Anda di halaman 1dari 6

RESENSI NOVEL I

Judul : Titip Rindu untuk Ayah

Penulis : Terry Oktav

Penerbit : Rumah Oranye

~~~~***~~~~

Melihat judul buku ini membuat saya sangat tertarik untuk membaca nya ketika
melihat teman saya membaca buku ini. Kenapa ? Karena saya yakin buku dengan judul “
Titip Rindu untuk Ayah “ ini pasti mempunyai makna yang sangat dalam tentang seorang
ayah. Saya memang menyukai buku yang ber-genre family seperti ini karena selalu membuat
saya tersentuh ketika membacanya.

Novel yang ditulis Terry Oktav ini menceritakan kasih sayang sejati seorang anak
terhadap ayahnya terlepas bagaimana pun sikap ayahnya tersebut. Jabah, seorang remaja
perempuan yang sangat ceria, periang dan selalu berpikir positif kepada siapapun. Disaat
anak sebayanya pergi ke sekolah dengan tas yang bagus dan sepatu yang berkilau, tapi justru
dia rela tidak mengenyam bangku sekolah. Dia memilih bekerja sebagai pemulung untuk
memenuhi hidupnya dan ayahnya. Dia tinggal di sebuah perumahan, bukan perumahan elit,
hanya sebuah perumahan yang terbuat dari kardus, yang ketika hujan akan turun, mereka
harus tergesa-gesa menutupinya dengan selembar plastik besar. Suatu hari, dia bertemu
dengan seorang anak lelaki yang membuatnya jatuh cinta untuk pertama kali. Kebaikan lelaki
tersebut membuat hatinya tertarik untuk lebih dalam mengenalnya. Meskipun Jabah
mencintainya bertahun-tahun, tetapi pada akhirnya dia merelakkan lelaki yang dicintainya
tersebut untuk sahabatnya, Laily. Jabah merasa bahwa Laily lebih kesepian dibanding dirinya,
ibu Laily meninggal dunia karena penyakitnya tersebut.

Novel ini memberikan pesan yang sangat mendalam, bagaimana seorang anak yang
sangat mencintai ayahnya, hingga akhir hayat ayahnya pun dia tidak mau meninggalkan
ayahnya. Penulis dapat membuat kita terharu dengan kegigihan Jabah untuk merawat dan
membahagiakan ayahnya. Ini dapat menyadarkan kita bahwa bagaiman pun orang tua, kita
tetap harus menghormati dan mnyayangi nya. Terlepas bagaimanapun sikap orang tua.
Karena seperti pepatah “ Punggung ayah ialah rumah kita “ sayangilah dia selagi masih bisa
melihat senyum.
RESENSI NOVEL II

Judul : Tidur Berbantal Koran

Penulis : N. Mursidi

Penerbit : PT Elex Media Komputindo

~~~***~~~

Dari cover nya saja membuat kita tertarik untuk membaca buku ini. Seolah-olah kita
sudah mendapatkan bayangan bahwa buku ini menceritakan sebuah perjuangan seseorang.
Inilah membuat saya tertarik membaca buku ini atas rekomendasi seorang teman.

Setelah merasa gagal untuk memasuki universitas negeri yang di dambakannya, tidak
menyurut semangat Mursidi yang biasa disapa Munyuk ini untuk menuntut ilmu di jenjang
yang lebih tingi. Dia memutuskan untuk pergi ke kota Yogyakarta dengan harapan ia bisa
masuk universitas negeri dengan tes masuk. Dimulai dengan berjualan koran, dia bisa
mendapatkan uang untuk menghidupi dirinya sehari-hari, hanya saja tidak bisa membayar
SPP kuliahnya yang berujung kuliahnya yang terpaksa terhenti. Berawal dari berjualan koran
tersebut, dia mendapatkan ilmu dan pengalaman hidup yang sangat berarti, dan situ pula dia
memiliki mimpi menjadi penulis di koran. Dia mencoba menulis cerpen dan mengirimkannya
ke beberapa koran lokal, tetapi keberuntungan tidak memihak kepadanya karena tidak
satupun koran yang memajang karya nya tesebut. Perjuangannya tidak hanya sampai disitu,
dia mencoba untuk mengirimkan sebuah photo yang tidak sengaja dia ambil di sebuah jalan.
Beruntung, photo tersebut memikat hati redaktur salah satu koran lokal. Tidak hanya itu,
resensi novel pertamanya pun langsung dimuat di koran lokal Kedaulatan Rakyat atas saran
temannya. Setelah tulisan pertamanya dimuat tak lantas memberikan jalan yang mudah untuk
tulisannya yang lain. Belasan kali dia mengirimkan sebuah resensi, belasan kali pula
resensinya ditolak redaktur koran lokal maupun koran nasional. Hal tersebut tak meyurutkan
semangatnya dalam menulis, keep fighting begitulah prinsipnya.

Pesan dari novel ini sangat menginspirasi kita untuk mencapai cita-cita. “ Orang-
orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang terus belajar,
akan menjadi pemilik masa depan “. Salah satu quote dari Bapak insprator Mario Teguh yang
terdapat di buku ini menjadikan buku ini penuh akan motivasi dan inspirasi. Buku ini sangat
recomended untuk remaja-remaja yang butuh motivasi dalam mencapai cita-cita kita.
RESENSI NOVEL III

Judul : Bulan Terbelah di Langit Amerika

Penulis : Hanum Salsabiela dan Rangga Almahendra

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

~~~***~~~

Atas rekomendasi seorang teman, saya mulai tertarik membaca buku ini. Terutama
ketika melihat judulnya yang sangat menarik, yaitu “ Bulan Terbelah Dilangit Amerika “
membuat saya semakin penasaran dengan kisah buku ini.

Kisah novel ini berlatar belakang sebuah tragedi yang menggemparkan dunia. Dua
buah menara kembar yang tertinggi di dunia pada masanya itu runtuh akibat ditabrak oleh
dua buah pesawat yang dibajak oleh suatu kelompok. Tragedi World Trade Center ( WTC )
11 September 2001. Kelompok tersebut mengatasnamakan islam, atau dengan kata lain
mereka adalah teroris. Kisah suatu pasangan suami-istri yang merantau di salah satu benua
besar, Benua Eropa, tepatnya Wina, Austria. Rangga, meruapakan S-3 suatu universitas di
Austria, sedangkan Hanum seorang untuk sebuah koran berita di kota tersebut, Heute ist
Wunderbar. Suatu hari keduanya mendapatkan tugas dari masing-masing atasan untuk pergi
ke salah satu kota di Benua Amerika. Hanum, mendapatkan tugas besar dari Bos nya Getrud
untuk menyelamatkan perusahaannya yang terancam bangkrut. Dia harus bisa menaikkan
oplah perusahaannya dengan membuat artikel dengan judul Would the world be better with
islam ? terkait dengan Tragedi WTC 9/11. Hatinya bergemuruh, dia jelas menolak hal
tersebut. Tapi dengan berat hati dia menyanggupinya, karena jika jatuh ke tangan orang yang
salah, apalagi seorang yang tidak tahu islam sama sekali, maka agamanya akan semakin
tercoreng. Dia berusaha membuktikan bahwa dunia tidak akan lebih baik jika tak ada islam.
Bahwa islam bukan agama teroris.

Novel ini seolah-olah memberikan gambaran kepada kita bagaimana kondisi muslim
di negara barat tersebut. Tidak seperti di indonesia, masjid-masjid yang berdiri di Eropa sana
harus membayar pajak yang selalu naik setiap bulannya, jika umatnya tidak bisa membayar
maka masjid tersebut harus rela di gusur. Buku ini memberikan banyak kesan kepada kita
bagaimana seorang muslim mempertahankan kebanggaannya terhadap islam dan
membuktikan bahwa “ The world can’t be better without islam “.
RESENSI NOVEL IV

Judul : Under The Shouthern Stars

Penulis : Anida Dyah

Penerbit : Gagas Media

~~~***~~~

Novel ini membuat saya tertarik ketika melihatnya di salah satu daftar buku di
komunitas Reading Challenge di sekolah saya. Saya cukup menyukai novel yang
menceritakan seorang traveler.

Novel ini menceritakan perjalanan Anida Dyah, seorang gadis yang sudah lama
bekerja di sebuah perusahaan terkemuka. Dia rela meninggalkan karier (Career Break) yang
telah dibangunnya selama bertahun-tahun untuk pergi ke sebuah negara yang penduduknya
tak lebih banyak dari penduduk di Ibukota negeri ini. Benua Australia. Dia merasa sudah
penat dan ingin merasakan hidup bebas di alam dan jauh dari kebisingan kota. Awalnya
keluarganya tidak menyetujui rencana Anida, tapi keinginan Anida tidak bisa dihentikan.
Pergi dengan hanya bermodalkan tekad, akhirnya dia bisa menjajakan kakinya di negeri
kangguru tersebut. Tapi rencananya nya tidak sejalan dengan pikirannya, dia harus
mengumpulkan uang terlebih dahulu agar dia bisa ke tempat tujuannya dengan nyaman.
Melalui sebuah aplikasi, akhirnya dia bisa mendapatkan tumpangan bersama bacpaker lain
dengan tujuan yang sama, ke Melbourne. Mereka adalah Thomas dan Aymeric dari Prancis
dan Judith dari Jerman. Dalam perjalanannya ke Melborne tidaklah mulus, perbedaan
karakter dari teman seperjalannya menjadi salah satu hambatan yang harus mereka lalui.
Perbedaan pendapat dalam menentukan sesuatul hal yang harus mereka lakukan seperti
makan, tidur dan lainnya.

Dari novel ini kita juga mempeoleh pengetahuan baru tentang asal mula nama
Kangguru atau dalam bahasa inggris Kangaroo. Novel ini sangat cocok untuk kita yang ingin
merasakan bebasnya dunia luar setelah penat dengan pekerjaan yang sangat melelahkan dan
menyita banyak waktu. Novel ini sangat sederhana, berisikan banyak foto-foto sang penulis
diberbagai tempat dan gambar peta tempat
RESENSI NOVEL V

Judul : BUMI

Penulis : Tere Liye

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

~~~***~~~

Setelah melihat salah satu sinopsis yang dibuat oleh salah satu teman di komunitas
Reading Challange SMAN 1 Jalancagak, saya benar-benar tertarik dengan buku ini. Saya
sangat mencintai novel yang bergene fiksi, dan ini merupakan salah satu novel favorit saya.
Novel yang ditulis oleh pengarang novel terkenal, Tere Liye ini adalah novel yang ber-genre
Fiksi. Merupakan serial pertama dari Novel BUMI.

Novel ini menyuguhkan cerita fiksi fantasi yang sangat keren. Menceritakan tentang
petualangan 3 remaja ke dunia lain, Klan Bulan. Raib, seorang remaja perempuan berumur 15
tahun yang memiliki rahasia yang disimpannya dari orang lain termasuk orang tuanya sejak
berumur 2 tahun. Dia dapat menghilang kapan pun dia mau hanya dengan menutup wajahnya
dengan tangan. Selain Raib yang memiliki kemampuan menghilang, sahabatnya Seli pun
memiliki kemampuan yang tak kalah mencengangkan, tubuh dia tahan terhadap aliran listrik
dan dapat mengeluarkan petir dari telapak tangannya. Terakhir Ali, seorang manusia biasa
yang tidak memiliki kekuatan ajaib apapun seperti sahabatnya. Hanya saja dia memiliki otak
yang sangat jenius tetapi selalu mendapatkan nilai terburuk di kelas nya. Petualangan mereka
dimulai ketika Raib dan Seli yang sedang berjalan ke arah kantin yang letaknya dekat dengan
gardu listrik. Salah satu trafo tiba-tiba meledak dan merobohkan sebuah tiang listrik yang
mengarah ke mereka. Akibat kejadian tersebut, Raib dan Seli tidak sengaja menunjukan
kemampuan masing-masing untuk menyelamatkan diri mereka berdua. Bukan hanya mereka
yang terkejut, Ali yang tidak sengaja melihat tersebut pun tidak kalah terkejut. Dari sinilah
petualangan mereka di Klan Bulan dimulai.

Kesan setelah membaca buku ini adalah kita ikut berimajinasi seolah-olah kita
mengalami hal serupa. Gaya bahasa nya benar – benar mudah dimengeti dan cocok untuk
remaja seperti kita yang biasanay tidak terlalu menyukai bahasa yang puitis.

Anda mungkin juga menyukai