Anda di halaman 1dari 27

HIDUPKU PERJALANANKU

(NOVEL)

AISYAH
XII MIPA 4

GURU PEMBIMBING

Dra. Yasrida M.Pd

SMA NEGERI 1 BANUHAMPU


JALAN RAYA PADANG LUA-MANINJAU KM3
NAGARI PAKAN SINAYAN KECAMATAN BANUHAMPU
KABUPATEN AGAM

1
Prakata

Segala puji dan syukur atas kehadiran Allah Subhanahu wata’la, karena berkat
dan Rahmat-nya saya dapat menyelesaikan novel yang berjudul “Hidupku
Perjalananku”. Buku ini merupakan novel yang saya ciptakan sendiri sesuai kisah
nyata yang saya alami sendiri. Buku ini berisikan perjalanan hidup saya sedari kecil.
Adapun semua kejadian yang tertera dalam novel ini adalah penggalan kisah dan
kenangan yang sangat saya rindukan. Melalui novel ini saya ingin berbagi kisah
perjalanan hidup yang penuh lika-liku yang membentuk diri ini dan membuat saya
bisa tersenyum tatkala saya membacanya suatu saat nanti.
Ucapan Terima kasih yang tak terhingga saya torehkan kepada Ibu Yasrida
yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan novel ini. Saya menyadari novel
ini tidak luput dari kekekurangan baik dari segi penulisan maupun tata Bahasa.
Bagaimanapun penulis masih perlu banyak bimbingan dan belajar untuk bisa menjadi
lebih baik lagi. Maka dari itu, penulis mengharapkan saran dan masukan demi
kesempurnaan novel ini.
Saya juga berharap novel ini dapat bermanfaat untuk kita semua, dapat
membangkitkan motivasi membaca dan menulis terutama dikalangan pelajar. Dan
semoga buku ini dapat memperkaya bahan bacaan tanah air.

Bukitinggi, 8 Maret 2023

AISYAH

Daftar Isi
2
Prakata......................................................................................................................
2
Daftar Isi................................................................................................................... 3
Kalok Mudik............................................................................................................... 4
Kayu Gadih (Jambu Air)............................................................................................. 6
Aku............................................................................................................................ 8
Masa Kanak-kanak.................................................................................................... 10
Pra Remaja................................................................................................................ 16
Masa Remajaku........................................................................................................ 21

3
Kolok Mudik
Kolok mudik. Sebuah desa yang tumbuh di Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatra
Barat. Di Kolok Mudik ini aku tumbuh dan dibesarkan hingga berumur 9 tahun.
Desa ini sangat berkesan untukku. Aku tidak bisa melupakan kesejukan yang
membasuh wajahku tatkala aku melihat mentari pagi bersinar, tetapi saat siang
mulai tiba, panas datang seakan menghanyutkan kesejukan pagi hari. Namun karena
daerahku dipenuhi dengan pepohonan serta ladang kosong yang luas yang
ditumbuhi oleh pohon dan tanaman tinggi, membuat udara disekitar rumahku sangat
asri dan sejuk. Sayangnya memang tidak bisa kupungkiri, kesibukan pertambangan
batu bara didekat rumahku terkadang membuat udara panas datang menyerang
tiba-tiba.
Di sekeliling rumahku rata-rata ditumbuhi semak belukar. Aku mengerti
mengapa semak itu tumbuh subur. wajar saja karena beberapa permukiman di dekat
rumahku sudah tidak dirawat lagi, membuat semak belukar tumbuh subur. Di
belakang rumahku ada ladang besar yang tidak dirawat hingga dipenuhi pohon-
pohon tinggi dan besar yang menutupi ladang, begitu juga dengan daerah di seberan
jalan. Jarak antar rumah warga cukup jauh karena dibatasi dengan ladang kosong
yang membuat daerah rumahku cukup sepi saat itu. Namun aku cukup suka, karena
ketenangan itu membuatku nyaman.
Di desaku ini ada perkantoran besar dimana tempat ayah bekerja saat itu. Di
desa ku mayoritas penduduknya beragama islam. Memiliki tetangga yang baik,
ramah, rasa kerja sama dan toleransi tinggi inilah yang membuatku merindukan
masa-masa itu. Umumnya masyarakat di sini bekerja sebagai pegawai di kantor-
kantor tetapi tak sedikit juga yang bekerja sebagai petani serta mempunyai
peternakan.
Tak berselang lama, semua kenangan indah itu hanyut oleh duka yang tidak
pernah kubayangkan seumur hidupku. Kebahagiaanku seolah hilang dan hancur
sewaktu aku mendapat musibah atas kepergian ayah di tahun 2014, tepat saat aku

4
berusia 8 tahun. Ibu membawaku menuju rumah nenek yang berada di Bukittinggi
Ketika hendak menginjakkan kaki dikelas 4 SD.
***

Kayu Gadih (Jambu Air)


Kayu Gadih, ya di sinilah aku melanjutkan kehidupan setelah kepergian ayah.
Kayu gadih adalah sebuah desa kecil yang berada di Jambu Air yang berada di
perbatasan kota Bukittinggi, kecamatan Banuhampu kabupaten Agam Provinsi
Sumatra Barat. Didesa ini juga tempat aku terlahir ke dunia, meringkuk di antara
jemari-jemari perawat bidan ibuku, yang menantiku menangis untuk pertama
kalinya.
Saat pagi tiba udara di sini sangatlah sejuk tetapi Ketika siang tiba udaranya
sudah dipenuhi dengan asap kendaraan atau aktifitas rumah yang padat.
Rumahku terletak di pinggir jalan raya yang sangat ramai penduduknya.di
halaman rumahku terdapat tanaman hijau yang ditanam oleh nenek, sedangkan di
depan rumah bagian jalan terdapat sebuah bengkel mobil dan motor yang dipunyai
oleh pamanku. Rumahku dihiasi dengan cat berwarna hijau muda yang kini sudah
memudar. Rumah nenek ini di bangun pada tahun 1930 an dan diberikan kepada
nenek ditahun 1947. Sebuah rumah antik yang memiliki kesan tersendiri untukku.
Jambu air merupakan Metropolitan dari kabupaten Agam. Jarak rumahku dari
batas kota Bukittinggi kurang lebih 10 meter, Jika dari arah Bukittinggi rumah ku
berada di bagian kanan jalan.
Di desa ku ini mayoritas penduduknya juga islam. Banyak kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan keagamaan dilaksanakan disini. Sebagian penduduknya cukup
ramah tapi tak sedikit juga yang buruk. Masyarakat di desaku sangat sibuk akan
kehidupannya masing-masing. Seringkali ada hal yang buruk terjadi akibat kesibukan
yang mereka miliki. Meskipun begitu masyarakat di sini juga punya rasa toleransi dan
kerja sama yang cukup bagus. Ketika ada gotong royong pun masyarakat di sini
Bersama sama datang untuk ikut membantu dan para ibu-ibu mebawa makanan dan
minuman untuk bapak bapak yang ikut kerja bergotong royong.

5
Aku berasal dari keluarga yang sederhana anak terakhir dari 4 bersaudara,
aku memiliki 2 orang kaka perempuan yang bernama Anisa Safitri dan Mustika Rani
serta 1 orang abang yang Bernama Rahmad Hamdani. Ayah ku Bernama Ali Amran
dan ibu Bernama Heni Nofia. Aku masih mempunyai nenek dari pihak ibu dan kakek
dari pihak ayah.
Ibuku adalah Wanita yang sangat kuat walaupun tidak diperbolehkan ayah
bekerja dia tetap melakukan tugasnya sebagai orang tua yang baik. Aku di didik ibu
dari kecil hingga sekarang, walaupun dengan larangan ibu kadang membuatku kesal,
maklum lah anak kecil yang belum tahu banyak tentang mana yang baik dan mana
yang buruk, yang dia tau apapun yang dia mau harus didapatkan bagaimana pun
caranya.
Begitupun ayahku sesosok laki-laki yang kuat dan semangat untuk menghidupi
keluarganya, apapun dilakukan oleh ayah ku agar anak dan istrinya hidup Bahagia
dengan segala kecukupan dari hasil jerih payahnya itu. Sayangnya kebahagiaan itu
hanya sebentar kami rasakan, hal buruk yang harus kami alami Ketika tahu sewaktu
ayah meninggal dunia saat kami tinggal di Sawahlunto. Ayah meninggal pada tahun
2014 saat aku masih berusia 8 tahun yang saat itu duduk dibangku kelas 3 SD. Ayah
meninggal karena pendarahan otak yang di alaminya akibat jatuh di kamar mandi
selesai ujian kelanjutan kuliahnya. Semenjak saat itu kehidupan kami cukup banyak
perubahan.
Setelah kejadian itu ibu cukup terpuruk dan suka menangis sendiri teringat
bagaimana nasib anak anak nya nanti. Walaupun begitu ibu tetap kuat untuk
bertahan hidup dan membesarkan anak-anak nya seorang diri. Dikarenakan ibu tidak
bekerja, ibu mendapat penghasilan untuk kehidupan kami dari hasil pensiunan ayah
per bulan. Kaka yang saat itu masi kuliah, abang masuk SMP, dan aku naik ke kelas 4
SD. Kami jalani kehidupan dengan penuh kesabaran dan cobaan yang tiada henti
menimpa kami.

***

6
Aku
Nama ku adalah Aisyah. Aku lahir Bukittinggi pada tanggal 17 September
2005. Nama ini pemberian dari ayah. Sebagai manusia, kita pasti mempunyai
kepribadian yang kita bawa sejak kita lahir ke dunia. Semua manusia pasti memiliki
kepribadian, walaupun kepribadian itu berbeda-beda. Kepribadian itu berupa sifat,
sikap kita, bawaan kita sejak lahir. Termasuk juga dengan aku. Aku juga memiliki
kepribadian yang mempengaruhi kemajuan aku. Contohnya seperti kepribadian aku
yang suka mencari-cari hal-hal yang baru yang belum pernah aku ketahui. Aku adalah
salah satu tipe orang yang suka mencari hal-hal baru dan mengembangkannya sesuai
dengan kemampuanku, aku tidak pernah puas dengan apa yang sudah aku dapatkan.
Karena menurutku, apabila kita merasa puas dengan apa yang kita dapat, kita
akan ketinggalan perkembangan yang ada. Karena kita sudah puas dengan apa yang
kita dapat.
Selain itu aku juga memiliki kepribadian yang sangat sulit untuk menerima fisik
dengan kata lain, suka insecure. Walaupun orang-orang bilang kalau aku sempurna,
cantik, dan sebagainya. Aku sulit untuk menerima kenyataan dari apa yang mereka
sampaikan. Di satu sisi aku merasa diriku sempurna tetapi di sisi lain aku selalu
merasa kurang dan merasa buruk.
Aku juga tipe orang yang sulit untuk percaya sebelum aku melihatnya secara
langsung dengan kata lain trust issue. Entah seberapa banyak usaha orang itu untuk
meyakinkanku, jika belum yakin aku tidak akan percaya. Aku butuh pembuktian dari
semua kata-kata mereka.
Aku punya sifat yang dalam pergaulan selalu mengikuti sifat lawan yang aku
hadapi. Contohnya saja, jika dia baik aku akan jadi lebih baik, jika dia sopan aku akan
sopan, dan jika dia jahat aku juga bisa menjadi lebih jahat dari dia.
Aku selalu mencoba untuk tetap kuat dan sabar menjalani hidup dan
kepribadian yang aneh itu, karena aku tau jika aku mulai Lelah dan benar-benar
putus asa semuanya akan segera berakhir begitu saja.

7
Dulu aku juga tipe orang yang sulit untuk bergaul karena aku salah satu orang
yang pendiam atau tak banyak bicara jika bertemu orang baru dan aku sangat mudah
tersinggung serta hati yang lemah atau mudah menangis jika mendengar atau
melihat sesuatu yang menyayat hati. Aku punya sifat yang sulit untuk konsentrasi jika
di kelilingi banyak orang dan suara-suara yang ribut. Inilah kepribadian aku sejak
lahir, ada yang buruk dan ada yang baik, ada yang menguntungkan dan ada yang
merugikan.
Aku sering mencoba untuk bisa merubah kepribadian buruk itu tetapi tetap
saja sia-sia. Aku tersadar kalau sifat ini tidak bisa diubah dalam waktu sesingkat itu.
Aku membutuhkan waktu yang sangat lama mungkin untuk bisa merubahnya.
Kepribadian ini juga menjadi penghambat untuk aku berkembang seperti orang lain
yang berakibat memiliki daya ingat yang lemah.
Salah satu untuk menghindari sifat ini dengan selalu berhati-hati dalam
mengambil tindakan,memilih-milih dahulu yang mana yang baik atau bagus yang
mana tidak baik atau buruk. Dengan begitu aku dapat mengontrol kepribadian buruk
ini.
Aku juga punya hobi, hobi ku dalam bidang kesenian atau praktek serta beberapa
olahraga seperti bernyanyi, menari, menggambar, memasak, berenang, bulu tangkis,
sepeda. Dulu waktu aku masi SD hingga SMP aku sering sekali berenang, bersepeda
dan bermain bulu tangkis bersama teman-teman di sekitaran rumah. Biasanya aku
bermain ketika pulang sekolah,pulang mengaji atau saat hari libur.
Tetapi disaat aku mulai SMA aku sudah mulai jarang bermain Bersama mereka
dikarenakan banyaknya tugas-tugas dan kehidupan yang mulai sibuk masing-masing
di antara kami.

***

8
Masa kanak-kanak

Aisyah adalah nama lengkapku,tapi biasanya orang orang di rumah atau yang
terdekat memanggilku dengan nama nama panggilan “iis” tapi ada yang manggil
dengan bermacam-macam panggilan di antaranya “adek, isoy, isah, aisah, alini”.
Hahaha agak aneh. Tapi cukup lucu untukku dan terkadang membuatku tersenyum.
Pendidikan pertamaku diawali dengan sekolah paud dan lanjut ke taman kanak
kanak (TK). Aku Paud dan TK di Al- Islam Sungai Durian, dikota Sawahlunto.TK ku
cukup jauh dari rumah tempat aku tinggal disana, sehingga transportasi biasanya
diantar jemput oleh ayah setiap hari.
Masa sekolah Paud dan TK aku mendapatkan banyak teman yang sangat baik
kepadaku. Dulu aku salah satu murid yang paling aktif dan paling pintar disekolah itu.
Banyak teman-teman yang ingin bermain Bersamaku, ada juga yang takut karena aku
dulu lumayan jago berantem haha. Dulu kalau ada yang berantem aku jadi orang
penengah dan juga sebagai tukang ngadu ke guru.
Aku dulu sering sekali ikut kegiatan menari saat TK, aku diikut sertakan dalam
penampilan acara sekolah Ketika para wali murid di undang untuk datang menghadiri
acara saat itu.
Setelah satu tahun aku TK, aku mencoba untuk tes masuk ke sekolah dasar
(SD) padahal usiaku baru 5 tahun. Awalnya pihak sekolah menolak dikarenakan umur
yang tidak memenuhi syarat untuk masuk sekolah,tetapi dengan segala cara ayah
berbicara untuk membujuk pihak sekolah agar aku bisa ikut tes, hingga akhirnya
kepala sekolah membolehkan aku masuk karena kemampuanku yang sudah lancar
berhitung dan mengeja lebih bagus daripada anak-anak yang lain.
Aku masuk ke sekolah yang aku inginkan karena abang juga sekolah disana.
Aku bertemu banyak teman, kami melakukan kegiatan bersama-sama. Hal yang
paling aku suka yaitu ketika gotong-royong membersihkan lantai kelas, kami diminta
membawa ampas kelapa dari rumah masing-masing. Saat disekolah kami

9
menaburkan ampas itu di setiap sudut kelas dan bermain seluncuran karena
membuat lantai licin dan bersih.
Di dekat rumah aku juga punya 4 teman dekat dan 1 orang sahabat. 2 orang
laki laki berasal dari medan, mereka kembar Namanya yoga dan yogi. Aku senang
punya teman seperti mereka yang selalu membantu dan menemani saat aku susah
dan senang.
Waktu kecil aku sering diajak jalan- jalan sore bareng ayah ke lapangan kuda.
Ketika ayah bekerja aku juga sering ikut menemani ayah ke kantor. Dikantor ayah
banyak sekali alat-alat besar untuk kerja tambang, dan aku sering diajak untuk naik
alat itu. Awal nya aku takut tapi ayah selalu meyakinkanku kalau itu menyenangkan.
Ayah punya banyak hewan ternak, seingat aku ayah dulu punya ayam,
kambing, soang, dan 3 ekor sapi. Aku sering membantu ayah menjaga hewan
ternaknya, ku sayang dan ku peluk sapi itu. Pernah suatu waktu saat sore hari ayah
mengambil rumput gajah untuk makan sapi ternyata tangan nya terkena senjata
tajam yang membuat tangan ayah keluar banyak darah, tetapi ayah kuat… ayah
mengambil sarang laba-laba didapur dan dililitkan ke bekas luka tadi. Aku menangis
karena kasihan dengan ayah tapi ayah selalu bilang “gapapa nak, ga sakit cuma kaya
digigit semut api iis tau kan?”. Maklum lah anak kecil jadi percaya, meskipun saat ini
ketika aku membayangkannya, tentu ayah sedang berbohong saat itu.
Dulu saat mengaji Bersama teman di Sawahlunto aku pernah hanyut akibat
hujan es. Saat itu ibu meminta ku untuk pergi mengaji walaupun cuaca mendung
karena jarak dari rumah ku ke mushalla tidak terlalu jauh.
“Iis pergi ngaji ya! Nih bawa payung sama tas”
“Iya buu”, jawab ku sambil melangkahkan kaki dengan gembira. Sebelum aku
datang ke mushalla, aku pergi kerumah sahabatku yang bernama najwa untuk
mengajak nya pergi mengaji. Kami selesai dan berjalan menuju mushalla.
Sesampainya disana kami tak mendapati seseorang pun yang datang. Kami
menunggu dan terus menunggu tetapi tetap saja tak ada yang datang. Hujan mulai

10
turun disertai angin kencang yang mana kami sadari itu bukan hujan biasa. Kami
melihat bebatuan kristal yang turun dari langit menimpa payung yang kami gunakan.
Disaat waktu yang bersamaan, pohon besar didekat mushalla jatuh yang
hampir menimpa kami. Bersyukurnya kami selamat dari kejadian pohon tumbang itu.
Setelah beberapa lama hujan Kembali normal seperti biasanya, karena guru tak
kunjung datang kami memutuskan untuk pulang ke rumah masing masing. Saat tiba
di jalan kami mendapati jalanan yang banjir dan arus yang sangat besar.hal ini
membuat sendal teman ku hanyut

“E eh eh iis!! Sendalkuu!!!” teriak najwa.


“Kejarrrr!!!” ujar ku yang sedang panik.
Ketika mengejar sendal najwa ternyata sendal ku juga ikut terlepas sehingga
membuat kami fokus untuk menyelamatkan sendal masing-masing. Namun hal ini
tak membuahkan hasil, kami memutuskan untuk pulang dalam keadaan sedih karena
sendal yang hanyut terbawa air entah kemana. Di tengah perjalanan aku terjatuh
dalam keadaan terduduk dikarenakan arus yang begitu besar menghantam kakiku.
“Ibuuu ibuu tolong ibuu…” ucapanku sembari menangis kencang berharap ada
yang datang menolong. Aku menahan tubuh yang semakin lama semakin lemas dan
tak sanggup untuk berdiri lagi. Aku semakin terbawa arus ke pinggir jalan yang
dipenuhi semak belukar dalam itu, aku mulai pasrah dengan keadaan. Ternyata tak
lama setelah itu datang lah pria bermobil putih yang turun dari mobil sambil berlari
ke arahku. Aku di gendong dan dibawa masuk ke dalam mobil. Mereka bertanya
kepadaku.
“Eh baa ko? Baa kok bisa mode ko jadinyo nak??” tanya bapak itu
Aku yang menangis sambil menjawab “ hanyut om huhuu..”
“Di mana tinggal?siapa nama orang tua nya?” tanya bapak
“Di bawah om.. ali amran” ujar ku sambil terisak tangis yang masih tersisa.
“Oohhh anak Pak Am..” teriak bapak itu ditelinga ku

11
Akhirnya aku diantar ke rumah dan di minta mandi air panas sembari ibu yang
mengobrol dengan bapak-bapak yang membantuku.
setelah kejadian itu ku jalani hidup seperti biasanya. Sampai dimana ayah
meninggal dunia dan mengharuskan kami untuk pindah ke kampung ke rumah nenek
di Bukittinggi. Saat itu aku naik kelas 4 SD, aku dicarikan sekolah baru oleh pamanku
yang bersamaan dengan sepupu ku Bernama nana.
Saat masuk sekolah aku mendapati teman-teman yang menurut ku buruk dari
sebelumnya. Aku dicemooh karena tidak bisa berbahasa minang. Aku dikucilkan dan
dianggap anak lugu yang polos tidak bisa bergaul. Aku hanya mempunyai satu orang
teman saat itu tapi bisa di sebut sahabat, yang tidak lain juga korban dari pembullyan
mereka. Sahabat ku bernama Nabila Indra Adelia, ia biada di sebut dengan panggilan
“cubin longo”.
Sampai dimana saat aku naik ke kelas 6 SD aku dituduh mencuri pensil warna
milik orang yang paling pintar di kelas itu.. aku di tuduh dan dimaki-maki oleh teman
lain.
“Uuu iis pancilok!! Jan amuah kawan jo inyo” teriak teman yang saat itu
berada di tempat kejadian.
Aku menangis dan trauma akan hal yang membuat aku takut untuk bergaul
saat itu. Aku selalu dicemooh oleh banyak orang yang padahal aku anggap baik .
aku juga mengaji di masjid yang terdekat dengan rumah ku yaitu masjid Al-
Falah Jambu Air. Aku melanjutkan mengaji yang langsung naik ke kelas 3A. kelas ku
berada di ruangan yang sama dengan kantor guru serta perpustakaan. Tempat
mengaji ku ada 3 lantai, lokal ku berada dilantai ke dua. Saat mengaji kami bermain-
main didalam ruangan sambil membaca buku kanak-kanak yang sudah disediakan di
perpustakaan serta bermain kejar-kejaran. Guru tak memarahi kami selagi kami tidak
mengganggu meja mereka.
Setelah itu aku di nyatakan naik ke kelas tingkat terakhir yaitu kelas 4A. aku
mendapatkan teman baru, berbeda dari sebelum nya yang hanya ada beberapa
siswa laki-laki kini seimbang. Saat hujan deras tiba air hujan masuk ke dalam tempat

12
kami mengaji. Air itu menggenangi isi kelas, bukan nya panik tapi kami malah
bermain- main dengan menyiram air ke teman lalu bermain seluncuran di lantai
sambil tertawa Bersama.
Setelah pulang mengaji kami melakukan shalat berjamaah di masjid yang di
imami salah satu teman kami bernama Raihan yang mana tetangga sekaligus teman
sekolah ku. Sebelum shalat kami diminta mengganti baju karena pakaian itu basah
dan kotor. Selesai shalat kami pulang ke rumah masing-masing.
Keesokan hari nya kami datang pergi mengaji lagi setelah pulang sekolah. Hari
itu salah satu teman ku bernama rahmi ulang tahun, kami melakukan perayaan
sepulang mengaji dengan bolos shalat berjamaah lalu membawa rahmi ke sebuah
kolam besar yang biasa kami sebut dengan tabek. Aku mendorong rahmi ke dalam
tabek itu. ternyata bukan Cuma rahmi yang di dorong, Teman-teman ku juga ikut
masuk sambil menarik tangan ku ke dalam tabek. Kami bersenang-senang sambil
berenang Bersama.
Tak terasa kesenangan itu harus berakhir sampai dimana kami Katam Al-
Qur’an. Kami melakukan perayaan dengan berbagai tradisi yang dilakukan tiap
tahunnya. Angkatan ku saat itu berjumlah cukup banyak yaitu 43 orang yang naik
drastis dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada acara perayaan pihak masjid
mengundang bapak wali kota untuk datang menghadiri acara. Kami diminta memakai
baju yang telah di berikan pihak MDA dengan riasan wajah dari rumah masing-
masing.
Pembukaan di awali dengan tarian penyambutan. Setelah itu kami mulai jalan
mengitari kecamatan Taluak IV suku yang rute awalnya dimulai dengan jalan menuju
Tanjung alam, lanjut ke 2 masjid di ladang laweh, 1 masjid di padang luar, 1 masjid di
obai, masjid di bangkaweh dan berakhir di masjid kapeh panji. Setelah perjalanan
Panjang, kami Kembali ke masjid Al-Falah untuk beristirahat dan makan Bersama.
Sebelum acara di mulai masyarakat sudah terlebih dahulu melakukan gotong royong
dengan menyembelih 1 ekor sapi dan memasak nya Bersama menggunakan kayu

13
bakar. Para ibu-ibu membantu membawakan makanan untuk bapak-bapak yang
sedang bekerja.
Setelah makan Bersama, dimulailah acara pembagian hadiah untuk peserta
khatam Al- Qur’an. Juara umum mendapat hadiah seekor kambing, sebatang emas
dan kenang-kenangan. Juara 1 mendapat hadiah kulkas sebatang emas,Juara 2
mendapat hadiah Kasur dan setengah emas,Juara 3 mendapat hadiah sepeda,
setengah emas . Harapan 1 dan 2 mendapat hadiah berupa alat tulis. Selebihnya
kami deletakkan di harapan 3 yang mendapat kenang-kenangan. kenang-kenangan di
berikan untuk seluruh peserta khatam Al-Qur’an. Kenang-kenangan itu berupa
sajadah, karpet, dan foto Bersama.
Tak berselang lama, kondisi pertemanan sebelumnya yang baik dan buruk itu
perlahan selesai. Aku merasa senang akan hal itu hingga tak terasa perpisahan SD
tiba. Aku di nyatakan lulus dan di perbolehkan mendaftar di sekolah yang aku ingin
kan sesuai rayon.

***

14
(Pra Remaja)

Pendidikanku berlanjut ke jenjang selanjutnya yaitu di bangku sekolah


menengah pertama (SMP).
Akhirnya aku bisa masuk ke sekolah SMP yang aku ingin kan yakni SMPN 2
BUKITTINGGI yang terletak di tarok arah jalan menuju pasar aur yang mana aku harus
pisah sekolah dengan sepupuku dan juga sahabat ku nabila.
Suatu pagi yang cerah aku terbangun dari tidur dan langsung pergi mandi.
Setelah selesai mandi aku langsung pergi ganti pakaian seragam baru ku dan sarapan,
setelah selesai sarapan aku di antar oleh ibu karena hari pertama ku yang belum tau
banyak tentang lokasi sekolahnya. Kami berangkat dengan angkutan umum
berwarna biru yang orang banyak menyebutnya AMKO yang mana jalur nya
melewati persimpangan menuju sekolah baruku.
Kegiatan pertamaku di sekolah ini yaitu kegiatan masa pengenalan lingkungan
sekolah atau biasa di singkat dengan nama MPLS. Kegiatan MPLS berlangsung selama
3 hari di hari terakhir kegiatan MPLS akan ditentukan kelas masing-masing siswa baru
sekolah ini.
Ternyata aku di tempatkan di kelas 7.9 dibagian pojok yang dekat dengan
mushalla. Di kelas baruku aku mempunyai teman baru yaitu Andin, wulan, dan
Astrid. Andin adalah anak yang berasal keluarga jawa yang dibesar kan sedari kecil
disini. Awal nya aku cukup canggung karena mereka berbicara dalam keseharian
menggunakan bahas minang. Lama kelamaan aku mulai banyak belajar dan
mengikuti cara hidup mereka. Yang dulunya aku tidak tau apa-apa sekarang aku tau
dan lancar berbicara bahasa minang baik yang kasar maupun yang normal.
Ternyata di kelas itu tidak semua nya bersikap baik. Banyak anak-anak nakal
yang di masukkan ke dalam kelasku, dan di saat itu lah aku mulai mendapatkan
perlakuan yang tidak baik. Murid nakal bernama Egi dan Imam yang memulai
pengalaman buruk itu. Sekali lagi aku di anggap cupu karena murid baru yang belum
tau banyak tentang pergaulan di SMP itu. Aku di bully, di maki-maki, alat tulis ku

15
dirusak, permen karet bekas yang dilemparkan ke arah ku dan tawa cemooh mereka
yang sangat mengganggu pikiranku.
Aku mulai berteman dengan anak kelas sebelah yang cukup baik, walaupun
dia anak berandal tapi aku sering mengikuti nya dan juga ikut bagaimana
perilakunya. Aku tau banyak tentang hal-hal kasar yang membuat ku semakin berani
semenjak pembullyan itu dan aku mulai mengerti beberapa kegunaan make up,
berkelahi serta perlawanan.
Hari-hari berlalu cepat saja pembagian rapor kenaikan kelas pun akan segera
dibagikan. Aku di nyatakan berhasil naik ke kelas 8, yakni 8.9. Kehidupankku mulai
berubah, aku bertemu dengan teman-teman baru yang menyenangkan. Aku menjadi
salah satu murid perempuan nakal di kelas itu, aku melanggar peraturan sekolah
dengan menggunakan lip dan sering berkelahi dengan teman.
Seperti hari biasa nya murid laki-laki yang sering menertawakan nama orang
tua. Tak hanya itu ternyata aku juga menjadi korban dari candaan mereka, aku
disebut yatim dan nama ayahku ditertawa kan. Aku yang jengkel dan kesal saat itu
tak tahan menahan kemarahan yang sudah memuncak.
“Oii anjiang, santai se lah gaya ang ko!! Tu apak den lo yang ang baok-baok?!!”
teriak ku sambil memukul dan mendorong meja kelas.
“Wiii lah gadang akak wak mah yo haaha lah bagak kini” ucap mereka yang tak
terima bentakan ku sambil tertawa bersama temannya yang lain.
Aku yang semakin marah mendengar tawa mereka langsung memulai
perkelahian fisik yang akhirnya menyebabkan kaki anak laki laki itu terluka. Dia
menangis sedangkan aku diminta datang ke ruang guru untuk mempertanggung
jawabkan kesalahan itu.
Di suatu kejadian saat aku kelas 8 SMP, aku mengalami kejadian buruk. Hari
itu aku digigit anjing tetangga sepulang sekolah. Cerita awalnya bermula Ketika aku
pulang sekolah membawa jajan bakso tusuk yang aku beli ketika turun dari angkutan
umum, aku memakannya dijalan lalu bertemu dengan seekor anjing poodle
berwarna putih yang sedang diikat disebuah mobil dekat warung disebelah rumahku.

16
Aku merasa kasihan dan berniat untuk memberi anjing itu sepotong bakso
yang kubeli. Awalnya keberi satu bakso dan ia menyukainya setelah itu aku coba beri
satu lagi tetapi bakso itu jatuh ke dalam sela-sela batu sehingga anjing itu sulit untuk
menggapainya. Aku berniat membantu, tetapi aku pikir hal itu membuatnya merasa
kalau aku akan merebut Kembali bakso itu darinya. Ia menggigit dan mengoyak
telapak tangan kiri ku hingga terluka parah.
Awalnya aku tak merasakan sakit tetapi setiba nya di rumah air mata spontan
membasahi pipi, dan aku mulai merasakan sakit akibat gigitan itu.
Aku takut untuk menceritakannya kepada ibu, aku terpaksa berbohong dan
mengatakan kalau itu hanya terkena paku dijalan saat aku terjatuh.
“Buu.. iis jatoh kena paku dialan..” sambil terisak tangis.
“Ehh jatoh dimana?? Tu ada yang bantu ndak?” tanya ibu yang saat itu cemas.
Syukur nya ibu percaya dengan perkataan ku, lalu ibu meminta ku untuk
membersihkan luka dan membaluri nya dengan obat merah (Betadine).
Keesokan hari nya aku berangkat sekolah seperti biasanya. Sesampai disekolah,
pembelajaran pagi di mulai dengan pelajaran prakarya. Saat proses belajar mengajar
berlangsung aku diminta maju ke depan kelas untuk mencatat hasil diskusi
kelompok. Ketika hendak berdiri tapi tangan ku malah terbentur oleh sisi ujung meja
yang runcing,
“Awww!!!” sorak ku sambil menahan rasa sakit.
Sontak guru dan teman-teman terkejut dan berjalan kearah meja ku untuk
memastikan apa yang terjadi pada ku saat itu.
“Kenapa iis? Apa yang terjadi?” tanya guru yang meminta ku untuk menjawab
jujur pertanyaan nya.
“Gapapa buk.. Tangan iis kemarin kena paku pas pulang sekolah,” ucap
kebohongan ku.
“Jujur aja lah.. apa yang terjadi sebenar nya?” tanya guru.
“Hmm… tangan Iis digigit anjing buk kemarin pas pulang sekolah,” ucap ku
sambil menahan tangis.

17
“Heh!! Serius?? Trus apa yang Iis bilang ke ibu kemarin?” tanya guru
“Iis bilang kalau kena paku buk..” jawab ku dengan gemetar
Mendengar itu guru langsung memberi tahu pihak sekolah agar memberi tahu ibu
secepatnya. Ibu diminta datang menjemput ku ke sekolah waktu itu juga.
Aku melihat ibu berjalan dengan raut wajah yang cemas disertai kemarahan yang ia
pendam menuju ke arah kelasku. Aku diminta keluar kelas sambil membawa tas
sekolah yang aku gunakan.
Tak jauh berjalan dari sekolah ibu mulai memarahi ku yang di sertai dengan
banyak pertanyaan. Ibu bilang kalau aku tidak boleh berbohong dalam masalah ini,
ini masalah yang serius kenapa aku harus berbohong.
Sepanjang jalan ibu membawaku ke rumah sakit aku terus menangis karena
ketakutan. Sesampainya di rumah sakit aku diminta masuk ke dalam ruangan
bersama dua orang dokter yang menemani ku.
“Kenapa ini? Kok bisa di gigit anjing? Abis ngapain?” tanya seorang dokter
sambil menyiapkan jarum suntik yang sangat menakutkan .
“Karena ngasih bakso pak..” jawab ku sambil menahan gugup tiada henti.
Dokter tertawa mendengar jawaban ku “ hahahaha bisa-bisanya ngasih makan
anjing yang ga dikenal secara langsung ya..”
Perlahan dokter meminta ku untuk membuka resleting baju hingga se dada.
Dokter mulai menggerakkan dan memasukkan jarum suntik yang menakutkan itu
menuju bahu ku, aku tak bisa berkata-kata.
“Sakit? Engga kan.. anak cantik pintar ga takut jarum suntik,” ucap dokter
sambil tersenyum menarik jarum itu keluar, Begitu juga bahu sebelah nya.
“Nah selesaii.. lain kali kalau ada kejadian yang berbahaya gini jangan bohong
ke mama ya.. Takut nanti berakibat fatal kan kasian sama mama,” ucap dokter.
Aku turun dari tempat tidur dirumah sakit dan keluar untuk bertemu ibu. Ibu
tak berkata apapun hingga tiba di rumah. Sesampai dirumah orang-orang bertanya-
tanya ada apa dengan aku? Ibu menceritakan semua kebenaran itu dan membuat
paman marah besar.

18
Aku takut melihat wajah nya itu, aku berlari meninggalkan sekumpulan orang
yang sedang berdebat di tengah rumah. Aku besembunyi di sebalik pintu merasa
takut, menyesal dan sedih.
Bersyukurnya anjing yang menggigit itu bukanlah anjing liar yang rabies.
Sehingga aku tidak perlu untuk melakukan pengobatan secara teratur.
Tangan ku yang mulai membengkak perlahan-lahan mulai kembali seperti
semula, luka yang terbuka perlahan tertutup Kembali dengan kulit baru yang cepat
berganti. Semenjak kejadian itu aku sudah jarang sekali melihat dan bermain dengan
anjing di pinggir jalan.
Tak hanya kejadian itu, saat aku berada di kelas 8 ini aku mendapat kabar
kalau sahabat ku nabila meninggal dunia akibat penyakit asma yang ia derita. Tak
banyak orang tau mengenai penyakitnya itu, ia terus menyembunyikan dan
merahasiakan penyakit nya seorang diri. Aku yang saat itu ada kegiatan penting
selama 3 hari sehingga aku tidak bisa datang ke rumah teman ku. Aku sedih karena
tak pernah sempat untuk datang kesana.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat sampai aku naik ke kelas 9. Aku sekolah
seperti anak-anak normal pada umumnya. Di akhir perpisahan sekolah kami
mendengar berita besar yang membuat kami harus belajar dirumah yakni penularan
COVID-19 yang hendak masuk ke Indonesia. Padahal sudah dekat waktu kami untuk
perpisahan pagelaran sekolah. Walaupun begitu pihak sekolah memutuskan untuk
tetap melanjutkan sekolah hingga kami selesai perpisahan dan ujian.
Saat persiapan pagelaran aku diminta untuk membentuk kelompok tari yang
mana beranggotakan 6 orang.kami berlatih setiap pulang sekolah bersama kaka
pembimbing yang mengajar kami dari sanggar.
hingga tiba lah hari perpisahan, aku dan teman-teman melakukan penampilan
dengan cukup bagus. Selepas acara kami melangsungkan ujian akhir sekolah dan
mendapatkan hasil yang memuaskan.

***

19
MASA REMAJAKU

Berakhirnya libur panjangku setelah perpisahan SMP, akhirnya waktu


mendaftar SMA telah di buka. Aku dan teman lama ku bernama putri pergi ke
sekolah untuk mendaftar tetapi sekolahnya mendaftar online dengan link ppdb yang
membuat aku dan putri merasa kebingungan di tambah lagi link ppdb yang sering
error.
Ternyata kabar buruk menghampiri kami, karena kami tidak di terima
disekolah itu karena kapasitas daya tampung yang hampir penuh. Tak ada pilihan lain
yang mengharuskan kami mendaftar pergi ke sekolah agam dikarenakan pendaftaran
sekolah Bukittinggi yang sudah tutup. Kami mendaftar di SMA 1 BANUHAMPU tapi
sudah penuh juga. Keesokan harinya kami lanjut mendaftar ke sekolah SMA N 1 IV
KOTO. Ternyata kami diterima dan langsung siap untuk bersekolah besok nya setelah
selesai mengisi formulir.
Di hari pertama aku dan Putri berangkat Bersama-sama untuk melakukan
kegiatan MPLS. Di hari pertama yang di mulai dengan kegiatan upacara bendera.
Selesai upacara aku mendapat telfon dari ibu.
“Is lagi ngapain sekarang? Ke sini lah ke SMA 1 BANUHAMPU, ibu dapat
bantuan iis masuk,” ucap ibu.
“Hah serius bu? Ada boleh tu sama orang sekolah ni iis pergi” tanya ku
“Boleh udah ibu telfon tadi” ucap ibu
Aku bergegas meninggalkan sekolah dan berpamitan dengan Putri. Putri yang
merasa takut jika aku tidak di sana nanti dia akan bermain dengan siapa langsung
menelfon ayahnya.
“halo pa.. si iis nyo dapek di banuhampu pa.. tu baa puik? Masak puik surang
se disiko” ucap Putri.
Mendengar kabar dari putrinya bapak putri bergegas menjemputnya dan
membawa putri untuk meminta surat permohonan ke pihak sekolah Bukittinggi.

20
Pada akhirnya rasa takut kami hilang Ketika mendapat kabar berhasil diterima di
SMA masing-masing.
Walaupun kami pisah sekolah tapi kami tetap berteman dan menjaga
komunikasi seperti biasanya. Aku masuk sekolah Ketika MPLS hari ke-2 yang sedang
berlangsung. Aku diminta mengikuti MPLS itu hingga selesai.
Setelah MPLS aku di tempat kan di kelas X mipa 4 yang berada di pojok
sekolah dekat dengan lapangan upacara. Saat itu kami terpaksa melakukan
pembelajaran secara online (Daring), adapun aku dikenalkan dengan aplikasi belajar
yaitu Edmodo karena pada angkatan ku corona yang melanda Indonesia secara
besar-besaran.
Beberapa bulan aku lewati ini yang mebuat ku mulai lelah sekolah karena
guru-guru memberikan tugas banyak sekali apalagi guru biologi yang selalu
memberikan video YouTube dan menyeluruh menyalin materi yang ada di YouTube
tersebut. terkadang videonya ada yang setengah jam dan ada yang 1 jam.
Karena belajar di rumah ketika waktu daring tersebut aku dengan santainya
ngejam sambil rebahan di kasur dan parahnya kadang belum bangun dari Kasur,
benar-benar bangun tidur langsung ngezoom dengan wajah lemas dan keadaan kasur
yang masih berantakan.
Itu semua membuatku lelah dan aku sangat tidak suka untuk belajar daring.
Akhirnya corona mulai mereda dan pihak sekolah memberanikan diri untuk
mengadakan sekolah tatap muka walaupun masih di wajib kan untuk cuci tangan,
memakai masker serta menjaga jarak.
Salah satu yang aku tidak suka dari belajar daring yaitu sulitnya komunikasi
untuk bertemu dengan teman-teman baru yang ada di sekolah.
Walaupun sekolah tatap muka, tapi sekolah daring masih tetap dilakukan
dengan cara sekolah bergantian berdasarkan absen dimana dalam seminggu aku
mendapat pertemuan tatap muka sebanyak tiga kali.
Tetap saja tidak menyenangkan karena aku tidak kenal dengan teman kelas
tersebut karena teman-temanku lebih banyak yang berada di sesi 2.

21
Selain tugas yang banyak pembelajaran daring ini juga cukup merugikan
karena menghabiskan uang untuk membeli kuota terus menerus.
Saat pembelajaran daring aku menghabiskan waktuku untuk kegiatan zoom
dan mengerjakan tugas serta menyempatkan diri untuk bermain game online yaitu
game zepeto, free fire dan mobile legends. aku bertemu dan mendapatkan banyak
teman di sana, aku bermain bersama mereka hingga lupa waktu.
Aku sering sekali kena marah kalau terlalu sering bermain game di hadapan
ibu. Ibu sering mengancamku akan membuang HP itu dikarenakan aku yang sudah
mulai kecanduan untuk bermain game online.
Hari demi hari aku lalui sehingga aku mulai dekat dengan teman-teman yang
satu sesi denganku saat pembelajaran tatap muka, mereka baik dan mau diajak
untuk kerjasama.
Saat semester 2 di kelas 10 ini aku mendapat musibah. Abang meninggal di
awal tahun baru tepatnya tanggal 2 januari 2021. Abang meninggal di kota Bengkulu
akibat kecelakaan motor. Cerita ini di awali dengan abang yang bercita- cita menjadi
tentara, segala aktivitas ia lakukan untuk menjaga Kesehatan agar memenuhi syarat
pendaftara. Tapi ibu tidak setuju dan memaksa abang untuk masuk kuliah saja.
Walaupun sedih abang menuruti permintaan ibu, abang berangkat pagi hari untuk
mengikuti ujian seleksi tetapi tak mebuahkan hasil. Abang di nyatakan gagal dan
harus mengulang pendaftaran tahun besok.
Selama Gapyear abang mencari pekerjaan sampingan dengan masuk ke
perusahaan yang meminta nya menjual selang gas secara langsung ke rumah-rumah
warga Bersama teman-temannya. Karena abang adalah orang yang gigih dalam
bekerja ia dinyatakan naik jabatan dengan cepat hingga satu Langkah lagi menuju
jabatan manager. Syarat menjadi manager adalah di pekerjakan selama 45 hari
keluar kota tepatnya kota Bengkulu.
Karena abang sangat gigih ia menerima tawaran dari perusahaan dan meminta
izin ke ibu untuk berangkat. Awal nya ibu selalu menolak tetapi melihat kegigihan

22
abang ibu coba untuk memberikan izin. Abang berangkat seminggu setelah dapat izin
dari ibu.
Setelah beberapa minggu di Bengkulu abang dapat pesanan yang
mengharuskan dia berangkat pagi hari menggunakan motor Bersama teman-
temannya. Di tengah perjalanan terlihat dari arah berlawanan sebuah truk batu bara
yang melaju kencang. Truk itu menghindari lubang yang ada didepannya dengan
mengambil Sebagian jalan abang. Saat itu ada 3 motor yang lewat, motor pertama
dan kedua berhasil menghindar sedangkan abang yang berboncengan dengan
temannya tak sempat lagi menghindar. Truk itu menghantam bagian depan motor
yang membuat abang terpental Bersama temannya. Truk yang mencoba kabur
langsung diamankan oleh warga. Abang Bersama temannya dilarikan ke rumah sakit
terdekat dengan ambulance. Di tengah perjalanan abang di damping oleh seorang
temannya yang selamat, saat di perjalanan abang dalam kondisi sadar.
“ yuda.. tolong salamaikan wak yo diak” rintihan kesakitan yang abang ucapkan
saat itu.
“ jadi bang, inti nyo wak baok bang kini ka rumah sakik” jawab temannya.
Sesampai di rumah sakit abang melakukan operasi dan akhirnya menghebuskan
nafas terakhir selesai operasi. Abang dinyatakan mengalami patah tulang bagian kaki
kanan kiri, tulang dada dan bagian kepala. Darah yang terus mengucur dari
hidung,mulut dan bekas jahitan pasca operasi tertinggal di wajahnya.
Pihak kantor datang kerumah untuk memberitahu berita duka itu. Ibu sangat
terpukul dan kami menangis sejadi-jadi nya. Abang dibawa menggunakan ambulance
dari Bengkulu menuju bukittinggi, abang tiba pukul 3 pagi saat aku sedang tidur.
Teman-teman baik abang yang terus berdatangan memenuhi isi rumah,
jalanan yang di penuhi dengan papan duka dari segala organisasi sekolah nya serta
sekolah lain dan kendaraan. Keadaan berduka yang terus menyelimuti kami. Sahabat
baik abang yang ikut proses pemandian, pengafanan serta yang lain melihat proses
nya. Abang di shalatkan di masjid Al-Falah. Masjid penuh saking banyak nya

23
masyarakat dan teman-teman yang ikut saat itu. Kami mengantarkan abang ke
peristirahatan terakhir di ladang laweh tempat ayah dari ibu dikuburkan.
Setelah kejadian itu hidup ku semakin memburuk. Aku yang dulu rajin kini
malas untuk beraktifitas, sering begadang, pola makan yang tak teratur, daya tahan
tubuh yang menurun serta pola pikir yang kusut. Suasana rumah yang dulu ribut kini
terasa hening, makanan kesukaan abang yang sering ku buat yakni mie dan nasi
goreng tak lagi ada. Aku sudah mulai bosan untuk melakukan kegiatan yang dulu ku
lakukan Bersama abang.
Abang yang dulu sering menggangguku dan membuat ku menangis kini sangat
ku rindukan. Canda tawa nya dan ke gilaan yang abang tunjukkan serta makanan
yang sering ia bawa untuk kami tak lagi ada. Semua hilang begitu saja.
Ibu yang biasanya sering keluar rumah semenjak kejadian sudah tak pernah
lagi.kami jalani kehidupan dengan hampa. Uni yang di kirim tugas kerja sebagai PNS
( guru mtk di sekolah dasar) di kota batam. Kakak yang ikut suami nya ke padang.
Serta nenek yang dulu semangat kini mulai lemah dan hanya bisa berbaring di
atas Kasur nya yang dingin itu.
Semua berubah…..
Tak terasa setelah pembelajaran pembagian sesi itu aku naik ke kelas XI MIPA
4. Saat kelas XI Covid-19 sudah mulai membaik dan sekolah memutuskan untuk
melakukan pembelajaran normal seperti biasanya, tetapi tetap menggunakan
masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Aku bertemu dengan seluruh teman yang ada di sesi satu dan sesi dua, kami
saling kenal dan bermain bersama. Kami senang karena kami lebih menyukai
pembelajaran tatap muka dibandingkan dengan pembelajaran daring yang membuat
kami lalai saat mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Hari terus berlalu kami belajar secara normal hingga pada suatu saat aku
mendengar kabar bahwa salah satu teman ku jatuh sakit yang menyebabkan dia
tidak bisa bersekolah selama beberapa minggu, dia bernama nada.

24
Tak lama kami mendengar berita itu kami juga mendapat kabar dari pihak
keluarganya kalau nada dinyatakan meninggal dunia pada pertengahan semester 2
tahun 2022. Sontak kami yang mendengar kabar itu langsung menjerit menangis dan
meminta kepada pihak sekolah agar bisa segera datang untuk menghadiri acara
pemakaman nada untuk terakhir kalinya.
Padahal nada anak yang baik,pintar,rajin serta aktif di dalam kelas.
Kami di antar oleh bus sekolah menuju kediaman nada, lalu ikut menyolatkan
dan ikut serta dalam pemakaman nada hingga selesai. Aku sebagai teman dekat dari
nada sangat prihatin dan sedih atas kejadian itu.
Kami ikhlaskan kepergiannya dengan segala doa yang selalu menyertai nya.
Hingga kenaikan kelas pun di laksanakan, aku dinyatakan naik bersama teman
sekelasku ke kelas XII MIPA 4.
Covid 19 yang sudah mulai menghilang dan kami sudah tidak diwajibkan untuk
memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak lagi. Kami beraktivitas setelah
sekian lamanya tertekan karena harus membatasi aktivitas di sekolah.
Di kelas 12 kami sangat akrab, susah senang bersama, dan melakukan
kegiatan sekolah secara bersama-sama. Setiap adanya jamkos kami selalu dihibur
oleh Jamil yang selalu membawa gitar kebanggaannya setiap hari ke sekolah, kami
bernyanyi bersama-sama sambil tertawa hingga jamkos berakhir.
Aku sungguh senang merasakan pertemanan yang sangat baik di kelas 12 ini
dibandingkan dengan pertemanan ku dari masa kecil yang buruk. Aku sudah tidak
pernah dibully, dicaci maki, di cemooh oleh orang lain itu.
Ketika awal kelas 12 tepatnya semester 1 kami juga mendapatkan kabar buruk
bahwa meninggalnya salah seorang orang tua dari teman ku yang bernama Annisa
diakibatkan bunuh diri akibat depresi. Annisa yang mana saat itu dalam keadaan
olahraga dipanggil oleh pihak sekolah dan diantarkan pulang entah apa alasannya
kami juga tidak tahu.
Kami bertanya-tanya kepada guru dan guru menceritakan kalau orang tua
Annisa meninggal dunia, saat itu juga kami datang menggunakan bus sekolah pergi

25
ke rumah Annisa yang cukup jauh dari sekolah. Sesampainya di rumah Annisa kami
melihat dia yang sedang menangis di tengah rumah melihat ibunya yang terbaring
kaku tak berdaya akibat depresi itu.
Tak lama kami di rumah Annisa kami diminta pulang ke rumah masing-masing
oleh guru karena waktu yang sudah menunjukkan pukul 04.00 sore. Kami diminta
pulang ke rumah masing-masing yang dipastikan dalam keadaan selamat.
Begitu banyak musibah yang menimpa kami saat bersekolah. Kami yang selalu
mencoba sabar dan kuat untuk menenangkan hati teman kami yang dalam
kesusahan.
Ada pembelajaran yang di mana kami diminta untuk praktek salat jenazah. Itu
hal yang sangat lucu, temanku bernama Bang Al Hadi diminta untuk menjadi mayat
dan kami menjadi orang yang menyolatkannya. Bapak mempraktekkan bagaimana
cara memandikan dan membungkus mayat serta menyolatkan mayat yang benar.
Lucu sekali kami susah untuk menahan tawa saat proses pembelajaran.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat hingga kini sampailah saat kami
melakukan acara Upacara dan Kultum terakhir untuk kelas XII. Setelah itu kami
melakukan perpisahan angkatan dengan bersalam-salaman,penerbangan balon,
joget Bersama serta foto Bersama.
Ku ucapkan banyak terima kasih untuk teman- teman, guru dan para sahabat
atas kenangan yang kita lalui selama 3 tahun ini. Dimana saya belajar banyak hal
mulai dari pertemanan, ilmu, dan pelajaran hidup.
Aku harap kita Bahagia dengan pilihan hidup kita masing-masing nantinya dan
bisa terus menjadi teman hingga maut memisahkan.

~~ Selesai ~~

26
Tentang Penulis

Nama : Aisyah
Kelas : XII MIPA 4
Tempat/tanggal lahir : Bukittinggi / 17 September 2005
Agama : Islam
Alamat : jambu air, Batas kota Bukittinggi
Sekolah asal : SMA NEGERI 1 BANUHAMPU
Hobi : - Memasak
- Menari
- Menyanyi
- Berenang
- Menggambar
- Bermain game

27

Anda mungkin juga menyukai