Puji syukur tidak lupa saya panjatkan atas kehadirat Allah Swt. yang telah
memberikan kita berbagai macam nikmat dan karunia-Nya sehingga memberikan waktu
luang saya dalam menyelesaikan antotologi puisi saya yang berjudul Goresan Tinta Tentang
Lika Liku Kehidupan di tengah kesibukan saya baik sebagai kuliah, organisasi, penulis
awam maupun kesibukan lainnya. Tak lupa pula semoga shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada baginda nabi Muhammad Saw.
Teruntuk kedua orang tuaku terkasih yang selalu mendoakan dan meridhoi langkahku
serta memberikan jiwa semangat dalam mengejar mimpi dan cita-citaku serta orang-orang
tersayang yang tak lupa untuk memberikan semangat dan juga motivasi serta ilmu terutama
sekali seputar karya sastra atau dunia kepenulisan. Sehingga saya memberanikan diri untuk
mencoba menerbitkan antologi puisi perdana saya melalui salah satu penerbit yakni Egan’s
Family.
Tak lupa pula terima kasih kepada guru bahasa Indonesia maupun para dosen
pengampu mata kuliah sastra Indonesia yang sangat saya banggakan. Karena ilmu-ilmu yang
selalu di bagikan kepada saya selaku anak didik sewaktu masih di bangku sekolah maupun
saat saya menjadi salah satu mahasiswi di Universitas Hamzanwadi sehingga saya karena
ilmu-ilmu berkah mereka selalu saya tanam serta saya berbagi ilmu semampu saya kepada
teman maupun orang lain, sehingga saya mampu menyelesaikan karya sastra melalui antologi
puisi perdana saya ini.
Mohon maaf kepada para pembaca antologi puisi perdana ini apabila ada kekeliruan
dan kesalahan dalam pembuatan puisi ini, terlebih saya penulis awam yang perlu belajar,
mencari pengalaman, membaca serta memahami Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
dan Kamus Besar bahasa Indonesia agar mampu melahirkan karya-karya sastra selanjutnya
yang lebih baik dan menarik tentunya. Buku antologi puisi saya ini meski tak seberapa
maknanya ini semoga tidak hanya bisa membuat terbawa perasaan pembaca, menambah
imajinasi pembaca, namun juga para pembaca antologi puisi ini mampu mengambil pelajaran
di setiap naskah puisi yang di baca pada antologi puisi perdana saya ini.
Pahlawan …………………………………………………………………………………… 4
Pancasila ………………………………………………………………………………….. 22
Sampah ………………………………………………………………………………….. 25
Guru ……………………………………………………………………………………….. 26
Ayah ……………………………………………………………………………………… 29
Ibu …………………………………………………………………………………………. 30
Berkacalah …………………………………………………………………………………. 50
Daring ………………………………………………………………………………………. 59
Aku …………………………………………………………………………………………. 61
Karena…
Sedangkan ambisi…
Bahkan …
Tetapi…
Pahlawan…
Cita–cita agung
Pahlawan…
Dan kini
Dengan antusias belajar dan berbuat sebati dengan denai hidup abdi
Namun redup bila disentuh bahkan durinya pun berbisa bila di sentuh
Namun mengapa…
Namun ketika dipetik,bunga mawar pun layu dan indahnya mulai redup
Namun keruan itu hal pasti dan aku takkan berambisi lagi padamu
Kasih…
Dengan asa semoga cinta kita berfusi tak sahaja di bentala tapi
Luapan cinta dan kasih sayang tersampaikan lewat doa dan kata
Walau ku tau takkan bakir membidas jasamu
Kau tetap mengarungi analitis doa dan senyum anak dan istrimu
Maafkanlah aku
Seumpama buah hati burung nan berparak dengan indungnya tatkala dewasa
Santak doa dan restu kalianlah nan cakap menyokongku di hari kelak
Dua orang nan agung jasanya,cinta dan sayang tulus dan lurus hati
Galihlah potensimu
Doa nan tak suah putus dan usaha tanpa mengenal merintih
Garuda di dadaku
Indonesia pertiwiku
Ananda pirsa…
Apakah pelebaya…
Kejarlah mimpimu
Kobarkanlah geloramu
Ingatlah kawan
Gapailah masa depan cerahmu nanti dan buatlah orangtua kita bahagia
Karena…
Generasi milenial
Namun…
Dan hati tak gampang celoteh lata dan rezeki tambah berkah
Lelaki Impianku
Meluluhkan diriku
Beribu–ribu pulau
Indonesia…
Marilah kawan–kawan
Karena pula Pancasila merupakan salah satu wasiat dari para Pahlawan terdahulu
Serta kedamaian dan ketentraman akan acap menyertai kehidupan di bumi Pertiwi
Hingga kelak akhir hayat pisah dengan pijakan rumpun beta dan dikuburkan di tanah beta
Kalian memang cerdas dan pandai analitis mengurus tanah tumpah tanah
Apakah otak kalian luar biasa masa bodoh karena lejar berasumsi
Apakah punat suah dibutakan oleh pusaka dan banda nan kalian miliki
Bila Allah saja terjerahak bahkan tak ada rasa bergidik pada Allah juga
Setia…
Sebagai bukti bahwa dia orang yang setia dan tetap menlik relasi
Guru
Sehingga patik
Karena tanpamu aku tak tau ujung pangkal bakal menarik langkah
Demi masa depanku dan juga rampunku
Ya Rasulullah
Ya Nabiyallah…
Bahagia…
Tersenyum bahagia
Bahagiaku sederhana
Walakin percayalah…
Ayah
Akan tetapi…
Walakin terkadang
Peluh berambai-rambai
Ibu
Ibu…
Ibu…
Maafkanlah jika
Alkisah di tapak kakimu aku bersujud mohon ridho maaf dari ibu
Karena bakir Robbi yang bakir dapat membalas jasa mulia ibu
Doa akan acap mengiringi setiap langkah ibu di bentala ini
Walakin…
Hai waktu…
Rindu…
Terkadang pula…
Namun…
Ingatlah kawan…
Untuk memotivasi diri agar terus bangkit dan pantang putus akal
Tapi mengapa…
Ketika gerangan panas hati pada sosok parak karena beroleh penghargaan
Tidak kawan…
Sadari kawan…
Ayolah kawan…
Kasih Sayang
Maka ciptakanlah aman dan tentram itu dengan lurus hati member kasih sayang
Sungguh indah bila melakukan segala sesuatu dengan lurus hati, cinta apalagi
Ibu…
Ayah….
Masih sering membuat hati terluka karena berawai dengan sepak terjangku
Sahabat…
Sahabat sejati…
Walakin
Tapi…
Tugasku adalah memeras keringat dan bertarak serta iringi dengan doa
Goresan tinta
Goresan tinta
Tetapi. . .
Adalah salah satu bakat ku cari melalui goresan tak seberapa makna
Ada himpunan doa seorang ibu di setiap waktu usai lima waktu
Tanpa di pinta pun doa seorang ibu kan acap dipanjatkan bagi anaknya
Namun ingatlah…
Ada kedua tangan seorang ibu acap mengadah seusai ibadah lima waktunya
Ada doa seorang ibu nan acap menghiba dan mendoakan anaknya
Menenangkan jiwa karena keelokan dan kentalnya seni, budaya dan tradisi
Jika dahulu Lombok temasuk pulau tertinggal bahkan jauh dari kata berkembang
Bahwa Lombok jua menyimpan keindahan alam yang tidak kalah dengan pulau lainnya
Bukan hanya orang Lombok asli, namun dari luar Lombok bahkan
Seni, budaya dan tradisi yang kental, berbudaya santri namun tetap cinta Indonesia
Akan tetapi…
Dan setiap insan harusnya bakir mengambil hikmah di balik cobaan itu
Bersyukur dan berdzikir adalah hal sering ditabukan di kala belajar dari buana
Memendam segudang arta bahkan akal budi yang patut untuk disyukuri
Titimangsa: Lombok, 22 Desember 2020
Berkacalah
Namun apa berkah ilmu sedangkan adab tengah laksana awing alit
Antara hilap atau justru embuk terus ayun-temayun analitis gelapnya dosa
Mustahak hati ini dilisankan berhati mulia namun tak mampu mudah melukai
Akankah ilmu kudapat berkah atau justru makin tak beradab lagi
Akankah diri ini masih pantas dikatakan hamba mulia, berhati mulia, perilaku mulia
Sedangkan adab saja tidak pernah berubah alangkah munafikkah diri ini
Mustahak diri tetap disebut wanita perindu jannah namun adab tengah laksana awing alit
Alangkah dewasa membuatku semakin larut dalam ketidakberdaban diriku
Ibu Pertiwi
Inilah negaraku
Inilah pertunjukan dalam ibu pertiwi oleh kaum sebangsa dan setanah air
Titimangsa : Lombok 22 Februari 2021
Namun. . .
Intinya adalah . . .
Perihal Asa
Daring meresahkan
Daring meresahkan
Indonesiaku Kini
Tapi . . .
Tapi . . .
Tapi sayang . . .
Tapi mengapa masih ada rakyat yang dari kata hidup layak
Bagi diriku seperti membuka peluang luka akan kembali menancapkan durinya
Patah sepatah-patahnya
Namun tidak lupa membekas luka dikala hilang dan meninggalkan memori
Hingga air mata akan mengalir karena tak mampu membendung patahan itu
Cukup sudah luka membekas yang sudah sering kurasakan dari patahan itu
Ramadhan ya ramadhan
Daring
Katanya…
Lupakan dirinya dan memori jejak yang indah dikala bersamanya dulu
Tapi …
Katanya . . .
Katanya pula . . .
Bahwa takdir hidupmu dihabiskan hanya untuk mengabdi dan menjaga nusantara
Loyalitas terhadap negara ini bagimu terus tertanam dalam nadi dan jejakmu
Semua kan teriringi oleh sangkala dan doa dari orang-orang tercinta
Karena pengabdian mereka tidak bisa digantikan oleh uang dan harta
Akan tetapi . . .
Kebanyakan insan hanya mampu menilai sesamanya dari satu pandangan saja
Namun mereka tetap indah bila di pandang makhluk lain termasuk insan
Jadilah insan bermanfaat meski diremehkan
Cukupkah kisah ini atau hijarah untuk menahu arah gelombang arus aksi ini
Acap arah-Nya tidak akan membiarkan gelombang itu terhenti oleh batu besar sekalipun
Betapa cinta dan kasih sayang-Nya tidak akan bisa disamakan dengan makhluk-nya
Akankah diri ini akan tetap dicintai oleh-Nya sedangkan diri ini sering melalaikan-Nya
Cinta dan kasih sayang kepada-Nya tidak akan tergantikan oleh makhluk-Nya
Namun ikrar itu terkadang hanya manis di birai-birai dan hati tidaklah sesuai dengan fakta
Kini sosok tulang rusuk ciptaan-Nya akan belajar menjadi hamba-Nya yang lebih baik
Hingga bisa berjumpa dengan-Nya bersama utusan-Nya sebagai sosok yang paling
dicintainya
Jika keindahan bunga putri malu mampu membuat setiap yang memandang takjub
Namun itu tidaklah menggoyahkan diri untuk tetap melangkah melalui karya
Tetap berjalan tetesan tinta
Namun ingatlah. . .
Malah dibuntung
Cukuplah ya Tuhanku
Penjajah bukan berasal dari bangsa luar tapi dari bangsa sendiri
Hingga mengubah wasiat negara dalam sekejab adalah hal mudah bagi mereka
Tidak perlu lagi berkeinginan merubah karena itu sudah menjadi wasiat
Tapi apalah bagi mereka itu tidak pernah ada rasa bersyukurnya
Hingga rakyat hanya memakan nasi bercampur kecap mereka tidak peduli
Perkenalkan namaku Yanti Julian Zila. Lahir di Dusun Bagek gaet, Desa Pohgading
Timur, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, NTB, 05 Juli 2001. Aku aktif
menulis puisi semenjak aku kelas 3 SMP namun aku baru serius bergelut di dunia
kepenulisan tak terkecuali karya sastra terutama puisi semenak kelas 3 SMA hingga
sekarang. Sekarang aku merupakan salah satu mahasiswi aktif di salah satu perguruan tinggi
swasta yang ada di Lombok Timur,NTB yaitu Universitas Hamzanwadi dengan mengambil
program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Beberapa naskah puisi sempat
launcing salah satunya berjudul buku“Serpihan Cinta”. Selain itu, aku sekarang mencoba
membuat komunitas yang bergerak di bidang literasi dan kepenulisan karya sastra yang
dinamakan Komunitas Pecinta Pena Literasi (KPPL) serta ikut menjadi bagian pengurus di
Komunitas Motivator Milenial Indonesia (KMMI), Komunias Indonesia Muslim Friend
(Komunitas IMF), dan WDL Academy Indonesian. Dan juga aktif di beberapa organisasi
internal kampus yakni UKM Sentral Ikatan Mahasiswa Ilmiah Kampus dan Ikatan Jurnalis
Kampus (IJK) serta bergabung di organisasi eksternal kampus yakni Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia (PMII). Motto hidup Belajar Untuk Bisa, Pengalaman Untuk Berbagi dan
Menulis Untuk Di Kenang.