Anda di halaman 1dari 59

i

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas nikmat dan rahmat-Nya, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
sebuah buku Antologi Puisi. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.yang telah menunjukkan jalan kebaikan
dan kebenaran di dunia dan di akhirat kepada umat manusia.

Buku ini merupakan buku yang berisikan puisi karya siswa SMA Negeri 1
Ciamis khususnya kelas X MIPA 3 yang dengan sengaja kemampuannya
untuk menghasilkan sebuah karya Antologi Puisi.

Antologi Puisi ini dapat selesai dengan baik karena campur tangan banyak
orang, kami berterima kasih kepada orang-orang yang berpatisipasi dalam
penyelesaian antologi puisi ini, khsususnya kepada Ibu Guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia kami, Ibu Fifi Sopia Lutfiati, S.Pd.,Gr atas
bimbingannya.

Berikut ini kami mempersembahkan sebuah Antologi Puisi dengan judul


“Galeri Tinta Posthree”, walau jauh dari kata indah dan sempurna dengan
harapan bisa belajar dan terus berkarya. Lika-liku pahit getir pengorbanan
tinta mewarnai setiap lembar yang menjadikan perjalanan buku ini. Penulis
berharap karya-karya yang telah diterbitkan ini dapat membawa pembaca
masuk ke dalam imaji rasa yang begitu luar biasa.

Akhir kata, maaf pun kami sampaikan. Karena dalam ucapan “tiada gading
yang tak retak” karena tidak ada manusia yang sempurna. Karya kami
masih banyak kekurangan dan kesempurnaan. Kami harap kritik, saran dan
masukan yang membangun agar kami bisa terus memperbaiki karya kami
berikutnya.

Salam dari hati yang penuh makna.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................... ii

SENJA................................................................................................ 1

KEPING HARAPAN ......................................................................... 2

AKU ................................................................................................... 4

LANGIT JINGGA .............................................................................. 5

IBU..................................................................................................... 6

BERTAUT ......................................................................................... 7

PUISI MODERN................................................................................ 9

HATI YANG GELISAH .................................................................. 11

JARAK ............................................................................................. 12

BULAN ............................................................................................ 13

PARA GURU KU ............................................................................ 14

AWAN ............................................................................................. 15

KESENDIRIAN ............................................................................... 16

NABASTALA .................................................................................. 18

FAJAR MENANTI HARI ................................................................ 19

ALBUM SENJA............................................................................... 20

ii
IMPIANKU ...................................................................................... 22

GARIS KEHIDUPAN ...................................................................... 23

KESETIAAN ................................................................................... 24

SANDIWARA DAN HARAPAN .................................................... 25

REMAJA .......................................................................................... 26

DUNIA YANG FANA ..................................................................... 27

TERBELENGGU KENANGAN ...................................................... 29

Pelangi.............................................................................................. 30

ANTOLOGI PUISI .......................................................................... 32

SANDAL.......................................................................................... 33

Tepi Pantai ....................................................................................... 35

Keindahan Alam ............................................................................... 36

Anila Renjana ................................................................................... 38

KAWAN SEJATI ............................................................................. 40

DERMAGA...................................................................................... 42

Hujan ................................................................................................ 44

MENTARI........................................................................................ 47

KAU ................................................................................................. 49

iii
SENJA
Karya : Wafa Azkia
Dikala mentari sudah mulai terbenam
Disitulah engkau mulai terlihat
Bumantara yang begitu indah
Terlihat burung berterbangan kembali ke sarang

Aku berjalan di pesisir desir pasir


Melihat keindahanmu yang terpancar
Anila yang meliuk-liuk
Pasir dan bebatuan meniup kencang

Tanpa kau sadari


Kau hadir begitu indah
Kau hadir memberikan kenyamanan
Kau hadir memberikan ketenangan
Dengan warna jinggamu terpapar di bumantara
Membuat aku terkagum melihatmu
Senja..

1
KEPING HARAPAN
Karya : Siti Ulfa
Harap yang tenggelam hingga hirap,

Menyisakan kepingan yang sudah tak lengkap,

Menggores setiap raga yang datang untuk menetap,

Membuat mereka lenyap dan tak bisa sekali pun untuk kutatap,

Hati berbisik meminta untuk membenahi diri,

Membereskan kepingan harapan yang slalu melukai,

Tapi ragaku terlalu muak jika nanti harap itu tumbuh


lalu patah lagi,

Dan kini aku tak membiarkan seorang pun untuk


menepi,

Gubukku terlalu rimpuh untuk membiarkanmu tumbuh,

Bahkan Harsa yang ada hanya sebatas semu bagiku,

Jadi tak usah bertamu pergilah dan cari rumah baru,

Biar aku menikmati pilu ditemani Serayu,

2
Kepingan harapku terlalu Amerta,

Untuk kau ubah menjadi asmaraloka,

Hingga yang ada hanyalah nestapa,

Tak usah kau tawarkan buana untuk menumbuhkan harapan yang


sudah tiada,

Karena faktanya kepingan ku terlalu lengkara untuk kembali


sempurna.

3
AKU
Karya : Haiqal Andika
Aku ini siapa…

Hanya orang yang melangkah

Seorang diri

Penuh dosa

Aku ini siapa…

Hanya seberkas sinar gelap

Dari sekumpulan sinar

Yang bercahaya

Aku ini siapa…

Hanya sebuah batu karang kerdil

Tengelam menggigil seorang diri

Di luasnya lautan yang tak terhitung

4
LANGIT JINGGA
Karya : Hapid Novaldi
Ketika sore berubah jadi malam

Disitulah langit jingga mulai terlihat

Langit jingga yang terlihat indah

Walaupun terlihat dari kejauhan

Walaupun dari kejauhan tapi indahnya tak terlupakan

Langit jingga itu sangat indah dan sangat memanjakan mata

Siapapun yang melihatnya pasti akan terus meliriknya

Langit jingga itu sering disebut senja

5
IBU
Karya : Orlian S
Hari demi hari kulalui bersamamu
Kini waktu telah berputar bagai roda tak berhenti
Sejak kecil aku selalu dibelai tanganmu
Walau rintangan dan cobaan silih berganti

Wahai ibuku…
Kini perubahan padamu mulai tampak
Dalam ketegaran dan kekuatanmu merangkul debu
Rambut hitammu menjadi putih, tubuh tegakmu kini
membungkuk

Oh…ibu…
Keikhlasanmu yang mendidik dan membesarkanku setulus hati
Engkau pahlawan yang sangat berarti bagiku
Hingga disaat maut mencabut nyawa ini

Oh…ibu…
Nafas demi nafasmu selalu teriring doamu yang suci
Yang menjagaku dan menyelimuti hatiku
Dari pagi hingga malam hari

Wahai ibuku sayang…


Akankah aku dapat membalas jasa – jasamu
Kasihmu selalu terbayang
Dalam setiap langkahk

6
BERTAUT
Karya : Sindy Fitria A
Ibu....
Gadis mungil yang au gendong saat kecil
Kini sudah beranjak menjadi dewasa
Menjadi anak yang harus berkelahi
Dengan kenyataan dan keadaan

Melewati kerasnya dunia


Benar – benar berjuang untuk masa depan
Ku pikir semakin dewasa akan semakin baik
Tapi ternyata...
Semakin berat untuk dilalui

Ibu....
Gadis mungil yang dulu sering menangis karena hal kecil
Sekarang....
Sudah tumbuh menjadi dewasa
Yang sering menangis dipatahkan keadaan
Harus bangkit meski sakit
Do’akan gadis mungilmu ini bu
Yang sedang beranjak menuju dewasa

Ibu....
Menjadi dewasa ternyata tidak enak
Aku terlalu lemah untuk menghadapi dunia ini
Bukankah tak mengapa aku menangis
Aku semakin dewasa
Tetapi engkau semakin rimpuh

7
Tuhan....
Tolong....
Tolong beri ibuku hidup lebih lama lagi
Melihat kesuksesanku
Disuatu hari nanti

Bu....
Terima kasih atas doa, perjuangan, dama, dan dekapanmu.

8
PUISI MODERN
Karya : Dzikri Azizul H
Di Bawah Langit Biru Yang Tiada Batas.
Di Tengah Hiruk Pikuk Dunia Yang Semakin Sibuk.
Kita Mencari Arti Dalam Kata-Kata Modern.
Puisi Ini Tak Terikat Oleh Rimba Dan Rima. Kata-Kata Menjalin
Makna Dalam Irama Baru. Seperti Petir Yang Melintas Di Malam
Kelam.
Di Ponsel Kita, Pesan-Pesan Tak Terucapkan Terbang. Kita
Mengungkapkan Rindu Dalam Emotikon Dan Huruf Kecil. Dalam
Dunia Maya, Puisi Berganti Wujud.
Emoji Tersenyum Melambai Dalam Kesepian Malam. Komentar
Dan Like Menjadi Simbol Persahabatan Palsu. Namun Di Balik
Layar, Hati Tetap Merindu.
Puisi Modern Menggambarkan Kehidupan Yang Nyata. Cerita-
Cerita Terbuka Tanpa Batas Dan Filter. Kita Berbagi Kebahagiaan
Dan Kepedihan Dalam Unggahan.
Tak Ada Aturan, Tak Ada Batasan. Kita Menulis Dengan Suara
Kita Sendiri. Dalam Puisi Modern, Kita Menjadi Penulis Sejati.
Namun Dalam Kerumunan Kata-Kata Yang Tak Berujung. Kita
Mencari Keheningan Dalam Jangkauan Tangan. Di Sela-Sela
Huruf, Masih Ada Kebisuan.
Puisi Modern Menyapa Dengan Cahaya Layar. Namun Dalam
Sunyi, Kita Merindukan Sentuhan Nyata. Dalam Pergulatan Dunia
Maya, Kita Menemukan Kesejatian Diri.

9
Inilah Puisi Modern, Berbicara Dalam Bahasa Baru. Mengalir
Dengan Kecepatan Teknologi Yang Tak Pernah Berhenti. Namun
Di Dalamnya Terdapat Keindahan Yang Tak Tergantikan.

10
HATI YANG GELISAH
Karya : Andika Krisna M

Sunyi malam menyelimuti kegelpan

Awan hittam berkumpul mengitari cakrawala


Benang kusut keluar dari benak pikiran

Menghantui malam panjang

Ingin ku berteriak sekencang


kencangnya

Melemparkan selubung derita


Menembus dinding kebencian

Raga ini seolah kehilangan seluruh tenaga

yang dimilikinya

Biarlah ia sejenak terlelap dalam kegelapan


Biarlah aku menangis dalam kesunyian

11
JARAK
Karya : Syareefa
jarak hanyalah ruang

bukan sebuah penghalang

ruang tantang aku dan kamu

yang penuh sesak dengan anca

begitu banyak anca

di antara hubungan kita

tenggelam dalam kalbu

dan penuh rahsa

jarak bagaikan sarayu

yang terdayuh sendirian

seperti hubungan aku dan kamu

yang terpisahkan oleh jarak

12
BULAN
Karya : Reviana K
Di saat malam mulai menyapa

Sinarmu datang memancar

Menutupi gelapnya malam

Menyeritkan ketenangan

Di gelapnya malam yang beradu


dengan indahnya sinarmu

Hembusan angin yang meniup

Dengan hati yang rapuh

Jiwa yang dipaksa menjadi kuat

Bulan..

Di malam yang sunyi ini

Di bawah sinarmu aku tenang

Memejamkan mata merenungi segala hal

Melepas penat yang selalu ku pendam

13
PARA GURU KU
Karya : Ghaniatus

Kalian terlihat tak ragu..


Disaat mengajariku

Walaupun waktu berlalu

Kalian tetap pelita hidupku

Paras kalian begitu bersinar..


Bagai tak mengenal kata menyerah

Segala pikiran kalian tercurah

Demi masa depan kami yang terang

Oh guruku, kau bagaikan bintang..


Yang selalu bersinar terang

Menyinari kegelapan

Dan menjadi lentera kehidupan

14
AWAN
Karya : Rasyad Hail
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi secara berangan

Bertambah lama lupa didiri


Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam alam biru gemilang

Demikian jiwaku lenyap sekarang


Dalam hidup penuh tenang

15
KESENDIRIAN
Karya : Regino
Dalam sunyi malam gelap tercipta
Sendirian kucoba mencari arti
Di dalam dada terdalam tersembunyi
Kehampaan menghampiri tanpa kata

Kesendirian, kau menjadi temanku


Di sepi ini kurasakan heningnya
Namun kadang juga kulelah terhempas
Di dalam diri terdalam kisah sunyi

Aku berjalan di lorong yang sepi


Dalam angan-angan yang kosong
Teringat akan tawa dan ceria bersama
Namun kini kurasakan hampa menyapa

Tapi tunggu, kesendirian yang ada


Bukankah juga menawarkan keindahan?
Dalam kesunyian, terdapat keteduhan
Kemurnian hati, pikiran meluapkan

Kesendirian adalah waktu bercengkerama


Dengan diri sendiri, teman sejati
Dalam sunyi, cobaan dan pertanyaan
Kini kugapai arti hidup sejati

Meski sendiri, aku tak terlupakan


Bintang-bintang bersinar terang di malam
Biarlah kesendirian membentuk jiwa
Menjadi pilar kuat di dalam hati

16
Dalam kesendirian, aku temukan diri
Mengenal kelebihan dan kekurangan
Kugenggam tanganku sendiri erat
Melangkah maju dalam hidup yang sepi

Kesendirian adalah peluk hangat


Untuk menemukan diri yang sejati
Dalam sunyi, kukenal kehadiran-Mu
Kesendirian menjadi berarti.

17
NABASTALA
Karya : Adil Zahiq
Sungguh indah engkau ku pandang
Walau dari jauh
Rasa seperti dekat denganmu

Sungguh hangat dirimu


Membuatku candu padamu
Tak lelah ku mamandangmu
Dari kejauhan

Saat malam tiba


Engkau sungguh bercahaya
Cantiknya dirimu
Membuatku selalu memandangmu

18
FAJAR MENANTI HARI

Karya : Tyass
Butiran embun menetes dilebat dedaunan
Ketika itu satu persatu burung
Keluar dari sarangnya
Bersiul bersahutan
Seakan riang menyambut sang senja
Di pergi hilangnya malam

Di sana di timur nan jauh


Perlahan lahan langit
Mulai memutih,seputih
Mega di terpa sang surya
Putih terganti kemilau rupa
Kencana menguning

Saat itu terlihat disana


Begitu indah lukisan illahi
Mutiara mutiara didedaunan
Mulai sirna berganti seri
Ibu pertiwi mulai menari
Berseri menyambut pagi
Terlihat di sisi dengan
Para petani berbakti diri

19
ALBUM SENJA

Karya : Luqman
Ku menatap senja dengan lekat

Sambil menahan perih yang mendenyut di dada

Bolehkah aku menyesal

Telah mengenalnya?

Memori usang mulai kembali membayangi

Angin bertiup menerpa rambutku

Dedaunan lunglai terbawa angin

Menerbangkan puing puing asa

Berharap kenangan ikut terbang jua

Sang surya mulai bersembunyi dibalik cakrawala

Kenangan usang semakin menjerit-jerit

Tak ada yang kuat menerbangkan rasa ini

Tak ada yang bisa hilangkan kenangan ini

20
Mata cokelatmu yang terbias mentari

Rambut anggun mu yang beterbangan

Harum tubuhmu berbaur lembabnya bumi

Kehangatan yang kukenang hingga kini.

21
IMPIANKU
Karya : Fawwaz
Suara yang mengalun merdu
Merasuk hingga kalbu
Jemari yang lihai memainkannya
Inginku menjadi pemainnya

Menjadii pemain piano adalah ciatku


Yang menghibur semua orang
Yang membuat hati senang
Akan ku capai impianku

22
GARIS KEHIDUPAN

Oleh: Daffa Syafiq Muzzakki

Mungkin kita punya banyak harapan


Tapi takdir lebih punya kenyataan
Yang telah semesta gariskan
Atas izin sang pencipta, Tuhan

Manusia hanya bisa menjalankan


Dengan ikhlas walau penuh paksaan

Dikala sulit bertahan


Dan jatuh ke jurang putusasaan
Manusia harus terus berjalan
Karena diam bukanlah pilihan

Namun, dibalik banyaknya beban


Dibalik banyaknya permasalahan
Tersimpul resultan, yang semesta berikan

23
KESETIAAN
Karya : Adela Maharani
Bak segara
tak berujung di malam hari
Bak sungai
mengalir tak bertepi
Waktu terus berputar pada rotasi

Perasaan tak kunjung henti


Menatap matamu
ke dalam kalbu
Lautan emosional tumbuh
Berkembang nan abadi

Tak peduli berapa lama


Musim hujan,
Kini musim dingin telah berlalu
Namun
bayangmu tetap melekat

Apakah di laut,
kota atau pegunungan
Dimana kau pergi
Hati ini tidak berubah
Tetap setia padamu

24
SANDIWARA DAN HARAPAN
Karya : Farrel Putra
Di satu medan bernama politik
terjalin sebuah kata yang dinamakan intrik
ribuan janji palsu menyusup rapi
sebuah sandiwara dimulai
dengan tokoh utama tikus berdasi

retorika manis memikat pendengar


Janji-janji diucapkan dengan penuh rasa lapar
Namun di balik senyum nan elok dan cantik
Ada kepentingan yang disembunyikan dengan cerdik.

Leluhur bangsa menatap dari atas sana


Menyaksikan perjuangan mereka yang telah tiada
Dahulu tercipta harapan untuk masa depan
Kini dihimpit oleh berekor ekor tikus
yang berlindung dibalik peran seorang politikus

Puisi ini adalah seruan untuk mengubah peradaban.


Agar politik tak lagi menjadi arena pengkhianatan.
untuk membangun negeri ini dengan kasih dan
kesetiaan.

25
REMAJA
Karya : Raisa

Putih abu….

Bentala yang asing bagiku

Era pendewasaan sebutannya

Pencarian jati diri tujuannya

Semilir anila menggelitik kulitku

Berikan sapaan di kala lelah

Gamangku akan anagata

Jadikan remaja enggan melangkah

Kisah kasih bak Galih dan Ratna

Hadirkan rona baru

Iringi penatnya belajar

Bagaikan bianglala penuhi jumantara

26
DUNIA YANG FANA

Karya : Nashwa Tannia Sheeva

Dunia yang fana, engkau tempat yang sementara,

Di antara berjuta ragam cahaya dan bayang,

Engkau lautan yang penuh arus dan gelombang,

Penuh pesona, namun juga kepalsuan yang tak terduga.

Dunia yang fana, perjalanan yang tak berujung,

Kita hanyalah penghuni sementara dalam guratan waktu,

Bagaikan debu yang terhembus angin tak berpihak,

Seiring berjalannya detik dan menit, kita akan sirna.

Namun janganlah hampa dan terpuruk oleh kefanaan ini,

Karena di dalam hati terdapat api yang tak pernah padam,

Bijaklah mengarungi lautan yang bergelora ini,

Sambutlah setiap detik dengan keikhlasan dan ketabahan.

27
Bersinarlah seperti bintang di tengah kegelapan malam,

Berbagi dengan kasih dan damai, berkarya untuk


kebaikan,

Lupakanlah dunia yang sementara dan hampa,

Karena kita adalah makhluk abadi di dunia yang fana.

28
TERBELENGGU KENANGAN

29
Pelangi

Karya : Pelangi Yerian

Derai hujan kian hilang ditepis terik baskara

Nabastala menampakan pesonanya

Kirana pancarona membusur indah

Ditemani gemercik rinai

Memamerkan ratna cantik tersenyum ayu padaku

Menciptakan gelora harsa

Namun kelam seketika seiring hirapnya dirimu

Pelangi,

Sang dahayu datang sekedar menyapa lalu menghilang

Menyisakan rasa menyesakkan, menggugurkan bulir air


mata

Perlahan menenggelamkan harapan

30
Akankah dahayu mengukir kembali

Semua rasa yang sempat dahayu ukir?

Membelai kembali setiap inci daksa ini?

Aku memohon, mengadah mengharapkan atensimu

Semesta mengutukku

Bak tak sudi menyaksikan permatanya jatuh

Kedalam rengkuhan samudra pilu

Dahayu, kamu adalah hal yang terlalu agung untuk aku


miliki

Maka izinkan aku sekedar menempatkanmu

Di sudut megah dihatiku,

Aku mencintaimu

31
ANTOLOGI PUISI
Karya : M. Rayhan Herdiansyah

Wahai dunia yang terkutuk

Sedalam apakah cinta jika tak mabuk?

Aku hampa, aku rindu, aku suntuk

Ya tuhan, minum anggur merah yuk?

32
SANDAL
Karya : M. Abinaya Bara H.

Kau slalu temani

Di setiap hari

Kemanapun Aku pergi

Kau berpasang kanan dan kiri

Yang datang

Dan hilang

Entah berapa pasang

Tak bisa kubilang

Bila terganti yang baru

Aku kan sendu

Seiring waktu kan berlalu

Agar tak jemu

33
Siang malam, panas hujan

Kau slalu jadi yang ternyaman

Tetaplah menemaniku kawan

Menapaki proses perjuangan

34
Tepi Pantai
Karya : Geysha

Di sini aku berdiri

Di tepi pantai

Di hamparan pasir putih

Menikmati indahnya pantai ini

Ombak perlahan mulai menghampiri

Membelai kedua telapak kakiku

Dingin pun mulai terasa

Menambah kesejukan di tubuh ini

35
Keindahan Alam

Karya : Hindra Juli Saputra

Di pagi hari…

Kau terlihat begitu indah

Berwarna cerah

Memikat perhatian

Semua kagum

Atas keindahan mu

Keindahan alam…

Tak bersayap

Membuat udara

Lebih segar

Bunga bermekaran

Aromanya sangat harum

36
Di sore hari…

Langit berwarna jingga

Memikat perhatian

Terima kasih sang kuasa

Pencipta segala

37
Anila Renjana
Karya : Lena Amalia Agustin

Kala senja menyapa

Elok warna jingga

Anila melambai

Debur ombak menerpa

Pantai kini menjadi kelam

Anila bertiup kencang

Dingin malam menerpa ragaku

Bak pisau menghunus kulit

Sunyi malam

Bertabur binar bintang

Mengulas memori tentangnya

Membuat diriku tersadar

38
Saat ku memandangnya

Ku ingat jelas raut dirinya

Kala sang empu tersenyum gembira

Bersama Anila menerpa helai


rambutnya

39
KAWAN SEJATI
Karya : Daffa Afzal M.

Kawan, engkau sang pelita dalam kegelapan,

Teman setia saat duka menyergap.

Kita berjalan beriringan dalam langkah,

Menyemai harapan di setiap perjalanan.

Kawan, kita saling menguatkan dan mengerti,

Dalam setiap cerita yang kita rintis.

Kita tak pernah saling menilai atau menghakimi,

Hanya saling mendengarkan dengan setulus hati.

Kini kita bersua dalam kenangan,

Tersimpan di dalam alam jiwa yang abadi.

Meski jarak dan waktu memisahkan,

Kawan, engkau tetap dalam hati.

40
Terima kasih, kawan, atas semua cinta dan dukungan,

Kita berbagi cerita, menghadapi segala tantangan.

Walau kini perjalanan berbeda arah,

Kita akan tetap kawan, selamanya.

41
DERMAGA

Karya: Danella Carisa Imani

KAYUHAN bahtera yang telah rapuh

Mengarungi lautan bersimbah biru keruh

Perjalanan penuh peluh dan riuh

Mencari tempat untuk bersauh

Sandarkan letih dari perjalanan panjang yang


ditempuh.

Berlabuh pada sang “Dermaga” yang senantiasa


menunggu tanpa jenuh

Sang ”Dermaga” pendengar segala riuh

Sang ”Dermaga” pemberi teduh dan perebah


lelahnya tubuh

Sang penyambut kehangatan tanpa peluk,


pengusap pelik dari mereka yang datang sekadar
singgah sekalipun tak pernah sungguh.

Dan sama halnya seperti bahtera pada dermaganya.

42
Kuarungi samudra cinta yang tak bertepi; syarat
akan kerasnya karang, bahaya-bahaya gelombang
yang menerjang, jua sakal yang menghadang.

Takkan jemu aku tuju dermaga hatimu, tempat ku


labuhkan bahtera sukacita milikku.

43
Hujan
Karya : Evita Dwiyunita

Tetesan beribu ribu rintik banyu

Yang menghentak dari bumantara

Membasahi bumi dan seisinya

Di sertai dengan Serayu

Membuat udara terasa sejuk

Hujan mengingatkan ku saat bersamamu kala itu

Aku suka hujan...

Tetapi bukan hujan dan gemuruh petir

Hanya hujan rinai yang membuat hati terasa


nyaman

Aku suka hujan...

Hujan di siang hari

Yang mampu membuatku

44
Ingin pergi dan berlari

Di bawah rintikan air hujan

Berlari, bernyanyi, menari

Teringat di kala bersamamu di hari itu

Tertawa bersama

Menikmati indahnya hujan

Aku suka hujan...

Hujan di malam hari

Yang mampu membuatku

Berkhayal memikirkanmu

Betapa indahnya hari

Yang kita lalui bersama

Titip renjana untuknya

Lewat hujan yang turun malam in

45
46
MENTARI
Karya: Triani Sri Naeni

Embun dipagi hari

Menggandeng arunika memanjakan mata

Menyentuh sanubari

Baskara bersinar tanpa pamit

Seakan mempesona

Anila menyejukan nan menyegarkan

Bumantara begitu menyejukkan mata

Waktu berakhir dengan cepat

Saat pagi memancarkan sinar nan indah

Saat pagi kembali

Ia melukis bumantara dengan keelokan warnanya

Seketika semua berubah saat memunculkan

Keindahan

Ketikaku terpesona olehnya

Ia tak menunjukkannya di malam hari

47
Aku terpukau olehnya di pagi hari

Aku kecewa kepadanya di malam hari

Tapi kecewa itu seakan hilang

Saat malam digantikan indurasmi

48
KAU
Karya : Zidan Dwi Saputra

Menilik tawa mu

Mendengar indahnya suaramu

Tampak jelas dimataku

Wajah manis indah mu

Mengamati langkah mu

Meratapi kisah hidup mu

Terlihat jelas bahwa kamu

Adalah orang yang istimewa

Sifat mu selalu membuatku tersenyum

Saat kau di sisiku kembali dunia ceria

Tegaskan bahwa kamu penyemangat hidup ku

49
BIODATA PENULIS

Wafa Azkiya Siti Ulfa Fuziah Adela Maharani


Penulis “senja” Penulis “kepingan Penulis “kesetiaan”
harapan”

Pelangi Yerian Danella Carisa Imani Reviana


Penulis “pelangi” Penulis “ Khairunnisa
Penulis “bulan”

Fazieza Aluna Raisa Naima Lesmana Triani Sri Naeni


Penulis “Sebuah Penulis “Remaja” Penulis “Mentari”
Kisah Klasik”

50
Syareefa An-nazwa Stefania Suci R. Daffa Afzal M.
Penulis “Jarak” Penulis “Terbelenggu Penulis “Kawan
Kenangan” Sejati”

M. Rayhan H Sindy Fitria Azzahra Ghaniatus Syifa S.


Penulis “Antologi Penulis “Bertaut” Penulis “Para
Puisi” Guruku”

Hapid Novaliadi Dzikri Azizul Hakim Hindra Juli Saputra


Penulis “Langit Penulis “Puisi Penulis “Keindahan
Jingga” Modern” Alam”

51
Evita Dwi Yunita Orlian Syahkhanti Adil Zahiq Fahreza
Pnulis “Hujan” Penulis “Ibu” Penulis
“Nabastala”

Rasyad Hail Regino Althaf Aziz Haiqal Andika


Penulis “Awan” Penulis “Kesendirian” Penulis”Aku”

Luqman Ansyari F. Widya Tyas Hapsari Lena Amali A.


Penulis “Album Penulis “Fajar Penulis “Anila
Senja” Menanti Pagi” Renjana”

52
Farrel Putra K. M. Abinaya Bara H. Nashwa Tannia S.
Penulis “Sandiwara Penulis “Sandal” Penulis “Dunia
Dan Harapan” Yang Fana”

Daffa Syafiq M. Andika Krisna M. Zidan Dwi Saputra


Penulis “Garis Penulis “Hati Yang Penulis “Kau”
Kehidupan” Gelisah”

Fawwaz Karim Geysha Muhammad


M.D.P Adrian
Penulis “Impianku” Penulis “Tepi Pantai”

53
54

Anda mungkin juga menyukai