Anda di halaman 1dari 6

BANGKIT DARI KEMALASAN

Hai, pemuda pemudi penerus bangsa


Di era modern saat ini
Tekhnologi dapat melumpuhkanmu
Bila kau tak memanfaatkannya dengan baik
Smarthphone merantai tangan diatas meja
Aplikasi-aplikasi yang memenuhi Lorong pikiran
Ide-ide yang terbelenggu
Dikarenakan ketakutan akan kesalahan

Hai, pemuda pemudi penerus bangsa


Musuh terbesarmu ialah dirimu sendiri
Berupa kemalasan akan ingin tahu dan selalu cari tahu
Takut akan kegagalan
Terlalu egois
Overthingking secara terus menerus

Hai, pemuda pemudi penerus bangsa


Bukan nasib yang menentukan hidupmu
Tapi kamu sendirilah yang menentukan masa depanmu
Rasa malas akan menjadi penghalang
Rezeki dari yang Tuhan berikan

Bangkitlah…
Kemalasan adalah musuh yang besar
Ketidaktahuan akan ilmu merupakan kerugian yang tak bisa terbayarkan
Mundurnya suatu bangsa
Dikarenakan lemahnya Pendidikan
Hai, pemuda pemudi penerus bangsa
Saatnya kita bangkit
Melawan kemalasan dengan semangat belajar
Saatnya kita merdeka dalam belajar
Berkereasi, berinovasi, dan mandiri
Untuk kemajuan negeri
Karya: Celsi Olivia

Sebelum lentik ujung pena mengukir


Ada air mata yang lebih dulu mengalir
Mungkin kita tahu
Bulir kristal yang menetes
Tak bisa melukis untaian kata indah layaknya pena

Namun…
Ia mampu mendefinisikan sebuah rasa
Saat seseorang tak mampu lagi berkata
Keberadaannya selalu ada
Baik saat menghadapi titik terjenuh dalam hidupnya
Maupun dalam haru bahagianya

Seakan…
Tintanya tak akan pernah habis
Selalu ada saat kapanpun
Dan dimanapun seseorang membutuhkannya

Goresan jelas diatas kertas


Tintanya mengawali sebuah tanda
Awal sebuah kepastian
Yang melengkapi roda kehidupan
Secarik kertas menjadi pedoman
Meskipun noda hitam menjadi acuan
Disini, dilembar kertas ini
Air mata dan pena berpadu menjadi satu
Menemani tuannya
Bercerita dan bercengkrama
Dengan segala rasa yang ada

Hidup itu seperti rumus


Tidak perlu dihafalkan
Hanya perlu dipahami dan dimengerti
Bagaimana alurnya berjalan
DIDADAKU ADA BARA

Jeritan ini terasa sunyi


Tertahan pada langit kelam yang Panjang
Menemaniku dalam malam gelap
Di mana aku kembali sendiri.

Andai aku bisa,


Aku akan mengulang semuanya.
Meyusun kembali kisah yang tak pernah mampu kujalin.
Menghidupkan semua mimpi dan harapan.

Dalam gelap ini,


Aku kembali menari bersama perih
Kembali tertawa di balik tangisan
Dan tersenyum di balik gurat pilu luka.

Aku berharap untuk terbangun


Pada sebuah waktu di mana semua
baik-baik saja.
tapi tak ada yang baik-baik saja di sini.
Aku tak pernah baik-baik saja.

Hai
Bagaimana kau bisa mengerti?
Sedangkan diriku saja
Tidak mengerti apa yang terjadi
Pada diriku sendiri

Hai, diriku
Mereka tidak akan pernah tau
Bagaimana sulitnya jadi kamu
Mereka tidak akan mampu
Melewati apa yang sudah kamu tuntaskan
Mereka tidak akan mau
Melewati banyak kesedihan seperti dirimu

Hai, diriku semua butuh waktu


Dimasa depan nanti, dipuncak kehidupanmu nanti
Kau akan melihat kebelakang lalu mengangguk dan
Mengerti tentang kenapa kenapa dan mengapa?
Semua itu dulu harus terjadi

Hai, diriku
Sekarang mungkin terasa sulit
Tapi yakinlah bahwa
Semuanya akan baik-baik saja
Jika hal yang sama terulang berulang kali

Anda mungkin juga menyukai