Anda di halaman 1dari 30

KUMPULAN PUISI

KELAS X KEPERAWATAN 1

SMK TARUNA BANGSA


CIAMIS

JL. Raya Banjar, Km. 3, Cijantung Dewasari,


Dewasari, Kec. Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa
Barat 46271
KEBAHAGIAAN
Karya: Andini Andriani

Betapa hatiku sangat bahagia


Melihat keluarga ini
Kembali berkumpul bersama
Tawa dan canda muncul kembali
Syukurku pun mengembang
Kala melihat keluargaku
Yang begitu harmonis
Ya Tuhan
Semoga saat-saat seperti ini
Tidak akan pernah hilang lagi
KOBARAN API MEMBARA
Karya: Asma Faridah Hilmiah

Wahai Dewa Api


Ketahuilah kuingin kau ada disini
Membakar seluruh ambisi
Yang membara didalam hati

Wahai kau Dewa Api


Rasa gemuruh menggetarkan jiwa
Jiwa yang harus ku tumpaskan
Demi harga diri ini

Kau penguasa diri saat ini


Kau penguasa gejolak yang dahsyat
Kau Dewi Api, kau Batu Bara
Dan kau cahaya kobaran jiwaku saat ini

Ketahuilah Dewa Api


Rombakanmu yang menguasai jiwa ini
Gemuruhmu yang masih mengendalikan hati
Kau Dewa Api
Kau Dewa Api ketahuilah
Ku kobarkan api ini
UNTUKMU PAHLAWAN INDONESIA
Karya: Ayu Ayuniati

Demi Negeri…

Engkau korbankan waktumu


Demi Bangsa
Rela kau taruhkan nyawamu
Maut menghadang didepan
Kau bilang itu hiburan

Tampa kraut wajahmu

Tak segelintir rasa takut


Semangat membara di jiwamu
Taklukkan mereka penghalang negeri
Hari-harimu diwarnai

Pembunuhan dan pembantaian


Dan dihiasi bunga-bunga api
Mengalir sungai darah disekitarmu
Bahkan tak jarang mata air itu
Yang muncul dari tubuhmu
Namun tak dapat…
Runtuhkan tebing semangat juangmu
BUNDAKU
Karya: Chika Ramdani

Dalam kesulitanku…
Aku masih menyebut namamu dalam setiap doaku
Agar ku tak lagi melukai hatimu
Karena ku tahu kau sangat berarti
Aku tahu perjuangan hidupmu memang
sangat berat
Hari-hari pun Nampak tak bersemangat
Tanpa ku menengok Mentari
Yang bersinar dipagi hari
IBU ADALAH SINAR PERINDU
Karya: Dini Dian Riani

Ibu, sungguh ku
Teladanmu
Perkataanku
Menggemamkan suaramu
Kau adalah sinar perindu
Tak terganti dan hanya
Satu

Tak pernah terpikir


Caraku berjalan
Caraku tersenyum
Itu reflekksi darimu
Kau wujudkan semua
Impian
Kau lukis seluruh harapan
Kau ikatkan simpul
Ketegasan
Diriku kini kau kuatkan

Ibu, kau telah petakan


Jalan itu
Jalan surga yang agung
Atas semua pengajaranmu
Atas semua kasih cintamu
SAHABAT DAN WAKTU
Karya: Dini Herdianti

Ketika kita berjalan dijalur yang berbeda


Tuhan mempertemukan kita sementara
Hanya tuk ingat butir-butir kenangan yang terlupa
Kenangan masa lalu yang berdaya
Disinari Mentari jiwa
Ingin kuputar waktu
Agar semua menjadi seperti dulu
Ketika waktu terasa menunggu
Aku nanti kali kedua waktu itu
Namun, itulah waktu terindah dalam hidupku
AYAH
Karya: Ida Yuliani

Tak peduli berat ataupun ringan


Selalu dipikulnya
Tak peduli panas ataupun hujan
Ia selalu melangkah

Ayah
Kau rela berjuang demi aku
Dan sesuap nasi
Walaupun keringatmu bercucuran
Tapi kau hiraukan
Itu semua demi sehelai
Kain yang kupakai ini
Ayah kau adalah satu-satunya
Orang yang telah mengajarkanku
Caranya melangkah untuk bisa
Membangun masa depanku
Yang cerah

Ya Allah, jangan Engkau


Ambil nyawanya sebelum aku bisa
membahagiakannya
IBUKU WANITA ISTIMEWA
Karya: Nisa Nurhalimah

Ibu
Kau bagaikan Mentari dipagi hari…
Kau bagaikan Bulan dimalam hari…
Kau bagaikan penerang di kegelapan…

Ibuku
Engkau Malaikat hidupku…
Kau cahaya diriku…
Kau teman dekatku…

Ibuku
Terima kasih atas jasa-jasamu…
Dari dulu hingga kini ku telah dewasa…
Terima kasih Ibu.
HUJAN
Karya: Nuke Andilasari

Pagi itu hujan rintik-rintik


Tidurku mulai terusik
Kudengar angina berbisik-bisik
Seakan-akan memainkan musik
Hujanpun semakin deras
Mengiringi petir semakin keras
Aku pun mulai bergegas
Ingin cepat-cepat ke kelas
Walaupun kaki basah tanpa alas
SENJA
Karya: Nurtika Ningsih

Rona indah yang berseri


Ia seakan menyambut bergantinya hari dari
Siang menuju malam yang penuh mimpi
Mengurai kata walau tak bermakna
Mencoba menciptakan rasa menjadi asa

Senja senyawa sore bernyama menuju


Hendak menuju malam
Kegelapan tanpa bintang
Atas lain tanda tak hujan
Sinar Bulan terang benerang
Menyambung malam gemerlap gelap awan

Dijalan ini
Aku pernah bercerita
Tentang kesetiaanku
Ditepi senja yang beranjak pergi ini
Kutitipkan sepotong rindu

Wahai senja
Katakanlah bahwa aku
Akan selalu menjaga rasa ini
Sampai aku tertidur pulas
Dipangkuan sang waktu
KERINDUAN
Karya: Puput Nugraha

Waktu malam telah tiba


Keheningan malam semakin terasa
Hembusan angina yang tidak berwarna
Menembus kedalam hati yang luka

Malam yang penuh dengan kesunyian


Ditemani dengan cahaya rembulan
Cahayanya yang begitu menawan
Lautan bintang-bintang yang penuh khayalan

Wahai rembulan malam


Engkau bersinar dilangit yang hitam
Membawakan suasana yang tidak bisa kuungkapkan
Yang membuat kalbuku dilanda kerinduan

Sungguh indah ciptaanmu Tuhan


Tiada kata yang pantas kuucapkan
Selain do’a yang ingin Kau kabulkan
Disertai dengan ridho dan harapan
MENTARI
Karya: Puput Nugraha

Mentari…
Kaulah sang penerang alam ini
Yang memancarkan kehangatan diseluruh negeri
Diatas langit biru ciptaan Illahi

Awan yang selalu memayungi diriku


Ketika hati sedang pilu
Saat hati ingin mengadu
Kepada Tuhan yang memberi waktu
BUNGAKU
Karya: Putri Ayu Nurjahman

Bungaku…
Dulu kau pernah layu
Batangmu kering daunmu berguguran
Hamper punah

Bungaku…
Usikan angin semilir menyapamu
Menghampirimu dengan membawa rindu
Oh, Bungaku yang indah
KERUSAKAN ALAM
Karya: Rani Apriani

Kau yang kini tertawa


Bemandikan harta
Hidup penuh kemewahan
Darimana kau dapatkan semuanya?

Dari pohon yang kau tebang


Dari hewan yang kau bunuh
Dari tanah yang kian tandus
Dari air yang kian kering
Dari hutan yang kebakaran

Apakah kau tak ingat


Masih ada anak cucu kita
Yang mengharap udara segar
Mengharap kesejukan alam
Mengharap keindahan dunia
Mengharap rindangnya pepohonan
Kau rusak itu semua!

Tidakkah kau sadar


Ada banyak nyawa yang kau ambil
Ada banyak harapan yang kau renggut
Wahai para perusak alam
Ingatlah pada hukum alam

Jagalah alam seperti


Kau menjaga rumahmu sendiri
Karena alam kita adalah
Alamnya anak cucu kita
PEMAKAMANKU
Karya: Ririn Astriani

Tubuhku tergolek kaku membeku dan tak berkutik


Tangkai keris menggorok leherku meregang urat
Nadiku simerah
Menetes menghujam bumi
Melepuh dan akhirnya hilang diserap waktu
Sekarang
Aku tak berkutik tubuhku membeku dan membatu
Ditanah negeriku
Kutunggu berapa dermawan
Tuk menghancurkannya
Atau setidaknya mencairkannya
Kutunggu pasukan berseragam untuk melontarkan
Pelornya tuk meregang nyawa ditanah ini
Tanah perkuburanku
Disinilah kulihat sang Merah Putih berkibar
Memberi
Hormat padaku dan mengucapkan selamat
Tinggal dan matak penuh oleh butir disisi
Jalan
BUNGA MAWAR
Karya: Risa Putri Febriani

Bunga Mawar …
Mekar ditaman …
Merah warnanya …
Harum wanginya …
Bunga Mawarku …
Mekarlah selalu …
Agar indah taman rumahku …
Agar senang rasa hatiku …
UNTUK IBU DAN AYAH
Karya: Riska Agustia

Keputusan tuk pergi sementara


Mengejar mimpi
Kau kutinggalkan
Aku tahu ada kecemasan dibening matamu
Jika aku menangis Ibu…Ayah…
Kau alas an ingatan sesungguhnya
Tuk diriku menjadi tegar

Melukis senyum diraut wajah


Ibu dan Ayah
Dengan kesuksesanku nanti
Adalah sebuah cita-cita bagiku

Jika aku rindu padamu


Ibu…Ayah…
Hanya do’a yang bisa kuberi
Agar kau sehat selalu
Dan melihat anakmu
Menjadi anak yang sukses

Do’amu selalu menyertaiku


Terima kasih Ibu…Ayah…
Atas segala pengorbananmu
Untuk diriku
KEHILANGAN
Karya: Risma Cyntia Jayendra

Kita tak lagi menggoreskan cerita


Kita tak juga lagi sering berdekatan
Situasi menjauhkan kita
Keadaan tak mengizinkan kita bersama lagi

Aku benci keadaan ini


Karena keadaan ini membuatku kehilangan
Kehilangan sosok hangatmu yang indah dihati
Kehilangan sosok hangat dan dewasamu
Aku kehilangan dirimu wahai pria sederhana

Mengapa seakan semua menjauh dariku?


Kau, senyumu dan tatapan hangatmu
Mulai menjauh dariku
Seakan menghilang dari tatapanku
Mengapa?
Tak tahukah kau ada hati yang merindu?
ALAM YANG INDAH
Karya: Seni Sesiani

Ini masih dalam embun pagi


Disaat burung berkicau merdu
Berkicau tentang alam hari ini

Terhampar nan indah alam ini


Dan terpesonalah mata ini saat memandang

Wahai sang Pencipta alam


Kekagumanku sulit untuk kupendam
Dari siang hingga malam

Embusan angina yang berirama


Tumbuhan-tumbuhan menari-nari
Bagaikan indahnya taman disurga
IBU
Karya: Siti Nurfah

Ibu
Kau mengandung daku selama sembilan bulan
Dengan lelah dan letih yang begitu besar
Ibu
Kau seperti Mentari yang Bumi
Kaulah Malaikat bagi hidupku
Ibu
Maafkan daku kadang membantah ucapamu
Maafkan daku karena tidak bisa membalas jasa-
jasamu yang begitu besar
Ibu
Doakanlah daku bisa meraih cita-citaku
Dan bisa membahagiakanmu
Terima kasih Ibu
BINTANG DAN BULAN
Karya: Solihat

Bintang dan Bulan


Kau begitu indah
Kau menghias dimalam hari
Tetapi kau jauh dari Bumi ini

Aku ingin bersamamu


Tapi tidak bisa
Bintang dan Bulan
Aku ingin memegangmu
Bintang dan Bulan
Mengapa kau hilang di siang hari
RUMAHKU
Karya: Suci Lestari

Rumah
Satu kata yang maknanya tak sederhana
Mungkin juga disebut surganya dunia
Karena kau hidup bersama dua Malaikat
Yang sering kau panggil Ibu dan Ayah
Rumah
Bukan sekedar tempat tinggal
Atau tempatmu dibesarkan
Tapi
Disanalah cerita hidupmu dimulai
Dan
Disana pula kelak cerita hidupmu akan selesai
BULAN DAN MATAHARI
Karya: Syifa Nuraeni

Siang
Sering mengingatkan
Aku kepada Matahari
Manaka malam
Sering mengingatkan aku kepada Bulan
Keduanya saling melengkapi
Siang dan malam
Matahari tidak pernah selah
Membiaskan cahayanya dikala siang
Manaka Bulan tidak pernah lupa
Menerangi malam-malamku
Percaturan alam tidak pernah silap
Bulandan Matahari
SUJUD
Karya: Tasya Furriha Khoerussabila

Dalam keheningan malam


Kau terbangun
Ingat akan memenuhi
Pangilan sang Illahi

Manakala insan lain


Tengah terlelap dan bermimpi
Kau pasrahkan hati dan diri
Hanya kepada sang Illahi

Pancaran do’a-do’a
Untaian kata-kata
Tiada henti kau persembahkan
Hanya untuk sang Pencipta
Alloh Subhanau Wata’ala
MENGENALMU
Karya: Tasya Furriha Khoerussabila

Aku mengenalmu dalam waktu singkat


Namun tak membuatku tak tahu apa-apa
Dalam sekejap ku banyak tahu tentangmu
Inikah yang dinamakan cinta?

Manisnya pertemuan itu


Untuk kali pertama kita bertemu
Hadirkan rasa gelisah dan malu
Akankah kisah itu terulang kembali?
Mungkinkah kita berjumpa lagi?
Allah-lah yang mengetahuinya
Do’a ku panjatkan agar kita dipertemukan
kembali
IBU
Karya: Tri Wulan A.

Luasnya samudra
Tak seluas kasih sayangnya
Tingginya gunung
Tak setinggi pengorbananmu
Tak pernah terpancar lelah dimatamu
Tak pernah terucap kejenuhanmu
Demi kami, anak-anakmu
Kami yang selalu membuatmu
Lelah, marah dan gundah
Tapi semua tak kau ucapkan
Tertutup kesabaran juga kepedulian
Ibu, betapa besar pengorbananmu
Mampukah aku membalasnya?
Doaku untukmu, Ibu
Kebahagiaanmu anugerah untukku

UNTUKMU IBU UNTUKMU AYAH


Karya: Yuyun Dwi Fajriyah

Sayangmu,…kasihmu,…selalu kau berikan padaku,



Kau banting tulangmu,…
Kau peras keringatmu,…
Namun kau selalu berusha tersenyum didepanku,…
Walau ku sering mengecewakanmu,…
Kau tak pernah berhenti memberi semua itu,…
Kau pun tak pernah sedikitpun meminta balasan
dariku,…
Karena ku tahu,…kau lakukan semua itu,…
Hanya untuk membuatku bahagia,…
Kau terangi hidupku,…
Kau pelita dalam setiap langkahku,…
Maafkan,…Bila aku belum bisa membalas sedikitpun
kebaikan yang telah kau berikan untukku,…
Tapi aku berjanji,…aku akan selalu berusaha dan
berdo’a semampuku,…
Untuk kebahagiaanmu dan untuk masa tuamu nanti,

Agar kau selalu tersenyum,…
Walaupun apa yang kuberi,…
Tidak sebesar apa yang ku terima selama ini,…
Ibu, engkau bagaikan Mentari yang menghangatkan
hatiku,…
Ayah, Ibu…Kucinta kau berdua seperti aku
mencintai surga
Semoga Allah mencium Ayah dan Ibu dalam taman-
Nya yang terindah nanti…
PERPISAHAN
Karya: Zakky Restu Fauzi

Kita dibimbing selama tiga tahun.


Dididik disayangi Guru-Guru
Tapi mengapa harus ada perpisahan?

Kata dan cerita hanya tinggal kenangan


Semoga jasamu bermanfaat bagi kami
Jasamu takkan kami lupakan
AMPUNAN
Karya: Zakky Restu Fauzi

Bersimpuh dihadapan-Mu ya, Tuhan


Mengharap ampunan darimu
Alloh sang maha pencipta alam
Dengan segala kekuatan-Nya

Ya Tuhan…
Hambamu dating memohon ampunan

Anda mungkin juga menyukai