Burung di Jendela
Yollanda Pinkan Maharani .................................................... 1
Mengapa?
Yollanda Pinkan Maharani .................................................... 3
Tuan dan Nona
Yollanda Pinkan Maharani .................................................... 4
Integritas : Paripurna Asa, Rasa, Karsa, dan Karya
Embun Firdaus ................................................................... 7
Pesta Codot
Eko Pandu Pranoto .............................................................. 19
Bangun Pagi Tanpa Korupsi
Iwan Noor Hidayat .............................................................. 23
Lawan Korupsi
iii
Grenada ............................................................................ 26
Tentang Rasa
Suhardono KM .................................................................... 29
Menjaga Negeri
Rahadiani Kireina ............................................................... 31
Siapa Lagi?
Briena ............................................................................ 33
Duri
Neni Hijrotul Isnaeni ............................................................ 43
Kalingga
Lisno Setiawan ................................................................... 45
Mengapa Korupsi
Mahmudi Syahwani ............................................................. 47
Yang Disesali
Wahyu Adi Pramono ............................................................ 57
Akhirnya T
iv
Nyoman Maulana ................................................................ 61
Cela yang Abadi
Nurokhim Budiyono ............................................................. 63
Air Mata Ibu Pertiwi
Ruly Ardyansyah ................................................................. 67
Di Balik Meja
Mayu Sara Anggita .............................................................. 75
Empat Rasa Satu Makna
Mayu Sara Anggita .............................................................. 77
v
Yollanda Pinkan Maharani, lahir pada tanggal 22 April 1998
di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia pernah menempuh
pendidikan DI Kebendaharaan Negara di PKN STAN yang
mengantarkan pada Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian
Keuangan.
vi
Burung di Jendela
1
Aku tidak ingin menjadi manusia
Melihat mereka ‘membunuh’ sisi manusia dalam diri
Untuk apa menjadi manusia jika tidak ada
kemanusiaan
Untuk apa menjadi manusia jika harus hidup indah
namun hina
Untuk apa menjadi manusia jika harus kehilangan hati
demi materi
Untuk apa menjadi manusia jika rakus adalah kutukan
yang aku emban selamanya
Tidak
2
Mengapa?
Padahal
3
Tuan dan Nona
4
Tuan dan nona ada dalam diri puan
Akankah mereka tersenyum cerah?
Ataukah mereka merintih tak berdaya?
Puan sendiri yang memutuskan
Putuskan dengan mata dan hati
Tetapi satu yang perlu puan ingat
Sekali tuan dan nona tersenyum cerah
Hilanglah sudah manusia dalam diri puan
Hanya tersisa makhluk keji yang tak punya hati
5
Embun Firdaus, kelahiran Jakarta tahun 1980, Embun telah
bekerja di Kementerian Keuangan selama 19 tahun dengan rentang
pengalaman terkait pendapatan maupun belanja sektor energi, K/L,
dan BUMN.
Alumni Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Universitas Indonesia,
dan MSc in Management dari University of Gothenburg, Swedia.
Anggota Badan Legislatif Mahasiswa STAN, jurnalistik media
sekolah dan pengurus media sosial PPI Swedia 2014-2015.
Berpartisipasi di Alumni Swedia, Ikatan Alumni Insan Cendekia,
serta hypnotist dan hypnotherapist bersertifikasi dari The Indonesian
Board of Hynotherapy.
Selengkapnya:
https://www.linkedin.com/in/embun-firdaus-4746149/
6
Integritas : Paripurna Asa, Rasa, Karsa, dan
Karya
Masihkah terjadi?
Merasa begini, tapi
berpikir begitu
Berkata begini, tapi
berbuat begitu
7
Sederhanalah:
Jadilah singkat, padat, dan jelas
Ejawantahkan sebagai kebutuhan
Bukan lagi sekadar angan-angan
Birokrasi saksama
dalam tempo sesingkat-singkatnya
Substansi bersahaja
Tepat manfaat,
Sakti mandra guna
8
Inilah cita-cita kita
Manifestasi asa, rasa
karsa dan karya Paripurna
Wujudkan Integritas :
Anti Korupsi
sebenarnya
9
Nama : Gigih Surya Prakasa
TTL : Pelabuhan Ratu, 19 November 1993
Pendidikan : S1 Ekonomi Pembangunan,
Universitas Trisakti
SMA Negeri 25 Bandung
Pemuda 28 tahun dari Bandung ini senang sekali mencoba hal-
hal baru yang menantang. Berkarir sebagai PNS tidak hanya
menjadi sarana pengabdian namun juga aktualisasi diri dalam
berkontribusi nyata bagi negeri. Hobi belajar yang ditekuni pun
banyak membuahkan hasil seperti pernah menjadi pegawai terbaik
tingkat eselon II 2017, pegawai teladan tingkat eselon II 2021, dan
lain-lain. Proses belajar bukan merupakan proses sekali selesai
melainkan proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Pelajaran
dan pengetahuan yang telah diperoleh harus dituangkan dalam
tindakan dan aksi yang nyata dan dapat dirasakan hasilnya untuk
orang banyak sehingga lebih bermanfaat minimal untuk diri sendiri,
orang disekitar kita, dan untuk organisasi.
10
Kesaksian Kami atas Korupsi
11
Lanyca Putia Erda Nursagita, anak sulung dari 2 bersaudara yang
lahir di Bandung, 24 November 1998. Ia adalah lulusan Diploma I
Kebendaharaan Negara PKN STAN angkatan 2017 dan sekarang
ditempatkan di DJA. Ia adalah ASN milenial Kemenkeu yang gemar
membuat pantun dan menonton series.
12
Kolam Susu Menjadi Kolam Kenangan
13
Para jiwa penggerus uang kita, uang putra-putri negeri
tercinta.
Tidakkah terlintas dalam benakmu puluhan tahun
kemudian?
Dibalik gemerlapnya dunia, harapan mereka kau rampas.
Anak cucu terbengkalai dengan lepas.
Kolam susu menjadi kolam kenangan.
Ladang hijau lambat laun menguning tanpa antusias.
Ribuan terumbu karang tidak lagi tersenyum indah di
dasar laut.
Bumi dan langit bahkan tak lagi merestui kejayaan
negeri.
Itukah pelabuhan terakhir yang ingin kau tuju?
14
15
Eko Pandu Pranoto lahir di Jember tanggal 17 Maret 1986. Selama
35 tahun lebih hidup, penulis telah mengenyam pendidikan formal
hingga sarjana. Penulis giat membuat puisi sejak awal pandemi.
Puisi buat penulis adalah sebuah media mengasah intuisi dan
mengungkapkannya dalam serangkai refleksi yang kelak takkan
pernah basi.
16
Berita Lampu Merah
17
Di depan, pak polisi menanti
merentangkan tangan, memaksa berhenti
mengeluarkan bolpoin dari balik pinggang
dan seperangkat surat tilang
18
Pesta Codot
19
apes benar, daun sudah sendirian
ditinggal jambu air pergi sekelebatan
semalam codot menjemput duluan
kecut pun diembat dihabiskan
20
21
Nama : Iwan Noor Hidayat
Tempat/tanggal lahir : Yogyakarta, 24 Januari 1977
NIP : 197701241999031002
Unit Organisasi : Direktorat Anggaran Bidang PMK
Hoby : Olahraga (bersepeda, badminton,
memanah) dan Kulineran
22
Bangun Pagi Tanpa Korupsi
23
Grenada, lahir di Jakarta 36 tahun silam. Menempuh pendidikan
dari SD-SMA di Jakarta kemudian melanjutkan S1 Fakultas
Hukum di Universitas Lampung. Memiliki hobi berolahraga
terutama olahraga yang berkaitan dengan alam. Hobi lainnya adalah
memelihara binatang terutama burung paruh bengkok.
24
Janji Kami Pengabdi
25
Lawan Korupsi
26
Di tengah antrian pasar yang tak rapih lagi rapuh
Di lampu-lampu lalu lintas yang kuningnya sekejapan
mata
Di garis-garis penyebrangan jalan yang tak tampak
tapak kaki
Di penjelasan orangtua ketika anaknya jatuh karena
lalainya sendiri
Di kantin-kantin kantor pada bukan jam istirahat
Di waktu ibadah yg sekarang sepi...sepi... sepi
27
Suhardono KM
28
Tentang Rasa
29
Rahadiani Kireina, biasa disapa Kirein. Dahulu lahir pada tahun
1995 pada tanggal 5 Juli di Jakarta. Terakhir kali mengenyam
pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Sangat suka
dengan travelling dan olahraga yang anti-mainstream.
30
Menjaga Negeri
31
Briena adalah nama panggilan dari nama panjang saya yaitu Briena
Dynakandi Jadmika. Lahir di Jakarta, 16 September 1998 namun
dibesarkan di Ngawi hingga SMA. Setelah itu saya melanjutkan
pendidikan di Kampus Jurang Mangu PKN STAN. Saat ini
saya bekerja sebagai pelaksana di Direktorat Anggaran Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, DJA.
32
Siapa Lagi?
Sesungguhnya. . .
33
Nama saya Yudanto Dwi Nugroho, bertugas di Direktorat Abid.
Polhukhankam dan BA BUN. Saya lahir dan besar di Jakarta.
Saya lulus pendidikan Diploma-III Akuntansi STAN tahun 2012
dan Diploma-IV Akuntansi PKN STAN tahun 2018. Saya pernah
membuat desain poster pada lomba DJA tahun 2016 dengan judul
“Anggaran tanpa Pelanggaran”.
34
Cita yang Cemerlang
35
Semangat antikorupsi janganlah hilang
Kobarkan dan sebarkan secara berani dan lantang
Hidup ini bukanlah panggung gemintang
Yang selamanya hanya tentang senang-senang
Masih banyak tanggung jawab dan kerja keras yang
harus disandang
36
37
Nama : Anom Kurniawan
Tempat/ Tanggal Lahir : Sleman/ 17 Oktober 1991
Riwayat Pendidikan : DIII Akuntansi STAN
38
Untuk Ayah dan Ibu, Abdi Negara
Ayah, Ibu..
Aku menerima jika kita tidak kaya
Cukupkan hidupku dengan rasa bahagia
Aku tak ingin kalian berbuat tercela
Hanya untuk membuatku manja
Ayah, ibu..
Jauhi semua yang membuatmu resah
Tinggalkan yang membuat hatimu gelisah
Korupsi tidak akan menyelesaikan masalah
Bahkan, aku pun tahu itu perbuatan yang salah
39
Saat kalian dilanda rasa ragu
Ingatlah selalu akan senyumanku
Yang akan hilang dimakan waktu
Saat kalian tak berada disisiku
Dari anakmu,
Yang penuh tawa canda
Yang akan selalu ceria
Menyambut kedua orangtuanya
Dan menerimanya apa adanya
40
Korupsi dan Zombi
41
Neni Hijrotul Isnaeni, asal Garut Jawa Barat namun sekarang
tinggal di Bogor.
Lulusan D1 STAN 2006 dan S1 Universitas Terbuka 2013. Masuk
DJA sejak masih berstatus DJAPK sampai dengan sekarang.
42
Duri
43
Lisno Setiawan
44
Kalingga
45
Nama : Mahmudi Syahwani
Tempat lahir : Cirebon
Riwayat Pendidikan : SD sd SMA Di Cirebon,
DIII Prodip Anggaran,
S1 Universitas Islam Jakarta,
S2 Fisip UI
46
Mengapa Korupsi
47
Hartanto, kelahiran Pemalang sebuah kota kecil di Jawa Tengah,
aktif di komunitas menulis DJA “bukan nota dinas
48
Aku Punya Seorang Kawan
49
seskali dia perlihatkan usulan program si miskin nan
melarat
begitu gemerlap disusun dalam surat menyurat,
begitu indah dalam bual bual buku proposal
tapi menurutnya tak pernah menjawab yang jadi soal
50
usulannya kadang tak masuk akal
seakan Anggaran adalah barang obral
kalau begitu dia akan berlagak orang bebal
yang tak soorangpun pernah dia kenal
51
Selamat Siang Tuan
52
Selamat siang tuan
hari ini APBN tidak sedang santai rebahan,
dia hadir
mengupayakan tersedia vaksin dan obat obat vitamin
penambah daya tahan,
menjaga agar sakit dan mati tak banyak berulang,,
dan kasus covid semakin berkurang
mengupayakan para tenaga medis,dokter perawat
penggali kubur tentara polisi petugas petugas yang
sedang bahu membahu berperang melawan pandemi
dapat lancar melanjutkan darma bakti
mengupayakan
tersedia biaya pulsa dan data,
buat para guru dan siswa,
serta perangkat pengolah data sewajarnya
hingga mereka yang sekolah atau kuliah
tetap bisa mendapatkan,ilmu dan hikmah
meskipun tetap tinggal di rumah
mengupayakan
ada subsidi dan bantuan dana
makanan pokok dan lauknya
agar mereka yang tak bisa lagi bekerja,
tetap mendapatkan kebutuhan dasarnya,
mereka yang tak berdaya,
tak mati kelaparan dalam rumahnya
53
dia hadir,
mengupayakan
agar tetap bertambah jalan yang menembus belantara
dan wilayah terpenjara,
agar tetap terbangun pabrik pabrik yang menampung
banyak pekerja
agar terlatih tentara dan tersedia senjata untuk
menjaga negara
agar terbentuk polisi jaksa dan penegak hukum
yang memastikan hukum sebagai panglima
agar listrik listrik tetap menyala
hingga negeri semakin terlihat warna indahnya
agar air tetap mengalir sebagai pengobat dahaga
agar semua cita cita berdirinya negara terlaksana
agar dokter, guru, pegawai, lurah, camat tetap bekerja
melayani rakyatnya
Dia hadir,
Mengupayakan ekonomi yang porak poranda
Terimbas corona pelahan bergerak tumbuh tak
semakin rubuh
54
merubah spek barang sehingga gampang rusak
merampok uang apbn sambil terbahak
55
Wahyu Adi Pramono. Lahir di Banyumas beberapa tahun lalu.
Master of Science di UGM dan Master of International Development
and Economic di ANU.
56
Yang Disesali
Sendiri
Di balik jeruji besi
Semua telah pergi
Hari-hari
Kekuatan diri
Materi
Sanak famili
Relasi
Pergi
Lebih lagi
Indah yang kunanti
Tiada lagi
Yang mencintai
Menyesali
Yang dulu menemani
Menjauhi
Yang kuberi
Mencaci
57
Semua yang kumiliki
Dariku menanam padi
Tidak dari korupsi
Tapi siapa percayai
Hanya karena sekali
Membantu yang ternyata pencuri
Semua karya untuk negeri
Bakti kepada ibu pertiwi
Ide besar yang telah terimplementasi
Kerja kerasku dari pagi sampai pagi lagi
Dulu sangat dihargai
Tiada berarti lagi
Wahai
Jangan mendekati
Jangan sekali-kali
Jangan sampai menyesali
Semua akan menjadi basi
Seberapapun kecilnya ini
58
59
Nyoman Maulana (Bali KW, kadang dipanggil “kang”)
Lahir di Malang tanggal 13
Ex calon sarjana
60
Akhirnya T
61
Nurokhim Budiyono, terlahir sebagai manusia biasa di Magelang,
tanggal 12 Februari 1992. Sampai saat ini-dan entah sampai kapan-
masih menjadi manusia biasa.
62
Cela yang Abadi
63
Tidak. Aku salah.
Mereka tidak mengambil.
Bukankah sejak awal, alam seutuhnya milik mereka?
Entahlah.
64
65
Nama masih Ruly Ardyansyah. Dulu lahir di Jakarta pada tanggal 9
Maret 1973. Pernah sekolah di STIE Perbanas dan lulus, dengan nilai
wajar. Pernah bercita cita menjadi Pilot, Kopassus, namun pupus
karena merupakan anak lelaki satu satunya, dimana memerlukan
surat pernyataan almarhum ibunda. Bersyukur menjadi abdi negara
di Kementerian Keuangan
66
Air Mata Ibu Pertiwi
67
Sepintas, lalu Hilang
68
Tetaplah dalam dekapan
Meskipun berjuang dari kejauhan
Siasat perlu dipertahankan
Tanpa harus ada yang berkorban
69
Nama : Dimas Adityo Kusumo
NIP : 198503112009011007
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 11 Maret 1985
Unit Organisasi : Direktorat Anggaran Bidang PMK
Pendidikan : S2 – Master of Arts in Public Policy
dari GRIPS
Hobby : Merakit model kit Gunpla
dan mengkoleksi action figure
70
Hati dan Aksi
71
Penulis bernama Mayu Sara Anggita. Lahir di Rantauprapat,
Sumatera Utara dan merupakan lulusan Diploma III PKN STAN
tahun 2017 yang kemudian ditempatkan di bagian Sekretariat
Direktorat Jenderal Anggaran. Penulis memulai menulis puisi sejak
kuliah yang diawali coretan kecil hingga menjadi hobi.
72
Bincang Sepi Bersama Alam
73
Pada deburan ombak pantai aku berbicara dalam
intuisi
Masih ada tanggung jawab yang menggulung tepian
hati
Keberanian ini pasang surut namun tak pernah hilang
Menyebrangi laut kecurangan, menjadi kuat bak batu
karang
74
Di Balik Meja
75
Berlari ketika bibir mulai berbicara
Kutulis surat kecil untuk dia
Larik pendek tentang kisah si tikus di balik meja
Diam dalam sepi, bersembunyi menyiksa diri
Menghilang tanpa jejak agar sulit dicari
76
Empat Rasa Satu Makna
77
Pada kebimbangan kuukir pilihan
Menjadi narapidana atau tetap sederhana
Jam tangan yang melingkar dipadu pakaian elegan
Sirna dibalut rompi oranye pelebur pesona
78