Anda di halaman 1dari 15

Alam Ini Indah

Bagai gelombang di angan


Seperti silau matahari menyapa di pengawalan hari
Laksana rembulan yang menyelimuti bentangan laut
Bak bunga yang kehilangan senyum mentari

Walau matahari tersenyum pada bumi


Bagai bola menyongsong senja

Andai aku bisa melayang di udara


Aku ingin menjadi sinarnya yang memelitakan malam
Dan sinarnya yang menemani siang

Ketika mataku terbuka


Matahari pun tersenyum mengintip jendela
Bunga-bunga menari menggodaku
Hingga kubuka tabir
Dan menghirup angin yang lembut

Bumi Indah
Pagi masih berkabut
Daun masih mengembun
Burung masih bernyanyi
Angin masih terasa

Aku melihat awan yang merekah


Bagai samudera lepas di atas
Hari baru pun siap kulalui
Dengan pertiwi yang indah

Desiran angin alam
Merdunya nyanyian semesta
Basahnya rumput di pagi hari
Inilah bumiku
Hijau dan luas
Gunung-gunung yang angkuh
Sejahterah dan makmur
Bumiku,
Tanahku,
Aku ingin selalu menjaganya
Di sinilah aku dewasa
Oh, bumiku tercinta
Bumi raya

Desaku yang Permai


Sawah terlihat mulai kuning
Pagi pun siap bersalam sapa dengan mentari
Membuat ayam-ayam berdendang seirama
Para petani pun siap bekerja

Padi merunduk
Siap untuk ditumbuk
Petani senang
Bersama hasil panennya

Air sungai mengalir lembut


Bagai kaca yang sangat bening
Jiwa dan raga terbasuh
Desaku yang permai

Ramainya obrolan alam
Angin yang bersentuhan dengan dedaunan
Hingga menuju samudera langit
Di pinggiran sungai
Aku menari-nari

Laut yang Ramai


Hamparan laut mengundang
Orang-orang segera datang
Menari-menari memandang bentangan air
Pertemuan pun ditemukan

Datanglah
Dari segala penjur pun datang
Keramaian pun menutupi sepi
Cinta kasih mengalun lagu pantai
Kelabu telah minggat dari sini
Kesunyian guntur yang menggelegar
Turun-turun dari langit pun tiada

Basahnya kaki-kaki dalam tanah


Kesuburan kembali merayap pada pepohonan

Hutan yang Indah


Air dangkal kujalani
Tubuh yang basah mulai kukeringkan
Akar-akar pohon memakan air

Hujan tiada
Kemarau menyambut
Untuk keseimbangan alam

Merdunya burung-burung bernyanyi


Hari baru sebagai tandanya
Aku terpana akan buaian ini
Hanya millikku saja

Sejenak aku menutup mata


Sejenak membentangkan tanganku
Bahagia kurasakan, sejuk, dan bahagia

Pemandangan Indah
Wahai Tuhan,
Aku memendam kagumku padaMu
Dari malam hingga ketemu malam
Tak pernah padam api pesonaku

Hembusan angin gunung


Indahnya tarian tumbuhan
Rasanya nyaman
Bagai taman surga di bumi

Sempurnalah alam ini
Terpesona aku
Terpana aku
Harus dijaga selalu
Agar tak pernah sirna

Terjangan laut pun adalah kebiasaan alam


Batu karang dipecahnya
Aneka fauna terhempas
Dari dasar laut paling dalam

PUISI BUAT PAHLAWAN


Demi sang negeri
Kau korbankan jiwamu
Demi sang bangsa
Rela kau pertaruhkan nyawamu
Maut yang menghadang di medan tempur
kau bilang itu hanyalah hiburan
Nampak jelas raut wajahmu
Tak segelintirpun rasa takut
Semangat membara di dalam jiwamu
Taklukkan mereka penjajah negeri
Harimu yang berwarna merah membara
Pembunuhan, pembantaian yang dihiasi bunga api
Mengalirkan sungai darah di hadapanmu
Bahkan saat mata air darah itu
Mengalir dari tubuhmu
Namun tak dapat runtuhkan benteng semangat juangmu
Bambu runcing yang selalu setia menemanimu
Kaki telanjang penuh luka
Pakaian lesuh dengan seribu wangi
Basah badanmu kering badanmu
Kini menghantarkan bangsa ini
Kedalam kemerdekaan yang hakiki
WAHAI PENJAJAH
Hai kamu wahai penjajah
Kamu yang merasa tinggi
Kamu semua yang mengusik kedamaian di tanah airku
Kamu semua yang hanya peduli akan bangsa sendiri
Sudah waktunya kalian pergi dari bumi pertiwiku
Pergi
Ibu pertiwi sudah tidak kuat lagi
Dia sudah tidak kuat dengan darah yang kalian tumpahkan
Tidak kuat dengan kejahatan yang kalian nampakkan
Tidak kuat dengan alam yang selalu kalian injak
Pergi
Mungkin memang kalian lebih pandai
Mungkin memang kalian bisa memakai senjata dan kendaran baja
Mungkin memang kalian bisa menciptakan tipu daya muslihat
Mungkin memang kalian penuh dengan kekejaman
Pergi
Pergilah sekarang juga
Aku tak peduli walau hanya dengan senjata dari bambu
Aku tak peduli walau hanya memakai kain lusuh
Aku tak peduli darahku tumpah ruah
PESAN ISTRI PEJUANG

KEBESARAN-MU

Dimana matahari terang benderang

Biji-bijian dan tumbuhan penghias

Kebun-kebun yang subur lebat

Air hujan yang di curahkan


Itulah anugrahmu .

Dimana siang pencari nafkah

Dan malam sebagai beristirahat

Kau begitu adil.

Digelapkan-Nya waktu malam

Diterangkan-Nya waktu siang

Sesungguhnya itu kuasa mu

              TUHAN

Pencipta langit dan bumi

Tempat bepijak dan belindung

Di bentangkan-Nya bumi

Di ciptakan surya penyinar siang

Bintang yang menembus kegelapan malam

Waktu demi waktu sudah di tentukan

Dengan bentuk dan susunan yang sempurna

Engkau maha pengatur

Apa manusia tak mengetahuianya

Esok manusia kan tahu

Menghadap kehadirat tuhan


Semesta alam

               KIAMAT

Langit ditegakkan berlapis-lapis

Dan bumi sebagai sangganya

Matahari sebagai pusatnya

Apabila langit dan bumi

Di goncangkan dengan dahsyatnya

Apabila Sang Surya

Lemah dengan daya hantar sinarnya

Redup tak bersinar

Hancur…..

Dan binasa ….

Apabila manusia dibangunkan

Inilah hari penmbalasan

                   TUHAN

Yaaa….TUHAN

Hanya kepadamu aku memohon

Segalah ampunan atas dosaku

Tak dapat lagi aku katakana


kecuali ampunilah dosaku

Aku telah melupakan kewajibanku

Kewajiban,menjadi hamba Mu

Kini aku hanya bisa meratapi

Atas semua kesalahan

Yang pernah aku hadapi

                TIADA

Mati,aku

Sungguh aku tak berdaya

Sudah umur ku di ambang

Diambang dosa dan kematian

Kaku…..

Kaku tak beryawa

Tak mampu sungguh aku tak mampu

Aku telah dipanggil

Kembali kehadapanmu

Hanya kekuatan ilahi

Penyembuh dan penolang

Hanya uluran tangan-MU


Aku selamat ….!

           MALAM

Ketika malam gulita

Wakytu sunyi senyap

Para kurcaci telah terlelap

Sinar rembulan pengganti surya

Bintang berkedap kedip

Menghiasi malam dan langit

Para jangkrik bersahutan 

Katakpun ikut memeriahkan

Mengisi kesuyian malam

Hanya hamba-hamba yang beriman

Inilah malam setiap doa terkabul

Malaikat telah turun

Mengabsen para ibadah perpanjangan

Para hamba yang shaleh

Tak henti-hentinya berdoa

Memohon dan berdoa

Mencari ridhomu
              DOSA

Ketika menjelang malam

Waktu sudah sunyi senyap

Apabila malam gulita

Waktu sudah di tetapkan

Jika hitam sudah berkabut

Hati sudah berlumur dosa

Hanya ‘dzikir dan taubat

Yang ada sebagai pengobat kealpaan

Apabila waktu terang benderang

Hanya hati suci mampu menerangi

Menerangi dunia kegelapan

Hanya dalam guman hati

Luruskanlah jalan hidupku

              MAUT

Kapan jika kapan-kapan

Nantik,jika kan datang

Andai,jika bila-bila

Waktu tak dapat berlari


Malaikat telah menjemput

Rokh tak bersatu dengan jasad

Hidup dan mati sudah di tetapkan

Berbaring

Terbujur kaku di dalam gelapnya alam kubur

Sendiri

Hanya di temani malaikat

Penolongku hanya amal 

Ditinggalkan di dunia

Sebagai pengenal batu nisan


Semangat Sekolah
oleh : Adinda Yasmine

Kulihat mentari yang berada di ufuk timur


Ku bangun dan mengucapkan selamat pagi
Semangat sekolahku menyala-nyala
Menuntut ilmu adalah sebuah keutamaan

Kulihat mentari yang berada di ufuk timur


Enyahkan kantuk, berlari mengejar mimpi
Karena itu, hal yang telah terpatri di dalam hati
Untuk bekal di hari nanti

Mentari kian merangkak tinggi


Saatnya lelahku menghampiri
Namun semangatku tak pergi
Ku ingin cepat hari seok lagi

10. Terimakasih Sekolahku


oleh : Raya Rizqi M

Sekolahku...
Kau menjadi tempat, dimana aku bisa menuntut ilmu
Dengan sekolah aku mendapat banyak ilmu
Dan juga mendapat banyak teman

Sekolahku....
Aku mendapat nilai yang bagus
Aku bisa belajar dengan sepnuh hati
Itu semua juga berkat jasa-jasamu
Akan kurindukan sekolahku
Sampai dengan sisa umurku

11. Sekolah, tempat terindah


oleh : Dinii

Sekolah adalah tempat terindah bagiku


Disana aku menemukan, banyak hal yang takkan kutemui dimanapun
Apalagi SMA/SMK masa-masa yang sangat menentukan masa depanku

Terimakasihs sekolah atas kenangan yang sangat indah


Semua ceritaku disana, bersama teman, akan selalu ku kenang, selamanya

12. Indahnya sekolahku


oleh : Sasmita Yuli Tri Wira

Oh sekolahku...
Kau sangat indah dan asri
Sekolahku, kau bagaikan pelangi
Sekolahku, kau bersih dan juga nyaman

Sekolahku, kau sangat harum


Layaknya bunga mawar
Sekolahku, pohonmu segar dan daunmu hijau
Sekolahku, bunga-bunga sangat indah

Sekolahku, pohonmu rindang dan juga asri


Sekolahku, kau membuatku mendapatkan banyak teman sejati
Lingkungan, taman dan juga perpustakaan semuanya sangat nyaman
Sekolahku, aku sangat bersyukur bisa mendapatkan ilmu
Kau akan kukenang, sampai menua umurku

12. Sekolahku

Sekolahku...
Tempatku mencari ilmu
Tempatku mendapatkan banyak hal baru
Tempatku bertemu kembali dengan teman-temanku

Namun....
Mengapa kau tidak disayang lagi
Para siswa membuang sampah sembarangan
Tanpa mempedulikan kebersihanmu
Walau begitu
Aku tetap sayang padamu
Kuucapkan seribu satu terimakasih untukmu

13. Sekolahku bagiakan rumah

Sekolahku...
Bagaikan rumah kedua
Aku sangat menyayangi sekolahku
Penuh tawa mendorong semangatku

Aku sangat suka dengan sekolahku


Banyak yang suka belajar di sekolah
Dengan belajar, banyak yang menjadi pandai
Pandai dalam membangun negeri ini

14. Sekolahku

Sekolahku...
Tempat menuntut ilmu
Tempat membekali diriku
Dengan keterampilan dari guru

Sekolahku....
Bersama guru aku belajar
Semua ilmu pengetahuan
Untuk bekalku di masa depan

Sekolahku...
Disanalah aku belajar
Bergaul bersama dengan teman
Menikmati indahnya persahabatan
Terimakasih sekolahku

15. Sekolahku Tempat Mencari Ilmu

Matahari terbit di pagi hari


Embun pagi membasahi
Halaman sekolahku
Kumelihat pemandangan ini
Setiap pagi
Indah asri dan berseri

Sekolahku...
Tempat kumencari ilmu
Tempatku bermain
Tempat yang selalu
Membuatku gembira
Tetaplah indah, tetaplah nyaman
Tetaplah menjadi tujuanku
Mencari ilmu....

Anda mungkin juga menyukai