Anda di halaman 1dari 346

Kumpulan Cerita Remaja | i

PELANGI KISAHKU

Karya :
SMP Negeri 3 Kebasen

Editor :
Ignatius Kuncoro

Design Cover & Tata Letak :


Yusuf Muhammad Iqbal

Penerbit :

Satria Indra Prasta Publishing (Anggota IKAPI)


Jl. Curug Cipendok Km.1
Kalisari, Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang


Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh buku tanpa izin penerbit dan penulis

ISBN:

Cetakan Pertama, April 2023


Ukuran Buku: A5
Halaman: xvi + 330
Isi di luar tanggung jawab percetakan

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Mahakuasa
karena telah berhasil mengumpulkan cerita singkat atau flash
fiction yang kami beri judul “Pelangi Kisahku”. Buku ini berisi
cerita singkat yang berisi tentang pengalaman hidup anak-anak
kelas IX SMP Negeri 3 Kebasen.

Keberhasilan terselesainya buku ini tidak lepas dari dukungan


berbagai pihak, khususnya saya sampaikan kepada Kepala
SMP Negeri 3 Kebasen, Agus Widodo, S.Pd., M.Pd., dan rekan
guru yang berkenan memberikan dukungan untuk buku ini dan
serta peran orang tua yang telah bergotong-royong membantu
proses penerbitan buku ini. Tidak lupa, saya sampaikan ucapan
terima kasih juga kepada anak-anakku yang telah mengirimkan
pengalaman keterkejutannya.

Buku ini berisi cerita singkat atau flash fiction lahir karena
penulis ingin memberdayakan kreativitas anak-anak kelas 9 SMP
Negeri 3 Kebasen untuk bisa mewujudkan hasil karya berdasarkan
pengalaman hidup mereka. Penulis mengajak anak-anak bahwa
mereka mereka pasti memiliki pengalaman hidup. Pengalaman
merupakan pelangi yang akan membawa suasana perasaan
anak-anak yang mengharukan, menggembirakan, menakutkan,

Kumpulan Cerita Remaja | iii


mengecewakan, menjengkelkan, dan sebagainya. Sebelum
sampai ke suasana perasaan itu, sebagai ujung cerita, tentunya
anak-anak harus bisa menceritakan peristiwa sebelumnya. Hasil
cerita itu dituangkan terlebih dahulu ke dalam buku catatan, lalu
mereka menuliskannya kembali pada aplikasi ms word atau dalam
bentuk pdf, lalu dikirim hasilnya di grup masing-masing kelas.

Itulah sekelumit isi buku cerita singkat yang dapat menjadi


pelajaran bagi anak-anak dalam mewujudkan tulisan dengan
ejaan dan bahasa standar anak-anak smp. Penulis selaku yang
mengedit bahasa pecakapan dan narasi yang mereka ungkapkan
harus membetulkan ejaan dan tanda baca di sana-sini. Namun,
secara ide atau gagasan, mereka sungguh kreatif. Saya tidak
mengubah makna isi pengalaman mereka. Semoga buku ini
diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi pembaca.

Akhir kata, kami menyadari bahwa buku yang berisi cerita


singkat ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami sangat
membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Selamat
membaca.

iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb.

Salam literasi,

Puji syukur kehadirat Allah Yang Mahakuasa, buku kumpulan


cerita hasil krativitas siswa SMP Negeri 3 Kebasen bisa terbit.
Sebuah karya hasil kolaborasi antara guru dengan murid yang
menjalin pengalamannya untuk sebuah karya dari SMP Negeri 3
Kebasen.

Anak- anakku yang hebat,

Sumber menulis begitu banyak: peristiwa atau kejadian, hasil


pengamatan, pengalaman pribadi, dan lain-lain. Buku Pelangi Kisahku,
merupakan pengalaman kalian menuangkan pengalaman dalam bentuk
cerita. Kalian kemas dengan bumbu imajinasi dan dipoles dengan gaya
bahasamu, jadilah karya yang membanggakan.

Beragam cerita dalam Pelangi Kisahku hasil karya kelas IX Tahun


2022/ 2023. Sangaat mengasikkan, menghibur, dan memberikan
pengalaman batin bagi pembacanya. Teruslah berkaya, tulisan kalian
akan menjadi sejarah biografi yang tak akan hilang . Tulisan kalian akan
menjadi waris berharga bagi generasi penerus. Akan menjadi kenangan di
masa yang akan daatang. Ingat! Tak ada keberhasilan dengan ketakutan.

Kumpulan Cerita Remaja | v


Ketakutan akan membawa kesulitan. Bukan kesulitan yang mendatangkan
ketakutan. Teruslah berani menulis, menulis, dan menulis.

Anak-anakku yang hebat,

Terima kasih kalian sudah berkarya dan berapresiasi. Terima


kasaih kepada pembina yang telah membimbing dan memotivasi
anak-anak untuk berkarya. Sukses selalu

Salam lietrasi.

vi
MOTTO
1. “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis,
ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis
adalah bekerja untuk keabadian”. - Pramoedya Ananta Toer

2. “Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah ses-


uatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak”. - Ali
bin Abi Thalib

3. “Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama
besar, maka jadilah penulis”. - Imam Al-Ghazali

4. “Aku lebih takut dengan seseorang yang memegang pena


(penulis) dari pada prajurit yang bersenjatakan lengkap”. -
Napoleon Bonaparte

5. “Usahakan menulis setiap hari. Niscaya, kulit Anda akan men-


jadi segar kembali akibat kandungan manfaat yang luar bia-
sa”. - Fatimah Mernissi

6. “Menulis merangsang pemikiran, jadi saat Anda tidak bisa


memikirkan sesuatu untuk ditulis, tetaplah mencoba untuk
menulis”. - Barbara

7. “Menulis adalah mencipta, dalam suatu penciptaan seseorang

Kumpulan Cerita Remaja | vii


mengarahkan tidak hanya semua pengetahuan, daya, dan ke-
mampuannya saja, tetapi ia sertakan seluruh jiwa dan napas
hidupnya”. - Stephen King

viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................iii
MOTTO.......................................................................................vii
DAFTAR ISI................................................................................ix

KELAS 9A...................................................................................1
Dikejar Anjing....................................................................2
Dikagetkan oleh Petir.......................................................3
Joging Bertemu Seekor Anjing........................................5
Ulang Tahunku..................................................................7
Jalan Jalan Pagi Ke Bendungan......................................8
PUS Mythic.......................................................................10
Kejadian Tak Terduga.......................................................12
PAS....................................................................................14
Mencari Umpan untuk Memancing.................................16
Akhirnya Idolaku Live.......................................................17
Joging Pagi.......................................................................19
Terlalu Asik Bermain.........................................................21
Terpeleset Saat Mengejar Ayam......................................25
Sparing Bola di Sore Hari.................................................26
Masuk BNN (Badan Narkotika Nasional Indonesia).......27

Kumpulan Cerita Remaja | ix


Bermain Sepeda di Sore Hari...........................................28
Bertemu Monyet...............................................................31
Surprise Ulang Tahunku di Sekolahan............................32
Malam yang Mengejutkan................................................33
Kukira Hantu.....................................................................35
Keseruan Di Malam Tahun Baru......................................36
Memancing Ikan Bersama Teman..................................38
Usaha Untuk Memperbaiki Hp Sendiri............................39
Telat Jalan Sehat..............................................................41

KELAS 9B............................................................................48
Seleksi Gala Siswa Indonesia (GSI).................................49
Salah Scan........................................................................52
Jadi Juara.........................................................................54
Nasib Sial..........................................................................58
Mancing Ketemu Ular.......................................................62
Terganggu karena Suara Bising Motor............................64
Diajak Main.......................................................................66
Telat Pelajaran..................................................................67
Temanku Kena Musibah...................................................70
Abangku............................................................................72
Tugas IPA..........................................................................75
Bermain di Sungai Bersama Teman................................77

x
Malam Tahun Baru Bersama Keluarga............................79
Memancing Bersama Teman...........................................81
Mancing Betik...................................................................84
Jatuh ke Got,.....................................................................86
Gara-Gara Dikejar Anjing.................................................86
Dikejar Anjing....................................................................89
Kukira dapat Ikan, Eh Ternyata........................................95
Menunggu Teman Lama.................................................98
Hari Ulang Tahunku..........................................................99
Hari Ulang Tahun..............................................................101
Dikejar Anjing....................................................................103
Liburan Tahun Baru..........................................................109
Awal Senang, Akhir Kacau...............................................111
Hp Hampir Hilang.............................................................113
Bertemu Teman Lamaku..................................................115
Tiba-Tiba Kaki Sakit.........................................................117
Dikejutkan oleh Peringkat...............................................119
Bermain Sepak Bola.........................................................121
Memancing Ikan di Sungai...............................................123
Dikejar Anjing....................................................................125
Ampir Tidak Bisa Pulang..................................................131
Bermain Lompat Tali........................................................134

Kumpulan Cerita Remaja | xi


KELAS 9C...................................................................................137
Kerja Kelompok.................................................................138
Gluduk...............................................................................141
Ujan dan Petir Saat Mati Lampu......................................142
Menabrak Pintu Tetangga................................................145
Sahabatku.........................................................................147
Petir di Malam Hari...........................................................149
Anak Sekolah yang Malas................................................151
Joging Pagi.......................................................................153
Surprise di Hari Ulang Tahunku.......................................155
Hadiah Ulang Tahun.........................................................157
Kado Ulang Tahun............................................................159
Ulang Tahun......................................................................160
Kehilangan Handphone Saat di Bus................................163
Kejutan Ulang Tahun........................................................165
dari Teman-Teman...........................................................165
Malam yang Sunyi............................................................168
Dimarahi Mama................................................................169
Tidur pada Jam Pelajaran................................................172
Rangking Turun................................................................174
Menabrak Mobil................................................................176
Malam yang Sunyi dan Gelap..........................................178
Nilai Ulangan yang Jelek..................................................179

xii
Turnamen Mobile Legends..............................................181
Seleksi Sepak Bola...........................................................183
Mendengar Suara Aneh....................................................185
Pergi ke Cilongok..............................................................187
Kesalahanku.....................................................................190
Dibelikan Motor................................................................191
Belajar Membawa Motor..................................................193
Jatuh dari Sepeda Motor..................................................196
Berlibur..............................................................................197
Dibelikan HP.....................................................................198

KELAS 9D...................................................................................200
Pucat.................................................................................201
Menginjak Paku................................................................207
Tangan Retak....................................................................209
Menabrak Pintu................................................................211
Tiba-Tiba Banjir................................................................213
Patah Tulang.....................................................................216
Life Change Body Goals...................................................219
Dua Belas Jahitan............................................................221
Jatuh dari Motor...............................................................223
Jatuh Bersama Teman.....................................................225
Serempetan.......................................................................228

Kumpulan Cerita Remaja | xiii


Kecelakaan........................................................................229
Hampir Terseret Air Laut..................................................232
Jatuh dari Sepeda.............................................................234
Terjatuh Bersama Teman.................................................236
Dahiku Terluka..................................................................239
Teman Baru.......................................................................242
Hari Ulang Tahunku..........................................................246
Terlambat Masuk Sekolah...............................................250
Terkena Pecahan Keramik...............................................252
Dikejar Anjing Sampai Masuk Lumpur............................254
Kepergianmu.....................................................................256
Memecahkan Kaca...........................................................259
Terkena Bola.....................................................................260
Jatuh dari Sepeda.............................................................262
Mancing Channa Limbata................................................264
Ulang Tahunku..................................................................265
Teman Kecelakaan...........................................................267
Salah Pengertian..............................................................270
Terkena Pecahan Piring...................................................272
Menabrak Mobil................................................................274

xiv
KELAS 9E...................................................................................276
Keterkejutan......................................................................277
Kaget Campur Sedih.........................................................279
Senang dan Susahku........................................................282
Penuruan Peringkatku......................................................285
Kantuk...............................................................................287
Kaget Setengah Mati........................................................289
Kukira Hantu.....................................................................291
Kecoa Menyebalkan.........................................................292
Kejutan saat UlangTahunku.............................................294
Pantai Lelang....................................................................295
Ulang Tahunku..................................................................296
Razia Hp............................................................................298
Kejutan Ayah Ibuku...........................................................300
Bukit Tranggulasih...........................................................301
Lemparan Ulang Tahun....................................................303
Menabrak Pohon..............................................................304
Bermain Motor Gestreak..................................................305
Mimpi Horor dan Kabar Gembira.....................................307
Kekagetanku.....................................................................308
Terkejut Saat Berkendara.................................................309
Buket Jajanan...................................................................310
Ikut Tim PSBB...................................................................312

Kumpulan Cerita Remaja | xv


Mbahku.............................................................................314
Kekagetanku.....................................................................316
Gara-Gara Temanku.........................................................320
Kukira Dingin, Ternyata Panas.........................................322
Kaget dan Panik................................................................323
Kejutan di Malam Hari......................................................324
Bersepedaan pada Hari Minggu......................................325
Kejutan Ulang Tahunku....................................................326

PROFIL PENYUNTING...............................................................328

xvi
KELAS 9A

Kumpulan Cerita Remaja | 1


Dikejar Anjing
Oleh: Nazwa Sindy Erwanti (21)

D
i suatu pagi yang cerah, aku dan temanku pergi jalan-
jalan keliling komplek rumahku. Aku dan temanku
berjalan santai dan saling melempar candaan. Aku
bertanya kepada temanku yang sebenarnya pertanyaan ini sangat
tidak berfaedah. “Mel, kira-kira yang benar itu air bening atau air
putih?”.

“Air bening lah, kalau air putih ya susu,” jawab Amel.

“Ooh, gitu!”

Namun, tanpa disangka-sangka karena kami berdua terlalu


fokus bercanda, kami tidak tahu kalau kami melewati sebuah
rumah yang terdapat seekor anjing. Kemudian kami berdua
melewati rumah tersebut dengan rasa takut dan was-was. Aku
dan Amel akhirnya memutuskan untuk berlari dan akhirnya anjing
tersebut langsung mengejar kami. Karena anjing tersebut tidak
diberi tali pengaman, aku dan Amel akhirnya berlari sekuat tenaga
hingga akhirnya anjing tersebut tidak mengejar kami lagi.

2
Dikagetkan oleh Petir
Oleh: Shenita Dwi Annisa (28)

S
ore hari yang sangat cerah tiba-tiba mendung dan hujan.
Aku dibuat terkejut oleh petir yang sangat menakutkan,
sehingga tiba-tiba saja terjadi mati lampu. Saat itu juga
saya menyalakan senter di hp. Saya berjalan keluar dari kamar
menuju belakang dan di situ terdapat orang tuaku dan kakakku.
Setelah sampai di belakang saya duduk di dekat lilin. Lalu kakak
saya mendekat dan bertanya, “Takut, ya?” sambil tertawa.

Setelah itu saya menjawab, “Iya,” dan kakak saya masuk


kamar.

Tiba-tiba ada suara petir lagi yang membuat saya berteriak


dan langsung lari memasuki kamar. Saat akan memasuki kamar,
saya melihat kamar kakak saya yang terbuka, hingga ide jail
muncul di kepala saya. Niatnya memang ingin mengagetkan, tapi
malahan saya yang kaget karena tiba-tiba kakak saya muncul di
belakang.

Setelah kejadian itu saya memutuskan masuk ke kamar


saja dari pada di luar. Saat muncul petir yang tidak terlalu besar,

Kumpulan Cerita Remaja | 3


saya berucap, “Subhanaallah!” Bebarapa kali saya ucapkan,
hingga tiba-tiba kilatan petir terlihat membuat saya berteriak,
“Astagfirullah!” dan menutupi diri dengan selimut.

4
Joging Bertemu Seekor Anjing
Oleh: Pachalafind Suthan Andar Tan Z (23)

Aku berkata, “Gun, besok pagi joging yuk?”

“Ayuk, jam berapa ya? Yang enak buat jogging,” tanya Guntur

“Hemm … Sepertinya joging jam 05.00, kayanya seru deh.


Belum terlalu ramai orang.”

“Iya sepertinya cocok! Jangan sampai bangun kesiangan


ya.”

Keesokan harinya

“Duh, kok si Guntur belum datang-datang ya? Apa jangan-


jangan dia masih tertidur?”

Beberapa menit kemudian Guntur datang

“Assalamualaikum Sha, ayo katanya joging! Kok lama keluar


ya? Apa jangan-jangan Pasha masih tidur?”

“Masih tidur gimana? Dari tadi aku nungguin kamu tau!”

Kumpulan Cerita Remaja | 5


“Hehehe…, maaf ya.”

“Iya gak apa, ayo berangkat sekarang biar nggak kesiangan.”

  Di perjalanan Aku dan Guntur bertemu seekor Anjing dan


Guntur terkejut karena ada Anjing yang menghadang di depan

“Duhhh.  Gimana ini Sha?”

“Tenang aja jangan panik apalagi lagi!”

“Oke, awas aja kamu lari “

“Iya, gak bakal lari”

Aku dan Guntur melewati Anjing tersebut dan pulang dengan


selamat.

6
Ulang Tahunku
Oleh: Atikah Anggun Nurrohmah (6)

A
ku tidak menyangka awalnya, tapi itulah yang terjadi.
Pada awal ramadan aku tidak kepikiran sama bulan
dan tanggal ulang tahunku bahkan aku tidak ingat
sama sekali. 

Aku mempunyai kakak ipar perempuan yang suka sekali


membuat kue dan makanan lain. Dia selalu sibuk membuat kue
orderan orang-orang. Biasanya aku melihat dia membuat kue-kue
orderan orang. Pada malam hari aku mendengar dia memanggil
namaku. “Anggun ke sini sebentar!”

Sontak aku pun menjawab “Iya, sebentar.”

Aku kaget banget melihat kue ulang tahun walapun kecil


bentuknya, tapi aku sangat terharu. Dia ingat dengan tanggal
lahirku, setelah itu aku mengambil kue itu lalu dimakan bersama.
Keesokan harinya, dia memberikanku sebuah kado. Cerita itu pun
diakhiri dengan sebuah rasa kaget dan bahagia. 

Kumpulan Cerita Remaja | 7


Jalan Jalan Pagi Ke Bendungan
Oleh: Guntur Muda Karisma (15)

Aku berkata, “Ham, ayo jalan-jalan besok pagi.”

“Oh oke,Jam berapa?” tanya Ilham

“Sekitar jam 5.30 pagi.”

“Oke, kita ketemuan apa? Gimana?”

“Aku saja yang menjemput kamu,” kataku.

“Oke, saya tunggu ya.”

Keesokan Harinya Jam 5.30 Pagi

“Assalamualaikum, Ilham, Ilham!”

“ Walaikumsalam. Ada apa ya?” tanya Ilham.

“Kamu lupa apa gimana sih. Katanya kita mau jalan-jalan


pagi.”

“Ohhh iya ya. Aku lupa. Hehehe, maaf ya.”

8
Ya udah, sana cuci muka dulu biar gak ngantuk!” perintahku.

“Oke. Yok kita berangkat. Emang jalan-jalanya kemana?”


tanya Ilham

“Kita ke bendungan Gerak Serayu aja ya?”

“Okelah, ayok!”

Akhirnya aku dan Ilham jalan-jalan  ke bendungan Gerak


Serayu. Pada awal perjalanan, aku dan Ilham masih ngobrol-
ngobrol dan bersenda gurau. Sesampainya di bendungan aku
melihat jalanan masih lumayan sepi. Aku melanjutkan jalanya
bersama Ilham. Tiba-tiba di tengah jalan aku melihat ular yang
lagi berenang. Ular itu lumayan besar dan berenang ke arah
daratan yang dekat dengan aku dan Ilham. Aku dan Ilham kaget
karena melihat ular itu berenang ke daratan yang dekat dengan
kami. Kami memutuskan lari ke tempat yang lebih aman.

Kumpulan Cerita Remaja | 9


PUS Mythic
Oleh: Dava Ziedan Ramadhan (9)

P
ada hari libur saya mengepus game Mobile Legends
buat menuju ke mythic, lalu saya login ke gamenya,
dan saya memencet rank ternyata saya masih legend
IV bintang dua. Saya solo rank menuju mythic.

Bagian yang menegangkan dimulai, kenapa dibilang


menegangkan? Karena bermain solo di game yang sangat ramah,
sopan, dan mendunia. Saya bermain dari siang sampai malam.
Pada saat itu, saya hampir ke mythic dan saya menemukan player
yang sangat amat sopan. Dia bermain dengan serius layaknya pro
gamers.

Padahal saya sudah win streak saya pun ditrol oleh bocah
tadi yang sangat sopan dan pro itu, lalu saya berkomunikasi
dengan bocah tadi. Saya berkata, “Assalamualaikum wahai
penghuni surge!”

“Waalaikumsalam, oh ya, terima kasih, ada perlu apa kamu?”


tanya si bocah tadi. Sebut saja dia Ric karena nickname yang dia
pakai namanya Eric.

“Kenapa kamu tega begitu ke tim kita?” tanyaku.

10
“Suka-suka saya. Lagian saya yang main.”

“Astaghfirullah, kamu begitu baik, sampai sampai tega

melakukan itu.”

“Oh, jelas, terima kasih.”

“Sama-sama.” .

Lalu saya kalah di game yang tadi saya mainkan bersama


Eric. Untung saja saya punya perlindungan bintang, lalu saya
bermain lagi dan akhirnya saya bisa mythic. Saya agak terkejut
melihatnya dan pada akhirnya saya bisa tidur dengan nyenyak.

Kumpulan Cerita Remaja | 11


Kejadian Tak Terduga
Oleh: Dahlia Sherlis Vauziah (08)

S
ore hari itu, pada hari Minggu, saya mengajak bermain
Khairina. Khairina mau, namun kami berdua bingung
karena mau jam berapa. Akhirnya kami berdua telponan.

Khairina berkata, “Bagaimana kalau jam 12.00 saja?”

Saya menjawab, “Jangan pas adzan duhur takutnya kenapa-


kenapa.”

“Oalah, baiklah jam 13.00 saja, bagaimana menurut mu?”

“Baiklah besok saya ke rumah kamu.”

Hari itu pun tiba, saya sudah mandi dan berberes rumah.
Ketika saya mau izin ke mama, mama bertanya, “Mau kemana?”

Jawab saya, “Ke tempat Khairina.”

“Ya, sudah. Hati-hati ya!” Saya pun meninggalkan rumah


dan segera ketempat Khairina.

Sesampainya di rumah Khairina, ia belum mandi, jadi saya


menunggu Khairina sedang mandi. Beberapa menit kemudian

12
Khairina selesai mandi dan kita segera pergi sekalian menjilid
tugas IPA. Kita berdua izin sama ibunya Khairina dan dibolehkan.

Pada saat kita di jalan ada kejadian yang tidak terduga, yaitu
ada mobil dari arah kanan kami yang sangat cepat. Kami berdua
pun terjatuh dan kami berdua sangat takut dan panik. Untungnya
bapak-bapak yang mengendarai mobil bertanggung jawab dan
kita berdua dibawa ke rumah sakit terdekat.

Kumpulan Cerita Remaja | 13


PAS
Oleh : Dyna Sheza Meritta (10)

H
ari Senin adalah hari penilaian tengah semester. Aku
duduk di bangku kelas VII. Saat pandemi, penilaian
tengah semester dilaksanakan secara online. Aku
sudah mempersiapkan semuanya dari malam hari, dari mengisi
baterai handphone dan mempelajari beberapa materi.

Pagi hari ini, aku bangun pukul 05.00 wib. Aku beranjak
dari ranjang, membersihkan tempat tidur, dan mandi. Usai
itu aku breakfast dengan lauk sayur dan ikan betik. Tak terasa
jam menunjukan pukul 07.30 wib. Guru membagikan link untuk
absensi dan link soal. Saat melihat soalnya, aku sudah merasa
kesulitan. Jika isi kepalaku diibaratkan dengan Gunung Merapi,
sudah pasti kepalaku akan meletus sekarang juga. Hingga
waktu hampir habis, aku hanya mengerjakan beberapa soal saja.
Akhirnya aku mengerjakannya dengan cara yang merugikan.
Tidak hanya mapel itu, tapi juga beberapa soal yang tidak bisa
kukerjakan.

Hari ini adalah hari yang akan menjadi hari paling membuat
jantungku bergetar. Tak banyak harap saat wali kelasku maju

14
mengambil hasil nilai belajarku selama semester.

“Astaga, ya ampun! Kok bisa?” Aku panik sekali saat melihat


namaku berada di peringkat ke-16.

“Gimana Bu ini? Astaga mudun ini lho, Bu?”

Saat ibuku melihat nilaiku, sudah pasti geleng-geleng, tetapi


untungnya ibu ku memaklumi anaknya yang satu ini.

“Gak apa-apa, ibu ngerti kok. Kan ini pandemi, pasti awakmu
ndak mudeng materi. Yang penting sudah berusaha semaksimal
mungkin, diusahain ya Mbak nilai selanjutnya harus bisa lebih
baik dan peringkatmu meningkat.”

Aku tidak menduga ibuku tidak memarahiku dan hanya


memberikan nasihat agar aku lebih baik ke depannya.

Kumpulan Cerita Remaja | 15


Mencari Umpan untuk Memancing
Oleh: Fatir Dwi Evandra (12)

Pada hari Minggu, saya mengajak teman saya memancing.

“Ran, mancing yuk! “

“Mancing di mana? “ Tanya teman saya.

“Di sungai dekat waduk.”

“Oh, ayok.”

Sebelum berangkat memancing, saya dan teman pergi


ke kebun untuk mencari umpan. Sesampainya di kebun, kami
langsung membuka pohon pisang yang sudah membusuk dan
melihat banyak sekali cacing-cacing di batang pohon pisang
itu. Saya pun langsung memungutinya dan kami berdua saling
melempar candaan. Karena terlalu fokus bercanda, saya pun
tidak sengaja menyentuh kotoran ayam dan saya pun kaget, “
Oh, shit! “

Teman saya pun hanya menertawai saya.

16
Akhirnya Idolaku Live
Oleh : Ferdina Febrilianti (13)

S
aat aku pulang sekolah aku dijemput oleh ayahku
setelah sampai rumah aku ganti baju dan cuci muka
Setelah itu aku main hp sambil rebahan. Saat aku main
hp ada notifikasi dari instagram, notifikasi itu dari idolaku. Dia live
Instagram. Idolaku bernama Rassya Hidayah. Aku kaget dong.
Sekian lama aku cek instagram idolaku dia tidak pernah live,
akhirnya dia live. Aku langsung duduk dan melihat dia.

“ Aa…, akhirnya Rassya live! “ seruku. “ Sekian lama gak live,


sekalinya dia live dia makin ganteng loh. “

Habis pulang, capek. Eh malah idolaku live. Pas banget di


saat aku lemes karena lagi puasa, lihat idolaku langsung semangat
lagi. Aku melihat dia di hp dan aku menonton dia sampai habis.
Saat aku nonton ada salah satu penggemarnya tanya sama
Rassya.

“Kamu lagi sakit ya Rassya?” tanya penggemarnya.

“Ga, lagi sakit sih cuman flu aja, “ kata Rassya.

Kumpulan Cerita Remaja | 17


Dalam hatiku pun berkata, Ah, kasihan banget sih Rassya flu.
Aku pun komen, “Cepet sembuh ya Rassya.”

“ Ya, Makasih. “ Jawab Rassya

Aku kaget dong komen aku dijawab sama dia. Aku senang
sekali. Live itu hanya 30 menit. Aku menonton hingga selesai dan
aku senang sekali karena idolaku live. Aku berharap dia live lagi.

18
Joging Pagi
Oleh: Rofiqoh Nuer Hasanah (26)

P
ada pagi yang indah selalu diwarnai dengan senyuman.
Saat aku mulai melakukan joging, ada beberapa
tetangga desa di tempat aku tinggal. Aku temui ada
yang sedang menyirami tanaman di halaman rumah. Ada juga
yang sedang menyapu halaman di depan rumah.

“Pagi, Bu!” sapa aku

“Pagi juga, Mbak.” sapa balik ibu-ibu yang sedang menyapu di


halamanrumahnya.

Saat di sepanjang perjalanan yang aku lalui, aku selalu


memberikan senyuman ketika bertemu dengan tetangga di desa
tempat aku tinggal. Karena bagi aku senyum itu adalah kewajiban
yang paling mudah dilakukan oleh siapa pun.

Aku melewati depan rumah temanku. Kebetulan dia juga lagi


di depan rumah seperti sedang menunggu seseorang. Kemudian
aku jemputlah dia.

“Pagi, Ras!” sapa aku.

“Pagi juga, Rof.” sapa balik Laras.

Kumpulan Cerita Remaja | 19


“Kamu lagi apa di depan rumah? Apakah kamu sedang
menungguseseorang?”

“Lagi pengen joging, cuma teman-teman aku pada nggak


bisa.”“Oh gitu ya. Ya udah ayo bareng sama kau aja yok!”

“Emang boleh, Rof?”

”Boleh dong, lagian aku juga sendirian , kok.”

“Oh, oke”

Akhirnya aku dan Laras kembali melanjutkan jogingnya. Saat


putaran kedua tiba-tiba suatu hal mengejutkan datang dan
menimpa pada diriku. Aku terjatuh karena tersandung batu.
Mungkin karena aku kurang memperhatikanjalan saat berlari.

“Aduhh...!” jerit aku

“Astagaa Roff! Kamu kok bisa jatuh gitu?” tanya Laras.

“Aku tersandung batu tadi, karena nggak memperhatikan


jalan.”

“Makannya kalo lagi lari-lari itu perhatikan jalan. Eh iya, ayo


aku anterin kamu pulang!”

“Emm..., iya.”

Akhirnya Laras mengantarku sampai tiba di rumahku. Aku


juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih padanya.

20
Terlalu Asik Bermain
Oleh: Wahyu Dyah Anggraeni (31)

P
agi itu aku dibangunkan oleh ibu. Ibu memintaku untuk
membantunya merawat sang nenek yang sedang
sakit. Aku segera bangun dan bergegas menuju kamar
mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi. Setelah selesai, aku
segera merapikan pakaianku dan bergegas pergi menuju rumah
nenek. Saat aku sampai di sana aku melihat ibuku tengah merebus
air untuk mandi. Ibu menyuruhku untuk mencuci piring di dapur
terlebih dahulu.

Karena jarak rumahku dan rumah nenek bersebelahan, aku


tak membutuhkan waktu lama untuk pulang-pergi. Aku segera
menyelesaikan tugasku. Saat tugasku sudah hampir selesai
tiba-tiba ibuku datang. Ibu bilang bahwa kau sudah tak perlu
membantunya mengurus nenek karena ada tetangga yang datang
membantu.

Aku kembali ke kamar untuk mengambil handuk. Aku akan


bersiap untuk pergi ke rumah teman untuk mengerjakan tugas
kelompok. Setelah selesai bersiap, aku segera pergi menuju rumah
temanku. Aku pergi menggunakan sepeda motor. Saat sampai

Kumpulan Cerita Remaja | 21


aku melihat salah satu anggota kelompok kami telah sampai.

“Pasti Wahyu nih” ucap salah satu temanku Ferdina.

“Sini ya motornya maju lagi, takut nanti ada yang lain!” ucap
Anggun dari arah belakang Ferdina.

“Iya bentar, ini susah nih,” ucapku sambil berusaha


memajukan motor dengan perlahan. Yah, bisa dibilang keahlianku
dalam memarkirkan motor masih belum cukup bagus.

“Assalamualaikum” aku perlahan masuk ke dalam rumah


Anggun.

“Waalaikumsalam” sahut mereka berdua hampir serentak.

Kami menunggu beberapa anggota kelompok kami yang lain.


Kami menunggu cukup lama, entah kenapa mereka tak kunjung
datang. Setelah menunggu cukup lama akhirnya mereka sampai.
Mereka anggota kami yang lain yaitu Rofiqoh dan Erdi. Namun
ada salah satu anggota kelompok kami yang tidak datang.

Karena waktu sudah semakin siang, akhirnya kami


mengerjakan tugas tersebut tanpa menunggu anggota kami yang
lain. Kami menyelesaikan sekitar pukul 10.35 WIB. Kami segera
menuju toko printer untuk mencetak dan menjilid hasil kerja kami.

Setelah selesai, aku, Ferdina dan Anggun tidak


langsung pulang. Kami pergi berkeliling terlebih dahulu. Aku

22
memboncengkan Ferdina sedangkan Anggun naik motor sendiri.
Kami berkeliling di jalan yang biasa kami lewati. Saat pulang
tak lupa kami membeli beberapa cemilan untuk teman kita saat
bermain nanti. Kami memutuskan untuk bermain ke rumah
Ferdina, karena rumahnya lah yang paling dekat dengan tempat
dimana kami membeli cemilan tadi.

Saat sampai rumah Ferdina, kami melihat orang tua Ferdina


yang telah rapi dengan pakaian mereka. Sepertinya mereka ada
urusan di luar.

“Assalamualaikum,” Ferdina menuntun kami masuk ke


dalam rumahnya.

“Mualaikumsallam,” ucap aku dan Anggun serentak.

“Silahkan duduk, tinggal pilih mau di bawah atau di atas?”

“Bawah ajah yang adem,” ucap Anggun sambil duduk di atas


tikar yang baru saja digelar oleh Ferdina.

Aku mengikuti Anggun duduk di bawah, tepat di samping


Anggun. Kami menghabiskan waktu bertiga. Kami sesekali
memainkan game atau hanya sekedar bercanda. Tak terasa kami
menghabiskan waktu sekitar dua jam. Karena handphone ku-
silent akhirnya aku tak mendengar notifikasi dari ibuku.

Kumpulan Cerita Remaja | 23


Dalam pesan ibuku berkata, kalau nenek dilarikan ke
rumah sakit. Saat itu pikiranku masih sedikit kacau karena ibuku
mengirim pesan dengan bahasa yang sedikit sulit aku mengerti.
Jadi aku mencernanya dengan perlahan.

Saat aku sudah tahu, betapa kagetnya aku. Aku dan Anggun
segera bergegas pulang. Kami membereskan bungkus plastik
sisa makanan kami, setelah itu kami berpamitan pulang.

24
Terpeleset Saat Mengejar Ayam
Oleh: Titi Kurniasih (30)

P
ada suatu hari saya berjalan-jalan di gang samping
rumahku. Pada jam 5 sore, saya berjalan-jalan tidak
sendirian, tetapi bersama adik sepupu. Saya berjalan-
jalan sambil berbincang dan besendau gurau. Di sepanjang jalan
saya melihat tanaman-tanaman yang tumbuh dengan subur.
Saya melihat ada satu ayam di kebun orang sedang memakan
tanaman itu. Akhirnya, saya mengejar dan mengusir ayam itu dari
kebun. Ayam itu lari dan merasa ketakutan. Pada saat mengejar
dan mengusir ayam, saya terpeleset karena jalan licin dan habis
hujan juga. “Brukk!” Aku kaget dan terjatuh.

“Astagfirullah! Kenapa bisa begitu?” tanya adik sepupu.

Di situ, saya malu dan diketawai oleh adik sepupu. Akhirnya


aku pun pulang dengan keadaan baju yang sangat kotor.

Kumpulan Cerita Remaja | 25


Sparing Bola di Sore Hari
Oleh: Erdi Julendi Saputra (11)

“ Anak-anak besok sore diajak sparing di home”

“Sama Tim mana coach?”

“Sama panjalu.”

“Umur berapa saja coach?”

“Umur 15 saja.”

“Siap, coach!”

Pada sore hari pun tiba. Aku dan tim diajak tanding di
rumah. Sebelum lawannya datang, kami dikumpulkan di gardu
lapangan Mandirancan untuk di absen terlebih dahulu dan iuran
buat beli AQUA. Lalu beberapa menit lawannya datang. Coach-
ku menyuruhku dan timku untuk memakai sepatu terlebih dahulu.
Sesudah memakai sepatu, coach-ku menyuruh pemanasan agar
tidak cidera. Sehabis pemanasan coach-ku memanggilku dan tim
untuk memilih pemain yang akan dimainkan di babak pertama.

Aku terpilih untuk main di babak pertama. Pertandingan


dimulai. Beberapa menit aku terkejut karena ada lawan dari
belangkang. Lawanku mendapatkan kartu pelanggaran dari wasit.

26
Masuk BNN (Badan Narkotika
Nasional Indonesia)
Oleh : Allan Panji Kusuma (04)

P
engalaman waktu itu, saya ada tes urin di sekolah
pada hari Jumat siang. Nama saya dipanggil dan
nama teman-teman saya dipanggil juga. Nama
tersebut dikumpulkan di sebuah ruangan kelas 8A. Lalu saya
dites matanya oleh bidan BNN dan tes gigi. Kemudian saya dites
urin oleh BNN. Setelah menunggu hasil laporan, ternyata saya
positif mengkonsumsi barang terlarang.

Lalu nama-nama yang positif mengkonsumsi dipanggil


guru BK. Mereka disuruh berkumpul di ruangan kepala sekolah.
Kami diberi nasihat dan peringatan apabila masih positif
mengkonsumsi, kami akan dikeluarkan dari sekolah.

Kami dibawa ke BNN Purwokerto untuk menjalankan


pengecekan tes urin lagi. Saat menunggu laporan tes urin, saya
terkejut ternyata masih positif. Saya menjalankan rehabilatas
cukup lama, yaitu dua bulan untuk kembali ke negatif. Itulah
pengalaman saya yang cukup mengagetkan.

Kumpulan Cerita Remaja | 27


Bermain Sepeda di Sore Hari
Oleh : Anisa Kusuma Dwi Handayani (05)

P
ada sore hari saya mengajak Lisa dan Titi bermain.
Sebelum main, saya dan teman saya berkomunikasi
di whatsapp. Setelah itu kita janjian bertemu di
lapangan. Waktu sore hari pun tiba, kami saling chat di grup dan
semua akan menuju ke lapangan itu. Akhirnya aku, Lisa, dan Titi
sampai di lapangan secara bersamaan.

“Kita mau sepedaan kemana nih?” tanyaku.

“Terserah mau kemana aja, aku ikut,” kata Lisa.

“Ya sudah, dari pada bingung kita mau kemana, mending


kita muter-muter mengelilingi desa.”

“Oke…, aku setuju,” kataku bersama Lisa

Setelah kami selesai bermain sepedaan, kami merasa lelah


dan haus sekali. Akan tetapi kami tidak membawa minum. Setelah
itu, kami memutuskan untuk mencari tempat penjual es. Di tempat
penjual es, kami meminum es itu sambil beristirahat sebentar.
Rasa lelah itu jadi hilang dan kami tetap masih bersemangat,
tetapi Lisa tidak mau lanjut ikut bermain sepeda karena sudah

28
sangat lelah. Jadi aku menyuruh Lisa untuk menungguku dan Titi
bermain sepeda. Aku dan Titi meminjam sepeda punya Lisa. Titi
mengayuh sepeda dengan sangat cepat sehingga kami berdua
jatuh menabrak tembok mushola dan keranjang sepeda Lisa
menjadi rusak.

“Ini kita bilang ke Lisa gimana, takut nanti Lisa marah,” ucap
Titi

“Bilang sejujurnya aja, Ti!”

“Okelah kalau begitu.”

Setelah itu kami bangun dan menemui Lisa kembali.

“Ini kenapa keranjang sepedaku bisa sampai begini?” tanya


Lisa

“Maafkan aku Lis, aku tidak memberi nasihat kepada Titi


agar membawa sepeda dengan hati-hati,” ucap Saya.

“Aku minta maaaf sekali Lis karena sudah membawa


sepedamu tidak hati-hati,” ucap Titi.

“Iya tidak apa apa,” ucap Lisa

“Tapi kalian menabrak di mana?” tanya Lisa

“Tadi aku dan Titi menabrak tembok mushola,” ucapku.

Kumpulan Cerita Remaja | 29


“Tetapi kalian tidak ada yang luka kan?” tanya Lisa

“Iya Lis,kami tidak ada yang luka kok,” ucap kami berdua.

Akhirnya kita semua pulang ke rumah dengan hati senang


dan sedih.

30
Bertemu Monyet
Oleh:Junior Priyagunna (16)

P
ada suatu sore, aku sedang pergi membeli pakan
kucing. Pertama aku pergi ke Patikraja. Soalnya aku
biasanya beli di sana, tetapi sudah tutup. Jadi aku
memutuskan untuk membeli di Papringan.

Sesampainya di sana aku membeli pakan kucing 1kg seharga


Rp23.000,00. Setelah membeli, aku memutuskan untuk tidak
langsung pulang. Aku berkeliling dulu karena bosan di rumah.
Awalnya sih seru, tapi sesampainya di jalan kuburan Gajah Alas,
aku melihat hewan. Aku kira itu kucing, eh ternyata malah monyet.
Aku pun terkejut dan terdiam. Setelah melakukan kontak mata
yang cukup lama, aku pun memutuskan untuk memundurkan
motorku.

Aku memundurkan motorku dengan perlahan supaya


monyet itu tidak mengejar. Tapi dugaanku salah, monyet itu
malah melangkah maju dengan perlahan. Di situ aku sangat panik
soalnya gigi monyet itu tajam dan dapat merobek kulit dengan
gampang. Di situ aku tambah panik. Untung monyet itu tiba-tiba
pergi entah kenapa. Aku pun lega setelah melihat monyet itu pergi.

Peristiwa itu sangat membuatku terkejut dan takut.

Kumpulan Cerita Remaja | 31


Surprise Ulang Tahunku di Sekolahan
Nama : Khairina Aulia Syarif (17)

P
ada tanggal 3 November di hari ulang tahunku. Aku
pergi ke sekolah. Aku dicuekin oleh Dahlia dan teman-
teman. Pada jam istirahat, aku diajak Sindy ke kantin
untuk membeli makanan. Sesampai di sana, aku dan Sindy
membeli cireng dan es.

Setelah itu kami kembali ke kelas, tetapi pintunya ditutup.


Saat pintunya dibuka ternyata Dahlia dan teman teman membuat
surprise, yaitu membawakan buket dan menyanyikan lagu ulang
tahun. Saat itu aku merasa senang dan terharu.

Aku sangat berterima kasih kepada Dahlia dan teman-teman


kelasku.

32
Malam yang Mengejutkan
Oleh:Revan Adrian Saputra (25)

P
ada suatu malam, aku dan teman-teman main ke
warung. Sesampai di warung, aku beli minum, lalu
membayar wifi untuk main sama teman- temanku.
Aku bertanya kepada teman temanku, “ Ayo teman-teman, kita
main!”

Temanku menjawab, “ Ayo kita main lagi! “

Kita pun akhirnya main bareng hingga hari malam sudah


mulai larut. Tepat pada pukul dua belas malam, ketika aku dan
temanku sedang asik main, ada orang lewat memakai baju serba
putih.

“Hai, itu siapa yang sedang lewat?” tanya temanku.

“Iya, itu siapa? Kok pakai baju putih semua ya? “ tanyaku
kepada temanku.

Ketika semua sudah mulai panik, hal mengejutkan pun


terjadi. Seorang yang sedang jalan tadi, tiba-tiba menghampiri
kami semua. Semua pada takut.

“Baaa..., hayo belum pada pulang!”

Kumpulan Cerita Remaja | 33


Eh, ternyata yang sedang jalan itu pak RT yang sedang
keliling. Pak RT menyuruh kita pulang. Akhirnya kita semua pun
pulang pada pukul 01.00 dan melanjutkan main besok.

34
Kukira Hantu
Oleh: Ryan Ajay Rustiawan (27)

P
ada malam Minggu jam 07.35, aku pergi ke rumah
teman untuk berkumpul bersama bermain game. Di
sana ada teman yang berbeda-beda umur. Ada yang
masih sekolah sampai sudah menikah. Kami di tempat wifi-an
bersenang-senang bersama. Ada yang bermain game, ada yang
tiktok-an, dan ada yang minum kopi juga.

Ketika waktu sudah malam sekitar 00.31, aku pulang menuju


rumah. Sebelum pulang, aku pamitan kepada teman-temanku
karena aku mau pulang. Saat aku mau pulang, aku melewati gang
yang gelap dan kecil. Aku sedikit takut melewatinya. Di tengah
perjalananan, aku merasa takut dan coba melihat belakang. Aku
takut kalau ada apa-apa. Saat aku melihat ke belakang. Aku
terkejut karena di atas pohon ada hantu.

“Hahhh?”

Saat aku teliti lagi pohonnya, ternyata tidak ada hantunya.


Aku hannya halu.

Kumpulan Cerita Remaja | 35


Keseruan Di Malam Tahun Baru
Oleh: Ceptya Rahmadani (07)

S
aat malam tahun baru, kami sibuk mempersiapkan
semua hal untuk melakukan bakar-bakar. Banyak sekali
makanan yang kami siapkan untuk menemani waktu
begadang kami sekeluarga. Ayah sibuk menghidupkan bara api,
sedangkan ibu, kakak, dan aku menyiapkan semua makanan
untuk dibakar.

Setelah selesai dengan bakar-bakar kami menikmati hasil


masakan bersama dengan sangat nikmat. Semua habis tanpa
sisa karena kami makan bersama dan semuanya terasa sangat
lezat. Setelah itu kami melakukan kegiatan bermain games, yaitu:
tebak-tebakan.

Semua sangat menikmati permainan, hingga malam pun


tiba. Kami bersiap untuk merayakan pergantian tahun dengan
menghidupkan kembang api. Kembang api milik kami sangat
indah bertaburan di langit. Semua warna cantik dan sangat
memanjakan mata jika dilihat saat malam hari seperti ini. Hal
yang mengkagetkan pun terjadi, aku menyalakan kembang api itu
ke arah langit, tetapi tiba-tiba kembang api itu malah mengarah
ke depan.

36
“Duarrrr!” Aku kaget-sekagetnya. Semua keluargaku juga
melihat hal itu dan mereka pun ikut kaget.

Namun aku tidak apa-apa. Seluruh keluarga sangat


menikmati malam pergantian tahun kali ini. Walaupun hanya
di rumah saja, tetapi tetap menyisakan kenangan yang tak
akan terlupakan. Sungguh penutupan liburan yang sangat
menyenangkan untukku dan juga keluargaku.

Kumpulan Cerita Remaja | 37


Memancing Ikan Bersama Teman
Nama:Nyana Rianto (22)

P
ada hari Minggu aku dan teman-teman pergi
memancing ikan di sungai. Kami pergi memancing di
sore hari. Sebelumnya, aku mencari cacing bersama
teman-teman. Setelah mencari cacing, kami pun langsung pergi
ke sungai untuk memancing.

Sampai di lokasi, aku langsung memancing. Aku menunggu


15 menit. Pancingku ada yang memakannya. Pancing aku tarik.
Yang memakan pancingku ternyata itu ular sungai.

Aku sama teman-teman pun langsung terkejut setelah


mendapatkan ular itu.

38
Usaha Untuk Memperbaiki Hp Sendiri
Oleh:Adit Dwi Prasetyo(01)

Pada suatu hari hp-ku mengalami kerusakan. Aku pun bilang


kepada ibu.

“Bu, hp-ku mengalami kerusakan di bagian tombol Bu dan


harus diperbaiki!”

“Ya, kalau ada uang besok kita perbaiki, “jawab ibu

“Baik, Bu,” jawab aku

Besoknya aku berpikir untuk berinisiatif mengumpulkan


dana kurang lebih 150rb. Setelah dipikir-pikir aku memutuskan
untuk menabung. Pada hari Senin aku mulai menabung dengan
setengah uang saku sekolah. Sudah satu bulan aku menabung
baru terkumpul kurang lebih 120 ribu. Aku memutuskan untuk
memberikan uangku kepada ibu .

“Bu, aku sudah memiliki uang untuk memperbaiki hp-ku Bu!”

“Dapat dari mana uangnya? “ tanya ibu.

“Aku mengumpulkan setengah uang saku sekolahku, Bu.”

Kumpulan Cerita Remaja | 39


“Gitu dong ada inisiatif untuk mengumpulkan uang,” jawab
ibu

“Iya, Bu.”

“Ya, udah besok kita ke counter terdekat untuk memperbaiki


hp-mu.”

“Baik, Bu.”

Keesokan hari nya aku dan ibu pergi ke counter terdekat


untuk memperbaiki hp-ku tersebut. Setelah menunggu beberapa
jam, akhirnya hp-ku pun selesai diperbaiki.

Senangnya aku.

40
Telat Jalan Sehat
Oleh: Syahrial Ilham Ramadhani (29)

A
ku bangun tidur jam 05.40, lalu aku cuci muka dan
melanjutkan wudhu untuk sholat subuh. Sehabis
sholat subuh, aku bermain hp terlebih dahulu sambil
menunggu jam 06.00. Sampai tak terasa jam menunjukkan pukul
06.20 dan temanku bernama Rino telepon aku lalu berkata, “Dhani,
ayo berangkat sekolah udah agak siang nih!”

“Eh..., maaf Rin aku belum mandi,” kata Dhani.

“Kenapa belum mandi, Dhan?”

“Maaf Rin, aku tadi keasyikkan main hp sampai lupa waktu.


Hehehe…”

“Ya, udah Dhan. Mandi dulu sana udah siang nih, nanti telat
dan gak ikut jalan-jalan.”

“Ya, sebentar Rin. Aku mandi dulu.”

Setelah percakapanku dengan Rino di telepon, aku pun


bergegas ke kamar mandi. Selang sepuluh menit, aku keluar dari
kamar mandi, lalu aku bergegas ke kamarku untuk ganti baju olah
raga. Sehabis aku ganti baju, lalu aku disuruh makan oleh ibuku.

Kumpulan Cerita Remaja | 41


“Dhani, makan dulu sini!”

“Iya Bu, sebentar.”

Lalu aku langsung menuju ke arah meja makan untuk


menyantap makanan yang disiapkan ibuku. Setelah selesai
makan, aku langsung menyiapkan keperluan sekolah seperti
buku, tas, kaos kaki, dan baju pramuka. Setelah semuanya sudah
lengkap, aku memakai kaos kaki dan sepatu. Aku tidak lupa
meminta uang saku kepada ibu dan salam.

Aku mengambil motor di bagasi, lalu aku nyalakan motor.


Aku berangkat ke sekolah. Sebelum ke sekolah, aku mampir ke
rumah temanku yang bernama Rino.

“Rino, ayo berangkat sekolah!”

“Ayo, Dhan.”

Setelah mampir ke rumah si Rino, kami pun berangkat ke


sekolah. Sampai di parkiran motor, aku bertanya kepada Rino.

“Rin, kamu bawa baju pramuka apa engga?”

“Sebentar Dhan, coba aku lihat di dalam tas. Aku lupa tadi
udah dimasukin apa belum baju pramukanya.”

“Iya Rin, coba dilihat!”

42
“Astagfirullah Dhan, aku lupa bawa baju pramuka. Ayo balik
ke rumahku ambil baju pramukanya!”

“Yakin Rino ini udah siang loh. Masa mau balik ke rumahmu.
Ini udah jam 06.57, loh!”

“Yakinlah, Dhan. Aku takut nanti dimarahi bu guru karena


gak bawa baju pramuka.”

“Ya, udah. Yok pulang lagi!”

“Ayo!”

Dari parkiran motor sampai Kebasen membutuhkan waktu


sekitar 10 menit. Dalam perjalanan pulang aku ngebut naik motor.
Sampai di tengah perjalanan, yaitu di Tumiyang, aku terasa banku
agak gembes. Aku masih bawa motor dengan cepat. Di overpass,
banku bocor. Aku kebingungan mau bawa motorku ke bengkel
mana. Aku dan Rino pun bertanya-tanya.

“Rin, ini ban motorku bocor. Mau ditambal di mana?”

“Coba Dhan didorong dulu motornya sampai Gambarsari.


Siapa tahu ada bengkel motor.”

“Iya Rin, kita coba dulu dorong motor sampai ke Gambarsari.”

Aku dan Rino mendorong motor sampai ke Gambarsari.


Akhirnya melewati bengkel. Aku dan Rino mengucapkan,

Kumpulan Cerita Remaja | 43


“Alhamdulillah menemukan bengkel,” Kami bergegas ke bengkel
tersebut. Namun hanya datang rasa kecewa karena bengkel
tersebut tutup. Kami melanjutkan perjalanan mencari bengkel
selanjutnya. Sepanjang perjalanan menuju bengkel, aku ngedumel
kepada Rino.

“Aaahhh..., Ini gara-gara kamu Rino. Kalo kamu gak ngajak


aku pulang ke rumahmu gak bakal ada tragedi ban bocor.”

“Maaf Dhan, aku juga gak tahu kalo hal ini akan terjadi.”

Sampai akhirnya aku dan Rino menemukan bengkel motor.


Aku coba ke sana dan syukurnya bengkel tersebut buka. Aku
berkata kepada tukang bengkel tersebut.

“Pak saya mau menambal ban motor bisa tidak?”

“Bisa Mas, tapi tunggu sebentar ya!”

“Iya, Pak.”

Motorku ditambal. Sembari menunggu ban motorku selesai


ditambal, aku bermain game. Selang beberapa menit, akhirnya ban
motorku selesai ditambal. Aku merasa senang dan menanyakan
berapa biaya menambal ban.

“Sepuluh ribu aja Mas,” kata tukang bengkel.

“Ini uangnya Pak, terima kasih.”

44
“Iya, sama-sama Mas.”

Sehabis beres menambal ban, tak lama bensin motorku


habis.

“Sialan habis ban bocor, masa kehabisan bensin sih?”

“Hadeh, gak berkah nih hari Jumat, “ sambil ketawa.

Kami mendorong motor sampai ke pom bensin yang dekat.


Sekitar dua puluh lima menit kami berdua berjalan. Akhirnya
pun kami sampai ke pom bensin. Kami mengisi bensin tersebut.
Setelah selesai mengisi bensin kami berdua pun bergegas menuju
ke rumah Rino untuk mengambil baju pramukanya setelah
sampai rumah Rino. Rino pun langsung lari ke dalam rumah untuk
mengambil baju pramuka tersebut. Selang lima menit masuk
ke dalam rumah, Rino pun keluar sembari berkata, “Ayo Dhan
berangkat!”

“Ayo, udah gak ada yang ketinggalan kan?” Tanyaku pada


Rino.

“Alhamdulillah udah Dhan, ayo berangkat!”

“Ya, udah. Ayo!”

Sehabis dari rumah Rino, kami pun langsung bergegas


menuju ke sekolah. Tiba-tiba di tengah perjalanan menuju ke
sekolah, aku pun kebelet ingin buang air besar. Aku mampir ke

Kumpulan Cerita Remaja | 45


masjid di Tumiyang dan menumpang membuang air besar.
Selesai melaksanakan hajat tersebut, kami berdua pun langsung
bergegas pergi meninggalkan masjid menuju ke sekolah. Dari
Tumiyang sampai ke sekolah membutuhkan waktu sekitar dua
puluh menit dan setelah sekian lamanya akhirnya kami berdua
sampai di parkiran. Alangkah kagetnya di depan parkiran sudah
ada tujuh guru di depan kami yang akan menemani jalan sehat
murid SMPN 3 Mandirancan lalu aku berkata kepada Rino.

“Aduh Rin, di depan kita ada guru gimana nih?”

“Udah gapapa, lewat aja dan bilang permisi.”

Akhirnya aku pun menuruti kata Rino untuk melewati


guru-guru tersebut sambil tersenyum dan bilang, “Permisi, Bu.”
Alangkah betapa kagetnya aku melihat jam di hp menunjukkan
pukul 08.38 dengan sangat paniknya aku dan Rino langsung lari
menuju gerombolan teman-teman yang sedang jalan sehat. Kami
berdua lari masih membawa tas dan aku berkata, “Rin, apa ini
gak papa? Kita bawa tas apa nggak sebaiknya kita ke kelas dulu
menaruh tas terlebih dulu!”

“Gak, usah. Udah bawa aja tasnya!”

Setelah percakapan pendek tersebut aku dan Rino memotong


jalan, lalu menuju ke gerombolan teman yang sedang jalan sehat.

46
Setelah kami sampai di gerombolan teman yang sedang jalan
sehat tersebut, akhirnya kami pun tertawa terbahak-bahak karena
gak percaya masih bisa ikut jalan sehat.

Kumpulan Cerita Remaja | 47


KELAS 9B

48
Seleksi Gala Siswa Indonesia (GSI)
oleh: Andhika Pratama (03)

P
ada saat saya kelas 8, saya sangat terkejut sekali.
Saya dipanggil untuk mengikuti “GSI (Gala Siswa
Indonesia)” sepak bola. Saya bertanya- tanya kepada
pak Rifqi yang saat itu menjadi guru olah raga saya.

“Pak, pada seleksi ini siapa saja yang mengikuti?” tanya


saya.

“Banyak Dik, ada sekitar 12 anak dari smp.”

“Oalah, jadi nanti seleksinya di mana Pak?”

“Seleksi tahap pertama di Kalisalak, Dik.”

“Ooo…, mau naik apa ke sana Pak?”

“Sepertinya naik motor, kalau nggak diantar orang tua


masing-masing.”

“Ooo..., ya udah Pak, terima kasih infonya.”

Pada saat hari itu datang, saya langsung ke tempat dan


bertemu banyak teman dari smpku sendiri. Saya juga bertemu
dari smp lain yang sudah saya kenal. Seleksi pun dimulai dan juga

Kumpulan Cerita Remaja | 49


persaingan dimulai. Saat sudah istirahat, saya dan teman-teman
sedang ngobrol tentang seleksi ini.

“Tadi gimana, cape nggak kalian?” tanyaku.

“Oh...tentu, capek banget ini,” jawab Jupiter.

“Ndra, gimana tadi golnya? Aku keren bukan?”

“Biasa aja, cuma tadi licin. Hehehe...” jawab Fiandra.

“Kira-kira, hari ini siapa aja yang lolos dari smp kita?”

“Wah kurang tahu tuh, kayanya banyak. Harusnya


lolos. Soalnya dari smp kita, mainnya pada bagus-bagus.”

“Iya sih, tapi belum tahu dari pengurusnya gimana. Ya


udah, kita tunggu infonya dulu.”

Pengumuman dilakukan pada jam 14.00 untuk semua


peserta yang lolos mau pun tidak lolos. Dari SMP Negeri
3 Kebasen, saya dan teman-teman hanya tiga anak yang
lolos, yaitu: saya selaku striker, Fiandra selaku kiper, dan
Jupiter selaku striker. Di situ saya merasa terkejut dan
sangat bahagia bisa melanjutkan ke tahap berikutnya.

Seleksi tahap berikutnya kami bertiga bisa mengikuti


GSI tersebut yang di selenggarakan di Gor Satria.
Sayangnya di situ sangat sangat kurang beruntung karena

50
kalah dengan Puwokerto Selatan dengan skor 4:0. Saya
sangat sedih dan hampir putus asa, tapi saya masih mau
berusaha karena saya ingin menjadi seorang pemain bola
perfesional.

Kumpulan Cerita Remaja | 51


Salah Scan
oleh: Rizky Aditiya Maulana (27)

Pada hari Sabtu aku dan temanku berjanji untuk kerja


kelompok bersama. Lalu aku pun menelpon temanku Rafli.

“Hallo, hari ini jadi kerja kelompok kan, Fli?” tanya aku

“Oh iya hari ini jadi. Nanti ke rumahku ya?”

“Ok, tunggu aku ya.”

“Tenang nanti aku tunggu kok.”

Lalu aku bersiap-siap dan pergi ke halte untuk menunggu


bus. Sampai di rumah Rafli ternyata hanya satu orang yang baru
datang, yaitu Riskita.

“Kamu dari jam berapa ada di sini?” tanya aku

“Aku baru datang jam setengah sembilan,” jawab Riskita

“Kamu udah sampai ? Kenapa gak bilang?” tanya Rafli

“Oh itu aku lupa, soalnya kamu nggak ada di depan rumah.”

Akhirnya kami pun menunggu teman yang belum datang


sambil membicarakan tugas kelompok. Hingga beberapa teman

52
kami datang dan langsung mengerjakan tugas kelompok. Ketika
waktunya pulang, Riskita memilih ikut bersamaku naik bus.

“Ris, Kamu benar mau ikut naik bus?”

“Ya aku ikut, soalnya nggak ada yang jemput aku.”

“Kamu punya masker kan?”

“Ya, aku punya.”

“Nanti kalau busnya datang, dipakai maskernya!”

Saat busnya datang, Riskita masuk ke dalam bus terlebih


dahulu lalu aku pun ikut masuk. Aku disuruh scan kartu bus oleh
petugas. Karena aku tidak teliti ketika scan barkode, aku pun
salah scan kartu. Harusnya aku scan kartu pelajar, malah aku
scan kartu lansia. Aku pun terkejut dan malu karena dilihat banyak
orang di bus. Aku menutupi rasa maluku dengan langsung duduk
di kursi bus.

Kumpulan Cerita Remaja | 53


Jadi Juara
Oleh: Kholillah Sekarningtyas (17)

S
aat aku duduk di bangku kelas 5 SD, aku terpilih sebagai
peserta lomba PMR tingkat kabupaten Banyumas. Aku
ditunjuk bersama teman sekelasku Shinta, Aurel, Luthfi,
dan Fadiel.Tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami karena
terpilih sebagai peserta lomba.

Hari itu teman-teman yang terpilih menjadi peserta lomba


dipanggil untuk berkumpul di mushola. Bu Nindi sebagai guru
pendamping kami menjelaskan tentang hal-hal mengenai lomba.
Tim kami terdiri dari 10 anggota, yaitu: Aku, Luthfi, Renuka, Likha,
Talita, Aurel, Fadiel, Devan, dan Iqban.Tim kami dibagi menjadi tiga
bagian kelompok yaitu: LCC, permainan, dan melukis. Aku, Renuka,
dan Luthfi terpilih sebagai kelompok LCC. Setelah menjelaskan
tentang apa yang perlu kami pelajari, Bu Nindi akhirnya menutup
pertemuan kali ini.

“Nah, anak anak apakah kalian siap untuk memulai latihan?”


tanya Bu Nindi.

“Siap, Bu!” jawab kami serempak.

Setelah itu kami pergi ke ruang perpustakaan menemui Bu

54
Ani untuk mempelajari materi lomba. Bu Ani memberikan kami
masing-masing buku tebal berisikan materi lomba.

“Ini bukunya, hari ini kalian pelajari dulu materi di dalamnya.


Besok kita mulai latihan,” ucap Bu Ani sambil menyerahkan buku
materi lomba.

“Baik, Bu,” jawab Renuka.

Setelah meninggalkan perpustakaan kami berjalan melewati


lapangan sekolah untuk menuju kelas sambil bercerita ringan.

“Buku setebal ini di selesaiin satu malem yang benar aja,”


ucapku kesal. Tak habis pikir bagaimana bisa membaca buku
setebal ini dalam waktu satu malam.

“Bisa ngebul otak ku kalo begini caranya,” jawab Luthfi


sambil menggerakkan tangannya memperagakan asap keluar
dari kepala.

“Yang bener aja Pi? Otak mana bisa ngebul?” Renuka


menanggapinya sambil tertawa. Kami akhirnya tertawa karena
candaan dari Luthfi .

Sudah satu Minggu lebih kami menjalani sesi latihan lomba


yang cukup melelahkan ini. Hari ini kami berlatih baris-berbaris
untuk persiapan pada pembukaan lomba. Hari itu matahari
bersinar sangat terik sekali. Tiba pada waktu istirahat kami
berteduh di bawah pohon.

Kumpulan Cerita Remaja | 55


“Haduhh, kalo begini terus bisa gosong ini,” keluh Devan
sambil mengibas- ngibaskan topinya. Mukanya memerah karena
kepanasan.

“Iya nih, mana kulitku udah belang begini,” jawab Likha


sambil menggulung lengan seragamnya menatap sedih kulitnya
yang putih menjadi hitam di bagian tangan karena terbakar sinar
matahari.

Hari demi hari berlalu, tidak terasa hari ini adalah hari lomba
PMR berlangsung. Sebelum berangkat menuju tempat lomba
kami menyanyikan yel-yel terlebih dahulu. Setelah itu kami
berbaris mendengar arahan dari pak Yatman.

“Sekali lagi bapak ucapkan terimakasih atas usaha yang


kalian lakukan selama tiga minggu ini untuk mempelajari materi
materi lomba. Apa pun hasilnya nanti yang paling penting adalah
kalian sudah berusaha sebaik mungkin. Bagaima anak-anak,
sudah siap jadi juara?” ucap pak Yatman menyemangati.

“Siap, Pak!” jawab kami serempak sembari mengepalkan


tangan ke atas menunjukkan rasa semangat yang begitu tinggi.

Kami berangkat menggunakan angkutan umum perdesaan


yang guru kami sewakan. Sampai di sana kami langsung diarahkan
menuju lapangan untuk melaksanakan upacara pembukaan.

56
Lomba pun dimulai dan kami menuju pos masing-masing sesuai
bagian terpilih.

Aku, Renuka, dan Luthfi menuju pos lomba LCC. Awalnya ,


kami berkecil hati tak yakin akan memenangkan lomba ini. Tiba
pada upacara penutupan dan pengumuman juara tim. Waktu
yang begitu mendebarkan untuk kami, pengumuman juara diawali
dari juara terendah ke yang paling tinggi. Kami semua hampir
menangis karena SDN Mandirancan belum juga disebutkan
namanya. Apa iya SDN Mandirancan mendapat juara satu? Hal
yang cukup mustahil bagi kami. Namun siapa sangka? Saat MC
mengumumkan.

“JUARA PERTAMA JATUH KEPADA…, SDN MANDIRANCAN!


Beri tepuk tangan semua!” ucap sang MC begitu bersemangat.

“Yeeeayy” sorak kami berbarengan sembari bertepuk tangan


senang. Lomba pun berakhir dan SD kami mendapat hasil yang
begitu memuaskan. Dari tiga perlombaan yang kami ikuti, semua
mendapat juara.

Hal yang tidak terduga memang. Benar kata pepatah ‘Barang


siapa yang mau berusaha pasti akan menuai hasil yang baik. Dari
kejadian ini aku dan teman-teman satu tim dapat belajar bahwa
tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika kita mau berusaha .

Kumpulan Cerita Remaja | 57


Nasib Sial
Oleh : Syela Rahmadani (29)

P
ada tahun 2021 lalu, saat aku masih menduduki
bangku SMP kelas 7, aku dan keluargaku pergi
keluar. Aku membonceng ibuku karena waktu itu kami
membawa dua sepeda motor. Saat mau pulang, aku meminta izin
kepada ayah dan ibu untuk diperbolehkan mengendarai sepeda
motor di jalan raya.

“Bu, Pak, nanti pulangnya aku yang bawa sepeda motor ya?”

Kedua orang tuaku masih menimbang-nimbang, apakah


diperbolehkan atau tidak. Setelah beberapa saat ibuku
memperbolehkannya dengan berat hati. Mungkin karena ibu takut
akan terjadi hal bahaya.

“Boleh, tapi hati-hati. Jangan ngebut ngebut ya!” harap


ibuku.

“Iya Bu, Pak. Makasih,” aku senang karena diperbolehkan


mengendarai sepeda motor di jalan raya. Di perjalanan semua
baik baik saja. Tetapi suatu hal terjadi saat aku akan memasuki
gang menuju rumah.

58
“BRAKK...!”

Aku menabrak tembok pembatas antara jalan dengan


rumah. Aku sedikit bengong dan tidak mengurangi kecepatan
saat berbelok. Saat itu aku kaget karena lamunanku buyar
gara-gara menabrak tembok. Ayahku langsung naik pitam dan
memerintahkan ibuku untuk membawa motornya sampai rumah.

“Bawa motornya Bu, biar dia yang saya bongcengkan,”


ayahku mengatakan hal itu dengan nada dingin. Sesampai di
depan rumah , aku mengecek kakiku karena seperti ada rasa
panas dan perih yang menjalar. Ternyata kakiku robek atau lebih
terpatnya bolong karena tertusuk besi dengan kulit yang sudah
mengelupas dan terlihat dagingnya. Untung saja dahiku hanya
lebam, tidak sampai berdarah. Ayahku langsung marah-marah.

“Enak kan naik motor? Sedep nggak? Mau ngebut lagi?”

Ibuku berusaha menenangkan supaya tidak terbawa emosi.


“ Sudah Pak , kita obati saja lukanya. “

Ayahku menolak karena melihat luka tusukan yang harus


dijahit. “ Mau diobatkan bagainana? Lukanya aja kaya gini!”

Ibuku menghela nafas, “ Ya sudah. Bawa aja dia ke klinik. “

Aku dan ayahku langsung menuju ke klinik. Sesampainya di


sana, seorang perawat hanya membersihkan lukaku.

Kumpulan Cerita Remaja | 59


“ Sepertinya kami tidak berani mengambil tindakan, Pak
karena takut ada infeksi dan ini butuh penanganan dokter. Lebih
baik langsung dibawa saja ke rumah sakit.”

Ayahku langsung menyetujuinya dan membawaku ke


rumah sakit terdekat. Karena jika dibawa ke Puskesmas dan
menggunakan BPJS, harus berurusan terlebih dahulu dengan
kepolisian.

Sesampainya di rumah sakit, dokter langsung menggambil


tindakan, membius, dan menjahit kakiku. Kakiku mendapat dua
jahitan di bekas tusukan besi tadi.

“ Pak ini mau disuntik tetanus sekalian nggak? Takutnya


besi yang nusuk tadi berkarat nanti malah infeksi .” Dokter
menawarkan suntik tetanus kepada ayahku.

“ Ya, tidak apa-apa, Dok. Suntik aja. Silahkan! “ ayahku


langsung menyetujuinya. Ayahku pulang sebentar untuk
mengambil uang untuk administrasi pengobatan.

Saat setelah disuntik tetanus aku sendirian di sana. Dokter


memberikan saran supaya lukanya cepat kering.

“Nanti jangan makan amis-amisan dulu ya! Kalo belum


sembuh, jangan makan bawang-bawangan juga! Jangan kena air
, terus nanti kontrol tiga hari lagi untuk ganti perban dan mbersihin
lukanya! Jalannya juga hati-hati ya, biar tidak keluar darah lagi.

60
Beli air infus sekalian di apotek ya!” begitu penjelasan dokter yang
panjang lebar.

“Iya, Dok. Makasih. “

Akhirnya, ayahku datang untuk menjemputku pulang ke


rumah.

Kumpulan Cerita Remaja | 61


Mancing Ketemu Ular
Oleh: Aditia Oktaviana (1)

S
uatu hari saya dan saudara saya pergi memancing
di Sungai Serayu. Sebelum pergi, kami merakit joran
terlebih dahulu. Karena kami berdua, jadi kami merakit
dua joran. Setelah selesai merakit, kami lanjut mencari umpan.
Umpan yang kami gunakan adalah cacing.

“Ji, mari kita mencari cacing terlebih dahulu!”

“Iya, Dit.”

“Kita mencarinya di tempat biasa aja, ya?”

“Oke”

Kami berdua pun mencari cacing di tempat biasa. Kami


mencari cacing di pohon pisang yang sudah busuk.

“Ji, cacingnya udah dapat banyak belum?”

“Sudah nih, Dit!”

“Ya sudah, kalo gitu kita berangkat”

“Oke.”

62
Setelah kami mendapat cacing banyak, kami pun langsung
berangkat memancing di Sungai Serayu. Kami menuju Sungai
Serayu dengan berjalan kaki karena rumah kami tidak jauh dari
Sungai Serayu. Setelah kami sampai di Sungai Serayu. Kami
langsung mencari spot yang bagus untuk memancing.

“Ji, ayo kita mencari tempat yang bagus dulu!”

“Ayo, Dit!”

“Nah, di sini aja nih! Bagus tempatnya.”

“Iya yah, ya sudah ayo kita pasang!”

Setelah menemukan tempat yang bagus, kami berdua pun


langsung memancing. Saat kami sedang asyik memancing, tiba-
tiba kami pun dibuat terkejut. Tiba-tiba ada ular yang melintas di
depan kami.

“Ji, awas ada ular!”

“Iya Dit, hati-hati! “

“Ayo kita menjauh dari tempat ini, Ji!”

“Iya, Dit.”

Kami pun langsung menjauh dari tempat tersebut. Setelah


menjauh dari tempat tersebut, kami pindah ke tempat lain.

Kumpulan Cerita Remaja | 63


Terganggu karena Suara Bising Motor
Oleh : Hanan Dzaky M (15)

P
ada hari Minggu aku pergi ke bendungan Serayu karena
ada acara SANMORI Motor. Aku berangkat bersama
Haikal, Thoriq, Septo, Rini. Di sana aku bertemu Revan
dan Ayub.

“ Hei, Hanan mau ke mana? Sinilah gabung duduk ngopi


bersama, “ ajak si Revan.

“ Eh, kamu ngapain di situ?,” tanya si Hanan.

“ Ya duduk sambil ngopi. Gabut aku kalo di rumah”, jawab si


Revan.

Ayub sebagai teman saya yang terkenal anak pendiam aku


bertanya kepada Ayub. “ Yub, apa kabarmu,” tanya si Hanan.

“ Alhamdulillah baik, kamu gimana kabarnya?” Ucap si Ayub.

“ Alhamdulillah baik juga, “ jawab si Hanan.

Setelah itu kita duduk bersama sambil ngobrol-ngobrol


lainnya.

“ Han, kamu mau beli kopi ngga?” Tanya si Haikal.

64
“ Oh, boleh kalo begitu,” jawab si Hanan.

Lalu kami lanjut ngopi lagi terus membeli cemilan dan


makanan karena di situ aku lapar karena dari pagi aku tidak
sarapan. Setelah beberapa menit kemudian kami dikejutkan oleh
orang yang banyak gaya memakai motor yang berknalpot brong
(berising).

“Astaghfirullah, heh kamu jangan sok-sokan geber-geber


motormu yang berising. Suara motormu itu mengganggu orang
sedang santai tahu!” Ucap si Thoriq.

“ Lah suka-suka saya, motor-motor saya,” ucap si orang


yang sok-sokan.

“Ini tempat umum. Seharusnya menghargai orang lainlah


jangan seenaknya sendiri!” ucap si Thoriq.

Lalu orang itu menyadari kesalahannya dan langsung


meminta maaf ke Thoriq dan orang-orang yang berada di situ.
Kita juga memaafkannya. Setelah itu kami pergi dan pamitan ke
Revan dan Ayub.

Kita semua mencari tempat yang suasananya dingin, tetapi


tidak menemui tempat yang tepat. Jadi di situ kami semua pulang
ke rumah masing-masing.

Kumpulan Cerita Remaja | 65


Diajak Main
Oleh: Hanan Dzaky M. (15)

“Han, main yuk! “

“Aku gabut di rumah,” ajak si Thoriq

“Ah, aku ngga main dulu, soalnya besok aku berangkat


sekolah.”

“Aku mau belajar dulu, kalo tidak aku dimarahin ibuku, coba
ajak si Haikal sama Yatin,” ucap si Hanan.

“Oh, ya udah kalo tidak bisa,” ucap si Thoriq.

“ Ya, Oke,” ucap si Hanan.

Setelah itu aku melanjutkan belajar karena besok aku


sekolah dan aku ingin menjadi orang yang sukses.

66
Telat Pelajaran
Oleh: Rino Prianto ( 25 )

A
ku bangun tidur pukul 04:00, lalu aku merapikan
tempat tidur. Setelah merapikan tempat tidur, aku
bermain hp terlebih dahulu. Lalu aku pun mandi dan
gosok gigi. Setelah itu, aku menelepon temanku yang bernama
Dani.

“Dan, ayo berangkat sekolah udah agak siang nih! “

“Eh.., maaf Rin aku belum mandi.”

“Kenapa belum mandi, Dan?”

“Maaf Rin aku tadi asyik main hp sampe lupa waktu.


Hehehe…“

“Ya, udah Dan mandi dulu sana! Udah siang nih, nanti telat
dan gak ikut jalan-jalan.”

“Ya, sebentar Rin aku mandi dulu.”

Setelah percakapanku dengan Dani, aku pun bergegas


menuju ke rumahnya Dani. lalu aku dengan Dani berangkat
sekolah. Setelah sampai di parkiran motor aku bertanya kepada
Dani.

Kumpulan Cerita Remaja | 67


“Dan, kamu bawa baju Pramuka apa tidak?”

“Sebentar Rin aku coba liat di dalam tas. Aku lupa masukin
baju Pramuka ke dalam tas.”

“Yakin Dan? Ini udah siang lho! Masa iya mau pulang lagi?”

“Yakinlah Rin, aku takut nanti dimarahin bu guru. “

“ Ya, udah ayok pulang lagi.”

“Oke.”

Dari parkiran motor sampai Kebasen membutuhkan waktu


10 menit. Di perjalanan pulang aku ngebut naik motornya. Sampai
di tengah perjalanan yaitu di Tumiyang, aku ngerasa ban motorku
gembes dan aku masih ngebut. Sesampainya di overpas ban
motorku bocor. Aku kebingungan mau bawa motorku ke bengkel
mana. Aku dan Dani bertanya-tanya.

“Dan, ini ban motorku bocor mau ditambal di mana? “

“Coba Rin didorong dulu sampai ke Gambarsari!”

“Okelah.”

Setelah aku dan Dani menambal motor, aku pun pergi


ke sekolahan dengan buru-buru. Sesampainya di sekolahan
aku kaget ternyata semua anak di sekolahan sudah berangkat

68
jalan-jalan. Aku pun bergegas untuk menyusulnya, lalu aku dan
Dani kembali ke sekolah bersama yang lain. Akhirnya aku bisa
mengikuti pelajaran seperti biasa.”

Kumpulan Cerita Remaja | 69


Temanku Kena Musibah
Oleh: Fadiel Maulana F(10)

Pada suatu hari aku dan temanku ada jadwal les pada hari
Rabu. Aku bertanya kepada Alvin.

“Mau berangkat pukul berapa?”

“Berangkat pukul 15.50 WIB aja, Dil,” kata Alvin.

“Oke, baiklah kalau begitu,” jawabku.

Akhirnya aku dan Alvin berangkat les bersama. Sesampai di


tempat les

aku dan Alvin terlambat delapan menit.

“Dil, ini gimana kita terlambat lesnya?” tanya Alvin

“Udah nggak papa, kita masuk aja,” jawabku

Akhirnya aku dan Alvin masuk ruang kelas les, tetapi


terlambat. Aku dan Alvin mau masuk dengan rasa ragu-
ragu,karena takutnya nanti dimarahi oleh gurunya. Selesai les,
aku dan Alvin pun pulang. Di perjalanan terjebak macet selama
sepuluh menit.

70
“Vin, gimana kalau kita lewat pinggir aja, biar tidak terjebak
macet terlalu lama!” Ajakku.

“Ide bagus, baiklah,” kata Alvin.

Sesampai di rumah, aku melihat teman-temanku baru


selesai bermain sepak bola. Aku pun bertanya.

“Ada apa ini?” Tanya aku pada temanku.

“Itu teman kita habis kena musibah!” jawab temanku.

“Musibah apa yang dialami teman kita ini?” Tanya aku pada
temanku.

“Itu si Zaky pas main bola tabrakan sama kiper lawan,” jawab
temanku.

“Terus keadaanya Zaky sekarang gimana?” Tanyaku.

“Kata Zakynya tidak apa-apa!” Jawab temanku.

Besoknya aku dan temanku dikasih kabar kalau tangan


kirinya Zaky patah tulanga. Aku dan temanku terkejut sekali saat
diberi tahu bahwa tangan kirinya Zaky tulangnya patah.

Kumpulan Cerita Remaja | 71


Abangku
Oleh : Dara Catur Marchelliya (06)

B
eberapa tahun yang lalu, waktu aku berusia sekitar
dua belas tahun, tepatnya pada pertengahan bulan
Maret, aku mendapatkan hadiah dari kakak laki-
lakiku. Pada hari saat itu aku masih berada di sekolah. Sepulang
sekolah aku mencari keberadaan kakakku yang sedang pergi
entah ke mana. Beberapa saat kemudian kakakku tiba di rumah.

“Assalamualaikum,” ucap abangku.

“Waalaikumsalam,” jawabku.

“Jam berapa kamu pulang, De?”

“Emm, tadi sekitar jam satu, Bang.”

“Ya sudah, sana pergilah tidur siang.”

“Baiklah.”

Beberapa jam kemudian akhirnya aku bangun dari tidur


siangku.

“Hei, kau sudah bangun?” Tanya abangku.

72
“Hoammm, heem sudah,” jawabku sembari menguap.

“Mandilah agar kau merasa lebih segar. Kakak punya sesuatu


untukmu.”

“Oke, baiklah.”

Beberapa menit berlalu aku selesai mandi dan menunaikan


salat.

“Ah.., rasanya sungguh segar,” ucapku.

“Hei, Ra kemarilah!” perintah kakakku.

“Iya, sebentar.”

“Kemari, duduklah dulu!”

“Ada apa Bang?”

“Abang tadi membelikanmu ini sebagai hadiah ulang


tahunmu walaupun terlambat satu minggu.”

“Wahh…, ponsel baru, aku sangat menyukainya. Terima kasih


Abang.”

“Sama-sama Ade. Dijaga yang bener yah ponselnya.”

“Tentu.”

Kumpulan Cerita Remaja | 73


Aku merasa sangat senang saat mendapatkan hadiah dari
abangku. Lalu beberapa hari kemudian kakakku pergi lagi untuk
bekerja. Di situ aku merasa sangat sedih bahkan aku hampir
menangis, karena aku sangat jarang bertemu dengannya.
Akhirnya aku ikut mengantarnya ke stasiun kereta api. Akhir cerita
aku merasa senang dan terkejut karena mendapatkan hadiah
tetapi juga merasa sangat sedih saat ditinggal kakakku.

74
Tugas IPA
Oleh: Echa Zebadiah Arofah (09)

S
aya itu tipe orang yang cukup pemalas. Apalagi dalam
hal mengerjakan tugas. Dulu di SD juga saya tergolong
anak yang tidak cukup aktif dalam pembelajaran. Itu
semua berubah pada saat saya kelas dua SMP.

Saat itu saya duduk di bangku kelas dua SMP, seperti


biasa saya berangkat ke sekolah bertemu teman lalu mengobrol.

“Eh, tugas IPA kalian udah dikerjain belum?” tanyaku kepada


teman-temanku.

“Hah! Tugas yang mana woi?” ucap Nisa dan Devina dengan
serentak

“Ga usah boong deh Cha, IPA terakhir kan disuruh merangkum
doang,” ucap Farra.

“Serius pada gak inget? Ini loh tugas minggu kemarin,”


kataku sembari menyodorkan buku.

“Oh iya yah, ini” ucap Farra.

“Kenapa ga bilang di grup Echa?” ucap Nisa sedikit kesal.

Kumpulan Cerita Remaja | 75


“Ya maaf, aku kira kalian udah tahu,” kataku merasa bersalah.

“Ya udah kita lihat punyamu aja ya Cha, udah mau masuk.
IPA jam pertama,” kata Devina

“Eh, tapi itu aku ngerjain sendiri takut salah,” ucapku merasa
bersalah.

“Udahlah gak apa. Kalo salah juga kita berempat salah,”


ucap Nisa sambil tertawa. Kami pun ikut tertawa.

Singkat cerita pelajaran IPA pun selesai. Saatnya istirahat.


“Woi ga nyangka banget bakal betul semua” ucap Nisa.

“Makasih loh, Cha,” ucap Farra dan Devina.

“Iya sama-sama, pada hal aku ngerjainnya gak terlalu niat,”


ucapku.

76
Bermain di Sungai Bersama Teman
Oleh: Rafly Rifan Fauzy(23)

S
uatu hari saya pergi untuk bermain dengan teman-teman.
Saya mengajak semua teman yang ada untuk bermain
di sungai. Setelah saya dan teman-teman langsung
bergegas untuk pergi ke sungai. Kami menyebrangi jalan raya dan
dilanjutkan dengan jalan setapak. Kami berjalan dengan santai
sembari bercanda dan melihat pemandangan sekitar.

Lalu kami dikejutkan dengan seseorang, yaitu kakek. Kami


pun sempat berhenti dan si kakek pun bertanya kepada kami.

“Hai Bocah, kamu anak mana?“ tanya kakek.

“Kami anak Sidabowa,” jawab kami.

“Oh, kirain anak Kedungwringin,” ucap kakek. Kami pun


terheran karena kakek tersebut, lantas kami menjawab.

“Memangnya ada apa Kakek?” ucap temanku.

Kakek pun langsung menjawab, “Karena kemarin ada


segerombolan anak entah dari mana dengan sengaja membuang
batang kayu agar saluran air dari atas itu mampet.”

Kumpulan Cerita Remaja | 77


Kami pun menjawab, “Kalau masalah itu kami memang tidak
tahu Kakek.”

“Jika bertemu dengan anak itu tolong diingatkan tentang


masalah itu dan jangan bikin ulah,” ucap kakek.

Kami pun langsung membawa kayu tersebut untuk


disingkirkan ke tempat yang lebih aman.

Ketika sesampainya di sungai kami langsung mandi. Di


sisi lain teman saya tidak ikut mandi karena memang tidak mau
mandi di sungai. Lalu saya melanjutkan mandi tersebut dan tidak
terasa langit sudah mulai gelap. Saya dan teman-teman langsung
bergegas untuk memakai baju karena suasananya mendung.

Di sepanjang jalan kami pun terheran dengan masalah yang


tadi karena kami memang jarang bermain di sungai tersebut.
Tidak lama setelah itu hujan pun datang dengan sangat deras
disertai angin yang sangat kencang.

Kami pun langsung berteduh di sebuah rumah untuk


menunggu hujannya sedikit reda. Ketika hujan sudah reda kami
pun langsung pulang ke rumah masing-masing.

78
Malam Tahun Baru Bersama Keluarga
Oleh : Isnan Yanuar F (16)

P
ada saat malam tahun baru, saya dan keluarga sibuk
mempersiapkan semua hal untuk bakar-bakar ayam,
jagung, dan lain-lain. Banyak sekali makanan yang
kami siapkan untuk menemani waktu begadang kami sekeluarga.
Ayah sibuk menghidupkan bara api. Sedangkan ibu, kakak, dan
aku menyiapkan semua makanan dan alat untuk bakar-bakar.

“Ayah, aku minta ayamnya jangan terlalu gosong!” ucap


kakak.

“Iya, Kak,” jawab ayah.

Setelah selesai dengan bakar-bakar, kami menikmati


masakan bersama dengan sangat nikmat.

“Tahun depan aku ingin melakukan ini lagi,” ucapku

“Aku ingin mengundang teman-teman untuk merayakan


malam tahun baru bersama,” ucap kakak.

Semua habis tanpa sisa karena kami memakannya bersama


sama sehingga makanannya terasa lebih lezat. Setelah itu kami

Kumpulan Cerita Remaja | 79


bermain bersama sampai waktunya untuk menyalakan kembang
api.

Semua sangat menikmati permainan hingga waktunya


tiba untuk menyalakan kembang api. Kakak ingin masuk ke
rumah sebentar untuk mengambil sesuatu. Kami bersiap untuk
merayakan pergantian tahun dengan menghidupkan kembang
api.

“Duarrr. Waaaa, kaget!” Kakak berteriak keras saat


mendengar suara letusan kembang api. Kembang api milik kami
sangat indah bertaburan di langit. Semua warna cantik dan sangat
memanjakan mata jika dilihat saat malam hari seperti ini. Kakak
keluar dari rumah namun masih ingin melihatnya lagi.

“Aku ingin melihatnya lagi!” ucap kakak.

“Iya tenang, ini masih ada sisa sedikit,” jawab ayah.

“Habiskan saja Yah, tahun depan semoga bisa melihat


kembang api bersama lagi,” ucap kakak.

Seluruh keluarga sangat menikmati malam tahun baru


seperti ini. Malam tahun baru seperti ini adalah malam yang
sangat menyenangkan untuk keluargaku. Sangat mengejutkan
jika ada suara letusan kembang api secara tiba-tiba. Tetapi
sangat menyenangkan bisa melihat kembang api lagi. Semoga
tahun depan bisa merayakan seperti ini bersama.

80
Memancing Bersama Teman
Oleh: Pandu Khafiludin (21)

P
ada suatu hari aku berniat untuk memancing. Cuaca
berawan tidak terlalu panas sehingga cocok untuk
memancing. Sebelum memancing aku harus mencari
umpan terlebih dahulu. Umpan yang aku gunakan, yaitu cacing.
Aku mencari cacing di belakang rumah. Saat mencari cacing aku
bertemu Dion.

“Hey, kamu sedang mencari apa?” tanya Dion.

“Eh Dion, aku sedang mencari cacing untuk memancing di


sungai.”

“Ooh, apa mau aku bantu?”

“Tentu saja mau, apa nanti kamu mau ikut memancing?”

“Ya nanti aku ikut memancing.”

Kami pun mencari cacing bersama. Karena dilakukan


bersama cacing pun dapat terkumpul dengan cepat. Setelah
selesai mengumpulkan cacing kami menyiapkan joran. Kami

Kumpulan Cerita Remaja | 81


mengambil joran di rumah masing-masing. Kami bertemu di jalan
dan bergegas untuk menuju sungai.

Karena sungai yang kami tuju tidak terlalu jauh dari rumah,
kami sampai dengan cepat. Ketika sampai di sungai kami melihat
ada kulit ular kering di tepi sungai.

“Weh, Dion ada kulit ular.”

“Iya, ya udah kita pindah!”

“Oke. “

Setelah kami pindah lalu kami menyiapkan joran dan umpan.


Lalu, kami mulai memancing, setelah beberapa menit tiba-tiba.

“Weh... apa itu?”

“Awas Dion! Itu ada ular di belakangmu!”

Aku dan Dion sangat kaget karena tiba-tiba di belakang


kami ada ular yang lumayan besar. Ular itu memiliki warna coklat
dan memiliki motif segi tiga berwarna hitam. Aku dan Dion pun
bergegas lari.

“Gimana ini? Joran kita masih ada di sana!” ucap Dion.

“Lebih baik kita menunggu sampai ular itu pergi, gimana


Dion?”

82
“Ya, ok lebih baik seperti itu.”

Aku dan Dion pun menunggu hingga ular itu pergi. Tidak
terlalu lama ular itu pergi dengan sendirinya. Aku dan Dion
bergegas mengambil joran yang masih ada di tempat itu. Lalu
kami berpindah ke tempat yang lebih jauh agar tidak ada ular lagi.

Kumpulan Cerita Remaja | 83


Mancing Betik
Oleh: Wakhidah May Salsabila (31)

P
ada waktu aku kelas 9 semester satu, aku mancing
bersama anak- anak kecil di kompleks rumah. Sebelum
memancing, kami mencari cacing terlebih dahulu

“Mba Salsa, kamu mau ikut kami memancing atau tidak?”


tanya anak- anak

“Ya, aku mau ikut,” jawab ku

“Tetapi sebelum kita memancing, kita harus mencari cacing


terlebih dahulu untuk umpan,” ujar anak anak.

Setelah kami berbicara seperti itu, kita langsung mencari


cacing di kebun. Sebelum mencari cacing kami mencari wadah
untuk menyimpan cacing

Di kebun

“Mba kita cari cacing di pohon pisang yang udah di potong


dan udah busuk saja!” ujar anak-anak.

“Aku ikut kalian aja,” jawabku.

84
Beberapa menit kemudian, kami sudah mendapatkan cacing
yang lumayan banyak. Setelah itu, kami menuju ke sungai untuk
mincing.

“Fit, kita memancingnya di atas saja ya!” ujarku kepada Afit.

“Iya Mbak, di atas saja,” balas Afit.

“Aku minta cacingnya dong!” ujarku pada Afit.

Afit memberikan cacing kepadaku, dan aku memasang cacing


tersebut di pancing. Setelah dipasang aku langsung melempar
pancingan tersebut ke sungai. Beberapa menit kemudian Afit
bilang kepadaku.

“Mba, itu umpannya tenggelam, kayanya dapat ikan deh”


ujar Afit.

“Oh iya, coba aku tarik kailnya,” jawabku.

Ternyata aku mendapat ikan betik dan putihan.

“Wah aku mendapat ikan! Hahaha…!” ujarku sambil tertawa.

Kumpulan Cerita Remaja | 85


Jatuh ke Got,
Gara-Gara Dikejar Anjing
Oleh : Atika Fauziyah ( 04 )

T
ahun lalu, tepatnya waktu aku masih berusia tujuh tahun,
aku pergi bersepeda bersama kakak. Kami bersepeda
memutari kompleks rumahku, dengan menikmati angin
sore. Saat sedang asyik bersepeda kita dikejar oleh seekor Anjing.
Akhirnya aku dan kakakku memutuskan untuk melewati jalan
yang tidak dibilang lebar karena jalannya yang sempit dengan aku
yang duduk diboncengan kakaku. Aku pada waktu itu cukup takut,
karena sudah di pastikan kita akan terjatuh dan masuk ke got
karena jalan yang tidak lebar. Sampai di mana aku dan kakakku

“Bagaimana jika kita melewati jalan yang sempit saja dek?”


tanya kakaku.

“Ah, ngga lah aku takut” jawabku.

“Gak apalah Dek, dari pada di kejar lagi.”

“Hmm, ya udah deh Kak, tapi kalau jatuh bagaimana?”


tanyaku.

“Nggaklah, Bismillah saja dek,” jawab kakakku.

86
“Baiklah,” jawabku ragu.

Pada saat sedang melewati jalan yang tidak lebar, tiba-tiba


sepeda kakaku goyang dan …

“BYUR ...!”

Aku dan kakakku terjatuh ke got. Ada saudaraku yang yang


sedang melewati jalan itu dan mendengar suara seperti ada orang
yang terjatuh. Lalu saudaraku melihat aku dan kakakku dengan
keadaan yang mengenaskan. Dia bertanya keadaan kami berdua.

“Astaghfirullah haladzim, ya Allah kok bisa jatuh?” tanya


abangku.

“Kita habis dikejar anjing Bang, makanya lewat jalan sini,”


jawabku.

“Emang habis ngapain, sampai anjing itu mengejar kalian?”


tanya abangku lagi.

“Nggak ngapa-ngapain kok, tiba-tiba aja anjing itu ngejar


kita berdua,” jawab kakakku.

“Udah jangan banyak tanya deh, cepet bantuin angkatin


sepedanya!” ucapku.

“Iya-iya sini abang bantu.”

Dengan cepat abangku menolongku dan kakakku. Dia pun

Kumpulan Cerita Remaja | 87


membantu mengangkatkan sepeda ke jalan untuk dibawa ke
rumah.

Di perjalanan pulang ke rumah, keadaan aku dan kakakku


tidak dibilang cukup baik karena keadaan yang sangat kacau
dengan baju yang basah dan kotor. Keadaannya sangatlah
mengenaskan. Sampai di rumah, aku langsung mandi.

88
Dikejar Anjing
Oleh: Firda Novia Nurjanah (13)

P
ada saat saya kelas 6 SD, saya dan teman saya
ingin bermain bersama, jadi kita mengatur hari dan
waktunya saat istirahat sekolahh.

“Jadi gimana, nih?” tanya Kian.

“Gimana apanya?”jawab Diana.

“Iya,gimana apanya Kian?”sambung saya

“Loh, gimana sih? Katanya kita mau main?”jawab Kian.

“Ohhh iyaa lupa, hehe ...,”jawab saya dan Diana.

“Jadi kita mau main kapan dan jam berapa?”tanya Kian.

“Gimana kalo kita main hari Minggu besok dan jam 3


sore?”tanya Diana

“Boleh tuh.”jawab kian

“Tapi hari minggu besok saya tidak bisa.”jawab saya

“Kenapa?”tanya Kian dan Diana berbarengan

Kumpulan Cerita Remaja | 89


“Karena hari minggu besok saya mau kerumah embah.”jawab
saya

“Jadi, kapan kamu bisa main?”tanya Diana

“Iya, jadi kapan kamu bisa main.”sambung Kian

“Ya, kira - kira minggu depan.”jawab saya

“Okee.”ucap Kian dan Diana

Setelah kami selesai mengatur hari dan waktunya, kami


pulang untuk menunggu hari minggu depan. Sambil menunggu
hari minggu depan kita sekolah dulu.Karena minggu ini saya
ke rumah embah jadi saya ke rumah Mbah dulu, disana saya
bermain bersama teman-teman saya yang di Banyumas. Kita
bermain sampai sore,di sana saya merasa senang, sebenarnya
saya tidak mau pulang tapi besok Senen saya harus sekolah jadi
saya terpaksa pulang.

Saat di sekolah

“Firda,besok jadi main?”tanya Diana.

“Iya jadi dong, besok aku tidak ada acara jadi bisa main
sama kalian,” jawab saya.

“Oke, kalo gitu. Ini Kian mana sih lama banget beli jajannya?”
tanya Diana.

90
“Iya nih Kian lama banget,” sambung saya.

Tidak lama kemudian kian dan teman-teman yang lain pun


sampai ke kelas setelah beli jajan.

“Oi Diana,Firda!” panggil Kian.

“Lama banget sih beli jajannya?” tanya Diana.

“Iya iya maaf,” jawab Kian.

“Ya, udah. Jadi besok mau main jam berapa?” tanya Diana.

“Em...gimana kalo jam tiga sore!” ajak Kian.

“Oke, berarti besok main jam tiga sore?” tanya saya.

“Iya,”jawab Kian.

“Ya udah, besok ke rumahku dulu ya?” tanya Diana.

“Siap,” jawab saya dan Kian berbarengan.

Keesokan harinya saat jam tiga sore, setelah saya selesai


memakai baju, saya berpamitan kepada ibu untuk pergi main.

“Bu...saya izin main sama Kian dan Diana,” pamit saya.

“Iya, pulangnya jangan kesoren ya,” jawab ibu saya.

“Iya bu, ya udah aku main dulu ya Bu, assalamualaikum.”

Kumpulan Cerita Remaja | 91


“Walaikumssalam.”

Sesampainya di rumah Kian aku pun mengetuk pintu rumah


Kian.

“Assalamualaikum, Kian!” ucap saya.

“Walaikumssalam,”jawab Kian

“Ya udah ayo kita ke rumah Diana!”

“Ayo.”

Di tengah perjalanan

“Eh, tadi pagi kamu sarapan sama apa?” tanya saya.

“Tadi pagi aku sarapan sama telor,” jawab Kian.

“Ohh.”

Saat saya dan Kian sedang berjalan sambil mengobrol. Saya


dan Kian tidak tahu kalau di belakang ada anjing, jadi kita masih
berjalan dengan santai.Tidak lama kemudian kami mendengar
suara gonggongan anjing. kami kira anjingnya tidak di belakang.
Karena Kian penasaran sama suara anjingnya, Kian pun melihat
ke belakang. Setelah Kian melihat ke belakang tiba-tiba Kian
bilang.

92
“Eh, Firda coba lihat ke belakang deh!” suruh Kian.

“Emang ada apa di belakang?” tanya saya.

“Udah lihat aja ke belakang!” seru Kian.

“Oke,” jawab saya.

Saat saya mau melihat ke belakang, tiba-tiba Kian berlari


sangat kencang. Saya merasa aneh kenapa Kian lari sangat
kencang begitu.

“Loh, Kian kenapa kamu lari?” tanya saya sambil berteriak.

“Di belakangmu ada anjing!” seru Kian dari kejauhan.

Setelah mendengar Kian bilang begitu, saya pun langsung


melihat ke belakang. Benar saja di belakang ada anjing yang mau
siap-siap mengajar kami. Di situ pun saya dengan cepat langsung
menyusul Kian.

“Kenapa kamu gak bilang kalau di belakang ada anjing?”


tanya saya.

“Tadi kan saya udah suruh kamu lihat ke belakang,” ucap


Kian.

“Kan kamu enggak bilang kalo ada anjing di belakang,” jawab


saya.

Kumpulan Cerita Remaja | 93


“Hehe maaf,” ucap Kian.

“Hemm.”

“Eh, apa anjing itu masih ngejar kita?” tanya Kian.

“Em...aku tidak tahu,” jawab saya.

“Coba aku lihat ke belakang untuk ngecek apakah anjingnya


masih ngejar,” ucap Kian.

“Oke.”

94
Kukira dapat Ikan, Eh Ternyata
Oleh: Zalfa Rizky Byan Effendi (22)

P
ada saat aku di rumah dengan ibu dan ayahku, ada
pamanku juga baru datang tiba-tiba ke rumahku. Dia
bernama Wawan. Di situ aku langsung keluar kamar
dan membuka pintu depan rumah.

Si Wawan bilang, “Zall, kamu ikut mancing gak? Soalnya


lumayan nih kalo mancing dapet ikan banyak.”

“Yahh, aku ikut Wan. Tunggu sebentar, aku mau bilang ke


orang tuaku dulu, mau izin mancing.”

Berapa menit kemudian si Zall pun datang dan bilang, “Ayuk,


Wan kita mancing, tapi udah ada cacingnya belom?”

“Belum Zall. Mau di cari di kebun sebelah rumahku aja yang


deket.”

Kami bergegas mencari cacing di bekas pohon pisang yang


mati atau yang jatuh.

“Zall, aku udah dapet cacing nih!”

“Sama Wan, aku juga dapat cacing. Mana wadahnya?”

Kumpulan Cerita Remaja | 95


“Ini sama aku, Zall. Ambil aja di dekat pohon pisang yang
ada pancingnya.”

“Yahh, aku ke situ taruh cacingya ini. Soalnya takut kabur.


Udah dapet banyak cacingya nih.”

“Ya udah. Ayok kita berangkat mincing!”

“Yah, aku ambil dulu itu pancingnya di deket pohon pisang.”

Sambil menunggu dia ambil pancingnya, aku berjalan pelan.

“Zall, tunggu. Jangan ditinggal aku!”

Wawan berlari menghampiri aku yang sedang berjalan


santai keluar kebun tersebut. Wawan bilang,”Zall, tadi kamu pas
di kamar lagi apa?”

Aku menjawab, “Aku sedang tiduran sambil mengerjakan


tugas. Sambil lihat google.”

Wawan bilang, “Ohh, emangnya tadi aku samper kamu


enggak ganggu belajar kamu?”

“Enggak kok. Lagian juga buat istirahat. Nanti pulang


mengerjakan tugasnya lagi.”

“Emm, oke. Maaf yah tadi, kamu lagi belajar aku samper.”

96
Setelah berjalan sambil bercakap-cakap, akhirnya pun
sampai di sungai tersebut. Kami mempersiapkan umpannya.

Ada bapak-bapak sedang mencari pasir bilang, “Hai, Nak


lagi apa?”

Aku menjawab, “Lagi mincing, Pak. Lumayan dapat ikan


banyak buat makan nanti siang.”

Si bapak langsung pergi dan mencari pasir.

“Zall, ehh ini kok aku dapet ikan tapi kok badannya panjang
yahh? Ehh itu ikan apa ular? Kok badannya panjang?”

Aku angkat dan Tarik. “Ehh itu ular! Bukan ikan.”

Aku langsung lari. Kaget kok bisa dapet ular. Wawan bilang,
“Gak, tahu kok bisa yahh? Kita pulang aja takutnya nanti ada ular
lagi.”

Kumpulan Cerita Remaja | 97


Menunggu Teman Lama
Oleh: Ayub Pratama (5)

H
ari Sabtu, saya pergi untuk bekerja kelompok di
rumah teman. Saya berangkat bersama teman yang
bernama Rizki. Saya menunggu Rizki datang untuk
menjemput saya di rumah. Beberapa waktu kemudian.

“Aduh Rizki mana ya?” tanya saya.

Waktu pun semakin siang. Saya menunggu dengan sabar.


Beberapa menit kemudian Rizki pun datang ke rumah saya.

“Asalamu’alaikum, Yub! “ ucap Rizki.

“Wa’alaikumsalam Riz,” jawab saya.

“Lama banget sih kemana aja Riz?” tanya saya.

“Hehehe..., maaf tadi di jalan bensinnya habis,” jawab Rizki.

“Oh, kenapa gak bilang?” tanya saya.

“Hehe..., lupa hp-nya tertinggal di rumah.”

“Ya udah, ayo berangkat Riz udah siang nih!”

Saya pun berangkat bersama Rizki menuju rumah teman


untuk berkerja kelompok.

98
Hari Ulang Tahunku
Oleh: Lintang Diah Puspita Ningrat(8)

P
agi ini matahari tersenyum dengan indah seolah
menyambut hari baru yang sangat spesial dalam
hidupku. Ya, hari ini adalah hari ulang tahunku pada
tanggal 8 February. Aku segera bangun lalu mandi. Dalam hatiku
aku sedang menanti hadiah dan ucapan dari ibu, ayah, dan
kakakku. Setelah mandi kami berkumpul untuk sarapan bersama.
Anehnya saat telah berkumpul tidak ada satu orangpun yang
mengingat hari ulang tahunku. Mereka semua sibuk membahas
hal lainya. Itu tentu membuat merada sangat sedih.

Setelah sarapan, aku langsung masuk ke kamarku dengan


wajah lesu.

Aku memutuskan untuk menonton drama kesukaan untuk


menghibur hatiku yang sedang sedih. Akan tetapi, tiba-tiba aku
sangat terkejut ketika ayah, ibu, dan kakakku masuk ke kamarku
sembari membawa kue ulang tahun dan menyanyikan lagu
untukku. Ternyata mereka hanya sedang berpura-pura lupa
tentang ulang tahunku.

Kumpulan Cerita Remaja | 99


“Nah, Nak sekarang tiup dulu lilinya!” perintah ibu setelah
selesai menyanyikan lagu ulang tahun untukku. Aku pun langsung
segera meniup lilin di atas kue berwarna coklat putih.

“Wah ayah, ibu, kakak, aku senang sekali. Tadi aku kira kalian
lupa,” kataku dengan mata berkaca-kaca. Setelah itu kami duduk
bersama di meja makan untuk memotong dan memakan kue
ulang tahunku. Aku sangat bahagia.

100
Hari Ulang Tahun
Oleh: Amelia Rahmadani (2)

P
ada saat itu saya beulang tahun yang keempat belas,
bertepatan pada tangal 24 September, hari Minggu.
Saya tidak tahu kalau sekarang hari ulang tahunku.
Seperti biasanya, saya bermain bersama teman.

Saya main jam 10.00 siang. Saya pun bergegas mandi.


Setelah dijemput, saya berpamitan dengan ibu. Saya dan Syifa
pergi main. Kami bingung mau main kemana. Tiba- tiba Syifa
mengajak ke Curug Baturaden. Aku pun mengiyakan ajakan Syifa.
Kami menikmati perjalanan dan bersenang-senang. Tiba- tiba
saya merasa aneh kenapa Dila dan Puput tidak ikut sama kita,
lalu saya bertanya ke Syifa.

“Sif, kenapa Dila dan Puput tidak ikut?” tanya Amel.

“Tidak tahu, tadi udah aku chat tapi tidak ada respon.”

“Hem.. mungkin ada kepentingan sendiri.”

Tidak terasa kami pun sampai, kami langsung memesan


makanan dan minuman. Sambil menunggu pesanan kami jadi,
kami mencari tempat duduk. Setelah mendapat tempat duduk,

Kumpulan Cerita Remaja | 101


kami bercanda dan berfoto-foto bersama. Tiba-tiba Syifa izin
mau ke toilet. Beberapa menit kemudian Syifa keluar dari toilet
membawa roti bersama Dila dan Puput. Saya terkejut dan
teraharu. Rasaya senang sekali.

102
Dikejar Anjing
Oleh: Firda Novia Nurjanah (13)

P
ada saat saya kelas 6 SD, saya dan teman saya ingin
bermain bersama. Kami mengatur hari dan waktunya
saat istirahat sekolah.

“Jadi gimana nih?” tanya Kian.

“Gimana apanya,” jawab Diana.

“Iya,gimana apanya Kian?” sambung saya.

“Loh gimana sih! Katanya kita mau main,” jawab Kian

“Oh iya lupa, hehe,” jawab saya dan Diana.

“Jadi kita mau main kapan dan jam berapa?” tanya Kian.

“Gimana kalau kita main hari Minggu besok dan jam tiga
sore?” tanya Diana.

“Boleh tuh,” jawab Kian.

“Tapi hari Minggu besok, saya tidak bisa,” jawab saya.

“Kenapa?” tanya Kian dan Diana berbarengan.

Kumpulan Cerita Remaja | 103


“Karena hari minggu besok, saya mau ke rumah embah,”
jawab saya.

“Jadi, kapan kamu bisa main?” tanya Diana.

“Iya, jadi kapan kamu bisa main?” sambung Kian.

“Ya, kira-kira minggu depan,” jawab saya.

“Okee,”ucap Kian dan Diana.

Setelah kami selesai mengatur hari dan waktunya, kami


pulang untuk menunggu hari minggu depan. Sambil menunggu
hari minggu depan kita sekolah dulu. Karena minggu ini saya
ke rumah embah, jadi saya ke rumah mbah dulu. Di sana saya
bermain bersama teman-teman saya yang di Banyumas. Kami
bermain sampai sore di sana. Saya merasa senang. Sebenarnya
saya tidak mau pulang, tapi besok Senin saya harus sekolah. Jadi
saya terpaksa pulang.

Saat di sekolah

“Firda, besok jadi main?” tanya Diana.

“Iya jadi dong, besok aku tidak ada acara jadi bisa main
sama kalian,” jawab saya.

“Oke, kalau begitu,” ucap Diana

“Ini Kian mana sih? Lama banget beli jajannya,” tanya Diana.

104
“Iya nih, Kian lama banget,” sambung saya.

Tidak lama kemudian Kian dan teman-teman yang lain pun


sampai ke kelas setelah beli jajan.

“Oi Diana, Firda!” panggil Kian.

“Lama banget sih beli jajannya?” ucap Diana.

“Iya iya maaf,” jawab Kian.

“Ya udah jadi besok mau main jam berapa?” tanya Diana.

“Em..., gimana kalo jam tiga sore?” ajak Kian.

“Oke, berarti besok main jam tiga sore?” tanya saya.

“Iya,” jawab Kian.

“Ya udah, besok ke rumahku dulu ya?” pinta Diana.

“Siap!” jawab saya dan Kian berbarengan.

Keesokan harinya saat jam tiga sore, setelah saya selesai


memakai baju, saya berpamitan kepada ibu saya untuk pergi
main.

“Bu, saya izin main sama Kian dan Diana,” ucap saya.

“Iya, pulangnya jangan kesorean yaa,” jawab ibu saya.

“Iya bu, ya udah aku main dulu ya Bu. Assalamualaikum,”

Kumpulan Cerita Remaja | 105


ucap saya.

“Walaikumssalam.”

Sesampainya di rumah Kian, saya pun mengetuk pintu


rumah Kian.

“Assalamualaikum Kian,” ucap saya.

“Walaikumssalam,” jawab Kian.

“Ya udah ayo kita ke rumah Diana!” ajak saya

“Ayo!” jawab Kian

Di tengah perjalanan

“Eh, tadi pagi kamu sarapan sama apa?” tanya saya.

“Tadi pagi aku sarapan sama telor,” jawab Kian.

“Oh,” jawab saya.

Saat saya dan Kian sedang berjalan sambil mengobrol. Saya


dan Kian tidak tahu kalo di belakang ada anjing. Kami masih
berjalan dengan santai.Tidak lama kemudian kami mendengar
suara gonggongan anjing. Kami kira anjingnya tidak di belakang
kami. Karena Kian penasaran sama suara anjingnya, di mana Kian
pun melihat ke belakang, tiba-tiba Kian bilang.

“Eh, Firda coba lihat ke belakang deh!” suruh Kian.

106
“Emang ada apa di belakang?” tanya saya.

“Udah lihat aja ke belakang!” teriak Kian.

“Oke,” jawab saya.

Saat saya mau melihat ke belakang, tiba-tiba Kian berlari


sangat kencang. Saya merasa aneh kenapa Kian lari sangat
kencang begitu.

“Loh, Kian kenapa kamu lari?” tanya saya sambil berteriak.

“Di belakang mu ada anjing!” jawab Kian dari kejauhan.

Setelah mendengar Kian bilang begitu, saya pun langsung


melihat ke belakang dan benar saja di belakang ada anjing yang
mau siap-siap mengajar kami. Di situ pun saya dengan cepat
langsung menyusul Kian.

“Kenapa kamu gak bilang kalo di belakang ada anjing?”


tanya saya.

“Tadi kan saya udah suruh kamu lihat ke belakang,” ucap


Kian.

“Kan kamu engga bilang kalo ada anjing di belakang,” jawab


saya.

“Hehe, maaf,” ucap Kian.

Kumpulan Cerita Remaja | 107


“Hem,” jawab saya.

“Eh, apa anjing itu masih ngejar kita?” tanya Kian.

“Em.., aku tidak tahu,” jawab saya.

“Coba aku lihat ke belakang untuk ngecek, apakah anjingnya


masih ngejar,” ucap Kian.

“Oke,” jawab saya

108
Liburan Tahun Baru
Oleh: Dhani Eka Saputra (07)

P
ada suatu hari di saat liburan tahun baru, saya
bersenang-senang bersama teman teman dekat
rumah. Hari pertama libur saya diajak memancing
oleh teman dekat rumah saat siang hari.

“Ayo pergi mancing mumpung cuacanya enak!”

“Ah, malas panas panas gini mancing,” kataku.

“Gak, apa-apa, nanti aku beliin es buat nanti pas mincing.”

Akhirnya saya jadi mancing. Saya dan teman saya pergi


mencari umpan untuk memancing. Kami pergi ke kebun untuk
mencari umpan. Setelah mencari umpan, kami pulang untuk
mengambil pancing. Setelah mengambil pancing dan semuanya
siap, kami pun pergi memancing.

“kKita mau mulai dari mana?”

“Terserah, cari yang banyak ikanya saja,” kata saya.

“Mau naik apa?”

“Kan ada sepeda punya kakek, pinjam saja!”

Kumpulan Cerita Remaja | 109


Dalam perjalanan kami mampir ke warung untuk membeli
es. Setelah membeli es, kami lanjut bersepeda untuk memancing.
Di pertengahan perjalanan kami dikejutkan oleh adanya ular yang
sedang menyeberangi jalan. Saya tidak sengaja melindas ular
tersebut. Saya pun terjatuh dan merasa kaget.

“Kenapa kamu menelindas ular itu!”

“Namanya juga kaget. Maaf ya,”

“Jangan diulangi lagi!”

Setelah terjatuh saya mengambil sepeda dan lanjut pergi


memancing.

Sesampainya di lokasi mincing, kami dikejutkan kembali


oleh sesosok ular yang sedang melingkar sambil memakan katak
sawah. Teman saya mengajakku untuk pulang saja karena dia
takut sama ular itu.

“Hayo kita pulang aja!”

“Ya udah kita pulang.”

Akhirnya kami bergegas pulang dan tidak jadi memancing.

110
Awal Senang, Akhir Kacau
Oleh : Dimas Setiawan Sabdo Langit (08)

H
ari Minggu lalu, tidak tahu hari apa, aku bangun
tidur jam 4:55. Saat itu aku ke kamar mandi untuk
cuci muka dan buang air besar. Aku melaksanakan
solat subuh di rumah. Setelah sholat subuh selesai, aku bikin susu
hangat buat menghangatkan badan karena suasana atau cuaca
lagi dingin. Habis itu semua dan di jam delapan, aku mandidan
makan pagi. Setelah itu, aku whatsapp Sireka untuk ke rumahku
dan meminta tolong untuk ke Kampus Motor membeli oli dan
sperpat motor. Setelah membeli, aku memasangnya di motorku,
yaitu Honda Vario. Sireka pulang untuk mandi Selanjutnya jam
delapan, aku menelepon Sireka dan teman-teman.

“Hallo ,” kataku.

“Rumahmu di mana sih?” Tanya Sireka.

“Rumah-rumahan kali!” teriak teman-temanku.

“Rumahnya aku sini cepat-cepat atau ngopi-ngopi!” kataku.

“Otw cepat kilat!”

“Otw juga!” kata temanku.

Kumpulan Cerita Remaja | 111


“Ditunggu Mas Bro,” kataku.

Sesampainya di rumahku, semua teman nyanyi-nyanyi


santai dan ngopi sampai jam sepuluh. Setelah itu, aku night ride
(NR) sampai jam dua malam.

Lanjut keesokkan harinya, seperti biasa aku bangun tepat


seperti kemarin lebih sepuluh menit. Aku melakukan hal seperti
biasa selanjutnya di jam empat. Aku sorean di Notog bareng
teman-teman sambil coba-coba motor. Beberapa menit kemudian,
ada intel mengejar karena ada yang melakukan balap liar. Semua
lari sejauh mungkin dan beberapa menit kemudian semua aman-
aman saja. Setelah pulang pukul 17:30, aku mandi seperti biasa.
Selanjutnya ada hal yang bikin aku terkejut, yaitu mama bilang
sehabis puasa mau dibelikan motor MX KING yang saya inginkan
dari kls 8 SMP. Satu lagi aku terkejut karena mama akan pulang
sehabis lebaran atau cuti dua Minggu dan aku mau diajak ke
Bali, Padang, Jakarta. Ada hal yang bikin sakit hati, yaitu orang
yang saya tunggu-tunggu lama malah bersama orang lain. Aku
kacau. Sampai sini saja. Sekian terima kasih Wassalamualaikum
Warahmatullahiwabarokatuh.

112
Hp Hampir Hilang
Oleh:Fauzi Romadoni (11)

Pagi hari yang cerah saya siap siap untuk ke sekolah.


Sesampainya di sekolah saya bercerita sama Riskita.

“Ris, kamu main apa?”

“Aku main FIFA mobile.”

“Emang itu berapa mb?”

“Sekitar 100mb.”

“Oke.”

Tiba-tiba ada guru masuk ke dalam kelas. Semua hp harus


dikumpulkan di keranjang. Bel istirahat berbunyi saya pergi ke
kantin bersama teman. Saya pun bercerita dengan Rizki Aditia.

“Riz nanti si pulang jam berapa?”

“Seperti biasa jam 14.30.” jawab Rizki.

“Oke.”

Bel masuk pun bunyi kita semua masuk ke kelas. Sesampainya


di kelas kami segera menghabiskan makanan. Kami menunggu

Kumpulan Cerita Remaja | 113


guru di dalam kelas dan menaruh hp di keranjang. Saya pun
menaruh di keranjang depan. Pelajaran pun dimulai. Waktu itu
sedang pelajaran matematika dan semua hp harus dikumpulkan
di keranjang karena pembelajaran tidak menggunakan hp.

Waktu itu ganti pelajaran IPA, guru IPA telat masuk. Kami
semua pun mengambil hp setelah guru IPA masuk hp dikumpulkan
lagi.

Bel pulang pun bunyi semua siswa disuruh mengambil hp


yang di keranjang. Saya pun bergegas mengambil hp. Aku terkejut
hp ku tidak ada di keranjang. Saya tanya ke Riskita.

“Ris, apakah kamu melihat hp ku di keranjang?”

“Tidak kamu tadi naruh gak di keranjang. “

“Naruh kok.”

“Coba tanya teman yang lain.”

“Oke.”

Saya mencari hp saya di laci dan tas. Saya pun mulai panik
dan saya memutuskan untuk mencari di laci teman saya. Akhirnya
ketemu di laci teman saya yang iseng pengen menyembunyikan.

114
Bertemu Teman Lamaku
Oleh: Gilar Prasetio (14)

P
agi hari di hari “Sabtu”aku sudah siap untuk joging
di Bendungan Gerak Serayu. Aku bangun pagi di jam
04.28 pagi. Karena sudah merencanakan kemarin, aku
tidak usah khawatir. Sebelum jalan-jalan, aku biasa melaksanakan
kewajibanku, yaitu melaksanakan sholat subuh. Aku bersiap-siap
untuk sholat subuh.

Aku wudhu terlebih dahulu. Setelah selesai wudhu aku


langsung saja sholat subuh. Setelah selesai sholat subuh aku
langsung bersiap-siap untuk joging dengan santai tanpa terburu-
buru. Setelah selesai bersiap-siap untuk jogging, aku langsung
saja ke warung untuk menunggu teman-temanku. Setelah
beberapa menit, datang temanku yang bernama Dira.

“Ra mana nih kok yang lain belum pada ke sini?”

“Katanya lagi otw ke sini.”

“Owalah, okelah kita tunggu saja.”

“Okelah, sambil nunggu kita jajan dulu gimana? Aku ada


uang 5k nih.”

Kumpulan Cerita Remaja | 115


“Ayok lah, mau beli apa nih?”

“Teh gelas sama permen aja gimana?”

“Boleh, ayok kita beli!”

“Ayoklah!”

(Setelah membeli jajan)

“Nah, itu dia udah pada ke sini.”

“Nice!”

“Ayok lah langsung saja jalan!”

“Ayok gass takut telat, nanti keburu cerah!”

Setelah lamanya jalan ke Bendungan Gerak, akhirnya aku


dan teman-temanku langsung saja jogging. Setelah beberapa
putaran dan mulai capek dan langit pun mulai cerah, kami berniat
untuk ngopi di warung biasa aku nongkrong setelah joging.
Langsung saja kami menuju ke sana untuk ngopi. Selagi jalan aku
dikagetkan dengan bertemu teman lamaku waktu SD dulu.

116
Tiba-Tiba Kaki Sakit
Oleh: Ngafif Fatkhurohman M. [19]

H
ari minggu tanggal 5 februari 2023 saya bangun
jam 04.30. Ketika saya akan sholat shubuh, saya
terkejut karena kaki saya tiba-tiba sakit. Kaki saya
tidak bisa untuk berjalan sehingga saya tidak melaksanakan
sholat shubuh. Saya tidur sampai jam 06.30. Ketika bangun kaki
saya sudah tidak sakit dan saya bangun dan cuci muka. Setelah
cuci muka saya duduk sebentar dan ada ibu.

‘’Fif, makanannya sudah matang sana makan,’’ ucap ibu

Saya jawab, ‘Iya Bu sebentar lagi.’’

Lima menit kemudian, saya pun makan. Setelah makan saya


mandi dan pergi latihan jam 08.00. Saya sedang di rumah akan
berangkat latihan tiba-tiba ada Dimas.

‘’Fif, Afif latian apa ngga?’’ tanya Dimas.

‘’Iya latian sebentar Dim. Mau ambil kaos kaki sama sepatu
dulu,’’ ucap saya kepada Dimas.

Lalu saya pun pergi ke lapangan dengan Dimas untuk latian.


Tiba di lapangan, ternyata sudah cukup ramai karena anak umur

Kumpulan Cerita Remaja | 117


sepuluh dan dua belas juga latian pukul 07.00. Saya menunggunya
sampai merekaselesai latihan. Selesai mereka latihan, saya pun
turun ke lapangan dan memakai sepatu terlebih dahulu .

‘’Hari ini latihan fisik ya!’’ ucap pelatih.

Teman-teman dengan saya pun terkejut,’’Duh fisik lagi.


Badan lagi capek latihan fisik,’’ ucap teman saya.

‘’Udah ikuti aja aturan pelatih kita!’’ ucap saya kepada teman
saya.

Kami pun latihan sampai pukul 10.15. Latihan pun selesai,


saya dan teman-teman pun pulang ke rumah.

118
Dikejutkan oleh Peringkat
Oleh: Findi Aulia (12)

W
aktu aku kelas 3 SD, aku mendapat peringkat
9. Tepatnya pada waktu pembagian rapor mau
kenaikan kelas. Sesudah pembagian rapor, libur
pun telah tiba. Aku dan Dyna pergi bermain bersama saat libur
sekolah. Saat bermain kami tiba-tiba membicarakan tentang
hasil nilai rapor dan peringkat. Lalu aku bertanya kepada Dyna.

“Din, kamu kemarin pembagian rapor mendapat peringkat


berapa?” tanyaku.

“Alhamdulilah,aku masuk peringkat 5 besar, Fin,” jawab


Dyina.

“Wah, selamat ya Din! Aku terkejut sekali kamu bisa masuk


peringkat 5 besar,” ucap aku.

“Iya Fin, makasih atas ucapannya,” jawab Dyina.

“Oh iya, ngomong-ngomong kamu dapat peringkat berapa


Fin?” tanya Dyina.

“Kemarin, aku dapat peringkat sembilan, Din, aku juga

Kumpulan Cerita Remaja | 119


terkejut. Alhamdulillah masih bisa masuk peringkat sepuluh
besar,” jawabku.

“Oh iya Fin, semoga kamu tetep semangat ya! Untuk bisa
mendapat peringkat yang lebih bagus lagi,” ucap Dyna.

“Iya Din, makasih juga atas ucapan ya!” jawabku.

“Oh iya Din, bagaimana caranya agar bisa mendapat peringkat


yang lebih bagus lagi, seperti kamu? Hehehe...,” tanyaku.

“Aku caranya gini Fin, aku selalu belajar setiap hari dan
belajar untuk lebih giat lagi!” jawab Dyina. “Intinya kita harus
punya semangat untuk belajar dan jadi anak yang pintar,” lanjut
Dyina

“Ooo begitu.....,oke makasih atas sarannya,” ucapku.

“Iya, sama-sama.”

120
Bermain Sepak Bola
Oleh: Talanta Dwi Arya Putra (30)

H
ari Minggu, saya diajak teman-teman main sepak
bola. Waktu itu, aku bangun tidur langsung cuci
muka. Habis itu, aku makan dulu karena aku
seharian belum makan. Setelah makan, aku di-wa sama dua
temanku, Aya dan Ganang.

“Lan, main yuk!” ajak Aya.

“Kemana?” Tanya Alan.

“Lapangan, main.”

“Sama siapa?”

“Ganang.”

“Iya kan sama aku,” Ganang menimpali.

“Iya, sebentar saya otw,” jawab Alan.

Saat kami main bola tiba-tiba langit mulai mendung dan


kami memutuskan untuk pulang.

Kumpulan Cerita Remaja | 121


“Gimana kalo kita pulang langit sudah mulai mendung?”
Tanya Alan.

“Aku ngikut kamu aja,” jawab Aya.

“Ya, udah kita pulang yok!” ajak Ganang.

(Saat kami di perjalanan pulang, hujan sudah mulai turun.)

“Lebih baik kita pulang lebih cepat karena hujan sudah mulai
turun,” pinta Ganang.

“Iya, ayok kita cepat pulang dari pada kita sakit,” kata Aya.

“Lebih baik kita berteduh dulu karena hujan sepertinya mulai


membesar,” saran Alan.

Akhirnya kami pun berteduh di sebuah rumah dan menunggu


hujan reda. Tiba-tiba kilat mulai menyambar membuat kami
ketakutan hingga membuat kami berlari merebos hujan untuk
sampai ke rumah.

122
Memancing Ikan di Sungai
Oleh: Nur Rizki (20)

H
ari Minggu kemarin pukul 13.00, aku kerumah
Ajis untuk mengajak mencari cacing. Setelah itu
aku bersama Ajis menuju ke rumah Nono untuk
mengajaknya mencari tangkai pohon salak, untuk dibuat menjadi
walesan.

Setelah itu aku, Aziz, dan Nono menuju ke kebun salak yang
di pinggir sungai. Kami bertiga memilih tangkai pohon salak yang
cocok dibuat walesan. Kami membawa tangkai yang sudah
dipilih untuk walesan. Setelah itu kami berangkat ke rumah Ajis
untuk mengeringkan tangkai pohon salak.

“Jis, ayo kita pergi memancing?” tanya Rizki.

“Ayo, kapan jam berapa?,” tanya Ajis.

“Kapan kamu mempunyai waktu luang?” tanya Rizki.

“Emm...mungkin minggu ini pukul 14.00. Waktuku sedikit


luang?” jawab Aziz.

“Jika, minggu ini tidak bisa, mungkin minggu depan tidak


apa-apa,” jelas Rizki.

Kumpulan Cerita Remaja | 123


Setelah itu, aku dan Aziz berangkat ke rumah Nono untuk
mengajak memancing. Kami menuju rumah Aziz kembali.

(Beberapa Menit kemudian)

Ada yang datang menghampiri kami bertiga, yaitu Sidni.

“Hai, Aziz, Nono, dan Rizki! Lagi pada ngapain?” tanya Sidni.

“Hai, juga Sidni. Ini nih, kita bertiga sedang sedang


membersihkan tangkai pohon salak dari durinya untuk dibuat
walesan?” jawab kami bertiga.

Setelah itu kami nanya balik ke Sidni .

“Sid, kamu darimana aja dari tadi gak kelihatan?” tanya kami
bertiga.

“Maap yah, aku dari tadi di rumah lagi main game online.
Maap ya?” jawab Sidni.

“Ooo..., ya udah gak papa?” jawab kami bertiga.

124
Dikejar Anjing
Oleh: Raisya Alifya Pradani (24)

P
ada suatu malam, saya dan teman sedang bermain
bersama, lalu saya mempunyai ide untuk memasak
nasi goreng.

“Nis, buat nasi goreng yuk! Udah lama kan kita gak masak
bareng bareng?” ajak saya kepada Anisa.

“Boleh ayo, tapi kita belum ada kerupuk, beli dulu di warung
yu!” ajak Anisa.

“Boleh juga, ayo!”

Kita berdua pun jalan menuju warung untuk beli kerupuk. Di


perjalanan kita sambil bercerita.

“Malam ini dingin banget ya Nis?” tanya saya.

“Iya benar, malam ini beda sama malam kemarin. Malam


kemarin panas banget, sedangkan sekarang dingin banget,”
jawab Anisa.

“Iya bener Nis.”

Kumpulan Cerita Remaja | 125


Singkat cerita kita sudah sampai di warungnya. Kami
langsung memanggil ibu yang punya warung tersebut.

“Beli! Beli!” seru kami berdua.

Ibu itu pun langsung keluar dari rumahnya. Ibu yang punya
warung langsung bertanya kepada kami.

“Mau beli apa mba?” tanya ibu itu.

“Mau beli kerupuk, Bu,” jawab saya.

“Oh kerupuk, mau beli berapa mbak?”

“Mau beli dua, Bu.”

“Oh ya, sebentar ya mbak, ibu ambilin kerupuknya dulu.”

“Iya Bu,” jawab kami berdua.

Singkat cerita ibu itu pun mengambil kerupuknya dan dikasih


ke saya. Tanpa berlama-lama pun, saya langsung membayar
kerupuk tersebut. Kami berdua langsung pulang menuju ke
rumah. Di perjalanan, saya melihat tanah kosong. Di situ ada
pohon pisang yang lumayan banyak. Saya sedang ketawa sambil
lihat tanah kosong itu. Tiba-tiba kami dikejutkan oleh anjing yang
lumayan besar. Anjing itu bernama Nelly peliharaan tetangga
saya yang non-muslim. Saya yang tadinya ketawa pun langsung
terkejut. Kami sempat berhenti berjalan dan bertatapan dengan

126
anjing itu. Teman saya yang tidak melihat anjing itu pun tetap
berjalan santai, tak lama saya pun memberitahukan.

“Nis…, Anisa ada anjing!” teriak saya.

“Hah, mana? Mana?” tanya Anisa.

“Itu.., ayo cepetan!”

Kita berdua sempat diam berdiri di tempat sambil bertatap-


tatapan. Tak lama kami berdua langsung lari sekencang mungkin.
Anjing itu mengejar kami berdua. Saking paniknya, kami berdua
lari tidak melihat jalan. Kami lari sambil tengok ke anjing itu.
Sendal saya pun tertinggal di belakang saking cepatnya saya
berlari. Kami pun berlari sambil berteriak-teriak.

“Ayo cepet larinya! Anjingnya sudah di belakang kita banget,”


teriak saya.

“Iya- iya ini udah cepet. Awas lihat depan larinya!” seru Anisa.

Tak lama ada sebuah kursi yang biasa untuk nongkrong.


Saking paniknya, Anisa lari tidak melihat depan dan langsung
menabrak kursi itu. Saya langsung terkejut dan saya langsung
menolongnya. Di dalam gang itu memang benar-benar tidak
ada orang satu pun. Padahal posisinya itu sedang Adzan Isya.
Teman saya nangis karena katanya kakinya sakit sekali. Di situ
saya bingung harus gimana? Mau saya gendong tidak kuat, mau

Kumpulan Cerita Remaja | 127


pulang sebentar manggil orang tua, tetapi teman saya takut di
situ sendiri. Tiba-tiba ada seorang bapak lewat di situ, mau pergi
ke mushola untuk menunaikan ibadah sholat Isya. Detik itu juga,
bapak itu pun langsung bertanya kepada saya.

“Kenapa mbak, temannya?” tanya bapak itu kepada saya.

“Itu Pak, temanku jatuh gara-gara dikejar Anjing tadi,” jawab


saya.

“Makanya kalau ada anjing itu jangan lari, biar gak dikejar.
Kalau dikejar kan jadi jatuh kaya gini,” jawab bapak itu.

“Iya Pak, tadi kita berdua kaget karena tiba-tiba ada anjing
yang muncul di situ,” kata saya sambil menunjuk tanah yang
kosong.

“Owalah, ya udah Bapak mau ke mushola dulu ya, lain kali


kalau ada anjing hati-hati,” ucap bapak itu.

“Baik, Pak.”

Karena saya sudah bingung mau ngapain, saya mau nggak


mau saya menuntun teman saya sambil jalan pelan-pelan.
Setelah beberapa menit, kami berdua sampai di rumah teman,
saya pun langsung memanggil ibunya, untuk mengatakan bahwa
anaknya jatuh.

128
“Assalamu’alaikum, Bu!” seru saya sambil berteriak sedikit.

“Waalaikumsalam, loh kenapa koh Nisa nangis?” tanya ibu


teman saya.

“Itu Bu, tadi dikejar anjing, terus Anisa larinya sambil nengok
lihat anjing, terus tiba-tiba langsung nabrak kursi,” jelas saya.

“Owalah, sini-sini masuk dulu,” suruh ibu teman saya.

Saya pun masuk ke dalam rumahnya, dan ibunya pun


membantu menuntun Anisa. Setelah masuk rumah, teman
saya pun diobati kakinya oleh ibunya. Sambil diobati kakinya,
Anisa ditanya oleh ibunya. Setelah selesai diobati, ibunya Anisa
berinisiatif memasak nasi goreng untuk kami berdua. Selang
beberapa waktu nasi goreng pun udah matang dan siap untuk
dimakan. Setelah makan nasi goreng selesai, saya pun langsung
pamit pulang ke rumah karena hari sudah mulai malam.

“Nasi gorengnya udah habis Bu. Enak! Makasih ya Bu,” kata


saya.

“Iya sama-sama, alhamdulillah kalau enak,” jawab ibunya


Anisa.

“Kalau gitu ini piringnya taruh mana? Mau saya cuci


sekalian,” kata saya.

Kumpulan Cerita Remaja | 129


“Eh, gak usah. Ibu aja gak apa-apa. Kamu pulang aja udah
malam takut dimarahi mamah kamu.”

“Baik Bu kalau gitu, makasih ya Bu. Maaf banget jadi


ngrepotin.”

“Iya gak apa-apa, gak ngrepotin sama sekali.”

“Kalau gitu saya pulang dulu ya, Bu. Makasih sekali lagi.”

“Iya, sama-sama.”

“Anisa aku pulang dulu ya, semoga cepat sembuh.”

“Iya, makasih ya udah nuntun tadi. Jadi ngrepotin kamu.


Pasti tadi aku berat banget ya?” tanya Anisa.

“Iya sama-sama, gak ngrepotin sama sekali dan kamu gak


berat-berat banget kok, santai aja,” jawab saya.

“Ya, udah kalau gitu. Aku pulang dulu ya, dadah!


Assalamu’alaikum!”

“Waalaikumsalam,” ucap ibu dan Anisa.

Setelah itu saya pun pulang. Beberapa menit kemudian, saya


sampai rumah. Sesampainya di rumah saya langsung bersih-
bersih badan dan pergi untuk tidur.

130
Ampir Tidak Bisa Pulang
Oleh : Riskita Kayya Kinira (26)

S
uatu hari, saat pelajaran IPS, kami ditugaskan untuk
kerja kelompok. Pak guru pun menyuruh untuk memilih
kelompoknya. Aku berkelompok dengan Rizky Aditia,
Fauzi Romadoni, Rafly Rifan F, Ayub Pratama, dan Nur Rizky. Kami
sedang menentukan kerja kelompok di mana dan kapan.

“Mending hari Sabtu saja yang banyak waktu luang!” ucapku.

“Iya tuh, tapi jam berapa dan di mana?” tanya Fauzi.

“Di rumahku saja jam 09.00, gimana?” Tanya balik Rafly .

“Oke sudah jelas jadwalnya!” ucapku.

Kami sepakat menentukan jadwal kerja kelompoknya. Hari


Sabtu pun tiba, aku bangun pukul 06.00. Aku mandi, sarapan, dan
kegiatan lainya. Pukul 08.00 aku siap-siap untuk pergi ke rumah
Rafly untuk kerja kelompok. Aku pun sampai di rumahnya.

“Assalamualaikum!” ucap salamku.

“Wa’alaikumsalam!” jawab Rafly sambil membuka pintu.

Kumpulan Cerita Remaja | 131


Aku dan Rafly menunnggu yang lainya datang sembari
bermain game. Tak lama Rizky Aditia sampai. Aku dan Rafly
menyambut Rizky Aditia. Kami menunggu yang lainya datang.
Sekian lama menunggu Ayub dan Nur Rizky datang, kami
menentukan mau kemana kita wawancara.

“Kita akan wawancara dimana?” tanya Ayub.

“Ayo ke tempat pembuatan tempe, tidak jauh dari sini,” jawab


Rafly.

Sesampainya di tempatnya kami meminta izin untuk


meminta izin untuk mewawancarai. Setelah selesai, kami balik
ke rumah Rafly untuk istirahat dan memakan hidangan yang ada
sambil bercerita dan bercanda. Kami semua pun memutuskan
untuk pulang Fauzi dijemput. Ayub dan Nur Rizky naik motor. Aku
menelpon orang tuaku. Tenyata tidak ada yang bisa jemput aku.

“Jadi, kamu mau gimana ikut aku naik bus?” tanya Rizky
Aditia.

“Ya aku ikut kamu saja, tapi aku tidak membawa masker,”
jawabku.

“Minta saja kepada Rafly, busnya juga belum lewat,” ucap


Rizky Aditia.

132
Aku dan Rizky Aditia memutuskan untuk naik bus karena
tidak ada cara lain untuk pulang. Singkat cerita aku dan Rizky
Aditia sampai di rumah masing- masing walaupun ada kendala
dalam menaiki bus seperti salah scan.

Kumpulan Cerita Remaja | 133


Bermain Lompat Tali
Oleh : Sabillah Putri Ramadhani (28)

Pada saat aku kecil aku bermain di rumah temanku yang


bernama Fiona. Aku mengajak Fiona bermain lompat tali.

“Fi, ayo lawan aku main lompat talinya. Nanti yang paling
lama, dia pemenangnya!”

“Ayo, siapa takut!”

“Hemm, kira-kira siapa yang menang, aku atau Fiona?”

Dan kami pun saling berlawan. Ternyata yang paling lama


adalah

Aku.

“Yey, aku menang!”

“Yah, aku kalah.”

“Gak apa-apa kalah. Ini cuma permainan biasa.”

“Iya deh. Hehehe….”

“Istirahat dulu yuk! Aku capek.”

134
“Ayuk! Aku juga capek.”

Lalu kami istirahat sebentar. Saat kami sedang beristirahat,


Aku dan Fiona terkejut. Ada seekor anjing yang mendekati kami.
Lalu kami berdua pun lari sambil berbicara.

“Fi, aku takut sama anjing. Takut digigit.”

“Sama Bil, aku juga takut. Ayo kita lari!”

Setelah itu, kami lari. Ternyata anjing itu mengejar kami.

“Bil, ayo lari yang cepet!”

“Sabar Fi! Aku takut.”

Di situ juga aku pun lari sambil menangis. Begitu juga


dengan Fiona.

“Bil, ayo kita naik di pohon itu biar anjingnya tidak mengejar
kita lagi!”

“Ya, udah ayo! Aku udah capek banget.”

Kami pun memanjat pohon itu dengan sangat buru-buru.

“Akhirnya Bil, anjingnya nggak mengejar kita lagi.”

“Akhirnya, hadeh! Aku dah capek banget. Fi, jantungku


serasa mau copot!”

Kumpulan Cerita Remaja | 135


“Aku juga.”

“Ya, udah. Yuk, kita pulang. Aku capek.”

“Ya, udah yuk!”

“Bye-bye Fiona.”

“Bye-bye Sabillah.”

Kami pun turun dari pohon dengan hati-hati. Takut ada


anjing itu mengejar lagi. Kami pulang ke rumah masing-masing.

136
KELAS 9C

Kumpulan Cerita Remaja | 137


Kerja Kelompok
Oleh : Nusla Putri A. ( 22 )

S
ore hari, tepat pada pukul 17.00, aku sedang berada
di rumah sendirian. Orang tua serta kakakku sedang
pergi ke rumah nenek. Aku meminta temanku yang
bernama Tasya bermain ke rumah untuk menemaniku sekalian
kerja kelompok. Lalu, aku pun membuka HP dan mengirim pesan
kepada Tasya.

“Tas, main ke rumahku dong!” ajak aku.

“Ngapain aku harus main ke rumahmu?” tanya


Tasya.

“Aku di rumah sendirian. Soalnya orang tua sama


kakakku lagi pergi, “ jawabku.

“Ooo.. gitu. Oke deh, aku otw.”

“ Eh, sekalian bawa buku! Buat ngerjain tugas


kemarin!”

“Ashiap!” jawab Tasya.

138
Beberapa menit kemudian, akhirnya Tasya tiba di rumahku.
Aku pun mempersilahkannya untuk masuk. Di dalam, kami
langsung mengerjakan tugas kelompok hingga pukul 18.10. Saat
mendengar adzan maghrib, aku dan Tasya bergegas menuju
mushola yang ada di depan rumah untuk sholat. Setelah sholat,
kami memutuskan untuk bercerita tentang apa saja yang di
lakukan di sekolah masing-masing. Hingga tepat pada pukul
19.30, lampu di rumah mati dan tiba-tiba terdengar suara petir
yang sangat keras.

“DUARRR!”

“Alya!” teriak Tasya.

“Ada apa, Tasya?” tanyaku.

“Kok, tiba-tiba mati lampu sama ada petir sih!” kesal Tasya.

“Ya, nggak taulah! Aku saja kaget tiba-tiba ada petir, “


jawabku sambil menyalakan lilin.

“ Terus, sekarang kita ngapain?”

“Mending kita tiduran sama lanjutin cerita yang tadi aja deh!”
jawabku.

“Hmm…, boleh juga tuh!”

Kumpulan Cerita Remaja | 139


Aku dan Tasya pun melanjutkan cerita tadi. Suara petir
terdengar sangat keras dan menakutkan. Aku sempat terkejut
untuk yang kedua kalinya. Hingga tak terasa satu jam telah
berlalu. Hujan sudah mulai reda serta orang tua dan kakakku juga
sudah pulang ke rumah. Tasya memutuskan untuk pulang, lalu
berpamitan dengan orang tuaku dan aku.

140
Gluduk
oleh: Valencya (31)

P
ada waktu sore hari itu cuacanya mendung. Saya dan
teman saya sebut saja namanya Dita. Pada saat kami
asyik bermain hp di depan rumah, tiba-tiba hujan
turun dengan lebat. Lalu, kami berdua bergegas untuk masuk ke
dalam rumah.

“Ayo, cepat masuk ke rumah!” ajak saya.

“Ya, udah, ayo cepat masuk ke rumah!” kata Dita.

Setelah kami masuk ke rumah, kami berdua ngobrol sambil


asyik menikmati teh manis hangat. Ketika hujan mulai reda, kami
keluar rumah lagi untuk bermain hp. Tiba-tiba ada cahaya seperti
flash hp. Tidak lama kemudian ada suara gluduk.

“Jedderrr!”

“Astaghfirullah!” ujar kami berdua.

Sambil bergegas lari cepat, kami masuk ke dalam rumah.


Dengan posisi hp yang kami tinggal di depan rumah. Setelah kami
masuk ke rumah, kami berdua tertawa karena kejadian barusan.
Gluduknya sudah tidak ada dan kami ke depan rumah untuk
menggambil hp.

Kumpulan Cerita Remaja | 141


Ujan dan Petir Saat Mati Lampu
Oleh : Anasti Lia O. (02)

M
alam hari pukul 19.00, aku yang sedang bermain hp
sambil mendengarkan musik tiba-tiba dipanggil
oleh ibuku untuk makan malam. Namun aku
hanya merespon panggilannya saja dan tidak datang ke belakang
untuk mengambil piring dan nasi. Aku melanjutkan bermain hp
karena tanggung sebentar lagi akan selesai. Setelah itu aku ke
belakang dan mengambil piring, nasi, dan lauk, serta baru duduk
di kursi, tiba-tiba ada sambaran petir yang begitu sangat jelas
dari jendela samping rumahku. “Duar...!” suara gelegar petir yang
begitu keras.

Aku sangat terkejut karena tiba-tiba ada petir dan suara


gelegarnya yang membuat kaget. Untung piringnya tidak jatuh.
Aku cepat-cepat menyelesaikan makannya, lalu pergi ke kamar.
Aku juga diminta oleh ibu untuk tidak bermain hp karena hujan
tiba-tiba turun dengan derasnya. Karena saya tidak boleh
bermain hp, jadi saya hanya menggambar dan mencoret- coret
di buku tulis yang sudah tidak dipakai lagi. Saat sedang memberi
warna pada gambar, ibu memanggilku.

142
“Nasti!”

“Iya Bu. Ada apa?” tanyaku.

“Itu, tolong ibu hadangkan air yang bocor!”

“Oh, iya Bu. Tunggu sebentar!”

“Cepat! Hujannya semakin deras.”

“Sudah Bu, aman. “

“Oh iya, ya sudah. Makasih ya Nas.”

“ Iya bu.”

Setelah itu, aku pun melanjutkan menggambar. Saat asyik


menggambar, secara tiba-tiba gelegar petir pun datang lagi. Aku
pun langsung tiduran dan menutup telinga dengan bantal karena
takut dan kaget untuk ke dua kalinya. Setelah gelegar itu selesai,
tiba-tiba lampu padam. Membuatku cukup kaget. Aku ke belakang
menemui ibu yang sedang memijat ayah yang tidak enak badan
dan sedikit pusing. Di situ aku disuruh untuk mengambil hp ayah
dan menyalakan senter.

“ Nas, tolong ambilkan senter di atas lemari!”

“Iya Yah, tunggu sebentar,” jawabku.

“Yah, kok gak ada?”

Kumpulan Cerita Remaja | 143


“Masa gak ada, coba cari lagi pasti ada di situ!”

“ Oh iya, ini ada Yah, di pojok.”

Setelah itu aku ingin melihat keluar apakah rumah-rumah


yang lain mati lampu atau tidak. Saat aku membuka pintu tiba-
tiba “Duar!” Petir menyambar dan suara gelegar sangat keras
dari yang sebelumnya. Hal itu membuatku membanting pintu.
“Brakk...!” Karena terlalu terkejut, tanpa sadar aku membanting
pintu dengan keras dan aku pun dimarahi oleh ibu karena
kelakuanku tadi.

Saat itu aku memilih untuk masuk kamar, lalu tiba-tiba lampu
kembali menyala. Aku memutuskan untuk tidur saja karena pada
saat itu jam menunjukkan pukul 20.30. Jadi, aku memilih untuk
tidur lebih awal agar besoknya bangun lebih awal.

144
Menabrak Pintu Tetangga
Oleh: Nadiva Artantri (21)

S
uatu hari di Desa Mandirancan, aku dan teman-teman
sedang bermain sepeda.Temanku bernama Dea adalah
teman baikku. Bahkan sudah seperti saudara bagiku. Dia
juga temanku dari kecil. Umurku dengannya memang berbeda
beberapa tahun, tetapi dia selalu ada di kala susah dan senang.
Rumah kami juga tidak berjauhan, bahkan sangat dekat. Hampir
setiap hari, aku bermain bersamanya.

Waktu itu, saat sore hari, aku dan Dea bermain sepeda ke
sana kemari mengelilingi gang-gang kecil yang dekat dengan
rumahku. Saat itu, kami sedang bersepeda melaju dengan
kencangnya. Tiba-tiba ….

“Brakkkkkk!”

“Astafirullah, Na!”

Kami menbarak pintu depan rumah seseorang, dan jatuh.


Kebetulan pintu itu tidak dikunci dari dalam, sehingga kami
dimarahi oleh ibu-ibu karena telah menabrak pintunya. Bukannya
minta maaaf, kami malah tertawa terbahak-bahak karena lucu
dan panik atas kejadian tersebut.

Kumpulan Cerita Remaja | 145


Setelah itu, kami meminta maaf atas kelakuan dan kesalahan
yang kami perbuat. Saat perjalanan ke rumah masing-masing,
kami tertawa karena masih ingat atas kejadian tadi. Kami juga
tidak akan melakukan lagi dan akan lebih berhati-hati.

“Tetapi kalau dipikir-pikir seru juga ya?”

”Iya, hahaha! Tapi bahaya ya?”

“Ya, udah. Aku pulang dulu ya, Na.”

“Iya, okey.”

Kami pun pulang ke rumah masing-masing dan keesokan


harinya kami masih mengingatnya dan ketawa.

146
Sahabatku
oleh : Romadony ( 28 )

S
uatu hari saya diajak sahabatku yang bernama Ifan ke
Baturaden. Ifan mengajak teman-temanku buat memberi
saya kejutan pada hari ulang tahunku. Saya tidak tahu
kalau teman-temanku akan memberi kejutan.

“Don, kamu hari Minggu sibuk nggak?”

“Nggak sibuk Fan. Emang ada apa?”

“Kamu bisa nemenin aku COD nggak?”

“Emang COD apa Fan?”

“Ini, saya beli shok beaker buat motorku.”

“Emang COD di mana, Fan?”

“Di Baturaden, Don.”

“Oke, kabarin aja Fan.”

“Siap, Don!”

Kumpulan Cerita Remaja | 147


Pada hari Minggu

“Don, di rumah nggak?”

“Iya ini di rumah, jadi COD nggak?”

“Jadi Don. Ayo, aku otw ke rumahmu!”

“Oke Fan, aku tunggu.”

Beberapa menit kemudian

“Kok, kita ke cafe Fan?”

“Iya, kita minum kopi sama makan mendoan.”

148
Petir di Malam Hari
oleh : Khusnul (18)

S
ore hari, aku dan kakak pergi ke Purwokerto. Sebut saja
kakakku dengan nama Hesti. Aku dan kakaku pergi
ke Purwokerto untuk belanja bulanan. Kami pergi ke
Purwokerto, tepatnya ke Rita Supermall mengendarai sepeda
motor. Kami pergi sore hari pukul 17.05 karena sekalian untuk
makan malam. Setelah kami sampai di sana langsung masuk ke
dalam.

“Kita mau kemana dulu?” tanyaku.

“Kita ke atas dulu, aku mau beli sesuatu,” jawab kakak.

“Baiklah kalau begitu, tapi aku sangat haus,” jawabku.

“Ya, sudah kalau begitu kita membeli minum dulu,” jawab


kakak.

Setelah selesai membeli minum dan hausku sudah hilang,


kami langsung menuju lantai atas untuk melihat beberapa barang.
Setelah puas melihat dan membeli beberapa barang kami pergi
makan karena sudah sangat lapar. Kami memesan makanan

Kumpulan Cerita Remaja | 149


yang cukup untuk dua orang saja. Selanjutnya kami pergi ke
supermarket.

“Apa saja yang harus dibeli, kata mama tadi?” tanya kakak.

“Aku sudah mencatatnya di hp,” jawabku.

“Kalau begitu sini hp-mu!” perintah kakak.

“Ini,” jawabku sambil memberikan hp-ku.

Setelah belanja selesai, kami bergegas untuk pulang.


Sampai di parkiran, tiba-tiba gerimis datang. Kami memutuskan
menggunakan mantel untuk berjaga-jaga kalau hujan bertambah
besar kami tidak perlu menepi untuk berteduh lagi. Benar saja,
saat kami sudah keluar dari parkiran, gerimis itu berubah menjadi
hujan lebat. Hujan itu semakin besar dan disertai petir. Ketika kami
sampai di Desa Sidabowa, tiba-tiba langit berkelap-kelip tanda
petir akan datang. Akhirnya kami memutuskan untuk menepi
saja. Saat aku ingin turun dari motor, tiba-tiba...

“DUARR!” suara petir datang.

Aku sangat terkejut dan memeluk kakaku karena takut petir


tersebut akan datang lagi. Tak lama kemudian hujan itu mulai
mereda dan kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan
pulang. Kami sampai dengan selamat.

150
Anak Sekolah yang Malas
Oleh: Raditiyo Eki Alifian (24)

F
ajar, Febri, dan Radit sudah berteman sejak kecil dan
kami bertiga sudah berada di kelas untuk mengikuti
ulangan bahasa Indonesia. Pada suatu hari, Fajar
bertanya tentang kesiapan temannya besok hari. Dari ketiga
temannya itu , Radit mengaku tidak belajar karena lebih memilih
untuk bermain PS sepanjang hari.

“Guys…, besok kita ada ulangan bahasa Indonesia, lho! Apa


kalian sudah pada siap?”

“Siap dong. Aku juga sudah belajar. Semoga saja nilaiku


bagus! Kalau kamu, Dit?” tanya Fajar.

“Aku nggak Belajar sama sekali,” jawab Radit.

“Kok gitu? Emang kamu ngapain aja? Main PS doang ya?”


Tanya Fajar.

“Iya sih.... Soalnya tiap malam aku ngabisin banyak waktu


untuk bermain PS doing,” jawab Radit.

Kemudian teman-teman lainya memberitahu dan menasihati

Kumpulan Cerita Remaja | 151


Radit untuk belajar.Tapi karena Radit adalah seorang yang
pemalas, ia tak menghiraukan nasehat temannya.

Hari ulangan bahasa Indonesia pun tiba, Radit yang


kebingungan meminta Fajar untuk menunjukkan jawaban
ulangannya .Tapi ketika Radit sedang melihat jawaban milik Fajar,
tiba-tiba ada pak guru datang dari belakang yang membuat Radit
kaget dan panik. Ia langsung mengembalikan jawaban punya
Fajar dan pura-pura menulis.

152
Joging Pagi
Oleh: Qoyumi Nameea Latif (23)

P
agi yang indah selalu diwarnai dengan senyuman.
Saat aku libur sekolah, aku melakukan joging pagi
karena diajak oleh Amanda teman sedesa. Ketika aku
mendatangi Amanda yang masih di rumah, aku melihat seorang
ibu-ibu yang sedang menyapu halaman di depan rumah.

“Pagi Bu,” sapa aku.

“Pagi juga Mbak,” sapa balik ibu-ibu yang sedang menyapu


halaman.

Saat perjalanan yang aku lalui, aku selalu memberikan


senyuman ketika ada tetangga yang sedang duduk santai di
depan rumahnya. Saat aku sampai di rumah Amanda, dia tenyata
sedang memakai sepatu.

“Pagi, Man!” sapa aku dengan nada tinggi.

“Heyy! Kamu ngagetin aja, Me,” ucap Amanda.

“Ayo keburu panas, kita joging sekarang!” ucap aku.

“Iya, sebentar aku pamit dulu sama ibuku.”

Kumpulan Cerita Remaja | 153


Akhirnya aku dan Amanda melakukan joging. Aku bersama
Amanda hanya berputar pada terobosan yang tembus di lapangan.
Tanpa aku dan Amanda sadari, aku melewati rumah yang dijaga
oleh anjing yang sedang duduk di depan rumah. Kami jalan pelan-
pelan, tetapi aku melihat anjing itu berdiri dan menggonggong
sampai kami terkejut.

“Man!” seruku sambil memegang erat Amanda.

“Aduh!” jerit Amanda.

“Huaaa!” teriak kami yang sedang lari terbirit-birit.

“Gug-gug!” anjing itu terus menggonggong, tapi sudah tidak


mengejar lagi.

“Huh-Hah!” kami menghela nafas.

“Gila, dikejar anjing rasanya, duhh! Pulang aja Man, kita!”


ajak aku.

“Ya Me, kita duduk di warung dulu sambil beli minuman,”


ucap Amanda setelah kecapekan lari.

Akhirnya aku dan Amanda mampir ke warung untuk duduk-


duduk istirahat dulu sambil membeli minuman.

154
Surprise di Hari Ulang Tahunku
oleh : Bimas Dwi S.(4)

S
uatu hari aku dan teman-teman sedang berjalan-jalan
bersama di pagi hari yang cerah. Sambil bercerita di
jalan, kami bertiga istirahat untuk membeli minuman
di warung terdekat. Selesai istirahat, kami pun pulang ke rumah
masing-masing.

Dua hari kemudian, aku, Ravi, dan Diki pergi untuk berlibur
ke Baturaden. Di sana, kami langsung mencari tempat untuk
meletakkan barang. Ravi mengajak aku dan Diki untuk berenang.
Kami pun ganti baju renang yang sudah kami bawa. Kami bertiga
berenang sampai jam 11:30. Kami bergegas berganti baju dan
kami membeli makanan di warung karena kami sudah lapar. Kami
pun selesai makan terus mencari mushola terdekat untuk sholat.
Sesudah sholat, kami pulang.

Keesokan harinya, tepatnya hari ulang tahunku yang


berumur 15 tahun. Di situ saya senang dan gembira, tetapi apakah
teman saya dan keluarga saya tidak lupa bahwa hari ini ulang
tahunku? Padahal dua hari lalu, aku sudah menyampaikannya
kenapa mereka diam saja. Lalu aku lanjut buat sarapan pagi.

Kumpulan Cerita Remaja | 155


Sesudah makan aku lanjut untuk mengerjakan tugas. Saat aku
mengerjakan tugas di kamar, tiba-tiba temanku dan keluarga saya
masuk. Mereka membawa kue dengan iringan lagu ulang tahun.
Di situ akun terkejut dan bahagia. Aku tidak tahu kalau mereka
akan mengejutkanku di hari ulang tahun. Aku sangat berterima
kasih kepada temanku dan keluargaku. Aku sangat bahagia.

Terimakasih orang baik!

156
Hadiah Ulang Tahun
Oeh: Heni Ferbrianti (15)

P
ada waktu saya berulang tahun yang ke-14, saya
terkejut karena tiba-tiba ada paket datang. Ternyata
itu adalah kado ulang tahun dari kakaK ipar saya yang
ada di Jawa Barat.

“Teh, apakah paket yang berisi kado ulang tahun ini dari
Teteh?” tanya saya.

“Iya, benar sekali semoga kamu suka dengan kado itu.”

“Wah, Terima kasih untuk kadonya, Teh.”

“Iya, sama-sama.”

“Selamat ulang tahun semoga panjang umur, sehat selalu,


dan menjadi anak yang pintar.”

“Amin, terima kasih untuk doanya, Teh.”

Setelah saya mengucapkan terima kasih kepada teteh, saya


langsung bergegas membuka kado yang diberi teteh. Setelah
dibuka, saya terkejut karena isi kadonya adalah sepatu. Saya
langsung mencoba sepatu itu. Ukurannya pas sekali. Saya pun
sangat senang.

Kumpulan Cerita Remaja | 157


“Teh, saya sudah membuka dan mencoba kadonya, saya
sangat suka dan ukurannya pas,” ucap saya.

“Alhamdulillah kalau kamu suka dan ukurannya pas.”

“Iya,Teh. “

Saya sangat suka kado dari teteh saya dan akan selalu
memakai dan menjaga sepatunya. Saya juga mendapat banyak
ucapan selamat ulang tahun dari keluarga, dan teman-teman
saya.

158
Kado Ulang Tahun
Oleh: Sabrina Malfahlia A.(29)

P
ada saat itu, saya berumur dua belas tahun, saya
terkejut dan senang karena telah diberikan kado oleh
sepupu saya yang jauh yang bernama Anisa. Saat
itu juga, saya sedang berulang tahun. Kemudian, saya bertanya
kepada Anisa.

“Nis, kadonya besar sekali?” tanya saya.

“Iya, semoga kamu suka ya dengan kado ini.”

“Wah.., terima kasih atas kadonya ya Nis. Aku sangat senang


dan terkejut atas hadiah yang kamu berikan.”

“Iya, sama-sama.”

“Kira-kira isinya apa, Nis?”

“Nanti kamu buka sendiri saja kadonya, pasti nanti tahu


isinya apa.”

“Oh.., oke Nis.”

Kemudian, saat sepupu saya sudah pulang, saya lupa


menaruh kadonya di mana. Kemudian saya bertanya kepada ibu
saya.

Kumpulan Cerita Remaja | 159


Ulang Tahun
oleh: Dhisti Dwi Windari ( 06 )

Hari Jumat, 17 Juni 2022 adalah hari ulang tahunku,


aku berharap keluargaku mengucapkan selamat ulang tahun
kepadaku.Tapi ternyata tidak mengucapkannya. Lalu aku pergi
bermain bersama teman-teman.

“Dis, main yuh!” ucap Hana.

“Main kemana Han?” tanya saya.

“Ke rumahku sambil makan seblak,” ucap Hana.

“Boleh juga.”

“Ya, udah kamu ke sini ya!”

Sesampainya di rumah Hana, aku langsung buat seblak.


Namun bahannya ada yang kurang.

“Dis, kamu beli mie sama kencur mau gak?” tanya Hana.

“Oh, tentu mau,” jawab saya.

“Kamu beli di warungnya Oliv saja,” ucap Hana.

“Oke Han.”

160
Aku langsung bergegas ke warung untuk membeli kencur
dan mie. Sesampainya di warung, aku langsung mengambil apa
yang aku butuhkan lalu aku membayarnya. Semua sudah terbeli
dan aku pulang ke rumah Hana.

“Hana, ini kencur dan mienya,” ucap saya.

“Taruh di meja makan saja,” jawab Hana.

“Oke, Han.”

“Kamu memotong cabai ya Dis?”

“Dengan senang hati.”

Beberapa menit seblaknya sudah matang. Aku menuangnya


ke dalam mangkuk. Kami berdua makan sambil menonton tv. Aku
dan Hana makan seblak dengan senang. Kami menyisakan untuk
ibunya Hana. Hujan turun aku langsung bergegas pulang dan
pamitan kepada Hana.

“Han, aku pulang dulu yah,” ucap saya.

“Hujan Dis, kamu pakai payungku saja.”

“Iya Han, makasih”

Kumpulan Cerita Remaja | 161


Aku sampai di rumah langsung mandi dan makan. Aku
nonton tv sendiri karena tidak ada teman. Tiba-tiba Hana ke
rumah saya dan panggil saya untuk kerumah mbak Nadia.

“Dhisti!” teriak Hana.

“Iya gimana Han?” tanya saya.

“Kamu disuruh ke rumah mbak Nadia, Dis!” kata Hana.

“Ngapain si Han?” tanya saya.

“Nggak tahu, Dis.”

“Ya, udah. Ayo Han!”

162
Kehilangan Handphone Saat di Bus
Oleh: Ghoni F. (13)

S
aat sore hari aku akan study tour ke Jakarta-Bandung.
Aku dan teman-teman pun berjalan bersama menuju
bus. Di dalam bus, kami bercerita cerita sedikit tentang
apa saja yang akan dilakukan di sana. Kemudian bus pun mulai
jalan. Saat di tengah-tengah perjalanan, aku lapar. Aku pun
langsung meletakan hp dan langsung memakan snack yang aku
bawa. Setelah aku kenyang, aku pun langsung meletakan snack
itu dan mengambil hp-ku lagi, tetapi aku lupa menaruh hp. Lalu
aku pun langsung bertanya ke teman sebangku.

“Len, kamu lihat hp-ku gak?” ucap saya.

“Tadi kan ditaruh di atas bangku bus,” kata Valen.

“Tapi kok gak ada ya?”

Setelah aku dan Valen mencari-cari di mana hp-ku berada.


Ternyata jatuh di sela sela kursi yang aku duduki dengan temanku.
Kemudian, anak yang duduk di belakangku bertanya.

“Ini hp siapa ya?” ucap Echa yang ada di belakang kami.

“Itu hp aku, makasih udah nemuin,” ucapku ke Echa.

Kumpulan Cerita Remaja | 163


“Iya, sama-sama.”

Akhirnya hp yang aku cari-cari ketemu juga walaupun


sempat panik dan terkejut karena tiba-tiba hilang. Kemudian aku
meletakan hp-ku di atas karena lebih aman.

164
Kejutan Ulang Tahun
dari Teman-Teman
Oleh : Rina Ayu Lestari (26)

P
agi hari, aku bangun dari tidurku dan aku langsung
bergegas mandi. Setelah mandi aku segera sarapan.
Selesai sarapan, aku berpamitan kepada ibuku lalu
berangkat ke sekolah.

Ketika aku sampai di sekolah tiba-tiba aku dibawa pergi


entah ke mana itu oleh temanku. Padahal aku ingin masuk ke
kelas dan menaruh tasku.

“Kamu jangan masuk kelas dulu!” ucap temanku yang


bernama Azmi.

Sambil membawaku pergi entah ke mana. Kami sudah


berputar beberapa menit dan itu hanya berkeliling sekolah saja.

“Aku lelah, aku ingin ke kelas dan duduk,” ucapku.

Lalu, aku pun pergi ke kelas meninggalkan teman-temanku


yang berteriak memanggil namaku, tetapi aku hiraukan mereka.
Saat aku tiba di depan kelas, ternyata teman-teman ku berhasil
menangkapku dan membawa ku pergi entah kemana lagi itu.

Kumpulan Cerita Remaja | 165


“Ayolah kita jalan-jalan dulu! Kamu tidak boleh masuk kelas
sebelum mendapat izin dari kita,” ucap temanku yang lainnya
bernama Heni. Akhirnya aku pun hanya bisa pasrah.

Setelah sekian lama kami bertiga berkeliling sekolah,


akhirnya aku dibolehkan menuju kelasku. Tiba-tiba saat aku akan
ke kelas, pintu dibuka dan aku mendengar seperti ada suara balon
meletus.

“Happy Birthday, Rina!” ucap teman-temanku.

Aku pun terkejut. Ternyata mereka menyiapkan surprise


untukku. Setelah aku masuk ke kelas, saat sudah sampai di kelas,
aku pun melihat dekorasi-dekorasinya. Sangat menarik, batinku.
Mereka sangat kreatif sekali dalam menghias ada balon yang
ditempel di tembok dan dipasang di pintu. Ada juga tulisan *Happy
Birthday Rina* di papan tulis dan dihias semenarik mungkin. Aku
bahkan tidak ingat bahwa sekarang adalah hari ulang tahunku,
batinku.Tiba-tiba, mereka pun satu persatu datang kepadaku dan
memberiku kado.

“Ngapain sih pakai kado segala? Kan jadi ngerepotin,”


ucapku karena aku merasa tak enak dengan mereka.

“Tidak apa-apa. Yang penting kamu senang dan kami juga


tidak merasa direpotkan kok,” ucap salah satu temanku yang
bernama Jelita.

166
Aku pun merasa senang sekali dan sangat berterima kasih
kepada teman-temanku. Setelah itu, kami semua pun bersenang-
senang dan setelah itu kami membereskan barang-barang yang
berserakan dimana-mana karena sebentar lagi guru akan masuk
ke kelas kami dan mengajar.

Kumpulan Cerita Remaja | 167


Malam yang Sunyi
Oleh: Fajar Pratama (9)

M
alam itu aku baru pulang mengaji di masjid.
Jalanan kampung sangat gelap. Aku berjalan
sendirian, tidak ada lampu yang menerangi jalan.
Suasana sudah sangat sunyi. Aku tidak bertemu dengan satu
orang pun di jalan itu. Aku berjalan tanpa bicara sepatah kata
pun. Tiba-tiba saja aku mendengar suara. Karena penasaran aku
pun mendatangi suara tersebut dan ternyata itu adalah temanku,
Dira.

“Mengapa kamu pulang terlambat?” tanya Dira

“Ooh, tadi aku ada urusan sebentar dengan pak Kyai.”

“Tadinya aku mau pulang bareng denganmu Jar, tapi kamu


udah nggak kelihatan. Jadinya aku pulang duluan.”

“Aku kira tadi ada suara apa. Ternyata kamu, Dir?”

“Iya, habis kencing aku tadi. Hehehehe….”

“Ya, udah kita pulang bareng aja!”

Akhirnya aku dan Dira pulang bersama.

168
Dimarahi Mama
Oleh: Farra (10)

Sore hari, aku sedang bersantai di ruang tv. Tiba-tiba


mamaku datang dan meminta tolong untuk membelikan gula.

“Dek, tolong belikan gula di warung seperempat kg ya! Pakai


uangmu dulu!” perintah mama.

“Nanti Ma, sebentar dedek lagi nonton,” ucapku.

Beberapa menit kemudian, mamaku datang lagi.

“Mana Dek, udah dibelikan apa belum?” ucap mamaku.

“Nantilah Ma, sebentar lagi,” ucapku.

“Lah, nanti-nanti saja, kapan belinya?” ucap mamaku.

“Ya, nantilah. Ini nanggung, lima menit lagi,” ucapku.

Akhirnya mamaku pergi meninggalkanku dengan perasaan


kesal. Beberapa menit kemudian mamaku menghampiriku lagi
dan memberi uang tambahan untuk membeli telor.

“Dek, ini uang tambahan untuk membeli telor setengah kg.


Takutnya uangmu kurang. Sudah sana pergi cepat, beli!” perintah
mamaku.

Kumpulan Cerita Remaja | 169


“Yalah,” ucapku sembari menerima uangnya.

“Kalau disuruh itu yang ikhlas, Dek,” ucap mama.

“Iya, mamaku yang baik hati,” ucapku sambil tersenyum.

Akhirnya aku memutuskan pergi ke warung untuk


membelinya. Beberapa menit kemudian, sesudah membeli telor
dan gula aku memanggil mama.

“Ma! Ini telor sama gulanya!” ucapku.

“Loh, Dek, kok ini gulanya 1/2 kg, kan seharusnya 1/4 kg?”
tanya mama sambil kebingungan.

“Ya, maaf Ma tadi aku dengarnya disuruh beli gula 1/2 kg,”
ucapku sambil kebingungan.

“Setiap mama nyuruh, pasti selalu nggak bener. Makanya


kalau mama ngomong itu didengerin Dek!” ucap mama sedikit
kesal.

“Maaf Ma, sini aku tuker ke warung,” ucapku.

“Nggak usah nanti mama saja yang nuker!” ucap mamaku


kesal. “Lain kali kalau mama ngomong itu didengerin, jangan
main hp saja!”ucap mamaku sambil memarahiku.

Lalu mamaku pergi meninggalkanku dengan raut wajah


yang kesal. Mamaku memutuskan untuk pergi ke warung untuk

170
menukar gula. Beberapa saat kemudian aku sedang bermain hp di
kamar, aku terkejut mendengar suara pintu yang ditutup dengan
sangat kencang.

“Duarr!” suara pintu.

“Lain kali kalau disuruh orang tua jangan nanti-nanti.


Didengerin orang tua ngomong! Jadinya gak salah denger!” teriak
mamaku sambil marah.

Mamaku sudah pulang dari warung dengan perasaan marah


padaku. Aku benar-benar terkejut mendengar suara pintu itu
ditutup dengan sangat kencang dan mamaku mengatakan seperti
itu. Aku juga sangat menyesali perbuatanku.

Setelah kejadian itu setiap disuruh mama, aku selalu


membawa catatan kecil untuk mencatat yang mau dibeli, soalnya
takut salah lagi.

Kumpulan Cerita Remaja | 171


Tidur pada Jam Pelajaran
Oleh : Hanif (14)

S
uatu hari saya sedang bermain di kelas dengan teman-
temanku. Saat sedang asyik bermain, tiba-tiba saya
dikejutkan oleh temanku. Saya ditabok punggungku oleh
temanku. Saya pun terkejut karena saya sedang asyik bermain.
Saya tidak marah karena saya kira itu cuma bercandaan. Setelah
saya selesai bermain, saya langsung menuju ke tempat duduk
untuk bermain tiktok sambil tiduran di kursi. Lama bermain tiktok
sambil tiduran ternyata membuat saya ngantuk. Saya ingin tidur,
tapi saya tahu sebentar lagi ada pelajarannya Pak Kuncoro. Tiba
tiba teman saya bilang, “ Eh, ada Pak Kuncoro! Ada Pak Kuncoro!”
Saya terkejut karena saya lagi tiktok-an sambil tiduran. Saya
langsung bergegas berdiri untuk duduk di kursi , tapi saya masih
dalam keadaan ngantuk. Pak Kuncoro pun masuk ke kelas dan
langsung menerangkan materi tentang teks cerita. Saya sangat
ngantuk dan membuat saya tidak konsentrasi dengan apa yang
diterangkan oleh Pak Kuncoro. Lalu saya menaruh kepala saya di
meja karena saya sangat ngantuk dan tidak bisa menahannya.
Beberapa menit saya pun tertidur pulas, padahal Pak Kuncoro

172
sedang menerangkan materi untuk dipelajari. Kayanya Pak
Kuncoro melihat saya tidur pada saat jam pelajaran dan pada
saat Pak Kuncoro sedang menerangkan, Pak Kuncoro langsung
menuju ke meja saya dan memukul meja saya. “ Doorrr!” Saya
yang sedang tidur pulas pun terkejut dan langsung bangun. Pak
Kuncoro bilang.

“Kenapa kamu tidur pada saat jam pelajaran?”

“Saya sangat ngantuk banget Pak “

“Terus kamu tahu nggak, apa yang tadi Pak Kuncoro


jelaskan?”

“Nggak, Pak. “

“Makanya kalau pada saat jam pelajaran jangan tidur.”

“Iya, Pak.”

Akhirnya saya duduk kembali dengan tegak dan


mendengarkan apa yang disampaikan oleh Pak Kuncoro walaupun
tertinggal sedikit.

Kumpulan Cerita Remaja | 173


Rangking Turun
Oleh : Iqbal (16)

P
ada suatu hari, tepatnya hari Jumat, sekolah saya akan
ada pembagian rapor. Pagi itu cuaca sangat cerah.
Saya berangkat ke sekolah pukul 06.30. Saya diantar
oleh kakak menuju sekolah. Sesampai di sekolah saya bertemu
dengan Abi, lalu saya bertanya bagaimana nilai ulangannya,
apakah naik atau turun. Sembari menunggu bel masuk, saya
bersenda gurau dengan teman. Bel masuk pun berbunyi. Saya
dan teman-teman masuk ke dalam kelas. Jam menunjukkan
pukul 07.30 , banyak bapak dan ibu yang sudah berada di halaman
sekolah untuk mengambil rapor anaknya. Saya pun menunggu
ibu saya datang ke sekolah. Sambil menunggu ibu datang ke
sekolah, saya dan teman-teman bertukar cerita. Pukul 08.00,
ibu saya pun datang ke sekolah, lalu ibu saya masuk ke ruang
kelas. Sebelum menggambil rapor, bapak-bapak dan ibu-ibu
yang berada di ruangan kelas diberi pengarahan oleh wali kelas
bagaimana evaluasi sikap siswa dan yang lain. Pukul 09.00 rapor
dibagi oleh wali kelas. Bapak-bapak dan ibu-ibu menggambil
rapor sesuai dengan absen anak-anaknya. Akhirnya pun sampai
pada absen 16, ibu saya langsung menggambil rapor. Setelah

174
menggambil rapor saya dan ibu bergegas pulang menuju rumah.
Sampai di rumah, lalu saya bertanya kepada ibu.

“Bu, saya dapat rangking berapa?“ ucapku.

“Nak, nilai ulanganmu semester ini turun!” ucap ibuku sambil


kecewa.

“Apakah di semester ini kamu kurang belajar?” tanya ibuku.

“Iya Bu. Semester ini saya kebanyakan main game,” ucapku.

“Jadi saya dapat rangking berapa bu?” tanyaku.

“Kamu mendapatkan rangking 5,” ucap ibuku.

Saya pun terkejut karena diluar ekspetasi saya.

“Hahh! Kukira rengkingku akan naik. Ehh, ternyata malah


turun” ucapku sambil kecewa.

Dari pengalaman itu, saya belajar untuk menjadi giat dalam


belajar dan tidak membuang-buang waktu untuk bermain game.

Kumpulan Cerita Remaja | 175


Menabrak Mobil
Oleh: Yatin Affatul .M (32)

S
uatu hari saya dan teman-teman ingin kumpul seperti
biasa di tempat temanku. Satu-persatu sudah di tempat
si temanku. Namun, teman saya si R belum datang-
datang. Ditunggui lama banget. Karena pada kesal menunggu si
R yang tidak kunjung datang, mereka semua menyuruhku untuk
menjemputnya. Akhirnya saya menjemputnya.

Saya menunggu dia keluar agak lama. Dia keluar dan kami
menuju rumah temanku. Saat perjalanan, terlihat baik-baik saja.
Tidak lama kami berdua bercanda di saat mengendarai motor. Hal
yang tidak kuduga terjadi kami mengalami kecelakaan di depan
makam Patikraja. Kami berdua sedang asyik bercanda dan saya
yang mengendarai sepeda motor tak tahu bahwa di depan saya
ada sebuah mobil. Saya terkejut dan tak bisa mengerem motor
yang saya kendarai. Saya menabrak mobil.

Saya hanya mengalami luka ringan di bagian jari tangan


dan kaki. Saya menghubungi ayah dan ibu. Di situ saya sempat
dimarahi. Teman-teman yang sebelumnya sudah pada kumpul.
Mereka semua pun mengunjungi TKP saya. Ramai yang datang.

176
Setelah kejadian itu, saya mengalami sesak napas dan kaki sakit
di bagian kanan. Saya harus meminum obat sampai satu minggu ,

yaitu sampai saya sembuh.

Kumpulan Cerita Remaja | 177


Malam yang Sunyi dan Gelap
Oleh : Andrian Abimanyu (03)

M
alam itu aku baru pulang bermain di rumah temAn.
Jalanan di desaku sangat sunyi dan gelap. Aku
berjalan sendiri dari rumah temanku. Suasana
sudah sangat gelap. Aku tidak bertemu dengan satu orang pun di
jalan. Aku berjalan tanpa bicara satu kata pun. Tiba-tiba saja aku
terkejut mendengar suara. Karena penasaran, aku pun mendatangi
suara tersebut dan ternyata itu adalah temanku Terry.

“Mengapa kamu pulang bermain terlambat?” tanya Terry.

“Ya, tadi aku belum selesai bermain sama teman. Tadinya


aku mau pulang bareng kamu Ter, tapi kamu enggak kelihatan.
Jadinya aku pulang duluan. Aku kira tadi ada suara apa, ternyata
kamu Ter.”

“Iya, soalnya aku mau mengageti kamu. Hehehe….”

“Ya, udah kita pulang bareng aja.”

Akhirnya aku dan Terry pulang bersama.

178
Nilai Ulangan yang Jelek
Oleh:Titis Budi Hartaman (30)

P
ada saat kelas 9 ada info akan dilaksanakan ulangan
semester 1, pada tanggal 7 Desember 2022, kata
bu Pudy selaku wali kelas 9c memberi informasi ke
murid.

“Besok Senin akan dilaksanakan ulangan semester 1.


Semua harus belajar dan menyiapkan diri. Besok Senin akan
dilaksanakan ulangan!”

“Baik Bu Pudy, pasti kami akan belajar, Bu!” jawab murid


serentak.

“Bagus, semua harus belajar ya Mas, mBak!”

“Ya, Bu.”

Setelah tiba di hari Senin, saatnya ulangan. Semua murid


masuk ke ruang ujian. Saya semaksimal mungkin mengerjakan
yang sudah semalam saya pelajari tadi malam walaupun banyak
yang belum tahu soal ulangan. Saya jujur dan tidak menyontek
dalam mengerjakan soal ulangan. Setelah selesai mengerjakan,

Kumpulan Cerita Remaja | 179


akhirnya istirahat pertama dan langsung bertanya ke Reysa
tentang soal ulangan.

“Sa, gimana tadi ulangannya? Susah enggak?”

“Susah Tiss. Tadi masih banyak soal yang belum dikerjakan.”

“Ohh, ya sudah Sa.”

“Ya, oke.”

Setelah seminggu kemudian ulangan semester 1 selesai,


semua ingin tahu nilai soal ulangan kemarin berapa nilainya. Bu
pudy datang ke kelas yang salah satunya menanyakan soal hasil
ulangan kemarin.

“Maaf Bu, bertanya. Apakah sudah dikoreksi soal


ulangannya?”

“Belum mBak, Mas. Besok semua pembagian hasil


ulangannya.”

“Oke, Bu!”

Setelah sekian lama, akhirnya dibagikan juga hasilnya


ulangan. Hasil ulangan di luar dugaan saya dan saya terkejut
kok nilai ulangannya jelek. Padahal saya selalu belajar, tapi saya
bangga hasil sendiri tidak menyontek buku atau teman.

180
Turnamen Mobile Legends
Oleh:Risyal Pangestu (27)

H
ari Sabtu saya sangat terkejut saya dipanggil teman
untuk mengikuti turnamen (ML) mobile legend.
Saya tanya kepada teman yang menjadi kapten di
tim.

‘’Jim, siapa saja yang mengikuti turnamen offline?”

‘’Ada enam anak, Zal, Dany, Diva,Yatno, Rifki, saya.”

“Jadi nanti turnamennya di mana Jim?”

“Di bawah Jembatan merah, Zal.”

“Berangkat jam berapa, Jim?”

“Jam 18.00 Zal. Jadwal kita tanding jam 19.30, Zal.”

“Oke Jim, nanti saya kerumahmu.”

Sore itu saya mandi terlebih dahulu. Setelah mandi saya


langsung pergi ke rumah Jimas dan pergi ke tempat turnamen
offline. Kami pergi ke jembatan merah dan membawa motor
masing- masing. Sesampainya di tempat saya dan teman-
teman langsung menempatkan diri. Sambil menunggu tim

Kumpulan Cerita Remaja | 181


bertanding, saya pesan es susu terlebih dahulu. Saya menonton
tim lain sedang tanding di sini sangat ramai. Orang-orang yang
menonton dan player-player yang akan bertanding sudah sampai
pukul 19:30. Saya dan teman-teman langsung menempatkan diri
di tempat yang sudah disiapkan. Game 1 pun dimulai. Tim saya
dan tim musuh saling berlawanan dan bersorak-sorai. Game 1
pun selesai dan dimenangkan oleh tim saya. Lanjut ke game 2,
seperti game 1, kami saling berlawanan dan dimenangkan oleh
tim musuh. Kami berstirahat terlebih dahulu untuk menenangkan
pikiran. Jam istirahat pun selesai, game 3 dimulai. Di game ini
sangat seru karena siapa yang kalah dia yang pulang duluan.
Game pun berlanjut setengah jam. Tim kami melakukan blunder
dan harus kalah dari tim musuh. Kami kalah dengan skor 2-1. Saya
sangat sedih dan kecewa dan tidak ingin ikut-ikutan turnamen
lagi, tapi saya masih mau berusaha karena saya ingin menjadi
gamers hebat. Semoga di turnamen yang akan datang, saya bisa
mendapatkan juara 1.

182
Seleksi Sepak Bola
Oleh : Akhyar (1)

S
aat saya masih kelas 8, saya ditawarkan seleksi sepak
bola oleh kakak saya di Kendal. Seleksi itu diadakan pada
tanggal 9 Oktober 2021. Dari Purwokerto ke kota Kendal
menempuh waktu selama lima jam. Yang mengikuti seleksi bukan
hanya saya, tetapi teman saya yang lain pun ikut. Saat perjalanan
ke Kendal, saya bercerita banyak hal. Kami berangkat pada pukul
19.00 dan sampai ke Kendal pukul 00.30. Saya dan teman-
teman beristirahat di masjid. Saat semuanya tidur, adzan subuh
terdengar. Kami semua menjalankan solat subuh terlebih dahulu
sebelum seleksi. Pada pukul 07.00, kami semua berangkat ke
stadion untuk menjalankan seleksi tersebut. Seleksi dimulai pada
pukul 07.30 sampai 11.30.

Setelah selesai seleksi kami pulang ke Purwokerto. Namun


sayangnya kami semua tidak ada yang lolos seleksi tersebut, tapi
kami mempunyai kabar untuk mengikuti seleksi piala Soeratin
di Banyumas. Kami semua semangat sekali untuk mengikui
seleksi, apalagi seleksi itu membawa nama Banyumas. Seleksi
Piala Soeratin dimulai hari Minggu pada pukul 08.30 sampai
12.00. Kami semua pun mulai seleksi tersebut, namun sayangnya

Kumpulan Cerita Remaja | 183


saya dan teman teman saya mendapatkan kabar buruk. Kabar
itu adalah seleksi tersebut hanya untuk kelahiran 2005-2006,
sedangkan saya dan temen saya kelahiran 2007-2008.

“Mas, seleksi Piala Soeratin ini hanya untuk kelahiran 2005-


2006 saja, sedangkan kalian kelahiran 2007-2008” ucap sang
selektor.

Saya dengan teman-teman pun sangat terkejut dan sedikit


kecewa dengan syarat dan ketentuan tersebut. Saya dan teman-
teman sudah paham dengan pikiran ASKAB dari Kabupaten
Banyumas. Kakak saya pernah bilang ke saya, “Yar, jangan pernah
bangga menjadi pemain sepak bola di Banyumas karena sepak
bola di Banyumas tidak maju. Tidak majunya karena keuangan
dan kepelatihan.”

Saya dan teman saya pun pulang ke rumah masing – masing.

184
Mendengar Suara Aneh
Oleh: Reysa Hafiz Al (25)

P
ada suatu malam, saat saya sedang bermain hp, saya
mendengar seperti suara anak kecil sedang berteriak.
Saya pun terdiam ,memperhatikan suara itu. Rasa
takut pun mulai menghantui perasaanku.

“Adek, kamu di mana? “ ucap saya.

“Adek di kamar Kak sedang belajar,” ucap adikku.

“Loh, ternyata kamu di sini. Ayah sama ibu di mana?”

“Ayah sama ibu lagi pergi. Ada urusan.”

“Ooh, Dek tadi kamu denger suara yang aneh gak?”

“Hah, suara aneh apa Kak? Jangan nakut nakutin deh!”

“Seperti suara anak kecil berteriak. “

“Masa sih? Malam-malam gini ada anak kecil yang berteriak


dan tetangga kita juga gak ada yang punya anak kecil.”

“Iya juga ya, tapi ini beneran gak bohong?”

“Jadi takut deh! Mana rumah sepi lagi.”

Kumpulan Cerita Remaja | 185


“Sudah jangan takut ,kita harus tenang.”

“Dengar Kak, itu suaranya bukan?”

“Iya benar itu suaranya. Tapi kita jangan takut, tetap tenang.”

“Apa jangan-jangan itu suara hantu?”

“Jangan pikir yang aneh-aneh deh!”

Setelah berdiam di kamar cukup lama, kami berdua


memberanikan diri untuk mencari asal suara tersebut. Dengan
perasaan yang sedikit takut, saya nekat mencari asal suara
tersebut. Semakin lama suara tersebut semakin jelas. Kami
berdua mendekati asal suara tersebut. Alangkah terkejutnya, saya
melihat dua ekor kucing sedang berkelahi. Setelah mengetahui
suara itu adalah suara kucing, kami berdua pun langsung tenang
dan tidak takut lagi. Setelah itu kami berdua pulang.

186
Pergi ke Cilongok
Oleh :Febriyan (12)

H
ari Minggu aku diajak sama kakak ke Cilongok untuk
berziarah ke kuburan Keramat Wali Syaikh Abdush
Shomad, Jombor, Cipete Kecamatan Cilongok,
Banyumas.

“ Feb, kamu mau tidak berziarah dengan teman-teman?”


kata Kang Wahyu.

“Ya, mau Kang. Dengan siapa saja?” tanyaku.

“Kamu dengan Gilar. Mau tidak, Feb?” kata Kang Wahyu.

“Ya mau Kang. Lah, yang lainnya dengan siapa saja, Kang?”
tanyaku.

“Ya, lainnya dengan mobil,” kata kang Wahyu.

“Lah, aku naik apa kang?” tanyaku.

“Ya, kamu naik motor saja, Feb. Nanti ada yang bawa motor
juga,” kata kang Wahyu.

“Ooh, ya Kang. Siap!” kataku.“Lah, berangkatnya jam berapa,


Kang?” tanyaku.

Kumpulan Cerita Remaja | 187


“Jam 8.30, bagaimana Feb? Bbisa nggak?” kata Kang Wahyu.

“Ooh, bisa Kang, tapi aku bilang dulu sama kakek dan nenek
dulu ya kang,” kataku.

“Ooh oke‚ siap Feb?” kata kang Wahyu.

“Kamu sudah mandi belum, Feb?” tanya kang Wahyu.

“Belum, Kang. Ini mau mandi dulu,” kataku.

“Oh, oke siap, tapi jangan lama-lama Feb. Juga sekalian


berziarah ke kuburan desa kita, Feb,” kata Kang Wahyu.

“Oh, oke siap Kang.”

“Yuh, sekarang langsung ke kuburan. Sudah di sini, Feb!”

“Ohhh, siap otw Kang.”

“Ya, siap!”

Setelah berziarah ke kuburan, aku langsung bersiap-siap


ke masijd untuk berkumpul membahas pergi ke Cilongok . Kami
berziarah ke kuburan keramat wali Syaikh Abdush Shomad,
Jombor ,Cipete Kecamataan Cilongok Banyumas. Kami langsung
pergi bersama-sama. Aku naik motor sama Gilar dan ada juga
yang naik mobil rombongan.

188
Selama perjalanan ke Cilongok aku serempetan sama orang.
Aku sangat kaget sekali.

Akhirnya aku sampai juga di makam Cilongok. Aku pun


sangat terkejutdenngan makam Syaikh Abdush Shomad , Jombor
,Cipete. Makamnya sangat keramat. Aku sampai takut sekali
dengan kuburan.

Kumpulan Cerita Remaja | 189


Kesalahanku
Oleh: Irfan (17)

P
ukul 14.30 wib, saya baru pulang sekolah. Layaknya
umum, saya pulang ke rumah jalan kaki. Kebetulan
saat itu panas sekali. Udara yang menyelimuti tubuhku
serta bertambah rasa lapar yang sejak tadi menghantuiku. Bikin
suasana waktu itu tidak mengenakkan untukku.

Di perjalanan menuju ke rumah terselip cerita lucu. Nyatanya


saya dan teman-teman salah jalur. Semula kesal, tetapi saya balik
dan menuju jalur yang benar. Perihal tersebut, cukup bikin aku
lapar yang menusuk tubuhku.

Sesampainya di rumah kesialan kembali menerpaku.


Ternyata rumahku tetap terkunci. Tidak seorang pun yang ada
di dalam tempat tinggalku. Kebetulan waktu itu, saya tidak
membawa kunci cadangan. Sial!

190
Dibelikan Motor
Oleh: Cahya Putra Sadewo

H
ari Minggu saya dikejutkan oleh orang tua saya
karena dibelikan motor. Di sisi lain saya juga agak
sedih karena harga motor tersebut tidak murah.
Di situ orang tua saya ngomong untuk menjaga motor tersebut.
Tentu saja saya merawatnya dengan baik karena saya juga
senang motor tersebut. Sore harinya saya berkeliling pakai motor
tersebut Rasanya nyaman dan enak. Saya bekeliling dengan
ponakan.

Saya dan ponakan s pergi ke Papringan. Aku bertemu teman


kelas. Aku berhenti untuk mananyakan tugas dan berbincang-
bicang sebentar karena aku bawa ponakan saya. Aku pun pualang
ke rumah pukul 16:15, hampir setengah lima. Aku pulang untuk
mandi dan ponakan saya diambil sama ibunya untuk pulang
karena sudah menjelang sore. Malam harinya saya mengerjakan
tugas sekolah yang sudah saya tanyakan kepada temanku tadi.
Saya mengerjakan tugas tersebut. Saya pun bergegas untuk
melaksanakan sholat isya. Setelah sholat isya, saya pun bermain
hp sampe jam setetengah sepuluh. Pada jam tersebut saya pun
harus tidur karena besok harus bangun pagi. Paginya sekitar

Kumpulan Cerita Remaja | 191


jam setengah lima, saya melaksanakan sholat shubuh. Setelah
itu, saya menyiapkan pelajaran untuk dibawa ke sekolah. Setelah
menyiapkan buku saya pun mandi dan memakai seragam sekolah.
Tepat hari Senin, saya disuruh untuk memakai seragam lengkap.
Di situ saya diantar orang tua pakai motor barunya. Aku bertemu
teman-teman kelas saya. Di situ tugas saya kumpulkan.

192
Belajar Membawa Motor
Oleh : Ellia Ananta (8)

S
aat umur 13 tahun, saya Ingin belajar membawa motor
sendiri. Saya pikir itu tidak akan bisa. Saya punya saudara
yang sudah bisa membawa motor sendiri dan saya juga
menginginkannya seperti itu. Saya ingin belajar membawa motor
sendiri dan diajari oleh saudara. Akhirnya saya memintanya untuk
membantu saya berlatih motor.

“Sil, tolong ajari saya membawa motor sendiri!” pinta saya.

“Ya, tapi nanti sore.”

“Ok , saya tunggu di depan rumah.”

“Ya.”

Sore harinya saya sudah di depan rumah. Tinggal menunggu


saudara saya. Setelah saya menunggu sekitar tiga menit, saya
langsung berlatih sepeda motor di area yang luas. Sesampainya
di lapangan, saya berlatih secara perlahan .

“Sil, cara melajukannya gimana?” tanyaku.

“Tinggal tekan aja gigi motornya!”

Kumpulan Cerita Remaja | 193


“Oww , gitu oke.”

“Ya , tapi kamu cukup pakai gigi yang kedua aja ya!”

“Ya.”

Setelah saya belajar membawa motor sendiri, alhamdulillah


saya sudah bisa tapi harus perlahan jangan kencang-kencang
membawa motornya. Hari sudah mulai malam saya dan saudara
pulang ke rumah.

Siang harinya saya ingin membeli es krim di toko dan


lumayan jauh. Jadi aku menggunakan sepeda motor. Sampai ke
toko es krim, saya selamat sampai tujuan dan tidak ada kendala
apa-apa. Saya sudah sudah membeli es krim dan tinggal pulang
ke rumah. Setelah sampai di jalan kecil menuju rumah, saya lupa
kalau saya menggunakan gigi kesatu. Saya pun terkejut dan
akhirnya saya jatuh dari motor.

“Ell, kalau belum lancar membawa motor sendiri jangan


kencang-kencang!”

“Iya , mah maaf, “ jawab saya.

“Ya udah, sekarang ganti baju! Nanti mama pijit punggung


kamu. “

“Iya, Ma.”

194
Hari itu saya sudah gak berani lagi menaiki sepeda motor
sendiri karena sudah takut kejadian tadi terulang lagi. Hari hari
menjadi hari seperti biasa kalau mau pergi kemana-mana naik
sepeda.

Kumpulan Cerita Remaja | 195


Jatuh dari Sepeda Motor
Oleh: Muhammad Zaidan Maajid (19)

M
alam sekitar pukul setengah delapan terdapat
keluarga besarku berkumpul di rumahku. Saat
itu saya masih SD kelas lima. Saya melihat ada
kendaraan motor roda tiga. Saya langsung menaiki motor roda
tiga tersebut. Saya naik bersama saudara. Waktu itu, saya naik di
pinggir bak motor roda tiga. Di situ saya tidak sengaja tersandung
kaki saudaraku. Saya pun langsung jatuh dari motor roda tiga
tersebut. Saya menangis kesakitan. Saya langsung memasuki
rumah dan menangis di samping orang tuaku. Orang tuaku
mengira itu hanya cidera biasa, namun sudah beberapa hari
masih terasa sakit.

Pada suatu hari orang tuaku memutuskan untuk membawaku


ke rumah sakit untuk mengecek keadaan tanganku. Setelah di-
ronsen ternyata tangan bagian kiriku itu tulangnya retak. Setelah
itu tangan saya dibalut perban. Setelah diperban, beberapa hari
kemudian rasanya mendingan. Seminggu saya memutuskan
untuk melepas perban tersebut dan sekarang tanganku sudah
sembuh total.

196
Berlibur
oleh: Dimas Putra Kurniatama

N
amaku Dimas Putra Kurniatama. Hari ini aku akan
bercerita tentang liburanku yang terjadi pada tahun
2020. Liburan ini adalah liburan sekolah setelah
menyelesaikan ujian. Senang sekali aku karena liburan panjang
kurang lebih dua sampai tiga mingguan.

Selama liburan aku bisa bermain dan berkumpul bersama


teman-teman selama beberapa hari. Setelah beberapa hari
itu, aku dan keluargaku pergi menjenguk ke rumah nenek yang
sedang sakit.

Di rumah nenek, aku bermain sepak bola dan jalan-jalan ke


sawah pada sore hari. Setelah itu, aku pulang ke rumah nenek
untuk mandi dan makan. Setelah makan, adzan maghrib pun
berkumandang. Saya bergegas mengambil air wudhu dan sholat
berjamaah di masjid. Setelah sholat maghrib saya makan lagi dan
bermain hp sambil menunggu adzan isya.

Keesokan harinya saya berjalan-jalan ke sawah bersama


bapak. Setelah berjalan jalan ke sawah, saya pun balik ke rumah
nenek untuk mandi dan makan.

Kumpulan Cerita Remaja | 197


Dibelikan HP
Oleh: Farel (11)

H
ari Jumat tanggal 3 Januari 2023, pagi hari yang
cerah, saya berangkat sekolah diantar sama mama.
Saya di sekolah pukul 06.50. Saya dan teman-
teman bersenda-gurau. Setelah masuk, saya dan teman-teman
menyiapkan pelajaran yang akan dimulai. Saya masih kelas 8
saat itu. Setelah selesai pelajaran pertama, dan lanjut ke pelajaran
yang kedua, kami hanya diberikan tugas oleh guru. Kami sempat
bermain sebentar. Saya belum mengerjakan tugas itu. Akhirnya
saya dan teman-teman mengerjakan tugas. Selesai mengerjakan
tugas, bel istirahat berbunyi. Kam segera keluar untuk membeli
jajan. Selesai membeli jajan, saya kembali ke kelas dan makan
di kelas. Siang hari pun tiba pukul 10.00 berganti pelajaran.
Pelajaran yang kedua sampai pukul 11.00. Saya pulang bersama
teman-teman. Saat pulang kami sempat bermain dan bersenda-
gurau sambil berjalan kaki. Sampai ke rumah, saya langsung
mandi dan bersiap untuk pergi sholat Jumat. Selesai sholat saya
istirahat sejenak.

“Assalamualaikum, Nak,” ucap bapak.

198
“Wa’alaikumsalam, Pak,” ucapku.

“Nak, bapak pergi keluar sebentar ya?”

“Bapak mau kemana?” tanyaku.

Bapak pun tidak menjawab, lalu saya menunggu bapak


pulang.

“Tok, tok, tok! Assalamualaikum!” ucap bapak. Pulang


sambil membawa sesuatu, saya pun menanyakan yang dibawa
oleh bapak.

“Kenapa emang, Nak?” tanya bapak.

“Tidak apa-apa Pak. Cuma pengin tahu itu apa?”

“Ini hp, Nak,” ucap bapak.

Saya pun terkejut dan bertanya.

“Itu hp buat siapa Pak?”

“Ini hp buat kamu!”

“Hahh! Saya senang sekali mendapat hp dari Bapak. Terima


kasih Pak telah memberikan hp untuk saya.”

“Sama-sama nak, belajar yang rajin ya!” ucap bapak.

Kumpulan Cerita Remaja | 199


KELAS 9D

200
Pucat
Oleh : Renuka Ta Caesya (24)

H
ari Minggu aku mengajak teman-temanku melalui
grup di whatsaap untuk pergi ke air terjun yang ada
di Desa Papringan. Nama tempatnya adalah Pakis.
Kami berencana akan pergi ke Pakis sebelum jam 11 siang. Kami
pergi menggunakan sepeda motor dan kumpul di warung milik
ibunya Nurul. Setelah bersiap-siap aku pergi ke warung ibunya
Nurul dengan membonceng Dian. Sesampainya di sana ternyata
belum pada kumpul. Setelah lama menunggu akhirnya kami
kumpul semua. Kami membeli makanan dan minuman untuk
dijadikan bekal saat di sana.

“Hati-hati, ya!” ucap ibunya Nurul kepada kami saat kami


akan berangkat menuju Pakis.

Jarak dari titik kumpul kami di Desa Papringan sebenarnya


tidak cukup jauh. Hanya sekitar sepuluh menitan. Setelah
kami berpamitan kepada ibunya Nurul, kami pun berangkat
berbonceng-boncengan, kecuali Nurul. Aku membonceng Dian,
Ifel membonceng Rina, Wulan membonceng Luthfi, dan Nurul
sendirian. Aku dari awal memang sudah agak tidak enak badan.

Kumpulan Cerita Remaja | 201


Saat di warung ibunya Nurul, aku merasa pusing dan sudah ada
firasat buruk. Saat perjalanan menuju Pakis, aku merasa sangat
pusing. Awalnya aku kira hanya pusing sesaat dan pasti akan
hilang. Namun semakin lama sepeda motor yang aku tumpangi
membuatku aku semakin pusing. Tiba saatnya aku benar-
benar tidak bisa menahan diriku dan menjatuhkan kepalaku ke
punggung Dian. Aku lemas tidak memiliki tenaga. Penglihatanku
mulai kabur, bahkan sesaat pandanganku hitam semua. Bibirku
mengerut berubah warna menjadi putih.

“Aku pusing Dian, lemes banget,” bisikku kepada Dian


dengan suara yang sangat lirih.

Dian tidak menjawab. Aku tidak tahu dia mendengarku atau


tidak. Aku hanya berharap Dian menghentikan sepeda motornya
karena aku sangat takut tidak bisa menahan diriku dan terjatuh
dari sepeda motor itu. Aku tidak ada jawaban dari Dian dan aku
mengulanginya lagi.

“Dian, aku pusing!”

Aku mengucapkan satu kata saja sangat susah bagiku


pada saat itu. Dian masih belum menjawab. Dia cueki aku, tapi
aku yakin ucapanku kali ini pasti dia dengar karena lebih keras
dari sebelumnya. Tidak ada kendaraan yang lewat saat aku
mengatakan itu. Jadi, tidak mungkin dia tidak dengar.

202
Dengan rasa takut yang sangat besar, aku tetap berusaha
menguatkan tubuhku, walaupun keringat sudah terasa sangat
banyak. Setelah memasuki gang dan hampir sampai di tempat
tujuan kami, Dian menghentikan sepeda motornya dan disusul
dengan yang lain.

“Kenapa berhenti?” tanya kelima temanku.

“Ini Uka gimana?” tanya Dian kepada teman yang lain.

Karena sudah merasa tidak kuat, aku pun turun dari sepeda
motor dan langsung duduk di jalanan yang banyak batu dan
dedaunan kering. Aku melepaskan maskerku karena rasanya
sangat sesak. Di situ aku tidak mengatakan apa pun. Aku hanya
diam, memejamkan mata, menarik dan menghembuskan nafas
berulang kali. Saat aku membuka masker, Ifel berkata, “Ihh pucet
banget.”

Dilanjutkan oleh Rina,“Minum-minum, itu ambilin!”

Sambil menunjukkan kantong plastik berisi minum yang


kami beli di warung ibunya Nurul, lalu Nurul mengambilkan minum
itu untuku.

“Nih diminum dulu!” ucapnya.

Aku meminumnya. Setelah minum, aku sudah merasa


aga mendingan. Mereka memberi waktu kepadaku untuk

Kumpulan Cerita Remaja | 203


menenangkan diri.

“Masih pucet gak?” tanyaku saat merasa sudah aga baik-


baik saja.

“Enggak,”

“Sudah agak mendingan dari pada yang tadi,” jawab Ifel.

“Kenapa koh kamu?” tanya mereka dengan muka yang


sangat bingung akan keadaanku saat ini

“Aku juga gak tahu. Tiba-tiba kaya gini. Dari tadi aku juga
sudah ngomong ke Dian, tapi diem aja,” jawabku.

“Aku kira kamu boong. Kukira lagi bercanda, makanya aku


diam aja. Malah aku tadi cepetin motornya. Maaf ya,” balas Dian.

“Aku tadi ngelihat kamu emang nglendot ke Dian, tapi aku


kira kamu lagi ngobrol sama Dian,” ucap Wulan.

“Iya, aku ngiranya juga kaya gitu!” jawab Ifel dan teman
lainya yang mengira aku sedang ngobrol sama Dian.

“Terus mau gimana? Pulang?” tanya Lutfhi.

“Iya, pulang saja dari pada kenapa-napa,” jawab teman-


temanku.

204
Aku bingung saat itu dan berfikir masa aku yang ngajak
aku juga yang pulang? Aku menggelengkan kepala dan berkata,
“Enggak, aku gak apa-apa. Sudah mendingan.”

“Jangan dipaksa, kalau gak kuat pulang aja! Ayo aku anterin!”
jawab Nurul.

Aku sangat ingin ke Pakis waktu itu. Apalagi kali ini ramai,
pasti sangat menyenangkan. Aku merasa tubuhku sudah lebih
baik. Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan ke Pakis
walaupun agak ragu takut pingsan di tengah jalan. Aku tahu jalan
dari tempat parkir motor ke Pakis lumayan memakan waktu.
Jalanya juga naik turun. Apa aku akan kuat berjalan sampai ke
tujuan?

“Aku sudah gak apa-apa. Ayo lanjut saja!” ucapku dengan


semangat. “Kamu bonceng Nurul ya! Aku takut,” balas Dian.

Akhirnya aku dan keenam temanku melanjutkan perjalanan


menuju ke Pakis. Sudah tiba di tempat parkir, kami pun melanjutkan
berjalan menuju ke air terjun. Di jalan aku sempat merasa agak
pusing sedikit. Aku beristirahat ditunggui oleh teman-temanku.
Aku dituntun juga karena aku masih agak lemas. Setelah berjalan
cukup lama, akhirnya kami tiba di tempat air terjun. Rasa lelahku
tiba-tiba menghilang ketika disuguhi pemandangan yang
cukup indah dan air yang sangat dingin mengenai kakiku. Kami
menikmati akhir pekan kami dengan menyenangkan. Aku sangat

Kumpulan Cerita Remaja | 205


menikmati hari Minggu waktu itu walaupun aku harus merasa
sangat menderita. Aku bersyukur memiliki teman yang peduli
denganku. Kejadianku di hari Minggu yang lalu membuatku
tersadar bahwa semua yang kita inginkan bisa dicapai dengan
berusaha dan berdoa. Tidak mudah menyerah terhadap sesuatu
dan jangan pernah takut berbicara keadaan kita kepada orang
lain.

206
Menginjak Paku
Oleh: Wulan Suci Rahmadhani (31)

S
aat aku masih menduduki bangku taman kanak-kanak,
aku sangat senang bermain bersama dengan teman-
temanku. Kami lebih banyak bermain di luar dari pada
di dalam rumah. Saat itu, kami bermain hampir setiap hari. Kami
sangat senang bermain permainan tradisional. Permainan itu
sering kami mainkan, seperti petak umpet, masak-masakan, dan
engklek atau yang biasa kami sebut suda manda.

Setiap hari kami bermain dengan perasaan bahagia,


sehingga kami tidak memikirkan dunia luar dan apa yang akan
terjadi nanti atau pada esok hari. Hingga pada akhirnya, saat
kami sedang bermain, kejadian yang tidak kami sangka terjadi.
Temanku mengajakku untuk bermain masak-masakan di halaman
rumahnya. Aku tidak sengaja menginjak sebuah paku saat aku
sedang mencari dedaunan di kebun.

Aku sangat terkejut dengan kejadian itu. Darahku mengalir


dengan deras sehingga darahku berceceran di mana-mana. Aku
menangis karena aku sangat kesakitan. Temanku yang kaget
karena aku menangis pun bertanya, “Kamu kenapa?”

Kumpulan Cerita Remaja | 207


Sambil menangis aku menjawab, “Aku tidak sengaja
menginjak sebuah paku.”

Temanku yang mengetahui itu pun terkejut dan segera


memanggil Ibuku di rumah.

Ibuku datang dengan tergesa-gesa, “Kenapa kamu bisa


menginjak paku?”

“Aku tidak sengaja menginjak paku saat sedang mencari


daun kering di kebun,” jawabku.

Dengan paniknya ibu segera membawaku ke puskesmas


terdekat untuk pertolongan pertama agar tidak terjadi infeksi
pada kakiku.

Aku sangat kesakitan sehingga aku terus menangis. Saat


proses pencabutan paku dari kakiku, aku menangis karena itu
sangat sakit. Aku tidak kuat menahan rasa sakitnya. Paku dari
kakiku dicabut. Darahku semakin bertambah banyak. Setelah
pencabutan paku selesai, kakiku hanya bisa merasakan sakit dan
aku pun menjadi kesulitan berjalan. Karena itu aku pun harus izin
sekolah selama dua minggu lamanya sampai keadaan kakiku
sudah membaik seperti semula.

Karena kejadian itu, aku menjadi sedikit takut untuk bermain


di kebun lagi. Kejadian itu sungguh membuatku terkejut karena
hal itu terjadi sangat tiba-tiba dan tidak terduga sama sekali.

208
Tangan Retak
Oleh : Jupiter Alviano P.P. (17)

S
uatu hari, pada malam sekitar pukul setengah delapan
terdapat keluarga besarku berkumpul di rumahku. Pada
saat itu saya masih SD kelas dua atau tiga. Saya melihat
ada kendaraan beroda tiga atau Tossa. Saya langsung menaiki
bak Tossa tersebut. Saya naik dengan saudara saya pada waktu
itu. Saya naik di pinggir bak Tossa tersebut. Di situ saya tidak
sengaja tersandung kaki saudaraku. Saya pun langsung terjatuh
dari Tossa tersebut. Saya langsung menangis kesakitan dan
memasuki rumah serta menangis di samping orang tuaku. Orang
tuaku mengira itu hanya cedera biasa, namun sudah beberapa
hari masih terasa sakit.

Pada suatu hari, orang tuaku memutuskan untuk membawaku


ke rumah sakit untuk mengecek keadaan tanganku. Setelah di-
rongsen ternyata lengan bagian kiriku itu tulangnya retak. Setelah
itu tangan saya diobati dan dibalut perban. Saya pun langsung
pulang. Pada saat mau tidur, saya merasa susah mencari posisi
enak untuk tidur sehingga tidur saya tidak pulas. Keesokan
harinya saya menjalani hari-hari seperti biasa, namun ada yang

Kumpulan Cerita Remaja | 209


berbeda. Saya tidak bisa bergerak dengan bebas karena tangan
yang sedang diperban. Setelah beberapa hari, saya mencopot
perban itu. Sekarang tangan saya sudah sembuh total.

210
Menabrak Pintu
Oleh: Dwi Dela Prisila (9)

S
uatu hari di desaku, desa Kedungrandu, aku dan temanku
sedang bermain sepeda. Temanku bernama Serlin. Serlin
adalah teman baikku, bahkan sudah seperti saudara
bagiku. Dia juga temanku dari kecil. Umurku dengannya memang
berbeda beberapa tahun, tetapi dialah teman sekaligus rumahku
bercerita tentang suka maupun duka. Dia selalu ada di kala susah
dan senangku. Rumah kami juga tidak berjauhan, bahkan sangat
dekat. Hampir setiap hari aku bermain bersamanya.

Waktu itu, pada saat sore hari, aku dan Serlin bermain
sepedaan ke sana ke mari mengelilingi gang-gang kecil yang
dekat dengan rumahku. Saat kami sedang bersepeda di gang
kecil yang dekat selokan, dengan kencangnya, Serlin mengayuh
sepeda. Sepeda pun melaju dengan kencangnya dan tiba-tiba …

“Brakkkk!”

“Astagfirullah, Del!”

Kami menabrak pintu belakang rumah seseorang dan


terjatuh. Kebetulan pintu itu tidak dikunci dari dalam, sehingga
ketika kami menabrak pintu itu, kami masuk ke dalam rumahnya.

Kumpulan Cerita Remaja | 211


Kemudian kami dikejutkan oleh sosok nenek-nenek yang seram.
Ternyata dialah pemilik rumah tersebut. Kami dimarahi oleh nenek
tersebut karena telah menabrak pintunya hingga masuk ke dalam
rumah. Bukannya minta maaf, kami malah tertawa terbahak-
bahak karena lucu dan panik atas kejadian tersebut.

Setelah itu, kami pun meminta maaf atas kelakuan dan


kesalahan kami yang kami perbuat. Saat perjalanan pulang ke
rumah masing-masing, sambil tertawa karena masih ingat atas
kejadian tadi, kami berjanji tidak akan melakukan lagi dan akan
lebih berhati-hati.

“Tetapi kalau dipikir-pikir seru juga ya?”

“Iya. Hahaha, tapi bahaya ya?”

“Ya udah. Aku pulang dulu ya, Del.”

“ Iya, oke Ser.”

Kami pun pulang ke rumah masing-masing dan keesokan


harinya kami masih mengingatnya sambil tertawa.

212
Tiba-Tiba Banjir
Oleh: Ridho Pamungkas (25)

P
ada suatu hari, saat aku masih SD, aku dan adikku yang
bernama Asta pergi bersama untuk memancing ikan
di sungai. Memancing dan mencari ikan sudah seperti
menjadi hobi bagi kami. Apalagi saat kami mendapatkan banyak
ikan. Rencananya aku akan berangkat pada hari Minggu pagi.
Saat mau berangkat, aku terlebih dahulu menyiapkan peralatan
untuk memancing seperti jaring, alat pancing, dan umpan untuk
memancing.

Hari telah tiba, dengan cuaca yang agak mendung, kami pun
berangkat bersama. Tidak lupa kami juga membawa peralatan
pancing yang telah kami siapkan kemarin. Kami mencari ikan
tidak dekat dari rumah dan tidak jauh juga dari rumah. Kami
memancing di pinggiran sungai Serayu yang besar. Sampailah
kami di sungai. Karena tempatnya kurang bagus, kami pun harus
turun ke bawah untuk memasang pancingan.

Sungai besar tersebut ternyata ada sungai kecil lainya.


Karena kami bosan menunggu, kami pun mencari ikan di sungai
kecil dengan membawa jaring kecil. Kami pun mendapatkan

Kumpulan Cerita Remaja | 213


beberapa ikan-ikan kecil. Sangat mengasyikan rasanya mendapat
ikan walaupun kecil tetapi banyak. Namun, kesenangan mulai
berakhir karena cuaca yang mulai tidak kondusif. Angin mulai
bertiup kencang, air tidak tenang, dan awan mulai gelap.

Suasana seperti sudah sore. Pada hal masih siang ditambah


dengan tetesan air dari langit yang mulai deras. Karena kami
khawatir akan terjadi hal yang tidak di inginkan, kami pun bergegas
untuk bersiap pulang. Tidak lupa kami mengambil pancingan
yang kami tinggalkan di bawah sungai tadi. Saat aku dan adikku
sudah mengambil pancingan dan naik ke atas, tiba-tiba banjir
besar datang.

Seketika air yang tadinya berwarna hijau pun berubah


menjadi coklat. Tempat yang tadinya menjadi pijakan saat
memasang pancingan pun tenggelam oleh air. Betapa terkejutnya
kami melihat banjir tersebut. Seandainya kami masih di bawah
sana, mungkin kami sudah terbawa oleh banjir tersebut. Kami
bersyukur karena kami labih awal naik ke atas sebelum banjir
itu datang. Karena banjir tersebut dan cuaca yang sangat tidak
mendukung dan dengan kejadian yang baru saja terjadi, kami
pun bergegas pulang. Memancing ikan yang seharusnya menjadi
keseruan bagi kami pun harus menjadi pelajaran bagi kami.

Kejadian tersebut memberi hikmah bagi kami bahwa kami


harus selalu berhati-hati dimana pun kita berada. Hobi memang

214
mengasyikan, tetapi jika hobi tidak disertai dengan kehati-hatian,
kewaspadaan, dan keamanan, maka bisa saja menjadi malapetaka
bagi kami. Bencana bisa datang kapan dan di mana pun kita
berada. Kami harus selalu berdoa agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan seperti yang terjadi kepada kami. Memancing memang
sangat menyenangkan tetapi resiko harus dipertimbangkan.

Kumpulan Cerita Remaja | 215


Patah Tulang
oleh: Dian Anggraeni (6)

S
aat aku berumur enam tahun, aku mengalami musibah
yang sangat menyedihkan yang membuatku tidak mau
mengulanginya lagi karena trauma. Permainan yang aku
kira awalnya sangat menyenangkan ternyata menjadi sumber
traumaku yang sangat besar.

Hari itu, tepatnya hari Rabu sepulang sekolah, aku bersama


temanku bermain. Permainan yang sangat asik, yaitu ayunan yang
terbuat dari jarit yang dibuatkan oleh ayahku. Ayunan itu berada
tepat di palang pintu kamarku. Walaupun berbahan baku tali dan
jarit, tetapi ayunan itu sangat menyenangkan karena dibuatkan
dengan penuh kasih sayang oleh ayahku. Aku menaiki ayunan itu
dan temanku mendorongnya. Kami bergantian menaikinya. Aku
dan temanku sangat bahagia sekali layaknya anak kecil yang
tidak mempunyai masalah. Kami tertawa sangat kencang.

Namun, di saat aku dan temanku sedang tertawa sangat


kencang dan menikmati bermain siang itu, tiba-tiba ada satu
temanku bernama Kenny datang ke rumahku. Kenny menghampiri
kami ketika sedang bermain. Dari awal, aku sudah tahu kalau

216
Kenny adalah salah satu temanku yang reseh. Dia datang
langsung mengusirku dari ayunan itu dan Kenny menaikinya, lalu
memintaku untuk mendorongnya.

“Dian, aku pengen ikut!” ucap Kenny sambil menduduki


ayunanku sampai aku mengalah.

“Tapi habis aku, giliran temanku yang naik, kamu nanti dulu
ya!,” jawab Dian.

“Gak mau, aku mau main sekarang! Dian, ayo dorong


ayunannya!”

“Ya udah deh.., tapi jangan lama-lama ya. Habis ini giliran
temanku.” “Oke!.”

Setelah lama Kenny bermain ayunan itu, sekarang adalah


giliran temanku yang menikinya. Namun, belum lama bermain
tiba-tiba ayah temanku menjemput temanku untuk pulang ke
rumah, lalu kami berpamitan. Setelah itu aku dan Kenny lanjut
bermain lagi. Aku menaiki ayunan itu dan Kenny mendorongnya.
Kenny mendorong ayunanku sangat kencang dan badanku juga
ikut terayun. Ayunan tersebut berayun sangat cepat dan tinggi
sehingga Kenny pergi dari belakangku agar tidak terdorong.

Di tengah-tengah ayunan yang sangat cepat, aku sangat


iseng dan nakal. Aku membuat rencana untuk melompat dari
ayunan saat ayunan sedang berayun cepat. Aku berhayal akan

Kumpulan Cerita Remaja | 217


melompat dan mendarat seperti Spiderman. Aku tidak berfikir
panjang dan langsung melompat begitu saja. Tubuhku terbanting
sangat jauh dari ayunan. Tidak disengaja tangan kiriku yang lemah
menimpa beban tubuhku saat terbanting. Seketika aku tergeletak
dan merasakan tangan kiriku mati rasa. Tubuhku sangat lemas
dan aku langsung menangis sekencang-kencangnya, sehingga
membuat semua keluargaku beserta tetanggaku menghampiriku.

Keluargaku langsung bertanya kepadaku apa yang terjadi,


tetapi aku tidak bisa berhenti menangis dan tidak menjawab
pertanyaan itu. Tetapi, ada tanteku yang memegang tanganku
dan menyadari bahwa tulang tangan kiriku patah dan geser.
Tanteku langsung memanggil pamanku untuk membawaku ke
rumah sakit.

Aku dioperasi dan dirawat selama satu bulan di rumah sakit.


Selama satu bulan penuh aku menggendong tanganku dengan
alat gendong dari rumah sakit dan tanganku dibalut perban.
Selama lima bulan aku menjalani terapi agar tangan kiriku bisa
kembali normal dan bergerak normal. Tepat pada saat umurku
sudah menginjak 7 tahun dan aku naik kelas, tangan kiriku sudah
sembuh. Lama sudah proses yang sudah aku jalani. Semua itu
memberikan aku pelajaran agar lebih hati-hati lagi ketika bermain.

218
Life Change Body Goals
Oleh : Faruq Afif Aljaisy (12)

D
ulu saat berat badanku masih 90kg aku sering sekali
minder di depan semua orang. Aku selalu malu
setiap kali bertemu seseorang. Pada saat bulan Juni
aku termotivasi untuk merubah hidupku. Aku mulai rajin olah raga
seperti joging dan memulai diet. Setelah aku konsisten dua bulan
joging dan diet berat badanku turun 8 kg. Saat itu saya mulai
bosan dengan olah raga seperti joging saja. Aku memulai olah
raga baru seperti home workout. Aku mulai berlatih push up, sit up,
dan pull up. Aku mulai konsisten selama tiga bulan home workout
dan diet. Berat badanku turun 12 kg. Bentuk badanku sudah mulai
lebih ideal. Setelah konsisten tiga bulan home workout dan diet
aku mencoba untuk mulai Gym. Aku mulai konsisten Gym selama
tiga bulan dan berat badanku turun 6 kg. Badanku mulai berisi
otot.

Aku bangga dengan diriku yang sekarang karena aku berani


untuk memulai hidup sehat dengan berolah raga dengan rutin.
Aku yang sekarang sudah mulai percaya diri bertemu banyak
orang dan sudah tidak malu lagi jika bertemu seseorang. Aku
sangat bangga dengan pencapaian perubahan hidup selama

Kumpulan Cerita Remaja | 219


sembilan bulan, seperti pepatah mengatakan, “Bersakit-sakit
dahulu bersenang-senang kemudian.” Jadi usaha tidak akan
mengkhianati hasil. Percaya proses walau proses itu lama dan
sakit.

220
Dua Belas Jahitan
oleh: Nurdiah Utami (21)

P
engalaman mengejutkanku terjadi ketika sedang
liburan kenaikan kelas. Kejadian dimulai saat aku,
kakak, dan saudara lainnya sedang bermain kejar-
kejaran. Saat itu salah satu saudaraku ada yang memelihara
anjing. Saat kami bermain kejar-kejaran, tiba-tiba anjing milik
saudaraku mengejar aku dan kakak. Sontak saja kami berdua
berteriak kencang, “Tolong! Anjing itu mengejar kami!”

Lalu aku dan kakakku yang bernama Laras menemukan


bambu yang sudah dibelah. Bambu itu sangat tajam. Langsung
saja aku dan Laras berebut untuk mengambil bambu itu. Kami
berebut bambu hingga melupakan anjing yang mengejar kami
sudah pergi. Namun kami tidak menyadari karena tenaga Laras
yang lebih besar. Jadi, aku melepaskan bambu tersebut. Namun,
naasnya bambu itu menyayat lututku sangat dalam. Mungkin
saking dalamnya aku bisa melihat tulangku yang berwarna putih.

Sontak saja aku berteriak, “Sakit! Tolong!”

Kakakku juga ikut panik,karena jarak rumah lumayan


jauh. Aku sangat beruntung karena orang yang ada di rumah

Kumpulan Cerita Remaja | 221


mendengar teriakanku. Langsung saja nenekku menggendongku
untuk dibawa pulang. Baju nenek penuh dengan darah yang
mengalir deras dari lututku. Saat sampai di rumah, ibuku langsung
membersihkan darah yang terus keluar. Setelah itu aku dibawa ke
klinik untuk dijahit. Saat sampai di klinik aku mendapatkan dua
belas jahitan karena luka sayat cukup panjang. Beberapa hari
aku tidak bisa berjalan dan kaki kiriku tidak bisa menekuk. Untuk
sembuh kurang lebih selama tiga minggu. Bekas luka jahitannya
masih ada hingga kini.

222
Jatuh dari Motor
Oleh: Laili Dwi Ratnaningtias (18)

W
aktu itu aku dan temanku yang bernama Fiqoh
berencana untuk kerja kelompok di rumahnya.
Kami membuat kliping pelajaran IPS. Kami disuruh
untuk membuat kliping tentang mobilitas sosial oleh Bu Mei. Saat
itu aku berangkat sekitar pukul 09.00 WIB . Orang tuaku yang saat
itu sedang sibuk, tidak bisa mengantarku kerja kelompok. Aku
disuruh untuk membawa motor sendiri. Saat aku berangkat ke
rumah Fiqoh, di tengah jalan tiba-tiba gerimis. Aku memutuskan
untuk berhenti sejenak memakai jas hujan. Setelah memaki
jas hujan, aku melanjutkan perjalananku menuju rumah Fiqoh.
Aku sampai di rumah Fiqoh. Aku dan Fiqoh langsung membuat
kliping tersebut secara bersama-sama. Sambil membuat kliping
tersebut, kami mencoba untuk memasak mie lidi untuk dimakan
kami berdua.

Setelah kliping kami selesai, kami memutuskan untuk


menge-print kliping. Saat perjalanan menuju ke tempat print
tersebut ternyata hujan lebat yang membuat jalannya licin. Saat
itu aku tidak memiliki firasat sama sekali bahwa akan ada kejadian
tersebut. Aku kurang fokus karena hujannya sangat lebat yang

Kumpulan Cerita Remaja | 223


membuat mataku sakit. Motorku terpeleset dan jatuh. Fiqoh yang
mengetahui hal tersebut langsung menolongku.

Saat itu, aku sangat panik dan bingung harus bagaimana.


Akhirnya aku memutuskan untuk menelepon kedua orang tuaku.
Tetapi saat aku menelepon orang tuaku ternyata tidak diangkat.
Aku menelepon kakakku dan kakakku menjemput untuk pulang
ke rumah. Sesampainya di rumah aku ditanya awal mula kejadian
tersebut. Lalu aku menceritakan kejadiannya.

Setelah kejadian itu aku sedikit trauma mengendarai motor


saat hujan lebat. Tetapi orang tuaku yang selalu mendukungku
untuk jangan mudah trauma dengan kejadian yang telah dialami.
Orang tuaku berpesan agar selalu hati-hati di mana pun berada.
Karena kita semua akan mengalami kejadian yang tidak terduga
seperti suka maupun duka .

224
Jatuh Bersama Teman
Oleh: Farrel Alfathin Zahran(11)

S
uatu hari, di hari Minggu saya dan teman-teman akan
bersepeda memungitari desa. Kami sudah berjanji
kumpul di pos ronda kebanggaan kami pada jam 15.00
WIB. Saya datang ke pos ronda pada jam 15.10 WIB. Setelah
sampai di pos ronda ternyata sudah ada Hilal dan Waris. Lalu
saya bertanya, “Yang lain mana?”

Hilal menjawab, “Gak tahu nih.”

Waris malah sibuk bermain game online. Tidak lama


kemudian Topik, Ilham, dan Hafid pun datang. Saya bertanya
kepada Topik, Ilham, dan Hafid “Togog mana? Kok gak ikut kalian.“

Topik menjawab, “Dia lagi mancing di sawah.“

Saya menjawab, “Ohh. Ya udah nanti kita hampiri ke sawah.


Dan kita pun tentukan mau ke mana aja.”

Kata Ilham, ”Kita ke persawahan aja.“

Yang lain menjawab, “Ya ayuh gaskan!”

Kumpulan Cerita Remaja | 225


Pada jam 15.30 kami berangkat ke area persawahan. Pada
pukul 15.45 kami sudah sampai di persawahan dan kami akan
menuju ke tempat Togog memancing. Namun tempat mancingnya
tidak bisa dilalui oleh sepeda. Akhirnya kami menaruh sepeda di
rumah warga. Kami pun menuju ke tempat Togog memancing.
Tiba-tiba Hilal terpeleset sambil teriak, ”Woii! Tolong woii!”

Karena Hilal ketinggalan agak jauh kami pun langsung lari


ke arah Hilal terpeleset. Sesampainya kami pun langsung tertawa
terlebih dahulu, “Hahahaha…!”

Muka Hilal terkena kotoran hewan. Selesai tertawa kami


membantu Hilal berdiri. Karena badan Hilal gemuk, jadi berat
menolongnya. Kami membatu membersihkan muka Hilal yang
terkena kotoran hewan tersebut. Setelah selesai membersihkan
muka Hilal, kami pun melanjutkan ke tempat Togog memancing.
Setelah sampai, kami pun langsung cek apakah dapat banyak.
Ternyata cuma dapat satu.

Karena hari sudah mulai gelap kami langsung bergegas untuk


pulang. Karena rumah Togog dekat dari tempat memancingnya,
kami mengantar Togog terlebih dahulu. Setelah sudah sampai di
rumah Togog, kami berpamitan kepada Togog.

Kami melanjutkan perjalanan ke rumah. Tidak lama kemudian


Waris mengajak balapan sepeda. Lainnya pun setuju untuk
balapan sepeda. Mulai lah balapan sepeda tersebut. Tidak lama

226
kemudian Waris ke arah pinggir. Karena saya dan Topik di area
pinggir, Topik pun terkejut dan kehilangan konsentrasi. Akhirnya
saya dan Topik pun terjatuh ke dalam selokan yang agak dalam
sekitar satu meter. Saya dan Topik pun teriak, “Woii! Tolong woii!”

Hilal menjawab, “Hahaha…! Mampus, hahaha!”

Yang lain pun tertawa. Kemudian Waris, Hafid, Hilal, dan


Ilham pun membantu saya dan Topik , Waris dan Hilal membantu
mengangkat saya dan Topik. Ilham dan Hafid membantu
mengangkat sepedanya. Sepedanya rusak di bagian setang dan
di bagian velg. Waris meminta maaf kepada saya dan Topik.

“Minta maaf ya.“

Topik menjawab, “Oke, saya maafkan.“

Waris berjanji tidak akan melakukan hal tersebut lagi.

Kumpulan Cerita Remaja | 227


Serempetan
Oleh: Hilmi Aria T.L. (14)

H
ari Sabtu sore, saya jalan-jalan menggunakan
sepeda motor dengan teman-teman. Saya
menjumpai teman-teman saya yang sedang
bermain sepak bola. Saya diajak untuk bermain bersama dan
saya pun ikut bergabung bermain sepak bola. Ketika saya sudah
lelah, saya meminta untuk menyudahi bermain dan melanjutkan
jalan-jalan. Saat itu jalanan masih biasa-biasa saja dan tidak
terlalu ramai. Namun, saat mau menyebrang, tiba-tiba ada motor
yang melaju sangat cepat. Saya pun reflek mengerem. Teman
saya yang di belakang berusaha untuk menghindar supaya
tidak bertabrakan. Namun rem motor teman tidak telalu pakam.
Akhirnya temanku dengan saya berserempetan.

Setelah itu, saya pun melanjutkan jalan-jalan. Setelah jalan-


jalan dan membeli jajan, saya kembali pulang. Namun di tengah
perjalanan pulang, motor saya kehabisan bensin. Saya meminta
teman saya untuk me-step motor saya. Akhirnya saya dan teman
saya bisa pulang ke rumah masing-masing.

228
Kecelakaan
Oleh : Ifelsa Widia Ivanka (15)

K
etika aku berusia lima tahun dan masih sekolah
TK, ibuku masih bekerja di Banyumas. Setiap pagi
bapak mengantar ibu bekerja. Suatu hari sebelum
aku berangkat ke sekolah, aku dan bapak mengantar ibu kerja ke
Banyumas menggunakan motor. Karena tidak seperti biasanya,
aku minta ikut untuk mengantar ibu bekerja. Di jalan aku menikmati
perjalanan itu dan berbincang-bincang dengan bapak. Setelah
beberapa menit di perjalanan akhirnya kita sampai di tempat kerja
ibu. Aku berpamitan dengan ibu dan bersalaman kepada ibu.

Setelah itu aku dan bapak melanjutkan perjalanan pulang


dan mengantar aku ke sekolah TK sekitar jam setengah delapan.
Dari jalan Banyumas sampai Desa Kalisube semua baik-baik
saja. Tidak ada sesuatu yang terduga. Jam sudah menunjukkan
pukul delapan. Karena aku takut terlambat masuk sekolah, aku
meminta bapak untuk lebih cepat lagi agar sampai ke sekolah
TK. “Bapak, bisa lebih cepat lagi tidak? Aku takut terlambat ke
sekolah,” ucapku.

“Iya, ya…,” jawab bapak.

Kumpulan Cerita Remaja | 229


Sampai di jalan Papringan ternyata hal yang tidak terduga
pun terjadi, aku dan bapak mengalami kecelakaan di jalan
Papringan itu. Kecelakaan itu terjadi saat sedang belok dan di
depan jalan ada lubang. Jadi aku dan bapak menabrak lubang
tersebut, disebabkan juga berkendara dengan kecepatan yang
tinggi.

“Brukkk...!”

Aku dan bapak terjatuh dari motor. Aku langsung menangis


dan langsung melihat keadaan di sekitarku. Saat kejadian,
perasaan aku campur aduk dan sangat terkejut, lalu aku berteriak,
“Bapak!”

Bapak langsung menjawab, “Astaghfirullahaladzim, Ya


Allah!”

Bapak langsung melihat ke arahku. Banyak warga yang


menolong aku dan bapak. Lalu mereka membawaku dan bapak ke
bidan Lili. Tempat bidan tersebut tidak jauh dari lokasi kecelakaan.

Setelah beberapa waktu menunggu, warga yang menolong


tadi mengabari keluarga untuk datang ke bidan tersebut. Bude
datang untuk melihat keadaan aku dan bapak. Saat itu budeku
tidak mengetahui kalau aku di sana juga.

“Budee!” ucapku.

230
“Lohh Ifel! Ifel ikut kecelakaan juga?” jawab bude.

Ketika budeku sudah mengetahui aku di sana, budeku


langsung menangis melihat keadaan aku waktu itu. Setelah itu
ada yang mengabari ibu. Ibu langsung pulang dan menghampiri
aku dan bapak. Beberapa jam kemudian, aku dan bapak sudah
selesai diperiksa dan diberi obat. Saat itu juga aku dan bapak
sudah boleh pulang dan beristirahat di rumah.

Semenjak kejadian itu, aku menjadi trauma naik motor


dengan kecepatan tinggi.

Kumpulan Cerita Remaja | 231


Hampir Terseret Air Laut
Oleh: Antonius Dimas Wahyono (2)

H
ari Sabtu, setelah saat libur sekolah, keluarga saya
yang ada di Purwokerto datang ke rumah saya untuk
mengajak satu keluarga berlibur ke pantai bersama.
Sebelum berangkat kami menyiapkan perbekalan terlebih dahulu.
Setelah perbekalan siap, kami langsung berangkat ke pantai.
dalam perjalanan, saya bermain, mengobrol, dan memutar lagu
bersama kakak sepupu. Suasana saat berada di dalam perjalanan
sangat seru karena suasana keluarga menjadi semakin dekat dan
harmonis.

Setelah sampai di pantai, keluarga kami makan terlebih


dahulu. Saat keluarga makan, saya bersama adik, dan kakak
sepupu berjalan ke pantai terlebih dahulu. Saat di pantai kami
memilih duduk di warung yang ada di tepi pantai. Di warung
itu saya duduk dan sambil mengawasi adik yang bermain pasir
pantai bersama kakak sepupu.

Lalu eyang saya datang menghampiri disusul dengan


anggota keluarga yang lain. Saat itu saya dan kakak sepupu
meminta membeli mendoan di warung tersebut karena lapar.

232
Akhirnya Budi atau tante membelikan mendoan dan kami satu
keluarga akan kembali karena masih lapar.

Setelah selesai makan, saya dan kakak sepupu bermain ke


pasir pantai. posisi kita waktu itu cukup dekat dengan air laut,
karena air lautnya sedang pasang. Kami muat benteng dengan
pasir dan tidak lama kemudian adik sepupu datang melihat dan
ikut bermain. Titik pada saat sedang bermain, tiba-tiba ombak
air laut menjadi naik. Karena air laut yang naik secara tiba-tiba,
saya terseret ombak. Saat terseret saya teriak minta tolong, “Mas,
tolong Mas!“

Kemudian kakak sepupu saya sempat memegang tangan


saya dan menarik saya. Setelah saya selamat, saya dan kakak
sepupu tertawa karena kebodohan yang dibuat bersama.

”Hahaha…,” hampir saja saya terseret ombak jika kaki sepupu


saya tidak memegang dan menarik saya. Mungkin akan menjadi
musibah yang membuat keluarga saya bersedih.

Semenjak kejadian itu, saya dan kakak sepupu memutuskan


untuk bermain di tepi pantai yang agak jauh dari air laut untuk
menghindari kejadian tersebut terulang kembali.

Kumpulan Cerita Remaja | 233


Jatuh dari Sepeda
Oleh : Fauzan Rois Alif Aliman (13)

S
ore itu, seperti biasa, saya mengayuh sepeda saya dari
sisi jalan yang tinggi, meluncur turun, kemudian berbelok
miring ke kiri. Sekali, dua kali, tiga kali, begitu saya
menikmatinya. Tapi seperti kata pepatah, sepandai-pandainya
tupai melompat, pada akhirnya akan jatuh juga. Pada luncuran
yang ke sekian kalinya, alih-alih melambatkan laju sepeda, saya
justru mengayuh pedal sepeda lebih cepat. Saya ingin berbelok
dengan kecepatan yang lebih tinggi.

Akhirnya saya mulai melahap satu-satunya tikungan. Saya


tidak bisa mengendalikan laju sepeda, sehingga alih-alih berjalan
lurus, sepeda saya justru keluar jalur dan mengantarkan saya
‘sowan’ dengan tembok rumah tetangga saya. Tidak lupa saya
cium setiap inci tembok rumahnya karena saya terjatuh merosot
dari dinding.

Seketika saya langsung meraba dahi kiri saya yang terasa


sakit dan ternyata benjol. Saya juga menyadari bahwa bibir
saya jontor dari cara saya mengatupkan bibir terasa seperti ada
ganjalan.

234
Pada akhirnya saya tuntun sepeda saya. Dengan mengendap-
endap, saya masuk ke kamar dan tidur menyamping menghadap
tembok agar tidak ketahuan orang tua. Karena sadar, saya pasti
akan dimarahi. Ibu saya yang kebetulan waktu itu menyadari ada
yang aneh dengan saya karena saya sudah tidur ketika hari sore,
kemudian berusaha meng-interogasi saya.

Saya tidak mau membalikkan badan meski berkali-kali


ditanya. Akhirnya ibu saya meraih bahu saya untuk mengecek
apa yang sebenarnya terjadi. Begitu melihat dahi saya benjol dan
bibir saya jontor, ditambah dengan hiasan berupa kelupasan cat
dinding yang ternyata ikut menempel di wajah saya, sontak ibu
saya menertawakan saya tanpa perasaan.

Karena kejadian itu, saya tidak jera. Semakin hari semakin


sering untuk naik sepeda dan menjadi hobi sampai saat ini.

Kumpulan Cerita Remaja | 235


Terjatuh Bersama Teman
Oleh : Salsabila Anggi Putri J. (27)

S
aat aku kelas lima sd, sepulang sekolah, teman-temanku
berencana ingin berjalan jalan melihat pemandangan
sawah yang letaknya tidak jauh dari permukiman rumah.
Ketika aku sedang berganti pakaian, terdengar suara suara
teman-teman yang mengajakku agar ikut bersama mereka. Lalu
aku bergegas keluar rumah dan menghampiri mereka. Setelah aku
menemui mereka, aku izin kepada ibuku supaya ibuku tahu bahwa
aku dan teman- teman pergi ke sawah . Setelah itu kami menuju
ke sawah yang hanya bertiga. Sebelum menuju ke sawah, kami
melewati kuburan dan jembatan yang terbuat dari bambu. Kami
harus berhati-hati karena jika tidak, kami bisa jatuh ke sungai.

Setelah kami melewati jembatan, kami berjalan menyusuri


sawah. Tiba- tiba Karel berpamitan ingin pulang karena dia akan
berpergian dengan keluarganya. Akhirnya Karel pulang dan hanya
aku dan Elsa di sawah. Kami melanjutkan berjalan. Kami asyik
bercerita dan bercanda. Tiba-tiba tanpa di sangka Elsa tidak fokus
berjalan. Akhirnya Elsa jatuh ke sawah. Aku pun langsung terkejut
kenapa Elsa bisa terjatuh ke sawah. Lalu aku pun bertanya, “Elsa
kamu kenapa bisa terjatuh ke dalam sawah?“

236
“Aku tidak fokus berjalan, lalu aku akhirnya terjatuh ke
sawah,” jawab Elsa.

“ Ya sudah , ayo naik aku bantu!” ucapku.

“Oke, tarik tanganku yang kuat ya Salsa!“ balas Elsa.

“Elsa siap? Aku tarik ya! “ ucapku.

Lalu aku menarik tangan Elsa, tetapi karena aku tidak kuat
menarik dan Elsa juga menarik tanganku, akhirnya aku ikut
terjatuh ke sawah. Aku dan Elsa pun tertawa terbahak-bahak
karena kejadian ini di luar dugaanku. Setelah itu, kami naik melalui
batu yang tertancap di tanah sawah. Baju kami menjadi kotor.
Lalu kami berjalan dan duduk di gubuk sawah. Kami bercerita
saat kejadian tadi. Lagi dan lagi kami terus tertawa mengingat
kejadian tersebut.

“Kejadian tadi ternyata lucu juga ya? Kamu berniat untuk


menolongku tetapi kamu juga ikut terjatuh bersamaku, “ ucap
Elsa sambil tertawa.

“Haha iya, aku juga tidak menyangkanya akan terjadi seperti


ini,“ kataku.

“Sebenarnya menyenangkan juga ya tadi, tetapi seharusnya


kamu fokus agar tidak jatuh ke sawah! “ ucapku lagi.

Kumpulan Cerita Remaja | 237


“Benar juga katamu, tadi aku sangat bersemangat bercerita
sehingga aku tidak fokus berjalan,” balas Elsa.

Setelah dari gubug kami berjalan pulang ke rumah masing-


masing. Setelah sampai di pos ronda, kami saling berpamitan.

“Sampai jumpa Elsa, sampai ketemu lagi besok!“ ucapku


sambil melambaikan tangan.

“Sampai jumpa juga, Salsa!“ balas Elsa sembari melambaikan


tangannya juga.

Lalu aku berjalan menuju rumah dan segera mandi. Semenjak


itu, aku tidak pernah melupakan kejadian itu hingga saat ini. Aku
masih mengingatnya. .

238
Dahiku Terluka
Oleh: Danang Alexiandy Nur Khoiq ( 5 )

H
ari tepat waktu saya masih duduk di kelas enam sd,
saya disuruh oleh guru saya untuk praktik membuat
soto. Namun bahan-bahan yang sulit untuk masak
di sekolah, dimasak dari rumah. Saya pun ikut dengan kelompok
ibu yang bisa untuk memasak enak. Saya dengan teman-teman
mediskusikan mau memasak di tempat siapa dan akan ke
sana jam berapa. Setelah mendiskusikan begitu lama, akhirnya
disepakati untuk memasak di tempat teman saya yang bernama
Danu. Kami sepakat untuk menuju ke sana waktu setalah adzan
ashar.

Setelah pulang sekolah, saya dan teman-teman pun


istirahat terlebih dahulu di rumah masing-masing. Beberapa jam
berlalu, saya pun melakukan sholat ashar terlebih dahulu. Selesai
melakukan sholat ashar, saya dan ibu menuju ke rumah Danu
tersebut, untuk mempersiapkan bahan-bahan yang disiapkan
dari rumah. Ternyata teman-teman dan para ibu sudah berada di
sana. Bahan-bahan disiapkan dari mulai bawang merah, bawang
putih, jahe, cengkeh, dll. Semua bumbu tersebut ditumbuk hingga
halus.

Kumpulan Cerita Remaja | 239


Setelah itu semua, bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan
tersebut ditempatkan di tempat yang sudah disiapkan. Selesai
memasak bahan-bahan yang disiapkan untuk besok, kami semua
pulang ke rumah masing-masing karena waktu sudah sore.
Namun saya dan ibu saya masih ingin berlama-lama di rumah
Danu tadi. Sebenarnya temanku itu adalah saudaraku. Saya pun
bermain dengan adik saudaraku yang masih duduk di kelas tiga
sd pada saat itu. Saya dan adik saudara tersebut bermain sepeda
punya adiknya tersebut sampai sore.

Namun setelah beberapa lama saya dan Danu bermain


sepeda, saya memutuskan untuk turun ke bawah dan bermain
sepada dari atas sampai ke bawah. Tapi saya tidak mengetahui
sepeda tersebut remnya blong. Akhirnya terjadi peristiwa yang
mengejutkan, kami berdua jatuh bersama sampai jalan raya
yang sedang sepi tersebut. Biasanya jalan raya tersebut pada
waktu jam-jam itu sedang rame-ramenya kendaraan berlalu-
lalang, tetapi untungnya kami masih dilindungi oleh Tuhan Yang
Mahakuasa. Jadi, kami berdua tidak terjadi apa-apa.

Namun tanpa saya sadari saya mengalami musibah yang


tidak mengenakan. Waktu itu sempat tidak sadarkan diri dan
diangkat dari jalan raya ke rumah saudara saya. Baju saya ternyata
berlumuran dengan darah dan seluruh tubuh saya dipenuhi oleh
luka-luka. Saya tidak mengetahui jika di bagian dahi saya sobek

240
lumayan dalam dan panjang. Darah keluar banyak. Akhirnya
budhe saya mengompres dahi saya yang sobek tersebut. Selang
beberapa menit, saya dibawa ke Puskemas Kebasen.

Karena orang yang berada di sana semua panik dan cemas,


terutama ibu saya ingin segera cepat-cepat untuk ditangani oleh
medis. Setelah sesampainya di Puskemas Kebasen, langsung
saya masuk ke IGD dengan di bopong oleh pakdhe saya yang
pada saat itu ikut mengantarkankan saya ke Puskemas. Saya
langsung ditangani oleh petugas medis yang jaga pada saat itu.
Luka-luka saya dibersihkan terlebih dahulu dan saya dibius untuk
dahi saya yang mau dijahit oleh tim medis. Beberapa waktu, saya
dijahit bagian dahinya. Akhirny selesai dan untuk isirahat sejenak
di IGD sebelum diperbolehkan pulang ke rumah.

Syukur Alhamdulillah, saya masih diberi keselamatan oleh


Sang Pencipta untuk masih hidup di dunia ini dan masih bisa
untuk masuk ke sekolah di SMP N 3 Kebasen.

Kumpulan Cerita Remaja | 241


Teman Baru
Oleh: Azkiya Haswi Anjani (4)

W
aktu itu adalah hari gembiraku karena awal
masuk ke sekolah baru. Setelah satu tahun
lamanya merasakan belajar secara online karena
adanya pandemi covid-19 pada saat itu. Di rumah saja rasanya
sangat membosankan karena hanya bisa berteman dengan
online saja dan tidak mengenal banyak teman. Akhirnya sekolah
diperbolehkan untuk dibuka kembali. Rasa hati sangat senang
karena bisa bertemu dengan teman baru dan sekolah dengan
suasana yang baru. Aku sudah tidak sabar untuk bergegas pergi
ke sekolahan. Tanpa berlama-lama, aku langsung bergegas untuk
bersiap-siap berangkat sekolah.

Terasa seperti mimpi, aku menggunakan seragam sekolah


dan kembali bersekolah. Akupun bergegas pergi ke sekolah.
Ketika sudah sampai di sekolah aku langsung bergegas mencari
kelasku, yaitu kelas 8b. Rasanya senang sekali karena bisa duduk
di bangku kelas setelah sekian lamanya tidak duduk di bangku
kelas. Saat itu aku merasakan kesepian karena belum mengenal
siapa-siapa. Rasanya sangat sepi karena hanya satu teman yang
aku kenal, yaitu Anisa. Terkadang Anisa juga bersama teman

242
lainnya dan aku sendirian. Lalu, pada saat jam istirahat ada teman
yang mengajak berkenalan denganku, yaitu Ferdina.

“Hai, namamu siapa?” tanya Ferdina.

“Hai juga, namaku Azki, namamu siapa?” jawab Azki sambil


Tanya balik.

“Namaku Ferdina,” jawab Ferdina.

Kami pun akhirnya saling mengenal dan aku mendapatkan


teman baru. Setelah berkenalan, kami juga bercerita-cerita sambil
menunggu jam istirahat selesai. Karena pada saat itu masih
dalam pandemi covid-19, jadi semuanya masih dibatasi.

“Senang sekali akhirnya bisa kembali bersekolah,” ucap Azki.

“Tetapi sekolah tidak seramai ketika belum ada covid?” ucap


Ferdina.

“Karena ini hanya sebagai percobaan awal masuk ketika


sedang pandemic, Fer,” ucap Azki.

“Iya betul. Karena itu semuanya masih sangat ketat dibatasi,”


ucap Ferdina.

“Iya, siswa saja hanya boleh berangkat 50% dan bergantian,”


jelas Azki.

“Rasanya sedih karena tidak bisa bersekolah 100%.”

Kumpulan Cerita Remaja | 243


“Tetapi kita harus tetap bersyukur karena kita bisa berangkat
sekolah lagi.”

“ Iya, walapun tidak 100% dan masih ketat dibatasi karena


covid-19.”

Tidak lama kemudian akhirnya jam istirahat selesai dan bel


masuk berbunyi. Akhirnya kami kembali ke tempat duduk masing-
masing dan melanjutkan pelajaran sesuai dengan mata pelajaran
pada saat itu. Beberapa jam pelajaran akhirnya telah selesai.
Kami sekolah hanya sampai jam 11.30 saja karena masih dalam
kondisi covid-19. Setelah jam pelajaran selesai dengan tanda
bel berbunyi, kami waktunya pulang. Kami langsung bergegas
bersiap-siap untuk pulang dan berdoa. Aku dan Ferdina pulang
bersama.

“Ferdina, pulang bareng ya!” ajak Azki.

“Iya boleh,” jawab Ferdina.

Akhirnya kami pun pulang bersama dan di jalan kami juga


sambil bercerita.

“Ferdina, aku senang karena bisa berteman denganmu,”


ucap Azki.

“Iya, aku juga,” jawab Ferdina.

244
“Aku harap kita nanti bisa berteman sampai kita lulus
walaupun kita nanti tidak sekelas lagi saat kelas 9.”

“Iya Az, aku harap juga begitu.”

Kami juga bercerita banyak di jalan sambil jalan untuk pulang.


Kami sampai sekarang pun masih saling berteman walaupun kita
sudah tidak sekelas lagi karena Ferdina ada di kelas 9a dan aku
di kelas 9d.

Kumpulan Cerita Remaja | 245


Hari Ulang Tahunku
Oleh: Erli Astika Asera (10)

S
uatu hari pada hari Minggu, temanku mengajak untuk
memberi kejutan kepada temanku yang bernama
Aulia. Lantas aku terkejut mendengarnya karena baru
diingatkan sekarang adalah hari ulang tahunya. Aku heran sampai
lupa tanggalnya karena Aulia adalah teman dekatku. Tidak
berpikir lama, aku langsung ikut temanku untuk menyiapkan
kejutannya. Dea meminta untuk semua kumpul di rumahnya
untuk mendiskusikan apa saja yang akan dilakukan. Hari itu aku
pergi bersama Fia ke rumah Dea. Sungguh aku tergesa-gesa
dalam persiapan. Aku sampai tidak membuka handphone-ku.

Setelah sampai, aku langsung mengetuk pintu rumah Dea.


Setelah Dea membuka ternyata sudah banyak teman-teman yang
lain juga. Ternyata, hanya tinggal aku dan Fia saja yang belum
sampai. Tidak buang waktu lagi kami langsung menyiapkan
bahan-bahan seperti ada tepung, telor, balon, dan sebuah kue
tentunya. Satu jam kami menyiapkan, akhirnya kami selesai
menyiiapkan juga. Setelah siap semua, kami pun lanjut ke rumah
Aulia dengan segera. Setelah sampai, ternyata ada yang kurang.
Dea meminta aku membeli plastik di warung untuk diisi air agar

246
nanti setelah tepung ditumpahkan tidak terlalu kering dan mudah
untuk dibersihkan di baju Aulia.

Selesai membeli plastic, aku kembali ke rumah Aulia. Namun


terkejut kenapa rumah Aulia sepi sekali. Lalu, aku pun bertanya-
tanya ke mana teman-teman yang lain pergi. Apa mereka sudah
mengasih kejutan kepada Aulia tanpaku? Lima belas menit aku
mencari mereka di mana sampai aku merasa capek dan duduk
terlebih dahulu kala itu. Tidak disangka sangka setelah lima
menit kemudian aku menunggu, muncul Aulia dan teman- teman.
Semua dari pinggir rumah dengan membawakan sebuah kue
yang sudah tertancap lilin 14 tahun. Aku terkejut karena Aulia
ulang tahun yang ke-13 tahun, bukan ke-14 tahun. Aku terdiam
sejenak karena mereka menyanyikan lagu ulang tahun bukan
kearah Aulia, justru ke arahku. Aku sedikit tercengang. Tidak lama
Dea mengucapkan selamat ulang tahun untuku.

“Selamat ulang tahun, Erli!” ucap Dea.

“Loh, Dea ko ke aku? Ini kan buat Aulia!” jawab aku.

“Kamu nggak inget Erli, sekarang kan tanggal ulang


tahunmu?” tanya Dea.

Kumpulan Cerita Remaja | 247


“Hah masa sih. Aku tadi bangun emang tidak lihat tanggal.
Soalnya baru bangun ada pesan dari kamu kalo sekarang hari
ulang tahunya Aulia.”

“Hahahaha…, kamu ini terlalu percaya,” ketus Dea.

“Sekarang berdoa dan tiup lilinnya, oke!”.

“Oke, Dea,” jawabku.

“Selamat ulang tahun ya Erli, semoga panjang umur dan


sehat selalu. Doaku selalu menyertaimu.... Oke!” ucap teman-
teman yang lain.

“Terima kasih teman-teman. Kalian bener-bener teman yang


baik banget. Aku beruntung banget punya sahabat kaya kalian,”
jawabku.

“Sama-sama Erli. Terima kasih juga udah selalu ada di saat


kita butuh bantuan.”

“Sama-sama juga, I love you all,” jawabku.

“Eh, lanjut foto yuk buat kenangan!” ajak yang lain.

“Ayo, ayo!” jawabku.

Sungguh pengalaman yang luar biasa bagi saya di tahun itu.


Aku sungguh beruntung mempunyai teman-teman seperti mereka

248
yang baik juga perhatian. Setelah selesai berswafoto, kami pun
lanjut pulang. Aku sudah merasa capek karena mempersiapkan
kejutanya. Aku pulang dengan membawa hadiah dari pemberian
teman-temanku walaupun sedikit kotor karena ditumpahi tepung
tadi. Aku tetap senang dengan itu sekaligus beruntung karena
telor yang kami siapkan tidak jadi dipecahkan kepadaku.

Kumpulan Cerita Remaja | 249


Terlambat Masuk Sekolah
Oleh: Imelda Rizqi Romadani (16)

H
ari itu, aku dan ibu pergi ke salah satu toko
perlengkapan sekolah. Karena Minggu depan
sudah masuk sekolah, jadi aku dan ibu membeli
perlengkapan sekolah lebih awal untuk mebeli buku, pensil,
bolpoin, dll.

“Kamu yakin mau beli itu aja?” tanya ibu.

“Iya, Bu beli ini aja,” jawab aku.

“Ya udah, ayo bayar!”

“Ayo Bu.”

Setelah membayar, kami langsung pulang ke rumah dengan


menggunakan mobil yang telah di pesan lewat aplikasi. Kami
langsung pulang ke rumah dengan menggunakan mobil yang
telah dipesan lewat aplikasi. Setelah sampai rumah, kami telah
disambut oleh adik-adik saya dengan gembira.

“Mbak, sama ibu habis dari mana?” tanya Caca.

“Habis beli perlengkapan sekolah tadi,” jawab ibu.

250
“Oohh,” jawab Caca dan Ayu dengan bersamaan.

Minggu berikutnya saya mempersiapkan barang apa saja


yang harus dibawa ke sekolah agar tidak ada yang tertinggal.
Malamnya temanku mengajak untuk pergi keluar rumah
membeli jajanan di lapangan “Manunggal Jaya Notog”. Sampai
larut malam, kami lupa kalau besok sudah masuk sekolah. Kami
cepat-cepat untuk pulang agar besok tidak telat masuk sekolah.

Paginya aku diantar ke sekolah sama kakakku naik motor.


Saya berangkat ke sekolah sekitar pukul 6.30 wib. Di pertengahan
jalan tiba-tiba ….

“Loh, mBak motornya kenapa?” tanyaku.

“Ini loh, bannya kempes,” jawab kakak.

Alhasil kami mendorong motor sampai ada tukang tambal


ban yang buka. Setelah selesai tambal ban, kami sampai di sekolah
ternyata saya telat satu menit sebelum bel masuk berbunyi.

Kumpulan Cerita Remaja | 251


Terkena Pecahan Keramik
Oleh : Nasha Nadzifa Putri (20)

P
engalaman ini terjadi saat aku kelas enam SD. Hari
Minggu, aku dan ibuku sedang di rumah nenek yang
rumahnya tidak terlalu jauh dari rumahku. Saat ingin
pulang, ibuku sebenarnya sudah ragu ingin pulang atau tidak
karena cuacanya sudah sangat mendung. Karena besok hari
Senin dan harus sekolah, aku memaksa ibuku untuk pulang saja.
Lalu akhirnya kami berdua pun pulang. Saat perjalanan pulang,
entah mengapa perasaanku sudah sangat tidak enak.

Saat sudah sampai, aku masuk ke dalam rumah terlebih


dahulu. Waktu itu aku lupa jika ada satu keramik di ruang tamu yang
pecah di bagian pinggirnya. Aku berjalan tanpa memperhatikan ke
arah bawah. Lalu tanpa disengaja kaki kananku terkena pecahan
keramik itu yang panjangnya kurang lebih 3cm. Saat aku melihat
ke bawah, darah sudah sangat banyak. Aku menangis karena kaki
kananku sangat sakit. Ibuku sangat panik lalu segera memanggil
ayahku. Ibuku membersihkan darah di kakiku menggunakan kain.
Karena pecahan keramik itu masih menancap di kaki kananku,
ibuku mengambilnya dan membuangnya di tempat sampah.
Darah tidak juga berhenti mengalir. Akhirnya ibuku mengambil

252
es batu di kulkas untuk memberhentikan darahnya. Sedikit demi
sedikit darah pun berhenti walaupun masih sedikit mengalir.

Lalu ibu dan ayahku membawaku ke rumah sakit terdekat.


Sesampainya di sana, aku langsung dilarikan ke ruang UGD. Saat
di ruangan itu, aku dikerumuni oleh banyak perawat. Kaki kananku
di-steril-kan untuk disuntik bius terlebih dahulu. Setelah disuntik,
kaki kananku dijahit sebanyak tiga jahitan. Walaupun sudah
disuntik bius, tetapi masih sedikit terasa sakit saat kakiku ditusuk
jarum jahit. Selesai dijahit kaki kananku diperban menggunakan
kain kasa.

Setelah kejadian itu, aku tidak sekolah selama kurang lebih


satu minggu. Aku belajar dari kejadian ini supaya berhati-hati
dalam berjalan. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi satu
menit ke depan bahkan satu detik ke depan.

Kumpulan Cerita Remaja | 253


Dikejar Anjing Sampai Masuk Lumpur
Oleh: Yolanda Saputra (32)

S
aat liburan kenaikan kelas dua, aku dan keluargaku pergi
berlibur ke rumah nenek yang ada di Solo. Sebelum ke
rumah nenek kami beli oleh-oleh dulu. Setelah sampai di
rumah nenek, aku langsung mengetuk pintu rumah nenek. Nenek
membuka pintu. Sepertinya nenek sangat senang kami datang
ke sana karena kami sudah lama tidak ke sana. Kami menginap
sekitar satu minggu.

Besok paginya, kami semua jalan-jalan, sekaligus olah


raga. Karena kelelahan aku minta izin ke orang tuaku untuk beli
minuman. Orang tuaku mengizinkan dan aku langsung pergi
ke warung yang kebetulan ada di dekatku. Aku beli air putih di
sana. Tidak sengaja, aku melihat anjing di sana. Aku diam- diam
medekatinya, tiba-tiba anjing itu mengongong. Anjing itu tidak
diikat dan anjing itu mengejarku. Aku langsung lari tanpa arah
untuk menghindari serangan anjing itu. Aku bener-benar takut.
Aku langsung menyusul orang tuaku yang dari tadi sudah jalan
duluan. Aku terus lari, tapi anjing itu terus mendekatiku. Karena
jaraknya sudah terlalu dekat, aku terpaksa harus mengalihkan
perhatian anjing itu dengan melompat-lompat.

254
Akhirnya caraku berhasil. Tapi tiba-tiba aku tidak sengaja
terpeleset dan masuk ke lumpur yang ada di tepi jalan.

Kumpulan Cerita Remaja | 255


Kepergianmu
Oleh : Meirlinda Puspita Sari (19)

P
ada waktu kenaikan kelas 8, sekolah diliburkan
selama dua minggu. Saat libur sekolah aku hanya
di rumah berkumpul bersama keluarga. Saat liburan
sekolah ada kabar yang kurang baik dari kakakku. Kakakku yang
sedang bekerja di Jakarta mengabarkan bahwa dia sedang sakit.
Semua orang yang ada di rumah begitu khawatir dengan keadaan
kakakku. Selama satu minggu, keadaan kakakku semakin parah
dan tidak ada kemajuan bahwa dia akan sembuh.

Kemudian kakakku yang sedang sakit di Jakarta pulang


bersama bibi dan kakakku yang ketiga. Setelah bibi dan kedua
kakakku pulang ke rumah, kondisi kakakku yang sedang sakit
bertambah parah. Semua keluarga besarku yang melihat kondisi
kakakku menangis dan bertanya-tanya sebenarnya kakakku itu
sakit apa. Sampai kondisinya dari hari ke hari semakin kurus
dan sakitnya makin parah. Dia disuruh untuk istirahat karena
kondisinya kurang sehat. Siang hari tetanggaku ada yang
meninggal dunia.

256
Ibuku sungguh khawatir dengan keadaan kakakku yang
semakin memburuk. Pada sore hari kakakku dibawa ke rumah
sakit dan lebih intensif untuk merawatnya. Beberapa hari dirawat
di rumah sakit keadaan kakakku sudah ada kemajuan. Kami
sekeluarga bersyukur masih diberi kesehatan. Setelah diberitahu
bahwa sakit yang diderita oleh kakakku semakin parah, dua hari
kemudian aku diberitahu kabar lewat handphon saat itu tepat
setelah azan magrib. Aku diberitahu kabar dari pamanku yang
sedang menjaga di rumah sakit bersama kakakku yang ketiga.

Saat handphonku bordering, perasaanku sudah tidak enak


lagi. Setelah aku mengangkat telpon dari pamanku, pamanku
langsung memberi kabar bahwa kakak sudah meninggal. Saat itu
juga aku langsung menangis dan aku langsung memberitahukan
keluargaku. Setelah memberitahu bahwa kakakku sudah
meninggal, keluarga besarku langsung menangis karena rasanya
tidak percaya. Setelah isya, jenazah kakakku sampai rumah
keesokan harinya. Jenazah kakakku ke tempat peristirahatan
terakhir. Hari itu tidak akan aku lupakan. Aku dan keluarga tidak
akan melupakan kakakku. Semoga kakakku ditempatkan di sisi
Allah SWT.

Kehilangan orang yang telah bersama kami sedari kecil


itu memang manyakitkan. Aku dan keluarga besarku sekarang
sudah mengikhlaskanmu. Allah SWT lebih sayang pada kakakku

Kumpulan Cerita Remaja | 257


sehingga sekarang kakaku tidak merasakan kesakitan lagi. Takdir
tidak ada yang tahu kapan kematian akan datang. Semoga kakak
selalu bahagia di sana. Kenanganmu selalu akan aku kenang.

258
Memecahkan Kaca
Oleh: Asyifa Siti Maryam (3)

S
ore itu, sehabis sholat ashar, aku menonton tv di ruang
keluarga. Bapak sedang membaca Al Qur’an di ruang
tamu. Saat asyik menonton tv aku dibuat kesal dengan
ayam yang terus masuk, meski pintu sudah ditutup dan bapak
juga terus menyuruhku untuk mengusir ayam tersebut.

Aku menonton tv dengan sangat serius. Namun, ayam itu


kembali datang. Aku sudah sangat jengkel. Aku pun berdiri dan
berjalan ke arah pintu dan menutupnya dengan keras. Pintu
tersebut tidak mau menutup dengan rapat dan kudorong pintu
kayu yang ada kacanya tersebut dengan sangat kuat sehingga
kaca yang ada di pintu tersebut pecah. Pyarr! Hal itu sangat
mengejutkan aku dan bapak yang sedang membaca Al Qur’an.
Bapak menghampiriku dan menyuruhku untuk menyingkirkan
pecahan kaca tersebut. Bapak langsung mengomeliku karena
sudah memecahkan kaca pintu tersebut. Aku yang masih terkejut
hanya diam saja .

Setelah aku diomeli, aku disuruh untuk membersihkan sisa-


sisa pecahan kaca tersebut.

Kumpulan Cerita Remaja | 259


Terkena Bola
Oleh :Tiara Nur Istiqomah (29)

D
ulu waktu wasih kelas dua SD, aku dan temanku
yang bernama Yamin yang kebetulan adalah kakak
kelas, sekaligus saudaraku akan pergi ke kantin yang
ada di sekolah. Karena kami berbeda kelas di mana dia kelas tiga
sedangkan aku kelas dua, akhirnya aku menunggu dia keluar dari
kelas terlebih dahulu sebelum akhirnya pergi ke kantin.

Sesampainya di kantin kami memilih makanan yang akan


dibeli. Kebetulan pada saat itu aku membeli jelly dengan wadah
yang terbuat dari plastik. Setelah selesai memilih makanan, kami
berjalan kembali ke kelas sambil bercerita. Kami melihat anak-
anak sedang bermain bola di lapangan dan kebetulan di sana ada
kakakku yang kelas empat dengan teman-temannya.

Ketika sampai di ruang antara kelas dua dan kelas tiga,


ternyata di dalam kelas sangat ramai. Apalagi waktu itu sedang
musim kemarau yang membuat kita berdua merasa gerah. Karena
itu aku dan Yamin memutuskan untuk memakan makanan yang
telah kita beli di depan kelas. Sambil bercerita, ketika sedang asik
bercerita, tiba-tiba...

260
“BRAKKK!!”

Bola ditendang keras sehingga keluar lapangan dan


mengenai wajahku. Jelly yang sedang aku makan jatuh semua
mengenai seragamku. Aku terkejut sekaligus merasakan sakit
di bagian wajahku. Karena kesakitan, aku pun menangis dengan
kencang. Saat aku menangis, kakakku yang ikut bermain bola
datang menghampiri aku dan mencoba menenangkanku agar
berhenti menangis sambil membersihkani jelly-jelly yang
menempel di bajuku. Karena aku tidak berhenti menangis, aku
dibawa ke kelas untuk tiduran. Aku pun sudah sedikit tenang. Bell
masuk sudah berbunyi, kakakku akhirnya kembali ke kelas untuk
memulai pembelajaran.

Kumpulan Cerita Remaja | 261


Jatuh dari Sepeda
Oleh: Al Rahmat Bagas Saputra (01)

D
ulu Waktu saya masih sekolah dasar, bersepeda
adalah kegiatan saya sepulang sekolah sampai sore.
Setelah pulang sekolah, saya merasa senang sekali
karena bersepeda di sekeliling kampung halaman. Saya seolah
menjadi orang yang paling bahagia.

Saat bersepeda saya suka sekali lepas tangan. Pada


hal itu adalah larangan orang tua dan kakak saya. Tapi, saya
mengabaikan larangan itu. Lepas tangan adalah hal yang sangat
saya sukai saat bersepeda. Ibu saya selalu melarang saya untuk
lepas tangan karena bisa terjatuh dan menyebabkan luka yang
serius.

Benar saja waktu sore hari, saya bersepeda seperti biasanya.


Saat asyik lepas tangan, tiba-tiba stang sepeda saya berbelok
sendiri. Saya tidak bisa menyeimbangkan sepeda saya. Akhirnya
saya pun terjatuh, lalu darah dari dagu menetes. Saya lari pulang
ke rumah, lalu melihat di depan kaca. Ternyata dagu saya robek
dan saya segera memberi tahu ibu. Ibu saya pun tertawa dan
berkata, “Pasti lepas tangan.“

262
Saya pun meminta maaf karena melanggar larangan ibu
dan itu menjadikan saya pelajaran untuk patuh dengan larangan
orang tua saya.

Kumpulan Cerita Remaja | 263


Mancing Channa Limbata
Oleh : Runggul Pratyco (26)

H
ari Sabtu libur sekolah. Saya dan kawanku ingin
pergi memancing. Kami mempersiapkan terlebih
dahulu alat untuk memancing ikan, yaitu walesan.
Lalu, kami pergi mencari cacing gedang atau cacing merah.
Setelah mencari cacing, kami pergi memancing ikan di Desa
Mandirancan.Tepatnya di pinusan bagian selatan. Saya mencari
target ikan “bogo gunung” atau ikan channa limbata.

Setelah sekian lama, akhirnya saya mendapatkan ikan


channa limbata. Lalu saya berpindah tempat memancing. Kami
mencari-cari dan akhirnya menemukan tempat baru, yaitu di
perbatasan Mandirancan dengan desa Tumiyang, yaitu di kali
Loning. Kami menuju bawah pegunungan, menuju sungai tersebut.
Jalannya terlalu curam dan sulit untuk dilewati. Sesudah itu saya
memancing di sungai tersebut dan hasilnya lumayan banyak.

264
Ulang Tahunku
Oleh: Triya Nur Khotimah (30)

D
ulu, pada saat aku masih duduk di kelas IV SD, aku
sempat dikerjai oleh temanku yang saat itu sedang
kerja kelompok di rumahku. Temanku berjumlah
tiga orang yang di antaranya bernama Farra, Laras, dan Tiara.
Kejadiannya setelah aku bangun tidur siang.

Aku tidak tahu bahwa teman-temanku datang ke rumah


lebih awal dan tidak seperti biasanya. Saat itu aku sedang tidur,
tiba-tiba mama membangunkanku dan berkata, “Dek bangun, ada
temanmu di depan!”

Aku langsung bangun, lalu cuci muka. Setelah itu, aku


langsung keluar. Aku yang pada saat itu masih lemas dan
mengantuk tidak curiga pada temanku. Sebelum kerja kelompok
Farra mengajakku untuk bermain suda manda.

“Tri main suda manda dulu, yuk!”

Aku pun menjawab, “Ayuk.”

Sebelum bermain, kami melakukan hompimpah terlebih


dahulu. Kebetulan yang bermain pertama aku.

Kumpulan Cerita Remaja | 265


“Ayo buruan Tri!” ucap Farra sambil tersenyum.

“Iya, sabar,” jawabku.

Pada saat aku bermain, tiba-tiba ada yang melempariku


dengan plastik yang berisi dengan air dari belakang. Aku langsung
menghentikan permainanku. Setelah itu, aku menghadap ke
belakang ternyata yang melempariku Farra. Saat aku akan
mendekati Farra, tiba-tiba Laras dan Tiara juga ikut melempariku
dengan plastik yang berisi air dari samping. Kemudian aku berlari.
Saat aku berlari, Farra melempari tepung ke badanku sampai
baju ku putih. Setelah itu Farra juga memecahkan telur di atas
kepalaku, tetapi aku tidak bisa apa-apa karena Laras dan Tiara
memegang kedua tanganku.

Setelah itu, aku langsung mandi. Selesai mandi kami langsung


mengerjakan kerja kelompok. Ini sungguh menyenangkan dan
membuatku terkejut. Meskipun menyebalkan, aku tidak marah
dengan temanku. Aku sangat menyukai kejutan yang diberikan
temanku. Ini adalah kenangan yang sulit untuk dilupakan.

266
Teman Kecelakaan
Oleh: Dimas Farudin (7)

H
ari Sabtu, di malam hari, saya sedang bermain
handphone di rumah sendiri. Saat saya sedang
enak-enak main handphone, tiba-tiba di telepon
oleh temanku yang bernama Ngafif.

“Halo Dim!” ucap Ngafif.

“Iya halo, ada apa?” tanyaku.

“Bisa tolongin aku gak? Aku kecelakaan,” lanjut Ngafif.

“Hahh, kamu kecelakaan? Di mana?”

“Iya aku kecelakaan, di Banyumas. Bisa gak tolongin aku?”

“Oke, aku ke sana.”

Saya terkejut karena mendapat kabar bahwa Ngafif


kecelakaan di Banyumas. Tanpa lama-lama saya langsung
mengambil kunci motor dan langsung bergegas ke tempat
kecelakaan Ngafif. Setelah beberapa menit di perjalanan, saya
pun sampai di tempatnya. Saya langsung menghampiri Ngafif
yang sedang duduk di pinggir jalan, dan saya langsung bertanya

Kumpulan Cerita Remaja | 267


kepada Ngafif.

“Ko bisa kaya gini, Fif? “ tanyaku kepada Ngafif.

“Iya, tadi jalannya licin. Jadi aku terpeleset,” jawab Ngafif.

“Aduhh, gak hati-hati si bawa motornya. Jadi terpeleset kan?


Itu lukanya terlihatan parah. Aayo langsung ke rumah sakit aja,
takut kenapa-napa,” ajak saya.

“Iya sih. Ya udah, ayo ke rumah sakit!”

Karena kakinya Ngafif sakit buat jalan, jadi saya menuntun


Ngafif untuk ke motor dan membonceng saya. Kami berdua pun
langsung pergi ke rumah sakit. Setelah beberapa menit kemudian,
kami a sampai di rumah sakit dan langsung masuk ke rumah
sakit dengan menuntun Ngafif. Tanpa berlama-lama Ngafif pun
langsung ditangani oleh dokter. Saya berada di luar ruangan dan
saya menelepon ibunya Ngafif untuk mengabarkan bahwa Ngafif
kecelakaan. Setelah beberapa menit, dokter pun keluar. Saya
masuk ke dalam ruangannya. Saya langsung bertanya kepada
Ngafif.

“Gimana Fif, katanya?” tanya saya.

“Gak apa-apa kok. Cuma harus istirahat di sini dulu satu


hari, “ jawab Ngafif.

“Owalah, oke. Aku tadi telepon ibumu. Ibumu mau ke sini.”

268
“Makasih ya Dim, sudah mau nolongin aku.”

“Iya sama-sama Fif, santai aja.”

Beberapa waktu kemudian, saat saya dan Ngafif sedang


bercerita, tiba-tiba ibunya Ngafif datang. Ibunya langsung
bertanya-tanya kepada Ngafif. Karena sudah malam, saya pun
jadinya menginap di rumah sakit.

Keesokan Harinya

Hari pun sudah mulai pagi, saya mengerjakan shalat subuh


di mushola. Singkat cerita Ngafif sudah boleh pulang oleh dokter.
Saya ikut mengantarkan Ngafif sampai rumah. Beberapa menit
kemudian kami sampai di rumah Ngafif. Saya langsung izin
pulang.

“Ya, udah ya Fif, aku pulang dulu. Semoga cepet sembuh


agar bisa main sepak bola lagi,” ucap saya.

“Iya Dim. Amin. Makasih yaa, maaf banget ngrepotin kamu,”


jawab Ngafif.

“Iya sama-sama, santai aja. Ya udah kalau gitu, aku langsung


pulang ya. Bu, saya pamit mau pulang dulu.”

“Eh iya Dim, makasih banget ya,” ucap ibunya Ngafif.

“Iya Bu sama-sama. Assalamu’alaikum”

“Waalaikumsalam. Hati-hati Dim!” ucap Ibu dan Ngafif.

Kumpulan Cerita Remaja | 269


Salah Pengertian
Oleh : Pridi Kotmas (22)

M
inggu yang lalu, aku dan teman-temanku
mengadakan acara untuk ziarah ke makam
Syekh Abdussomad yang berada di Desa Cipete,
Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Kami
mulai mempersiapkan keberangkatan mulai jam berangkat pada
pukul 09:00 WIB. Kami berangkat menggunakan sepeda motor.
Kami sudah sampai di Patikraja dan belok kanan. Lima belas
menit kemudian kami sampai di masjid untuk sholat dhuzur.

Setelah selesai sholat dhuzur, kami makan sebentar. Kami


melanjutkan perjalanan ke makam Syekh Abdussomad. Lima
menit kemudian, kami sampai di makam. Lalu kami mengisi
daftar kami berjalan kaki menuju ke makam. Setelah selesai
ziarah, aku dan tiga temanku bersepakat untuk pulang ke rumah.
Di perjalanan, temanku yang dua itu menghilang tidak tahu ke
mana. Kami berdua menelepon temanku yang dua itu. Ternyata
temanku sudah berada di Notog. Kami bergegas pulang dengan
kecepatan 70km /jam. Lima menit kemudian kami sudah berada
di Patikraja, lalu kami menyeberang.

270
Setelah menyeberang, kami berdua hampir menabrak mobil.
Kami melanjutkan pulang ke rumah dengan temanku. Lima menit
kemudian kami sampai di rumah masing-masing.

Kumpulan Cerita Remaja | 271


Terkena Pecahan Piring
Oleh : Raditya Aldi H (23)

S
uatu hari di rumah nenek, saya dan saudara bermain
bersama di ruang tamu. Kami bermain sangat asyik
hingga tertawa terbahak-bahak. Setelah bermain di
ruang tamu, kami pun memutuskan untuk bermain di luar saja.
Di luar kami bermain sepak bola bersama dan bermain volly
bersama- sama! Kami merasa bosan ketika bermain bola sepak
dan volley. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi jalan-jalan
saja.

“Dit, jalan-jalan yuk!”

“Jalan-jalan kemana?”

“Jalan-jalan daerah sini aja, Dit.”

“Yau dah. Ayuk!”

Saat sedang berjalan-jalan, kami mendengar suara adzan


dzuhur dan kami memutuskan pulang untuk makan siang. Saat di
perjalanan pulang kami bercerita tentang apa saja, hingga kami
tertawa terbahak-bahak. Setelah kami sampai di rumah, kami
minum dan mengambil makan untuk makan bersama sama di

272
teras rumah. Waktu kami sedang makan, kami bercerita hingga
tertawa bersama. Setelah selesai makan, kami membawa piring
ke dapur dan melewati ruang tamu. Saat melewati ruang tamu,
piring saya terjatuh dan pecah. Seisi rumah kaget dan mengetahui
kejadian itu. Saya pun panik karena saya takut dimarahi oleh
nenek saya.

Untungnya nenek saya tidak marah dan hanya memerintah


saya untuk membereskan pecahan-pecahan piring tersebut.
Setelah membersihkan pecahan-pecahan piring itu, kami
bermain kejar-kejaran di dalam rumah. Tidak lama kemudian,
saudara saya melihat banyak darah berceceran di dalam rumah.
Ketika saya mengetahui itu, saya langsung melihat telapak kaki
saya dan benar saja saya terkena pecahan piring tersebut yang
berukuran kecil. Saya pun langsung mengobati kaki saya yang
terkena pecahan piring tersebut.

Kumpulan Cerita Remaja | 273


Menabrak Mobil
Oleh: Sireka Prasetyo (28)

S
uatu hari saya dan teman saya ingin kumpul seperti
biasa di tempat teman. Satu persatu sudah di tempat
si temanku.. Namun teman si Adi belum datang dan
ditunggu lama banget. Karena pada kesal menunggu si Adi yang
tidak kunjung datang, mereka semua menyuruh saya untuk
menjemputnya. Akhirnya saya menjemputnya. Saya menunggu
dia keluar agak lama dan akhirnya dia keluar. Kami langsung
menuju rumah temanku. Kondisi terlihat aman saja. Kami berdua
bercanda sambil mengendarai motor. Hal yang tak terduga terjadi,
kami mengalami kecelakaan di depan makam Patikraja .

Kami berdua sedang asyik bercanda dan saya yang


mengendarai sepeda motor tidak tahu bahwa di depan ada
mobil. Saya terkejut karena tak bisa mengerem motor yang saya
kendarai. Saya menabrak mobil tersebut. Saya hanya mengalami
luka ringan di bagian jari tangan dan dada. Saya memberi tahu
orang tua atas kejadian tersebut. Di situ saya sempat dimarahi
oleh orang tua saya. Tak lama temanku yang sebenarnya sudah
pada kumpul, mereka semua pun mengunjungi tempat kejadian
saya. Ramai yang datang dan tak lama saya dibawa pulang.

274
Setelah kejadian itu saya mengalami sesak napas dan dada sakit
di bagian kiri yang mengharuskan saya minum obat sampai satu
minggu dan sampai saya sembuh.

Setelah kejadian itu, saya menjadi trauma. Saya belajar dari


kejadian tersebut. Pelajaran yang saya ambil adalah jika sedang
berkendara tidak boleh sambil bersenda-gurau.

Kumpulan Cerita Remaja | 275


KELAS 9E

276
Keterkejutan
Oleh: Lailatul Azizah (19)

W
aktu aku berumur dua tahun, tepat tanggal itu,
beliau pergi. Aku selalu membenci tanggal itu.
“Kenapa harus beliau?” tanya aku pada keadaan.
Dari sekian banyaknya orang, kenapa harus beliau? Kata itu selalu
saja berputar di pikiranku.

Dulu waktu aku masih kecil, sekitar umur lima tahunan,


adalah waktu yang seharusnya anak sekecil kaya aku merasakan
hangatnya keluarga. Nyatanya “Gak.” Aku selalu didik keras dan
tidak jadi anak manja. Tapi, nyatanya malah adik selalu dimanjain.
Adikku jadi manja dan penuntut. Waktu kecil, aku tidak pernah
merasa disayang keluarga. Gimana rasanya jadi prioritas?.
Pengin? Jelas pengin! Bapak selalu saja manjakan adik. Adik kan
anak laki laki? Kok dimanjakan? Oh iya, kan anak terakhir.

Nyatanya selama ini bapak lakukan ini sama aku. Kerasnya


didik aku karena aku anak tengah perempuan sendiri. Bapak
bilang, “ Anak perempuan itu jangan cengeng, anak perempuan itu
harus serba bisa. Karena kalau bukan kamu yang bisa, lalu siapa
lagi? Perempuan itu manusia berharga. Tidak pantas bila seorang

Kumpulan Cerita Remaja | 277


lelaki merusaknya. Jaga harga dirimu, kamu itu berharga.” Aku
pun tertegun mendengarnya.

Bapak itu manusia mulia. Bapak tidak pernah bilang sayang


sama anaknya. Karena pada dasarnya seorang lelaki lebih banyak
membuktikan dari pada omong kosong. Bapak mengajarkan aku
caranya bersyukur ketika aku selalu bilang tidak cukup. Beliau
itu, manusia kuat karena itu beliau di sebut cinta pertama anak
perempuan. Karena bapak tahu kerasnya dunia, makanya, kalau
aku terluka beliau selalu marah.

278
Kaget Campur Sedih
Oleh : Shinta Nur Wulandari (30)

W
aktu aku kelas IV, aku mendapatkan peringkat
tiga. Aku bertanya kepada temanku yang bernama
Kholillah karena peringkat aku selalu atas dengan
Kholillah.

“Lil, kamu peringkat berapa?” tanya aku.

“Aku peringkat dua, Shin. Kamu sendiri?”

“Aku peringkat tiga, Lil.”

“Oohhh..., kira-kira yang peringkat pertama siapa ya?”

“Luthfiah kayaknya. Dia pertama terus dari kelas satu.”

“Oh, iya ya. Khusnul peringkat berapa ya?”

“Belum tahu Lil, tanya bareng bareng yuk!”

“Ayuk!”

Akhirnya kami pun bertanya kepada Khusnul dan Khusnul


menjawabnya .

Kumpulan Cerita Remaja | 279


Seiring berjalannya waktu, kami pun naik ke kelas V.
Alhamdulillah pada saat aku naik kelas V, aku mendapatkan
peringkat dua. Aku pun bertanya lagi tentang peringkat kepada
Kholillah karena sudah menjadi kebiasaan kami.

“ Lil , kamu peringkat berapa?”

“Aku peringkatnya turun, jadi peringkat lima.”

“Oalah, tidak apa-apa Lil. Tetap semangat.”

“Iya, kamu sendiri peringkat berapa?”

“Aku peringkat dua, Lil.”

“Oalah, ngomong-ngomong kamu mau ke mana liburan kali


ini?”

“Belum tahu, Lil. Paling ke rumah embah.”

“Aku juga paling ke rumah eyang. Selamat berlibur ya!”

“Iya, kamu juga. “

Libur akhirnya tiba, aku memutuskan untuk liburan di rumah


bersama Khusnul dan Cahya. Aku menghabiskan waktu libur
dengan bermain yang biasa kami sebut “Jonjang Kaleng”. Sambil
bermain kami bercerita.

“Ih, aku kaget banget Lila peringkat dua jadi peringkat lima,”
ucap Khusnul.

280
“Aku juga iya. Bisa-bisanya peringkat dua jadi peringkat
lima,” ujar Cahya.

“Iya yahh ..., “ sambungku.

“Katanya teman kita juga ada yang tinggal kelas ya?” tanya
Khusnul.

“Iya,” jawab Cahya.

“Siapa aja sih, Cah?” tanyaku.

“Agza, Alifta, Novan kalau tidak salah sih,” kata Cahya.

“Oo...,” sambung Khusnul.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya libur telah usai. Akhirnya


kami masuk sekolah dengan kelas yang baru. Beberapa bulan
setelah masuk sekolah, akhirnya ulangan akhir semester satu
atau yang biasa kita sebut dengan sebutan “UAS”, dan menerima
rapor. Di situlah aku terkejut campur sedih karena dari peringkat
dua menjadi peringkat lima, seperti Kholillah dulu.

“Lil, peringkat berapa?” tanya aku.

“Dua Shin, kamu?”

“Gantian Lil, aku peringkat lima.”

“Iya, semangat terus ya jangan putus asa!”

“Iya, Lil.”

Kumpulan Cerita Remaja | 281


Senang dan Susahku
Oleh: Cecylia Fifi Noviana (7)

W
aktu aku berumur dua atau lima tahun kehidupku
sangat menyenangkan. Hidupku sangatlah
senang dan semua berjalan dengan lancer.
Hidupku sangat terpenuhi semua keinginanku oleh kedua orang
tuaku. Setiap weekend aku, bapak, dan ibu selalu berlibur entah
itu pergi ke pantai, ke goa, renang, dll. Aku sangat suka dengan
kehidupanku yang dulu.

Lain hal saat adikku lahir, semua berubah drastic. Orang


tuaku hanya memperhatikan adikku dan tidak memperhatikan aku
sama sekali. Aku minta apa pun, orang tuaku tidak memberikan
langsung. Berbeda dengan orang tuaku yang dulu, yang selalu
menuruti kemauanku.

Setiap weekend aku dan keluarga tidak lagi pernah pergi ke


pariwisata yang ada di sekitar kami karena ibu sibuk mengurus
adik dan bapak sibuk mencari nafkah untuk menghidupi keluarga
kecil saya. Selang waktu adik saya sudah besar dan sekarang
berumur sembilan tahun. Dia anak yang berparas cantik, tetapi
bukan berarti semuanya selesai. Orang tuaku menjadi semakin
posesif terhadap aku karena aku sudah beranjak dewasa.

282
Suatu hari pada tanggal 28 Januari 2021, aku sangat terkejut
karena aku mendapatkan kabar yang sangat mengejutkan
bagi diriku karena beliau adalah satu satunya orang yang bisa
mendengarkan cerita dan keluh kesah diriku. Orang tua dari ibu
tinggal satu, mbah putri dari ibu sudah dipanggil oleh Yang Maha
Kuasa. Mbah kakung menikah lagi dengan istri yang sekarang.
Orang tua dari bapak juga mbah putri sudah dipanggil oleh Yang
Maha Kuasa. Sekarang tinggal mbah kakung yang sekarang
tinggal bersama kedua adik dari bapak.

Sering kali aku mengeluh kepada Yang Maha Kuasa kenapa


orang orang baik yang ada di dalam kehidupanku selalu dipanggil
terlebih dahulu oleh Yang Maha Kuasa. Kehidupanku memang
sudah beda sejak ada adikku. Sejak mbah putri dari bapak sudah
berpulang, kehidupan saya semakin berubah. Orang tuaku lebih
tidak memperdulikan saya dan tidak memperhatikan kondisi saya.

Sering kali juga saya menangis karena ingin beliau itu ada di
samping saya setiap waktu, tetapi saya juga mengerti saya harus
menerima keadaan. Saat ini sering kali saya bermimpi dipeluk
oleh beliau, lalu saya terbangun dan saya menangis karena saya
ingin bertemu secara langsung. Andai waktu bisa di ulang kembali
pasti akan saya gantikan posisi nenek saya. Jika saya ingin
bertemu beliau, saya hanya bisa mengunjungi tempat terakhirnya
dan membersihkan rumahnya sambil berdoa semoga almarhum

Kumpulan Cerita Remaja | 283


dijauhkan dari api neraka dan diberikan tempat ternyaman di sisi-
Nya. Amin.

Sejak saat itu senyumku menjadi palsu karena saya


dididik lebih keras oleh orang tua saya. Orang tuaku semakin
keras dalam mendidikku, tetapi aku juga selalu mengeluh kenapa
saya hidup dikelilingi orang yang seperti ini. Andai aku punya
pilihan mungkin diriku tidak ingin dilahirlah di dunia yang sangat
amatlah kejam ini.

284
Penuruan Peringkatku
Oleh: Anti Dwi Lestari (01)

S
aat aku berada di bangku sekolah dasar, tepatnya saat
kelas IV, aku pernah sakit sehingga harus bolak-balik ke
rumah sakit. Pada awalnya aku periksa ke Puskesmas
karena sakit. Ternyata aku memiliki penyakit yang harus diangkat
dengan cara operasi.

Sebelum itu, aku disarankan oleh dokter untuk mencoba


mengonsumsi obat dalam kurun waktu satu bulan. Jika masih
tidak ada perubahan, aku harus dirujuk kerumah sakit yang ada di
Jogja atau di Semarang.

Satu bulan telah berlalu dan keadaanku pada saat itu masih
belum ada perubahan. Saat itu aku diberi tahu bahwa harus
melakukan bedah plastik untuk mengangkat penyakit tersebut.
Kemudian ibuku mencoba untuk berobat di rumah sakit Margono
Banyumas karena di sana terdapat poli untuk bedah plastik.
Ternyata di sana juga tidak bisa. Hal ini dikarenakan penyakit itu
terletak di telapak tangan dan di bagian tersebut banyak terdapat
saraf-saraf kecil dan pembuluh darah. Risiko yang akan didapat
juga besar,sehingga dari rumah sakit tersebut juga menyarankan

Kumpulan Cerita Remaja | 285


agar dirujuk menuju rumah sakit yang lebih besar dan pilihannya
adalah rumah sakit di Jogja atau di Semarang.

Setelah melalui banyak pertimbangan,dan telah izin ke pihak


sekolah untuk tidak mengikuti pembelajaran selama beberapa
hari, aku berangkat ke Jogja untuk melakukanpengobatan di sana.
Setelah aku sembuh dan dibolehkan untuk pulang, aku pun kembali
mengikuti pembelajaran seperti biasanya. Saat pembagian rapot,
aku sangat terkejut karena hasil belajar pada saat itu nilai,dan
peringkatku ternyata menurun. Tadinya peringkat IV menjadi
peringkat VIII. Hal lain yang membuat terkejut adalah jumlah hari
aku tidak mengikuti pembelajaran. Aku pikir saat aku berada di
Jogja tidak begitu lama, tetapi ternyata aku tidak masuk dengan
izin sakit sebanyak 14 hari karena harus berobat ke Jogja. Setelah
mengetahui penurunan yang cukup mengejutkan dan membuat
kecewa, aku bertekad untuk meningkatkan kembali peringkatku.
Aku berusaha semaksimal mungkin dengan cara belajar dengan
giat dan ya aku berhasil. Aku berhasil meningkatkan kembali
peringkatku.

286
Kantuk
Oleh: Triana Indamaula (31)

K
emarin malam, aku menjalankan kegiatan rutinku,
yaitu mengaji. Aku mengaji dari pukul 18.30 sampai
pukul 21.00. Kemarin ,tepatnya pukul 18.30 aku 
berangkat mengaji dengan mengendarai motor. Setelah sampai di
TPQ, aku turun dari motor dan berjalan menuju tempat ngaji. Kami
menyebutnya “sanggar”. Aku duduk dan mulai mendengarkan
guruku ceramah. Setelah beberapa menit mendengarkan, tiba-
tiba aku merasa sangat mengantuk.

Saat itu, aku sudah mengantuk sekali karena malamnya


aku tidur pukul 02.00 dini hari. Siangnya aku tidur tidur siang.
Aku mulau memejamkan mataku, baru saja memejamkan mata,
guruku tiba-tiba menyebut namaku. Aku tersentak kaget. Tiba-tiba
guruku bertanya kepadaku mengenai topik ceramah yang sedang
dibahas. Guru itu berkata, “Sekarang saya tanya sama Mbak
Triana.” Mendengar kata “Triana”, aku langsung medongakan
kepalaku yang tadinya tertunduk karena mengantuk.

Aku terkejut dan spontan menjawab, “Hah, apa?” Aku sedikit

Kumpulan Cerita Remaja | 287


kesal karena setelah itu semua teman-temanku tertawa termasuk
guruku juga tertawa melihat keterkejutanku itu.

“Hahahaha…!” suara teman temanku sedang


menertawakanku. Untungnya aku bisa menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guruku itu.

288
Kaget Setengah Mati
Oleh: Kurniawan Setiyo Wibowo (18)

S
aat aku mau pergi ke warung, bersama teman saya yang
bernama Evan, aku berboncengan motor dengan Evan
kawanku. Baru sampai gang sebelah tepatnya, kira-kira
100m setelah perjalanan dari rumahku, motorku pun mati. Kami
terkejut setengah mati.

«Van, kok motor kamu mati?” tanyaku.

«Ga tahu, Kur. Motornya mati kenapa? Perasaan tadi baik


baik aja,” kata Evan.

«Lahh, motormu itu waras apa gak sih, Van? Masa bisa mati!”

«Gak tahu, aku aja tidak pernah mati ketika pakai nih motor.
Baru kali ini Kur.”

«Hemm, ada yang gak beres nih motor.”

Aku pun mengecek bensinnya.

“Ahh, sial Evan! Motor kamu diisi bensin gak sih? Pantes saja
mati!”

Kumpulan Cerita Remaja | 289


«Aduh, aku lupa Kur. Motorku bensinnya habis. Hehehehe ….”

Akhirnya kamipun mendorong motor ke pom bensin terdekat. 


Kami pun tidak jadi ke warung karena uangnya habis buat beli
bensin.  

290
Kukira Hantu
Oleh: Riska Ramadhani (28)

S
enja mulai datang menghampiri bumi. Aku pun
tersadar, ternyata aku belum mandi sore. Aku segera
mengumpulkan niat untuk mandi. Terkadang, mandi sore
sangat susah untuk dilakukan. Begitu banyak alasan yang datang
ketika aku ingin mandi. Entah itu malas gerak, tidak ada baju, atau
yang lainnya. 

Saat itu niatku untuk mandi sore mulai terkumpul. Perlahan-


lahan aku mulai beranjak dari kenikmatan duniawiku, yaitu
rebahan. Aku berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaian
dan segera bergegas menuju kamar mandi. Sesampainya
di kamar mandi, aku mulai menjalankan ritual mandiku. Aku
memulainya dari atas kepala hingga ujung kaki. Aku menuangkan
shampo ke telapak tanganku dan meratakannya pada seluruh
permukaan rambutku. Saat aku akan membilas rambut, di dalam
gayung nampak sebuah pantulan siluet manusia. Aku terkejut
setengah mati dan hampir berteriak. Kukira itu hantu. Tetapi
kemudian setelah aku telah dan amati dengan seksama, ternyata
itu hanyalah gumpalan rambutku yang berbentuk awut-awutan
karena belum kubilas.

“Hehehe ….” 

Kumpulan Cerita Remaja | 291


Kecoa Menyebalkan
Oleh: Fathma Andiniyyah (11)

S
aat aku bangun tidur, aku langsung bergegas untuk
mandi. Aku menyiapkan baju yang akan aku pakai.
Karena aku ingin mandi air hangat, aku merebus air.
Sembari menunggu airnya mendidih, aku menonton televisi
sambil memakan camilan. Kebetulan tempat merebus air dan
ruang menonton tv tidak terlalu jauh, sehingga aku bisa tahu
kapan airnya mendidih.

Setelah air mendidih, aku menuangkan air kedalam bak


mandi. Lalu, aku menuangkan air biasa ke bak mandi. Aku
memastikan agar suhu airnya pas dan tidak terlalu panas, agar
kulit tidak melepuh. Lalu, akupun mulai mandi, menggosok gigi
dan juga membilas rambutku.

Setelah itu, aku menaruh baju kotor ke tempat pakaian kotor.


Saat aku akan keluar dari kamar mandi aku melihat kecoa yang
cukup besar. Lalu aku berteriak dan bergegas pergi dari kamar
mandi. Setelah itu aku jadi was - was dan selalu mengecek kamar
mandi jika aku akan mandi.

292
Tugas PR
Oleh: Azizah Nuraeni (5)

S
aat pagi hari, aku bangun dari tidurku. Setelah bangun,
aku mengambil wudhu untuk  melaksanakan sholat
subuh. Kemudian, setelah sholat subuh aku tidur lagi.
Sekitar pukul 06.30 aku bangun dan mengecek whatsapp di
handphone. Aku terkejut, ternyata ada tugas/PR yang belum aku
kerjakan karena lupa. Aku bingung apa yang harus aku lakukan
karena jam sudah menunjukkan pukul 06.40 pagi. Panik, akhirnya
aku mengerjakan tugas tersebut terlebih dahulu. Setelah beberapa
saat, akhirnya tugas tersebut dapat diselesaikan. Setelah aku
menyelesaikan tugas, aku bergegas untuk mandi, lalu setelah
selesai mandi aku sarapan. Selesai sarapan, aku berangkat
ke sekolah diantar oleh ibuku. Sesampainya di sekolah, aku
bersalaman dengan bapak ibu guru terlebih dahulu lalu masuk ke
kelas.

Kumpulan Cerita Remaja | 293


Kejutan saat UlangTahunku
Oleh: Intan Tri Oktavia ( 16)

P
ada hari Sabtu malam minggu, saya dan keluarga saya
sedang menonton tv dan adik adik saya sedang belajar,
kaka perempuan saya berada di dalam kamarnya.
Tiba-tiba semua lampu dimatikan oleh kakak perempuan saya.
Kakak saya keluar kamar dan membawa roti ulang tahun dan
beberapa kado yang sangat besar sekali .

Saya sangat senang sekali dan terkejut karena diberi kejutan


di hari ulang tahunku. “Ayo tiup lilinnya dulu!” kata ibu dan kakaku.
Setelah menyanyikan lagu ulang tahun untuku, aku pun segera
meniup lilin di atas kue berwarna coklat dan putih itu.

“Wah ibu , kakak, aku senang sekali. Tadi aku kira kalian
lupa semua tanggal ulang tahunku,” kataku dengan mata yang
berkaca-kaca.

Setelah itu kami duduk bersama di meja makan untuk


memotong dan memakan kue ulang tahunku, aku sangatlah
bahagia. Waktu itu adalah kejutan yang paling bahagia saat hari
ulang tahunku.

294
Pantai Lelang
Oleh: Arya Etfranska P. (4)

A
ku pernah main ke pantai Pengandaran. Di sana
banyak sekali turis asing dan banyak yang tidak
memakai baju dan hanya menggunakan dalaman.
Aku sangat terkejut melihat. Biasalah namanya juga orang desa
yang tidak tahu ada apa di luar sana. Sebagai pengunjung saya
harus bersikap sopan. Aku pernah melihat ikan yang sangat besar
di sana dan juga ada lelang ikan. Bukannya yang saya tahu itu
lelang hanya untuk poperti. Ternyata lelang juga ada lelang ikan.
Itu bisa menambah pengalaman saya. Tampat lelang itu banyak
sekali tawar-menawar, bahkan sampai harga yang tertinggi.

Bang Jayus adalah pelelang yang sangat pintar. Dia sangat


pandai berbicara dan tawar-menawar. Di situ saya banyak
belajar bahwa tempat lelang orang memang harus punya modal
yang besar. Pada saat itu saya juga terkejut tentang harga yang
sangat tinggi bahkan puluhan juta rupiah. Bayangkan saja ikan
tuna sirip biru 3kg dihargai 450rb dan makin naik saat di lelang.
Saya sangat terkejut sampai terheran-heran. Saya sampai tidak
percaya dari cerita di atas. Saya belajar banyak pengalaman dan
ilmu pengetahuan.

Kumpulan Cerita Remaja | 295


Ulang Tahunku
Oleh : Nur Hisani Al Mufid (21)

Pada saat aku kelas IV SD, di hari ulang tahunku, teman-


temanku mengajakku pergi bermain.

“Sa, ayo main ke tempatku!” ucap Silvi.

“Ayo, kita akan bermain dengan siapa saja?” tanyaku.

“Kita akan pergi bermain dengan Vina, Dita, Nafisa, dan


Bunga.”

“Ohh, ayo kita segera menuju tempatmu.”

Saat di perjalanan aku berpikir ini bukan jalan menuju rumah


Silvi, tetapi aku diam saja dan terus mengikuti ke mana Silvi pergi.
Ternyata Silvi membawaku ke irigasi. Sesampainya di sana aku
disambut oleh teman-temanku.

“Happy birthday!” teriak Nafisa sambil melempar telur ke


arahku.

Sontak aku pun kaget sambil menahan sakit karena kepalaku


terkena telur yang dilempar oleh Nafisa.

“Hey, melempar telurnya jangan keras-keras!” kata Dita.

296
“Iya, maaf. Soalnya aku terlalu excited,” balas Nafisa.

“Sudah-sudah, aku gak apa-apa kok.”

Lalu mereka lanjut menyanyikan lagu selamat ulang tahun


untukku. Mereka juga membuat kue untuk merayakan ulang
tahunku. Aku sangat senang teman-temanku begitu baik.

“Terima kasih semuanya, aku terharu”.

“Sama-sama, bahagia selalu ya!” ucap mereka sambil


memelukku.

Saat sedang bersenang-senang, mereka melemparku ke


irigasi. Aku pun basah kuyup.

Mereka tertawa, aku juga ikut tertawa.

“Hahahaha …!”

Setelah selesai bersenang-senang, kami pun pulang ke


rumah masing-masing.

Kumpulan Cerita Remaja | 297


Razia Hp
Oleh: Rasya Danurendra (24)

H
ari Rabu, aku berangkat sekolah seperti biasa,
tetapi pada hari itu tidak seperti biasa. Hari itu
dilaksanakan razia handphone dikarenakan ada
anak kelas lain yang menonton hal tidak senonoh, sehingga
pihak sekolah mengadakan razia handphone untuk mengecek
handphone seluruh siswa. Handphone kami pun diambil untuk
dicek. Saat dicek kami menjalankan kewajiban kami belajar
seperti biasa. Banyak teman-temanku yang kaget dan panik juga,
tetapi kami hanya bisa pasrah. Walaupun di handphone saya
tidak terdapat apa-apa yang aneh atau pun tontonan yang tidak
senonoh, aku tetap saja terkejut karena razia handphone tersebut
dilaksanakan tanpa pemberitahuan dari pihak sekolah.

Singkat cerita sampai siang hari pun handphone kami masih


belum dikembalikan. Saat itu, aku sudah mulai tenang karena
tidak terdapat apa pun di handphone-ku yang aneh. Namun
banyak teman-teman saya, yang panik akan handphone-nya
yang dirazia. Bahkan, ada temanku yang protes ke ruang guru.
Saya tidak ikut karena saya paham bahwa kebijakan ini juga
untuk kebaikan kami juga. Asalkan untuk kebaikan kami, aku

298
tidak terlalu mempermasalahkannya.

Singkat cerita handphone kami masih belum dikembalikan


dan aku sedikit gelisah karena sebentar lagi bel pulang berbunyi.
Aku menenangkan diriku kembali dan benar saja, wali kelasku pun
masuk ke kelas dan mengembalikan semua handphone milikku
dan teman-teman sekelasku.

Kumpulan Cerita Remaja | 299


Kejutan Ayah Ibuku
Oleh: Muhamad Haikal (20)

P
agi hari, matahari tersenyum dengan indahnya seolah
menyambut hari baru yang sangat spesial dalam
hidupku. Ya, hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku
segera bangun lalu mandi. Dalam hatiku, aku sedang menanti
hadiah dan ucapan dari ibu, ayah dan kakak.

Setelah mandi, aku berkumpul untuk sarapan bersama.


Anehnya saat telah berkumpul tidak ada satu orang pun
yang mengingatkan hari ulang tahunku. Mereka semua sibuk
membahas hal lainnya. Itu tentu membuatku merasa sangat
sedih.

Setelah sarapan, aku langsung masuk ke kamarku dengan


wajah yang lesuh. Aku memutuskan untuk menonton televisi
untuk menghibur hatiku yang sedang sedih. Akan tetapi, tiba-
tiba aku sangat terkejut ketika ayah, ibu, dan kakakku masuk ke
kamarku sembari membawa kue ulang tahun dan memberikan
sebuah hadiah hp untukku. Ternyata mereka hanya sedang
berpura-pura lupa tentang ulang tahunku. Aku sangat senang
setelah dikasih kejutan dari ayah, ibu, dan kakakku.

300
Bukit Tranggulasih
Oleh: Rio Firdiansah (27)

P
ada hari Minggu, saya berencana untuk pergi
berwisata ke bukit Tranggulasih yang terletak di dusun
III, Windujaya, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten
Banyumas, Jawa Tengah. Saya berangkat bersama adik dan
paman naik motor. Di perjalanan saya sudah tidak sabar untuk
cepat sampai di bukit Tranggulasih untuk melihat pemandangan
dari puncak.

Singkat cerita akhirnya, saya sampai di bukit Tranggulasih.


Setelah itu saya mendaki menuju puncak bukit Tranggulasih.
Ketika sedang mendaki, saya kecapekan karena jalan yang
menanjak dan terjal. Saya meminta kepada paman untuk istirahat
sebentar. Akhirnya saya minum dan memakan jajan yang saya
bawa dari rumah sambil menikmati hutan yang sangat hijau dan
rindang.

Setelah selesai istirahat, saya melanjutkan perjalanan


menuju puncak. Singkat cerita saya akhirnya sampai di puncak.
Saya terkejut dengan pemandangan yang sangat indah. Saya
melihat awan yang sangat dekat dan juga ada dua gunung yang
sangat berdekatan. Saya terkesima ketika saya melihat di bawah

Kumpulan Cerita Remaja | 301


banyak sekali rumah yang sejajar dan persawahan yang hijau.
Itu sangat indah. Seteleh menikmati pemandangan yang indah
itu, saya memutuskan untuk mengambil foto untuk dijadikan
kenangan. Setelah saya berfoto, saya pergi makan di warung
yang berada di puncak. Saya melihat banyak tenda di sebuah
tempat berumput yang luas. Akhirnya saya memutuskan untuk
membangun tenda dan beristirahat.

302
Lemparan Ulang Tahun
Oleh: Azra zafira (06)

P
ada suatu hari, tepatnya di hari ulang tahunku, aku
mengalami peristiwa mengejutkan. Pada hari Minggu,
aku bermain bersama teman- temanku di rumah
temanku yang bernama Adis. Di rumah Adis kami bermain banyak
hal. Kami bermain sangat seru di sana. Saat aku bermain ampar-
ampar pisang bersama Indana, tiba-tiba salah satu temanku
melempari aku dengan telur mentah. Aku dilempari lagi dengan
minyak dan tepung. Saat itu aku sangat kaget karena itu tiba-tiba
sekali. Kata temanku itu adalah kejutan di hari ulang tahunku.

Saat aku terkejut, teman-temanku justru malah sibuk


menertawakanku. Tiba-tiba ada salah satu temanku yang
membawakan kue ulang tahun untukku. Saat itu, aku merasa
sangat senang dan aku sangat amat berterima kasih kepada
teman-temanku.

Sehabis kejadian tersebut, aku langsung membersihkan


badanku yang sudah sangat kotor sekali. Kami melanjutkannya
dengan memotong kue ulang tahun. Kami menikmati kue itu
dengan bersama-sama sembari mengobrol.

Kumpulan Cerita Remaja | 303


Menabrak Pohon
Oleh: Arum Nur Iman (03)

P
ada hari Minggu aku ditanya sama ayahku, “Kapan
kamu mau belajar motor? Semua temanmu sudah
bisa naik motor semua.” Aku berinisiatif untuk belajar
motor di halaman rumahku. Saat itu aku sudah bisa naik motor
setelah ayahku dibelakangku. Aku baru bisa mengendarai motor
di halaman rumahku saja. Saat itu ada temanku yang melihat aku
sedang belajar naik motor, temanku yang bernama Putra bicara
ke aku supaya turun ke jalan yang agak menurun. Aku pun setuju,
eh malah aku ngak tahu mana yang buat rem dan mana yang buat
ngegas. Aku menekan yang buat ngegas. Yang terjadi malah aku
terkejut. Motorku menabrak pohon. Untung ada temanku yang
sigap menolongku.

304
Bermain Motor Gestreak
Oleh: Okto Ramadhani P. B (22)

P
ada hari Minggu yang sangat cerah, aku bermain motor
dengan kang Darwo di desa Sawangan. Saya suruh
menghampiri teman saya yang bernama Ido. Sesudah
di rumah Jengger, saya langsung balik ke bukit Sawangan. Saya
bertemu juga dengan bang Warsan, kakak dari Jengger. Bang
Warsan adalah temannya Bang Darwo.

“Mau ke mana, San? “ tanya Bang Darwo.

“Mau mincing, Wo, “ kata Bang Warsan.

Setelah itu saya pun lanjut bermain motor gestreak dengan


Bang Darwo dan sama Jengger.

“Awas Ngger, di depan ada pohon tumbang!” seruku.

“Oiya, saya melihatnya,” kata Jengger.

Jengger pun menabrak pohon tumbang tersebut.

“Kamu nggak apa-apa kan Ngger?” tanya Bang Darwo.

“Nggak apa-apa Bang. Cuma badannya pada sakit,” kata


Jengger.

Kumpulan Cerita Remaja | 305


Setelah itu kami lanjut lagi sampai mau magrib. Kami pun
pulang bersama Bang Darwo dan Jengger.

306
Mimpi Horor dan Kabar Gembira
Oleh:Fikri Zain(13)

H
ari itu, saat bangun pagi, saya terkejut mengalami
mimpi horror. Tepatnya jam 6.30, pada hari Minggu
dahulu. Dengan adanya mimpi itu, saya pun terkejut
sampai terbangun. Saya terbangun dengan keadaan kaget dan
langsung bercerita kepada ibu saya tentang kejadian malam.

Lalu beberapa hari kemudian, saya pun juga terkejut karena


mendapatkan kabar gembira mendapatkan hadiah dari nenek
saya. Saya pun langsung mengucapkan terima kasih dengan
ekspresi terkejut kepada nenek saya.

Kumpulan Cerita Remaja | 307


Kekagetanku
Oleh : Sendy Brayend S. (29)

S
uatu hari yang cerah, aku dan teman-temanku pergi ke
sungai. Kami berniat melewati sawah agar lebih cepat.
Saat kami di tengah-tengah sawah, kami tidak melihat
ada ular. Saat sedang mengobrol di jalan, aku tidak sengaja
menginjak ular dan dengan reflek aku hampir terpatok ular itu.
Aku sangat terkejut setengah mati. Teman-temanku sudah lari.
Hanya tinggal aku yang masih di belakang.

Singkat cerita, kami sudah sampai di sungai dan kami pun


mulai memancing sampai mendapatkan banyak ikan. Sehabis
mendapatkan banyak ikan, kami melanjutkan untuk mandi di
sungai. Sehabis mandi di sungai kami pulang. Saat kami hampir
berpisah, kami membagi ikan hasil pancingan. Kami membagi
hasil pancingan kami, lalu pulang ke rumah masing-masing.

308
Terkejut Saat Berkendara
Oleh: Raihan Maulana (23)

H
ari Minggu, kemarin 7 Febuari 2023, saya
berkelompok dengan teman untuk mengerjakan
tugas IPA. Saat menuju tempat kerja kelompok,
aku menyeberang jalan putar balik ke arah pulang. Aku hampir
menabrak seorang kakek pesepeda motor.

“Ha...! Kukira sudah kosong.” Aku menoleh kanan kiri, ada


mobil atau tidakak. Situasi kurasa sudah aman. Kondisi jalan
sudah lengang dari kanan maupun dari arah kiri. Saat menyebrang,
aku menyebrang dengan pandanganku menoleh ke arah kiri terus.
Tidak sadar bahwa di depan ada seorang pesepeda motor lain.

Sontak aku kaget. “Gubrakkkkk...!” Aku mengerem mendadak


motorku.

Si kakek itu seperti merasa marah, kaget, dan jengkel. Sama-


sama aku kaget saat kejadian. Kata si kakek,”Ishh, jan bocah
pecicilan nemen!” (Ihh, anak kok berlagak sekali) Belum sempat
saling bermaafan, kakek itu sudah pergi dan aku masih merasa
kaget. Jantungku berdetak keras. Setelah itu aku pun juga pergi.

Kumpulan Cerita Remaja | 309


Buket Jajanan
Oleh: Winda Lavega (32)

H
ari Kamis bertepatan tanggal 16 Juni adalah hari
lahirku. Hari ulang tahun adalah hari yang sangat
dinanti-nanti bagiku. Pagi hari saya terbangun.
Saya harus pergi ke sekolah. Saat itu, keluargaku mengucapkan,
“Selamat ulang tahun.” Saya terasa bahagia sekali. Sampai di
sekolah ada yang mengucapkan juga. “Selamat ulang tahun.”

Saya pun menjawab, “Terima kasih.”

Waktu itu, saya punya teman yang bernama Dahlia, Karin,


Amel, dan Lintang. Mereka tidak mengucapkan “selamat ulang
tahun” kepada saya. Mereka seperti mendiamkan saya. Saya
bingung. Saya kira ada salah sama mereka. Sepanjang di sekolah,
mereka tidak mengajak saya untuk mengobrol. Singkat cerita, bel
pulang sekolah pun akhirnya berbunyi, semua siswa pun pulang.
Lalu saya harus menunggu mama saya untuk menjemput.
Beberapa menit kemudian, mamaku datang dan saya pulang.
Sesampai di rumah saya pusing sekali dan memutuskan untuk
tidur. Ketika saya sedang tidur, tiba-tiba saya terdengar suara
nyanyian, “Selamat ulang tahun, kami ucapkan …” Mamaku pun
membangunkan. Ternyata itu adalah teman-teman saya yang

310
memberi kejutan untuk saya. Waktu itu ada lima temanku yang
pergi ke rumah yaitu ada Karin , Lintang, Dahlia, Nelly, Erlita.

Saya terbangun dan terkejut. Mereka memberi kejutan itu


dengan membawa buket yang berupa jajanan untuk saya. Saya
merasa sangat bahagia sekali waktu itu. Mamaku keluar rumah
untuk membeli sebuah es krim untuk mereka. Mamaku sudah
sampai di rumah dan membagikan es krim itu. Mereka makan es
krimnya. Cuaca sangat mendung. Mereka pun berpamitan kepada
saya bahwa mereka ingin pulang karena cuaca mendung. Mereka
takut nanti kehujanan.

Kumpulan Cerita Remaja | 311


Ikut Tim PSBB
Oleh: Fiandra Putra Prasetya (12)

Suatu hari, tepatnya pagi hari saat saya sedang bermain


handphone, saya menerima whatsApp dari pelatih saya.

“Ndra, ikut tim PSBB! Mau nggak buat turnamen liga


Jateng?” ucap pelatihku.

Saya pun terkejut, lalu saya menjawab, “Sebentar, Coach.


Saya tanya orang tua dulu.”

Saya pulang dan menanyakan kepada kedua orang tua saya


apakah boleh ikut turnamen. Saya dibolehkan. Setelah itu, saya
me-whatsApp pelatih saya.

“Coach, ini saya dibolehin ikut turnamen,” ucap saya.

Yang disuruh ikut bukan cuma saya. Banyak teman-teman


saya yang disuruh ikut tim PSBB buat turnamen oleh pelatih.
Setelah satu bulan latihan, turnamen pun segera dimulai laga
pertama. Tim kami menghadapi Diklat Merden Banjarnegara.
Alangkah terkejutnya saya dipasang sebagai line-up. Laga
dimulai dan babak pertama selesai dengan skor 1-0 tim. Saya
unggul. Saya pun diganti karena harus main semua.

312
Babak kedua dimulai dan tim kami kebobolan. Laga telah
usai dengan hasil yang tidak memuaskan. Setelah itu, liga
dihentikan satu bulan karena bertepatan puasa dan hari raya Idul
Fitri. Setelah itu, liga kembali berjalan dan tim-tim kami hadapi
ada yang menang, ada yang imbang, ada juga yang kalah. Liga
selesai, tetapi sayang kami tidak dapat juara karena peringkat 4
di klasemen.

Kumpulan Cerita Remaja | 313


Mbahku
Oleh: Devina Aulia Agustin (9)

T
anggal 11 Febuari 2017 lalu, mbah meninggal dunia
di mana aku benar-benar merasa kehilangan. Di situ
duniaku mulai berubah, tetapi aku masih punya mbah
kakung yang baik sekali. Tetapi setelah mbah meninggal, rumah
terasa sepi. Tidak ada yang memarahi aku lagi. Tidak ada yang
menyuruh aku untuk ke rumah pakde lagi. Tapi, aku bersyukur
karena masih ada mbah kakung.

Hari-hari terus kujalani seiring berjalannya waktu. Sampai


pada tanggal 28 Oktober 2022, mbah kakung meninggal dunia.
Aku benar-benar merasa kehilangan untuk kedua kalinya.
Saat itu, aku sedang sekolah dan aku diberi kabar oleh mbaku.
Akhirnya aku pulang bersama adik dan sepupuku. Mereka satu
sekolah dengan aku. Aku berusaha menahan tangis walaupun
rasanya sangat ingin menangis. Akhirnya aku sampai di rumah.
Aku menangis di pelukan mama. Aku, sepupu, dan adiku ke ruang
tengah untuk melihat mbah. Saat melihat mbah, aku menangis
lagi. Aku tidak menyangka mbah akan pergi.

314
Setelah kepergian mbah kakung aku benar-benar merasa
kehilangan dan kesepian. Biasanya kalau pulang sekolah, aku
disambut oleh mbah, lalu ditanya, “Baru pulang?”

Lalu, aku menjawab, “Iya mbah.”

Tapi sekarang tidak ada lagi yang bertanya seperti itu


kepadaku. Tidak ada yang menyuruhku makan ketika pulang
sekolah. Tidak ada yang mengingatkanku pekerjaan rumah ketika
aku lupa. Semuanya benar-benar berubah. Terasa hampa sekali.
Seiring berjalannya waktu, aku mulai terbiasa dengan semua itu.

Kumpulan Cerita Remaja | 315


Kekagetanku
Nama: Archi Ridno Hervapi (02)

S
uatu malam, aku pergi dengan teman-teman pergi ke
rumah temanku yang bernama Krop. Kami menyusuri
jalan yang diterangi oleh lampu-lampu jalan. Di atas
sana, ada bulan yang menyorot dengan terang dan cuaca langit
yang tidak mendung.

Kami menyusuri jalan melalui gang demi gang. Saat kami


sampai tiba di persimpangan, angin dingin berhembus menusuk
tulang. Seakan angin itu menganggap tubuh adalah sebuah
rongga yang pantas di alui.

Setelah berjalan cukup lama, temanku yang bernama


Augustius berbicara. “Masih lamakah jalan yang hendak kita lalui,
Archi?” tanya Augustius padaku.

“Tidaklah lama lagi seharusnya. Setelah lewat persimpangan


itu, kita mesti belok kanan. Jika kau kedapatan rumah berwarna
hijau, mestilah itu rumahnya, “ kataku pada Augustius.

“Tahu begini hendaklah kita menuju rumahnya sehabis


ashar tadi dan lihatlah, sudah jam sembilan saja,” kata temanku
yang bernama Remulus, sambil melihat jam tangannya dengan

316
masam.

“Tahulah kau bahwa ini adalah kesempatan emas demi


sebuah badoger. ( dalam kawanan kami badoger adalah sebutan
bagi makanan hasil jarahan di tengah jalan yang biasanya ada
sesajen dan sebutan bagi makanan yang di berikan secara gratis
bagi tamu acara) Hendaklah kau bersabar,” kataku.

“Ya, ya, kau tahu aku sudah membuang sisi manusiaku demi
sebuah badoger. Mulai dari ikut acara gereja setiap Minggu, ikut
pengajian, dan bahkan ikut pembagian makanan buka puasa.
Sedangkan aku bukanlah orang muslim,” kata Augustius.

Akhirnya setelah lewat persimpangan, kami sampai di rumah


Kropp dan kami makan-makan di sana. Karena adik Kropp baru
saja disunat, maka dari itu keluarga Kropp mengadakan jamuan
makanan. Kami makan dengan senang hati, bahkan aku sempat
melihat Remulus menyenbunyikan minuman gelasan di jaketnya.

Sehabis kami makan-makan dan mengikuti pengajian yang


bahkan Augustius pun ikut membaca mesti tergagap, kami pulang
sambil membawa jarahan yang berhasil kami bawa dengan
bangga.

“Dapat berapa banyak kau, Remulus?” tanya Augustius.

“Ach, aku dapat minuman dua gelas, lemper empat, dan


rempeyek yang masih dibungkus dua,” aawab Remulus dengan

Kumpulan Cerita Remaja | 317


senang.

“Huhu, beda sekali denganku, Aku hanya mendapatkan


empat minuman gelasan dan bakpao dua,” jawab Augustius
nyengir.

Aku pun mulai menghitung makanan jarahan yang ada di


jaketku sambil berkata.

“Padahal makanan tadi banyak, kenapa sedikit sekali kalian


mendapatkanya? Lihatlah aku yang mendapatkan roti coklat yang
masih terbungkus tiga, minuman gelasan dua, bakpao empat,
dan sebuah terang bulan masih dengan wadahnya satu,” kataku
bangga.

“Ada gila-gilanyalah kau kutengok. Terang bulan dengan


wadahnya? Gila benar kau! Kulihat tadi hanya ada 23 terang
bulan dengan wadahnya yang disuguhkan,” kata Remulus.

“Aku dari lahir sudah punya aji-aji diam tanpa ketahuan.


Kalian hendaknya belajar dariku,” kataku. Teman-teman dan aku
pun tertawa.

Kami pun sampai di jalan dekat persimpangan. Lagi-lagi


sebuah angin dingin bertiup seakan menyambut kedatangan
kami. Ketika hampir dekat dengan persimpangan, tampaklah
sesorang tua ringkih yang berjalan terseok- seok, seakan kakinya
berat sebelah. Kami yang dari tadi asyik bicara terpaku di tempat.

318
Ketika seseorang tua itu sampai di persimpangan, diterangilah
sosok itu. Tampak kalau ia adalah lelaki tua bungkuk dengan baju
compang camping. Tetapi yang ganjil adalah kepalanya selalu
menatap jalan. Ketika kami masih terpaku, Augustius berbicara
dengan suara keras di sampingku sampai aku kaget.

“Apa itu Remulus?” tanya Augustius.

“Oh, dia adalah sesepuh dari rw sebelah,” kata Remulus


santai.

Kami pun melanjutkan perjalanan. Di situah aku terkejut


karena suara kerss Augustius yang bertanya pada Remulus.

Kumpulan Cerita Remaja | 319


Gara-Gara Temanku
Oleh: Dwi Rizki Aulia (10)

P
ada saat aku kelas VIII, waktu itu aku berumur empat
belas tahun, bertepatan hari itu masih ada virus covid
19. Pulang sekolah pada pukul 11.30, saat itu aku
bangun pagi pukul 5.00 wib, aku bangun dan segera mengambil
air wudhu dan sholat. Sehabis sholat aku mandi dan dilanjutkan
makan pagi. Aku berangkat sekolah pada pukul 6.30 wib.

Pada sesampainya, aku di sekolah pada pukul 6.45, aku


menuju ke kelas VIII. Sesampainya di depan kelas, aku menaruh
sepatuku di rak sepatu. Aku masuk menaruh tasku di mejaku.
Saat itu aku duduk di paling depan. Selagi menunggu jam masuk
sekolah, aku dan teman-temanku bercerita. Setelah ada bel
masuk, kami bersiap untuk mengikuti pelajaran.

Awal pelajaran pak guru datang ke kelas untuk memberikan


tugas. Pak guru pergi sebentar. Pada saat itu teman-temanku
banyak yang main, bukannya mengerjakan tugas dari pak guru,
dan ada beberapa anak yang duduk di meja, ada ibu guru yang
melihatnya. Anak itu pun disuruh tidak duduk di meja, dan
setelah pak guru kembali ke kelas ia pun dengan muka marah dia

320
bilang, “Siapa tadi yang duduk di meja!” Lalu itu tidak ada yang
mengakuinya. Karena tidak ada yang mengaku, semua anak yang
ada di kelas itu disuruh pak guru untuk pergi ke depan gerbang
sekolah. Lalu pak guru bilang lagi, “Siapa yang tadi duduk di
meja!” Ada satu teman yang mengakuinya. Pak guru pun bilang
kepada anak itu, “Jangan ulangi perbuatanmu itu lagi.” Pak guru
meminta anak itu untuk pus up biar anak itu sadar dan tidak
melakukan lagi. Seluruh siswa berminat minta maaf kepada pak
guru.

Kejadian hari itu membuat aku dan teman-temanku pun


berpikir, saat belajar kita harus bersungguh-sungguh dan tidak
bermain-main lagi.

Kumpulan Cerita Remaja | 321


Kukira Dingin, Ternyata Panas
Oleh : Gani Rizki (14)

S
uatu hari, bertepatan saat saya sampai di rumah, saya
sangat lapar. Saya mencari makanan di kulkas tetapi
tidak ada makanan satu pun. Lalu, saya melihat makanan
di bawah tutup saji. Aku melihat satu mangkuk mie ayam, lalu aku
memakanya. Namun aku merasa belum kenyang meski sudah
makan mie.

Karena rasa laparku belum hilang, akhirnya aku


menambahkan lagi satu centong nasi. Akan tetapi aku tidak
tahu kalau magic com-nya belum di cabut dari stop kontak. Aku
terkejut ketika memegang magic com-nya karena masih terasa
panas. Aku pun berteriak, “Aww panass!”

Serentak aku memegang tanganku yang terkena magic com


panas. Setelah merasa sudah dingin, aku lanjut makan sampai
habis.

322
Kaget dan Panik
Oleh: Hasan Maulana Rasyid (15)

P
ada hari Senin, aku berangkat sekolah. Hari itu seluruh
sekolah mengadakan suatu kegiatan, yaitu kegiatan
upacara bendera. Seluruh siswa dan siswi wajib
memakai pakaian atribut yang lengkap, seperti memakai dasi,
topi, sabuk osis, dan memakai seragam osis.

Jika ada salah satu siswa yang melanggar, mereka akan


terkena hukuman. Hukumannya adalah berdiri menghadap timur.
Sedangkan siswa tidak melanggarnya tidak akan menghadap ke
timur.

Saat aku mengecek tasku, ternyata aku tidak membawa


topi sekolah. Aku pun kaget dan panik. Khawatir jika aku berdiri
sendirian menghadap arah timur. Kemudian, aku meminjam
topi sekolah ke teman kelas sebelah. Untung saja teman kelas
sebelahku membawa dua topi. Aku pun meminjam topinya.
Sehingga aku tidak terkena hukuman itu. Setelah selesai upacara,
aku pun mengembalikan topi temanku dan mengucapkan terima
kasih. Lain kali aku lebih teliti lagi.

Kumpulan Cerita Remaja | 323


Kejutan di Malam Hari
Oleh: Yunus Mualim (33)

P
ada suatu malam, saya tidur di kamar nenek. Aku
tidur dengan nyenyak. Pada jam 02.00 wib dini hari,
saya dikejutkan dengan gempa bumi dan membuatku
panik. Semua orang pun berlari keluar rumah sambil berteriak
dengan tetangga, hingga gempa bumi selesai.

Setelah gempa mereda, saya dan keluarga kembali ke rumah.


Aku melihat berita tentang gempa bumi tersebut di televisi.
Setelah melihat berita tentang gempa bumi tersebut, saya dan
keluarga saya kembali tidur dengan nyenyak.

324
Bersepedaan pada Hari Minggu
Oleh: Gany Fadhil F (14)

P
ukul 05.00 saya bersepedaan ke Purwokerto bersama
teman. Pukul 06.00 saya berangkat dari rumah
bersama teman. Saya bersepedaan sambil bercerita.
Akhirnya 08.00 saya sampai di Purwokerto, tepatnya ke GOR Satria
untuk beli bubur ayam. Pukul 08.30 saya melanjutkan perjalanan
ke Menara T. Pukul 09.00 saya sampai di Menara Teratai tiba-tiba
teman menabrak motor. Saya kaget dan saya panic. Astaga!

Kumpulan Cerita Remaja | 325


Kejutan Ulang Tahunku
Karya : Kholidiyah Nafiisah Z (17)

P
agi yang cerah, aku terbangun pada kondisi yang kurang
baik seperti beberapa hari sebelumnya. Mentari yang
bersinar cerah pagi itu rupanya tak berpengaruh pada
kondisi tubuhku yang saat itu sedang mengalami penurunan. Hari
itu hari Rabu, tanggal 12 Juni 2019, selang satu hari sebelum hari
ulang tahunku yang kesebelas yang jatuh pada tanggal 13 Juni.

Hari ulang tahun biasanya memang menjadi hari


yang ditunggu-tunggu karena memang biasanya terlontar
limpahan ucapan selamat dan doa-doa yang turut serta
dipanjatkan. Hari ulang tahun pula biasanya menjadi
moment atau saat-saat yang tepat untuk seseorang
menjahili orang yang berulang tahun. Moment yang tepat
untuk memberikan kejutan indah yang berkesan dan tak
akan terlupakan.

Waktu terus bergulir, pagi telah berganti malam.


Jam dinding yang tak henti berdetak menunjukkan waktu
malam berlalu sampai pada pukul 00.00. Pergantian
tanggal dari 12 Juni ke tanggal 13 Juni. Saat itu aku

326
sedang berada di dalam mimpi, dan sedang tertidur lelap.
Sampai pada akhirnya aku kembali terbangun dari tidurku
dan dihadapkan pada sebuah kenyataan.

Kenyataan bahwa saat itu tidak ada satu pun teman-


temanku yang mengucapkan kata ‘Selamat ulang tahun’
dan memberikan kejutan ulang tahun. Aku hanya terdiam
dan berkata di dalam hati “Apakah mereka lupa dengan
hari ulang tahun ku?” Tak lama, ibuku memanggilku dari
ruang tamu. “Kakak, sini keluar ada yang nyariin!” ucap
ibu. Lalu aku pergi ke menuju ruang tamu.

Ketika aku sampai di ruang tamu, aku melihat kerlipan


lilin di atas kue tart dan untaian nada selamat ulang tahun
yang dibawakan oleh teman-temanku dan keluargaku.
Mereka saat itu ada tepat di saat pergantian usiaku.
Kejutan manis yang ternyata telah mereka siapkan dan
tak pernah terbayangkan sebelumnya. Puji syukur tak lupa
kupanjatkan kepada Tuhan karena telah memberikanku
kesempatan untuk memberikanku kesempatan untuk
menikmati indahnya dunia di antara orang-orang yang
selama ini menyayangiku.

Kumpulan Cerita Remaja | 327


PROFIL PENYUNTING

Ignatius Kuncoro, lahir di Kecamatan Ngemplak, Sleman,


7 Januari 1968. Ayahnya bernama Andreas Minto Sudarmo dan
ibunya bernama Maria Sudiyem. Ia menempuh pendidikan di
Sekolah Dasar di SD Kanisius Dusun Babadan, Desa Wedomartani,
Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman pada tahun 1982.
Pendidikan SMP diselesaikan di SMP Negeri 1 Ngemplak, Sleman
pada tahun 1985. Pada tahun 1988, ia selesai menempuh
pendidikan guru di SPG Sanjaya Maguwoharjo, Sleman. Setelah
itu, ia merantau ke Bengkulu dan mengajar di SD Negeri BP

328
Kurotidur, Kecamatan Lais, Bengkulu Utara sampai tahun 1990.
Ia kembali lagi ke Yogyakarta untuk mengenyam pendidikan S1
jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas
Sanata Dharma (USD) Yogyakarta dan selesai tahun 1996.

Setelah selesai S1, ia mendapat pekerjaan menjadi guru di


SMP Swasta Bruderan Purwokerto dari tahun 1996 sampai tahun
2004. Ia diterima menjadi CPNS pada tahun 2005, dan menjadi
PNS pada tahun 2006. Sebagai guru PNS, ia ditempatkan di SMP
Negeri 2 Kebasen, Banyumas sampai pada tahun 2012. Kemudian
ia mutasi ke SMP Negeri 3 Kebasen, Banyumas hingga sekarang.
Ia juga aktif di MGMP Bahasa Indonesia. Buku “Pelangi Kisahku”
merupakan hasil suntingan karya anak-anak SMP Negeri 3
Kebasen. Buku lain yang telah dihasilkannya antara lain: antologi
puisi yang berjudul “Kucubit Nakalmu” merupakan karya buku
yang kedua. Sebelumnya, karya buku pertamanya “Main Dulu,
Baru Belajar”. Juga buku ilmiah “Cerdas dengan Mind Mapping”.

Kumpulan Cerita Remaja | 329


330

Anda mungkin juga menyukai