TATA IBADAH
MINGGU KE-13 SESUDAH PENTAKOSTA,
BULAN PENDIDIKAN, &
SYUKUR KEMERDEKAAN RI KE-73
Minggu, 19 Agustus 2018
THEMA :
“PENDIDIKAN SEBAGAI TUGAS GEREJA &
INDONESIA BERSYUKUR”
Pelayan
Pdt. Arthasasta Nifu
Songleader
Bpk. Ezra Naramessakh
Organist
Pnt. A.F.R. Mantero
PERSIAPAN
Saat Teduh/Doa Pribadi
Petugas mengambil tempat dan mempersiapkan diri
Sebagai tanda kepedulian gereja terhadap pendidikan, minggu ketiga ini
dipakai sebagai
minggu persembahan untuk pendidikan. Masing-masing jemaat secara kreatif
dapat
mengumumkan kepada jemaat di minggu sebelumnya untuk membawa
persembahan mereka dalam bentuk bantuan pendidikan. Sederhana saja
bentuknya (Alkitab, buku tulis, buku bacaan, alat tulis menulis). Satu anggota
jemaat minimal membawa satu. Persembahanpersembahan itu akan
dikumpulkan petugas pada saat tangguk persembahan dijalankan.
(Jemaat memasuki ruang kebaktian sambil Anak-anak membagikan pita
merah putih dan ayat alkitab)
PERENUNGAN AWAL
Narasi tentang Pendidikan (dibacakan oleh seorang anak)
“AKU INGIN BERSEKOLAH”
Sebuah Narasi tentang kerinduan seorang anak miskin untuk bersekolah
Karya : Pdt. Arthasasta
Kicau burung dan kokokan Ayam membangunkanku
Setelah semalam suntuk kelopak mataku tak tertutup
Membayangkan nasib dan masa depanku.....
Kubangun dari petiduranku.....
Tatkala cahaya sang surya perlahan-lahan menembusi lorong-lorong bumi
Dan membias diantara pepohonan
Mengusir pekat dan gelapnya malam
Ku membayangkan pekat dan gelapnya malam
bagaikan masa depanku yang suram dan tak seindah bias cahaya mentari pagi
sbab aku hanya sebatang kara
aku tak berayah dan tak beribu apalagi memiliki saudara
sebab peristiwa kecelakaan merenggut nyawa mereka dan merenggut mereka dari
hidupku
ketika aku bergegas membersihkan halaman rumah nenekku tempat aku tinggal
segerombolan anak-anak berpakaian sekolah melewati depan rumahku
aku memandangi mereka sambil sesekali aku menunduk..
tak terasa air mataku membasahi pipiku....
ada gejolak sukma dan kerinduan yang membuncah dari dalam hatiku
ada asa membara dalam diriku....
seandainya.......
yah.... seandainya bapak dan mamaku masih ada
seandainya masih ada orang yang menyayangiku
seeandainya aku punya uang......
aku ingin bersekolah....
ya bersekolah seperti mereka
mengenakan pakaian seperti mereka
mengenakan sepatu seperti mereka
mengenakan tas dipunggung seperti mereka
tapi........................
apa daya asa dan kerinduan ini kupendam dalam sukma
yang akan terus brgelora sampai jantung dan nadi ini berhenti berdetak
aku tak ber-ayah
aku tak ber-ibu
aku tak memiliki siapa-siapa
aku tak memiliki uang
aku orang miskin
aku hanya memiliki asa
asa yang membumbung tinggi bagaikan rajawali di angkasa biru
aku pun hanya memiliki Dia yang telah menghadirkanku di dunia...
ku tahu....
Tidak ada rencanaNya yang gagal dalam hidupku..
Akulah buatan tanganNya, kepadaNya hatiku percaya
Berjalan bersamaNya membuat hatiku tenang
PANGGILAN BERIBADAH
Liturgos 1 : Saudara dan saudari umat Tuhan.... . Kita bersyukur karena
kita diberikan kesempatan untuk menikmati kemerdekaan yang
Tuhan beri bagi bangsa Indonesia. Karena kemerdekaan itulah
kita punya kesempatan untuk bersekutu dengan Tuhan kita
lewat ibadah saat ini. Karena itu biarlah syukur kemerdekaan
bangsa kita yang ke-73 ini menolong kita untuk menghayati
arti kemerdekaan yang sesungguhnya.
Liturgos 2 : Kita bangga dan bersyukur kalau kita diberi kesempatan
oleh Tuhan untuk menyekolahkan anak-anak kita dan anak-
anak juga mesti bersyukur karena Tuhan memberi kesempatan
untuk memakai seragam sekolah bahkan bersekolah hingga
Perguruan Tinggi. Karena ada begitu banyak kerinduan disertai
airmata yang menetes dari anak-anak dibelahan negeri ini
untuk bersekolah .... mereka tak punya apa-apa, bahkan ada
yang tak punya siapa-siapa...
Liturgos 3 : Ketika mereka tak punya apa-apa dan tak punya siapa-siapa,
maka Tuhan menghadirkan kita sebagai tanda cintaNya untuk
menolong mereka yang memiliki gelora dan asa untuk
bersekolah. Dengan demikian kehadiran gereja memberikan
aroma sorgawi bagi mereka yang tersisih. Hari ini kita berbakti
dalam tema “Pendidikan Sebagai Tugas Gereja”. Maka marilah
kita sebagai gereja menaruh perhatian besar pada tugas ini,
dengan memohon kepada DIA yang mulia untuk menolong
kita. Mari kita muliakan nama-Nya.
INTROITUS
Pelayan : Memberi telinga mendengar kebenaran dan memberi hati
memeliharanya adalah sikap orang berhikmat. Maka sekarang
pasanglah telingamu terhadap ucapan Tuhan : “Didiklah orang
muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa
tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu”.
(Amsal 22:6)
Pujian : KJ. No. 73:1&2 "Hai Langit, Pasanglah Telingamu"
1. Hai langit, pasanglah telingamu
Dengar ucapanku wahai bumi
Semoga firman tumbuh di hatimu
Laksana pohon akan berputik
2. Berilah hormatmu pada Tuhan
Sang Gunung Batu adil jalan-Nya
Biarlah nama Tuhan „kuserukan
Kar‟na kekallah kebenaran-Nya
BERITA ANUGERAH
Pelayan : Marilah kita menerima anugerah Allah sebagaimana tertulis
dalam Amsal 3:13-18, demikian: “Berbahagialah orang yang
mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena
keuntungannya melebihi keuntungan perak dan hasilnya
melebihi emas. Ia lebih berharga daripada permata; apapun
yang kau inginkan tidak dapat menyamainya. Umur panjang
ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan
kehormatan. Jalannya adalah jalan penuh bahagia, segala
jalannya sejahtera semata-mata. Ia menjadi pohon kehidupan
bagi orang yang memegangnya, siapa yang berpegang padanya
akan disebut berbahagia”Demikianlah berita anugerah dari
Tuhan.
Jemaat : Syukur kepada Allah
Pujian : PKJ No. 274:1 “Pakailah Waktu Anug’rah Tuhanmu”
1. Pakailah waktu anug‟rah Tuhanmu
Hidupmu singkat bagaikan kembang
Mana benda yang kekal di hidupmu
Hanyalah kasih tak akan lekang
Refr... Tiada yang baka di dalam dunia
S‟gala yang indah pun akan lenyap
Namun kasihmu demi Tuhan Yesus
Sungguh bernilai dan tinggal tetap
KHOTBAH
Pelayan : (Berkhotbah)
PENGAKUAN IMAN
Pelayan : Saya mengajak semua berdiri untuk mengikrarkan Iman Percaya
kita dengan segala orang Kudus dan di segala tempat…….
P+J : Aku percaya kepada Allah…………dstnya
Pujian : PKJ. No. 282:1 “Tuhan, Tolonglah Bangunkan Iman”
1. Tuhan tolonglah bangunkan iman, pulihkanlah kasih yang remuk (2x)
Ubahlah hatiku, jamahlah diriku biar di tanganMu berbentuk
Tuhan tolonglah bangunkan iman, pulihkanlah kasih yang remuk
(Jemaat
duduk)
PERSEMBAHAN SYUKUR
Diaken : Marilah kita memberi persembahan dengan mengingat Firman
Tuhan yang berkata: “Sebab jika kamu rela untuk memberi,
maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu
berdasarkan apa yang ada padamu. Sebab kamu dibebani
bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan,
tetapi supaya ada keseimbangan. (II Korintus 8:12-13)
Pujian : PKJ. No. 146:1 dst “Bawa Persembahanmu”
1. Bawa persembahanmu dalam rumah Tuhan
Dengan rela hatimu, janganlah jemu
Bawa persembahanmu, bawa dengan suka
Reff : Bawa persembahanmu, tanda sukacitamu
Bawa persembahanmu, ucaplah syukur
2. Rahmat Tuhan padamu tidak tertandingi
Oleh apa saja pun dalam dunia
Kasih dan karunia sudah kau terima Reff...
3. Persembahkan dirimu untuk Tuhan pakai
Agar kerajaan-Nya makin nyatalah
Damai dan sejahtera diberikan Tuhan Reff...
Doa Persembahan
Diaken : Saya mengajak kita berdiri dan bersama-sama mendoakan
persembahan kita
Semua : Ya Tuhan, persembahan syukur yang kami berikan adalah
bagian yang Tuhan sendiri telah tentukan bagi kami. Berkatilah
persembahan kami, jadikanlah bagian-bagian yang sederhana ini
menjadi kesukaanMu. Buatlah kami mengerti bahwa
persembahan yang sesungguhnya, adalah diri kami sendiri. Demi
Kristus Tuhan, yang telah mengorbankan diri bagi kami. Amin
Menyanyi KJ 337 : 1 “Betapa Kita tidak Bersyukur”
1. Betapa kita tidak bersyukur
bertanah air kaya dan subur;
lautnya luas, gunungnya megah,
menghijau padang, bukit dan lembah.
Refrein:
Itu semua berkat karunia Allah, yang Agung, Mahakuasa;
itu semua berkat karunia Allah, yang Agung, Mahakuasa.
DOA SYAFAAT
(Doa syafaat diakhiri dengan Nyanyian Do’a Bapa Kami Versi Untung Ong
yang dinyanyikan oleh PS. Rayon 8 dan jemaat)
PENGUTUSAN
Pelayan : Kemerdekaan yang telah diraih bukan melalui jalan yang
gampang dan mudah. Tetapi melalui perjuangan panjang dan
pengorbanan harta, dan nyawa. Karena itu lupakanlah
perseteruan politik, saatnya membangun negeri dengan penuh
patriotik. Kita semua saudara sebangsa, dibesarkan zaman
ditempa gelombang prahara. Mari kembali kepada takdir kita,
memangku ibu pertiwi utuh sebagai negara-bangsa. Sebab
darah yang sama jangan lagi bertengkar, karena tulang yang
sama usah berpencar. Pada tanah yang sama kita berdiri, pada
air yang yang sama kita berjanji. Biar dunia melihat kita
sebagai bangsa yang besar katakan :
Jemaat : Indonesia Cintaku padamu akbar. Ada banyak sekali negeri di
seantero dunia, hanya satu yang menjadi tanah air kami.
Indonesia. Di negeri inilah masa depan dipertaruhkan. Negeri
yang elok nan permai, yang bikin air mata perantau jatuh
berderai. Negeri dengan ragam budaya tak terbantah, diberkati
Tuhan dengan kekayaan alam yang berlimpah. Tetapi
kebanggaan tak berarti apa-apa jika kami tak berbuat apa-apa.
Pelayan : Marilah kita merayakannya dengan bekerja mengisi
kemerdekaan sesuai tugas tanggung jawab kita masing-masing.
Kalau engkau seorang guru, hargailah profesimu; kalau engkau
seorang siswa/mahasiswa hargailah pengorbanan, keringat dan
darah orang tuamu yang menetes dengan belajar yang sungguh.
Karena apalah arti ijazah yang bertumpuk, jika kepedulian dan
kepekaan tidak ikut dipupuk? Apa gunanya sekolah tinggi-
tinggi, kalau nurani tak memiliki Rasa. Apa gunanya otak diisi
data, ilmu, pasal dan ayat ilmu hukum, kalau tak diisi ayat-ayat
suci nan mulia?
Jemaat : Kami mau mewujudkan rasa syukur atas kemerdekaan negara
Indonesia dengan menyebarkan kasih kepada sesama yang jauh
maupun dekat sehingga kehadiran kami sebagai warga gereja
dapat membuat semua orang bersyukur kepada Allah.
Pelayan : Tatkala kita hendak kembali kita diingatkan juga bahwa
pendidikan juga adalah tugas gereja. Siapa itu gereja? kita
semua. Karena itu, marilah bergiat menanamkan didikan yang
benar. Ingat, apa yang engkau tanam hari ini, itulah yang akan
berbuah di masa depan. Bila dalam menjalankan tugas yang
tidak gampang ini, engkau berjumpa dengan badai dan cobaan
yang mengganggu, tetaplah berpegang pada janji Tuhan bahwa
Ia tetap setia hingga nanti.“
(Jemaat berdiri)
Pujian : PKJ. No. 285 “Bila Badai Hidup Menerpamu”
1. Bila badai hidup menerpamu
Dan cobaan pun datang mengganggu
Hanya satu janji harapanmu,
Ya janji Tuhanmu, pegang teguh
Biar gunung-gunung pun beranjak,
Serta bukit-bukit pun bergoncang
Kasih dan setia dari Tuhan „kan melindungimu tetap teguh
Pegang selalu janji Tuhan,
jangan lepaskan walau siang atau malam
Enyahlah takut atau bimbang;
Tuhanlah pemilik hidupmu, hidupmu
Biar gunung-gunung pun beranjak,
serta bukit-bukit pun bergoncang
Kasih dan setia dari Tuhan „kan melindungimu tetap teduh
BERKAT
Pelayan : Atas kehidupan dan kerja yang dijalani umatMu sepanjang hari-hari
didepan, anugerahi mereka kekuatan, hikmat dan kebijaksanaan yang
bersumber dari Bapa, Putera dan Roh Kudus, sehingga ditempat
jualan mereka, tempat usaha mereka, toko/kios, lapak jualan mereka,
pasar tempat mereka berjualan, dikursi-kursi bis/travel /mikrolet
mereka dan pangkalan ojek, di bengkel-bengkel mereka, dikantor, di
sekolah, di Rumah Sakit/Puskesmas, kebun, dan kebun sayur,
mereka memancarkan kehangatan cinta Kasih ilahi. Dan sampai
kami berjumpa kembali, kami ada dalam lindungan tangan Tuhan
kini dan sepanjang masa.
Jemaat : Amin .... amin .... amin ....
(Jemaat
duduk)
Lagu Pulang : Indonesia Raya
Indonesia tanah airku Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya Bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya