Anda di halaman 1dari 21

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA

PROVINSI BALI
SMA NEGERI 1 KERAMBITAN

Ujian Praktek
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Umum
Kelas/Program : XII MIPA dan IPS
Hari/tanggal :
Waktu :

Petunjuk :
1. Baca / deklamasikan sebuah Puisi di depan kelas!
2. Puisi : Pilih salah satu puisi dari 10 puisi yang telah ditentukan!
3. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar !
4. Pakaian: pakaian sekolah atau dapat menyesuaikan dengan karakter puisi yang
dibacakan/ di deklamasikan!
5. Dapat menggunakan atribut atau properti pendukung pada saat membaca /
mendeklamasikan Puisi!
6. Waktu yang disediakan untuk membaca Puisi/ mendeklamasikan puisi beserta
penyertaan properti maksimal 7 menit!
7.Gunakan ekspresi, intonasi, artikulasi, gerak yang sesuai dengan karakter
puisi yang disampaikan !
8.Puisi yang dibaca/ dideklamasikan/ dimusikalisasikan dapat dipilih salah satu
yang disenangi dari 10 judul puisi yang disediakan.
9. Satu naskah dikumpulkan kepada juri/penilai pada saat akan membacakan/
mendeklamasikan puisi !
10. Naskah yang dikumpulkan diketik rapi!
11. Naskah yang dibacakan/ dideklamasikan diketik dan delaminating!
12. Naskah yang dikumpulkan, masukkan dalam satu map berwarna merah!
13. Naskah Puisi dapat dipilih pada halaman berikutnya.

SELAMAT MEMBACAKAN /MENDEKLAMASIKAN


PERJUANGAN PAHLAWAN
Karya. Drs I Made Sutarpa.

Demi Bangsa dan Negara


Engkau pertaruhkan jiwa dan raga
Mengusir penjajah dari negeri tercinta
Bermodal tombak dan bambu runcing
Semanagat baja di dada
Darah merah pemberani
Menggempur penjajah, menduduki bumi
Bumi Indonesia tercinta ini.

Di dada semangat terpahat


Kobarkan deru perjuangan
Usir penjajah dari bumi pertiwi
Pertiwi Indonesia Jaya

Perjuangan para pahlawan


Tak kenal kata menyerah
Rintangan yang menghadang
Diterobos, dihantam, diterjang
Maju, maju…..
Hutan, gunung, ngarai, bukit ditapaki
Tak kenal payah
Tak kenal lelah
Menembus gelapnya malam
Dinginnya salju
Beratnya medan laga
Dengan satu tekad, Indonesia Jaya
Di dadamu tersimpan baja
N,tuk menghadang musuh Negara
Di badan darah membara
Untuk mengusir musuh bangsa
Di jiwa , tekad tertanam
Usir penjajah dari bumi Indonesia

Perjuangan pahlawan bangsa


Pengabdian luhur tak terhingga
Bagi Nusa dan Bangsa
Bagi bumi pertiwi Indonesia.
Bagi tanah air, tumpah darah Indonesia.
PERTUNJUKAN ALAM
Karya: Drs I Made Sutarpa

Angin malam berbisik, berhembus


Menyeka sepoi – sepoi basah
Dedaunan menari- nari ditiup angin
Camar melayang, dendangkan lagu
Purnama memancar, sebarkan cahaya
Terang, terangi alam semesta
Laut biru terbentang luas
Seakan- akan tiada batas
Tenang dan tenang beriak landai
Di langit, ribuan bintang gemintang
Berkelap- kelip indah cahayanya
Warna perak menyeruak
Warna keemasan menimpali
Silih berganti
Sungguh – sungguh indah malam ini
Pertunjukan alam yang tiada tersaingi.
Menghibur hati, penghilang iri dengki.

Pertunjukan alam sungguh menakjubkan


Di pagi hari sang fajar menyingsing
Kokok ayam bersahutan
Kukuruyuk, kukuruyuk , kok.. kok kok…….
Kukuruyuk, kukuruyuk……kok….kok kok….
Di langit burung bersliweran
Hinggap di dahan berkicau, bersiul
Becicau, becicau, becicau
Bercengkrama dari dahan ke dahan
Semarakan pagi, kilaukan suasana
Sungguh- sungguh menghangatkan jiwa
Sungguh- sungguh menyejukkan hati
Pertunjukan alam, kadang di luar logika
Gunung menjulang tinggi
Dari tumpukan tanah tersusun rapi
Dihiasi ribuan pohon berbagai jenis
Hijau menghijau, tinggi meninggi
Berkelok sungai, air mengalir di bawahnya
Sungguh- sungguh indah dipandang mata
Tak berkedip mata memandang
Menikmati keindahan alam gunung
Dan…. Dan pegunungan ini
Siapa,….. siapa,…… siapa yang membuat
Siapa …….. ?
Sungguh hebat pertunjukkan alam.
JATILUWIH, DESA WISATA
Karya: Drs I Made Sutarpa

Bentang pematang sawah menghampar


Menghijau, menghias sejuknya pagi
Berundag-undag, indah seka,i
Luluhkan hati, tenangkan jiwa
Jatiluwih, desa elok
Di kaki gunung Batukaru
Menebar pesona seisi dunia

Jatiluwih desa wisata nan asri


Menarik wisatawan setiap hari
Menikmati indahnya desa kami
Panorama akan pegunungan memikat hati
Bagi wisatawan yang berkunjung kesini

Wewangian padi, tiupan angin sepoi


Menentramkan hati menyejukkan jiwa
Suara dedaunan pagi berhembus merdu
Menyapa wisatawan yang datang
Menikmati panorama cantik
Menikmati hangatnya mentari pagi

Jatiluwih yang kini diproteksi UNESCO


Sebagai peninggalan dunia
Peninggalan Adi Luhung kebanggaan bangsa
Kebanggaan Bali
Kebanggaan Indonesia
Jatiluwih yang telah mendunia
Membahagiakan, mengesankan
Kuliner tepi sawah selalu menyapa
Makanan minuman hangat sedap
Nikmat kopi Bali yang unik
Seraya nikmati elok, asri
Berundag-undag alam persawahan
Megah, indah panoramanya
Merebut, mencuri hati
Untuk berkunjung, berkunjung lagi

Oh Tuhan, hilangkan keegoisan manusia serakah disana


Lenyapkan semua yang tak pernah adil disana
Berilah kekuatan kepada orang-orang tak berdosa
Orang-orang tak berdosaa .............................
Wahai engkau orang-orang tak berdosa
Tersenyum, tersenyumlah walau menahan pedih di dada
Tuhan akan segera datang, menarikmu dari jurang kesengsaraan
Dari jurang kemiskinan
MENGAPA HIDUPKU BEGINI?
Karya : Drs I Made Sutarpa

Aku hidup di karang terjal


Kering dan berbatu
Keluarga miskin, tak mampu
Susah, digilas roda kehidupan
Susah, makan sekali sehari
Susah, hidupku susah
Hingga beli beras tak bisa

Masalah ekonomi membuat pusing


Pertengkaran ayah, ibu menjadi sering
Lempar gelas, lempar piring
Sering terjadi di rumah beratap pering
Pinggir danau, kian mengering

Masalah ekonomi, hidup keluarga semakin keras


Keras bekerja untuk membeli beras
Dari mengumpulkan botol dan kertas
Di jalanan yang begitu panas
Napas tersengal, duduk pun tanpa alas

Bergerak dari pintu ke pintu


Memungut botol, kardus satu-satu
Bertanya, siapa tahu punya buku-buku
Dan, dan jika dijualpun laku
Kendati per kilonya tidak sampai seribu
Sungguh-sungguh berat hidup tak berilmu
Kesehariannya dapat tak sampai dua puluh ribu
Mengais besi usang terbuang
Diantara sampah dan barang-barang
Dan terkadang yang punya datang
Berceloteh, menggumam dan melarang
Dengan wajah yang sedikit garang
Dan berkata, itu belum dibuang
PAHLAWAN KEHIDUPAN
Karya : Drs I Made Sutarpa

Kulihat kau menghadapi kehidupan


Kulihat kau berkarya
Kudengar kau berbicara
Bercengkrama antar sesama
Mengarungi lautan hidup dan kehidupan

Mata binar membelalak


Menjadi panutan untuk berlaku
Sejuk terasa untaian katamu
Menjadi sugesti dan inovasi
Pada diri dan raga ini
Untuk berlari raih rejeki
Demi hidup sampai tua nanti

Lelah dirimu tak engkau risau


Letih ragamu tak engkau sangsikan
Melangkah pasti kejar hidup bahagia nanti

Pahlawan kehidupan
Semangatmu menjadi jembatan penghidupan
Untuk menjalani setiap kehidupan
Bergerak di roda-roda jaman
Penuh debu dan lumpur
Penuh kerikil-kerikil tajam
Menantang menghadang
Namun keluh dan mengeluh
Namun lelah dan letih
Tak terdengar ...... tak terlihat
Kau terus bergerak .... dan tak bergerak
Menantang jaman, raih asa kehidupan
Wahai sang pahlawan kehidupan
Sungguh besar jasamu
Sungguh mulia pribadi
Menjadi teladan, panutan
Terima kasih, sang pahlawan kehidupan

Sungguh susah hidup terpinggirkan


Tapi aku harus tetap tatap masa depan
Dengan belajar, untuk dapat kemajuan
Kendati penuh dengan beratnya beban
Tapi aku harus tetap berjalan
Berjalan, berjalan dan terus berjalan
Untuk raih cita-cita dan harapan
ROMANSA SANG PENYAIR MUDA
Karya : Drs I Made Sutarpa

Suatu hari, dimalam yang gelap, sepi


Aku duduk termenung sendiri di meja belajar
Ditemani segelas air hangat
Kuambil kertas, kurogoh pena ditas sekolah
Untuk mencipta puisi, tugas esok hari
Kulayangkan pikiran untuk temui temani puisi

Kubayangkan dan interpretasi


Tema sebuah puisi untuk diriku
Kutengok langit dari kaca kamar
Sungguh indah malam ini
Malam yang sangat tenang
Bintang-bintang bersinar terang
Indah, memanjakan mata

Merenung dan tercenung untuk fokus


Mencipta, menulis sebuah puisi
Kuayunkan pena di tangan
Untuk tulis judul puisi
Romansa Sang Penyair Muda

Memperhatikan kerlip bintang di langit


Ingin rasanya memiliki suatu saat
Untuk menerangi setiap tidur malamku
Untuk menerangi setiap langkah hidupku
Langkah yang penuh asa dan cinta
Cinta yang ingin kutambahkan pada seseorang
Yang, yang selalu kuingat dalam sanubariku
Ingin kuabaikan pikiranku
Namun hati, hati ini tak bisa berbohong
Selain ingat, lekat ingin bersama
Kuteguk segelas air hangat
Yang kini telah dingin
Berharap diri akan tenang kembali
Tapi, realita tak sesuai pengharapan

Siulan kecil kulantunkan


Terasa membelah keheningan kamarku
Keheningan malam yang kian merangkak pagi
Kubayangkan paras elok, gadisku
Kusambar pena, untuk tulis sebuah puisi

Puisi yang kudapat dari pikiran hati dan jiwa


Serta sepi, indahnya malam ini
Kutulis, kurenda kata demi kata
Baris demi baris
Bait demi bait
Puisi curahan jiwa, curahan hati
Seseorang yang selalu kudamba, kupuja
KASIH TAK SAMPAI
Karya : Drs I Made Sutarpa

Duduk termenung menatap cakrawala


Di kaki langit, memandang bintang nun jauh
Berkelap kelip, terasa kan menyampaikan pesan
Jemari gemricik ingin merasai
Tangan lembut ingin menggapai
Namun bayanganmu kian tak terengkuh

Aku dengan sepi masih berdiri di sini


Menerawang pandangan menjauhimu
Memikirkan ketidaksertaanmu
Menikmati ketiadaanmu
Meyakini dalam kepedihan kalbu
Suatu saat akan ada terbersit sedikit asa

Rona kasih yang kau tebar


Membuat jiwa sampai terbakar
Mengoyak hati hingga ke akar
Meski aku sudah begitu sabar
Namun engkau belum bisa kujadikan pacar

Dalam kalbu kumengharap


Dalam hati aku tetap meyakini
Dalam jiwaku tertanam sangat dalam
Tak ada kesia- siaan dalam penantian
Tak ada kesungguhan yang terabaikan
Tak ada penantian yang tak berujung
Dengan ketulusan hati aku bersabar
Dengan keiklasan aku bertahan
Untuk selalu tegar,menanti cintamu
Walau kini belum terbalaskan
Tapi aku kan setia berdiri di sini
Walau hati ini terkoyak, merintih
Tapi aku kan tetap mengagumi dirimu

Biarlah dunia tertawa akan tekadku


Sebagai insan gila dimabuk asmara
Biarlah engkau kini semakin menjauh dariku
Namun aku kan tetap setia berdiri di sini
Di sini…….. di siniiiiiiiiiiii……….?????!!!!
JEJAK LANGKAH
Karya : Drs I Made Sutarpa

Ketika terus saja melangkah


Walau banyak peluh membasahi tubuh
Tapi hati ini tidak akan pernah mengalah
Berjalan demi langkah yang kutempuh
Diiringi doa ibu dan bapa
Dibarengi, dituntun senyum abadimu

Di bawah naungan seribu mimpi


Berbaur diantara sesuatu yang tak pasti
Mengais harapan penuh harap
N'tuk mencapai tujuan
Jejak-jejak langkah hidupku

Dinginnya hembusan angin nasib


Bekukan kalbu, dinginkan jiwaku
Perih pedihnya garam hidup
Sirami luka penuh duka
Kerdilkan hati, keringkan jiwa
Padamkan semangat yang kian rapuh

Sesaat langkah kecil berhenti


Di sergap kegalauan hati
Di sandera kegundahan jiwa
Di sayat kegamangan nurani
Dan, dan aku mulai melangkah
Bersiap mulai yang baru
Menata hati yang rapuh
N'tuk menggapai mimpi-mimpi
Yang terbenam dalam hati
Yang terukir dalam jiwa

Kini mentari membuka hari


Menepis malam, mengibarkan pagi
Dan kembali berkuat hati
Dan kembali singsingkan lengan
Merenda mimpi
Merenda harapan
Tapaki jalan, langkahkan kaki
Jalani hidup dan kehidupan
N'tuk capai tujuan
N'tuk capai masa depan
DOA
Karya : Drs I Made Sutarpa

Digelap gulitanya malam


Ku terdiam sepi hening
Menanti cahaya tak kunjung tiba
Menyelinap dibalik gelapnya malam
Menanti untuk dijemput pulang

Ohh Tuhanku
Dalam sepi ku berbisik
Diri ini telah payah, lelah
Dihempas badai kehidupan
Kapankah cahaya datang menghampiri ?
Kapankah bahaya tiba menjemputku ?

Dalam kesunyian ku menangis


Menahan perih, sesak di dada
Bayang-bayang gelap menyelimuti
Tanpa arah ku terus berlalu
Berhari, hingga ditelan gelapnya malam

Sungguh, sungguh pedih ku rasa


Teramat sakit yang kutahan
Tergores sangat ke relung hati

Ohh Tuhanku
Lihatlah diriku yang penuh luka
Luka yang tak kasat mata menghujan jiwa
Dimana engkau aku menunggu cahayamu
Walau hanya seberkas
Untuk menghidupi lentera dalam jiwaku
Tuhanku tunjukkan cahayaMu
Berikan aku kekuatan
Untuk mengusir kepedihan hati ini
Namun sesak semakin sesak kurasakan
Begitu sakit aku tahankan
Begitu pilu tersayat sembilu menindih perasaanku
Lelah, lelah, payah jiwa ini mengubur angan
Kapan, kapan ..................... ?
Kapan penderitaan ini kan berakhir ?
Kapan kebahagiaan datang menyelimuti
Tolong, tolong lihatlah ragaku ini
Ragaku utuh
Tapi, tidak dengan jiwaku ini
TERLUKA
Karya : Drs I Made Sutarpa

Di barat, timur dan utara


Awan beranak menyelimuti bumi
Angin kencang merobek dedaunan
Geliat manusia menahan panas
Panas panas dan panas

Mentari membakar sekujur tubuh


Dan membakar pikiran payah
Makan, minum di mana cari
Anak, biru di rumah menanti
Menanti makan .............
Menanti minum ............. dan dan kemana pergi

Kulit terkelupas dibakar hari


Hari-hari penuh derita
Derita orang-orang republik yang tersingkirkan
Mengais sisa rupiah berbagi rejeki
Berbagi dengan cacing-cacing
Berbagi dengan ulat-ulat
Oh oh oh terluka

Wahai kau bapakku dimana kau kini


Kuatkan anak-anakmu menengadah terkapar
Dia dia terluka
Orang bilang kau kuat
Orang bilang kau kaya
Orang bilang kau pengertian
Tapi kuatlah generasimu merana dan terluka
Terkapar-kapar, menggeliat geliat
Mengeluh derita yang engkau hamparkan
Menggigit duri-duri yang engkau tularkan
Dan dan terluka .......... ka ........... ka ..................

Anda mungkin juga menyukai