Anda di halaman 1dari 6

Asas-asas Kurikulum

Dalam perkembangan kurikulum, banyak hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum
mengambil suatu keputusan. Apapun jenis kurikulumnya pasti memerlukan asas-asas yang harus
dipegang, asas-asas tersebut cukup kompleks dan tidak jarang memiliki hal-hal yang bertentangan,
karena harus memerlukan seleks. Perkembangan kurikulum pada suatu negara, baik di negara-negara
berkembang,negara terbelakang dan negara-negara maju,bisa dipastikan mempunyai perbedaan-
perbedaan yang mungkin mendasar,tetapi tetap ada persamaan.

Falsafah yang berlainan,bersifatotoriter,demokratis,sekuler,atau religius, akan memberi warna yang


berbeda dengan kurikulum yang dimiliki oleh bangsa bersangkutan. Begitu juga apabila dilihat dari
masyarakat,organisasi bahan yang digunakan, dan pilihan psikologi belajar dalam mengembangkan
kurikulum tersebut. Lebih lanjut akan diureaikan empat asas perkembangan kurikulum tersebut.

1. Asas Filosof

Falsafah dalam arti sebenarnya adalah cinta akan kebenaran yang merupakan rangkaian dua pengertian,
yakni philein (cinta) dan shopia(kebijakan). Dalam batasan modern, flsafat diartikan sebagi ilmu yang
berusaha memahami semua hal yang muncul di dalam keseluruhan lingkup pengalaman manusia,yang
berharap agar manusia dapat mengertidan mempunyai pandangan menyeluruh dan sistematis mengenai
alam semesta dan tempat manusia didalamnya. Intinya manusia merupakan bagian dari dunia.
(Bernadid,1944 11).

2. Asas Sosiologis

Asas sosiologis mempunyai peranan penting dalam mengembangkan kurikulum pendidikan pada
masyarakat dan bangsa dimuka bumi ini.Suatu kurikulum pada prinsipnya mencerminkan keinginan,cita-
citatertentu dan kebutuhan mayarakat. Karena itu,sudah sewajarnya kalau pendidikan memerlukan
aspirasimasyarakat.dan pendidikan mesti memberi jawaban atas tekanan-tekanan yang datang dari
kekuatan sosio-politik-ekonomiyang dominan. Berbagai kesukaran juga akan muncul apabila kelompok-
kelompok sosial dalam masyarakat, seperti militer, politik, agama, swasta, dan lain-lain, mengajukan
keinginanyang bertentangan dengan kepentingan kelompok masing-masing.

Dari sudut pandang sosiologis,dalam sisitem pendidikan serta lembaga –lembaga pendidikan terdapat
bahan yang memiliki beragam fungsi bagi kepentingan mayarakat yakni :
Mengadakan revisi dan perubahan sosial

Mempertahankan kebebasan akademis dan kebebasan melaksanakan penelitian ilmiah

Mendukung dan turut memberi kontribusi kepada pembangunan

Menyampaikan kebudayaan dan nilai-nilai tradisional serta mempertahankan status quo

Banyak lagi aspek lain yang turut memberi pengaruh mengenai apa yang harus dimasukan kedalam
kurikulum, yakni yang menjadi kebutuhan masyarakat.antara lain

Interaksi yang kompleks antara kekuatan–kekuatran sosial, politik, ekonomi, militer, industri, kultur
masyarakat

Berbagai kekuatan dominan,sebagaiman diungkapkan diatas

Pribadi pimpinandan tokoh yang memegang kekuasaan formal

Menganalisis masyarakat dimana sekolah berada

Menganalisis syarat dan tuntutan terhadap individu dalam ruang lingkup kepentingan masyarakat

Dalam mengambil keputusan mengenai kurikulum, para pengembang mesti merujuk pada lingkungan
atau dunia dimana mereka tinggal,merespon berbagai kebutuhan yang dilontarkan atau diusulkanoleh
beragam golongan dalam masyarakat.

3. Asas Psikologis

Konstribusi psikologis terhadap studi kurikulum memiliki dua bentuk, yaitu : (1) Model konseptual dan
informasiyang akan membangun perencanaan pendidikan; (2) Berisikan berbagai metode yang
diadaptasi untuk penelitian pendidikan. Dalam memilih pengalaman belajar yang akurat, psikologi secara
umum sangat membantu. Teori-teori belajar,teori kognitif,pengembangan emosional,dinamika
group,perbedaan kemampuan individu,kepribadian model formasi sikap dan perubahan dan mengetahui
motivasi,semuanya sangat relevan dalam merencanakan pengalaman-pengalaman.

4. Asas Organisator

Peranan asas organisator dalam pengembangan kurikulum adalah mengorganisasikan bahan bagi
keperluan pengajaran,salah satu caranya adalah dengan mengorganisasikan bahan berdasarkan topik,
tema, kronogi, isu, logika, proses disiplin.
Sebagai konklusi dari uraian asa organisator tersebut ada 3 hal utama yang perlu diperhatikan yakni :

Tujuan bahan pelajaran

Mengajarkan ketrampilan untuk masa sekarang atau mengajarkan ketrampilan untuk masa depan,untuk
membantu sisiwa dalam memecahkan masalah,untuk mengembangkan nilai-nilai, untuk
mengembangkan ciri ilmiah, untuk memupuk jiwa warga negara yang baik

Sasaran bahan Pelajaran

Siapkah pelajar itu,apakah latar belakang pendidikan dan pengalamannya,sampai dimana tingkat
perkembangannya, bagaimana profl kepribadianya

Pengorganisasian bahan

Bagaimana bahan pelajaran diorganisasi: apakah berdasarkan topik,konsep,kronologi,dan lain-lain.

https://fadlibae.wordpress.com/2010/03/24/masalah-kurikulum-dalam-pendidikan/

Landasan Pengembangan Kurikulum 2013

Pengembangan Kurikulum 2013 dilandasi secara flosofs, yuridis, dan konseptual sebagai berikut (E.
Mulyasa, 2013: 64):

1) Landasan Filosofs.

Yang pertama, Filosofs pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan
pendidikan.

Yang kedua, Filosof pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta
didik, dan masyarakat.

2) Landasan Yuridis.

Yang pertama, RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang Perubahan Metodologi Pembelajaran dan
Penataan Kurikulum.

Yang kedua, PP. No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Yang ketiga, INPRES No. 1
Tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional, Penyempurnaan
Kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya
saing dan karakter bangsa.

3) Landasan Konseptual.

Yang pertama, Relevansi Pendidikan (link and match). Yang kedua, Kurikulum berbasi Kompetensi dan
Karakter. Yang ketiga, Pembelajaran Kontekstual (contestual teaching and learning). Yang keempat,
Pembelajaran Aktif (student active learning). Yang kelima, Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh.

http://metodepembelajaran10.blogspot.com/2017/01/landasan-pengembangan-kurikulum-2013.html?
m=1

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan landasan yuridis, landasan flosofs, landasan empirik, dan
landasan teoretis. Landasan yuridis merupakan ketentuan hukum yang dijadikan dasar untuk
pengembangan kurikulum. Landasan flosofs adalah landasan yang mengarahkan kurikulum kepada
manusia apa yang akan dihasilkan kurikulum. Landasan empirik memberikan arahan berdasarkan
pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku di lapangan. Landasan teoritik memberikan dasar-dasar
teoritik pengembangan kurikulum sebagai dokumen dan proses.

1. Landasan Yuridis

Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi.Lebih lanjut, pengembangan Kurikulum 2013 diamanatkan oleh Rencana Pendidikan
Pendidikan Menengah Nasional (RJPMN). Landasan yuridis pengembangan Kurikulum 2013 lainnya
adalah Instruksi Presiden Republik Indonesia tahun 2010 tentang Pendidikan Karakter, Pembelajaran
Aktif dan Pendidikan Kewirausahaan.

2. Landasan Filosofs

Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan masa akan datang bangsa,
yang dikembangkan dari warisan nilai dan prestasi bangsa di masa lalu, serta kemudian diwariskan serta
dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa
sekarang-masa yang akan datang, menjadi landasan flosofs pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai
dan pretasi bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu sebagai
anggota masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan untuk membangun kualitas kehidupan
bangsa dan individu yang diperlukan bagi kehidupan masa kini, dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan
warga negara di masa mendatang. Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut, kurikulum selalu
menempatkan peserta didik dalam lingkungan sosial- budayanya, mengembangkan kehidupan individu
peserta didik sebagai warga negara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan
masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi.

3. Landasan Empiris

Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografs, suku bangsa, potensi ekonomi, dan beragamnya
kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil apapun ancaman disintegrasi bangsa
masih tetap ada.Maka, kurikulum harus mampu membentuk manusia Indonesia yang mampu
menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan jatidiri sebagai bagian dari
bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia.

Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan saran berkaitan dengan beban
belajar siswa, khususnya siswa sekolah dasar.Beban belajar ini bahkan secara kasatmata terwujud pada
beratnya beban buku yang harus dibawa ke sekolah.Beban belajar ini salah satunya berhulu dari
banyaknya matapelajaran yang ada di tingkat sekolah dasar.Maka, kurikulum pada tingkat sekolah dasar
perlu diarahkan kepada peningkatan 3 (tiga) kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan hitung, dan
pembentukan karakter.

Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah secara nyata mempengaruhi secara negatif
lingkungan alam. Pencemaran, semakin berkurangnya sumber air bersih adanya potensi rawan pangan
pada berbagai belahan dunia, dan pemanasan global merupakan tantangan yang harus dihadapi
generasi muda di masa kini dan di masa yang akan datang. Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk
membangun kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan alam dan menumbuhkan
kemampuan untuk merumuskan pemecahan masalah secara kreatif terhadap isu-isu lingkungan dan
ketahanan pangan.

Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan Indonesia harus terus ditingkatkan.
Hasil riset PISA (Program for International Student Assessment),studi yang memfokuskan pada literasi
bacaan, matematika, dan IPAmenunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah
dari 65 negara. Hasil Riset TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) menunjukkan
siswa Indonesia berada pada rangking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang
komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan
masalah dan (4) melakukan investigasi. Hasil-hasil ini menunjukkan perlu ada perubahan orientasi
kurikulum, yaitu tidak membebani peserta didik dengan konten namun mengutamakan pada aspek
kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperan serta dalam membangun
negaranya pada abad 21.

4. Landasan Teoretik

Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based
education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi.

Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas
minimal warga negara untuk suatu jenjang pendidikan. Standar bukan kurikulum dan kurikulum
dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai kualitas standar nasional atau di atasnya. Standar
kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan.Standar Kompetensi Lulusan mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar
Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK.

Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan pengetahuan dan


keterampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat, dan lingkungan dimana yang
bersangkutan berinteraksi.Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik untuk mengembangkan sikap, keterampilan dan pengetahuan
yang diperlukan untuk membangun kemampuan yang dirumuskan dalam SKL.Hasil dari pengalaman
belajar tersebut adalah hasil belajar peserta didik yang menggambarkan manusia dengan kualitas yang
dinyatakan dalam SKL.

Sumber:

TIM. 2014. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 Mata Pelajaran Matematika
SMP/MTs : Jakarta: Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan Dan Kebudayaandan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan.

https://irwansahaja.blogspot.com/2016/04/landasan-kurikulum-2013.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai