Oleh :
Kelompok : VI
Kelas :2B
2014
PENCAMPURAN (MIXING)
I. TUJUAN
1) Menggambarkan pola aliran yang dibentuk oleh pengaduk dala tangki
2) Menggambarkan pola aliran dalam berbagai kecepatan putaran pengaduk
3) Mencampur dua cairan yang saling melarut
4) Melarutkan padatan dalam cairan
2.1 Bejana
Syarat tertentu bejana:
1. Biasanya bagian bawahnya (bottomend) berbentuk melengkung
(bulat/lonjong) untuk mencegah penumpukan disudut bejana (staghnasi),
sehingga pengadukan terjadi dengan sempurna.
2. Diameter bejana hampir sama dengan tinggi permukaan fluida. (h ≈ d)
3. Harus mempunyai ruang kosong yang tidak dipenuhi oleh fluida, hal ini
untuk mengatasi pergolakan fluida akibat adukan, khususnya untuk
fluida yang cenderung fuming (berbusa) bila diaduk. h = 2/3 ht atau h =
3/4 ht
4. Bahan bejana terbuat dari bahan inert dan cukup kuat.
2.2 Jenis-jenis Pengaduk
Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan
secara umum, yaitu pengaduk baling – baling, pengaduk turbin, dan pengaduk
dayung.
2.2.1 Pengaduk jenis baling-baling (propeller)
Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah
satunya adalah baling-baling berdaun tiga.
Gambar 6
Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400
hingga 1750 rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan
dengan viskositas rendah.
2.2.2 Pengaduk Dayung (Paddle)
Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada
kesepatan rendah diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar
berdaun dua atau empat biasa digunakan dalam sebuah proses
pengadukan. Panjang total dari pengadukan dayung biasanya 60 - 80%
dari diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 - 1/10 dari panjangnya.
Gambar 7
Gambar 8
Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o, seperti yang
terlihat pada gambar 8, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga
sebuah kombinasi dari aliran aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini
berguna dalam suspensi padatan kerena aliran langsung ke bawah dan
akan menyapu padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin dengan hanya
empat daun miring digunakan dalam suspensi padat. Pengaduk dengan
aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan
pencampuran per satuan daya dan sangat berguna dalam suspensi
padatan.
dimana :
Re = Bilangan Reynold
ρ = dnsitas fluida
µ = viskositas fluida
2 1/ 6
Da Dt g
2 1/ 2
t T (nDa ) 2 / 3 g 1 / 6
ft nt T 2 ...........................(1)
H 1 / 2 Dt Dt H n Da
3/ 2 1/ 6
Da g
2 1/ 2
t T (nDa ) 2 / 3 g 1 / 6 Dt
ft nt T H 2 ...............................(2)
H 1 / 2 Dt Dt n Da
Dimana :
Alat
Stopwatch
Piknometer
Viscometer
Tachometer
Termometer
Gelas kimia 250, 1000 ml
Gelas ukur 50 ml
Bahan
Tepung kanji
Aquades
NaOH 2 M
H2SO4 2 M
Phenolphtalin (indikator PP)
3.2 Langkah Kerja
Kalibrasi Kecepatan Pengadukan
Waktu Pengadukan
menetralkan
menambahkan 30 mL mencatat waktu campuran dengan
NaOH 2 M kedalam perubahan warna menambahkan 30 mL
bejana pengaduk. campuran. H2SO4 2 M. catat
waktu penetralan
Ulangi percobaan
menentukan densitas
dengan kecepatan
dan viskositas larutan
putar yang berbeda
IV. DATA PENGAMATAN
Dimensi Tangki Pengaduk
Tipe pengaduk yang digunakan : Tree Blade / marine Propeller
1. Kalibrasi Alat
Menggunakan Air
Skala Putar Kecepatan (Rpm)
2,0 119,8
3,0 173,4
4,0 222,7
= 7.8 cP
V. PENGOLAHAN DATA
1. Menghitung Densitas (𝜌) dengan pigno :
Berat cairan (plus pigno) = 46.12
Berat pigno kosong = 21.47
Jadi, berat total cairan = 46.12 – 21.47
= 24.65
2. Menghitung Nre
Larutan kanji pada kecepatan putaran 327.7 Rpm
𝐷 2 𝑁𝜌
Nre = 𝜇
𝑘𝑔
0,22 𝑚2 𝑥 327.7 𝑟𝑝𝑚 𝑥 986.0 ⁄ 3
𝑚
= 7.8 𝑥10^−3
= 1,657 x 106
3⁄ 1 1⁄
2 0,2 2 0,35 ⁄2 9,8 6
= 1,12 x 10 [0,35] [ 0,9 ] [327.72 𝑥 0,2]
= 0,564 menit
VI. PEMBAHASAN
Properties fluida yang diaduk diantaranya adalah kekentalan (viskositas) larutan dan
densitas larutan yang digunakan. Dalam praktikum ini digunakan 2 jenis larutan yang
berbeda. Yaitu air dan larutan kanji. Air digunakan untuk mengkalibrasikan alat yang akan
digunakan. Dengan menggunakan skala putar 2,0 ; 3,0 ; dan 4,0 akan didapatkan nilai
kecepatan putar dari pengaduk. Pengkalibrasian ini dilakukan secara duplo. Setelah dilakukan
kalibrasi alat, kemudian praktikan mengganti air dengan larutan kanji yang memiliki nilai
kekentalan lebih tinggi dari air.
Faktor kedua adalah dimensi alat. Faktor ini meliputi kecepatan pengaduk, jenis
pengaduk dan bentuk reaktor. Dalam praktikum ini, kecepatan pengaduk dijadikan variabel
manipulasi. Dengan kecepatan pengaduk yang berbeda akan diketahui blending time dari
proses mixing ini.
Larutan kanji yang telah dimasukkan kedalam bejana pengaduk kemudian ditambahkan
indikator pp agar dapat bereaksi dengan asam/basa, dalam proses ini digunakan basa NaOH 2
M. Indikator akan memberikan warna merah muda dalam larutan. Sehingga warna merah
muda yang terbentuk akan segera bercampur dengan larutan ketika diaduk. Sehingga dapat
diketahui waktu yang diperlukan untuk menghomogenkan larutan kanji yang telah
ditambahkan basa NaOH 2 M tersebut. Setelah larutan kanji homogen,kemudian
ditambahkan asam sulfat H2SO4 2 M. Penambahan asam sulfat bertujuan untuk menetralkan
larutan kanji yang basa. Sehingga dapat diketahui pula waktu yang digunakan untuk
menetralkan larutan kanji. Penetralan ini ditandai dengan kembali putihnya warna larutan
kanji seperti sebelum ditambahkan basa NaOH.
No Keterangan Nilai
1 Densitas Kanji 0,96 gr/mL
2 Viskositas Kanji 7,8 cP
3 Densitas cairan 0,986 gr/mL
(menggunakan pigno)
4 NRe 1,657x106
5 Blending Time Factor (ft) 0,564 menit
LAMPIRAN