Anda di halaman 1dari 116

MINAT BACA ANAK TERHADAP KOMIK TERJEMAHAN

JEPANG “MANGA”: STUDI KASUS PADA RIMBA BACA


JAKARTA

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh
Fitria Sutarti
NIM: 1110025000005

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2014 M
ABSTRAK

Fitria Sutarti

Minat Baca Anak Terhadap Komik Terjemahan Jepang “Manga”: Studi Kasus di Rimba
Baca Jakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai jenis koleksi manga, faktor-faktor yang
mendorong minat baca anak terhadap manga dan peran manga terhadap minat baca anak di
Rimba Baca Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan
kualitatif dengan narasumber 10 anak yang dianggap dapat mewakili pemustaka di Rimba Baca.
Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis-jenis manga yang dimiliki oleh perpustkaan Rimba
Baca terdiri dari shouju, shonen dan kodomo. Manga sendiri merupakan bahasa Jepang dalam
penyebutan komik. Manga shouju adalah manga yang bertemakan cerita cinta yang ditujukan
untuk remaja perempuan. Manga shonen bertemakan aksi atau laga yang ditujukan untuk anak
laki-laki dan manga kodomo lebih mengarah untuk anak-anak. Faktor orang terdekat, waktu dan
jenis manga merupakan faktor pendorong bagi anak-anak untuk memilih manga sebagai bacaan.
Manga dipilih sebagai bacaan karena manga memiliki ciri yang berbeda dengan buku
bergambar. Manga disajikan dengan lebih banyak gambar dibandingkan dengan tulisan selain itu
penggambaran tokoh manga juga menjadi daya tarik sendiri bagi pembacanya. Peran manga
disini juga terlihat dalam meningkatkan minat baca anak dikarenakan selain membaca manga
anak-anak juga aktif membaca buku-buku lain. Koleksi fiksi maupun nonfiksi menjadi pilihan
mereka selain membaca manga. Selain itu, dalam penelitian ini juga didapatkan bahwa jumlah
manga yang dibaca oleh anak-anak antara 2-10 perhari.

Kata kunci: Komik, Manga, Minat Baca

iv
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah (Skripsi)

tepat pada waktunya. Untuk menyelesaikan skripsi ini, penulis mengambil judul

tentang, “Minat Baca Anak Terhadap Komik Terjemahan Jepang “Manga”: Studi

Kasus di Rimba Baca Jakarta.”

Dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan

dari berbagai pihak yang mendukung. Pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum selaku Dekan Fakultas Adab

dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Mukmin Suprayogi M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Ida Farida, MLIS sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

bersedia mencurahkan waktu, tenaga, dan pikirannya sehingga dapat

membimbing penulis dengan baik sampai terselesaikan skripsi ini.

5. Seluruh bapak dan ibu dosen jurusan ilmu perpustakaan yang telah banyak

memberikan ilmu yang berharga kepada penulis.

6. Kepada seluruh pihak perpustakaan Rimba Baca Jakarta Selatan antara

lain: Kepala Perpustakaan dan staf yang telah memberikan izin kepada

v
vi

penulis untuk melakukan penelitian dan wawancara yang berhubungan

dengan skripsi penulis.

7. Kedua orang tua penulis: Bapak Suyitno dan Ibu Sutarti yang telah banyak

membimbing, menyayangi, dan mengorbankan seluruh tenaga, pikiran,

dan biaya sampai saat ini. Skripsi ini adalah awal bentuk terima kasih

penulis kepada kalian. Tidak lupa ucapan terima kasih kepada adik-adik

penulis: Yunanda Dwi Prayitno dan Pandu Arya Tri Prayitno yang

menemani dan membantu penulis selama mengerjakan skripsi ini. Terima

kasih sudah menjadi kelurga yang terbaik. Terima kasih telah menjadi

sumber semangat, terima kasih atas semua doa, ketulusan, kesabaran dan

segala dukungan kalian semua.

8. Terima kasih untuk Maulana Subhi juga sahabat-sahabat kecil Runa dan

Nivi kalian adalah sahabat terbaik sejak dulu sampai saat ini. Terima kasih

untuk selalu mengingatkan kewajiban penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini. Tidak lupa untuk kalian yang selalu mendukung Poppy, Tya, Dina,

Amel, Tryano, Feril, Fani, Fitra, Vita dan Risa. Sahabat yang selalu

mendukung satu sama lainnya. Terima kasih untuk persahabatan ini .

terima kasih atas dukungan, waktu, dan doa kalian.

9. Sahabat seperjuangan Okta, Norma, Cahya, Tika, Citra, Kamil, Theo,

Renny, Rahayu, Yuni, Heni, Vivi, Afifah, Fauziah, Fidhi. Terima kasih

untuk setiap saat-saat kita berbagi. Terima kasih untuk waktu yang kita

habiskan bersama.

10. Teman-teman di jurusan ilmu perpuskataan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta angkatan 2010, atas dukungan dan bantuannya.


vii

11. Semua pihak yang ikut terlibat yang tidak dapat penulis sebutkan satu-

persatu terima kasih atas segala dukungannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

jauh dari sempurna dan masih ada kekurangan, hal ini karena adanya keterbatasan

dari diri penulis sendiri. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi menunjang kesempurnaan dari skripsi ini.

Terima kasih

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 16 September 2014

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
ABSTRAK .......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 4
D. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................ 5
2. Sumber Data ....................................................................... 6
3. Kriteria Informan ............................................................... 6
4. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 7
5. Teknik Analisis Data .......................................................... 7
E. Definisi Istilah ......................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan ............................................................ 10

BAB II TINJAUAN LITERATUR


A. Komik
1. Pengertian Komik ............................................................ 12
2. Jenis-Jenis Komik ............................................................ 13
3. Komik di Perpustakaan .................................................... 17
B. Manga
1. Manga ................................................................................ 20
2. Sejarah Manga ................................................................... 22

viii
ix

3. Jenis-Jenis Manga ............................................................. 25


4. Ciri Khas Manga ................................................................ 28
C. Minat Baca
1. Pengertian Minat Baca ..................................................... 29
2. Tujuan Membaca ............................................................. 31
3. Manfaat Membaca............................................................. 32
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Membaca ................ 33
5. Usaha Untuk Meningkatkan Minat Baca ......................... 35
D. Peranan .................................................................................... 39
E. Penelitian Relevan ................................................................. 40

BAB III PROFIL PERPUSTAKAAN RIMBA BACA


A. Gambaran Umum Perpustakaan Umum Rimba Baca ............ 43
B. Struktur Organisasi ................................................................ 43
C. Koleksi .................................................................................. 44
D. Pengguna ............................................................................... 45
E. Gedung Perpustakaan ............................................................ 45
F. Fasilitas Perpustakaan ............................................................ 46
G. Kegiatan Perpustakaan .......................................................... 46
H. Jadwal Kegiatan Layanan ...................................................... 48
I. Sarana Simpan dan Temu Kembali ......................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Tahapan Penelitian ................................................................ 50
B. Hasil Penelitian
1. Koleksi di Rimba Baca ................................................... 51
2. Jenis-Jenis Manga di Rimba Baca ................................... 53
3. Faktor yang Mendorong Minat Baca Anak Terhadap Manga
................................................................................................ 55
4. Peran Manga Terhadap Minat Baca Anak ....................... 60
C. Pembahasan ........................................................................... 66
x

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 69
B. Saran ...................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 72


LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Jumlah Koleksi Berdasarkan Subyek .......................................... 44

2. Tabel 2 Kriteria Informan ........................................................................ 50

3. Tabel 3 Total Jumlah Koleksi Rimba Baca ............................................. 53

4. Tabel 4 Pengaruh Orang Terdekat ........................................................... 55

5. Tabel 5 Usia Awal Membaca ................................................................... 57

6. Tabel 6 Daya Tarik Manga ...................................................................... 60

7. Tabel 7 Jumlah Manga yang Dibaca ........................................................ 62

8. Tabel 8 Minat Baca Terhadap Bacaan Lain.............................................. 64

xi
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Tampilan Halaman Depan ....................................................... 19

2. Gambar 2 Tampilan Halaman Recommended Manga .............................. 19

3. Gambar 3 Tampilan Halaman List Judul dan Pengarang ......................... 20

xii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Tugas Menjadi Pembimbing

2. Surat Izin Penelitian

3. Foto-Foto Perpustakaan Rimba Baca

4. Pedoman Wawancara

5. Hasil Wawancara

6. Daftar Koleksi Manga Perpustakaan Rimba Baca

7. Daftar Riwayat Hidup

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Minat baca adalah hal pertama yang menjadi modal untuk seseorang

untuk dapat mencintai dunia baca. Kebiasaan membaca harusnya mulai

ditanamkan pada anak-anak usia dini karena dengan membiasakan membaca

sejak kecil nantinya akan menjadi kebiasaan sampai dewasa. Membaca itu

perlu pelatihan sejak kecil dimana kegiatan membaca sudah harus selalu

dilatih sejak usia anak-anak. Tidak cukup dengan pengenalan saja tapi untuk

dapat mencintai kegiatan membaca maka diperlukan waktu berulang-ulang.

Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat mencintai sesuatu maka dari

itu dengan terus menerus membaca bahkan dilakukan secara berulang-ulang

maka nantinya kita akan dapat jatuh cinta pada dunia membaca.

Menimbulkan kecintaan dunia baca pada anak-anak memang harus

dimulai dari peranan orang tua maupun keluarga mereka. Anak-anak yang

berasal dari keluarga yang menyukai membaca kemungkinannya akan lebih

besar untuk menyukai membaca, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk

menumbuhkan minat baca pada anak-anak yang sebelumnya jauh dari buku.

Seperti yang diungkapkan oleh Mary Leonhardt “anak-anak yang gemar

membaca ternyata mempunyai orangtua yang bersedia melakukan hal-hal

sangat khusus untuk menanamkan kecintaan membaca kedalam diri anak-

anaknya.”1 Peranan keluarga begitu penting untuk membiasakan membaca

1
Marry Leonhardt. 99 Cara Menjadikan Anak Anda ”Kerajinan” Membaca (NewYork: Three
Rivers Press, 2000), h.25

1
2

dalam diri anak-anak sehingga membaca itu sendiri nantinya akan menjadi

sebuah kebiasaan yang selalu dilakukan sampai dewasa nanti. Kebiasan

membaca yang terus menerus dan berlangsung lama ini akan menjadikan

sebuah budaya yaitu budaya membaca yang nantinya akan terus ada dalam diri

masing-masing.

Ada banyak cara untuk menumbuhkan minat baca pada anak-anak

salah satunya melalui pengenalan buku bacaan yang memang diperuntukan

khusus untuk anak-anak. Buku bacaan anak berbeda dengan buku bacaan

orang dewasa pada umumnya karena buku bacaan anak akan banyak

menampilkan gambar, animasi, dan warna yang menarik bagi anak-anak.

Kemudian dengan pengenalan buku bacaan anak-anak maka anak-anak akan

mulai merasa tertarik sehingga mereka mulai membaca berbagai buku mulai

dari buku anak-anak, kemudian beralih untuk membaca buku remaja sampai

buku dewasa sejalan dengan usia mereka.

Koleksi bacaaan anak di Indonesia terbilang masih dianak tirikan

karena jumlah mereka yang sedikit. Buku yang dibaca anak-anak dapat

mempengaruhi perkembangan emosional mereka sehingga dalam pemilihan

buku bacaaan anak-anak harus tetap dalam pengawasan orang tua. Pemilihan

koleksi fiksi untuk anak-anak juga diharapkan agar mereka dapat tertarik

terlebih dahulu dengan buku. Baru kemudian mereka dapat mencintai buku

sebagai sarana yang dapat memberi mereka banyak informasi, seperti halnya

slogan yang sering kita dengar bahwa buku adalah jendela dunia.

Koleksi fiksi maupun non-fiksi yang dimiliki taman baca anak

umumnya terdiri dari ensiklopedi anak, buku-buku cerita rakyat, novel


3

maupun komik. Fiksi yang banyak sekali digemari oleh anak-anak sampai

dewasa saat ini adalah komik. Komik atau manga dari Jepang ini menjadi

primadona bacaan favorit kebanyakan anak-anak sekarang karena penyajian

cerita yang berbeda dengan buku bergambar lainnya. Komik atau manga

merupakan bacaan anak yang dapat membantu membentuk imajinasi mereka,

karena penyajiannya komik itu berupa gambar dalam kotak yang dilengkapi

dengan teks.

Manga sendiri merupakan budaya dari Jepang yang sangat digemari

oleh anak-anak. ”Sebagai manifestasi kebudayaan, komik mengemban misi

kebudayaan yang luhur, yaitu mendidik masyarakat agar senantiasa tanggap

dan mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan jaman.”2 Tidak dapat

kita pungkiri dari masuknya manga Jepang ini ke Indonesia akan ikut

terserapnya juga budaya dari negara asalnya.

Kebanyakan anak-anak yang mencintai manga juga mencintai budaya

Jepang. Komik atau Manga merupakan bentuk komunikasi yang disampaikan

kepada anak-anak maupun orang dewasa melalui gambar juga cerita budaya

yang diangkat kemudian mulai banyak dikenal diberbagai negara. Penulisan

skripsi ini didasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui,

menganalisis, dan memahami bagaimana minat baca anak-anak terhadap

manga. Penelitian yang dilakukan ini akan menghasilkan data yang akan

diolah sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi penulis dan

pembaca. untuk menganalisa bagaimana minat baca anak-anak terhadap

2
Indiria Maharsi. Komik: Dunia Kreatif Tnapa Batas (Yogyakarta: Kata Buku, 2011), h. 10
4

manga, maka penulis mengambil topik ”MINAT BACA ANAK

TERHADAP KOMIK JEPANG “MANGA”: STUDI KASUS PADA

RIMBA BACA JAKARTA”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan serangkaian penjelasan pada latar belakang masalah di

atas, penulis dalam skripsi ini akan membatasi penelitian ini tentang minat

baca anak terhadap komik Jepang “manga” di Rimba Baca Jakarta.

Perumusan masalah yang akan dikaji pada Rimba Baca Jakarta adalah

sebagai berikut:

1. Jenis koleksi dan manga apa saja yang dimiliki Rimba Baca?

2. Faktor-faktor apa saja yang mendorong minat baca anak terhadap manga?

3. Bagaimana peran manga dalam meningkatkan minat baca?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai sejauh mana minat baca anak

terhadap komik terjemahan Jepang “manga” dan kaitannya untuk

meningkatkan minat membaca kepada anak. Adapun tujuan dalam

penelitian ini adalah, sebagai berikut :

a. Mengetahui berbagai koleksi dan manga di Rimba Baca

b. Mengetahui faktor-faktor yang mendorong minat baca anak terhadap

manga

c. Mengetahui peran komik atau manga terhadap peningkatan minat baca

di Rimba Baca
5

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diharapkan dalam penelitian ini, yaitu :

a. Dapat menambah wawasan bagi peneliti khususnya, dan bagi pembaca

umumnya

b. Secara akademis, penelitian ini dapat menjadi pemasukan dalam

pengembangan bacaan anak

c. Berguna dalam penyusunan skripsi yang merupakan salah satu

prasayarat dalam meraih gelar S1 Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini lebih mengarah kepada penelitian deskripitif analisis,

yaitu penelitian dimana metode penelitian untuk membuat gambaran

mengenai situasi atau kejadian dengan mengajukan data-data dan teori

yang relevan melalui wawancara dan observasi.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

Memilih pendekatan kualitatif karena dalam penelitian kualitatif metode

yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan dan

pemanfaatan dokumen.3 Pendekatan ini menghasilkan data dan mengolah

data yang sifatnya deskriptif seperti transkripsi wawancara, observasi dan

pengamatan lapangan, gambar, foto dan lain sebagainya dalam

menyelesaikan masalah ini. Pendekatan kualitatif lebih mudah digunakan

3
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h.5
6

untuk mengungkap kenyataan yang bersifat ganda, menyajikan secara

langsung antara peneliti dan informannya. Hal tersebutlah yang mendasari

peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

2. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh meliputi:

a. Data primer, data yang berasal dari narasumber yang ditemui langsung

di lapangan (Rimba Baca Jakarta) yakni pemustaka yang merupakan

anak-anak.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perpustakaan, akses

internet dan sumber-sumber literatur lainnya yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti.

3. Kriteria Informan

Menurut Lexy J. Moloeng dalam buku “Metodologi Penelitian

Kualitatif”, informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.4 Pemanfaatan

informan bagi peneliti adalah agar dalam waktu yang relatif singkat

banyak informasi yang terjaring, jadi sebagai sampling internal, karena

informan dimanfaatkan untuk berbicara/bertukar pikiran/membandingkan

suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya.

Dalam penelitian ini diberikan kriteria informan untuk dijadikan

narasumber yaitu 10 orang anak yang dianggap dapat mewakili anak-anak

yang menjadi pemustaka di Rimba Baca untuk mendukung dan

memperkaya penelitian ini.

4
Ibid, h. 132.
7

4. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan beberapa teknik pengambilan data dalam

melakukan penelitian ini, yang mana teknik-teknik tersebut digunakan

secara akumulatif dan saling melengkapi. Beberapa teknik yang digunakan

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Library Research, yaitu dengan mencari pembahasan melalui buku,

jurnal, artikel tercetak maupun online untuk mendapatkan gambaran

teori yang dapat mendukung masalah yang diteliti.

b. Wawancara, merupakan teknik yang datanya dikumpulkan melalui

wawancara dengan responder yang mana teknik ini benar-benar

menjadi tumpuan utama bagi peneliti dalam mengumpulkan data.

Teknik ini digunakan untuk memperjelas permasalahan yang ada,

khususnya yang berkaitan dengan pengaruh bacaan anak terhadap

minat baca.

c. Observasi, yaitu pengambilan data yang bertumpu pada pengamatan

langsung terhadap objek penelitan.5 Dalam penelitian ini, objek

penelitian adalah taman baca anak rimba baca. Dimana peneliti harus

mengamati secara langsung dan objektif situasi dan kondisi sebenarnya

yang terjadi disana.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan adalah melalui pendekatan

Deskriptif Analisis, yaitu pendekatan dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang terkumpul dengan sebenar-benarnya

5
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA – LAN Press., 2004), h. 63.
8

sebagaimana adanya dengan cara menyusun, menjelaskan dan menganalis

data tersebut.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data kualitatif, karena pada analisis penelitian kualitatif terjadi

suatu proses analisa data, yang dimulai mencari dan menemukan pola

penelitian, sehingga dapat mengetahui informasi apa saja yang dapat

dipelajari dan diberitahukan kepada orang lain. Lexy J. Moleong

menyatakan bahwa analisis data kualitatif merupakan upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

memanifestasikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain.6

Dalam analisis data kualitatif terdapat berbagai kegiatan dimulai dari

kegiatan reduksi data, penyajian data serta terakhir membuat kesimpulan.

Sugiyono berpendapat bahwa Miles daan Huberman menyebutkan

beberapa langkah aktivitas yang dilakukan dalam analisis data kualitatif ini

antara lain:

a. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan memilih hal-hal

penting dari data yang diperoleh.

6
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h.
248.
9

b. Penyajian Data

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data.

Dalam penelitian ini, data disajikan dalam bentuk tabel disertai uraian

singkat berupa penjelasan dan interprestasi peneliti.

c. Kesimpulan

Langkah terakhir adalah membuat kesimpulan. Kesimpulan dalam

penelitian kualitatif bersumber dari data–data yang terangkum dan

dijabarkan dalam bentuk naratif penulis. Kesimpulan digunakan untuk

menjawab rumusan masalah.7

E. Definisi Istilah

Untuk memudahkan penyamaan persepsi dalam penelitian ini maka

istilah yang berkaitan dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:

Komik adalah gambar-gambar dan lambang-lambang lain yang terjukstaposisi

(berdekatan bersebelahan) dalam urutan tertentu yang bertujuan untuk

memberikan informasi atau untuk mencapai tanggapan estetis dari para

pembaca.8

Minat Baca adalah keinginan pada seseorang untuk membaca kedudukan

minat dalam membaca menduduki tingkat teratas, karena tanpa minat

seseorang akan sukar melakukan kegiatan membaca.

Manga merupakan penyebutan komik dalam bahasa Jepang.

Taman Baca Anak adalah suatu perpustakaan yang dikhususkan untuk

melayani minat baca anak-anak. Jadi buku-buku yang tersedia umumnya

7
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung : Alfabeta, 2005), h. 91.
8
McCloud. Understanding Comic (Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2002), h. 20
10

adalah buku anak. Bentuk fisik suatu taman baca anak umumnya tidak terlalu

besar dan berkesan tidak seresmi perpustakaan. Kegiatan-kegiatan lain

umumnya dilakukan oleh suatu taman baca anak dalam rangka

membangkitkan minat baca untuk anak.

F. Sistematika Penulisan

Mengacu pada pokok pembahasan dan metode penelitian, maka pembahasan

dalam penelitian ini dapat disistematisasikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang yang mendasari

penelitian,kemudian dijelaskan mengenai rumusan masalah dan

batasan masalah, serta tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori pembahasan mengenai komik

dan manga. Dalam bab ini penulis akan menjabarkan pengertian

komik, jenis-jenis komik, komik di perpustakaan, pengertian manga,

sejarah manga, jenis-jenis manga, ciri khas manga juga pengertian

dari minat baca, tujuan membaca, manfaat membaca, faktor-faktor

yang mempengaruhi minat baca, usaha untuk meningkatkan minat

baca, pengertian peranan dan penelitian relevan.

BAB III GAMBARAN UMUM

Pada bab ini akan dibahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan

taman baca rimba baca. Yang dibahas adalah tentang gambaran


11

umum, struktur organisasi, koleksi, pengguna, gedung perpustakaan,

fasilitas perpustakaan, kegiatan perpustakaan, jadwal kegiatan

layanan dan sarana sistem temu kembali di Rimba Baca.

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini membahas hasil dari penelitian tentang minat baca anak

terhadap komik terjemahan jepang ”manga” di Rimba Baca Jakarta.

BAB V PENUTUP

Bab ini adalah bab terakhir penulis mengungkapkan suatu

kesimpulan dari pembahasan skiripsi yang disertai dengan saran dan

lampiran.
BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Komik

1. Pengertian Komik

Komik merupakan bacaan anak-anak yang paling diminati oleh

kebanyakan orang-orang yang suka membaca karena komik dikemas

sebagai bacaan yang atraktif sehingga banyak menarik minat pembaca

khususnya anak-anak. Yang menarik dari komik adalah lebih banyak

gambar yang ditampilkan dibandingkan dengan teks sehingga anak-anak

juga lebih menikmati gambar-gambar tersebut dibandingkan harus

membaca buku-buku yang lebih banyak teks didalamnya.

Komik berasal dari bahasa dari Perancis yaitu comique, sebagai kata

sifat, comique berarti lucu atau menggelikan dan sebagai kata benda

artinya pelawak atau badut. Komik juga berasal dari bahasa Yunani

komikos. Disebut komik karena pada zaman dahulu cerita komik mengacu

kepada cerita-cerita humoristis atau satiris untuk menghibur khalayak.9

Selain itu komik menurut Scott McCloud dalam buku komik yang

dikarang oleh Indiria Maharsi mendifinisikan “juxtaposed pictorial and

other images in deliberate sequence, intended to conveny information

and/or to produce an aesthetic response in the viewer.” Maksudnya bahwa

komik adalah gambar-gambar dan lambang-lambang yang terjukstaposisi

(berdekatan, bersebelahan) dalam urutan tertentu yang bertujuan untuk

9
Ensiklopedia Nasional Indonesia (Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 2004), h.54

12
13

memberikan informasi atau untuk mencapai tanggapan estetis dari para

pembaca.10

Kata comic dalam bahasa Inggris sebetulnya memiliki makna yang

sama dengan bahasa Indonesia. Hanya saja kerena sifat bahas Indonesia

yang memang sering menyerap bahasa-bahasa lain seperti bahasa Inggris,

bahasa Jawa dan lain-lain. Penyerapan kata tersebut disesuaikan dengan

lidah orang Indonesia.

Menurut Murti Bunanta “secara sederhana dapat dikatakan bahwa

pada setiap komik, terdapat banyak gambar yang disusun vertical dan

horizontal, dengan balon-balon teks di dalamnya yang bisa terdiri dari

berbagai bentuk untuk menunjukan berbagai maksud”11

Komik sudah menjadi bacaan yang menarik bagi anak-anak karena

komik dapat memberikan mereka “penglihatan” tentang apa yang mereka

baca. Membaca komik berarti membawa mereka ke ruang imajinasi baru

melalui tokoh dan cerita yang disajikan oleh komikus. Hal itu mewakili

harapan, fantasi, kenyataan, ataupun kekalahan yang dialami sesuai

dengan konteks jamannya.

2. Jenis-Jenis Komik

Komik sudah berkembang dalam waktu yang lama maka jenis komik

juga beragam dilihat dari bentuk dan jenis ceritanya. Seperti yang

dikatakan oleh Bonneff yang dikutip oleh Indira, komik dibedakan

10
Indiria Maharsi. Komik: Dunia Kreatif Tanpa Batas (Yogyakarta: Kata Buku, 2011), h. 4
11
Murti Bunanta. Buku, Mendongeng dan Minat Baca (Jakarta: Pustaka Tangaa, 2004), h. 31
14

menjadi 2 berdasarkan bentuknya yaitu komik bersambung (comic stripsi)

dan buku komik atau comic books.12

a. Komik berdasarkan bentuknya

1) Komik Strip (Comic Strips)

Istilah komik strip (comic strip) merujuk pada komik yang

terdiri dari beberapa panel saja dan biasanya muncul di surat kabar

ataupun majalah. Komik jenis ini terbagi menjadi dua kategori

yaitu:

a) Komik strip bersambung

Komik strip bersambung merupakan komik yang terdiri dari

tiga atau empat panel yang terdiri dari surat kabar atau majalah

dengan cerita yang bersambung dalam setiap edisinya.

b) Kartun Komik

Komik strip kategori ini adalah komik yang hanya terdiri dari

tiga atau empat panel yang merupakan alat protes dalam bentuk

banyolan. Komik ini tidak sepopuler dengan istilah komik strip.

2) Buku Komik

Comic book atau buku komik adalah komik yang disajikan

dalam bentuk buku yang tidak merupakan bagian dari media cetak

lainnya. Comic book ini lebih menyerupai majalah dan terbit secara

rutin.

12
Indiria Maharsi. Komik: Dunia Kreatif Tanpa Batas (Yogyakarta: Kata Buku, 2011), h. 15
15

3) Novel Grafis (Graphic Novel)

Perbedaaan antara komik dengan novel grafis adalah tema-

tema yang lebih serius dengan panjang cerita yang hamper sama

dengan noevl dan ditujukan bagi pembaca yang bukan anak-anak.

4) Komik komplikasi

Komik komplikasi merupakan kumpulan dari beberapa judul

komik dari beberpa komikus yang berbeda, cerita yang terdapat

dalam komplasi ini bisa tidak berhubungansama sekali, namun

kadang ada juga penerbit yang memberikan tema yang sama

walaupun dengan cerita yang berbeda.13

5) WEB Comic (Komik Online)

Sesuai dengan namanya maka komik ini menggunakan media

internet dalam publikasinya. Dengan memaki situs web maka

komik jenis ini hanya menghabiskan biaya yang relative lebih

murah dibanding media cetak dan jangkauannya sangat luas tak

terbatas. Komik ini muncul seiring dengan munculnya cyberspace

di dunia teknologi komunikasi.

b. Komik Berdasarkan Cerita

Komik dibedakan bedasarkan jenis ceritanya menurut Indira

dalam bukunya Komik: Dunia Kreatif Tanpa Batas terdiri dari 4 jenis,

yaitu:

13
Indiria Maharsi. Komik: Dunia Kreatif Tanpa Batas (Yogyakarta: Kata Buku, 2011), h. 19
16

1) Komik Edukasi

Keragaman gambar dan cerita yang ditawarkan pada komik

menjadikannya sebagai penyampai pesan yang beragam, salah

satunya adalah pesan didaktis kepada masyarakat awam. Sehingga

hal tersebut menunjukan bahwa komik memiliki dua fungsi

sekaligus. Pertama adalah fungsi hiburan dan kedua dapat

dimanfaatkan baik langsung maupun tidak langsung sebagai fungsi

edukatif. Hal ini dikarenakan kedudukan komik yang semakin

berkembang kearah yang lebih baik karena masyarakat sudah

menyadari nilai komersil dan nilai edukatif yang dibawanya. 14

Bahkan pada saat ini muncul seri komik edukatif yang

menceritakan pesan-pesan bermuatan edukasi kepada para

pembaca. Dengan demikan bisa semakin digarisbawahi bahwa

sebetulnya komik berpengaruh sekali dalam memberi pemahaman

yang cepat kepada pembaca tentang suatu hal yang bermuatan

edukasi.

2) Komik Promosi (Komik Iklan)

Pangsa pasar komik sangat beragam, komik juga mampu

menumbuhkan imajinasi yang selaras dengan dunia anak. Sehingga

muncul pula komik yang dipakai untuk keperluan promosi sebuah

produk. Komik iklan ini umummya menceritakan tentang

keuntungan dari produk yang dipromosikan dengan bahasa yang

lugas dan kadang bersifat humor.

14
Marcell Bonneff. Komik Indonesia (Jakarta: KPG, 1998), H. 67
17

3) Komik Wayang

Komik wayang berarti komik yang menceritakan tentang

cerita wayang, yaitu Mahabharata yang menceritakan perang besar

antara Kurawa dan Pandawa maupun cerita Ramayana yang

bercerita tentang penculikan Dewi Shinta.

4) Komik Silat

Komik silat sangatlah popular, karena tema-tema silat yang

didominasi oleh adegan laga atau pertarungan sampai saat ini

masih menjadi idola. Untuk setting cerita komik jenis ini

menyesuaikan budaya dari masing-masing Negara yang

menerbitkan komik tersebut.

3. Komik di Perpustakaan

Komik sebagai koleksi perpustakaan mulai menjadi trend untuk

menarik pemustaka anak-anak maupun dewasa kini. Banyak perpustakaan

dengan sengaja menyediakan komik sebagai koleksi mereka karena komik

menjadi buku yang paling bayak dibaca dan dinanti oleh pemustaka.

komik menjadi bacaan yang mudah diterima bagi orang dewasa dan anak-

anak sekalipun karena penyajian cerita yang berbeda daripada buku fiksi

lainnya. Seperti halnya komik Jepang yang disebut manga adalah komik

yang sangat populer dikalangan pembaca remaja15, yang kini sangat

digemari oleh sebagian besar remaja di berbagai belahan dunia tidak

terkecuali di Indonesia. Tidak dipungkiri lagi beberapa alasan pemustaka

yang datang ke perpustakaan terkadang lebih mencari komik untuk bacaan

15
Kat Kan. Getting Graphic at the School Library (EBSCO: 2003), h. 16
18

mereka karena itu perpustakaan yang menjadikan komik sebagai

koleksinya menjadi lebih ramai daripada perpustakaan yang tidak

menyediakan komik sebagai koleksi mereka.

Sekarang ini pandangan komik sebagai koleksi sebuah perpustakaan

sudah mulai bergeser dari yang sebelumnya komik dikatakan sebagai

sampah kini komik menjadi pertimbanganan dalam peranannya untuk

meningkatkan minat baca. Komik dapat menjadi cara yang menarik untuk

belajar tentang peristiwa sejarah, dan mengadaptasi komik dari teks-teks

klasik bisa menjadi cara untuk memberikan kesempatan belajar yang

berbeda kepada siswa.16

Melihat tema komik yang sangat luas saat ini maka kebijakan

pustakawan untuk menentukan komik yang baik dibaca oleh anak-anak.

Pustakawan dapat mempelajari tema-tema yang biasanya muncul di dalam

komik terlebih dahulu, seperti halnya dalam manga terdapat istilah “shōju”

juga “shonen”. "shonen" dimaksudkan untuk pembaca terutama anak laki-

laki dan "shōju" dimaksudkan untuk menarik pembaca terutama anak

perempuan.17

Untuk dapat mengetahui ulasan-ulasan mengenai komik-komik

pustakawan dapat berkunjung ke www.koyagi.com/Libguide.html karena

karena situs ini merupakan rujukan tentang manga yang dibuat oleh Gilles

Poitras.18

16
Raya Samet. Get Graphic Novels Into Your Elementary Collection (School Library
Monthly/Volume XXVI, Number 5/January 2010), h. 13
17
Ibid, h.12
18
Kat Kan. Getting Graphic at the School Library (EBSCO: 2003), h. 16
19

Gambar 1: Tampilan Halaman Depan

Dalam situs ini kita akan dituntun mengenal manga melalui

pengertian, jenis-jenis manga, sejarah manga, bahkan mengenai anime

sekalipun. Kemudian untuk meneruskan pencarian manga yang cocok

untuk anak-anak pustakawan juga dapat melihat review yang ada pada

situs ini. pustakawan juga dapat mereview manga melalui nama mangaka

yang membuatnya. Dalam review ini manga diberikan sinopsis juga19

culture yang digambarkan dalam cerita sehingga pustakawan dapat

mempertimbangkan manga yang akan dijadikan koleksinya.

Gambar 2: Tampilan Halaman Recommended Manga


19
Kat Kan. Getting Graphic at the School Library (EBSCO: 2003), h. 16
20

Gambar 3: Tampilan Halaman List Judul dan Pengarang

B. Manga

1. Pengertian Manga

Manga (漫画) merupakan komik yang dibuat di Jepang, kata

tersebut digunakan khusus untuk membicarakan tentang komik Jepang,

sesuai dengan gaya yang dikembangkan di Jepang pada akhir abad ke-19

Robert S. Pettersen mengatakan “The kanji (pronounced "manhua"

in Mandarin) that are used to write the word manga in Japanese can be

translated as "whimsical drawings" or "impromptu sketches."

Sedangkan menurut Gilli “manga is far more complex than the

American comic book that has been dominated by superhero,

underground, and what are termed “art” or “independent” comics for the

past fifty years.” 20

Penyebutan komik sendiri tergantung dari Negara masing-masing.

Manga merupakan komik dalam penyebutan orang Jepang sedangkan di

20
Gilles Poitras. What is Manga? (ALA: Volume 36, No. 3 | January/February 2008), h. 49
21

Korea sendiri manga disebut dengan manhwa, Taiwan dan China disebut

Manhua.21

Manga memiliki ciri khusus dibandingkan dengan komik yang

banyak diterbitkan oleh Amerika maupun Eropa. Tokoh-tokoh dalam

manga biasanya digambarkan dengan mata yang lebih besar, kaki yang

panjang, pinggul yang ramping sehingga terlihat sangat cantik dan keren

hal ini jelas berbeda dengan komik terbitan Amerika ataupun Eropa.

Selain itu manga sendiri juga memiliki ciri lain yaitu format gambar

yang mana dibaca dari kanan ke kiri. Beberapa waktu lalu penerbit yang

menerjemahkan manga melakukan pembalikan format dari kanan ke kiri

tetapi untuk saat ini manga dibiarkan sesuai format yang dibuat oleh

mangaka yaitu dari kanan ke kiri. Hal tersebut dapat menghemat biaya

produksi karena jumlah manga yang diterbitkan sekarang sangatlah

banyak.

Pertumbuhan manga sangat cepat diberbagai belahan dunia, Di

Amerika Serikat, pertumbuhan pasar manga telah menakjubkan. Sebuah

jurnal perdagangan terkemuka, ICv2 Panduan untuk Manga (2007)

memperkirakan bahwa pasar manga di Amerika Utara untuk tahun 2002

adalah $60.000.000, dan bahwa pada tahun 2006 itu telah berkembang

menjadi sekitar $190.000.000-$205.000.000, dengan lebih dari 5.000

manga yang di cetak.22

Ruang lingkup manga tidak jauh beda dengan komik, manga

biasanya bercerita mengenai kehidupan sehari-hari, suasana sekolah,

21
Indiria Maharsi. Komik: Dunia Kreatif Tanpa Batas (Yogyakarta: Kata Buku, 2011), h. 65
22
Gilles Poitras. What is Manga? (ALA: Volume 36, No. 3 | January/February 200)8, h. 49
22

tentang asrama itu semua tergantung dari mangaka yang menyiapkan

cerita. Mangaka adalah orang yang membuat manga atau dalam bahasa

komik disebut dengan komikus.

2. Sejarah Manga

Manga modern berasal dari zaman penjajahan (1945-1952) dan

pasca penjajahan tahun (1960-1952-an). Penulis sejarah manga telah

menjelaskan dua proses yang luas dan saling melengkapi membentuk

manga modern. Salah satu pandangan menekankan peristiwa yang terjadi

selama dan setelah Amerika Serikat menjajah Jepang (1945-1952) dan

menekankan pengaruh budaya Amerika Serikat termasuk komik Amerika

Serikat, gambar dan tema dari televisi Amerika Serikat, film, dan kartun

(terutama Disney).

Terlepas dari sumbernya, ledakan kreativitas seni tentu terjadi dalam

periode pasca-perang, yang melibatkan manga artis seperti Osamu

Tezuka (Astro Boy) dan Machiko Hasegawa (Sazaesan). Astro Boy cepat

menjadi (dan tetap) sangat populer di Jepang bahkan di berbagai Negara

termasuk di Indonesia, dan adaptasi anime dari Sazaesan menarik lebih

banyak pemirsa daripada anime lainnya di televisi Jepang pada tahun

2011.

“Tezuka dianggap sebagai pendiri modern Manga Jepang , dan

komiknya yang menggunakan teknik sinematik memiliki sejumlah besar


23

pengaruh pada seniman manga pascaperang.”23

Dalam teknik Tezuka "sinematografi", panel seperti sebuah film

yang mengungkapkan rincian tindakan yang berbatasan dengan gerakan

lambat serta mempercepat dari kejauhan untuk menutup gambar. Semacam

ini dinamika visual secara luas diadopsi oleh seniman manga kemudian.

Hasegawa fokus pada kehidupan sehari-hari dan pengalaman perempuan

juga datang untuk mengkarakterisasi manga shōju.

“In March 1959, Kodansha, one of the largest publishing companies

in Japan, began publishing Shonen Magajin, the first weekly comic

magazine designed for boys and young adults.”24 Antara tahun 1950 dan

1969, jumlah pembaca yang semakin besar untuk manga muncul di Jepang

dengan pemadatan dua genre pemasaran utama, manga shonen ditujukan

untuk anak laki-laki dan manga shōju yang ditujukan untuk anak

perempuan.

Pada tahun 1969 sekelompok seniman manga perempuan (kemudian

disebut Tahun Grup 24, juga dikenal sebagai Magnificent 24s) membuat

debut manga shōjo mereka ("tahun 24" berasal dari nama Jepang untuk

tahun 1949, sebagai tahun kelahiran banyak seniman). Moto Hagio,

Riyoko Ikeda, Yumiko Oshima, Keiko Takemiya, dan Ryoko Yamagishi.

Setelah itu, seniman manga terutama perempuan akan menarik shōjo

untuk pembaca anak perempuan dan perempuan muda. Dalam dekade

berikutnya (1975-sekarang), manga terus mengembangkan gaya sekaligus

23
Kinko Ito. A History of Manga in the Context of Japanese Culture and Societ (USA: The
Journal of Popular Culture, Vol. 38, No. 3, 2005), h. 477
24
Ibid, h.477
24

berkembang subgenre berbeda tetapi tumpang tindih. Subgenre utama

meliputi romance, superheroines, dan "komik wanita" (dalam bahasa

Jepang, redisu レディース, redikomi レディコミ, dan josei女性).

Manga shōjo memiliki tema utama yaitu asmara atau cinta.

Pemilihan tema ini memang disengaja oleh mangaka karena target

pembaca mereka adalah anak perempuan. Tema asrama biasa dibuat oleh

mangaka dalam cerita romantis ataupun berbau hero dengan pahlawan

wanita sebagai tokoh utama seperti Mermaid Melody ,Tokyo Mew Mew,

Dan Sailor Moon, yang menjadi populer secara internasional baik dalam

manga dan anime. Grup (atau sentais) dari gadis-gadis yang bekerja

bersama-sama juga telah populer dalam genre ini. Seperti Lucia, Hanon,

dan Rina bernyanyi bersama dan Sailor Moon, Sailor Mercury, Sailor

Mars, Sailor Jupiter, Sailor Venus dan bekerja bersama-sama.

Manga untuk pembaca pria dibagi sesuai dengan usia pembaca yang

dimaksudkan, anak laki-laki sampai usia 18 tahun (Shonen manga) dan

laki-laki muda untuk 18-30 tahun (seinen manga). Serta dengan konten,

termasuk aksi-petualangan sering melibatkan laki-laki pahlawan, humor

slapstick, tema kehormatan, dan kadang-kadang eksplisit seksualitas orang

Jepang menggunakan kanji yang berbeda untuk dua makna serumpun dari

"seinen" 青年 untuk "remaja, anak muda" dan 成年 untuk "dewasa,

mayoritas" yang kedua mengacu pada manga terang-terangan seksual

ditujukan untuk pria dewasa dan juga disebut seijin ("dewasa" 成人)

manga. Shonen, Seinen, dan seijin manga banyak fitur yang sama.

Anak laki-laki dan laki-laki muda menjadi beberapa pembaca awal


25

manga setelah Perang Dunia II. Dari tahun 1950 pada, Shonen manga

terfokus pada topik berpikir untuk kepentingan anak pola dasar, termasuk

mata pelajaran seperti robot, ruang wisata, dan heroik action adventure

tema populer termasuk fiksi ilmiah, teknologi, olahraga, dan pengaturan

supranatural.

Pada akhir 1990-an permintaan untuk shonen manga meledak. Judul

seperti No Feed For Tenchi! Dan Dragon Ball Z menargetkan remaja

muda bahkan lebih tua. Manga dengan superhero berkostum soliter seperti

Superman, Batman, dan Spider-Man umumnya tidak menjadi begitu

populer.

3. Jenis-Jenis Manga

Manga memiliki jenis sesuai dengan kelompok usia pembacanya,25

a. Kodomo

Kodomo adalah manga yang diperuntukan untuk anak-anak kecil.

b. Shōjo/ bishōjo

Shōjo adalah komik yang bertemakan tentang cinta. Ini merupakan

manga yang dibaca oleh anak-anak perempuan.

c. Shonen/bishonen

Shonen adalah manga yang bertemakan Hero, laga, dan perang.

Shonen merupakan komik yang dibaca untuk anak laki-laki.

d. Redikomi

Redikomi merupakan manga tentang asrma seperti halnya shōjo hanya

target pembacanya yang berbeda. Jika shōjo lebih mengarah kepada


25
http://id.wikipedia.org/wiki/manga diakses pada tanggal 27 Maret 2014,pukul 19:43 WIB.
26

anak-anak perempuan maka redikomi lebih mengarah ke wanita

dewasa.

e. Seinen

Seinen adalah manga yang ditujukan untuk laki-laki dewasa karna

tema dalam manga ini lebih kompleks dibandingkan denga shonen.

Seinen tidak hanya bercerita tentang laga terkadang juga terdapat cerita

asmara yang sulit dipahami oleh anak laki-laki.

f. Gag

Gag merupakan manga yang bertemakan tentang humor. Manga ini

bersifat menghibur dengan lawakan asal budaya Jepang yang disajikan

oleh mangaka.

g. Hentai

Hentai merupakan komik yang memiliki cerita vulgar. Manga jenis ini

merupakan manga genre dewasa karena cerita yang disajikan berbau

pornografi sehingga tidak dapat dibaca oleh anak-anak. Selain hentai

ada juga manga yang memiliki cerita erotis tetapi tidak sampai berbau

seksual itu disebut echi.

h. Mecha

Mecha merupakan kata dalam Bahasa Jepang yang diserap dari Bahasa

Inggris, yaitu mecanic. Kata mecanic ini sendiri sangat erat

hubungannya dengan hasil buah karya pemikiran manusia yang

bergerak dengan mesin, yaitu robot. Sejalan dengan itu, Manga Mecha

menggunakan robot sebagai tokoh andalannya. Berbicara tentang robot

yang juga merupakan objek utama dalam Manga Mecha, teknologi


27

salah satu wujud perkembangan ilmu pengetahuan. Karena itu, manga

ini tidak jarang menampilkan cerita dengan thema-thema fiksi ilmiah.

i. Science fiction

Manga genre ini, biasa mengangkat cerita-cerita fiksi. Cerita fiksi yang

ditampilkan di sini, biasanya adalah cerita fiksi langkap dengan

argumentasi ilmiahnya. Argumentasi yang disampaikan di sini,

dijelaskan sedemikian rupa oleh si pengarang sehingga terkesan

meyakinkan. dan lagi, membuat si pembaca yakin bahwa hal yang

disampaikan dalam cerita yang dikarang si mangaka mungkin terjadi

pada waktu tertentu

j. Maho shoujo (魔法少女)

Maho shoujo, arti harafiahnya adalah ‘gadis ajaib’. Dalam manga

genre ini, yang menjadi tokoh utamanya adalah seorang gadis yang

memiliki kelebihan khusus, atau dapat juga dikatakan gadis ajaib.

Manga Maho Shoujo isi ceritanya tidak pernah terlepas dari thema

cerita tentang kepahlawanan. Walaupun begitu agar tampak lebih

menarik, tak jarang di sela-sela cerita disisipkan juga kisah percintaan

sang tokoh utama. Hal lain yang sering ditonjolkan dalam manga jenis

ini, adalah persahabatan dan anggapan bahwa musuh ditaklukkan

bukan untuk dimusnahkan. Persahabatan yang paling kentara, di mana

sang ‘gadis ajaib’ yang biasa ditampilkan dalam manga, tidak pernah

tampil sendirian. Dalam beberapa cerita yang berbeda, sang ‘gadis

ajaib’ selalu memiliki tim dalam setiap pertempurannya. Dan di saat-


28

saat genting, di mana nyawa sang tokoh utama terancam, biasanya

akan muncul sosok misterius yang menjadi dewa penyelamat.

4. Ciri Khas Manga

Manga merupakan komik dari Jepang yang memiliki ciri khas

tersendiri dibanding komik lainnya. Dilihat dari cara penggambarannya

tokoh-tokoh manga selalu digambarkan dengan mata besar. Penggambaran

mata besar ini yang menjadi ciri khas dari manga dari pertama dibuat

sampai saat ini. Selain itu dalam manga tokohnya selalu digambarkan

menjadi perempuan cantik maupun laki-laki tampan dengan wajah yang

mungil, badan yang langsing dan kaki yang panjang.

Manga mulai menemukan ciri khasnya setelah perang dunia ke-2.

Salah satu pelopornya adalah Fujiko Fujio yang sukses dengan Doraemon.

Ciri khas itu meliputi karakter wajah serta penceritaan. Tokoh-

tokoh manga kini bermata besar,memiliki raut wajah halus dan pipi bulat,

hidung sempit dan bibir tipis.”26

Manga juga selalu memberikan cerita sederhana dalam kehidupan

sehari-hari seperti, kehidupan sekolah. melalui manga juga diceritakan

tentang kebiasaan-kebiasaan masyarakat Jepang sehari-hari maupun

tentang festival yang menjadi kebudayaan Jepang. Banyak cerita manga

yang menceritakan tentang budaya minum teh di Jepang yang disebut

dengan cha no yu maupun budaya hanami yaitu kegiatan melihat bunga

26
http://naburo.wordpress.com/2012/11/27/sejarah-manga-dan-jenis-jenis-manga-di-jepang/
diakses pada tanggal 24 April 2014, pukul 14:55 WIB
29

sakura beramai-ramai di musim semi.

C. Minat Baca

1. Pengertian Minat Baca

“Minat adalah suatu keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi

terhadap sesuatu.”27 Minat baca berarti suatu keinginan yang tinggi yang

dimiliki seseorang terhadap buku sehingga menimbulkan keinginan untuk

membacanya. “Minat baca suatu perhatian yang kuat dan mendalam

disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga

mengarahkan anak untuk membaca dengan kemauannya sendiri”28

Ada pula baca atau membaca bila diartikan berarti upaya

memahami makna pesan dari penulis. Maka dapat disimpulkan bahwa

deinisi minat baca berarti “adanya perhatian atau kesukaan

(kecenderungan hati) membaca”.29 Minat baca adalah kecenderungan jiwa

yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca.

Orang yang memiliki minat baca tinggi senantiasa mengisi waktu

luang dengan membaca sehingga ia senantiasa haus terhadap bacan. Minat

baca aadalah modal utama dalam membiasakan membaca kepada anak-

anak. Peran serta keluarga menjadi yang utama ketika mengenalkan

bacaan kepada anak-anak. Anak-anak harus didekatkan pada buku sejak

kecil untuk membentuk mereka menjadi manusia yang berwatak, arif

27
Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat Edisi Revisi ( Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 107
28
Liliawati. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua, Simulasi Membaca Dari Orang
Tua dan Intelegensi dengan Minat Membaca Pada Anak (Yogyakarta: Fakultsa Psikologi
Universitas Gadjah Mada,1998), h.34.
29
A. Ridwan Siregar. Perpustakaan: Energi Pembangunan Bangsa (Medan: USU,2004), H.28
30

berwawasan dan beritelegensia tinggi sehingga peran orang tua sangat

menentukan pembentukan pribadi anak-anak tersebut.

Menurut Murti Bunanta “ orang tua berperan untuk meningkatkan

kesadaran, tanggung jawab dan kewajiban mereka, baik dalam hal

menyeleksi acara televise ataupun bacaan.”30 Minat baca yang terbentuk

sejak kecil akan membuat anak-anak menikmati bacaan mereka sehingga

dari perasaan nyaman yang lahir ini akan merubah menjadi kebutuhan bagi

mereka sampai dewasa nanti. “Membaca bukan sekedar hobi, tapi sebuah

konsep”31

Menurut seorang periset Amerika Jeanne S. Chall dalam Stages of

Reading Development membaca sesuai tingkat usia dan pengalaman

pendidikannya, digolongkan dalam enam tingkatan ideal, yakni:32

Tingkat 0: pre-reading dan pseudo-reading, 6 tahun ke bawah

Tingkat 1: membaca awal dan decoding, 6-7 tahun

Tingkat 2: konfirmasi dan kelancaran, 7-8 tahun

Tingkat 3: membaca untuk belajar, 9-14 tahun

Tingkat 4: membaca untuk belajar, 14-17 tahun

Tingkat 5: konstruksi dan rekonstruksi, 18 tahun ke atas

Membiasakan membaca sejak dini akan menghasilkan generasi

yang gemar membaca ketimbang generasi yang hobi mendengar saja.

Banyak anak-anak saat ini lebih suka mendengarkan dibanding membaca

30
Murti Bunanta. Buku, Mendongeng dan Minat Baca (Jkarta: Pustaka Tangaa, 2004), h. 98
31
Raghib As-Sirjani. Spiritual Reading: Hidup Lebih Bermakna Dengan Membaca (Solo: Aqwam,
2007), h. 15
32
http://dessyharisanty.web.ugm.ac.id/?m=200804 diakses pada tanggal 4 Juli 2014 pukul 14:04
WIB
31

selain itu faktor televisi sebagai media hiburan juga mempengaruhi minat

baca pada anak-anak.

Televisi juga internet masih menjadi penyebab penurunan minat

baca khususnya bagi anak-anak di Indoensia. Kemajuan teknologi ini

seperti bukan hanya menjadi kebutuhan tambahan sebagai hiburan saja

tetapi juga menjadi faktor yang kian menggeser budaya membaca

khususnya diusia anak-anak.

2. Tujuan Membaca

Tujuan umum membaca adalah untuk mendapatkan informasi baru. Dalam

kenyataannya terdapat tujuan yang lebih khusus dari kegiatan membaca

menurut Darmono,33 yaitu:

a. Membaca untuk tujuan kesenangan seperti membaca novel, surat

kabar, majalah dan komik. Cara lain yang bisa dilakukan menurut

Davies34 dengan mengikuti cerita, menikmati suara dan irama atau

sajak dari teks literature. Tujuan membaca seperti ini adalah reading

for pleasure dan bacaan yang dijadikan obyek kesenangan ialah bacaan

ringan.

b. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan disebut juga dengan

reading for intellectual profit misalnya membaca buku pelajaran dan

buku ilmu pengetahuan.

c. Membaca untuk melakukan pekerjaan contohnya para mekanik perlu

membaca buku petunjuk dan ibu-ibu membaca booklet tentang resep

33
Darmono. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja (Jakarta:
Gramedia Widiasarana, 2007), h.42
34
Davies Florence. Introducing reading (London: Penguin English, 1995), h.38
32

makanan. Kegiatan membaca ini dinamakan dengan reading for work.

d. Membaca untuk mengorganisir belajar seperti mengidentifikasi isi teks

yang penting. Menjawab pertanyaan khusus dan menentukan mana

untuk belajar dari suatu teks.

e. Membaca untuk belajar bahasa seperti menerjemahkan teks,

mempelajari kosa kata baru, mengidentifikasi penggunaan struktur,

menggunakan teks sebagai model untuk menulis dan melatih

pengucapan dan pelafan.

Dari uraian di atas menunjukan bahwa tujuan membaca banyak dan

beragam dari yang sederhana seperti hiburan samapai yang rumit seperti

belajar. Seseorang yang membaca pasti memiliki suatu tujauan dan dari

membaca terdapat banyak manfaat yang dirasakan.

3. Manfaat Membaca

Beberapa manfaat mambaca bagi anak-anak menuerut Marry Leonhardt35

berikut ini adalah:

a. Anak-anak harus gemar membaca agar dapat membaca dengan baik.

Mereka hanya akan bersedia menggunakan sebagian besar waktunya

untuk membaca jika mereka memang gemar membaca, berlatih adalah

segalanya.

b. Anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan

yang lebih tinggi. Mereka akan mambaca, menulis, dan memahami

35
Marry Leonhardt. 99 Cara Menjadikan Anak Anda ”Kerajinan” Membaca (NewYork: Three
Rivers Press, 2000), h.27
33

gagasan-gagasan rumit secara lebih baik.

c. Membaca akan memberikan wawasan yang lebih luas

keberagamannya, yang membuat belajar dalam segala hal lebih mudah.

d. Kemampuan istimewa membaca kemungkinan akan mengatasi rasa

percaya diri anak terhadap kemampuan akademik mereka karena

mereka akan mampu menyelesaikan pekerjaan sekolah mereka hanya

dengan menyediakan sedikit waktu dan energi emosional mereka.

e. Membaca dapat membantu anak-anak untuk memiliki rasa kasih

sayang.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat dan membaca

menurut Dawson dan Bamman36, yaitu:

a. Seseorang dapat menemukan kebutuhan dasarnya lewat bahan-bahan

bacaan topic, isi, pokok persoalan, tingkat kesulitan, dan cara

penyajiaanya sesuai dengan kenyataan individunya. Bedasarkan

prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa setiap orang memiliki kebutuhan

dan kepentingan individual sehingga setiap orang memilih buku atau

bahan bacaan sesuai dengan prinsip psikologi.

b. Kegiatan dan kebiasaan membaca dinyatakan atau dianggap berhasil

atau bermanfaat jika murid memperoleh kepuasaan dan dapat

memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Setiap seseorang ingin

memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, yaitu rasa aman, status dan

36
Dawson, Mildred A. and Henry A. Bamman. Fundamentals of Basic Reading Instruction. (New
York: Longmans, Green and Co, 1990), h. 133-147
34

kedudukan tertentu, kepuasan efektif, dan kebebasan yang sesuai

dengan kenyataan serta tingkat perkembangannya. Kebutuhan itu

berpengaruh terhadap pilihan dan minat masing-masing individu. Hal

itu berarti bahwa ada pengaruh faktor psikologi terhadap minat baca.

c. Tersedianya sarana buku bacaan kehidupan keluarga atau rumah

tangga merupakan salah satu faktor pendorong terhadap pilihan bahan

bacaan dan minat baca setiap individu. Atas dasar prinsip itu, dapat

ditegaskan bahwa pilihan dan minat baca setiap individu ada

kemungkinan didorong oleh kondisi atau status sosial ekonomi

kehidupan keluarga atau rumah tangganya masing-masing. Dengan

kata lain, perwujudan minat baca murid didosrong pula oleh faktor-

faktor psikologis.

d. Jumlah dan ragam bacaan yang disenangi oleh anggota-anggota

keluarga (ayah, ibu, dan saudara kandung) juga berfungsi sebagai salah

satu pendorong pilihan bacaaan dan minat baca setiap individu. Atas

dasar prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa minat baca setiap individu

dapat timbul karena kebiasaan dan kesenangan anggota keluarganya

itu dapat dilihat sebagai salah satu faktor pendorong yang dimasukan

sebagai faktor sosiologis.

e. Tersedianya sarana perpustakaan sekolah maupun perpustakaan umum

yang relatif lengkap dan sempurna serta kemudahan proses

peminjamannya merupakan faktor besar yang mendorong terhadap

pilihan bahan bacaan dan minat baca individu itu sendiri. Atas dasar

prinsip itu, dapat ditegaskan faktor kurikuler sangat mendorong


35

terhadapnya timbulnya minat baca.

f. Saran-saran teman maupun orang terdekat di luar keluarga inti sebagai

faktor eksternal yang dapat mendorong timbulnya minat baca

seseorang. Dari banyak saran orang terdekat anak-anak akan

termotivasi untuk membaca dengan pilihan tema-tema yang mereka

sukai.

g. Faktor jenis kelamin juga berfungsi sebagai pendorong perwujudan

pemilihan buku bacaan minat baca anak. Prinsip itu menegaskan

bahawa perbedaan jenis kelamin secara psikologis dapat mendorong

perwujudan selera dan minat baca seseorang.

Dari beberapa faktor yang telah diungkapkan di atas dapat kita lihat

kalau minat baca dapat ditimbulkan dari lingkungan keluarga pada

awalnya. Lingkungan keluarga yang suka membaca akan mempengaruhi

kebiasaan anak untuk menyukai bacaan juga. Pengaruh dari orang tua,

kakak, maupun anggota keluarga lainnya akan berdampak ke anak dalam

menyukai buku bacaan.

5. Usaha Untuk Meningkatkan Minat Baca

Dengan berbagai manfaat yang telah diungkapkan sebuah kegiatan

membaca menjadi sangat penting dampaknya dalam membentuk

kepribadian anak-anak. Murti Bunanta dalam bukunya buku, mendongeng,

dan minat baca37 mengatakan beberapa poin untuk membuat suasana yang

nyaman bagi anak-anak dalam membiasakan membaca, sebagai berikut:

a. Menciptakan suasana membaca

1) Fisik: ruang yang bersih, terasa lega diman buku-buku disusun


37
Murti Bunanta. Buku, Mendongeng dan Minat Baca (Jkarta: Pustaka Tangaa, 2004), h. 101
36

secara rapi dan teratur serta terawat bersih akan dengan sendirinya

mengajar anak untuk mencintai dan menyukai suatu ruangan yang

disebut perpustakaan.

2) Mental: guru tidak hanya mengajar membaca, tetapi juga

memotivasi anak menyukai membaca dan menjadi pembaca yang

baik.

3) Sarana: anak harus dikelilingi dengan buku. oleh karena itu

perpustakaan harus mempunyai banyak koleksi yag mudah didapat.

Selain buku, idealnya juga tersedia film strip, video, maupun film

yang isinya berhubungan dengan bacaan.

b. Menyelenggarakan berbagai program

1) Melalui acara yang tidak ada kaitan secara langsung dengan

buku/sastra.

2) Melalui program sastra, yaitu yang berkaitan dengan bacaan.

c. Mengadakan kerjasama dengan masyrakat

1) Orang tua: Peran orang tua sangat penting untuk mempengaruhi

anak menyukai bacaan. Lingkungan keluarga yang terbiasa dengan

membaca akan menjadi motivasi bagi anak menyukai bacaan.

2) Sukarelawan: Memanggil atau membina masyarakat untuk menjadi

sukarelawan yang dapat memotivasi anak untuk membaca.

3) Penerbit: buku-buku yang menarik akan sangat disukai oleh anak-

anak karena mereka pasti akan lebih tertarik dengan buku yang

bergambar maupun berwarna. Penerbit harus melihat unsur-unsur

buku yang dapat membuat anak tertarik untuk membaca dari segi
37

penampilan, gambar, cerita, bahkan keamanaan dan kesehatan bagi

anak.

4) Organisasi sosial: adanya organisasi sosial di masyarakat yang

bergerak untuk membina minat baca khususnya minat baca anak

adalah suatu hal yang harus dicapai. Terbentuknya organisasi ini

dapat berupa adanya taman baca masyarakat dengan begitu akan

menimbulkan kedekatan buku kepada masyarakat. Kegiatan

kegiatan yang berkaiatan dengan meningkatakn minat baca juga

dapat diadakan seperti halnya kegiatan story telling.

d. Membangun jaringan kerja (networking)

1) Antar sekolah.

2) Antar perpustakaan.

3) Antar guru antar pustakawan.

e. Mempromosikan perpustakaan

1) Melalui cetakan/brosur.

2) Melalui buku telepon.

Sedangkan menurut Raghib As-Sirjani dalam bukunya yang

berjudul spiritual reading38, Ia mengatakan beberapa metode menjadikan

anak gemar membaca:

a. Teladan dari seorang pembaca budiman

Jika seorang “bapak” di rumah mencintai buku maka anak pun

38
Raghib As-Sirjani. Spiritual Reading: Hidup Lebih Bermakna Dengan Membaca (Solo: Aqwam,
2007), h. 110
38

akan akan mencintai buku dan gemar membaca

b. Menyediakan buku dan majalah khusus untuk anak

Buku, majalah, cerita-cerita ini tentunya harus memenuhi

beberapa syarat sebagaimana berikut:

1) Mengandung pendidikan yang tepat dan sesuai dengan lingkungan

dimana sang anak tumbuh

2) Disesuaikan dengan usia dan kematangan akal sang anak

3) Bisa memenuhi kebutuhab membaca sang anak

4) Tampilannya istimewa, pilihan warna-warni yang sesuai, gambar-

gambarnya menarik dan huruf-hurufnya besar

c. Memotivasi anak untuk membuat perpustakaan mini pribadi

Perpustakaan mini ini berisikan buku-buku warna-warni, cerita-

cerita asyik dan majalah-majalah menarik. Semua perangkat ini akan

membuat seorang anak hidup dengan nuansa bacaan yang indah dan

menarik.

d. Membiasakan membaca secara bertahap

Menanamkan cinta membaca harus dimulai secara bertahap

dimulai dari buku yang hanya berisikan gambar-gambar, sampai buku

dengan cerita yang ringan kemudian buku yang ceritanya lebih

mendalam lagi.

e. Luangkanlah waktu untuk membacakan buku kepada anak

Meluangkan waktu untuk membacakan buku akan membuat


39

mereka bisa berinteraksi dan merasakan keindahan yang ada dalam

buku itu. Disamping itu, hal ini juga dapat membantu mereka

mempelajari dan memahami bahasa buku.

Selain dari usaha orang tua sebagai orang terdekat anak-anak peran

guru maupun pustakawan juga sangat penting untuk menumbuhkan minat

baca sehingga diperlukan kesadaran bagi orang-orang dewasa disekitar

anak-anak untuk ikut ambil bagian dalam gerakan minat baca tersebut.

Pemerintah Indonesia juga telah mencanangkan kegiatan bulan

buku nasional pada setiap bulan Mei dan melakukan pameran buku atau

kegiatan lain yang menunjang bulan buku nasional seperti kegiatan

HANJABA yang selalu diadakan di setiap Perpumda setiap tahunnya.

Adanya kegiatan memperingati hari aksara setipa bulan September juga

merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap minat baca di

Indonesia.

D. Peranan

Pengertian peranan menurut Soejarno Soekanto39 adalah sebagai

berikut: “ Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,

maka ia menjalankan suatu peranan.”

Konsep peran (role) menurut Komarudin40 dalam buku “Ensiklopedi

Manajemen” mengungkapkan sebagai berikut:

1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen


39
Soerjano Soekanto. Sosiologi Sebagai Pengantar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hal.
243
40
Komarudin. Ensiklopedi Manajemen (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hal. 768
40

2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai status

3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranda

4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang apa

adanya

5. Fungsi setiap variabel dalam sebab akibat

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil bahwa peranan merupakan

penjelasan sejauh mana seseorang atau bagian, dalam menunjang usaha

pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai hubugan dua

variabel yang mempunyai hubungan sebab akibat.

E. Penelitian Relevan

Dari beberapa penjabaran mengenai komik terjemahan Jepang manga

penulis membuat spesifikasi penelitian seperti berikut ini:


41

Kinko Ito Tahun 2005 Stergios Botzakis Kate Allen, John E.


Tahun 2009 Ingulsrud Tahun
1. Sejarah manga 2003
2. Peran manga 1. Manga sebagai
sebagai budaya bacaaan anak 1. Manga sebagai
Jepang remaja bacaan segala usia
2. Manga sebagai 2. Manga sebagai
pengenlan kultur hiburan
budaya

Fokus penelitian ini:


1. Faktor yang mendorong
minat baca anak terhadap
manga
2. Manga sebagai bacaan anak
untuk meningkatkan minat
baca

Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang relevan atau sejenis dengan

penelitian yang akan diteliti yaitu, Nada Zakiah mahasiswi dai Universitas

Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Jurusan Ilmu Perpustakaan

yang menyelesaikan skripsi pada tahun 2011. Penelitian tersebut tentang

“Minat dan Kebiasaan Membaca di Taman Bacaan Pondok Pekayon Indah

(MANCA), Bekasi Selatan”. Tujuan dari Dari rujukan beberapa penilitian

mengenai manga dapat dilihat kalau manga bukanlah sekedar komik yang

dibaca oleh anak-anak saja terlebih lagi manga merupakan budaya dari negeri

sakura Jepang yang kini telah mendunia. Menurut beberapa penelitian tersebut

pembaca manga tidak terdiri dari anak-anak saja tetapi sampai orang dewasa

pun kini membaca manga.


42

Membaca manga kini dijadikan hobi oleh beberapa orang sampai kini

dari manga sudah banyak terlahir anime yang merupakan manga yang dibuat

film kartunnya. Antusiasme membaca manga juga dapat terlihat dari kecintaan

mereka terhadap tokoh manga tersebut dan mencoba berpenampilan seperti

mereka dengan cara bercosplay. Cosplayer ini akan banyak kita temui

diberbagai even-event festival Jepang. Dari semua yang dilakukan oleh

pembaca manga ini adalah dampak dari manga itu sendiri, manga merupakan

budaya Jepang yang telah mendunia dan berdampak sangat hebat sampai saat

ini. Banyak dari anak-anak juga membaca manga hal ini dapat merupakan

cerminan gemar mambaca yang dimiliki oleh mereka.


BAB III

PROFIL PERPUSTAKAAN RIMBA BACA

A. Gambaran Umum Perpustakaan Rimba Baca

Perpustakaan ini didirikan pada tanggal 28 November tahun 2011.

Perpustakaan ini didirikan atas kecintaan sang pemiliknya, Ibu Suzi Fitriyana

yang biasa disapa Mbak Fitri terhadap buku dan anak-anak. Mbak Fitri

mempunyai koleksi buku yang cukup banyak, baik dari buku fiksi dan non

fiksi. Orangtua Mbak Fitri memberikan sebuah lahan kosong. Kemudian

Mbak Fitri berinisiatif untuk membangun sebuah perpustakaan yang bisa

menyimpan semua koleksi pribadi buku-bukunya. Tumbuh dengan buku

anak-anak yang bagus, telah menginspirasi Mbak Fitri untuk berbagi

pengalaman membaca yang tak terlupakan dengan anak-anak saat ini.

Perpustakaan Rimba Baca adalah sebuah perpustakaan kecil yang terletak di

daerah perumahan Cilandak Jakarta Selatan dengan koleksi buku lokal dan

internasional yang terus berkembang.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi di Perpustakaan Anak “Rimba Baca” hanya terdiri

Owner, manajer perpustakaan, putakawan serta satu staff perpustakaan. Staf

bertanggung jawab kepada Pustakawan. Pustakawan bertanggung jawab

kepada manajer kemudian Manajer bertanggung jawab kepada owner.

43
44

C. Koleksi

Koleksi yang terdapat dilantai Pertama Perpustakaan Rimba Baca

terdiri dari buku khusus anak-anak yang dikelompokkan berdasarkan umur.

Koleksi 0-3 untuk pemustaka yang berusia 0-3 tahun. Koleksi 4-8 untuk

pemustaka yang berusia 4-8 tahun dan koleksi 9-12 untuk pemustaka yang

berusia dari 9-12 tahun. Dilantai Kedua adalah koleksi yang dikhususkan

untuk Orangtua/Pendamping dari anak-anak tersebut. Koleksi ini terdiri dari

novel fiksi dan non fiksi, design, fotografi, resep masakan, biografi, bisnis,

manajemen, ekonomi, travelling, terbitan berseri, agama, dan buku referensi.

Jumlah total koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan Anak “Rimba

Baca” adalah berjumlah kurang lebih 6000 koleksi buku, baik buku untuk

anak-anak, remaja, dan orang tua/pendamping. Untuk koleksi buku anak,

hampir 75% berbahasa Inggris. Sisanya berbahasa Indonesia, Mandarin,

Vietnam.

Tabel 1
Jumlah Koleksi Berdasarkan Subyek

No. Subyek Jumlah Judul


1. Sastra 10
2. Psikologi dan Filsafat 25
3. Hukum 10
4. Novel remaja 150
5. Novel fiksi 150
6. Novel non fiksi 150
7. Agama 50
8. Travelling 50
9. Sejarah 25
45

10. Politik, Ekonomi, Bisnis, Manajemen 73


11. Pendidikan 39
12. Referensi 42
13. Desain 95
14. Buku Masak 100
15. Kesehatan Ibu dan Anak 100
16. Komik 250

D. Pengguna

Pengguna Perpustakaan “Rimba Baca” yang telah menjadi anggota

perpustakaan dapat dikenali dengan adanya kepemilikan kartu anggota

perpustakaan. Dalam satu kartu, dapat dimiliki oleh dua orang sekaligus

contohnya seperti adik dan kakak atau anak dan orang tuanya. Umumnya

anggota perpustakaan terdiri dari anak-anak sampai orang tua. Sampai saat ini

sudah ada sekitar 328 orang yang sudah mendaftar menjadi anggota.

E. Gedung Perpustakaan

Bangunan Perpustakaan “Rimba Baca” terdapat di sebuah kompleks

perumahan yang di dalamnya telah di desain hingga lebih terkesan sebuah

perpustakaan. Bangunan perpustakaan ini memiliki luas kurang lebih 500 m²

terdapat 2 ruangan yaitu ruangan art & craft serta ruang kerja untuk manajer.

Bangunan ini juga terdiri dari 2 lantai. Ruang koleksi dan ruang baca menjadi

satu serta tidak ada pemisah untuk bagian sirkulasi.


46

F. Fasilitas Perpustakaan

Perpustakaan “Rimba Baca” ini memiliki fasilitas yang cukup baik

serta dapat memberikan kenyamanan kepada anggota perpustakaannya.

Fasilitas yang dimiliki oleh perpustakaan ini antara lain :

1. Ruangan yang memiliki penyejuk ruangan, yang membuat nyaman setiap

orang yang berkunjung.

2. Rak untuk koleksi buku. Khusus untuk rak koleksi buku anak-anak, setiap

rak telah dikategorikan berdasarkan umur. Yaitu, umur 0-3 tahun, 4-8

tahun, dan juga 9-12 tahun. Pada koleksi rak yang terdapat di lantai 2,

dikategorikan hanya untuk remaja dan dewasa.

3. Layanan Wifi yang dapat diakses secara cuma-cuma oleh anggota

perpustakaan.

4. Meja serta kursi baca, sehingga anggota dapat membaca di kursi tersebut.

5. Rak untuk menyimpan boneka untuk mendongeng.

6. Rak khusus untuk tempat peralatan khusus untuk art and craft

G. Kegiatan Perpustakaan

Kegiatan yang diadakan oleh Perpustakaan “Rimba Baca” merupakan

kegiatan yang dapat menunjang kreativitas anak. Kegiatan-kegiatan dapat

diikuti oleh anggota dan bukan anggota perpustakaan.

Kegiatan yang ada di perpustakaan ini antara lain :

1. Mendongeng (Storytelling)

Kegiatan ini bertujuan agar anak-anak dapat mengetahui sebuah

cerita yang diceritakan oleh pendongeng. Biasanya kegiatan ini diadakan


47

setiap hari sabtu dan minggu. Kegiatan ini juga bisa diadakan ketika ada

kegiatan School Visit.

2. Art and Craft

Khusus untuk kegiatan ini, dilaksanakan setiap hari selama

perpustakaan tersebut beroperasi, namun kegiatan ini hanya bisa diikuti

oleh anggota perpustakaan saja. Pada kegiatan ini, anak-anak dapat

membuat prakarya sendiri dan “Rimba Baca” sudah menyediakan

fasilitasnya. Dalam kegiatan ini, sudah tersedianya alat menggambar,

kertas untuk mewarnai, stik es krim, karton, manik-manik, dsb.

3. Art Day

Art Days merupakan kegiatan yang berhubungan dengan seni

menggambar, mewarnai, memberi tempelan dan hiasan seperti manik-

manik atau gliter pada gambar yang sudah diwarnai. Kegiatan ini biasanya

di ikuti oleh anak-anak yang berusia 5 sampai 12 tahun.

4. Cooking Class

Kegiatan ini sangat disukai oleh anak-anak karena anak-anak dapat

berkreasi menghias cupcakenya serta dapat belajar bagaimana menghias

kue. Kegiatan ini biasanya hasil kerjasama “Rimba Baca” dengan pemilik

The Cupcakes Land, yaitu Tante Wika. Setelah acara ini selesai, anak-anak

diperbolehkan untuk memakan atau membawa pulang hasil kreasi mereka.

5. School Visit

Untuk kegiatan yang satu ini, biasanya pihak sekolah

PAUD/TK/SD akan menghubungi pihak Perpustakaan “Rimba Baca”


48

untuk memperkenalkan kepada murid-muridnya perpustakaan khusus anak

yang menyediakan bahan pustaka yang cocok untuk usia mereka. Kegiatan

ini sebenarnya sekaligus untuk mempromosikan apa saja layanan yang ada

pada perpustakaan anak ini. Dalam School Visit ini, pustakawan “Rimba

Baca” akan menjelaskan semua hal yang ada di perpustakaan tersebut.

Diharapkan setelah kunjungan ini anak-anak akan semakin tertarik

membaca buku atau mengunjungi perpustakaan dibanding dengan

menghabiskan bermain games serta dapat menarik anak-anak untuk

menjadi bagian dari anggota perpustakaan.

H. Jadwal Kegiatan Layanan

Jadwal kegiatan layanan di Perpustakaan “Rimba Baca” dilaksanakan

setiap hari mulai dari pukul 10.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB, tetapi

khusus hari sabtu dan minggu perpustakaan tutup jam 19.00 WIB. Khusus

untuk kegiatan untuk mendongeng diadakan setiap hari sabtu dan kegiatan-

kegiatan lain diadakan ketika Perpustakaan “Rimba Baca” ingin mengadakan

acara tersebut. Kecuali untuk Art and Craft dapat dilakukan setiap hari apabila

ada anggota dan School Visit yang dilakukan ketika ada sekolah yang ingin

berkunjung.

I. Sarana Simpan dan Temu Kembali

Sarana simpan dan temu kembali merupakan sarana yang digunakan

oleh pengguna maupun staf perpustakaan untuk memudahkan penelusuran

informasi atau mencari koleksi yang ada di perpustakaan.


49

Di Perpustakaan Anak “Rimba Baca” sarana simpan dan temu kembali

menggunakan katalog yang dapat diakses baik bagi member/non member.

Katalog tersebut berada di dalam website perpustakaan. Di dalam website

tersebut juga terdapat koleksi buku mana yang sering di pinjam oleh anggota

perpustakaan.

Perpustakaan Anak “Rimba Baca” menggunakan sistem open access,

dimana pengunjung dapat mencari dan mengambil dokumen yang diinginkan.

Dan apabila pengunjung menemukan kesulitan bisa langsung bertanya pada

pustakawan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tahapan Penelitian

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan hasil penelitian yang dilakukan

di Perpustakaan Rimba Baca Jakarta Selatan mengenai minat baca anak

terhadap komik terjemahan Jepang “manga”. Teknik pengumpulan data

dilakukan melalui wawancara, observasi, dan kajian kepustakaan. Informan

dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang semuanya adalah anak-anak

yang suka dan memiliki kegemaran membaca manga untuk mendukung dan

memperkaya penelitian ini.

Tabel 2
Kriteria Informan

Nama Jabatan Kriteria


- Pelajar Sekolah Dasar
1. NYL Pemustaka
- Usia 9 Tahun
- Pelajar Sekolah Dasar
2. DFN Pemustaka
- Usia 11 Tahun
- Pelajar Sekolah Dasar
3. KLH Pemustaka
- Usia 12 Tahun
- Pelajar Sekolah Dasar
4. ALH Pemustaka
- Usia 12 Tahun
- Pelajar Sekolah Dasar
5. ARS Pemustaka
- Usia 11 Tahun
- Pelajar Sekolah Dasar
6. SLM Pemustaka
- Usia 10 Tahun
- Pelajar Sekolah Dasar
7. ZSK Pemustaka
- Usia 11 Tahun

50
51

- Pelajar Sekolah Dasar


8. NDA Pemustaka
- Usia 12 Tahun
- Pelajar Sekolah Dasar
9. INY Pemustaka
- Usia 12 Tahun
- Pelajar Sekolah Dasar
10. ALH Pemustaka
- Usia 9 Tahun

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan jenis

penelitian yang digunakan ialah jenis penelitian deskriptif. Jenis penelitian

deskriptif digunakan untuk mencari deskripsi yang tepat dari semua

keadaan objek yang diteliti. Observasi ini dilakukan selama 2 bulan sejak

tanggal 1 Juli hingga 30 Agustus 2014.

Minat baca anak terhadap komik terjemahan Jepang “manga” akan

mencakup berbagai faktor yang mendorong anak dalam membaca manga.

Peran manga dalam meningkatkan minat baca pada anak juga terlihat

dalam bacaan anak yang dibaca selain manga dan banyaknya waktu yang

dihabiskan untuk membaca manga.

B. Hasil Penelitian

1. Koleksi di Rimba Baca

Koleksi yang terdapat di lantai Pertama Perpustakaan Rimba Baca

terdiri dari buku khusus anak-anak yang dikelompokkan berdasarkan

umur. Koleksi 0-3 untuk pemustaka yang berusia 0-3 tahun. Koleksi 4-8

untuk pemustaka yang berusia 4-8 tahun dan koleksi 9-12 untuk

pemustaka yang berusia dari 9-12 tahun. Dilantai Kedua adalah koleksi
52

yang dikhususkan untuk Orangtua/Pendamping dari anak-anak tersebut.

Koleksi ini terdiri dari novel fiksi dan non fiksi, design, fotografi, resep

masakan, biografi, bisnis, manajemen, ekonomi, travelling, terbitan

berseri, agama, dan buku referensi.

Jumlah total koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan Anak “Rimba

Baca” adalah berjumlah kurang lebih 6.804 koleksi buku, baik buku untuk

anak-anak, remaja, dan orang tua/pendamping. Untuk koleksi buku anak,

hampir 75% berbahasa Inggris. Sisanya berbahasa Indonesia, Mandarin,

Vietnam.

Dalam koleksinya kita dapat membedakan bacaan anak-anak dengan

berdasarkan usia karena buku-buku sudah disusun menurut usia anak-

anak, sehingga kita dapat melihat perbedaan buku-buku yang disusun

disetiap raknya. Anak usia 0-3 tahun biasanya diberikan buku yang lebih

banyak gambarnya daripada buku-buku yang banyak ceritanya selain itu

juga buku-buku tersebut harus berwarna, memiliki keamanan untuk anak

seusia tersebut seperti tidak runcing pinggiran bukunya maupun tidak

berbahaya untuk kesehatan.

Sama halnya dengan anak usia 4-8 tahun maupun anak usian 9-12

tahun yang diberikan buku yang sesuai dengan usia mereka pada anak-

anak usia ini mereka diberika buku yang lebih banyak cerita dibandingkan

dengan gambarnya dan untuk anak-anak usia 9-12 tahun mereka juga

sering membaca novel KKPK karena novel ini juga banyak diminati dari

segi ceritanya.
53

Table 3
Total Jumlah Koleksi Rimba Baca

No. Jenis Koleksi Jumlah


1. Koleksi 0-3 Tahun 1.500 Eksemplar
2. Koleksi 4-8 Tahun 1.250 Eksemplar
3. Koleksi 9-12 Tahun 995 Eksemplar
4. Koleksi Bagi Orang Tua 1159 Eksemplar
5. Majalah 900 Eksemplar
6. Komik 1.000 Eksemplar
Jumlah 6.804 Eksemplar

Koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan rimba baca memang

dikhususkan untuk anak-anak dan itu semua terlihat dari banyaknya

bacaan untuk anak anak. Bacaan anak-anak sendiri terdiri novel, komik,

buku mendongeng, buku alphabet, juga cerita rakyat. Buku bacaan ini

pada umumnya berbahasa Inggris namun tidak sedikit juga yang berbahasa

Indonesia.

2. Jenis Jenis Manga

Manga menjadi bacaan dengan jumlah terbanyak selain buku-buku

anak di Rimba Baca. Manga yang terdapat di Rimba Baca ini sebagian

besarnya merupakan bentuk sumbangan dari orang-orang yang sering

berkunjung ke Rimba Baca. Di Rimba Baca sendiri terdapat 1000

eksemplar manga dengan berbagai judul dan jenis manga. Jenis manga

yang ada di Rimba Baca pada umumnya berjenis shōjo, shonen, dan

kodomo, jenis-jenis manga tersebut memang yang biasa dibaca anak-anak

pada umumnya.
54

Beberapa judul manga berjenis Shōjo yang terdapat di rimba baca

yaitu: Baby Love, Candy Candy, Cotton Land, Coz I Love You, Diva

sedangkan judul manga berjenis Shonen antara lain: Captain Tsubasa,

Chinmi Legends, Detective Conan, Kenji, Offside, Ragnarok dan The

Prince of Tennis. Untuk manga anak-anak atau jenis kodomo yaitu

doraemon juga kobochan. Untuk daftar komik yang dimiliki oleh Rimba

Baca dapat dilihat pada lampiran 1.

Banyaknya judul manga yang ada di rimba baca ini membuat anak-

anak semakin menikmati untuk membaca manga. Membaca manga

biasanya dilakukan karena memang hobi tetapi tidak sedikit juga karena

untuk kesenagan mereka saja. Untuk judul-judul manga yang terdapat di

rimba baca ini ada terdapat berbagai cerita seperti manga jenis shōjo

manga yang disajikan memang untuk anak-anak perempuan karena cerita

yang disajikan lebih berlatar tentang percintaan lain halnya dengan shonen

lebih sering dibaca oleh anak-anak laki-laki karena cerita yang disajikan

juga lebih tentang laga, beladiri, olahraga maupun misteri namun tidak

sedikit dari anak perempuan yang ikut membaca manga jenis ini juga.

Dari dua jenis manga tersebut manga kodomo lebih diperuntukan

untuk anak-anak usia dibawah 10 tahun seperti doraemon maupun mikko.

Manga seperti ini menyajikan cerita tentang persahabatan yang baik

dibaca oleh anak-anak usia 10 tahun kebawah.


55

3. Faktor yang Mendorong Minat Baca Anak Terhadap Manga

a. Orang Terdekat

Setelah melakukan wawancara dengan anak-anak yang suka

membaca membaca maka saya mendapatkan kalau minat baca tidak

dapat tumbuh dengan sendirinya karena harus ada orang yang

mengenalkan sebelumnya. Ini terbukti dari beberapa anak-anak yang

saya wawancarai mengatakan kalau mereka pertama kali dikenalkan

membaca dari orang tua maupun orang terdekat mereka.

Tabel 4
Pengaruh Orang Terdekat

No. Kode Hasil Wawancara


1. Mama - Ehhm itu dari mama kenalin waktu umur 5
tahun (NYL)
- Mama (ARY)
- Mama aku (SLM)
- Sama kakak sama ibu juga (NDR)
2. Kakak - Kakak (INY)
- Sama kakak sama ibu juga (NDR)
3. Saudara - Karna sodara aku soalnya sodara aku punya
banyak buku (ZSK)
4. Teman - “waktu aku kelas tiga itu temen aku ada yang
bawa komik terus aku liat ceritanya bagus jadi
suka deh” (DFN)
5. Diri - “Aku sendiri” (ALH)
Sendiri
56

Seperti yang sudah dirangkum dalam wawancara dengan anak-

anak tersebut saya mengkategorikan orang-orang yang mempengaruhi

minat baca anak-anak adalah sebagai berikut:

a. “Mama”

b. “Kakak”

c. “Saudara”

d. “Teman”

e. “Diri Sendiri”

Seperti pernyataan wawancara yang dilakukan oleh informan dibawah

ini:

” Ehhm itu dari mama kenalin waktu umur 5 tahun” (NYL)

“Sama kakak sama ibu juga” (NDA)

Dari hasil wawancara tersebut terlihat betapa pentingnya orang

terdekat dari anak-anak untuk dapat menimbulkan minat baca. Ini

sama halnya dengan yang dikatakan oleh Murti Bunanta, “orang tua

berperan untuk meningkatkan kesadaran, tanggung jawab dan

kewajiban mereka, baik dalam hal menyeleksi acara televisi ataupun

bacaan.”41 minat baca yang sudah ada akan terus terbawa sampai

mereka besar hal ini juga terlihat dari ungkapan anak-anak tersebut

yang mengatakan mereka mulai membaca dari kecil sampai saat ini.

41
Murti Bunanta Buku, Mendongeng dan Minat Baca (Jkarta: Pustaka Tangaa, 2004), h. 98
57

Tabel 5
Usia Awal Membaca

No. Kode Hasil Wawancara


1. Usia 0-5 Tahun - “waktu umur 5 tahun” (NYL)
- “Umur 5 tahun” (INY)
2. Usia 6-10 - “Umur 8 tahun” (ALH)
Tahun
- “Dari umur sd kelas dua atau tiga” (NDA)
- “Iyah sering baca dari umur 10 taun”
(ZSK)
- “Dari umur 8 tahun” (SLM)
- “Dari aku kelas empat” (ARY)
- “aku lupa kalo ga salah kelas 3” (ALH)
- “Aku suka baca dari kelas 3 atau kelas 4”
(KLH)
- “waktu kelas 2 atau 3” (DFN)

“Waktu itu kalo aku suka bacanya waktu kelas 2 atau 3” (DFN)

“Aku suka baca dari kelas 3 atau kelas 4” (KLH)

“Dari umur sd kelas dua atau tiga” (NDA)

“Umur 5 tahun” (INY)

Usia anak-anak dalam dipengaruhi oleh orang tua mereka ataupun

orang terdekat untuk membaca berada pada usia rata-rata 0-5 tahun

dan antara 6-7 tahun. Sampai saat ini usia anak-anak tersebut antara 8-

12 tahun mereka masih tetap membaca sehingga dalam usia mereka

yang baru dipengaruhi untuk membaca memang masih bertahan untuk

saat ini.
58

Anak-anak yang sudah memiliki hal dasar untuk kesukaan dalam

membaca seharusnya terus kita arahkan untuk membaca yang sesuai

dengan usia dan pemahaman mereka.

b. Sikap Orang Tua Terhadap Manga Sebagai Bacaan Anak

Kesukaan membaca manga bagi anak-anak terlihat dari jumlah

manga yang dapat mereka baca dalam satu harinya tetapi itu semua

tidak mengganggu aktivitas belajar mereka maupun prsetasi mereka.

hal tersebut terlihat dari jumlah manga yang mereka baca pada hari

sekolah dan hari libur yang berbeda. Mereka dapat membaca manga

yang banyak apabila hari libur karena tidak ada aktivitas belajar yang

terganggu. Beberapa ungkapan informan tentang sikap orang tua

mereka juga mengatakan orang tua tidak melarang membaca manga,

seperti yang diungkapkan oleh informan di bawah ini:

“Engga sih asalkan kalo beli dibaca aja” (KLH)

“Engga, soalnya nilai aku juga engga terlalu jelek banget” (ARY)

“Engga kalo aku udah selesai belajar ga papa” (SLM)

Berdasarkan wawancara tersebut terlihat bahwa orang tua tetap

memberi kebebasan dalam memilih bacaan untuk anak-anaknya.

Tetapi ada juga yang orang tuanya melarang anak-anaknya membaca

manga di tempat yang tidak seharusnya seperti di tempat yang

cahayanya gelap ataupun di mobil. Beberapa dari orang tua ini juga

mendukung anak-anaknya dalam memilih manga bahkan ada dari

orang tua dan orang terdekat mereka yang juga suka membaca manga.

“Engga sih aku juga dibeliin sama kakak” (INY)


59

“Iya sebetulnya itu sih yang dulu banget, papa aku dulu juga

pernah baca” (NYL)

Sikap terbuka dan tidak adanya larangan dari orang tua dalam

menjadikan manga sebagai bacaan merupakan tindakan yang baik

dalam menumbuhkan minat baca pada anak. Tetapi dalam pemilihan

manga seharusnya orang tua juga ikut mencari manga yang sesuai usia

anak-anak.

c. Jenis-Jenis Manga

Manga yang sering dibaca di Rimba Baca adalah manga Shōjo,

shonen, dan kodomo. Ketiga jenis manga ini memang menjadi koleksi

di Rimba Baca. Beberapa judul yang sering dipinjam antara lain:

1) Hey Miko

2) Asari

3) Namaku Miko

4) Crayon Sinchan

5) Detective Conan

6) Detective Kindaichi

7) Doraemon

8) Serial Cantik

9) Kobochan

10) Toe Shoes

Manga Hey Miko, kobocahan dan doraemon menjadi manga

anak-anak yang paling sering dibaca hal ini juga ditunjukan

banyaknya action figure yang banyak diperjual belikan. Anak-anak

usia 9-10 tahun dalam wawancara ini mengatakan kalau mereka suka
60

membaca Doraemon maupun Hey Miko sedangakan untuk anak usia

10-12 tahun mengatakan mereka menyukai manga jenis serial cantik

maupun misteri. Untuk manga Sinchan seharusnya memang tidak

dibaca oleh anak-anak karena beberapa dari serinya menunjukan untuk

usia 15 tahun keatas dan harus didampingi orang tua dalam

membacanya.

4. Peran Manga Dalam Meningkatkan Minat Baca

a. Daya Tarik Manga

Tabel 6
Daya Tarik Manga

No. Kode Hasil Wawancara


1. Gambar - Karena sih seru aja ada gambarnya
(NYL)
- Karena lucu aja sih ada gambarnya
(NDA)
2. Cerita - Aku liat ceritanya bagus jadi suka deh
(DFN)
- Alu lebih suka ceritanya (ALH)
- Itu seru abis (ARY)
- Karena ceritanya sih seru (INY)
3. Gambar dan Cerita - Ceritanya yang menarik, udah gitu kan
gambarnya juga (KLH)
4. Pengarang - Tergantung dari pengarangnya siapa
juga (NDA)

Peran manga dalam meninkatkan minat baca anak terlihat dari

banyaknya penggemar manga khususnya anak-anak. Tidak dapat kita


61

pungkiri kalau manga memiliki daya tarik sendiri dengan ciri khasnya

yang membedakan manga dengan komik lainnya. Penyajian cerita

yang dengan balon-balon kata salah satu cara mangaka untuk menarik

pembacanya. Penggambaran tokoh yang khas dan penyajian tema

cerita juga menjadi ciri khasnya. Dalam manga kita mengenal 3 tema

besar yang sering digambarkan mangaka lewat alur ceritanya, tema

tersebut biasa dikenal dengan sebutan shouju, shonen dan kodomo.

Penyajian tema dan isi cerita yang menarik akan membuat

pembaca manga merasakan perasaan ketagihan ketika mereka

membaca manga. Hal ini membuat pembaca manga tidak dapat

menghentikan ketarikan mereka terhadap manga.

“Kadang kadang sih ceritanya yang menarik” (KLH)

“Lumayan sih tapi aku lebih suka ceritanya” (ALH)

Cerita-cerita yang disajikan akan menimbulkan rasa penasaran

sehingga mereka akan terus menerus menantikan cerita-cerita

kelanjutannya. Rasa ketagihan ini yang menurut saya dapat dikatakan

sebagai peran dalam meningkatkan minat baca anak. Anak-anak yang

terbiasa membaca manga mereka akan terus membaca manga untuk

memenuhi rasa penasaran mereka. Banyak manga berseri yang

menyajikan cerita secara bersambung hal ini akan terus membuat

pembacanya penasaran dengan cerita-cerita kelanjutan dari manga

tersebut.

Manga Detective Conan salah satunya manga ini terus


62

menyajikan cerita pengungkapan sebuah kasus oleh seorang detective

cilik yang kini sudah mencapai volume 80-an. Sampai saat ini anak-

anak yang membaca manga berseri akan terus membaca cerita tersebut

sampai selesai. Tidak hanya manga Detective Conan yang menjadi

incaran anak-anak tersebut untuk memenuhi rasa penasaran mereka

akan bacaan manga karena banyak manga yang dijadikan pilihan

untuk memenuhi rasa penasaran tersebut.

Bisa saja dalam peningkatannya anak-anak tersebut akan terus

membaca manga selama cerita yang disajikan dapat menarik perhatian

dan membuat mereka penasaran. Rasa penasaran ini akan terus

membuat anak-anak memburu manga untuk dibaca bahkan dikoleksi

sebagai hobi mereka. Selain itu, peningkatan ini tidak hanya terjadi

kepada pembaca manga berseri saja, karena anak-anak yang membaca

manga lepas serial cantik juga akan terus meningkat dengan mecari

cerita-cerita yang mereka sukai.

b. Jumlah manga yang dibaca

Table 7
Jumlah Manga yang Dibaca

No. Kode Hasil Wawancara


1. Hari Biasa - Sehari? Dua komik (NYL)
- Biasanya 2 atau 3 (DFN)
- Hari biasa 5 (ALH)
- Biasa sehari dua kali (NDA)
2. Hari Libur - Lebih kadang kadang 4 komik (NYL)
- Bisa sampe 10 (ALH)
63

- Hari libur sama aja (DFN)


- Lagi bengong juga engga ada kerjaan
bisa sampe komiknya abis apa aja
(NDA)

Peningkatan membaca juga terlihat dari jumlah manga yang

anak-anak baca perharinya. Rasa penasaran mereka terhadap cerita

yang disajikan dalam manga membuat anak-anak tersebut terus

membaca manga. Jumlah manga yang biasa mereka baca jelas berbeda

dengan manga yang mereka baca pada hari liburnya karena pada hari

biasa mereka harus tetap menjalankan tugas mereka sebagai pelajar,

sehingga mereka baru dapat membaca manga lebih banyak ketika

dihari libur.

Anak-anak yang menyukai manga dapat menghabiskan

waktunya seharian penuh untuk membaca manga yang mereka suka

hal ini terlihat dari daftar wawancara seperti di bawah ini:

“Ehhm 5-10 komik seharinya” (ALH)

“Biasanya 2 atau 3” (DFN)

“3 sampe 4 kali sih sehari” (ZSK)

“Biasa sehari dua kali tapi kalo lagi bengong juga engga ada kerjaan

bisa sampe komiknya abis apa aja” (NDA)

Dari pernyataan wawancara tersebut maka dapat dikatakan kalau anak-

anak tersebut dapat menghabiskan satu hari mereka dengan membaca

manga, sehingga pernyataan tersebut dapat dibuat penjabaran seperti di


64

bawah ini:

1) “2 manga di hari biasa dan 4 manga di hari libur”

2) “2 manga di hari biasa dan 3 manga di hari libur”

3) “2 manga di hari biasa dan 3 manga di hari libur”

4) “3 manga di hari biasa dan 4 manga di hari libur”

5) “5 manga di hari biasa dan 10 manga di hari libur”

Menghabiskan waktu dengan membaca manga menurut mereka

menjadi hal yang menyenangkan karena mereka menyukai manga.

Manga dijadikan hal untuk refreshing dan menghilangkan pikiran yang

suntuk bagi mereka hal tersebut terlihat dari jumlah manga yang

mereka baca ketika hari libur yang bisa sampai 10 manga dalam satu

harinya. Banyaknya waktu yang mereka habiskan untuk membaca

manga menjadi sangat berarti karena manga yang mereka baca adalah

manga kesukaannya.

c. Minat Baca Anak Terhadap Bacaan Lain

Selain dari banyaknya manga yang mereka baca minat baca

yang tinggi juga ditunjukan dari pernyataan mereka yang suka

membaca buku buku lain selain dari manga.

Tabel 8
Minat Baca Anak Terhadap Bacaan Lain

No. Kode Hasil Wawancara


1. Fiksi - Iyah ada novel kkpk (INY)
- Baca novel juga suka (ALH)
- Novel sukanya tuh yang ada hantu
65

hantunya yang serem serem


detective kaya Sherlock holmes
(ARY)
- Aku baca novel (ALH)
- Novel (DFN)
- aku baca novel KKPK, cerpen
(NYL)
- Buku cerita,novel, majalah majalah
bobo (ZSK)
2. Non Fiksi - Ensiklopedia (NYL)
- Kamus bahasa inggris, atau bahasa
bahasa luar gitu (ARY)

Bacaan yang sering dibaca oleh anak-anak ini antara lain:

1) “ Ensiklopedi”

2) “Novel”

3) “Novel KKPK”

4) “Cerpen”

5) “Majalah bobo”

6) “Majalah”

7) “Komik KKPK”

Jenis-jenis buku yang dibaca memang masih berhubungan

dengan fiksi tapi hal ini menunjukan minat baca tinggi yang mereka

miliki tidak hanya terbatas pada manga. Novel KKPK maupun komik

KKPK banyak menjadi pilihan anak-anak ini untuk membaca selain

manga. Di rimba baca novel KKPK menjadi pilihan kedua setelah


66

buku bacaan anak yang laris dipinjam hal ini menunjukan kalau novel

KKPK sesuai dengan selera anak-anak yang alur ceritanya ringan

karena novel tersebut merupakan novel anak-anak berbahasa Indonesia

yang dikemas dengan menarik juga sehingga novel tersebut memiliki

peminat yang banyak tidak hanya novelnya saja tetapi komiknya juga.

Novel-novel remaja tergolong tebal sehingga untuk anak-anak

usia 12 tahun pun akan keberatan membacanya. Seperti yang

diungkapkan oleh (ALH) “Kalo aku sih komik, soalnya kalo novel itu

kan kadang-kadang balik lagi balik lagi” dengan pernyataanya

tersebut, kita dapat melihat kalau anak-anak dapat kesulitan dengan

membaca buku-buku yang berat bagi mereka. Oleh karena itu, bacaan

fiksi masih dijadikan alternative sebagai bacaan lain selain manga.

C. Pembahasan

Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan secara singkat pembahasan

dari hasil penelitian pada bab IV. Minat baca anak terhadap komik terjemahan

Jepang “manga” mulai terlihat sejak usia anak-anak ini awalnya hanya tertarik

membaca sampai mereka tertarik untuk membaca manga. Usia anak-anak ini

mulai membaca mulai dari usia 5-7 tahun kemudia diusia antra 7-8 tahun

mereka baru mulai tertarik dengan manga. Faktor yang melatar belakangi

mereka menyukai manga tidak jauh dari orang terdekat mereka mulai dari

orang tua, saudara sampai teman mereka. Hal ini menandakan bahwa

lingkungan terdekat akan membentuk anak-anak ini menjadi seperti apa.

Peran orang tua dalam mendukung anak-anak mereka untuk terus


67

membaca juga dangat dibutuhkan. Orang tua yang memag sudah mengenalkan

anak mereka dengan bacaan akan lebih lagi tetap mengawasi anak-anak

mereka dalam memilih buku bacaan. Dalam penelitian ini diungkapkan kalau

orang tua mereka mendukung anak-anak tersebut dalam memilih manga

sebagai bacaan mereka. Orang tua mereka tidak melarang dan tetap

mengarahkan manga apa yang sesuai untuk dibaca sesuai usia anak-anak

mereka.

Ketika mereka mulai dikenalkan dengan buku bacaan sejak usia dini,

anak-anak ini terbiasa dengan membaca buku-buku bergambar. Tetapi seiring

berjalannya usia anak-anak tersebut mulai mencari buku-buku yang sesuai

dengan usia mereka. Manga menjadi pilihan karena manga cocok dibaca oleh

anak-anak usia 8-12 tahun. Manga kodomo yang memang manga untuk anak-

anak menjadi pilihan kebanyakan anak-anak ini seperti Doraemon, Hey Mikko

ataupun Asari.

Waktu menjadi hal yang patut diperhitungkan oleh anak-anak ketika

membaca manga. Anak-anak pastinya akan lebih menyukai hari libur karena

dihari libur anak-anak dapat membaca sepuas hati mereka dibandingkan

dengan hari sekolah. Dihari sekolah anak-anak memiliki waktu yang relatif

lebih sedikit karena memiliki banyak kegiatan. Maka waktu luang menjadi

faktor pendorong bagi anak-anak untuk membaca, kaena dihari libur tersebut

anak-anak dapat menghabiskan waktu untuk membaca buku kesukaan mereka.

Cerita manga yang beragam yang disajikan dalam 3 tema besar seperti

shouju, shonen dan kodomo menjadi alternatif anak-anak ini dalam memilih
68

bacaan. Tema ini banyak dituangkan di berbagai judul manga yang sudah

banyak kita kenal sepertinya halnya Detective Conan, Doraemon, Candy

Candy dan lainnya. Anak-anak tersebut akan terus membaca maanga karena

cerita-cerita yang mereka anggap menarik.

Cerita menjadi hal utama yang membuat anak tertarik membaca manga

selain itu karena cerita yang banyak membuat penasaran maka disini kita akan

melihat nilai manga sebagai peran dalam meningkatkan minat baca anak.

Dapat dikatakan manga dengan cerita yang dibuat berseri akan terus membuat

anak-anak penasaran. Rasa penasaran yang timbul ini akan membuat anak-

anak itu seperti ketagihan ketika membaca manga. Rasa penasaran ini akan

membuat anak-anak menggali rasa keingintahuan mereka terhadap cerita

selanjutnya.

Rasa penasaran dan ketagihan yang ditimbulkan dari membaca manga

dapat terlihat dari jumlah manga yang mereka baca perharinya. Dapat kita

lihat anak-anak membaca 2 manga pada hari biasa tetapi mereka bisa

membaca sampai 10 manga pada hari libur karena cerita dalam manga

tersebut. Cerita yang disajikan manga dapat membuat yang membaca merasa

ketagihan terlebih lagi yang menjadikan membaca manga sebagai hobi mereka

akan terus mengoleksi manga sebagai bacaan mereka.

Peningkatan minat baca pada anak terlihat ketika anak-anak yang sudah

memiliki ketrampilan dalam membaca beralih mencari bacaan lain selain

manga. Peningkatan ini terjadi ketika anak-anak yang terbiasa membaca

manga dengan banyak gambar memilih bacaan novel, cerpen maupun non
69

fiksi. Buku bacaan tersebut lebih sedikit gambar bahkan hampir

keseluruhannya berupa tulisan. Maka ada kemungkinan ketika mereka

beranjak dewasa nanti mereka akan tetap membaca dengan mencari bahan

bacaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.


BAB V

PENUTUP

Pada bagian ini akan dijelaskan kesimpulan dari seluruh hasil penelitian

tentang minat baca anak terhadap komik terjemahan Jepang “manga” pada Rimba

Baca Jakarta Selatan. Dalam bab ini akan disimpulkan berbagai jenis koleksi

manga yang dimiliki oleh Rimba Baca juga faktor-faktor yang mendorong anak

dalam membaca manga dan juga peran manga dalam meningkatkan minat baca.

Selain itu, juga akan diberikan saran-saran yang kiranya dapat dipertimbangkan

untuk pengelola di Rimba Baca.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, secara keseluruhan dapat

ditarik beberapa kesimpulan:

1. Koleksi manga yang dimiliki perpustakaan Rimba Baca Beragam jenisnya

mulai dari manga shōjo, shonen, dan kodomo, dilihat dari jumlahnya

manga shonen menjadi paling banyak jumlahnya namun manga kodomo

juga shōjo menjadi manga yang paling diminati.

2. Faktor yang melatar belakangi anak-anak dalam memilih manga sebagai

bacaan salah satunya faktor orang terdekat. Orang terdekat dalam

penyampaian mereka adalah orang tua, saudara ataupun teman. Selain itu

peran orang tua dalam mengarahkan anak-anak tersebut dalam memilih

bacaaan juga menjadi penting. Hal ini dapat menjadi pengawasan orang

tua untuk memilih bacaan yang tepat sesuai usia anak-anak. Jenis cerita

yang banyak disajikan oleh mangaka juga membuat anak-anak tersebut

69
70

tertarik untuk membaca manga. 3 tema besar shōjo, shonen, dan kodomo

menjadi pilihan anak-anak untuk membaca manga. Waktu libur menjadi

pilihan anak-anak untuk membaca. Ketika hari libur anak-anak akan lebih

fokus untuk membaca dibandingkan hari sekolah. Dihari libur anak-anak

dapat didorong dengan rasa penasaran untuk terus membaca manga

maupun bacaan lainnya yang mereka anggap menarik.

3. Peran manga dalam meningkatkan minat baca anak terlihat dari ciri khas

manga tersebut yang menjadikan mereka sebagai bacaan anak-anak.

Penyajian cerita yang menarik dan membuat penasaran berhasil membuat

pembacanya khususnya anak-anak ketagihan dalam membaca manga.

Berbekal dengan rasa tersebut anak-anak akan terus memilih manga

sebagai bacaan mereka.Selain itu jumlah manga yang dibaca menjadi tolak

ukuran seberapa besar minat baca mereka terhadap manga. Dalam satu

hari mereka bisa membaca 3-4 manga karena mereka harus belajar dan

agar manga tidak mengganggu prestasi di sekolah. tetapi pada hari libur

mereka bisa membaca sampai 10 manga karena hari libur dijadikan untuk

menghabiskan waktu oleh mereka. Selain itu, peningkatan minat baca anak

juga mulai terlihat ketika anak-anak tertarik untuk membaca bacaan lain.

Fiksi seperti novel dan cerpen maunpun bacaan non fiksi menjadi altenatif

yang dapat mereka baca selain manga. Ketertarikan anak-anak tersebut

terhadap bacaan selain manga telah menunjukan peningkatan minat baca.


71

B. Saran

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, peneliti mengemukakan

beberapa saran untuk dijadikan bahan pertimbangan untuk masa-masa yang

akan datang. Saran ini ditujukan untuk staf dan pemimpin di Rimba Baca

Jakarta Selatan untuk lebih mengelola koleksi manga di Rimba Baca.

1. Sehubungan dengan banyaknya peminat manga yang ada di Rimba Baca

maka koleksi manga sebaiknya lebih diperhatikan mulai dari pemilihan

jenis manga sampai jumlah seri manga.

2. Melihat dari pemustaka yang membaca lebih dominan anak-anak dan anak

perempuan lebih baik memilih manga yang sesuai dengan usia juga jenis

manga. Pemisahan antara manga kodomo juga manga shouju maupun

shonen sebaiknya dipisahkan sehingga anak-anak akan membaca manga

yang memang sudah diseleksi sesuai usia juga jenis cerita.

3. Rimba Baca juga dapat membuat event tentang manga yang dapat diikuti

oleh anak-anak yang suka dengan manga karena hal tersebut akan menjadi

daya tarik lagi untuk anak-anak mengetahui manga lebih dalam


DAFTAR PUSTAKA

Ayo Dukung Anak Gemar Membaca! artikel diakses pada tanggal 4 Juli 2014
pukul 14:04 WIB dari http://dessyharisanty.web.ugm.ac.id/?m=200804

Bamman Henry A and Dawson Mildred A. Fundamentals of Basic Reading


Instruction. New York: Longmans, Green and Co, 1990.

Bonneff, Marcell. Komik Indonesia. Jakarta: KPG, 1998.

Darmono. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja.


Jakarta: Gramedia Widiasarana, 2007

Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 2004.

Florence, Davies. Introducing Reading. London: Penguin English, 1995.

Indiria Maharsi.. Komik. Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Kata Buku,
2011.

Ito, Kinko A History of Manga in the Context of Japanese Culture and Societ.
USA: The Journal of Popular Culture, 2005.

Kan, Kat. Getting Graphic at the School Library. EBSCO: 2003.

Komarudin. Ensiklopedi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

Leonhardt, Marry. 99 Cara Menjadikan Anak Anda ”Kerajinan” Membaca.


NewYork: Three Rivers Press, 2000.

Lexy J Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.


2010.

Liliawati, Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua, Stimulasi Membaca


Dari Orang Tua dan Intelegensi dengan Minat Membaca Pada Anak:.
Yogyakrta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, 1998.
Manga diakses pada tanggal 27 Maret 2014,pukul 19:43 WIB dari
http://id.wikipedia.org/wiki/manga

McCloud. Understanding Comic .Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia),


2002.

Murti Bunanta. Buku Mendongeng dan Minat Baca. Jakarta: Pustaka Tangga,
2004.

Poitras, Gilles. What is Manga?. ALA, 2008.

Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA – LAN Press,
2004.

Raghib As-Sirjani. Spiritual Reading: Hidup Lebih Bermakna Dengan Membaca.


Solo: Aqwam, 2007.

Ridwan A Siregar. Perpustakaan: Energi Pembangunan Bangsa. Medan: USU,


2004.

Samet, Raya. Get Graphic Novels Into Your Elementary Collection. New York:
Grenwood Publishing Group Inc, 2010.

Sejarah Manga dan Jenis-Jenis Manga diakses pada tanggal 24 April 2014 pukul
14:55 WIB dari http://naburo.wordpress.com/2012/11/27/sejarah-manga-
dan-jenis-jenis-manga-di-jepang/

Soerjano Soekanto. Sosiologi Sebagai Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2002.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2005.

Sutarno NS Perpustakaan dan Masyarakat Edisi Revisi. Jakarta: Sagung Seto,


2006.
PERPUSTAKAAN RIMBA BACA

A. Ruang Baca Perpustakaan Rimba Baca


B. Koleksi Perpustakaan Rimba Baca
C. Kegiatan Perpustakaan Rimba Baca
D. Pemustaka Perpustakaan Rimba Baca
Pedoman Wawancara

Daftar Pertanyaan yang akan diajukan untuk anak-anak

1. Apakah kamu suka membaca?


2. Sejak kapan kamu suka membaca?
3. Apakah membaca buku-buku itu menyenangkan?
4. Kamu suka baca komik?
5. Apa yang membuatmu tertarik membaca komik?
6. Komik yang seperti apa?
7. Berapa banyak komik yang suka kamu baca dalam satu hari?
8. Apakah kamu punya koleksi komik di rumah?
9. Selain komik adakah buku lain yang kamu baca?
10. Bagaimana tanggapan orang tuamu ketika kamu membaca komik?
11. Sejak kapan kamu suka membaca di Rimba Baca?
12. Bagaimana menurut kamu tentang komik yang ada di Rimba Baca?
Hasil wawancara

Nama Responden: Nayla (N)

Usia: 9 Tahun, kelas 4 SD

Nama Pewawancara: Fitria Sutarti (F)

(F): Nama kamu?


(N): Nayla
(F): Umurnya?
(N): 9 tahun
(F): Kamu suka baca?
(N): Iya
(F): Kamu suka baca dari kapan?
(N): Ehhm itu dari mama kenalin waktu umur 5 tahun
(F): Umur 5 tahun kamu udah suka baca? wiih hebat ya hihi, baca buku itu seru engga menurut
kamu?
(N): Iya seru sih biasanya dulu baca ensiklopedi tapi sekarang komik
(F): Wiih kamu baca ensiklopedi apa emangnya?
(N): Oh tentang bunga, tentang planet
(F): Emang kamu sekolahnya dimana?
(N): SD 07 Pagi
(F): Kamu suka baca komik kan?
(N): Iya
(F): Suka banget?
(N): Iya suka banget
(F): Kenapa kamu suka baca komik?
(N): Ya karena sih seru aja ada gambarnya, soalnya kalo ga ada gambarnya kurang menarik gitu
(F): Kalo sehari kamu baca komik berapa sih? Berapa komik yang kamu baca?
(N): Sehari? Dua komik
(F): Kamu punya koleksi komik di rumah?
(N): Iya iya
(F): Terus selain komik juga ensiklopedi kamu baca apa lagi?
(N): Ensiklopedia kalo ga novel, novel KKPK
(F): Iyah? Aku juga suka novel kkpk, terus apa lagi yang kamu baca?
(N): Yaa ada juga sih tapi ya biasanya waktu dulu aku baca cerpen
(F): Bearti sehari kamu baca dua komik, tapi bisa engga kamu baca lebih dari dua komik?
(N): Lebih kadang kadang 4 komik soalnya hari biasa harus belajar
(F): Rajin ya kamu hihi pinter ya, gimana dapet rangking engga kemaren?
(N): Kemaren iya cuman papa belom nanya
(F): Hihi kamu kasih tau papa dong, papa aku dapet rangking loh kemaren gitu dong hihi terus
orang tua kamu marah engga kalo kamu sering baca komik
(N): Eeeeng, ya marah juga sih apalagi kalo di tempat gelap
(F): Iya looh ga boleh baca di tempat gelap
(N): Iyaa kalo keseringan baca komik di mobil, dulu kan aku sering kaya gitu tapi sekarang
engga karena kan kata mama bisa bikin mata rusak
(F): kamu udah berapa lama baca komik di rimba baca ini?
(N): belom lama ini kak, aku diajak mama kesini waktu dulu
(F): kamu disini baca komik aja atau buku lainnya?
(N): engga aku baca novel KKPK
(F): gimana koleksi komik disini?
(N): iya ada banyak komik tapi lebih banyak komik olahraganya aku engga suka, makanya aku
baca novel kkpk kadang
(F): Komik apa yang sering kamu baca?
(N): Biasanya komik yang pertama itu hay miko sama namaku miko, terus yang kedua asari
(F): Ini kamu lagi baca sinchan ya?
(N): Iya sebetulnya itu sih yang dulu banget, papa aku dulu juga pernah baca
(F): Di rumah kamu juga punya sinchan?
(N): Iya, oh iya yang pertama itu sinchan, terus yang kedua hay miko, terus namaku miko nah
yang terakhir asari
(F): Ohh gitu oke, terima kasih ya udah bantuin kaka
(N): Iya sama sama kak, kakak dari mana?
(F): Dari Uin de, ini wawancara buat skripsi kaka hehe
Nama : Defni (D)

Usia : 11 Tahun, kelas 5 SD

Nama Pewawancara: Fitria Sutarati (F)

(F): Namanya siapa?


(D): emm Defni
(F): Umurnya berapa?
(D): 11
(F): Ohh 11 tahun? Aku Tanya sebentar ya. Kamu suka baca kan?
(D): Iya
(F): Suka baca, suka baca dari umur berapa emang?
(D): Engga tau lupa
(F): Kira kira dari kapan emang? Dari tk atau SD kelas berapa gitu?
(D): Waktu itu kalo aku suka bacanya waktu kelas 2 atau 3
(F): Menurut kamu baca buku itu gimana? Menyenangkan atau engga?
(D): Iya
(F): Kamu suka baca komik di rumah?
(D): Iya
(F): Kenapa kamu suka baca komik?
(D): Engga tau hehe waktu aku kelas tiga itu temen aku ada yang bawa komik terus aku liat
ceritanya bagus jadi suka deh
(F): Emang waktu dulu kamu suka baca komik apa?
(D): Kaya baca komik gimana ya kaya komik wings, ben ten gitu gitu
(F): Sehari kamu biasanya baca berapa komik?
(D): Biasanya 2 atau 3
(F): Itu hari biasa kalo hari libur?
(D): Hari libur sama aja
(F): Selain komik kamu ada baca buku apalagi?
(D): Novel
(F): Kalo baca novel sebanyak kamu baca komik juga engga?
(D): Kalo novel biasanya 2 atau engga 1 tapi engga sampe 3
(F): Kamu sering dateng kesini (Rimba Baca)?
(D): Iya kalo aku lagi libur aja bareng saudara aku
(F): Udah berapa lama kamu suka baca disini (Rimba Baca)?
(D): Baru waktu libur semester kemaren kok
(F): Bagus bagus engga komik disini?
(D): Iya lumayan
(F): Orang tua kamu suka marah engga kalo kamu keseringan baca komik?
(D): Engga juga sih
(F): Biasanya kamu suka baca komik apa?
(D): Kalo aku suka komik komik misteri yang mengungkap soal pembunuhan
(F): Berarti kamu suka baca Conan ya?
(D): Iyaa aku suka Conan
(F): Okee makasih ya
(D): iyaa
Nama Responden: Kalisha (K)

Usia: 12 Tahun, kelas 6 SD

Nama Pewawancara: Fitria Sutarti (F)

(F): Kenalan dulu ya, nama kamu siapa?


(K): Kalisha
(F): Umurnya 12 tahun
(K): Kamu suka baca?
(F): Iya suka
(K): Mulai kapan kamu udah suka baca?
(F): Aku suka baca dari kelas 3 atau kelas 4
(K): Pertama kali kamu suka baca buku apa?
(F): Buku itu buku KKPK
(K): Komiknya atau novelnya?
(F): Itu novelnya
(K): Kamu suka sama komik kan?
(F): Heeh
(K): Berapa banyak yang kamu baca sehari?
(F): Biasanya 2 sampe 3 komik
(K): Yang bikin tertarik kamu buat baca komik itu apa?
(F): Kadang kadang sih ceritanya yang menarik, udah gitu kan gambarnya juga
(K): Lebih seru mana baca komik sama novel?
(F): Kalo aku sih komik, soalnya kalo novel itu kan kadang-kadang balik lagi balik lagi
(K): Hahaha lupa ya sama ceritanya?
(F): Hahaha iya
(K): Kamu punya banyak koleksinya di rumah?
(F): Engga banyak banyak juga sih
(K): Selain komik kamu baca novel aja? Bearti kamu dari kecil kenalnya komik sama novel
kkpk aja?dari novel ke komik gitu ya?
(F): Iya
(K): Pilih baca komik karena dikenalin orang tua kamu atau kamu sendiri?
(F): Sendiri soalnya pertama kali liat temen punya komik mikko jadi penasaran aja jadi aku beli
(K): Kamu biasanya suka komik apa?
(F): Komik komik mikko, atau engga serial cantik gitu
(K): Sama orang tua kamu diomelin engga baca komik?
(F): Engga sih asalkan kalo beli dibaca aja
(K): Jenis komik seperti apa yang kamu suka?
(F): Eehhhm apa ya? Pokoknya yang ceritanya menarik kaya komik cewe gitu
(K): Ohh berarti kamu suka shouju ya
(F): Dari kapan kamu suka datang ke Rimba Baca?
(K): Baru baru ini aja soalnya aku sama Defni kan saudara jadinya dia yang ajak aku
(F): Suka engga sama komik komik disini?
(K): Iya lumayan, soalnya lumayan banyak komiknya tapi kadang banyak yang engga lengkap
serinya
(F): Seminggu berapa kali kamu ke Rimba Baca?
(K): Biasanya waktu week end aja sama hari libur
(F): Ohh gitu okee makasih waktunya ya
(K): iyaa
Nama Responden: Alisha (A)

Usia : 12 Tahun, kelas 6 SD

Nama Pewawancara: Fitria Sutarti (F)

(F): Siapa namanya?


(A): Alisha
(F): Berapa umurnya?
(A): 12 taun
(F): Kamu suka baca?
(A): Iya suka
(F): Mulai kapan kamu suka baca?
(A): Kapan sih? Haha aku lupa kalo ga salah kelas 3
(F): Kamu biasa baca komik kan?
(A): Iya
(F): Waktu dikenalin sama buku dulu baca apa?
(A): Conan
(F): Hah? Kamu kelas 3 SD baca conan? Kereen
(A): Ehh bukan, bukan komik dulu mah waktu pertama baca soalnya tulisannya banyak banget
(F): Apa yang membuat kamu suka baca komik?
(A): Aku suka soalnya ceritanya
(F): Kalo gambarnya?
(A): Lumayan sih tapi aku lebih suka ceritanya
(F): Selain komik kamu baca apa?
(A): Aku baca novel
(F): Novel kaya apa?
(A): Aku lebih suka novel misteri
(F): Kamu punya koleksi komik di rumah?
(A): Iya lumayan banyak conan di rumah
(F): Selain komik kamu baca novel juga?
(A): Iyaa
(F): Berapa lama kamu baca komik?
(A): Antara 1-2 jam
(F): Bearti bisa berapa komik yang kamu baca seharinya?
(A): Ehhm 5-10 komik seharinya
(F): Judul komik apa aja yang kamu baca?
(A): Conan, aku Cuma baca conan aja
(F): Kamu engga suka cerita cerita shouju gitu?
(A): Engga hehe
(F): Kamu tau Rimba baca dari mana?
(A): Dari Defni juga Kalisha sih kita sering mampir kalo weekend
(F): Kamu cuma baca komik kalo kesini (rimba baca)?
(A): Iya soalnya disini engga ada novel yang aku suka
(F): Okee makasih ya
(A): iyaa
Nama Responden: Arsya (A)

Usia: 12 Tahun, kelas 6 SD

Nama Pewawancara: Fitria Sutarti (F)

(F): Halloo boleh minta waktunya engga buat wawancara?


(A): Oh iya ga apa sama temen aku juga ya
(F): iya ga apa kamu aja dulu ya, nama kamu siapa?
(A): namaku Arsya
(F): Ehhm kamu suka baca ya?
(A): Iya
(F): Dari kapan kamu suka baca?
(A): Dari aku kelas empat
(F): Kelas empat ya, yang pertama kali ngenalin kamu sama buku buku bacaan itu siapa?
(A): Mama
(F): Dulu waktu pertama baca kamu baca baca buku apa?
(A): Baca buku buku gimana ya? Emm buku anak anak gitu, terus pas aku baca baca eh ada
komik nih terus seru juga jadinya aku baca komik
(F): Oh jadi yang ngenalin kamu sama komik itu kamunya nyari nyari sendiri atau sama orang
lain?
(A): Aku nyari nyari sendiri
(F): Komik komik apa yang sering kamu baca?
(A): Mikko, kungfu boy
(F): Komik komik cowo juga kamu baca ya?
(A): Iya hehe
(F): Sehari berapa kali kamu baca komik?
(A): Sehari aku bisa 4 komik
(F): Orang tua kamu marah engga kalo kamu baca komik?
(A): Engga, soalnya nilai aku juga engga terlalu jelek banget
(F): Alesan kamu suka baca komik itu apa?
(A): Itu seru abis itu juga gitu deh
(F): Punya komik engga di rumah?
(A): Iya banyak soalnya aku juga punya library sendiri di rumah
(F): punya library? Waah selain komik kamu baca apa aja?
(A): Kalo novel sih aku terlalu gimana ya kalo novel sukanya tuh yang ada hantu hantunya yang
serem serem detective kaya Sherlock holmes
(F): Ada lagi selain novel yang kamu baca?
(A): Engga, sama kamus kamus
(F): Kamus apa?
(A): Kamus bahasa inggris, atau bahasa bahasa luar gitu
(F): Sering juga baca komik di rimba baca?
(A): Engga juga kadang aku kesini kalo lagi kepengen aja soalnya kan komiknya engga lengkap
jadi ada beberapa seri yang engga ada
(F): Ohh okee makasih ya buat waktunya
Nama Responden: Salma (S)

Usia: 10 Tahun, kelas 5 SD

Nama Pewawancara: Fitria Sutarti (F)

(F): Haiii, nama kamu siapa?


(S): Salma
(F): Salma suka baca ya?
(S): Iya
(F): Kamu dari kapan suka baca?
(S): Dari umur 8 tahun
(F): Dari dulu kamu suka baca komik?
(S): Iya komik juga buku buku cerita gitu
(F): Yang ngenalin kamu buat baca buku siapa?
(S): Mama aku
(F): Kalo yang ngenalin baca komik siapa?
(S): Aku sendiri
(F): Biasanya kamu baca komik apa?
(S): Ini komik mikko
(F): Ohh mikko aja? Kamu kenapa suka baca komik?
(S): Baca baca aja sih, aku juga bisa gambar komik
(F): Kamu biasanya baca komik berapa kali?
(S): Dua kali sehari
(F): Diomelin engga sama mama kalo kamu baca komik?
(S): Engga kalo aku udah selesai belajar ga papa
(F): Ada buku lain engga yang kamu baca?
(S): Cuma ini aja yang aku baca sampe level 10
(F): kamu kalo kesini baca komik aja? Sering mampir kesini?
(S): hehe iya engga paling waktu weekend aja
(F): Ohh iya makasih ya buat waktunya
Nama Responden: Zaskia (Z)

Usia: 12 Tahun, kelas 6 SD

Nama Pewawancara: Fitria Sutarti (F)

(F): Haii boleh minta waktunya sebentar buat aku wawancara ya, kenalan dulu ya kita nama
kamu siapa?
(Z): Zaksia Melinda
(F): Dari dulu ya kamu suka baca? dari kapan?
(Z):Iyah sering baca dari umur 10 taun
(F): Dulu kamu suka baca baca buku apa aja?
(Z):Aku sih baca buku apa aja, buku anak juga
(F): Buku cerita atau buku pelajaran nih?
(Z):Buku cerita,novel, majalah majalah bobo
(F): Pertama kali kamu jadi suka baca itu karna siapa?
(Z):Karna sodara aku soalnya sodara aku punya banyak buku
(F): Kamu juga suka baca komik?
(Z):Iya kalo komik sering
(F): Suka baca komik karna sodara kamu juga?
(Z):Engga sih kalo komik karna aku sendiri, nyari nyari sendiri
(F): Biasanya komik apa yang kamu baca?
(Z):Biasanya doraemon, sinchan, naruto
(F): Kamu suka jenis komik yang gimana?
(Z):Yah yang anak anak juga yang remaja sih hehe
(F): Biasanya sehari baca komik berapa kali?
(Z):3 sampe 4 kali sih sehari
(F): Kenapa kamu suka baca komik?
(Z):Ya enak aja gitu buat ngilangin pikiran suntuk
(F): Dari gambar atau ceritanya menurut kamu gimana?
(Z):Yaah ada ceritanya yang bagus buat refreshing aja sih
(F): Menurut kamu mungkin engga anak anak yang suka baca komik buat baca yang buku yang
mayoritas engga bergambar?
(Z):Mungkin aja soalnya aku juga suka baca novel selain komik
(F): Tapi seruan mana baca komik atau novel gitu?
(Z):Komik sih hehe
(F): Okee makasiih ya
Nama Responden: Nadia Reva (N)

Usia: 12 Tahun, kelas 6 SD

Nama Pewawancara: Fitria Sutarti (F)

(F): Kenalan dulu ya namanya siapa?


(N): Nadia Reva
(F): Kamu suka baca ya?
(N): Yaah lumayan hehe
(F): Suka baca kamu dari umur berapa?
(N): Dari umur sd kelas dua atau tiga
(F): Pertama kali baca dulu ditawarin siapa waktu kecil?
(N): Sama kakak sama ibu juga
(F): Waktu umur segitu kamu baca buku buku apa?
(N): Buku anak anak sih yang bergambar gambar
(F): Tapi mulai suka baca komik dari kapan?
(N): Dari kelas 5 SD
(F): Ooh sama ya aku juga hahaha, dulu yang ngenalin komik siapa?
(N): Kakak aku
(F): Komik komik apa yang kamu baca dulu?
(N): Komik conan, sinchan sama itu apa sih namanya oh detective kindaichi
(F): Terus sekarang kamu masih suka baca komik kan? Komik apa yang kau lebih suka?
(N): Ya komik kaya detective sih
(F): Biasanya berapa kali kamu baca komik?
(N): Biasa sehari dua kali tapi kalo lagi bengong juga engga ada kerjaan bisa sampe komiknya
abis apa aja
(F): Kenapa kamu suka komik?
(N): Karena lucu aja sih gambarnya tapi kadang tergantung dari pengarangnya siapa juga
(F): Menurut kamu baca komik itu bagus engga?
(N): Bagus sih tapi tergantung ceritanya mesti sesuai sama umurnya aja sih
(F): Kalo komik komik di Rimba Baca ini gimana?
(N): Ya lumayan, banyak komik yang bisa dibaca kaya doraemon juga serial cantiknya
(F): Okee terima kasih ya waktunya
Nama Responden: Inayah (I)

Usia: 12 Tahun, kelas 6 SD

Nama Pewawancara: Fitria Sutarti (F)

(F): Nama kamu siapa?


(I): Nama aku Inayah
(F): Umur kamu berapa?
(I): 12 tahun
(F): Kamu suka baca ya?
(I): Suka
(F): Waktu umur berapa kamu suka baca?
(I): Umur 5 tahun
(F): Dari umur 5 tahun kamu udah suka baca ya, dulu kamu suka baca apa pertama kali?
(I): Heeem, baca cerita
(F): Cerita cerita gimana?
(I): Cerita yang misterius
(F): Itu darimana? Novel atau apa?
(I): Iyah novel
(F): Wiih keren banget ya, pertama kali yang ngenalin kamu sama bacaan itu siapa?
(I): Kakak
(F): Kamu suka baca komik?
(I): Suka
(F): Dari kapan kamu suka baca komik?
(I): Dari umur 7 tahun
(F): Yang ngenalin kamu sama komik siapa?
(I): kakak juga
(F): Kakak juga? Ohh terus komik komik apa aja yang kamu baca?
(I): Kaya doraemon terus apa lagi ya banyak deh
(F): Kenapa kamu suka baca komik?
(I): Karena ceritanya sih seru
(F): Berapa komik yang kamu baca sehari?
(I): Satu komik aja kalo hari biasa
(F): Orang tua kamu ngelarang kamu engga kalo kamu baca komik?
(I): Engga sih aku juga dibeliin sama kakak
(F): Selain komik ada buku buku yang kamu baca lagi?
(I): Iyah ada novel kkpk
(F): Berarti selain suka minjem komik disini kamu juga suka baca novel kkpk ya
(I): Iyaa
(F): Okee makasih ya
Nama Responden: Alisha (A)

Usia: 9 Tahun, kelas 4 SD

Nama Pewawancara: Fitria Sutarti (F)

(F): Namanya siapa?


(A): Alisha
(F): Umurnya berapa?
(A): 9 tahun
(F): Kamu suka baca?
(A): Suka
(F): Dari umur berapa kamu suka baca?
(A): Umur 8 tahun
(F): Dulu yang ngenalin kamu buat baca buku itu siapa?
(A): Aku sendiri
(F): Sendiri? hii pinter banget ya, dulu kamu baca apa waktu pertama kali?
(A): Baca buku anak anak
(F): Buku anak anak? Cerita cerita ya novel gitu?
(A): Iya
(F): Kamu suka baca komik?
(A): Iya suka
(F): Biasanya kamu baca komik apa?
(A): Komik doraemon, komik kkpk
(F): Kamu tau juga komik kkpk?
(A): Iya tau
(F): Punya ya di rumah?
(A): Iya banyak hehe
(F): Yang ngenalin kamu buat baca komik siapa?
(A): Ayah sama mama
(F): Ohh emang boleh baca komik ya sama ayah? Berapa kali kamu baca komik?
(A): Iya boleh tapi sebulan sekali bacanya
(F): Kenapa kamu suka baca komik?
(A): Engga kenapa napa seneng aja gitu
(F): Ada gambarnya ya?
(A): Heeh iya
(F): Kalo baca novel suka?
(A): Baca novel juga suka
(F): Novel apa?
(A): Novel kkpk sih aku juga sering minjem novel kkpk kalo disini hehe
(F): Okee makasih ya
Beberapa faktor yang telah direkap dalam hasil wawancara sebagai berikut:

Minat baca terhadap komik:

1. Orang yang berpengaruh dalam mengenalkan minat baca:


- “Mama”
- “Teman”
- “Kakak”
- “Sepupu”
- “Diri Sendiri”

2. Bacaan yang dibaca selain komik:


- “ Ensiklopedi”
- “Novel”
- “Novel KKPK”
- “Cerpen”
- “Majalah bobo”
- “Majalah”
- “Komik KKPK”

3. Alasan suka membaca komik


- “ karena gambarnya yang menarik dibandingkan buku lain”
- “karena ceritanya yang menarik”
- “karena ceritanya yang bagus dan didukung dengan gambarnya yang bagus juga”
- “Karena pengarangnya yang membuat komik”
- “karena komik dapat dijadikan hal untuk refreshing”

4. Jumlah komik yang biasa dibaca:


- 2 komik di hari biasa dan 4 komik di hari libur
- 2 komik di hari biasa dan 3 komik di hari libur
- 2 komik di hari biasa dan 3 komik di hari libur
- 3 komik di hari biasa dan 4 komik di hari libur
- 5 komik di hari biasa dan 10 komik di hari libur

5. Sikap orang tua terhadap anak yang suka membaca komik:


- “marah bila membaca di tempat gelap”
- “marah bila membaca di mobil”
- “tidak melarang anak mambaca komik”
- “tidak melarang dengan alasan apa yang dibeli harus dibaca”
6. Jenis komik yang suka dibaca:
- “Hey Miko”
- “Asari”
- “Namaku Miko”
- “Sinchan”
- “Detective Conan”
- “Detective Kindaichi”
- “Doraemon”
- “Serial Cantik”
- “Komik KKPK”
Jenis-Jenis Koleksi Manga di Perpustakaan Rimba Baca

No. Judul Manga Jenis Manga


1. Baby Love Shōjo
2. Candy Candy Shōjo
3. Captain Tsubasa Shonen
4. Cardcaptor Sakura Shōjo
5. Chinmi Legends Shonen
6. Cotton Land Shōjo
7. Could be Forever Shōjo
8. Coz I Love You Shōjo
9. Crayon Sinchan Shonen
10. Detective Conan Shonen
11. Detective Kindaichi Shonen
12. Diva Shōjo
13. Doraemon kodomo
14. Fushigi Yugi Shōjo
15. Gong Shōjo
16. Karen Shōjo
17. Kenji Shonen
18. Kobochan kodomo
19. Les Miles Fleurs Shōjo
20. Love Shōjo
21. Marmalade Boy Shōjo
22. Mars Shōjo
23. Offside Shonen
24. Offside Shonen
25. Oshaberina Na Amadeus Shōjo
26. Our Field of Dreams Shōjo
27. Pansy Shōjo
28. Pokemon Shonen
29. Princess Shōjo
30. Princess Tutu Shōjo
31. Ragnarok Shonen
32. School Shonen
33. Seishun Shiterukai!: Happy School Shōjo
34. Seven Colors Girl Shōjo
35. Shoot Shonen
36. Spirit of Ballet Shōjo
37. Strawberry Shōjo
38. Sun Flower Message Shōjo
39. Swan’s Prayer Shōjo
40. Taste Like A cherry Shōjo
41. The Impeccable Twins Shonen
42. The Pitcher Shonen
43. The Prince of Tennis Shonen
44. Toe Shoes Shōjo
45. Trobbing Tonight Shōjo
46. Valentine Shōjo
47. Woman’s Miracle Shōjo
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Peneliti lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah pada tanggal

2 April 1992, putri dari Bapak Suyitno dengan Ibu

Sutarti. Peneliti merupakan anak pertama dari 3

bersaudara dari Yunanda Dwi Prayitno dan Pandu Arya

Tri Prayitno. Peneliti bertempat tinggal di Jln. H. Dilun

RT 002/ RW 05 No. 18c 12250 Kel. Ulujami Kec.

Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Menyelesaikan pendidikan dasar dan

menengahnya di Jakarta: Sekolah Dasar Negeri Ulujami 05 Pg, Jakarta Selatan

(tahun 2004). Kemudian, melanjutkan sekolah menengahnya di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 177 (tahun 2007) dan Sekolah Menengah Atas Negeri

29 (tahun 2010). Pada tahun yang sama peneliti melanjutkan pendidikan pada

program studi (S1) Jurusan Ilmu Perpustakaan pada Fakultas Adab dan

Humaniora di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti

memiliki hobi membaca komik sejak duduk di Bangku sekolah dasar, sehingga

berkeinginan untuk menyelesaikan kuliahnya dengan menulis skripsi berjudul

“Minat Baca Anak Terhadap Komik Terjemahan Jepang “Manga”: Studi Kasus

Pada Rimba Baca Jakarta”. Peneliti pernah menjalani Praktek Kerja Lapangan di

Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI selama satu bulan

pada tahun 2013.

Anda mungkin juga menyukai