Anda di halaman 1dari 13

LABORATORIUM PILOT PLANT

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015

MODUL : MIXING (PENCAMPURAN)

PEMBIMBING : Bu Rintis Manfa’ati, S.T.

Praktikum : 20 Maret 2014


Penyerahan : 28 Maret 2014
(Laporan)

Oleh :

Kelompok : VI

Nama : 1. Sandra Sopian 121411

2. Fidihana Noviyanti 121411

Kelas :2B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2014
PENCAMPURAN (MIXING)
I. TUJUAN
1) Menggambarkan pola aliran yang dibentuk oleh pengaduk dala tangki
2) Menggambarkan pola aliran dalam berbagai kecepatan putaran pengaduk
3) Mencampur dua cairan yang saling melarut
4) Melarutkan padatan dalam cairan

II. DASAR TEORI

Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari


bahan yang diaduk seperti molekul- molekul, zat-zat yang bergerak atau
komponennya menyebar (terdispersi). Pencampuran adalah operasi yang
menyebabkan tersebarnya secara acak suatu bahan ke bahan yang lain dimana
bahan-bahan tersebut terpisah dalam dua fasa atau lebih. Pemilihan pengaduk yang
tepat menjadi salah satu faktor penting dalam menghasilkan proses dan pencampuran yang
efektif. Pengaduk jenis baling-baling (propeller) dengan aliran aksial dan pengaduk jenis turbin
dengan aliran radial menjadi pilihan yang lazim dalam pengadukan dan pencampuran.

2.1 Bejana
Syarat tertentu bejana:
1. Biasanya bagian bawahnya (bottomend) berbentuk melengkung
(bulat/lonjong) untuk mencegah penumpukan disudut bejana (staghnasi),
sehingga pengadukan terjadi dengan sempurna.
2. Diameter bejana hampir sama dengan tinggi permukaan fluida. (h ≈ d)
3. Harus mempunyai ruang kosong yang tidak dipenuhi oleh fluida, hal ini
untuk mengatasi pergolakan fluida akibat adukan, khususnya untuk
fluida yang cenderung fuming (berbusa) bila diaduk. h = 2/3 ht atau h =
3/4 ht
4. Bahan bejana terbuat dari bahan inert dan cukup kuat.
2.2 Jenis-jenis Pengaduk
Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan
secara umum, yaitu pengaduk baling – baling, pengaduk turbin, dan pengaduk
dayung.
2.2.1 Pengaduk jenis baling-baling (propeller)
Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah
satunya adalah baling-baling berdaun tiga.

Gambar 6
Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400
hingga 1750 rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan
dengan viskositas rendah.
2.2.2 Pengaduk Dayung (Paddle)
Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada
kesepatan rendah diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar
berdaun dua atau empat biasa digunakan dalam sebuah proses
pengadukan. Panjang total dari pengadukan dayung biasanya 60 - 80%
dari diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 - 1/10 dari panjangnya.
Gambar 7

Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena


aliran radial bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi
kecil. Sebuah dayung jangkar atau pagar, yang terlihat pada gambar 6
biasa digunakan dalam pengadukan. Jenis ini menyapu dan mengeruk
dinding tangki dan kadang-kadang bagian bawah tangki. Jenis ini
digunakan pada cairan kental dimana endapan pada dinding dapat
terbentuk dan juga digunakan untuk meningkatkan transfer panas dari
dan ke dinding tangki. Bagaimanapun jenis ini adalah pencampuran
yang buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk proses
pembuatan pasn kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik.

2.2.3 Pengaduk Turbin


Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki
banyak daun pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada
kecepatan tinggi untuk cairan dengan rentang kekentalan yang sangat
luas. Diameter dari sebuah turbin biasanya antara 30 - 50% dari
diamter tangki. Turbin biasanya memiliki empat atau enam daun
pengaduk. Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang
radial. Jenis ini juga berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan
dialirkan dari bagian bawah pengadukdan akan menuju ke bagian daun
pengaduk lalu tepotong-potong menjadi gelembung gas.

Gambar 8
Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o, seperti yang
terlihat pada gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga
sebuah kombinasi dari aliran aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini
berguna dalam suspensi padatan kerena aliran langsung ke bawah dan
akan menyapu padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin dengan hanya
empat daun miring digunakan dalam suspensi padat. Pengaduk dengan
aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan
pencampuran per satuan daya dan sangat berguna dalam suspensi
padatan.

2.3 Kebutuhan Daya Pengaduk

2.3.1 Bilangan Reynold

Bilangan tak berdimensi yang menyatakan perbandingan antara


gaya inersia dan gaya viskos yang terjadi pada fluida. Sistem
pengadukan yang terjadi bisa diketahui bilangan Reynold-nya dengan
menggunakan persamaan 3.

dimana :
Re = Bilangan Reynold
ρ = dnsitas fluida
µ = viskositas fluida

Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminer,


transisi dan turbulen. Bentuk aliran laminer terjadi pada
bilangan Reynold hingga 10, sedangkan turbulen terjadi pada bilangan
Reynold 10 hingga 104 dan transisi berada diantara keduanya.

2.4 Laju dan Waktu Pencampuran


Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan
sehingga diperoleh keadaan yang homogen untuk menghasilkan campuran
atau produk dengan kualitas yang telah ditentukan. Sedangkan laju
pencampuran (rate of mixing) adalah laju dimana proses pencampuran
berlangsung hingga mencapai kondisi akhir.
Pada operasi pencampuran dalam tangki berpengaduk, waktu
pencampuran ini dipengaruhi oleh beberapa hal :

1. Yang berkaitan dengan alat, seperti :


 Ada tidaknya baffle atau cruciform vaffle
 Bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propele, padel)
 Ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
 Laju putaran pengaduk
 Kedudukan pengaduk pada tangki, seperti :
a. Jarak pengaduk terhadap dasar tangki
b. Pola pemasangan :
- Center, vertikal
- Off center, vertical
- Miring (inclined) dari atas
- Horisontal
 Jumlah daun pengaduk
 Jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk

2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk :


 Perbandingan kerapatan atau densitas cairan yang diaduk
 Perbandingan viskositas cairan yang diaduk
 Jumlah kedua cairan yang diaduk
 Jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)

Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variabel yang dapat


dimanipulasi untuk mengamati pengaruh setiap faktor terhadap
karakteristik pengadukan, terutama tehadap waktu pencampuran.
Waktu pencampuran secara umum, diberikan oleh Norwood dan Metzner
adalah :

2 1/ 6
 Da   Dt   g 
2 1/ 2
t T (nDa ) 2 / 3 g 1 / 6
ft   nt T      2  ...........................(1)
H 1 / 2 Dt  Dt   H   n Da 

Untuk pengaduk propeler,

3/ 2 1/ 6
 Da   g 
2 1/ 2
t T (nDa ) 2 / 3 g 1 / 6  Dt 
ft   nt T   H   2  ...............................(2)
H 1 / 2 Dt  Dt     n Da 

Dimana :

Da = Diameter pengaduk (m) Dt = Diameter tangki (m)

H = Tinggi tangki (m) ntT = Mixing time faktor

g = Percepatan grafitasi (m/dt2) n = Kecepatan putar (rpm)

ft = Blending time factor

Mixing time faktor dapat diperkirakan dari gambar grafik dibawah


III. PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan

Alat

 Stopwatch
 Piknometer
 Viscometer
 Tachometer
 Termometer
 Gelas kimia 250, 1000 ml
 Gelas ukur 50 ml

Bahan

 Tepung kanji
 Aquades
 NaOH 2 M
 H2SO4 2 M
 Phenolphtalin (indikator PP)
3.2 Langkah Kerja
 Kalibrasi Kecepatan Pengadukan

1,5 Liter air dimasukkan ke


dalam bejana/tangki

pengaduk dinyalakan dengan


kecepatan putar pada skala 2.0 ;
3.0 ; dan 4.0

kecepatan pengaduk (RPM)


diukur dengan tachometer
untuk setiap skala

 Waktu Pengadukan

menimbang tepung memasukkan larutan


kanji sebanyak 500 kanji kedalam bejana
mengukur suhu
gram dan melarutkan pengaduk dan
larutan menggunakan
kanji kedalam ember menambahkan
termometer.
yang berisi 2 liter air indikator pp sebanyak
panas 5 mL.

menetralkan
menambahkan 30 mL mencatat waktu campuran dengan
NaOH 2 M kedalam perubahan warna menambahkan 30 mL
bejana pengaduk. campuran. H2SO4 2 M. catat
waktu penetralan

Ulangi percobaan
menentukan densitas
dengan kecepatan
dan viskositas larutan
putar yang berbeda
IV. DATA PENGAMATAN
 Dimensi Tangki Pengaduk
 Tipe pengaduk yang digunakan : Tree Blade / marine Propeller

 Diameter tangki (Dt) : 35 cm (atau 0.35 m)


 Diameter pengaduk (Da) : 20 cm (atau 0.2 m)
 Tinggi tangki (H) : 90 cm (atau 0.9 m)

1. Kalibrasi Alat

Menggunakan Air
Skala Putar Kecepatan (Rpm)
2,0 119,8
3,0 173,4
4,0 222,7

Menggunakan Larutan Kanji


Skala Putar Kecepatan (Rpm)
2,0 179,4
3,0 252,6
4,0 327,7

2. Waktu Pengadukan (larutan kanji)

Skala Rpm t1 (s) t2 (s) T (oC)

2,0 179,4 13,66 10 25


3,0 252,6 18,90 7,25 26
4,0 327,7 8,30 8,20 28

- Densitas Larutan Kanji = 0,96 gr/mL


- Viskositas Larutan Kanji = 7,8 Cp
*Menghitung viskositas larutan dengan vikometer dengan spindle 3 dan 100 Rpm (factor
pengalinya adalah 20).

Angka yang terbaca = 0.39

Viskositas larutan = 0.39 x 20 cP

= 7.8 cP

V. PENGOLAHAN DATA
1. Menghitung Densitas (𝜌) dengan pigno :
Berat cairan (plus pigno) = 46.12
Berat pigno kosong = 21.47
Jadi, berat total cairan = 46.12 – 21.47
= 24.65

Densitas cairan = 24.65 gram / 25 mL


= 0.986 gram/mL

2. Menghitung Nre
 Larutan kanji pada kecepatan putaran 327.7 Rpm
𝐷 2 𝑁𝜌
Nre = 𝜇
𝑘𝑔
0,22 𝑚2 𝑥 327.7 𝑟𝑝𝑚 𝑥 986.0 ⁄ 3
𝑚
= 7.8 𝑥10^−3

= 1,657 x 106

3. Menghitung Blending Time Factor


Dari grafik diperoleh nilai ntT (mixing time factor) = 1,12 x 102 :

 Larutan kanji pada kecepatan putaran 327.7 Rpm


𝑡 3⁄ 1 1⁄
2 1
𝑇 (𝑛𝐷𝑎 2 ) ⁄3 𝑔 ⁄6 𝐷𝑎 2 𝐷𝑡 ⁄2 𝑔 6
ft = 1 = ntT [ 𝐷 ] [𝐻] [𝑛 2 𝐷 ]
𝐻 ⁄2 𝐷𝑡 𝑡 𝑎

3⁄ 1 1⁄
2 0,2 2 0,35 ⁄2 9,8 6
= 1,12 x 10 [0,35] [ 0,9 ] [327.72 𝑥 0,2]

= 0,564 menit
VI. PEMBAHASAN

Pembahasan oleh Fidihana Noviyanti (121411043)

Dalam praktikum mixing (pencampuran) ini praktikan mempelajari dan membuktikan


faktor-faktor yang mempengaruhi pengadukan. Secara garis besar, faktor yang
mempengaruhi pengadukan dalam proses ini antara lain:

 Properties dari fluida yang akan diaduk,


 Dimensi alat yang digunakan.

Properties fluida yang diaduk diantaranya adalah kekentalan (viskositas) larutan dan
densitas larutan yang digunakan. Dalam praktikum ini digunakan 2 jenis larutan yang
berbeda. Yaitu air dan larutan kanji. Air digunakan untuk mengkalibrasikan alat yang akan
digunakan. Dengan menggunakan skala putar 2,0 ; 3,0 ; dan 4,0 akan didapatkan nilai
kecepatan putar dari pengaduk. Pengkalibrasian ini dilakukan secara duplo. Setelah dilakukan
kalibrasi alat, kemudian praktikan mengganti air dengan larutan kanji yang memiliki nilai
kekentalan lebih tinggi dari air.

Faktor kedua adalah dimensi alat. Faktor ini meliputi kecepatan pengaduk, jenis
pengaduk dan bentuk reaktor. Dalam praktikum ini, kecepatan pengaduk dijadikan variabel
manipulasi. Dengan kecepatan pengaduk yang berbeda akan diketahui blending time dari
proses mixing ini.

Larutan kanji yang telah dimasukkan kedalam bejana pengaduk kemudian ditambahkan
indikator pp agar dapat bereaksi dengan asam/basa, dalam proses ini digunakan basa NaOH 2
M. Indikator akan memberikan warna merah muda dalam larutan. Sehingga warna merah
muda yang terbentuk akan segera bercampur dengan larutan ketika diaduk. Sehingga dapat
diketahui waktu yang diperlukan untuk menghomogenkan larutan kanji yang telah
ditambahkan basa NaOH 2 M tersebut. Setelah larutan kanji homogen,kemudian
ditambahkan asam sulfat H2SO4 2 M. Penambahan asam sulfat bertujuan untuk menetralkan
larutan kanji yang basa. Sehingga dapat diketahui pula waktu yang digunakan untuk
menetralkan larutan kanji. Penetralan ini ditandai dengan kembali putihnya warna larutan
kanji seperti sebelum ditambahkan basa NaOH.

Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan data sebagai berikut:

No Keterangan Nilai
1 Densitas Kanji 0,96 gr/mL
2 Viskositas Kanji 7,8 cP
3 Densitas cairan 0,986 gr/mL
(menggunakan pigno)
4 NRe 1,657x106
5 Blending Time Factor (ft) 0,564 menit
LAMPIRAN

Memasukkan larutan kanji kedalam


bejana pengaduk

Warna larutan kanji setelah


ditambahkan NaOH 2 M

Anda mungkin juga menyukai