Anda di halaman 1dari 17

KUPULAN KARYA SISWA PUISI

MALAIKAT  TANPA  SAYAP

Oleh : Meisy Triana Dewi

Tunjukanlah… tunjukanlah kepadaku…


Dimana letak perhatian yang lebih besar
Selain perhatian dari seorang ibu…
Dimana adanya sumber kasih sayang yang lebih tulus
Selain kasih sayang dari seorang ibu..
Dimana ada pengorbanan yang lebih pedih
Selain pengorbanan seorang ibu

………………………………………………………………………………………………………

JASA SEORANG IBU


Oleh : Dewi Lestari

Ibu …………

Kau merintihkan tangis di saat melahirkan ku


Kau kuat merasakan sakit demi kehadiranku di dunia ini
Pengorbananmu begitu besar
Namun entah bagaimana membalasnya
Kau rela memberikan waktu dan semua yang kau miliki

Namun ……………

Seringku menyakiti dan melukai hatimu


Sering aku bantah dirimu
Tapi sabar dan tabah selalu menyertai hatimu,ma’afkan diriku ibu …….
Rasa rindu di hatiku begitu dalam karena jauh darimu …..

Jasamu ……

Sungguh semua jasamu begitu mulia


Ku sangat mencintaimu ibu ……
Dan begitu malunya diriku ….yang tak bisa membalas semua kasih sayang dan jasa –jasamu 

penerang …..

Kaulah pelita hidupku yang gelap,kau juga yang menghilangkan rasa gelisahku
Kau jadikan rasa gelisahku menjadi rasa yang tentram
Kau buat rasa sedihku jadi bahagia
Di kala kau sakit kau berkata baik,di kala ku sedih kau katakan bahagia
Dan di sa’at kau lelah kau berkata semangat,kau katakana itu semua hanya karna diriku

Do’aku …..

Dalam pengabdianku padamu ….


Ku sertakan do’a untukmu …..
Semoga kau di sana tetap dalam lindugan alloh ….
Dan semoga ku tetap besamamu di dunia hingga di surga nanti

………………………………………………………………………………………………………

IBU PAHLAWAN HIDUPKU


Oleh : Athiyatul mukaromah

Oh ….ibu …..

Ibu engkaulah wanita pelita hatiku


Engkau yang telah melahirkan dan membesarkanku
Engkau yang telah mengasuhku dengan sabar

Ibu …….

Betapa sabarnya engkau merawatku


Betapa besar pengorbananmu di sa’at melahirkanku
Sesakit apapun dirimu , tetap kau tahankan demi anakmu
Tanpamu entah bagaimana hidupku
Karena engkau yang telah merawat dan membesarkanku
Jasa – jasamu begitu besar tapi aku tak mampu membalasmu
Ma’afkan aku ibu
Ma’afkan aku yang belum bisa membahagiakanmu
Terima kasih ibu
Engkau telah merawatku
PEREMPUAN TERHEBAT
Oleh : Dewi Fatimah

Oh …. Ibu

Sungguh besar jasamu


Sungguh besar pengorbananmu
Betapa aku menyayangimu ibu
Ibu kaulah pahlawanku
Kau selalu menghiasi hari – hariku
Entah apa yang bisa ku lakukan tanpamu
Kau rela membagi jiwa ragamu untuk anakmu
Bahkan kau rela mempertaruhkan nyawamu
Demi mengeluarkanku dari rahimmu
Kau membesarkanku dengan kasih sayang

Ibu …..

Aku ingin selalu bersamamu


Aku tak ingin kehilanganmu
Terima kasih ibu atas apa yang telah kau berikan
Kau yang telah menjagaku selama ini
Terkadang aku sering membangkang
Tidak menuruti nasehatmu ibu

Ibu …..

Ma’afkan anakmu
Ma’afkan aku yang belum bisa membahagiakan serta membalas jasa – jasamu
Hanya do’a yang bisa aku berikan
Semoga aku bisa membahagiakanmu
Sebelum aku atau ibu tiada
Santri

Oleh: Noura Ramadhany

Sederhana jiwaku…
Sederhana pula ragaku…
Cahaya terpancar di wajahku
Fardu dan taqwa menghampiriku

Banyak kawan dan kerabat


Suka dan duka sarat tersirat
Kasih dan sayang ku rawat
Terbentuk insan mandiri dan kuat

Doa semangatku
Karib pelipur duka lara
Guru lentera bahtera
Kuraih sinar di muka pintu

………………………………………………………………………………………..
Puisi Hari Santri Nasional
Laksana surga bumi pertiwi
Keluarga, Orang Tua, serta kampung halaman
Rela kami tinggalkan demi memperbaiki peradaban negeri
Ditempat kami berpijak
Ditempat kami tinggal sejenak
Pikiran, tenaga serta do’a
Sudah kami kerahkan
Peluh dan air mata
Turut menemani perjuangan
Tak hanya ilmu yang kami perjuangkan
Namun,
Jiwa raga kami juga siap berjuang untuk dunia dan akhirat
Aku santri
Kita santri
Dengan bimbingan sosok kyai Syeih Ahmad Rifa'i
Aku mulai mengerti ajaran Islam yang hakiki
Kemilaupun mulai ada dalam kegelapan
Kesabaran yang seakan tak ada batasnya
Kebersamaan yang melekat dalam jiwa
Keikhlasan terhadap apa yang kami terima
Hinggaku semakin mencintai
Keberadaan-Mu Yaa Illahi Robbi

Harapan nyata telah menyapa


Tuk mengubah maya menjadi nyata
Merubah dunia fatamorgana
Menjadi hamparan insan mulia
Mengukir sebuah prasati santri
Bukti-bukti kami padamu negeri

…………………………………………………………………………………………………………………………………….

Kehabisan Waktu
oleh : Ida Raihan
waktu…
bukan engkau yang tak tepat datang tapi aku
mengulur keterlambatan lima menit lagi, aku
suka menawar lupa tugas dan kewajiban
terhanyut tawaran indah permainan hingga
aku terlambat capai tujuan.

engkau tak sudi menanti meski telah


kuwanti-wanti
karena, engkau bukanlah asmara
yang mudah tergoda dengan seulas senyum yang menawan. engkau
bukan manusia setia sebab cinta.
tak sudi menunggu walau lima menit saja

aku tak jadi pemenang kehidupan. saat


merayap pada titian
tersentak hati tika menyadari
aku sudah di ujung lenyapnya mentari.
semakin menyesali akan cita-cita yang harus digenapi saat usia
bukan lagi perawan
aku kehabisan jatahku.waktu…
Pasung
oleh : Rurin kurniati

tak peduli pada roda-roda masa yang


berputar dalam kelam menatap nanar
pada titik cahaya yang muncul
berpendar mata sayu -nya yang tak
berdosa menggambarkan derita tiada
tara
wajah putih pucat tak berdaya
lukisan siksa nan merana

pedih
suara raungannya yang tak henti
memberitakan masa remaja yang amat
nyeri siapa peduli?
dirimukah, yang masih bermain-main dengan hari?

schizofrenia
nama manis untuk ketidakwarasannya
menghadapi sisa masa hidup dalam pasung
dunia 17 Tahun usianya
siapa yang peduli?
dirimukah,Yang masih bersikap manja terlena dunia fana ?
aku berbisik lirih pada Tuhan meminta hidup waras tak
terpasung sia-sia untuk berbuat baik sepenuh usia
Pepasir Kehidupan
oleh : Jazim Naira Chand

terbalut darah
terkapar lemah mencecap
senyum bertakbir mengecup
selamat datang jiwa

tertatih aku mengeja langkah tanpa


suara; menggores a ba ta tsa
tanpa nada; melantunkan syair bocah
tanpa arti; membaca alam

terlupa aku; pada langkah pertama


tersedak aku; pada suapan pertama
terpukau aku; pada jamuan pertama
terlena aku; pada perjamuan malam pertama

berjalan tanpa bintang


tersesat di padang gembala
mentari mencium tubuh dan jiwaku yang
berkarat mencoba mencecap; tapi pekat
menyergap
duniaku berakhir sunyibumi memelukku, pepasir
mencumbuku ketika Munkar Nakir bertanya, aku gagap;
:...........; tanyakan pada insan yang mengecup jiwaku
Setetes risalah untuk bidadari langit
oleh : Rusmin nuryadin

ingin aku berbicara dengan bidadari kecil langit


kemudian membahas tentang perjalanan
umurnya, ada yang begitu mengaggumkan,
saudari.

telah tertutup rasa-rasa malu pada


titik-titik lenggokan tubuhnya
dengan sehalai air mata bening yang tak terbungkus
disetiap nadinya

telah mereka gerogoti puing-puing


yang telah lama anak adam anut
dari jiwa iman yang tebal

namun saudariku,
mengapa engkau tak ingat bidadari sesungguhnya

wahai risalah langit


titiplah salam aku pada bidadari-bidadari itu
tak usah jemu engkau kabarkan bahwa bagiku mereka
“lambang kemuliaan”
Untaian kehidupan
oleh : Zahratunnisa

disaat tangis memecah sunyi


memulai bakti kepada Ilahi tiada
keresahan merajai hati
menjalani hidup dikemudian hari begitu
jiwa telah merekah
memberikan warna baru dalam kehidupan
akan menanggung perbuatan yang telah tercipta

raga telah terbilang senja pesona tak


lagi terpancar indah tak bercahaya tak
jua membekas tak lagi indah dalam
berkias
tak lagi lantang dalam membela

derap langkah tak lagi berarah


meninggalkan jejak jejak kecil penuh
perjuangan merangkai mimpi putih telah
pergi
berganti hitam menjelma merajai diri
menutupi jiwa yang sunyi
berharap pengabdian diri
menjelma sebagai bidadari dalam surga Ilahi
Mengingat Masa
oleh : Muhimmah

setiap aku pandang


jarum jam berlarian aku
kehilangan! huruf demi
huruf kata demi kata
pada naskah panjang yang harus
kuselesaikan entah kapan

aku ingin menyimpan lembaran


usang yang tertanam sejak kali
pertama aku hadir
dalam kolaborasi cerita anak manusia
masa berputar
gugus berpendar di
hatiku
di hatimu di
hatinya

seandainya masih kita teruskan


adegan percintaan jaman purba
ilustrasi kekanakan tentang dunia atau bayangan sajak-sajak
yang hilang?mungkin,esok menjelang tanpa kata
Aku, Hidupku, dan Jalanku
oleh : Kawako Tami

hidupku..
puisi terindah dari Yang Maha Kuasa.. kau
lihat setiap detiknya..
adalah larik dan rima yang berbeda..

hidupku...
simfoni menakjubkan dari Sang Pencipta setiap
hela nafas
adalah nada dan ritme perjuangan..

aku..
roman terbaik..
dari Sang Maha Sempurna yang tak
seorang penulispun mampu
menuliskannya

aku adalah puisi, simfoni


kisah
jalan berliku yang penuh tawa dan air mata
Jalanku..
rekaman sejarah
yang mengalahkan perang dunia dan baratayudha.. yang
ditulis oleh tinta tak kasat mata

karena aku..
hadiah dari Tuhanku..
untuk dunia dan alam semesta makhluk
kecil yang sangat sederhana
yang tak berhenti bermimpi untuk sempurna
sebagai manusia..
Perjalanan Waktu
oleh :Wien.Monik

fajar merambat di ufuk timur

menyongsong mentari hingga ke tengah hari

saat dimana sengat teriknya menancap pada dinding

jiwa menggelora bagai deru ombak samudera

tak kenal arah,tak pernah lelah, tak ada batas

asa hingga senja menggamit di tepi langit

cakrawala beralih rupa, berpayung awan teduh

terkadang langitpun menggelap ditayang jelaga

mendung diseling hujan merinai hingga deras

membadai

tak ada tangan sesiapa sanggup

menghadang ketika waktu bergulir

menjemput petang

segala keangkuhan merepih pada rimbang malam

merunduk tunduk mengurai sisa jejak tapak

menambatkan hasrat, penat menyongsong

kesendirian berkawan malam meluruh diri dalam


simpuh.

Anda mungkin juga menyukai