Anda di halaman 1dari 3

Berbagi dengan Sahabat

Pagi itu saat akan berangkat sekolah, hujan tiba-tiba datang dengan sangat deras. Ani yang biasa jalan kaki ke

sekolah menjadi sangat bingung berpikir bagaimana dia akan pergi ke sekolah. Sambil merenung, ponsel Ani

berbunyi dan tertulis panggilan dari Lala tertera di ponselnya.

Halo Lala" sapa Ani kepada Lala. Lala si periang menjawab sapaan Ani dengan semangat "Ani hari ini hujan sangat
deras. Bagaimana jika kamu pergi ke sekolah bersamaku menggunakan mobil? Supaya kamu aman dan tidak
kehujanan". Mendengar penawaran Lala, Ani Pun menjawab dengan senyum leba diwajahnya "Boleh la, aku juga
bingung mau berangkat gimana kalau hujan masih deras seperti ini." Lala menjawab "Iya ni, aku khawatir tentang
kamu. Makanya aku coba menawarkan kamu untuk pergi ke sekolah bersamaku" Ani pun menjawab "Iya La,
makasih buat penawarannya" Lalu Lala berkata, "Ani aku sudah dekat dengan rumahmu, kamu siap-siap ya". Tidak
lama mobil Lala datang menjemput Ani. Akhirnya mereka berdua berangkat bersama ke sekolah.

Terlambat Ke Sekolah

Rizal adalah seorang anak SMP kelas 2 yang suka sekali bermain game. Dia sering begadang hanya untuk bermain

game. Malam tadi dia tidur sekitar jam 2 pagi. Hal tersebut membuatnya susah bangun untuk berangkat ke sekolah.

Hingga saaat orang tuanya bekerja rumah menjadi kosong, membuat Rizal seorang diri tidur di kamar tanpa ada

yang membangunkannya.

Kemudian dia terbangun dan mengambil ponsel untuk melihat jam. Betapa terkejutnya dia saat tahu ternyata sudah

jam 7 pagi. Rizal bangun dengan panik, bergegas mandi dan siap-siap untuk berangkat sekolah. Sampai di sekolah,

Rizal bertemu dengan satpam yang menjaga gerbang. Satpam itu berkata jika Rizal tidak boleh masuk. Namun Rizal

memohon agar dirinya bisa mahun. Dengan rasa iba, satpam membukakan gerbang untuk Rizal.

Saat menuju kelas, Rizal bertemu kepala sekolah. Melhat siswanya yang terlambang, kepala sekolah langsung

menyuruh Rizal untuk berdiri di tengah lapangan. Dan saat itu Rizal berjanji tidak akan begadang lagi.
Tidak Membawa Tugas

Pagi ini kelas dimulai dengan mata pelajaran matematika. Saat ini guru akan membahas tentang tugas yang sudah

diberikan minggu lalu. Semua siswa mulai mengambil buku tugas mereka dan siap untuk membahas tugas tersebut.

Namun terlihat satu orang yang justru panik dan terlihat belum siap untuk membahas tugas matematika minggu

lalu.

Guru yang melihat Fariz panik, pergi mendatangi dia. "Kenapa fariz?" dengan gugup Fariz menjawab "Ini bu buku

tugas matematika saya tertinggal". Guru matematika langsung memberikan tatapan tajam ke Fariz dan mengatakan

"Kamu tunggu di luar hingga pelajaran matematika selesai". Sontak Fariz kaget dan memohon untuk tetap berada di

kelas. Karena melihat kesungguhan Fariz ingin belajar matematika, akhirnya guru matematika tersebut mengizinkan

Fariz untuk tetap ikut pelajaran matematika.

Si Pencuri

Minggu pagi Kampung Durian Runtuh dihebohkan dengan warga yang kehilangan sepeda motornya. Pak Rangga

sebagai korban pencurian hanya bisa terduduk lemas. Pak Dalang sebagai ketua RW mulai resah dengan adanya

kasus pencurian sepeda motor di kampungnya. Dia meminta seluruh warga untuk waspada.

"Pak sepertinya kita harus berjaga secara bergantian setiap malam" Ucap Pak Agus warga yang khawatir. "Iya pak

selagi pencuri itu masih belum tertangkap, kami merasa belum aman". Pak Dalang setuju dengan keluhan warga,

"Baik mulai malam ini kita awasi kampung secara bergantian. Kita juga pancing pencuri tersebut untuk datang ke

kampung supaya bisa kita tangkap". Ucap Pak Dalang dan disetujui oleh warga.

Malamnya, bapak-bapak mulai bergantian menjaga kampung hingga Pak Agus melihat seseorang yang

mencurigakan. Pak Agus melapor ke Pak Dalang, dan Pak Dalang ingin memancing orang tersebut dengan menaruh

motor di halaman rumah Pak Agus. Setelah menunggu beberapa saat, orang yang dicurigai datang secara diam-diam
dan mulai melakukan tindakan kriminal. Saat motor akan dibawa pergi oleh pencuri, Pak Agus, Pak Dalang serta

warga lain menangkap basah perbuatan maling tersebut. Akhirnya mereka menangkap dan membawanya ke polisi.

Kini Kampung Durian Runtuh sudah aman kembali.

Berpisah dengan Sahabat

Rara dan Rini bersahabat sejak masih kecil. Mereka berdua tidak pernah berpisah dan selalu bareng kemanapun

pergi. Namun kebersamaan Rara dan Rini sebentar lagi akan hilang, karena Rara akan pindah rumah ikut dengan

dinas ayahnya bekerja.

Rini yang mendengar tentang kepindahan Rara merasa sangat sedih. Setiap malam Rini menangis di kamarnya

karena harus ditinggal sahabat kecilnya. Karena Rara tau kesedihan yang Rini rasakan, Rara berkunjung ke rumah

Rini dan menghibur dia. Rini tidak bisa menyembunyikan rasa sedih itu, saat Rara menghiburnya, Rini justru

semakin menangis.

"Kamu besok sudah tidak disini lagi dan aku sudah tidak mempunyai teman" Ucap Rini dengan sesegukan. Rara

yang sedih pun mengatakan "Rin jangan sedih, akupun tidak ada teman disana karena itu lingkungan baru untuk

aku. Kita berdua masih bisa saling komunikasi dan kita berlibur bersama". Setelah Rara mengatakan hal tersebut,

Rini menjadi terdiam dan berpikir jika yang dikatakan Rara ada benarnya.

"Karena besok kamu sudah pindah, hari ini kita main seharian" Ucap Rini. "Nah gitu dong, ayo kita main bareng".

Mereka berdua pergi bersama menghabiskan waktu berdua. Mereka ketaman bermain, jalan-jalan ke mall, menonton

film, karoke dan lain-lain. Tidak terasa waktu sudah malam dan mereka berdua harus pulang ke rumah.

Keesokannya Rara berpamitan kepada Rini dan keluarga Rini. Rini sudah terlihat lebih tenang dan mulai

mengikhlaskan kepindahan Rara.

Anda mungkin juga menyukai