Anda di halaman 1dari 2

Untuk membuat makalah ini kami dalam tim kelompok harus melakukan exposure untuk

mendapatkan nilai-nilai kehidupan yang sesungguhnya . agar bisa mendapat sumber yang
banyak dalam kelompok besar , kami memecahkan lagi kelompok kami menjadi kelompok
kecil . dengan begitu kami dapat melakukan exposure dengan tiap orang yang berbeda .
masing-masing kelompok kecil itu adalah : Siska dan Tamy ,Antonius dan Rika , Loren dan
Viky . Deskripsi pertama adalah hasil exposure dari Siska dan Tamy , yang ke dua hasil dari
Antonius dan Rika , dan yang terakhir adalah hasil dari Loren dan Viky .

II. DESKRIPSI

1. Siska dan Tamy

Hari jumat tanggal 6 Desember 2012 kami melakukan exposure . Sebelumya kami
berkumpul di kampus pagi hari pukul 08.00 . setelah itu kami berpisah sesuai kelompok kecil
. saya (siska) dengan rekan saya (tamy) awalnya berencana pergi ke terminal damri ciburuy ,
sesampainya disana kami pun bertanya kepada salah satu sopir damri tentang target yang
kami cari , yaitu seorang pengamen tuna netra yang memang selalu ikut Damri itu . Tapi
belum saja kami menyelesaikan pertanyaan kami , sopir damri itu marah-marah dan
mengusir kami untuk bertanya kepada yang lain . kami pun pergi dan bertanya kepada
bapak yang ternyata seorang kondektur damri itu . lagi lagi bapak itu tidak memberi
informasi tentang target kami , malah menggoda kami . kami pun ketakutan dan buru buru
pergi meninggalkan tempat itu . dan akhirnya membatalkan niat kami mencari target
pertama kami itu .

kami pun mencari cari target baru di sepanjang jalan . setelah kami berjalan jauh ,
sampai lah kami disuatu kampung yaitu kampung Andir yang berada tak jauh dari terminal
damri itu . kemudian dari kejauhan kami melihat seorang nenek yang sudah tua renta
membawa banyak sekali bawaan , dan ternyata dia sedang menjajakan kue dan gorengan .
kami pun menghampirinya , dan mulai mendekati nenek itu , awalnya kami membeli
beberapa kue nya . lalu kami mulai berbincang bincang dan menanyakan semua tentang
nenek itu . beliau bernama nenek Amah , setiap hari berkeliling kampung untuk menjajakan
keu dan gorengan . saat itu , kami bertemu nenek Amah tepat di depan sebuah sekolah
TK,SD,SMP AS-SALAM . Dan nenek ternyata diam di depan sekolah itu , menunggu anak-
anak keluar untuk beristirahat dan berharap kue dan gorengannya terjual . kami pun
membantu nenek untuk membereskan dagangannya , sembari menunggu waktu istirahat
nenek bercerita bahwa ternyata beliau baru saja sembuh dari kecelakaan yang telah
menimpanya 2bulan yang lalu , beliau tertabrak motor dan mengalami patah tulang di
bagian tangan kiri nya . beliau hanya hidup berdua saja dengan cucu nya . suaminya sudah
lama meninggal dan dia memiliki satu anak perempuan yaitu ibu dari cucunya itu , yang
telah meninggalkannya lebih dulu 1 tahun yang lalu karena sakit keras . dan sudah tak ada
lagi kerabat yang dapat beliau temui . hanya tetangga disekitarnya saja yang beliau anggap
keluarga . karena ternyata kue dan gorengan yang beliau jual itu beliau ambil dari tetangga
nya seharga 400nrupiah , dan ia jual seharga 500 rupiah . jadi beliau hanya dapat 100
rupiah saja dari satu buah gorengan dan kue itu . sehari beliau mendapat kurang lebih 10
ribu saja . uang itu cukup tidak cukup harus ia cukupkan untuk membeli beras dan lauk nya .
beliau bertanggung jawab atas hidupnya dan hidup cucu nya itu .

tak lama kemudian , anak-anak pun berisitirahat . kami pun berusaha menarik anak-
anak itu untuk membeli kue dan gorengan nenek . syukurlah lumayan banyak kue dan
gorengan yang terjual . kami pun bergegas membereskan dagangan nenek karena hari
sudah mendung , pertanda hujan akan turun . kami pun membantu nenek untuk
membawakan nampan dan keranjang kue nenek . dan tidak kami duga , ternyata lumayan
berat untuk kami bawa keliling kampung lagi . kami saja yang masih muda merasa berat dan
lelah . bagimana dengan nenek ? setiap hari beliau seperti ini . sungguh perjuanagn yang tak
mudah . saat tiba dirumah salah seorang tetangga nenek pembuat gorengan itu , nenek
menyetorkan uang hasil penjualannya pada hari itu . dan ternyata tidak hanya satu
tetangga saja nenek mengambil gorenagn dan kue nya itu , dari tempat itu kami berjalan
jauh lagi ke ke 3 rumah tetangga nenek lagi untuk menyetorkan uang pendapatannya .
cukup jauh dan melelahkan , memang itu pekerjaan nek.amah setiap harinya . dari pagi hari
hingga menjelang sore .

“neng cape ? udah ya biar nenek aja yang bawa, kasian neng nya kecapean” kata-kata itu
yang selalu nenek ucapkan kepada kami . setelah semua uang disetorkan . nenek pun
mengajak kami untuk mampir ke rumah nya . kami pun ikut bersama nenek . tapi
sebelumnya nenek mampir ke sebuah warung untuk membeli beras . beliau hanya membeli
setengan kilogram beras dan satu bungkus tahu saja . setelah itu kami pun berjalan menuju
rumah nenek . sesampainya dirumah kami pun masuk . sangat miris . rumah masih
beralaskan tanah . tanpa lagit-langit yang menjadi tempat berteduh nenek selama ini . di
rumah nenek kami juga bercerita-cerita tentang kehidupan nenek.

Kemudian kami bergegas untuk pulang karena hari sudah mulai sore tetapi nenek
berusaha untuk terus mencegah kami untuk pulang. Sepertinya nenek tidakmenginginkan
kami pulang karena nenek merasa kesepian , namun karena kami begitu memberi banyak
alasan dan pengertian sehingga nenek pun akhirnya mengantar kami sampai di depan
rumahnya .

Sebelum kami berpisah dengan nenek , nenek pun meneteskan air mata , kami pun ikut
bersedih :’( setelah kami berpelukan dengan nenek kami segera pulang .

Anda mungkin juga menyukai