DibaLik
Senyuman
1
KATA PENGANTAR
Juwita Nuraliya
2
DAFTAR ISI
PROLOG .................................................................................... 4
BAB 1 ......................................................................................... 5
BAB 2 ....................................................................................... 13
PERPISAHAN .......................................................................... 13
BAB 3 ....................................................................................... 19
WAKTU .................................................................................... 19
KESEDIHAN........................................................................... 311
IKHLAS................................................................................... 377
3
PROLOG
4
BAB 1
INILAH AKU
H
allo perkenalkan, Namaku Juwita Nuraliya,
biasa orang-orang memanggilku dengan
sebutan Juwita, Wita, Zuzu, Juwi “(Memang
banyak sekali panggilan yang tercipta dari mereka
untukku)”. Aku lahir di Daerah khusus ibukota Jakarta.
ya itu dulu sebutan Jakarta hingga saat ini...tapi informasi
yang aku dapat dari berita, pemerintah ingin
memindahkan ibukota Indonesia ke Kalimantan pada
tahun 2024 dan menjadi ibukota Nusantara.
****
5
Sebenarnya aku memiliki tiga bersaudara,
tapi...kakaku yang pertama laki-laki yang bernama
Rahmat Ismail beliau sudah meninggalkan kita semua
terlebih dahulu (ucapku dengan perasaan sedih).
6
****
7
kasih sayang seorang ibu tidak ada batasnya untuk anak-
anak nya .
Dan menjadi hobi ku sampai saat ini dan aku juga hobi
olahraga apapun itu karna seruu bisa mengeluarkan
keringat dan membuat badan menjadi bugar.
****
8
Pada saat paud aku berumur 5 tahun, di paud melati
putih yang berada di Jakarta. Saat aku usia 6 tahun, aku
menduduki bangku sekolah dasar di SDN Cilodong 2,
Depok Jawa Barat, aku lulus SD pada tahun ajaran
2012/2018.
9
yaitu ada ayahku, Ibuku, kakak perempuanku dan aku
anak terakhir yg dimiliki oleh ayah dan ibuku.
10
Karna waktu mba Rini kecil, ibu ku yang ikut serta
dalam membantu budeh ku untuk mengurus nya. Pada
saat itu pakdeh dan budeh ku yang sama-sama sibuk
bekerja untuk mencari uang, dan yang dirumah hanya
ada ibuku, jadi ibu ku yang menjaga anaknya saat kedua
nya sedang bekerja.
11
mereka yang selalu setia menemani kehidupan
dimasa kecil ku yang sekarang menjadi sangat berkesan.
****
12
BAB 2
PERPISAHAN
W
aktu begitu cepat berlalu, dan dimana saat
nya aku dan keluarga ku pindah tempat
tinggal. padahal aku sudah nyaman sekali
tinggal di Jakarta.
****
13
Karena saat itu ayah ku yang sebenarnya ingin pindah
tempat tinggal, karna beliau sudah melihat situasi Jakarta
yang sudah cukup tidak nyaman untuk menjadi tempat
tinggal lagi.
14
Aku pun merasakan sedih dan kehilangan karena aku
yang terpaksa harus meninggalkan teman teman ku, dan
aku juga yang terpaksa harus meninggalkan budeh dan
mba Rini, yang setelah aku dan keluarga ku pindah dari
rumah yang dijakarta mereka hanya tinggal berdua.
****
****
15
Flashback !!!
Dan pada saat itu aku sering sekali bilang ke ibu adan
ayah “bu yah ayo kita pulang ke jakarta” ujarku “wita
sekarang kita udah pindah tempat tinggal dan sekarang
kita udah gak tinggal di Jakarta lagi”ujar ibu ku.
16
Kemudian ketika berada dirumah baru aku belum
mempunyai teman lagi, paling hanya ada saudara dari
ayah ku Yang seumuran sama dengan ku. Tapi saat itu
aku masih malu malu...pada akhirnya aku hanya bermain
dengan kakak perempuan.
****
17
Banyak sekali juga yang kupikirkan dan kurasakan pada
saat itu. Aku teringat teman-teman ku dan budeh ku dan
anak nya yang kupanggil mba Rini yang sangat aku
rindukan.
****
18
BAB 3
WAKTU
S
eiring berjalannya waktu perlahan-lahan aku
mengenali lingkungan sekitar, begitu juga
tetangga dan juga makin akrab dengan saudara
dari ayahku bahkan kami disekolah kan di sekolah yang
sama.
****
19
Untuk pertama kalinya aku dan Erik berangkat
sekolah bersama. Karena itu untuk pertama kalinya kita
masuk sekolah.
20
“wah cucuku sudah mulai besar ya sebentar lagi SMP lalu
SMA dan terus kuliah bahkan menikah” ujar neneknya
sambil mengelus kepala Erik dan tersenyum bahagia.
****
21
Aku dipanggil dan mendekat kepada budeh dan pakdeh
ku dan disaat itu juga budeh dan pakdeh ku sama sama
mengelus kepalaku sambil berbicara
****
22
Mungkin budeh dan pakdeh ku tau kalau aku malu
malu dan budeh ku langsung meraih tangan ku dan
memberikan uang nya untuk ku, lalu aku dan Erik
mengucapkan terimakasih banyak kepada mereka.
****
23
Kemudian kami pulang sambil membicarakan
“setelah ini kita main yu main sepeda”ajak Erik dan aku
langsung menjawab “ayooo” dengan senang.
Karena saat itu hari pun masih siang dan belum ada tugas
dari guru.
****
24
Selesai bermain sepeda kami pun duduk didepan teras
rumah nya erik untuk beristirahat karena sudah lumayan
lama kami bermain sepeda.
****
****
25
Dan dimana saat itu juga kami sedang berhenti
didepan rumah budeh dan pakdeh ku dan mereka kakek
dan neneknya Erik.
26
sedang haus dan habis main ditengah hari bolong atau
panas-panasan lalu kalian diberikan air dingin, itu
rasanya nikmat sekali).
****
27
BAB 4
MOMEN
K
emudian saat aku berumur 7 tahun, aku
menduduki bangku kelas 2 SD.
****
****
28
Dan disitu juga aku melihat keseruan keluarga yang
lengkap dimana kakek nenek dan cucu-cucunya
berkumpul semua.
****
29
senang Karena bisa memanggil sebutan yang dari kecil
aku tidak pernah sebut ialah kakek nenek.
****
30
BAB 5
KESEDIHAN
S
ejak tinggal di Depok aku baru tau yang namanya
kakek dan nenek karena dari aku kecil aku sama
sekali belum pernah bertemu dengan Kakek
nenek.
31
****
****
32
Setiap kali aku diajak aku selalu membantah saat
orang tua mengajak ku ikut Bersamanya kalau sedang
acara berkumpul keluarga besar.
****
33
****
34
muka nenek kakek ku, dan ternyata nenek ku begitu
cantik dan kakek ku sangatlah gagah dan tampan.
****
35
Sedih sekali rasanya setiap mengunjugi kampung
halaman tidak bisa berkumpul dengan lengkap seperti
orang-orang lain yang masih bisa menjumpai kakek
neneknya yang masih bisa mendukung dan memberikan
nasihatnya kepada cucu cucunya.
****
36
BAB 6
IKHLAS
api
37
Karena itu perginya juga mendadak jadi kita tidak
memberitahu siapapun untuk menjadi kejutan.
38
Tapi aku tetap suka dengan udara dan suasana yang
begitu tenang di kampung halaman.
Memang benar takdir itu tidak ada yang tau tapi kita
sebagai seorang muslim selalu berdoa supaya selalu
dilindungi dan diberikan kesehatan oleh ALLAH SWT.
****
Dan mereka semua adalah sumber semangat ku saat
aku sedang merasa sedih kesepian merekalah selalu ada,
dan mereka semua lah selalu memberikan dukungan nya
untuk ku supaya harus lebih semangat lagi dan jangan
pantang menyerah.
39
anak anak nya yang sangat menyayangiku begitu juga
dengan ku.
****
Semakin dewasa aku menyadarinya bahwa sampai
kapanpun seseorang yang sudah tidak ada lagi didunia
ini tidak mungkin bisa Kembali.
“TAMAT…”
40
BIODATA
PENULIS
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
41