Anda di halaman 1dari 13

BUKU TANPA AKSARA

WRITTEN BY MAGGIE TIOJAKIN

Ben Loory
Wanita itu kembali dari toko buku menenteng setumpuk
buku. Ia membacanya dengan kecepatan tinggi, satu per
satu, selama tiga minggu. Namun begitu ia membuka buku
terakhir dari tumpukan buku yang dibelinya, wanita itu
mengerutkan dahi.

Semua halaman dalam buku itu kosong.

Setiap halaman. Bersih.

Wanita itu kemudian membawa buku kosong tersebut


kembali ke toko buku, tapi manajer toko menolak ketika
wanita itu berusaha mengembalikannya.

Si manajer beralasan bahwa di halaman kaver buku sudah


tertera tulisan, Buku ini tidak berisi tulisan dan tidak bisa
dikembalikan.
Wanita itu mengamuk. Dia menjelaskan bahwa apabila dia
tahu buku itu kosong, dia takkan membelinya. Namun si
manajer tetap kukuh pada pendapatnya.

Wanita itu segera beranjak pergi dari toko buku sambil


mendesah kesal.

Dilemparnya buku tersebut ke dalam tong sampah.

Beberapa hari kemudian, wanita itu melihat seorang pria


tengah membaca buku yang sama di dalam gerbong kereta
bawah tanah. Wanita itu kontan mencak-mencak; berteriak
kesal hingga didengar semua penumpang kereta

Buku itu kosong, bagaimana kau bisa membacanya! seru


wanita itu.

Tapi pria yang sedang membaca buku itu justru membela


bacaannya.

Kan bisa pura-pura, ujar pria itu. Tidak ada hukum yang
melarang orang untuk berpura-pura.
Kurasa kalau diletakkan di bawah lampu khusus, ada kata-
kata yang akan tampak di halaman buku itu, ujar seorang
wanita yang duduk tidak jauh dari mereka.

Wanita tadi juga memegang satu eksemplar buku yang


sama.

Bodoh! teriak wanita itu. Bagaimana kalian bisa sebodoh


itu? Kalian sudah gila semua!

Di stasiun perhentian kereta, seorang polisi dipanggil untuk


melerai persiteruan tentang buku tanpa tulisan itu.

Seorang kru televisi juga tiba di lokasi kejadian.

Wanita itu diwawancara. Sosoknya muncul di semua


segmen berita kota.

Wanita itu mengeluh keras-keras soal buku tanpa aksara.

Keesokan harinya, buku kosong itu muncul di daftar buku


terlaris baik dalam kategori fiksi maupun non-fiksi.
Kemarahan wanita itu pun semakin memuncak, tak
percaya apa yang sedang terjadi. Dia menghubungi stasiun
radio dan mengemukakan kemarahannya. Dia menelepon
lagi di hari berikutnya, dan sehari setelah itu, dan sehari
lagi setelahnya. Lalu dia dipanggil datang sebagai
narasumber pada sebuah acara TV untuk berdebat
langsung dengan pengarang buku kosong tersebut.

Buku Anda itu sampah! ujar wanita itu.

Si pengarang tak membantah, hanya duduk dan


tersenyum.

Wanita itu kemudian menjadi terkenal karena melawan


popularitas buku kosong tersebut. Dia bahkan menulis dan
menerbitkan buku yang isinya mencerca buku kosong tadi.

Gara-gara ulasannya, buku kosong itu jadi semakin tenar.

Wanita itu panik. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi. Dia
merasa seperti orang gila.

Suatu hari, seorang pria meludahinya di tepi jalan.


Wanita itu hanya berdiri tanpa perlawananterkejut, mati
rasa. Dia tidak sadar betapa besar kebencian orang-orang
terhadapnya. Maka dia membalikkan tubuh dan berlari
pulang sambil menangis tersedu-sedu. Setibanya di rumah,
wanita itu mengunci pintu dan jatuh menangis di lantai.

Wanita itu merangkak ke dalam kamar tidurnya dan


bersembunyi di bawah balutan selimut.

Wanita itu meringkuk di tengah malam gelap sambil


menutupi wajah dengan kedua tangan, menangis.

Keesokan paginya, wanita itu mencabut kabel telepon di


rumahnya. Dia tidak mau lagi menanggapi panggilan
wawancara dari manapun. Dia duduk di tepi ranjangnya
sesaat, lalu perlahan-lahan bangkit berdiri.

Wanita itu memutuskan untuk melanjutkan hidupnya.

Ia mengarahkan perhatiannya ke hal-hal lain.

Ia mengembangkan sejumlah hobi pribadi. Ia pergi


menyelam di laut lepas.
Ia bahkan bertemu dengan teman-teman baru.

Tanpa kontroversi yang disulut oleh amarah wanita itu,


buku kosong tersebut perlahan-lahan mulai turun dari
daftar buku terlaris. Selama berminggu-minggu, buku itu
terus merosot reputasinya hingga menghilang sama sekali
dari pasaran.

Buku yang ditulis wanita itu juga mengalami nasib serupa.

Tapi wanita itu sudah tidak peduli.

Tahun demi tahun berlalu. Wanita itu bertemu dengan


seorang pria. Ia jatuh cinta dan menikah. Ia punya anak
dan membesarkan mereka dan melepaskan mereka dan
menyaksikan mereka memulai keluarga mereka sendiri.

Wanita itu juga melalui masa-masa sulit bersama


suaminya, namun mereka tak pernah berpisah.

Lalu, suatu hari, di usia senja, suami wanita itu meninggal.


*

Selama berbulan-bulan wanita itu tidak bisa tidur. Dia


berjalan keluar-masuk ruangan demi ruangan dalam
rumahnya sendiri, layaknya orang tersesat. Dia
menyalakan dan mematikan lampu seenaknya. Dia duduk,
bangkit berdiri, lalu duduk lagi.

Suatu malam, wanita itu naik ke loteng untuk


membereskan barang-barang peninggalan suaminya. Di
sana, wanita itu menemukan sebuah buku yang sudah
lama ia lupakan. Buku tanpa aksara.

Sudah bertahun-tahun ia tak melihat buku itu.

Kini dia takut untuk membuka buku itu.

Wanita itu membawa buku tersebut ke bawah dan


menyimpannya di rak buku. Selama berminggu-minggu,
buku itu tak disentuhnya, dibiarkan berdiri begitu saja di
antara buku-buku lain. Hingga suatu hari ketika cucu-
cucunya tengah berkunjung ke rumah dan menginspeksi
rak bukunya.
Ini apa? tanya salah seorang cucu wanita itu seraya
mengangkat buku tersebut dari antara himpitan buku-buku
lain di atas rak. Ketika buku tersebut diangkat, tak sengaja
ada sesuatu yang terjatuh dari antara halaman-
halamannya.

Wanita itu membungkuk untuk mengambil benda tersebut.

Sebuah foto lama.

Foto itu adalah milik dia dan suaminya, di hari pertama


mereka bersua. Mereka berdiri berdampingan di tepi
pantai; dan di kejauhan matahari tampak memancarkan
cahaya senja yang kemerahan.

Oh, ujar wanita itu, lihat.

Dan sebuah senyuman lebar terkembang di wajahnya.

Entah bagaimana, tiba-tiba buku itu terbuka dengan


sendirinya tepat di hadapan wanita itu, dan di atas
halaman-halaman yang tadinya kosong kini telah tertulis
cerita hidupnya. FL
2013 @ Hak Cipta Fiksi Lotus dan Ben Loory. Tidak untuk
dijual, digandakan ataupun ditukar. Bila ingin repost, tolong
cantumkan link sumber Fiksi Lotus.

#CATATAN:

> Kisah ini bertajuk The Book dan telah diterbitkan


dalam koleksi cerita pendek karya Ben Loory yang
berjudul Stories for Nighttime and Some for the
Day terbitan Penguin USA di tahun 2011.

>> Ben Loory adalah seorang cerpenis AS yang bermukim


di Los Angeles.

>> Cerita pendek ini diangkat di Fiksi Lotus untuk


merayakan ulang tahun Ben Loory. Kalau kalian ada waktu,
bisa menyapa beliau di sini.
#POIN DISKUSI:

1. Apa kira-kira pesan yang kalian dapatkan dari cerita


ini?

2. Apa yang direpresentasikan oleh buku kosong


tersebut?
3. Apa kesan kalian tentang ending cerita?

4. Simbol apa yang kalian tangkap dari cerita ini?


Bagikan ini:

161Bagikan pada Facebook(Membuka di jendela yang baru) 161

Klik untuk email(Membuka di jendela yang baru)

Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)

Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru)

POSTED IN FIKSI
BEN LOORY
BUKU LARIS
BUKU TANPA AKSARA
FIKSI LOTUS
FIKSI PENDEK
THE BOOK
P O S S E B E L U M N Y A Selamat, Anda Tersesat!
POS B E R I K U T N Y A Mengupas Absurditas: SKTLA
MAGGIE TIOJAKIN
Maggie Tiojakin adalah seorang penulis, editor dan translator asal Indonesia. Dia
telah menulis dua kumpulan cerita pendek dan satu novel. Dia tinggal di Jakarta.

1 2 C O M M E N T O N B U K U TA N PA A K S A R A
1. kuntoJULI 11, 2013 PUKUL 12:23 PM
tiba2 saya jadi ingat spongebob dengan kardus kosong yang penuh imajenasi dan
squidward yang marah2.
buku kosong sepertinya merepresentasikan sebuah kisah kehidupan yang belum
tertulis dan bisa diisi oleh cerita apapun. mungkin begitu.

Suka
BALAS
2. willyJULI 11, 2013 PUKUL 5:39 PM
ben loory selalu luar biasa! susah menebak arah pikirannya. bagi sy cerpen ini
tentang kehidupan. orang-orang menjadi terkenal karena suatu sensasi bukan
karena kualitas dirinya.

Suka
BALAS
3. tiarrahmanJULI 12, 2013 PUKUL 2:16 AM
setuju dengan Kunto.. seperti Spongebob dengan kardus bekas tv.
dan squidward akhirnya bisa berkhayal juga seperti sponge bob

Suka
BALAS
4. tiarrahmanJULI 12, 2013 PUKUL 2:27 AM
1. Apa kira-kira pesan yang kalian dapatkan dari cerita ini?
Kontroversi akan melariskan buku.

2. Apa yang direpresentasikan oleh buku kosong tersebut?


Kebebasan imaginasi

3. Apa kesan kalian tentang ending cerita?


Sebetulnya saya sudah menduga si wanita itu akan suka dengan buku tersebut. Tapi
cara wanita itu menyukainya, cerita ini dengan baik menuturkannya.

4. Simbol apa yang kalian tangkap dari cerita ini?


Simbol? Setiap orang punya kisahnya sendiri

Suka
BALAS
5. NF (@nailalfahmi)JULI 13, 2013 PUKUL 5:18 AM
Pesan yang saya dapat dari cerita tersebut adalah kebencian yang berlebihan hanya
akan menghasilkan kebencian lain, dan membuat sang pembenci nelangsa.
Sementara ketenangan menghadapi kebencian, bahkan membalasnya dengan
senyuman membuat seseorang naik derajatnya. Buku tersebut mewakili kontroversi
yang tak berujung yang sering dijadikan bahan perdebatan dimanapun. Kontroversi
dan perdebatan tersebut tentu akan menarik minat yang sangat besar. Seperti yang
dapat disaksikan di seluruh dunia sekarang ini, hal-hal sepele yang dibesar-besarkan
akan selalu menjadi terkenal. Dan yang membuat terkenal itu bukanlah isi, tapi
tanggapan orang lain terhadap isi tersebut. Ending cerita dibuat seakan-akan si
tokoh akhirnya mengerti makna dari buku Kosong yang dulu ia benci itu. Butuh
waktu seseorang untuk memahami, bahkan terkadang sampai akhir hayatnya. Dan
dengan sangat jelas buku Kosong tersebut menyimbolkan sesuatu yang belum kita
pahami, belum kita ketahui, belum kita buka untuk hati kita hari ini.
Ketidakpahaman, ketidaktahuan dan keengganan membuka hati itu mungkin akan
berubah suatu hari nanti.

Suka
BALAS
6. simonAGUSTUS 8, 2013 PUKUL 1:20 AM
1. Jangan membesar-besarkan masalah/ bertindak berlebihan dalam menyikapi
sesuatu
2. Apa ya? Mungkin pengarangnya ingin mendapat keuntungan dari kontroversi yg
dia rencanakan akan timbul
3. Pikiran setiap orang tidak sama. Mungkin terkandung pesan untuk lebih
menghargai pendapat orang lain tanpa memaksakan pendapat diri sendiri
4. Simbol yang bs saya tangkap mungkin toleransi kali ya

Suka
BALAS
7. yohannSEPTEMBER 2, 2013 PUKUL 5:07 AM
1. Keputusan seseorang yang membawanya menuju kepada kekosongan, nihil
makna dalam hidupnya sebagai manusia. Ia marah pada keadaan itu namun ia juga
tak kuasa terhadap keadaannya. Tapi hidup harus terus berlanjut, hidup bukan cuma
urusan anda seorang. Ia harus bangkit ,bukan menyerah tapi menerima kenyataan
realita yg ada. Saya pikir ini sama pada hal pertobatan, pendewasaan atau titik
balik kegagalan setiap orang
2. Buku kosong mungkin merepresentasikan titik balik , titik kejatuhan seseorang,
pengalaman pahit yang sulit untuk diingat kembali
3. Happy ending , perlu keberanian atau secara tidak sengaja untuk mengakui
akhir yang indah perlu awal yang pahit
4. Simbol >> mungkin grow up ya

Suka
BALAS
8. AlethaSEPTEMBER 4, 2013 PUKUL 9:48 AM
1. Pesan yang saya dapat dari cerita ini : Kadang kita perlu diam dan memahami
#speechless
2. Hal yang direpresentasikan oleh buku kosong tersebut : Pandangan dan imajinasi
seseorang berbeda-beda, mungkin buku itu memberi ruang pada pembaca untuk
terlepas dari apa yang tertulis di buku itu dan membebaskan pikiran mereka (?)
3. Kesan saya tentang ending cerita : Wew butuh waktu lama banget buat tahu
maksud tuh buku bisu

4. Simbol yang saya tangkap dari cerita ini : Abstrak

Suka
BALAS
9. Fahmi PanjiSEPTEMBER 10, 2013 PUKUL 9:17 AM
Setelah saya baca dua karya sebelumnya, cerpen Ben Loory benar-benar unik
tidak ada nama dan dialog langsung. Alur plot yang cepat, dan makna cerita yang..
err apa ya istilahnya selalu berkaitan dengan motivasi kehidupan pokoknya. Terima
kasih Fiksi Lotus saya jadi dapat membaca karya-karya luar biasa seperti ini.

1. Apa kira-kira pesan yang kalian dapatkan dari cerita ini?


Wanita itu bersikap terlalu agresif dan terburu-buru dalam mengahadapi suatu
masalah, tidak berpikir jernih dan membiarkan dirinya dikuasai oleh kemarahan.
Buku kosong itu adalah musuh wanita tersebut, karena sikapnya yang tanpa pikir
panjang dan dikendalikan emosi, akhirnya musuh wanita itu menang dan
membuat kehidupan wanita itu menjadi kian terpuruk. Jika di ibaratkan buku kosong
itu adalah sebuah kehidupan, maka wanita itu telah berpikiran negatif pada
kehidupannya sendiri dan selalu merasa tidak puas, berbeda dengan orang lain yang
memandang buku kosong tersebut dengan sikap tenang dan pikiran positif. Namun
pada akhirnya wanita itu sadar bahwa selama ini buku kosong tersebut adalah
kehidupannya sendiri. Kita pun tidak dapat memaksakan kehendak kita kepada
orang lain, karena pada akhirnya kehidupan kita akan seperti wanita itu.

2. Apa yang direpresentasikan oleh buku kosong tersebut?


Sebuah kehidupan, dimana kata-katanya akan tertulis sesuai dengan apa yang telah
kita lakukan selama hidup ini.

3. Apa kesan kalian tentang ending cerita?


Well, pada akhirnya wanita itu berpikiran positif kepada buku kosong tersebut
(setelah melihat foto), dan buku itupun mau memunculkan kata-kata yang berisi
kisah masa lalunya. good ending.

4.Simbol apa yang kalian tangkap dari cerita ini?


Buku kosong sebagai simbol kehidupan manusia. Wanita itu sebagai kita yang
selalu tidak puas dengan kehidupan yang telah kita dapatkan dan ending cerita,
dimana akhirnya buku kosong itu terisi oleh cerita hidup kita, musuh yang selama
ini kita benci ternyata adalah kehidupan kita sendiri.

Suka
BALAS
10. OvierFEBRUARI 18, 2014 PUKUL 12:54 PM
Ingat kutipan di film The Book Thief: Kata2 adalah jiwa yang bakal mengisi lembaran-
lembaran putih buku kehidupan

Suka
BALAS
11. Taru Bema JohariDESEMBER 1, 2014 PUKUL 1:08 PM
Reblogged this on Harus Ku Taruh Dimana Kesombongan Ku? and commented:
Ben Loory adalah seorang pendongeng yang genius.
Suka
BALAS
12. KeybomiFEBRUARI 11, 2015 PUKUL 4:15 PM
Reblogged this on The Book Thief.
Suka
BALAS

TINGGALKAN BALASAN

Blo g di Wo rd Pres s. co m.
Ikuti

Anda mungkin juga menyukai