Anda di halaman 1dari 2

Tidak Membawa Tugas

Pagi ini kelas dimulai dengan mata pelajaran matematika. Saat ini guru akan membahas
tentang tugas yang sudah diberikan minggu lalu. Semua siswa mulai mengambil buku tugas
mereka dan siap untuk membahas tugas tersebut. Namun terlihat satu orang yang justru
panik dan terlihat belum siap untuk membahas tugas matematika minggu lalu.

Guru yang melihat Fariz panik, pergi mendatangi dia. "Kenapa fariz?" dengan gugup Fariz
menjawab "Ini bu buku tugas matematika saya tertinggal". Guru matematika langsung
memberikan tatapan tajam ke Fariz dan mengatakan "Kamu tunggu di luar hingga pelajaran
matematika selesai". Sontak Fariz kaget dan memohon untuk tetap berada di kelas. Karena
melihat kesungguhan Fariz ingin belajar matematika, akhirnya guru matematika tersebut
mengizinkan Fariz untuk tetap ikut pelajaran matematika.

Si Pencuri

Minggu pagi Kampung Durian Runtuh dihebohkan dengan warga yang kehilangan sepeda
motornya. Pak Rangga sebagai korban pencurian hanya bisa terduduk lemas. Pak Dalang
sebagai ketua RW mulai resah dengan adanya kasus pencurian sepeda motor di
kampungnya. Dia meminta seluruh warga untuk waspada.

"Pak sepertinya kita harus berjaga secara bergantian setiap malam" Ucap Pak Agus warga
yang khawatir. "Iya pak selagi pencuri itu masih belum tertangkap, kami merasa belum
aman". Pak Dalang setuju dengan keluhan warga, "Baik mulai malam ini kita awasi kampung
secara bergantian. Kita juga pancing pencuri tersebut untuk datang ke kampung supaya bisa
kita tangkap". Ucap Pak Dalang dan disetujui oleh warga.

Malamnya, bapak-bapak mulai bergantian menjaga kampung hingga Pak Agus melihat
seseorang yang mencurigakan. Pak Agus melapor ke Pak Dalang, dan Pak Dalang ingin
memancing orang tersebut dengan menaruh motor di halaman rumah Pak Agus. Setelah
menunggu beberapa saat, orang yang dicurigai datang secara diam-diam dan mulai
melakukan tindakan kriminal. Saat motor akan dibawa pergi oleh pencuri, Pak Agus, Pak
Dalang serta warga lain menangkap basah perbuatan maling tersebut. Akhirnya mereka
menangkap dan membawanya ke polisi. Kini Kampung Durian Runtuh sudah aman kembali.

Berpisah Dengan Sahabat

Rara dan Rini bersahabat sejak masih kecil. Mereka berdua tidak pernah berpisah dan selalu
bareng kemanapun pergi. Namun kebersamaan Rara dan Rini sebentar lagi akan hilang,
karena Rara akan pindah rumah ikut dengan dinas ayahnya bekerja.

Rini yang mendengar tentang kepindahan Rara merasa sangat sedih. Setiap malam Rini
menangis di kamarnya karena harus ditinggal sahabat kecilnya. Karena Rara tau kesedihan
yang Rini rasakan, Rara berkunjung ke rumah Rini dan menghibur dia. Rini tidak bisa
menyembunyikan rasa sedih itu, saat Rara menghiburnya, Rini justru semakin menangis.

"Kamu besok sudah tidak disini lagi dan aku sudah tidak mempunyai teman" Ucap Rini
dengan sesegukan. Rara yang sedih pun mengatakan "Rin jangan sedih, akupun tidak ada
teman disana karena itu lingkungan baru untuk aku. Kita berdua masih bisa saling
komunikasi dan kita berlibur bersama". Setelah Rara mengatakan hal tersebut, Rini menjadi
terdiam dan berpikir jika yang dikatakan Rara ada benarnya.

"Karena besok kamu sudah pindah, hari ini kita main seharian" Ucap Rini. "Nah gitu dong,
ayo kita main bareng". Mereka berdua pergi bersama menghabiskan waktu berdua. Mereka
ketaman bermain, jalan-jalan ke mall, menonton film, karoke dan lain-lain. Tidak terasa
waktu sudah malam dan mereka berdua harus pulang ke rumah. Keesokannya Rara
berpamitan kepada Rini dan keluarga Rini. Rini sudah terlihat lebih tenang dan mulai
mengikhlaskan kepindahan Rara.

Anda mungkin juga menyukai