Matahari bangun terlalu pagi, rasanya aku tertidur
baru beberapa menit,burung bernyanyi di pagi hari.Aku
sontak terbangun dan mengingat bahwa ini adalah hari terakhir ku berada di Jakarta.Suasana pagi ibukota yang sudah ramai akan kendaraan bermotor,maklum Jakarta memang pusat roda perekonomian di Indonesia.Jakarta seakan sebagai rumah kedua ku,tak terasa kini harinya aku harus kembali ke kota kelahiranku,Surabaya. Sebelum kembali ke kota asal tentunya aku harus mempersiapkan semuanya untuk memastikan tidak ada yang tertinggal.Selama 1 Bulan ini aku tinggal di rumah sepupu dalam acara kunjungan rumahnya yang baru serta hadirnya 1 anggota keluarga yang baru.Ya,memang super sibuk dan padat agenda disana,meskipun lelah tetapi hati ini tetap senang bagaimanapun juga karena akan ada peristiwa yang sangat mengharukan sekaligus menggembirakan karena anggota keluarga besar kita akan bertambah. Pagi itu aku dan Riva langsung menuju rumah sakit,mengunjungi tante yang akan melahirkan besok paginya.Sesampainya disana kami langsung menuju kamar yang ditempati oleh tante Rina.Langsung saja kami berdua menuju kamar yang ditunjukkan oleh petugas jaga lobby Rumah Sakit itu.Masuknya di kamar pasien kami terkejut karena sudah banyak anggota keluarga lain yang sudah berkumpul memberikan motivasi dan semangat kepada Tante Rina. Anggota keluarga lain seperti Nenek,Om Agus,Tante Santi,dan Om Budi.Selama sehari mereka bercengkrama serta berbagi kabar dan saling bertukar pikiran.Tidak terasa mereka sudah berbagi cerita sampai sore,Dokter masuk kedalam ruangan menghentikan pembicaraan mereka semua.”Sore dok,ada apa?” ujar Om Agung.Sang dokter menyatakan bahwa sore ini Tante Rina harus mempersiapkan diri serta mulai sterilisasi untuk menjalani operasi kelahiran. Akhirnya percakapan mereka usai karena Tante Rina harus dipindahkan ruangan didampingi Om Agung.Sanak saudara yang lain mulai pulang dan meninggalkan ruangan serta memberikan doa untuk kelancaran operasi kelahiran Tante Rina. Termasuk aku dan Riva langsung pulang menuju rumah Om Agung yang kosong dan Riva, sepupuku diberikan tugas oleh om Agung untuk menjaga serta menempati rumah untuk sementara karena om Agung harus menunggu Tante Rina di Rumah Sakit.Setelah perjalanan yang cukup lumayan sekitar kurang lebih 8 Kilometer.Aku dan Riva menggunakan mobil yang dikendarai Riva, dalam 20 menit tiba di rumah Om Agung. Kami berdua langsung saja menyusun kasur dan menyalakan lampu serta pendingin ruangan.Jam menunjukkan pukul 22.00,aku dan Riva tetap saja tidak bisa tidur akhirnya kami memutuskan untuk begadang sampai menjelang pagi.Riva mengajakku untuk pergi mencari kopi di toko serba ada di seberang komplek perumahan om Agung.Suasana malam itu sangat mencekam,udara dingin menyapu seluruh tubuhku maklum aku lupa memakai jaket karena tertinggal di rumah. Kami menikmati suasana malam daerah Cileungsi dan sesampainya di Toko kami langsung saja mengambil 1 set kopi susu,minuman dingin serta makanan ringan.Setelah kembalinya dari toko kami memutuskan untuk pergi membeli nasi goreng khas daerah sana.Rupanya ada sedikit perbedaan dengan nasi goreng di Surabaya, rupanya nasi goreng disana rasanya lebih manis dan disana terdapat tambahan berupa taoge.Setelah membeli kami langsung pulang karena sudah benar benar larut malam. Sesampainya di rumah kami langsung makan makanan yang telah kami beli tadi dan membuka Televisi untuk menonton acara yang paling kusukai yaitu acara horror.Kami melanjutkan dengan saling bertukar cerita sambil menonton acara horror dan ditengah kami saling bercerita tiba-tiba ada benda terjatuh seperti sendok dari dapur belakang.Riva dan aku kaget lalu langsung mengecek dapur dan ternyata tidak ada siapapun yang menjatuhkannya.Aku merasa seperti diterpa keringat dingin serta bulu kuduk berdiri,Riva tidak mau kompromi dengan masalah ini dan akhirnya kami kembali melanjutkan menonton film. Sambil meminum kopi kami bercerita mengenai pengalaman di sekolah masing-masing dan sambil bersenda gurau.Tidak terduga-duga,saat jam tepat menunjukkan pukul 00.00 kami kembali dikagetkan dengan kemunculan suara pintu terbuka dengan sendirinya,kami sungguh merasa semakin ketakutan dengan hal-hal aneh yang ada disini.Sontak Riva berkata “Siapa sebenarnya yang sedang iseng di tengah malam” aku menimpali dengan muka datar tersembunyi rasa penasaran yang bercampur aduk dengan ketakutan. Aku langsung mengajak Riva untuk langsung tidur dan melupakan masalah ini.Kami akhirnya beranggapan bahwa itu hanya ulah usil dari orang yang tidak bertanggungjawab.Kami langsung tidur dan karena masih ada rasa ketakutan maka kami memutuskan untuk menyalakan lampu dan menutup tubuh dengan selimut. Keesokan harinya aku bangun pukul 07.00,setelah alarm berdering dan selang beberapa menit handphone Riva bergetar rupanya om Agung menelepon memberikan kabar bahwa Tante Rina sudah melahirkan dengan selamat dan melahirkan seorang anak laki laki diberi nama Moses.Kami yang berada di rumah merasa berbahagia dan