Anda di halaman 1dari 4

Kejanggalan Kemah Sibayak

By : Tasya

Tema : Horor

Pada saat liburan akhir pekan, aku dan keluarga ku pergi berliburan ke gunung sibayak berastagi,
kami mulai melakukan perjalanan jam 8 malam. Sepanjang perjalanan dan tepat nya ditengah
malam pukul jam 1 malam ban mobil kami bocor, ditengah tengah hutan, dan banyak pohon
besar, kemudian abang sepupuku dan supir travel kami turun untuk menggantikan ban mobil yg
bocor dengan ban mobil cadangan, aku dan sepupuku yg lain tetap diam di dalam mobil. setelah
beberapa menit kemudian kami mencium bau bau kabel gosong kemudian ada angin yg lumayan
agak sedikit kencang setelah anginnya berhenti tiba tiba kami mencium bauk darah dan bauk
kemenyan dan kami agak takut, kemudian supir masuk kemobil gambil alat alat ganti ban, dan
supir kami bilang kunci roda dan alat alat yg lain tiba tiba hilang dan kami merasa keanehan itu
dan setelah siap ban diganti dan kami pun melanjutkan perjalanan kami.

Setelah sampai di gunung sibayak kami sampainya pada sore hari, aku bersaman lima sepupuku
berkemah/ bercamping ke gunung sibayak kami berniat melakukan camping selama beberapa
hari disana. kami membawa segala perlengkapan yang dibutuhkan mulai dari tenda, makanan,
selimut dan alat tidur yang lain. Hal pertama yang kami lakukan adalah mencari spot bagus
untuk mendirikan tenda karena pada saat itu lumayan ramai juga orang camping. akhirnya kami
menemukan spot yang agak kepinggir dekat dengan pohon pohon dan dekat dengan toilet yang
agak tua tapi masih berfungsi walau ditempat lain ada toilet yang lebih baru dan setelah tenda
siap dipasang kami pun beristirahat.

Dan keesokkan harinya aku bersama 3 sepupuku yaitu rima, rara, dan melda mulai jalan jalan di
daerah gunung sibayak sambil menikmati keindahan gunung sambil foto foto mengabadikan
momen keindahan gunung sibayak, dan kami pun menelusuri jalan menuju hutan. saat itu masih
siang, sekitar pukul jam 1 siang. tapi disini justru pertama kali terjadi hal aneh, saat sedang asik
berjalan sambil mengobrol di tengah hutan, aku dan sepupuku sadar kalau kita kurang satu
orang. Rima, iya rima yang berjalan paling belakang tiba-tiba hilang. Ya, tidak ada jejak atau
tanda-tanda apa pun. Hilang begitu saja Bahkan tidak bicara apa-apa kepada kami, Karena takut
terjadi apa-apa, kami pun mulai mencarinya. rara menelusuri jalan kembali ke tempat tenda,
sedangkan aku dan melda berpencar mencari ke dalam semak dan pepohonan lebat. Untuk
mempermudah mencari rima, kami saling terpisah untuk mencari keberadaan rima ini. Aku
sendirian mencari di tengah pohon-pohon besar. Tak lama kemudian, aku melihat rima sedang
berdiri di dekat pohon Langsung saja aku dekati dia.

“rima!” panggilku.

rima menoleh dan langsung tersenyum saat melihatku. “Eh, iya!” katanya. Tidak ada yang aneh
sama sekali dengannya.

“Ngapain rima disini?” aku tanya

“Gak apa-apa, tadi penasaran aja ada binatang aneh. aku kejar, sekarang udah hilang.” kata rima

“Jangan macem-macem rima, di hutan asal kejar binatang. Nanti klo nyasar gimana?” kataku
dengan nada yang agak kesal.

Setelah bertemu rima, aku segera membawanya untuk perjalanan kembali ketenda, lalu di jalan
tadi bersamaan dengan melda yang juga baru keluar dari semak-semak.

“melda, rima udah ketemu nih!” ucapku

“Iya udah nih!” lalu melda menjawab lagi

“Lah?” Kami berdua langsung bingung. rima yang tadi kami bawa tiba-tiba menghilang lagi

“Barusan rima sama aku mel! Kemana lagi tuh anak ya?” tanyaku.

“Lah? rima sama aku barusan!” kata melda

“Sama mu? Orang tadi sama aku kok, aku ke sini bareng rima.Tadi aku ketemu dia di bawah
pohon.” kataku.

“Hah? rima samamu tas? rima tadi sama aku, tadi aku ketemu rima lagi duduk di batu di sana
tuh!” kata melda

Aneh, bukan? Di waktu yang bersamaan kami berdua bertemu dengan rima. Aku bertemu rima
di bawah pohon dan melda bertemu rima di batu sedang duduk Tapi saat kami berdua bertemu,
rima malah menghilang.
Belum selesai sampai di situ, rara yang tadi kembali ke tenda pun datang kembali. Dia berkata:
“Udah ayo lanjut jalan, si rima ada di tenda. Katanya males ikut.”

Sontak, perkataan rara semakin membuat kami berdua bingung.

“melda : aku sama tasya juga ketemu rima. mel kau ketemu juga di tenda? Itu beneran
rima?”tanya melda agak ragu

“Coba kita cek yuk! Kali aja itu beneran rima” kataku

Akhirnya kami bertiga memutuskan untuk kembali ke tenda untuk melihat langsung, apakah
memang benar ada rima di sana. Dan hal yang mengejutkan pun terjadi. Baru beberapa langkah
berjalan balik, seseorang memanggil.

“Woi!” teriak seseorang itu.

Saat kami menoleh, kami kaget ternyata rima sudah ada di depan dan sekarang dia malah
berjalan kembali mendekati kami. Aku, melda dan rara saling pandang dengan wajah takut
sekaligus heran.

“Kalian kok malah balik lagi sih? Malah ninggalin aku di depan!” kata rima.

Dari sini sudah aneh. Setelah aku dan melda bertemu rima.kemudian rara juga mengaku melihat
rima di tenda, kini rima malah muncul dari arah depan. Seolah-olah dia berjalan mendahului
kami, padahal tadi dia berada di paling belakang.

“Ninggalin gimana sih, rimaa? Jelas-jelas daritadi kau di belakang. Kok kau bisa tiba-tiba di
depan? aku gak liat kau jalan dahuluin kita.” kata rara

“kau ada berhenti gak tadi rima?” tanya aku.

“Enggak, aku jalan terus!” jawab rima yang juga bingung.

Sebenarnya kami belum yakin ini rima yang asli atau bukan. Akhirnya kami memutuskan untuk
kembali ke tenda, selama perjalanan kembali kami sengaja menempatkan rima jalan di depan.
Supaya dia tidak hilang lagi. Sesampainya di tenda, ternyata tenda kosong. Apa yang dilihat rara
itu tidak benar. Tidak ada rima di tenda. Dan rima yang bersama kami kali ini adalah rima yang
asli. Lalu rima siapa yang aku liat melda dan rara temui? aku bertanya dalam hati.

Cerita kedua, terjadi pada malam harinya. Saat itu kami mulai melupakan tentang kejadian aneh
semalam. Kami fokus bersenang-senang karena tujuan kami ke gunung sibaya adalah liburan.
Kami masak-masak, bakar sosis, minum kopi. Pokoknya malam itu seru. Sampai pada akhirnya,
saat hampir menjelang tengah malam kami semua masih bercanda. Kami tertawa cukup keras,
selayaknya kami saat sedang nongkrong. Terutama abang sepupu kami yang memang anaknya
suka melucu. Nah, ada satu momen di saat kami berlima tertawa bersamaan. Tertawa lepas dan
cukup keras selama beberapa detik. Namun saat kami semua berhenti ketawa, ada satu suara
ketawa yang tidak berhenti. Kami berlima pun saling melihat aneh karena kami semua sudah
berhenti ketawa tapi masih ada suara ketawa. Dan itu suara ketawa perempuan.

“Suara ketawa siapa tuh?” tanya abang sepupu, dan kami semua merinding mendengarnya.

Kami semua melihat dan menoleh kekiri dan kekanan karena tidak tahu itu suara siapa. Siapa
yang ikut tertawa bersama kami? Suaranya cukup dekat dari kami, padahal tenda-tenda lain
berjarak agak berjauhan dan kalau diperhatikan pun tidak ada yang tertawa. Beberapa detik
kemudian suara ketawa misterius itu pun hilang. Kami semua yang semula sedang seru
mendadak hening. Semuanya diam. Kami semua menduga itu adalah suara Kuntilanak yang ada
di pohon besar dekat tenda kami. pas disiang hari abang sepupu kami duduk diakar pohon yang
cukup besar. Tapi setelah kejadian malam itu, kami tidak berani lagi duduk di sana.

Sampai akhirnya satu per satu dari kami masuk tenda dengan alasan capek dan ngantuk. Padahal
jika dilihat dari wajahnya, mereka kelihatan sekali takutnya. Karena makanan dan kopi pun
sudah habis Aku pun ikut masuk bersama mereka. Semuanya tidur, tidak ada yang berani
membahasnya. Kami baru membahas berbagai kejadian aneh yang terjadi setelah pulang dari
tempat perkemahan itu.

Ternyata selain yang aku ceritakan, dengan sepupuku melda dan rara pun mengalami kejadian
aneh lainnya. Mungkin lain kali akan saya ceritakan apa saja yang teman-teman saya alami.
Dengan sudut pandang mereka tentunya

Anda mungkin juga menyukai