3. Logika
Logika adalah suatu studi tentang metode-metode dan prinsip-prinsip yang digunakan
untuk membedakan antara penalaran yang tepat dan penalaran yang keliru. Melalui logika kita
dapat membedakan antara penalaran yang tepat dan penalaran yang keliru. Logika dibagi kedua
bentuk: logika deduktif (terwujud dalam suatu bentuk logis yang disebut silogisme) dan logika
induktif (bertumpu pada observasi empiris). Apa yang dimaksud dengan bentuk argumentasi
mengacuh pada logika formal, sedang konten argumentasi merujuk pada logika material. Dalam
logika dibedakan antara penalaran langsung dan penalaran tidak langsung. Penalaran langsung
adalah suatu proses penarikan kesimpulan dari satu proposisi (premis). Penalaran tidak langsung,
menghasilkan kesimpulan dari dua proposisi dihubungkan dengan cara tertentu.
4. Etika
Etika sebagai salah satu cabang filsafat (aksiologi) memfokuskan pada nilai (value) dan
moral manusia yang berkenaan dengan tindakan manusia. Etika sendiri sebenarnya dapat dibagi
menjadi empat bagian, yaitu Etika Deskriptif, Etika Normatif, Etika Matematika, dan Etika Terapan.
Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada masyarakat dengan kebudayaan tertentu.
Etika normatif merupakan etika yang mengkaji tentang apa yang harus dirumuskan secara rasional
dengan menggunakan prinsip etis. Metematika adalah kajian etika yang membahas ucapan atau
kaidah bahasa yang berlandaskan aspek moralitas, terutama yang berkaitan dengan bahasa etis. Dan
etika terapan berhadapan dengan kasus langsungn yang harus dicermati secara kritis, rasional, dan
etis dalam menganalisisnya.
5. Bangsa Indonesia
Bangsa adalah suatu kelompok orang yang tinggal atau mendiami suatu wilayah tertentu,
memiliki identitas yang sama, bahasa yang serupa, dan hal-hal lain yang menghubungkan mereka.
Kelompok orang tersebut bersatu karena memiliki kesadaran dan cita-cita yang sama, dan
membentuk sebuah kesatuan. Faktor-faktor objektif seperti kesamaan dalam keturunan, wilayah,
bahasa, adat istiadat, dan agama atau keyakinan, menjadi latar belakang dan ciri khas suatu bangsa.
Bangsa Indonesia dibentuk oleh kesatuan dari berbagai suku bangsa sehingga disebut bangsa yang
majemuk. Suku bangsa sebagai golongan sosial adalah kelompok etnis adalah kelompok manusia
yang terikat oleh kesadaran identitas dan kesatuan kebudayaan. Kesatuan kebudayaan ini sering
kali diperkuat oleh bahasa yang sama. Kesatuan kebudayaan tersebut bukanlah hasil analisis ilmiah
oleh ahli antropologi atau kebudayaan, tetapi lebih kepada pengakuan dan kesadaran yang dibangun
oleh kelompok itu sendiri.
Memahami pentingnya nilai kebangsaan yang kuat dapat membangkitkan semangat
nasionalisme di dalam masyarakat. Di Indonesia, nilai kebangsaan tersebut tercermin dalam
Konstitusi Negara, yaitu UUD 1945, terutama pada bagian Pembukaan. Sumber nilai kebangsaan
Indonesia dapat dilihat dari sejarah dan kondisi sosial masyarakatnya. Nilai-nilai kebangsaan telah
ada sejak sebelum terbentuknya Negara Indonesia. Dalam proses sejarah, nilai-nilai perjuangan
berbagai suku bangsa telah diajarkan karena mereka memiliki nasib dan tujuan yang sama. Karakter
suatu bangsa sangat bergantung pada nilai-nilai lokal yang hidup di dalam masyarakatnya. Oleh
karena itu, pendidikan memainkan peran yang sangat penting dalam mengembangkan nilai-nilai
tersebut. Para pendiri bangsa Indonesia telah menyadari pentingnya peran pendidikan dalam hal
ini.
6. Negara Indonesia
“Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan dari bumi yang ada di basah telapak kakinyq”
(setneg, 1992:66) konsep ini dikenal sebagai konsep negara berdasarkan geografi. Syarat
terbentuknya suatu negara meliputi:
1. Penduduk (rakyat, penghuni tetap, dan warga negara)
2. Wilayah (lingkungan kekuasaan pemerintah)
3. Pemerintah yang berdaulat
4. Pengkuan dari negara lain
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Yang berbentuk negara
republik dan mempunyai ideologi Pancasila dan konstitusi UUD. Dalam undang undang dasar
terdapat tujuan bangsa indonesia yaitu :
1. Melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia.
7. Kewarganegaraan
Kewarganegaraan merupakan seluruh hal yang berkaitan dengan warga negara. Pada masa
Yunani Kuno, warga negara diartikan sebagai kemampuan seseorangan untuk menanggung
tanggung jawab negara. Indonesia menggunakan 4 asas untuk menentukan kewarganegaraan dan
juga memiliki UU yang mengatur perolehan Kewarganegaraan Indonesia. Selain itu, ada juga UU
yang dapat menghilangkan Kewarganegaraan tersebut. Ada hubungan timbal balik antara negara
dan warga negara, yang tercermin dalam hak dan kewajiban yang diemban oleh kedua belah pihak.
Hak dan kewajiban negara serta warga negara diatur dan berakar pada UUD 1945.