Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH EXPOSURE

BAHAN REFLEKSI KELOMPOK


“Syarat Mengikuti Ujian Akhir Semester Untuk Mata Kuliah AGAMA”

Oleh kelompok 3 :
Antonius lucky waluyo
Lorensius Yoko Situmorang
Mauritia Utami Gambut
Rika Roliana
Siska selvina
Viky Sri Hartanto

Program Studi
DIII Perekam Informasi dan Kesehatan
STIKes Santo Borromeus
Parahyangan Kavling 8 No. 1, Kota Baru Parahyangan, Padalarang
Bandung Barat 40558
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa . Atas segala berkat dan
rahmat yang telah DIA berikan kepada kami sehingga kami dapat membuat makalah ini
dengan lancar dan menyelesaikannya dengan tepat waktu .
Makalah ini dibuat berdasarkan hasil exposure yang telah kami lakukan jauh sebelum
pembuatan makalah . Obyek yang kami soroti adalah orang-orang yang kurang mendapat
perhatian dari masyarakat . Orang yang hidupnya hanya secara pas-pasan saja . Orang-orang
yang dipinggiran . Mereka adalah pengamen , pengemis , kuli , buruh kasar , pedagang kecil
dan orang-orang yang kurang mendapat perhatian lainnya . Yang kami lakukan adalah
menyusuri segala kehidupan mereka . Dari kehidupan ekonominya , kehidupan sosialnya ,
pendidikannya , budaya dan lainnya . Dengan begini kami dapat mempelajari sebuah
kehidupan baru , selain kehidupan yang kami alami sendiri . Sehingga kami bisa
merefleksikan kehidupan kami . Bagaimanan kehadiran Tuhan didalam kehidupan kami ,
yang harus kita sadari akan kehadiran-NYA dan mengucapkan syukur atas rahmat
pemberian-NYA yang telah ia limpahkan kepada kami. Dalam exposure ini kami akan
mengungkapkan sesuatu tak kelihatan menjadi kelihatan, sesuatu yang samar menjadi tak
samar .
Makalah ini adalah persembahan kami sebagai syarat untu mengikuti UAS agama,
yang lebih penting lagi adalah sebagai bahan refleksi atau permenungan hidup kami untuk
hidup selanjutnya .

Padalarang , 14 Januari 2014


II
DESKRIPSI
membuat makalah ini kami dalam tim kelompok harus melakukan exposure untuk
mendapatkan nilai-nilai kehidupan yang sesungguhnya . agar bisa mendapat sumber yang
banyak dalam kelompok besar , kami memecahkan lagi kelompok kami menjadi kelompok
kecil . dengan begitu kami dapat melakukan exposure dengan tiap orang yang berbeda .
masing-masing kelompok kecil itu adalah : Siska dan Tamy ,Antonius dan Rika , Loren dan
Viky . Deskripsi pertama adalah hasil exposure dari Siska dan Tamy , yang ke dua hasil dari
Antonius dan Rika , dan yang terakhir adalah hasil dari Loren dan Viky .

1. Siska dan Tamy

Hari jumat tanggal 6 Desember 2012 kami melakukan exposure . Sebelumya kami
berkumpul di kampus pagi hari pukul 08.00. Setelah itu kami berpisah sesuai kelompok kecil.
Saya (siska) dengan rekan saya (tamy) awalnya berencana pergi ke terminal damri ciburuy ,
sesampainya disana kami pun bertanya kepada salah satu sopir damri tentang target yang
kami cari , yaitu seorang pengamen tuna netra yang memang selalu ikut Damri itu . Tapi
belum saja kami menyelesaikan pertanyaan kami , sopir damri itu marah-marah dan mengusir
kami untuk bertanya kepada yang lain . kami pun pergi dan bertanya kepada bapak yang
ternyata seorang kondektur damri itu . lagi lagi bapak itu tidak memberi informasi tentang
target kami , malah menggoda kami . kami pun ketakutan dan buru buru pergi meninggalkan
tempat itu . dan akhirnya membatalkan niat kami mencari target pertama kami itu .

Kami pun mencari cari target baru di sepanjang jalan. Setelah kami berjalan jauh ,
sampai lah kami disuatu kampung yaitu kampung Andir yang berada tak jauh dari terminal
damri itu. Kemudian dari kejauhan kami melihat seorang nenek yang sudah tua renta
membawa banyak sekali bawaan , dan ternyata dia sedang menjajakan kue dan gorengan .
kami pun menghampirinya , dan mulai mendekati nenek itu , awalnya kami membeli
beberapa kue nya . lalu kami mulai berbincang bincang dan menanyakan semua tentang
nenek itu . beliau bernama nenek Amah , setiap hari berkeliling kampung untuk menjajakan
keu dan gorengan . saat itu , kami bertemu nenek Amah tepat di depan sebuah sekolah
TK,SD,SMP AS-SALAM . Dan nenek ternyata diam di depan sekolah itu , menunggu anak-
anak keluar untuk beristirahat dan berharap kue dan gorengannya terjual . kami pun
membantu nenek untuk membereskan dagangannya , sembari menunggu waktu istirahat
nenek bercerita bahwa ternyata beliau baru saja sembuh dari kecelakaan yang telah
menimpanya 2bulan yang lalu , beliau tertabrak motor dan mengalami patah tulang di bagian
tangan kiri nya.
Beliau hanya hidup berdua saja dengan cucu nya . Suaminya sudah lama meninggal
dan dia memiliki satu anak perempuan yaitu ibu dari cucunya itu , yang telah
meninggalkannya lebih dulu 1 tahun yang lalu karena sakit keras . dan sudah tak ada lagi
kerabat yang dapat beliau temui . hanya tetangga disekitarnya saja yang beliau anggap
keluarga . karena ternyata kue dan gorengan yang beliau jual itu beliau ambil dari tetangga
nya seharga 400nrupiah , dan ia jual seharga 500 rupiah . jadi beliau hanya dapat 100 rupiah
saja dari satu buah gorengan dan kue itu . sehari beliau mendapat kurang lebih 10 ribu saja .
uang itu cukup tidak cukup harus ia cukupkan untuk membeli beras dan lauk nya . beliau
bertanggung jawab atas hidupnya dan hidup cucu nya itu .

Tak lama kemudian , anak-anak pun berisitirahat . kami pun berusaha menarik anak-
anak itu untuk membeli kue dan gorengan nenek . syukurlah lumayan banyak kue dan
gorengan yang terjual . kami pun bergegas membereskan dagangan nenek karena hari sudah
mendung , pertanda hujan akan turun . kami pun membantu nenek untuk membawakan
nampan dan keranjang kue nenek . dan tidak kami duga , ternyata lumayan berat untuk kami
bawa keliling kampung lagi . kami saja yang masih muda merasa berat dan lelah . bagimana
dengan nenek ? setiap hari beliau seperti ini . sungguh perjuanagn yang tak mudah . saat tiba
dirumah salah seorang tetangga nenek pembuat gorengan itu , nenek menyetorkan uang hasil
penjualannya pada hari itu . dan ternyata tidak hanya satu tetangga saja nenek mengambil
gorenagn dan kue nya itu , dari tempat itu kami berjalan jauh lagi ke ke 3 rumah tetangga
nenek lagi untuk menyetorkan uang pendapatannya . cukup jauh dan melelahkan , memang
itu pekerjaan nek.amah setiap harinya . dari pagi hari hingga menjelang sore .

“neng cape ? udah ya biar nenek aja yang bawa, kasian neng nya kecapean” kata-kata
itu yang selalu nenek ucapkan kepada kami . setelah semua uang disetorkan . nenek pun
mengajak kami untuk mampir ke rumah nya . kami pun ikut bersama nenek . tapi sebelumnya
nenek mampir ke sebuah warung untuk membeli beras . beliau hanya membeli setengan
kilogram beras dan satu bungkus tahu saja . setelah itu kami pun berjalan menuju rumah
nenek . sesampainya dirumah kami pun masuk . sangat miris . rumah masih beralaskan
tanah . tanpa lagit-langit yang menjadi tempat berteduh nenek selama ini . di rumah nenek
kami juga bercerita-cerita tentang kehidupan nenek.

Kemudian kami bergegas untuk pulang karena hari sudah mulai sore tetapi nenek
berusaha untuk terus mencegah kami untuk pulang. Sepertinya nenek tidakmenginginkan
kami pulang karena nenek merasa kesepian , namun karena kami begitu memberi banyak
alasan dan pengertian sehingga nenek pun akhirnya mengantar kami sampai di depan
rumahnya .

Sebelum kami berpisah dengan nenek , nenek pun meneteskan air mata , kami pun
ikut bersedih :’( setelah kami berpelukan dengan nenek kami segera pulang .
2. Antonius & Rika

Setelah berkumpul di kampus dan di pecah menjadi kelompok kecil . Kami berdua
langsung mencari seseorang untuk melakukan tugas exposure. Tidak lama kami menemukan
seorang ibu bernama Ibu Atikah yang berprofesi sebagai petugas kebersihan di kota baru
parahyangan. Kami langsung menegur ibu tersebut dan berniat untuk membantu
pekerjaannnya. Pertama ibu Atikah tidak mau kami bantu karena Ia kasihan kepada kami
yang harus bekerja panas-panasan tapi karena saya dan Antonius sudah berniat dari awal
untuk membantu pekerjaannya akhirnya Ibu Atikah mengijinkan kami untuk membantu
pekerjaannya.

Pertama kami membantu membersihkan sampah organik di depan Mesjid Al- Irsyad.
Kami membantu untuk memunguti sampah-sampah organik yang telah disapu oleh Ibu
Atikah. Setelah itu kami melanjutkan ke depan perumahan Wangsa. Kami diajari mengenai
cara memotong rumput liar olehnya. Saat Ibu Atikah mengajari kami disana Ia bercerita
mengenai kehidupannya. Ia bekerja menjadi petugas kebersihan selama 13 tahun, kini Ia
tinggal bersama anak semata wayangnya yang di dekat stasiun padalarang suaminya telah
pergi meninggalkannya karena itu sekarang Ibu Atikah mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan hidup Ia dan anaknya.

Tak lama kami langsung melanjutkan pekerjaan. Baru sebentar saja saya
membersihkan rumput-rumput liar saya sudah beristirahat dan mengeluh capek dan sakit kaki
sedangkan Ibu Atikah yang sudah berjam-jam jongkok untuk membersihkan rumput-rumput
liar tidak mengeluh bahwa Ia merasa capek, kepanasan, ataupun sakit kaki. Ibu Atikah juga
memberikan minuman yang dibekalnya dari rumah untukku tanpa Ia pedulikan dirinya
sendiri yang telah berjam-jam bekerja.

Pukul 11.00 pun tiba, saatnya Ibu Atikah istirahat. Saya dan Antonius pun langsung
berpamitan pulang dan kembali berkumpul bersama kelompok besar untuk melakukan
sharing.

3. Lorensius & viky

Pada hari jumat tanggal 6 desember yaitu hari yang telah kelompok untuk melakukan
exposure tapi kami mendapat hambatan yang membuat kami tidak bisa melakukan exposure
bersama teman kelompok kami. Kamipun akhirnya mendapat tanggal yang tepat dan waktu
yang kosong akhirnya kami exposure di tanggal 4 januari di Pasar Rebo Jakarta. Setelah kami
mencari-cari kami mendapatkan seorang pengamen punk. Setelah kami mendekatinya secara
bersahabat ramah tapi kami mendapatkan sambutan yang tidak baik dari pengamen tersebut.
lalu dia memanggil teman-temannya mengepung kami dan ingin mengeroyok kami. Seketika
itu saya menjelaskan tujuan dan maksud kami. Untungnya mereka mengerti dengan apa yang
kami jelaskan. Merekapun mengajak kami untuk nongkrong disuatu tempat, dan ketika itu
juga kami melihat seorang wanita parubaya mengambil botol-botol bekas dan kamipun
membantu wanita itu.
Sungguh miris penampilan ibu itu, memakai baju yang tidak layak untuk diapakai.
Kamipun bertanya pada Ibu itu, namanya Ibu Cekasm. Dia tinggal di dekat pasar rebo. Kami
juga membantu Ibu itu sampai larut malam. Ibu tidak hanya mengambil botol bekas saja tapi
ia juga mencari paku dan barang lainnya yang bisa dijual. Ibu itu sangat ramah pada kami,
hingga sampai di rumahnya kami dijamu dengan baik, dia mempunya 2 anak yang bernama
Santi dan Rizky. Santi sudah menikah 2 tahun yang lalu sedangkan Rizky duduk di kelas 2
SMA, Rizky sangat pinar di sekolah sehingga mendapatkan beasiswa, Ia juga sekolah
ditempat yang bagus yaitu di SMA 93 Jakarta.

Rizky dan Santi menjadi yatim dikarenakan merek berdua ditinggal pergi oleh sang
Ayah. Ibu Cekasma menceritakan itu semua sambil meneteskan air mata. Kamipun tidak tega
untuk mengingatkan Ibu akan masa lalunya itu. Diapun memberi semangat kepada kita untuk
selalu bersyukur dan ikhlas dalam menjalani segala cobaan dan jalan hidup yang keras ini.
Sesudah cerita tentang masalalunya itu, ia menawarkan untuk makan bersama, kami tidak
enak untuk menerimanya dan mencari alasan untuk pulang. Kami memberi alasan bahwa
kami sudah makan. Namun ia tidak percaya dengan alasan kami dan saat itu juga kami pamit
pulang dan kami mendapatkan pelajaran hidup yang sangat bermakna.
III
NILAI –NILAI YANG DIDAPAT

1. Dari segi religius:

Bersyukurlah atas anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan. Ketika kita memperoleh
rumah atau tempat tinggal yag layak untuk dihuni, bandingkan dengan mereka yang tidak
mempunyai rumah, mereka yang hidup dijalanan, kolong jembatan. Ketika kita bisa
menikmati berbagai makanan, bahkan bisa menyisakan makanan dan membang-buang
makanan. Lihat mereka diluar sana yang tidak memperoleh makanan, mereka yang
kelaparan. Ketika kita memfoya-foyakan uang lihat pula mereka yang bekerja keras,
susah payah memperoleh uang walaupun hanya sepeser. Kerika kita bersekolah setinggi-
tingginya mereka hanya bisa memperoleh pendidikan dibangku sekolah dasar saja bahkan
ada yang sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk bersekolah.

Dari perbandingan ini bisa kita simpulkan bahew aTuhan telah memberikan anugerah
kepada kita sekecil apapaun anugerah itu seringkali kita tidak mensyukurinya. Maka dari
itu, bersyukurlah dengan apa yang kita punya. Selalu mengucap syukur kepada Tuhan.

2. Dari segi faber (manusia yang bekerja) :

Untuk memperoleh sebuah penghasilan, kita harus berusaha dan bekerja keras. Tanpa
itu kita tidak akan pernah bisa memperoleh sebuah hasil. Kita harus bisa belajar dari
orang-orang diluar sana. Mereka senantiasa berusaha bekerja keras, meskipun mereka tua,
sakit, namun jangan jadikan itu sebagai akhir dari perjuangan kita, tapi jadikan itu sebagai
motivasi untuk tetap berjuang.

3. Nilai-nilai lainnya:
 Jangan memandang sebelah mata kepada saudara kita yang kurang beruntung diluar
sana
 Gunakanlah waktu sebaik mungkin karena apa yang kita lakukan pada hari ini akan
sangat berpengaruh dimasa depan kita
 Apapun yang kita hadapi tetaplah sabar
 Yakinlah Tuhan telah memberikan sesuatu indah pada waktunya
IV
PENUTUP
Bersyukurlah kepada Tuhan dan selalu mendekatkan diri kepadanya, seperti pepatah
mengatakan berakit-rakit dahulu berenang-renang kemudian, bersakit-sakit dahulu
bersenang-senang kemudian.

Besarnya seorang cinta Ibu kepada anaknya adalah kasih tanpa pamri, umur atau usia
tidak dijadikan lagi sebagai masalah untuk bekerja dan menghidupi anakanya. Ketika seorang
ayah telah tiada Ibulah yang berkorban untuk menafkahi sebuah keluarga. Maka dari itu
jangan pernah membuat orangtua kecewa, tapi berusahalah agar membuat orangtua tetap
tersenym karena keberhasilan kita.

Anda mungkin juga menyukai