Anda di halaman 1dari 8

Mungkin bagi sebagian orang pergi untuk menaiki sebuah gunung adalah hal yang melelahkan.

Tapi
tidak bagi ku, sebab ketika aku melakukan perjalanan untuk menaiki gunung setibanya disana aku bisa
merasakan hal yang tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata. Tapi sensasi setelah kita berhasil sampai di
puncak, itu yang tidak bisa dirangkai dengan kata-kata.

Cukup bagi saya untuk membuka cerita ini, sekarang saya akan menceritakan salah satu pengalaman
yang saya alami sendiri ketika saya mendaki gunung. 3 tahun lalu saya dan teman-teman yang suka
mendaki membicarakan tentang mau kemana trip selanjutnya. Di group sudah sangat heboh, ada yang
mau ke gunung sini, sini, sini dan banyak ide dari semua orang di group chat. Tapi dari perbedaan
pendapat dan ide itu pada akhirnya kami satu tujuan yaitu salah satu gunung yang ada di Jawa Timur.

Kami pergi di hari kamis malam, dengan menggunakan kereta api namun ada salah satu dari anggota
group pendakian yang memang asli dari Malang jadi dia akan menyusul ke tempat makan yang sudah di
tentukan. Saya dan rombongan sebanyak 5 orang sampai sekitar pukul setengah enam pagi, dan
langsung menuju tempat makan yang sudah di tentukan untuk sarapan. Sesampainya saya dan
rombongan di tempat makan, karena merasa lapar langsung saja kami memesan makanan. Dan tidak
lama kemudian teman kami yang asli dari Malang dating, dan kami berbincang-bincang membicarakan
jalur mana yang akan kami lewati untuk bisa sampai di puncak gunung.

Perkenalkan nama saya Joko, dan teman saya Angga, Anto, Imam, Ijal dan teman saya dari Malang sebut
saja om (Karena nama kami semua adalah nama samara). Maaf karena baru memperkenalkan di
pertengahan cerita.

Setelah selesai makan dan berbincang-bincang, beberapa dari kami yang sebenarnya baru saja bertemu
tapi tidak merasa canggung sama sekali ketika bertemu di stasiun pertamakali. Dan ketika sampai di
Malang ternyata juga semakin bertambah akrab. Dan akhirnya kami menuju kerumah om untuk
beristirahat sebentar dan di sore hari kami akan siap siap untuk berangkat. Yup kami semua
menumpang nginap di rumah om untuk mengirit biaya hahahahah ya itulah yang sering saya dan teman-
teman lakukan ketika ingin berpergian untuk mendaki. Dan untungnya teman ku om sudah mengenal ku
1 tahun sebelum keberangkatan ku ke Malang kali ini. Karena sebelumnya kami juga pernah mendaki
bersama di salah satu gunung yang ada di daerah Jawa Barat. Dan ide untuk mendaki kali ini pun itu ide
dari si om.

Dan singkat cerita sesampainya saya dan kawan-kawan di rumah om, tak di sangka walaupun rumah om
di kampong tapi pemandangan yang ditawarkan tidak lah mengecewakan rumahnya yang rapih,
halaman rumah yang masih banyak terdapat tanaman dan di sepanjang jalan mau menuju rumahnya
terdapat banyak perkebunan dan sawah itu adalah pemandangan yang paling keren. Sesampainya di
rumah om ternyata kami disuguhi lagi makanan, dan tak segan kami makan kembali karena entah
mengapa perut ini selalu memiliki ruang untuk makanan gratis hehehhehe.

Karena kami sangat nyaman untuk tinggal di rumah om, sesampainya disana kami bukannya beristirahat
malah memutuskan untuk jalan-jalan untuk melihat lingkungan sekitar dan tak disangka banyaknya
lahan perkebunan yang dimiliki oleh om (padahal dia masih muda). Tal terasa waktu sudah
menunjukkan pukul 12 siang dan kami pun kembali ke rumah om untuk beristirahat.
Di rumah om, saya, ijal dan angga tidur siang. Namun tidak dengan om dan Anton dan Imam. Mereka
masih asik berbincang tentang warga sekitar yang kami temui. Ditengah perbincangan Imam izin
sebentar untuk ke kamar mandi. Selang tak lama dia kembali dan bergabung untuk mengobrol lagi, dan
dia bertanya “om kamu punya adik ko ayu banget ya”. Om pun memasang muka bingung dan berkata
“hah? Adik? Adik dari Zimbabwe? Hahahahhaha”. Imam berkata lagi “lah yang tadi aku liat itu siapa?”.

Karena Imam merasa penasaran di lihatnya lah kembali ke dapur wanita yang tadi dilihatnya, namun
ketika kembali tak ada seorang pun disana. Dan ketika kembali ke ruang tamu dia berkata “iya om gaada
siapa-siapa, yang tadi ku lihat itu siapa ya?”. Om berkata “ya mungkin penyambutan buat kamu,
biasanya kalo ada orang baru malah penyambutannya lebih heboh hahahahah”. Imam bertanya
“penyambutannya kalo yang heboh kaya gimana tuh?”.

Tak terasa waktu sudah sore hari dan kami pun bersiap untuk mendaki. Segala keperluan, perlengkapan
di periksa kembali agar jika ada yang tertinggal dapat diantisipasi. Walaupun om sudah sangat hatam
dengan trek yang akan kami lalui persiapan tetap harus dilakukan. Setelah semua di cek dan sudah
lengkap kami pun siap untuk mendaki.

Sesampainya di pos registrasi, kami memberikan informasi yang dibutuhkan kepada pihak pengelola
jikalau terjadi apa-apa itu akan mempermudah pengelola untuk menyelesaikannya. Registrasi sudah,
dan kami siap untuk mendaki, kebetukan trek yang akan kami lalui memang trek yang dihindari bagi
sebagian pendaki karena terlalu terjam. Namun ada beberapa kelompok yang memilih trek yang sama
dengan kami, maka kami beriringan. Di perjalanan kami berkenalan satu sama lain, dan malah jadi
akrab. Waktu masih menujukkan waktu sore hari namun menjelang maghrib, dan salah satu dari
kelompok sebelah ada yang berkata “itu kamu mas ajak cewe ko di diemin aja si dari tadi? (sambil
menujuk kearah ku)”. Dan aku hanya bisa melongo cengo.

Walau begitu tak ada satupun orang yang menanggapi hal tersebut dengan serius. Tapi di tengah
perjalanan, Imam kembali melihat sosok yang dilihatnya di rumah om. Tapi kali ini begitu jelas, lagi-lagi
sosok makhluk halus berwujud wanita katanya berada di sampingku. Tapi aku masih menanggapinya
dengan tidak terlalu serius karena aku tau bahwa setiap di dunia ini bukan hanya ada manusia tapi ada
juga dunia lain yang dihuni dengan makhluk halus. Aku berkata “yasudah mam biarkan saja jangan kita
hiraukan. Tapi bukan gitu mas, masalahnya dia terkadang membisik di teling dan berkata dengan kata-
kata yang kurang begitu jelas dia ngomong apa, dan ketika tadi aku sedang asik ngobrol dan mengarah
ke kamu tak sengaja aku melihat sosok yang tadi aku juga lihat dirumah om. Aku khawatir makanya aku
mengatakannya, ya maklum kita sedang di gunung aku tau makhluk seperti itu mungkin jumlah nya lebih
banyak tapi karena sudah menganggu makanya aku ungkapkan saja”. Dan om berkata “yasudah kita
lanjut lagi aja yuuk mendakinya nanti malah gabisa bermalam dan melihat keindahan bintang-bintang”.

Di sepanjang jalan kami memiliki cerita dari masing-masing orang, ada yang cerita lucu, galau, kisah
cinta, pekerjaan dan banyak lainnya. Tapi ada satu hal menarik yang di ceritan Reza, dia selalu cerita
yang sebenarnya menurut ku itu sebuah kode untuk kami ketika kami melakukan hal yang diluar batas
ketika mendaki. Seperti buang sampah, bicara kasar, dan justru terkesan menantang. Ketika hal-hal
tersebut terjadi Reza biasanya langsung mengingatkan kami. Dan terakhir dia berkata “kita sedang di
kelilingi jadi kalau bisa kita jaga sikap. Soalnya mulai tambah rame”. Ketika Reza bilang seperti itu banyak
suara hewan bermunculan. Sesampainya kami di puncak, salah satu rekan dari rombongan seorang
cewe kesurupan. Dia berkata “sambil tertawa kemudian berkata “mau ikut””. Untungnya ketika di
puncak kami bertemu dengan rombongan lainnya yang bisa menyembuhkan orang kesurupan.

setelah kita semua sampai di puncak saat itu hari sudah malam, kita segera memasang tenda untuk kita
semua ber istirahat.

setelah memasang tenda selesai, kita semua bergegas untuk bikin api unggun karna cuaca sangat dingin
sekali di puncak malam ini.

aku disuruh untuk mencari kayu untuk membuat api unggun, aku menemukan kayu tersebut dan setelah
aku ingin mengambil nya telinga ku seperti ada yg meniup dari arah belakang, segera aku melihat ke
arah belakang dan tidak ada siapa siapa di belakang ku. aku segera bergegas untuk menuju ke arah
teman teman ku yang lain dan membantu untuk bikin api unggun.

kemudian tiba tiba reza bertanya kepada ku. " dari tadi dia demen banget ikutin lo deh ,sampe jail begitu
jangan kaget ya kalo ngeliat langsung. " kemudian reza pergi ke arah tenda mengambil panci kecil untuk
memasak air panas.

aku hanya bisa bengong dan mencoba memahami apa yang barusan saja reza bilang ke pada ku.

" udah deh stop pergi sana jangan ikutin gue" aku berbicara seperti itu agar si "cewe" yg di maksud itu
pergi dan tidak mengganggu aku lagi.

tiba tiba seketika kuping ku dingin dari arah belakang dan ada suara wanita berbicara, " aku mau ikut "

dari situ saat aku mendengar suara tersebut aku segera lari ke arah teman teman dan ikut bergabung,
ternyata mereka disana semua sudah kumpul dan sedang menghangatkan diri mereka dekat api unggun.

aku segara ke arah reza dan menghampirinya.

"za, tolong gue dong gimana ini, mau ikut mulu katanya tadi gue denger pas gue ngomong sendiri.
maksudnya gue ngomong kaya gitu biar dia ga ikutin gue terus." aku berbicara seperti itu ke reza.

" nanti dia ngambek hahaha dan ngunjukin dirinya ke elo, tuh dia ngambek ada di belakang lo. tapi
kayanya disini ada juga yg ga suka sama si cewe itu tar lagi juga dia kabur hahaha " reza berkata seperti
itu kepada ku, dan aku masih mencerna apa yg di maksud reza.

kita masih di depan api unggun sambil menikmati indomie dan teh ataupun kopi untuk menghangatkan
tubuh kita masing masing.
waktu tidak terasa cepat berlalu, udara disini semakin dingin sekali dan hanya suara binatang yg bisa
kami dengar.

"udah yuk kita masuk ke camp,besok masih ada aktifitas lagi yg harus kita la kuin. " om bicara kepada
kita semua

" yuk,gue juga udah ngantuk nih."

kita semua masuk ke camp masing masing, dan kebetulan aku satu camp sama reza.

reza sudah langsung tidur terlebih dahulu meninggalkan aku yg masih belum bisa tidur, karna dengar si
cewe itu selalu bilang "ikut" aku sudah mencoba memejamkan mata ku untuk tidur, beberapa kali aku
geser ke kanan ,ke kiri bahkan duduk dan tidur lagi agar bisa tidur tapi tidak bisa sama sekali.

aku mendengar suara seperti langkah kaki....

saat aku mendengar suara langkah kaki aku hanya diam,dan tidak aku coba perdulikan...

tetapi langkah tersebut seperti mendekat ke arah ku, aku ingin membangunkan reza untuk coba
memastikan siapa yang ada diluar.

langkah kaki lagi benar benar ingin mendekat ke arah tenda ku dan reza...

"za... za..."

----_____-----

tidak ada jawaban dari reza sama sekali,sepertinya reza sangat lelah dan sudah mengantuk.

rasanya aku ingin coba melihat keluar untuk memastikan siapa yang ada di luar..

suara langkah kaki lagi dan seperti cara berjalannya di serot ke arah ku..

"om..."

tetapi tidak ada yang berbicara...

"apaansi gausah main main deh"


suara langkah kaki itu pergi seperti ke arah tempat api unggun,iya api unggun masih tetap kita
nyalahkan agar kita bisa sedikit merasa hangat...

perasaan ku agak sedikit tenang ,karna suara langkah kaki itu sudah menjauh dan tidak terdengar lagi...

sekarang jujur, perasaan ku sudah tidak karuan seperti ada perasaan yang mengganjal . memang ada
rasa takut juga di dalam hati ku sekarang yang aku coba rasakan.

mata ku sudah mulai mengantuk, aku mencari posisi yang enak untuk tidur.

tetapi tiba tiba reza bangun dan melihat ku, " abis ini lo bakal tau dia si cewe " dan reza kembali tertidur.

" apaansi za, lo ngigo ya. zaaa...za... aku coba membangunkan reza lagi dengan cara menggoyangkan
badannya..

"apaan gue ngantuk" reza bilang seperti itu.

aku langsung membelakangi reza.

seperti ada suara orang menangis dari daerah dekat api unggun...

suaranya sangat jelas...

"zaa..zaa... ada yang nangis zaa... bangun temenin gue ke depan liat... zaaa.. " aku mencoba
membangunkan reza.

"gue ngantuk,lo aja sana gaada apa apa paling binatang."

"engga za, ada orang nangis suara cewe"

---___--- tidak ada jawaban dari reza,masih dengan suara tangisan...

"siapa di luar????" kata ku..

malah suaranya masih nyaring terdengar, seperti tangisan yang sangat sedih sekali..
"siapa di luar????" kata ku..

malah suaranya masih nyaring terdengar, seperti tangisan yang sangat sedih sekali..

aku coba memberanikan diri untuk melihat ke arah luar tepatnya ke arah api unggun, tangisan itu
semakin kencang terdengar aku membuka tenda camp dan aku melihat ada wanita duduk dan menangis
melihat api unggun tersebut..

aku coba masuk ke dalam mencoba untuk membangunkan reza..

"za...zaa... bangun za, ada cewe diluar za lagi nangis, anterin gue liat ke luar tolongin kenapa dia nangis
kaya gitu ayukk.."

aku terus menggoncangkan badan reza, dan reza tidak ada respon sama sekali untu bangun.

" yaudah deh za gue keluar sendiri aja, daritadi di bangunin ga bangun bangun"

aku balik lagi untuk mencoba melihat wanita tersebut, tetapi suaranya sudah tidak terdengar. aku
membuka pintu camp dan wanita itu sudah tidak ada.

aku menuju ke arah tempat api unggun dan sambil mencari cari kemana wanita tesebut.

"lah tadi ada orang sekarang udah gaada,aneh.."

aku berbicara seperti itu..

aku masih melihat sekeliling ku dan masih mencari wanita tersebut.

"udah ya gausah gangguin lagi,gue ngantuk tolong..."

aku segera mencoba untuk kembali lagi ke camp,dan saat aku mencoba untuk berbalik seketika
tubuhku merasa dingin dan susah sekali untuk digerakan.

semua dingin terasa sampai ke tulang..

zaa...zaa...ommm... siapapun tolong...tolong...


aku berteriak terus memanggil siapapun dan tidak ada yang merespon..

"tolong gausah ganggu saya,kalau memang ada yg mau dibicarakan tolong bicarakan saja. jangan
menggangu saya.."

dan badanku sudah tidak dingin lagi,dan aku menghadap kebelakang..

"aku ikut ya"

iyaa...aku melihat wanita itu,wanita yg selama ini menggangu ku. dia tidak mengganggu ku dengan
wujud aslinya, dia tidak menyeramkan.

"tolong gausah ganggu saya.."

"saya hanya kesepian ,saya mau ikut...."

"tidak boleh ikut.."

kemudian dia hanya tersenyum dan berjalan ke arah pohon besar yg jarak nya tidak jauh dari camp. aku
mencoba mengikutinya..

sesampai di pohon tersebut,aku tidak melihat dia wanita itu sudah tidak ada lagi...

"semoga kamu tenang.." kataku seperti itu

dan aku segera berbalik ke arah camp ingin beristirahat,sebelum sampai aku mendengar suara wanita
itu..

"maaf"
"semoga kamu tenang.."

Anda mungkin juga menyukai