Anda di halaman 1dari 3

"INI CERITA KKN-KU, BAGAIMANA KKN-MU?

"

Oleh :
Chusnatun Nihayah
Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
126201202110 chusnatun339@gmail.com

Desa Sumberdadi merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Bakung,
Kabupaten Blitar, provinsi Jawa Timur. Desa ini dipimpin oleh seorang kepala desa yaitu
bapak Suryanto, beliau sudah menjalani tugas sebagai kepala desa selama dua periode.

Dalam menjalani Kuliah Kerja Nyata selama sebulan, kami mahasiswa UIN Sayyid
Ali Rahmatullah Tulungagung tinggal di sebuah rumah milik ibu toko bangunan namanya ibu
Kati, akan tetapi untuk laki-laki dan perempuan tempat tinggal dibagi menjadi dua, untuk
laki-laki tinggal di depan toko bangunan dan untuk yang perempuan tinggal di rumah ibu
Kati. Hal ini dilakukan untuk menghindari omongan warga yang tidak enak apabila laki-laki
dan perempuan tinggal dalam satu rumah.

Pada waktu kami tiba di desa Sumberdadi, sambutan dari kepala desa dan warga
sangat baik dan menyenangkan atas kedatangan kami mahasiswa KKN. Sorenya kami pun
mengunjungi rumah rumah warga untuk silaturahmi sekaligus memperkenalkan kami para
mahasiswa dan memohon bantuan apabila nantinya kami akan melaksanakan kegiatan yang
membutuhkan dan mengikut sertakan warga di dalam kegiatan tersebut. Tanggapan warga
atas kunjungan kami sangat baik dan mereka tertarik untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan
kami dan dengan tangan terbuka akan membantu kami apabila sewaktu-waktu kami
membutuhkan bantuan dari warga.

Seiring berjalannya waktu dan program kerja yang kami laksanakan baik di dalam
maupun diluar rumah, banyak sekali informasi dan pengalaman baru yang kami dapatkan
diantaranya adalah desa Sumberdadi merupakan salah satu desa di Kabupaten Blitar yang
mengalami bencana kekeringan. Jumlah penduduk yang mengalami kekeringan sebesar
84.1% dari total penduduk keseluruhan. Sehingga BPBD Kabupaten Blitar mengupayakan
dengan membuat jaringan distribusi air bersih memanfaatkan potensi air tanah yang ada.
Untuk bidang pertaniannya sendiri, desa Sumberdadi dapat dikatakan sudah mulai
cukup mengalami kemajuan. Mayoritas penduduknya menanam jagung, sebab hanya jagung
yang bisa ditanam pada tanah sekitar yang musim kemarau seperti ini.

Sedangkan untuk bidang pendidikan sendiri, desa Sumberdadi dapat dikatakan cukup
baik karena di desa ini terdapat TK, SD, DAN SMP. Akan tetapi desa ini memiliki salah satu
kendala dalam hal tenaga pendidik di UPT SD NEGERI SUMBERDADI . Yang mana
jumlah tenaga pendidiknya 8 orang dan yang 1 cuti dikarenakan sedang hamil. Oleh karena
itu kami mahasiswa KKN berpartisipasi membantu mengajar di UPT SD NEGERI
SUMBERDADI.

Mengajar merupakan suatu hal yang tidak mudah, karena harus penuh dengan
kesabaran serta ketlatenan. Pengalaman pertama kali saya memasuki ruang kelas, saya belum
bisa mengondisikan kelas tapi seiring berjalannya waktu alhamdulillah sudah mulai bisa
mengondisikan. Suatu hari ketika saya membantu ngajar di kelas 1 respon murid-murid
sangat aktif sekali. Sampai-sampai ketika saya tinggal rapat ke perpustakaan dengan guru,
ada yang menangis mencari saya. Namanya Arya, dia ketua kelas 1, dia sangat dekat dengan
saya, setiap saya datang dia langsung lari memeluk sambil bilang "kak nanti ngajar kelas 1 ya
kak".

Selain kami membantu di sekolah, kami juga membantu bimbel milik Bu Dina, kami
membantu mengajar dengan berbagai sesi yaitu siang, sore, dan malam. Kebetulan saya dapat
sesi sore mulai jam 16.30 sampai 18.00. Waktu itu saya sedikit kurang enak badan pulang
dari tempat bimbel saya pingsan karena dari pagi sampai sore belum makan, karena tidak
kebagihan nasi, mau beli juga sudah malam dan aku juga tidak bawa motor, mau pinjam
motor teman sungkan. Ceritanya saya pulang dari tempat bimbel itu langsung sholat magrib
kemudian mau makan, tapi tidak kebagihan nasi, terus saya bilang sama mas Alwi “mas
badanku kok gemeter”. Mas Alwi bilang “saya buatkan mie instan ya” . Saya bilang tidak
usah mas, saya buat tidur saja nanti biar mendingan. Setelah beberapa menit kemudian
mienya matang, saya dibangunin tidak bisa (pingsan) teman satu posko semua panik.
Beberapa menit kemudian saya sadar dan belum mood makan, mienya malah dimakan sama
Mas Badrus, hikz saya habis denger cerita dari teman-teman jadi mengakak. Bisa-bisanya
Mas Badrus mencari kesempatan dalam kesempitan, ada-ada saja wkwkwkwkw.

Selain di bidang pendidikan, banyak juga kegiatan yang kami lakukan bersama
dengan warga desa. Mulai dari yang anak-anak hingga orang dewasa. Untuk anak-anak
sendiri, kami mengajukan kegiatan latihan melukis teknik arsir, yang mana kegiatan ini
dilakukan seminggu 2 kali diposko KKN. Sedangkan untuk orang dewasa kami mengajukan
kerja bakti yang dilaksanakan setiap hari minggu waktu pagi, dan senam lansia bagi ibu-ibu
yang dilaksanakan setiap hari jumat waktu sore.

Pada akhir-akhir minggu kami di desa Sumberdadi, ingin mempersembahkan sebuah


acara di SD sebagai ucapan terima kasih kami kepada pihak sekolah, sekaligus mengucapkan
perpisahan karena kami akan kembali pulang dan berpisah dengan warga sekolah. Oleh
karena itu kami dengan pihak sekolah berkerja sama untuk mengadakan lomba menggambar,
mewarnai, dan cerdas cermat. Lomba ini diikuti oleh kelas 1 sampai 6, anak-anak sangat
senang dan antusias dalam mengikuti lomba ini. Di penghujung acara, kami mahasiswa KKN
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak sekolah yang sudah
membantu kami dalam melaksanakan program kerja KKN sehingga kegiatan ini dapat
berjalan dengan baik dari awal hingga akhir, juga tidak lupa kami mengucapkan salam
perpisahan kepada warga desa Sumberdadi.

Itulah sedikit cerita terkait KKN-ku di desa Sumberdadi selama kurang lebih 4
minggu. Banyak sekali yang sudah kami lalui bersama di dalam kami mengikuti kegiatan
KKN, banyak suka maupun duka yang kami alami. Terdapat konflik antara mahasiswa,
berrebut kamar mandi setiap pagi, memasak nasi yang gagal, pokoknya banyak cerita dalam
KKN ini. Kami jadikan itu semua pengalaman yang sangat berarti, terkesan dan kami jadikan
pembelajaran hidup untuk kedepannya agar lebih mengerti lagi bagaimana berbaur dengan
masyarakat yang mempunyai latar belakang berbeda-beda dan bagaimana cara kita
menyesuaikan diri di lingkungan yang baru. Semoga essai yang saya tulis ini bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.

Anda mungkin juga menyukai