Anda di halaman 1dari 3

TANGIS PILUKU

By : Terlela Darmalena

Akhirnya…. aku pindah juga ke kampung halamanku tepatnya di Unggan kecamatan


sumpur Kudus kabupaten Sijunjung. Setelah sekian lama ku tunggu moment seperti ini, disana
aku punya keluarga kecil yang sangat bahagia sekali. Aku punya ibu yang tabah dan tangguh
dalam mendidik anak-anaknya. Ibuku adalah seorang penjual kue disalah satu sekolah yang ada
di nagari Unggan. Sedangkan ayahku sudah lama meninggal dunia. Ibuku berjuang untuk
menyekolahkan kami seorang diri dengan bermodalkan harta yang ditinggalkan ayahku dan
dagangan kuenya. Dan aku Juga punya dua orang kakak dan seorang adik perempuan yang
sangat cantik sekali. Karna saking cantiknya dia sering di panggil dengan sebutan Berby, karna
dia mirip sekali dengan boneka Berby. Adikku adalah mahasiswi disalah satu perguruan tinggi di
Padang Sumatera Barat.
Adikku sedang libur dikampung bersamaku, sebelum pergi ke Padang. Tingkahlakunya
berubah tidak seperti biasanya. Dia merengek-rengek meminta dan menginginkan rambutnya
dikasih blackhena warna merah dan minta dibelikan motor. Dan anehnya lagi dia melarangku
untuk tidak merenovasi rumah.
“Kakak saja yang dirumah aku tidak akan dirumah ngapain harus dibuat besar-besar
hanya menghabiskan uang kakak saja. ulasnya” setelah mengatakan itu, keesokan hari dia pergi
ke Padang.
Setelah beberapa bulan aku tinggal dikampung. Aku merenovasi rumahku seperti dapur,
kamar tidur dan kamar mandi. Aku menghabiskan semua tabungan untuk memperbaiki rumah
tersebut. Setelah semuanya selesai kami menempati rumah tersebut dengan nyaman sekali. Pada
malam minggu tepatnya pukul 08.05 wib. Aku, suami dan anak-anakku santai diruang tamu tiba-
tiba Hpku berdering.
“Kring….kring….kring…” bunyi nada HPku.
Dengan bergegas aku berlari ke pusat suara tersebut dan mengangkatnya dan mengatakan
“Hallo…”
dan dia menjawab hello kak… Sejenak dia terdiam dan langsung ku tanya “ siapa ini ?”
Sa…saya kak saya mira temannya Vira adik kakak. Jawabnya dengan gugup. “ada apa?
Jawabku. Vira kak ….adaapa dengan Vira?dengan tegas. Vira kecelakaan, dia ditabrak orang tak
dikenal dan sekarang dia ada di Rumah Sakit. ternyata aku mendapatkan telpon dari teman
adikku yang membuat duka mendalam bagiku dan keluargaku.
Mendengar kata tersebut aku langsung mencari ibuku yang sedang bermain dirumah
tetangga dengan tubuh gemetar. Tampa sadar aku berteriak dengan memanggil-mangil ibu…
ibu…. Ibuku kaget, ada apa nak? Aku langsung menarik tangan ibuku dan membawahnya pulang
kerumah. Setelah tenang dan dengan penuh kelembutan kuceritakan semuanya. Bu…bu..Vira
kecelakaan dan sekarang ada dirumah sakit. Mendengar kata-kataku ibuku langsung berkata
“adikmu pasti tidak ada lagi, adikmu pasti sudah meninggal. Ibuku langsung pingsan akupun
menangis. Malam itu kondisi rumahku hanya penuh dengan tangisan.

Setelah ibuku sadar kamipun berbincang untuk merencanakan pergi ke Padang malam itu
juga. Kulihat dompetku isinya hanya 500.000 karna sudah habis untuk merenovasi rumahku. aku
kebingungan. Aku berembuk dengan kakakku bagaimana cara mencari uang untuk berangkat ke
Padang. Ku coba pinjam pada tetangga tak satu pun mau meminjamkan uang pada kami.
Ternyata tidak gampang meminjam uang pada orang lain gumamku. Untungnya ibuku ingat
bahwa kami punya binatang ternak seperti kerbau. Waktu itu kami punya lima ekor kerbau.
Tampa ragu-ragu kami langsung ke rumah orang yang biasa membeli kerbau kami. Ibuku
menceritakan semuanya padanya tampa ragu dia langsung memberikan uang sebanyak
5.000.000.00 kepada kami dengan senang hati dia pun mencarikan mobil untuk kami berangkat
ke padang.
Malam semangkin larut, angin malam mulai berhembus menusuk tubuh kamipun melaju
kepadang dengan penuh kecemasan. Di atas mobil tak satupun diantara kami yang berbicara.
Hanya dengusan gas mobil yang terdengar, hanya tetesan air mata yang mengalir. Waktu itu aku
membawah anakku yang berusia lima belas bulan. Sekali-sekali tangisannya memecah kesunyian
kami.
Jam tanganku berdenting tepat jam tiga dini hari, rem mobilpun berhenti didepan rumah
sakit. Dengan bergegas kami turun. Saat membuka pintu mobil, kami dikejutkan dengan
kerumunan mahasiswa yang telah menolong dan mengantarkan Vira kerumah sakit. Mereka rela
kedinginan menemani Vira sampai kami tiba disana. Kami berteriak memanggil nama Vira…
Vira…seolah-olah rumah sakit itu penuh dengan teriakan kami.
Sesampainya kami didepan pintu ruangan ICU. Ternyata dilarang masuk bersama-sama
keruangan tersebut. Kami masuk secara bergantian, Yang pertama masuk adalah ibuku, ibuku
langsung pingsan melihat kondisi Vira yang tak sadarkan diri.kemudian perawat memanggilku,
dan aku pun bergegas masuk, tampa ku sadari aku membawah anakku kedalam dan perawat
melarangku untuk membawah anak kecil kedalam ruangan tersebut. Lalu bayiku ku berika pada
suamiku. Dan bergegas aku masuk, aku melihat ibu yang tak berdaya dan tak sadarkan diri
sedangkan ditempat tidur aku melihat Vira yang penuh dengan slang infus dan oksigen. Ku
periksa seluruh tubuh Vira ternyata tak ada satupun bekas luka yang ada hanya darah yang
mengalir dari hidung, telinga, dan mulut kaki dan tangan diikat. tubuhku gemetar menyaksikan
semuanya. Disitulah aku pertama sekali memasuki ruangan ICU, sebelumnya aku melihatnya
hanya lewat TV saja. Ternyata ruangan ICU ini harus selalu dingin, orang meninggal hapir setiap
menitnya.
Setelah ibuku sadar kami terus memanggil nama Vira..Vira…supaya dia sadar dan
bangun memeluk kami.lalu Dia menggerakan badannya dan air matanya mengalir seakan-akan
dia ingin menceritakan pilunya pada kami. Kami tak henti-hentinya menangis
Keesokan harinya saya pulang untuk menitipkan anak kami pada ibu mertuaku. Ternyata
dirumah sudah banyak saudara yang menunggu kepulanganku untuk menanyakan kabar adikku.
Setelah tidur sejenak akupun langsung mengurus BPJS untuk keperluan adikku. Lalu kami pergi
lagi ke Padang.
Setelah tiba di Padang, aku langsung masuk keruangan adikku. Aku melihat tidak ada
tanda-tanda perubahan membaik. Aku tidak bisa lama dirungan itu dikarnakan ruangan itu terlalu
dingin. Kemudian aku pergi ke musholla untuk sholat.seusai sholat aku berdoa dan meminta ya
Allah… berikanlah yang terbaik untuknya ya Allah…tak lama kemudian kakakku memanggilku
dan mengatakan bahwa Vira sudah meninggal dunia. Aku menangis dan berlari keruangan
tersebut….aku kaget melihat begitu banyak orang yang datang membesuknya seakan-akan jalan
keruangan ICU penuh dengan mahasiswa dan dosennya.
Tampa berlama-lama dan setelah semua administrasi selesai akhirnya kami pulang untuk
memakamkanya. Jam 7.30 wib kami sampai dirumah. Dirumah akupun melihat lautan manusia
yang menangis untuk ikut turut berduka cita atas kepergian adikku vira. Sesampai dirumah kami
langsung memandikannya. Jam 9.30 wib kami bersama-sama pergi ke kuburan untuk
mengkebumikannya. Waktu kakakku memasukan ke liang lahat petir pun menggema dan hujan
pun langsung turun sekan ikut bahagia menanti kedatangannya. Selamat jalan adikku tersayang
semoga Allah menempatkan mu disurganya Amin….

sekian

Anda mungkin juga menyukai