Anda di halaman 1dari 49

Antologi An-Nadwah

Chapter 1 : Puisi

Tema : Raden Ajeng Kartini


Penyelenggara : BEM STAI An-Nadwah Kuala Tungkal 2020
Penyunting, Tata Letak,
Dan Desain sampul :RIZKO

iii
PROLOG

Bismillahirrahmanirrahim...

Alhamdulillahirabbil’alamin. Teriring salam dan do’a


kami sampaikan kepada saudara/i sekalian semoga
senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT dan sukses
dalam menjalankan aktivitas kesehariannya. Segala puji
bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan bagi
kami dalam penyelesaian Buku Antalogi An-Nadwah
Chapter 1 ditengah wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-
19) yang sedang melanda dunia.

#DirumahAja tidak membatasi diri untuk berkarya.


Pandemi Covid-19 telah menjadi isu kesehatan yang cukup
mengancam bagi dunia. Tidak hanya satu tindakan yang
diterapkan oleh pemerintah, dimulai dari himbauan
menggunakan masker, membawa hand sanitizer, belajar
daring, larangan pulang kekampung halaman sampai
lockdown di berbagai daerah.

Hanya diam di dalam rumah aja sesuai dengan hastag


#DirumahAja pastinya sangat membosankan bagi teman-
teman yang biasanya disibukkan dengan kegiatan di luar.
Oleh karenaitu, untuk meminimalisir kebosanan yang
melanda, BEM STAI An-Nadwah 2020 BISA mengadakan An-
iv
Nadwah Challenge agar bisa menyalurkan karya dalam
posisi nyamannya.
Alhamdulillah, minat dan antusias dari mahasiswa dan
juga siswa/siswi se-Kabupaten Tanjung Jabung Barat cukup
tinggi. Kami sebagai penyelenggara mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya. Kepada 32 peserta terbaik
yang telah mengikuti Lomba Menulis Puisi An-Nadwah
Challenge.
Buku Antologi An-Nadwah ini berisi Puisi yang dapat
membuka wawasan mengenai Ibu Kita Raden Ajeng Kartini
yang cukup membuat kita akan tertarik dengan tulisannya.
Selain itu juga kalimat puitis yang telah dikemas dengan
bahasa yang “apik” dalam semua puisi, sehingga maknanya
dapat dipahami dengan baik. Menarik bangetkan? Udah
pengen tau apa aja isinya? Yuk segera tapaki lembar demi
lembar dalam buku ini. Semogapandemi Covid-19 akan
segera berakhir. Amin…

~Selamat membaca~

v
Daftar Isi
Prolog .............................................................................................................iv
Daftar Isi .........................................................................................................vi
Si Pending Emansipasi .....................................................................................1
Mengingat Kartini Kembali..............................................................................2
Kartini Hari Ini .................................................................................................4
Kartini Masa Kini .............................................................................................5
Kartini Masa Kini .............................................................................................7
Sang Ksatria Wanita ........................................................................................8
Wanita Tanah Jepara ......................................................................................9
KartiniTak Bersuami ........................................................................................10
Bangkitlah Kartini Masa Depan .......................................................................12
Mimpi Kartini Di Era Modern ..........................................................................13
Ibu Pertiwi ......................................................................................................15
Kepada Kartini.................................................................................................16
Perempuan .....................................................................................................18
Kartini Yang Terabaikan ..................................................................................19
Kartini Masa Kini, Mimpi Kartini Di Era Modern ..............................................21
Berkatmu ........................................................................................................22
Kartini Masa Kini .............................................................................................23
WaniTasejati (R. A.Kartini ) .............................................................................24
Keikhlasan Ibuku Kartini ..................................................................................25
vi
Terang.............................................................................................................26
Perempuan Yang Dirindukan...........................................................................27
Pahlawan Amansipasi Wanita .........................................................................28
Wanita Tangguh ..............................................................................................29
Derajat Wanita................................................................................................30
Terjerat Adat Istiadat ......................................................................................32
Gosip Baik Kartini ............................................................................................34
Wanita Bersuara Dibalik Jeruji Cercaan Kerendahan.......................................35
Reinkarnasi Kartini ..........................................................................................36
Kartini Kini Dulu Dan Nanti..............................................................................37
Bulu Mata Perak Serigala ................................................................................39
Kartini Masa Kini .............................................................................................40
Perempuan Bisa ..............................................................................................41

vii
SI PENDING EMANSIPASI
ATORI FIRDAUS
(SMA N 1)

Kala purnama mulai menemukan sinarnya, dikau tak perlu meredup


Kala sunyi menampakkan hebatnya, dikau tak perlu angkuh

Kau hanya perlu takut akan gelap yang mengintaimu


Pun tak perlu bersorak tentang beratnya soraimu yang menjadi beban pikul

Semua yang terasa pilu tak selamanya jadi santapan


Ingatlah bahwa hujan kan berhenti berucap
Tombak pembunuh karakter tak akan lagi tertancap
Karena dia tau kau lebih pandai dalam berucap
Laut pun turut membisu atas mata samuderamu yang penuh tanggung jawab

Gelap dapat dibantah


Meski tak selalu selamanya terang
Kenyataannya, Kau itu bukan sebuah mutiara dibalik kerang
Melainkan seorang wanita berjiwa kokoh bak terumbu karang

Kau sendiri adalah alasan;


Mengapa semesta selalu bertingkah melatih dirimu dengan amat perih
Karena semesta tau kau tak seistimewa mereka
Sebagai pelopor pending emansipasi kau kan tetap terukir
Ber-Reingkarnasilah kau pada penerus-penerus kami sampai dunia berakhir.

1
MENGINGAT KARTINI KEMBALI
Nur Rahmatya Safitri
(STAI An-Nadwah)

Raden Ajeng Kartini,


Sungguh betapa indah nya namamu
Yang akan selalu terukir
Di dalam hati setiap wanita

Bukan tanpa sebab,


Itu semua karna kegigihanmu
Untuk perjuangkan wanita
Agar tak di pandang sebelah mata

Hingga semua usahamu


Tidak berakhir sia-sia
Kau telah berhasil membuat
Wanita menjadi terpandang

Wahai kartini ku
Andai saja kau tau,
Bagaimana keadaan bangsa mu?
Bagaimana wanita bangsa ini?

Ya. Mungkin mereka telah lupa


Atau mungkin,

2
Mereka sengaja Kini pikiran mereka
Bagai kain putih yang ternodai

Betapa bodoh nya mereka


Sampai ada yang tega
Merendahkan dirinya sendiri
Hingga menjual harga dirinya.

Ntah apa yang ada di pikiran mereka


Hingga bisa melakukan hal bodoh
Dan mereka juga tak pernah berpikir
Bagaimana dirimu berusaha

Ya. Bangsa mu kini sedang tidak baik


Banyak wanita yang melakukan Hal rendah,
Melakukan hal yang tak terpuji

3
KARTINI HARI INI
M. Fahrulrozi
(UIN STS Jambi)

Kartini takmesti bersanggul atau berkebaya.


Karena dirimu lambang emansipasi wanita.
Wanita yang mampu berbuat apa saja
Dengan sejuta profesi yang ada

Dahulu engkau bergerak sendiri


Kini sudah banyak pengganti
Mulai dari pejabat Mentri
Hingga ketua DPRRI

Kesetaraan sudah diatur konstitusi


Suaramu tak lagi sendiri wahai ibu Kartin .
Perjuanganmu dibantu wanita masa kini.
Wanita yang tangguh, kuat, dan berprestasi.

Kesulitan yang kau rasakan


Kini berakhir dengan kebahagiaan.
Tatkala Kartini hari ini mencuat kepermukaan
Menunjukkan roda akan perubahan.
Gelap seakan redup
Terang menampakkan terbitnya.

4
Kartini Masa Kini
Rita Anggun Sari
(STAI An-Nadwah)

Terlihat redup
kenapa?
Tampak seperti bunga yang layu
Seperti terkikis oleh zaman

Logika membelenggu hati nurani


Seperti angin ucapan terontar
Masihkah kau ingat?
Bahwa kau adalah rahim peradaban

Seorang pejuang emansipasi


Perempuan
Masih tercatat oleh sejarah
Masihkah ingin bungkam

Hak telah di junjung tinggi


Pergerakan tak lagi terbatas
Namun tanpa melupakan jejak sakral
ialah kodrat
Dimana Kartini masa kini
Apakah terkikis oleh zaman?
Atau tersingkir oleh keelokan paras?
Itu benar

5
Pujian yang membuat engkau terkapar
Hingga lupa jalan untuk pulang
Wahai Ibu Kartini
Bisakah kami membawa perjuangan itu
kembali

6
KARTINI MASA KINI
Winda Syafitri
(MA PHI Kuala Tungkal)

Jika zaman dahulu, wanita hanya berdiam dirumah


Di jadikan sebagai pelampias para lelaki
Dan tak mampu tuk berbuat apa apa
Hingga akhirnya wanita dianggap tak berguna
Namun dengan berkat jasa ibu kita kartini
Kaum wanita di ajarkannya berbagai ilmu
Mulai dari cara mendidik generasi bangsa
Agar menjadi penerus yang bermartabat
Yang mampu membangun bangsa
Lihatlah tidak sedikit pejuang wanita
Yang sekarang kital kenal dengan
Kartini masa kini
Kartini kartini masa kini
Dapat kita lihat mulai dari guru,dokter,dan para petani
Mereka rela mengorbankan waktu, tenaga bahkan jiwa raga
Demi memajukan bangsa
Begitu mulia hatimu
Wahai kartini masa kini
Terimakasih atas jasamu

7
Sang Ksatria Wanita
Lisa Ariyanti
(STAI An-Nadwah Kuala Tungkal)

Raden Ajeng Kartini …


Kau adalah ksatria wanita
Kau lawan budaya pilih kasih dinegri ini
Perjuanganmu melawan digaris terdepan
Memperjuangkan derajat kaum wanita
Kau tunjukan pada dunia
Tidak ada beda antara pria dan wanita
Kau ciptakan kartini kartini muda
Dan kamilah sangkarti ni muda
Kami menjadi perempuan tangguh
Siap membangun bangsa
Kamilah sang kartini muda
Penerus generasi bangsa
Kartini yang terus belajar
Menjadikan pengetahuan sebagai kekuatan
Kini …
Perempuan tak lagi hanya di dapur
Perempuan kini pun bisa jadi direktur

8
Wanita Tanah Jepara
M. Ilham
(SMA N 2 Tanjab Barat)

Ia, Seorang wanita manis nan perkasa,


Menentang semua untuk melihat wanita setara.
Ia, ibu dari segala wanita, yang mendidik anaknya
Agar tidakdi pandang sebelah mata
Entah bagaimana jika ia tiada,
Entah bagaimana jika ia tak terlahir di bumi Nusantara.
Miris lihat tatap mata,
Hati tersayat karna di beda.
Hal it ulah yang akan dirasa jika ia
Tak datang membawa lentera
SungguhTuhan maha adil akan kuasa
Telah dititip serecah cahaya
Pada seorang wanita yang amat sempurna.
Walau jasadnya telah di peluk bumi,
Tapi harumnya tetap abadi
Sungguh ia cermin yang sempurna
Andai wanita bisa melebar mata.

9
Kartini Tak Bersuami
M. Ardiansyah
(STAI An-Nadwah)

Kartini….
Ina adalah rehat sejenakmu
Bersujud bersama bocah yang dipunya
Ina adalah waktumemandangmu
Walau hanya sebentar saja

Pagi itu, kulihat daksa kartini telah siap tanpa kebaya anggunnya
Ia menjadi perkasa untuk anak tercinta
Bekerja tanpa lelah dan membuang aksa rasa malasnya
Di pasar-pasar kadang kulihat ia menggendong bakul
Di sawah-sawah kadang kulihat ia memegang ari
Di bibir pantai kadang kulihat ia mendayung sampan
Pun dijalanan masih kulihat ia mengayuh sepeda menjajakan dagangan
Sesakit itukah menjanda?
Tidak !!
Ketika bagaskara menghanguskan isi bumi
Atas nama cinta kepada bocahnya
Ia rela mengubur lelah yang dikumpul sepanjang hari
Setelah rela menjajakan malu, menjual pilu, meredam resah, membancang sakit
sebagai janda
Ia terhenti sejenak memandang swastamita dibirai sungai Pengabuan

10
“Aku adalah Kartini” gumamnya
Teruntukmu, Kartini tak bersuami
Percayalah... kelak bocahmu akan menjadi besar
Dan menggantikan derita menjadi tangis bahagia
Karena sesungguhnya habis gelap terbitlah terang

Makna Kata :
Aksa : Jauh
Bagaskara : Panas matahari
Birai : Dinding berukuran rendah ditepi jembatan
Daksa : Badan atau tubuh
Ina : Matahari terbit atau terbenam
Membancang : Menahan
Swastamita : Pemandangan indah saat matahari tenggelam

11
Bangkitlah Kartini Masa Depan
Mila Martina
(SMK N 1 Tanjab Barat)

Angin bertiup kencang


Daun-daun kering berjatuhan
Mimpi bagaikan khayalan
Larut di dalampikiran
Gelap, kelam, dan suram
Terkurung bagaikan tawanan
Kini bebas menjelajahi alam
Menggapai mimpi yang menjadi kenyataan
Tak adal agi hambatan
Tak ada lagi halangan
Tuk mencapaisemua angan
Yang harus kita raih di masa depan
Bangkitlah wahai kaum perempuan
Perjalananmu masih panjang
Jangan sia-sia kan pengorbanan yang telah dilakukan
Hanya untuk Kartini-Kartini sekarang
Maju dan buatlah perubahan
Seperti Kartini dahulu yang pantang akan perlawanan
Memajukan kaum wanita dengan penuh perjuangan
Demi Kartini-Kartini masa depan

12
Mimpi Kartini Di Era Modern
Khairun Nisa
(Stai An-Nadwah Kuala Tungkal)

Raden Ajeng Kartini


Namamu Akan Selalu Terpatri Bagi Negeri Ini
Kau Layak Menyandang Gelar Sebagai Ibu Pertiwi
Karena...
Kau Pejuang Nya Kaum Wanita
Dan Kau Pun Pahlawan Nya Bagi kami Kaum Wanita

Wahai Raden Ajeng Kartini


Wahai Sang Ibu Pertiwi
Dengarkan Lah Rintihan Kami
Dulu Kami Kaum Wanita Hanya Seperti BarangTanpa Nilai
Dan Kami Pun Hanya Di Anggap Sebagai Beban
Namun...
Di Tengah Carut Marutnya Keadaan
Kau Hadir Berjuang Untuk Sebuah Mimpi Yang Besar
Yakni Membawa Kita Kaum Wanita
Untuk Menuju Angkasa

Melalui Suratmu
“Habis Gelap Terbitlah Terang”
Begitu Lah Keadaannya Sekarang

13
Terima Kasih Wahai Raden Ajeng Kartini
Terima Kasih Wahai Ibu Pertiwi
Terima Kasih Wahai Pahlawan Negeri
Sekali Lagi...
Terima Kasih Tak Terhingga
Dari Kami Kaum Wanita

14
Ibu Pertiwi
M. Gunawan
(SMK N 1 Tanjab Barat)

Fajar menyingsing bukan berarti raja siang akan tersenyum


Hari baru telah dimulai
Seorang dara telah lahir ditanah jawa
Dara ini bernama Raden Ajeng Kartini
Seorang perempuan yang memiliki paras yang sejuk
Namun didalam dada ia menimbun api
Api semangat yang berkobar
Semangat dalam membela kaumnya
Menyetarakan derajat kaumnya
Tekad yang tak pernah pudar itu
Membuat perjuangannya tidak sia-sia

Sosokitu...
Kini melahirkan kartini-kartini modern
Semangat dan tekadmu menyala disanubariku
Ingin rasanya kembali hadirmu
Sebagai pengingat kembali
Berjuang untuk tanah air dan kaummu yang tercinta ini
Kau benar Kartini
Habis gelap terbitlah terang

15
Kepada Kartini
Ade Hikmah
(Smk N 1Tanjab Barat)

Kartini kau adalah ibu dari bumi Pertiwi


Kartini kau adalah matahari penerang dalam gelap negri ini
Kartini kau adalah senja yang tak pernah tenggelam walaupun malam
Namamu sangat harum kartini seperti bunga yang sedang mekar semekarnya
Siapa yang tak tahu perjuangan dan kisahmu kartini
Jasadmu memang sudah tiada dipeluk bumi Pertiwi tapi kau lebih hidup pertiwi dibanding
kami Yang masih hidup.

Disetiap sekolah yang ku datangin tidak luput akan wajah seorang dari keturunan jepara itu,
kartini.

Kartini Kau adalah santri panutan untuk Pertiwi


Kartini kau adalah aksara aksara yang menghidupkan kata dibumi pertiwi
Hanya kau seorang kartini dinegri ini matinya diperingatin bahkan Soekarno sang
proklamator Kalah akan mashbur namamu
Taukah, kau kartini buku bukumu yang kau tulis dulu menjadi inspirasi bagi milenial
sekarang
Puisi puisimu menjadi api yang melindungin negri
Aku iri padamu kartini kau seorang wanita yang mampu membangun bangsa tanpa cacian
Melainkan dengan tindakan

16
Aku iri padamu kartini kau hidup sepanjang zaman bumi pertiwi
Aku iri padamu kartini kau lebih gagah dalam memerangin kebatilan negri ini
dibanding aku yang Penuh keluhan
Kartini Indonesia sedang merindukan wanita seperti dirimu yang sangat peduli
tanah akan kelahirannya, Indonesia sedang sakit parah Kartini adakah rekarnasi
dari dirimu kartini.
Tuhann
Aku rindu akan sosok seorang kartini dibumi Pertiwi ciptakan seorang lagi tuhan
agar negri yang
Sakit ini kembali pulih

17
Perempuan
Yessa juliana
(SMA N 2 Tanjab Barat)

Cuma pada tubuh ini


Cuma pada baris kehidupan ini
Yang dibiarkan tak berisi
Dan tak dihargai

Menghimpun kosong diantara liminal tanda-tanda


Yang tersudut dalam ruang hitam
Dalam sayu pandangan

Aku lelah melihat kenyataan hidup


Selalu tertidur lelap dalam larut malam
Penyesalan membuatku berpikir lebih dalam
Saat kemalangan kaum perempuan telah tiba
Terbaring badannya tiada kuasa

Jadi tuan atas kata-kata sebelum dan sesudahnya


Mungkin makna atau apalah sedang disiksa
Tepat pada saat itu
Aku seakan membisu
Dalam kedunguan yang mendalam
Dan akhir jalan
Menjadi perempuan penuh kekosongan.

Rabu, 22/4/2020, Kualatungkal, Jambi

18
Kartini Yang Terabaikan
Wahyu Safitri
(STAI An-Nadwah)

Ia tidak terlahir dari keluarga yang berkecukupan


Apa lagi keturunan keluarga ningrat
Pada kenyataannya
Untuk mengisi perut yang kerontang saja
Ia harus berperang melawan asa
Sengatan raja siang adalah partnernya berjuang
Meski kemenangan adalah fatamorgana belakang

Ia tidak menulis surat untuk menginspirasi banyak orang


Ia juga bukan pengembang gerakan emansipasi wanita
Yang pada kenyataanya
Ia hanyalah berbekalkan selembar kertas
Yang bertuliskan SD sederajat
Namun, ia mempunyai mimpi besar
Yang ia bangun dari cucuran keringa tuntuk generasi emasnya

Ia berusaha melepaskan rantai pradigma adat wanita


Yang berpresepsi pendidikan apalah guna
Sorot matanya tajam menatap masa depan gemilang emasnya
Kaki kecilnya tak goyah menerjang badai laut Selatan
Tangan halusnya menghancurkan kerasnya
Jiwa bajanya terus-menerus menempa asa
Hingga munajatnya menembus cakrawala dunia

19
Senja meraba tanpa iba
Kelamnya melambai begitu saja
Bersama semilir angin yang berbisik
Membawa jiwa yang terus terusik
Ia sebagai perantara estafet kartini
Keinginanmu sederhana
Nama putri emasnya adalah salah satunya
Yang tertera pada universitas negara

Kartini yang terabaikan


Namamu mashur di jagat raya
Bak sang surya yang tak pernah letih bersinar untuk hidup seorang putri
Ya, seorang putri yang dipandang lemah, tak berguna sama sekali
Sosok sendu berparas ayu
Dengan tatapan mata sayu
Yang tak pernah mengadu pada jejak-jejak pilu
Cendikiawan banyak terlahir darimu Itulah sosokmu Kartini yang terabaikan Kartini masa
kini
Secantik bunga tumbuh dalam kerasnya batu karang
Habis gelap terbitlah terang.

20
Kartini Masa Kini, Mimpi Kartini di Era Modern
Sri NopiYanti
(STAI An-Nadwah)

Perjuanganmu tak lelah


Demi memperjuangkan hak kami
Dengan semangat kian membakar
Pada jiwa tak kenal gentar

Dulu…….
Belajar membaca mustahil bagi kami
Tapi……
Tidak untuk saat ini.

Lihatlah kami, kartini.


Sekarang, kami bebas mengeyam pendidikan
Kami bebas berkarya untuk negeri.
Ini semua berkat jasa-jasamu.

Kami adalah kartini masa kini,


Meneruskan mimpimu di era modern ini.
Dengan semangat yang abadi.
Untuk mangabdi pada bumi pertiwi.

21
Berkatmu
Ana Nabila
(SMK N 1 Tanjab Barat)

Negeri yang dulu gelap


Kini sudah menjadi terang
Negeri yang dulu penuh tumpah darah
Kini sudah Menjadi tenang

Peri-peri kecil yang dulu terluka


Kini sudah menjadi bahagia
Lekuk bibir yang pernah hilang
Telah kembali sempurna
Terimakasih ibu Kartini….

22
KARTINI MASA KINI
Ekawahyuni
(STAI An-Nadwah)

Tanpa ada rasa keluh kesah dengan tugasmu


Dengan seragam yang seakan menutupi seluruh tubuhmu
Engkau mampu menahan lelah akan ragamu
Memberi kebahagiaan, meski jiwamu diselimuti oleh ketakutan

Engkau wanita pemberani…


Wanita yang telah kehilangan rasa takut akan mati
Kini kehadiranmu, bagaikan kesatria
Yang akan selalu mendengar rintihan mereka

Aku tahu engkau lelah


Namun,semua ini bukanlah masalah
Tugasmu menjadi tanggung jawabmu
Dirimu siap berjuang dan melawan digaris paling depan.

Semangat perjuangan ibu kartini


Yang saat ini telah merasuki
Terimakasih atas perjuanganmu,
Wahai tim medisku, engkau layak jadi kartini masa kiniku

23
WANITA SEJATI (R.A. KARTINI )
Hasna
(STAI An-Nadwah Kuala Tungkal)

Ibu Kartini....
Engkaulah sosok wanita yang sejati dan cerdas
Meskipun engkau kini telah tiada
Namun semangat juangmu yang membara
Akan menjadi pedoman bagi kartini-kartini dimasa kini

Wahai Ibu Kartini....


Tak ada satu katapun yang dapat melukiskan besarnya
Jasamu bagi putri-putri Indonesia
Jiwa raga dan harta benda tak segan engkau korbankan
Demi menjunjung tinggi derajat wanita Indonesia

Engkau sebagai wanita berjiwa besar dan pemberani


Kaulah ibu bagi kami yang menginspirasi
Perjuanganmu akan terkenang sepanjang masa
Sebagai pahlawan wanita dengan jasa luar biasa
Namamu terpatri dihati, membangkitkan semangat diri

Ibu Kartini engkau contoh dari keteguhan mencapai impian


Kartini masa kini bertugas mengembangkan kualitas diri
Dan memperjuangkan kembali mimpi-mimpi kartini dimasa depan
Hasil jerih payahmu telah kami petik hari ini
Terimakasih atas segala jasa jasamu
24
KEIKHLASAN IBUKU KARTINI
Firdawati
(STAI An-Nadwah Kuala Tungkal)

Siapa sangka Hati yang tak Berduri


Mampu Menghadirkan Semangat yang Gigih.
Wajah nan Ayu, Sikap nan Paten, dan Prinsip nan Kokoh telah
Tergambar pada dirimu.

Wahai Ibuku Kartini.


Tahukah engkau Wahai Ibuku Kartini.
Engkau adalah Gambaran Modernisasi dimasa lampau.
bukan karena engkau ingin di katakan Kekini.

Gaya-Mu, Corak-Mu, dan Pemikiran-Mu engkau Tuang


tanpa mau disandingkan dengan sejuta Pujian.
Pujian yang dicari, tidak akan tercapai.
namun, ketika keikhlasan yang diberi semua yang tidak terduga akan digapai.

Pembuktian Keikhlasan itu sudah terbukti melalui dirimu.


Wahai Ibuku Kartini..
Ibuku Kartini Engkau adalah Perempuan yang Berani Bermimpi.
diKelamnya Kegelapan..
Memang..

Memang Itu tidak Mudah.


Namun tidak ada yang tidak Mungkin.
“HABIS GELAP TERBITLAH TERANG”.

25
TERANG
Muhammad Reza Adha, 21 April 2020
(STAI An-Nadwah Kuala Tungkal)

Sebuah catatan kenangan terbuka kembali


Halaman tertanda di bukaberulang kali
Setiap tahun kau peringati
Hampir setiap hari kau khianati

Katanya gelap sudah terang


Ternyata masih redup sebagian
Ketenaran menjadi tantangan
Tapi pelajaran kau anggap sampingan

Gaya barat kau bilang mapan


Budayas endiri kau anggap kampungan

Apa itu kau sebut terang?


Terang memangt erang
Tapi silau di pandangan

Terang bukan silau


Terangs ebenarnya adalah berkilau

Berkilau menjaga harga dirinya


Dengan kodrat sebagai wanita.

26
Perempuan Yang Dirindukan
Randi
(STAI An-Nadwah Kuala Tungkal)

Raden Ajeng Kartini


Biar ragamu telah tiada
Namun jiwamu tetap membara
Biar ragamu telah tiada
Tapi namamu takkan dilupa

Raden Ajeng Kartini


Semangatmu yang pernah ada
Selalu ada dilubuk jiwa
Pengorbananmu yang terlaksana
Tiada kata sia-sia

Raden Ajeng Kartini


Kini kurindukan hadirmu
Di era yang telah baru
Saat ini kaummu
Melanjutkan perjuanganmu

27
Pahlawan Amansipasi Wanita
Safina Panduwinata
(SMA N 2 Tanjab Barat)

Engkau adalah putrid sejati , Sang putri yang harum namanya . Engkau bagaikan mentari
pagi dari kegelapan
Yang mampu menentang adanya perbedaan.

Kau berkorban demi membelakaummu,


Mengankat derajat wanita Mengharumkan bunga
Menjadi sempurna .

Ibu kartini kau, Pahlawan amansipasi wanita.


Meski kau telah tiada, namun semangat mu
Yang membara Masih terpancar di hati kaum wanita .
Kini kami bangga sebagai wanita

Karna kami adalah kehormatan negri ini


Yang terus berjuang dalam semangat mu
Hingga sampai saat ini
Perjuangamu masih kami rasa .

Wahai ibu kartini yang diangungkan


Kau putrid kasatria panutan perempuan
Terimaksih wahai ibu kartin, telah menjadi inspirasi
Dan cahaya bagi seluruh perempuan indonesia

28
Wanita Tangguh
Zahratunnisa
(STAI An-Nadwah Kuala Tungkal)

Embun dipagi hari selalu menyapamu


Dingin dan panas dijalani ikhlas olehmu
Badai dan perang selalu ditaklukkan olehmu
Melangkah dan menyapa dari hilir kehulu
Tegar langkahmu menjadi semangat baruku
Teduh hatimu menjadi pelindung bagiku
Kasih sayang selalu ada didalam semangatmu
Semangat dan kerja keras menjadi jembatan keadilanmu
Kau adalah wanita tegardan tangguh bagiku
Terimakasih untuk perjuanganmu
Kau adalah pahlawanku
Ibu Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat

29
Derajat Wanita
Rina Andriani
(Stai An-Nadwah Kuala Tungkal)

Makhluk yang dianggap lemah


Di cap sebagai payah
Namun selalu berupayah
Tanpa membawa amarah

Dijadikan pesuruh nafsu


Bahkan tak jarang menjadi babu
Dinilai hanya sebatas uang
Yang dapat dibeli dan di buang

Wanita
Tampak terlihat hina
Dipandang sebelah mata
Dan derajat jelata

Namun kini luruh


Semua asumsi yang rapuh
Bangkit sudah semangat asa
Membuktikan kepada dunia

30
Wanita bukan sekedar sampah
Wanita dapat berupayah
Derajat dan kodrat
Akan kami jadikan martabat

Kami wanita
makhluk yang mulia
Jangan sekali kalian menghina
Karna kami sudah mendapat haknya.

31
Terjerat Adat Istiadat
Hayatun Nufus Annajwa
(MAN 1 Tanjab Barat)

Mereka tersenyum
Namun, lengkungan di bibir mereka hampa
Mereka tertawa
Namun, ada sisi yang penuh luka

Seperti ada rasa


Yang tak terungkap dalam relungnya
Seperti ada rasa
Yang berkecamuk dalam dada

Hanya saja,
Mereka tak bisa berkata
Mereka dibungkam
Oleh adat nenek moyang

Diam, hanya diam yang bisa mereka lakukan

Karena, mereka adalah wanita


Yang dalam hatinya meronta
Ketika ada yang berkata
Hanyalah dapur tempat mereka

Jiwanya bergemuruh
Kala dicap pendidikan bukanlah dunianya

32
Padahal,
Wanita berhak menentukan pilihan
Bukan hanya mengikuti ritual
Yang acap kali berulang

Mereka ada tidak untuk direndahkan


Tidak untuk dilecehkan
Tapi, lagi-lagi mereka tak berdaya
Karena aturan yang telah disusun sejak lama

Jangan!
Jangan mau ditindas hukum alam
Jangan biarkan diri diinjak oleh segelintir orang yang tak punya kemanusiaan

Wanita itu tangguh!

Tak peduli berapa kali ombak menerjang


Tak peduli berapa kali topan menghadang
Wanita harus tetap berdiri menentang yang merendahkan
Harus tetap melawan demi tegaknya keadilan

Jangan mau diam saja


Jangan mau dijatuhkan semena-mena
Karena wanita, adalah mahkota dunia

33
GOSIP BAIK KARTINI
Syahrial Abdillah
(SMA Yayasan Pendidikan Pengabuan)

"Kak, hari ini hari Kartini, ya?


Kartini itu nsiapa sih, Kak? "
Li rih bisik adik perempuanku
Aku yang terkejut, langsung tertegun, terus menyimak
"Kata ibu guru disekolah, Kartini itu perempuan yang memperjuangkan emansipasi kaum
perempuan, ya, Kak?
Emansipasi tuapa, sih, Kak? "
Tanyanya lagi, kali ini dengan nada suara penasaran
Kuhela napas, tenang, kemudian kukata
Iya, sungguhiya
Kartini itu perempuan hebat, ia adalah tokoh pahlawan perempuan Indonesia
Persamaan hak dari berbagai aspek kehidupan, itu yang dimaksud emansipasi
Tapi, sayang sekali, pemahaman pragmatis oleh kaum feminisme telah merusak landasan
yang di bangun Kartini
Setia pera memiliki tantangan yang berbeda, Dik
Adik harus jadi Kartini modern, mengangkasa mendunia
Jangan sia-siakan perjuangan Kartini hanya dengan seremoni setahunsekali
Mari tunjukkan bahwa semangat juang Kartini bagi kaum perempuan untuk berkreasi tidak
akan pernah pudardari generasi kegenerasi

Senyerang,23April 2020

34
Wanita Bersuara
Dibaiik Jeruji Cercaan Kerendahan
AzzahraOktafiami

Saat sang mentari


Terkurung sinarnya
DigubukKeterpaksaan
Ia mendekam

Tak satu pun orang


memikiran nasibnya
Hanya karena ia wanita

Bersinarlah wahai Ientera


Gagasanmu tak serendah lembah
Tak sehina Iautan sampah
Bangkitlah di hadapan dunia
Terjang jeratan persepsi keterpurukkan
Karena, kartini telah membuktikannya

Selamat Hari Kartini

35
Reinkarnasi Kartini
Faiza Nurrahmah
(SMKN 1 TanJab Barat)

Kartini Iaksana Iautan


Semilir bad semburat ketenangan
Surat-surat rindunya jadi tuntutan
Karenanya wanita indah berdandan

Kartini, juang dirupa uang bertandang


Butakan jutaan mata lelaki jalang
Aksara kian lantang menantang
Berkat dia, wanita tak lagi telanjang

Konde yang dulu jadi pena, kini dibelatikan


Menusuk para pengamal ajaran tuhan
Mencetai harmoni pengagung kebudayaan
Kembali melucuti pakaiankesantunan

Wahairoh Kartini, kami ingin sadar diri


Bahwa reinkarnasi adalah kesadaran jiwa suci
Bukan bersulang didksi lalu mabuk membunuh emansipasi
Bukan gadaikan diri atau kembali diperbudak globalisasi
Duhai kartini masa kini
Semakin jatuh semakin berlari
Tak kendali diliar berahi
Biar mengejar mimpi, berdikari
36
Kartini Kini Dulu Dan Nanti
Inten Mayang Sari
(STAI An-Nadwah Kuala Tungkal)

Selamat hari kartini wanita indonesia


Dulu...
Engkau perjuangkan hak-hak kami didunia
Sosok sepertimulah yang berhasil mengubah segalanya
Yang dulunya hanya dipandang sebelah mata
Berkatmu kini wanita setara
Meskipun dulu ragamu dalam belenggu
Dengan penuh semangat membara
Mengangkat derajat kaum wanita
Mengajarkan bahwa kami harus bisa

Kini...
Wanita bejuang demi negeri
Wanita tidak lagi hanya mengurus rumah tangga
Wanita turut berperan dalam perekonomian keluarga
Hingga bangsa
Wanita berjuang demi emansipasi tak hanya untuk
Pendidikan melainkan juga demi harga diri

Dan nanti...
Wanita harus merdeka serta mandiri
Wanita bekerja bukan untukmenyaingi laki-laki

37
Wanita bekerja untuk mencerdaskan generasi
Berjuang membentuk keteladanan anak bangsa yang berprestasi
Jadilah kartini yang berperan dalam hal apapun dimanapun
Dimana saja dan kapan saja
Mari terus bangkit berjuang dan berkarya Wanita Indonesia

38
Bulu Mata Perak Serigala
Nurmita
(Ma Riyadhul Jannah)

Kulihat rumahmu
Dari bawah pohon willow
Bangunan bertembok putih
Indah berjajar bulu mata perak serigala
Kau dapat melihat wanita kuat
Seperti menggenggam pelangi
Wanita nan tangguh
Bagai menopang matahari
Sampai waktunya
Wanita akan mengalir
Tanpa mengikuti arus
Berjalan untuk sebuah makna

39
Kartini Masa Kini
Erni Septia Ningsih
(MAN 2 Tanjab Barat)
Wahai para wanita masa kini
Janganlah engkau terus mengeluh
Janganlah terus merasa rendah
Ingat..........
Sekarang martabat kita tak serendah dulu lagi
Kita berhak ikut membela negara
Kita berhak menggapai cita-cita kita
Kita tak serendah dulu lagi
Tapi ingat di balik semua itu
Ada seorang sosok wanita yang terus mempertahankan martabat kita
Tak pernah mengeluh atas semua perjuangannya
Terus memperjuangkan agar wanita terlihat sejajar di mata dunia
Terima kasih Raden Ajeng Kartini
Engkau teladan bagi kami
Engkau sebagai panutan bagi kami
Engkau juga sebagai cerminan bagi kami
Raden Ajeng kartini
kini kami merasa bangga sebagai wanita
martabat kami tak serendah dulu lagi
kami inginterus mengukir prestasi-prestasi kami
kami ingin menggapai cita-cita mulia ini
kami ingin berusaha untuk meneruskan cita-cita mu yang luhur
40
Perempuan Bisa
M. Iqbal Fadilla
(UIN STS Jambi)

Dahulu kau di remehkan


Dahulu kau di campakan
Harga diri yang takadanilainya
Seolah menjadi duri yang menusuk relungmu

Hinaan, ejekkan bahkan makian


Menunjukkan ketidak berdayaanmu
Namun, semua itu sirna seketika
Ketika diadatang (kartini)

Seorang perempuan bak seperti cahaya


Menerangi kegelapan malam
Pemikiran kritis mengikis anggapan bahwa "perempuan lemah"
Setitik tinta terukir indah membuat lembaran hampa menjadi berwarna

Lihatlah dunia.......lihatla
Kini kamu tlah berubah, semua menghormatimu
Kegigihanmu tlah membuat kami sadar
Perempuan bisaa.....
Semangatmu membara memancarkan cahaya
Cahaya, membawa penerangan di tengah gelapnya malam

41

Anda mungkin juga menyukai