Anda di halaman 1dari 74

PENERAPAN JADWAL RETENSI ARSIP DALAM PENYUSUTAN ARSIP

DI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN


LANGKAT

SKRIPSI

OLEH :

NAMPATI KITA SURBAKTI

170723043

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

Nampati Kita Surbakti. 2019.Penerapan Jadwal Retensi Arsip dalam Penyusutan


Arsip di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat:Program
Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas sumatera
Utara.

Penelitian ini dilakukan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten


Langkat. Tujuan dari penelitian adalah untuk medekskripsikan penerapan Jadwal
Retensi Arsip (JRA) dalam penyusutan Arsip di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kabupaten Langkat.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Pengumpulan data
dilakukan melalui : (1) wawancara dengan 4 orang informan yang dipilih secara
purposive sampling yaitu teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan
beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya
bisa lebih representatif; (2) observasi; (3) studi kepustakaan melalui berbagai literatur
dan dokumen berkitan dengan masalah penelitian.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Penerapan Jadwal Retensi Arsip
dalam Penyusutan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat telah
berpedoman kepada peraturan kepala ANRI tentang Jadwal Retensi Arsip. Proses
Penerapan Jadwal Retensi Arsip dalam Penyusutan Arsip Dinas kearsipan dan
Perpustakaan Kabupaten Langkat sudah dikatakan efektif dalam pengelolaan arsip,
tetapi dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa kendala diantaranya, masih
terbatasnya sumber daya manusia khususnya kearsipan, tidak semua pegawai yang
mengerti tentang penerapan JRA. Kurangnya sarana dan tempat penyimpanan arsip.

Kata kunci: Jadwal Retensi Arsip (JRA), Penerapan jadwal Retensi Arsip

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini

untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Sosial pada Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan semangat dan dukungan

dari banyak pihak, khususnya dari orang tua terkasih, bapak Johannes Surbakti dan

ibu Masauli Sihombing yang senantiasa mendoakan dan mendukung dari awal

perkuliahan sampai akhirnya penulis menyelesaikan perkuliahan.

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ishak, S.S, M.Hum selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan.

3. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos, M.P selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan.

4. Ibu DRA. Zaslina Zainuddin, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta membantu penulis dalam

pengerjaan skripsi ini dengan memberikan araha, kritik, dan juga saran.

5. Bapak Dr. Jonner Hasugian, M,Si selaku dosen penguji I yang telah

memberikan kritik dan saran terhadap penulisan skripsi ini.

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6. Bapak Ishak, S.S, M.Hum selaku dosen penguji II yang telah memberikan

kritik dan saran terhadap penulisan skripsi ini.

7. Seluruh staf pengajar di jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

8. Pegawai administrasi yang telah membantu penulis dalam hal mengurus

surat dan hal-hal lainnya dalam proses penyelesaian penulisan skripsi

penulis.

9. Kepada Ibu pengelolaan Kearsipan dan pegawai Dinas Kearsipan dan

Perpustakaan Kabupaten Langkat yang telah memberikan petunjuk dan

masukan kepada penulis

10. Teman saya Fachri dan lusi yang selalu memberi semangat selama

menyelesaikan perkuliahan.

11. Teman-teman Ilmu Perpustakaan Ekstensi 2017, Indira, Suka, Inten,

Rizka, Zelka, Mifta, Ara, Helmi, Rafika, Udur, Tika, Bulan, Conny,

Nanda, Desi, Era, Yana, Devi, Gilang, Erna, KakDewi, Kak Lora, Kak

Dina, Nadia, Dina, Safrida, Wahyu, Uli, Putri, Tamara, Zahara, Nurma,

KakOsnita, KakMeldi, KakSany, Kak Cindy, KakLisda, Isma, Fachri,

Samuel, Pak Edward, Bang Asido, Bang Topo, Ryan, Riga, Rony,

Hendro, Aldo, Tommy, Markus, Bang Ibnu, Bang Ardiansyah, dan Bang

Didit yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas kuliah

selama penulis menempuh pendidikan di Kota Medan.

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini belum mencapai

kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna

membangun dan menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca.

Medan, Maret2019

Penulis

Nampati Kita Surbakti

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ORISINALITAS
ABSTRAK …………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR ………………………………………………….....ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………....v
DAFTAR TABEL …………………………………………………….….vii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….…viii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………...……ix
KATA PENGANTAR ……………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian................................................................ 6

BAB II KAJIAN TEORITIS ....................................................................... 7


2.1 Pengertian Arsip ............................................................................... 7
2.1.1 Peranan Arsip ............................................................................ 9
2.1.2 Arsip dan Administrasi ............................................................ 10
2.2 Pengertian Jadwal Retensi Arsip.................................................... 13
2.2.1 Maksud dan Tujuan Arsip ....................................................... 14
2.2.2 Manfaat dan Kegunaaan JRA.................................................. 15
2.2.3 Fungsi JRA .............................................................................. 16
2.3 Nilai Guna Arsip ............................................................................ 17
2.4 Jangka Waktu Penyimpanan Arsip ................................................ 21
2.5 Dasar Hukum ................................................................................. 23
2.6 Sistematika dan Proses Penetapan JRA ........................................ 25

BAB III METODE PENELITAN ............................................................. 29


3.1 Metode Penelitian ……………………………………………….29
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ....................................... 29
3.3 Objek dan Subjek Penelitian ......................................................... 29
3.4 Kriteria Pemilihan Informan .......................................................... 30
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 31
3.6 Analisis dan Pengolahan Data ....................................................... 32
3.7 Keabsahan Data................................................................................32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………........34

4.1 Sejarah Dinas Kearsipan dan perpustakaan Kabupaten Langka…....34


4.2 Gambaran Umum Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
Langkat…………….………………………...……………………...35
4.3 Sistem Kearsipan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
Langkat……………………………………………………………...36
4.4 Organisasi dan Tugas Kearsipan Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kabupaten Langkat …………………………………..37
4.5 Analisis Data………………………………………………………...44
4.5.1 Profil Informan……………………………………………...…39
4.5.2 Manfaat Penerapan Jadwal Retensi Arsip Dalam
Pengelolaan Arsip……………………………………………...40
4.5.3 Penerapan JRA di dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kabuapten Langkat.....................................................................42
4.5.4 Manfaat Penerapan JRA……………………………………......44
4.5.5 Kendala Penerapan Jadwal Retensi Arsip di Dinas Kearsipan
dan Perpustakaan Kabupaten Langkat…………………………46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………...48


5.1 Kesimpulan ………………………………………………………….48
5.2 Saran ………………………………………………………………...49

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………....51
LAMPIRAN ……………………………………………………………......53

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 3.1 Daftar Kode Informan . ............................................................ .......29


Tabel 4.1 Profil Informan................................................................................38

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Unit Kearsipan ............................................37


Gambar 4.2 Jadwal Retensi Arsip ...................................................................42

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi, Hasil Wawancara


Lampiran 2 Daftar Gambar
Lampiran 3 SuratIzinObservasi

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang Masalah
Salah satu sumber informasi penting yang dapat menunjang proses kegiatan

admistrasi dan birokrasi adalah arsip. Arsip merupakan pusat ingatan setiap

organisasi dan rekaman informasi admistrasi suatu organisasi. Tidak hanya itu,

dalam rangka pelaksanaan kegiatan, arsip juga berfungsi sebagai sarana

pendukung penyusunan program kegiatan selanjutnya. Melalui arsip dapat

diketahui bermacam-macam informasi yang sudah dimiliki, sehingga dapat

ditentukan sasaran yang akan dicapai, dengan menggunakan potensi yang ada

secara maksimal.

Keberadaannya dalam organisasi pemerintahan memiliki nilai dan arti yang

sangat penting dan harus di kelola dengan baik. Mengingat arti penting arsip itu

sendiri maka perlu adanya sistem pengelolaan yang sistematis, efektif, dan efisien

tetapi pengelolaan arsip seringkali diabaikan dengan berbagai macam alasan,

seperti kurangnya sumber daya manusia yang mempunya latar belakang

pendidikan yang mendukung, tidak ada pemahaman mengenai pentingnya arsip,

tidak adanya prosedur manual yang di keluarkan dalam melaksanakan kegiatan

pengelolaan arsip dan bertambahnya volume arsip seiring semakin tinggi dan

kompleksnya pelaksanaan tugas dan fungsi suatu orgnisasi. Penambahan volume

arsip yang semakin dinamis menimbulkan permasalahan menumpuknya arsip

yang berjung pada sulitnya temu kembali arsip yang diperlukan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1
Pengolahan arsip atau kebijakan arsip ini disebut manajemen kearsipan adalah

satu disiplin manajemen yang bertanggung jawab untuk efisiensi dan kontrol

sistematis dan konsisten terhadap rekod melalui siklus hidupnya sejak diciptakan

hingga dimusnahkan. Manajemen kearsipan ini berfungsi untuk menjaga

kesinambungan asip dalamsegi penciptaan lalu lintas dokumen, pencatatan,

pendistribusian, pemakaiannya, penyimpanan, pemeliharan, pemindahan, dan

pemusnahannya. Tujuan akhirnya adalah menyederhanakan jenis dan volume

arsip serta mendayagunakan pemakaiannya bagi peningkatan profesionalisme.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan adanya suatu kegiatan yang saling

berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sehingga bila kita

membahas soal penyusutan kita tidak bisa lepas dari kegiatan penciptaan arsip

tersebut, sedangkan tahap penciptaan sampai ke tahap penyusutan berada dalam

unit yang berbeda, yaitu unit pengolah yang menangani arsip anktif dan unit

kearsipan mengelola arsip inaktif dan unit pengolah di lingkungannya, serta

melaksanakan kegiatan pemusnahan di lingkungan lembanganya.

Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat merupakan badan

pemerintah yang bergerak dalam bidang tata kelola penyelenggaraan perpustakaan

dan arsip yang baik menerapkan kaidah-kaidah ―Good Governance’, serta

menyelenggarakan urusan perpustakaan dan kearsipan daerah. Dalam proses

menciptakan arsip yang tidak sedikit Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

Kabupaten Langkat mempunyai fungsi sebagai pelaksanaan tugas dan fungsi di

bidang administrasi pemerintahan dalam bidang perpustakaan dan kearsipan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2
Arsip-arsip tersebut digunakan untuk keperluan pada unit di lingkungannya

sebagai pendukung pekerjaan unit kerja itu sendiri. Arsip-arsip yang tercipta

bersifat dinamis dimana volume peningkatan arsip akan bertambah setiap harinya

seiring dengan kompleksitasnya kegiatan yang dilaksanakan. Masalah yang

mungkin muncul diantaranya adalah penumpukan arsip, kesulitan dalam proses

temu kembali, serta melacak keberadaan arsip. Oleh karena itu, untuk mencapai

efektifitas kinerja, efisiensi dana, serta proses temu kembali maka diperlukan

adanya proses penyusutan.

Penyusutan bertujuan untuk mendapatkan penghematan dan efisiensi,

pendayaguna arsip, memudahkan pengawasan dan pemeliharan terhadap arsip,

memudahkan pengawasan dan pemeliharaan terhadap arsip yang masih

diperlukan dan bernilai tinggi, serta penyelamatan bahan bukti kegiatan

berorganisasi. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2012 tentang

penyusutan arsip, yang dimaksud dengan penyusutan arsip adalah kegiatan

pengurangan arsip dengan cara:

1. Pemindahan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan.


2. Pemusnahaan arsip yang telah habis retensinya dan tidak
memiliki nilai guna dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
3. Penyerahan arsip statis oleh pencipta arsip di unit kearsipan kepada
lembaga kearsipan.
Kewajiban Dinas Kearsipan dan perpustakaan Kabupaten Langkat dalam

melaksanakan penyusutan dan penyelamatan arsip sebagai bahan bukti

penyelenggaraan instansi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat

menjadi sebuah kebutuhan instansi dalam mengantisipasi perkembangan arsip

yang semakin dinamis. Namun dalam melakukan kegiatan penyusutan, suatu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3
organisasi harus menilai kembali nilai kegunaan arsipnya dalam menentukan

kelompok arsip yang harus disimpan lebih lama atau dimusnahkan. Tujuan

penyusutan arsip akan tercapai jika organisasi memiliki program dan rencana

pengurangan arsip yang meliputi penetapan jangka simpan arsip beserta

penetapan simpan permanen dan musnah. Program ini perlu dituangkan dalam

suatu pedoman yang disebut Jadwal Retensi Arsip.

Jadwal Retensi Arsip digunakan dalam program penyisihan untuk

mendapat efisiensi arsip dan penghematan. Dalam Undang-undang nomor 43

tahun 2009 pasal 1 ayat 22 disebutkan bahwa Jadwal Retensi Arsip adalah daftar

yang berisi sekurang-kurangnya jangka waktu penyimpanan atau retensi, jenis

arsip, dan keterangan yang berisi rekomendasi tentang penetapan suatu jenis arsip

dimusnahkan, dinilai kembali, atau dipermanenkan yang dipergunakan sebagai

pedoman penyusutan atau penyelamatan arsip. JRA ini wajib dimiliki oleh setiap

lembaga-lembaga Negara atau Badan-badan Pemerintahan yang dipakai sebagai

pedoman penyusutan arsip.

1.2 Perumusan Masalah


Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat telah memiliki pedoman

dalam melaksanakan Jadwal Retensi Arsip sebagai pegangan bagi kegiatan

kearsipan dalam melaksanakan kegiatan penyusutan arsip inaktif agar dapat

dilakukan secara tertib dan merata di seluruh Dinas Kearsipan Kabupaten

Langkat. Jadwal Retensi Arsip telah digunakan di Dinas Kearsipan dan

Perpustakaan Kabupaten langkat. Dalam menyimpan arsip berupa dokumen-

dokumen resmi yang bersifat penting dan rahasia yang berasal dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4
instansi/organisasi pemerintahan Kabupaten Langkat untuk menentukan Jadwal

Retensi berpedoman kepada keputusan Menteri Dalam Negeri No. 100 tahun

1991, namun permasalahan yang terjadi belum adanya keseragaman pada

implementasinya di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat.

Pertanyaan dalam penelitian ini :

1) Bagaimana penerapan Jadwal Retensi Arsip di Dinas Kearsipan dan

Perpustakaan Kabupaten Langkat ?

2) Apa kendala yang sering terjadi dalam penerapan Jadwal Retensi Arsip di

Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

1.) Untuk mengetahui penerapan Jadwal Retensi Arsip di Dinas Kearsipan

dan Perpustakaan Kabupaten Langkat.

2.) Untuk mengetahui kendala yang sering terjadi pada penerapan Jadwal

Retensi Arsip Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dari sisi akademis adalah untuk menambah

pengetahuan tentang ilmu kearsipan terutama mengenai penerapan pengelolaan

kearsipan pada instansi pemerintah khususnya di lingkungan Dinas Kearsipan dan

Perpustakaan Kabupaten Langkat. Manfaat praktis adalah hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak pengelola maupun

pengambil keputusan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat

dalam merencanakan program pengelolaan arsip.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5
Manfaat pribadi adalah menambah wawasan bagi penulis sendiri dalam

hal penulisan penelitian dan rangka berpikir mengenai pengolahan informasi

dengan pengolahan yang terpadu dan terencana.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi oleh proses penyusunan Jadwal

Retensi Arsip, proses penyusutan arsip, dan proses penerapan Jadwal Retensi

Arsip di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6
BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Arsip

Menurut Rickss ( 1992:3) Arsip adalah ‗‗rekaman informasi‘ tanpa

memandang media atau karateristiknya, dibuat atau diterima organisasi yang

digunakan untuk menunjang operasional.‘‘ Menurut Walne (1998 ;1) ‗‗Arsip atau

records merupakan informasi yang direkam dalam bentuk atau media apapun,

dibuat, diterima, dan dipelihara oleh suatu organisasi / lembaga / badan /

perorangan dalam rangka pelaksanaan kegiatan arsip tercipta karena berjalannya

suatu fungsi admistrasi dan merupakan endapan rekaman informasi pelaksanaan

dari kegiatan admistrasi‘‘.

Secara etimologi arsip berasal dari bahasa Yunani Kuno Archeon, Arche

yang dapat bermakna permulaan, asal, tempat utama, kekuasaan dan juga berarti

bangunan/kantor. Perkembangan selanjutnya kita mengenal achaios yang berarti

kuno, archaic, architect, archeology, archive dan arsip. Pengertian-pengertian

tersebut dimaksud untuk menunjukkan betapa sebenarnya bidang kearsipan itu

sudah cukup akrab di dengar, disamping juga sudah cukup tua umur

kemunculannya.

Identifikasi menegenai arsip secara umum sebagai berikut:

1. Fungsi utama arsip adalah memelihara akumulasi dari bukti aktivitas /

kegiatan suatu organisasi atau perorangan sebagai organic entity.

2. Arsip tercipta sebagai akibat dari aktivitas fungsional suatu organisasi

atau personal arsip seringkali terdapat keterkaitan informasi dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7
arsip yang lain sebagai satu unit informasi atau kelompok berkas.

3. Arsip yang hilang tidak mungkin dapat digantikan keotentikannya dan

tidak mungkin diperoleh dari tempat lain.

Pada intinya arsip membutuhkan pemeliharaan dan pelestarian. Arsip

sebagai rekaman infromasi dari seluruh aktivitas organisasi, berfungsi sebagai

pusat ingatan, alat bantu pengambilan keputusan, bukti eksistensi organisasi dan

untuk kepentingan organisasi lain. Berdasarkan fungsi arsip yang snagta penting

tersebut maka harus ada manajemen atau pengelolaan arsip yang baik sejak

penciptaan sampai dengan penyusutan Kennedy (1998) ―Arsip tidak pernah

diciptakan secara khusus tetapi ia merupakan hasil dari kegiatan organisasi atau

instansi.‖ Disini terlihat kaitan erat antara arsip dengan creating agency (instansi

penciptanya) sebagai bukti dokumenter menegenai penyelesaian berbagai

persoalan, bukti-bukti transaksi maupun perencanaan ke depan dari instansi yang

bersangkutan.

Untuk peningkatan efisisensi dan efektifitas operasional instansi,

sebaimana tujuan diselenggarakannya manajemen arsip dinamis (records

management), arsip harus disusutkan. Sesuai dengan ketentuan Peraturan

Pemerintah No. 34 tahun 1979, pasal 2, penyusutan berarti memidahkan arsipaktif

dari unit-unit pengolah ke Unit kearsipan ke Arsip Nasional Republik Indonesia

(ANRI). Manfaat penyusutan yang konsisten dan prosedural dapat menghemat

ruang penyimpanan, peralatan kearsipan, tenaga, waktu dan akhirnya akan

tercapai penghemat biaya operasional. Arsip yang frekuensi penggunaannya

sangat rendah yang digunakan kurang dari enam kali dalam satu tahun (standart

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8
International Council on Archives), harus disimpan di tempat yang nilai

ekonominya lebih rendah, yaitu Unit kearsipan (Records Centre) sebagai arsip in

aktif.

Bentuk media arsip dapat berupa kertas, film, suara maupun elektronik.

Secara inci pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Arsip berbasis kertas (paper record) yaitu arsip-arsip berupa teks yang

ditulis di atas kertas. Bentuk arsip bermedia kertas ini juga biasa disebut

sebagai arsip bersifat konvensional.

b. Arsip pandang dengar (audio-visual records) merupakan arsip yang

dapat dilihat dan didengar.

c. Arsip elektronik, merupakan arsip-arsip yang disimpan dan diolah di

dalam suatu format, dimana hanya komputer yang dapat memprosesnya

maka sering dikatakan sebagai machine-readable-records. Contohnya

floppy disk, hard disk, pita magneti, cd rpm dan lain-lain

Perlu juga dikemukan di sini bahwa berdasarkan keunikan media perekam

informasi arsip berupa literatur kearsipan menyebut adanya special format

records atau arsip bentuk khusus. Contoh dari jenis arsip tersebut adalah arsip

kartografi dan kearsitekturan, meskipun kedua corak arsip ini berbasi kertas, tetapi

karena bentuknya yang unik dan khas, maka arsip-arsip tersebut merupakan arsip

bentuk khusus yang dapat dibedakan dengan arsip tekstual lainnya.

2.1.1 Peran Arsip

Mengelola arsip tidak semata-mata memperlakukannya dari sudut teknis

pengelolaan media rekamannya belaka, melainkan dari sisi peranan arsip sebagai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9
sumber informasi. Dari sudut pandang ini maka nilai arsip akan mulai tampak

berdaya guna, oleh karena diperlukan sebagai informasi. Di dunia yang semakin

kompleks ini, kegiatan apapun tidak lagi mengandalkan ingatan pelaksana atau

pelakunya. Apa yang harus dilakukan adalah mengelola informasi melalui

pengelolaan arsipnya.

Menurut (Sulistyo-Basuki,2003) ada beberapa alasan mengapa manusia

merekam informasi yaitu, alasan pribadi, alasan sosial, alasan ekonomi, alasan

hukum, alasan instrumental, alasan simbolis, dan alasan ilmu pengetahuan. Lebih

dari alasan-alasan tersebut, dalam konteks organisasi atau korporasi saat ini perlu

di garis bawahi bahwa organisasi modern adalah organisasi bertumpu pada

informasi (a modern organiation is an informtion based organiation). Arsip

sebagai record information jelas menempati posisi vital dalam organisasi modern

tersebut. Arsip akan dibutuhkan dalam seluruh proses kegiatan manajemen

organisasi, dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

2.1.2 Arsip dan Administrasi

Hubungan arsip dengan admistrasi merupakan hubungan dua sisi sebuah

mata uang atau hubungan antara suatu benda dengan bayangannya. Arsip sebagai

bagian dari proses admistrasinya hanya ada apabila admistrasi itu berjalan.

A. Proses

1. Arsip tercipta sebagai endapan informasi terekam dan pelaksanaan

kegiatan administrasi suatu instansi / organiasi

2. Arsip merupakan substansi informasi yang melekat pada fungsi,

sehingga setiap pengaturan arsip harus mempertimbangkan:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10
a. Agar informasi yang terdapat dalam arsip bisa digunakan untuk

kepentingan operasional instansi / organisasi secara fungsional.

b. Agar informasi dalam arsip dapat dikelompokan dalam unit-unit

informasi secara spesifik agar dapat diberikan secara tepat

informasi, tepat waktu, tepat orang, dan tepat guna, serta dalam

waktu yang secepat mungkin.

B. Fungsi Arsip Menurut UU

NO. 43 tahun 2009, fungsinya arsip dibedakan atas dua yaitu arsip dinamis dan

arsip statis. Dalam literatur-literatur kearsipan kita mengenal pembedaan fungsi

arsip atas records dan archives. Arsip dinamis adalah arsip yang masih secara

langsung digunakan dalam kegiatan-kegiatan atau aktivitas organisasi, baik sejak

perencanaan, pelaksanaan dan juga evaluasi. Atau dalam bahasa perundang-

undangan kearsipan disebut sebagai arsip yang dipergunakan secara langsung

dalam perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada

umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan admistrasi

negara. Arsip

statis adalah arsip yang tidak dipergunakan lagi di dalam fungsi-fungsi

manajemen, tetapi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan dan

penelitian. Arsip statis merupakan arsip yang memiliki nilai guna berkelanjutan

(continuing value). Arsip dinamis berdasarkan

kepentingan penggunanya dapat dibedakan menjadi dua yaitu arsip dinamis aktif

dan dinamis inaktif. Arsip dinamis aktif berarti arsip yang secara langsung dan

terus-menerus diperlukan dan dipergunakan di dalam penyelenggaraan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11
administrasi. Sedangkan arsip dinamis inaktif merupakan arsip-arsip yang

frekuensi penggunanya untuk penyelenggaraan administrasi sudah menurun.

Menurut Ricks (1992) ―Frekuensi pengguna yang menurun sering

menjadi problematika tersendiri apalagi bagi instansi yang tidak memiliki Jadwal

Retensi Arsip, artinya bahwa semua tergantung bagaimana suat instansi menilai

bahwa suatu arsip sudah dikatakan menurun frekuensi penggunanya, hal ini tentu

saja harus didasarkan pada kebutuhan organisasi.‖

Bertitik tolak dari fungsi dan kegunaan arsip,

maka arsip sebagai salah satu sumber informasi harus dikelola dalam suatu

sistem/manajemen, sehingga informasi arsip memungkinkan untuk disajikan

secara tepat, kepada orang yang tepat pada waktu yang tepat dengan biaya

serendah mungkin. Dengan demikian informasi yang terekam tersebut dapat

digunakan didalam menunjang proses pengambilan keputusan,

perencanaan,pengorganisasian, pengawasan serta dapat dijadikan referensi

sebagai input yang sangat signifikan bagi proses manajemen, baik bisnis maupun

pemerintahan.

C. Kegunaan Arsip

Kegunaan arsip secara umum terbagi atas dua, yaitu kegunaan bagi

instansi pencipta arsip, dan kegunaan bagi kehidupan kebangsaan.

a. Bagi instansi pencipta, kegunaan arsip antara lain meliputi:

- endapan informasi pelaksanaan kegiatan sebagai wujud dari

memori kolektif instansi

- pendukung kesiapan informasi bagi pembuatan keputusan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12
- sarana peningkatan efisiensi operasional instansi

- memenuhi ketentuan hukum yang berlaku

- bukti eksitensi instansi

b. Bagi kehidupan kebangsaan, kegunaan arsip antara lain meliputi:

- bukti pertanggungjawaban/akuntabilitas nasional

- rekaman budaya nasional sebagai memori kolektif dan potensi

intelektual bangsa

- bukti sejarah

2.2 Pengertian Jadwal Retensi Arsip

Dalam Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia No. 14 Tahun

2015 Tentang Tata Cara Penyusunan Pedoman Retensi Arsip, ―Retensi Arsip

adalah jangka waktu penyimpanan yang wajib dilakukan terhadap suatu jenis

arsip. Menurut Barthos (2007: 110) ―Jadwal retensi adalah daftar yang memuat

kebijaksanaan seberapa jauh sekolompok arsip dapat disimpan atau

dimusnahkan.‖ Setiap arsip ditentukan retensinya sesuai dengan nilai

kegunaannya dan dituangkan dalam bentuk Jadwal Retensi Arsip. Dalam

membuat Jadwal Retensi Arsip setidak-tidaknya berisi infomasi menegenai jenis

arsip, jangka simpan dan keterangan. Penentuan model Jadwal Retensi Arsip

terbuka luas, sesuai dengan kebutuhan instansi masing-masing, dalam hal ini

dapat dilakukan pembuatan Jadwal Retensi Arsip yang lebih rinci misalnya

menyangkut jangka simpan aktif, inaktif dan lain-lain.

Jadwal Retensi Arsip merupakan hasil keputusan pimpinan instansi untuk

menjamin bahwa penyusutan arsip di instansinya telah dilakukan sesuai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13
kebutuhan hukum yang berlaku. Dengan demikian juga menjamin bahwa

penyusutan arsip di instansinya telah dilakukan sesuai dengan kebutuhan hukum

yang berlaku. Dengan demikian juga menjamin akuntabilitas kegiatan

instansi/perusahaan dan sekaligus perlindungan hukumbagi petugas arsip/arsiparis

yang melakukan penyusutan arsip di masing-masing instansi/perusahaan. Muara

akhir Jadwal Retensi Arsip ada dua (2) yaitu :

1. Memusnahkan arsip yang sudah tidak memiliki nilai guna.

2. Menyerahkan arsip statis ke Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)

Persoalan yang terjadi dalam menghitung frekuensi penggunaan berkas. Sering

diperdebatkan pengertian frekuensi penggunaan berkas sering di perdebatkan

pengertian frekuensi penggunaan, antara pihak unit pengolah dengan pihak

petugas arsip/arsiparis. Dalam situasi seperti tersebut ada kecenderungan

anggapan di unit pengolah, bahwa arsip yang masih sama sesekali digunakan

dianggap masih aktif dan hanya arsip yang sudah tidak digunakan saja yang

disebut in aktif. Akibat langsung dan kecenderungan ini adalah bahwa unit

kearsipan diindentifikasi dengan tempat penyimpanan sampah, atau bahkan

petugas arsip pada Unit Kearsipan cenderung dianggap tidak ada sama saja,

2.2.1 Maksud dan Tujuan JRA

Maksud dari JRA adalah sebagau pedoman para petugas arsip/arsiparis

untuk mengurus arsip arsip aktif yang masih dipergunakan sehari-hari di

lingkungan unit kerja yang dipimpinnya, mengirim arsip inaktif ke unit-unit kerja

pengolah kearsipan untuk disimpan dan melaksanakan penyusutan arsip.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14
Tujuan JRA adalah untuk mempermudah proses penyusutan arsip secara

teratur dan terus menerus, mempermudah penyelamatan arsip yang masih

memiliki nilai guna permanen, dan meningkatkan afisiensi administrasi dan biaya

pemeliharaan arsip, sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan tertib arsip di

lingkungan kerja/organisasi.

2.2.2 Manfaat dan Kegunaan JRA

Menurut Sulistyo Basuki (2003), Manfaat dari Jadwal Retensi Arsip (JRA)

adalah:

1. Menghemat waktu pencarian informasi dengan cara mengecilkan

jumlah arsip dinamis.

2. Menghindari masalah hukum.

3. Lebih efisien dalam mengatur arsip dinamis yang betul-betul penting.

4. Menghemat tempat.

5. Mengindentifikasi nilai guna arsip dinamis.

Secara garis besar JRA memuat beberapa hal antara lain :

1. Jenis arsip atau dokumen adalah spesifikasi pengelompokan fisik arsip

didasarkan pada jenis informasi yang memuat, yang mencerminkan

fungsi unit kerja dalam struktur organisasi.

2. Jangka waktu simpan merupakan jangka penyimpanan arsip yang

diperlukan pada masa aktif dan inaktif.

3. Hal-hal yang menyangkut sifat nilai guna arsip dicantumkan dalam lajur

keterangan, dengan kualifikasi permanen, vital, musnah, dan dinilai

kembali.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15
2.2.3 Fungsi JRA

Berdasarkan ANRI: Modul Manajemen Jadwal Retensi Arsip (Winata dan

Muhidin, 2016:240-241), tujuan pembuatan jadwal retensi arsip, yaitu sebagai

berikut:

1)Memenuhi kebutuhan organisasi pencipta, yaitu untuk mengurangi biaya

pengelolaan arsip, meningkatkan efesiensi, menjamin keselamatan bahan

pertanggungjawaban, dan mewujudkan konsistensi penyusutan

2)Memenuhi persyaratan hukum. Peraturan yangdigunakan sebagai dasar

pembuatan jadwal retensi jadwal retensi arsip adalah UU No. 43 tahun 2009 dan

PP No. 28 tahun 2012, yang mewajibkan memiliki jadwal retensi arsip. Adapun

untuk perusahaan atau organisasi swasta kewajiab membuat jadwal retensi

terdapat dalam pasal 1 ayat 3 UU No. 8 tahun 1997, yang menyebutkan bahwa

jadwal retensi adalah jangka waktu dokumen perusahaan yang disusun dalam

suatu daftar sesuai dengan jenis dan nilai kegunaannya dan dipakai sebagai

pedoman pemusnahan dokumen perusahaan

2.3 Nilai Guna Arsip

Sesuai dengan surat edaran Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)

SE/02/1983 tentang pedoman umum untuk menentukan Nilai Guna Arsip,

disebutkan : Nilai guna Arsip ialah nilai arsip yang didasarkan pada

kegunaannya bagi kepentingan pengguna arsip. Ditinjau dari kepentingan

pengguna arsip, nilai guna arsip dapat dibedakan menjadi nilai guna primer dan

nilai guna sekunder.

Nilai Guna Primer adalah nilai arsip didasarkan pada kegunaan arsip bagi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16
kepentingan lembaga/instansi pencipta arsip. Penentuan nilai guna primer tidak

hanya didasarkan kegunaannya dalam menunjang pelaksanaan kegiatan-kegiatan

yang berlangsung, tetapi juga kegunaannya bagi lembaga/instansi pencipta arsip

tersebut di waktu yang akan datang. Nilai guna primer meliputi :

1. Nilai guna administratif : yaitu dokumen/arsip yang isinya merupakan

perwujutan kebijaksanaan, pengaturan dan tindakan pejabat

berdasarkan wewenang tanggung jawab karena jabatannya dalam

rangka mencapai tujuan organisasi.Dalam nilai guna adminstratif ini

sudah tercakup pula nilai guna organisasi danmanajemen.

Masa berlakunya nilai administratif arsip bergantung dari tujuan dan

kegunaan masing-masing arsip. Arsip tidak lagi memiliki nilai

adminstratif apabila:

a. Arsip telah selesai perannya dalam menunjang pelaksanaan kegiatan

administarsi.

b. Tujuan utama arsip telah terpenuhi.

c. Transaksi masing-masing arsip telah diselesaikan.

d. Arsip disimpan hanya untuk melindungi kesalahan administratif.

e. Arsip tersedia di tempat lain.

Berlakunya masa arsip berbeda-beda, ada yang memiliki masa yang

panjang ada pula yang pendek, untuk berkas transaksi biasanya

memiliki jangka simpan yang lebih lama. Sedangkan arsip hasil

kegiatan ketatausahan umumnya memiliki jangka simpan yang lebih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17
pendek. Dengan demikian untuk menetapkan jangka simpan suatu arsip

harus memperhitungkan nilai guna lainnya.

2. Nilai Guna Keuangan : yaitu arsip yang meperihatkan bagaimana uang

diperoleh, dibagikan, diwarisi dan dibelanjakan. Dengan kata lain

arsip-arsip yang mengandung informasi tentang bahan-bahan

pembuktian dibidang keuangan. Arsip yangberisikan

kebijaksanaan dibidang keuangan dengan arsip yang berisikan

menegenai transaksi keuangan hendaknya dipisahkan. Arsip yang

memuat kebijaksanaan dibidnag keuangan pada umumnya mempunyai

jangka waktu penyimpanan atau retensi lebih panjang.

3. Nilai Guna Hukum : yaitu arsip yang memuat kepastian hukum, yaitu

kepastian tentang hak dan kewajiban atau sebagai alat bukti atau

sarana hukum lainnya yang otentik. Arsip-arsip yang

mempunyai nilai guna hukum antara lain adalah arsip -

arsip yang berisikan keputusan atau ketetapan, perjanjian, bahan-bahan

bukti peradilan dan sebagai. Jangka waktu penyimpanan arsip-arsip

yang bernilai guna hukum tergantung pada hal yang di perlukan

Kegunaannya akan berakhir apabila urusannya telah

selesai, telah kadaluawarsa atau oleh karena ketentuan

peraturan perundangan.

Nilai hukum akan berakhir apabila :

1) Tindakan-tindakan hukum telah dilengkapi atau diselesaikan.

2) Arsip telah menyelsaikan tujuan utamanya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18
3) Jika hak-hak organisasi telah dilindungi.

4) Jika hak-hak individu yang terlibat telah dilindungi.

5) Arsip berada ditempat lain.

Jika nilai hukum telah terpenuhi tidak berarti kegunaan arsip telah selesai.

Kemungkinan arsip tersebut masih memiliki nilai lainnya.

4. Nilai Guna Ilmiah : yaitu arsip yang isinya mengandung bahan informasi yang

dapat dipergunakan sebagai obyek penelitian dan pengembangan ilmu

pengetahuan. Apabila data tersebut tidak dimanfaatkan secara langsung atau hasil

penelitian tidak diterbitkan, maka arsip-arsip ini mempunyai jangka waktu

penyimpanan atau retensi yang panjang. Nilai Guna sekunder adalah nilai arsip

yang didasarkan pada kegunaan arsip bagi kepentingan lembaga/instansi lain dan

kepentingan umum di luar lembaga/instansi pencipta arsip dan kegunaannya

sebagai bahan bukti dan bahan pertanggungjawaban nasional.

Nilai guna sekunder diberlakukan apabila arsip-arsip tidak lagi ada

kegunaannya bagi kepentingan pencipta arsip. Arsip yang bernilai guna sekunder

diserahkan ke Arsip Nasional dan disimpan oleh Arsip Nasional. Sehingga pihak

lain diluar pencipta arsip dapat memanfaatkan dan menggunakannya. Meskipun

penentuan nilai guna sekunder ini merupakan bagian tugas dan Arsip Nasional,

namun pejabat instansi pencipta arsip mempunyai peran serta dalam memberikan

keterangan-keterangan yang berharga tentang terciptanya dan kegunaan arsip-

arsip itu. Nilai guna sekunder meliputi :

1. Nilai Guna Kebuktian : yaitu arsip tersebut mengandung

fakta dan keterangan yang dapat digunkan untuk menjelaskan tentang bagaimana

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19
lembaga/instansi itudiciptakan, dikembangkan, diatur, fungsi dan kegiatan yang

dilaksanakan serta hasil dari kegiatannya tersebut. Arsip semacam ini diperlukan

pemerintah karena dapat digunkan sebagai panduan untuk menyelesaikan

masalah-masalah yang serupa. 2. Nilai guna Informasional : yaitu

ditentukan oleh isi atau informasi yang terkandung dalam arsip itu bagi kegunaan

berbagai kepentingan penelitian dan kesejahteraan tanpa dikaitkan dengan

lembaga/instansi penciptanya, yaitu informasi mengenai orang, tempat, benda,

fenomena, masalah dan sejenisnya. 3.

Nilai Guna Sejarah : yaitu arsip-arsip yang isinya mengandung bahan informasi

tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa dalam proses perkembangan

penyelenggaraan sebuah lembaga/instansi. Berdasarkan penilaian arsip tersebut

akan menghasilkan dua (2) kategori, yaitu :

a. Arsip penting dan tidak penting

b. Dapat ditentukan pula apakah sekelompok arsip disimpan permanen

atau sementara dalam arti arsip tersebut dapat dimusnahkan. Arsip

penting : yaitu dimaksud dengan arsip penting ialah arsip-arsip yang diperlukan

untuk membantu kelancaran pekerjaan suatu organisasi serta diperlukan untuk

kelangsungan hidup organisasi dengan segala usahanya dan jika arsip-arsip itu

hilang akan mempengaruhi jalannya suatu organisasi. Pada umumnnya arsip-arsip

ini mempunyai nilai ilmiah dan nilai organisasi. Arsip tidak penting: ialah

arsip-arsip yang tidak memiliki nilai guna lagi jika urusannya telah selesai,

sehingga tak memerlukan pengolahan lagi dan apabila hilang pun tidak

mempengaruhi jalannya organisasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20
2.4 Jangka Waktu Penyimpanan Arsip

Penentuan jangka simpan arsip, merupakan bagian terpenting dalam

penyusutan arsip, pada prinsipnya harus mempertimbangkan dua hal yaitu nilai

guna arsip dan pertanggung jawaban hukum dalam penyelenggaraan kehidupan

kenegaraan. Penentuan nilai guna arsip merupakan faktor yang sangat

menentukan dalam kegiatan penyusutan arsip dan prlu dilaksanakan dalam tata

kearsipan. Penentuan nilai guna merupakan kegiatan untuk memilih arsip-arsip ke

dalam dua kategori :

1. Arsip yang bernilai guna permanen yang harus disimpan.

2. Arsip yang bernilai guna sementara yang dapat dimusnahkan dengan

segera dikemudian hari.

Kegunaan arsip dapat berubah sesuai dengan kepentingan penggunaan

dan fungsi penggunaannya. Perubahan ini mempengaruhi pada perubahan nilai

arsip serta masa/jangka waktu penyimpanannya. Penilaian arsip tidak dapat

dilakuka secara mekanis, melainkan diperlukan kemampuan penalaran dan

keahlian untuk menyerap dan menangkap berbagai kegunaan arsip dan fungsi

arsip dalam berbagai kegunaan arsip dan fungsi arsip dalam berbagai kepentingan

penggunaanya baik diwaktu sekarang maupun dimasa datang.

Dari aspek nilai guna, sesuai dengan Surat Edaran Kepala ANRI Nomor

02/SE/1983, dapat dibedakan antara nilai guna primer dan nilai guna sekunder.

Nilai guna primer pada prinsipnya adalah nilai yang melekat pada kepentingan

operasional instansi/organisasi yang bersangkutan. Nilai guna sekunder berakitan

dengan bukti pertanggungjawaban nasional dan pelestarian budaya bangsa. Semua

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21
arsip yang bernilai guna sekunder tersebut dalam prinsipnya adalah arsip bernilai

guna permanen, artinya harus dilestarikan keberadaannya. Untuk arsip, bernilai

guna permanen, daapat disimpan secara terus menerus di lembaga pencipta

(creating agency) apabila sudah tidak diperlukan lagi wajib diserahkan kepada

Arsip Nasional Indonesia sebagai arsip statis.

2.5 Dasar Hukum

Setiap upaya penyusutan arsip harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

hukum yang berlaku di negara Republik Indonesia. Dan aspek huku terdapat tiga

hal yang harus dipertimbangkan, yaitu :

1. Ketentuan yang mengatur bidang kearsipan. Dalam hal ini dapat

disebutkan antara lain: Undang-undang No7 tahun 1971, Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan Pasal 47 ayat 2 :

Penyusutan arsip yang dilaksanakan oleh lembaga Negara, pemerintah daerah,

perguruan tinggi negeri, serta BUMN dan/atau BUMD dilaksanakan berdasrkan

Jadwal Retensi Arsip dengan memperhatikan kepentingan pencipta arsip serta

kepentingan masyrakat, bangsa dan Negara. Surat Edaran Kepal Arsip Nasional

RI NO. 01/SE/1981 dan No. 02/SE/1983. Meskipun demikian dokumen untuk

pengertian arsip perusahan, juga perlu diperhatikan Undang-undang No.8 tahun

1997.

2. Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan arsip dengan (PP

34/1979 Pasal 2):

- Memindahkan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan dalam

lingkungan lembaga-lembaga Negara atau Badan-badan Pemerintahan masing-

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22
masing.

- Memusnahkan arsip sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

- Menyerahkan arsip statis oleh unit kearsipan kepada Arsip Nasional.

3. Ketentuan yang mengatur bidang operasional instansi pencipta arsip

(creatiCng ` agenc) setiap naskah dinas sebagai unsur pokok arsip, pada

prinsipnya adalah konfidensional. Artinya harus mengikuti ketetntuan hukum

yang mengatur keberadaan dan cara kerja instansi pencipta. Beberapa produk

hukum tertentu yang menyangkut ketentuan bagaiman suatu naskah dinas itu

harus dikelola.

4. Ketetntuan hukum yang mengatur ketentuan-ketentuan lain, namun

menginga cara instansi/perusahaan meperlakukannya arsipnya. Dalam hal ini

dapat disebutkan antara lain Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD),

Hukum Pidana, Hukum Perdata, ISO 900, dan kontrak-kontrak kerja yang

menyangkut hal-hal khusus. Pengertian khusus dihubungkan dengan teknologi

tinggi, operasi intelejen, dan lain-lain.

Penyusutan arsip harus dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum yang

berklaku, artinya penyusutan arsip bukanlah hanya sesuatu masalah yang

mendesak, melainkan sebuah kewajiban konstitusional yang harus dilaksanakan

dengan tanggung jawab hukum yang jelas. Harus ada prosedur standart

operasional dalam pelaksanaannya sehingga setiap ketentuan dapat diukur dan

dituntut pertanggung jawabannya.

Manajemen arsip pada prinsipnya adlah manajemen naskah dinas (official

papers) dan bentuk konfindiental. Artinya informasi didalamnya hanya boleh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23
diketahui atau dilihat oleh orang yang memerlukan dan berhak. Karena itu harus

ada ketentuan hukumyang mengatur keterbukaan informasi (access), sehingga

keberadaan JRA, pada dasarnya hanya merupakan pedoman kerja bagi para

petugas arsip/arsiparis yang secara fungsional menjadi bagian dari struktur

organisasi pencipta arsipnya. Dari aspek keilmuan, JRA memiliki dua tujuan,

yaitu : - Sebagai sub sistem dari manejemen peningkatan efisiensi operasional

instansi.

- Perlindungan terhadap informasi pertanggungjawaban nasional serta

upaya nilai budaya bangsa.

Adanya Jadwal Retensi Arsip, maka petugas arsip/arsiparis di instansi

yang bersangkutan dapat secaraLangsung melakukan penyusutan arsip secara

sistematis berdasrkan pedomanyang sah. Dengan demikian peningkatan kecepatan

akumulasi arsip dapat diimbangi dengan kelancaran penyusutan, sehingga hanya

arsip yang masih bernilai guna sajalah yang disimpan. Hal ini akan bermuara

untuk penemuan arsip (retrieval). Hal penting ini dari manajemen arsip yang baik

adalah bahwa unit kearsipan menajdi bagian fungsional manajemen instansi

dalam rangka meningkatkan efisiensi operasional.

Penyusutan arsip, dalam perspektif ilmu pengatahuan adalah fungsi

pelestarian arsip pertanggungjawaban nasional dan bukti prestasi intelektual

berupa nilai budaya bangsa yang terekam dalam bentuk arsip. Bukti

pertanggungjawaban dan prestasi budaya tersebut bukan saja bermanfaat bagi

kepentingan penelitian sosial, budaya dan sejarah dalam rangka pembentukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24
kesadaran jati diri bangsa, melainkan yang terpenting justru memberikan

dukungan data atau informasi dalam perumusan kebijaksanaan nasional.

2.6 Sistematika dan Proses Penetapan JRA

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979,

sebuah Jadwal Retensi Arsip setidak-tidaknya harus berisi informasi tentang tiga

hal, yaitu jenis arsip, jangka simpan dan keterangan. Berdasarkan ketentuan

tersebut untuk penentuan model Jadwal Retensi Asip terbuka luas, sesuai

kebutuhan instansi masing-masing. Artinya dapat dilakukan pembuatan lebih

rinci, misalnya menyangkut jangka simpan aktif, inaktif, dan lain-lain.

Berdasarkan pengalaman teoritis dan praktek, sebuah Jadwal Retensi

Arsip sangat tepat bila disusun dalam format yang jelas. Jenis arsip merupakan

susunan arsip dan sebuah seri kegiatan (Records Series). Sementara jangka

simpandibedakan antara, arsip inaktif. Pada kolom ditempatkan disposisi

mengenai nasib akhir bagi setiap seri arsip.

Jadwal Retensi Arsip pada prinsipnya adalah sebuah produk hukum untuk

menjamin bahwa penyusutan arsip dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum

yang berlaku. Keberadaan Jadwal Retensi Arsip sesuai dengan ketentuan

Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1979, merupakan keharusan bagi setiap

instansi Pemerintah/Perusahan Negara. Kehadiran UU Nomor 8 tahun 1979 tidak

merubah esensi penyusutan arsip, dan bahkan menjadikan penyusutan sebagai

komitmen nasional karena setiap perusahan wajib menyerahkan arsip statis yang

bernilai pertanggungjawaban nasional ke Badan Arsip. Dengan demikian,

diperlukan kerjasama yang baik dengan Badan Arsip. Dengan demikian,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25
diperlukan kerjasama yang baik dengan Badan Arsip agar penyusutan arsip secara

sistematis dapat dilaksanakan dengan baik oleh setiap instansi/perusahaan.

Jadwal Retensi Arsip adalah sebuah produk hukum, sebuah keputusan

pucuk pimpinan instansi (Menteri, Kepala LPND), (Direksi Perusahaan), untuk

menjamin bahwa penyusutan arsip di instansinya telah dilakukan sesuai dengan

kebutuhan hukum yang berlaku. Dengan demikian juga merupakan jaminan

akuntabilitas kegiatan isntansi/perusahaan dan sekaligus perlindungan hukum bagi

petugas arsip/arsiparis yang melakukan penyusutan arsip di masing-masing

instansi/perusahaan.

Sedangkan akhir dari Jadwal Retensi Arsip ada dua, yakni memusnahkan

atau menyerahkan arsip statis ke Arsip Nasional Republik Indonesia. Berdasarkan

pertimbangan tersebut, maka diperlukan kesepakatan ANRI dengan perancang

JRA, mengingat tiga hal : (ANRI :1980)

1. Aspek Esensi : Dengan adanya Jadwal Retensi Arsip yang telah

disetujui ANRI, berarti suatu instansi dapat melakukan penyusutan arsipnya

sendiri sesuai ketentuan Jadwal Retensi Arsip.

2. Aspek Akuntabilitas : Dengan bekerjasama dengan ANRI

memungkinkan setiap instansi melestarikan arsip statis yang dianggap mewakili

akuntabilitas perannya secara nasional.

3. Aspek Budaya : Dengan adanya peran ANRI dalam perumusan jadwal

Retensi Arsip, berarti setiap instansi dapat menyelamatkan arsip bukti

pertanggungjawaban nasional dan bukti keberadaan/sejarah instansinya secara

otomatis sejak arsip masih aktif.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26
Secara hukum proses penentuan jadwal Retensi Arsip diatur dalam

Pemerintahan Nomor 34 tahun 1979. Secara umum, dapat dikatan sebagai berikut

: 1. Perumusan rancangan Jadwal Retensi Arsip suatu instansi/perusahaan

disusun oleh suatu tim yang dibentuk oleh pimpinan insatansi/perusahan.

2. Arsip Nasional Republik Indonesia dapat ditempatkan sebagai

narasumber perumusan JRA instansi/perusahaan.

3. Rancangan Jadwal Retensi Arsip harus diajukan kepada Kepala Arsip

Nasional Republik Indonesia (ANRI) untuk memperoleh persetujuan dalam hal

mengenai arsip keuangan perlu dipertimbangkan pendapatnya Ketua BPK, dan

Ketua BKN untuk arsip kepegawaian, serta Menteri Dalam Negeri untuk Arsip

Pemerintahan Daerah.

4. Pimpinan instansi/direksi Perusahan menetapkan keputusan berlakunya

Jadwal Retensi Arsip dilingkungan instansinya setelah memperoleh persetujuan

Kepala ANRI.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualintatif.

Penelitian dilakukan secara deskritif. Dengan tujuan memberikan gambaran

tentang sebuah kondisi yang sedang berlangsung dan memeriksa sebab-sebab

munculnya gejala tersebut. Menurut Sulistyo-Basuki (2006:110) penelitian

deskritif mencoba mencari deskripsi yang tepat dan cukup dari semua aktifitas,

objek, proses dan manusia.

Penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara untuk

memperoleh fakta terhadap pelaksanaan Jadwal Retensi Arsip Dinas Kearsipan

dan Perpustakaan Kabupaten Langkat.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di instansi Pemerintahan Dinas Kearsipan dan

Perpustakaan Kabupaten Langkat, T.PUTRA No.3 Stabat. Waktu yang diperlukan

dalam melakukan penelitian ini selama 2 (dua) bulan mulai dari November

sampai dengan bulan Januari 2019.

3.3 Objek dan Subjek penelitian

Objek penelitian adalah penerapan JRA Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

Kabupaten Langkat, sedangkan subjek penelitian ini adalah pengelola arsip yang

bekerja di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabipaten Langkat.

3.4 Kriteria Pemilihan Informan

Informan dipilih dalam penelitian ini adalah pengelolah arsip yang paling

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28
mengetahui tentang penerapan Jadwal Retensi Arsip di lingkungan Dinas

Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat. Informan berjumlah 7 (Tujuh)

orang yang merupakan pengelola arsip di lingkungan Dinas Kearsipan dan

Perpustakaan Kabupaten langkat, yaitu : 1 orang Kepala Bagian Kearsipan, 2

orang Seksi Akusisi dan Pengolahan Perpustakaan, 3 orang Seksi Program dan

pengembangan Kearsipan. Keterangan dari informan mengenai JRA Dinas

Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat menjadi analisis dan penelitian

ini. Untuk memudahkan analisis data, informan tersebut diberi nomor kode

infoman mulai 1 hingga 5 :

Tabael 3.1 Daftar Kode Informan

Informan Kode Informan

Bidang Kearsipan 1

Seksi Pembinaan Kearsipan 2

Seksi Pengelolaan dan Pelayanan 3

Arsip

Keseketariatan 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29
3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti melakukan :

1. Observasi

Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti

mengumpulkan data langsung dari lapangan. Data yang diobservasi dapat berupa

interaksi dalam suatu organisasi atau pengalaman para anggota dalam

berorganisasi.Proses obesravsi dimulai dengan mengindentifikasi tempat yang

hnedak diteliti dilanjutkan dengan membuat pemetaan, sehingga diperoleh

gambaran umum tentang sasaran penelitian. Kemudian peneliti mengindentifikasi

siapa yang akan di observasi, kapan, berapa lama dan bagaimana. Lantas

penelitian menetapkan dan mendesain cara merekam observasi tersebut. Menurut

Raco (2010:1120) "Kualitas penelitian ini ditentukan oleh seberapa jauh dan

mendalam penelitian mengerti tentang situasi dan kontek dan menggambarkannya

sealamiah mungkin. Observasi dilakukan peneliti selama 2 bulan secara

langsung, data yang dikumpulkan dipeoleh dari para pengolah kearsipan.‖ Selain

itu juga dilakukan wawancara kepada setiap pengolah kearsipan yang dilakukan

secara mendalam guna mengetahui bagaimana penerapan Jadwal Retensi Arsip di

Lingkungan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak,

yaitu pewawancara(interviewer) sebagai pengaju / pemberi pertanyaan dan

diwanwancarai (interviewer) sebagai pemberi jawaban atas perrtanyaan itu.

Maksud diadakan wawancara seperti ditegaskan oleh Linclon dan Gubapan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30
(1985:266) ‗‘antara lain: mengkonstruksi perihal orang, kejadian, kegiatan,

organisasi, perasaan, motivasi, tuntuntan dan kepedulian, merekonstruksi

kebetulan – kebetulan harapan pada masa yang akan datang; memverifikasi,

mengubah, dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai

pengecekan anggota.‘‘ Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dan dilakukan

secara resmi terstruktur artinya kalimat dan urutan yang diajukan peneliti tidak

harus mengikuti ketentuan secara ketat.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari dan membaca berbagai

peraturan perundangan serta bahan-bahan pustaka yang berkaitan dengan kajian

penelitian arsip. Selain berupa peraturan dan buku, sumber data juga diambil dari

internet.

3.6 Analisis Data

Analisis data penelitian kualintatif pada dasarnya sudah dilakukan sejak


awal kegiatan penelitian sampai akhir penelitian. Dengan cara diharapkan terdapat
konsistensi analisis data secara keseluruhan. Karena mengingat penelitian ini
bersifat deskritif, maka digunakan analisa data filosofis atau logika yaitu analisa
induktif.
Menurut (Sutrisno, 1986:42) metode induktif adalah metode berpikir
dengan mengambil kesimpulan dari data-data yang bersifat Khusus. Sebagai mana
yang telah dijelaskan oleh sutrisno, yaitu : berpikir induktif berangkat dari fakta-
fakta yang khusus peristiwa kongkrit, kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-
peristiwa yang khusus, kongkrit itu ditarik generalisasi-generalisasi yang
mempunyai sifat umum.
Dalam penelitian ini digunakan metode induktif untuk menarik suatu
kesimpulan terhadap hal-hal atau peristiwa-peristiwa dari data yang telah
dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang bisa
digeneralisasikan (ditarik kearah kesimpulan umum), maka jelas metode induktif
ini untuk menilai fakta-fakta empiris yang ditemukan lalu dicocokan dengan teori-
teori yang ada. Proses analisi data yang telah diperoleh menggunakan dua langkah
yaitu: 1. Persiapan
Dimana dalam persipan kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31
a. Mengenai nama dan kelengkapan interview (sumber informasi) dan
benda-benda yang merupakan sumber data yang telah dikumpulkan.
b. Mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa isi instrument
pengumpulan data dan isian-isiandata yang terkumpul dari sumber
infromasi penelitian, termasuk didalamnnya tentang tanggal pengutipan
data, tanggal interview dan tanggal dilakukan observasi.
2. Penerapan
Dalam penyusutan penelitian ini, penerapan yang digunakan adalah
penerapan yang sesuai dengan penerapan kualitatif, yang lebih cenderung
menggunakan analisa induktf yang berangkat dari khusus ke umum, maksudnya
ialah mengukapkan proses pelaksanaan Jadwal Retensi Arsip yang diterapkan,
serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan Jadwal Retensi
Arsip tersebut dilingkungan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
Langkat.

3.7 Uji Keabsahan Data


Penelitian ini menggunakan uji keabsahan data dengan teknik triangulasi.

Menurut Pawito (2007 : 100)

‖Teknik triangulasi dilakukan untuk menguji data yang diperoleh dari satu sumber
atau dibandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber lain agar diketahui
tingkat validitas dan reliabilitas data dengan menggunakan metode yang berbeda‖.

Teknik triangulasi terdiri dari tiga metode, antara lain:

1. Triangulasi Data
Triangulasi data merupakan metode yang menggunakan berbagai sumber data
seperti hasil observasi, hasil wawancara, dan dokumennyang dilakukan oleh
peneliti di sekolah SMA Swasta Santo Yoseph Medan.
2. Triangulasi Teori
Triangulasi teori yaitu menggunakan berbagai teori yang telah dijelaskan pada
BAB II untuk memastikan data yang telah dikumpulkan sudah memenuhi syarat
3. Triangulasi Metode
Triangulasi metode yaitu membandingkan data dengan cara yang berbeda. Pada

penelitian ini peneliti membandingkan metode observasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat

Perpustakaan umum Kabupaten langkat Pada tahun 2000 yang dahulunya

terbentuk disalah satu Ka-sub bag dibagian Organisasi Tata Laksana Setdakab.

Langkat (ORTA). Berdasarkan Perda No.22 Tahun 2000 Tanggal 22 Desember

2000 terbentuklah Kantor Perpustakaan Umum Kabupaten Langkat yang terletak

di Jalan T. Amir Hamzah No.1 Stabat. Pada tahun 2001 Kantor Perpustakaan

Umum dan Kearsipan Kabupaten Langkat pindah di gedung eks Dinas

Perhubungan Kabupaten Langkat yang beralamat di Jalan T. Putra Aziz No. 3

Stabat sampai dengan tahun 2005. Kemudian pada tahun 2006 Kantor

Perpustakaan dan Kearsipan kembali menjadi Bagian Yang namanya menjadi

Bagian Perpustakaan dan Kearsipan yang pada waktu itu Kantor bergabung

dengan Sekretariat yang beralamat di jalan T. Amir Hamzah No.1 Stabat.

Pada tahun 2008 Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi berganti

dari Bagian menjadi Kantor dan berpindah alamat ke Gedung eks Dinas

Perhubungan Kabupaten Langkat yang beralamat dijalan T. Putra Aziz No.3

Stabat dan berjalan sampai saat ini.

Seiring dengan visi dan misi dari pemerintahan Kabupaten Langkat dan

tujuan dari Perpustakaan yang ingin memajukan masyarakat Kabupaten Langkat

dengan membaca, maka didirikanlah 3 perpustakaan disetiap willayah yaitu

wilayah I yang terletak di Langkat Hulu, wilayah II terletak di Langkat Hilir,

wilayah III terletak di Teluk Hulu dan 38 Perpustakaan Desa/Kelurahan di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33
Kabupaten Langkat serta binaan di sekolah-sekolah, Mesjid, dan Taman Bacaan

Masyarakat Pada bulan Nopember 2012, perpustakaan Langkat Hulu kembali

bergabung dengan Perpustakaan Umum.

4.2 Gambaran Umum Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten

Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat dibentuk sesuai

dengan Perda Perda No.22 Tahun 2000 Tanggal 22 Desember 2000 tentang

kearsipan dan perpustakaan dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya berada

dibawah tanggung jawab Bupati melalui Seketaris Kabupaten.

Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat dipimpin oleh

seorang kepala bagian kearsipan dan perpustakaan, yang saat ini dipimpin oleh

Ibu HJ. SRI RAHMAWATI S.sos. Saat ini Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

Kabupaten Langkat berada di T.PUTRA No.3 Stabat.

4.3 Sistem Kearsipan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten

Langkat

Kearsipan mempunya peranan sebagai sumber informasi dan sebagai alat

pengawasan yang sangat diperlukan dalam setiap organisasi dalam rangka

kegiatan perencanaan penganalisaan, pengembangan, perumusan kebijaksanaan,

pengembalian keputusan, pembuatan laporan, pertanggungjawaban, penilaian dan

pengendalian setepatnya-tepatnya. Setiap kegiatan tersebut, baik dalam organisasi

pemerintah maupun swasta selalu ada kaitannya dengan masalah arsip. Arsip

mempunyai peranan penting dalam proses penyajian informasi bagi pembuat

keputusan dan yang merumuskan kebijakan, oleh sebab itu untuk dapat

menyajikan informasi yang lengkap, cepat dan benar haruslah ada sistem dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34
prosedur kerja yang baik di bidang kearsipan.

Setiap organisasi pemerintah dan organisasi swasta harus

menyelengarakan sistem kearsipan yang baik, dengan demikian sistem kearsipan

mempunyai sejumlah koomponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan,

dapat dikatakan bahwa kearsipan merupakan suatu sistem informasi manajemen.

Komponen sistem kearsipan meliputi pengolahan dan fakta menjadi informasi

manajemen, metode dan evaluasi. Keseluruhan komponen itu saling berinteraksi

dan berhubungan bersama-sama untuk mencapai tujuan.

Untuk mencapai tujuan tersebut setiap organisasi harus mampu

menjalankan suatu sistem kearsipan yang baik. Sistem kearsipan terdiri dari 3

sistem, sesuai dengan teori Guible yang disitir oleh sukoco (2006, 96) mengatakan

bahwa ada tiga sistem kearsipan yang dapat diaplikasikan oleh suatu organisasi

yakni: a) sistem penyimpanan terpusat (sentralisasi); b) sistem penyimpanan

desentralisasi; dan c) sistem penyimpanan kombinasi sentralisasi dan

desentralisasi dimana setiap sistem kearsipan tersebut memiliki kelebihan dan

kekurangannya masing-masing.

Sistem kearsipan Dinas Kearsipan dan Perpustkaan Kabupaten Langkat

menggunakan sistem sentralisasi yaitu penyelenggaraan atau penanganan arsip

dilakukan dengan cara dipusatkan kesatu unit di Unit Pengolahan Kearsipan

Kabupaten Langkat yang khusus menangani tentang arsip. Sistem ini disebut juga

dengan sistem satu pintu atau one door/gate policy. Dengan sistem sentralisasi ini

akan lebih mudah dalam pengendalian dan penelusuran arsip, karena pencatatn

penelusurannya, dan pengiriman arsip dilakukan secara terpusat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35
Penerapan sistem kearsipan sentralisasi di Unit Pengolahan Kearsipan dan

Perpustakaan Kabupaten Langkat, dalam bidang kebijakan mencakup

kewenangan, mengenai :

a. Penerimaan surat masuk dan pengiriiman surat keluar melalui satu unit

kerja secara terpusat (sentral) di unit Pengolahan Kearsipan Kabuapten

Langkat.

b. Klasifikasi dan tata cara penyimpanan arsip Kabupaten Langkat.

c. Pemindahan arsip aktif menjadi arsip in aktif.

d. Penyusutan daftar Jadwal Retensi Arsip Dinas Kearsipan Kabupaten

Langkat.

4.4 Organisasi dan Tugas Kearsipan Dinas Kearsipan dan perpustakaan

Kabupaten Langkat

Sesuai dengan kebutuhan organisasi penyelenggaraan kearsipan di

lingkungan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat terdiri dari

satu (1) Unit Kearsipan, masing-masing adalah :

1. Unit kearsipan yang berada di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

Kabupaten Langkat terdiri dari Bidang Kearsipan, Seksi Pembinaan

Kearsipan dan Seksi Pengelolaan dan Pelayanan Arsip. Adapun Tugas-

tugasnya yaitu :

a. Membina pengelolaan kearsipan Kabupaten Langkat.

b. Mengelolah, menyimpan, dan memelihara arsip in aktif dan arsip statis

di lingkugan Dinas Kearsipan dan Kabupaten Langkat.

c. Pembuatan JRA untuk arsip in aktif di Kabupaten Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36
d. Melaksanakan Pemusnahaan arsip in aktif berpedoman JRA.

e. Penyerahan arsip statis ke ANRI.

f. Melaksanakan pemeliharaan dan pelestarian arisp di lingkungan Dinas

Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat

Berikut gambar struktur organisasi Unit Kearsipan Dinas Kearsipan dan


Perpustakaan Kabupaten Langkat :

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Unit Kearsipan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan


Kabupaten Langkat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37
4.5 Analisa Data

4.5.1 Profil Informan

Dalam Rangka memperoleh informasi mengenai pnerapan JRA maka

peneliti melakukan wawawancara. Sesuai dengan tujuan wawancara secara

mendalam yaitu untuk mengumpulkan informasi yang kompleks sebagian besar

berisi pendapat, sikap dan pengalaman pribadi (Sulistyo-Basuki,2006,173).

Tabel 4.1

Profil Informan

Informan Bidang Latar Belakang


pendidikan
1 Bidang Kearsipan S1 Ilmu
Perpustakaan Dan
Informasi
2 Seksi Pembinaan Kearsipan S1 Ilmu Hukum

3 Seksi Pengelolaan dan S1 Ekonomi


Pelayanan Arsip
4 Keseketariatan S2 Magister
Admistrasi Publik

Dari table 4.2 di atas dapat dilihat beberapa orang informan yang berlatar

pendidikan ilmu kearsipan. Hampir semua mendapatkan Diklat atau pelatihan

kearsipan yang diadakan oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Menurut Undang-undang RI Nomor 43 Tahun 2009 tentang kearsipan dalam pasal

1 ayat 10 menjelaskan bahwa arsiparis adalah seseorang yang memiliki

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38
kompetensi di bidang kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan formal atau

pendidikan dan pelatihan kearsipan sertaq mempunyai fungsi, tugas, dan tanggung

jawab melaksanakan kegiatan kearsipan.

4.5.2 Manfaat Penerapan Jadwal Retensi Arsip Dalam Pengelolaan Arsip

Jadwal Retensi Arsip di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten

Langkat merupakan suata pedoman yang sangat penting dalam manajemen

kearsipan yang diperlukan sebagai proses penyelenggaraan penyusutan arsip,

sekaligus sebagai sarana pengendalian arsip yang tercipta di Unit Pengolah

kearsipan yang berupa daftar dan berisi sekurang-kurangnya jenis arsip , retensi

dan nasib akhir arsip. Sesuai dengan pernyataan Fischer (2006,26) yang

menyatakan bahwa Jadwal Retensi Arsip adalah komponen penting dari semua

program manajemen arsip, karena mengindentifikasi arsip untuk dikelola serta

berapa lama arsip harus dipertahankan dan Jadwal Retensi Arsip juga merupakan

alat utama yang membantu organisasi dalam pengelolahan arsipnya karena

memberikan alasan di balik kebijakan retensi serta arahan dan bimbingan tentang

persyaratan pencatatan lain dan kondisi. Dengan disusunnya Jadwal Retensi

Arsip disuatu organisasi baik swasta maupun pemerintah menurut Penn (1994,

117) akan mendapatkan manfaat antara lain:

a. Pengurangan arsip, menghemat waktu dalam penelusuran arsip.

b. Menghindari masalah hukum.

c. Melakukan efisiensi dalam menetapkan arsip yang sangat penting.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39
d. Menghemat tempat dengan memindahkan arsip yang tidak digunakan

saat ini.

e. Mengindentifikasi arsip yang tidak memiliki nilai permanen .

Dari hasil penelitian yang ditemui oleh peneliti dengan 2 orang informan di unit

pengolah Arsip mengatakan bahwa JRA di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

Kabupaten Langkat memberikan manfaat kepada petugas arsip sebagai pedoman

dalam melakukan pengelolaan kearsipa yang baik di Dinas Kearsipan dan

Perpustakaan Kabupaten Langkat. Berikut hasil

wawancara dengan 2 orang informan tentang manfaat penerapan Jadwak Retensi

Arsip di Unit Pengolah Arsip Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabuapten

Langkat adalah :

Menurut pendapat informan 1 : Jadwal Retensi Arsip sangat bermanfaat dengan


adanya pedoman pemusnahaan arsip ini akan membantu pengeloalaan arsip
disetiap unit kerja yang ada dilingkungan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kabupaten Langkat, selain itu JRA sangat membantu dalam menentukan usia
arsip sehingga tidak terjadi penumpukan-penumpukan arsip yang terjadi pada
sebelumnya.
Menurut pendapat informan 2 : Dengan adanya penerapan JRA penataan arsip
semakin baik lebih tertata dengan rapih, kita juga bisa memusnahkan arsip inaktif
yang sudah tidak memiliki nilai guna sesuai dengan pedoman yang sudah ada.

Pendapat informan 1 dan 2 ini senada dengan pendapat informan 3 dan 4 bahwa
dengan adanya JRA Dinas Kearsipan dan Perpustakaan dapat mendorong
pengelolaan tata kearsipan di lingkungan Dinas Kearsipan dan Perpustkaan
Kabupaten Langkat menjadi lebih baik dan teratur, karena sudah memiliki standar
dalam pengelolaan arsip. Kutipan dengan informan :
Sebelum JRA disosialisasikan dan di terapkan, pengelolaan arsip dolingkungan
Dinas Kearsipan dan Perpustkaan Kabupaten Langkat sangat tidak baik karena
banyak sekali penumpukan berkas/arsip disetiap unit kerja, arsip hanya diikat dan
diletakan begitu saja (informan 3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40
Penerapan JRA sangat positif karena sekarang dapat membedahkan mana arsip
yang bernilai guna sehingga tidak terjadi penumpukan dan dapat terlihat rapi
(informan 4)

4.5.3 Penerapan JRA di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten

Langkat

Penerapan Jadwal Retensi Arsip di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

Kabupaten Langkat di gunakan sebagai pedoman dalam proses penyusutan arsip

di unit pengelolaan kearsipan, supaya dengan adanya penerapan Jadwal Retensi

Arsip di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat pengelolaan

menjadi lebih baik.

Gambar JRA Dinas Kearsipan dan perpustakaan Kabupaten Langkat :

Gambar 4.2

Jadwal Retensi Arsip Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten


Langkat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41
Berikut hasil wawancara dengan 2 Informan tentang Penerapan Jadwal
retensi Arsip di Unit pengelolaan Kearsipan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kabupaten Langkat adalah :
1: ―Jadwal Retensi Arsip sangat berdampak positif dan efektif dalam
pengelolaan arsip, karena JRA digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
proses penyusutan untuk menetapkan pengkatalogan arsip aktif dan arsip in aktif,
jangka waktu penyimpanan dan nasib akhir arsip tersebut sehingga pengelolaan
arsip menjadi terorganisir tetapi masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan
penerapan JRA di Unit pengolah arsip Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kabupaten Langkat, karena ketidak tepatan dokumen yang masuk kedalam Unit
pengelolaan Arsip Dinas Kabupaten Langkat.

Menurut Pendapat Informan 1 Bahwa penerapan Jadwal Retensi Arsip di Unit


Kearsipan sudah dikatakan efektif dalam pengelolaan arsip karena JRA digunakan
sebagai pedoman dalam proses penyusutan arsip tetapi dalam pelaksanaan
penerapan JRA masih terdapat kekurangan, pendapat informan 1 juga di dukung
oleh pendapat informan 2 bahwa penerapan Jadwal Retensi Arsip di Unit
Kearsipan masih terdapat kekurangan, berikut hasil wawancaranya :
2: ― Pengelolaan arsip sudah sangat efektif karena dengan adanya JRA arsip di
Dinas Kearsipan sudah menjadi baik tetapi dalam penerapan masih terdapat
kekuirangan karena banyak pegawai yang tidak memiliki latar belakang
pendidikan kearsipan‖. Dari hasil wawancara dengan 2 orang informan di
Unit Kearsipan Kabupaten Langkat dapat dinytakan bahwa penerapan JRA sudah
dikatakan efektif dalam pengelolaan arsip menjadi lebih baik dan terorganisir,
karena Jadwal Retensi Arsip digunakan sebagai proses pedoman dalam proses
penyusutan arsip untuk menetapkan pengkatagorian arsip aktif dan in aktif, jangka
waktu penyimpanan dan nasib akhir arsip tersebut, tetapi dalam pelaksanaan
Jadwal Retensi Arsip di Unit pengelolaan Kearsipan Kabupaten Langkat masih
dapat kekurangan karena masih terbatasnya SDM khusunya bidang kearsipan.
Sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 43 Tahun 2009 tentang kearsipan yang
menjelaskan bahwa Jadwal Retensi Arsip dipergunakan sebagai pedoman
penyusutan dan penyelamatan arsip. Berikut hasil wawancara
dengan 2 orang informan tentang penerapan Jadwal Retensi Arsip di Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat pengelolaan arsip in Aktif adalah
:
3. : ―Sudah efektif dalam pengelolaan arsip in aktif, karena dengan adanya
penerapan JRA pengelolaan arsip in aktif di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kabupaten Langkat menjadi lebih terorganisir tetapi dalam pelaksanaannya masih
terdapat beberapa kekurangan diantaranya yaitu masih terbatasnya SDM
khususnya bidang kearsipan‖.
Menurut pendapat informan 3 bahwa penerapan Jadwal Retensi Arsip di Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat sudah efektif dan sangat baik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42
tetapi dalam pelaksanaan masih terdapat kekurangan karena tidak semua berasal
dari lulusan arsip dan kekurangan pahamnya tentang pedoman JRA tetapi yang
dikatakan efektif ialah arsip semakin tertata rapi dan menjadi lebih baik, berikut
hasil wawancara dengan informan 4.
4.: ―Sudah efektif dalam pengelolaan arsip in aktif dengan adanya penerapan JRA
di Unit Kearsipan Perpustakaan Kabupaten Langkat dalam pengelolaan ardip in
aktif menjadi rapi tetapi dalam pelaksanaanya belum optimal karena tidak semua
pegawai di unit kearsipan yang memiliki latar belakang ilmu kearsipan‘‘.
Dari hasil wawancara dengan 2 orang informan di unit kearsipan Dinas
Kabupaten Langkat dapat dinyatakan bahwa penerapan Jadwal Retensi Arsip di
Unit Kearsipan Pengelolaan Arsip in Aktif menjadi lebih baik, terorganisir, dan
tertata rapi, tetapi dalam pelaksanaan Jadwal Retensi Arsip masih terdapat
kekurangan karena masih terbatasnya SDM khususnya bidang kearsipan dan tidak
semua pegawai berlatar pendidikan kearsipan hanya mendaptkan diklat

4.5.4 Manfaat Penerapan JRA

Penyusutan arsip dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam

Undang—undang Nomor 43 Tahun 2009, pasal 47 ayat 2 : Penyusutan arsip yang

dilaksanakan oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, perguruan tinggi negeri,

serta BUMN dan BUMD dilaksanakan berdasarkan JRA dengan memperhatikan

kepentingan pencipta arsip serta kepentingan masyarakat. Jadwal Retensi Arsip

merupakan komponen yang penting dalam pengelolaan arsip di Dinas Kearsipan

dan perpustakaan Kabupaten Langkat. untuk mewujudkan JRA yang menunjang

efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan arsip harus dilakukan secara cermat,

menyeluruh dan terintegrasi. Kesalahan dalam menentukan masa simpan akan

berpengaruh pada efisiensi dan efektifitas. Sedangkan ketepatan dalam penentuan

nasib akhir, yang menentukan musnah atau permanent suatu berkas akan

menentukan hilang atau selamatnya informasi yang terkandung dalam suatu arsip.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43
Ira A.Penn (1994 : 177) menyebutkan manfaat yang diperoleh dari jadwal retensi,
yaitu :
1.
Menghemat waktu pencarian informasi dengan cara mengecilkan jumlah arsip
dinamis yang disimpan.
2. Menghindari masalah hukum.
3. Lebih efisiensi dalam mengatur arsip dinamis yang betul-betul penting.
4. Menghemat tempat.
5. Mengidentifikasi nilai guna arsip dinamis.
Hasil penelitian yang ditemui oleh penulis dengan berbagai informan

memang menganggap Jadwal Retensi Arsip di Dinas Kearsipan dan perpustakaan

Kabupaten Langkat memberikan menfaat bagi pengelolaan asrip. Hasil

wawancara dengan informan adalah :

Jadwal Retensi Arsip sangat bermanfaat dengan adanya pedoman pemusnahan

arsip ini akan membantu pengelolaan arsip di Dinas Kearsipan dan perpustakaan

Kabupaten Langkat dan sangat membantu dalam menentukan usia arsip (Infoman

1). Dengan adanya pedoman JRA maka akan tercapai penghematan dan efisiensi

ruangan, waktu, biaya dan waktu pencarian arsip/temu kembali arsip tersimpan,

serta dengan adanya JRA Dinas Kearsipan dan perpustakaan Kabupaten Langkat

dapat menentukan nilai guna arsip yang dimiliki. Selain itu jadwal retensi sangat

membantu dalam pelaksanaan pedoman tata kearsipan yang dimiliki Dinas

Kearsipan dan perpustakaan Kabupaten Langkat (informan 2).

Pendapat informan 1 dan 2 ini senada dengan pendapat informan 3 dan 4 bahwa

adnya JRA dapat mendorong pengelolaan tata kearsipan di lingkungan Dinas

Kearsipan dan perpustakaan Kabupaten Langkat menjadi lebih baik dan teratur,

Karena sudah memiliki standart dalam pengelolaan kearsipan. kutipan wawancara

dengan informan:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44
Sebelum mengunakan JRA pengelolaan arsip sangat memprihatinkan banyak

sekali penumpukan berkas/arsip disetiap unit kerja arsip hanya di ikat dan

diletakaan begitu saja (informan 3).

Tidak ada pembedaan mana arsip yang bernilai guna atau arsip yang disimpan

lama, dengan adnya JRA ini hal tersebut dapat dihindari dengan mengikuti

pedoman yang sudah ada (informan 4).

4.5.5 Kendala Penerapan Jadwal Retensi Arsip di Dinas Kearsipan dan

Perpustakaan Kabupaten Langkat

Dalam menerapkan Jadwal Retensi Arsip Dinas Kearsipan dan

perpustkaan Kabupaten Langkat, kurangnya fasilitas yang menunjang jalannya

sistem kearsipan serta kurangnya SDM yang khusus di bidang kearsipan.

Pengembangan SDM yang menunjang kegiatan kearsipan dapat dilakukan sesuai

dengan undang-undang No.43 Tahun 2009, pasal 30 ayat 2 :

a. pengadaan arsiparis.

b. pengembangan kompetensi dan keprofesionalan arsiparis melalui

penyelenggaraan, pengaturan, serta pengawasan pendidikan pelatihan

kearsipan.

c. pengaturan peran dan kedudukan hukum arsiparis.

d. penyedian jaminan kesehatan dan tunjangan profesi untuk sumber daya

kearsipan.

Arsip sebagai sumber informasi memiliki peranan yang sangat penting dan

dapat pertanggungjawabkan, arsip juga dapat berperan dalam pengambilan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45
keputusan sebagai bunti oktentik dari kegiatan yang dilakukan oleh instansi.

Arsip-arsip sebagai sumber informasi perlu mendapat perhatian yang serius dari

pimpinan agar dapat dikelola dengan baik dengan memenuhi proses yang dilalui

sesuai dengan Pedoman Tata Kearsipan yang berlaku. Kurangnya dukungan

menyebabkan sulitnya pengelo arsip dalam melaksanakan tugasnya, seperti yang

diutarakan oleh informan pada saat ini :

Rata-rata yang menangani arsip tidak memiliki latar belakang pendidikan


kearsipan, sehingga banyak sekali yang masih kurang memahami ilmu kearsipan
serta kesadaran dan tanggung jawab penanganan arsip sangat kurang (Infoman 1).

Informan 3 membenarkan apa yang dikatakan oleh informan 1 dan menambahkan


bahwa perlunya ada keputusan langsung dari pimpinan mengenai tanggung jawab
pengelolaan arsip, berikut kutipan wawancaranya :
Dengan kurangnya SDM di bidang kearsipan dapat menghambat penerapan JRA
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat, selain itu pimpinan perlu
menunjuk langsung kepada setiap penanggung jawab pengelola arsip di unit
kerjanya (Informan 3).
Selain itu ketidakjelasan menyangkut unit pengeloah kearsipan, kendala yang
terjadi dilapangan adalah sikap tidak mau bekerja sama dari unit kerja yang
menganggap pengelolaan kearsipan menambah pekerjaan mereka. Hal ini dialami
oleh informan 2. Berikut kutipan wawancaranya :
Untuk JRA semua bertumpuk kepada Unit Pengolah kearsipan sumber daya yang
sedikit dan kurangnya orang menambah beban kerja. Usaha sosialisasi penerapan
JRA sudah dilakukan, akan tetapi kepedulian mengenai arsip dirasa kurang
(informan2).
Hingga saat ini pengelolaan arsip di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

memang belum terlalu diperhatikan karena masih banyak kedinasan di Kabupaten

Langkat yang beranggapan bahwa Sistem Tata kearsipan belum begitu penting.

Kegiatan Penyusutan arsip sangat perlu direncanakan oleh sebuah organisasi.

Kegiatan penyusutan dilakukan dengan survey arsip yang memiliki nilai kegunaan

bagi organisasi dan lingkungannya dan di tuangkan dalam JRA. Jadwal Retensi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46
Arsip menjadi pedoman untuk melakukan kegiatan penyusutan secara tepat waktu

dan mempertimbangkan fungsi dan kegiatan organisasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa

evaluasi penerapan Jadwal Retensi Arsip di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

Kabupaten Langkat khususnya di unit pengelolaan kearsipan dalam melakukan

proses penyusutan arsip berpedoman peraturan arsip nasional republik Indonesia

2018 tentang Jadwal Retensi Arsip yang disetujui kepala ANRI.

Proses penerapan JRA di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

Kabupaten Langkat juga telah berdasarkan susunan pengelolaan Unit

pengelolaan Kearsipan Kabupaten Langkat agar dapat memudahkan dalam proses

penerapan Jadwal Retensi Arsip Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten

Langkat sehingga tidak ada lagi penumpukan arsip yang tidak bernilai guna dan

juga memberikan manfaat organisasi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan

Kabupaten Langkat.

Selain memberi manfaat, penerapan Jadwal Retensi Arsip di Unit

pengolah Kearsipan Kabupaten Langkat sudah dikatakan efektif dalam

pengelolaan arsip menjadi lebih baik dan terorganisir, terta dengan rapi karena

Jadwal Retensi Arsip digunakan sebagai pedoman dalam penyusutan dan

penerapan Jadwal Retensi Arsip di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten

Langkat masih terdapat beberapa kendala.

Kendala dalam penerapan Jadwal Retnsi Arsip di unit pengolah Kearsipan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat antara lain masih

terbatasnya sumber daya manusia khusuya kearsipan yang berlatar pendidikan

ilmu kearsipan, tidak semua pegawai yang mengerti tentang penerapan Jadwal

Retensi Arsip karena tidak semua pegawai yang dibekali pendidikan kearsipan

dan diklat, kurangnya sarana dan prasarana tempat penyimpanan arsip dan

kurangnya anggaran dalam proses penyusutan arsip sehingga membuat lambatnya

penerapan Jadwal Retensi Arsip.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil wawancara diatas dan kesimpulan di atas maka peneliti

memberikan saran kepada Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat,

yaitu :

1. Menambah sumber daya manusia khusunya ilmu kearsipan dengan

memilih pegawai yang berlatar belakang pendidikan sesuai agar dapat

memaksimalkan fungsi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten

Langkat sebagai pengelolaan arsip di lingkungan SKPD Kabupaten

Langkat.

2. Seringnya diadakan pembinaan kearsipan dalam 1 kali 6 bulan melalui

pelatihan kearsipan dari diklat yang dilakukan oleh ANRI maupun dari

internal Kabupaten Langkat khusunya pembinaan dalam pelatihan dan

sosialisasi Jadwal Retensi Arsip.

3. Memberikan tempat penyimpanan arsip pada setiap unit kerja yang

memiliki keterbatasan gedung dan ruang penyimpanan arsip.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49
4. Memberikan sarana penunjang untuk kelancaran penyusutan arsip

berupa perencanaan kegiatan seperti kesiapan organisasi, tenaga

pelaksana dan penyediaan anggaran atau biaya untuk kegiatan dalam

proses penyusutan arsip sehingga penerapan Jadwal Retensi Arsip di

Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat menjadi lancer.

5. Di perlukan penangungjawab khusus atas pengelolaan arsip pada

setiap unit kerja di SKPD Kabupaten Langkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50
DAFTAR PUSTAKA

Basir, Barthos.(2007). Manajemen Kearsipan : Untuk Lembaga Negara, Swasta


dan Perguruan Tinggi. Jakarta : Bumi Aksara.

Baswori & Suwandi.(2008). Memahami penelitian kualintatif. Jakarta : penerbit


Rineka Cipta.
ISO 15489-1. 2001. Information and documentation-records management.
Geneva
ISO 15489-2. 2001. Information and documentation-records management.
Geneva
J.R.Raco.(2010). Metode Penelitian Kualitatif : Jenis, Karateristik dan
Keunggulannya Jakarta : PT.Gramedia Widiasarana Indonesia.
Kennedy, Jay and Cherryl Schaunder.(1998). Records Management, A Guide to
Corporate Record Keeping. Melbourne: Longman.
Laksmi, dkk.(2008). Manajemen Perkantoran Modern. Depok : Fakultas
Ilmu Pengetahuan Budaya.
Penn, Ira A, Gail Pennix, Anne Morddel and Kelvin Smith.(1992). Records
Management Handbook. Vermot: Ashgate Publish.
Ricks, Betty, et.al(1992). Information and image Management : a Records System
Approach. South Western Publishing Co., Cincinnati
Robek, Mary, Gerald Brown and Wilmer O. Maedk. (1987). Information and
Record Management, Los Angeles : Californa State University.
Surat Edaran Nomor : SE/01/1981 tentang penyusutan Arsip Inaktif sebagai
pelaksana Ketentuan Peralihan Peraturan Pemerintah Tentang Penyusutan Arsip
Surat Edaran Nomor : SE/02/1983 tentang Pedoman Umum untuk Menentukan
Nilai Guna Arsip
Sulistyo-Basuki.(1999). Manajemen Arsip Dinamis, Records Management
Sebuah Pengantar, Tanpa terbit.
Sulistyo-Basuki.(2003.hal 4-6). Manajemen Arsip Dinamis,
Pengantar Memahami dan mengelola Informasi dan Dokumen. Jakarta:
Gramedia.
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang ketentuan-ketentuan Pokok
Kearsipan
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan
Wallace, Patricia E., et.al.(1992). Records Management Intregated Information
Systems. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Walne, Peter, eds.(1998). Dictionary of Archival Terminology, Munchen: KG.
Saur.
Ulkifli, Amsyah.(1992). Manajemen Kearsipan, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52
Lampiran 1
Daftar pertanyaan :

1. Apakah latar belakang pendidikan Bapak/Ibu/Saudara?

NO Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara

1 Informan 1 S1 Ilmu Perpustakaan dan

Informasi

2 Informan 2 S1 Ilmu Hukum

3 Informan 3 S1 Ekonomi

4 Informan 4 S2 Management

2. Apakah Bapak/Ibu/Saudara pernah mendapatkan diklat atau pelatihan

mengenai kearsipan?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara

1 Informan 1 : Sudah Pernah saat diadakan

Bidang Kearsipan diklat di Jakarta oleh ANRI

dan saya diutus oleh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53
Kabupaten langkat untuk

kesana

2 Informan 2 : Sudah pernah bersama teman

Seksi Pembinaan kearsipan saya berangkat ke Jakarta

untuk mengikuti diklat yang

diadakan oleh ANRI

3 Informan 3 : Sudah pernah mengikuti

Seksi Pengelolaan dan Pelayanan diklat yang diadakan Oleh

Kearsipan ANRI

4 Informan 4 : Belum pernah karena saya

Sekretariatan bertugas diseketariat

mengawasi saja

3. Apakah kedudukan Bapak/Ibuk/Saudara di Dinas Kearsipan dan

Perpustakaan Kabupaten Langkat ?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara

1 Informan 1 : Sebagai Bidang

Kearsipan

2 Informan 2: Seksi Pembinaan

Kearsipan

3 Informan 3 : Seksi Pengelolaan dan

pelayanan Kearsipan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54
4 Informan 4 : Sekertaris

4. Apakah JRA memberikan manfaat untuk Dinas Kearsipan dan

Perpustakaan Kabupaten Langkat ? Apa manfaat yang diberikan pada

pengelolaan arsip di unit kerja Bapak/Ibu/Saudara berada?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara

1 Informan 1 : Sangat memberikan manfaat

Bidang kearsipan dengan adanya JRA arsip semakin

terta rapi tidak menumpuk, dan

menjadikan semua pekerjaan yang

berurusan dengan surat semakin

mudah.

2 Informan 2 : Bermanfaat sekali dengan adanya

Seksi pembinaan Kearsipan JRA pengelolaan Arsip semakin

mudah karena dapat membantu

dalam proses penyusutan arsip.

3 Informan 3: Perkerjaan semakin mudah karena

Seksi pembinaan Kearsipan dengan adanya JRA kita bisa tahu

jangka waktu penyimpanan arsip

akan dimusnahkan atau permanen

4 Informan 4 : JRA bermanfaat karena akan

Seksi Pelayanan memberikan keseragaman dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55
pengelolaan arsip, namun sampai

saat ini belum ada keseragaman

karena SDM yang kurang.

5. Bagaimana penerapan JRA di Lingkungan Dinas Kearsipan dan

Perpustakaan Kabupaten Langkat? Apakah pengelolaan arsip menjadi

lebih baik ? Kenapa ?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara

1 Informan 1 : Pengelolaan arsip menjadi

Bidang Kearsipan lebih baik karena sudah

adanya pedoman JRA yang

dapat mengajarkan bagaimana

proses penyusutan arsip

2 Informan 2 : Beberapa kali sudah dipakai

Seksi Pembinaan Kearsipan dan sangat membantu tapi

masalahnya karena kurangnya

SDM

3 Infoman 3 : Sangat membantu dalam

Seksi Pengelolaan dan Pelayanan proses penyusutan dan

Arsip penyimpanan arsip

mempermudah pekerjaan

dalam proses tersebut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56
6. Apakah kendala yang dihadapi dalam penerapan JRA ?

No Pelaksanaan Wawancara Hasil Wawancara

1 Informan 1 : Kendala yang sanagat dapat

Bidang Kearsipan dirasakan kurangnya SDM

dan juga fasilitas pendukung

untuk melakukan penerapan

JRA

2 Informan 2 : Kendala yang diadapi

Seksi Pembinaan Kearsipan anggran yang kurang

sehingga proses terkdang

tidak dapat dilaksanakan

dengan baik

3 Informan 3: Kurangnya tekanan dan

Seksi Pengelolaan dan pelayanan kesadaran pimpinan sehingga

JRA seakan tidak dibutuhkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57
Lampiran 2
Daftar Gambar

Gambar: Tempat Penyimpanan Arsip


Sumber: Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58
Gambar: Proses JRA
Sumber: Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59
Gambar: Penyimpanan Arsip Statis in Aktif
Sumber: Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60
Gambar: Bentuk Arsip in Aktif
Sumber: Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Langkat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61
Lampiran 3

Surat Balasan Observasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

Anda mungkin juga menyukai