2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7254
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH
(GLS) DI SMA SWASTA PARULIAN 1 MEDAN
SKRIPSI
140709013
2018
Surbakti, Wita Afsari. 2018. “Evaluasi Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
di Sekolah Menengah Atas Swasta Parulian 1 Medan”
Kata Kunci: gerakan literasi sekolah, GLS, evaluasi program, membaca, tahapan
gerakan literasi sekolah
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu
Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
dukungan dari banyak pihak, khususnya kepada orangtua terkasih, bapak (Alek
saya.
sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara bapak Dr. Budi
Agustono, M.S
2. Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi bapak Ishak, S.S, M.Hum
4. Dosen pembimbing saya bapak Drs. Dirmansyah, M.A yang telah banyak
saya.
menyelesaikan perkuliahan.
10. Pemere Barus sebagai sahabat yang paling sabar kujadikan sebagai tempat
berkeluh kesah selama penulisan skripsi ini, dan terimakasih telah menjadi
11. Para “jogal baut” yang sama-sama berjuang dalam penyelesaian skripsi
setiap hal yang kita lalui bersama-sama, aku percaya kelak kita akan
sukses bersama-sama.
12. KTB saya Tetty Marlina Manurung dan Sabrina Ginting serta PKK saya
kak Eva Yun Elisa Silalahi yang senantiasa mendoakan dan mendukung
Peneliti
JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ORISINALITAS
ABSTRAK .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. viii
DAFTAR BAGAN ................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Penelitian ................................................................................... 4
1.3 Tujuan Masalah ......................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teori Pelaksanaan Program ...................................................... 6
2.1.1 Pengertian Program .......................................................................... 6
2.1.2 Evaluasi Program ............................................................................. 7
2.2 Deskripsi Teori Gerakan Literasi Sekolah ................................................ 8
2.2.1 Pengertian Literasi ........................................................................... 8
2.2.2 Komponen Literasi ......................................................................... 11
2.2.3 Gerakan Literasi Sekolah ............................................................... 14
2.2.4 Tahapan Gerakan Literasi Sekolah ................................................ 15
2.2.5 Tim Literasi Sekolah ...................................................................... 26
2.2.6 Landasan Filosofi dan Landasan Hukum ....................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian .............................................................................. 29
3.2 Lokasi Penelitian ...................................................................................... 30
3.3 Subjek dan Objek Penelitian .................................................................... 30
3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 30
3.5 Instrumen Penelitian ................................................................................ 32
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................ 33
3.7 Uji Keabsahan Data.................................................................................. 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian...................................................................... 36
4.1.1 Profil Sekolah .................................................................................. 36
4.1.2 Visi dan Misi Sekolah ..................................................................... 39
4.1.3 Kurikulum Sekolah ......................................................................... 40
4.1.4 Jumlah Siswa dan Ruangan............................................................. 41
Gambar 3.1 teknik analisis data model Miles dan Huberman ................................. 34
Gambar 4.1 kegiatan morning motivation dan ibadah pagi ..................................... 48
Gambar 4.2 perpustakaan sekolah ........................................................................... 51
Gambar 4.3 lemari buku yang ditempatkan dilorong kelas ..................................... 51
Gambar 4.4 papan reklame pelaksanaan pestival literasi......................................... 53
Gambar 4.5 mading sekolah ..................................................................................... 55
Gambar 4.6 jemuran literasi ..................................................................................... 56
Gambar 4.7 halaman facebook sekolah parulian .................................................... 58
Gambar 4.8 poster untuk mengajak siswa giat berliterasi........................................ 59
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan bangsa”. Artinya pendidikan
mempunyai peran penting bagi warga Negara Indonesia agar tercerdaskan secara
terselenggara di Indonesia adalah dengan meningkatnya angka melek huruf pada warga
Indonesia. Namun, rendahnya minat baca masyarakat menjadi masalah atau tantangan
yang saat ini dihadapi dalam mewujudkan masyarakat yang berliterasi dan hal tersebut
terjadi juga di kalangan peserta didik yang menjadi permasalahan bagi pemerintah. Pada
umumnya yang menjadi masalah dalam dunia literasi di Indonesia adalah rendahnya
keinginan, tingkat ikatan emosional seseorang terhadap sumber informasi seperti buku
bacaan.
Dilansir dari data statistik UNESCO 2011 yang menyebutkan indeks minat baca di
Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, setiap 1000 penduduk hanya satu orang saja
yang memiliki minat baca. Rendahnya budaya literasi di Indonesia menjadi penyebab
anak usia 15 tahun hanya37,6 persen, anak membaca tanpa bisa memahami dan
menangkap makna.
secara analitis, kritis, dan reflektif. Akan tetapi, pembelajaran di sekolah saat ini belum
peserta didik Indonesia diuji oleh Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan
PISA 2009 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-57
dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 493), sedangkan PISA 2012 menunjukkan
peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-64 dengan skor 396 (skor rata-rata
OECD 496) (OECD, 2013). Negara yang ikut berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012
ada sebanyak 65 negara. Dari kedua hasil ini dapat dikatakan bahwa praktik pendidikan
mengusahakan dan mendorong minat baca masyarakat khususnya peserta didik. Salah
satu terobosan yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menerbitkan Peraturan
Pekerti. Permendikbud ini diwajibkan dengan wajib membaca khususnya bagi siswa
SD, SMP, dan SMA. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga mengembangkan
Gerakan Literasi Sekolah. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) diupayakan untuk mengatasi
kegiatan 15 menit membaca buku non pelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Materi
baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang
Pada dasarnya suatu program yang dijalankan dan diberlakukan karena memiliki
tujuan yang jelas, sama halnya dengan gerakan literasi sekolah tersebut mempunyai
ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat (setiawan:
2016). Suatu tujuan apabila tidak disertai tindakan maka tujuan tersebut tidak akan
dapat dicapai. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kerjasama
suatu panduan gerakan literasi sekolah, salah satu diantaranya adalah untuk kalangan
sekolah menengah atas. Buku panduan tersebut berisi tentang penjelasan pelaksanaan
kegiatan literasi yang terbagi menjadi tiga tahap, yakni: pembiasaan, pengembangn, dan
praktis instrumen penyertanya. Panduan tersebut ditujukan bagi kepala sekolah, guru,
sekolah. Panduan yang dikeluarkan disesuaikan dengan tingkatan sekolah, mulai dari
sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, sekolah menengah
yang melaksanakan gerakan literasi sekolah. GLS di SMA Swasta Parulian 1 Medan
dimulai pada tahun ajaran 2016/2017, yang bertujuan untuk mendidik, menanamkan dan
mengembangkan budaya literasi akan informasi dan pengetahuan. GLS SMA Swasta
Parulian 1 Medan mengacu pada GLS yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan
kegiatan yang dilakukan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna
berdasarkan buku panduan gerakan literasi sekolah di tingkat SMA. Peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian terhadap program GLS di SMA Swasta Parulian 1 Medan
karena sekolah tersebut merupakan sekolah pertama yang mendeklarasikan diri sebagai
sekolah literasi di Sumatera Utara dan juga aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan literasi, selain itu peneliti memilih buku panduan gerakan literasi
sekolah di tingkat SMA sebagai arahan dan pedoman untuk mengevaluasi pelaksanaan
GLS di SMA Swasta Parulian 1 Medan karena mengacu pada GLS yang dicanangkan
oleh Kemendikbud.
a. Bagi sekolah dapat menjadi masukan dan rekomendasi bagi warga sekolah
literasi sekolah
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat fokus dalam satu bagian,
sehingga data yang diperoleh valid, spesifik, mendalam dan memudahkan peneliti untuk
Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu
sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisai dari
yang baik adalah program yang didasarkan pada model teoritis yang jelas
agar dalam pelaksanaannya memiliki landasan yang jelas, dan juga memiliki
program tersebut dapat berjalan secara efektif dan dapat diakui oleh publik.
yang dapat terealisasikan dan juga tidak terealisasikan dengan baik. Oleh
karena itu, diperlukan cara untuk melihat dan mengetahui seberapa jauh dan
bagian mana dari tujuan program tersebut sudah dicapai dan tidak tercapai
serta apa yang menjadi penyebabnya. Cara yang dapat dilakukan yaitu
Dalam buku yang berjudul “Evaluasi Program Pendidikan” edisi kedua yang
ditulis oleh Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar,
dan membaca. Literasi dalam bahasa inggris bertuliskan literacy, kata literacy
juga menyatakan bahwa literasi lebih dari sekedar kemampuan baca tulis.
(2000). Menurut Kern “literacy in a second language means much more than
competence that involves the ability to interpret and critically evaluate a wide
variety of written and spoken texts” artinya literasi merupakan konsep yang
konteks bahasa tulisan juga komunikasi lisan. Dalam hal ini membutuhkan
dan mengevaluasi secara kritis berbagai macam teks tertulis dan lisan.
types of media and the purposes for which they can be used. Student
should be taught the difference between fact and opinion, and be able to
the screen, and online. Artinya dalam literasi teknologi siswa diharapkan
sebagai berikut:
dimulai. Gerakan Literasi Sekolah memiliki tujuan, yaitu tujuan umum dan
a. Tujuan umum
Tujuan umum gerakan literasi sekolah adalah untuk
menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan
ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
b. Tujuan khusus
- Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
- Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
- Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan
ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
- Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam
buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
Atas (SMA) dibagi menjadi tiga tahap, yakni : pembiasaan, pengembangan, dan
a. Tahap Pembiasaan
tabel berikut:
memiliki prinsip yang wajib untuk dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Prinsip-
• Membaca terpadu
• Membaca mandiri
b. Tahap Pengembangan
produktif secara lisan maupun tulisan, namun tidak dinilai secara akademik.
seperti berikut:
berkala. Berkala yang dimaksudkan dalam hal ini adalah dapat dilakukan dalam
jangka waktu misalnya 1-2 minggu sekali, jadi hal ini tidak dilakukan setiap
hari. Berikut merupakan beberapa contoh kegiatan tindak lanjut dalam tahap
pengembangan:
berikut:
1) Ada kegiatan 15 menit membaca: (1) membaca dalam hati dan/atau (2)
membacakan nyaring, yang dilakukan setiap hari.
2) Ada berbagai kegiatan tindak lanjut dalam bentuk menghasilkan tanggapan
secara lisan maupun tulisan.
3) Peserta didik memiliki portofolio yang berisi kumpulan jurnal tanggapan
membaca.
4) Guru menjadi model dalam kegiatan 15 menit membaca dan ikut membaca
selama kegiatan berlangsung
5) Tagihan lisan dan tulisan digunakan sebagai penilaian nonakademik
6) Jurnal tanggapan membaca peserta didik dipajang di kelas/koridor sekolah
7) Perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan area baca yang nyaman dengan
koleksi buku nonpelajaran dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan literasi.
8) Ada penghargaan terhadap pencapaian peserta didik dalam kegiatan literasi
secara berkala.
9) Ada poster-poster kampanye membaca.
10) Ada kegiatan akademik yang mendukung budaya literasi sekolah, misalnya:
wisata ke perpustakaan atau kunjungan perpustakaan keliling ke sekolah
c. Tahap Pembelajaran
1) Buku yang menjadi bahan bacaan dapat berupa buku pengetahuan umum,
kegemaran, minat khusus, atau teks multimedia, dan juga dapat membaca
buku yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu;
2) Ada tagihan yang bersifat akademik, namun apabila terkait dengan mata
pelajaran.
diharapkan agar prinsip tersebut dapat diikuti oleh pelaksana gerakan literasi
sekolah agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam
sebagai berikut:
Jika indikator yang ditetapkan dapat dicapai dan terpenuhi, maka sekolah
atau kelas dapat mempertahankan kreatifitas dan inovatif siswa. Selain itu,
Tim literasi sekolah adalah terdiri atas orang-orang yang memiliki tugas
dan tanggung jawab dibidang masing-masing. Secara rinci tim literasi sekolah
dalam tim pelaksana literasi sekolah adalah Kepala Sekolah, karena setiap
kegiatan yang dilakukan oleh tim berada dibawah koordinasi Kepala Sekolah.
a. Landasan Filosofi
keberadaan ratusan bahasa daerah yang memiliki hak hidup dan peluang
nasional.
2) Konvensi PBB dalam hak anak pada tahun 1989 tentang pentingnya
3) Konvensi PBB di Praha tahun 2003 tentang kecakapan literasi dasar dan
b. Landasan Hukum
Pendidikan Nasional.
Perpustakaan.
faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek atau populasi
Medan.
1 Medan yang beralamat di Jalan Stadion Teladan No.23, Teladan Baru, Medan
Kota, Kota Medan, Sumatera Utara 20214. Penelitian ini dilaksanakan pada
memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik dan tujuan yang ditetapkan, dan
yang menjadi informan penelitian adalah 9 orang yang terdiri dari kepala
yang menjadi objeknya adalah situasi sosial dan intraksi sosial yang
dokumentasi.
personal yang disebut dengan face to face, dan juga melalui media telepon
ataupun social media lainnya. Selain itu, wawancara juga dapat dilakukan
tertentu.
b. Observasi
gejala adanya masalah yang sedang dihadapi ( Sukaria, 2011: 56). Oleh
karena itu, observasi sangat penting untuk dilakukan oleh peneliti untuk
c. Dokumentasi
audio, video, dan lain-lain (Sugiyono, 2013: 224). Dokumen tersebut akan
lapangan.
dari temuannya ( Sugiyono, 2013). Selain itu dalam penelitian kualitatif, peneliti
Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan model kualitatif dari Miles
dan Hubberman ( Sugiyono, 2007: 337) seperti yang sering digunakan adalah:
Peneliti memilih data yang relevan, penting dan bermakna, dan data yang
tidak berguna, untuk menjelaskan apa yang menjadi sasaran analisis. Lalu
analisis, dan diwujudkan dalam bentuk narasi. Alur sajiannya dibuat secara
sistematik.
Uji keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
salah satu metode yang paling umum digunakan dalam uji validitas penelitian
studi dokumentasi oleh peneliti dalam mengamati kejadian atau fakta yang ada
persoalan yang sama. Teknik ini dilakukan yaitu untuk menguji data yang
diperoleh dari satu sumber atau dibandingkan dengan data yang diperoleh dari
sumber lain agar diketahui tingkat validitas dan reabilitas data dengan
1. Tringulasi data
hasil wawancara, dan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMA
2. Triangulasi teori
3. Triangulasi metode
atau data dengan cara yang berbeda, dalam penelitian ini, peneliti
Medan yang terletak di Jalan Stadion/Jati I No.23, Teladan Barat, Medan Kota,
Kota Medan, Sumatera Utara 20217. Sekolah Menengah Atas Swasta Parulian 1
Medan didirikan pada tahun 1966 dan bangunan sekolah merupakan milik
Menengah Atas Parulian 1 Medan adalah pagi hari. Sekolah ini memiliki
Wali kelas
Guru Matapelajaran
Pengurus Osis
Bagan 4.1 Struktur Organisasi Sekolah Menengah Atas Swasta Parulian 1 Medan
BP Yayasan
Marihot Sinurat, BA
sudah ditentukan apa yang akan menjadi target dan tujuan organisasi tersebut
didirikan. Oleh karena itu, Sekolah Menengah Atas Swasta Parulian 1 Medan
yang berlaku.
2013 atau yang sering disebut sebagai K-13. Kurikulum ini merupakan
Parulian 1 Medan
Medan adalah 7(tujuh) kelas dan jumlah siswa secara keseluruhan adalah 273
siswa. Pembagian jumlah kelas dan siswa di Sekolah Menengah Atas Parulian 1
Tabel 4.1 Jumlah kelas/jumlah siswa Sekolah Menengah Atas Parulian 1 Medan
L P Jumlah
A X 3 53 41 94
B XI.IA 2 20 43 63
C XI.IS 1 20 16 36
D XII.IA 2 30 27 57
E XII.IS 1 10 20 30
laboratorium, dan 2 ruangan tata usaha dan guru. Selain itu terdapat juga
berolahraga.
Parulian 1 Medan
baik itu dari guru atau karyawan. Berdasarkan hasil penelitian yang
orang dan sudah termasuk kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali
07.25 dan jika murid hadir pukul 07.25-07.45 harus melapor dan
c.
pertama peneliti adalah Kepala Sekolah. Kepla sekolah SMA Swasta Parulian 1
Medan ini berinisial TT, berstatus guru tetap dan juga mengajar dibidang mata
2. Guru Bahasa Indonesia atau Tim Literasi SMA Swasta Parulian 1 Medan
bahwa guru Bahasa Indonesia SMA Swasta Parulian 1 Medan dan sekaligus
3. Pegawai Perpustakaan
4. Siswa
penelitian, siswa yang dipilih adalah siswa laki-laki atau perempuan yang
kelas XII (dua belas) sudah selesai mengikuti Ujian Nasional maka yang
yang akan dijadikan sebagai informan penelitian adalah 6 orang siswa. Tujuan
minat baca masyarakat hanya mencapai 0,001 artinya dari 1000 orang hanya 1
orang yang memiliki minat baca. Oleh karena itu, pihak sekolah mencanangkan
Hal tersebut juga dikemukakan oleh I1 sebagai Kepala Sekolah pada saat
peneliti melakukan wawancara, I1 menyatakan:
“karena latar belakang penelitian UNESCO yang mengatakan bahwa
dari 1000 orang Indonesia hanya 1 yang memiliki minat baca, jadi
bayangkanlah itu hanya 1 per mil rakyat Indonesia yang memiliki minat
baca mau jadi seperti apa Indonesia ini? Jadi berdasarkan itulah
membuktikan tingkat pendidikan kita rendah karena minat membacanya
pun hanya 1/mil dan juga menjadi dasar kami menggalakkan GLS di
SMA Parulian 1 Medan.”
Pendeklarasian Gerakan Literasi Sekolah di SMA Swasta Parulian 1
Parulian 1 Medan
Sekolah
bersama, setelah itu guru atau kepala sekolah akan mengambil bagian
Lorong-Lorong Kelas
rak buku 4 unit, meja 2 unit, kursi 15 unit, kipas angin 2 unit, AC
pelajaran.
senggang
3. Pestival Literasi
sebanyak dua kali, yaitu pestival literasi I dan pestival literasi II.
ini dikerjakan oleh tim yayasan karena kegiatan ini diikuti oleh
literasi Alkitab.
bahwa:
kelas.
waktu satu bulan, beberapa pantun dan puisi yang diciptakan oleh
siswa dan sudah diseleksi oleh tim literasi sekolah. Hal ini
a. Komunikasi
melalui:
dengan kebutuhan.
diselenggarakan sekolah.
b. Sumber Daya
2) Sumber Dana
sekolah, bahwa:
c. Alokasi Waktu
“kami ada tim perunit di Parulian saya adalah tim dari SMA
dan dibawah saya ada juga tim yaitu OSIS dan kami bekerja
sama. Dibawah OSIS ada juga tim perkelas, yang berfungsi
mengkoordinir kegiatan literasi dikelas. Setiap siswa yang
membuat karya maka tim literasi perkelas yang bertugas
untuk mengumpulkan hasil karya siswa dan coordinator kelas
menyerahkan kepada OSIS untuk diperiksa dan diseleksi.
Hasil karya siswa yang lolos seleksi akan ditempelkan di
madding dan di jemuran literasi. Hasil karya tersebut
ditempelkan secara bergilir dengan waktu yang ditentukan
yang biasanya perbulan. Yang menyeleksi karya siswa adalah
OSIS dan yang membuat konsepnya juga OSIS”.
dalam hal ini tidak hanya melihat dari latar belakang pendidikan
bahwa:
e. Struktur Birokrasi
“kami ada tim perunit di Parulian saya adalah tim dari SMA
dan dibawah saya ada juga tim yaitu OSIS dan kami bekerja
sama. Dibawah OSIS ada juga tim perkelas, yang berfungsi
mengkoordinir kegiatan literasi dikelas. Setiap siswa yang
membuat karya maka tim literasi perkelas yang bertugas
untuk mengumpulkan hasil karya siswa dan koordinator kelas
menyerahkan kepada OSIS untuk diperiksa dan diseleksi.
Hasil karya siswa yang lolos seleksi akan ditempelkan di
mading dan di jemuran literasi. Hasil karya tersebut
ditempelkan secara bergilir dengan waktu yang ditentukan
yang biasanya perbulan. Yang menyeleksi karya siswa adalah
OSIS dan yang membuat konsepnya juga OSIS.
dilakukan.
1. Tahap Pembiasaan
yang harus diketahui oleh siswa, hal pentingnya berliterasi, dan lain
siswa akan tetapi guru yang masuk pun disarankan untuk tidak
oleh I1 :
I3 menyatakan:
dengan motivasi, buku cerita seperti novel dan komik, dan juga beberapa
berikut:
I4 menyatakan bahwa:
I5 menyatakan bahwa:
I6 menyatakan bahwa:
I7 menyatakan bahwa:
2. Tahap Pengembangan
pengetahuan dari hasil bacaan mereka, oleh karena itu pihak sekolah
satu les. Dalam waktu ini siswa akan membuat karya masing-masing
sesuai dengan minat siswa tersebut. Hasil karya yang biasa dibuat oleh
yaitu:
peserta didik untuk memperoleh data yang lebih akurat, karena peserta
Hasil karya yang dibuat oleh peserta didik akan ditagih dengan
cara kegiatan pengumpulan karya, yang bertugas dalam hal ini adalah
untuk menuliskan kembali isi buku yang dibaca dan membuat jurnal
pribadi.
3. Tahap Pembelajaran
pelajaran.
digunakan adalah satu les pelajaran. Dalam kegiatan tersebut, siswa yang
pelaksanaan program. Dibawah ini akan dipaparkan faktor pendukung dan faktor
A. Faktor Pendukung
dari orangtua, sumbangan buku dari siswa dan guru. Sumbangan buku
literasi bagi siswa. Selain itu sekolah juga bekerjasama dengan Usaid
seperti lemari buku, meja dan kursi yang digunakan untuk kepentingan
membaca siswa.
6) Semua warga sekolah aktif dalam mengikuti setiap kegiatan literasi yang
B. Faktor Penghambat
siswa.
2) Siswa yang tidak memiliki buku bacaa, pada saat waktu membaca
sumber informasi.
dan juga adanya siswa yang hanya mampu membaca buku tanpa bisa
1. Tahap Pembiasaan
2. Tahap Pengembangan
pembelajaran.
3. Tahap Pembelajaran
5.1 Kesimpulan
pada umumnya sudah sesuai dengan isi buku panduan gerakan literasi
5.2 Saran
Arikunto, Suharsimi, dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. (2004). Evaluasi Program
Pendidikan; Pedoman Teoritis Praktis bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
KBBI. (2018). Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Kbbi.web.id. diakses pada 08
Maret 2018. Medan.
A. Identitas Diri
1. Kode : I1
B. Daftar Pertanyaan
A. Identitas Diri
Kode : I2
Jabatan : Guru Bahasa Indonesia dan Tim Literasi
B. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana tanggapan anda mengenai adanya Gerakan Literasi Sekolah?
2. Program apa saja yang menunjang Gerakan Literasi Sekolah?
3. Bagaimana sosialisasi yang dilakukan atas program yang telah ditetapkan?
4. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan sosialisasi?
5. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah?
A. Identitas Diri
Kode : I4 s/d I9
Status : siswa/i
B. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana tanggapan anda mengenai adanya Gerakan Literasi Sekolah?
2. Program apa saja yang dilakukan perpustakaan untuk menunjang Gerakan
Literasi Sekolah?
3. Bagaimana sosialisasi yang dilakukan pihak sekolah dalam memperkenalkan
gerakan literasi sekolah?
4. Bagaimana pendapat anda mengenai membaca 15 menit setiap hari sebelum
mata pelajaran dimulai?
5. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam mengikuti
gerakan membaca 15 menit setiap hari sebelum dimulai pelajaran?
5. Pedoman dokumentasi
3. Peraturan sekolah
3. Peraturan sekolah
6. Pedoman observasi
1. Kode informan : I1
Hasil wawancara :
• Faktor pendukung
Jawaban :s emua mendukung,dan efeknya sekolah kita semakin dikenal
karena diberitakan melalui media. Yang luar biasa media tersebut adalah
media elektronik. Seperti Jakarta Pos, Televisi, karena itu sekolah kita
semakin dipertimbangkan dan banyaklah manfaatnya bagi anak-anak.
Gls di Parulian didukung jga oleh organisasi USAID S, yaitu pasda
(fasilitator daerah), paling tidak 2x setahun kita panggil mereka untuk
melakukan workshop atau pelatihan.
Hasil wawancara :
1. hal-hal apa saja yang anda ketahui seputar gerakan literasi sekolah?
Jawaban: oke. Gerakan literasi sekolah ini kan, program pemerintah di
bidang pendidikan khususnya di Kurikulum 2013. Karena sekolah sekolah
yang sudah melaksanakan GLS adalah sekolah yang sudah menerapkan
kurikulum 2013, jadi kayak sekolah kami lah yang sudah memakai kurikulum
2013. GLS ini merupakan suatu kebiasaan bagaimana cara siswa atau seluruh
anggota seperti guru-guru dan kepala sekolah itu harus dibiasakan untuk
membaca. Kenapa?, karena tingkat minat baca siswa dan juga masyarakat
rendah . GLS ini di canangkan untuk memotivasi seluruh warga sekolah
supaya suka membaca, bukan berarti membaca buku pelajaran saja tapi dari
sumber lain pun boleh. GLS ini adalah gerakan yang positif.
3. Kode Informan : I3
Hasil wawancara :
4. Kode informan : I4
Status : siswa X_IA 1
Hasil wawancara :
1. Hal yg diketahui tentang literasi sekolah
Jawaban: menurut saya gerakan literasi merupakan kegiatan membaca
yang dilakukan setiap harinya 15 menit sebelum proses belajar mengajar
dimulai, dan gerakn literasi sekolah berfungsi untuk menunjukkan minat
dan karakter kita. Dan dari gerakan literasi tersebut kita dapat menciptakan
misalnya pantun, cerpen, puisi, dan lain-lain. Berkarakter menurut saya
adalah orang yang teladan.
5. Kode informan : I5
Status : siswa X_IA2
Hasil wawancara :
1. Hal apa yang kamu diketahui tentang literasi sekolah?
Jawaban: Gerakan literasi sekolah merupakan kegiatan yang
menunjukan minat membaca dan hobby membaca, kegiatan tersebut
dilakukan 15 menit sebelum belajar dan buku yang dibaca adalah buku
diluar buku pelajaran. Dari gerakan literasi sekolah siswa terinspirasi
menciptakan karya sendiri. Menurut saya berkarakter sama seperti
kedisiplinan. Salah satu contohnya adalah seseorang yang berangkat
kesekolah tepat waktu dan mengikuti peraturan dia adalah siswa yang
berkarakter. Dan apabila dia datang kesekolah terlambat dia menunjukan
bahwa dia adalah siswa yang tidak berkarakter. Dan hal tersebut tidak hanya
merugikan diri sendiri melainkan juga membawa nama baik sekolah. Jadi
perbuatan seseorang itu akan mempengaruhi nama baik sekolah.
3. Upaya apa yang dilakukan sekolah dalam hal menunjang gerakan literasi
sekolah di sekolah ini?
Jawaban: sekolah ini menekatkan seluruh siswa untuk berliterasi. Literasi
itukan membaca selama 15 menit dan membaca dalam hati kalau kita
membacanya terdengar sampai ke teman kita itu sudah mengganggu
` 7. Kode informan : I7
Status : siswa XI_IA 1
Hasil wawancara :
1. Hal apa saja yang kamu ketahui tentang literasi sekolah?
Jawaban: Gerakan literasi sekolah diantaranya membaca selama 15
menit, menciptakan puisi, pantun dan cerpen.
2. Bagaimana tanggapan kamu mengenai diadakanya gerakan literasi sekolah
di SMA Swasta Parulian 1 Medan?
Jawaban: Menjadikan kita lebih kreatif sehingga kita dapat membuat
kreasi sendiri seperti puisi, cerpen dan pantun. Di waktu luang kita dapat
memanfaatkan waktu untuk berliterasi seperti membaca dan membuat karya
sendiri. Gerakan literasi sekolah juga dapat dimanfaatkan bersama teman-
8. Kode informan : I8
Status : siswa XI-IA 2
Hasil wawancara :
1. Hal apa yang kamu ketahui tentang literasi sekolah?
Jawaban: Gerakan literasi sekolah diantaranya membaca selama 15 menit,
menciptakan puisi, pantun dan cerpen. Menunjukkan karakter siswa yang
baik, terus mempunyai jati diri. Menumbuhkan rasa ingin membaca ada,
9. Kode informan : I9
Status : siswa X-IS
Hasil wawancara :
1. Hal apa yang kamu ketahui tentang literasi sekolah?
Jawaban: Gerakan literasi sekolah diantaranya membaca selama 15 menit,
menciptakan puisi, pantun dan cerpen.
2. Bagaimana tanggapan kamu mengenai diadakanya gerakan literasi sekolah
di SMA Swasta Parulian 1 Medan?
Jawaban: kita dapat membuat kreasi sendiri seperti puisi, cerpen dan
pantun. Di waktu luang kita dapat memanfaatkan waktu untuk berliterasi
seperti membaca dan membuat karya sendiri. Gerakan literasi sekolah juga
dapat dimanfaatkan bersama teman-teman untuk menciptakan sebuah
karya.
3. Upaya apa yang dilakukan sekolah dalam hal menunjang gerakan literasi
sekolah?
Jawaban: kurang buku untuk dibaca maka pihak sekolah menyarankan
siswa membawa buku masing-masing ke sekolah.