Anda di halaman 1dari 221

Kata Pengantar

Assalamu'alaikum Wr.Wb Puji syukur


kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas
rahmat, nikmat dan kasih sayang-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan antologi cerpen ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan
sahabatnya hingga akhir zaman, dengan diiringi
upaya meneladani akhlaknya yang mulia
Antologi cerpen ini merupakan
kumpulan dari beberapa cerpen dengan tema
yang berbeda. Kumpulan cerpen tersebut
memiliki kisah yang menarik untuk dibaca dan
menguras emosi para pembaca sekalian.
Antologi cerpen ini bisa tercipta karena kerja
sama para penulis, dukungan, dan bantuan dari
pihak penerbit yang telah menerbitkan antologi
1

cerpen ini. Sebagai penulis pemula kami

Antologi Cerpen XII IPA 3


menyadari kemampuan kami masih terbatas
sehingga antologi cerpen ini masih
membutuhkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sekalian untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Besar
harapan kami antologi cerpen ini bisa diterima
dan disukai para pembaca sekalian.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Jember,12 Februari 2023
Penulis
2

Antologi Cerpen XII IPA 3


Sambutan
Wali Kelas XII IPA 3
SMAN ARJASA JEMBER

Alhamdulillah, pada akhirnya karya tulis


cerita pendek anak murid saya bisa dibukukan
dengan baik. Setidaknya, ada 36 buah judul
buku antologi pada tahap ini. Semuanya
merupakan karya para murid kelas 12 IPA 3
SMAN Arjasa Jember.
Kegiatan menulis merupakan salah satu
budaya literasi bagi guru- guru di Jawa Timur.
Akhirnya, kami menyampaikan
penghargaan sedalam-dalam- nya kepada
peserta khususnya, yang tidak sekedar datang ke
tem- pat acara, mendengarkan dan mengerjakan
tugas dari instruktur. tetapi lebih dari itu, mereka
telah menorehkan kreasinya dalam bentuk karya
3

Antologi Cerpen XII IPA 3


sastra, sehingga lahir buku di hadapan pembaca
ini.
Juga tidak lupa penghargaan yang tiada
terhitung kepada Ibu Endah Setyawati,SS yang
dengan setia mendampingi anak murid,
kemudian menggiring untuk melakukan sesuatu
dari ilmu yang didapatnya.
Semoga dengan adanya kegiatan ini,para
murid kelas 12 IPA 3 menjadi lebih sukses dalam
berkreasi khususnya pada pembuatan karya
sastra tulis seperti cerpen.

Jember, Februari 2023


Wali Kelas XII IPA 3
4

Antologi Cerpen XII IPA 3


Daftar Isi

Daftar Isi ................................................................5


Doa orang tua ........................................................7
MENYESAL ........................................................... 13
HIDUPKU ............................................................. 19
Hidup Itu Berat Ya? .............................................. 25
INTROVERT .......................................................... 34
TERIMA KASIH ..................................................... 37
MEI-LANI ............................................................. 42
Selamat Menikmati Proses Dewasa...................... 48
Deritaku .............................................................. 54
PERSAHABATAN................................................... 62
Inspirasiku ........................................................... 67
Teman Dekatmu .................................................. 72
FIRST LOVE .......................................................... 76
GAGAL MENDAKI ................................................. 81
Perempuan dengan Mata Merah ......................... 85
JIKA KAU TAHU .................................................... 89
5

MUAK .................................................................. 95
Diri .................................................................... 102

Antologi Cerpen XII IPA 3


Selamat Ulang Tahun, Putriku ............................ 108
Menyulap Pekarangan Rumah ........................... 117
Pentingnya Budi Pekerti ..................................... 122
Mt.Merbabu ...................................................... 125
Jangan Cepat Berlalu ......................................... 131
Kesandung Masalalu ......................................... 136
Memilih Garis Hidup .......................................... 144
Khayalan............................................................ 150
Love Classmate .................................................. 156
Aku Dan Kamu Menjadi KIta .............................. 168
Ku Tulis Hanya Untukmu .................................... 172
Mencari Jati Diri................................................. 182
Dia ..................................................................... 188
Harapan orang tua ............................................. 191
SERIBU LANGKAH MERAIH ASA .......................... 196
My little friend................................................... 204
Hujan Sebelum Perpisahan ................................ 209
Pahit .................................................................. 216
6

Antologi Cerpen XII IPA 3


1. Doa orang tua
Oleh : Ananda Fiqi Dewantoro

Dunia. Andai kau tahu dan dapat


menceritakan pada semesta tentang kasih
sayang seorang ibu yang paling dalam adalah,
ketika melihat anaknya tersenyum, dalam
kebahagiaan. Seperti embun yang menyejukkan
rumput-rumput hijau ketika mentari
menyembul. Seperti udara yang menyeka
peluh. Seperti unggun yang menghangatkan
tubuh. Seperti matahari yang terus bersinar
menerangi semesta.
Angin lembut menerpa wajah, helaian
hitam di kepala menari dengan senang hati.
Gumpalan abu di langit mulai terlihat.
Hitungan menit, langit menangis? hujan turun.
Aku, tetap berdiri tegak menyaksikan sang
7

surya yang mulai menenggelamkan diri di ufuk

Antologi Cerpen XII IPA 3


barat. Suara derap kaki terdengar mendekat,
tepukan di pundakku terasa nyata. Aku tetap
diam sampai suaranya mengintrupsi telingaku.
"hei." ucapnya saat tiba disampingku.
Aku menolehkan kepalaku sekilas, lalu kembali
melihat matahari yang sudah terbenam
sepenuhnya, sebelum aku berbalik badan dan
melangkahkan kakiku kedalam rumah.
Suasana pagi sangat menghanyutkan.
Suara merdu kicau burung semerdu tikaian
penggorengan dan alat dapur ibuku. Aku
mengerjapkan mataku beberapa kali, berharap
semua adalah mimpi.
"Aldo, ayo turun makan." suara ibuku
menyadarkanku bahwa semuanya adalah
nyata. Aku beranjak dari tempat tidurku untuk
turun dan makan bersama keluargaku. Suasana
di meja makan seerti mati, hanya dentingan
8

sendok dan garpu yang terdengar. Semua fokus


pada makanannya masing-masing. Adikku yang

Antologi Cerpen XII IPA 3


biasanya banyak bicara dan tidak bisa tenang
tiba-tiba menjadi pendiam hari ini. Kita semua
terkejut saat ayah tiba-tiba menaruh
sendoknya, berhenti makan.Aku mendongak
untuk melihat bagaimana ekspresi ayah detik
ini, ternyata dia sedang menatap kosong jam
dinding yang terpasang di samping tv. Aku
berpikir ayah akan membahas masalah
kemarin, maka aku segera berdiri meninggalkan
meja makan dan memasuki kamarku kembali.
"aku tidak setuju jika kamu memaksakan
kehendakmu kepada putra kita, biarkan dia
memilih apa yang dia suka. Saat ini adalah
masanya untuk tumbuh dan belajar, biarkan
dia menentukan jalannya sendiri." suara ibu
terdengar dari kamar.
"apa kau tidak bisa memikirkan akan
jadi apa dia nantinya jika kita membiarkan
9

pilihannya? mau jadi apa dia setelah lulus hah?


apa kau bisa menjawab dia akan jadi apa?"

Antologi Cerpen XII IPA 3


terdengar suara ayah meninggi saat akhir
kalimat.
"semua ilmu itu berguna, tidak ada ilmu
yang sia-sia. Mau jadi apa dia setelah lulus
semua sudah diatur oleh tuhan."
Mendengar percakapan itu aku hanya
bisa diam, membiarkan pikiranku ramai. Terus
berpikir, aku harus menuruti kemauan ayahku
atau mengejar cita-citaku?. Dalam bayangan
ayah, cita-citaku hanyalah omong kosong,
tidak menjamin kesuksesan untuk masa
depanku. Tapi dalam bayanganku, cita-citaku
bisa menggambarkan kebebasan bagiku. Dalam
cita-citaku, aku bisa meluapkan semua pikiran,
rasa, bahkan keinginanku. Ayah bilang, aku
mampu untuk mengejar keinginan ayah dan
aku tau itu. Tapi aku tidak ingin.
Seseorang mengetuk pintu kamarku,
10

tanpa jawaban dariku sipelaku tiba-tiba saja


masuk dan duduk di ranjang di sampingku.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Kata yang pertama keluar dari mulutnya adalah
"sabar".
"Segera tentukan pilihanmu, tunggulah
jawaban dari mimpimu setelah melangitkan
do'a. Apapun yang kamu pilih, ibu akan
dukung. Tapi kamu harus ingat, segala apapun
yang dimulai tanpa ridho orang tua, kita tidak
akan tau bagaimana kita akan mendapatkan
ridonya Allah." otakku mencerna semua
kalimat itu.
Menuruti kalimat ibuku. Beberapa kali
melangit doa dan menunggu jawaban dari
mimpiku. Namun dalam beberapa waktu,
sedikit demi sedikit keikhlasan dalam hati untuk
memenuhi keinginan orang tua dan mengubur
sedalam-dalamnya cita-citaku semakin besar.
Mulai tumbuh semangat untuk mempersiapkan
segala yang dibutuhkan, hingga waktu
11

pendaftaran tiba. Banyak kertas, berkas, pas


foto berserakan di lantai ruang tamuku,

Antologi Cerpen XII IPA 3


formulir pendaftaran. Ibu dan adikku
membantu menyelesaikan semuanya, sebelum
tenggat waktu yang ditentukan.
Kesehatan, jasmani, aku dinyatakan
lolos pada pengecekan awal. Sebelum masuk
ke uji panda rasa optimisku sedikit menurun,
ketakutan akan kegagalan semakin besar.
Psikologi menghantui pikiranku. Tapi lagi dan
lagi, kalimat ibuku dapat meningkatkan lagi
semangatku. Hingga pengumuman tiba, aku
dinyatakan lulus.
12

Antologi Cerpen XII IPA 3


2. MENYESAL
Oleh : Ahid Abdil Barr

Seorang remaja bernama Hasan yang


hidupnya menjadi hancur disebabkan oleh
pembullyan di SMAnya. Pada saat pulang
sekolah Hasan bertemu dengan Calvin yang
merupakan pelaku utama dalam pembullyan
Hasan. Calvin menyuruh Hasan untuk minum
air yang dicampur dengan putung rokok dan
sampah-sampah. Hasan langsung muntah
setelah meminum air tersebut, merasa tidak puas
Calvin memukul Hasan. Akhirnya Hasan Merasa
tidak tahan terhadap rasa sakit yang dialami
selama ini, Hasan menangis dan berteriak "AKU
MENGUTUKMU CALVIN!! MESKI AKU MATI
AKU AKAN TETAP MENGUTUKMU!!". Calvin
hanya tertawa mendengar omong kosong
13

Hasan dan meninggalkannya. Saat perjalanan

Antologi Cerpen XII IPA 3


pulang Calvin bertemu dengan siswa lainnya
dan seperti biasanya Calvin mengancam dan
memalakinya.
Setiba dirumah Calvin mengingat ucapan
Hasan, namun ia masih tak menghiraukannya
karena menurut Calvin ucapan Hasan hanya
omong kosong dan tidak pernah terjadi. Calvin
tertidur dengan pulas, tiba-tiba Calvin
terbangun dalam tubuh Hasan. Lalu Calvin
melihat kalender ternyata dia kembali ke masa
lalu tepatnya tiga bulan lalu, dan Calvin
mendengar suara Hasan dalam pikirannya.
Hasan tertawa karna berhasil mengutuk Calvin,
Hasan hanya berbicara bahwa terdapat dua cara
agar Calvin dapat terlepas dari kutukannya.
Pertama menghalangi kejadian yang membuat
hidup Hasan hancur dan yang kedua buatlah
dirimu yang berada masa lalu berubah. Jika
14

Calvin mengubah banyak sejarah maka jiwanya


akan terkurung selamanya dalam tubuh Hasan.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Mau tidak mau Calvin harus menyelesaikan
masalah penyebab hidup Hasan hancur. Saat
disekolah Calvin mengalami hal yang dialami
Hasan selama hidupnya. Calvin ingin melawan
pembully tersebut, namun teringat dengan
perkataan Hasan bahwa jika terlalu banyak
mengubah masa lalu maka jiwanya akan
terkurung selamanya.
Pada saat jam istirahat Calvin bertemu
dengan dirinya yang masa lalu. Calvin yang
masa lalu mempunyai kepribadian buruk, suka
membully dan memalak uang. Calvin pun
menentang dirinya yang masa lalu. Tetapi
Calvin menyadari bahwa tubuh Hasan sangat
lemah, berbeda dengan dirinya yang masa lalu,
karna Calvin yang masa lalu memiliki badan
yang kekar. Saat dirumah Calvin melakukan
latihan fisik untuk memperkuat otot-otot tubuh
15

Hasan. Keesokan harinya Calvin yang masa lalu


mendatangi kelas Calvin untuk memalaknya,

Antologi Cerpen XII IPA 3


karna kemarin Calvin berani menantangnya.
Tanpa basa basi Calvin memukul wajah Calvin
yang masa lalu, sialnya dia dapat mudah
menangkisnya dan langsung memukul balik.
Hasan tertawa kepada Calvin karna itulah yang
dialami dirinya pada masa lalu. Kemudian
Hasan memberitahu Calvin bahwa kejadian
yang membuat hancur adalah Hasan dibully
sepulang sekolah oleh Calvin sehingga menjadi
trauma dan gagap, dan kejadian tersebut akan
terjadi nanti saat pulang sekolah. Calvin merasa
sangat bersalah kepada Hasan, Calvin juga
berfikir bagaimana cara melawan Calvin yang
masa lalu, jika dengan baku hantam pasti Calvin
akan kalah.
Saat pulang sekolah Calvin sudah
ditunggu oleh dirinya yang masa lalu. Calvin
yang saat ini berteriak "HEI KAMU LAWAN
16

AKU, AKU AKAN MEMBUATMU SADAR


BETAPA BURUKNYA DIRIMU INI." Mereka pun

Antologi Cerpen XII IPA 3


saling adu pukulan, setiap pukulan Calvin yang
masa lalu dapat dihindari oleh Calvin, karna
Calvin yang saat ini telah menguasai beladiri
yang dipelajarinya. Akhirnya Calvin terpojok
dengan dirinya yang masa lalu, tanpa sadar
Calvin berteriak "HEI.. AKU MENGERTI
MENGAPA KAMU MENJADI SEPERTI INI,
KAMU MELAKUKAN PEMALAKAN TERHADAP
ANAK-ANAK UNTUK MEMBAYAR
PENGOBATAN IBUMU YANG SEDANG SAKIT
KAN.. SADARLAH, IBUMU YANG SEDANG
SAKIT PASTI AKAN SEDIH BILA IA
MENDENGARMU MELAKUKAN PERBUATAN
INI." Calvin yang masa lalu menjawab
"MENGAPA KAMU TAU KEADAANKU??"
Calvin pun berbicara sambil menangis seraya
mengatakan "SEBENERNYA AKU..."
Tiba-tiba Calvin terbangun dari tidurnya,
17

namun kali dia bangun dengan tubuh dirinya.


Dia pun langsung berkaca dengan berkata "INI

Antologi Cerpen XII IPA 3


BENAR- BENAR TERJADI". Calvin bergegas
mencari Hasan, dia langsung menghubungi
teman-temannya dan menanyai Hasan. Namun
teman-temannya dengan suara sedih
memberitahu kepada Calvin bahwa Hasan telah
meninggal dunia karena keracunan bahan kimia
yang disebabkan air campuran putung rokok.
Calvin pun meneteskan air mata dan berteriak
”TIDAAAKKKKK". Kini Hasan tersenyum bebas
karena dia tidak perlu lagi merasakan rasa pahit
campuran air rokok dan pukulan-pukulan keras
yang dilayangkan oleh teman-temannya.
18

Antologi Cerpen XII IPA 3


3. HIDUPKU
Oleh: Amanda Dwi Putri P.

Malam begitu tenang mengiringi


keindahan suasana klinik kesehatan di malam
hari, sayup-sayup terdengar suara jangkrik
memecah keheningan malam, yang
bertempatkan di Malang pada hari Sabtu
tanggal 6 Agustus 2005 telah lahir seorang
anak perempuan. Ia lahir dari keluarga
anggota Militer, yang pada saat itu masih
menempati asrama dimana tempat para
Tentara tinggal. Disaat itu lahh cerita sang
gadis kecil itupun dimulai.
Tahun demi tahun sudah dilewati ,
disaat gadis kecil itu sudah mulai bertambah
usia, dimana usianya tepat 2 tahun, orang tua
dari gadis kecil tersebut menyekolahkan
19

anaknya ditempat mereka tinggal, dimulai dari

Antologi Cerpen XII IPA 3


tingkatan yang paling rendah yaitu Playgroup
( PAUD ), gadis kecil itu disekolahkan didekat
orangtuanya tinggal, tidak jauh dari asrama
yang mereka tempati, karena sekolahan
tersebut masih dalam satu lingkungan .
Pagi itu, matahari bersinar cerah. Angin
berkesiur menarikan dedaunan. Suasana pagi
tetap dingin. Seperti biasa, irama pagi dan
detak jantung kehidupan bermula. Disaat
itulah hari pertama gadis kecil itu mulai
bersekolah, dipagi hari ketika seorang ibu
membangunkan anaknya dengan rasa sabar,
perlahan lahan gadis kecil pun terbangun dari
tidurnya , dengan rasa semangat yang tinggi
untuk bersekolah gadis kecil itupun bergegas
untuk berangkat pergi kesekolah, dengan
menaiki sepeda barunya yang masih
menggunakan 4 roda , gadis kecil itu terlihat
20

sangat senang menaiki sepeda tersebut. saat


tiba disekolah sudah banyak orang tua yang

Antologi Cerpen XII IPA 3


menemani anaknya dihari pertama bersekolah
. Karakter anak bermacam macam salah
satunya ada yang menangis saat ditinggal oleh
orang tuanya. Maklum, saat pertama kali
sekolah di playgroup suasana dan teman-
teman baru kadangkala membuat kita menjadi
kikuk dan merasa grogi. Berbeda dengan gadis
kecil ini yang mempunyai semangat tinggi
bersekolah, dan mudah sekali untuk mengenal
dan berbaur dengan teman-teman barunya .
Pembelajaran pun dimulai…
Di playgroup di ajarkan banyak hal
mulai dari menghafal huruf, angka, nama
binatang , nama benda, bermain game,
bernyayi, berjoget dan masih banyak lagi yang
di ajarkan oleh guru. setiap masuk kelas
sebelum pelajaran di mulai gadis kecil dan
teman temannya berbaris di depan kelas,
21

untuk di periksa kuku satu persatu. setelah

Antologi Cerpen XII IPA 3


semuanya masuk dan duduk di tempat masing-
masing mereka berdoa sebelum belajar.
Beberapa jam pun dilalui, pembelajaran
telah selesai dimana semua anak - anak pulang
kembali ke rumahnya begitupun dengan gadis
kecil itu.
Singkat cerita setelah keluarga gadis
kecil tersebut mendiami asrama selama 10
tahun, ayah dari gadis kecil tersebut dipindah
tempat bertugasnya di Jember, kebetulan
Kota Jember adalah tempat dimana ibunya
tinggal . Disanalah keluarga tersebut mulai
membangun rumah sendiri dan menetaplah
disana.
Dan sekarang di tahun 2023 gadis kecil
tersebut sudah tumbuh besar menjadi seorang
remaja yang hampir tamat Sekolah Menengah
Atas ( SMA ) yang sudah mau menempati
22

bangku perkuliahan . Tetapi remaja tersebut


masih bingung ingin kemana setelah ia lulus

Antologi Cerpen XII IPA 3


dari SMA , ia memiliki cita- cita dari kecil ingin
menjadi seperti ayahnya, seorang yang bisa
mempertahankan wilayah Negara. Tetapi
remaja tersebut berpikir pesimisme akan ke
tidak mampuannya untuk bisa menggapai cita
- cita yang diinginkan sejak kecil.

Dibalik kebingungannya, untuk


menentukan kemana ia akan meneruskan masa
depannya, ia memiliki penyemangat yang
sangat - sangat luar biasa, penyemangat paling
utama adalah keluarga nya sendiri, yang selalu
mendukung segala apapun yang anak remaja
itu pilih, Penyemangat keduanya adalah sosok
laki - laki yang menemaninya dari awal ia
masih kecil hingga sekarang, sosok laki - laki
itu ialah saudara sepupunya .
Teringat ketika saat kecil dulu masih
23

sering bermain bersama-sama dikala


perempuan remaja itu berlibur ke kampung

Antologi Cerpen XII IPA 3


dimana ayahnya dilahirkan, terasa bahagia
sekali ketika dulu masih tidak ada beban
pikiran. Tidak seperti sekarang yang sudah
mulai sibuk untuk mengejar cita - cita ,
mengejar impian orang tua yang
menginginkan anaknya menjadi orang yang
sukses dunia maupun akhirat . Sekarang sudah
tidak bisa sesering dulu untuk bertemu dengan
sosok laki - laki baik tersebut, dikarenakan
sudah memiliki kesibukan masing-masing.
Dibalik kesibukan yang ada tidak membuat
mereka putus berkomunikasi, disuatu ketika
mereka sama sama memiliki rasa suka satu
sama lain, dan pada akhirnya mereka menjalin
hubungan lebih dari saudara sampai sekarang.
24

Antologi Cerpen XII IPA 3


4. Hidup Itu Berat Ya?
Oleh : Anastasya Martanisa
Di sore hari yang damai, terlihat seorang
gadis menatap sungai luas yhang arusnya sangat
tenang dengan angin sepoi-sepoi yang menerpa
rambut dan wajahnya. Pikiran gadis itu kembali ke
masa lalu, gadis itu berharap bahwa hidupnya pun
akan setenang sungai yang sedang ia tatap. Namun,
sayangnya ketenangan masih hal yang tidak
mungkin untuk dimilikinya saat ini. Hidupnya
terlalu berisik, bahkan untuk usianya yang masih
terbilang sangat muda. Gadis itu masih akan
berumur genap 18 tahun di tahun ini, dikenal
sebagai gadis tempramental oleh orang-orang
sekitar tempat tinggalnya. Namanya Gaurika Eesha,
Gaurika yang mempunyai arti gadis cantik dan
Eesha yang berarti kemurnian. Namanya sangat
indah bukan? Tapi tidak dengan kehidupannya. Ah
atau hidupnya akan terbilang indah jika hanya
25

dilihat dari luarnya saja.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Pada nyatanya, hidupnya tidak indah seperti
yang orang lain lihat. Eesha dituntut untuk menjadi
sempurna oleh sosok yang selalu ia panggil dengan
sebutan Ibu. Sejak masih Sekolah Dasar, Eesha
sudah dituntut untuk menjadi yang nomor 1,
bagaimana pun caranya. Pernah nilainya turun 1
angka, meskipun tetap menjadi peringkat 1 Ibunya
sudah berperilaku beda padanya. Ibunya hanya
mengomel, mengomel, dan mengomel. Eesha
sudah berusaha dengan maksimal tetapi Ibunya
tidak mengerti, ah bukan tidak mengerti, lebih
tepatnya memang tidak mau mengerti. Dibanding
memberikan ucapan selamat atau mengapresiasi
pencapaian Eesha, Ibunya lebih memilih untuk
merendahkannya dan menakutinya. “Ingat, kamu
harus pintar dan menjadi yang nomor 1, keluarga
Ibu tidak ada yang gagal. Jangan merusaknya
dengan menjadi bodoh.” Itu adalah kata-kata yang
diucapkan Ibunya setiap malam saat dahulu gadis
26

kecil itu beranjak untuk tidur.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Eesha berhasil mempertahankan Juara 1
dalam genggamannya sampai kelas 3 Sekolah
Menengah Pertama. Tidak ada apresiasi atau
dekapan sedikit pun, karena hal itu sudah menjadi
hal biasa. Terkadang, Eesha iri melihat teman-
temannya yang gagal tapi tetap dipeluk hangat oleh
sang Ibu. Eesha iri, melihat temannya selalu ditanya
dan didukung keputusannya oleh Ibu mereka. Eesha
iri, Eesha juga ingin, ingin merasakan dekapan
hangat Ibu yang tidak palsu. Yang orang lain tahu,
Ibu Eesha sangat menyayangi Eesha, iya Ibunya
sangat pandai bersandiwara di depan orang-orang.
Di depan orang lain, seakan-akan Ibunya siap
mempertaruhkan segalanya untuk Eesha. Namun
pada kenyataannya tidaklah begitu, rumahnya
terasa sesak namun Eesha belum bisa pergi.

Tahun 2020, Eesha telah lulus dari Sekolah


Menengah Pertama dan melanjutkan perjalanannya
27

di Sekolah Menengah Atas. Tapi, keadaan Eesha


tidak baik-baik saja pada saat itu, Ia dihadapkan

Antologi Cerpen XII IPA 3


dengan trauma yang mendalam atas apa yang
terjadi saat Ia masih kelas 1 Sekolah Menengah
Pertama. Benar, gadis kecil itu dulunya dibully,
dibully atas ketidak sempurnaan yang Eesha miliki.
Orang-orang seakan tuli, tidak mau mengerti
bahwa bukan kemauan Eesha juga dilahirkan tidak
sempurna. Seakan-akan Eesha sangat salah karena
tidak sama dengan mereka, mereka membenci
Eesha. Beruntungnya, Eesha pada saat itu
mempunyai sayap pelindung, teman dari Sekolah
Dasar, mereka membela Eesha. Terima kasih
kepada mereka yang melindungi dan merangkul
Eesha.

Eesha selalu mengalami ketakukan yang luar


biasa tiap kali kenaikan kelas dan awal masuk
sekolah, karena Eesha tau tidak semua orang bisa
menerima orang seperti dirinya. Awalnya Eesha
baik-baik saja karena daring dan tidak bertemu
28

dengan teman barunya, tapi ketenangan itu tidak


bertahan lama. Beberapa guru meminta untuk

Antologi Cerpen XII IPA 3


mengerjakan tugas voice secara berkelompok.
Eesha stress, Eesha tidak mampu, Eesha sangat
ketakukan. Eesha lari dan bersembunyi, Eesha takut
kejadian saat kelas 1 Sekolah Menengah Pertama
terulang kembali. Eesha benar-benar lari, WhatsApp
nya Ia nonaktifkan dan mendaftarkan nomor baru
untuk berkomunikasi dengan teman-temannya.
Sampai akhirnya pada suatu hari, kakak Eesha
menerima telepon dari Guru Bahasa Indonesia
Eesha, beliau menceritakan bahwa Eesha tidak
menggarap tugas-tugasnya. Hari itu, bagaikan hari
terburuk untuk Eesha.

Saat terbongkar, kakak Eesha marah besar


dan mengadukan kepada Ayah dan Ibu Eesha. Ibu
Eesha sudah terlihat tidak peduli, tapi raut
wajahnya tidak bisa menyembunyikan bahwa
beliau sebenarnya sangat marah. Eesha menangis
sejadi-jadinya, Ia takut akan dipukuli oleh sang
29

Ayah. Namun, ternyata Eesha salah. Ayah tidak


memukulnya, Ayah mendekapnya dengan erat dan

Antologi Cerpen XII IPA 3


bertanya dengan lembut, “Nduk, kenapa kamu
begitu? Ada yang menganggu pikiran kamu?”
sembari mengelus kepala Eesha dengan pelan dan
sayang.
Tangisan Eesha semakin terdengar sakit dan
pilu, Eesha kalah dan luluh hanya dengan dekap
dan usapan lembut ayahnya. Eesha mulai
menceritakan apa yang Ia alami dengan pelan
kepada Ayahnya. Eesha sangat berterima kasih
kepada Tuhan karena meskipun Tuhan memberikan
Ibu yang tidak mau mengerti keadaannya,
setidaknya masih ada Ayah yang mau mengerti
keadaannya. Eesha sangat bersyukur hari itu bahwa
Ayahnya adalah Ayah dia yang sekarang dan bukan
orang lain.

Ayah Eesha benar-benar peduli kepada Eesha,


bahkan Ayah Eesha menawarkan untuk Eesha tidak
melanjutkan sekolahnya jika memang Eesha tidak
30

ingin dan takut. “Nduk, masih mau sekolah? Kalau


engga mau sekolah lagi, engga apa-apa, sayang.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Diam saja di rumah, Ayah engga marah. Masalah
buku dan seragam yang sudah dibeli, biarkan saja.
Kamu masih lebih penting dari itu semua, gadis
kecil Ayah masih lebih penting untuk Ayah.” Begitu
tuturnya sembari duduk di samping Eesha. Eesha
kembali tidak kuat untuk menahan tangisnya, cairan
putih bening berhasil lolos kembali dari kedua mata
bulatnya.

Eesha memeluk erat-erat Ayahnya dan sekali


lagi berterima kasih kepada Tuhan, telah
menghadirkan Ayah hebat untuk dirinya. Eesha
memilih untuk tetap melanjutkan sekolahnya, tetapi
Ia selalu bersanding dengan earphone dan menjadi
lebih pendiam dari sebelumnya. Kenapa earphone?
Karena menurut Eesha orang-orang terlalu berisik,
terlalu sibuk mencampuri urusan orang lain, Eesha
muak. Ah dan untuk sikap pendiam yang selalu dia
tunjukkan, tidak lain dan tidak bukan hanya untuk
melindungi dirinya sendiri. Tidak apa untuk
31

dianggap pendiam dan tidak asik, selama dia masih

Antologi Cerpen XII IPA 3


diberikan ketenangan tanpa mengalami hal yang
tidak Ia inginkan.

Cara itu berhasil, Eesha berhasil melindungi


dirinya sendiri walaupun terkadang Ia juga sangat
ingin bersenda gurau dengan temannya yang lain.
Tapi sekali lagi Eesha menekankan kepada dirinya
sendiri, “Diam, Eesha. Tidak semua orang bisa
menerima kamu, bahkan kamu sendiri pun belum
bisa sepenuhnya menerima dirimu.” Tapi tidak
lama setelah itu, ada 5 malaikat tak bersayap yang
mengulurkan tangan kepada Eesha yang selalu
sendiri. Mengajak Eesha untuk berteman dan
bergabung, awalnya Eesha sempat ragu tapi tidak
ada buruknya mencoba bukan? Eesha menerima
uluran tangan itu, Eesha bergabung dengan kelima
malaikat tak bersayap itu. Eesha sangat bersyukur
menerima uluran tangan itu, karena dengan begitu
juga Eesha semakin aman.
32

Antologi Cerpen XII IPA 3


Eesha tersadar dari lamunannya di tepi sungai itu, Ia
mulai beranjak. Sebelum beranjak Ia menatap langit
sore itu sembari berkata, “Terima kasih Tuhan,
terima kasih masih mengirimkan orang baik
untukku, terima kasih untuk semua yang telah
Tuhan berikan.” Setelah selesai berucap, Eesha
tersenyum dan mulai meninggalkan tempat itu
untuk kembali menuju rumahnya karena langit sore
mulai sedikit menggelap.
33

Antologi Cerpen XII IPA 3


5. INTROVERT
Oleh : Angelika Novita Putri

Namanya Julia Clara. Mereka biasa


memanggilnya dengan sebutan Clara ansos.
Kebiasaan yang selalu menyendiri dan
menghindari keramaian membuatnya hanya
memiliki segelintir teman, bahkan bisa dihitung
jari teman terdekatnya.
Yap, Ia adalah salah satu dari banyaknya
orang yang memiliki sifat introvert. Ia sulit
beradaptasi dengan lingkungan baru, lebih suka
menutup diri, dan selalu merasa minder di
depan orang lain. Ia hanya bisa terbuka dengan
orang-orang yang sudah lama ia kenal. Ia akan
bicara hanya seperlunya saja, dan itupun kalau
ditanya, bahkan kata basa-basipun terkadang
jarang terucap olehnya.
34

Antologi Cerpen XII IPA 3


Begitupun saat Ia baru memasuki SMP,
ia sulit untuk bersosialisasi dan mendapatkan
teman. Sebenarnya ia ingin sekali bergaul
dengan yang lain, tetapi ia bingung harus mulai
dari mana. Ia bingung bagaimana untuk
memulai percakapan dengan orang baru.
Bahkan selama tiga tahun duduk dibangku
SMP, teman terdekatnya tidak lebih dari lima
orang.

Namun, saat ia memasuki SMA, ia


berusaha menjadi sosok ekstrovert. Ia berusaha
untuk lebih percaya diri, dan lebih terbuka. Ia
mencoba untuk menjadi sosok yang bukan
dirinya. Mencoba menjadi Julia Clara yang
baru.
Namun, sosok Julia Clara yang baru
tidak bertahan lama. Setelah satu tahun ia
35

mencoba menjadi ekstrovert, ia kembali lagi


menjadi sosok Julia Clara yang dikenal orang

Antologi Cerpen XII IPA 3


dengan rasa tidak percaya dirinya dan Julia
Clara yang ansos.
Ketika menjadi sosok ekstrovert, ia
merasa cepat lelah. Jika berada ditempat yang
ramai dan bertemu banyak orang, ia merasa
energinya terkuras habis. Ia merasa tidak
nyaman berada ditempat yang ramai, ia merasa
orang-orang sedang mengintimidasinya.
Kini kehidupannya kembali seperti dulu.
Kehidupan seorang Julia Clara yang introvert.
Kegiatannya setiap hari hanya sekolah, les,
pulang, tidur. Hanya berputar seperti itu saja.
Berdiam diri di kamar, hanya keluar jika
penting saja.
36

Antologi Cerpen XII IPA 3


6. TERIMA KASIH
Oleh: Arya Ghanesha Amukti Palapa

Suatu hari di malam yang sunyi hiduplah


seorang anak yang berusia 17 tahun panggil
saja dia Aga, ia sedang di hantui dengan
banyaknya lalu lalang bayangan hitam di
pikirannya, anak itu bertanya di dalam hati
’’wahai bintang dan bulan, mengapa hidupku
di pukul oleh perasaanku sendiri, sedangkan
aku ingin hidup tenang, boleh kah kau wahai
bintang jatuh lah kau dengan seribu kecantikan
olehmu, aku selalu mengharapkan apa yang
ingin aku impikan’’ sambil mencoret coret buku
tulis yang ada di hadapannya
Keesokan harinya si anak itu sedang berberes
beres kamar yang sangat amat berantakan itu,
dengan penuh kegelisahan anak itu langsung
37

membereskan baju bajunya yang terlantar di

Antologi Cerpen XII IPA 3


lantai, di saat anak itu menarik baju tanpa
sadar ia telah menjatuhkan kertas dari baju
tersebut, dan kertas itu terdapat karangan yang
ia tulis tangan, anak itu langsung membacanya
tanpa sengaja, tulisan itu seperti ini
’’haiii.....
Bagaimana kabarmu sekarang? Apakah kau
disana baik baik saja? Bolehkah aku
mengingatkan kembali kenangan yang kita buat
dulu?, dimana kenangan itu sangat sangat ingin
aku kembalikan seperti dulu disaat aku
merangkulmu dan kau berbicara kepadaku
‘’bagaimana kalau aku sudah tidak lagi
bersamamu seperti saat ini? Apakah aku bisa
merangkulmu disaat aku dihantui oleh rasa
takut?’’ kalimat itu adalah dimana aku semakin
memelukmu erat dengan penuh kesedihan dan
mengusap air matamu yang engkau keluarkan
38

itu, di saat itu aku merasa sangat di butuhkan


oleh mu, dan aku hanya bisa berbicara ‘’sudah

Antologi Cerpen XII IPA 3


jangan di pikir, disii masih aada aku kok,
memang aku gak akan kemana mana, aku janji,
kalau kamu butuh aku, aku bakal selalu ada
buat kamu’’
Tanpa disadari ibu dari anak tersebut datang
dan melihat si aga menangis dan langsung
merangkul “Aga... kamu kenapa nak? Sini cerita
sama mama, mama kasian sama kamu, tiap
malam mama lewat kamarmu mama
kedengaran suara kamu waktu nangis dan ada
suara pukulan, mau mama buka tapi malah
kamu kunci, mama kepikiran takut kamu ada
apa apa apa, secara langsung mama si aga
mengambil kertas yang aga baca. “owh... aga
nangis gara gara tulisan ini?, udahlah nak
jangan dipikir nanti kalau dia jodohmu pasti
dia bakal balik lagi kok, mama tahu kamu itu
tulus sama anak itu, buktinya aga nangis dan
39

kepikiran lagi ke anak itu, “yang sabar ya


sayang, Tuhan pasti kasih kamu jalam yamg

Antologi Cerpen XII IPA 3


terbaik buat kamu” sambil mengusap air mata
si aga “makasih ya ma, sudah semangatin aga”
sambil berdiri si mama aga langsung bilang “iya
anak gak papa, jangan di pikir in lagi ya
sayang” aga membalas omongan dari
mamanya “iya ma, insyaallah”. Aga pun
melanjutkan beres beresnya dan bergegas untuk
sarapan pagi
Di malam hari yang sunyi aga masih saja
kepikiran lagi soal anak itu, sambil menatap
langit aga terpaku pada bulan yang
menemaninya dengan secangkir kopi yang ia
genggam, waktu pun semakin malam “tak
terasa ya, sekarang hanya bisa memandangmu
dengan penuh rasa yang ada di hati ini,
terkadang aku membisu dengan keadaan kita
sekarang, padahal kita dulu dekat bagaikan
tanah dan tanaman, sekarang aku hanya bisa
40

memandang keindahanmu dari kejauhan, dan


sekarang aku takut akan kehadiranmu, apakah

Antologi Cerpen XII IPA 3


buku yang kita buat endingnya sama seperti
dulu? atau apakah kita membuat lembaran
baru dan membuat ending yang sangat indah?,
aku masih mempertanyakan hal hal yang
seenggaknya aku pikirkan, terkadang aku masih
merindukanmu, semoga kamu mendapatkan
orang lain yang lebih baik daripada aku yang
selalu saja membuatmu kecewa akan tingkah
laku ku, kamu masih menjadi orang yang aku
ingin ajak segalanya, dan terima kasih telah
hadir di kehidupanku, see you orang baik.”
Dan akhirnya si aga mengikhlaskan wanita
tersebut meskipun berat yang ia hadapi di
kemudian hari, semoga apa yang aga pilih
menjadi hal yang terbaik buat aga, satu kalimat
buat si aga Obat PATAH HATI yang paling
mutakhir adalah WAKTU.
41

Antologi Cerpen XII IPA 3


7. MEI-LANI
Oleh: Aulia Ibra
Dari lubang tembok Kranggan, aku hanya
menghirup aroma petrikor bergelut dengan
aroma kepulan debu. Sungguh Kranggan,
permukiman padat penduduk diujung kota
Semarang tampak sepi, dingin, dan kelabu.
Kemana warna jingga itu? Kemana suara sandal
anak-anak itu? Seharusnya Kranggan pada
minggu sore mempertunjukan rentetan
pedagang bakso, mie ayam, dan es doger yang
sedang menunggu anak-anak pulang dari
klenteng.
Ini bukan salah musim dibulan Mei yang
biasanya menyebarkan harum bunga warna-
warni dan kue manis. Bulan Mei tahun ini
adalah bulan terkutuk bagi etnis Tionghoa di
Semarang, karena memaksa kami untuk hidup
42

tanpa spasi. Orang-orang pribumi menjadi

Antologi Cerpen XII IPA 3


Dewa penentu nasib. Mereka merusak,
menjarah, memukul, dan memperkosa dengan
membabi buta. Setiap hari aku dan koko ku
harus bersembunyi dengan membawa gagang
sapu dan spatula. Hanya ini yang bisa kami
lakukan setelah restoran bakmi kami dibakar
habis oleh mereka. Sesekali aku masih
mengintip dari lubang tembok, aku melihat
kelebatan orang menyelamatkan anggota
keluarga dan harta benda yang masih tersisa.
Aku mulai memberanikan diri untuk merangkak
menuju lemari kain tempat persembunyian
koko. Dengan berbisik aku bertanya
“Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa harus
kita? Kita harus bagaimana?”, ia hanya diam
dengan tatapan kosong. Sungguh ku rasa lebih
baik tiap hari tersulut emosi karena suara
sembernya, daripada melihatnya membisu.
43

Malam sudah turun tanpa aba-aba, seperti


jala hitam yang mengepung permukiman.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Mungkin ini sudah jam enam karena aku bisa
mendengar sayup suara adzan Magrib yang
menyelip melalui lubang tembok seukuran
tubuh ku. Namun, setelah itu aku mendengar
suara siulan seorang lelaki dari kejauhan yang
perlahan-lahan mulai mendekat ke arah ku.
Aku tidak berani bergerak sedikit pun bahkan
untuk menelan ludah pun ku tahan.
Nampaknya ia memperhatikan lubang
tembok bekas pembobolan ini, sehingga
cahaya senternya mengarah ke lubang tembok.
“Selamat malam, ada orang disini? Halo… ada
orang tidak?” ucap lelaki paruh baya dengan
suara berat. Mengetahui kondisi rumah yang
gelap dan sepi, lelaki itu pun beranjak pergi.
Sontak aku mulai memberanikan diri untuk
melangkah dan mengintip kondisi di luar
rumah. Namun, betapa terkejutnya aku.
44

Cahaya senter menyorot ke wajah ku. Lelaki


pemegang senter itu mulai bersiul sembari

Antologi Cerpen XII IPA 3


berjalan ke arah ku. Entah apa yang telah
terjadi dengan tubuh ku, dari ujung kepala
hingga ujung kaki rasanya membeku.
Tanpa gerutu dan pemberontakan, aku
digandengnya menuju Toyota kanvas. Mobil
melaju sangat pelan, seolah-olah memberi tahu
bahwa hanya aku dan koko ku yang tersisa dari
tragedi 98. Bangunan disepanjang jalan
Kranggan roboh, hangus, dan berantakan,
bahkan aku tak mengenali warung buku
Sentosa yang hampir setiap hari ku kunjungi.
Padahal aku sudah memiliki rencana minggu ini
untuk merental komik City Hunter edisi
terbaru. “Ehem… Lettu Hartoyo, tapi kau bisa
memanggil ku dengan sebutan bapak. Siapa
nama mu?” suara lelaki paruh baya itu lagi
yang mencoba memancing kinerja pita suara
ku, tapi aku hanya diam sambil sesekali
45

meliriknya yang sedang menyetir dengan

Antologi Cerpen XII IPA 3


jemari kiri dikemudi sedangkan jari kanan
mengapit sebatang cerutu.
Aku berpura-pura tenang dan nyaman
padahal otak ku tengah merancang kesumat.
Aku tau beberapa menit lagi nasib ku akan
sama dengan cici-cici dan a’i yang telah
dipersekusi. Ya benar saja, mobil ini mengarah
ke perkebunan yang luas dan gelap. Aku
mencoba untuk berlaga seperti Kaori
Makimura, loncat dan bergelinding dari atas
kontainer. Tapi, aku lupa bahwa aku bukanlah
tokoh fiksi. Anyir darah menetes perlahan ke
sela-sela bibir ku dan membangkitkan syaraf-
syaraf yang ku kira mati. Mata ku terbangun,
aku melihat tubuh ku babak belur akibat duel
dengan bebatuan setelah mencoba melompat
dari mobil yang sedang melaju lumayan
kencang. Rasanya perih, apalagi mengetahui
46

lelaki itu berbaring disebelah ku sembari


mengoceh “Saat nafas saling bertukar tempat,

Antologi Cerpen XII IPA 3


disitulah letak ternyaman untuk melepas penat.
Soal kerusuhan yang terjadi, tenanglah kau
akan aman jika bersama dengan bapak”.
Memang saat iblis gagal membuat orang
menjadi jahat, maka dia akan membuat orang
itu merasa paling baik.
Tubuh ku masih tak berdaya, hanya bisa
tergeletak di atas rerumputan dan menatap
langit tak berbintang. “Apa salah ku? Apa salah
keluarga ku? Kami sungguh tak ada kaitannya
dengan penguasa orde baru. Agrrrh sinting!
Apa ini akhir dari hidup ku? Sesuai nama ku,
Meilani yang artinya langit gelap di bulan
mei?”.
47

Antologi Cerpen XII IPA 3


8. Selamat Menikmati Proses Dewasa
Oleh: Aulia Putri Rahmadani

Suara alarm berbunyi begitu nyaring mengusik


tidurku yang nyenyak ini,aku pun terpaksa
membuka mata dan melihat kucing
kesayanganku masih tertidur pulas ditumpukan
kain dengan bantal favoritnya.Hari ini
cuacanya sangat cerah sekali cahaya matahari
masuk ke dalam jendela kamarku dan dengan
terburu-buru aku pun berlali ke kamar mandi
untuk bersiap,setelah selesai aku berjalan
menuju kamar lalu berdiri di depan cermin
merias wajah menggunakan bedak dan lipstik
merah muda di bibir mungilku.
Aku memulai hariku dengan berjalan
sendirian menuju taman kota ,di setiap perjalan
banyak sekali orang di sisi kanan kiriku penuh
48

dengan kebahagiaan.lalu terlintas beberapa

Antologi Cerpen XII IPA 3


pertanyaan-pertanyaan di dalam pikiranku
yang jawabanya masih ku cari dengan penuh
teka-teki.lalu sampailah di tempat yang
suasananya tenang dan jauh dari keramaian
tapi dengan tidak sengaja aku melihat dari
kejauhan banyak sekali orang berjalan
bergandengan tangan menujukkan senyumnya
yang jelas tidak ada kesedihan di dalamnya.hati
ini merasa iri dan segera kusadarkan diri
menerima kenyataan menjadi dewasa secepat
ini.
Eum.. merasa semakin bertambahnya umur
berarti akan merasakan proses
pendewasan,apalagi akan kehilangan orang-
orang terdekat dan kemudian diri ini juga akan
pergi dari beberapa pertemanan dengan alasan
bukan tidak cocok melainkan pada waktu-
waktu tertentu memang harus dihindari karena
49

beberapa kali sudah disakiti,belum lagi


memendam keluh kesah tentang hidup yang

Antologi Cerpen XII IPA 3


berat di pundaku sendiri dengan banyaknya
perasaan marah,gelisah,bingung,khawatir
sekaligus cemas berlebihan,tapi kubiarkan
semuanya bersembunyi di balik senyum palsu
bahagiaku agar semua orang tertipu dengan
topeng di wajahku dan mungkin akan ku buka
topeng itu tanpa satu orang pun yang
mengetahuinya melalui tangis di setiap
malamnya.
YA!! memang lelah harus memahami dan
menuruti ekspetasi mereka kepadaku,tidak
hanya itu tuntutan dan penghinaan sangat
membebaniku dengan menurunkan harga
diriku di depan banyak orang membuatku
merasa tidak ada yang bisa diandalkan kecuali
diriku sendiri.dulu aku pernah bercerita ke
beberapa orang mengenai masalahku tapi yang
ada mereka justru membandingkan masalahku
50

dengan masalahnya ditambah lagi dengan


entengnya ia melontarkan perkataan yang

Antologi Cerpen XII IPA 3


langsung membuatku terdiam dengan
menundukkan kepala seperti diriku yang
bersalah. Aku rindu masa kecilku rasanya tidak
ada satu beban yang kupendam sendirian,dulu
pikiranku hanya mengoleksi mainan,masak-
masakan bersama temanku,naik kereta keliling
setiap sorenya,menari dibawah hujan dengan
tertawa sepuasnya tetapi semuanya perlahan
pudar dan sangat terbanding terbalik denganku
yang sekarang,banyak sekali tangisan dan
harapan setiap kali berdoa di atas
sajadahku,belajar apapun itu agar
mendapatkan validasi untuk ningkatkan
kepercayaan diri,berusaha memuaskan
ekspetasi mereka terhadapku,sampai-sampai
makan dan istiarahat pun ku tinggalkan apalagi
mereka tidak pernah melihat usaha-usaha
kecilku sedikit pun.
51

Akhirnya aku sadar bahwa diriku hanya


manusia biasa yang punya banyak kekuarangan

Antologi Cerpen XII IPA 3


dan batasan,ketika aku berbuat baik terkadang
akan di banggakan oleh beberapa orang dan
banyak di pandang sebelah mata,apalagi
melakukan hal yang tidak menyenangkan pasti
akan dihujat dengan kritikan menyakitkan.lalu
pada akhirnya dengan banyak rasa bangga
karena bisa melewati hal-hal menyakitkan yang
belum pernah terjadi sebelumnya dan akhirnya
aku sadar menjadi dewasa itu bukan tentang
hal yang slalu menyenangkan.
Biarpun orang sekitarku tidak pernah sedikit
pun mengapresiasiku,akan ku lakukan sendiri
untuk diriku yang sudah banyak melewati
kesedihan dengan mengelus dadaku lalu
berbicara kepada diriku dengan banyak ucapan
terimakasi di setiap perjalanan yang sudah ku
lewati sendirian,terimakasi sudah
bertahan,terimakasi sudah berusaha menerima
52

luka,menerima kepergian,maupun
keterbatasan,terimakasi sudah tetap hidup

Antologi Cerpen XII IPA 3


untuk masa depan dan kan ku iklhaskan semua
kenangan itu lenyap,dengan banyak kenangan
yang menyakitkan lalu kenangan akan
penyesalan,kenagan saat melukai dan
dilukai,kenangan saat dibuang maupun
dibutuhkan.aku yang bisa tumbuh bersama
semua kenangan itu dengan percaya bisa
menjadi lebih kuat dan bersemangat takkan ku
lupakan itu akan terus ku ingat karna jika tidak
aku hanya slalu menajdi anak kecil dengan jiwa
yang tak bertumbuh.
53

Antologi Cerpen XII IPA 3


9. Deritaku
Oleh: Dandy Udiartha Surya Wijaya

“Dasar anak durhaka, beban keluarga, gabisa


banggain orang tua, membuat kecewa orang
tua, apa ini balasanmu, apa mama kurang
ngasih fasilitas ini semuanya buat kamu
Noumi…?” Amarah Astrit mama Naumi.
“Maafin Noumi ma, Noumi salah kasih
kesempatan sekali lagi buat Noumi ma, Noumi
mau berubah ga mau ngecewain mama sama
papa lagi” mohon Noumi kepada mamanya,
“mama akan mencabut semua fasilitas yang
mama berikan, dan pergilah kamu bersama
ayahmu mama tidak mau melihat kamu disini
lagi” tambah mamanya lagi. “Ampun ma
Ampun maafin Noumi, Noumi tetap akan
tinggal bersama mama, Noumi ga mau tinggal
54

sama ayah, mama tolong maafin Noumi ma,

Antologi Cerpen XII IPA 3


Noumi tau Noumi salah tolong Maafin Noumi,
Noumi ga akan mengulangi kesalahan itu lagi
Noumi janji akan berubah dan membuat mama
bangga” Noumi tetap memohon kepada
mamanya namun Astrit tidak
menghiraukannya. “Sudah cukup Noumi, saya
sudah muak sama sifat kamu selama ini,
silahkan kamu pergi dari rumah ini saya tidak
ingin melihat kamu lagi”

Noumi anak tunggal dari keluarga broken


home yang selama ini tinggal dengan Astrit
Mama kandungnya sendiri dengan papa tirinya
yang hanya memandang harta Astrit. Di masa
remaja Noumi malah terjerumus dunia maya
dan salah pergaulan sehingga membuat Noumi
melakukan kesalahan fatal sehingga membuat
Astrit kecewa. Memang dari awal kesalahan
55

dari kedua orang tuanya yang membuat


Noumi salah pergaulan. Astrit pengusaha sukses

Antologi Cerpen XII IPA 3


yang selalu sibuk dengan dunia pekerjaannya
sehingga tidak ada waktu untuk Noumi .Ayah
kandungnya Seseorang yang memiliki masalalu
yang keram, Pemabuk, pemain wanita jalang,
Noumi yang mengetahuin sifat itu ketika
Noumi sendiri yang menjadi korban ayahnya
sehingga Noumi risih kepada ayahnya dan
tidak betah jika ia tinggal bersama ayahnya.
Kejadian kala itu tidak ada satupun orang yang
mengetahuinya, kejadian itu hanya Noumi dan
ayahnya yang tau. Noumi memendam sendiri
merasakan sakitnya kekejaman ayahnya.

Semenjak kejadian Noumi diusir dari rumahnya


Noumi tidak kerumah Ayahnya melainkan
kabur kerumah kekasih Noumi yang selama ini
menjadi teman hidup sekaligus tempat iya
pulang. Kekasih Noumi sangat menjaga
56

kehormatan Noumi, tidak pernah menyentuh


Noumi sedikitpun karna ia tau Noumi

Antologi Cerpen XII IPA 3


membutuhkan kasih sayang yang lebih. Noumi
bersyukur bertemu Alex yang sangat ia sayangi
dan menjaga Noumi seperti adiknya sendiri.
“Lohh.., kamu kenapa Noumi?” Tanya Alex
yang khawatir melihat Noumi menangis
sehingga membuat wajah cantiknya
membengkak. “Ayok duduk dulu didalem ada
ayah sama ibu itu didalem” perintah Alex
sambil merangkul Noumi yang sudah lemas
menangis selama perjalananan.

Dikeluarga Alex, Noumi sangat diratukan,


sehingga Noumi dianggap seperti anak
kandung dari keluarga Alex. “Noumi anak yang
kuat kok, Tuhan memberi ujian tidak melebihi
batas kemampuan kita, Tuhan itu sayang ke
Noumi jadi yang sabar menghadapi ujian ini.
Noumi wanita tangguh. Tetap semangat yaa”
57

nasehan dari Burhan ayah Alex. Noumi balas


dengan anggukan paham sambil menangis.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Selama berapa hari dirumah Alex, Noumi
sudah membaik tidak memikirkan masalah
sebelumnya dan berniat kembali kerumahnya
meyakinkan Astrit jika Noumi menyadari
kesalahan dan berusaha berubah menjadi anak
yang patuh kepada orang tuanya, tidak ingin
mengulangin kesalahan yang telah ia perbuat.

Sesampainya dirumah Astrit tidak


menghiraukan kedatangannya, melainkan
hanya sibuk dengan dunia bisnisnya, papa
tirinya juga tidak menyapanya, Noumi merasa
asing berada dirumahnya sendiri serasa tak
memiliki siapa-siapa sekarang. Noumi segera
memasukin kamarnya dan berniat malamnya
akan menghampiri mamanya. Namun, Astrit
sejak Noumi datang langsung bergegas pergi
58

ntah kemana atau sengaja menghindar dari


Noumi. “Kenapa mama menghindar ya, apa

Antologi Cerpen XII IPA 3


mama masih kecewa sampai aku sudah tidak
dianggap lagi sebagai anaknya” batin Noumi
“ya sudahlah ini semua salahku aku harus bisa
nerima konsekuensinya, wajar juga namanya
orang tua jika kecewa pada anaknya”
tambahnya lagi menangkan diri sendiri.

“Noumi kamu bagaimana dirumah? Apa mama


sudah baikan sama kamu?” Tanya Alex. “Belum
masih, tapi gapapa kok mungkin mama masih
kecewa, wajarlah bener kata ayahmu kemarin,
seiring berjalannya waktu mama bakal baikan
kok. Aku gapapa kok diginiin sekarang, juga
kalo aku tambah menghindar mama bakal
tetap tidak mau membaik jadi aku akan
berusaha mengambil hati mama kembali, dan
memaafkan aku lagi” jawab Noumi
meyakinkan Alex. “Ooo ya sudah kalau begitu
59

kamu baik-baik ya dirumah. Aku sayang kamu

Antologi Cerpen XII IPA 3


Noumi”ujar Alex. Noumi menjawab dengan
anggukan dan senyuman manis.

Sudah sebulan Astrit membiarkan Noumi.


Namun, Noumi tetap berusaha meyakinkan
Astrit untuk bisa menerima Noumi kembali,
sejak itupun Noumi perlahan mengubah
sifatnya yang manja, hanya males-malesan,
membantah orang tua dan yang hanya
mementingkan diri-sendiri, menjadi Noumi
yang rajin, bangun pagi, tidak manja lagi,
mandiri, mematuhi kedua orang tuanya.
Mamanya yang mengetahui sikap dan sifat
Noumi yang seperti itu membuat ia sadar jika
perlakuan Astrit selama ini keterlaluan.
Sehingga, Astrit memaafkan kesalahan Noumi
yang telah ia perbuat dan menghilangkan
kekecewaan yang telah Noumi perbuat
60

kepadanya.

Antologi Cerpen XII IPA 3


“Ma sudah makan? Noumi buatin sarapan nih
buat mama” tanyak Noumi dan memberikan
sarapan untuk Astrit. “Noumi maafin mama ya
sudah keterlaluan sama Noumi, Mama akan
berusaha ada waktu buat Noumi. Mama
senang melihat kamu sudah berubah seperti ini,
pertahankan ya nak!. Mama sayang Noumi”
jawabnya sambil memeluk Noumi. “Nggak ma,
mama ga perlu minta maaf, ini memang salah
Noumi kok, wajar mama seperti itu kepada
Noumi. Terimakasih ma, mama sudah
mendidik Noumi sampai Noumi Dewasa.
Noumi akan berusaha ngebanggain mama.
Noumi akan buktikan kalau Noumi berubah
dan buat mama senang melihat Noumi Sukses.
Noumi juga sayang banget sama mama” jawab
Noumi berusaha meyakinkan mamanya sambil
memeluknya dan menangis terharu.
61

Antologi Cerpen XII IPA 3


10.PERSAHABATAN
Oleh : Erlina Wati Destika.P.A

Nikmatnya jika semua yang kita inginkan


terpenuhi, seperti seorang anak perempuan
bernama Sinta. Sinta adalah anak tunggal dari
konglomerat yang memiliki bisnis dimana-
mana disegala bidang, dan ibunya adalah
seorang dokter kecantikan yang memiliki klinik
kecantikan di Indonesia bahkan diluar
Indonesia. Akan tetapi meskupun mereka kaya
raya dan bisa membeli apapun yang mereka
inginkan kedua orang tuanya tidak pernah lupa
untuk mengajarkan sopan santun ke semua
orang dan bersikap seperti orang sederhana,
dan Sinta pun mengikuti setiap ajaran yang
diajarkan oeh orang tuanya dan bersikap
manis, ramah, sopan dan tidak pernah manja
62

kepada orang tuanya.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Sinta memiliki teman dekat atau yang biasa kita
sebut dengan sahabat, sahabat dari dia duduk
dibangku SD. Mereka selalu bersama sebab
Sinta dan Sari sahabatnya itu bertetangga, Sari
dilahirkan dari keluarga sederhana.
Namun disuatu pagi saat disekolah Sinta sudah
2 hari tidak bertemu dengan Sari sahabatnya.
“Intan, kamu tau gak kenapa Sari gak masuk?”
Tanya Sinta kepada Intan teman sekelas Sari.
“Oh Sari, dia ijin untuk pulang kampung
karena ibunya sakit” Jawab Intan.
“Ya sudah kalau begitu nanti aku coba datang
kesana” Balas Sinta.
Ketika jam pulang sekolah dan bel berbunyi
Sinta bergegas untuk puang berteu kedua orang
tuanaya untuk menyampaikan suatu hal, dan
ketika sudah sampai rumah ternyata tidak ada
satpam yang menjaga.
63

“Pak…Pak.. tolong bukakan gerbangnya” Ucap


Sinta dengan berteriak.

Antologi Cerpen XII IPA 3


“Eh…Eh iya non, maaf saya tadi pergi ke dapur
sebentar” Jawab Pak satpam.
“Iya tidak papa, lain kali jangan diulangi lagi
ya” Pungkas Sinta.
Sesampainya didalam rumah Sinta tidak
melihat ayah dan ibunya dia Cuma bertemu
dengan pembantu kesayangannya.
“Bik, ibu dan ayah apa belum pulang ya?”
tanya Sinta kepada bik Rini.
“Iya non, sepertinya akan terlambat pulang
hari ini” Jawab pembantu kesayangannya itu.
“Ohh..Baiklah” Ujar Sinta
Setelah itu Sinta pergi kekamar untuk mandi
dan membereskan buku-buku yang di bawanya
tadi. Tak lama kemudian bik Rini
memanggilnya untuk makan siang, ia langsung
turun menghampiri bik Rini.
Waktu menunjukkan pukul 07.00 malam
64

selesai menonton tv Sinta kembali kekamar


untuk belajar, karena Sinta yang sangat disiplin

Antologi Cerpen XII IPA 3


terhadap waktu belajarnya dia selalu
mendapatkan rangking satu dikelasnya. Setelah
2 jam belajar dia turun untuk melihat kedua
orang tuanya sudah sampai apa belum,
ternyata mereka sudah sampai. Dengan
terburu-buru ia turun untuk menemui ibunya.
“Ibu ada yang perlu aku sampaikan” Ucap Sinta
“Ingin bicara tentang apa?” Jawab ibu Sinta
“Sari sudah tidak masuk sekolah 2 hari, aku
mendapat kabar bahwa ibu Sari sedang sakit di
kampung dan Sari tidak mampu untuk
membayar perawatan ibunya di rumah sakit.”
Jelas Sinta kepada ibunya.
“Baiklah, besok kamu kan libur bagaimana
kalau kita kesana menjenguk ibunya” Pungkas
ibu Sinta.
Keesokannya di pagi hari setelah sarapan
mereka berangkat untuk menemui Sari
65

dikampungnya. Sesampainya disana,

Antologi Cerpen XII IPA 3


“Assalamualaikum Sari” Ucap Sinta memberi
salam.
“Waalaikum salam” Jawab Sari
Sinta terkejut melihat kondisi ibu Sari yang
sudah terbaring lemah diatas kasur.
“Bagaimana kondisi ibumu?” tanya Sinta.
“Ibuku kondisinya semakin menurun” Jawab
Sari.
“Tante akan menanggung semua biaya rumah
sakit ibumu, kamu tak perlu khawatir” Pungkas
ibu Sinta.
“Terimakasih tante sudah mau menanggung
biaya perawatan ibuku” Jawab Sari dengan
senang.
Kemudian Sinta dan ibunya kembali pulang
dan membawa ibu Sari ke kota untuk
melakukan perawatan di rumah sakit terkenal
disana. Sinta sangat senang mengetahui bahwa
66

teman dekatnya kembali sekolah dengan ceria.

Antologi Cerpen XII IPA 3


11. Inspirasiku
Oleh: Ertoto Faffiru Ginting

Ibu adalah wanita yang sangat menginspirasiku.


Jika semesta ini dapat berbicara, mungkin ia
telah mengatakan bahwa ibuku adalah wanita
terhebat .Terima kasih Tuhan sang
mahapencipta alam semesta, aku dilahirkan
dari rahim seorang ibu yang sangat
hebat.Ketika aku masih berada dalam
rahimnya, dialah wanita yang selalu menunggu
kehadiranku di dunia ini dengan lengkung
indah dibibirnya walau nyawa taruhannya,
wanita yang menjadi inspirasiku.Kau
korbankan dan pertaruhkan nyawamu demi
aku. Kau rawat aku dengan penuh kasih
sayang,ketulusan dan keiklasan.
Masih ku ingat betul dan tergambar jelas
67

dibenakku ketika itu aku anakmu masih umur

Antologi Cerpen XII IPA 3


enam tahun, kau selalu merawatku dengan
penuh kasih sayang.Kau mengajariku
bagaimana caranya menghitung, mengeja huruf
satu-persatu dan segala hal lainnya.Kan ku
ingat selalu ketegaranmu ibu, ketegaranmu
menantang hari.Ketika sang fajar masih belum
terlihat ,ketika aku masih tertidur lelap dengan
indahnya mimpiku, tapi kau telah bangun dan
terjaga demi membereskan rumah seisinya,
demi membuatkan aku sarapan untukku dan
seisi rumah.Betapa senangnya hatiku kala itu
ketika akan berangkat sekolah, dibangunkan
olehmu, disiapkan segala keperluanku olehmu,
kau sisir rambutku dan kau rapikan seragamku.
Seiring berjalannya waktu kini aku sudah
remaja. Cerita bagian inilah dalam hidupku
yang tak kusuka.Selama ini aku hanya bisa
membantah bila dinasehati, tak jarang juga aku
68

berbicara kasar kepadamu. Adakalanya aku


memberontak dan tanpa kumengerti dan

Antologi Cerpen XII IPA 3


tanpa kutahu sebabnya,tapi ibu selalu
tersenyum.Dia berusaha sekuat tenaga untuk
membahagiakan aku tanpa mengeluh sedikit
pun,aku pun merasa berhutang budi
padanya,rasanya aku ingin sekali membalas
jasa-jasa ibu.Jasa-jasa yang telah engkau
berikan sewaktu aku kecil hingga aku yang
sekarang, aku selalu memohon agar tuhan
selalu memberikan kebahagiaan dan semoga
tuhan dapat membalas semua jasa-jasa ibu yang
telah merawatku dari kecil hingga sekarang.
Ibu mengajarkanku banyak hal, terutama
menjadi orang yang tegas dan kuat. Ibu sangat
pandai menutupi kesedihannya dengan
ketegasannya. Ia selalu menerapkan dalam
keluarga, dengan sifatnya seperti itu aku merasa
harus bisa lebih kuat dari dirinya. Tegas bukan
dalam arti cuek dan galak, melainkan menjadi
69

orang yang teguh pada pendiriannya.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Ibuku menjadi sosok seorang teman bagiku.
Seiring berjalannya waktu, Keakraban terus
terjalin setiap harinya. Bercengkramah tentang
hal yang tidak penting dan juga mendengarkan
keluh kesahnya setiap saat. Hal ini yang
membuat aku tidak mau melewatkan hari-
hariku tanpa mendengarkan cerita-ceritanya.
Kesibukan yang terus datang disetiap harinya,
membuat ibuku terkadang merasa semakin
berkurang waktu bersama-sama. Setelah
kakakku pergi keluar kota untuk melanjutkan
pendidikan, hanya aku yang menjadi teman
baginya. Ia selalu takut ketika aku memiliki
kesibukan yang pada akhirnya nanti akan
menjerumuskanku. Kalimat yang selalu ia
berikan bernada tegas yang terus diingat,
“Jangan macam-macam di luar sana, ya. Kamu
harus fokus masa depanmu dulu”.
70

Kalimat yang selalu membuatku merasa selalu


diingatkan olehnya.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Sekarang, usianya sudah hampir setengah abad.
Kekuatan tubuhnya pun akan berkurang. Aku
tidak mau melewatkan sisa hari tuanya. Semua
manusia di bumi ini pasti memiliki kesibukan,
tetapi yang terpenting adalah memanfaatkan
waktu sebaik mungkin untuk meluangkan
waktu bersama ibu. Karier kapan pun dapat
dikejar, tapi waktu bersama ibu tidak dapat
diulang kembali dan hal itu sangatlah berharga.
Aku janji bu mungkin belum sekarang, tapi aku
akan terus berusaha untuk masa depanku demi
mewujudkan keinginan yang telah lama ibu
idamkan dan doakan selalu anakmu yang
sedang berusaha untuk
membahagiakanmu.Terimakasih ibu :)
71

Antologi Cerpen XII IPA 3


12. Teman Dekatmu
Oleh: Elsa Lola

Di suatu ketika seorang anak sudah meranjak


dewa yang sudah memasuki SMA, pertama kali
pendaftaran Icha sama sekali tidak mempunyai
teman dan ketika diwaktu masa masa pandemi
dimana kita semua menjaga jarak dan itu
semakin sulit untuk berkenalan bersama teman
teman.

Dan dimana regu atau nama kelompok kelas


yang sudah di tentukan kita berkumpul
bersama dan si.. Icha anak nya sangat pemalu
dan cuek dimana kalau tidak di ajak ngomong
atau di sapa dulu dia akan tetap diam karena
dia sangat pemalu ,tetapi hatinya sangat baik
ramah dan penolong,nah... disitu ada seorang
72

gadis cantik yang bernama Lina meminta

Antologi Cerpen XII IPA 3


untuk berkenalan dengan Icaa dan menjadi
teman sebangkunya .

Sekolah Masi aja dimasa pandemi dan kita


bersekolah luring atau daring ,dimana ada
masanya kita diperbolehkan masuk
50%,bersesi sesi kita dibedakan menjadi dua
ada disesi A dan disesi B ,ketika sekolah mulai
masuk seperti itu Icha khawatir tidak akan
menyenangkan sekolahnya karena dia merasa
tidak mempunyai seorang teman ,ternyata dia
lupa sama si Lina yg waktu itu pernah
berkenalan pertama kali mendaftar di sekolah
SMAN 1 Arjasa,dan si Lina menyapa Icha dan si
Icha menyapanya balik dan menanyakan dia
masuk kls apa ternyata kita kelasnya sama
masuk di IPA 3 dan kita duduk bersama ,dan
mulai saling bercerita bagaimana kesehariannya
73

mereka berdua .

Antologi Cerpen XII IPA 3


Seberjalannya waktu si Icha dan Lina semakin
erat pertemuannya seperti saudara sendiri ,dan
orangtuanya masing masing sudah
mengenalinya satu sama lain jadi orng tua kira
tidak terlalu khawatir ketika kita main main
kerumah nya kita mereka percaya kita tidak
main kemana mana .

Kita susah senang bersama maupun itu suka


dan duka kita lewati bersama entah masalah
keluar,masalah pertemanan masalah percintaan
kita selalu saling bercerita satu sama lain ,apa
apa kita selalu bersama melakukan apa pun kita
selalu bersama kita kadang di bilang mirip
karena kita selalu melakukannya bersama ,
walaupun ada tugas kita saling memberi
jawaban atau tukar tukaran dan disaat kita
dibagi kelompok dan kita beda kelompok Icha
74

dan Lina sebenar nya tidak mau berpisah


karena merasa tidak ada temannya padahal

Antologi Cerpen XII IPA 3


kita mempunya i teman banyak tapi tidak satu
sefrekuensi jadi sedikit sedih ketika kita berpisa

Dan pada suatu hari salah satu dari kita tidak


sekolah atau tidak masuk entah karena sakit ,
kepentingan keluar atau bolos,kita merasa tidak
mempunyai teman dan merasa sekolahnya
tidak menyenangkan yang biasanya main
bareng, tertawa bareng dan Ketika salah satu
tidak ,sepertinya .
75

Antologi Cerpen XII IPA 3


13. FIRST LOVE
Oleh : Faizah Nur Safitri

Cinta adalah salah satu anugerah


terindah dari Tuhan. Dengan cinta kita bisa
merasakan bahagia tanpa sebab dan rasa
syukur yang lebih. Cinta pun bisa datang kapan
saja dan untuk siapa saja tanpa kita
rencanakan.
Banyak orang bilang cinta pertama anak
perempuan adalah ayahnya. Dan aku sangat
setuju dengan itu. Ayah adalah orang pertama
yang mengajarkanku tentang apa itu cinta.
Walau Tuhan hanya mengizinkan kami
berjumpa dengan waktu yang cukup singkat,
tapi aku sangat bersyukur karena masih bisa
merasakan peluk hangat ayah dengan penuh
rasa cinta itu.
76

Antologi Cerpen XII IPA 3


Aku tak tahu pasti kapan rasa cinta ini
tumbuh. Tapi aku yakin bahwa rasa ini pasti
sudah ada sejak pertama kali aku melihat
dunia, dimana aku merasakan peluk hangat
untuk pertama kalinya yang pastinya penuh
dengan rasa cinta.
Walau sekarang kami sudah tidak bisa
berjumpa lagi, tetapi rasa cintaku kepada ayah
tidak pernah berkurang sedikit pun. Aku
berusaha menyimpan dengan baik kenangan
yang masih kuingat saat bersama ayah. Album
foto masa kecilku juga masih kusimpan dengan
baik walalu sudah terlihat sedikit usang karena
termakan usia. Aku berusaha sebaik mungkin
menyimpan abum foto itu karena dengan
melihat foto-foto di dalamnya aku bisa teringat
kembali kenangan-kenangan indah bersama
ayah.
77

Tidak banyak kenangan yang masih


kuingat, tapi ada satu kenangan yang sangat

Antologi Cerpen XII IPA 3


melekat di pikiranku saat aku mengingat
kembali masa kecilku bersama ayah. Kenangan
itu adalah dimana aku baru pertama kali
belajar menggunakan sepeda roda dua. Pada
saat itu aku masih kesusahan menaiki sepeda itu
dan sering kali terjatuh, namun ayahku dengan
sabar dan telaten mengajariku hingga aku
berhasil mengendarai sepeda itu dengan cukup
baik.
Ayah tidak pernah memaksaku untuk
salalu bisa dalam segala hal, tetapi ayah selalu
mendukungku bila hal itu baik untukku. Sama
seperti saat aku berlatih sepeda, ayah selalu
menyemangatiku dan memberi motivasi agar
aku lebih semangat dan tidak mudah
menyerah. Kenangan ini sangat melekat dalam
ingatanku karena saat aku sedang bersedih dan
ingin menyerah, aku selalu mengingat semangat
78

dan motivasi ayah pada saat itu.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Kenangan lain yang masih aku ingat
yaitu saat diriku baru berusia 4 tahun. Pada
saat itu keluargaku membuat acara kecil-kecilan
dan hanya mengundang tetangga sekitar.
Sebenarnya aku tidak terlalu ingat masa masa
itu, tetapi karena di dalam album foto masa
kecilku ada satu foto yang mengabadikan
momen tersebut aku jadi sedikit teringat masa
itu. Aku juga meminta ibuku menceritakan
masa itu dengan detail agar aku bisa
menyimpan momen itu dengan baik dalam
ingatanku.
Mungkin kenangan diriku bersama ayah
tidaklah banyak, tetapi aku sangat bersyukur
pernah melewati masa masa terindah itu.
Walaupun kita sudah tidak lagi bisa berjumpa
secara tatap muka, tetapi aku selalu berdoa
agar kita masih bisa bertemu pada kehidupan
79

selanjutnya. Dan aku berharap pada kehidupan


itu aku bisa berkumpul dengan keluargaku

Antologi Cerpen XII IPA 3


secara utuh, karena aku sangat ingin merasakan
masa masa itu.
80

Antologi Cerpen XII IPA 3


14. GAGAL MENDAKI
Oleh : Faqih Dwi Nugroho

Pagi itu, cuaca amat cerah sinar surya


penampar jendela kamarku, cahayanya
menepis dipelupuk mata sehingga memaksaku
untuk membukanya. Kulihat jam dingding
rumahku sudah menunjukkan pukul 07.00.
Perlahan aku berdiri dan menegekkan
tubuh ini meskipun tubuh ini masih ingin
terbaring di kasur yang empuk ini. Hari ini aku
akan berangkat menuju gunung Rinjani
bersama sahabatku yang bernama Rama.
Aku dan Rama sudah bersiap untuk pergi
kami juga sudah packing barang – barang yang
harus dibawa. Kami hanya membawa barang
yang akan dibutuhkan dipendakian nanti.
Jam sudah menunjukkan pukul 12.00
81

siang ini waktunya kami berangkat dari kota

Antologi Cerpen XII IPA 3


Banyuwangi menuju lokasi gunung Rinjani
yaitu di Nusa Tenggara Barat. Kami berangkat
menggunakan transportasi kereta, tetapi kami
berangkat dari stasiun Jember karena aku
mempunyai kerabat di sana.
Pada saat perjalanan kami sedikit
bimbang karena cuaca hari ini tidak
mendukung.
“ ini cuacanya kurang bagus ya, sepertinya
sebentar lagi hujan ram “. Kataku.
“ ngga kok aman - aman aja, yang penting kita
bawa jas hujan ”. Kata Rama.
Sedangkan perjalanan menuju jember itu
103 kilometer, tetapi karena cuaca memang
tidak mendukung akhirnya hujan turun dengan
sangat deras.
“ minggir – minggir ram, pakai jas hujan dulu
ini makin deres, kita masih belum sampai
82

gumitir takutnya longsor ”. kataku.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Rama pun menepi dan kami memakai jas
hujan. Saat kami melanjutkan perjalanan
terdapat genangan air di jalanan dan trotoar
dikarenakan hujan yang sangat deras, sehingga
perjalanan sedikit terhambat karena harus
berhati – hati.
Benar saja. Di tengah perjalanan, mobil
melintas berpapasan dengan kami. Tiba – tiba
mobil tersebut melindas genangan air yang
letaknya antara kami dan mobil. Posisiku yang
mengarah ke jalan akhirnya menjadi korban
lindasan air.
“ waduhhh juambuuu teles kabeh rekk”. Kata
Rama dengan emosi.
“ hahaha masih aman ram, kan pake jas hujan
gimana sihh ”. Sahut aku.
“ ohh iya ya hahah ”. Kata Rama.
Kami pun beristirahat sebentar di
83

indomaret. Setelah beristirahat kami


melanjutkan perjalanan munuju Jember. Saat

Antologi Cerpen XII IPA 3


kami hampir tiba di gumitir hujan semakin
deras dan kami mulai cemas.
Dan benar saja. Saat kami tiba di daerah
gumitir terjadi longsor dan perjalanan kami
terhambat, pejalanan tidak bisa dilanjutkan.
Disana sangat macet tidak ada lagi jalur untuk
dilewati, jalanan ditutup total oleh polisi yang
bertugas.
Setelah apa yang terjadi tidak
memungkinkan untuk kami melanjutkan
perjalanan, akhirnya kami Kembali ke Genteng
dan akan mendaki dilain waktu.
84

Antologi Cerpen XII IPA 3


15. Perempuan dengan Mata Merah
Oleh : Faza Fauzan A'dhim

Seorang lelaki pergi ke sebuah hotel dan


berjalan ke meja depan untuk check-in.Wanita
di meja hotel itu memberinya kunci dan
mengatakan kepadanya bahwa di dalam
perjalanan ke kamarnya, ada pintu tanpa
nomor yang terkunci dan tidak ada seorang
pun di sana di izinkan untuk memasukinya.
Dia menjelaskan bahwa itu adalah gudang, dan
itu di luar batas. Dia mengingatkannya
beberapa kali sebelum mengizinkannya ke atas.
Jadi dia mengikuti instruksi wanita di meja
depan, langsung ke kamarnya, dan pergi tidur.
Namun, desakan wanita itu telah
membangkitkan rasa penasarannya, sehingga
malam berikutnya dia berjalan menyusuri
85

lorong hotel menuju pintu tanpa nomor dan

Antologi Cerpen XII IPA 3


mencoba menanganinya.Ia cukup yakin pintu
itu dikunci.
Dia membungkuk ke arah lubang kunci yang
lebar dan mulai melihat sesuatu di dalam
kamar hotel tanpa nomor tersebut. Udara
dingin melewatinya, membuat matanya dingin.
Apa yang dilihatnya adalah kamar hotel,
seperti miliknya, dan di sudut ada seorang
wanita yang kulitnya sangat pucat. Dia
menyandarkan kepalanya ke dinding,
menghadap jauh dari pintu.
Dia menatap kebingungan untuk sementara
waktu. Apakah ini seorang selebriti? Putri
pemilik? Dia hampir mengetuk pintu, karena
penasaran tetapi memutuskan untuk tidak
melakukannya.
Ketika dia masih melihat, wanita itu berbalik
tajam dan dia melompat mundur dari pintu,
86

berharap dia tidak akan curiga dia memata-


matai dia. Dia merangkak menjauh dari pintu

Antologi Cerpen XII IPA 3


dan berjalan kembali ke kamarnya. Keesokan
harinya, dia kembali ke pintu dan melihat
melalui lubang kunci yang lebar.
Kali ini, yang dilihatnya hanyalah kemerahan.
Dia tidak bisa melihat apa pun selain warna
merah yang berbeda, tidak bergerak. Mungkin
penghuni ruangan itu tahu dia sedang memata-
matai malam sebelumnya, dan telah memblokir
lubang kunci dengan sesuatu yang berwarna
merah.
Dia merasa malu bahwa dia telah membuat
wanita itu sangat tidak nyaman, dan berharap
dia tidak membuat keluhan dengan wanita di
meja depan.Pada titik ini ia memutuskan untuk
berkonsultasi dengannya untuk informasi lebih
lanjut. Dia menghela nafas dan berkata,
“Apakah kamu melihat melalui lubang kunci?”
Lelaki itu memberitahunya bahwa dia
87

memilikinya dan dia berkata, “Baiklah, saya


bisa menceritakan kisah tentang apa yang

Antologi Cerpen XII IPA 3


terjadi di ruangan itu. Dahulu kala, seorang
pria membunuh istrinya di sana, dan kami
menemukan bahwa bahkan sekarang, siapa
pun yang tinggal di sana menjadi sangat tidak
nyaman.
Tetapi orang-orang ini tidak biasa. Mereka
putih di seluruh badan mereka, kecuali mata
mereka yang merah.
Demikianlah beberapa cerpen horor yang
diangkat dari kisah nyata maupun kisah
khayalan. Semoga beberapa cerita yang
menegangkan ini bisa menjadi media hiburan
bagi Anda ketika sedang bersantai, atau pun
yang ingin menguji nyali dengan membaca di
malam hari.
88

Antologi Cerpen XII IPA 3


16. JIKA KAU TAHU
Oleh : Iklilah Nazilatur Rohmah

Aku mengenal kau, lelaki yang aku


kagumi beberapa bulan ini. Lelaki yang hanya
bisa aku lihat dari jauh, tanpa berani mendekat
padamu.
Dulu aku hanya penasaran, bagaimana
ada lelaki sesempurna dirimu di kelas. Entah
memang kau yang jarang terlihat, atau aku
yang memang seacuh itu pada sekitar.
Semakin lama aku memperhatikanmu
tanpa sadar namamu terukir di hatiku.
Beberapa kali aku mengelak tentang perasaan
ini, aku sedikit tidak percaya mengapa aku bisa
jatuh secepat ini, karena semakin aku
menyangkal maka wajahmu lah yang selalu
muncul di pikiranku.
89

Antologi Cerpen XII IPA 3


Hingga suatu hari kita dipasangkan
dalam kelompok drama Bahasa Indonesia,
disitulah aku merasa senang. Akhirnya ada
peluang untukku bisa berada di dekatmu.
Hari – hari pun terasa semakin indah,
kami semakin dekat. Disitulah aku tersadar jika
memang dengan lancangnya aku menaruh rasa
padamu, jantungku selalu berdegup kencang
saat matamu menatapku dalam, atau senyum
manismu ditujukan padaku.
Setelah selesai tugas drama pun kami
tetap dekat, kami tetap bertegur sapa atau
bahkan duduk bersama di kelas tanpa ada rasa
canggung yang menghampiri.
Kami sering bersama, entah kamu yang
mengajakku untuk menemanimu pergi ke toko
buku, ataupun aku yang mengajakmu untuk
makan bersama di kantin.
90

Tak bisa ku pungkiri bagaimana


bahagianya aku, bagaimana bahagianya aku

Antologi Cerpen XII IPA 3


saat setiap hari ku menatap mata indahmu,
senyuman manismu, dan segala hal dalam
dirimu yang aku sukai.
Hingga hari itu datang, hari dimana
kamu membeberkan fakta bahwa kamu jatuh
hati pada wanita lain.
“Aku boleh minta tolong?” tanyamu,
aku menatapmu bingung, “Minta tolong apa”
tanyaku.
“Aku lagi jatuh cinta pada seseorang,
aku ingin menyatakan cinta padanya. Kamu
mau bantu aku?” ucapmu sambil menunjukkan
foto seorang wanita yang telah berhasil
memikat hatimu.
Aku terpaku, rasanya sekeliling ruangan
ini membuatku sesak. Mataku pun semakin
memburam, hatiku serasa ditikam benda tajam
tak kasat mata.
91

Tapi munafiknya aku dengan sukarela


mau membantumu.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Akhirnya aku melihat kejadian itu,
kejadian yang tak pernah aku bayangkan akan
seperti ini.
Karena yang ku bayangkan adalah aku
yang seharusnya ada di posisi wanita itu,
bersanding denganmu dan mulai mengukir
cerita cinta kita.
Tapi buat apa aku menyesali semua ini?
Toh takkan mengubah kenyataan bahwa
memang bukan aku pilihan hatimu.
Mungkin tak seharusnya aku
memendam perasaan ini terlalu lama.
Mungkin seharusnya aku terbuka saja
padamu tentang perasaanku.
Mungkin semua ini takkan terjadi jika
saja aku tak menutupi semuanya.
Aku menatap mereka dari jauh, senyum
di wajahku tetap terlihat walau jauh dilubuk
92

hatiku terpampang luka yang sangat lebar.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Dengan sisa tenaga aku berjalan kearah
mereka, setelah memberi selamat aku pun izin
pamit terlebih dulu.
Aku tak bisa merasakan oksigen, rasanya
dadaku sesak sekali, mataku pun mulai
memburam, jika sekali saja aku berkedip maka
air mataku akan meluncur dengan derasnya.
Tangisanku mengekspresikan semua
yang aku tahan selama ini, meruntuhkan
dinding yang selama ini aku bangun dengan
kokohnya.
Berteriak pun seakan percuma karena
semuanya telah ku keluarkan lewat tangisanku.
Semesta pun ikut bersedih, seolah olah
merasakan sama seperti yang aku rasakan.
Menutupi kesedihanku dengan derasnya
air hujan.
Menutup kesedihan yang aku rasakan
93

setelah kehilanganmu.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Mengisyaratkan, bahwa aku yang
mencintaimu kini menangis karena harus
merelakan dirimu untuk bahagia bersama
pilihan hatimu
94

Antologi Cerpen XII IPA 3


17. MUAK
Oleh : Intan Dwi Lestari

Fara gadis dewasa yang sudah berumur


dua puluh tahun. Masih kuliah semester 3 dan
memiliki sahabat yang bernama Fahmi. Fara
yang manis dan lucu dengan postur tubuhnya
yang tak terlalu tinggi.
Senyum manisnya tidak membuat semua
orang terpikat padanya, karena Fara anak
introvert. Dia tidak suka bertemu atau
berbicara dengan orang lain sehingga
menurutnya tidak ada yang bisa meluluhkan
hatinya.
Fara selalu gagal dalam melakukan hal
yang dia inginkan disaat kegagalan itu dia
selalu merenung disetiap malam sehingga dia
ingin segera terlelap tidur. Fara selalu merasa
95

kesepian, dia berfikir tidak ada yang mau

Antologi Cerpen XII IPA 3


mendengarkan ceritanya. Tetapi, Fara
menemukan rumah untuk dirinya bercerita,
rumah itu ialah sahabatnya Fahmi . Fara sangat
menyukai Fahmi bahkan Fara mempunyai
perasaan yang lebih dari teman.
Fahmi ialah sahabat Fara dari SMA dia
selalu menemani Fara, Fahmi juga tahu
bagaimana suka, duka, dan kelamnya hidup
Fara. Fahmi sosok lelaki yang tegas dia suka
berorganisasi waktunya juga habis ikut
kegiatan-kegiatan yang ada di kampus kami.
Beberapa waktu lalu, Fahmi mengajak
Fara untuk mengikuti kegiatan di kampusnya.
Pada saat acara sudah berjalan, Fahmi
meninggalkan Fara sendiri, karena Fahmi salah
satu panitia diacara tersebut sehingga Fahmi
harus meninggalkan Fara sendirian.
Setelah beberpa jam Fara melihat Fahmi
96

dan memanggilnya.

Antologi Cerpen XII IPA 3


“ Fahmi… kamu kemana aja? Aku nungguin
kamu”. Menghampiri Fahmi sambil
menggandeng tangan Fahmi. Fahmi hanya
tersenyum tanpa mengucapkan sepatah
katapun. Hatiku berdebar saat menggandeng
tangan Fahmi, dan bohong jika aku tidak
bahagia.
Setelah beberapa hari Fahmi menemui
Fara di tempat biasa ngobrol.
“ Fara aku ingin ngomong sesuatu ke kamu,
tapi nanti jangan sampai ada perubahan suhu
ya haha”. Kata Fahmi.
Dengan wajah malu Fara menjawab. “
ngomong aja gak akan ada perubahan suhu
kok ”.
“ Sebenarnya aku suka dan sayang sama kamu
far, aku ingin bareng kamu terus tapi sekarang
masih sibuk sama kegiatan aku, apalagi waktu
97

kamu gandeng tangan aku deg degkan parah


haha ”. Kata Fahmi.

Antologi Cerpen XII IPA 3


“ sebenarnya aku juga sayang sama kamu mi,
aku suka ngeliat kamu tertawa lepas aku juga
suka liat belakang punggung kamu saat kamu
beraktivitas, mungkin tuhan mau
mempersatukan kita hehe ”. Jawab Fara
dengan hati yang bergairah.
Lalu Fahmi berkata “ tetapi aku tidak ingin
berpacaran, dosanya itu membuatku takut hehe
kita jalanin aja dulu ya ”.
“ aku ngikut kamu aja mi, apapun
keputusannya aku terima, ini juga yang
ngejalanin aku dan kamu kan”. Jawab Fara.
Akhirnya Fahmi dan Fara sering bersama,
mereka semakin hari semakin kasmaran. Kini
handphone Fara sering berdering pertanda
Fahmi sedang melibatkan Fara disetiap
kegiatannya. Setiap malam Fara selalu dibuat
kasmaran oleh pesan – pesan yang dikirim
98

Fahmi kepada Fara, dan membuat Fara tidak


ingin cepat terlelap tidur dimalam hari.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Beberapa hari berlalu Fahmi mulai biasa –
biasa saja kepada Fara, sekarang Fahmi jarang
menghubungi Fara ini sangat membuat Fara
overthinking. Setelah satu bulan menjalani
hubungan tanpa status Fahmi benar - benar
berubah total dan tanpa ada kabar. Saat Fara
bergegas mandi handphone fara berdering,
ternyata itu pesan dari Fahmi.
Maaf far ini salahnya aku seharunya aku
gak ngungkapin perasaannya aku ke kamu, aku
gaada waktu buat terus ngabarin kamu aku
mau fokus sama kegiatannya aku. Mungkin ini
terdengar jahat tapi aku cuman ingin tenang
tanpa harus ngabarin kamu.
Begitu isi pesan Fahmi kepada Fara.
Lalu Fara membalas pesan whatshap Fahmi
kenapa kamu datang jika kamu memang
sekedar singgah untuk aku, kenapa harus aku
99

jika hanya ingin dibuat kamu sakit. Kali ini aku


benar – benar gagal lagi, selalu gagal bahkan

Antologi Cerpen XII IPA 3


dalam percintaan selalu gagal, ini lucu kan mi
gaada satupun keinginanku yang gak gagal”.
Pesan itu hanya di baca oleh Fahmi dan itu
pesan terakhir kami, bahkan saat berpapasan
saja Fahmi enggan untuk menoleh kepadaku.
Setelah Fara memutuskan untuk melupakan
Fahmi, Fara menjadi orang yang sulit
menerima kenyataan.
Fara selalu menerangi hidupnya sendiri
dan hampir setiap malam pikirannya
bertengkar melawan hati, ingin rasanya Fara
melupukan Fahmi dan menjalani hidup baru
melewati hari tanpa air mata. Bagaimana Fara
bisa lupa sedangkan bayangan Fahmi masih
menghantui Fara disetiap waktu. Kadang Fara
berfikir “ ini kamu beneran cinta atau
bagaimana?”. Perpisahan ini tak membuat Fara
100

mati rasa hanya saja membuatnya sulit percaya,


atau Fara tau cara mencintai tapi Fara tidak
tahu bagaimana mempercayai bahwa dia

Antologi Cerpen XII IPA 3


sedang dicintai. Ternyata orang yang
menurutnya tempat berpulang dengan dirinya
yang penuh luka, duka, dan rumit hidupnya
tetap saja membuatnya luka.
Suatu hal yang harus Fara akui dibalik
tangisan ini ada perasaan ingin berpulang ke
rumah yang tepat ada perasaan ingin
mempunyai tujuan hidup. Fara hanya bagaikan
sungai yang terancam surut dan menunggu
seseorang melangkahkan kakinya ke rumah
Fara, dan menjadikannya rumah bagi Fara.
101

Antologi Cerpen XII IPA 3


18. Diri
Oleh: M. Fahmi Bahtiyar K.

Namanya Fahmi. Sekilas tak ada yang spesial


dari dirinya. Sama seperti anak lainnya, ia
bersekolah, bermain, belajar, dan hal-hal yang
lumrah dilakukan remaja pada umumnya.
Tetapi banyak hal yang berkecamuk dalam
dirinya. Ia merasa kurang cukup untuk
berjuang, padahal ia sendiri bahkan sampai
lupa istirahat jika sedang berjuang.
"Aku takut gagal, aku takut orang terdekatku
kecewa padaku," ujarnya.
Ia sering memendam perasaannya, bahkan
terkadang ia berdebat dengan akal pikirannya
sendiri. Hatinya berkata, 'sudah cukup, otakmu
lelah', tapi justru otaknya sendiri berkata,
102

'hanya segini saja tidak cukup!'.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Tetapi tak jarang pula ia bercerita kepada
teman-temannya yang sangat sedikit itu.
Temannya berkata, 'berikan sedikit apresiasi
pada dirimu, Fahmi. Kamu pantas
mendapatkannya,' dan kata-kata afirmasi
lainnya.
"Kalau boleh jujur, aku bosan dan malas sekali
mendengarkan kata-kata itu. Maaf teman-
teman jika kata-kataku ini menyakitkan. Tapi
hati tak bisa bohong,"
Keluarga? Ia punya, tapi tak tau mengapa dia
malas sekali bicara dengan keluarganya.
Padahal keluarganya baik-baik saja. Ia berdalih
malas bicara. Kasihan ibunya, saking jarangnya
ia cerita pada ibunya bahkan beliau sering basa-
basi bertanya pada anaknya itu bagaimana
keadaan sekolah, pelajarannya, atau apapun
103

itu. Karena jika tidak ditanya seperti itu, pasti ia


akan diam saja.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Jika ditanya apakah dia depresi, tentu saja
tidak. Ia hidup di lingkungan yang baik dari
lahir, pertemanan yang selalu membawanya ke
dampak yang positif, rajin belajar, dan dekat
dengan Tuhan. Untuk apa depresi jika
keadaannya sebaik itu?
"Mungkin memang salahku saja tidak ingin
terlalu terbuka pada siapapun. Aku berpikir
bahwa orang terdekat hanya bisa diajak
bersuka cita, bersenda gurau dan tertawa.
Sedih-sedihnya tidak perlu," ujarnya.
Ia selalu memprioritaskan perasaan orang-
orang terdekatnya daripada dirinya sendiri.
Semisal jika ada temannya yang cerita, ia akan
mendengarkan dan memberikan saran
terbaiknya. Tetapi giliran dia sendiri yang
punya masalah, ia tidak mau menceritakannya
104

kepada siapapun 'jika itu tidak terlalu penting'.


Toh buat apa.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Aku tahu, kalian semua yang membaca ini pasti
akan kontra kepadanya. Banyak yang perlu
dibenahi dari mindset-nya. Tapi penulis bisa
apa? Penulis di sini hanya bisa menceritakan
uneg-unegnya saja.
Meskipun begitu, ada satu hal yang
membuatnya merasa sangat bersalah atas
sifatnya sendiri.
"Sudah beribu-ribu kali sebenarnya kuceritakan
hal ini, tapi tak akan bosan kuceritakan. Yaitu
saat ibuku membelai dan mengusap kepalaku,
mencium keningku, dan terkadang memelukku.
Seakan-akan beliau tahu anaknya ini sedang
menghadapi dunia yang kejam,".
Sebenarnya ia hanya butuh pelukan.
***
Ia menyukai Tulus. Ya, Tulus penyanyi. Ia
105

menyukai lagunya, wajahnya yang positive


vibes seperti namanya, dan bahasa yang
digunakan dalam lagunya. Dari Tulus-lah ia

Antologi Cerpen XII IPA 3


menyadari bahwa ia jatuh cinta pada sastra
bahasa. Ia menyukai kalimat-kalimat yang
indah dan tersusun rapi. Ia berpikir setiap kata
itu indah jika orang yang merangkainya itu
baik. Selain Tulus, ia menyukai Nadin Amizah.
Jika kalian menyadarinya, judul dari cerita ini
terinspirasi dari lagu penyanyi favoritnya itu
dengan judul lagu yang sama.
Hari ini
Kau berdamai dengan dirimu sendiri
Kaumaafkan
Semua salahmu ampuni dirimu
Hari ini
Ajak lagi dirimu bicara mesra
Berjujurlah
Pada dirimu, kau bisa percaya
Maafkan semua yang lalu
106

Ampuni hati kecilmu


Luka, luka, hilanglah luka
Biar tentram yang berkuasa

Antologi Cerpen XII IPA 3


Kau terlalu berharga untuk luka
Katakan pada dirimu
Semua baik-baik saja
"Sungguh lagu yang indah," ucapnya seraya
mendengar lagu itu.
"Meski di cerita ini aku kebanyakan
menceritakan sisi burukku, tapi aku tetap
berusaha untuk memperbaikinya, karena pada
dasarnya hidup adalah sebuah koreksi. Kita
salah, kita perbaiki, tapi tak perlu sempurna."
***
107

Antologi Cerpen XII IPA 3


19. Selamat Ulang Tahun, Putriku
Oleh : Meidiana Arinda

Kue itu dibawa masuk olehku ke kamar


kakak yang gelap karena kakak sedang tertidur. Si
anak tengah keluargaku ini tadi pulang dengan
keadaan lesu dengan muka-muka mengantuknya.
Dia bilang dia mau tidur sebentar, nanti kalau
sudah kelamaan baru bangunin dia.
Jadi sekarang, mama dengan satu balon di
tangan kanan dan jarum di tangan kiri mendekat ke
ranjang si tengah. Setelah lampu kamar adek
nyalakan. Barulah balon itu ditusukan oleh mama.
Suara letusan balon keras sekali sampai si tengah
langsung terduduk dari tidurnya. Ia membuka mata
dengan ekspresi terkejut dengan muka bantalnya.
Disuguhkan pemandangan empat orang perempuan
yang tersenyum menatapnya.
"Selamat ulang tahun, kakak." kata mereka
108

berempat kompak. Si tengah tersenyum lantas

Antologi Cerpen XII IPA 3


kembali menyembunyikan wajahnya dibalik bantal,
dia masih mengantuk.
"Makasi gengs" kata kakak akhirnya
membuka suara walau teredam bantal.
"Kak potong kue dulu laaaaah" kata mama,
sambil mengguncang tubuh anak tengahnya agak
keras.
"Nanti ajalaaah kakak ngantuuk." dijawab
kakak.
"Ya kalau nanti keburu udahan ulang
taunnya." kakak sulungku
Lantas kakak tertawa dan beralih duduk.
Mengambil kue ditanganku kemudian
memotongnya pelan pelan. Mama ketawa kencang
waktu lihat wajah si tengah penuh cream dari kue
ulang tahunnya, pelaku jahil itu, adek. Si bungsu
ketawa waktu selesai kotorin muka kakaknya pakai
cream. Lantas mama kembali senyum waktu kakak
lari ngejar adeknya yang kabur takut kena cream.
109

Si tengah keluargaku itu gak pernah mau


merayakan ulang tahunnya. Hal itu bukan tanpa

Antologi Cerpen XII IPA 3


sebab. Bertahun-tahun lalu, semenjak kepergian
papa. Kakak tidak ingin merayakan ulang tahunnya
karena papa lah yang biasanya membawakan kue
ulang tahun kesukaannya itu. Selain itu, kakaklah
yang menjadi pangkuan terakhir papa saat papa
meninggalkan kami semua. Kami semua tidak ada
di rumah karena sekolah sedangkan mama sedang
bekerja di luar kota. Kakak selalu sedih bila
mengingat peristiwa itu, jadinya kakak tidak mau
merayakan ulang tahunnya. Bertahun- tahun
lamanya ulang tahun kakak dihabiskan cuma
dengan ucapan selamat ulang tahun. Tanpa kue,
tanpa lilin, tanpa nyanyian selamat ulang tahun dan
bahkan tanpa hadiah. Tapi dua tahun kebelakang
ini, mama mulai memberinya hadiah, serta
nyanyian selamat ulang tahun di pagi hari.
Ia sudah bisa tersenyum senang waktu
seruan selamat ulang tahun diserukan keras keras. Si
anak tengahnya mama, sudah baik baik saja. Lantas
110

mama menangis waktu lihat kakak menyanyikan


selamat ulang tahun di ruang keluarga sana, makin

Antologi Cerpen XII IPA 3


tersedu waktu si tengah teriak selamat ulang tahun
buat dirinya sendiri. Si tengah, anak mama paling
kuat, anak mama paling hebat.
Waktu selesai ucapkan terimakasih buat
orang-orang yang sudah menyiapkan ulang
tahunnya ini, kakak beranjak dari tempat tidurnya.
Di atas nakasnya terdapat secarik kertas berwarna
cream yang menarik perhatiannya. Ia buka kertas
tersebut dan saat membaca kalimat pertamanya, ia
langsung tau bahwa surat tersebut khusus untuk
dirinya dari mama...
Isi surat dari mama untuk si tengah:
Selamat ulang tahun, putriku sayang. Mama
tahu kakak gak akan tulis apapun untuk ulang
tahun kakak dan kayanya tahun ini pun kakak gak
berniat tulis apapun ya? yasudah, tahun ini juga biar
mama yang tulis surat buat kakak ya.
Kakak, mama ucapkan terimakasih banyak
karena kamu sudah berhasil jadi anak mama yang
111

hebat. Mama ucapkan terimakasih banyak ya kak.


Mama ucapkan maaf sebesar-besarnya karena kakak

Antologi Cerpen XII IPA 3


harus hadapi mama dengan versi galak, yang suka
ngomel-ngomel. Mama ucapkan kembali maaf yang
sebesar-besarnya buat luka yang selalu mama
torehkan, buat mama yang terlalu keras mendidik
kakak.
Kakak, mungkin kakak bakal hafal sama
kata-kata ini karena selalu mama ucapkan tiap
tahunnya di surat ulang tahun kamu nak. Tapi
sekali lagi juga akan mama ucapkan.
Bertahun-tahun lalu, waktu kakak lahir ke
dunia. Kakak jadi anugerah yang hadir di dalam
hidup mama. Mama sayang sekali sama kakak.
Mama kasih semua yang terbaik buat kakak, mama
kerja keras. Bertahun-tahun lalu mama sudah
pikirkan banyak hal untuk dilakukan bersama
kakak. Mama siapkan semua hal untuk tumbuh
kembang kamu nak, untuk dewasanya putri mama
nanti.
Kakak, anugerah tuhan paling indah yang
112

datang ke hidup mama. Kakak gak pernah egois.


padahal mama tahu sekali papa dan mama adalah

Antologi Cerpen XII IPA 3


orang paling egois di dunia, tapi kakak lahir ke
dunia dengan tanpa sifat kami berdua. Terimakasih
untuk enggak selalu menangis waktu papa dan
bunda sibuk bekerja. Terimakasih untuk selalu
mengerti kalau mama harus selalu keluar kota.
Terimakasih sudah jadi Shintia putriku yang
bisa bantu mama mengurus adik-adiknya,
terimakasih sudah menjaga, membantu, dan
memasakkan makanan untuk adik-adikmu saat
mama kerja merantau di pulau orang sana. Kakak
maaf ya, mama harus pinjam sedikit waktu kakak
menggantikan peran mama untuk adik-adikmu.
Terimakasih sudah tumbuh hebat sebagai
Shintia Bella Apriliani, terimakasih sudah tumbuh
jadi kakak dengan versi paling sempurna.
Terimakasih sudah jadi putriku yang hebat. Sepuluh
tahun, dua puluh tahun, tiga puluh tahun, dan
berpuluh puluh tahun kedepan nanti. Tolong tetap
jadi jagoannya mama ya kakak, tetap jadi
113

Shintianya mama ya nak.....

Antologi Cerpen XII IPA 3


Sekali lagi, selamat ulang tahun, putriku...
~~~~
Kakak menuju kamar mandi buat cuci muka
sebab matanya sembab sehabis tadi baca surat itu.
Kakak langsung menuju ke kamar mama. membuka
pintu kamar lantas ia temui mama yang sudah
senyum hangat di kasurnya.
"Mama" kata kakak.
"Sini." Mama menjawab, sambil rentangkan
tangannya, nyuruh si tengah masuk ke dalam
pelukannya.
Lantas tentu saja si tengah menghambur
kepelukan hangat milik mama, pelukan milik satu-
satunya orang yang selalu bisa buat dia ngerasa
tenang dan aman sedari kecil dulu.
"Selamat ulang tahun ya nak, kakak udah
gede sekarang ya, udah bisa tentuin jalan hidup
kakak sendiri." kata mama membuka percakapan.
"Mama, bakal selalu support kakak kok.
114

Kakak gak usah takut sendirian ya nak. Mama


dibelakang kakak. Shintia sekali-kali perlu untuk

Antologi Cerpen XII IPA 3


egois nak, kakak perlu sesekali buat gak selalu
mengalah sama adik-adiknya, gapapa, mama gak
akan marah." kata mama, lagi-lagi bikin si tengah
makin diselimuti rasa haru. Ia makin
membenamkan wajah di bahu mama yang sudah
mulai basah.
"Shintia kangen papa ma" diucapkan tiba
tiba, lantas yang jadi jawaban pertama adalah
elusan sayang di punggung dari mama.
"Nanti mama berdoa minta ke Allah,
semoga Allah kasih izin papa buat ketemu sama
kakak walau cuma di mimpi ya, semoga Allah kasih.
Biar putriku ini enggak sedih lagi." kata mama, kali
ini sambil mengusak sayang rambut si tengah.
Kakak yang sekarang ada dipelukan mama,
yang entah mengapa rasa-rasanya makin berat,
yang gak tau bagaimana caranya tiba-tiba itu sudah
bikin mama engap karena kakinya melilit mama.
“Putri mama, dulu tiap pulang sekolah
115

minta mainan masak-masakan. sekarang kakak udah


bisa masak sendiri untuk adik-adiknya. Kakak udah

Antologi Cerpen XII IPA 3


gede, anak mama udah tumbuh dewasa. Makasih
ya putriku sudah tumbuh besar dengan hebat,
dengan sempurna tanpa kurang.”
“Selamat ulang tahun, putriku....”
116

Antologi Cerpen XII IPA 3


20. Menyulap Pekarangan
Rumah

Oleh : Muhammad Aldi Saputra

Hari libur sekolah telah tiba. Aku sudah berangan-


angan jauh untuk menentukan destinasi liburan.

Ke pantai…

Ke kebun binatang…

Ke taman bunga…

Ah, akhirnya aku kembali teringat bahwa saat ini


negeriku masih mendung ditiup badai corona.
Sekolah sudah lama tutup, dan aku masih terus-
terusan belajar di rumah hinggalah terima rapor.
117

Antologi Cerpen XII IPA 3


Liburan keluar rumah? Ah, jangan harap! Rasa-
rasanya aku begitu kesal dan terus menggerutu
dalam hati.
“Dek, mau nggak Mama ajakin kamu main sulap di
pekarangan rumah?”sapa Mamaku

“Loh, memangnya sejak kapan Mama bisa sulap?


Memangnya pekarangan rumah yang mini ini mau
disulap jadi apa? Jadi lapangan bola?” jawabku
seraya pesimis

Mamaku tersenyum tipis. Hari itu hari Minggu dan


seluruh anak-anak di sekolahku sudah memasuki
masa-masa libur sekolah.

Aku masih belum bersemangat untuk keluar rumah.


Namanya juga libur di masa pandemi, kan?
Mendingan aku menonton televisi atau streaming
118

anime saja di gadgetku.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Tapi, Mama seakan memaksaku untuk keluar rumah
dan melihat kegiatan beliau di pekarangan rumah.
Setelah sekitar 5 menit aku amati, ternyata aku
mulai tertarik.

Mamaku sudah menyiapkan puluhan pot cantik


dengan desain yang unik. Di sekitar pot sudah ada
banyak bibit buah-buahan dan bunga hias yang siap
tanam.

“Dek, bantu mama sebentar ya. Kamu tolong tanam


bibit-bibit buah ke dalam wadah yang sudah diisi
tanah,” pinta Mamaku

Aku pun mulai bersemangat. Dalam beberapa menit


saja aku sudah meraih banyak bibit buah-buahan
mulai dari stroberi, anggur, hingga jeruk.
119

Sedangkan Mamaku juga disibukkan dengan


kegiatan menanam bunga hias dengan media pot
gantung.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Aku membayangkan bahwa nanti pekarangan
rumahku disulap menjadi kebun mini yang indah.
Maka dari itulah, semenjak hari ini aku mulai
bersemangat mengisi kegiatan liburan sekolah di
rumah.

Dua minggu berlalu sejak hari itu, dan sekarang aku


kembali ingin melihat bagaimana situasi pekarangan
rumahku. Sejenak aku keluar, Mama pun langsung
menyapaku seraya tersenyum.

“Dek, bagaimana karya kita dua minggu yang lalu.


Keren, kan?” tanya Mama

“Wah, iya keren banget, Ma. Perasaan dulu kita


belum pernah punya kebun mini sekaligus taman
120

mini yang cantik seperti ini,” jawabku bahagia

Ke depannya, aku menjadi lebih semangat untuk


menghasilkan sesuatu yang berguna pada masa

Antologi Cerpen XII IPA 3


liburan sekolah. Walaupun liburannya di rumah,
bukan berarti kita bisa bermalas-malasan.

Mari lakukanlah kegiatan yang bermanfaat atau


aktivitas lain yang kamu minati. Memulainya dari
rumah pun tetap bisa membuat kita bahagia.
121

Antologi Cerpen XII IPA 3


21. Pentingnya Budi Pekerti
Oleh : Muhammad Faiqbal Geraldianto

Sore itu, jam dinding menunjukkan pukul 14.30,


artinya jam pelajaran akan berakhir dan kelas akan
selesai. Akupun melihat Pak Guru telah
mengemaskan peralatan belajarnya dari atas meja
kedalam tas.
Setelah semuanya siap untuk pulang, keadaan kelas
begitu hening karena guru ini sangat tidak suka
sekali dengan kelas yang ramai. Bahkan saking
heningnya, suara motor di jalan yang berjarak lebih
dari 150 meter dari sekolahku terdengar. Seketika
Pak Guru memecah keheningan dengan mengajukan
122

pertanyaan kepada muridnya.


"Anak-anak sebelum pulang Bapak ingin bertanya
kepada kalian, menurut kalian apa sesuatu yang

Antologi Cerpen XII IPA 3


penting dalam sebuah negara?" Kata Pak Guru
sambil berdiri dari kursinya.
Kemudian Asep, kawan yang duduk di depan meja
guru sambil mengangkat tangannya.
"Presiden dan UUD, Pak.." jawabnya.
"Ada lagi yang lain?" Sambung Pak Guru.
Akupun memberanikan diri untuk menjawab
pertanyaan tersebut.
"Diakui oleh negara lain, Pak.." jawabku.
"Jawaban kalian tidak salah, semua benar. Tapi,
dibalik itu semua ada sesuatu yang harus dimiliki
sebuah negara" pungkas Pak Guru.
Kami serentak kebingungan lalu bertanya kembali.
"Lalu jawabannya apa, Pak?" Tanya kami dengan
penuh penasaran.
"Sesuatu itu adalah Budi Pekerti dan kepribadian
yang baik setiap warga negara di dalamnya" jawab
123

Pak Guru.
Beliau menjelaskan bahwa negara yang maju adalah
negara yang memiliki Budi Pekerti yang baik pada
setiap insan warga negaranya. Warga yang bisa

Antologi Cerpen XII IPA 3


menghargai satu sama lain dan menjunjung tinggi
Bhineka Tunggal Ika.
124

Antologi Cerpen XII IPA 3


22. Mt.Merbabu

Oleh : Muhammad Rizki Budi Santoso

Orang bijak pernah berkata “Lebih baik kita


keluar dari zona nyaman, menikmati pengalaman
baru, menghadapi berbagai rintangan daripada
tetap berpegang teguh pada rutinitas monoton yang
berbuah pahit.”
Bicara keluar dari zona nyaman, cerita
perjalanan kali ini aku akan keluar dari zona hijau
demi merangkai cerita dan pengalaman baru.
Petualangan kali ini cukup berbeda dari yang sudah-
sudah, sebab baru kali ini aku berpergian jauh
sendiri tanpa adanya pengawasan orang tua atau
teman yang menemani.
125

Perjalanan awal ku mulai dari daerah yang


terkenal akan kesenian leaknya, yaitu Bali. Lanjut
aku menyebrang ke pulau Jawa dan segera bergegas

Antologi Cerpen XII IPA 3


menghampiri stasiun Ketapang untuk menuju stasiun
Lampuyangan, Yogyakarta. Perjalanan kurang lebih
ku tempuh selama 13 jam dari stasiun Ketapang
menuju stasiun Lempuyang, mantap bukan seharian
di kereta? Hahaa.
Tepat pukul 8 malam akhirnya kereta pun sampai
juga di Yogyakarta. Setelah turun dari kereta aku
langsung mencari makan dan bergegas menuju
penginapan. Keesokan harinya aku tak sengaja
bertemu dengan kawan lama ku yang berasal dari
Yogja, dan ternyata dia juga memiliki tujuan yang
sama dengan ku yaitu ingin mendaki gunung.
“Loh, kamu Aksa kan?”, ucap seorang pria yang
menunjuk ku sambil memasang muka memastikan
bahwa itu memang benar benar aku.
“iya aku Aksa”. Membenarkan raut wajahnya.
“Apa kamu lupa denganku? Aku Shaam.”
126

“Oh iya iya, aku ingat Sham”. (Sembari berpelukan)


“Sa, bagaimana kabarmu? Lama kita tidak berjumpa,
dan Alhamdulillah hari ini kita berjumpa tanpa
sengaja”.

Antologi Cerpen XII IPA 3


“Alhamdulillah baik Sham, aku pun begitu. By the
way, apa kamu Masih suka mendaki? “
“iya dong sa, masih dong. Kenapa? Apa jangan
jangan tujuan kamu jauh jauh kesini dari Bali untuk
mendaki gunung Merbabu?”.
“hahahaaa kamu benar sekali Sham.”
“Wah, kebetulan sekali sa, aku juga ingin mendaki
gunung Merbabu 2 hari lagi. Boleh tuh kita bareng.”
“Siapp shammm gassss lahhh ”.
Kita akan mendaki salah satu gunung tertinggi di
Jawa Barat yaitu gunung Merbabu.
(2 hari kemudian)
Aku dan Sham sudah siap mendaki. Dan di
pertengahan jalan kita berhenti sejenak untuk
membeli perbekalan serta mengisi amunisi perut
sebelum pendakian pun di mulai. Sesampainya di
basecamp aku cukup heran dan Sham pun
127

menanyakan sesuatu kepada ku.


“Kenapa sedikit sekali yang mendaki kali ini?
Biasanya pendakian jalur via Suwanting paling ramai

Antologi Cerpen XII IPA 3


dan sekarang hanya beberapa belas pendaki saja
yang ku lihat.” ujarnya kepada ku.
“Iya juga ya, mungkin karna masih dalam masa
pandemi jadinya banyak orang yang lebih takut
dengan virus dari pada hantu pendakian yang
penuh akan cerita horornya.” jawabku sambil sedikit
bergurau menghilangkan penat sebelum pendakian
benar benar dimulai.
Setelah mengisi formulir pendaftaran beserta
simaksi pendakian, sekitar Jam 10 pagi kami pun
memulai perjalanan yang kita target hanya dalam 2
hari 1 malam. Jalan yang awalnya di apit
perkebunan warga kini berganti menjadi deretan
pepohonan yang rimbun menandakan kita telah
sampai di pintu rimba gunung Merbabu. Setiap pos
telah kita lalui hingga tak disadari setelah
menempuh perjalanan selama 9 jam kita pun telah
128

sampai di pos terakhir yaitu pos peristirahatan dan


tempat untuk mendirikan tenda sebelum besok
paginya kita melanjutkan perjalanan untuk samit
menuju puncak gunung. Aku dan Sham pun

Antologi Cerpen XII IPA 3


bergegas untuk memasang tenda, dan setelah selesai
aku dan Sham mengobrol berbagai cerita karena
sudah lama kita tidak mengobrol.
Dan tanpa disadari, hari pun hampir menjelang
pagi. Aku dan Sham ke asikan membahas tentang
impian kita. Dan setelah kami selesai mengobrol,
aku dan Sham beristirahat sejenak lalu bersiap untuk
melanjutkan pendakian menuju puncak yang berada
di ujung Sabana sana, aku hampir tidak percaya
dengan apa yang terhampar di hadapan kami.
Mentari terbit dari balik awan memancarkan
kemegahan yang membuat segalanya berwarna
emas. Ternyata benar di gunung kadang kala kita
tidak tahu lagi batas antara bumi dan surga. Setelah
puas menikmati pemandangan kami memasak, beres
beres lalu melanjutkan perjalanan turun untuk
pulang.
129

Tidak semua perjalanan di hiasi dengan


kehangatan canda tawa, beberapa di antaranya di isi
dengan perenungan panjang tentang makna hidup.
Tidak semua perjalanan di awali dengan semangat

Antologi Cerpen XII IPA 3


menggelora, beberapa di antaranya di mulai dengan
rasa lelah akan kehidupan yang begitu begitu saja.
Pengalaman yang aku ukir kali ini sangat memiliki
kesan tersendiri bagiku. Gunung Merbabu menjadi
saksi atas impianku dan menjadi tempat awal aku
melepas kebebasan ku. Kebebasan yang menjadikan
ku lebih mencintai alam. Kebebasan yang tak semua
orang bisa merasakan. Dan hebat nya aku bisa
sampai pada tempat ini diatas keraguan orang
banyak, sama seperti impianku yang selalu di
ragukan oleh tuan tuan diluar sana. Semoga alam
mendengar cerita ku. Kelak ku akan kembali ke
tempat ini untuk menceritakan kembali bagaimana
aku meraih impian itu.
Merbabu, tunggu aku kembali. Akan aku
ceritakan bagaimana aku bisa membuat orang tua
ku bangga padaku. Dan akan aku ceritakan
130

bagaimana tuan tuan tidak lagi menjadi tuhan.

Antologi Cerpen XII IPA 3


23. Jangan Cepat Berlalu

Oleh : Najah Nurfadilah


Tak jarang aku dibuat iri dan kesal karena ibu jarang
ada disisiku, menyambut pagiku. Sementara teman-
temanku yang lain mendapat sapaan hangat dari
ibunya setiap pagi. Sarapan yang enak karena ibu
yang membuat, kecupan singkat nan manis sebelum
berangkat ke sekolah. Itulah yang aku dambakan di
setiap pagi hariku.
Ibuku harus pergi ke pasar setiap dini hari untuk
berjualan. Dari aku kecil, bapak yang mengurus
semua kegiatan pagiku. Tak seperti teman-temanku
biasanya, pagi tak ada sarapan, tak ada kunciran
lucu dengan beragam gaya pada rambutku. Hingga
saat ini, aku sudah terbiasa untuk tak pernah
sarapan, dan rambutku pasti selalu di potong
pendek agar tidak perlu repot-repot untuk di kuncir.
131

Kehidupan keluargaku memang seperti dunia


terbalik. Ibu yang mencari nafkah, dan bapak yang
berdiam diri dirumah. Tidak lucu, ini sangat

Antologi Cerpen XII IPA 3


menyedihkan untukku. Karena seharusnya kedua
orang tuaku mmepunyai perannya masing-masing.

“Adik, jangan nakal ya,” ucap ibuku saat aku


tertidur disertai dengan kecupan singkat pada
dahiku. Hanya itu yang bisa aku rasakan disetiap
dini hari sebelum ibu berangkat ke pasar. Namun
lebih dari itu, kasih sayang ibu tak pernah berhenti
aku rasakan setiap harinya.
Ibuku adalah orang paling romantis. Mungkin kata
romantis lebih merujuk kepada pasangan. Namun
tidak untuk ibu, ia selalu melakukan hal yang sangat
manis padaku dan kakakku. Selalu menanyakan
ingin dimasakkan apa besok, dan ingin dibuatkan
kue apa di hari libur. Ya, karena memang beliau
pintar memasak dan semua buatannya selalu enak.
Banyak waktu yang aku habiskan setiap harinya
132

bersama ibuku. Mulai dari bercerita mengenai


kegiatanku disekolah, tentang teman-temanku, dan
masih banyak lagi. Ibu mendengarkan semua apa
yang aku ceritakan. Ia selalu memberiku solusi dikala

Antologi Cerpen XII IPA 3


aku sedang bercerita tentang kegelisahanku.
Begitupun sebliknya, ibu juga sering bercerita
padaku.
Ibu selalu menjadi rumah untukku pulang dan
kembali. Aku tau harus pergi menuju kemana ketika
aku dilanda keresahan akan tujuan hidup yang akan
aku pilih. Seperti saat ini, aku bingung ketika
memilih jurusan perkuliahan yang akan aku
lanjutkan seusai lulus di bangku SMA.
Namun, ibu tetaplah ibu dengan sifatnya yang
sedikit keras kepala. Aku tau, pilihan ibu memanglah
pilihan yang terbaik bagiku. Akan tetapi, aku tidak
berminat dengan jurusan yang ibuku pilih. Aku ingin
melanjutkan cita-cita ibuku untuk menjadi seorang
dokter gizi. Tapi ibu ingin aku menjadi seorang
bidan.
Dan aku tetaplah aku dengan sifat yang sangat keras
133

kepala. Aku masih sering kali membantah apa yang


ibu peringatkan padaku. Aku masih suka membuat
ibuku kesal, marah, dan sakit hati atas apa yang

Antologi Cerpen XII IPA 3


telah aku perbuat. Namun dibalik itu semua, aku
benar-benar mencintai ibuku.
Setiap dini hari, aku sering mendengar ibuku
menangis dikala ia sedang melaksanakan sholat
malam. Bila kutanya keesokan harinya, ibu selalu
menjawab, “Kamu nakal, makanya ibu nangis.”
Kupikir memang benar adanya ibu menangis karena
aku benar-benar nakal.
Ibu mengajarkanku banyak hal untuk menjadi
dewasa. Seperti, “Cari saja sendiri barangmu,” kata
ibuku saat barangku terselip atau aku lupa
meletakkannya dimana. Namun anehnya, setelah itu
ibuku menemukan barangku.
Itulah salah satu hal kecil yang tak akan pernah aku
lupakan. Ibu selalu menjadi penyelamat dikala aku
membutuhkan pertolongan. Mencarikan barangku,
menyiapkan beberapa keperluanku, mengomeliku
134

ketika aku melanggar semua perkataannya, dan


masih banyak lagi hal yang tak bisa ku sebut disini.
Saat aku sakit, ibu lah yang selalu merawatku. Aku
tau, ibu sangatlah sedih dan khawatir padaku.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Tetapi, ia selalu menutupinya dan selalu berkata
“Adik, jangan sakit terus.” Aku tau, ibu seharusnya
mengomel saat aku sakit, karena aku sering kali
melanggar perintah ibu untuk tidak sering keluar
dan bermain bersama temanku hingga malam hari.
Saat ibu berada dipelukanku, bagaikan beribu kisah
cinta yang melebur mejadi satu. Ibu selalu
mengajarkan cinta sejati yang belum kupahami.
Ibu, janji saat nanti jika engkau melepas
genggamanmu, lepaskan perlahan dan pastikan aku
baik-baik saja. Lepaskan perlahan dan jangan pergi
begitu saja.
Ibu, aku ingin ini semua jangan cepat berlalu. Aku
ingin kita tetap begini, bu.
135

Antologi Cerpen XII IPA 3


24. Kesandung Masalalu

Oleh : Pramana Kartika Bumiputera

Sudah tiga hari ini Keira tidak masuk sekolah


melainkan hanya merenung dikamarnya. Semenjak
kejadian lusa kemarin Keira trauma dengan hal itu
sampai tidak mau keluar kamar dan suguhan
makanan dari mamanya keira tetap tidak
membukakan pintu kamarnya.

“Udah ya Kei ngambeknya, iya maaf aku keterlaluan


jadi sahabatmu aku akan ngejelasin semuanya apa
yang kamu liat itu ga bener” ujar Naula sahabat baik
Keira. Namun tetap tidak ada Sahutan dari Keira.
Keira tetap menangis dan merenungi kejadian itu.

Dion anak kepala yayasan di sekolahnya, seantero


136

sekolah pun mengenalnya. Dion merupakan most


wanted ganteng cool, tair, inceran para cewek
namun jadi hari parah hati sedunia ketika Dion

Antologi Cerpen XII IPA 3


menjadi kekasih Keira yang sangat Ia sayangi
meskipun hubungannya sampai saat ini masih
seumur jagung Semenjak kejadian lusa kemarin Keira
menemukan Dion sedang bercinta dengan
sahabatnya sendiri . Rasa kecewa keduanya
sangatlah menyentuh hati Keira sesak didada dan
sampai saat ini Keira mengurung dirinya .

Semenjak kejadian itu Dion tidak memberi kejelasan


pada Keira, Dion hanya mengandalkan nafsu
terhadap sahabat Keira sendiri, Naula lah yang
sangat bersalah kepada Keira yang mengkhianati
sahabatnya sendiri.

Setelah seminggu kemudian Keira baru keluar kamar


dan memberanikan berangkat sekolah seolah olah
tidak ada kejadian sebelumnya namun Keira tetap
137

tidak mau bertegur sapa dengan sahabat dan


kekasihnya, semenjak kejadian itu Keira langsung
memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka
meskipun Keira telah memaafkan keduanya namun

Antologi Cerpen XII IPA 3


Keira tidak bisa melupakan kejadian itu melainkan
kekecewaan Keira yang sangat mendalam. “ Hai Kei,
bagaimana kabarmu ? Sudah lama lo kamu tidak
ada kabar, pasti baik bukan?” Itu lah pertanyaan
pertanyaan yang dilontarkan oleh teman sekelas
Keira, namun Keira hanya membalas dengan
senyuman tidak banyak omongan seperti sebelum
kejadian itu, Keira seorang yang ramah, cantik pula
mempunyai banyak teman, rajin pintar selalu
peringkat satu dikelasnya, yang membuat kagum
seluruh teman disekolahnya.

Berbeda dengan Naula yang mendapatkan lirikan


sinis dan omongan pedas dari teman teman
sekolahnya, kabar yang sudah tersebar se antero
sekolahnya tentang Dion yang selingkuh dengan
sahabat pacarnya sendiri. “Dasar ya murahan banget
138

jadi cewek, cowok sahabat sendiri kok diembat situ


ga laku mbak” ujar cwek berambut pirang itu,
“hahaha iya kok tega sama sahabat sendiri, huhu

Antologi Cerpen XII IPA 3


punya malu dong” imbuhan dari teman si rambut
pirang.

Pulang sekolah pun tiba. Naula menghapiri Keira


yang sedang menunggu jemputan di halte depan
sekolah. “Maafin aku Kei, Aku khilaf ngelakuin ini
semua” penjelasan Naula kepada Keira, namun
Keira tidak menghiraukannya melaikan hanya
tersenyum miring kepada Naula lalu Keira
meninggalkan Naula.

Hari hari berikutnya pun sama, Keira yang masih


tidak begitu merespon Naula, sedangkan Dion ntah
kemana tidak ada kabar tentangnya, ia menghilang
begitu saja, tidak ada satupun yang mengetahui
Dion dimana ayahnya merahasikan keberadaan
Dion saat ini, agar tidak mencemarkan nama baik
139

Dion dan ayahnya yang sebagai kepala yayasan di


sekolahnya. Keira yang mengetahui kabar itu
sangatlah senang karena bisa merelakan Dion
secepatnya.

Antologi Cerpen XII IPA 3


“Ma, Keira mau joging dulu ya ma, Keira pamit
berangkat dulu daaa” pamit Keira kepada mamanya
“iya hati-hati Kei” perintah mama Keira yang sedang
masak di dapur. Kebetulan hari ini hari Minggu,
Keira melakukan aktivitasnya melakukan joging di
taman kota. “Aduhhh sakitt” seruh Keira yang tiba-
tiba terjatuh tak sengaja terdorong oleh seorang
laki-laki bertubuh gagah. “ So soo… Sorry ga sengaja
aduhh, ada yang sakit?” Tanyanya sambil melihat
Keira yang sedang nunduk memegang kakinya. Keira
belum menjawab ketika Keira mengalihkan
pandangannya ke pria itu Keira tercengang apa yang
ia lihat, “Jonathan..” tebak Keira,”Keira” spontan
bersamaan apa yang diliat keduanya itu
masalalunya, “Keira kamu gapapa? Maaf ya ga
sengaja tadi aku keburu apa ada yang sakit?”
140

Tanyaknya lagi, “nggak papa kok Cuma lecet dikit”


jawab Keira. “Ayo aku bantu duduk dipinggir dulu”
sekedar anggukan dari Keira, Nathan langsung
membopong Keira ke tempat duduk pinggir taman.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Keira terdiam sambil memegangi kakinya. “Bentar
bentar tahan ya kei” sambil memegang kaki Keira
dan memutarnya,”aau sakitt, aau auu pelann”seruh
Keira kesakitan “iya iyaa tahan ya memang sakit tapi
tahan ntar mendingan kok, coba gerakin pelan!”
Perintahnya “eh iya iya mendingan, makasih ya
nath” jawab Keira “apa aku antar kamu pulang?”
Tanyanya, “gausah nath aku masih bisa jalan kok ini
Cuma lecet dikit” jawab Keira “gapapa kok Kei
sebagai tanda permintaan maafku, aku anterin ya
sekalian aku silaturahmi sama mama kamu lama kita
ga ketemu, hehe gpp kan”tawar Nathan modus.
Keira hanya mengangguk pasrah, namun dalam
hatinya merasa senang.

Kejadian di Hari itu membuat keduanya bersemu


kembali, kehadiran Nathan membuat Keira kembali
141

tersenyum seperti semula. Nathan memang sengaja


meninggalkan Keira sekolah diluar kota dikarenakan
perkerjaan orangtuanya dari situlah hubungan

Antologi Cerpen XII IPA 3


keduanya renggang sampai Keira bertemu dengan
Dion namun kenyataannya Dion tidak pantas
bersama Keira. Namun kehadiran Nathan
dikehidupan Keira membuat Keira kembali seperti
dulu yang selalu terlihat senang. Nathan yang
selama ini tidak berhubungan dengan siapapun
memang sengaja menunggu kembali ke rumah
asalnya dan menemui Keira kembali.

“Dari dulu kamu ga berubah ya, tetap keliatan


cantiknya, oh iya bagaimana kabar disekolah pasti
sudah menemukan cowok penggantiku” celetuk
Nathan. Awalnya muka Keira yang keliatan ceria
berubah ketika mendengar pertanyaan nathan yang
membuat moodnya hancur seketika. “Kei kamu
kenapa, apa pertanyaanku salah?” Tanyanya “sudah
ya jangan bahas ini aku muak sama pertanyaan itu”
142

jawab Keira yang kesal dengan Nathan. Nathan pun


berusaha menenangkan Keira membujuk Keira agar
moodnya kembali ceria lagi.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Disisi lain hati Keira senang berjumpa kembali
dengan kekasih lamanya, namun Keira hanya tidak
suka kalau mengungkit masalah disekolahnya
apalagi tentang Dion semenjak kejadian itu Keira
sangat membenci Dion meskipun Keira telah
mengikhlaskannya sakit hati itu tidak bisa ia
lupakan.

Laki laki yang bersamanya saat ini memang kekasih


tulus Keira yang setia menunggu Keira kembali
dalam hidupnya meskipun Keira sempat bertemu
lelaki lain, Keira tetap tidak bisa membohongi
dirinya. Tentang perasaannya terhadap Nathan
mantan kekasihnya itu. Keira memulai kembali
hidupnya dengan Nathan.
143

Antologi Cerpen XII IPA 3


25. Memilih Garis Hidup

Oleh : Raihan Nauval Qolbi

Sebagian besar pelajar menganggap bahwa


belajar itu merupakan suatu hal yang membosankan
dan menyeramkan. Tak jarang mereka memilih
melakukan pekerjaan yang lebih meyenangkan
dibanding memilih untuk belajar.
Namun persepsi mereka tentang belajar itu
tak semuanya dapat dibenarkan,faktanya belajar itu
ternyata lebih menyenangkan dari yang mereka
kira,namun sebagian orang tersebut atau salah satu
dari kalian mungkin belum atau tidak bisa
mendapatkan motivasi belajar.
Untuk itu disini aku akan berbagi pengalaman
bagaimana caraku mendapatkan motivasi belajar.
Namaku Raihan Nauval Qolbi biasa dipanggil
144

Noval bisa juga dipanggil Raihan,bahkan ada juga


yang memanggilku dengan sebutan sayang. Aku
sekarang berumur 18 tahun. Dengan umur

Antologi Cerpen XII IPA 3


tersebut,siap tidak siap aku akan melewati jenjang
Pendidikan yang tertinggi yaitu perkuliahan.
Dibandikan saat aku masih kecil,cita-cita ku pada
masa SMA ini tidak setinggi dulu. Untuk saat ini aku
bercita-cita hanya ingin hidup sukses dan
membahagiakan orang tua,entah pekerjaan apa saja
yang terpenting bisa sukses.
Jauh hari sebelum ini aku telah mengambil
keputusan bahwa aku akan kuliah dan mengambil
jurusan Pendidikan Fisika serta lulus dengan gelar
S.Pd. Namun semua angan-angan itu berubah
setelah kedatangan kakakku.
Kakakku bekerja di sebuah perusahaan di
kota Surabaya,dia telah sukses dan kelak aku ingin
menjadi sepertinya. Ia berpesan bahwa lebih baik
memilih jurusan ilmu pertanian karena menurutnya
prospek kerja di jurusan tersebut sangatlah
145

banyak,dan juga banyak dari teman kerjanya yang


juga menyarankan demikian.
Seakan ter hipnotis,ntah mengapa ocehan
yang bermanfaat itu mengubah rencanaku yang

Antologi Cerpen XII IPA 3


awalnya ingin menjadi seorang guru fisika dan hidup
mengabdi pada negara dengan gaji tetap,berubah
menjadi seorang pengusaha dengan penghasilan
yang lebih menjanjikan.

***
Hari ini adalah hari selasa,bu Am wali kelas
4a memasuki kelasku dengan suaranya yang khas
dan melengking mengumumkan bahwa minggu
depan akan dilaksanakan ujian akhir semester.
“Ibu harap kalian mempersiapkan
diri,belajarlah dengan rajin,ibu tidak ingin salah satu
diantara kalian ada yang remidi!”
“Siap Bu!”
Aku senantiasa melapor pada ibuku jika masa
ujian akan tiba. Saat hari ujian biasanya ibuku akan
menyuruhku untuk belajar lebih awal dari jam 3
146

sore sampai magrib, istirahat dari jam 6 sore sampai


jam 7 malam.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Malamnya setelah istirahat,ibuku akan
mendikte soal-soal dari buku yang telah aku pelajari
yang nantinya akan aku jawab secara lisan.
Ibuku adalah seorang yang baik hati dan juga
tegas,jika tidak bisa menjawab biasanya ibuku akan
memberiku kesempatan kedua untuk mengulangnya
membaca lagi,dan apabila untuk ketiga kalinya aku
tidak bisa mejawab biasanya ibu akan memarahiku.
Namun,hal itulah yang membuatku bisa menjawab
soal-soal ujian.

***
Hari ini pengumuman hasil ujian akan
diumumkan di depan teman-temanku. Entah
mengapa jantungku berdebar-debar menanti
pengumuman yang akan dibacakan guruku tersebut.
Padahal aku tidak berharap banyak pada nominasi
147

tersebut,syukur-syukur mendapatkan 10 besar.


Namunn….
“Peringkat ke-1 perolehan nilai terbaik diraih
oleh ananda Raihan Nauval Qolbi”

Antologi Cerpen XII IPA 3


Kalimat yang dilontarkan oleh seorang
wanita berumur kepala empat itu seakan
membawaku terbang ke langit menembus lapisan
awan.
Mulutku terasa dibungkam dan tidak bisa
mengeluarkan kata-kata seakan tidak percaya
dengan hal tersebut. Sebab ujian-ujian sebelumnya
aku tidak pernah mendapatkan peringkat 1,paling
tinggi peringkat 5.
Hati tak sabar ingin memberitahu kabar ini
kepada orang tuaku. Berharap mereka akan bangga
kepadaku,dan bahagia rasanya jika melihat secercah
senyuman di bibir ibuku.
Sesampainya di depan rumah,nampak sebuah
sepeda gunung yang selama ini aku dambakan
terpampang tegak di teras depan kamarku.
Nampaknya orang tuaku tahu kalau anaknya ini
148

telah mendapatkan peringkat 1.


Tanpa basa basi,kupeluk tubuh ibu dan tak
terasa air mata mengalir deras membasahi baju
bagian bahu ibuku.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Bak kejatuhan durian runtuh,hari itu
merupakan hari bahagiaku yang tidak bisa aku
lupakan.
***
Semenjak saat itu,rasa kesadaran akan
menimba ilmu sebanyak-banyaknya telah melekat
pada diriku sejak aku duduk di bangku sekolah
dasar.
Selain karena kesenangan jika mendapat yang
terbaik,persaingan juga merupakan suatu hal yang
bisa membuatku terus termotivasi untuk belajar dan
belajar agar tidak didahului oleh pesaing-pesaingku.
149

Antologi Cerpen XII IPA 3


26. Khayalan

Oleh: Ratih Sarasmitha

Tak ada kata yang dapat menjelaskan betapa


hebatnya wanita ini. Tak pernah sekalipun ia
mengeluh akan takdir hidupnya. Semua nya ia
lakukan dengan ikhlas.Ia adalah Reina Candra
Atmaja. Reina adalah gadis yang pemalu, mudah
menangis dan penakut. Dari kecil Reina sangat
pendiam, ia tak akan berbicara sedikitpun kecuali
ketika diberi pertanyaan baru ia akan berbicara.
Gadis itu juga tak seperti anak kecil pada umumnya
yang akan menangis jika keinginannya tidak dituruti.
Saat ia berusia 7 tahun Reina mulai masuk
sekolah dasar. Karena sifatnya yang pemalu dan
pendiam ia sulit untuk beradaptasi bahkan teman
saja tak punya. Reina lebih senang saat berada di
150

rumah karena ketika berada di rumah ia merasa


aman dan juga tak merasa sendirian. Karena saat di

Antologi Cerpen XII IPA 3


rumah, gadis itu memiliki teman yaitu Fina dan
Fano.
Reina sangat senang ketika bermain dengan
mereka, ia tidak merasa kesepian lagi padahal pada
kenyataannya mereka hanya teman khayalan Reina
saja. Mereka ada karena Reina merasa kesepian
sedangkan kedua orang tua Reina selalu bertengkar
bahkan mereka tak pernah peduli ketika Reina
menangis melihat mereka yang selalu bertengkar
setiap hari. Bahkan ayahnya dengan sengaja
memukul Reina agar gadis itu berhenti menangis.
Lalu Reina diperintahkan oleh ibunya untuk masuk
ke kamar. Setibanya di kamar, Reina ditenangkan
oleh Fano.
“Tenanglah jangan menangis semua akan baik-baik
saja.” Ucap Fano sembari memeluk Reina yang
menangis sesenggukan. Sedangkan Kak Fina hanya
menatap miris dari ujung kamar karena tak habis
151

pikir terhadap kedua orang tua Reina yang


bertindak kasar. Setelah lelah menangis Reina
tertidur. Hari-hari terus berjalan tak ada perubahan

Antologi Cerpen XII IPA 3


sedikitpun dari kedua orang tuanya. Tapi Reina
tetap merasa bahagia karena ada Fano dan Fina
yang selalu menenangkan bahkan menemaninya
setiap hari. Meskipun begitu Reina tetap
menyayangi kedua orang tuanya.
Beberapa tahun kemudian Reina beranjak
remaja ia mulai masuk SMA. Di pagi yang cerah
gadis itu memulai hari yang baru dengan lingkungan
baru. Reina berharap di masa SMA nya ia memiliki
teman, karena gadis itu tidak ingin membuat Fano
dan Fina mengkhawatirkannya terus, karena ia
selalu sendirian. Saat mulai memasuki gerbang
sekolah gadis itu sedikit ragu, namun ia disadarkan
oleh Fina
“Jangan ragu, dan yakinlah jika kau tak akan sendiri
lagi ketika di sekolah.” Ucap Fina meyakinkan
Reina.
152

Mendengar itu Reina langsung yakin jika semuanya


akan berubah sesuai yang ia harapkan.
Reina masuk ke kelas dan ia bingung harus
duduk dimana karena ia datang agak siang.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Kemudian ada gadis dengan rambut sebahu, yang
kebetulan bangku disebelahnya kosong. Jadi gadis
itu menawarkannya pada Reina dan dengan malu-
malu Reina berjalan mendekati bangku tersebut, lalu
ia duduk di sana. Akhirnya gadis itu mengenalkan
dirinya. Gadis itu bernama Kaira Putri Wijaya. Kaira
dan Reina saling mengenalkan diri mereka masing-
masing hingga bel pelajaran di mulai. Hari semakin
siang dan pembelajaran telah usai terdengar bel
pulang. Semua siswa dan siswi mulai berhamburan
keluar begitupun dengan Reina dan Kaira yang
mulai akrab. Mereka berdua memutuskan pulang
untuk pulang bersama karena kebetulan mereka
sama-sama naik bis umum dan arah rumah mereka
berdua juga searah.
Setibanya di rumah seperti biasa Reina tidak
melihat kedua orang tuanya, karena kedua orang
153

tua Reina hanya akan berada di rumah ketika dini


hari dan saat akhir pekan dan tentunya jika kedua
orang tuanya dirumah hanya terdengar keributan,
tanpa peduli jika Reina takut sekaligus sedih. Bahkan

Antologi Cerpen XII IPA 3


Reina sempat berpikir mengapa mereka tidak
bercerai saja atau apa ia saja yang pergi dari rumah.
Tapi disisi lain gadis itu juga bersyukur karena ada
Fina dan Fino yang selalu menenangkannya dan
menasihatinya. Sedangkan Reina semenjak ia mulai
berusia 14 tahun ia lebih sering berada di kamar dan
bercerita tentang hari-harinya saat di sekolah kepada
Fina dan Fano. Sama halnya seperti saat ini Reina
sedang berada di kamarnya ia mulai menceritakan
apa yang terjadi pada Fano dan Fina, jika saat ini ia
sudah mendapatkan teman yaitu Kaira.
Tahun berikutnya Reina memiliki lebih
banyak memiliki teman bahkan, ia mulai menjadi
gadis yang ceria. Dan Reina juga sudah jarang
mengurung diri di kamarnya, karena beberapa bulan
belakangan ini ia lebih sering bermain dan keluar
154ahagia teman-temannya. Tanpa sadar secara
154

perlahan Reina sudah mulai melupakan sosok


khayalannya Fano dan Fina. Hingga suatu hari
kejadian naas menimpa kedua orang tua Reina yang
ternyata meninggal dalam kecelakaan , karena

Antologi Cerpen XII IPA 3


pertengkaran yang terjadi di dalam mobil hingga
tanpa sadar truk menabrak mobil mereka yang
hilang kendali. Mendengar berita tersebut Reina
sangat terpukul.
Namun Reina tetap berusaha untuk
mengikhalaskan, walau sebenarnya sulit. Karena
Reina merasa sedih, ia ingin meceritakan segala
kesedihannya kepada Fano dan Fina, sangat lama ia
mencari dimana keberadaan mereka, hingga
akhirnya Reina tersadar jika Fano dan Fina hanyalah
khayalan yang tercipta karena kesedihan, dan
kesedihan yang ia alami. Meskipun begitu Reina
berusaha bangkit dari keterpurukannya itu, dan
gadis itu memulai lagi semuanya dari awal, bahkan
saat ini ia rutin memeriksakan dirinya ke psikiater
hingga akhirnya semua berjalan normal dan ia hidup
dengan bahagia
155

Antologi Cerpen XII IPA 3


27. Love Classmate

Oleh : Rika Datut Toyyibah

Hai nama ku Kayla Sherly Siffa Bella. Aku


mengenalmu ketika hari pertama masuk SMA.
Setelah sekian lama libur karena pandemi. Kamu
yang aku anggap seperti teman-teman kelas lainnya.
Kita yang tidak saling kenal menjadi teman akrab.
Belum tumbuh rasa aneh dalam hatiku. Hingga
terdapat siswa pindahan dari luar kota yang masuk
dalam kelas kita. Aku dan dia sangat akrab, karena
dia merupakan sepupu dari teman SMPku. Dia yang
selalu menanyakan tugas kepadaku sehingga
temanku mengira aku dekat dengan dia. Tetapi itu
tidak berlangsung lama karena dia harus pindah ke
156

kota asalnya karena alasan tertentu. Dia pindah


tepat kenaikan kelas 11.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Pada awal kelas 11 pun kita masuk sekolah
bergantian karena masi pandemi. Disini aku dan
kamu mulai akrab, karena tugas-tugas sekolah. Di
suatu ketika kita mendapatkan tugas kelompok yang
beranggotakan 8 orang. Untuk pertama kali kerja
kelompok kita ke rumah Kayla, tetapi tidak semua
anak menghadiri kerja kelompok hanya beberapa.
Seperti Gebril, Farel, Kyma, Vava, Zahra, dan Aska.
Di rumah Kayla kita mengerjakan tugas kelompok
ekonomi yang disuruh membuat power point dan
makalah. Sejak saat itu kita sering kumpul bareng
untuk saling kumpul, main, masak-masak, agar
dapat mengenal satu sama lain. Saat ada kerja
kelompok lagi, dan bertepatan di toko Vava. Disana
hanya terdapat Kayla, Lala, dan Gebril. Karna
kelompok tidak lengkap jadi kita hanya bercerita-
cerita.
157

Dimana Gebril bercerita bahwa dia menyukai


Kyma teman kelas kita sendiri, tetapi Kyma tidak
menyukai nya. Kyma sedang mengagumi teman
kelas kita juga tapi tidak tau siapa. Setelah beberapa

Antologi Cerpen XII IPA 3


minggu sejak Gebril bercerita bahwa dia menyukai
Kyma dia beralih menyukai Vava teman sekelas kita
juga. Tetapi karena kedekatan mereka menyebab
kan Gebril dijauhi oleh teman dekatnya karena
terlalu mementingkan pasangan dia. Kedekataan itu
tidak berlangsung lama, mungkin ada masalah aku
tidak tau.
Hingga kelas meeting tiba, dan memasuki
semester dua. Kita semuaa sibuk belajar, karena
mendekati ujian kenaikan kelas. Disini Kayla dan
Gebril menjadi teman akrab. Yang menanyakan kisi-
kisi ujian, yang berdiskusi masalah pengeluaran
kelas. Karena Gebril sebagai ketua kelas dan Kayla
sebagai bendahara. Dimana saat malam hari Gebril
bertanya tentang rekomendasi drama korea yang
bagus dan Kayla memberitahu judul drama yang
bagus.
158

Hingga saat nya tiba kenaikan kelas, kita


semua naik ke kelas 12. Dimana masa-masa itu masa
yang paling bahagia. Kita yang baru kenal dengan
teman satu kelas, karena kita masuk pada waktu

Antologi Cerpen XII IPA 3


pandemi. Kelas 12 yang banyak meninggalkan
kenangan yang indah. Udah ga kerasa bentar lagi
bakal pisah sama teman-teman. Bakal jarang
ketemu, sibuk mengejar cita-cita mereka. Waktu
berkumpul bakal berkurang walau itu hanya
sejenak. Tapi semoga perpisahan tidak membuat
persahabatan kita berakhir. Selamat berpisah teman-
teman. Semoga kesuksesan menghampiri kita nanti
“aamiin”. Ehhh kok malah sedih, yaudah yuk
kembali ke cerita.
Okeee, kita mulai dari awal kita masuk di
kelas 12. Di awali kita yang memilih struktur kelas
yang baru. Kayla yang sudah pasrah menjadi
bendahara dan di pilih lagi menjadi bendahara.
Tetapi tidak untuk Gebril dia turun menjadi wakil
ketua kelas. Sejak awal masuk Gebril kembali dekat
dengan Vava, tapi jika di lihat itu tidak berlangsung
159

lama. Dan sekarang mereka asing. Setelah beberapa


bulan Gebril berbicara kepadaku bahwa dia
menyukai teman dekat saya, yaitu Tasya. Saat aku
memberi tahu Tasya dia malah berkata.

Antologi Cerpen XII IPA 3


“ aku menggap Gebril cuman sebagai teman,
karena aku lagi menyukai teman mu yang lain.” Aku
terkejut mendengar perkataan nya itu. Aku
menanyakan dia menyukai siapa, tetapi dia tidak
memberitahuku. Jadi aku menunggu waktu yang
tepat untuk menanyakan hal tersebut kembali.
Setelah aku mengetahui siapa yang disukai
oleh Tasya, aku memberi tahu Gebril bahwa Tasya
menyukai Azka. Disitu Gebril merasa baik-baik saja.
Gerbil tetap mengejar Tasya walaupun dia sudah tau
kalau Tasya menggap dia sebagai teman. Selama
seminggu Gebril mengejar Tasya tapi tidak berhasil.
Hingga Kayla berkata kepada Gebril.
“ sudah lupain aja dia, masi banyak yang lain
cewek bukan cuman dia doang.” Kata Kayla. Dan
Gebril hanya mengiyakan perkataan Kayla.
Saat itu juga Kayla sudah memiliki pacar,
160

tetapi sudah tidak lama bertukar pesan. Hingga


perasaan Kayla hilang kepada pacarnya itu. Dan
Gebril juga sudah mulai menghindar dari Tasya.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Hingga suatu hari Kayla dan Gebril semakin
dekat. Pada tanggal 10 November bertepatan
dengan hari Pahlawan dimana kita semua disuruh
menggunakan baju kebaya atau batik atau juga baju
yang berbau kepahlawanan. Pada tanggal itu juga
kita mengadakan bazar makanan. Setelah selesai
acara kita semua beristirahat di kelas. Ada yang
berfoto-foto, makan-makanan yang mereka beli di
bazar. Waktu pulang tiba semua murid pulang,
tetapi tidak dengan Kayla dan Gebril, karena
mereka akan berfoto berdua.
Saat itu Gebril memberikan perhatian kepada
Kayla. Awal nya Kayla menggap itu hanya perhatian
biasa sebagai teman. Tapi entah kenapa dan sejak
kapan perasaan aneh itu muncul. Perasaan yang
selama ini Kayla takutkan. Perasaan membuncah
saat menatap mata redupmu itu. Perasaan yang
justru membuat makhluk-makhluk kecil dalam
161

perutku itu bersorak bahagia. Perasaan yang


mungkin kesalahan besar.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Suatu ketika Gebril melihat telepon Kayla,
yang berisi pesan dia dan Gebril. Dimana
wallpaper nya adalah foto mereka berdua. Sejak
saat itu Gebril membuka hati untuk Kayla. Tetapi
Gebril tahu bahwa Kayla sudah memiliki pacar yang
sudah lama tidak bertukar pesan. Sejak saat itu
mereka dekat dan semakin dekat. Hingga suatu hari
Gebril mengajak Kayla menonton bioskop untuk
pertama kalinya mereka jalan berdua. Teman
sekelas kita tidak ada yang tau bahwa kita berdua
dekat.
Keesokkan harinya setelah mereka nonton
bioskop entah darimana teman sekelasku tahu
bahwa kita nonton berdua. Sejak saat itu teman
sekelas kita tahu bahwa kita dekat. Beberapa
minggu setelah itu kita memasuki ujian semester
ganjil. Dimana kita terdapat masalah sehingga tidak
162

saling sapa. Itu bertahan hingga kelas meeting tiba.


Kita jarang menyapa satu sama lain. Akhirnya Kayla
memutuskan untuk bercerita kepada temannya dan

Antologi Cerpen XII IPA 3


temannya memberikan usulan. Dan Kayla
mengiyakan usulan itu.
Pada akhir kelas meeting, kita terdapat
jadwal untuk foto buku kenangan. Di tempat foto
Kayla lagi berfoto dengan temannya. Dan yang
mengfotokan adalah Gebril. Tetapi teman Kayla
sangat jahil, dia membohongi Gebril untuk berfoto
dengan Kayla. Teman sekelas kita tidak tahu kalau
kita lagi ada masalah, yang mereka tahu kita lagi
baik-baik saja.
Setelah foto kenangan kita juga terdapat
jadwal untuk foto satu angkatan. Itu bertepatan
dengan hari Senin. Pada hari Minggu kita
mengadakan geladi kotor, tetapi Gebril tidak dating
karena terdapat acara. Tiba waktunya pada hari
Senin dimana kita melakukan sesi foto angkatan
dengan duduk di kursi yang disusun menjadi tiga
163

tingkat. Setelah sesi foto itu selesai kita memasukkan


kursi dan meja ke setiap kelas. Dan beristirahat
sejenak sebelum melalukan foto dengan logo
sekolah.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Sekitar jam 14.00 kita selesai mengambil foto.
Kita di perbolehkan untuk pulang ke rumah masing-
masing untuk membersihkan diri sebelum kita
memasuki acara puncak. Kita disuruh kumpul setelah
sholat maghrib, tetapi hujan turun hinggaa setelah
isyah. Setelah kumpul semua kita berkumpul di
lapangan dengan membawa lilin. Sebelum lilin
dinyalakan kita bergembira bersama, hingga
menyanyikan lagu perpisahan dan pembacaan puisi
yang membuat sebagian dari kita bersedih. Karena
teringat bahwa kita tidak lama lagi akan berpisah.
Setelah semuanya selesai, kita berfoto dengan
teman satu kelas dan kembali ke kelas untuk
membereskan barang-barang yang dibawa tadi. Di
kelas ada yang masi berbincang-bincang ada juga
yang berfoto dengan teman. Hingga teman Kayla
memanggil nya untuk mendekat.
164

“sana foto sama Gebril, kapan lagi foto


berdua.” Ucap Fero. Tetapi Kayla mengabaikan
ucapan fero tersebut. Fero juga menyuruh Sasa
untuk mengfotokan mereka berdua, hingga teman

Antologi Cerpen XII IPA 3


satu kelas menyorai mereka berdua. Dan akhirnya
mereka berfoto berdua, tapi itu terasa canggung
karena masalah kita yang sebelumnya.
Hingga saat itu Kayla dan Gebril kembali
dekat lagi. Meraka menjalin hubungan tanpa status.
Saling memberikan perhatian kembali dan
memberikan kabar. Tepat tanggal 29 Januari, pada
hari Minggu Gebril mengajak Kayla untuk jogging
bersama. Mereka hanya memutari lapangan satu
kali. Setelah itu mereka mencari jajanan dan pulang
ke rumah Kayla. Setelah sampai di rumah Kayla
mereka berdua berbincang-bincang cukup lama.
Hingga Gebril bertanya.
“kita dekat mulai November?” kata Gebril.
Kayla hanya menganggukkan kepala.
“ iyaa sini dekat mulai November, Desember
jauh. Dari tidak ada hubungan sampai sekarang. Ayo
165

pacaran!” kata Gebril lagi. Kayla disini kaget


bingung ingin menjawab apa. Tiba-tiba ada orang
datang dan Kayla tidak sempat menjawab. Setelah
selesai berbicara dengan orang itu Kayla masuk lagi.

Antologi Cerpen XII IPA 3


“ ayoo!” kata Gebril.
“ apaa?” jawab Kayla.
“ pacaran!” kata Gebril.
“ iyaa.” Ucap Kayla.
“ kan kalau ada status ada yang jagain.”ucap
Gebril. Kayla hanya menganggukkan kepala. Sejak
saat itu mereka menjalin hubungan yang serius.
Pada tanggal 4 Februari terdapat jadwal
pengajian di rumah Gebril. Dan itu pertama kalinya
Kayla pergi kerumah Gebril. Keluarga Gebril
menyambut Kayla dengan sangat ramah dan baik.
Kayla pergi lebih awal kerumah Gebril karena ingin
membantu disana. Disana Kayla membungkus kue
dengan kakak Gebril dan bercerita sedikit. Saat
pengajian di mulai kita semua serius dan sekitar
pukul 13.00 mereka pulang kerumah masing-masing.
Tetapi tidak dengan Kayla karena dia membantu
166

membereskan minuman yang berserakat. Hingga


pukul 15.30. Kayla pulang kerumah dan bersih-
bersih badan dan kembali menjalankan aktivitasnya.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Yaaa sampai detik ini aku sedang merangkai
kata-kata untuk membuat cerpen ini aku masih
bersama Gebril. Dan hari-hariku dipenuhi dengan
chat dan chat, bertemu langsung di sekolah bisa
langsung melihat senyumnya. Sampai sini aja ceritaa
yang aku punya, sebenarnya banyak, tapi aku males
nyeritaiin sakitnya cukup bahagia nya aja yaa.
Suka sama teman sekelas ga dosa kan? Jadi,
menurutku pengalaman yang aku alami salama ini
adalah setiap anak yang jatuh cinta pada teman
sekelas hanya bisa mendekati sang pujaan dengan
meniru cara teman mereka, menunjukkan sisi baik,
dan menyembunyikan sisi buruk.
167

Antologi Cerpen XII IPA 3


28. Aku Dan Kamu Menjadi KIta

Oleh : Salsabila Yuandini Azzahra

Malam itu adalah malam yang indah bagiku.


Dimana aku pergi keluar rumah untuk mengikuti
event bola voli di sebuah desa. Aku pergi di antar
oleh ayah mamaku, di perjalanan menuju lokasi
ayahku memberi saran agar permainanku terlihat
baik di lapangan. Aku mendengarkan dengan santay
sambal menikmati perjalanan dari jendela mobilku.
Walaupun suasana petang tetapi rumah warga dan
sawah-sawah yang di terangi dengan lampu
sangatlah indah.
Sesampai di lokasi aku bertemu dengan
teman timku yang bernama Eta, Diva, Naila,Didin,
Alif, Dewi, kita langsung menuju ruang ganti untuk
menggunakan kostum. Setelah memakai kostum kita
168

lanjut pemanasan agar tidak terjadi cidera pada saat


bermain bola voli. Kita bermain dengan senang dan

Antologi Cerpen XII IPA 3


ceria tanpa mengharapkan juara, kita hanya mencari
pengalaman atau bertukar pengalaman.
Setelah bermain bola voli kita istirahat di
depan masjid terlebih dahulu sambil tertawa riang
menceritakan rasa grogi awal mengikuti event
tersebut. Selesai tim putri di jam pertama di jam
kedua di lanjut dengan pertandingan tim putra.
Tanpa di sengaja aku melihat laki-laki yang sedang
pemanasan, entah mengapa selalu menarik
perhatianku. Dengan wajahnya yang manis, senyum
yang indah, rambut klimis, dan badan kekar.
Aku dan teman-teman ku memutuskan untuk
tidak pulang terlebih dulu untuk melihat
pertandingan tim putra. Di dalam lapangan laki-laki
itu terlihat sangat tampan tetapi aku hanya diam
dan tidak bercerita kepada salah satu temanku.
Setelah pertandingan selesai kita bersiap siap untuk
169

pulang. Sebelum pulang aku mengajak diva untuk


ikut ke kamar mandi. Di perjalanan menuju kamar
mandi aku bertemu dengan laki-laki itu. Laki-laki itu
melihatku dengan raut wajah heran. Tetapi aku dan

Antologi Cerpen XII IPA 3


diva terus berjalan menuju kamar mandi dan lanjut
pergi untuk pulang kerumah.
Sampai dirumah aku tetap terbayang akan
wajah laki-laki itu. Penasaran siapa Namanya,
dimana rumahnya, dan juga dimana tempat dia
latian. Aku memutuskan untuk istirahat karena
besok malam aku akan melihat event semi final bola
voli di dekat rumahku. Keesokan malamnya aku,
Diva dan Amel melihat event semi final itu. Tanpa
di sengaja aku melihat laki-laki itu. Tetapi tidak
saling tegur sapa. Waktu mulai malam kita lanjut
untuk pulang kerumah masing-masing.
Dirumah aku mendapat notif whatshap dari
nomer tidak di kenal. Dan ternyata notif dari laki-
laki itu. Kita saling bertukar cerita dan bertukar
pengalaman. Dia juga bercerita tentang malam itu
Ketika awal melihatku. Dia orang baik, sopan,
170

ramah juga selalu mengajarkan hal-hal yang baik.


Dia tidak pernah bosan untuk memberi semangat
dan nasehat. Dia orang yang tidak pernah mengeluh

Antologi Cerpen XII IPA 3


saat di repotkan. Dia selalu mendengar curhatan
mengenai segala hal.
Dan begitulah kisah pengalaman dari cerita
kita, meskipun dengan kisah yang ber belok-belok
kita akan tetap berusaha menjaga per sahabatan
sampai esok.
171

Antologi Cerpen XII IPA 3


29. Ku Tulis Hanya Untukmu

Oleh : Siti Damayanti

Sekolah bukan hanya tempat untuk menimba


ilmu, bukan pula sebagai rumah kedua bagi
segelintir anak. Terkadang sekolah memiliki kisah
tersendiri bersama para penghuninya. Karena
sekolah adalah saksi bisu berjuta kisah.

Melanjutkan ke universitas impian adalah


keinginan dari semua orang. Tetapi, jika sebuah
keinginan tidak diiringi dengan perjuangan rasanya
percuma. Sebagai orang yang ingin berusaha maka,
disitu ada jalan.

Rasanya ingin menjadi seperti mereka yang


lebih maju dari kita, akan tetapi rasa malas selalu
172

datang menghantui menjadikan kita tetap di tempat


dengan selalu mengeluh dan menyesalinya.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Sebenernya rasa malas itu muncul karena kurangnya
motivasi belajar.

Jika kita pikirkan kembali bahwa kita


disekolahkan oleh orang tua kita supaya kita
menjadi orang yang bermanfaat di masa depan.
Meskipun nominal biaya yang dibutuhkan itu cukup
besar, mereka rela berjuang bermandikan keringat
demi masa depan anaknya yang cerah. Mereka terus
merawat dan menjaga kita walaupun kadang kita
sering menyakitinya dengan kata-kata dan tindakan.

Kelas XII merupakan kelas tingkat terakhir di


sekolah jenjang SMA atau kejuruan. Ditingkat
terakhir masa sekolah ini, kita sedang sibuk-sibuknya
menghadapi berbagai macam ujian sekolah di
antaranya, PAT, PAS, UNPRAK, UTBK, serta ujian-
173

ujian mandiri lainnya. Sebelum menghadapi ujian


tersebut kita harus menyiapkan mental yang kuat,
dan mulailah mengumpulkan materi-materi
pembelajaran, serta mulai rajin latihan-latihan soal

Antologi Cerpen XII IPA 3


untuk melatih kemampuan kita demi mendapatkan
nilai yang terbaik.

***

Sehari setelah pengumuman siswa eligibel


diumumkan, banyak dari anak-anak yang
membingungkan masalah jurusan apa yang akan
mereka pilih sesuai dengan minat dan bakat. Karena
banyak dari sebagian besar anak belum mengetahui
potensi dirinya.
" Yov, setelah lulus dari SMA mau lanjut
kemana?" Aku bertanya kepada se-sosok perempuan
yang duduk tepat di belakangku, ia bernama
Yovanka dan ia adalah temanku sejak aku kecil.
" Aku ingin lanjut ke perguruan tinggi negeri
174

di universitas negeri Jember". Jawabnya dengan raut


wajah yang begitu kelesah.

Antologi Cerpen XII IPA 3


" Jurusan apa yang akan kamu pilih?"
Tanyaku lagi padanya, dengan rasa ingin tahu
ditambah senyuman yang manis semanis gula.

" Ntah, aku masih tidak tahu dan bingung


memikirkannya". Jawabnya dengan raut wajah yang
menunjukkan bahwa ia sangat gundah.

"Tok Tek, Tok Tek…"

Ketika kami sedang asyik mengobrol, tiba-


tiba terdengar suara yang sanggup membubarkan
fokus sebagian orang, suara itu berasal dari jenis
sepatu wanita, bernama high heels.

Rupanya wanita tersebut adalah guru BK


kami, ntah ada masalah apa yang membuatnya
175

datang ke kelas kami, kelas XII IPA 3.

" Assalamualaikum warahmatullahi


wabarakatuh, selamat pagi anak-anakku kelas XII

Antologi Cerpen XII IPA 3


IPA 3" kalimat tersebut yang pertama kali wanita itu
lontarkan.

" Waalaikumsalam warahmatullahi


wabarakatuh, selamat pagi juga Bu Desy" jawab
serentak penghuni kelas XII IPA 3. Ternyata nama
wanita itu adalah Bu Desy, ia merupakan guru BK
(Bimbingan Konseling) di sekolah kami SMA
ARJASA.

" Berhubung sekarang kalian sudah kelas XII,


tujuan Bu Desy kemari adalah ibu akan
menginformasikan bagaimana cara memilih jurusan
yang sesuai dengan minat bakat kalian masing-
masing" jelasnya kepada siswa/i XII IPA 3.

Ternyata kedatangan beliau di kelas ini adalah


176

untuk memberikan tips dalam memilih jurusan yang


tepat dengan minat bakat kita. Mau tahu tips
memilih jurusan?

Antologi Cerpen XII IPA 3


Pertama, sudah mulai memikirkan sebenarnya
saya ini cocoknya jurusan apa sih nanti ketika kuliah.
Soalnya pasti kalian bakal bingung jika menentukan
ketika waktunya sudah mepet penutupan
pendaftaran nanti. Pastikan sesuai dengan minat
kalian ya. Gali minat kalian, emang susah si kadang,
hehe.

Kedua, cara paling mudah bisa seperti ini.


Misalkan kalian daftar nilai mata pelajaran yang
naik terus mulai semester 1 - 5 apa saja. Misal yang
naik adalah Fisika dan yang mengalami penurunan
sekali saja di semester 3 adalah Matematika
sedangkan yang fluktuatif lainnya, maka pakai acuan
Fisika, Matematika, dan Bahasa Inggrisnya.

Setelah itu, cari jurusan dan tulis semua yang


177

sangat berkaitan dengan kedua mata pelajaran


diatas (Fisika dan Matematika), misalnya ada Teknik
Mesin, Teknik Industri, Teknik Elektro, Matematika,
Statistika, Agrobisnis, dan Agroindustri.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Kemudian cocokkan dengan minat kalian.
Mana yang sekiranya cocok atau mendekati. Oh
saya orangnya suka organisasi dan manajemen nih.
Nah, bisa tuh ambil Teknik Industri dan
Agroindustri.

Noted!! Jangan terpaku dengan satu jurusan,


perhatikan juga biaya kuliahnya, dan jangan ikut-
ikutan teman yaa, hihi.

***

Beberapa hari setelah pengumuman tips


memilih jurusan kuliah, sebuah senyuman yang
178

terlihat manis seperti gula tergambar di semua wajah


temanku terutama adalah Yovanka.

Antologi Cerpen XII IPA 3


" Yov, kamu sudah menentukan pilihan
jurusan kuliah? Tanyaku padanya lagi. Karena aku
tahu, setelah mendapatkan pencerahan dari Bu Desy
semua temanku telah menemukan jawaban dari
kebingungannya itu.

" Alhamdulillah, sekarang aku sudah


menetapkan pilihanku di prodi akuntansi UNEJ"

" Kalo kamu pilih jurusan apa, Yan?" Tanya


Yovanka kepadaku, dengan rasa penasaran.

" Jadi...sebenarnya aku ngga kuliah dulu


karena orang tuaku belum mengizinkan. Beliau
mengatakan bahwa perekonomian keluarga masih
tidak stabil, apalagi kamu tahu kan kalo bapakku
sekarang lagi sakit stroke" aku menjawab dengan
179

bergelimang air mata.

" Emangnya masmu ga kerja?" Tanyanya lagi


dengan suara yang lembut selembut kapas.

Antologi Cerpen XII IPA 3


" Kerja, tapi gajiannya selalu telat dan itupun
hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
saja". Jawabku dengan mengusap air mata yang
telah mengalir membasahi pipi.

***

Untukmu yang sedang membaca ini, pesanku


tetap terus semangat untuk menggapai cita-citamu,
jangan patah semangat. Hidup itu seperti
mengendarai sebuah sepeda. Untuk menjaga
keseimbangan, kamu harus terus bergerak.

Tak perlu menjadi serba bisa, tekuni salah satu


180

bidang yang kamu suka dan menjadi hebatlah


dengannya.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Kesuksesan hakiki sangat berpengaruh sekali
terhadap ridha orang tua. Maka,jika ada seseorang
yang merasa tertunda, bahkan sulit menggapai cita-
cita dan harapannya. Cobalah untuk menghilangkan
penghalang (dosa-dosa) itu dengan memohon
ampunan dan keridhaan orangtua. Ketika orangtua
merasa ridha, ketika orangtua mengampuni dengan
tulus dosa-dosa anaknya, ketika orangtua tidak
merasa sakit hati dan terluka karena diri kita.
Yakinlah bahwa ketika tidak ada lagi penghalang
(dosa-dosa) antara anak dan kedua orangtuanya,
apa yang kita cita-citakan dan impikan akan segera
terwujud.
181

Antologi Cerpen XII IPA 3


30. Mencari Jati Diri
Oleh : Siti Maryam
Kisah ini menceritakan seorang gadis remaja
bernama Nina Atmajaya. Ia adalah seorang gadis
cantik dan ceria, Nina selalu bermimpi menjadi
seorang penari balet terkenal. Nina merupakan anak
tunggal dari Melati Atmajaya dan Dimas Atmajaya.
Meskipun hidup dalam kemewahan Nina tidak
pernah merasa tinggi hati dan sombong.
Keceriaan di wajah Nina menghilang
semenjak tragedi kecelakaan yang menimpanya.
Akibat dari kecelakaan tersebut,dokter memvonis
Nina tidak bisa berjalan lagi. Sebelum kecelakaan
Nina sempat ditawarkan beasiswa khusus balet di
Paris, namun Nina harus mengubur impiannnya
dalam-dalam karena kondisinya yang sudah tidak
memungkinkan lagi untuk menari.
182

Kehidupan Nina berubah 180 derajat, dulu


Nina yang sangat aktif,ceria, dan ramah kepada

Antologi Cerpen XII IPA 3


semua orang. Kini ia lebih sering menyendiri
dikamarnya.
Suatu hari keluarga besar Atmajaya
mengadakan acara rutinan kumpul keluarga tepatnya
di rumah Atmajaya rumah sang kakek dan nenek.
Awalnya Nina menolak untuk ikut tetapi setelah
berbagai bujukan dari sang Bunda akhirnya Nina
bersedia ikut ke acara tersebut. Di sana ada banyak
sekali kerabat-kerabat Nina,mulai dari sepupu, tante,
serta paman nya.
Di ruang tamu keluarga Atmajaya sudah
ramai dengan perkumpulan sanak saudara tak
terkecuali orang tua Nina yang mendorong kursi roda
Nina. Di dalam perkumpulan tersebut ada tante
Nilam yang memang di kenal dengan omongannya
yang pedas dan suka nyinyir. Nina pun tak luput dari
nyinyiran sang tante.
183

" Kasian ya Melati udah cuma punya anak satu,


eh malah anaknya gak berguna cuma bisa duduk di
kursi roda doang". ujar Tante Nilam yang sedang asik
mengobrol dengan saudaranya.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Di tengan percakapan tersebut Nina dapat
mendengar perkataan yang menghina dirinya. Bunda
Melati ingin menegur tante Nilam namun Nina malah
menggenggam tangannya.
" Nina baik-baik aja kok" ucapnya seraya
tersenyum kepada sang bunda. Padahal jauh dilubuk
hati Nina, merasa sakit hati. Merasa sudah tidak
sanggup lagi mendengar semua cemoohan sang tante
akhirnya Nina meminta izin pada sang bunda untuk
berjalan-jalan ke taman dekat rumah.
Bunda Melati menatap sendu punggung Nina yang
bersusah payah mendorong kursi rodanya.
Nina bersusah payah mendorong kursi
rodanya sendiri. Namun belum sampai taman, kursi
roda Nina terpeleset dan Nina terjatuh. Ia sudah
tidak dapat membendung air matanya lagi sakit batin
dan fisik yang dialaminya membuat Nina menangis
184

sejadi-jadinya. Tanpa ia sadari ada seorang gadis yang


mengulurkan tangannya kepada Nina dan membantu
Nina duduk di kursi rodanya kembali. Orang tersebut
mendorong kursi roda Nina ke arah taman. Beberapa

Antologi Cerpen XII IPA 3


menit kemudian tidak ada pembicaraan dari
keduanya sampai akhirnya gadis tersebut membuka
suara sambil mengulurkan tangannya.
" Hai kenalin aku Hana, kamu?"
" Nina " ucapnya sambil menundukkan kepala
dan enggan untuk menjabat tangan Hana.
" Kalau ada masalah cerita, jangan dipendam
sendiri kalau emang nggak ada orang untuk kamu
bercerita. Nih tumpahin semua masalah kamu di
buku diary ini". Ucapnya seraya memberikan sebuah
buku diary.
Nina hanya terdiam sembari mengambil buku diary
tersebut.
"Tuhan itu selalu ada bersama kita. Tuhan
selalu tahu apa yang terbaik untuk umatnya, satu lagi
yang harus kamu ingat kesedihan itu pasti berlalu dan
Tuhan pasti telah menyiapkan sebuah kebahagiann
185

untuk kita, tergantung pada kita saja bagaimana


mensyukuri dan menerima setiap permasalahan yang
datang" ujar Hana seraya tersenyum.

Antologi Cerpen XII IPA 3


"Tapi aku gak berguna,bahkan jalan aja aku
gak bisa". ucapnya Nina dengan nada lirih.
Hana mengela nafas panjang seraya berkata
" Percayalah, tidak ada yang tercipta sia-sia, bahkan
debu sekalipun berguna paling tidak untuk
tayamum".
" Yaudah. Nina aku pergi dulu ya, udah di
telfon sama mama." ujarnya.
" Iya. Makasih Hana atas diary ini dan nasehat
kamu" ujar Nina seraya tersenyum
" Sama-sama dan inget jangan pernah patah
semangat" ucap Hana tersenyum sembari beranjak
pergi.
Semenjak saat itu,Nina merenungi semua
perkataan Hana sembari membenarkan semua
perkataannya. Hingga kini, Nina menuliskan semua
keluh kesahnya di diary tersebut. Ia juga sering
186

menuliskan kata-kata motivasi dan diposting di


media sosial. Banyak saran dan dukungan untuk ia
membuat sebuah novel,Nina merasa senang karena
mendapat respon positif. Pada akhirnya Nina

Antologi Cerpen XII IPA 3


membuat sebuah karya novel tentang kisah hidup
dan perjuangannya dalam mencari jadi diri, berkat
kisah inspiratifnya novel tersebut banyak dicetak dan
digemari masyarakat. Ia pun sering di undang untuk
menjadi motivator bagi anak remaja seusianya. Nina
pun tak menyangka dulu ia merasa putus asa dan
tidak berguna dalam hidupnya,bahkan untuk
berjalan saja ia harus ditopang oleh kursi roda kini ia
menjadi seorang penulis terkenal. Satu hal yang
ditanamkan Nina dalam hatinya jika Tuhan menutup
satu pintu maka Tuhan juga akan membuka pintu
yang lain untuk umatnya.
187

Antologi Cerpen XII IPA 3


31. Dia
Oleh : Syafaratul Yulia K.B

Mulai dari mana ? harus kuceritakan tentangnya.


Mungkin itu semua berawal dari sebuah aplikasi
sosial media yang membuat kita akhirnya saling
kenal.Dan membuat aku kagum pada dia. Yaa, dia
terlihat sangat manis,sedikit jaim pada awal aku
mulai berkomunikasi dengannya.Mulai dari chatting
di sosmed,sampai dia yang hampir merespon semua
story yang aku buat di sosmed itu.
Lalu seiring berjalannya waktu,aku mulai menaruh
rasa padanya.Tidak membutuhkan waktu yang lama
akhirnya dia mengajakku untuk jalan,ya disitu aku
semakin penasaran kepadanya,sikapnya yang jaim
itu membuatku semakin tertantang untuk
mengetahui bagaimana dia sebenarnya.Pada saat
188

pertama kali bertemu,aku dan dia memutuskan


untuk menonton film “Argantara” di bioskop.Selesai
nonton ada suatu kejadian yang membuat aku

Antologi Cerpen XII IPA 3


campur aduk,itu karena dia melakukan hal yang bisa
dianggap sederhana tapi bagiku hal itu sangat
menyentuh hati.Yaa dia membukakan pintu
mobilnya untukku.Selama dimobil aku menahan
diri untuk tidak salah tingkah karna aku masi
terkejut dia melakukan hal itu kepadaku dan dia
pria pertama yg melakukan itu di hidupku.Sembari
menahan salah tingkahku ini,tentunya di mobil kita
tidak saling diam.Kita bercerita satu sama lain sambil
menentukkan mau kemana kita perjalanan
selanjutnya.Apakah kalian tau kemana akhirnya kita
pergi ?.Aku dan dia akhirnya memutuskan untuk
berhenti di salah satu tempat makan favoritnya.Lagi-
lagi disitu kita tidak hanya sekedar makan,disana dia
sambil melanjutkan ceritanya.
Selesai makan,kita memutuskan untuk pulang.Selang
20 menit akhirnya tiba juga dirumahku.Dia
189

mengantarkanku sampai benar-benar di depan pintu


rumahku.Sebelum turun dari mobilnya tiba-tiba dia
mengajakku untuk foto bersama dan siapa yang
tau?.Rasa saltingku yang tadi masih belum hilang

Antologi Cerpen XII IPA 3


malah bertambah tidak karuan saat aku dengar dia
mengajakku foto bersama.
Sejak pertama bertemu,tentunya kita semakin akrab
sampai sekarang ini dan mulai bertemu lagi untuk
kedua kalinya.Kali ini ada yang sedikit
berbeda,mulai dari penampilanku yang memutuskan
untuk lebih tertutup menggunakan hijab.Dan
perlakuan dia yang semakin membuatku terkagum
kagum.Dia meminta izin secara langsung kepada
mamaku dan berpamitan untuk mengajakku
pergi.Di perjalanan kita sempat sedikit cekcok karna
cafenya sangat ramai.Akhirnya aku memutuskan
untuk menyuruh dia membuka kado dari ku .Selesai
kadonya dibuka akhirnya kita tetap turun di cafe
yang sama dan memesan beberapa makanan dan
minuman.Saat hendak turun dia sengaja
meninggalkankan jejak kakinya untuk ku langkahi
190

kembali karena saat itu kondisi jalan yang sedikit


becek dan aku memakai kulot putih.Sungguh hal
yang sederhana tapi terkesan romantis bukan?.

Antologi Cerpen XII IPA 3


32. Harapan orang tua
Oleh : Thiosufi Panca Prayangan

Angin lembut menerpa wajah, helaian hitam


di kepala menari dengan senang hati. Gumpalan abu
di langit mulai terlihat. Hitungan menit, langit
menangis? hujan turun. Aku, tetap berdiri tegak
menyaksikan sang surya yang mulai
menenggelamkan diri di ufuk barat. Suara derap
kaki terdengar mendekat, tepukan di pundakku
terasa nyata. Aku tetap diam sampai suaranya
mengintrupsi telingaku.
"hei." ucapnya saat tiba disampingku. Aku
menolehkan kepalaku sekilas, lalu kembali melihat
matahari yang sudah terbenam sepenuhnya,
sebelum aku berbalik badan dan melangkahkan
kakiku kedalam rumah.
191

Suasana pagi sangat menghanyutkan. Suara


merdu kicau burung semerdu tikaian penggorengan

Antologi Cerpen XII IPA 3


dan alat dapur ibuku. Aku mengerjapkan mataku
beberapa kali, berharap semua adalah mimpi.
"Aldo, ayo turun makan." suara ibuku
menyadarkanku bahwa semuanya adalah nyata.
Aku beranjak dari tempat tidurku untuk turun dan
makan bersama keluargaku. Suasana di meja makan
seerti mati, hanya dentingan sendok dan garpu yang
terdengar. Semua fokus pada makanannya masing-
masing. Adikku yang biasanya banyak bicara dan
tidak bisa tenang tiba-tiba menjadi pendiam hari ini.
Kita semua terkejut saat ayah tiba-tiba menaruh
sendoknya, berhenti makan.Aku mendongak untuk
melihat bagaimana ekspresi ayah detik ini, ternyata
dia sedang menatap kosong jam dinding yang
terpasang di samping tv. Aku berpikir ayah akan
membahas masalah kemarin, maka aku segera
berdiri meninggalkan meja makan dan memasuki
192

kamarku kembali.
"aku tidak setuju jika kamu memaksakan
kehendakmu kepada putra kita, biarkan dia memilih
apa yang dia suka. Saat ini adalah masanya untuk

Antologi Cerpen XII IPA 3


tumbuh dan belajar, biarkan dia menentukan
jalannya sendiri." suara ibu terdengar dari kamar.
"apa kau tidak bisa memikirkan akan jadi apa
dia nantinya jika kita membiarkan pilihannya? mau
jadi apa dia setelah lulus hah? apa kau bisa
menjawab dia akan jadi apa?" terdengar suara ayah
meninggi saat akhir kalimat.
"semua ilmu itu berguna, tidak ada ilmu yang
sia-sia. Mau jadi apa dia setelah lulus semua sudah
diatur oleh tuhan."
Mendengar percakapan itu aku hanya bisa
diam, membiarkan pikiranku ramai. Terus berpikir,
aku harus menuruti kemauan ayahku atau mengejar
cita-citaku?. Dalam bayangan ayah, cita-citaku
hanyalah omong kosong, tidak menjamin
kesuksesan untuk masa depanku. Tapi dalam
bayanganku, cita-citaku bisa menggambarkan
193

kebebasan bagiku. Dalam cita-citaku, aku bisa


meluapkan semua pikiran, rasa, bahkan keinginanku.
Ayah bilang, aku mampu untuk mengejar keinginan
ayah dan aku tau itu. Tapi aku tidak ingin.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Seseorang mengetuk pintu kamarku, tanpa
jawaban dariku sipelaku tiba-tiba saja masuk dan
duduk di ranjang di sampingku. Kata yang pertama
keluar dari mulutnya adalah "sabar".
"Segera tentukan pilihanmu, tunggulah
jawaban dari mimpimu setelah melangitkan do'a.
Apapun yang kamu pilih, ibu akan dukung. Tapi
kamu harus ingat, segala apapun yang dimulai tanpa
ridho orang tua, kita tidak akan tau bagaimana kita
akan mendapatkan ridonya Allah." otakku mencerna
semua kalimat itu.
Menuruti kalimat ibuku. Beberapa kali
melangit doa dan menunggu jawaban dari mimpiku.
Namun dalam beberapa waktu, sedikit demi sedikit
keikhlasan dalam hati untuk memenuhi keinginan
orang tua dan mengubur sedalam-dalamnya cita-
citaku semakin besar. Mulai tumbuh semangat untuk
194

mempersiapkan segala yang dibutuhkan, hingga


waktu pendaftaran tiba. Banyak kertas, berkas, pas
foto berserakan di lantai ruang tamuku, formulir
pendaftaran. Ibu dan adikku membantu

Antologi Cerpen XII IPA 3


menyelesaikan semuanya, sebelum tenggat waktu
yang ditentukan.
Kesehatan, jasmani, aku dinyatakan lolos
pada pengecekan awal. Sebelum masuk ke uji panda
rasa optimisku sedikit menurun, ketakutan akan
kegagalan semakin besar. Psikologi menghantui
pikiranku. Tapi lagi dan lagi, kalimat ibuku dapat
meningkatkan lagi semangatku. Hingga
pengumuman tiba, aku dinyatakan lulus.
195

Antologi Cerpen XII IPA 3


33. SERIBU LANGKAH MERAIH ASA
Oleh : Wibowo Mukti Pramudito

Matahari terbit dari sebelah timur,


menandakan waktu pagi telah tiba. Gilang bergegas
bangun dari tempat tidurnya mengambil handuk
dan bersiap untuk mandi. Setelah selesai mandi, Ibu
mengetuk pintu kamar dan berucap,
"Nak bekal nya ibu taruh di meja makan." ucap Ibu
"Iyaaa Bu." Jawab Gilang dengan nada lembut
kepada Ibu.
Gilang bersiap dan membawa ransel di
punggung, berjalan menuruni tangga menuju meja
makan dan meletakkan bekal ke dalam ransel.Bekal
dengan makanan lengkap telah di siapkan oleh ibu.
Gilang berpamit seraya menyalami tangan sang ibu.
Menyalakan sepeda motor, Gilang lantas berangkat
196

bersekolah.
Hari ini adalah hari terakhir ujian kelulusan
bagi murid-murid sekolah SMA Negeri Arjasa,
Gilang bersekolah di sini sejak tahun 2020. Tiga

Antologi Cerpen XII IPA 3


tahun hampir telah di lalui. Banyak kenangan yang
Gilang lalui bersama guru serta teman-teman di
sekolah. Ujian akhir ini Gilang lalui dengan sepenuh
hati agar mendapatkan hasil mengembirakan hati di
sekolah ini.
Selepas lulus nanti Gilang berencana
mendaftar sebagai Prajurit Taruna. Jauh sebelum
Gilang lulus ia giat berlatih fisik maupun belajar
untuk tes ujian tulis. Hari hari ia lalui dengan belajar
mengasah kemampuan di akademik maupun di fisik.
Gilang berkeinginan kuat mendaftar di TNI. gumam
yang senantiasa Gilang sebut adalah ia sangat ingin
menjadi prajurit TNI dan mengabdi kepada negara
sekaligus membuat bangga kedua orang tua. Meski
ia berasal dari keluarga yang biasa saja, hal ini tidak
menghentikan langkah Gilang untuk terus berjuang
menjadi TNI.
197

Hari kelulusan Gilang tiba, Ia lulus dengan


nilai cukup baik. Gilang tentu sangat bahagia atas
kelulusan dan pencapaian nya di sekolah. Ia
bertekad setelah lulus untuk lebih giat berlatih agar

Antologi Cerpen XII IPA 3


bisa lulus pada pendaftaran Akmil. Pagi siang malam
ia sibukkan belajar dan berlatih.
Bulan Mei Gilang mulai mendaftarkan diri.
Ia berangkat bersama ibunya ke Malang guna
melaksanakan tes. Sebelum melaksanakan tes Gilang
mencium tangan sang ibu sambilan memohon
meminta doa agar tes yang ia laksanakan berjalan
lancar. Ia melakukan tes administrasi kemudian
Gilang di nyatakan memenuhi syarat. Tes
berikutnya menunggu Gilang di depan sana. Esok
nya ia kembali berpamit kepada ibu nya dan
berangkat. Ia melaksanakan tes kesehatan dan
esoknya ia melanjutkan tes jasmani.
Pada hari yang Gilang nanti-nanti.
Pengumuman tes jasmani keluar. Nama Gilang di
sebut termasuk pada daftar yang pulang pada tes
hari ini. Pengumuman tersebut membuat Gilang
198

sangat terpukul dan bersedih. Ia pulang


mengantongi perasaan pilu. Gilang mengurung di
kamar selama satu hari, ibu nya merayu Gilang
keluar dari kamar tetapi pemuda itu enggan keluar.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Esok nya ia memberanikan diri keluar kamar tidur
nya bersama keadaan hati yang masih menyimpan
kesedihan mendalam. Di ruang makan ia bertemu
kedua orang nya. Ayah menunggu masakan dari Ibu
dan Ibu masih memasak di dapur.
Gilang berkata, "Ayah Ibu maaf, Gilang gagal meraih
kelolosan." Ayah dan Ibu Gilang langsung
menghampiri Gilang dan memeluk nya.
"Ini masih langkah awal mu Nak menuju kesuksesan
yang kamu inginkan, jangan bersedih hati akan
kegagalan mu di sini." Tutur kebijakan seorang Ayah
dalam menyikapi anaknya tersebut.
"Kita coba lagi tahun besok." saut Ibu Gilang.
"Baik Ayah Ibu..." Ucap Gilang bergelimang penuh
air mata.
Gilang menyantap makanan dengan khidmat,
mereka saling bercanda gurau seraya memperbaiki
199

hati Gilang yang sedih bersedih atas kegagalannya.


Seusai makan Gilang pun berdiri dari tempat
duduk nya dan berjalan menuju kamar tidur
menanti hari esok.

Antologi Cerpen XII IPA 3


"Gilang bangun Nak sholat shubuh Nak." Ucap Ibu
Gilang.
"Iya Bu." Ucap Gilang yang belum sanggup bangun
dari tempat tidurnya.
Ia pun bangun dan melaksanakan sholat
shubuh. Setelah itu Gilang mulai berlatih kembali
untuk mempersiapkan tahun depan. Berlatih dan
juga senantiasa berdoa kepada Allah SWT.
Setahun berlalu. Kali ini ia bertekad
mendaftar kembali. Berbeda dari tahun kemarin,
hari ini Gilang berangkat seorang diri.
Kali ini ia berhasil lolos di tahapan tes
jasmani dan melanjutkan di tes pantukhir Daerah.
Esok nya ia menunggu pengumuman hasil tes nya. Ia
sangat berharap untuk lolos dan kini Gilang yakin
untuk bisa lolos melaju ke tes tingkat pusat.
Keinginannya yang sangat gigih menjadi Prajurit
200

Taruna, namun sayang kali ini Gilang gagal kembali


di tes terakhir tingkat daerah.
Gilang pun merasa kecewa atas dirinya
karena tidak lolos ia sedih, kecewa, menyesal, dan

Antologi Cerpen XII IPA 3


marah semua itu campur menjadi satu di hati Gilang
entah bagaimana mengekspresikan keadaan Gilang
saat ini.
Gilang kembali pulang dengan harapan
kosong, sesampainya di rumah ia turun berjalan
dengan keadaan hati yang tidak karuan. Ketika
mengetuk pintu ia di sambut oleh kedua orang
tuanya di belakang pintu.
Demi menatap sang kedua orang tua ia tidak
sanggup menahan air mata dan pelukan
menghinggapi Gilang. Seakan mengerti apa yang
terjadi kepada Gilang, Ayah dan Ibu Gilang kembali
meyakinkan Gilang untuk tetap berjuang. Ia pun
hanya bisa menggangguk tanpa ada sepatah kata
terucap. Di kamar, Gilang begitu tertekan akan hasil
yang ia dapatkan. Termenung dan merasa ingin
menyerah akan sang cita-cita. Sebelum beranjak
201

tidur ia melihat foto kedua orangtuanya, ia


termenung meneteskan air mata hingga akhirnya ia
tersadar. Ia memutuskan untuk lebih giat berlatih
dan belajar dari sebelumnya. Semua ia tingkatkan

Antologi Cerpen XII IPA 3


dan mulai fokus akan tes terakhir baginya tahun
esok.
Waktu 1 tahun ia lewati dengan lebih giat
berlatih dan berusaha. Tidak ada pikiran di
benaknya akan kemana setelah ini. Ia tetep fokus
mengejar sang asa dan di pikiran nya ia berjuang
demi angan menjadi nyata.
Satu tahun berlalu ia kembali mendaftar
Akmil. Beberapa tes ia lalui dengan penuh semangat
karena hanya kali ini kesempatan baginya. Tes
Daerah dan Tes Pusat ia mampu lalui. Semua
berkumpul dan menunggu namanya di panggil.
Seorang wanita menyiarkan bersamaan
dengan suara lantang dan tegasnya mengudara,
"NOMER URUT 237 ATAS NAMA GILANG
DIRGANTARA NOMER AKADEMIK 2023976
PANGKAT LAMA CALON PRAJURIT TARUNA
202

PANGKAT BARU PRAJURIT TARUNA TINGKAT


PENDIDIKAN 1 ANGKATAN DARAT." Mendengar
itu bulu kuduk Gilang mencuat. Gilang menangis
haru akan pencapaiannya, 2 kali gagal lantas tidak

Antologi Cerpen XII IPA 3


membuatnya gentar atas cita citanya. Ia lanjut
berjuang hingga hari ini ia diterima menjadi Prajurit
Taruna.
Gilang kembali pulang dengan membawa
kabar gembira di sambut dengan tangisan haru
antara Ayah dan Ibu Gilang. Akhirnya pelukan
berderai tangis bahagia bersama sang orang tua ia
dapatkan. Keinginan yang kuat Gilang telah
tercapai. Berjuta-juta peluh tak terbuang sia-sia.
Latihan demi latihan terbayar setimpal. Gilang
sangat beruntung tidak mengikuti sang kata hati
untuk menyerah. Pemuda itu berterima kasih
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada
pengorbanan yang berakhir bubur.
Hari ini, telapak kakinya akan melangkah
berjuta-juta mil jauhnya membuka lembaran baru
sebagai sebagai seorang Prajurit Taruna.
203

Antologi Cerpen XII IPA 3


34. My little friend
Oleh: Widia Romadhona
Kisah seorang anak yang mempunyai sahabat dari
kecil dia bernama Dira dan sahabatnya yang
bernama putri,dia adalah sahabat yang selalu ada
untuknya,di selalu ada saat dira senang ataupun
sedih,Dira selalu pergi ke rumah putri karena jarah
rumah kami berdekatan, sewaktu kecil kami sering
bertengkar karena hal sepele.dan akhirnya dia lah
yang selalu mengalah,dan putri juga memiliki sifat
baik hati,suka monolong, sabar,dan lemah lembut
Dira dan putri berbeda usia,Dira lebih muda 1 tahun
dibandingkan putri, walaupun umur kita tidak sama
hal tersebut tidak ada masalah untuk bermain
bersama.sewaktu kecil Dira sempat menginap di
rumah putri di karenakan terlalu dekat dengan putri
seperti kakak kandung sendiri.orang tua kami pun
204

juga sudah saling mengenal sampai-sampai


menganggap seperti keluarga sendiri.
Kini putri sekolah di bangku 6 SD dan saya duduk
di bangku kelas 5 SD,tetapi sekolah kita berbeda,

Antologi Cerpen XII IPA 3


meskipun sekolah kita beda kita masih sering-sering
bermain bersama. setelah kita sama-sama lulus dari
sekolah dasar akhirnya kita dapat bersekolah SMP di
tempat yang sama,kita berdua senang sekali.kita bisa
pulang sekolah bareng,jajan bareng dan lain
sebagainya.
Berjalannya waktu tidak terasa putri sudah hampir
lulus dan saya masih duduk di bangku kelas 3,dan si
Putri sedang menunggu hari kelulusan tiba.beberapa
Minggu kemudian putri sudah mendapatkan info
dari sekolah untuk mengambil ijazah tersebut,
setelah mendapatkan ijazah tersebut putri segera
mendaftar di sekolah SMA yang ia inginkan,dan
akhirnya dia diterima juga di sekolah tersebut.
Dira ingin cepat-cepat lulus dari SMP agar satu
sekolah dengan putri lagi, tetapi Dira selalu bersabar
meskipun mereka beda sekolah lagi Dira dan putri
205

masih bisa bermain bersama pada hari libur


sekolah.berjalannya waktu tidak terasa
Alhamdulillah dira sudah hampir lulus dari SMP,
tidak lama kemudian tiba waktunya ujian-ujian

Antologi Cerpen XII IPA 3


kelulusan sekolah dan Alhamdulillah dira lulus
dengan nilai yang memuaskan.kemudian saat putri
libur sekolah saya pergi kerumah dia untuk
bermain,dan sesampai di sana saya berbincang-
bincang dengan putri,dan pada saat itu putri
bertanya-tanya.
"Nanti kamu mau masuk sekolah SMK apa SMA dir?
Tanya putri
"Eeemmmm.....aku ingin masuk di SMA tempat
kamu sekolah" jawab Dira
"Oalah kamu ingin masuk SMA tempat aku sekolah?
Jawab putri
"Kalau boleh tau nanti kamu mau ambil jurusan apa?
Tanya putri
"Belum tau aku masih bingung,ntar deh aku pikir-
pikir lagi? Jawab Dira sambil tersenyum
"Ya sudahhh!!! Jawab putri
206

"Semoga kamu di terima ya nanti di sekolah yg kmu


inginkan ini" tanya putri
"Aminnnn, terimakasih putri" jawab Dira
"Sama-sama" jawab putri

Antologi Cerpen XII IPA 3


Setelah itu dira sudah mendapatkan ijazah dan
mencoba untuk mendaftar di sekolah yang Dira
inginkan dan akhirnya dira di terima dan dia sangat
senang sekali, pada saat itu dira dan putri kembali
sekolah di SMA yang sama.meskipun kita bersekolah
di tempat yang sama tapi kita jarang bermain
bersama di karenakan jarak kelas yang terlalu jauh.
Setelah itu tidak terasa putri sudah hampir Lulus dari
sekolahnya.kemudian Dira bertanya-tanya kepada
putri
"Put"tanya Dira
"Iya ada apa Dira" jawab putri
"Setelah lulus nanti kamu mau meneruskan ke mana,
kuliah apa kerja??" Tanya Dira
"Sepertinya aku mau bekerja saja,aku mau
membantu ekonomi keluarga" tanya putri
"Mau kerja di mana emangnya" tanya Dira
207

"Kerja apapun yang penting halal"jawab putri


"Baguslah....

Antologi Cerpen XII IPA 3


Berjalannya waktu putri akan segera menghadapi
ujian-ujian praktek dan menghadapi ujian akhir
semester.
Dira selalu memberi support kepada putri agar dia
selalu semangat dalam menghadapi ujian
tersebut.dan Alhamdulillah dia lulus dengan hasil
yang memuaskan,tak lama kemudian dia sudah
mendapatkan ijazah tersebut dan putri mencoba
untuk melamar di tempat kerja yg ada. Di sini dira
menaiki bangku kelas 3 SMA,pada saat itu terdapat
banyak sekali tugas yang diberikan oleh guru dan
dira selalu mengeluh,Dira selalu mengeluh kepada
putri kalau dia sangat lelah sekali putri pun selalu
menasehati kepada Dira jangan terlalu banyak
mengeluh jalanin saja dan putri tidak pernah lupa
untuk mensupport Dira.dan Putri selalu membantu
tugas Dira kalau Dira tidak mengerti terhadap
208

pekerjaan tersebut.putri selalu membantu memberi


penjelasan jika Dira tidak mengerti terhadap soal
tersebut.putri selalu sabar ketika mengajarkan
Dira.sifat putri yang seperti itu yang Dira sukai.

Antologi Cerpen XII IPA 3


35. Hujan Sebelum Perpisahan
Oleh : Yovanka Citra Agus Dina

Salah satu momen yang sangat aku takuti


adalah ...
ketika perpisahan sudah di depan mata.
Membayangkan bagaimana nasib kami, selama
beberapa tahun ke depan. Mungkin bila suatu saat
nanti tiba, akan ada suatu momen dimana kami akan
saling meneteskan air mata kesedihan.
Dalam sebuah bangunan yang bernama
sekolah, kami dipertemukan melalui ‘anak-anak
gabung zoom sekarang ya’, lalu dipisahkan melalui
ucapan ‘selamat tinggal kawan’. 1 tahun daring, 1
tahun sesi, dan sekarang tinggal beberapa hitungan
bulan lalu semuanya akan menjadi kenangan.
Masing - masing dari kami akan membawa
209

keluh kesah dan cerita yang siap untuk kami ukir di


akhir perpisahan nanti, mulai dari impian, masa

Antologi Cerpen XII IPA 3


depan, hingga sebuah ucapan yang seringkali aku
dengar akhir – akhir ini.
“Bingung nih mau masuk jurusan apa”
“Nanti kalo udah lulus mau jadi apa ya”
Sekarang hanya masa depan dan kenyataan
yang memenuhi otakku. Rasanya bingung. Benar –
benar bingung. Bahkan tak jarang aku merasa jika
waktu ini berjalan begitu cepat. Rasanya baru
kemarin aku mendaftar SMA, sekarang akan
memasuki dunia perkuliahan, tentunya dengan
teman baru dan kehidupan baru. Aku muak dengan
hal baru. Karena dengan hal baru itulah yang
membawaku pada perpisahan. Lebih tepatnya, akan
ada rasa asing di antara seseorang yang pernah begitu
dekat berbagai canda dan tawa.

***
210

Hujan mengguyur kotaku memaksa kakiku


untuk segera sampai di Kelas. Kalau ada orang bilang,
hujannya malam saja ya. Tapi ada juga orang yang

Antologi Cerpen XII IPA 3


bilang hujannya pagi saja ya. Ada yang bilang siang
saja, sore saja. Semua itu diucapkan karena mereka
mempunyai kepentingan yang berbeda-beda.
Kepentinganku sekolah, hujan pagi ini sungguh
membuatku kesal selain seragam menjadi basah,
jalanan juga sedikit macet dan membuat aku datang
terlambat. Beruntung ternyata di dalam kelas masih
belum ada guru.
“Jamkos woy gurunya ijin terlambat“, Ucap
Gibran dari depan kelas.
Sungguh kata - kata itu sudah aku nantikan
sejak tadi. Tak hanya aku, tetapi teman – temanku
juga menantikan dan menyukai kata JAMKOS. Lalu
ketika semuanya sedang sibuk dengan kesibukan
masing - masing, salah satu dari kami ada yang
berteriak.
"Bikin vidio yang lagi viral yukk, Jarang-jarang
Iho kita bisa jamkos kayak gini" Dan dibalas dengan
211

anggukan dan senyuman oleh teman-teman lainnya.


“Siapa tau bisa viral juga kan hehe”, Jawab
aku.

Antologi Cerpen XII IPA 3


“Iya ayo bikin, buat kenang – kenangan kalau
kita sudah lulus nanti”, jawab Alena.
“Vidio apa sih?”, tanya Keisya yang berada di
sudut kelas.
“Itu loh yang kita nyanyi terus pake flash,
cuacanya juga lagi mendukung banget ini kan”, jawab
Alena.
“Ohh iya iya aku tau, lagian bilangnya cuman
bikin vidio viral, kan aku gak paham hehe”, jawab
Keisya.
Ternyata hujan tak seburuk yang aku pikirkan.
Lihatlah karena hujan kami dapat bersenang – senang
seperti ini. Hal-hal kecil seperti ini yang akan diingat
saat kami telah lulus nanti. Meski cuman sekilas
karena guru sudah datang, tapi aku yakin, kalau
momen seperti ini yang akan dikenang selamanya.
Saat pelajaran berlangsung, guru BK
212

menghampiri kelasku. Kami semua sudah menduga


jika ini adalah pengumuman untuk masuk ke
perguruan tinggi.

Antologi Cerpen XII IPA 3


“Anak – anak tolong semuanya mengisi link
yang ibu share yaa! Ini adalah pendaftaran untuk
masuk ke Universitas yang kalian inginkan”. Ucap
guru Bk.
Degg.
“Benarkan perpisahan itu sudah sangat
dekat?”, tanya aku pada hati kecilku. Sungguh aku
masih belum terbayang bagaimana jika aku sudah
tidak lagi di SMA ini.

***

Sepahit apapun kopi, bercerita dengan teman


adalah kebahagiaan, ditemani dengan suara rintihan
air hujan. Kami sedang berbincang – bincang saat jam
istirahat telah berbunyi. Sejenak aku memandangi
wajah mereka. Menarik nafas sebentar untuk
213

mengingat hal – hal apa saja yang sudah aku lalui


bersama mereka.
“Hey, kenapa?”, tanya Alena menyadari aku
sedang memikirkan sesuatu.

Antologi Cerpen XII IPA 3


“Aku lagi mengenang momen kita dulu, aku
bakal merindukan kalian semua, jika kita sudah lulus
dari sekolah ini”, ucap aku.
“Aku gak bisa bayangin, gimana jika kita sudah
lulus nanti, kalian masih seperti ini atau menjadi asing
seperti pertama kali kenal. Jangan melupakan aku ya
jika kita sudah lulus nanti”, ucap Alena dengan mata
berkaca – kaca.
“Siapa sih yang bisa melupakan Alena, anak
paling cengeng yang pernah aku kenal”, jawab aku
sedikit tertawa.
“Ihhh apaan sih, gak jelas lu”, jawab Alena
memalingkan wajahnya yang sedikit memerah.
“Udah ahh jangan sedih – sedih, liat tuh
mukanya merah kek tomat nangis aja”, ucap aku
berusaha mencairkan suasana.
“Tapi tetep cantikkan haha”. Ucap Alena
214

dengan tertawa renyah.


Setiap tempat memiliki cerita yang berbeda –
beda, yang sama hanyalah rasa sakit ketika berpisah
karena perpisahan semanis apapun, seindah apapun,

Antologi Cerpen XII IPA 3


tetaplah perpisahan. Ada kisah yang harus diubah
menjadi kenangan.
215

Antologi Cerpen XII IPA 3


36. Pahit
Oleh: Yulia Dwi Wasilah

Pahit adalah sebuah judul untuk karya yang akan


aku persembahkan sebagai pemenuhan ujian
praktikum mata pelajaran bahasa Indonesia sesuai
dengan judul sudah dapat anda tebak cerpen ini
menceritakan kisah hidup seorang gadis yang sangat
menginspirasi.
Dia bernama Xilia lebih akrab dipanggil Xil, Xil
adalah gadis yang sangat ceria dan cerdas Tuhan
memberikan banyak kebahagiaan dan
kesempurnaan dalam dirinya baik itu paras yang
cantik, rambut panjang berwarna hitam, hidung
mancung, mata bulat ,dan suara yang sangat
lembut. Semua itu membuat orang yang
bertemunya luluh dan terpesona melihat gadis kecil
216

yang sangat cantik itu.


Dia terlahir dari sebuah keluarga yang sangat
harmonis. Dia merupakan anak kedua dari pasangan
tersebut. Tidak hanya parasnya yang cantik tetapi

Antologi Cerpen XII IPA 3


Xilia merupakan anak yang sangat pintar. Dia sangat
beruntung terlahir di keluarga yang sangat bahagia
dan harmonis. Tetapi takdir berkata lain, bagaikan
disambar petir di siang bolong. Ayah Xilia
meninggal dunia pada saat usia Xil masih berumur 5
tahun. Xil sangat dekat dengan ayahnya sehingga
hal itu membuat dia sangat terpukul, karena
kehilangan sosok orang yang sangat berperan besar
dalam hidupnya. Banyak kejadian diluar logika yang
terjadi pada Xilia. Salah satunya menangis tengah
malam sambil memanggil ayahnya hal itu membuat
mama nya khawatir sehingga membawanya kepada
Pak ustadz. Pak ustadz tersebut mengatakan bahwa
ayahnya selalu menemani Xilia dan tidak dapat
menerima takdir bahwa mereka berada di alam
yang berbeda. Suatu ketika Xilia bertanya kepada
ibunya,
217

"Ma ayah kenapa tidak pulang? Xilia mau maen


sama ayah".
Mama nya menjawab dan menjelaskan kepada
Xilia, "Sayang ayah sedang bekerja nanti ayah pasti

Antologi Cerpen XII IPA 3


pulang menjemput kita". Xilia dengan polosnya
percaya dan tetap mengganggap ayah nya pergi
bekerja dan akan segera menjemputnya.
Xilia tinggal bersama dengan mama dan juga
kakaknya, karena sekarang mamanya menjadi
tulang punggung keluarga Xilia harus diasuh oleh
neneknya sehingga membuat dia merasa kehilangan
kedua orang tuanya. Tidak lama dari itu ibunya
menikah lagi dan Xilia memiliki adik, Tapi
sayangnya Xilia merasa asing di keluarganya sendiri.
Singkat cerita Xilia tumbuh menjadi gadis desa yang
cantik jelita. Walaupun ia tumbuh dengan diiringi
luka tapi gadis itu sangat kuat dan tetap melewati
semuanya dengan menerima takdir Tuhan.
Tetapi sayangnya musibah itu membawa dampak
yang sangat besar, sebelumnya Xilia adalah gadis
yang yang ceria tetapi berubah drastis menjadi anak
218

pendiam dan lari dari keramaian. Hari demi hari


dilalui, bulan demi bulan telah dilewati keluarga
tersebut menjalaninya dengan penuh perjuangan.
Banyak musibah yang menghampiri baik itu masalah

Antologi Cerpen XII IPA 3


ekonomi, dan berbagai masalah yang menimpa
keluarga itu. Singkat cerita Xilia sudah tumbuh
menjadi gadis remaja yang cantik. Dia selalu
mendapatkan rangking kelas juara 1 dari mulai dia
masih sekolah dasar hingga sekolah menengah
pertama. Selanjutnya dia akan masuk ke sekolah
menengah atas. Dia lalui dengan penuh perjuangan
dan pengorbanan. Alhamdulillah semenjak dia
masuk sekolah menengah atas perekonomian
keluarganya membaik. tetapi sayangnya,
Di dalam lubuk hatinya ia sangat merindukan
almarhum Ayahnya. Gadis itu sangat pandai
menyembunyikan lukanya sehingga tidak pernah
tampak kesedihan dalam dirinya. Orang lain
menganggapnya baik-baik saja. Dia gadis yang
ramah dan sangat ceria. Tetapi semua itu hanyalah
sebuah kepalsuan sebenarnya dia melakukan semua
219

itu hanya untuk menyembunyikan semua luka dan


semua rasa kekecewaan yang ada pada dirinya.
Sudah menjadi rutinitas nya sebelum tidur yaitu
menangis,Mengingat almarhum ayahnya yang

Antologi Cerpen XII IPA 3


sangat ia rindukan. Sekarang Xilia dihadapkan
dengan dua pilihan yang sangat berat
baginya,Dimana ia harus memilih antara akan
melanjutkan Kuliah atau bekerja untuk membantu
perekonomian keluarganya.
Pikiran nya dipenuhi rasa bimbang dan kekecewaan.
Sebenarnya ia sangat ingin melanjutkan
pendidikannya ditambah lagi ia termasuk siswa
eligibel (siswa berprestasi). Tetapi karena kondisi
ekonomi keluarganya ia harus mengurungkan
impian untuk melanjutkan pendidikannya itu.
Xilia memutuskan untuk lebih mendahulukan
kebutuhan keluarganya terutama mamanya yang
saat ini tidak memungkinkan untuk terus bekerja
karena mamanya memiliki gejala penyakit asam
lambung yang sering kambuh.
Xilia memiliki impian besar yaitu ingin melihat
220

mama nya bahagia, membawa mamanya


berkunjung ke tanah suci, dan ingin berbakti kepada
mamanya sampai ia menutup mata.

Antologi Cerpen XII IPA 3


Ia percaya bahwa Kesuksesan seseorang itu sudah di
atur oleh tuhan dan tujuan hidupnya hanya lah
untuk berbakti kepada mamanya. Xilia sangat
mencintai mamanya. Tidak ada hal lain bagi nya
yang lebih berharga,sekalipun itu nyawa nya sendiri.
Sehingga membuat dia mengorbankan impian dan
cita-citanya.
Xilia percaya kalau ia berusaha mendapatkan
surganya maka dunia akan dia dapat kan dengan
sangat mudah.
Dia yakin di balik kisah hidupnya yang sangat pahit
itu, Tuhan sudah menyiapkan ribuan kebahagiaan
untuk nya di akhir nanti. Karena Tuhan tidak akan
menguji hambanya diluar batas kemampuannya.
221

Antologi Cerpen XII IPA 3

Anda mungkin juga menyukai