Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
oleh:
Eka Fitri Ardiyanti
1111025100036
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui kebijakan Kantor Perpustakaan
dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur tentang penyiangan/ weeding
bahan pustaka. (2) Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan kegiatan penyiangan/
weeding bahan pustaka pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi
(KPAK) Jakarta Timur. (3) Untuk mengetahui solusi yang dilakukan Kantor
Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur dalam mengatasi
kendala-kendala yang dihadapi tentang kegiatan penyiangan/ weeding bahan pustaka.
Jenis penelitian ini adalah Kualitatif dengan menggunakan pendekatan Deskriptif.
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah Observasi
(pengamatan),Wawancara, Dokumentasi. Sedangkan teknik pengolahan data adalah
Reduksi Data, Penyajian Data, Penarikan Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Penyiangan bahan pustaka di Kantor
Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur secara garis besar
dilakukan dua tahun sekali berbarengan dengan kegiatan stock opname dan dilakukan
oleh pustakawan. Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta
Timur memiliki kriteria khusus untuk bahan pustaka yang disiangi, diantaranya
seperti bahan pustaka yang sudah out of date dan buku yang rusak secara fisik.
Selama ini Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur
telah melakukan usaha yang cukup maksimal dan optimal dalam hal penyiangan
bahan pustaka, namun tetap saja ada hambatan yang dihadapi. Secara garis besarnya
hambatan-hambatan tersebut diantaranya adalah kebijakan tertulis yang sampai saat
ini tidak dimiliki oleh KPAK Jakarta Timur dan juga minimnya tenaga pelaksana
weeding. Problematika seperti ini menjadi bahan pembicaraan bagi para pustakawan,
terutama bagian Pengembangan Koleksi KPAK Jakarta Timur.
Kata Kunci: Penyiangan, Kebijakan, Prosedur, Perpustakaan Umum.
i
ABSTRACT
Eka Fitri Ardiyanti (1111025100036). Weeding Library Materials in the Library and
Archives Office of the City Administration (KPAK) On East Jakarta. Under
the guidance of Nuryudi, MLIS. The Library Science Program Faculty of
Adab and Humanities Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
2015.
The purpose of this study are: (1) To determine the policy of the Office of Library
and Archives Administration (KPAK) East Jakarta on weeding / weeding of library
materials. (2) To know the procedures for implementing the activities of weeding /
weeding of library materials on the Library and Archives Office of the City
Administration (KPAK) East Jakarta. (3) To find a solution that made the City
Library and Archive Office Administration (KPAK) East Jakarta in overcoming the
obstacles encountered on the activities of weeding / weeding of library materials. This
type of research is using a qualitative descriptive approach. The technique used for
data collection is observation (observation), Interview, Documentation. While the
data processing techniques are data reduction, data presentation, drawing conclusions.
Results of this research concluded that the weeding of library materials in the Office
of the City Library and Archive Administration (KPAK) East Jakarta outline
conducted every two years in conjunction with the activities in which inventory check
done by librarians. Office of Library and Archives Administration (KPAK) East
Jakarta has specific criteria for library materials weeded, such as library materials are
already out of date, damaged books and library materials that contain outdated
information. During this time the Office of Library and Archives Administration
(KPAK) East Jakarta has made considerable effort maximal and optimal in terms of
weeding of library materials, but still there are barriers faced. In broad outline these
constraints include a written policy which until now has not owned by KPAK East
Jakarta and also the lack of skilled labor. This becomes problematic as study
materials for librarians, especially the weeding of library materials which under
KABAG Collection Development Office of Library and Archives Administration
(KPAK) East Jakarta.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puja dan puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, yang
telah memberikan kekuatan iman dan Islam, taufiq, hidayah serta inayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada Baginda Nabi besar Muhammad Saw, yang telah memberikan
tidak mungkin dapat terselesaikan tepat pada waktunya tanpa bantuan, bimbingan,
serta dorongan dari beberapa pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan kali ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
1. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN
2. Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
iii
4. Nuryudi, MLIS, selaku pembimbing skripsi yang begitu baik mencurahkan
5. Amir Fadillah, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah meluangkan
6. Ir. Yati Sudiharti, M.Si selaku Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota
Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur yang telah
8. Seluruh dosen Fakultas Adan dan Humaniora, terlebih kepada dosen Jurusan Ilmu
9. Kedua orangtuaku Bapak H. Sukardi dan Mamahku tercinta Salmah Aryani yang
selalu melimpahkan seluruh kasih sayangnya dan tidak pernah bosan memberikan
nasehat, dukungan moril dan materilnya serta Nenekku Hj. Maryamah terima
kasih untuk doa yang selalu dipanjatkan untuk penulis, kedua adikku Syifa Nur
10. Sahabat-sahabat terbaiku Ade Amelia, Afda Chairunnisa, Aini Apriliana, Ummi
iv
Teman-teman KKN Kaaffah UIN Jakarta yang tidak bisa penulis sebutkan satu
11. Teman-teman JIP angkatan 2011, khususnya kelas B Karina, Adzani, Maeta,
Nurul, Maria, Destia, Asma, Pathur Rohmah, Sasmita, Denisya, Eko, Bintang,
Yogi, M. Arif, Maliki, Uli, Wahyudin, Wildan terima kasih canda tawa kalian
selama ini.
12. Sahabat kecilku Choirunnisya Al-ayubi, terima kasih atas canda tawa serta
motivasi yang selalu diberikan kepada penulis. Hendi Achmad terima kasih atas
ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan hal ini karena adanya keterbatasan dari penulis. Penulis berharap
skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi para
pembacanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………………...…………….…… i
ABSTRACT ………………………………………………..……………...….……ii
BAB I PENDAHULUAN
vi
4. Kebijakan Pengembangan Koleksi ………………………………….. 24
C. Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka …………….………….………… 27
1. Pengertian Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ….…...………… 27
2. Tujuan dan Manfaat Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ……...… 28
3. Kebijakan Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ……….…….….. 30
4. Kriteria Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka …………………...… 32
5. Prosedur Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ……………………. 33
6. Hambatan Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ……….……..…… 34
D. Penelitian Terdahulu …………………………………......……………… 35
vii
B. Profil Informan …………………………..………….……………………64
C. Hasil Penelitian …………………………….………………………….… 66
1. Kebijakan Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ….……..………… 66
2. Prosedur Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ………..................... 68
3. Hambatan Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka ……………...…… 76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………… 81
B. Saran …………………………………………………….………….…… 83
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
bahan pustaka seperti buku, majalah, jurnal, bibliografi, indeks ataupun non buku
temukan kembali dan dapat disajikan kepada para pembaca.1 Pernyataan tersebut
yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainya yang biasanya
disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca dan bukan
untuk dijual.2
kepada masyarakat dan pelestarian budaya bangsa dalam bentuk bahan pustaka
kebudayaan. Dalam sebuah perpustakaan tentu terdapat sebuah bahan pustaka dan
Rimbarawa bahwa bahan pustaka merupakan segala bentuk karya tulis, cetak dan
1
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2003), h. 7.
2
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1991), h. 10.
1
2
rekam, seperti naskah, buku, terbitan berkala, surat kabar, brosur, peta, film,
yang mengatur kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan tujuan dari
sebagai sarana pembelajaran dan hiburan melalui koleksi yang disajikan, sesuai
dengan kebutuhan pengguna yang sarat akan informasi, selalu up to date dan
segar.
boleh lepas dari tiga prinsip penting, yaitu mengumpulkan (to collect) informasi-
informasi yang sesuai dengan bidang kegiatan dan misi lembaga dan masyarakat
dan merawat seluruh koleksi perpustakaan agar tetap dalam keadaan baik, utuh,
layak pakai, dan tidak lekas rusak, baik karena pemakaian maupun karena usianya
(to preserve). Ketiga, menyediakan untuk siap dipergunakan dan diperdayakan (to
3
Kosam Rimbarawa, Gedung, Tata Ruang, Perabot dan Perlengkapan
Perpustakaan, (Jakarta: Hakaesar, 2010), cet. Ke-7, h.2.
3
make available) atas seluruh sumber informasi atau koleksi yang dimiliki
informasi dan wahana pembelajaran bagi seluruh kalangan masyarakat. Saat ini
pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras,
dan diolah oleh perpustakaan umum haruslah sesuai dengan tujuan awal
4
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, h. 1.
4
masyarakat luas.
agar gemar membaca sedini mungkin terutama anak-anak berusia balita, anak
kebutuhannya.5
yang lainnya bahan pustaka atau koleksi merupakan unsur yang penting. Bahan
pustaka adalahsemua hasil karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam.
Dikatakan unsur yang penting karena suatu bahan pustaka mengandung nilai
memenuhi kebutuhan pengguna secara cepat dan tepat. Hal ini dilakukan
pengguna perpustakaan yang meningkat serta berubah dari waktu ke waktu, serta
5
Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka,
1996), h. 17.
5
adanya perkembangan yang baru sehingga diperlukan edisi yang mutakhir. Ada
juga koleksi bahan pustaka yang sudah tua usianya tetapi nilai informasi yang
memuat nilai sejarah di dalamnya serta diakui sebagai akar perkembangan ilmiah
masa kini. Masalah lain yang timbul adalah dengan semakin bertambahnya
mengurangi koleksi yang tidak bermanfaat, koleksi yang sudah tua, kebutuhan
sudah out of date, dan bahan pustaka yang telah memiliki edisi terbaru dengan
kandungan informasi yang lebih baik meskipun dengan judul yang sama.
memiliki eksemplar yang banyak, telah memiliki edisi baru, kurang up to date,
bahasanya yang kurang dikenal pengguna dan sebagainya. Adapun tujuan dari
untuk koleksi yang baru, membuat koleksi lebih bisa dimanfaatkan sebagai
evaluasi koleksi (mengevaluasi koleksi yang telah ada). Dan untuk dapat
bahan pustaka.
Jakarta Timur sebagai tempat penelitian karena pada dasarnya KPAK Jakarta
Timur memiliki koleksi dalam jumlah yang relativ besar, serta koleksi buku
agar koleksi bisa masuk ke jajaran koleksi. Untuk mengatasi penumpukan koleksi
6
Lelis Masridah, "Kebijakan Penyiangan Koleksi Di Badan Perpustakaan Daerah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta," (Skripsi S1 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009), h.
14.
7
Yuyu Yulia, Materi Pokok Pengembangan Koleksi, Cet 2 (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2007), h. 1.23.
7
maka KPAK Jakarta Timur harus menyediakan ruangan yang besar, sedangkan
buku-buku baru. Untuk itu langkah yang ditempuh oleh KPAK Jakarta Timur
weeding bahan pustaka secara berkala. Tujuannya agar tidak terjadi penumpukan
buku dan juga menghemat ruangan dan menjaga agar koleksi tetap up to date.
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus dan tidak keluar dari permasalahan maka
Timur.
8
2. Perumusan Masalah
adalah:
Jakarta?
pustaka.
9
Jakarta Timur.
3. Untuk mengetahui solusi yang dilakukan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota
D. Definisi Istilah
1. Penyiangan
rak karena tidak diminati, terlalu banyak eksemplarnya, telah ada edisi terbaru
maupun koleksi itu tidak relevan. Koleksi yang dikeluarkan ini dapat
8
Maunglib’s Weblog, Analisis Koleksi Perpustakaan Seleksi, Penyiangan dan
Evaluasi, http://maunglib.wordpress.com, diakses pada 30 Desember 2013, 20:17 WIB
10
nilai dari segi kebutuhan saat ini. Sekali bahan pustaka dikeluarkan, maka hal
lain.9
2. Kebijakan
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan
dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku
3. Bahan Pustaka
pustaka adalah semua hasil karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam. 10
4. Perpustakaan Umum
9
Heri Kusnanto, Penyiangan Bahan Pustaka Di Perpustakaan Utama Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011.
10
Ibid.,
11
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
penulisan.
Bab ini berisi landasan teori terhadap hal –hal yang berkaitan yang
pokok dan fungsi, dan sarana dan prasarana serta berisi hasil temuan
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab akhir yang terdiri dari kesimpulan dari
penelitian
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Umum
yang dianggap penting oleh umum (badan PBB yang bergerak dalam bidang
menyatakan bahwa perpustakaan umum harus terbuka bagi semua orang tanpa
adalah bahwa ruang lingkup dan layanan perpustakaan umum diperuntukan bagi
11
Sulistiyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1993), h. 152.
13
14
desa.12
12
Kosasih E, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum, (Bandung: Geger
Sunten, 1997), h.16.
13
Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka,
1996), h. 16.
15
yang seluruh atau sebagian dananya disediakan oleh masyarakat umum dan
pengguna perpustakaan umum tidak terbatas pada satu kelompok orang dalam
lapisan masyarakat. Oleh karena itu anggota masyarakat mana pun dan dari
perpustakaan umum.
14
Ibid., h. 17.
15
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h. 46.
16
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, h. 32.
16
kelompok khusus seperti tuna netra, tuna rungu dan masyarakat lainnya.
Karena itu pada abad ini pula lahir pelayanan perpustakaan. Perpustakaan
umum pun semakin lama semakin lengkap sebagai suatu lembaga yang
kebudayaan.18
17
Soetminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta:
Kanisius, 1992), h. 34.
18
Ibid.,h. 35.
17
Umum tujuan perpustakaan umum terbagi ke dalam tiga jenis tujuan sebagai
berikut:
19
Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum, h. 18.
20
Ibid.,h. 19.
18
nasional.
kehidupan.
informasi.
yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri
pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta
dievaluasi keberhasilannya.21
jenis koleksi yang tersedia yaitu berupa buku, majalah surat kabar, bahan
audio visual, rekaman kaset, film, dan lain-lain. Fungsi perpustakaan pun
batas ruang dan waktu. Dengan tersedianya berbagai jenis fungsi bahan
berikut:
a. Fungsi Edukatif
Perpustakaan umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan
berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber
belajar dan manambah pengetahuan secara mandiri. Budaya
mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup
dan gemar membaca.
21
Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan
Umum, (Jakarta: Perpustakaan Nasinal RI, 2000), h. 5.
20
b. Fungsi Informatif
Perpustakaan umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan
lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referensi, bacaan ilmiah
populer berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting
lainnya yang diperlukan pembaca.
c. Fungsi Kultural
Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai
hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk terekam/tercetak.
Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya
berbagai karya budaya manusia dan setiap waktu dapat diikuti
perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.
d. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan
ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku
fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja, dan dewasa.
Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan
imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan
dewasa.”22
sebagai berikut:
22
Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum, h. 21.
23
Ibid., h. 18.
21
banyak informasi yang dibutuhkan semakin banyak pula jenis bahan pustaka
ini akan dijelaskan secara garis besar berbagai jenis bahan pustaka, hasil karya
pemikiran manusia yang dituangkan dalam berbagai jenis media, baik tercetak
24
Yuyu Yulia, Materi Pokok Pengembangan Koleksi, Cet 2 (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2007), h. 1.23.
25
Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum, h.26-29
22
B. Pengembangan Koleksi
pendayagunaan koleksi.26
awal dari pembinaan koleksi perpustakaan, bertujuan agar koleksi tetap sesuai
mencukupi.
Kegiatan tersebut, antara lain seleksi dan evaluasi bahan pustaka (pengukuran
26
Edward Evans, Developing Library and Information Center Collection, (Colorado:
Libraries Unlimited, 1995), h.17.
27
Shaleh,Abdul Rahman, Manajemen Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2009), h. 32.
23
pengguna yang berubah dan tuntutan pengguna masa kini serta masa
yang bertujuan agar koleksi tetap sesuai dengan kebutuhan pengguna dan
28
Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Sugeng Seto, 2006), h. 115.
29
Yuyu Yulia, Materi Pokok Pengembangan Koleksi, Cet 2, h. 23.
30
Ibid.,h. 30.
24
policies, yakni rumusan atau dokumen tertulis yang memberi arah dan
31
Yuyu Yulia, Materi Pokok Pengembangan Koleksi, h. 28.
32
NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik,h.153.
33
Fadhlan Abdul Wadud Imron, “Kebijakan Pengembangan Koleksi Terbitan
Berkala di Perpustakaan Nasional RI,” (Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas
Islam Negeri Jakarta, 2011), h. 19.
25
a. Relevansi
b. Kelengkapan
Koleksi perpustakaan diusahakan tidak hanya terdiri dari buku teks tetapi
c. Kemutakhiran
Jika bahan pustaka diterbitkan pada tahun terakhir, maka dapat dilihat dari
d. Kerjasama
pembelian.34
yang jelas dan dana yang ada dapat dimanfaatkan dengan lebih bijaksana.
34
Ibid.,h. 20-21.
35
Yuyu Yulia, ,Materi Pokok Pengembangan Koleksi, h.28.
27
koleksi dari susunan rak karena tidak diminati atau terlalu banyak
eksemplarnya, telah ada edisi terbaru maupun koleksi itu tidak relevan.
digunakan, dan bahan pustaka lainnya yang tidak lagi dimanfaatkan oleh
dipertukarkan, dijual murah kepada para penggemar buku atau dititip jual
kepada pedagang yang khusus menjual buku-buku out of print (buku yang
yang sudah tidak sesuai lagi dapat digantidengan bahan pustaka yang baru.
36
Manglib’s Weblog, Analisis Koleksi Perpustakaan Seleksi, Penyiangan dan
Evaluasi, http//manglib.wordpress.com, diakses pada 13Maret 2015, 20:08 WIB.
37
Yuyu Yulia, Materi Pokok Pengembangan Koleksi, h. 9.26.
28
a. Menghemat Tempat
Biaya penyediaan ruangan dan rak tidak lebih rendah dari biaya yang
b. Menghemat Waktu
Menghemat waktu baik bagi pengguna maupun staf dan yang terbaik bagi
38
Donna J. Baumbach dan Linda L. Miller, Less is More A Practical Guide to
Weeding School Library Collection, (Chicago: American Library Association, 2006), h. 7.
39
Syakirin Pangaribuan, Manual Penyiangan Koleksi Perpustakaan Modern, (Medan:
Fakultas Ilmu Budaya USU, 2012), h.5.
29
kembali harus bergeser dan buku tersebut disusun kembali untuk membuat
ruang.
yang dipilih oleh para ahli adalah informasi oyang up-to-date dan dapat
diandalkan.
untuk buku hilang atau dicuri yang membutuhkan pengganti, dan menjamin
Koleksi
akhir ini, dan anggaran yang tersedia untuk penyiangan bahan pustaka.
yang akan disiangi, maka perpustakaan harus memiliki kabijakan koleksi yang
akan disiangi. Seperti dalam sebuah buku yang berjudul Less Is More: a
40
Yulia Yuyu, Materi Pokok Pengembangan Koleksi, h. 9.27
31
material?
Kebijakan penyiangan koleksi berisi alat bantu yang akan digunakan dalam
41
Donna J. Baubach, Linda L. Milner, Less Is More: a pratical guide to weeding
school library collection, (Chicago: American Library Association, 2006), h.10.
32
sistematis.
bukan sebuah fungsi yang dapat dikerjakan secara terpisah dari proses-proses
untuk membeli bahan pustaka baru, keterkaitan dari satu buku dengan buku
yang lain pada subjek yang sama, sampai dimanakah tanggung jawab
potensi kegunaan dari sebuah bahan pustaka di masa yang akan datang.
b. Edisi baru sudah ada sehingga edisi lama dapat dikeluarkan dari
koleksiperpustakaan.
33
c. Bahan pustaka yang secara fisik sudah terlalu rusak dan tidak dapat
diperbaiki lagi.
d. Bahan pustaka yang isinya tidak lengkap lagi dan tidak dapat diusahakan
negara.42
Hal selanjutnya yang tak kalah penting untuk dikaji adalah masalah
42
Saleh Abdul Rahman, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2009), h. 3.22.
34
dilakukan oleh siapa saja. Karena proses weeding memerlukan proses yang
panjang dan tidak sebentar. Selain itu dalam pelaksanaannya banyak kendala
dengan hal ini penulis melihat beberapa kendala dalam pelaksanaan kegiatan
penyiangan.44
perpustakaan.
d. Masih dijumpainya prosedur yang rumit, terutama untuk koleksi yang ada
terkesan rumit.
43
Bancin Tekka, Penyiangan Koleksi Bahan Pustaka,
http://tekkabancin.blogspot.com/2013/05/penyiangan-koleksi-bahan-pustaka.html, Diakses pada
9Maret 2014, 10:42 WIB.
44
Yunus Winoto, "Penyiangan (Weeding) Bahan Pustaka: Sebuah Tinjauan Teoritis"
Journal Info PERSADA: Media Informasi Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, Vol.2/
No.2/ Agustus 2004, h. 17.
35
timbul rasa takut akan membuang koleksi yang berharga atau seharusnya
D. Penelitian Terdahulu
Tinjauan literature ini dimaksudkan pada karya ilmiah yang memiliki tema
serupa dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti. Berikut adalah
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Badan Perpustakaan Daerah
45
Donna J. Baumbach dan Linda L. Miller, Less is More A Practical Guide to
Weeding School Library Collection, h.4.
36
skripsi diajukan oleh Maria Ulfah Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Jakarta tahun 2013. Hasil penelitian yang dapat
dengan kegiatan Stock Opname, selain itu pustakawan juga melakukan Stuck
Reading setiap seminggu sekali untuk memeriksa buku-buku yang rusak atau
akurat. Selain itu kendala lainnya juga pada masalah manajemen, misalnya
terkait soal manajemen waktu kerja yang masih belum efektif, dana
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta tahun 2014. Hasil
penyiangan bahan pustaka, isi dari kebijakan tersebut adalah “Jenis koleksi
Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur. Peneliti ingin
METODE PENELITIAN
penelitian kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna daripada generalisasi.46 Selain itu, menutut Bogdan dan Taylor, sebaimana
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
melakukan penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat
lapangan. Oleh sebab itu penelitian semacam ini sering disebut dengan
naturalistic inquiry atau field study. Penelitian kualitatif ini juga yang akan
46
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. ALFABETA, 2008),
h. 1.
47
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000), h. 3.
38
39
definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode penelitian kualitatif dengan pola
B. Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana yang telah dikutip oleh Lexy. J.
mengemukakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-
kata dan tindakan, selebihnya berupa data tambahan seperti dokumen dan lain-
lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jelas datanya dibagi ke dalam kata-
Sedangkan yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari
48
Ibid., hlm 17
49
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2009), h. 112.
50
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 112.
40
mengumpulkan datanya maka sumber datanya disebut informan, yaitu orang yang
C. Informan
dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur. Alasan peneliti mengambil
informan tersebut dalam penelitian ini adalah karena jabatan yang mereka duduki
Selanjutnya peneliti memilih kelompok sosial dan lokasi untuk diteliti. Adapun
51
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta :
PT. Rineka Cipta, 2002), h. 107.
41
1. Observasi (Pengamatan)
lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Kerena itu, observasi
betul apa yang hendak direka. Agar tidak mengganggu objek pengamatan,
Menghadapi hal ini maka seni mencatatat hasil observasi harus terus
yang baik.
2. Wawancara
52
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 135.
42
pertanyaan yang akan diajukan untuk mencari jawaban atas hipotesis yang
sama, dan merasa bebas berbicara dan dapat memberikan informasi yang
agar pembicaraan dalam wawancara lebih terarah dan fokus pada tujuan yang
dimaksud dan menghindari pembicaraan yang terlalu melebar. Selain itu juga
3. Dokumentasi
Metode ini adalah salah satu metode yang digunakan untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
Dalam hal ini data data-data tersebut merupakan data yang bersifat tulisan.55
53
Ibid., h. 138.
54
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, h. 203.
55
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods(Bandung: CV.
ALFABETA, 2011), h. 326.
43
menggunakan analisis data menurut Miles dan Hubermen, yang mana analisis ini
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas.
Aktivitas dalam analisis data ini yaitu dengan merangkum, memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting untuk dicari tema dan polanya
(data reduction), kemudian data disajikan dalam sebuah pola yang sesuai dengan
kajian (data display), dan setelah itu ditarik sebuah kesimpulan yang
menghasilkan sebuah hipotesis dan deskripsi atau gambaran suatu objek yang
atau (verification).
hal-hal yang penting, mencari tema polanya, dan membuang yang tidak perlu
Jakarta Timur.
56
Ibid., h. 338
44
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data ini dapat dilakukan dalam
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan dengan teks yang
bersifat naratif.
apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
berdasarkan yang telah dipahami dari data tersebut. Rencana kerja tersebut
bisa berupa mencari pola-pola data yang dapat mendukung penelitian yang
bersangkutan57
3. Penarikan Kesimpulan
baru yang sebelumnya belum pernah ada atau berupa gambaran suatu obyek
menjadi jelas. Kesimpulan ini masih sebagai hipotesis, dan dapat menjadi
57
Ibid., h. 339
45
dengan mencari pola, tema, hubungan, hal-hal yang sering timbul, yang
F. Jadwal Penelitian
Tabel 1
Jadwal Penelitaian
No Kegiatan Bulan
April Mei Juni Juli Agustus Sep Okt
1 Penyusunan √
Proposal
2 Pengajuan √
Proposal
3 Bimbingan √ √ √ √ √
Skripsi
4 Penelitian √ √ √ √ √
5 Penyusunan √ √ √ √ √
Skripsi
6 Pengajuan √
Sidang
7 Sidang √
Skripsi
58
Ibid., h. 343.
BAB IV
Timur
Timur
Kota Jakarta sudah dimulai masih berbentuk Kotapradja Djakarta Raja tahun
menjadi Daerah Tingkat I daerah khusus Ibu Kota Jakarta, namanya menjadi
Jakarta.
46
47
dalam negeri agar dilingkungan Sekwilda DKI Jakarta di bentuk satu wadah
Pemerintah Daerah Pemda DKI Jakarta dengan Perda No.8 tahun 1993.
Tahun 2001 Perda No.3 tahun 2001 dan SK Gubernur DKI Jakarta
No.109 tahun 2001 Kantor Perpustakaan Umum daerah DKI. Tahun 2008-
a. Visi
b. Misi
berkualitas;
prima.
a. Organisasi
1) Kepala Kantor
6) Tenaga Pustakawan
7) Tenaga Arsiparis
Struktur Organisasi
Gambar 1
Struktur Organisasi
50
Adapun jenis tugas yang ada pada Subag dan Seksi adalah :
kerumah tanggaan.
pustaka
informasi.
b. Ketenagaan
Jumlah Pegawai yang ada terdiri dari 17 orang Pegawai Negeri Sipil dan
a. Tugas
b. Fungsi
kerahasiaan dokumen;
5. Koleksi
a. Koleksi anak
Kelas 000 (25 judul, 118 eksemplar), kelas 100 (35 judul, 170 eksemplar),
kelas 200 (26 judul, 130 eksemplar), kelas 300 (25 judul, 120 eksemplar),
kelas 400 (42 judul, 210 eksemplar), 500 (36 judul, 175 eksemplar), kelas
600 (28 judul, 140 eksemplar), kelas 700 (35 judul, 185 eksemplar), kelas
800 (30 judul, 145 eksemplar), kelas 900 (34 judul, 170 eksemplar), kelas
fiksi (20 judul, 120 eksemplar), koleksi referensi (24 judul, 120
Kelas 000 (121 judul, 605 eksemplar), kelas 100 (98 judul, 490
eksemplar), kelas 200 (125 judul, 625 eksemplar), kelas 300 (126 judul,
630 eksemplar), kelas 400 (130 judul, 650 eksemplar), kelas 500 (157
judul, 785 eksemplar), kelas 600 (155 judul, 775 eksemplar), kelas 700
(160 judul, 800 eksempar), kelas 800 (154 judul, 770 eksemplar), kelas
900 (143 judul, 715 eksemplar), kals fiksi (95 judul, 385 eksemplar),
53
eksemplar.
Jakarta timur, berikut adalah daftar taman baca masyarakat yang ada di
Jakarta Timur:
eksemplar).
eksemplar).
eksemplar).
6) Yayasan Ibu Hj. A Slamet – Kramat Jati, Jakarta Timur (75 judul, 375
eksemplar).
8) TBM Fatahillah – Komp. Bulak Rantai, Jakarta Timur (80 judul, 400
eksemplar).
54
9) TBM Saung Manggar – Pondok Kelapa, Jakarta Timur (65 judul, 325
eksemplar).
10) TBM Balai (LPM – UIJ) – Matraman, Jakarta Timur (80 judul, 400
eksemplar).
11) Kampung Buku – Cibubur, Jakarta Timur (85 judul, 425 eksemplar).
12) Rumah Baca Al Karimah – Utan Kayu Selatan, Jakarta Timur (65
d. Mobil Keliling
dengan total 1.180 eksemplar. Untuk setiap unit mobil membawa kelas
000 (23 judul, 115 eksemplar), kelas 100 ( 20 judul, 100 eksemplar), kelas
200 (18 judul, 90 eksemplar), kelas 300 (35 judul, 175 eksemplar), kelas
400 (25 judul, 125 eksemplar), kelas 500 (27 judul, 135 eksemplar), kelas
600 (16 judul, 80 eksemplar), kelas 700 (13 judul, 65 eksemplar), kelas
800 (17 judul, 85 eksemplar), kelas 900 (22 judul, 110 eksemplar), kelas
fiksi (25 judul, 125 eksemplar), koleksi referensi (20 judul, 100
eksemplar). Jika setiap unit mobil membawa 236 judul, 1.180 eksemplar,
55
Sarana dan prasarana yang ada di KPAK Administrasi Jakarta Timur sebagai
berikut:
KPAK Jakarta Timur hanya memiliki 1 ruang baca remaja dewasa yang
c. Ruang referensi
KPAK Jakarta Timur hanya memiliki 1 ruang baca referensi yang menjadi
f. Boks arsip
KPAK Jakarta Timur memiliki 100 boks arsip yang dapat dipergunakan
g. Map arsip
KPAK Jakarta Timur menyediakan sebanyak 800 buah map arsip untuk
h. Rak arsip
i. Filing cabinet
disortir/dipilah.
buah.
57
Apabila ada pemustaka yang ingin membuat kartu anggota terlebih dahulu
8. Layanan Perpustakaan
yang berbeda yang dibagi menjadi 2 pelayanan. Yang pertama adalah layanan
stasioner (layanan yang berada di dalam perpustakaan itu sendiri) dan yang
a. Layanan Stasioner
58
Timur adalah:
1) Layanan Perpustakaan
Layanan ini juga bisa sebagai layanan untuk pemustaka yang ingin
Timur.
3) Layanan Referensi
b. Layanan Ekstensi
1) Layanan Bercerita
2) Layanan Paket
yakni 3 bulan saja, setelah itu akan diambil lagi koleksi yang telah
dipinjamkan.
perpustakaannya.
9. Jenis Kegiatan
Layanan anak dan membaca merupakan salah satu jenis kegiatan yang
layanan anak dan membaca ini bisa dari pihak KPAK Administrasi
dan membaca seperti bercerita atau story telling. Akan tetapi, bisa juga
Timur adalah pemilihan abang dan none buku. Jenis kegiatan ini
sangat unik karena tidak hanya ada abang dan none Jakarta, tetapi juga
abang dan none buku juga ada di KPAK Administrasi Jakarta Timur.
untuk sebagai pelopor atau daya gerak gemar membaca bagi pemuda
yang menjadi peserta dalam pemilihan abang dan none buku ini
Kegiatan pemilihan abang dan none buku ini juga biasanya diadakan
yang memiliki arsip tetapi tidak dikelolah secara baik. Jika melakukan
perpustakaan.
Timur. Dalam kegiatan ini, ada beberapa acara yang dilakukan seperti
perpustakaan adalah:
1) Lomba puisi
2) Lomba berpidato
4) Lomba bercerita
5) Lomba menggambar
6) Lomba mewarnai
64
B. Profil Informan
1. Ahmad Staniurachman
Pengembangan Koleksi;
2. Sarti
Nama : Sarti
NIP/ NRK :
ada. Pedoman yang menjadi acuan dalam kegiatan penyiangan bahan pustaka
dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur tidak memiliki kebijakan
bahan pustaka secara tertulis penyiangan karena KPAK Jakarta Timur lebih
berfokus melakukan stock opname dari pada penyiangan. Karena menurut SR,
59
Ahmad Staniurachman, Kepala Sub Bagian Pengembangan Koleksi, Wawancara
pribadi, Jakarta 15 Juni 2015
67
kebijakan khusus tentang penyiangan bahan pustaka. Hal ini dapat di lihat
untuk melakukan penyiangan, jadi hingga saat ini penyiangan yang dilakukan
60
Sarti, Pustakawan, Wawancara pribadi, Jakarta 16 Juni 2015.
61
Ahmad Staniurachman, Kepala Sub Bagian Pengembangan Koleksi, Wawancara
pribadi, Jakarta 15 Juni 2015
68
dua tahun sekali Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi (KPAK)
opname yaitu dua tahun sekali, akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika
ada buku yang harus segera disiangi saat itu juga langsung disiangi. Dalam
62
Ahmad Staniurachman, Kepala Sub Bagian Pengembangan Koleksi, Wawancara
pribadi, Jakarta 15 Juni 2015
69
sebagai berikut:
(weeding).
pustaka yang akan disiangi sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ada
opname yaitu dua tahun sekali. Para pustakawan mengecek serta mendata
bahan pustaka.
63
Sarti, Pustakawan, Wawancara pribadi, Jakarta 16 Juni 2015.
64
Ibid.,
70
jajaran koleksi terdapat buku-buku yang rusak, buku-buku yang sudah out
of date maka saat itu pula pustakawan menarik buku-buku tersebut untuk
kemudian disiangi.
dari rak.
beberapa buku yang kurang layak untuk dibaca, seperti out of date, rusak,
yang telah terbentuk tim mendata dan menganalisa setiap bahan pustaka,
dari analisa yang dilakukan akan mendapatkan hasil apakah bahan pustaka
masih layak untuk dibaca oleh pemustaka ataukah masuk kedalam kriteria
71
penyiangan. Bahan pustaka yang masih layak dibaca akan diberi tanda
khusus, sedangkan untuk bahan pustaka yang tidak layak dibaca langsung
masuk kedalam kriteria penyiangan dan pada formnya akan diberi tanda
disetujui.
pustaka yang sudah siap disingai sesuai dengan kriteria yang ada maka
a) Rusak Parah : A
b) Rusak Ringan : B
c) Out Of Date :C
72
Tabel 2
Tanda-tanda dalam penyiangan
No Tnda Keterangan
1 A Rusak Parah
2 B Rusak Ringan
3 C Out Of Date
menghapus data buku yang telah disiangi, akan tetapi pada katalog akan
diberi tanda khusus. Jika bahan pustaka yang ditarik untuk disiangi, maka
dalam katalog akan di beri tanda “rusak”. Untuk lebih jelas mengenai
No Tanda Keterangan
diperbaiki
Tabel 3
Tabel Status Bahan Pustaka
5) Bahan pustaka yang out of date, kurang diminati, rusak, telah terbit edisi
Dari semua data bahan pustaka yang telah masuk kategori disiangi
biasanya dilakukan analisa ulang. Tidak semua bahan pustaka yang telah
koleksi.
untuk disiangi, maka perlu dilakukan pengecekan dan analisa yang benar-
benar teliti. Untuk bahan pustaka yang selayaknya masih dapat dilakukan
rak koleksi.
serta merta dilaksanakan dalam satu waktu. Namun temponya tidak lebih
bahan pustaka yang masih dapat diperbaiki dan menyiangi bahan pustaka
(gudang).
8) Untuk bahan pustaka yang sudah rusak tetapi masih banyak dicari, maka
kepada instansi lain harus melalui beberapa tahap yang tentunya juga
memakan waktu.
dan Arsip Kota Administrasi (KPAK) Jakarta Timur. Hal tersebut juga
65
Sani, Kepala Sub Bagian Pengembangan Koleksi, Wawancara pribadi, Jakarta 15
Juni 2015
66
Sarti, Pustakawan, Wawancara pribadi, Jakarta 16 Juni 2015.
76
penyiangan yang dihadapi KPAK terbagi menjadi dua hambatan yang bersifat
Sampai saat ini koleksi yang telah disiangi tidak ditindak lanjuti oleh
adanya rasa sayang terhadap koleksi atau bahan pustaka yang akan
disingkirkan, dan beberapa faktor lain. Jadi secara tidak langsung proses
harus segera disiangi mengingat sudah ada atau sudah terbitnya edisi-edisi
untuk dilaksanakan.
pengadaan.
d. Masih dijumpainya prosedur yang rumit terutama untuk koleksi yang ada
di perpustakaan pemerintah.
DKI Jakarta maka tindak lanjut terhadap koleksi hasil penyiangan menjadi
disetujui.
tidak langsung ditindak lanjuti; baik diperbaiki, atau dikopi. Bahkan bahan
67
Ahmad Staniurachman, Kepala Sub Bagian Pengembangan Koleksi, Wawancara
pribadi, Jakarta 15 Juni 2015
79
c. Tempat
koleksi yang telah disiangi. Karena lama kelamaan gudang yang saat ini
digunakan akan terisi penuh terlebih setelah disiangi koleksi tidak ditindak
lanjuti.
68
Sani, Kepala Sub Bagian Pengembangan Koleksi, Wawancara pribadi, Jakarta 15 Juni 2015
69
Sarti, Pustakawan, Wawancara pribadi, Jakarta 16 Juni 2015.
80
PENUTUP
A. KESIMPULAN
hingga saat ini belum memiliki kebijakan penyiangan yang legal secara
81
82
menyusun daftar koleksi yang akan disiangi, setelah daftar selesai dibuat
daftar koleksi yang akan disiangi telah disetujui langkah selanjutnya memberi
keterangan pada katalog bahwa buku tersebut tidak tersedia, setelah itu
yang cukup merepotkan, dan masalah minimnya tenaga ahli. Selain itu
penyiangan, dan tempat. Sampai saat ini Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota
B. SARAN
Dari hasil penelitian atau observasi yang tertuang dalam skripsi ini, kiranya
penyiangan bahan pustaka memiliki alur kerja atau konsep yang jelas dalam
Timur dalam hal ini membuat alur penyiangan (weeding) seperti yang penulis
Jakarta Timur memiliki dana yang cukup untuk melakukan pengadaan koleksi
dan anggaran khusus untuk pemeliharaan (dalam hal ini penyiangan). Dengan
84
85
Gambar 2
Buku Yang Jarang Dipinjam
Gambar 3
Buku Out Of Date
Gambar 4
Buku Rusak
Gambar 5
Buku Yang Beberapa Halamannya Hilang
Gambar 6
Buku Rusak Cover
Gambar 7
Buku Yang Tersiram Air
Gambar 8
Jajaran Buku Rusak Di Rak Penyiangan
Gambar 9
Buku Dengan Eksemplar Banyak
Gambar 10
Rak Hasil Penyiangan Tampak Samping Kanan
Gambar 11
Rak Hasil Penyiangan Tampak Samping Kiri
Gambar 12
Rak Hasil Penyiangan Tampak Samping Depan
Gambar 13
Ruangan Khusus Hasil Penyiangan
Gambar 14
Penumpukan Buku di Gudang
Gambar 15
Beberapa Ikat Buku
HASIL WAWANCARA
JAKARTA TIMUR
2. Apakah yang menjadi pedoman atau acuan ketika melakukan penyiangan bahan
pustaka?
acuan.
Jawab: Prosedur penyiangan yang kami lakukan sama halnya dengan yang
setelah itu tim yang telah terbentuk melakukan pemilihan terhadap bahan pustaka
yang akan disiangi, selanjutnya pustakawan menyusun daftar koleksi yang akan
disiangi, setelah daftar selesai dibuat kemudian dilaporkan kepada kepala KPAK
yang mempunyai wewenang. Jika daftar koleksi yang akan disiangi telah
tersebut tidak tersedia, setelah itu pustakawan atau tim yang telah dibentuk dapat
Jawab: Iya benar sekali, di KPAK sendiri penyiangan bahan pustaka dilakukan
dilakukan tanpa pedoman yang sah. Hanya pedoman dari pribadi pustakawannya
saja. Tentunya semua itu tidak bisa dijadikan pedoman yang resmi menurut saya.
Jawab: Tidak ada, mengingat pedoman resmi saja kita (pihak perpustakaan) tidak
pegang.
dan tentunya tidak dipandang sebelah mata juga oleh pihak-pihak yang tidak
Jawab: Penyiangan dilakukan dua tahun sekali bareng dengan stock opname.
Jawab: Nah, inilah kendalanya mba, karena penyiangan yang dilakukan tidak
mempunyai payung hukum, tidak ada pedoman atau yang kita sebut sebelumnya
tidak ada kebijakan, nasib koleksi-koleksi yang telah selesai disiangi tidak ada
Jawab: Kriterianya seperti buku-buku yang benar-benar rusak dan tidak dapat
diperbaiki lagi, buku yang peminatnya tidak ada biasanya kita lihat buku itu
diminati atau tidak dari slip peminjaman bahan pustaka yang tertera di belakang
buku, kemudian buku yang nilai informasinya kudet, dan buku-buku yang
sebagai kepala bidang pengembangan koleksi dan tentunya tak luput juga
Jawab: Tim khusus ada tetapi dibuatnya pada saat akan melakukan penyiangan,
penyiangan itu tidaklah mudah jadi tidak semua orang mau ikut serta dalam
kegiatan ini.
tempat.
16. Hambatan apa saja yang dihadapi KPAK Jakarta Timur selama proses penyiangan
berlangsung?
Jawab: Hambatan yang dihadapi pertama banget terkait tindak lanjut koleksi
pasca penyiangan, selain itu adalah psikologis pustakawan yang merasa sayang
terhadap buku yang akan dikeluarkan dari rak. Selain hambatan teknis, masalah
SDM juga menjadi problematika. Maksudnya adalah bahan pustaka yang telah
disiangi dan seharusnya ditindak lanjuti menjadi tertunda karena staff melakukan
17. Bagaimana sistem temu kembali untuk koleksi yang telah disiangi?
Jawab: sistem temu kembalinya ya secara manual, pemustaka yang membutuhkan
buku tersebut dapat mencarinya di rak hasil penyiangan yang ada di gudang.
benar masih banyak peminatnya, siklus peminjamannya juga masih sering kita
Mengetahui,
JAKARTA TIMUR
Informan : Sarti
Jabatan : Pustakawan
2. Apakah yang menjadi pedoman atau acuan ketika melakukan penyiangan bahan
pustaka?
bisa.
Jawab: Prosedur penyiangan bahan pustaka yang kami lakukan di mulai dari
membentuk tim pelaksana penyiangan, setelah itu tim yang telah terbentuk
melakukan pemilihan terhadap bahan pustaka yang akan disiangi, selanjutnya
pustakawan menyusun daftar koleksi yang akan disiangi, setelah daftar selesai
Jika daftar koleksi yang akan disiangi telah disetujui langkah selanjutnya
memberi keterangan pada catalog bahwa buku tersebut tidak tersedia, setelah itu
Jawab: Iya berbarengan dengan stock opname dua tahun sekali biasanya.
Jawab: Kami tidak memiliki kebijakan penyiangan bahan pustaka, secara tertulis.
Jawab: Manfaatnya alur kerja jadi terarah, dan tersusun. Selain itu jika ada
payung hukum.
Jawab: Itu tadi penyiangan dilakukan dua tahun sekali bareng dengan stock
opname.
Jawab: Tindak lanjut terhadap koleksi yang telah disiangi kita simpan di gudang
biasanya perpustakaan lain lakukan karena disini (KPAK Jakarta Timur) masih
masih bisa diperbaiki dan sudah benar-benar rusak. Karena buku yang masih
koleksi.
Jawab: Kriterianya seperti buku-buku yang benar-benar rusak dan tidak dapat
diperbaiki lagi, buku yang peminatnya tidak ada biasanya kita lihat buku itu
diminati atau tidak dari slip peminjaman bahan pustaka yang tertera di belakang
buku, kemudian buku yang nilai informasinya kadaluarsa, dan buku-buku yang
sebagai kepala pengembangan koleksi dan tentunya kepada KPAK juga ikut andil
Jawab: Tim khusus ada tetapi dibuatnya pada saat akan melakukan penyiangan.
perpustakaan.
16. Hambatan apa saja yang dihadapi KPAK Jakarta Timur selama proses penyiangan
berlangsung?
manusia yang menangani kegiatan penyiangan/ weeding selain itu belum adanya
17. Bagaimana sistem temu kembali untuk koleksi yang telah disiangi?
Jawab: Tidak ada system temu kembali untuk buku yang telah di weeding jika ada
Mengetahui,
Pewawancara Pustakawan
1999) TK Islam Nur Hidayah. Lalu pada tahun (1999-2005) Sekolah Dasar Negeri
Bekasi. Pada tahun (2011) penulis melanjutkan pendidikan pada program studi (S1)
Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri