itu.

 Suasana: Panik/menegangkan, terkejut

Alur: maju
Sudut pandang: Orang ketiga karena dalam cerita digunakan penyebutan nama
tokoh( ia, Malim Bungsu, pencuri itu, wanita-wanita itu)

Gaya bahasa:

 Majas antitetis: Sebulan lepas, sebulan datang, maka saat isterinya itupun sampailah
 Majas personifikasi: Akan tetapi perutnya memaksa ia keluar, mencuri ke rumah orang

Amanat:

 Jangan serakah/egois untuk hanya mementingkan keinginan sendiri sementara


melupakan hal yang lain yang lebih penting
 Bersyukur dengan apa yang diberikan Tuhan
 Kesehatan dan keselamatan keluarga menjadi yang terpenting di bandingkan dengan
keinginan yang ingin di capai.
 Unsur ekstrinsik
 Biografi penulis: Soeman H.S. lahir pada 1904 di Bengkalis, Riau, dan meninggal
dunia di usia 95 tahun. Dia sempat berprofesi sebagai guru Bahasa Melayu dan
belajar menulis di bawah bimbingan gurunya yang juga seorang sastrawan,
Mohammad Kasim. Kumpulan cerita pendek Kawan Bergelut (1941) adalah karyanya
yang paling banyak dibahas. Dia juga menulis novel pertamanya, "Kasih Tak Terlarai"
(1929), yang berkisah tentang sepasang kekasih yang kawin lari. Novel lainnya,
"Percobaan Setia" (1932), mengenai seorang anak muda yang harus menghadapi
tipu daya orang lain sebelum dapat menikahi kekasih hatinya.
 Nilai agama: untuk beribadah dan berdoa kepada Tuhan YME
 Nilai moral: tidak boleh mencuri
 Nilai sosial: saling menjenguk dan bertanggung rasa ( menghormati orang yang di
kenal dengan kaji baik)

Anda mungkin juga menyukai