Anda di halaman 1dari 1

Pada suatu hari, ada anak perempuan bernama Marlinang Permatasari Tambunan

atau yang dikenal dengan nama panggilannya yaitu Lna, ia lahir tanggal 2 Oktober 1979 di
Medan, Sumatera Utara. Dia merupakan anak ke dua dari lima bersaudara, dari lima bersaudara
tersebut hanya satu anak laki-laki yaitu anak bungsu. Ia tinggal di rumah yang luas dan memiliki
fasilitas yang cukup, juga memiliki pembantu yang sangat baik dan sudah menjaganya dari ia
lahir. Semasa kecilnya ia sering bermain dengan tetangga nya bersama adik adiknya yang masih
kecil itu, namun ada bebrapa larangan yang dibuat oleh ayahnya yag harus mereka taati, yaitu
mereka tidak boleh keluar untuk bermain saat malam hari ataupun keluar tanpa izin dari
orangtuanya.
Hari haripun terasa membosankan karena merka sulit untuk bermain keluar,
akhirnya mereka memutuskan untuk diam diam keluar dari rumah dan bermain saat malam hari,
mereka meminta pembantunya untuk tidak memberi tahu ayahnya jika mereka tidak ada
dikamar, dan pada saat itu mereka berhasil keluar tanpa sepengetahuan ayahnya dan bermain
dengan teman teman mereka. Hari berikutnyapun mereka melakukan hal sama namun bedanya
kali ini ternyata ayahnya sudah tau apa yang mereka rencanakan sehingga ayahnya mencoba
untuk mencegah mereka keluar dengan menakut-nakuti mereka dengan suara yang aneh dan
mereka mengira itu hantu. Begitulah cara ayah mereka menjaga mereka hingga mereka dewasa
terutama anak-anak perempuanya.
Saat Lina sudah meranjak remaja, dia memiliki banyak teman di lingkungan
sekolahnya, dia juga digemari banyak orang termasuk guru guru karena sifatnya yang humoris
dan pintar. Lina banyak mendapat pernyataan cinta dari teman temannya yang menyukainya
namun dia selalu menolak karena dalam pikirannya dia tidak berniat untuk pacaran, dia hanya
ingin fokus pada pelajaran dan tujuannya. Suatu malam ia dan kakak tertuanya ingin pergi
keluar dengan teman temannya namun seperti biasa sulit karena ayahnya melarangnya, tetapi
kali ini mereka tetap pergi dengan cara diam diam, mereka berhasil keluar dan bermain. Tetapi
saat mereka sudah sampai rumah, mereka berusaha untuk membuka pagar dengan hati-hati agar
tidak bersuara dan masuk dengan mengendap-ngendap, mereka mengira orangtuanya sudah
tidur, namun ternyata ibunya belum tidur dan menunggu mereka pulang tanpa menyalakan
lampu ruang tamu. Mereka akhirnya dimarahi dan mendapat hukuman dari ayahnya atas apa
yang mereka perbuat. Itulah sebabnya Lina dan juga saudaranya sulit untuk berpacaran, sehingga
Lina juga tidak tertarik dengan pacaran hingga dia sukses.
Akhirnya masa kuliah pun tiba, Lina dan kakaknya memutuskan berkuliah di
Yogyakarta dan berkelana disana, dan mereka tinggal di tempat kost khusus putri. Lina memilih
jurusan dibidang Perhotelan sedangkan kakaknya memilih dibidang Arsitektur. Lina belajar
banyak tenatang memasak karena ia memilih jurusan tataboga,

Anda mungkin juga menyukai