Anda di halaman 1dari 52

KATA PENGANTAR

Ungkapan puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa yang telah memberikan petunjuk dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penulisan buku Antologi Puisi ini. Sekalipun waktu yang
tersedia sangat singkat namun dengan bantuan berbagai pihak dan arahan dari
Bapak dan Ibu Guru, akhirnya kami dapat mempersembahkan buku ini sebagai
kenang-kenangan dari kelas X MIPA 7 angkatan 24.

Pembuatan buku ini mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada
Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Kediri, yaitu: Drs. H. Sony Tataq Setya S,
M.Pd. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar SMA
Negeri 2 Kota Kediri serta bu Shanti Safitri, S.Pd. yang telah memberi masukan
dalam penyusunan buku Antologi Puisi ini. Semoga semua yang telah
dilakukan ini merupakan amal kebaikan.

Kami menyadari bahwa buku Antologi Puisi ini masih banyak terdapat
kekurangan dan masih memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, berbagai
masukan dan saran dari pembaca dan pemerhati untuk penyempurnaan buku
ini sangat kami harapkan.

X MIPA 7

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................. i

Daftar isi......................................................................................................................... ii

Kesahku Dan Malam....................................................................................................... 1

Asa...................................................................................................................................

Lelah................................................................................................................................

Pahlawan.........................................................................................................................

Keindahan Yang Patut Disyukuri.....................................................................................

Jika Alam Berbicara.........................................................................................................

Jauh.................................................................................................................................

Hanya Tenggelam...........................................................................................................

Hujan Atau Merindukan...................................................................................................

Ibu....................................................................................................................................

Jejak Para Pejuang Pendidikan......................................................................................

Semesta...........................................................................................................................

Bahasa.............................................................................................................................

Sinar Seorang Sahabat...................................................................................................

Yang Kau Anggap Angin Lalu.........................................................................................

ii
Untukmu Pahlawanku......................................................................................................

Guruku Di Masa Pandemic..............................................................................................

Kekasih Allah...................................................................................................................

Pahlawanku.....................................................................................................................

Bayangan.........................................................................................................................

Kenangan........................................................................................................................

Mengejar Impian Yang Terlupakan.................................................................................

Senjaku............................................................................................................................

Kasih Seorang Ibu...........................................................................................................

Sentuh Membangun Negeri............................................................................................

Buku Perpustakaan.........................................................................................................

Sahabat...........................................................................................................................

Sejak Sore Itu .................................................................................................................

Tuan?...............................................................................................................................

Hujan dan Malam............................................................................................................

Buku Perpustakaan.........................................................................................................

Kuasa ..............................................................................................................................

Hujan Tergores Senja......................................................................................................

iii
Hujan Ini Turun Lagi........................................................................................................

Rindu Berulah..................................................................................................................

Sepanjang Hari................................................................................................................

iv
Kesahku dan Malam
Karya : Aida Farah Ramadhani

Malam...

Maaf maaf maaf kembali

Dalam gelap aku menangis

Dalam senyap nan sangat teriris

Ku tahan semakin sakit

Ku lepas takut terdengar

Rasa sesak menghujam dada

Menggerogoti rangkaian jiwa

Sejuta mimpi kian melarikan diri

Seribu angan selalu tak pasti

Singgah di rumah kerapuhan

Lemah yang aku rasakan

Kembali merenung, kembali melamun

Sunyi sepi kian terhina

Memeluk diri berbalutan cerita

5
Asa
Karya : Albirru Salsabilandari

Titik embun membasahi bumi

Burung bernyanyi tiada henti

Mentari pun menyinari bumi

Kulangkahkan kaki dengan pasti

Menuju sekolah tuk menempa diri

Hati baja

Tangan menggenggam bara

Melintasi mayapada

Menatap sang surya

Demi ilmu tak kenal lelah menimba

Setapak pelan tapi pasti

Cita-citaku akan tercapai

Berjas putih

Berhati bersih

Melayani pasien penuh ikhlas

Tak memandang status dan kelas

6
Lelah
Karya : Anikha Putri Yurida

Bagai permata

Rapuh dan kecil

Hilang tak tau arah

Diri ini lelah berjalan

Ingin rasanya menghilang sejenak

Terbebas dari kebisingan

Mengistirahatkan raga ini

Tenang, nyaman, damai

Namun apalah boleh buat

Suka tak suka memang begini adanya

Diterpa dengan perasaan yang sama

Kini sudah hilang rasa

7
Pahlawan
Karya : Arya Bagus Pradana Airlangga Putra
Pahlawan…

Manusia yang rela mengerahkan seluruh tenaga

Rela kehilangan harta dan keluarga

Rela kehilangan semua yang dimiliki

Bahkan rela kehilangan nyawa

Demi membela negri Indonesia

Pahlawan…

Berbekal senjata sederhana dan keyakinan

Mereka menyerang tanpa rasa bimbang

Walaupun satu persatu nyawa hilang

Namun tujuan suci tak akan membuat mereka gentar

Tujuan yang dapat merubah takdir negri kita

Pahlawan…

Jasa mereka tak akan di lupakan

Jasa mereka akan terus di kenang

Karena mereka seorang pahlawan

8
Keindahan yang Patut Disyukuri
Karya : Aven Cantika Agni

Aku terbangun di kala dia menggangguku

Dengan cahayanya yang terang

Ku lihat dari atas jendela

Burung-burung yang saling bersahutan

Suara siulan yang menerpa angin pagi

Nampak indah bersama cahaya

Yang menerangi alam semesta

Air yang berwarna biru laut

Tepat di depan mataku

Deburan ombak yang menerpa batu karang

Dan jembatan yang ada di tengahnya

Sangat cocok untukku

Ku lihat ke bawah lagi dan melihat jalanan

Ada banyak penjual makanan,

Penjual baju, dan penjual cemilan di sana

Dan yang pasti ada yang menjual tenda

9
Untuk bisa bermalam di sana

Pasti sangat menyenangkan

Jika aku segera ke sana

Tapi aku sepertinya tidak bisa

Karena aku hanya bisa duduk di kursi roda

Dan memandangi keindahan itu

Tetapi setidaknya aku bisa melihatnya

10
Jika Alam Berbicara
Karya : Bagus gilang alaya

Jika hujan dapat bicara

apa yang akan ia katakan di setiap butirnya ?

Jika angin menjelma

seperti apakah perwujudannya ?

Jika embun berbahasa

apa yang akan ia rundingkan dengan pagi

sehingga hadirnya begitu menyejukkan hati ?

Jika matahari bersuara

Apa yang akan ia bisikkan kepada bumi

Sehingga hangatnya amat dinanti ?

Jika senja bertutur kata

Apa yang hendak ia sampaikan kepada malam

Ketika semangat bergegas pamit kala petang ?

11
Jika malam mengetahui rahasia alam

Apa yang sunyi ceritakan kepadanya

Sehingga semesta mencatat

Bahwa kita takkan pernah berbunga ?

12
Jauh
Karya : Balqhis Syafira

Jauh

Mimpi-mimpiku menjauh

Sudah terlalu jauh tuk bisa berharap

Hingga mudah untuk jadi tak dianggap

Kau…..tak dapat kugapai dalam diam

Tak dapat taklukkan hangatnya malam

Langkahku yang tak kenal henti

Masih terlalu berat tuk menapakkan diri

Tak terhitung banyaknya luka

Jutaan rasa yang terbuang sirna

Untukmu sekali lagi ku katakan

Kau terlalu jauh untuk diharapkan

13
Hanya Tenggelam
Karya : Berlian Aulia Putri

Aku tak paham

Semua yang aku lihat

Semua yang aku rasa

Semua yang aku dengar

Hilang dan tenggelam

Langkahmu kian melemah

Membiarkanku melanjutkan perjalanan

Kita bergandengan tangan

Walau hanya semu yang terlihat

Senyap dingin

Aku menggigil

Kala dirimu hanya terdiam membisu

Semua telah pergi

Begitu pun denganmu

Hanya tenggelam

Dalam angan yang tak pernah memisahkan jara

14
Hujan atau Merindukan
Karya : Cindy Arisma Putri

Langit mendung, awan menghitam

Mengubah suasana menjadi kelam

Suara petir yang menggelegar

Menggoyahkan pohon yang berusaha tegar

Tetes demi tetes air yang jatuh ke tanah

Beserta angin kencang yang berlalu tak terarah

Menambah suasana pilu dan sendu

Bagi mereka yang sedang dilanda rindu

Bulir air yang jatuh mengalir

Bagai rindu yang kunjung tiada akhir

Bersembunyi dibalik selimut biru

Sembari mengingat kenangan yang telah berlalu

15
Ibu
Karya : Clianta Nadine sugara
Ku tau ibu

Kau sembunyikan letihmu dalam senyummu

Derita malam dan siang selalu menghampirimu

Tak sedikitpun terhenti langkahmu

Tuk bisa memberi harapan baru bagiku

Kadang cacian pun menghampirimu

Kadang pula hinaan melintasi jalanmu

Namun, kau tak pedulikan itu

Bahkan kau terus melangkahkan kakimu

Demi tuk masa depan anakmu

Ku tau ibu

Bukanlah setumpuk emas yang kau harap dariku

Bukan tumpukan uang yang kau minta dalam hasilku

Bukan pula sebatang perunggu dalam kemenangan ku

Namun, keinginan hatimu kebahagianku

Kau selalu berkata padaku

Tentang nasehat, pesan, dan rasa sayangmu

Akupun begitu ibu

16
Aku bisa apa untukmu

Doalah yang selalu kupanjatkan untukmu

17
Jejak Para Pejuang Pendidikan
Karya : Destia An Nisaa Putri

Saat mentari telah bangun di pagi hari

Mentari menyambutku dengan senyum menyemangati

Dengan semangat ku menjejakkan kaki dengan sepenuh hati

Memulai hari dengan semangat yang tak pernah terhenti

Ku baca setiap ilmu dalam buku

Penuh debu namun memberi ilmu

Karena ku tahu kita tak mungkin pintar tanpa membaca

Tak mungkin luas tanpa menganalisa

Walaupun terkadang banyak halangan menghampiri

Namun tak memutuskan semangat ku tuk mengejar mimpi

Karena pendidikan itu murni dan suci

Jangan sampai di politisasi

18
Semesta
Karya : Destia Astri

Keemasan cahaya dicakrawala

Di ufuk barat saat hari mulai senja

Terbelalak mata saat memandangnya

Keindahan dari sang maha pencipta

Sejenak ku terdiam termangu

Melihat sang rembulan menyapaku

Begitu indah mekarkan suasana hatiku

Tak bosan aku memandang pesonamu

Tiba-tiba angin berhembus

Sejuk dengan aroma alami

Aku terhanyut pejamkan mata

Diiringi nyanyian semesta getarkan jiwa

19
Bahasa
Karya : Firdaus Dewansyah

Apakah itu bahasa

Hanya untaian makna dan aksara

Namun gaungnya

Terdengar sampai ujung dunia

Kau gunakan sejurus kata

Demi mencapai akal dan rencana

Perwujudan kecerdasan manusia

Teknologi canggih di alam fana

Bahasa adalah senjata

Untuk sahkan hilangnya jiwa

Walau kadang sia-sia

Nyawalah harga sumber daya

Rusak kedamaian

Angkat senjata perang

Katanya beralasan

Caci maki buatnya berang

20
Bahasa…………….

Bagai badai salju yang menakutkan

Cepat dia menyebar bak bencana

Akibat salah pengertian

Dua desa saling mendera

Oh Bahasa………..

21
Sinar Seorang Sahabat

Karya : Firnanda Putri Ersano

Dalam sebuah kesunyian dijalan pelita

Soal hidup yang kadang tak menentu

Merangkai kisah dalam kesendirian

Ungkapan tulus dari seseorang

Seolah menjadi sinar yang mendadak datang

Berbagai duka dan tawa

Ibarat angin yang menebar keceriaan

Atau bulan yang setia menemani kegelapan

Disaat ku jatuh dan pasrah

Kawan...

Temani bintang yang kesepian ini

Yang cahayanya nyaris pudar ini

Yang enggan menunjukkan kerlip kebahagiaannya

Ayo rangkai sebuah kisah persahabatan

Kisah yang tak pernah berakhir meski ditelan waktu

22
Ayo jalani bersama

Takdir kita dengan penuh perjuangan

23
Yang Kau Anggap Angin Lalu
Karya : Hera Ratu Delima

Dia esa tiada dua,

Malam-malam kau habiskan dengan memuja-muja dirinya,

Kau bilang dia yang terbaik

Dia adalah alasan euforiamu lahir, katanya.

Kau berkata tiada salahnya tuk melabuhkan hati padanya seorang,

Kau biarkan afeksimu menghujani

Tak ayal buat kau semakin dibutakan dengan presensinya yang katamu agung.

Namun, pernahkah kau bertanya

tentang dia yang kau anggap esa

melihat dirimu sama?

Sebab sayang, realita tak semanis mimpimu malam tadi,

Dia kau anggap esa, tapi ia tak anggap kau sama,

Pernah bertanya

apa efeksinya benar-benar tulus seperti yang kau yakini?

24
Sebab sayang,

Yang ku lihat, kau jadikan dia semesta,

Sedang baginya kau hanya seenggok hawa

Akan ia buang tatkala jenuh menyapa.

Naas sekali,

Berhenti berpura-pura berkata

Dia yang terbaik,

Dia anggap aku esa

Dia mencintaiku juga

Walau kau kepayang paham jika ia tidaklah sebaik itu,

Afeksinya adalah dusta belaka kau tahu itu, sungguh.

Jangan sampai mendambanya

buatmu binasa oleh afeksi fana,

Jangan sampai kepayang memujanya

buatmu buta akan luka yang dia torehkan,

Sudahi saja, sayang

Berhenti meluka untuk cinta yang koyak.

Kenapa tak kau hapus bayang-bayangnya

25
Lalu menoleh ke belakang barang sejenak

Melihatku yang kau anggap angin lalu saja,

Kenapa tak kau beri aku kesempatan

Yang sedari dulu ku damba-dambaka

26
Untukmu Pahlawanku
Karya : Hersel Hizkya Prawira

Terimakasih Pahlawanku

Karena jasamu kita merdeka

Hidup di ujung timur hingga barat

Tanpa takut dan gugup yang membara

Kau rela mati demi Kami

Kau rela miskin demi kami

Kau rela menderita demi kami

Untuk Kami Kau rela hancur

Berkatmu Indonesia bisa merdeka

mengepakkan sayap melesat ke langit

Berkatmu Indonesia bisa jaya

Menembus zaman hingga canggih

Tak terbayang jika keberanian itu tak tumbuh di hati kalian

Tak terbayang jika kesabaran itu tak menyertai derita kalian

Tak terbayang jika semangat itu tak membakar bara kalian

27
Kami anak muda, kami bangsa Indonesia

Berterima kasih untuk jasa-jasamu para Pahlawan

Karena perjuangan kalian yang luar biasa

Indonesia bisa menikmati udara kemerdekaan

28
Guruku di Masa pandemic
Karya : Intan Maharani Putri

Apa kabar guruku di masa pandemic


Ternyata mereka tetap bersemangat
Saban hari membolak-balik buku
Terus mengakrabkan diri dengan teknologi

Pembelajaran jarak jauh tiada pernah jadi soal


Pembelajaran tatap muka diupayakan dengan beragam hal
Kolaborasi keduanya tak perlu dijegal
Karena ia percaya corona adalah ujian; bukan wabah pembawa sial

Guruku di masa pandemi terus berjuang


Menata kembali wajah pendidikan yang muram
Memulihkan kembali wajah anak bangsa yang sempat suram
Untuk kembali bersekolah; kembali menggapai cita yang sudah di ujung ambang

Guruku di masa pandemi harus didukung


Guruku di masa pandemi harus diapresiasi
Guruku di masa pandemi harus disemangati
Karena kita ingin langit pendidikan segera cerah, setelah sekian lama digelapi
mendung

29
Kekasih Allah
Karya : Jaisy Nail El Digwi

Kisahmu teramat indah

Bukan tanpa susah

Tapi keelokan akhlak yang kau punya

Membuat hati terpana

Hinaan silih berganti

Engkau tak pernah sakit hati

Tidak membalas dengan kejahatan

Selalu doa baik yang kau berikan

Cahayamu telah tercipta

Lebih dulu dari alam semesta

Engkaulah makhluk paling mulia

Yang menjadi kekasih-Nya

30
Pahlawanku
Karya : Kamela Cahaya Putri

Pahlawanku
Bagaimana Ku bisa
Membalas Jasa-jasamu
Yang telah kau berikan untuk bumi pertiwi

Haruskah aku turun ke medan perang


Haruskah aku mandi berlumuran darah
Haruskah aku tersusuk pisau belati penjajah
Aku tak tahu cara untuk membalas jasa-jasamu

Engkau relakan nyawamu


Demi suatu kemerdekaan yang mungkin
Tak bisa kau raih dengan tanganmu sendiri
Pahlawanku engkaulah bunga bangs

31
Bayangan

Karya : Kaori Hanako Hidayat

Bayanganmu terekam pada permukaan piring, pada dinding

Pada langit, awan, ah, ke mana pun aku berpaling

Dan di atas atap rumah angin pun bangkit berdesir

Menyampaikan bisikmu dalam dunia penuh bisik.

Masihkah dinihari Januari yang renyai

Suatu tempat bagi tanganku membelai?

Telah habis segala kata namun tak terucapkan

Rindu yang berupa suatu kebenaran.

Bayangan, ah, bayanganmu yang menagih selalu

Tidakkah segalanya sudah kusumpahkan demi Waktu?

Tahun-tahun pun akan sepi berlalu, kutahu

Karena dunia resah 'kan diam membisu

32
Kenangan
Karya : Kirana Fairus Mahmada

Yang sedang ternanti

di hadapan sana

tidak aku ketahui bagaimana

jalan ceritanya bakal terbina

Takut

Aku takut

Namun kaki ini

tetap harus dipasak

dan tak bisa terlelahkan

Dan tatkala aku mencipta jeda

dalam langkah

sembari menerobos jauh

ke dalam kenangan

Sungguh aku tak bisa

menidakkan kenyataan

33
bahwa aku sangat merindukan

masa masa yang telah habis

dari waktu

34
Mengejar Impian Yang Terlupakan
Karya : Lisa Rukmana Nur Indriana

Ketika aku terdiam sendirian


Menarik napas dalam-dalam..
Memandang luasnya langit yang membentang
Teringatlah kembali semua impian yang dulu hilang

Telah bertahun-tahun sudah kumenyusuri..


Jalanan berliku yang berkabut tebal
Yang begitu membatasi jarak pandang
Membuatku tersesat kehilangan fokus tujuan..

Mimpi mimpi itu kini berteriak lagi..


Ingin mewujudkan tak mau terdiam lagi
Menggandeng erat hasrat keinginan
Menciptakan bayang-bayang menekan pikiran

Akan aku coba untuk berjalan kembali


Menyusuri jalan yang dulu aku tinggalkan
Karena tak sabar menahan godaan
Yang melupakan semua tujuan..

Inilah impian impian yang kini ingin kukejar


Demi menemukan seberkas sinar
Yang mampu menyinari redupnya kehidupan...
Dan hari-hariku yang semakin terasa suram...

35
Senjaku
Karya : Lutfi Salsabila

Ketika proses mulai menjadi angka

Dan senja pergi meninggalkan mentari

Tak satupun terlihat terang

Begitupula di kejauhan

Keheningan terbias dan menunggumu

Namun senja tak pernah mengingkari

Kesepakatan pergi dan selalu kembali esok hari

Tak pernah lari

Selalu tiba sempurna waktu

Menunggu mentari dan pergi bersamanya

Tak kau sadari betapa indah hari itu

Betapa indah ombak berderu

Menyerbu bibir pantai

Seakan membawa rindu yang hanyut bersamamu

36
Kasih Seorang Ibu
Karya : Moh Ilham Zaki Pranata

Begitu tulus kasih sayangmu

Tak kenal lelah engkau merawatku

Disaat hatiku penuh kesedihan

Engkau selalu ada tuk menenangkan.

Oh ibu...

Tak pernah kurang kasih sayangmu

Demi kebahagiaan putra kecilmu

Dari bibirmu tak pernah terucap kata ragu

Ibuku tercinta...

Tak akan kubiarkan engkau kecewa

Dengan segala usahaku

Aku kan menjadi kebanggaanmu

37
Sentuh Membangun Negeri
Karya : Mohamad Rizal Efendi

Indonesia….

Sang garuda mengepakkan sayapnya

Terbang tinggi di seluruh nusantara

Menaburkan bibit benih keberagaman

Pertanda awal revolusi pembangunan

Mengibarkan sang merah putih membentang luas

Sebagai naluri sebuah tugas

Bagi pendiri bangsa dan negara

Indonesia….

Negeri dimana ku berpijak

Ku memberikan goresan – goresan tangan

Niscaya tugas banyak nan harus diemban

Terus bahu – membahu menggapai cita

Cita negeri Indonesia merdeka

Indonesia, sungguh ku takjub menatapmu

Berjajar rapi ribuan pulau

Dari Sabang sampai Merauke

Berjajar pegunungan menjulang leluasa

38
Hamparan sawah dan air laut nan luas

Sungguh kekayaan alam tiada batas

39
Buku Perpustakaan
Karya : Muhamad Azam Juli Andrean

Usang namun bermakna


Penuh debu namun memberi ilmu
Jarang disentuh, hanya sebagai pajangan
Penuhi lemari dalam kebisuan.

Hanya mereka yang membaca


Yang dapat mengenal
Sumber Inspirasi tak digemari
Sumber referensi justru dijauhi.

Tak mungkin pintar tanpa membaca


Tak mungkin luas tanpa menganalisa
Dangkal dalam pengetahuan
Larut dalam pesona hiburan.

Walaupun diam namun berjasa


Memberikan cahaya pengetahuan
Bagi mereka yang penasaran
Terimakasih buku
Sudah menjadi bagian dari pendidikan.

40
Sahabat
Karya : Muhammad Bagas Junanta P

Sahabat itu ada…


Untuk mengibur kita
Bila kita sedih
Kau ada unkuk menolong kita

Sahabat itu ada….


Untuk mengingatkan kita
Bila kita berbuat salah
Mengingatkan bahwa itu salah

Sahabat itu ada….


Untuk mencurahkan segala perasaan kita
Untuk, mamperbaiki Kekurangan kita
Berjanji untuk kerus bersama

Karena tanpa kau sahabatku


Hidupku sangat hampa
Tanpa kau sahabatku aku tak bisa hidup
Tanpamu wahai sahabatku
Tanpa kau Sahabatku aku bukanlah apa - apa

41
Sejak Sore Itu
Karya : Nabilla Cahya Pertiwi

Kilau cahaya orange menyelimuti sore itu


Indah, tampak indah dan menyilaukan
Anggunmu mengalahkan anggunnya sang dewi
Meskipun hadirmu hanya sebentar

Namun, kehadiranmu akan selalu dinanti


Elokmu memberikan warna di langit sore itu
Penuh keagungan dari indahnya ciptaan yang maha kuasa
Penuh rasa syukur kuucapkan karena masih bisa menantimu

Untuk hari esok, esok dan seterusnya


Kini suryamu sudah siap untuk tenggelam
Menjemput rembulan yang akan menerangi malamku
Menanti pagi dengan munculnya dirimu

Hingga di sore hari ku kembali menantikan dirimu


Lembayung indah nan memanjakan mata
Gradasi warna yang tak bisa terlukiskan dengan sembarang cat
Sebuah hiasan besar penutup waktu sian

42
Tuan
Karya : Qinthara Angel N. P.

Tuan, apa kau tau?


kala arunika tiba ,
ketika aksa ini terbuka ,
sosokmu selalu menjadi yang utama terlintas dalam kepala .

Tuan tampan di kota sana yang tidak aku tau dimana


Yang aku tau tuan hidup sampai
sekarang . Untukku ,
tuan begitu istimewa.

Tuan , kau mampu berlari dengan menebar


senyum , sedangkan aku terpaku tak sanggup
memeluk ,
karena bagimu keadaanku ini adalah ketiadaan yang tak pernah ada

43
Hujan dan Malam
Karya : Rajendra Putra M

Hujan.

Suara air yang menenangkan

Bersama Malam

Menghibur hati yang runyam

Mengenang yang telah pergi

Berharap mereka kembali

Tertawa dan Bercanda seperti dulu

Hingga tidak sadar waktu telah berlalu

Sekarang semua telah berganti

lupakanlah masa lalu

Hari esok masih menanti

Mulailah langkah yang baru

44
Buku Perpustakaan
Karya : Rana Hanifia

Usang namun bermakna


Penuh debu namun memberi ilmu
Jarang disentuh, hanya sebagai pajangan
Penuhi lemari dalam kebisuan

Hanya mereka yang membaca


Yang dapat mengenal
Sumber Inspirasi tak digemari
Sumber referensi justru dijauhi

Tak mungkin pintar tanpa membaca


Tak mungkin luas tanpa menganalisa
Dangkal dalam pengetahuan
Larut dalam pesona hiburan

Walaupun diam namun berjasa


Memberikan cahaya pengetahuan
Bagi mereka yang penasaran
Terimakasih buku
Sudah menjadi bagian dari pendidikan

45
Kuasa
Karya : Ratih Vania Kristanove

Hatiku lelah

Tak mengikuti langkahnya sendiri

Pun ia tak tahu

Atau setidaknya aku tah tahu

Langkah macam apa

Yang harus kuterpa

Jalan semacam mana

Yang harus kudamba

Aku tak kenal kakiku sendiri

Bagaimana mereka melangkah

Dan capai semua yang merekah

Aku tak kenal pikiranku bercara

Bagaimana mereka bercengkrama

Dan memimpikan asa-asa

Mengutarakan segala

Kepada entah siapa

46
Ingin kutanggalkan

Segala yang bukan

Ingin kulepaskan

Semua yang menahan

47
Hujan Tergores Senja
Karya : Rima Heri Anggraini

Hujan mengguyur suasana sore hari

Begitu deras hingga adanya petir

Langit memang selalu terbuka

Untuk hujan senja hari

Hujan tak selalu mendung

Senja selalu menggores tiap tetes

Kehdupan tidak hanya pahit

Manis pun akan terasa

Rintihan hujan menginspirasi

Goresan senja mewarnai

Senja sebelum hujan memang indah

Senja setelah hujan jauh lebih inda

48
Hujan Ini Turun Lagi
Karya : Salsabila Indriani

hujan ini turun lagi

untuk yang kesekian kali

mengingatkanmu

mengingatkanku

tentang rintik

soal waktu yang sedetik

hujan ini turun lagi

menetesi kedua pipi

membasahimu

membasahiku

tentang kenang

soal airmata yang berlinang

hujan ini turun lagi

dari kata yang kau namakan puisi

namamu

namaku

tentang cinta

soal rasa yang pernah singgah

49
hujan ini turun lagi

membekas di lubuk hati

50
Rindu Berulah
Karya : Sufyaan Dzaki

Rindu itu menjelma jadi angin yang terarah,

menyelinap masuk ke ruang hatiku yang masih saja kemarau,

beribu kata cinta pun tak ada artinya,

jika tak bisa menyatukan detakmu ke detakku.

Dan di sinilah aku,

diam bersama sepi

terkoyak penantian.

51
Sepanjang Hari
Karya : Tetania Tasya Sulistiyo Putri

Diawali dengan mentari


Ketika terbangun di pagi hari
Ayam dan burung bak bernyanyi
Waktunya untuk memulai hari

Panas menyengat setiap insan


Bak berada didalam oven
Walaupun berat bak rintangan
Jalani dengan seteguk air dingin

Keindahan yang tak pernah pudar


Disaat senja berpendar
Bak sebuah hadiah tergambar
Nikmatilah hingga memudar

Langit hitam legam


Bak cahaya yang padam
Cahaya bintang di malam
Istirahatlah, selamat malam

52

Anda mungkin juga menyukai