Anda di halaman 1dari 138

PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS AKTIF

DI BAGIAN TATA USAHA MADRASAH ALIYAH NEGERI 2


JAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

PROPOSAL

Oleh:
AHMAD SUBHAN FATAH MAHFUZD
NIM. 1112025100093

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440H/2019M
ABSTRAK

Ahmad Subhan Fatah Mahfuzd (NIM. 1112025100093). Pengelolaan Arsip


Dinamis Aktif di Bagian Tata Usaha Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta. Di
bawah bimbingan Nurul Hayati M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan arsip dinamis


aktif di Bagian Tata Usaha Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta serta mengetahui
kendala yang dihadapi dalam pengelolaan arsip dinamis di Bagian Tata Usaha
Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah
observasi, wawancara dan kajian pustaka. Informan dalam penelitian ini adalah
kepala Tata Usaha dan staff Tata Usaha Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan arsip dinamis aktif pada
Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta telah dilakukan sesuai dengan standar
Keputusan Menteri Agama RI Nomor 44 Tahun 2010 tentang Pedoman Penataan
Kearsipan di Lingkungan Kementerian Agama RI. Kendala dalam aspek sarana
dan prasarana yaitu ruang penyimpanan yang terlalu kecil dan sempit. Solusi yang
dilakukan yaitu penambahan sarana dan prasarana dalam pengelolaan arsip
dinamis aktif. Kendala selanjutnya peminjaman arsip dilakukan tidak sesuai
dengan prosedur yang telah ditentukan, sehingga tidak jarang arsip dipinjam tidak
dikembalikan dan tidak sedikit arsip yang hilang. Dalam hal ini solusinya dengan
membuat peraturan tentang wewenang pengaksesan arsip adalah petugas
kearsipan atau arsiparis. Minimnya pengetahuan dan keahlian SDM dalam
pengelolaan arsip. Solusinya para staf pengelola arsip perlu diikut sertakan atau
diberikan seminar, workshop, bimtek dan diklat-diklat tentang kearsipan.

Kata Kunci: Pengelolaan Arsip, Arsip Dinamis, Madrasah Aliyah Negeri 2


Jakarta

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melipahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna melengkapi persyaratan dalam

mencapai gelar sarjana. Penulis menyadari bahwa penelitian skripsi ini masih

terdapat banyak kelamahan dan kekurangan dalam penelitiannya. Sehingga

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Penulis menyadari penyelesaian skripsi ini tentu tidak lepas dari dukungan

semua pihak yang meluangkan waktunya dalam membantu peneliti. Makan pada

kesempatan yang ada ini peniliti ingin mengucapkan terimakasih sebanyak-

banyaknya kepada:

1 Bapak Drs. Saiful Umam, M.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2 Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3 Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4 Ibu Nurul Hayati, M.Hum selaku doesn pembimbing peneliti yang telah

meluangkan waktunya di tengah-tengah kesibukannya dalam membanntu,

mengarahkan, dan menuntun peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

ii
iii

5 Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuannya yang

bermanfaat.

6 Kepala sekolah MAN 2 dan seluruh staff bagian tata usaha MAN 2 Jakarta.

7 Kedua orang tua peneliti, Bapak Abdul Jalil yang sangat saya cintai dan Ibu

Fadilah, S. Pd serta keluarga peneliti yang tak henti-hentinya memberikan

motivasi, semangat maupun do’a baik secara lahir maupun batin kepada

peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

8 Adik penulis, Muhammmad Arwani Umar yang selalu memberikan motivasi

dan do’a kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

9 Terima kasih kepada kawan-kawan seperjuangan peneliti M. Braja Maulana,

Arirama Trihantoro, Abdul Hafiz Dinullah, Rahmat Hidayatullah, Putra Arsyi

Anugrah, Nuril Huda, Hoerullah, Tri Yoko, Ihsan Rolis, Panggih

Nurapriyanto, Farhan Bukhori, Roni, M. Donny Fadhillah, Gita Dwi. N,

Santi Puspita, Eriza Anindy dan seluruh teman-teman Jurusan Ilmu

Perpustakaan 2012 terutama IPI C, yang sama-sama berjuang untuk

menyelesaikan skripsinya.

10 Terima kasih kepada kawan-kawan JIPERS UIN Jakarta Zulfikar Arman,

Faiz Muhammad, Febri Nurul Huda, Hasbi Fikri, Rayen, Kholis, Priscil yang

telah memberikan semangat maupun motivasi dan memberikan masukan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11 Terima kasih kepada kawan-kawan Dede Arif, Abqina Khairul Azmi, M.

Badruzzaman, Anggi Taufan Maulana, Arief Dharma Mutiara, Indra Heksa


iv

12 Ramadhan, Achmad Solihin, Muhammad Alwan yang telah memberikan

semangat dan selalu mendukung penulis.

13 Terima kasih kepada teman-teman KKN AL-FATIH 2015 Sunan, Rahmat,

Denis, Andika, Raka, Aas, Angel, Pratiwi, Tami, Eni, Ninu, dan Sarah yang

sama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsinya.

14 Dan semua orang yang sudah banyak mendukung dalam menyelesaikan tugas

akhir sebagai mahasiswa strata satu ini, yang tidak diucapkan satu persatu,

terimakasih untuk semuanya, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan

dan do’a yang sudah diberikan kepada penulis. Amin

Penulis

Ahmad Subhan F. M
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ..................................................................... 4
1. Pembatasan Masalah ................................................................................. 4
2. Perumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
1. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
2. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
D. Metode Penelitian .......................................................................................... 5
E. Definisi Istilah ............................................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan .................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN LITERATUR ...................................................................... 9


A. Arsip .............................................................................................................. 9
1. Pengertian Arsip........................................................................................ 9
2. Tujuan Arsip ........................................................................................... 10
3. Fungsi Arsip ............................................................................................ 11
4. Nilai Kegunaan Arsip ............................................................................. 12
5. Jenis-jenis Arsip ...................................................................................... 13
B. Arsip Dinamis Aktif .................................................................................... 15
1. Pengertian Arsip Dinamis Aktif.............................................................. 15
2. Siklus Hidup Arsip Dinamis Aktif.......................................................... 17
C. Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif ................................................................ 18
1. Penciptaan Arsip Dinamis Aktif ............................................................. 19
2. Penggunaan Arsip Dinamis Aktif ........................................................... 28
3. Penataan dan Penyimpanan Arsip Dinamis Aktif ................................... 33
4. Pemeliharaan Arsip Dinamis Aktif ......................................................... 45
5. Penyusutan Arsip Dinamis Aktif ............................................................ 48
6. Petugas Kearsipan ................................................................................... 54
D. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 55

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 58


A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................................. 58
B. Pemilihan Informan ..................................................................................... 59
C. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 60
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ......................................................... 62
E. Tempat dan Jadwal Penelitian ..................................................................... 64

v
vi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 66


A. Profil Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta .................................................... 66
1. Sejarah Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta ............................................. 66
2. Visi dan Misi Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta ................................... 68
3. Tujuan Madrasah Aliyah Negeeri 2 Jakarta............................................ 69
4. Personalia Tata Usaha Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta ..................... 69
5. Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta ......................... 71
6. Lokasi Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta .............................................. 71
B. Hasil Penelitian ............................................................................................ 72
1. Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Bagian Tata Usaha MAN 2
Jakarta ..................................................................................................... 72
2. Kendala Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Bagian Tata Usaha
Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakata ........................................................... 88
C. Pembahasan ................................................................................................. 92
1. Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Bagian Tata Usaha MAN 2
Jakarta ..................................................................................................... 93
2. Kendala Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Bagian Tata Usaha
Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakata ......................................................... 104

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 107


A. Kesimpulan ................................................................................................ 107
B. Saran .......................................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 110


LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Jadwal Retensi Arsip Dinamis ............................................................. 51


Tabel 3. 1 Pemilihan Informan.............................................................................. 60
Tabel 3. 2 Jadwal Penelitian.................................................................................. 65
Tabel 4. 1 Staf Tata Usaha Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta ............................ 70
Tabel 4. 2 Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta....................... 71
Tabel 4. 3 Hasil Observasi Pada Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta .................. 87

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 2 Siklus Hidup Arsip ........................................................................... 17


Gambar 4. 1 Contoh Penomoran Surat ................................................................. 78
Gambar 4. 2 Lemari Penyimpanan Arsip .............................................................. 81

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Transkrip Wawancara


Lampiran 2: Hasil Observasi
Lampiran 3: Surat Tugas Menjadi Pembimbing
Lampiran 4: Surat Izin Penelitian
Lampiran 5: Surat Balasan Penelitian
Lampiran 6: Dokumentasi

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era perkembangan informasi saat ini semakin berkembang dengan pesat.

Penyebaran informasi yang semakin berkembang menyebabkan setiap orang

membutuhkan alat dalam menelusuri informasi dengan cepat dan akurat. Salah

satu sumber informasi adalah rekaman data dalam berbagai media yang disebut

arsip.

Setiap pekerjaan dan kegiatan dalam organisasi atau perkantoran pasti

memerlukan adanya data dan informasi. Data dan informasi ini dapat

membawa dampak yang besar dalam kegiatan pelayanan sampai dengan

pengambilan keputusan yang menjadi penentu tercapainya tujuan dari suatu

perkantoran atau organisasi tersebut. Hampir semua organisasi yang ada tak

terkecuali organisasi pemerintah dituntut melakukan berbagai pembenahan

untuk dapat memenuhi kebutuhan akan informasi yang cepat dan akurat. Salah

satu sumber informasi dalam organisasi yang keberadaannya sangat

berpengaruh adalah arsip.

Kearsipan mempunyai peran penting bagi kelancaran jalannya suatu

organisasi yaitu sebagai pusat ingatan dan sumber informasi bagi setiap

organisasi dalam rangka melaksanakan segala kegiatan, baik pada kantor-

kantor lembaga negara, swasta dan perguruan tinggi. Sumber informasi

tersebut suatu saat akan dibutuhkan untuk menunjang berbagai kegiatan

organisasi seperti perencanaan, pengawasan, berkomunikasi serta reputasi

1
2

organisasi. Organisasi merupakan akses informasi yang penting, seperti untuk

tujuan operasional, sebagai bukti kebijakan dan aktivitas organisasi, serta untuk

mengontrol volume informasi dan kemudahan informasi.1

Dalam Undang-Undang Pasal 3 No. 7 tahun 1971 tentang ketentuan

pokok kearsipan, menyebutkan tujuan kearsipan yaitu untuk menjamin

keselamatan bahan pertanggung jawaban Nasional tentang perencanaan,

pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk

menyediakan bahan pertanggung jawaban tersebut bagi kegiatan

pemerintahan.2

Penyimpanan arsip dinamis merupakan bagian terpenting dalam

Manajemen Kearsipan. Setiap unit kerja menciptakan arsip dinamis dan juga

mengelola segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan administrasi,

kegiatan administrasi pada suatu kantor pada dasarnya juga mempunyai suatu

hasil seperti unit-unit lainnya. Hasil atau produk dari suatu kantor adalah surat,

formulir dan laporan. Pengelolaan surat, formulir dan laporan yang dihasilkan

dan diterima oleh suatu kantor pada akhirnya akan berhubungan dengan

kearsipan.3 Tata usaha menjadi bagian dalam unit kerja yang menciptakan arsip

dinamis seperti surat masuk dan surat keluar.

Arsip dinamis menjadi salah satu bentuk informasi yang diciptakan dan

diterima dalam kegiatan sehari-hari yang ada di bagian tata usaha Madrasah

1
Jay Kennedy and Cherryl Schauder, Record Management : a guide to corporate record
keeping, (Australia: Longman Australia, 1998) h.8
2
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Pasal 3 Tahun 1971
Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan
3
Hamdani Fajri & Syahyuman, Sistem Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Kantor
Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Kabupaten Pesisir Selatan, Jurnal Ilmu Informasi
Perpustakaan dan Kearsipan Vol. 1, No. 1, September 2012 hlm,409
3

Aliyah Negeri 2 Jakarta. Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta sebagai lembaga

pendidikan memiliki bagian tata usaha yang dalam melakukan pengelolaan

arsip tidak luput dari permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam bidang

kearsipan. Dari informasi yang diperoleh hasil observasi awal dapat

diungkapkan bahwa pengelolaan arsip bagian tata usaha Madrasah Aliyah

Negeri 2 Jakarta belum optimal. Hal ini terlihat dari sulitnya penemuan

kembali arsip-arsip yang diperlukan secara cepat bahkan banyak arsip-arsip

yang hilang dan tidak dapat ditemukan kembali.

Permasalahan lain yang timbul adalah adanya pegawai tata usaha

Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta yang belum pernah mendapatkan

pendidikan atau pelatihan tentang kearsipan. Padahal latar belakang pendidikan

pegawai bagian tata usaha Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta tidak sesuai

dengan bidang kearsipan.

Selain sumber daya manusia yang berpengaruh dalam mengoptimalkan

pelaksanaan kearsipan, ketepaatan sistem kearsipan yang digunakan oleh suatu

instansi juga menentukan mudah tidaknya penemuan kembali arsip.

Fasilitas kearsipan pada bagian tata usaha Madrasah Aliyah Negeri 2

Jakarta kurang memadai baik dari segi kuantitas atau jumlahnya masih sedikit

maupun kualitasnya atau kelayakan fasilitas yang kurang menjamin keamanan

arsipnya. Terbukti masih terlihat adanya arsip yang hanya tersimpan di map-

map tipis dan kemudian hanya di tumpuk menjadi satu dalam almari yang

kelayakannya masih diragukan untuk penyimpanan arsip.


4

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian skripsi yang berjudul “Pengelolaan Arsip Dinamis

Aktif di Bagian Tata Usaha Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini tidak teralalu luas,

maka permasalahan penilitian dibatasi hanya pada aspek:

a. Pengelolaan arsip tercetak dinamis aktif di bagian tata usaha

Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta.

b. Upaya yang dilakukan pihak bagian tata usaha Madrasah Aliyah

Negeri 2 Jakarta dalam menangani kendala yang dihadapi.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah di atas, perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana pengelolaan arsip dinamis aktif di bagian tata usaha

Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta?

b. Upaya apa saja yang dilakukan pihak bagian tata usaha Madrasah

Aliyah Negeri 2 Jakarta dalam menangani kendala yang dihadapi?


5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui gambaran pengelolaan arsip dinamis aktif di bagian

tata usaha Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta.

b. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan pihak bagian tata usaha

Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta dalam menangani kendala yang

dihadapi.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat secara praktis

Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan masukan atau

kontribusi yang berarti bagi lembaga yang bersangkutan, khususnya

bagi pegawai kearsipan dalam pengelolaan arsip. Dan juga bagi

peniliti, untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman terutama

pada masalah yang berhubungan dengan pengelolaan arsip.

b. Manfaat secara teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman dan

menambah khazanah ilmu pengetahuan bidang perpustakaan

khususnya yang terkait dengan pengelolaan arsip.

D. Metode Penelitian

Dalam memperoleh data penulis menggunakan metode deskriptif

dengan pendekatan kualitatif dan mengumpulkan data dengan melakukan

wawancara kepada Kepala dan staf Bagian Tata Usaha Madrasah Aliyah
6

Negeri (MAN) 2 Jakarta. Metode penelitian akan dijelaskan lebih lanjut pada

bab III.

E. Definisi Istilah

1. Arsip

Kumpulan dokumen penting yang disimpan secara teratur agar

setiap kali diperlukan dapat ditemukan dengan cepat.

2. Arsip Aktif

Arsip yang digunakan secara langsung dalam penyelesaian suatu

kegiatan. Sehingga arsip aktif ini juga merupakan berkas kerja.

3. Arsip Dinamis

Informasi terekam, termasuk data dalam sistem komputer, yang

dibuat atau diterima oleh badan korporasi atau perorangan dalam transaksi

kegiatan atau melakukan tindakan sebagai bukti aktivitas tersebut.

4. Pengelolaan

Mengatur aktivitas berdasarkan konsep dan prinsip yang lebih

efektif, efisien, dan produktif dengan diawali penentuan strategi dan

perencanaan.

5. Tata Usaha

Tata Usaha ialah penyelenggaraan tulis menulis (keuangan dan

sebagainya) di perusahaan, negara dan sebagainya, sedangkan penata

usaha ialah orang-orang yang menyelenggarakan taha usaha.


7

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulis dan demi mencapai pembahasan yang

bersifat kronologis sehingga memudahkan proses pemahaman isi, maka

penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini menjelaskan latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian, definisi istilah dan

sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Literatur

Bab ini menjelaskan teori-teori yang berasal dari kajian

pustaka yang memiliki kaitan dengan gambaran mengenai

Perpustakaan Nasional, pengelolaan perpustakaan digital,

media sosial, aplikasi iPusnas, teknologi informasi. Pada

bab ini juga terdapat penelitian terdahulu.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang

digunakan yaitu terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian,

karakteristik informan, teknik pengumpulan data, teknik

pengolahan dan analisis data dan jadwal penelitian.

BAB lV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini memuat isi dari profil objek penelitian, hasil

penelitian serta pembahasan.


8

Bab V Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang

dikemukakan penulis serta saran yang berupa masukan dari

penulis.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR

A. Arsip

1. Pengertian Arsip

Di Indonesia pengertian arsip diatur dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan pada pasal 1

ayat (2) yaitu arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai

bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga pendidikan,

perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan dan perorangan

dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Sedemikian jelas UU No. 43 tahun 2009 ini menjelaskan

pengertian arsip dan kearsipan. Tinggal bagaimana penerapannya dalam

pengelolaan arsip bagi kehidupan kebangsaan, organisasi, perusahaan,

perkantoran dan perorangan sehingga pada akhirnya dapat terwujud

kearsipan yang terkolala secara optimal.

Menurut A.W Widjaya mengartikan arsip adalah tulisan yang

dapat memberikan keterangan tentang kejadian-kejadian dan pelaksanaan

organisasi yang dapat berwujud surat, data dan bahan-bahan keterangan

yang jelas dan tepat. Bahan-bahan keterangan itu dapat berupa kartu-kartu,

buku cetakan, hasil penelitian, skripsi dan sebagainya.4

4
A. W Widjaja, Administrasi Perkantoran Suatu Pengantar (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1993), h. 8.

9
10

Sedangkan menurut Wursanto Kearsipan merupakan salah satu

macam pekerjaan kantor atau pekerjaan tatausaha, yang banyak dilakukan

oleh setiap badan usaha, baik badan pemerintah maupun badan usaha

swasta kearsipan yang menyangkut pekerjaan yang berhubungan dengan

penyimpanan warkat atau surat-surat dan dokumen-dokumen kantor

lainnya.5

Dari beberapa pengertian mengenai arsip diatas dapat disimpulkan

bahwa arsip mempunyai sisi pembahasan mengenai penyimpanan. Oleh

karena itu arsip merupakan rekaman kegiatan atau sebuah memori dalam

berbagai bentuk media hasil dari kegiatan administrasi sebuah organisasi

baik pemerintah maupun swasta dan memiliki peranan penting dalam

setiap pengambilan keputusan organisasi.

2. Tujuan Arsip

Menjamin terciptanya arsip dari kegiatan yang dilakukan oleh

lembaga Negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan,

organisasi politik, organisasi kemasyarakatan dan perseorangan, serta

ANRI sebagai penyelenggara kearsipan nasional. Kegiatan kearsipan

dilaksanakan untuk memberikan pelayanan kepada berbagai unit kerja

dalam suatu organisasi ataupun lembaga guna mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

Tujuan kearsipan menurut Undang – Undang Nomor 43 Tahun

2009 tentang Kearsipan, pada Bab 2 Pasal 3 Ayat 7 yaitu untuk menjamin

5
Wursanto, Kearsipan 2 (Yogyakarta: Kanisius, 2004), h. 12.
11

terciptanya keselamatan aset nasional dalam bidang ekonomi sosial,

politik, budaya, pertahanan, serta keamanan sebagai identitas dan jati diri

bangsa. Kearsipan mempunyai tujuan untuk menjamin keselamatan bahan

pertanggung jawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan, dan

penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan

pertanggung jawaban tersebut bagi kegiatan pemerintah.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan

kearsipan adalah menjamin keselamatan, bahan pertanggung jawaban,

tentang perencanaan, penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan

bernegara.

3. Fungsi Arsip

Peranan arsip dalam kegiatan organisasi sangat penting, karena

data yang diperoleh arsip diolah menjadi suatu informasi yang digunakan

oleh pimpinan untuk pertimbangan dan pengambilan keputusan.

“Sedangkan pemahaman masyarakat umum mengenai fungsi dan manfaat

arsip juga masih terbatas. Arsip dari segi fungsi hanya dilihat jika

diperlukan pada saatnya atau dengan kata lain, arsip akan berfungsi

apabila informasi yang terekam itu diperlukan oleh kita penciptanya.6

Berikut menurut Sulistyo Basuki fungsi-fungsi dari arsip yaitu : 7

a. Membantu pengambilan keputusan.


b. Menunjang perencanaan.
c. Mendukung pengawasan.
d. Sebagai alat pembuktian.
6
Krihanta, Penataan dan Pengelolaan Arsip Vital (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008),
Modul 1.4.
7
Sulistyo-Basuki. Materi Pokok Pengantar Kearsipan. (Jakarta: Universitas Terbuka,
1996) h. 13-17
12

e. Memori perusahaan, melestarikan ingatan lembaga/instansi.


f. Efisiensi instansi/lembaga.
g. Menyediakan informasi publik.
h. Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
i. Sebagai rujukan historis.
j. Menyediakan informasi personalia, keungan, dan sejenisnya.
k. Memelihara aktivitas hubungan masyarakat.
l. Arsip juga digunakan untuk kepentingan politik.
m. Untuk pendidikan.
n. Untuk menyelamatkan diri baik secara fisik maupun rohani.
o. Untuk menelusur silsilah.

Selain itu, arsip dinamis perlu diatur, karena terdapat tiga fungsi

dasar arsip, yaitu: 8

a. Sebagai bukti (evidence).


b. Sebagai bahan referens (reference material) bagi badan korporasi
untuk fakta, latar belakang, dan ide-ide yang bisa digunakan dalam
proses pengambilan keputusan.
c. Agar dapat disesuaikan dengan peraturan pemerintah dalam
penjadwalan retensi arsip.”

Fungsi arsip yang sangat penting menurut Widjaja yaitu sebagai

sumber informasi dan dokumentasi. Sebagai sumber informasi maka arsip

dapat membantu mengingatkan petugas yang lupa mengenai suatu

masalah. Sebagai sumber dokumentasi, arsip dapat digunakan oleh

pimpinan organisasi dalam mempertimbangkan dan mengambil suatu

keputusan.9

4. Nilai Kegunaan Arsip

Arsip memiliki nilai kegunaan tertentu, oleh karena itu setiap

organisasi harus mengelola arsip dengan baik dan menyimpan arsip dalam

8
Penn Ira A, Records Management Handbook (England: Gower House, 1992), h. 107.
9
Widjaja A. W, Administrasi Kearsipan Suatu Pengantar (Jakarta: Grafindo Persada,
1993).
13

tempat yang teratur, sehingga jika arsip diperlukan dapat ditemukan

kembali dengan cepat. Berikut delapan nilai kegunaan arsip menurut Basir

Barthos: 10

a. Nilai kegunaan administrasi.


b. Nilai kegunaan dokumentasi.
c. Nilai kegunaan hukum.
d. Nilai kegunaan fiskal.
e. Nilai kegunaan perorangan.
f. Nilai kegunaan pemeriksaan.
g. Nilai kegunaan penunjang.
h. Nilai kegunaan penelitian.
Arsip menurut The Liang Gie memiliki enam nilai kegunaan yang

disingkat dengan ALFRED yaitu: 11

A: Adminstrative Value (nilai administrasi)


L: Legal Value (nilai hukum)
F: Fiscal Value (nilai keuangan)
R: Research Value (nilai penelitian)
E: Educational Value (nilai pendidikan)
D: Documentary Value (nilai dokumentasi)

5. Jenis-jenis Arsip

Arsip dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Penggolongan

jenis arsip dapat terjadi karena cara pandang suatu lembaga atau organisasi

melihat arsip dari berbagai segi seperti dari fungsi, isi, kepentingan, nilai,

tempat, dan keaslian dari arsip itu sendiri.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009

tentang Kearsipan, jenis arsip dibedakan menurut fungsinya yang terdiri

dari arsip dinamis dan arsip statis. Adapun uraian tentang jenis arsip

berdasarkan fungsi arsip adalah sebagai berikut :

10
Basir Barthos, Manajemen Kearsipan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 115.
11
The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern (Yogyakarta: Liberty, 2009), h. 117.
14

a. Arsip dinamis yaitu arsip yang dipergunakan secara langsung dalam

perencanaan, pelaksanaan penyelenggaraan kehidupan berbangsa pada

umumnya.

1) Arsip aktif, yaitu arsip yang dipergunakan secara terus menerus

dalam kegiatan kantor. Arsip ini masih sering dikeluarkan untuk

keperluan tertentu.

2) Arsip inaktif, yaitu arsip dinamis yang sudah sangat jarang

digunakan. Arsip inaktif hanya digunakan sebagai referensi atau

pemberi keterangan semata.

b. Arsip statis yaitu arsip yang tidak dipergunakan secara langsung

dalam perencanaan, pelaksanaan penyelenggaraan kehidupan

berbangsa pada umumnya.

Sedangkan pendapat lain mengemukakan jenis arsip dapat

dibedakan menjadi 5 macam yaitu: 12

a. Ditinjau dari kepentingannya, arsip dapat dibedakan menjadi arsip


vital, arsip penting, arsip berguna, dan arsip tidak berguna.
b. Ditinjau dari fisiknya, arsip dapat dibedakan menjadi arsip tertulis dan
arsip visual.
c. Ditinjau dari isinya, arsip dapat dibedakan menjadi financial record,
inventory record, personel record, sales record, dan prodution record.
d. Ditinjau dari pemilikannya, arsip dapat dibedakan menjadi arsip dari
lembaga pemerintahan dan arsip dari instansi swasta.
e. Ditinjau dari fungsinya, arsip dapat dibedakan menjadi arsip dinamis
(dinamis aktif dan dinamis inaktif) dan arsip statis.
Penggolongan jenis arsip yang beragam salah satunya dipengaruhi

oleh media yang digunakan dan pokok persoalan yang ada di dalam arsip

12
Dewi Anggrawati, Membuat dan Menjaga Sistem Kearsipan untuk Menjamin Integrasi
Jilid 1 (Bandung: Armico, 2004), h. 15.
15

tersebut. Penggolongan jenis arsip dapat dimanfaatkan untuk mengetahui

cara penanganan dari setiap bentuk arsip yang akan disimpan. Menurut

Agus Sugiarto dan Teguh Wahyono, jenis arsip dibedakan menjadi 8

macam yaitu: 13

a. Arsip menurut isi yang terdiri dari arsip kepegawaian, keuangan,


pemasaran, dan pendidikan.
b. Arsip menurut bentuk yang terdiri dari arsip kertas, pita rekaman,
mikrofilm, disket, dan compact disk.
c. Arsip menurut nilai yang terdiri dari arsip bernilai informasi,
administrasi, hukum, sejarah, keuangan, dan pendidikan.
d. Arsip menurut kepentingan yang terdiri dari arsip tidak berguna,
berguna, penting, dan vital.
e. Arsip menurut fungsi yang terdiri dari arsip statis dan arsip dinamis.
f. Arsip menurut tempat yang terdiri dari arsip pusat dan arsip unit.
g. Arsip menurut keaslian yang terdiri dari arsip asli, tembusan, salinan,
dan petikan.
h. Arsip menurut hukum yang terdiri dari arsip otentik dan arsip tidak
otentik.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, jenis

arsip digolongkan sesuai dengan cara memandang arsip tersebut baik dari

segi wujud, fungsi, nilai, keaslian, isi, tempat, pemilik, hukum, dan

kepentingan.

B. Arsip Dinamis Aktif

1. Pengertian Arsip Dinamis Aktif

Arsip dinamis adalah arsip yang digunakan secara langsung dalam

kegiatan pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu.14

Arsip dinamis merupakan arsip yang harus dikelola dengan baik agar jika

13
Agus Sugiarto dan Teguh Wahyono, Manajemen Kearsipan Modern dari Konvensional
ke Basis Komputer (Yogyakarta: Grava Media, 2005), h. 10.
14
Rachmad Fuji Sanjuli and Meylia Elizabeth Ranu, “Sistem Pengelolaan Arsip Di Dinas
Pekerjaan Umum Bina Marga Dan Pematusan Kota Surabaya,” Jurnal Mahasiswa Unesa, 2015, h.
1-15
16

diperlukan arsip dapat segera ditemukan. Menurut Sulistyo Basuki dalam

Hamdani, arsip dinamis (record) artinya informasi terekam, termasuk data

dalam sistem computer, yang dibuat atau diterima oleh badan korporasi

atau perorangan dalam transaksi kegiatan atau melakukan tindakan sebagai

bukti aktivitas tersebut. Definisi tersebut merujuk kepada mengapa arsip

dinamis diciptakan dan alasan mengapa arsip dinamis disimpan.15

Arsip dinamis kemudian terbagi menjadi dua jenis, yaitu arsip

dinamis aktif dan arsip dinamis inaktif. Arsip dinamis aktif adalah arsip

yang masih sering digunakan secara langsung dalam perencanaan

penyelenggaraan kegiatan organisasi, serta masih dikelola oleh unit

pengolah. Frekuensi penggunanaan arsip dinamis aktif sedikitnya 10 kali

dalam setahun. Kemudian arsip dinamis inaktif adalah arsip yang sudah

selesai diproses tetapi frekuensi penggunaannya sudah menurun.16

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa arsip

dinamis aktif adalah arsip yang masih diproses oleh unit kerja suatu

organisasi dan frekuensi penggunaannya masih tinggi karena masih

digunakan langsung dalam kegiatan penyelenggaraan administrasi suatu

organisasi baik pemerintah maupun swasta.

15
Fajri Hamdani and Syahyuman, “Sistem Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif Di Kantor
Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Kabupaten Pesisir Selatan,” Jurnal Ilmu Informasi
Perpustakaan Dan Kearsipan, E, 1, no. 1 (2012), h. 409-417.
16
Rico Rahmadeni and Syahyuman, “Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Kantor Cabang
Perum Pegadaian Marapalam Padang,” Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan Dan Kearsipan 1, no. 1
(2012), h. 215-223.
17

2. Siklus Hidup Arsip Dinamis Aktif

Pada suatu arsip pasti memiliki siklus hidupnya masing-masing.

Siklus hidup arsip dinamis aktif terbagi kedalam lima fase utama, yakni

penciptaan, distribusi, penggunaan, pemeliharaan, dan pemusnahan. 17

Penciptaan &
Penerimaan
(Creation & Receipt)

Penyusutan Distribusi
(Disposion) (Distribution)

Pemeliharaan Penggunaan
(Maintenance) (Use)

Gambar 2. 1 Siklus Hidup Arsip


Gambar di atas menjelaskan siklus hidup arsip dinamis aktif

dimulai dari kegiatan penciptaan arsip berupa penulisan surat, memo,

petunjuk (instruksi), formulir, laporan, dan sebagainya. Arsip tersebut

kemudian didistribusikan kepada seseorang atau organisasi tertentu agar

dapat digunakan untuk keperluan tertentu seperti pelaksanaan operasional,

dasar tindakan tertentu, pelaksanaan fungsi dan peran-peran manajerial,

sebagai alat pembuktian atau dokumentasi, sebagai bahan pertimbangan

untuk menjawab pemasalahan atau memberikan tanggapan, sebagai

17
Judith Read-Smith, Records Management (USA: South Western, n.d.), h. 56.
18

referensi dan lain sebagainya. Kemudian arsip tersebut dipelihara dan

disimpan secara sistematis (simpan aktif). Setelah menurun

penggunaannya, arsip akan dipindahkan dan disimpan (simpan inaktif).

Setelah melewati masa simpan inaktif, arsip akan dimusnahkan atau

disimpan permanen.18

C. Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif

Pengelolaan arsip dinamis aktif dalam konteks penyelenggaraan

kearsipan menjadi tanggung jawab lembaga atau instansi pencipta arsip, baik

pemerintah maupun swasta yang dilakukan terhadap arsip aktifnya.

Pengelolaan arsip dinamis aktif dilaksanakan untuk menjamin ketersediaan

arsip sebagai bahan akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang sah berdasarkan

suatu sistem yang memenuhi persyaratan, yaitu andal, sistematis, utuh,

menyeluruh dan sesuai dengan norma, standar, prosedur dan kriteria.

Pengelolaan arsip dinamis aktif harus dilakukan secara komprehensif yang

meliputi kegiatan penciptaan dan penerimaan (creation and receipt),

penyimpanan, pendistribusian (distribution), penggunaan (use), pemeliharaan

(maintenence), serta penyusutan arsip dengan melakukan pemindahan

(transfer).

Apabila arsip dinamis aktif dikelola dengan baik oleh pencipta arsip,

maka akan mempermudah pencipta arsip dan pengguna arsip dalam

menemukan kembali informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan tepat.

Pengelolaan arsip dinamis aktif tidak bisa dihindari, dikarenakan nilai guna

18
T.R Schellenberg, Modern Archives (Universitas Washington, n.d.), h. 36.
19

arsip dinamis aktif akan terus digunakan. Oleh karena itu, maka arsip harus

dikelola dan dirawat dengan efektif agar nilai-nilai yang ada di dalam arsip

tersebut tetap terjaga.”19

Berikut merupakan penjelasan secara detail dari kegiatan pengelolaan

arsip dinamis seperti, penciptaan, pendistribusian, penyimpanan, penggunaan,

pemeliharaan, dan penyusutan arsip dinamis aktif (dengan pemindahan) yaitu:

1. Penciptaan Arsip Dinamis Aktif

Penciptaan arsip seperti surat dan naskah lainya, gambar dan

rekaman merupakan aktifitas awal dari siklus hidup arsip, yaitu kegiatan

membuat surat dan dokumen atau naskah lain yang diperlukan dalam

rangka penyelenggaraan organisasi untuk mencapai tujuan. Penciptaan

arsip adalah pembuatan dan penerimaan arsip dalam berbagai bentuk dan

media dalam rangka pelaksanaan fungsi dan tugas organisasi. Dalam

penciptaan arsip, tata naskah dinas merupakan jaminan terhadap tingkat

autentisitas dan reliabilitas pada arsip yang tercipta.20

a. Tata Naskah Dinas.

Tata naskah dinas adalah pengaturan informasi tertulis tentang

jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan

media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan. Dalam hal ini

ketersedian instrumen tata naskah dinas (TND) di lingkungan pencipta

arsip sangatlah penting. Untuk dapat memenuhi autentisitas dan

19
Yosa Faradela, “Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif Di Dinas Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil (DUKCAPIL) Kabupaten Ponorogo Untuk Mewujudkan Good Governance,”
Jurnal Administrasi Perkantoran 4, no. 3 (2016), h. 1-8.
20
Azmi, “Signifikansi Empat Instrumen Pokok Pengelolaan Arsip Dinamis,” Jurnal
Kearsipan Anri 11 (2016), h. 15-38.
20

reliabilitas arsip sebagai naskah dinas, maka penciptaan arsip dinamis

dilaksanakan berdasarkan TND pencipta arsip yang mengacu kepada

pedoman yang ditetapkan oleh Kepala Arsip Nasional Republik

Indonesia (ANRI) Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata

Naskah Dinas.

Ketersedian TND akan memudahkan pencipta arsip dalam

meregistrasi yang diciptakan dan mendistribusikan arsip kepada unit

pengolah dan instansi luar yang dituju dengan sarana pengendalian

yang jelas, sehingga mudah untuk melacak jalan dan posisi arsip.

Apabila tidak tersedia TND, maka pencipta arsip akan sulit

menentukan standar jenis, format, elemen data registrasi,

pengendalian distribusi, kewenangan dan pelimpahan wewenang

pendandatanganan naskah dinas sebagai arsip. Hal ini tentunya

berdampak terhadap kelengkapan komponen arsip yang tercipta dari

segi struktur, isi dan konteksnya.

Penciptaan arsip dinamis dilakukan melalui pembuatan dan

penerimaan arsip. Dalam konteks pengelolaan arsip dinamis, dokumen

yang dibuat dan diterima akan dikategorikan terlebih sebagai arsip

atau nonarsip. Jika dokumen yang masuk (incoming document)

dan/atau yang akan dikirim (outcoming document) dikategorikan

sebagai arsip (records), maka records itu harus diregistrasi, kemudian


21

didistribusikan kepada pihak yang berhak secara cepat, tepat waktu,

lengkap, dan aman serta diikuti dengan tindakan pengendalian.”21

b. Prosedur Surat Masuk.

Surat masuk sangat penting dalam sebuah organisasi karena

bertujuan untuk memberikan informasi dari unit ke unit atau kepada

organisasi lain, informasi yang akan disampaikan tidak dapat diterima

dengan baik jika tidak ada surat masuk.

Pada Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 44 Tahun

2010 tentang Pedoman Penataan Kearsipan di Lingkungan

Kementerian Agama, prosedur surat masuk dilakukan melalui

beberapa tahapan, yaitu:22

1) Penerimaan Surat

Proses penerimaan surat masuk dilakukan sesudah surat

diterima yaitu:

1) Memeriksa kebenaran nama intansi dan alamat tertuju,


apabila terdapat kesalahan dalam penulisan nama instansi dan
alamatnya, maka surat segera dikembalikan pada pengirim;
2) Menandatangani bukti pengiriman pada kartu atau buku
sebagai bukti bahwa surat telah diterima. Biasanya
penerimaan dicatat pada buku penerimaan surat;
3) Memberi stempel jam dan tanggal diterima pada bagian
belakang surat yang sudah dibuka;
4) Memberi stempel jam dan tanggal diterima pada belakang
amplop surat tertutup/rahasia.

Azmi, “Signifikansi Empat Instrumen Pokok Pengelolaan Arsip Dinamis,” h. 15-38.


21
22
KEMENNAG RI, “Kearsipan” (Jakarta: Sub Bagian Umum Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, 2013)., h. 26 – 29.
22

2) Penggolongan Surat

Penggolonganan surat adalah kegiatan memisahkan dan

mengelompokkan surat-surat menurut jenis dan golongannya.

a) Memisahkan/mengelompokan surat dinas dan surat pribadi;


b) Menggolongkan surat tertutup/rahasia dan surat terbuka;
c) Menyerahkan surat tertutup/rahasia pada pencatat surat dan
menyerahkan surat terbuka pada pengarah surat;
d) Menyortir surat-surat sesuai dengan unit pengolahnya.

3) Pencatatan Surat Masuk.

Pencatatan surat masuk dapat dilakukan dengan

menggunakan buku catatan harian atau agenda surat masuk dan

kartu tertentu.

a) Membaca dan menentukan isi surat;


b) Meneliti surat sesuai dengan catatan yang tertera pada
amplop, termasuk kelengkapan surat dan lampirannya;
c) Memberi catatan seperlunya terhadap surat yang tidak
lengkap seperti kurang lampiran;
d) Membedakan surat penting dan surat biasa dengan cara
memberi tanda dengan pensil di sudut kanan atas surat
berdasarkan jenis surat, yaitu huruf P untuk surat penting
dan huruf B untuk surat biasa. Contoh: (P Sekjen artinya
surat penting yang memerlukan kebijakan Sekjen. (P
Rocan) artinya surat penting yang memerlukan kebijakan
Kepala Biro Perencanaan. (B Rocan) artinya surat biasa
yang dikirim ke Biro Perencanaan;
e) Memberi penomoran surat penting;
f) Mencatat surat penting kedalam kartu kendali (KK);
g) Mencatat surat biasa kedalam formulir LPSB (lembar
pengantar surat biasa);
h) Mencatat surat rahasia kedalam formulir LPSR (lembar
pengantar surat rahasia).

4) Pendistribusian Surat Masuk.

a) Mendistribusikan surat penting dan surat biasa dengan


sarana pencatatan (KK atau lembar pengantar) ke unit
pengolah sesuai tujuan surat;
23

b) Meminta tanda tangan penerimaan surat pada KK atau


lembar pengantar (LPSR/LPSB) kepada tugas TU unit
pengolah;
c) Menyimpan KK I (warna putih) sesuai dengan urutan
nomor pencatatan, KK II (warna kuning) dan lembar
pengantar (LPSB/LPSR) pada unit kearsipan seusia dengan
klasifikasi arsip;
d) Menyimpan KK III (warna merah) pada unit pengolah
sesuai klasifikasi arsip.

5) Pengarahan Surat Masuk

Pengarahan surat dilakukan untuk menentukan arah surat

yang akan disampaikan, baik yang disampaikan kepada pimpinan

dan yang akan disampaikan kepada pengolah.

a) Mencatat surat penting dengan menggunakan lembar


disposisi rangkap 2;
b) Menyampaikan surat beserta lembar disposisi rangkap 2 pada
pimpinan unit pengolah;
c) Menerima kembali surat beserta lembar disposisi rangkap 2
yang telah diberikan disposisi oleh pimpinan unit pengolah;
d) Mengarahkan surat beserta lembar disposisi rangkap 2 ke unit
pengolah surat;
e) Meminta paraf tanda terima dari petugas pelaksana unit
pengolah pada lembar disposisi rangkap 2 dan menyimpan
lembar disposisi II (warna kuning) pada TU unit pengolah
sesuai tanggal penyelesaian.

6) Penyimpanan Surat Masuk

Penyimpanan surat dilakukan secara sistematis agar bila

dibutuhkan dapat ditemukan dalam waktu yang singkat.

a) Memeriksa tanda pelepas (File, Simpan, Dep) surat;


b) Menyimpan surat yang telah selesai diproses;
c) Menyimpan arsip sesuai dengan klasifikasi.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

dalam mengelola surat masuk ada beberapa tahapan yang dilalui,


24

yaitu: penerimaan surat, penggolongan surat, pencatatan surat,

pendistribusian surat, pengarahan surat, dan penyimpanan surat.

c. Prosedur Surat Keluar

Setelah organisasi atau antar unit kerja dalam organisasi

mendapatkan surat masuk, maka terdapat surat yang membutuhkan

jawaban ataupun tanggapan melalui surat keluar. Surat keluar adalah

kegiatan organisasi untuk memberikan jawaban atas isi surat masuk

yang telah diterima dari suatu organisasi lain, atau antar unit kerja

organisasi agar tidak terjadi kesalahpahaman antar kedua belah pihak.

Pengelolaan surat keluar dilakukan oleh tata usaha atau secretariat.

Dalam hal ini bagian sekretariat / tata usaha yang berhak mengelola,

memeriksa, menyerahkan pada pemimpin untuk di tanda tangani,

sekaligus mengirimkan ke organisasi lain.

Pada Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 44 Tahun

2010 tentang Pedoman Penataan Kearsipan di Lingkungan

Kementerian Agama, prosedur surat keluar memiliki beberapa

tahapan, seperti: 23

1) Pembuatan Konsep Surat Keluar.

Pelaksana unit pengolah membuat konep surat sesuai

dengan tata naskah yang berlaku. Dalam membuat konsep surat

ada tiga cara yang bisa dilakukan, yaitu konsep yang dibuat oleh

23
KEMENAG RI, “Kearsipan” (Jakarta: Sub Bagian Umum Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta, 2013)., h. 31 – 33.
25

pimpinan sendiri, konsep yang dibuat oleh bawahan atau

sekretarisnya dan konsep dibuat dengan mendikte.

2) Persetujuan Surat Keluar

a) Mengajukan konsep surat keluar untuk memperoleh


persetujuan kepada pimpinan unit pengolah sesuai dengan
kewenangannya;
b) Mendapatkan paraf persetujuan konsep surat;
c) Mengetik konsep surat yang telah diparaf menjadi net surat;
d) Mengajukan kembali net surat untuk ditandatangani
pimpinan unit pengolah.

3) Penomoran Surat Keluar

a) Meminta nomor surat ke unit kearsipan;


b) Memberi nomor surat pada net surat;
c) Memberi stempel pada surat.

4) Pencatatan Surat Keluar

a) Mencatat surat penting kedalam kartu kendali pada unit


pengolah;
b) Mencatat surat biasa atau rahasia kedalam lembar pengantar
(LPSB/LPSR);
c) Memberi nomor surat pada net surat;
d) Memberi stempel pada surat.
5) Penyampaian Surat Keluar

a) Menyampaikan surat asli beserta kartu kendali atau lembar


pengantar dari unit pengolah ke unit kearsipan;
b) Meminta paraf pada petugas/pelaksana unit kearsipan pada
kartu kendali;
c) Mengambil KK III (warna merah) untuk disimpan pada unit
pengolah.

6) Pengiriman Surat Keluar

a) Menyiapkan amplop berkop satuan organisasi;


b) Mengetik nomor dan alamat tujuan surat pada amplop;
c) Memeriksa kelengkapan surat;
d) Memasukan surat kedalam amplop;
e) Mengirimkan surat sesuai alamat dituju.
26

7) Penyimpanan Surat Keluar

a) Menyimpan pertinggal net surat (copy surat) sesuai dengan


klasifikasi;
b) Menyimpan KK III (warna merah) pada kotak kartu kendali
(Tickler File) di unit pengolah;
c) Menyimpan KK I dan KK II (warna putih dan kuning) pada
kotak kartu kendali (Tickler File) di unit kearsipan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa surat

keluar adalah proses penanganan surat-surat yang yang dibuat oleh

pimpinan, atau sekretaris maupun dengan mendikte dan bertujuan

untuk memberi tanggapan atas isi surat masuk yang diterima dari

suatu organisasi lain atau antar unit kerja organisasi agar tidak terjadi

kesalahpahaman antar kedua belah pihak. Dalam mengelola surat

keluar terdapat beberapa tahapan yang dilalui, yaitu: pembuatan

konsep surat, persetujuan surat, penomoran surat, pencatatan surat,

penyampaian surat, pengiriman surat, dan penyimpanan surat.

d. Sistem Klasifikasi Keamanan dan Akses Arsip

Dalam penjelasan Pasal 38 Peraturan Pemerintah Nomor 28

Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UndangUndang Nomor 43 Tahun

2009 tentang Kearsipan disebutkan yang dimaksud dengan sistem

klasifikasi keamanan dan akses arsip merupakan aturan pembatasan

hak akses terhadap fisik arsip dan informasinya sebagai dasar untuk

menentukan keterbukaan dan kerahasiaan arsip dalam rangka

melindungi hak dan kewajiban pencipta arsip dan pengguna dalam


27

pelayanan arsip.24 Klasifikasi keamanan dan akses arsip ditentukan

berdasarkan sifat arsip yang dapat di akses terdiri atas arsip yang

bersifat terbuka dan arsip yang bersifat tertutup.

Dalam Pasal 44 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 43 Tahun

2009 tentang Kearsipan disebutkan bahwa pencipta arsip dapat

menutup akses atas arsip dengan alasan apabila arsip dibuka untuk

umum dapat 25

1) Menghambat proses penegakan hukum;


2) Mengganggu kepentingan pelindungan hak atas kekayaan
intelektual dan pelindungan dari persaingan usaha tidak sehat;
3) Membahayakan pertahanan dan keamanan negara;
4) Mengungkapkan kekayaan alam Indonesia;
5) Merugikan ketahanan ekonomi nasional;
6) Merugikan kepentingan politik luar negeri dan hubungan luar
negeri;
7) Mengungkapkan isi akta autentik yang bersifat pribadi dan
kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang;
8) Mengungkapkan rahasia atau data pribadi;
9) Mengungkap memorandum atau suratsurat yang menurut sifatnya
perlu dirahasiakan.

Sistem klasifikasi keamanan dan akses arsip di lingkungan

pencipta arsip disusun melalui tahapan sebagai berikut: 26

1) Identifikasi ketentuan hukum yang terkait dengan keterbukaan


arsip.
2) Analisis fungsi dan tugas unit kerja dalam organisasi.
3) Analisis urain kerja (job description).
4) Analisis risiko.
5) Penentuan kategori klasifikasi keamanan.
6) Penggolongan hak ases.
7) Pengamanan tingkat klasifikasi.

24
Pemerintah Republik Indonesia, “Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2012
Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan,” Pub. L. No. 28
(2012), h. 13.
25
Azmi, “Signifikansi Empat Instrumen Pokok Pengelolaan Arsip Dinamis,” 2016, h. 26.
26
Azmi, “Signifikansi Empat Instrumen Pokok Pengelolaan Arsip Dinamis,” 2016, h. 26.
28

2. Penggunaan Arsip Dinamis Aktif

Penggunaan arsip ialah proses pemakaian arsip untuk kepentingan

organisasi dalam kegiatan sehari-hari. Arsip yang sudah disimpan pada

suatu organisasi tertentu, terkadang adanya peminjaman oleh atasan dan

pegawai dalam suatu organisasi ataupun orang di luar organisasi. Arsip

yang dipinjam juga harus dicari dan ditemukan dengan cepat, sehingga

dalam peminjaman arsip membutuhkan waktu untuk penemuan kembali

arsip. Berikut merupakan penjelasan tentang tata cara penggunaan arsip:

a. Peminjaman Arsip Dinamis Aktif.

Arsip yang telah disimpan sewaktu-waktu dapat diperlukan

kembali oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, pihak yang

berkepentingan membutuhkan prosedur, sehingga arsip tidak tercecer

dan tetap dapat terjaga keberadaannya. Berikut prosedur dalam

peminjaman arsip menurut Machmoed Effendhie: 27

1) Permintaan.
2) Pencarian.
3) Pengambilan arsip.
4) Pencatatan arsip.
5) Pengendalian.
6) Penyimpanan kembali.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

peminjaman arsip harus sesuai dengan prosedur yang ada di masing-

masing organisasi, siapa yang bertanggung jawab atas pemberian izin

peminjaman, siapa saja yang boleh meminjam, dan jangka waktu

27
Machmoed Effendhie, “Panduan Ringkas Tata Kelola Arsip Inaktif Di Lingkungan
Universitas Gadjah Mada” (Arsip Universitas Gadjah Mada, 2011), h. 29.
29

peminjaman arsip. Hal tersebut dilakukan supaya arsip tidak tidak

hilang dan tetap terjaga keberadaannya.

b. Penemuan Kembali Arsip Dinamis Aktif.

Arsip yang ingin dipinjam tentu saja harus ditemukan terlebih

dahulu, penemuan kembali arsip tidak hanya sekedar menemukan

kembali arsip dalam bentuk fisiknya, tetapi juga menemukan

informasi yang terkandung di dalam arsip tersebut, karena akan

dipergunakan dalam proses penyelenggaraan administrasi.

Dalam pengelolaan arsip dinamis aktif, sistem penemuan

kembali senantiasa harus selalu dikembangkan secara tepat sehingga

dapat menjamin ditemukannya arsip dengan cepat dan tepat. 28

Penemuan kembali arsip menurut Wursanto adalah memastikan

dimana arsip yang akan dipergunakan itu disimpan, dalam kelompok

berkas apa, disusun menurut sistem apa, dan bagaimana cara

mengambilnya.29

Ketepatan dan kecepatan menemukan atau mendapatkan arsip

bergantung dari beberapa hal, yaitu: 30

1) Kejelasan materi yang diminta.


2) Ketepatan klasifikasi yang dipakai.
3) Ketepatan dan kemantapan sistem indeks.
4) Tersedianya tenaga yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang memadai.

28
Effendhie, “Panduan Ringkas Tata Kelola Arsip Inaktif Di Lingkungan Universitas
Gadjah Mada”, h. 3.
29
Kearsipan 1, h. 187.
30
Yatimah, Kesekretariatan Modern dan Administrasi Perkantoran, h. 209.
30

Menurut Wursanto penemuan kembali dapat dilakukan dengan

mudah dan cepat dilakukan apabila memperhatikan faktor-faktor

berikut:31

1) Sistem penemuan kembali harus mudah, yaitu apabila disesuaikan


dengan kebutuhan si pemakai dan sistem penyimpanan dokumen.
2) Sistem penemuan kembali harus didukung dengan peralatan yang
sesuai dengan sistem penataan berkas yang digunakan.
3) Faktor personil juga memegang peranan penting dalam penemuan
kembali arsip. Tenaga-tenaga dibidang kearsipan hendaknya
terdiri dari tenaga-tenaga yang terlatih, mempunyai daya tangkap
yang tinggi, cepat, tekun, mau dan suka bekerja secara detail
tentang kearsipan.

Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan

bahwa penemuan kembali arsip yang akan digunakan bisa ditemukan

secara cepat dan tepat apabila sebelumnya sudah mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi dalam penemuan kembali arsip.

c. Sarana dan Prasarana Arsip Dinamis Aktif.

Dalam pengelolaan arsip perlu adanya sarana dan prasarana

kearsipan berupa ruang arsip dan lemari arsip. Tata ruang

penyimpanan arsip inaktif pada dasarnya dapat dibagi 2, yaitu ruang

kerja dan ruangan penyimpanan arsip inaktif.32

Sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan

pengelolaan arsip aktif adalah: 33

31
Kearsipan 1, h. 193.
32
Indonesia, Penyusutan Arisp, Pasal 1 Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No 34, Tahun 1979
33
“Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 50 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis
Pemberkasan Arsip Aktif Di Central File Di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia,”
Pub. L. No. 50 (2015), h. 14-19.
31

1) Folder.

Folder adalah map yang terbuat dari karton manila dan

berfungsi sebagai sarana penyimpanan arsip kertas, memiliki tab

atau bagian menonjol di sebelah kanan atas sebagai tempat untuk

menuliskan kode dan indeks berkas. Satu folder digunakan untuk

menyimpan satu berkas. Apabila jumlah berkas tidak tertampung

dalam satu folder, dapat ditempatkan dalam folder lainnya dengan

memberikan kode serta indeks yang sama dengan folder

sebelumnya. Folder diletakkan di belakang guide/sekat dalam

filling cabinet atau box arsip.

2) Guide/Sekat.

Guide/sekat digunakan sebagai sarana pembatas/penyekat

antara kelompok berkas yang satu dengan berkas yang lain atau

penunjuk antara kode yang satu dengan yang lain sesuai dengan

pembagian dalam klasifikasi arsip. Guide arsip terbuat dari kertas

karton ± 1 mm, lebih tebal dari bahan folder sehingga tidak

mudah melengkung (terlipat). Guide berbentuk empat persegi

panjang dan memiliki tab. Guide terdiri dari guide primer, guide

sekunder dan guide tersier. Guide diletakkan diantara kelompok

berkas arsip yang satu dengan kelompok berkas lainnya di dalam

laci filling cabinet. Tab pada guide digunakan untuk

mencantumkan kode klasifikasi, indeks dan masalah arsip.


32

3) Filling Cabinet.

Filling cabinet adalah sarana untuk menyimpan arsip aktif

yang sudah ditata berdasarkan sistem subjek. Jumlah filling

cabinet disediakan sesuai dengan kebutuhan. Filling cabinet yang

digunakan adalah filling cabinet yang memiliki empat laci.

Penggunaannya menurut susunan laci filling cabinet dari atas ke

bawah. Guide/sekat dan folder diatur dalam posisi berdiri di

dalam laci filling cabinet. Setiap laci filling cabinet idealnya

berisi 50 buah folder, dengan jumlah sekat 20-40 buah. Filling

cabinet harus memiliki kunci pengaman.

4) Label

Label adalah kertas yang ditempelkan di tab guide atau

folder. Pelabelan adalah merupakan realisasi dari kegiatan

penentuan indeks dan kode. Label sebaiknya mempergunakan

kertas yang berkualitas agar tidak mudah rusak dan mudah dibaca

karena berwarna terang.

5) Out Indicator

Out indicator adalah alat yang digunakan untuk menandai

adanya keluarnya arsip dari laci atau filling cabinet. Apabila yang

sedang dipinjam semua berkas (satu folder) maka yang digunakan

adalah out guide, sedangkan bila yang dipinjam hanya beberapa

lembar maka akan mempergunakan out sheet.


33

6) Buku Peminjaman Arsip

Terdiri dari beberapa kolom yang disesuaikan dengan

kebutuhan informasinya.

7) Daftar Arsip Dinamis

Format daftar arsip dinamis yang ada di masing-masing

unit pengolah harus seragam demi tertibnya pengelolaan arsip

aktif. Daftar arsip dinamis dibuat berdasarkan dua kategori yaitu

arsip terjaga dan arsip umum.

3. Penataan dan Penyimpanan Arsip Dinamis Aktif

Proses penataan dan penyimpanan arsip dinamis aktif memerlukan

penentuan azas penyimpanan, sarana prasarana dan prosedur penataan

arsip yang tepat untuk digunakan berdasarkan analisis kebutuhan suatu

lembaga atau instansi tersebut.

a. Azas Penyimpanan

Dalam pengorganisasian arsip dinamis aktif terbagi menjadi

tiga azas penyimpanan yang sesuai dengan lembaga, organisasi atau

instansi yang bersangkutan, yaitu:

1) Azas Sentralisasi

Penyimpanan arsip secara sentral lebih efisien dan efektif

bila diterapkan pada organisasi yang relatif kecil, rentang

tugasnya pendek, tidak terlalu kompleks, beban kerja tidak terlalu

besar dan lingkup kerjanya berada dalam satu gedung atau satu

atap. Dengan menerapkan azas sentralisasi ini maka sistem


34

penyimpanan yang digunakan akan menjadi standar, dan akan

lebih mudah dalam pengendalian dan penelusurannya karena

keseragaman sistem dan prosedur.34

2) Azas Desentralisasi

Penyimpanan arsip dengan azas desentralisasi adalah

penyimpanan arsip dimana setiap unit kerja mengelola dan

menyimpan arsipnya masing-masing. Azas ini lebih sesuai

dengan organisasi besar yang ruang kantor terpisah letaknya.

Keuntungan dalam menggunakan azas desentralisasi adalah

pengelolaan arsip dilaksanakan unit kerja masing-masing sesuai

dengan kebutuhannya. Namun kerugian dari azas ini adalah

memungkinkan terjadinya duplikasi arsip karena penyimpanan

arsip tersebar di berbagai lokasi.35

3) Azas Kombinasi Sentralisasi dan Desentralisasi

Azas ini adalah kombinasi dari azas sentralisasi dan azas

desentralisasi. Menerapkan azas sentralisasi dalam prosedur,

sistem, peralatan dan SDM dan desentralisasi dalam

pelaksanaannya. Prinsip azas ini adalah bahwa setiap unit kerja

diberikan otoritas untuk melakukan penyimpanan dan

pengelolaan arsip dengan kontrol atau pengendalian sistem secara

terpusat oleh suatu unit khusus di dalam organisasi.36

34
Irawan, Manajemen Arsip Dinamis, h. 14.
35
Irawan, Manajemen Arsip Dinamis: Suatu Pendekatan Kearsipan, h. 14.
36
Irawan, Manajemen Arsip Dinamis: Suatu Pendekatan Kearsipan, h. 14
35

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa sangat penting bagi suatu organisasi untuk menggunakan

azas penyimpanan arsip karena dengan menggunakan dua hal

tersebut dapat membuat arsip lebih teratur dan tertata dengan

baik, sehingga dalam penemuan kembali arsip dapat lebih cepat

dan tepat.

b. Sarana

1) Klasifikasi.

Klasifikasi merupakan pengelompokan atas dasar

perincian pokok masalah, sub masalah dan sub-sub masalah.

Contoh: Kepegawaian (pokok masalah), pengadaan (sub

masalah), formasi (sub-sub masalah).37

2) Sistem Penyimpanan

Penyimpanan arsip dinamis aktif menggunakan sistem

pengklasifikasian yang baku. Klasifikasi arsip adalah pengaturan

arsip dalam unit-unit pengelompokkan dalam rangka penyiapan

perencanaan tata berkas. Mengklasifikasikan arsip bermakna

proses mengatur arsip secara skematis dan konsisten untuk

mempermudah penataan, penemuan kembali, pemeliharaan, dan

penyusutan arsip.

37
KEMENAG RI, “Kearsipan” (Jakarta: Sub Bagian Umum Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta, 2013)., h. 35.
36

Klasifikasi arsip adalah pola pengaturan arsip secara

berjenjang dari hasil pelaksanaan fungsi dan tugas instansi

menjadi beberapa kategori unit informasi kearsipan.38 Dalam

Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 19 Tahun 2012

tentang Klasifikasi Arsip disebutkan klasifikasi arsip disusun

dengan ketentuan teknis, sebagai berikut: 39

a) Logis, yakni susunan klasifikasi arsip meliputi judul suatu

fungsi, kegiatan dan transaksi serta mudah dimengerti oleh

semua pengguna;

b) Faktual, klasifikasi arsip harus mampu merekonstruksi

kejadian yang sebenarnya yaitu berdasarkan fungsi dan tugas

organisasi;

c) Perbaikan berkelanjutan, yakni klasifikasi arsip harus mampu

beradaptasi terhadap perubahan struktur organisasi;

d) Sistematis, yakni klasifikasi arsip harus didasarkan pada

susunan yang dimulai dari fungsi, kegiatan, dan transaksi,

baik yang bersifat substantif maupun fasilitatif;

e) Akomodatif, yakni klasifikasi arsip harus menjamin seluruh

fungsi, kegiatan dan transaksi terakomodasi secara lengkap

sesuai dengan fungsi dan tugas pencipta arsip;

38
Arsip Nasional Republik Indonesia, “Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 19
Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Klasifikasi Arsip,” Pub. L. No. 19 (2012), h. 2.
39
Arsip Nasional Republik Indonesia, “Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 19
Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Klasifikasi Arsip,” Pub. L. No. 19 (2012), h. 4.
37

f) Kronologis, yakni klasifikasi arsip harus dilakukan secara

berurutan sesuai tahapan kegiatan.

Berikut ini merupakan lima sistem klasifikasi arsip

menurut Mulyono:40

a) Sistem Abjad.

Sistem abjad adalah penyimpanan yang didasarkan

atas urutan abjad, jadi pemberian kode arsip dengan

menggunakan abjad dari A – Z. kode abjad tersebut diindek

dari nama orang, organisasi atau badan lain yang sejenis.

b) Sistem Pokok Soal (subyek)

Penyimpanan arsip dengan sistem pokok soal

(subyek) adalah penyimpanan arsip yang didasarkan atas

perihal surat atau pokok soal isi surat.

c) Sistem Tanggal (kronologis)

Penyimpanan dengan sistem tanggal adalah

penyimpanan yang didasarkan atas tanggal surat atau tanggal

penerimaan surat. Untuk surat masuk, sering penyimpananya

didasarkan atas tanggal penerimaan surat. Tetapi untuk surat-

surat keluar, arsipnya disimpan berdasarkan tanggal yang

tertera pada surat.

40
Mulyono, Dasar-Dasar Kearsipan, h. 12.
38

d) Sistem Nomor

Sistem nomor dalam penyimpanan arsip

dimaksudkan, bahwa arsip yang akan disimpan diberikan

nomer kode dengan angka-angka. Nomor disini adalah nomor

kode penyimpanan bukan nomor surat.

Sistem Klasifikasi Desimal. Sistem penyimpanan ini

sering disebut dengan sistem Dewey, atau orang sering

menyebut dengan sistem klasifikasi atau bahkan sering

disebut dengan sistem desimal. Penyimpanan dengan sistem

ini banyak digunakan di perpustakaan.

Sistem Terminal Digit. Sistem penyimpanan

berdasarkan nomor terminal digit, sebenarnya dapat

digunakan untuk penyimpanan arsip dalam jumlah yang

besar. Oleh karena itu sistem ini biasanya digunakan pada

perusahaan-perusahaan besar.

e) Sistem Wilayah

Penyimpanan arsip didasarkan pada sistem wilayah

adalah penyimpanan yang dikelompokkan atas wilayah

tertentu. Dalam hal ini pengelompokannya dapat didasarkan

pada pembagian pulau, provinsi, Kota bahkan menurut

pembagian tingkat kecamatan sampai kelurahan.


39

3) Tunjuk Silang

Tunjuk silang merupakan sarana untuk memudahkan

menemukan arsip kembali. Fungsi tunjuk silang yaitu:41

a) Sebagai petunjuk untuk mengetahui tempat penyimpanan

arsip/dokumen, apabila dalam satu arsip/dokumen terdapat

lebih dari satu persoaalan sehingga tempat penyimpanannya

masing-masing berbeda.

b) Sebagai petunjuk untuk mengetahui tempat penyimpanan

berkas yang satu denga yang lain yang slaing terkait tetapi

tempat penyimpananya berbeda.

4) Folder

Folder merupakan alat menyimpan arsip/kartu kendali di

dalam filling cabinet atau dalam kotak kartu kendali, dengan

ukuran tertentu.42

a) Bentuk
Folder dibuat dari karton manila dan bentuknya seperti map,
tetapi tanpa daun penutup pada sisinya dan di atas terdapat
bagian yang menonjol yang juga disebut tab. Tab gunanya
untuk menulisan title dan kode Klasfikasi arsip terakhir.

b) Kegunaan
Kegunaan folder adalah untuk menyimpan lembaran
arsip/dokumen menurut berkasnya dan untuk menyimpan
lembaran kartu kendali dan dikelompokan sesuai
kedudukannya untuk membedakan satu berkas dengan yang
lain.

41
KEMENAG RI, “Kearsipan” (Jakarta: Sub Bagian Umum Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta, 2013)., h. 67 – 68.
42
KEMENAG RI, “Kearsipan” (Jakarta: Sub Bagian Umum Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta, 2013)., h. 68 – 69.
40

c) Jenis dan Ukuran


Folder Besar. Ukurannya sama dengan 2 kali sekat besar,
yaitu: panjang 1 x 36 cm, lebar 2 x 24 cm ditambah 1 cm
untuk lipatan, panjang tab folder 9 cm; lebar tab folder 2,2
cm. Kedudukan tab yaitu berada di ujung sebelah kanan atas.
Folder Kecil. Ukuran sama dengan 2 kali sekat kecil, yaitu:
panjang 1 x 15 cm; lebar 2 x 10,5 cm ditambah 0,5 cm untuk
lipatan. Kedudukan tab yaitu berada di ujung sebelah kanan
atas.

5) Guide/Sekat

a) Bentuk
Sekat dibuat dari karton berbentuk segi empat, memiliki
bagian yang menonjol yang dinamakan tab. Tab gunanya
untuk menempatkan kode klasifikasi dan urainnya, dan
pokok masalah, sub masalah, dan sub-sub masalah. Sekat
pertama dengan tab di ujung kiri untuk pokok masalah, sekat
kedua dengan tab agak ke kanan untuk sub masalah, dan
sekat ketiga dengan sekat lebih ke kanan lagi untuk sub-sub
masalah.

b) Kegunaan
Sebagai petunjuk dan pemisah antara pokok masalah satu
dengan pokok masalah yang lain beserta perinciannya (sub
masalah dan sub-sub masalah) dan untuk memperlihatkan
hubungan antara sub masalah satu dengan sub-sub masalah
dalam satu pokok masalah.

c) Jenis dan Ukuran


Sekat Besar. Panjangnya sekat 36 cm; lebar sekat 24 cm;
panjang tab sekat 9 cm; lebar tab 2,2 cm.
Kedudukan tab:
Sekat I : Berada di ujung sebelah kiri
Sekat II : Berada 9 cm dari ujung sebelah kiri atas
Sekat III : Berada 18 cm dari ujung sebalah kiri atas.
(jika dibalik, sekat II sama dengan sekat III)

Sekat Kecil. Panjang sekat 15 cm; lebar sekat 10,5 cm;


panjang tab sekat 3,75 cm; tab sekat 1,4 cm.
Kedudukan tab:
Sekat I : Berada di ujung sebelah kiri
Sekat II : Berada 3,75 cm dari ujung kiri atas
Sekat III : berada 7 cm dari ujung sebelah kiri atas.
41

(jika dibalik, sekat II dengan III).43

6) Filling Cabinet

Adalah tempat untuk menyimpan arsip aktif.

Penggunaannya menurut susunan vertikal laci-lacinya, yang

dimulai dari atas ke bawah. Filling cabinet memiliki 4 dan 2

laci.44

7) Box Arsip

Box/doos arsip digunakan untuk menyimpan arsip in aktif

terdapat berbagai ukuran, ada yang berukuran kecil, ada yang

besar. Doos ukuran kecil lebar 9 cm. Panjang 38 cm, tinggi 27

cm. Doos ukuran besar lebar 18 cm, panjang 38 cm, tinggi 27

cm.45

8) Rak Arsip

Rak yang dipergunakan dapat berupa rak tidak bergerak

atau rak bergerak (mobile stack). Rak dipergunakan untuk

menempatkan boks/doos arsip, boks/doos ditempatkan samping

menyamping sesuai dengan ukuran yang telah dipersiapkan.46

43
KEMENAG RI, “Kearsipan” (Jakarta: Sub Bagian Umum Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta, 2013)., h. 70 – 71.
44
KEMENAG RI, “Kearsipan” (Jakarta: Sub Bagian Umum Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta, 2013)., h. 72.
45
KEMENAG RI, “Kearsipan” (Jakarta: Sub Bagian Umum Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta, 2013)., h. 74.
46
KEMENAG RI, “Kearsipan” (Jakarta: Sub Bagian Umum Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta, 2013)., h. 70 – 71.
42

c. Prosedur Penataan dan Penyimpanan Arsip Dinamis Aktif.

Pemberkasan dan penyimpanan arsip aktif dilaksanakan

melalui prosedur: 47

1) Persiapan
a) Menyiapkan sarana penyimpanan arsip aktif;
b) Memeriksa tanda pelepas berkas (file, simpan pada lembar
disposisi atau pada surat);
c) Memeriksa kelengkapan berkas berupa lampiran-lampiran.

2) Penentuan Indeks (Tittle)


Arsip yang telah dihimpun menjadi berkas ditentukan
titlenya yang berfungsi sebagai tanda pengenal berkas, title ditulis
pada tab folder. Penentuan title harus disesuaikan dengan isi
berkas, apakah dalam bentuk dossier, rubrik atau seri.
a) Berkas yang merupakan hasil kegiatan (dossier) misalnya
penataran lokakarya, seminar dan sebagainya, maka title
dapat diambil dari hal tersebut di atas. Contohnya penataran
kearsipan, Diklat pimpinan, dan sebagainya. Berkas yang
terhimpun dimulai dari kegiatan awal sampai selesai
kegiatannya harus menjadi satu;
b) Berkas yang dihimpun berdasarkan kesamaan masalah
(rubrik), maka title dapat diambil dari nama masalahnya,
misalnya cuti tahunan, mutasi dan sebagainya;
c) Berkas yang dihimpun berdasarkan kesamaan jenis (seri),
seperti misalnya kumpulan surat-surat Keputusan Menteri
Agama, surat edaran Menteri, dan sejenisnya (yang bukan
merupakan produk yang dihasilkan sendiri), maka title dapat
diambil dari nama peraturannya seperti misalnya surat
keputusan menteri (merupakan kumpulan);
d) Berkas yang dihimpun berdasarkan nama orang, badan atau
tempat, maka title dapat di ambil dari nama orang, badan atau
tempat yang bersangkutan. Misalnya berkas kepegawaian si
Amat, Amin dan sebagainya.

Masing-masing himpunan berkas yang telah ditentukan

titlenya, ditempatkan dalam folder. Pada tab folder diberi title dan

perincian terakhir pola klasifikasi. Apabila himpunan arsip terlalu

47
KEMENAG RI, “Kearsipan” (Jakarta: Sub Bagian Umum Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta, 2013)., h. 35 – 84.
43

besar jumlahnya, maka dapat ditempatkan pada beberapa folder, title

dan kode klasifikasi yang dituliskan pada folder harus sama, hanya

diberi keterangan yang menyatakan bahwa folder tersebut merupakan

satu himpunan berkas dengan folder yang lain dengan diberi nomor

urut.

1) Penentuan Kode

Penentuan Kode pemberkasan dilakukan sesuai dengan

fungsi, kegiatan, dan transaksi yang dilaksanakan oleh unit kerja

sesuai dengan kode klasifikasi. Kode berupa gabungan huruf dan

angka. Huruf diperoleh dari singkatan pokok masalah, misalnya KP

singkatan dari kepegawaian. Angka merupakan simbol pembagian

pokok masalah, seperti 00 pada KP yaitu tentang formasi.

Contoh:
KP. Kepegawaian
00. Pengadaan
00.01 Formasi

2) Membuat Tunjuk Silang (apabila ada)

Tunjuk silang, digunakan apabila arsip memiliki informasi

lebih dari satu pelaksanaan fungsi, arsip memiliki keterkaitan

informasi dengan berkas lainnya yang berbeda media seperti: peta,

CD, Foto, Film, dan media lain, dan terjadi perubahan nama orang

atau pegawai atau lembaga.

3) Pelabelan

Pelabelan dilakukan dengan menuliskan tanda pengenal dari

berkas menggunakan kertas label yang dilekatkan pada tab folder.


44

4) Cara Menata Arsip dalam Folder

a) Pengelompokan arsip menurut bentuk dossier.


Arsip yang saling berkaitan dalam satu kegiatan pekerjaan
disatukan dalam satu himpunan berkas. Penyusunan arsipnya
diurutkan atas dasar kronologis, yaitu tanggal arsip menurut
proses pekerjaan.

b) Pengelompokan arsip berdasarkan bentuk rubrik.


Penyusunannya diurutkan berdasarkan indeks dokumen, yaitu
apabila indeks dokumen berupa kata susunan arsip diatur
menurut abjad indeks, apabila indeks dokumen berupa angka
(nomor) susunan arsip diatur menurut angka.

c) Pengelompokan arsip menurut bentuk seri.


Arsip yang jenisnya sama (seperti produk peraturan
perundang-undangan misalnya Keputusan Menteri, Surat
Edaran Menteri), penyusuanan diatur atas dasar indeks
dokumen, yaitu nomor dan peraturan perundang-undangan
yang di susun menurut abjad indeks dokumennya.

5) Menata Sekat.

Sekat terdiri dan tiga jenis apabila perincian klasifikasi

sampai pada perincian ketiga (tersier). Perincian tersebut dimulai

dari pokok masalah, sub masalah, sub-sub masalah. Apabila

perincian arsip hanya sampai pada perincian kedua (sekunder),

maka sekat yang dipergunakan hanya dua jenis saja yaitu sekat

untuk pokok masalah dan sub masalah. Kemudian sekat diletakan

berdiri bederet secara vertikal di dalam laci-laci filling cabinet.

6) Menata Folder dalam Susunan Sekat

Folder yang berisi himpunan arsip ditempatkan pada

kedudukan keempat dibelakang sekat ketiga apabila perincian

klasifikasi sampai pada perincian ketiga. Apabila perincian kedua,

maka folder ditempatkan pada kedudukan ketiga di belakang sekat


45

kedua. Folder dalam susunan sekat dengan kode klasifiakasi yang

sama diatur berdasarkan urutan abjad title.

Contoh cara menata sekat dan folder untuk:


a) Surat/arsip dalam filling cabinet di TU UP;
b) KK III dalam kotak KK III di TU UP;
c) KK II dalam kotak KK II di penataan arsip (KK);
d) KK II dari masing-masing Unit Pengolah di tata
tersendiri (tidak disatukan).

4. Pemeliharaan Arsip Dinamis Aktif

Pemeliharaan arsip merupakan kegiatan untuk melindungi,

mengawasi, dan mengambil langkah agar arsip tetap terjamin

keselamatannya, serta menjamin kondisi fisik arsip dan lingkungan

penyimpanan arsip. Menurut Wursanto pemeliharaan arsip adalah kegiatan

yang bertujuan untuk mencegah arsip dari segala kerusakan dan

kemusnahan.48

Dalam Perka ANRI No. 9 Tahun 2018 tentang Pedoman

Pemeliharaan Arsip Dinamis Pasal 6, Pemeliharaan arsip aktif menjadi

tanggung jawab pimpinan unit pengolah pada tiap pencipta arsip.

Pemeliharaan arsip aktif dilakukan melalui kegiatan pemberkasan dan

penyimpanan arsip aktif. Pemeliharaan arsip aktif menggunakan prasarana

dan sarana kearsipan sesuai dengan standar.49

Faktor kerusakan arsip ada dua, yaitu faktor instrinsik dan faktor

ekstrinsik. Faktor instrinsik adalah penyebab kerusakan arsip yang berasal

dari arsip itu sendiri, seperti kualitas kertas, pengaruh tinta, pengaruh lem

48
Kearsipan 1, h. 220.
49
Arsip Nasional Republik Indonesia, “Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 9
Tahun 2018 Tentang Pedoman Arsip Dinamis,” Pub. L. No. 9 (2018), h. 7.
46

perekat dan sebagainya. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah penyebab

kerusakan yang berawal dari luar benda arsip, yakni lingkungan fisik,

organisme perusak dan kelalaian manusia.50

Ada beberapa faktor-faktor yang dapat menyebabkan kerusakan

arsip, yaitu: 51

a. Faktor Internal

1) Kualitas kertas
Kualitas kertas yang buruk akan mempercepat kerusakan arsip
dibandingkan dengan arsip yang memiliki kualitas kertas yang
baik.

2) Tinta
Tinta yang digunakan sebaiknya tidak mengandung reaksi-reaksi
kimia yang dapat merusak kertas, tinta yang tidak menyebabkan
kerusakan akibat reaksi kimia yaitu tinta karbon yang terbuat dari
arang hitam (langes).

3) Bahan perekat
Penggunaan bahan perekat dapat mempercepat kerusakan pada
arsip.

b. Faktor Eksternal

1) Lingkungan
Jika tempat penyimpanan arsip tingkat kelembaban udaranya
lebih dari 75% maka dapat mempercepat kerusakan arsip.

2) Sinar Matahari
Arsip yang terkena langsung sinar matahari dapat merusak kertas
dan tulisan pada kertas.

3) Debu
Jika ruangan arsip berdebu maka debu-debu yang menempel pada
kertas arsip dapat merusak arsip.

50
Suparjati, Tata Usaha Dan Kearsipan Seri Administrasi Perkantoran (Yogyakarta:
Kanisius, 2004), h. 30.
51
Sularso Mulyono, Dasar-Dasar Kearsipan (Yogyakarta: Liberty, 1985), h. 46.
47

4) Serangga dan kutu

5) Jamur dan sejenisnya.

Pemeliharaan arsip yang baik tentunya akan tetap menjaga kondisi

fisik arsip supaya tetap baik dan mencegahnya dari kerusakan. Menurut

Wursanto, agar tidak terjadi kerusakan pada arsip, pemeliharaan arsip yang

dapat dilakukan adalah dengan memperhatikan hal-hal berikut: 52

a. Pengaturan Ruangan

1) Ruangan penyimpanan arsip jangan terlalu lembab;


2) Ruangan harus terang;
3) Ruangan harus diberi ventilasi secukupnya;
4) Ruangan harus terhindar dari kemungkinan serangan api;
5) Ruangan harus terhindar dari kemungkinan serangan air (banjir);
6) Ruangan hendaknya terhindar dari kemungkinan serangan hama
/serangan perusak/pemakan kertas arsip;
7) Lokasi ruang/gedung penyimpanan arsip hendaknya bebas dari
tempat-tempat industry;
8) Ruangan penyimpanan arsip sebaiknya terpisah dari ruangan -
ruangan kantor lain;
9) Ruangan penyimpanan arsip hendaknya disesuaikan dengan
bentuk arsip yang akan disimpan di dalamnya.

b. Kebersihan

1) Kebersihan ruangan
Perlu diusahakan agar ruangan penyimpanan arsip selalu bersih
sehingga tidak mengundang timbulnya serangga
pemakan/perusak kertas arsip (kecoa, rayap, dan sebagainya).

2) Kebersihan arsip
Selalu menjaga dan merawat arsip agar tetap bersih.

c. Pemeliharaan tempat penyimpanan arsip

1) Rak arsip
Rak arsip harus dijaga keamanan dari serangan serangga, rayap
dan sebagainya.

52
Kearsipan 1, h. 220-225.
48

2) Almari arsip
Almari arsip merupakan alat penyimpanan arsip secara tertutup.
karena itu untuk memelihara dan menjaganya almari arsip harus
dibuka secara sering dan berkala agar arsip didalamnya tidak
lembab.

Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan

arsip adalah usaha-usaha yang dilakukan agar mencegah terjadinya

kerusakan pada arsip yang disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor

instrinsik dan faktor eksrinsik. Fasilitas penyimpanan arsip juga harus

diperhatikan supaya arsip tetap terjaga keberadaannya.

5. Penyusutan Arsip Dinamis Aktif

Pada dasarnya arsip yang dimiliki suatu organisasi ada yang

memiliki nilai kegunaan abadi dan ada yang memiliki kegunaan dalam

jangka waktu tertentu. Sebagian besar arsip yang disimpan oleh organisasi

memiliki nilai kegunaan dalam jangka waktu tertentu, maka dari itu arsip

harus dilakukan penyusutan supaya tidak terjadi penumpukan arsip.

Penyusutan arsip dapat berupa pemindahan dari tempat penyimpanan dan

dapat berupa pemusnahan.

Tujuan penyusutan arsip menurut Durotul Yatimah adalah: 53

a. Mendayagunakan arsip dinamis sebagai berkas kerja maupun sebagai


referensi;
b. Menghemat ruasangan, peralatan dan perlengkapan;
c. Mempercepat penemuan kembali arsip;
d. Menyelamatkan bahan bukti pertanggung jawaban.

Kegiatan penyusutan arsip menurut Sulistyo Basuki adalah

kegiatan pengurangan arsip dilakukan dengan cara sebagai berikut: 54

53
Yatimah, Kesekretariatan Modern dan Administrasi Perkantoran, h. 42.
49

a. Memindahkan arsip dinamis aktif yang memiliki frekuensi


penggunaan rendah ke penyimpanan dinamis inaktif;
b. Memindahkan arsip dinamis inaktif dari unit pengolah atau penerima
ke pusat arsip dinamis inaktif;
c. Memusnahkan arsip dinamis bila sudah jatuh waktu;
d. Menyerahkan arsip dinamis dari unit arsip dinamis inaktif ke depo
arsip statis.

Penyusutan arsip dinamis terdiri dari empat prosedur, yaitu angka

penilaian arsip dinamis, jadwal retensi arsip, dan pemindahan arsip.

a. Angka Penilaian Arsip Dinamis Aktif

Angka penilaian digunakan untuk menentukan angka penilaian

suatu arsip dan selanjutnya membandingkan dengan patokan yang

digunakan, sehingga pengelola arsip dapat menentukan langkah-

langkah yang akan dilakukan terhadap keadaan arsip yang disimpan

ditempat penyimpanan.

Semakin besar persentase angka penilaian, maka semakin baik

karena arsip-arsip tersebut masih memiliki nilai kegunaan, sebaliknya

jika semakin kecil persentase angka penilaian berarti nilai guna dari

arsip tersebut sudah menurun atau mungkin sudah tidak berguna lagi,

sehingga perlu diadakan penyusutan. Untuk arsip aktif angka

penilaian harus mencapai 5-20%.55

𝟎
R= 𝐈 𝑿𝟏𝟎𝟎

54
Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip Dinamis (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003),
h. 309.
55
Administrasi Perkantoran Modern, h, 145.
50

Dengan ketentuan:

R adalah penilaian arsip


0 adalah jumlah peminjaman arsip
I adalah jumlah arsip56

Angka penilaian arsip menurut Wursanto dapat dihitung

dengan menggunakan rumus: Berdasarkan penjelasan di atas dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi jumlah peminjaman arsip, maka

semakin tinggi nilai penilaian arsip. Angka penilaian arsip bisa

dibilang baik jika mencapai angka 5-20%.

b. Jadwal Retensi Arsip Dinamis Aktif

Arsip tidak akan selamanya disimpan, oleh karena itu

organisasi harus merumuskan jadwal retensi arsip. Jadwal Retensi

Arsip atau biasa disingkat menjadi JRA merupakan alat yang sangat

mendukung dalam pengelolaan arsip, karena dengan adanya JRA

dengan mudah akan mengetahui arsip mana yang akan disimpan

dalam jangka waktu panjang, dalam jangka waktu pendek, serta

mengetahui berapa lama arsip tersebut akan disimpan dan kapan arsip

tersebut akan dimusnahkan.57

Jadwal retensi arsip adalah daftar yang berisi jangka waktu

penyimpanan arsip yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan

arsip. Penentuan jangka waktu penyimpanan arsip (retensi arsip)

ditentukan atas dasar nilai guna tiap-tiap berkas. JRA dibuat dengan

56
Kearsipan 1, h. 90.
57
Oktarino Arizola and Elva Rahmah, “Pembuatan Jadwal Retensi Arsip (JRA) Di Kantor
Nagari Kajai Kabupaten Pasaman Barat,” Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan Dan Kearsipan, a, 2,
no. 2 (2014), h. 1-8.
51

pertimbangan yang matang dan obyektif sesuai nilai guna arsip. 58

Menurut Sulistyo Basuki jadwal retensi arsip adalah daftar yang berisi

keterangan jenis arsip dinamis, angka waktu penyimpanannya sesuai

dengan nilai gunanya, tindakan setelah jatuh waktu.59

Penilaian arsip suatu organisasi berdasarkan ALFRED, maka

bentuk jadwal retensi arsip sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Jadwal Retensi Arsip Dinamis

Golongan Arsip Umur Arsip Abadi/Dimusnahkan

Arsip Aktif Inaktif

Vital Akte - - Abadi

Pendirian - - Abadi

Akte Tanah

Penting Laporan 5 th 25 th Dimusnahkan

Keuangan 5 th 25 th Dimusnahkan

Cek Bebas

Berguna Neraca 2 th 10 th Dimusnahkan

Laporan 2 th 10 th Dimusnahkan

Tahunan

Tidak Undangan 1 bln - Dimusnahkan

Berguna Pengumuman 1 bln - Dimusnahkan

58
Endang Wahyulestari, “Penaksiran Dan Retensi Arsip Dinamis,” 2018,
https://staff.blog.ui.ac.id/tari05/files/2018/05/Appraisal-dan-Retensi-Arsip-by-Endang-W.pdf.
59
Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip Dinamis, h. 309.
52

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Jadwal

Retensi Arsip (JRA) adalah daftar yang berisi jangka waktu

penyimpanan arsip, dan untuk menilai kegunaan arsip apakah akan

dimusnahkan atau dipermanenkan dan dipergunakan sebagai pedoman

penyusutan arsip.

c. Pemindahan Arsip Dinamis Aktif

Pemindahan arsip dinamis adalah kegiatan memindahkan arsip

dinamis aktif yang frekuensi penggunaannya sudah menurun atau

sudah tidak dibutuhkan dalam kegiatan organisasi sehari-hari dan

berubah menjadi arsip dinamis inaktif, kemudian arsip dinamis inaktif

yang tidak dimusnahkan akan diserahkan ke depo arsip dan namanya

berubah menjadi arsip statis. Arsip dinamis inaktif yang akan

dipindahkan dicatat pada daftar arsip dinamis inaktif yang didasarkan

atas dasar berkas yang dicatat ialah badan korporasi yang

memindahkan, judul berkas, tanggal bulan, dan tahunnya, bentuk fisik

arsip dinamis, volume dalam meter kubik. Pemindahan dilakukan

dengan cara membuat berita acara pemindahan.60

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pemindahan arsip dinamis adalah kegiatan memindahkan arsip

dinamis aktif yang sudah jarang dipakai oleh pencipta arsip dalam

pelaksanaan kegiatan administrasi.

60
Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip Dinamis, h. 313.
53

d. Pemusnahan Arsip Dinamis Aktif

Pemusnahan arsip adalah kegiatan menghancurkan arsip yang

sudah tidak digunakan lagi oleh pencipta arsip. Pemusnahan arsip

menurut Barthos adalah kegiatan menghancurkan fisik arsip yang

fungsinya sudah mulai menurun dan juga sudah tidak memiliki nilai

guna. Penghancuran tersebut harus dilaksanakan secara total yaitu

dengan cara membakar habis, dicacah atau dengan cara lain sehingga

tidak dapat dikenal baik isi maupun bentuknya.61

Metode Pemusnahan arsip meliputi pencacahan, pembakaran,

pemusnahan kimiawi dan pembuburan sebagai berikut:62

1) Pencacahan

Pencacahan adalah metode pemusnahan yang paling sering

digunakan di Indonesia dalam pemusnahan dokumen dan

mikrofilm. Alat pencacah (shredder) ini merupakan sebuah gawai

mekanis yang menggunakan berbagai metode untuk memotong,

menarik, dan merobek kertas menjadi potongan-potongan kecil.

2) Pembakaran

Pembakaran adalah metode pemusnahan arsip dengan cara

membakar dokumen yang akan dimusnahkan. Kini metode

pembakaran dianggap tidak bersahabat dengan lingkungan.

61
Basir Barthos, Manajemen Kearsipan Untuk Lembaga Negara, Swasta, Dan Perguruan
Tinggi (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 105.
62
Basuki, Pengantar Kearsipan, h. 106.
54

3) Pemusnahan Kimiawi

Pemusnahan kimiawi adalah pemusnahan arsip dengan

menggunakan bahan kimiawi untuk melunakkan kertas dan

melenyapkan tulisan, termasuk mikrofilm. Pemusnahan kimiawi

lebih hemat dibanding pencacahan.

4) Pembuburan

Pembubaran atau pulping merupakan metode pemusnahan

dokumen rahasia yang ekonomis, aman, nyaman, dan tak

terulangkan. Dokumen yang akan dimusnahkan dicampur dengan

air, kemudian dicacah lalu dialirkan melalui saringan dan hasilnya

merupakan lapisan bubur.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemusnahan

arsip adalah kegiatan menghancurkan arsip yang sudah tidak memiliki

nilai guna dan pemusnahan arsip bisa dilakukan dengan cara

pencacahan, pembakaran, pemusnahan kimiawi dan pembuburan.

6. Petugas Kearsipan

Dalam pengelolaan arsip dilakukan oleh petugas arsip biasanya

disebut arsiparis. Mengingat begitu pentingnya petugas kearsipan, maka

untuk menjadi petugas kearsipan yang baik diperlukan beberapa syarat,

yaitu ketelitian, kecerdasan, kecekatan, kerapihan.63

Menurut A.W. Widjaja, terdapat beberapa syarat yang harus

dipenuhi oleh kearsipan, yaitu:

63
The Liang Gie. Administrasi Perkantoran Modern. (Yogyakarta: Liberty. 1996), h. 150
55

a. Memiliki pengetahuan umum, terutama yang menyangkut masalah

surat menyurat dan arsip.

b. Memiliki pengetahuan tentang seluk beluk instansinya, yakni

organisasi beserta tugas-tugasnya dan pejabat-pejabatnya.

c. Memiliki pengetahuan khusus tentang tata kearsipan.

d. Memiliki keterampilan untuk melaksanakan teknik tata kearsipan

yang sedang dijalankan.

e. Berkepribadian yakni, memiliki ketekunan, kesabaran, ketelitian,

kerapihan, kecekatan, kecerdasan, kejujuran, serta loyal dan dapat

menyimpan rahasia organisasi.64

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk

menjadi seorang petugas kearsipan harus mempunyai keterampilan atau

keahlian dalam bidang kearsipan, tekun dalam melkasanakan tugasnya,

kreatif, tidak mudah bosan, mampu memegang atau menyimpan rahasia

kantor, ramah, sopan, santun, mampu mengadakan hubungan dengan

semua pihak, teliti, penuh kesabaran, jujur, dan penuh rasa tanggung

jawab.

D. Penelitian Terdahulu

Menurut penenulusaran penulis, telah ada beberapa penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya mengenai pengelolaan arsip, diantaranya :

64
A.W. Widjaja. Administrasi Kearsipan Suatu Pengantar. (Jakarta: PT Raja Grafindo,
1993), h. 104
56

1. Skripsi yang pertama yaitu Pengelolaan Arsip Dinamis Inaktif di Unit

Kearsipan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak Gas

Bumi “LEMIGAS” yang disusun oleh Gema Pertiwi Syafrianti Putri

mahasiswi Fakultas Adab dan Humaniora Program Studi Ilmu

Perpustakaan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2014. Penelitian ini membahas tentang pengelolaan arsip dinamis

inaktif di unit kearsipan PPPTMGB “LEMIGAS” bertujuan untuk

mengetahui pengelolaan arsip inaktif di unit kearsipan dari tahap

pemindahan sampai tahap penyusutan arsip. Persamaan antara penelitian

tersebut dengan penelitian sekarang adalah sama-sama meneliti

pengelolaan arsip dinamis. Metode penelitian juga sama, menggunakan

pendekatan kualitatif, menggunakan teknik wawancara dan observasi.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian sekarang dari segi lokasi

tempat penelitian, penelitian yang dilakukan oleh Gema Pertiwi di

PPPTMGB “LEMIGAS”, sedangkan penulis melakukan penelitian di

Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta. Tujuan dari penelitian Gema Pertiwi

yaitu untuk mengetahui proses pengelolaan arsip dinamis inaktif, berbeda

dengan penulis, tujuannya untuk mengetahui gambaran pengelolaan arsip

dinamis aktif.

2. Skripsi yang kedua yaitu Pengelolaan Arsip Dinamis Pada Kantor

Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Yogyakarta yang disusu oleh

Siwi Indarwati mahasiswi Program Studi Pendidikan Administrasi

Perkantoran Jurusan Pendidikan Administrasi Fakultas Ekonomi


57

Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengelolaan arsip dinamis, hambatan-hambatan dalam

pelaksanaan pengelolaan arsip dinamis, upaya dalam mengatasi hambatan

pengelolaan arsip dinamis di Kantor Kecamatan Gamping Sleman

Yogyakarta. Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut yaitu

sama-sama meneliti pengelolaan arsip dinamis. Metode penelitian juga,

menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Perbedaannya terletak pada lokasi, peneliti melakukan penelitian di

Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta, berbeda dengan Siwi Indarwati yang

melakukan penelitian di Kantor Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman

Yogyakarta. Tujuannya pun berbeda, penelitian yang sudah dilakukan

bertujuan untuk mengetahui pengelolaan arsip dinamis, sedangkan peneliti

lebih kepada arsip dinamis aktif.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengambil penelitian deskriptif

dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai gambaran umum

dari pengelolaan arsip dinamis aktif. Penelitian deskriptif merupakan

penelitian yang mendeskripsikan dan memberi penjelasan mengenai

keadaan yang terjadi di lapangan seperti apa adanya.65 Penelitian deskriptif

memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat

penelitian berlangsung.66 Penelitian deskriptif ini digunakan untuk

menggambarkan pengelolaan arsip dinamis aktif di bagian tata usaha

MAN 2 Jakarta.

2. Pendekatan Penelitian

Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan

penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang

bertujuan untuk mengetahui “makna” (meaning) yang sebenarnya di balik

fakta-fakta.67 Pendekatan yang menghasilkan data-data deskriptif, bukan

angka-angka melainkan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

65
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h. 60.
66
Dr. Juliansyah Noor, Metode Penelitian (Jakarta: Prenamedia Group, 2011), h. 35.
67
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 2009) , h.32

58
59

orang yang dapat diamati sesuai dengan pendapat orang-orang dan

perlaku, tanpa mengurangi maksudnya.68

B. Pemilihan Informan

Dalam penelitian kualitatif, informan adalah orang yang dipilih

langsung oleh penulis untuk memberikan informasi mengenai topik yang

diteliti. Semakin banyak wawancara, pengamatan dan dokumen yang

diperoleh, maka semakin bervariasi pula bukti yang akan terkumpul dan yang

ditemukan.

Informan memiliki peranan penting sebagai individu yang memiliki

informasi. Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan

memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian.69

Pemilihan informan bertujuan untuk memberikan informasi yang

terlengkap sehingga penulis mendapatkan informasi yang lengkap dalam

penulisan penelitian. Dalam melakukann penelitian, peneliti harus cermat

dalam memilih orang-orang yang akan diwawancarai (informan).70

Informan tersebut dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1. Orang yang benar-benar mengetahui dan bertanggung jawab terhadap

pengelolaan arsip dinamis aktif di bagian tata usaha MAN 2 Jakarta.

68
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 8
69
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2009), h. 108
70
Emzir. Analisis Dara: Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali Pers, 2011),
h. 53
60

2. Orang yang memahami tentang pengelolaan arsip dinamis aktif di bagian

tata usaha MAN 2 Jakarta

Berdasarkan kriteria tersebut, maka informan dalam penelitian ini

berjumlah 2 orang, yaitu:

Tabel 3. 1 Pemilihan Informan

No Nama Informan Jabatan


1 Erni Julia, S.E (EJ) Kepala Tata Usaha
2 Fadillah, S.Pd (FD) Staff Tata Usaha

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam

metode ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan akan digunakan

untuk memperoleh data yang dibutuhkan agar dapat menunjang suatu

penelitian, maka dari itu penulis menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari

lapangan atau tempat penelitian tanpa prantara.71 Sumber data tersebut

diperoleh dengan mengamati dan mewawancarai. Penulis menggunakan

data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang pengelolaan arsip,

layanan, dan tenaga bagian tata usaha Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta.

Data tersebut diperoleh dengan cara sebagai berikut:

71
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan Praktis
(Jakarta: STIA-LAN, 1999), h.86.
61

a. Observasi

Peneliti melakukan observasi untuk melihat gambaran kejadian

atau peristiwa yang terjadi dilapangan dan untuk menjawab pertanyaan.

Observasi adalah sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian. Hal ini

dilakukan dengan harapan dapat memperoleh data yang lengkap dan

dapat membantu penelitian ini. Peneliti berperan sebagai pengamat

yang mencoba mempelajari dan memahami hal-hal yang terjadi dan

berkenan dengan objek penelitian. Observasi yang dilakukan oleh

peneliti di lapangan bertujuan untuk mengetahui atau menjawab

rumusan masalah mengenai pengelolaan arsip dinamis aktif di bagian

Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta. Pengelolaan tersebut meliputi

penciptaan arsip, pendistribusian arsip, penggunaan arsip, pemeliharaan

arsip, hingga penyusutan arsip.

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan untuk menemukan permasalahan penelitian dan mengetahui

hal-hal dari responden secara lebih mendalam. Dalam penelitian ini

penulis melakukan wawancara untuk mengetahui pengelolaan arsip

dinamis aktif dan kendalanya dengan mewawancarai para informan

yang telah disebutkan diatas.


62

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari

sumbernya.72 Dan data ini biasanya diambil dari dokumen-dokumen

(laporan, karya tulis, koran dan majalah). Penulis menggunakan data

sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang

telah dikumpulkan.

a. Dokumentasi

Penelitian ini penulis mengumpulkan data melalui dokumen-

dokumen yang terdapat di Bagian Tata Usaha yang berupa catatan

masuk dan surat keluar, dan foto-foto yang penulis ambil sendiri

setelah mendapatkan izin dari pihak Madrasah Aliyah Negeri 2

Jakarta dengan tujuan sebagai bahan bukti dan data yang diperlukan

dalam penyusunan skripsi ini.

b. Kajian Pustaka.

Mengumpulkan data dan informasi dengan memanfaatkan

literatur-literatur yang tersedia sebagai pedoman dalam menemukan

informasi yang relevan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan teori

pendukung pada penelitian ini meliputi artikel, buku, internet, bahan

referensi,dan lain lain.

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah semua data diperoleh melalui wawancara dan observasi

terhadap informan, penulis akan menganalisis data yang diperoleh dengan

72
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan Praktis
(Jakarta: STIA-LAN,1999), h.87.
63

teknik analisis data. Menurut Tripp dalam bukunya Basrowi dan Suwandi

bahwa analisis data merupakan proses mengurai (memecah) sesuatu kedalam

bagian-bagiannya. Terdapat tiga langkah penting dalam analisis data yaitu

identifikasi apa yang ada dalam data, melihat pola, dan membuat interpretasi.

Teknik analisis data mempunyai 3 tahapan, yaitu: 73

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan dan penyederhanaan

data-data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan kajian

pustaka mengenai pengelolaan arsip dan temu kembali arsip dinamis di

Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta. Penulis akan memilih data yang

diperoleh dari lapangan, dengan memilih hal-hal yang pokok. Dengan

demikian data yang telah dipilih akan memberikan gambaran yang jelas.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan kegiatan penyajian dan penggabungan

informasi-informasi yang sudah didapat dalam bentuk narasi. Dalam

penyajian data ini penulis akan menyajikan data berupa dalam bentuk teks

yang bersifat naratif dengan uraian singkat tanpa harus mengurangi

maknanya.

3. Penarikan Kesimpulan

Setelah dilakukan reduksi dan penyajian data, maka tahap

selanjutnya adalah penarikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian

yang disajikan dalam bentuk narasi. Maka penulis membuat kesimpulan

73
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),
h. 192.
64

yang berasal dari data yang diperoleh dan kemudian akan disajikan dalam

bentuk naratif.

E. Tempat dan Jadwal Penelitian

Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta merupakan lembaga pendidikan

yang berada di naungan Kementerian Agama RI, yang membantu

meningkatkan pendidikan yang ada di Indonesia. Dalam kegiatannya sehari-

hari Madrasyah Aliyah Negeri 2 Jakarta terutama pada bagian tata usaha

menghasilkan berbagai macam dokumen atau arsip dari arsip dinamis yang

diciptakan maupun diterima.

Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Tata Usaha Madrsah Aliyah

Negeri 2 Jakarta selama 7 bulan (Desember 2016 – Juli 2017) dengan

perincian sebagai berikut:


65

Tabel 3. 2 Jadwal Penelitian

2016 2017 2018 2019


No Sep Agu Jan Agu Okt Feb
Kegiatan
. - Des - - - - Jan -
Nov Des Jul Des Des Mei
1 Observasi Awal,
Penyerahan Proposal
Skripsi dan Dosen
Pembimbing
2 Pelaksanaan
Bimbingan Skripsi
3 Pengumpulan
Literatur Skripsi
4 Pelaksanaan
Penelitian Observasi
dan Wawancara
5 Analisis Data
Penelitian
6 Penyerahan Skripsi
7 Sidang Skripsi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta74

1. Sejarah Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta

Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta adalah lembaga pendidikan

yang setingkat dengan Sekolah Menengah Umum lainnya yang berciri

khas Islam di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Jakarta pada awalnya bernama

Pendidikan Pegawai Urusan dan Peradilan Agama Negeri (PPUPAN).

PPUPAN ini berdiri pada tahun 1960 yang berlokasi di Mampang

Prapatan, dan tahun 1968 direlokasi ke Pondok Pinang Jakarta Selatan.

Selanjutnya, pada tahun 1978 dari PPUPAN menjadi MAN 2 Pondok

Pinang Jakarta Selatan.

Pada tahun 1981, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 tersebut

direlokasikan ke Komplek Yayasan Masjid PB. Soedirman Cijantung

Jakarta Timur. Kemudian pada Tahun 1991 direlokasi ke Jalan Penganten

Ali RT 001/06 No. 112 Ciracas Jakarta Timur.

Mulai tahun pelajaran 1994/1995, MAN 2 Jakarta secara penuh

telah melaksanakan Kurikulum Baru 1994 dan pada Tahun Pelajaran

1996/1997 kelas III merupakan siswa yang pertama kali yang

melaksanakan EBTANAS dengan kurikulum 1994 dengan

Program/Jurusan yang ada ialah Program Bahasa, IPA dan IPS selain itu

74
Man2jakarta.sch.id

66
67

dibuka pula program untuk keterampilan yang meliputi: Tata Busana,

Otomotif, AC/kulkas, dan Desain Grafis.

Pada tahun 2004-2007, MAN 2 Jakarta sudah menerapkan sistem

pembelajaran yang berbasis kompetensi yang berpedoman pada

Kurikulum 2004 dimulai dari kelas X (Sepuluh). Pada tahun 2009 MAN 2

Jakarta mulai menerapkan SKS dan sistem moving class. Seluruh kelas

telah dilengkapi dengan AC, Projector dan akses internet.

Dan pada tahun Pelajaran 2010-2011, MAN 2 Jakarta membuka 1

kelas RKI (Rintisan Kelas Internasional) jurusan IPA yang merupakan

implementasi dari kerjasama MAN 2 Jakarta dengan sister schoolnya yaitu

OLSH (Our Lady of The Sacred Heart) College Adelaide melalui program

BRIDGE Project yang didukung oleh Kementerian Agama RI dan

Pemerintah Australia. Sehingga saat ini program yang tersedia di MAN 2

Jakarta adalah :

a. Program IPA RKI

b. Program IPA

c. Program IPS

d. Program Bahasa

e. Program Keagamaan
68

2. Visi dan Misi Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta

Visi dan misi Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta sebagai berikut:


a. Visi

Terwujudnya Pendidikan Berkarakter Islami, Kreatif, Mandiri,

Unggul, dan Berwawasan Internasional.

b. Misi

1) Menciptakan lingkungan dan perilaku berbasis religious,

berbudaya, dan karakter bangsa.

2) Menyelenggarakan pendidikan dan bimbingan yang menyenangkan

secara professional.

3) Mengembangkan kemempuan bakat, minat dan kreativitas peserta

didik.

4) Menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi akademik dan

non-akademik tinggi sehingga mampu bersaing secara nasional

dan global.

5) Meningkatkan SDM dengan penguasaan TIK dan bahasa asing,

baik peserta didik, pendidik, maupun tenaga kependidikan.

6) Melakasanakan komitmen atas tugas pokok dan fungsi peserta

didk, pendidik, dan tenaga kependidikan.

7) Meningkatkan loyalitas terhadap MAN 2 Jakarta dan lembaga

terkait.

8) Meningkatkan kepedulian alumni terhadap MAN 2 Jakarta

sebagai almamaternya.
69

3. Tujuan Madrasah Aliyah Negeeri 2 Jakarta

a. Mempersiapkan peserta didik yang cerdas, bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

b. Menanamkan kepada peserta didik sikap ulet dan gigih dalam

berkompetisi, beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan

sikap sportivitas.

c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar

mampu bersaing dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi.

d. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang

berkepribadian, cerdas, berkualitas dan berprestasi.

e. Menumbuhkan semangat tenaga pendidik dan kependidikan dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab.

f. Membekali peserta didik agar memiliki keterampilan teknologi

informasi dan komunikasi serta mampu mengembangkan diri secara

mandiri.

g. Menumbuhkan kepercayaan dan kepedulian alumni untuk

bekerjasama dan berperan aktif dalam mewujudkan nama besar

madrasah.

4. Personalia Tata Usaha Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta

Staf tata usaha Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta yang ada saat ini

berjumlah 21 orang, yang terdiri dari 1 orang kepala tata usaha, 12


70

karyawan, 5 orang pesuruh, dan 3 orang satuan pengamanan, seperti table

berikut:

Tabel 4. 1 Staf Tata Usaha Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta

No. Jabatan PT / PNS PTT/Honorer Jumlah

1. Kepala Tata Usaha 1 - 1


2. Karyawan 10 7 17
3. Satuan Pengamanan 1 2 3
Jumlah 12 9 21
71

5. Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta

Tabel 4. 2 Struktur Organisasi Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta

Kepala MAN 2 Jakarta


Dra. Hj. Nurlaelah, M.Pd
Bendahara Pengeluaran
Tenaga Administrasi Dwi Kristianingsih, SE
Kepegawaian
Tina Rizkiyah Penyusun Laporan Keuangan
Partinah, SE
Pengadministrasi Kepala Tata Usaha
Kepegawaian Erni Julia, SE Pengadminstrasi Pelayanan
Mukidi, SE Kerumah Tanggaan
Muhammad Munawar
Pengadministrasi SMU
Tenaga Administrasi
Siti Suryani Perpustakaan
Ahmad Dailani

Pengadministrasi Surat Pengadministrasi Belanja


Operasional Pendidikan
Fadillah, S.Pd
Imam Sudrajat, S.Kom

Pengelola BMN Operator KJP. Emis, Bio UN


Ahmad Bahari, S.Ag Nur Setiyono, SIP

6. Lokasi Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta

Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakata terletak di Jalan Penganten Ali

nomor 112 Kelurahan Ciracas Kecamatan Ciracas Kota madya Jakarta

Timur Prvinsi DKI Jakarta kode pos 13740.


72

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, penulis akan memaparkan hasil

penelitian yang diproleh melalui wawancara. Adapun hasil penelitian

diperoleh, sebagai berikut:

1. Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Bagian Tata Usaha MAN 2


Jakarta

Dalam pengelolaan arsip di suatu unit kearsipan baik di lingkungan

pemerintah maupun swasta tentunya mengacu pada satu pedoman yang

telah ditetapkan oleh lembaga yang dinaunginya. Begitu pula Bagian Tata

Usaha MAN 2 Jakarta yang juga berperan sebagai unit kearsipan mengacu

pada Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016

Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Pada Kementrian Agama.

Pernyataan tersebut sesuai dengan wawancara dengan Kepala Tata

Usaha MAN 2 Jakarta, yaitu :

“Disini kita mengacu kepada pedoman yang diberikan oleh


Kementerian Agama yaitu : Keputusan Menteri Agama Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Pedoman Tata Naskah
Dinas pada Kementerian Agama yang kita gunakan di MAN 2
Jakarta dalam hal pengelolaan arsip dinamis”.75

Pedoman tersebut di implementasikan oleh Bagian Tata Usaha

MAN 2 Jakarta dalam pengelolaan arsip dinamis yang dimiliki.

Pada Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta terdapat ragam dan jenis

arsip dimanis aktif yang dikelola. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan

dari salah satu informan tentang ragam arsip dinamis aktif yang dikelola

oleh Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta yaitu:

75
Wawancara Pribadi dengan EJ Jakarta, 1 November 2018
73

“Arsip dinamis yang tercipta disini lumayan beragam, tapi yang


lebih dominan diutamakan yaitu arsip berkas surat keterangan,
surat rekomendasi, surat permohonan dan surat undangan,
memo, hasil seminar, foto kegiatan dan laporan yang sifatnya
tercetak, seperti surat masuk surat keluar dan sebagainya.”76

Berdasarkan jawaban wawancara dengan informan, arsip dinamis

akrif yang telah diciptakan oleh Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta

meliputi: surat-surat (surat keterangan, surat rekomendasi, surat

permohonan dan surat undangan), memo, hasil seminar, foto kegiatan dan

laporan yang sifatnya tertulis.

Pengelolaan arsip dinamis aktif yang dilakukan oleh Bagian Tata

Usaha MAN 2 Jakarta memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Penciptaan dan Penerimaan

Tahap awal yang dilakukan dalam pengelolaan arsip dinamis

aktif yaitu penciptaan dan penerimaan. Pada bagian Tata Usaha MAN

2 Jakarta telah menciptakan dan menerima beberapa jenis arsip

dinamis aktif yang berasal dari dalam maupun luar instansi.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan tanggal 1 November

2018 pada Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta adalah sebagai berikut:

Elektronik : Format excel


Buku Daftar Arsip Elektronik (file) dan tercetak
Tercetak : Buku

Dalam penciptaan arsip yang dilakukan oleh internal MAN 2

Jakarta memiliki prosedur sebagaimana hasil wawancara berikut ini :

76
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
74

“Kalau proses penciptaan arsip dinamis aktif yang


dilakukan oleh internal disini kita buat dengan komputer,
kita tentukan terlebih dahulu konsep surat yang akan kita
buat, seperti surat keluar, surat keterangan, surat
permohonan, memo, laporan dan lain-lainnya. Setelah itu
kita print/cetak, diberikan nomor surat keluar dan nomor
klasifikasinya. lalu kita serahkan ke pimpinan yang
berwenang untuk ditandatangan/pendisposisian dan
digandakan. Kemudian kita beri stempel instansi dan surat
keluar yang asli kita arsipkan/simpan. Barulah setelah itu
arsip tersebut dapat dikirim kepada instansi atau
perorangan yang dimaksud.”77

Prosedur yang dilakukan dalam penciptaan arsip di Bagian

Tata Usaha MAN 2 Jakarta melalui proses penciptaan arsip dinamis

aktif yang dilakukan oleh internal. Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta

membuat konsep surat dengan komputer, seperti surat keluar, surat

keterangan, surat permohonan, memo, laporan. Kemudian dicetak

diberikan nomor surat keluar dan nomor klasifikasinya. Setelah itu

diserahkan ke pimpinan yang berwenang untuk

ditandatangan/pendisposisian dan digandakan. Selanjutnya beri

stempel instansi dan surat keluar yang asli kita arsipkan/simpan.

Barulah setelah itu arsip tersebut dapat dikirim kepada instansi atau

perorangan yang dimaksud.

Pada tahap penciptaan arsip dinamis aktif, bagian Tata Usaha

MAN 2 Jakarta juga memiliki prosedur penerimaan surat dari instansi

luar. Pemeriksaan kebenaran instansi pengirim, instansi yang ditunjuk,

77
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
75

kebenaran alamat instansi yang dituju dan lain sebagainya,

sebagaimana hasil wawancara berikut ini:

“Proses penerimaan arisp dinamis aktif di sini yaitu saat


surat datang kemudian surat tersebut kita periksa
kebenaran instansi dan alamat tertuju/yang dimaksud, sifat
surat tersebut serta kelengkapannya (lampiran). Untuk
surat yang bersifat rahasia akan ditangani oleh petugas
khusus dan disampaikan langsung oleh yang dituju. Surat-
surat yang bersifat penting dan biasa setelah diterima kita
beri stempel tanggal penerimaan suratnya. Setelah itu kita
catat di buku induk dan diinput pada komputer
menggunakan Ms Excel. Surat masuk asli tersebut kita
serahkan ke pimpinan bersamaan dengan lampiran lembar
disposisi. Setelah didisposisi oleh pimpinan, barulah
setelah itu kita gandakan dan di scan untuk di simpan di file
komputer. Surat yang telah digandakan lalu kita berikan ke
unit yang dituju untuk ditindaklanjut.”78

Hal senada juga diungkapkan oleh staf tata usaha,

sebagaimana hasil wawancara berikut ini:

“Kalau disini jika ada pengurusan surat masuk kita terima,


lalu kita kelaskan surat tersebut perihal apa lalu kita catat
di buku surat masuk, baru kita distribusikan dan beri
pengarahan untuk disimpan dalam arsip, tapi kalau surat
keluar disini kita alur pertamanya kita buat konsep
suratnya seperti apa dan ada proses penyetujuan surat
keluarnya lalu kita beri nomor surat dan kita catat lalu kita
distribusikan tapi kita copy terlebih dahulu satu untuk arsip
disini.”79

Berdasarkan jawaban para informan, prosedur penerimaan

surat masuk yang dilaksanakan oleh Bagian Tata Usaha MAN 2

adalah ketika surat diterima kemudian surat tersebut diperiksa

kebenaran instansi dan alamat yang dituju, sifat surat tersebut serta

kelengkapannya (lampiran). Untuk surat yang bersifat rahasia akan

78
Wawancara Pribadi dengan EJ Jakarta, 1 November 2018
79
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
76

ditangani oleh petugas khusus dan disampaikan langsung oleh yang

dituju. Surat-surat yang bersifat penting dan biasa setelah diterima

diberi stempel tanggal penerimaan suratnya. Setelah itu dicatat di

buku induk dan diinput pada komputer menggunakan Ms Excel. Surat

masuk asli tersebut diserahkan ke pimpinan bersamaan dengan

lampiran lembar disposisi. Setelah didisposisi oleh pimpinan, barulah

setelah itu digandakan dan di scan untuk di simpan di file komputer.

Surat yang telah digandakan diberikan ke unit yang dituju untuk

ditindaklanjut.

b. Pendistribusian

Proses pencipataan arsip dinamis aktif berkaitan dengan proses

pendistribusian, baik secara internal maupun eksternal, seperti

jawaban dari staff Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta sebagai berikut:

“Proses pendistribusian arsip disini setelah surat


digandakan surat tersebut didistribusikan/diserahkan
kepada yang bersangkutan dan kita catat pada buku
ekspedisi sebagai bukti penyerahan surat tersebut.”80

Dari pernyataan informan di atas, proses pendistribusian arsip

yang ada di bagian tata usaha MAN 2 Jakarta surat digandakan

kemudian diarsipkan, dan kemudian pendistribusian dilakukan

memakai buku ekspedisi untuk dilanjutkan kepada unit yang

bersangkutan. Adapun proses pendistribusian yang dilakukan oleh

Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta yaitu:

1) Pencatatan

80
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
77

Surat yang diciptakan maupun yang diterima perlu terdata

dan tercatat dengan baik dan terperinci. Dalam hal ini bagian Tata

Usaha MAN 2 Jakarta memiliki cara pencatatan surat yaitu

berdasarkan buku agenda surat masuk maupun surat keluar.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, yaitu:

“Kalau buku agenda secara fisik ya kita ada, itu kita


punya baik buku agenda surat masuk maupun buku
agenda surat keluar. Jadi setiap surat yang masuk pasti
akan kita catat secara manual, maupun secara digital di
Ms. Excel.”81

Dari jawaban informan di atas dapat diketahui terkait

dengan pencatatan arsip di Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta ada

buku agenda secara fisik. Ada buku agenda surat masuk maupun

buku agenda surat keluar. Setiap surat yang masuk pasti akan catat

secara manual, maupun secara digital di Ms. Excel.

2) Pengkategorian

Pengkatagorian atau klasifikasi arsip dinamis dilakukan

agar arsip dinamis aktif yang dimiliki dapat dikelompok dan

diseragamkan berdasarkan panduan/pedoman pengklasifikasian

arsip. Penulis mengajukan pertanyaan mengenai buku pedoman

atau pengklasifikasian yang digunakan, dan diperoleh hasil

wawancara sebagai berikut:

“Buku pedomannya salah satu nya itu tentang petunjuk


pelaksanaan kearsipan departemen agama RI yang

81
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
78

memuat informasi mengenai perihal tentang klasifiaksi


arsip dinamis aktif seperti itu” 82

Dari pernyataaan informan di atas, arsip dinamis aktif di

MAN 2 Jakarta menggunakan pedoman pengkategorian atau

pengklasfikasian yang di keluarkan oleh Kementerian Agama yaitu

tentang petunjuk tentang pelaksanaan kearsipan. Seperti contoh:

Gambar 4. 1 Contoh Penomoran Surat


Penjelasan nomor : B.1198/Ma.09.2/PP.006/11/2018

B : Kode derajat pengamanan surat dinas

1198 : Nomor urut dalam satuan tahun

Ma : Kode jabatan Menteri Agama

PP.006 : Kode klasifikasi surat

11 : Bulan ke-11 (ditulis dalam dua digit)

2018 : Tahun terbit

c. Pengarahan

Pengarahan surat dilakukan untuk menentukan arah surat yang

akan disampaikan, baik yang disampaikan kepada pimpinan dan yang

akan disampaikan kepada pengolah. Hal ini juga dipertegas dengan

pernyataan informan yaitu:


82
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
79

“Pengarahan surat disini pertama mencatat surat penting


menggunakan lembar disposisi rangkap 2, kemudian kita
menyampaikan kepada pimpinan unit, selanjutnya kita
mengarahkan surat ke unit pengolah surat, meminta paraf
tanda terima dari petugas pada lembar disposisi rangkap 2,
dan menyimpan lembar disposisi 2 pada TU unit pengolah
sesuai tanggal penyelesaian.”83

Berdasarkan hasil wawancara informan di atas dapat diketahui

bahwa pengarahan surat disini pertama mencatat surat penting

menggunakan lembar disposisi rangkap 2, kemudian menyampaikan

kepada pimpinan unit, selanjutnya megarahkan surat ke unit pengolah

surat, meminta paraf tanda terima dari petugas pada lembar disposisi

rangkap 2, dan menyimpan lembar disposisi 2 pada TU unit pengolah

sesuai tanggal penyelesaian.

d. Penyampaian

Penyampaian surat dilakukan agar surat tersebut segera

ditindak lanjuti oleh unit pengolah. Berdasarkan hasil wawancara

dengan informan sebagai berikut:

“Disini kita menyampaikan surat asli beserta kartu kendali


atau lembar pengantar dari unit pengolah ke unit kearsipan,
kemudian kita minta paraf ke petugas unit kearsipan
selanjutnya kita mengambil kartu kendali untuk disimpan pada
unit pengolah.”84

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dapat

disimpulkan surat asli beserta kartu kendali atau lembar pengantar dari

unit pengolah ke unit kearsipan, kemudian meminta paraf ke petugas

83
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
84
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
80

unit kearsipan pada kartu kendali. Dan mengambil kartu kendali untuk

disimpan pada unit pengolah.

e. Pengiriman

Setelah surat yang telah dibuat yang ditujukan kepada pihak

eksternal sebelum dilakukan pengiriman terdapat beberapa tahapan-

tahapan seperti penjelasan informan sebagai berikut:

“Tahapan pengriman surat disini sih cuman menyiapkan


amplop berkop, terus kita masukan nomor dan alamat tujuan
pada amplop, memeriksa kelengkapan surat, masukin surat
dalam amplop, selanjutnya dikirim sesuai alamat yang
dituju.”85

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat

disimpulkan tahapan pengiriman surat menyiapkan amplop berkop,

masukan nomor dan alamat yang dituju, memeriksa kelengkapan

surat, memasukan surat kedalam amplop dan mengirimkan surat

sesuai alamat yang dituju.

f. Penyimpanan

Organisasi/lembaga dapat menggunakan beberapa asas

penyimpanan arsip dinamis berdasarkan besar atau kecil suatu

organisasi/lembaga tersebut. Mengenai azas yang digunakan oleh Tata

Usaha MAN 2 Jakarta, diproleh hasil wawancara sebagai berikut:

“Kalau disini berkas yang masih suka disimpan disetiap


bagiannya atau bidangnya tersendiri karena kan masih
suka digunain, terus kita juga nyimpen arsip softcopynya di
sistem kita ya secara umum disimpan dibagian arsip. jadi
kita butuh tuh 3 orang yang satu untuk kesana copyannya
lalu yang arsip satunya disimpan dibidangnya yang buat,

85
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
81

lalu yang kita simpan disistem arsip kita, lebih banyak


bagian arsip sih yang simpan.”86

Azas penyimpanan yang digunakan untuk arsip dinamis aktif

di MAN 2 Jakarta adalah azas desentralisasi, yaitu penyimpanan yang

dilakukan oleh masing-masing unit yang berada di MAN 2 Jakarta.

Hal tersebut dilakukan karena arsip dinamis aktif masih digunakan

untuk referensi atau rujukan kegiatan operasional jangka waktu yang

terbilang belum lama dilakukan.

Gambar 4. 2 Lemari Penyimpanan Arsip

Penyimpanan salah satu kegiatan menata dan menyusun arsip

secara sistematis sehingga mudah, cepat dan akurat pada saat

dibutuhkan. Dalam hal ini penulis menanyakan mengenai sistem

penyimpanan arsip dinamis aktif di Bagian Tata Usaha MAN 2

Jakarta, berikut pernyataan yang diberikan informan:

“Sistem penyimpanan yang kita gunakan disini


menggunakan sistem subjek/perihal. ketika ada yang butuh
kita tinggal carikan, kita panggil berdasarkan perihal di
pencarian keluar.”87

86
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
87
Wawancara Pribadi dengan EJ Jakarta, 1 November 2018
82

Hal senada juga diungkapkan oleh Staf Bagian Tata Usaha

yang mengelola arsip masuk dan keluar di lingkup Bagian Tata Usaha

Man 2 Jakarta, yaitu:

“Saya sih lebih sering menggunakan subjek/perihal dalam


sistem penyimpanannya, jadi gampang untuk
mencarinya.”88

Dari pernyataan informan dapat diketahui, sistem

penyimpanan arsip dinamis yang digunakan oleh Bagian Tata Usaha

Man 2 Jakarta adalah sistem penyimpanan berdasarkan subjek, dengan

penggolongan arsip berdasarkan perihal dapat memudahkan pencarian

arsip ketika dibutuhkan.

g. Penelusuran/Temu Kembali

Tujuan utama dari kearsipan adalah penemuan kembali arsip

dengan cepat dan tepat. Penemuan kembali sangat erat hubungannya

dengan sistem penyimpanan yang digunakan. Dalam hal ini penulis

mengajukan pertanyaan mengenai cara yang dilakukan dalam

penelusuran temu kembali di Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta. Dari

hasil wawancara diperoleh jawaban sebagai berikut:

“Disini biasanya saya lebih sering menggunakan


subjek/perihal dalam sistem penyimpanan berkasnya, maka
temu kembali arsip penelusurannya berdasarkan perihal
(pokok masalah) jadi lebih muda untuk mencarinya.”89

Dari pernyataan informan dapat diketahui, sistem temu

kembali arsip dinamis aktif yang digunakan oleh Bagian Tata Usaha

88
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
89
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
83

MAN 2 Jakarta adalah sistem pengelompokan berdasarkan perihal

(pokok masalah) dapat memudahkan pencarian arsip ketika

dibutuhkan. Pencarian arsip dibantu dengan daftar arsip file excel

yang tersimpan di komputer.

h. Peminjaman

Arsip-arsip yang disimpan tentunya akan sering dibutuhkan

kembali khususnya arsip dinamis aktif untuk keperluan internal.

Adapun hasil wawancara dengan informan terkait dengan peminjaman

arsip sebagai berikut:

“Jadi disini tuh kalo ada yang mau minjam arsip harus
mengajukan permohonan kepada petugas kearsipan terlebih
dulu dan menulis data lengkap peminjaman arsip yang
dilakukan pada buku peminjaman arsip, kemudian petugas
kearsipan mencari arsip yang dibutuhkan oleh peminjam
dengan mencari pada daftar arsip file excel yang tersimpan di
komputer, kalau arsip yang dimaksud sudah ditemukan di
daftar arsip maka petugas mengambil ke lemari pada ruang
penyimpanannya. Peminjaman arsip disini kita tetapkan
paling lama satu minggu. Disini juga rutin melakukan
pengecekan daftar peminjaman arsip untuk kontrol terhadap
arsip-arsip yang dipinjam, kalo arsip sudah dikembalikan oleh
peminjam kita simpan kembali pada tempat dan ruang
penyimpanannya seperti semula.”90

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa,

setiap peminjaman arsip di Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta diharus

melalui prosedur yaitu peminjam mengajukan permohonan

peminjaman arsip kepada petugas kearsipan dan menulis data lengkap

peminjaman arsip yang dilakukan pada buku peminjaman arsip.

Setelah peminjam selesai melakukan pencatatan pada buku

90
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
84

peminjaman arsip, petugas kearsipan mencari arsip yang dibutuhkan

pada daftar arsip file excel yang tersimpan di komputer. Jika arsip

yang dimaksud telah ditemukan pada daftar arsip, maka petugas

melakukan penelusuran langsung ke lemari pada ruang penyimpanan

untuk mengambil arsip tersebut. Peminjaman arsip yang ditetapkan

oleh Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta berjangka waktu selama satu

minggu. Sebagai bentuk pengendalian terhadap arsip-arsip yang

dipinjam, petugas kearsipan melakukan pengecekan rutin daftar

peminjaman arsip agar arsip-arsip yang dipinjam terkontrol dengan

baik. Apabila arsip yang dipinjam telah dikembalikan oleh peminjam,

maka segera dilakukan penyimpanan kembali pada tempat dan ruang

penyimpanannya.

i. Pemeliharaan

Aspek pemeliharan merupakan tahap ketiga pada pengelolaan

arsip dinamis. Dalam tahap ini, Tata Usaha MAN 2 Jakarta telah

melakukan usaha-usaha agar arsip dinamis yang ada tetap terpelihara,

baik dari segi isi atau fisik, seperti hasil wawancara sebagai berikut:

“Proses pemeliharan untuk dokumen memang penting


sekali untuk dipelihara, karena dokumen itu sangat penting
dan berharga untuk pemeliharaannya dokumen kita letakan
dilemari arsip supaya terhindar dari banjir dan dimakan
rayap karna kalau diluarkan jadi lembab bahaya aja sama
berkasnya, dan kita scan dan disimpan di file komputer.
Kemudian kita bersihkan sewaktu-waktu saja, kalau sudah
banyak debu dan di berikan kamper agar tidak ada
serangga. Cuman itu saja perawatannya setau saya.”91

91
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
85

Berdasarkan jawaban wawancara, usaha-usaha yang dilakukan

oleh Tata Usaha MAN 2 Jakarta tergolong masih sederhana. Adapun

usaha-usaha yang dilakukan oleh Tata Usaha MAN 2 Jakarta yaitu

arsip diletakan dilemari arsip agar terhindar dari banjir dan dimakan

rayap. Arsip discan kemudian disimpan di file komputer. Kemudian

diberikan kamper agar terhindar dari serangga.

j. Pemindahan Arsip dari Unit Kerja ke Bagian Tata Usaha

Kegiatan pemindahan merupakan kegiatan terakhir dalam

pengelolaan arsip dinamis aktif di bagian tata usaha MAN 2 Jakarta.

Berikut adalah hasil wawancara terkait dengan proses pemindahan

arsip yang dilakukan oleh Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta, yaitu:

“Mengenai pemindahan arsip yang ada di sini ditentukan


dari JRA yang ada di sini, apabila arsip sudah masuk
dalam waktu retensi maka arsip itu dipindahkan dari unit
kerja (Kepegawaian, perencanaan, keuangan, BMN) ke
Bagian Tata Usaha.”92

Hal senada juga diungkapkan oleh staf tata usaha MAN 2

Jakarta:

“Kalau jadwal pemindahan disini kita kadang tidak tentu,


karena kita harus pisahkan terlebih dulu mana arsip dinas
biasa yang bisa dipindahkan dan mana yang harus tetap
disimpan di tata usaha, setelah dipilah baru kita bisa
pindahkan arsip yang tidak terpakai lagi.”93

Berdasarkan pernyataan para informan di atas, dalam tahap

pemindahan arsip aktif dari unit kerja (kepegawaian, perencanaan,

keuangan, BMN) ke Bagian Tata Usaha dilakukan dengan

92
Wawancara Pribadi dengan EJ Jakarta, 1 November 2018
93
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
86

menentukan arsip mana saja yang akan dipindahkan dari unit kerja.

Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara mengidentifikasi manfaat

dari arsip agar dapat menentukan arsip yang dipindahkan dan tidak

melihat dari nilai guna arsip tersebut.

k. Fasilitas dan Perlengkapan Arsip Dinamis

Dalam pengelolaan arsip dinamis aktif diperlukan juga fasilitas

dan perlengkapan yang memadai agar kegiatan penyimpanan yang

dilaksanakan dapat terlaksana dengan baik. Berdasarkan hasil

observasi yang dilaksanakan tanggal 1 November 2018 pada Bagian

Tata Usaha MAN 2 Jakarta adalah sebagai berikut:


87

Tabel 4. 3 Hasil Observasi Pada Bagian Tata Usaha MAN 2


Jakarta

Ruang
penyimpanan 1 ruangan (belum permanen) 4 x 5 m2
arsip
Lemari kayu 5 unit
Filling cabinet 3 unit
Panjang : 28 cm
Ordner file bantex Lebar : 7 cm
Tinggi : 35 cm
1328 eksemplar
Arsip (429 box dan 97
ordner file)
2 unit (Merk
AC
Panasonic : 1PK)
Fasilitas
Alat Pemadam Kebakaran
2 tabung
(APAR)
Jumlah: 12 unit
- Merk : Lenovo,
PC komputer
LG, Dell, Samsung
- Monitor 16 inch
Jumlah : 9 unit
Printer
- Merk : HP, Canon
Jumlah : 2 unit
Scanner
- Merk : HP, Epson

Pernyataan dari informan perihal fasilitas dan perlengkapan

yang dimiliki Bagian tata usaha MAN 2 Jakarta untuk penyimpanan

dan juga pengelolaan arsip dinamis aktif, yaitu:

“Untuk penyimpanan arsip kita simpan di ruangan


tersendiri akan tetapi masih menyatu dengan ruang kerja
bagian tata usaha. Kalau arsipnya kita letakan di ordner
dan box arsip yang disimpan berdasarkan jenis-jenis
arsipnya seperti surat masuk, surat keluar, surat kesiswaan,
surat kepegawaian, ijazah.”94

94
Wawancara Pribadi dengan EJ Jakarta, 1 November 2018
88

Hal senada juga diungkapkan oleh staf tata usaha MAN 2

Jakarta:

“Kalau fasilitas yang digunakan itu ya komputer, scanner,


printer, sama kalau untuk fisiknya ada box arsip, filling
kabinet, ordner, rak besi.”95

Berangkat dari pernyataan para informan di atas, fasilitas dan

perlengkapan yang dimiliki oleh Bagian Tata Usaha Man 2 Jakarta

untuk penyimpanan arsip dinamis aktif adalah komputer, printer,

scanner, filling kabinet, othner, bindex, box arsip dan rak besi.

2. Kendala Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Bagian Tata Usaha


Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakata

Dalam pengelolaan arsip dinamis aktif, ada kendala yang dihadapi

oleh Tata Usaha MAN 2 Jakarta. Penulis memperoleh hasil wawancara

mengenai kendala dalam pengelolaan arsip dinamis sebagai berikut:

a. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana penyimpanan arsip berperan penting

dalam pengelolaan arsip. Adapun sarana dan prasarana pengelolaan

arsip dinamis aktif memerlukan perlengkapan seperti map arsip, boks

arsip, rak arsip, roll o’pack, filling kabinet. Akan tetapi sarana dan

prasarana penyimpanan arsip di Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta

belum lengkap. Dalam hasil wawancara mengenai kendala sarana dan

prasarana penyimpanan sebagai berikut:

“Kalau kendala yang dihadapi disini peralatan penyimpanan


arsip tidak semuanya memenuhi standar penyimpanan arsip

95
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
89

atau kurang memadai, apalagi setiap hari arsip terus


bertambah banyak.”96

Hal senada juga di ungkapkan oleh staf bagian tata usaha

MAN 2 Jakarta:

“Kendala yang dihadapi dalam sarana dan prasarana


penyimpanan arsip disini sih dari segi ruangan kurang
memadai bisa dibilang terlalu kecil dan juga belum adanya
roll o’pack.”97

Berdasarkan hasil wawancara kedua informan diatas, penulis

menyimpulkan bahwa kendala yang dihadapi Bagian Tata Usaha

MAN 2 Jakarta dalam sarana dan prasarana yaitu peralatan

penyimpanan arsip kurang memadai, ruang penyimpanan terlalu kecil

dan juga belum adanya roll o’pack.

Berikut adalah upaya yang dilakukan Bagian Tata Usaha MAN

2 Jakarta dari kendala sarana dan prasarana:

“Kalau Arsip yang ada di dalam kantor adalah arsip aktif


tahun yang sedang berjalan, sedangkan sisa arsip sebelumnya
kita tempatkan di gudang arsip, dengan subjek klasifikasi
tahun”98

Hal senada juga diungkapkan oleh staf tata usaha MAN 2


Jakarta:

“Lalu peralatan yang tidak memenuhi syarat, dalam artian


adalah tempat penyimpanan file, dibuat tersendiri, selama ini
lemari file digabung antara arsip kesiswaan, kepegawaian dan
lain-lain, tapi kedepannya MAN 2 berusaha untuk membuat
lemari tersendiri dengan klasifikasi sesuai kebutuhannya.”99

96
Wawancara Pribadi dengan EJ Jakarta, 1 November 2018
97
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
98
Wawancara Pribadi dengan EJ Jakarta, 1 November 2018
99
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
90

Dari kedua pernyataan informan di atas dapat diketahui bahwa

upaya yang dilakukan Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta dalam

mengatasi kendala kurangnya sarana dan prasarana arsip yang ada di

dalam kantor adalah arsip aktif tahun yang sedang berjalan, sisa arsip

sebelumnya ditempatkan di gudang arsip, dengan klasifikasi tahun.

Kemudian peralatan yang tidak memenuhi syarat, dalam artian adalah

tempat penyimpanan arsip, dibuat tersendiri, selama ini lemari arsip

digabung antara arsip kesiswaan, kepegawaian dan lain-lain, tapi

kedepannya MAN 2 berusaha untuk membuat lemari tersendiri

dengan klasifikasi sesuai kebutuhannya.

b. Temu Kembali Arsip

Kendala berikutnya adalah kendala dalam penemuan kembali

arsip dinamis aktif di Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta. Berikut

hasil wawancara mengenai kendala penemuan kembali arsip:

“Kendalanya biasanya arsip dipinjam tanpa pemberitahuan


dan tidak melalui prosedur peminjam yang ditentukan dan
bahkan tidak kembali, sering lupa dikembalikan, bahkan
terkadang arsip hilang.”100

Berdasarkan wawancara di bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta,

arsip yang dipinjam tanpa ada pemberitahuan sebelumnya kepada

petugas arsip dan tidak jarang arsip dipinjam tanpa melalui prosedur

peminjaman yang telah ditentukan. Arsip yang sudah dipinjam

terkadang tidak dikembalikan, dan ada yang hilang.

100
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
91

Upaya yang dilakukan Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta

dalam mengatasi kendala tersebut, yaitu:

“Upayanya kita di sini memakai buku peminjaman arsip. dan


kapan akan dikembalikan. Untuk yang menerima surat kita
mohon kepada penerima diberi file bisnis atau otner untuk
diarsipkan. Untuk mencari file kita usahakan mengurut
bulan.”101

Berdasarkan hasil wawancara di atas upaya dalam temu

kembali arsip di Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta yaitu memakai

buku peminjaman arsip. dan kapan akan dikembalikan. Untuk yang

menerima surat kepada penerima diberi file bisnis atau ordner untuk

diarsipkan. Untuk mencari file menggunakan mengurut bulan.

c. Sumber Daya Manusia

Dalam suatu organisasi betapa pentingnya sumber daya

manusia, begitu pula dalam pengelolaan arsip memerlukan tenaga

khusus untuk mengelolanya. Hal tersebut dihadapi dalam suatu

kendala yang dihadapi oleh Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta,

berikut hasil wawancara yang disampaikan oleh informan:

“Minimnya kompetensi pengetahuan dan keahlian sumber


daya manusia pengelola arsip di sini, terlebih lagi sumber
daya manusia pengelola arsip bukan berlatarbelakang
pendidikan ilmu kearasipan. Dan juga kurang aktif untuk
mengikuti pelatihan-pelatihan dan workshop bidang ilmu
kearsipan.”102

Berdasarkan hasil pernyataan di atas, penulis menyimpulkan

bahwa kendala yang dihadapi pada Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta

101
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
102
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
92

kurangnya kompetensi pengetahuan dan keahlian sumber daya

manusia pengelola arsip pada Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta

dalam pengelolaan arsip. terlebih lagi sumber daya manusia pengelola

arsip tidak berlatar belakang pendidikan ilmu kearsipan dan juga

kurang aktif untuk mengikuti pelatihan-pelatihan dan workshop

bidang ilmu kearsipan.

Adapun upaya dengan kendala sumber daya manusia yang

dihadapi di Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta sebagai berikut:

“Kalo upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala SDM


tersebut sih kita merencanakan perekrutan tenaga ahli bidang
kearsipan di sini, yang akan diralisasikan tahun ini tapi belum
tau waktu tepatnya kapan, dan masih perlunya pembinaan dan
konsultasi kearsipan yang lebih serius.” 103

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis menyimpulkan

bahwa upaya dilakukan untuk mengatasi kendala SDM tersebut

dengan merencanakan perekrutan tenaga ahli bidang kearsipan, yang

akan direalisasikan tahun ini akan tetapi belum tahu waktu tepatnya

kapan, dan masih perlunya pembinaan dan konsultasi kearsipan yang

lebih serius.

C. Pembahasan

Pada bagian ini peneliti akan membahas hasil penelitan yang telah

diuraikan di atas, sebagai berikut:

103
Wawancara Pribadi dengan FD Jakarta, 1 November 2018
93

1. Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Bagian Tata Usaha MAN 2


Jakarta

Dalam pengelolaan arsip di suatu unit kearsipan baik di lingkungan

pemerintah maupun swasta tentunya mengacu pada satu pedoman yang

telah ditetapkan oleh lembaga yang dinaunginya. Begitu pula Bagian Tata

Usaha MAN 2 Jakarta yang juga berperan sebagai unit kearsipan mengacu

pada Keputusan Menteri Agama Republik Indonesi Nomor 9 Tahun 2016

Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Pada Kementerian Agama.

Pedoman tersebut di implementasikan oleh Bagian Tata Usaha MAN 2

Jakarta dalam pengelolaan arsip dinamis yang dimiliki.

Pada Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta terdapat ragam dan jenis

arsip dimanis aktif yang telah diciptakan oleh Bagian Tata Usaha MAN 2

Jakarta meliputi: surat-surat (surat keterangan, surat rekomendasi, surat

permohonan dan surat undangan), memo, hasil seminar, foto kegiatan dan

laporan yang sifatnya tertulis.

Pengelolaan arsip dinamis aktif yang dilakukan oleh Bagian Tata

Usaha MAN 2 Jakarta memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Penciptaan dan Penerimaan.

Pada tahap awal yang dilakukan dalam pengelolaan arsip

dinamis aktif yaitu penciptaan dan penerimaan. Pada bagian Tata

Usaha MAN 2 Jakarta telah menciptakan dan menerima beberapa

jenis arsip dinamis aktif yang berasal dari dalam maupun luar instansi.

Prosedur yang dilakukan dalam penciptaan arsip di Bagian

Tata Usaha MAN 2 Jakarta melalui proses penciptaan arsip dinamis


94

aktif yang dilakukan oleh internal. Bagian Tata Usaha MAN 2

membuat surat dengan komputer, seperti surat keluar, surat

keterangan, surat permohonan, memo, laporan. Kemudian dicetak

diberikan nomor surat keluar dan nomor klasifikasinya. lalu

diserahkan ke pimpinan yang berwenang untuk ditandatangani /

pendisposisian dan digandakan. Selanjutnya beri stempel instansi dan

surat keluar yang asli kita arsipkan/simpan. Setelah itu arsip tersebut

dapat dikirim kepada instansi atau perorangan yang dimaksud.

Pada tahap penciptaan arsip dinamis aktif, bagian Tata Usaha

MAN 2 Jakarta juga memiliki prosedur penerimaan surat dari instansi

luar. Pemeriksaan kebenaran instansi pengirim, instansi yang ditunju,

kebenaran alamat instansi yang dituju dan sebagainya.

Prosedur penerimaan surat masuk yang dilaksanakan oleh

Bagian Tata Usaha MAN 2 adalah ketika surat diterima kemudian

surat tersebut diperiksa kebenaran instansi dan alamat yang dituju,

sifat surat tersebut serta kelengkapannya (lampiran). Untuk suratt

yang bersifat rahasia akan ditangani oleh petugas khusus dan

disampaikan langsung oleh yang dituju. Surat-surat yang bersifat

penting dan biasa setelah diterima diberi stempel tanggal penerimaan

suratnya. Setelah itu dicatat di buku induk dan diinput pada komputer

menggunakan Ms Excel. Surat masuk asli tersebut diserahkan ke

pimpinan bersamaan dengan lampiran lembar disposisi. Setelah

didisposisi oleh pimpinan, barulah setelah itu digandakan dan di scan


95

untuk disimpan di file komputer. Surat yang telah digandakan

diberikan ke unit yang dituju untuk ditindaklanjut.

Sama halnya seperti yang dilakukan oleh Sub Bagian Tata

Usaha bahwa, setelah surat diterima proses selanjutnya yang perlu

dilakukan yaitu memeriksa kebenaran nama instansi dan alamat

tertuju, menandatangani bukti pengiriman pada kartu atau buku

sebagai bukti bahwa surat telah diterima, memberi stempel jam dan

tanggal pada bagian belakang surat yang sudah di buka dan juga surat

tertutup atau rahasia.104

b. Pendistribusian

Proses penciptaan arsip dinamis aktif berkaitan dengan

pendistribusian, baik secara internal maupun eksternal. Proses

pendistribusian arsip yang dilakukan di Bagian Tata Usaha MAN 2

Jakarta yakni dengan pencatatan dan pengkategorian surat. Adapun

proses pendistribusian yang dilakukan oleh Bagian Tata Usaha MAN

2 Jakarta yaitu:

1) Pencatatan

Surat yang diciptakan maupun yang diterima perlu terdata

dan tercatat dengan baik dan terperinci. Dalam hal ini bagian Tata

Usaha MAN 2 Jakarta memiliki cara pencatatan surat yaitu

berdasarkan buku agenda surat masuk maupun surat keluar.

Pencatatan arsip di Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta ada buku


104
KEMENAG RI, “Kearsipan” (Jakarta: Sub Bagian Umum Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta, 2013)., h. 26 – 29.
96

agenda secara fisik. Ada buku agenda surat masuk maupun buku

agenda surat keluar. Setiap surat yang masuk pasti akan dicatat

secara manual, maupun secara digital di Ms. Excel.

Dalam proses pencatatan yang di lakukan Bagaian Tata

Usaha MAN 2 Jakarta sudah cukup baik, hanya saja memiliki

perbedaan pada media pencatatannya. Untuk pencatatan arsip

Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta menggunakan buku agenda

surat masuk dan surat keluar sedangkan didalam buku pedoman

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 44 Tahun

2010 Tentang Pedoman Penataan Kearsipan di Lingkungan

Kementerian Agama yaitu membaca dan menentukan isi surat,

meneliti surat sesuai dengan catatan yang tertera pada amplop,

memberi catatan seperlunya terhadap surat yang tidak lengkap,

membedakan surat penting dan surat biasa dengan cara memberi

tanda dengan pensil di sudut kanan atas surat berdasarkan jenis

surat, memberi penomoran surat penting, mencatat surat penting

kedalam kartu kendali, mencatat surat biasa kedala formulir

LPSB dan mencatat surat rahasia kedalam formulir LPSR.105

2) Pengkategorian

Pengkatagorian atau klasifikasi arsip dinamis dilakukan

agar arsip dinamis aktif yang dimiliki dapat dikelompok dan

diseragamkan berdasarkan panduan/pedoman pengklasifikasian


105
KEMENAG RI, “Kearsipan” (Jakarta: Sub Bagian Umum Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta, 2013)., h. 26 – 29.
97

arsip. Arsip dinamis aktif di MAN 2 Jakarta menggunakan

pedoman pengkategorian atau pengklasfikasian yang dikeluarkan

oleh Kementerian Agama yaitu tentang petunjuk tentang

pelaksanaan kearsipan

c. Pengarahan

Pengarahan surat dilakukan untuk menentukan arah surat yang

akan disampaikan, baik yang disampaikan kepada pimpinan dan yang

akan disampaikan kepada pengolah. Pengarahan surat pertama

mencatat surat penting menggunakan lembar disposisi rangkap 2,

kemudian menyampaikan kepada pimpinan unit, selanjutnya

mengarahkan surat ke unit pengolah surat, meminta paraf tanda terima

dari petugas pada lembar disposisi rangkap 2, dan menyimpan lembar

disposisi 2 pada TU unit pengolah sesuai tanggal penyelesaian.

Keterangan di atas selaras dengan pernyataan dari

Kementerian Agama RI yang terdapat pada Pedoman Penataan

Kearsipan di lingkungan Kementerian Agama. Pengarahan surat yaitu

kegiatan mencatat surat penting dengan menggunakan lembar

disposisi rangkap 2, menyampaikan surat beserta lembar disposisi

rangkap 2 pada pimpinan unit pengolah, menerima kembali surat

beserta lembar disposisi rangkap 2 yang telah diberikan disposisi oleh

pimpinan unit pengolah, mengarahkan surat beserta lembar disposisi

rangkap 2 ke unit pengolah surat, meminta paraf tanda terima dari

petugas pelaksana unit pengolah pada lembar disposisi rangkap 2 dan


98

menyimpan lembar disposisi II (warna kuning) pada TU unit pengolah

sesuai tanggal penyelesaian.106

d. Penyampaian

Penyampaian surat dilakukan agar surat tersebut segera

ditindak lanjuti oleh unit pengolah. surat asli beserta kartu kendali

atau lembar pengantar dari unit pengolah keunit kearsipan, kemudian

meminta paraf ke petugas unit kearsipan pada kartu kendali. Dan

mengambil kartu kendali untuk disimpan pada unit pengolah.

Hasil penelitian tersebut selaras dengan apa yang telah

dikemukakan oleh Kementerian Agama pada buku kearsipan yaitu

penyampaian surat adalah penyampaikan surat asli beserta kartu

kendali atau lembar pengantar dari unit pengolah ke unit kearsipan,

meminta paraf pada petugas/pelaksana unit kearsipan pada kartu

kendali, mengambil KK III (warna merah) untuk disimpan pada unit

pengolah.107

e. Pengiriman

Setelah surat yang telah dibuat yang ditujukan kepada pihak

eksternal sebelum dilakukan pengiriman terdapat beberapa tahapan-

tahapan. Tahapan pengiriman surat menyiapkan amplop berkop,

masukan nomor dan alamat yang dituju, memeriksa kelengkapan

106
KEMENAG RI, “Kearsipan” (Jakarta: Sub Bagian Umum Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta, 2013)., h. 26 – 29.
107
KEMENAG RI, “Kearsipan” (Jakarta: Sub Bagian Umum Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi DKI Jakarta, 2013)., h. 31 – 33.
99

surat, memasukan surat kedalam amplop dan mengirimkan surat

sesuai alamat yang dituju.

Dari uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa pengiriman surat

yang dilaksanakan di Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta sudah benar

dan berjalan dengan baik sesuai teori pengiriman surat yang

dikemukakan oleh Kementerian Agama RI, bahwa dalam pengiriman

surat memiliki beberapa tahap yaitu menyiapkan amplop berkop

satuan organisasi, mengetik nomor dan alamat tujuan surat pada

amplop, memeriksa kelengkapan surat, memasukan surat kedalam

amplop, mengirimkan surat sesuai alamat dituju.108

f. Penyimpanan

Organisasi/lembaga dapat menggunakan beberapa asas

penyimpanan arsip dinamis berdasarkan besar atau kecil suatu

organisasi/lembaga tersebut. Mengenai asas yang digunakan oleh Tata

Usaha MAN 2 Jakarta adalah azas desentralisasi, yaitu penyimpanan

yang dilakukan oleh masing-masing unit yang berada di MAN 2

Jakarta. Hal tersebut dilakukan karena arsip dinamis aktif masih

digunakan untuk referensi atau rujukan kegiatan operasional jangka

waktu yang terbilang belum lama dilakukan.

Dari uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa penyimpanan

arsip yang dilaksanakan di Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta sudah

benar dan berjalan dengan baik sesuai dengan teori penyimpanan arsip

KEMENAG RI, “Kearsipan” (Jakarta: Sub Bagian Umum Kantor Wilayah Kementerian
108

Agama Provinsi DKI Jakarta, 2013)., h. 31 – 33.


100

yang di kemukakan oleh Irawan, bahwa penyimpanan arsip dengan

azas desentralisasi yaitu penyimpanan arsip dimana setiap unit kerja

mengelola dan menyimpan arsipnya masing-masing. Azas ini lebih

sesuai dengan organisasi besar yang ruang kantor terpisah letaknya.

Keuntungan dalam menggunakan azas desentralisasi adalah

pengelolaan arsip dilaksanakan unit kerja masing-masing sesuai

dengan kebutuhannya. Namun kerugian dari azas ini adalah

memungkinkan terjadinya duplikasi arsip karena penyimpanan arsip

tersebar di berbagai lokasi.109

Penyimpanan salah satu kegiatan menata dan menyusun arsip

secara sistematis sehingga mudah, cepat dan akurat pada saat

dibutuhkan. Sistem penyimpanan arsip dinamis yang digunakan oleh

Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta adalah sistem penyimpanan

berdasarkan subjek, dengan penggolongan arsip berdasarkan perihal

dapat memudahkan pencarian arsip ketika dibutuhkan.

Dalam hal penyimpanan dan pengelolaan arsip dinamis aktif

diperlukan juga fasilitas dan perlengkapan yang memadai agar

kegiatan penyimpanan yang dilaksanakan dapat terlaksana dengan

baik. Adapun fasilitas dan perlengkapan yang dimiliki Bagian tata

usaha MAN 2 Jakarta adalah komputer, printer, scanner, filling

kabinet, box file, othner, bindex, lemari besi tahan api.

109
Irawan, Manajemen Arsip Dinamis: Suatu Pendekatan Kearsipan, h. 14
101

g. Penelusuran/Temu Kembali

Tujuan utama dari kearsipan adalah penemuan kembali arsip

dengan cepat dan tepat. Penemuan kembali sangat erat hubungannya

dengan sistem penyimpanan yang digunakan. Sistem temu kembali

arsip dinamis aktif yang digunakan oleh Bagian Tata Usaha MAN 2

Jakarta adalah sistem pengelompokan berdasarkan perihal (pokok

masalah) dapat memudahkan pencarian arsip ketika dibutuhkan.

Dari proses temu kembali arsip yang telah di lakukan Bagian

Tata Usaha MAN 2 Jakarta sudah cukup baik dalam memenuhi

kebutuhan pengguna, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

oleh Ig. Wursanto, yaitu memastikan dimana arsip yang akan

dipergunakan itu disimpan, dalam kelompok berkas apa, disusun

menurut sistem apa, dan bagaimana cara mengambilnya.110

h. Peminjaman Arsip

Peminjaman arsip di Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta

diharus melalui prosedur yaitu peminjam mengajukan permohonan

peminjaman arsip kepada petugas kearsipan dan menulis data lengkap

peminjaman arsip yang dilakukan pada buku peminjaman arsip.

Setelah peminjam selesai melakukan pencatatan pada buku

peminjaman arsip, petugas kearsipan mencari arsip yang dibutuhkan

pada daftar arsip file excel yang tersimpan di komputer. Jika arsip

yang dimaksud telah ditemukan pada daftar arsip, maka petugas

110
Kearsipan 1, h. 187.
102

melakukan penelusuran langsung ke lemari pada ruang penyimpanan

untuk mengambil arsip tersebut. Peminjaman arsip yang ditetapkan

oleh Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta berjangka waktu selama satu

minggu. Sebagai bentuk pengendalian terhadap arsip-arsip yang

dipinjam, petugas kearsipan melakukan pengecekan rutin daftar

peminjaman arsip agar arsip-arsip yang dipinjam terkontrol dengan

baik. Apabila arsip yang dipinjam telah dikembalikan oleh peminjam,

maka segera dilakukan penyimpanan kembali pada tempat dan ruang

penyimpanannya

Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa penyimpanan arsip

yang dilaksanakan di Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta sudah

dilakukan dengan benar dan berjalan dengan baik, karena proses

peminjaman arsip yang dilakukan terdiri dari permintaan, pencarian,

pengambilan arsip, pencatatan arsip, pengendalian, hingga

penyimpanan kembali.”111

i. Pemeliharaan

Pemeliharaan arsip merupakan kegiatan untuk melindungi,

mengawasi, dan mengambil langkah agar arsip tetap terjamin

keselamatannya, serta menjamin kondisi fisik arsip dan lingkungan

penyimpanan arsip.

Berdasarkan hasil wawancara di Bagian Tata Usaha MAN 2

Jakarta telah melakukan usaha-usaha agar arsip dinamis yang ada

111
Machmoed Effendhie, “Panduan Ringkas Tata Kelola Arsip Inaktif Di Lingkungan
Universitas Gadjah Mada” (Arsip Universitas Gadjah Mada, 2011), h. 29.
103

tetap terpelihara, baik dari segi isi atau fisik. Usaha yang dilakukan

oleh Tata Usaha MAN 2 Jakarta tergolong masih sederhana. Adapun

usaha-usaha yang dilakukan oleh Tata Usaha MAN 2 Jakarta yaitu

arsip diletakan di lemari arsip agar terhindar dari banjir dan dimakan

rayap. Kemudian di scan dan disimpan di file komputer. Hal tersebut

sudah sesuai dengan teori pemeliharaan arsip ang dikemukakan oleh

Wursanto bahwa pemeliharaan arsip adalah kegiatan yang bertujuan

untuk mencegah arsip dari segala kerusakan dan kemusnahan.112

j. Pemindahan Arsip dari Bagian Unit Kerja ke Bagian Tata Usaha

Dalam tahap pemindahan arsip aktif dari unit kerja

(kepegawaian, perencanaan, keuangan, BMN) ke unit kearsipan

dilakukan dengan menentukan arsip mana saja yang akan dipindahkan

dari unit kerja.

Berdasarakan hasil wawancara, sebelum melakukan

pemindahan, arsip terlebih dahulu ditentukan yang akan dipindahkan,

menilai sejauh mana arsip tersebut memiliki nilai guna yang cukup

tinggi, setelah tahap penilaian maka tahap selanjutnya adalah melihat

jadwal retensi arsip untuk menentukan berapa lama arsip dinamis aktif

akan disimpan, kemudian arsip dinamis aktif yang sudah mulai

menurun frekuensi penggunaannya dan sudah habis masa retensinya,

maka arsip berubah statusnya menjadi arsip dinamis inaktif dan harus

112
Kearsipan 1, h. 220.
104

dipindahkan ke penyimpanan inaktif, setelah itu baru dilaksanakan

pemusnahan arsip.

Sama halnya dengan apa yang dikemukakan oleh Sulistyo

Basuki yaitu pemindahan arsip dinamis adalah kegiatan memindahkan

arsip dinamis aktif yang frekuensi penggunaannya sudah menurun

atau sudah tidak dibutuhkan dalam kegiatan organisasi sehari-hari dan

berubah menjadi arsip dinamis inaktif.113

k. Sarana dan Prasarana Arsip Dinamis Aktif.

Agar pengelolaan arsip dinamis aktif yang dilakukan berjalan

dengan lancar, maka dari itu diperlukan sarana prasarana yang

memadai untuk tersedia disuatu unit kearsipan. “Sarana dan prasarana

yang digunakan dalam pelaksanaan pengelolaan arsip dinamis aktif

adalah folder, guide/sekat, filling cabinet, label, out indicator, buku

peminjaman arsip, daftar arsip dinamis.” 114


Adapun perlengkapan

yang digunakan oleh Tata Usaha MAN 2 Jakarta dalam pengelolaan

arsip dinamis aktif antara lain: komputer, lemari khusus arsip, box

file, ordner serta lemari filling kabinet.

2. Kendala Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Bagian Tata Usaha


Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakata

Berdasarkan hasil data yang didapat bahwa terdapat kendala yang

dihadapi dalam pengelolaan arsip di bagian tata usaha MAN 2 Jakarta.

Kendala-kendala yang dihadapi sebagai berikut:


113
Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip Dinamis, h. 313.
114
“Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 50 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis
Pemberkasan Arsip Aktif Di Central File Di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia,”
Pub. L. No. 50 (2015), h. 14-19.
105

a. Sarana dan Prasarana

Kendala pertama yang dihadapi Bagian Tata Usaha MAN 2

Jakarta dalam pengelolaan arsip dinamis aktif yaitu sarana dan

prasarana yang memadai seperti ruang penyimpanan yang terlalu kecil

dan sempit, serta jumlah filling cabinet yang tersedia tidak mampu

menampung arsip-arsip dinamis aktif hingga tidak tertata rapih.

Upaya yang dilakukan Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta

untuk mengatasi kendala kurangnya sarana dan prasarana pengelolaan

arsip dinamis aktif adalah merencanakan pengadaan/pembelian filling

cabinet yang dimasukan ke dalam tahun anggaran 2019 ini, akan

tetapi belum dapat dipastikan kapan waktu yang tepatnya untuk

merealisasikannya.

b. Peminjaman Arsip

Kendala ke dua yang dihadapi di bagian Tata Usaha MAN 2

Jakarta dalam peminjaman arsip yaitu terdapat arsip dipinjam tanpa

ada pemberitahuan sebelumnya kepada petugas arsip dan tidak jarang

arsip yang dipinjam tanpa melalui prosedur peminjaman yang telah

ditetapkan tersebut tidak dikembalikan serta tidak sedikit juga terdapat

arsip yang hilang.

Upaya yang dilakukan Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta

dalam peminjaman arsip yaitu membuat peraturan bahwa orang yang

berwewenang masuk dan mengakses/mengambil arsip ke ruang

penyimpanan adalah pengelola arsip, mencatat dengan lengkap segala


106

peminjaman arsip yang dipinjam pada buku peminjaman arsip dan

meminta pertanggungjawaban serta memberikan sanksi berupa surat

teguran dari Kepala Sekolah yang ditujukan pada peminjam arsip

karena arsip yang dipinjam telat dikembalikan atau bahkan hilang.

c. Sumber Daya Manusia

Kendala ke tiga yang dihadapi pada Bagian Tata Usaha MAN

2 Jakarta yakni kurangnya kompetensi pengetahuan dan keahlian

sumber daya manusia pengelola arsip khususnya dalam pengelolaan

arsip. Hal tersebut disebabkan karena pengelola arsip tidak

berlatarbelakang pendidikan ilmu kearsipan dan belum pernah

mengikuti pelatihan-pelatihan dan workshop bidang ilmu kearsipan.

Upaya dilakukan MAN 2 Jakarta untuk mengatasi kendala

pada SDM pengelola arsip tersebut yaitu dengan merencanakan

perekrutan tenaga ahli bidang kearsipan pada tahun 2019 ini. Apabila

hal tersebut belum dapat direalisasikan, MAN 2 Jakarta akan

menugaskan SDM pengelola arsipnya untuk ikut serta dalam coaching

clinic kearsipan yang diselenggarakan oleh Suku Dinas Perpustakaan

dan Kearsipan Jakarta Timur dan mengajukan permohonan asistensi

pengelolaan arsip dinamis dari pihak Suku Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Jakarta Timur secara langsung.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengelolaan

arsip dinamis aktif serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan

arsip dinamis aktif di Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta, dapat disimpulkan

hal-hal sebagai berikut:

1. Pengelolaan arsip dinamis aktif pada Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta

telah dilakukan sesuai dengan ketentuan pada Keputusan Menteri Agama

Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penataan

Kearsipan di Lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia, akan

tetapi belum optimal pada beberapa aspek penunjang dalam Pengelolaan

arsip dinamis aktif yang dilakukan. Seperti ruangan penyimpanan yang

masih sempit dan SDM yang belum semuanya mengetahui tentang

pengelolaan arsip.

2. Pengelolaan arsip dinamis aktif yang dilakukan oleh petugas Bagian Tata

Usaha MAN 2 Jakarta memiliki kendala dari segi sarana dan prasarana.

Kemudian peminjaman arsip dilakukan tidak dengan permohonan dan

pemberitahuan kepada petugas arsip, sehingga tidak jarang arsip yang

sudah dipinjam tidak dikembalikan dan tidak sedikit arsip yang hilang.

Selanjutnya SDM yang kurang pengetahuan keahlian dalam pengelolaan

arsip.

107
108

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka ada

beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan sebagai bahan pertimbangan

pihak Tata Usaha MAN 2 Jakarta agar pengelolaan arsip dinamis aktif pada

Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta agar dapat berjalan dengan optimal, yakni:

1. Pengelolaan arsip dinamis aktif di bagian tata usaha MAN 2 Jakarta sudah

dilakukan dengan baik namun belum secara optimal dalam beberapa aspek

penunjang. Oleh karena itu sebaiknya bagian tata usaha MAN 2 Jakarta

menambahkan ruangan penyimpanan dan melakukan pelatihan SDM agar

mengetahui bagaimanan cara pengelolaan arsip dinamis akrif.

2. Dalam pengelolaan arsip dinamis aktif yang dilakukan oleh petugas

Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta memiliki kendala dari segi sarana dan

prasarana yaitu ruang penyimpanan yang terlalu kecil dan sempit serta

jumlah filling cabinet yang belum memadai, sehingga tidak mampu

menampung arsip-arsip dinamis aktif dan tidak tertata dengan rapih yang

mengakibatkan terdapat arsip yang diletakkan di lantai. Kemudian

peminjaman arsip dilakukan tidak dengan permohonan dan pemberitahuan

kepada petugas arsip, sehingga tidak jarang arsip yang sudah dipinjam

tidak dikembalikan dan tidak sedikit arsip yang hilang. Selanjutnya SDM

yang kurang pengetahuan keahlian dalam pengelolaan arsip. Oleh karena

itu Bagian Tata Usaha MAN 2 Jakarta perlu melakukan

pengortimalisasian untuk mengatasi kendala-kendala tersebut dengan

melakukan pengalokasian ruang penyimpanan arsip secara khusus dan


109

lebih luas serta terpisah dengan ruang kerja Tata Usaha,

pengadaan/penambahan filling cabinet agar mampu menampung arsip-

arsip dinamis aktif dan arsip dapat tertata dengan rapi. Perlunya penerapan

prosedur dalam peminjaman arsip di MAN 2 Jakarta yang lebih serius

dengan syarat dan ketentuannya seperti, alur peminjaman arsip melalui

permohonan kepada petugas arsip dan pemberlakuan sanksi terhadap

pelanggaran dalam peminjaman arsip, hal ini sangat perlu dilakukan agar

keutuhan arsip-arsip yang dipinjam terjaga dengan baik untuk

meminimalisir terjadinya arsip yang hilang. Terhadap SDM yang memiliki

pengetahuan dan keahlian yang minim dalam pengelolaan arsip, perlu

diikut sertakan dalam seminar, workshop, bimtek dan diklat-diklat tentang

kearsipan, agar pengetahuan dan keahlian SDM pengelola arsip dapat

meningkat secara signifikan serta pengelolaan arsip dinamis aktif di MAN

2 Jakarta terlaksana dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

ANRI, “Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 19 Tahun 2012 Tentang


Pedoman Penyusunan Klasifikasi Arsip,” Pub. L. No. 19 (2012).

, Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 50 Tahun 2015 Tentang


Petunjuk Teknis Pemberkasan Arsip Aktif Di Central File Di Lingkungan
Arsip Nasional Republik Indonesia,” Pub. L. No. 50 (2015).

, Peraturan Kepala Arsip Nasional RI Nomor 9 Tahun 2018 Tentang


Pedoman Arsip Dinamis, Pub. L. No. 9 (2018).

Azmi, Signifikansi Empat Instrumen Pokok Pengelolaan Arsip Dinamis. Jurnal


Kearsipan ANRI 11 (2016).

Basir Barthos, Manajemen Kearsipan. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

, Manajemen Kearsipan Untuk Lembaga Negara, Swasta, Dan Perguruan


Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta,


2008.

Dewi Anggrawati, Membuat dan Menjaga Sistem Kearsipan untuk Menjamin


Integrasi Jilid 1. Bandung: Armico, 2004.

Emzir. Analisis Dara: Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers,


2011.

Endang Wahyulestari, Penaksiran Dan Retensi Arsip Dinamis, 2018,


https://staff.blog.ui.ac.id/tari05/files/2018/05/Appraisal-dan-Retensi-
Arsip-by-Endang-W.pdf.

Fadillah. Hasil wawancara pribadi, 1 November 2018

Fajri Hamdani and Syahyuman, Sistem Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif Di


Kantor Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi Kabupaten Pesisir
Selatan. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan Dan Kearsipan, Vol. 1, No.
1, September 2012.

Indonesia, Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1971 tentang


Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan.

110
111

Indonesia, Penyusutan Arisp, Pasal 1 Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia No 34, Tahun 1979

Indonesia, Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan


Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 Tentang Kearsipan, Pub. L. No.
28 (2012).

Indonesia, Undang - Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.

Irawan, Manajemen Arsip Dinamis: Suatu Pendekatan Kearsipan, h. 14

Jay Kennedy dan Cherryl Schauder, Records Management : A Guide to


Corporates Records Keeping. Australia: Longman Australia, 1998.

Judith Read-Smith, Records Management. USA: South Western, 2002.

Julia, Erni. Hasil wawancara pribadi, 1 November 2018

KEMENAG RI, Kearsipan. Jakarta: Sub Bagian Umum Kantor Wilayah


Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta, 2013.

Krihanta, Penataan dan Pengelolaan Arsip Vital. Jakarta: Universitas Terbuka,


2008.

M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan


Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2009.

Machmoed Effendhie, Panduan Ringkas Tata Kelola Arsip Inaktif Di Lingkungan


Universitas Gadjah Mada. Arsip Universitas Gadjah Mada, 2011.

MAN 2 jakarta visi dan misi https://man2jakarta.sch.id/visi-misi/ Diakses 28


Agustus 2018

Noor, Juliansyah, Metode Penelitian. Jakarta: Prenamedia Group, 2011.

Oktarino Arizola and Elva Rahmah, “Pembuatan Jadwal Retensi Arsip (JRA) Di
Kantor Nagari Kajai Kabupaten Pasaman Barat,” Jurnal Ilmu Informasi
Perpustakaan Dan Kearsipan, a, 2, no. 2 (2014).

Penn, Ira A, Records Management Handbook. England: Gower House, 1992.

Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan
Praktis. Jakarta: STIA-LAN, 1999.
112

Rachmad Fuji Sanjuli and Meylia Elizabeth Ranu, “Sistem Pengelolaan Arsip Di
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Dan Pematusan Kota Surabaya,”
Jurnal Mahasiswa Unesa, 2015.

Rico Rahmadeni and Syahyuman, Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Kantor


Cabang Perum Pegadaian Marapalam Padang. Jurnal Ilmu Informasi
Perpustakaan Dan Kearsipan 1, no. 1 (2012).

Sugiarto, Agus dan Teguh Wahyono, Manajemen Kearsipan Modern dari


Konvensional ke Basis Komputer. Yogyakarta: Grava Media, 2005.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.

Sularso Mulyono, Dasar-Dasar Kearsipan. Yogyakarta: Liberty, 1985.

Sulistyo-Basuki. Manajemen Arsip Dinamis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,


2003.

. Materi Pokok Pengantar Kearsipan. Jakarta: Universitas Terbuka, 1996.

, Pengantar Kearsipan. Jakarta: Universitas Terbuka, 1996.

Suparjati. Tata Usaha Dan Kearsipan Seri Administrasi Perkantoran.


Yogyakarta: Kanisius, 2004.

T.R Schellenberg, Modern Archives. Universitas Washington, 1995.

The Liang Gie. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Liberty, 2009.

Widjaja A. W. Administrasi Kearsipan Suatu Pengantar. Jakarta: Grafindo


Persada, 1993.

Wursanto, Kearsipan. Yogyakarta: Kanisius, 2004.

Yatimah, Kesekretariatan Modern dan Administrasi Perkantoran. Bandung:


Pustaka Setia, 2009.

Yosa Faradela, “Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Dinas Kependudukan dan


Pencatatan Sipil (DUKCAPIL) Kabupaten Ponorogo Untuk Mewujudkan
Good Governance,” Jurnal Administrasi Perkantoran 4, no. 3 (2016).
LAMPIRAN
Lampiran 1

TRANSKRIP WAWANCARA

Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Bagian Tata Usaha Madrasah Aliyah


Negeri 2 Jakarta

Nama : Ibu Erni Julia, S.E


Jabatan : Kepala Tata Usaha
Tempat Wawancara : Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta
Tanggal dan Waktu : 1 November 2018 / Pukul 10.00 – 11.35 WIB.
No. Pertanyaan Jawaban
Disini kita mengacu kepada pedoman yang
Apakah pengelolaan arsip diberikan oleh Kementerian Agama yaitu :
dinamis aktif di Madrasah Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia
1. Aliyah Negeri 2 Jakarta Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Pedoman Tata
menggunakan pedoman Naskah Dinas pada Kementerian Agama yang
pengelolaan arsip? kita gunakan di MAN 2 Jakarta dalam hal
pengelolaan arsip dinamis.
Proses penerimaan arisp dinamis aktif di sini
yaitu saat surat datang kemudian surat tersebut
kita periksa kebenaran instansi dan alamat
tertuju/yang dimaksud, sifat surat tersebut serta
kelengkapannya (lampiran). Untuk surat yang
bersifat rahasia akan ditangani oleh petugas
khusus dan disampaikan langsung oleh yang
dituju. Surat-surat yang bersifat penting dan
Bagaimana prosedur
biasa setelah diterima kita beri stempel tanggal
penciptaan arsip di
2. penerimaan suratnya. Setelah itu kita catat di
Madrasah Aliyah Negeri 2
buku induk dan diinput pada komputer
Jakarta?
menggunakan Ms Excel. Surat masuk asli
tersebut kita serahkan ke pimpinan bersamaan
dengan lampiran lembar disposisi. Setelah
didisposisi oleh pimpinan, barulah setelah itu
kita gandakan dan di scan untuk di simpan di
file komputer. Surat yang telah digandakan lalu
kita berikan ke unit yang dituju untuk
ditindaklanjut.
Bagaimana prosedur Sistem penyimpanan yang kita gunakan disini
penyimpanan arsip di menggunakan sistem subjek/perihal. ketika ada
3.
Madrasah Aliyah Negeri 2 yang butuh kita tinggal carikan, kita panggil
Jakarta? berdasarkan perihal di pencarian keluar.
4. Bagaimana prosedur Mengenai pemindahan arsip yang ada di sini
pemindahan arsip di ditentukan dari JRA yang ada di sini, apabila
Madrasah Aliyah Negeri 2 arsip sudah masuk dalam waktu retensi maka
Jakarta? arsip itu dipindahkan dari unit kerja ke Bagian
Tata Usaha.
Untuk penyimpanan arsip kita simpan di
ruangan tersendiri akan tetapi masih menyatu
Fasilitas apa saja yang ada
dengan ruang kerja bagian tata usaha. Kalau
dalam penyimpanan arsip
5. arsipnya kita letakan di ordner dan box arsip
di Madrasah Aliyah
yang disimpan berdasarkan jenis-jenis arsipnya
Negeri 2 Jakarta?
seperti surat masuk, surat keluar, surat
kesiswaan, surat kepegawaian, ijazah
Kira-kira apa saja kendala Untuk penyimpanan kita letakan di ordner dan
pengelolaan arsip dinamis kita bedakan untuk surat masuk, surat keluar,
6.
aktif di Madrasah Aliyah surat kesiswaan, surat kepegawaian, ijazah.
Negeri 2 Jakarta?
Bagaimana cara mengatasi Arsip yang ada di dalam kantor adalah arsip
kendala dalam aktif tahun yang sedang berjalan, sisa arsip
7. pengelolaan arsip dinamis sebelumnya ditempatkan di gudang arsip,
aktif di Madrasah Aliyah dengan klasifikasi tahun.
Negeri 2 Jakarta?
TRANSKRIP WAWANCARA

Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Bagian Tata Usaha Madrasah Aliyah


Negeri 2 Jakarta

Nama : Ibu Fadillah, S.Pd


Jabatan : Staff Tata Usaha
Tempat Wawancara : Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta
Tanggal dan Waktu : 1 November 2018 / Pukul 13.00 – 13.40 WIB.
No. Pertanyaan Jawaban
Arsip dinamis yang tercipta disini lumayan
beragam, tapi yang lebih dominan diutamakan
Apa saja jenis-jenis arsip
yaitu arsip berkas surat keterangan, surat
dinamis aktif yang
1. rekomendasi, surat permohonan dan surat
dikelola di Madrasah
undangan, memo, hasil seminar, foto kegiatan
Aliyah Negeri 2 Jakarta ?
dan laporan yang sifatnya tercetak, seperti
surat masuk surat keluar dan sebagainya.
Kalau proses penciptaan arsip dinamis aktif
yang dilakukan oleh internal disini kita buat
dengan komputer, kita tentukan terlebih dahulu
konsep surat yang akan kita buat, seperti surat
keluar, surat keterangan, surat permohonan,
Dalam pengelolaan arsip
memo, laporan dan lain-lainnya. Setelah itu
dinamis aktif di Madrasah
kita print/cetak, diberikan nomor surat keluar
2. Aliyah Negeri 2 Jakarta
dan nomor klasifikasinya. lalu kita serahkan ke
apa saja tahapan yang
pimpinan yang berwenang untuk ditandatangan
dilakukan ?
/pendisposisian dan digandakan. Kemudian
kita beri stempel instansi dan surat keluar yang
asli kita arsipkan/simpan. Barulah setelah itu
arsip tersebut dapat dikirim kepada instansi
atau perorangan yang dimaksud.
Kalau disini jika ada pengurusan surat masuk
kita terima, lalu kita kelaskan surat tersebut
perihal apa lalu kita catat di buku surat masuk,
Apakah terdapat prosedur baru kita distribusikan dan beri pengarahan
dalam proses pengelolaan untuk disimpan dalam arsip, tapi kalau surat
3. arsip dinamis aktif di keluar disini kita alur pertamanya kita buat
Madrasah Aliyah Negeri 2 konsep suratnya seperti apa dan ada proses
Jakarta ? penyetujuan surat keluarnya lalu kita beri
nomor surat dan kita catat lalu kita
distribusikan tapi kita copy terlebih dahulu satu
untuk arsip disini.
4. Bagaimana proses Proses pendistribusian arsip disini setelah surat
pendistribusian arsip di digandakan surat tersebut didistribusikan
Madrasah Aliyah Negeri 2 /diserahkan kepada yang bersangkutan dan kita
Jakarta? catat pada buku ekspedisi sebagai bukti
penyerahan surat tersebut.
Kalau buku agenda secara fisik ya kita ada, itu
Bagaimana proses
kita punya baik buku agenda surat masuk
pencatatan arsip di
5. maupun buku agenda surat keluar. Jadi setiap
Madrasah Aliyah Negeri 2
surat yang masuk pasti akan kita catat secara
Jakarta?
manual, maupun secara digital di Ms. Excel.
Buku pedomannya salah satu nya itu tentang
Bagaimana proses
petunjuk pelaksanaan kearsipan departemen
pengkategorian arsip di
6. agama RI yang memuat informasi mengenai
Madrasah Aliyah Negeri 2
perihal tentang klasifiaksi arsip dinamis aktif
Jakarta?
seperti itu.
Pengarahan surat disini pertama mencatat surat
penting menggunakan lembar disposisi
rangkap 2, kemudian kita menyampaikan
Bagaimana proses
kepada pimpinan unit, selanjutnya kita
pengarahan surat di
7. mengarahkan surat ke unit pengolah surat,
Madrasah Aliyah Negeri 2
meminta paraf tanda terima dari petugas pada
Jakarta?
lembar disposisi rangkap 2, dan menyimpan
lembar disposisi 2 pada TU unit pengolah
sesuai tanggal penyelesaian.
Disini kita menyampaikan surat asli beserta
Bagaimana proses kartu kendali atau lembar pengantar dari unit
penyampaian surat di pengolah ke unit kearsipan, kemudian kita
8.
Madrasah Aliyah Negeri 2 minta paraf ke petugas unit kearsipan
Jakarta? selanjutnya kita mengambil kartu kendali
untuk disimpan pada unit pengolah.
Tahapan pengriman surat disini sih cuman
Bagaimana proses menyiapkan amplop berkop, terus kita
pengiriman surat di masukan nomor dan alamat tujuan pada
9.
Madrasah Aliyah Negeri 2 amplop, memeriksa kelengkapan surat,
Jakarta? masukin surat dalam amplop, selanjutnya
dikirim sesuai alamat yang dituju.
Kalau disini berkas yang masih suka disimpan
disetiap bagiannya atau bidangnya tersendiri
karena kan masih suka digunain, terus kita juga
Menggunakan asas apa nyimpen arsip softcopynya di sistem kita ya
dalam penyimpanan arsip secara umum disimpan dibagian arsip. jadi kita
10.
di Madrasah Aliyah butuh tuh 3 orang iyang satu untuk kesana
Negeri 2 Jakarta? copyannya lalu yang arsip satunya disimpan
dibidangnya yang buat, lalu yang kita simpan
disistem arsip kita, lebih banyak bagian arsip
sih yang simpan.
11. Bagaimana sistem Saya sih lebih sering menggunakan
penyimpanan arsip subjek/perihal dalam sistem penyimpanannya,
dinamis di Madrasah jadi gampang untuk mencarinya.
Aliyah Negeri 2 Jakarta?
Disini biasanya saya lebih sering menggunakan
Bagaimana
subjek/perihal dalam sistem penyimpanan
penelusuran/temu kembali
12. berkasnya, maka temu kembali arsip
arsip dinamis di Madrasah
penelusurannya berdasarkan perihal (pokok
Aliyah Negeri 2 Jakarta?
masalah) jadi lebih muda untuk mencarinya.
Jadi disini tuh kalo ada yang mau minjam arsip
harus mengajukan permohonan kepada petugas
kearsipan terlebih dulu dan menulis data
lengkap peminjaman arsip yang dilakukan
pada buku peminjaman arsip, kemudian
petugas kearsipan mencari arsip yang
dibutuhkan oleh peminjam dengan mencari
pada daftar arsip file excel yang tersimpan di
Bagaimana proses
komputer, kalau arsip yang dimaksud sudah
peminjaman arsip dinamis
13. ditemukan di daftar arsip maka petugas
di Madrasah Aliyah
mengambil ke lemari pada ruang
Negeri 2 Jakarta?
penyimpanannya. Peminjaman arsip disini kita
tetapkan paling lama satu minggu. Disini juga
rutin melakukan pengecekan daftar
peminjaman arsip untuk kontrol terhadap arsip-
arsip yang dipinjam, kalo arsip sudah
dikembalikan oleh peminjam kita simpan
kembali pada tempat dan ruang
penyimpanannya seperti semula.
Proses pemeliharan untuk dokumen memang
penting sekali untuk dipelihara, karena
dokumen itu sangat penting dan berharga
untuk pemeliharaannya dokumen kita letakan
Bagaimana proses dilemari arsip supaya terhindar dari banjir dan
pemeliharaan arsip dimakan rayap karna kalau diluarkan jadi
14.
dinamis aktif di Madrasah lembab bahaya aja sama berkasnya, dan kita
Aliyah Negeri 2 Jakarta? scan dan disimpan di file komputer. Kemudian
kita bersihkan sewaktu-waktu saja, kalau sudah
banyak debu dan di berikan kamper agar tidak
ada serangga. Cuman itu saja perawatannya
setau saya.
Kalau jadwal pemindahan disini kita kadang
Bagaimana proses tidak tentu, karena kita harus pisahkan terlebih
pemindahan arsip dinamis dulu mana arsip dinas biasa yang bisa
15.
di Madrasah Aliyah dipindahkan dan mana yang harus tetap
Negeri 2 Jakarta? disimpan di tata usaha, setelah dipilah baru kita
bisa pindahkan arsip yang tidak terpakai lagi.
16. Apasaja fasilitas dalam Kalau fasilitas yang digunakan itu ya
pengelolaan arsip dinamis komputer, scanner, printer, sama kalau untuk
yang ada di Madrasah fisiknya ada box arsip, filling kabinet, ordner,
Aliyah Negeri 2 Jakarta? rak besi.
Kendala yang dihadapi dalam sarana dan
Kendala sarana dan prasarana penyimpanan arsip disini sih dari
17.
prasarana segi ruangan kurang memadai bisa dibilang
terlalu kecil dan juga belum adanya roll o’pack
Lalu peralatan yang tidak memenuhi syarat,
dalam artian adalah tempat penyimpanan file,
dibuat tersendiri, selama ini lemari file
18. Upaya digabung antara arsip kesiswaan, kepegawaian
dan lain-lain, tapi kedepannya MAN 2
berusaha untuk membuat lemari tersendiri
dengan klasifikasi sesuai kebutuhannya.
Kendalanya biasanya arsip dipinjam tanpa
pemberitahuan dan tidak melalui prosedur
Kendala temu kembali
19. peminjam yang ditentukan dan bahkan tidak
arsip?
kembali, sering lupa dikembalikan, bahkan
terkadang arsip hilang.
Upayanya kita di sini memakai buku
peminjaman arsip. dan kapan akan
dikembalikan. Untuk yang menerima surat kita
20. Upaya
mohon kepada penerima diberi file bisnis atau
otner untuk diarsipkan. Untuk mencari file kita
usahakan mengurut bulan.
Minimnya kompetensi pengetahuan dan
keahlian sumber daya manusia pengelola arsip
di sini, terlebih lagi sumber daya manusia
21. Kendala SDM pengelola arsip bukan berlatarbelakang
pendidikan ilmu kearasipan. Dan juga kurang
aktif untuk mengikuti pelatihan-pelatihan dan
workshop bidang ilmu kearsipan.
Kalo upaya yang dilakukan untuk mengatasi
kendala SDM tersebut sih kita merencanakan
perekrutan tenaga ahli bidang kearsipan di sini,
22. Upaya yang akan diralisasikan tahun ini tapi belum
tau waktu tepatnya kapan, dan masih perlunya
pembinaan dan konsultasi kearsipan yang lebih
serius.
Lampiran 2

HASIL OBSERVASI PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS AKTIF DI


BAGIAN TATA USAHA MADRASAH ALIYAH NEGERI

No Aspek Indikator Ket


Kepala Sub Bagian Tata
Sarjana Ekonomi
Usaha
1 Pengelola Arsip
Sarjana
Staff Bagian Tata Usaha
Pendidikan
Ruang penyimpanan
2 1 ruangan (belum permanen) 4 x 5 m2
arsip
Lemari kayu 5 unit
Filling cabinet 3 unit
Panjang : 28 cm
Ordner file bantex Lebar : 7 cm
Tinggi : 35 cm
1328 eksemplar
Arsip (429 box dan 97
ordner file)
2 unit (Merk
AC
Panasonic : 1PK)
Alat Pemadam Kebakaran
2 tabung
(APAR)
3 Fasilitas
Jumlah: 12 unit
- Merk : Lenovo,
LG, Dell,
PC komputer
Samsung
- Monitor 16
inch
Jumlah : 9 unit
Printer - Merk : HP,
Canon
Jumlah : 2 unit
Scanner - Merk : HP,
Epson
Elektronik :
4 Buku Daftar Arsip Elektronik (file) dan tercetak Format excel
Tercetak : Buku
Lampiran 3

SURAT TUGAS MENJADI PEMBIMBING


Lampiran 4

SURAT IZIN PENELITIAN


Lampiran 5

SURAT BALASAN PENELITIAN


Lampiran 6

Wawancara dengan Kepala dan Staff Bagian Tata Usaha

Lemari Besi

Mesin Foto Copy dan Printer


Lemari kayu

Alat pemadam kebakaran (APAR)

Meja kerja
BIODATA PENULIS

AHMAD SUBHAN FATAH MAHFUZD. Lahir di Jakarta,


9 Januari 1994. Anak pertama dari dua bersaudara. Ayahanda
Abdul Jalil dan Ibunda Fadillah. Penulis beralamat di Jl.
Kumis Kucing III RT.002/RW.007 KPAD Cibubur, Ciracas,
Jakarta Timur. Pendidikan yang telah ditempuh penulis antara
lain TK. Kartika X-3 Jakarta, kemudian melanjutkan
pendidikan di SD Negeri 01 Cibubur Jakarta (1999-2005).
Setelah lulus penulis melanjutkan pendidikan di MTsS Al-
Hamid Jakarta (2005-2008), kemudian penulis melanjutkan
pendidikan di MAS Al-Hamid Jakarta mengambil jurusan IPS (2008-2011). Pada
tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan Strata 1 di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta mengambil Program Studi Ilmu Perpustakaan dan
Informasi, di Fakultas Adab dan Humaniora, dan menulis skripsi yang berjudul
Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Bagian Tata Usaha Madrasah Aliyah Negeri
2 Jakarta. Pada tahun 2015 penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
Perpustakaan Kementerian Sosial Republik Indonesia, melaksanakan Kuliah
Kerja Nyata Di Desa Babakan Madang, Sentul, Bogor. Pada tahun 2017 penulis
melaksanakan magang di Suku Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi
Jakarta Selatan, melakukan pengistalan dan melakukan reposisi record center dan
membuat daftar arsip sementara di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah serta melakukan stock
opname di Universitas Pembangunan Jaya.

Anda mungkin juga menyukai