Anda di halaman 1dari 5

KECELAKAAN SAAT BERKENDARA MOTOR

Oleh: Nazwa

Pada suatu hari, aku lagi ada janjian sama teman-temanku buat pergi jalan-jalan yang
lumayan jauh, tepatnya di tengah-tengah kotaku, tapi aku itu takut banget buat minta izin sama
orang tuaku, soalnya orang tuaku itu tipe-tipe orang tua yang suka melarang anak-anaknya buat
main atau sekedar jalan-jalan yang jauh tanpa diawasin sama mereka, apalagi kalau mainnya naik
kendaraan bermotor dan aku yang ngendarain sendirian. Terus waktu minta izin ke orang tuaku,
aku lumayan nekat buat berbohong sama ibuku. Ketika itu, aku cuman minta izin sama ibuku
buat main ke rumah temanku yang ada samping perumahan kita, soalnya kalau aku cuman izin ke
rumah temanku yang ada di komplek sebelah, aku pasti diperbolehkan untuk mengendarai motor
sendirian. Padahal, kenyataanya itu aku pergi jalan-jalan sama teman-temanku pakai motorku.
Terus, waktu itu kita cuman pakai motorku, jadinya motor kita cuman ada satu dan dipakai buat
berboncengan tiga orang.

Ketika lagi dalam perjalanan ke tempat yang mau dituju itu, temanku udah bilang kalau
dia sudah merasa benar-benar ngantuk banget. Namun, kami hanya menganggapnya cuman
bercanda. Tapi tidak lama setelah itu, tepatnya ketika kita sudah sampai di jembatan, aku sama
temanku yang dibonceng sama dia itu merasakan kalau motornya seperti oleng dan merasa kalau
kita akan jatuh. Lalu, aku menanyakan kepada temanku yang menyetir motor apakah dia baik-
baik saja? Dan dia menjawab kalau dia baik-baik saja. Namun, pada akhirnya motor yang
dikendarai olehnya tiba-tiba oleng dan kita yang dibonceng sama dia itu langsung jatuh semua
dari motor terus jatuhnya tepat banget di pinggir jembatan yang kita lewati. Di pinggir jembatan
itu, permukaannya benar-benar kasar dan tidak rata, sehingga kami hanya luka-luka dibagian
lutut dan siku saja. Namun, temanku yang menyetir motorku mengalami luka yang benar-benar
parah, soalnya kaki dia menyapu permukaan tanah yang ada dipinggiran jembatan tersebut.
Parahnya lagi, jalanan disitu benar-benar sepi dan jarang ada pengendara yang melewati jalan
tersebut. Kami sebenarnya agak kesusahan untuk meminta pertolongan. Namun,
Alhamdulillahnya nyawaku sama teman-temanku masih bisa tertolong.
Akibat dari susahnya kami meminta pertolongan, akhirnya kami segera bangun dengan
mandiri dan yang mengendarai motor menuju ke puskesmas yang ada di dekat situ dengan
bermodalkan Google Maps adalah aku. Dengan keadaan yang luka-luka, akhirnya kami sampai di
puskesmas dan kami langsung meminta bantuan kepada para perawat yang berjaga untuk segera
mengobati teman kami yang lukanya cukup parah jika dibandingkan dengan aku dan temanku
yang satunya.

Setelah sampai di puskesmas, aku dan temanku yang satunya itu mengumpulkan niat yang
kuat untuk mencoba menghubungi keluarga temanku yang lukanya sangat parah ini. Kami
menelfon kakak, mama, dan papanya, namun yang berhasil kami hubungi hanyalah kakaknya.
Ketika ditelfon kakaknya sangat kaget dan menanyakan dimana kami berada saat ini, lalu akupun
memberitahukan kakaknya di puskesmas mana kami berada. Selang beberapa waktu, kakaknya
temanku yang lukanya sangat parah itu langsung datang dan segera meminta rujukan kepada
perawat disana untuk dipindahkan di puskesmas dengat rumah mereka dan berobat sana saja
sebab kalau di puskesmas ini, jaraknya lumayan jauh. Setelah itu, kakaknya meminta kami untuk
memberitahuan apa yang terjadi kepada adiknya dan aku pun menceritakan kejadian kami sampai
bisa kecelakaan seperti itu. Lalu kakak temanku meminta kami untuk segera pulang dan
mengabari kedua orang tua kami tentang apa yang telah menimpa kami. Sebenarnya aku sangat
takut untuk memberitahukan kedua orang tuaku terkait kejadian ini, soalnya pasti aku akan
dimarahi habis-habisan oleh ibuku, belum lagi aku sudah berbohong dengan ibuku. Setelah itu,
temanku yang lainnya langsung menghubungi orang tuanya dan mengatakan kalau kami telah
mengalami kecelakaan, namun lukanya tidak separah temanku, jadi kami masih bisa pulang
sendiri tanpa harus dijemput oleh orang tuanya. Kemudian, aku dan temanku yang satunya
langsung pulang dari puskesmass tersebut menuju rumahku buat minta diobatin sama ibuku.

Setelah sampai di rumahku, ibuku sangat kaget melihat keadaanku dan motorku yang
lumayan memiliki goresannya cukup parah. Ibuku bertanya apa yang terjadi kepada kami, kenapa
bisa sampai terjadi seperti itu. Kemudian, temanku menceritakan kejadian yang kami alami,
soalnya aku benar-benar takut buat cerita yang sebenarnya ke ibuku. Setelah temanku
menceritakan kejadian tersebut secara panjang lebar, ibuku langsung memarahiku secara habis-
habisan, soalnya aku sudah berbohong sama ibuku buat minta izin untuk man di komplek
sebelah, malah kenyataanya aku main di tempat yang berbeda, di tengah kota pula. Setelah ibuku
memarahiku secara habis-habisan, ibuku langsung membawaku dan temanku ke puskesmas yang
sangat dekat dengan rumah untuk mendapatkan pengobatan dan dicek secara lebih lanjut, soalnya
di area kakiku dan temanku ada robekan terus mengeluarkan banyak darah sehingga perlu untuk
dicek secara lebih lanjut agar tidak terjadi apa-apa pada area kakiku dan temanku.

Setelah diperiksa oleh tenaga kesehatan yang ada di puskesmas, kakiku dan kaki temanku
dibersihkan lukanya kemudian diperban supaya tidak ada kuman yang masuk dan agar lukanya
cepat mongering. Setelah itu, kami pulang bersama dengan temanku ke rumahku. Kemudian,
ibuku mengabari orang tua temanku tentang kejadian hari ini dan meminta mereka untuk
menjemputnya di rumahku. Setelah beberapa saat, ibu temanku datang ke rumahku untuk
menjemputnya dan mengatakan terima kasih kepada ibuku yang sempat merawatnya setelah
kecelakaan tersebut. Setelah temanku dijemput oleh ibunya, aku beristirahat dikamar dengan
diliputi rasa sakit dan nyeri. Rasa sakit dan nyeri itu membuatku kesusahan untuk jalan dan
ibadah, bahkan untuk mandi pun aku merasakan kesusahan.

Kemudian, ketika hari telah sore, setelah ibu mandi, ibu membangunkanku untuk diobati
kakinya sambil menceramahiku dan aku pun hanya terdiam dengan pasrah mendengar semua
ceramah ibuku. Setelah ibuku selesai mengobatiku, aku disuruh istirahat lagi sama ibuku supaya
cepat sembuh.

Seusai aku mengalami kecelakaan bersama dengan teman-temanku, ketika ayahku pulang
selepas kerja dan belum mengetahui kejadian yang sebenarnya menjadi sangat kaget ketika
melihatku yang sudah terkapar lemah tidak berdaya di atas kasur dengan kaki yang diperban.
Ayah menanyakanku apa yang terjadi, namun aku hanya menjawabnya dengan tangisan sebab
aku takut menceritakannya dan takut akan dimarahi lagi oleh ayahku. Akhirnya, ibukulah yang
menceritakan kejadiannya, sama seperti yang diceritakan oleh temanku tadi siang. Setelah
mendengar cerita tersebut dari ibuku, ayahku hanya tersenyum dan berpesan kepadaku agar lain
kali tidak boleh membohongi ibu, lebih baik mengatakan yang sejujurnya dari pada harus
berbohong dan pulang dengan keadaan seperti itu. Lalu aku hanya mengiyakan perkataan ayahku
kemudian ayah memintaku untuk tidak menangis lagi sembari mengusap kepalaku dengan lembut
dan menyuruhku untuk istirahat kembali.

Sehabis kecelakaan tersebut, aku tidak bisa jalan hampir satu minggu dan selama itu pula
aku cuman bisa terbaring lemas memandangi langit-langit kamarku sembari mengingat kesalahan
yang telah ku lakukan kepada ibuku. Selama itu pula banyak yang mengunjungiku dan
menanyakan kabarku. Adapun yang mengunjungiku merupakan keluargaku, teman sekolaku,
teman lesku, bahkan tetanggaku pun ikut menjengukku serta memberikanku semangat agar cepat
sembuh dan dapat kembali beraktivitas seperti sebelumnya.

Seminggu setelah kecelakaan yang menimpaku bersama dengan teman-temanku, akhirnya


kakiku sembuh seperti semula dan aku bisa kembali beraktivitas seperti biasanya. Aku kembali
ke sekolah begitu pula dengan temanku yang lukanya sama parahnya denganku. Setelah pulang
sekolah kami juga berniat untuk mengunjungi temanku yang terluka parah, soalnya dia belum
sembuh akibat lukanya yang cukup parah, mungkin butuh waktu sebulan untuk masa
penyembuhan yang dialami olehnya.

Menjelang pulang sekolah, aku dan temanku janjian di depan sekolah untuk naik
kendaraan umum menuju rumah temanku yang terluka parah. Aku menaiki kendaraan umum
sebab tidak diperbolehkan oleh ibu untuk mengendarai motor sendirian, sehingga aku harus
diantar jemput oleh kakakku. Namun, hari ini aku meminta untuk dijemput agak terlambat dan
dijemput di rumah temanku yang lukanya parah saja.

Ketika sampai di rumah temanku yang terluka parah tersebut, kami disambut oleh tukang
kebun di rumahnya dan menyuruh kami untuk langsung masuk saja ke dalam sebab di rumah
hanya ada temanku saja. Kami pun menuruti perkataan tukang kebun tersebut dan langsung pergi
menuju kamar temanku. Di dalam kamarnya, aku lihat dia tergeletak lemas seperti orang sekarat
karena tidak ada yang memperhatikannya, kemudian aku dan temanku yang satunya masuk ke
dalam kamarnya dan menyapanya. Temanku yang aku jenguk menunjukkan raut wajah yang
senang sekaligus raut wajah bersalah, ia mengatakan bahwa dia sangat menyesali kejadian yang
menimpa kami bertiga dan tidak seharusnya dia mengendarai motor ketika dia mengantuk. Kami
mengatakan bahwa itu bukan sepenuhnya salah dia saja, sebab waktu itu kita semua salah karena
tidak peka terhadap satu sama lain.

Setelah berbincang-bincang dengan teman-temanku, kakak mengabariku bahwa dia telah


sampai dan menyuruhku untuk segera pulang. Aku pun pamit dengan teman-temanku dan
mengucapkan permintaan maaf serta kata-kata penyemangat untuk temanku agar lekas sembuh
dan dapat beraktivitas kembali seperti semula. Kemudian, aku pun bergegas keluar dari
rumahnya untuk menemui kakak dan pulang ke rumah, soalnya hari sudah semakin gelap dan ibu
juga sudah menelfonku serta memintaku untuk segera pulang ke rumah.

Anda mungkin juga menyukai