KULIAH TUGAS 1
4. .
1) 3 program politik etis yaitu
- Edukasi (pendidikan)
- Irigasi (pembangunan saluran pengairan)
- Imigrasi (perpindahan penduduk)
2) Bentuk penyimpangan yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda terhadap politik etis
ini
▪ Irigasi, penyimpangan ini dilakukan dengan cara pengairan irigasi hanya ditujukan
kepada tanah-tanah yang subur untuk perkebunan swasta Belanda, sedangkan milik
rakyat tidak dialiri air dari irigasi.
▪ Edukasi, penyimpangan ini dilakukan dengan Pemerintah Belanda membangun
sekolah-sekolah. Namun, pendidikan ditujukan untuk mendapatkan tenaga
administrasi yang cakap dan murah. Pendidikan ini dibuka untuk seluruh rakyat,
hanya diperuntukkan kepada anak-anak pegawai negeri dan orang-orang yang
mampu. Tetapi terjadi diskriminasi pendidikan yaitu pengajaran di sekolah kelas I
untuk anak-anak pegawai negeri dan orang-orang yang berharta, dan disekolah II
kepada anak-anak pribumi dan pada umumnya.
▪ Migrasi, migrasi ke daerah luar Jawa hanya ditujukan ke daerah-daerah yang
dikembangkan perkebunan-perkebunan milik Belanda. Hal ini dikarenakan adanya
permintaan yang besar akan tenaga-tenaga kerja di daerah-daerah perkebunan
seperti di perkebunan Sumatera. Karena migrasi ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan pekerjaan, maka tidak jarang banyak yang melarikan diri. Untuk mencegah
agar pekerja tidak melarikan diri, maka pemerintah Belanda mengeluarkan Poenale
Sanctie, yaitu peraturan yang dimana berisi tentang menetapkan bahwa pekerja yang
melarikan diri akan dicari dan ditangkap oleh polisi, kemudian dikembalikan kepada
mandor atau pengawasnya.
5. Validitas internal adalah sejauh mana hasil sebuah studipenelitian klinis tidak bias.
Beberapa karakteristik penelitian mempengaruhi validitas internal.Validitas internal ini
adalah tingkatan dimana hasil-hasil penelitian dapat dipercaya kebenarannya atau
berkenaan dengan derajat akurasi antardesain penelitian dan hasil yang dicapai..
Validitas internal merupakan hal yang esensial yang harus dipenuhi jika peneliti
menginginkan hasil studinya bermakna.Validitas internal mengacu pada kemampuan
desain penelitian untuk menyingkirkan atau membuat masuk akal penjelasan alternatif
hasil, atau masuk akal dugaan sementara (Campbell, 1957; Kazdin, 2003c).
Ada banyak faktor yang mempengaruhi masing-masing validitas. Berikut ini akan di
bahas faktor-faktor yang mempengaruhi validitas internal :
1. Sejarah (History)
Peristiwa yang terjadi pada waktu yang lalu yang kadang-kadang dapat berpengaruh
terhadap variabel keluaran (variabel terikat). Oleh karena itu terjadinya perubahan
variabel terikat, kemungkinan bukan sepenuhnya disebabkan karena perlakuan atau
eksperimen, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor sejarah atau pengalaman subjek
penelitian terhadap masalah yang dicobakan, atau masalah-masalah lain yang
berhubungan dengan eksperimen tersebut.
2. Kematangan (Maturitas)
Manusia, binatang, atau benda-benda lainnya sebagai subjek penelitian selalu
mengalami perubahan. Pada manusia perubahan berkaitan dengan proses kematangan
atau maturitas, baik secara biologis maupun psikologis. Dengan bertambahnya
kematangan pada subjek ini akan berpengaruh terhadap variabel terikat. Dengan
demikian, maka perubahan yang terjadi pada variabel terikat bukan saja karena adanya
eksperimen, tetapi juga disebabkan karena proses kematangan pada subjek yang
mendapatkan perlakuan atau eksperimen.
3. Seleksi (Selection)
Dalam memilih anggota kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bisa terjadi
perbedaan ciri-ciri atau sifat-sifat anggota kelompok satu dengan kelompok yang
lainnya. Misalnya anggota-anggota kelompok eksperimen lebih tinggi pendidikannya
dibandingkan dengan anggota-anggota kelompok kontrol, sehingga sebelum diadakan
perlakuan sudah terjadi pengaruh yang berbeda terhadap kedua kelompok tersebut.
Setelah adanya perlakuan pada kelompok eksperimen, maka besarnya perubahan
variabel terikat yang terjadi mendapat gangguan dari variabel pendidikan tersebut.
Dengan kata lain, perubahan yang terjadi pada variabel terikat bukan saja karena
pengaruh perlakuan, tetapi juga karena pengaruh pendidikan.
5. Instrumen (Instrumentation)
Alat ukur atau alat pengumpul data (instrumen) pada pretes biasanya digunakan lagi
pada postes. Hal ini sudah tentu akan berpengaruh terhadap hasil postes tersebut.
Dengan perkataan lain, perubahan yang terjadi pada variabel terikat, bukan disebabkan
oleh perlakuan atau eksperimen saja, tetapi juga karena pengaruh instrumen.
6. Mortalitas (Mortality)
Pada proses dilakukan eksperimen, atau pada waktu antara pretes dan postes sering
terjadi subjek yang ”dropout” baik karena pindah, sakit ataupun meninggal dunia. Hal ini
juga akan berpengaruh terhadap hasil eksperimen.