Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FRANCISCAN YOUTH CAMP

Disusun Sebagai Pemenuhan Tugas Penjaskes

Oleh

Antonia Eka Puspita

XI IPS III

SMA FRANSISKUS

BANDARLAMPUNG

2013
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Persaudaraan Fransiskan sangat di kenal di masyarakat dan dunia
kita. Apakah kita sendiri sebagai warga Fransiskus menyadari hal ini?
Bagaimana para warga Fransiskan bersaudara dan bagaimana persaudaraan
ini telah menjadi inspirasi bagi dunia kita?
Santo Fransiskus Asisi sangat dekat dengan seluruh alam ciptaan. Ia
memanggil semua saudara dan saudari. Ia adalah seorang tokoh yang sangat
humanis, dekat dengan semua orang, yang kaya maupun miskin, yang pandai
maupun yang sederhana. Ia dekat dengan para bangsawan, namun juga
dekat dengan rakyat jelata. Ia bahkan sangat dekat dengan alam dan
binatang. Bukan hanya sekedar dekat, namun Fransiskus mencintai mereka
semua sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan. Ia memuji Pencipta sesama
bintang-bintang, bulan dan matahari. Ia bernyanyi bersama saudari angin,
dan mengalunkan kidung hidup bersama dengan air yang gemercik mengalir.
Ia mencintai binatang buas dan jinak. Burung-burung diajak memuji Pencipta.
Ia bahkan mencintai bunga-bunga liar yang tak tersentuh oleh tangan
manusia, karena darinya ia memperoleh kesegaran dan indahnya kehidupan
yang beragam. Oleh karenanya, Fransiskus Asisi diangkat oleh Paus Yohanes
Paulus II sebagai bapa ekologi; pelindung dan teladan memelihara alam
ciptaan. Ia juga diangkat sebagai pelindung Negara Italia.
Sebagai siswa-siswi yang bernaung di bawah Santo Fransiskus, orang
besar yang sederhana dan rendah hati ini, kita juga mau secara istimewa
meneladan contoh hidupnya. Kita hidup di dunia yang semakin mengalami
krisis ekologi. Bencana alam dan kerusakan alam dan lingkungan semakin
parah. Kita dipanggil untuk tidak tinggal diam sebab kita memiliki suara hati
dan kepekaan yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Kita dipanggil untuk
memperbaiki alam ciptaan yang telah hancur dengan hal-hal yang
sederhana.
Melalui FYC tahun ini, tema ini kita angkat dan kita jadikan moto dan
semangat kegiatan kita. Kita akan bergaul dengan warga masyarakat. Melalui
mereka kita akan belajar apa arti kehidupan yang sesungguhnya. Kita juga
mau belajar arti kesederhanaan yang tahan segala zaman. Kita mau belajar
berbelarasa dan sopan santun dalam hidup bermasyarakat. Kita juga akan
belajar mengelola alam ciptaan ini dengan penuh tanggungjawab,
memelihara dan mengembangkannya. Kita ingin berbagi pengalaman dari
saudara-saudari kita di tempat kita ber-FYC.
Semoga semangat Fransiskus Asisi membakar hati dan budi kita untuk
mencintai semua yang Tuhan cintai. Kita mau dengan sadar dan tulus
membantu banyak di masyarakat. Pengalaman adalah yang paling berharga.

2. Tujuan
Tujuan diadakannya FRANCISCAN YOUTH CAMP 2013 adalah:
1. Mengembangkan kemandirian dan tanggung jawab pribadi dan bersama
2. Menumbuhkan daya juang dan kepedulian terhadap sesama dan
lingkungan
3. Menerapkan nilai-nilai kejujuran, sportifitas, dan kreatifitas
4. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah
5. Menumbuhkan sikap percaya diri yang positif
BAB II ISI

Franciscan Youth Camp 2013 diadakan pada hari Senin 6 Mei s.d. Rabu 8 Mei
2013 di Desa Jati Baru Kelurahan Tanjung Bintang yang diikuti oleh siswa-siswi kelas
XI IPA maupun IPS. Kami dibagi menjadi beberapa kelompok yang sudah ditentukan
oleh panitia dengan 12 (dua belas) kelompok pria dan 13 kelompok perempuan.
Kami berangkat dengan menggunakan angkot yang terdiri dari dua belas anak dan
seorang pendamping. Barang-barang yang kami bawa diantar menggunakan mobil
truk dan pick up.

Sebelum berangkat, kami diharapkan untuk melakukan registrasi terlebih


dahulu. Untuk memastikan bahwa peserta sudah lengkap dan tidak ada yang
tertinggal satu pun. Setelah selesai beregistrasi, saya masuk ke dalam angkot yang
telah ditentukan oleh panitia. Kebetulan saya mendapat angkot nomor 3 bersama
Tasha, Carissa, Galuh, Ois, Fonny, Erlin, Dewi, Gaby, Nika dan Nenden. Bersama
pendamping Ibu Christina Tularsih. Setelah semua sudah masuk ke dalam angkot
masing-masing, akhirnya kami pun berangkat ke Desa Jati Baru.

Dalam perjalanan ke Desa Jati Baru, mobil angkot yang saya tumpangi
sempat tersangkut di jalanan berlubang. Untunglah dibelakang angkot kami itu
angkot cowok, jadi mereka turun lalu membantu mendorong angkot kami. Dan
akhirnya angkot kami pun berhasil di dorong lalu kami pun melanjutkan perjalanan
kembali. Jalan menuju Desa Jati Baru rusak parah dan lumayan jauh. Sehingga
memakan waktu lumayan lama untuk sampai ke desa tersebut. Ketika kami hampir
sampai di tempat perkemahan, ternyata kami sudah dinanti-nanti oleh warga desa
tersebut dan kami disambut dengan senang hati oleh mereka.
Setelah sampai di tempat perkemahan, kami pun makan siang dengan bekal
yang telah kami bawa dari rumah. Setelah selesai makan siang, kami bersiap-siap
untuk mendirikan tenda bersama teman satu kelompok. Saya kelompok 10
(sepuluh) putri ADIL bersama Lamria Stevani, Magdalena Mian, Femilia Widiamukti,
Jessica Hadady, Wenny Lidya, Gabriela Anggraeni, dan Natasha Berta dengan
pendamping Bapak Tirto Suwanto. Kami pun dengan semangat mendirikan tenda
bersama-sama walau tanpa dibantu oleh pendamping. Karena Pak Wanto harus
kembali ke sekolah untuk mengambil barang-barang yang masih tersisa di sekolah.
Kami mulai mendirikan tenda pada pukul 12.00. Walaupun panas terik luar biasa,
kami tetap bersemangat mendirikan tenda. Meskipun diantara kami ada yang hanya
santai-santai saja, tidak membantu kami mendirikan tenda. Saya merasa sedikit
jengkel, tapi ya sudahlah biarkan saja.

Tenda sudah berdiri, saatnya kami untuk mengeluarkan peralatan untuk


memasak seperti kompor, gas, panic, wajan dan sebagainya. Setelah itu kami
diminta berkumpul untuk melakukan upacara pembukaan. Setelah upacara
pembukaan, kami pergi ke balai desa bersama-sama. Kami akan bersama-sama
belajar membuat pupuk. Perjalanan menuju ke balai desa lumayan jauh. kami pergi
ke balai desa dengan berjalan kaki melewati sawah dan kebun karet. Tetapi saya
tidak mengikuti sessi pembuatan pupuk karena saya disuruh kembali ke tempat
perkemahan karena harus latihan koor di gereja untuk persiapan misa pada hari
terakhir. Jadi, saya dan beberapa teman yang ditunjuk untuk bertugas latihan koor
pun kembali ke tempat perkemahan. Ketika diperjalanan melewati kebun karet,
kami melihat ada seekor ular. Setelah kejadian itu, kami pun berjalan bersamaan
sampai ke tempat perkemahan.

Sampai di tempat perkemahan, kami masuk ke dalam gereja dan latihan


koor. Latihan koor selesai, mereka yang membuat pupuk juga sudah kembali ke
tenda untuk bersiap-siap memasak makan malam. Sebagian dari kelompok ada yang
memasak dan yang sebagiannya lagi mandi ke rumah warga yang telah ditentukan
oleh panitia. Keluarga tersebut merupakan keluarga angkat kami selama kami
kemah di Desa Jati Baru. Keluarga angkat kelompok ADIL yaitu keluarga Bapak
Ngadiono. Rumah Bapak Ngadiono sangat sederhana tetapi mereka sangat baik dan
ramah. Ketika kami akan mandi, Ibu Ngadiono yang menimbakan kami air untuk
mandi. Padahal kami bisa menimba sendiri, tetapi ibu selalu melarang jika kami ingin
menimba. Setelah selesai mandi, kami kembali ke tenda untuk makan makam
bersama di tenda.

Makan malam bersama telah selesai, kami diminta untuk bekumpul di


halaman samping gereja, kami disuruh membuat kreatifitas dari bahan bekas. Hasil
kreatifitas tersebut akan di nilai oleh panitia lalu akan diberikan kepada keluarga
angkat kami. Kelompok saya membuat kreatifitas vas bunga dari botol sirup marjan
yang kami hias menggunakan benang. Lalu kami membuat bunga dari kertas
majalah-majalah bekas yang diberi tangkai dari lidi. Setelah selesai, hasil kreatifitas
dikumpulkan lalu kami berkumpul di gereja untuk berdoa. Setelah selesai berdoa,
kami pun kembali ke tenda dan beristirahat pada pukul 22.00. esok pagi kami harus
bangun pukul 04.45. tapi, ketika kami sudah di dalam tenda, kami bukannyya tidur
tapi kami ngobrol dan ngemil. Banyak teman-teman dari tenda lain yang tidak bisa
tidur dan berkumpul di tenda kelompok 10. Mereka tidur di luar tenda, karena tikar
milik kelompok 10 lebar hingga keluar dari tenda. Jadi mereka memutuskan untuk
tidur di luar bersama-sama.

Pukul 04.45 kami bangun lalu memasak. Kebetulan jadwal memasak pagi itu
adalah saya dan Lamria. Kami berdua pun bagi tugas dengan dibantu teman-teman
satu tenda. Selesai masak kami makan bersama. Lalu kami berkumpul dengan sudah
memakai pakaian olahraga. Karena pagi itu rencananya kami akan melakukan out
bound. Ternyata out boundnya bergantian dan dibagi dua rute, rute A dan rute B.
kelompok 10 mendapat rute A. Out bound pertama, satu orang naik ke atas bamboo
yang sudah diikat diantara dua pohon, lalu teman yang lain menangkapnya. Yang
kedua, mata ditutup lalu melewati rintangan dengan banyak tali raffia. Mereka yang
ditutup matanya harus mendengarkan intruksi dari teman-teman yang tidak ditutup
matanya. Yang ketiga, melewati ban yang ada di air. Jadi kita harus tengkurap lalu
merangkak melewati ban. Main basah-basahan seru sepertinya, tapi saya tidak ikut
untuk permainan yang satu ini. Karena saya sedang red day. Jadi aku tidak ikut untuk
permainan air. Yang keempat, dua orang naik keatas papan dengan beberapa kaleng
di bawah papan tersebut. Dua orang itu harus bisa membawa papan itu ke garis
finish seperti perahu. Sisanya mereka sibuk member intruksi dan memindahkan
kaleng-kaleng itu ke depan supaya papan yang kita naiki tidak jatuh. Yang ke lima,
perang bantal. Namun karena bantal yang dipakai sudah rusak dan bambunya patah
akibat salah satu teman dari kelompok laki-laki terlalu gendut, sehingga bamboo
tidak kuat dan patah. Akhirnya kami melanjutkan ke permainan yang berikutnya
yaitu egrang. Bermain egrang di tengah-tengah sawah yang panas. Tapi itu membuat
permainan semakin seru.

Out bound selesai, kami kembali ke tenda untuk masak dan mandi. Beberapa
ada yang mandi. Sisanya dari kami pun memasak dengan tujuan untuk menghemat
waktu. Saya, Lamria, dan Tasha memasak makanan untuk makan siang. Setelah
selesai masak kami pun makan lalu kami ke rumah keluarga angkat kami untuk
mandi. Teman lain yang sudah mandi kembali ke tenda untuk makan dan menyusul
kami membawa peralatan memasak. Rencananya kami akan memasak dan makan
bersama dengan keluarga angkat di rumah pak Ngadiono. Kami pun memasak untuk
keluarga angkat kami ini. Setelah selesai memasak, kami makan bersama keluarga
Pak Ngadiono. Kami mulai merasa betah tinggal di rumah Pak Ngadiono yang
sederhana namun mereka penuh kasih sayang. Meskipun kami bukan anak kandung
mereka, kami dianggap seperti anak sendiri.
Setelah memasak dan makan di rumah keluarga angkat kami, beberapa dari
kami yang sudah ditunjuk untuk tugas koor harus kembali ke tenda lebih dahulu.
Saya dan Lamria pun kembali ke tenda dan latihan koor untuk misa besok. Setelah
itu kami berkumpul untuk latihan pentas seni yang diadakan setelah acara api
unggun. Acara api unggun pun di mulai dan pentas seni berlangsung dengan seru.
Kami menyanyi dan memainkan alat musik dengan gembira walaupun ada yang
salah, kami tetap melanjutkannya. Setelah selesai, kami pun berefleksi dan berdoa.
Lalu kami beristirahat.

Di dalam tenda, kami kelelahan dan kami hendak beristirahat. Tetapi, hujan
lebat dan tenda bocor, jadi kami pun lari ke dalam gereja dan mengungsi di dalam
gereja. Bukan tidur kami malah menggosip sampai pukul 01.00 baru kami tidur. Dan
kami bangun pukul 04.30. lalu kami pergi ke rumah warga untuk mandi dan bersiap
untuk misa di gereja. Bagi yang tidak mengikuti misa, mereka masak nasi goreng
karena panitia mengadakan lomba masak nasi goreng. Setelah selesai misa, kami
pun makan bersama lalu setelah makan kami dikumpulkan untuk upacara
penutupan. Setelah upacara penutupan, pengumuman pemenang lomba kebersihan
tenda yang dimenangkan oleh kelompok laki-laki semua. Dan kelompok ADIL juara 3
membuat kreatifitas. Tidak sia-sia kami bersusah payah membuat kreatifitas itu.
Ternyata membuahkan hasil yang memuaskan meskipun hanya juara 3 tetapi kami
tetap bangga.

Setelah itu, kami membereskan tenda dan membongkar tenda. Setelah


selesai, kami pun di beri makan siang oleh guru-guru. Tapi sebelum itu, kami disuruh
untuk membersihkan dan memunguti sampah yang betebaran di daerah
perkemahan. Setelah itu kami menunggu angkot dan kami pulang kembali ke
sekolah lagi. Sebelum itu, kami berpamitan dan mengucapkan banyak terima kasih
kepada bapak ibu angkat kami.
BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan
Dalam kegiatan FYC dibutuhkan kekompakan, kerja sama, dan rasa
kekeluargaan yang tinggi. Dalam FYC ini juga, kita dilatih untuk menjadi
pribadi yang lebih dewasa dan mampu diandalkan untuk dimasa yang akan
datang.

2. Saran
Dengan mengikuti FYC, diharapkan dapat membentuk kepribadian yang lebih
dewasa,mampu belajar arti kehidupan yang sesungguhnya. Dapat mencintai
dan menjaga lingkungan ciptaan Tuhan.

3. Foto-Foto

Anda mungkin juga menyukai