Skripsi
Judul skripsi ini adalah “Fungsi dan Makna Museum Benteng Heritage dalam
Pelestarian Budaya Cina di Kota Tangerang”. Museum Benteng Heritage
merupakan museum peranakan Tionghoa pertama di Indonesia. Museum ini
merupakan hasil restorasi sebuah bangunan tua berarsitektur tradisional Tionghoa.
Museum ini menyajikan koleksi dan kegiatan yang berhubungan dengan
peranakan Tionghoa khususnya Cina Benteng. Penulis juga telah melakukan
penelitian untuk mengetahui fungsi dan makna dari Museum Benteng Heritage.
Teori yang digunakan adalah teori fungsionalisme oleh Bronislaw Malinowski
untuk menganalisis fungsi dari Museum Benteng Heritage dan teori semiotik oleh
Roland Barthes untuk menganalisis makna dari Museum Benteng Heritage. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah file riset serta hasil wawancara yang
berhubungan dengan Museum Benteng Heritage. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil
penelitian ini menunjukkan bagaimana proses Museum Benteng Heritage
menunjukkan fungsi dan maknanya kepada masyarakat Indonesia khususnya
masyarakat Tionghoa.
Puji dan syukur kepada Tuhan Allah atas berkat dan penyertaan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan pengerjaan skripsi ini. Penulis menyadari
bahwa skripsi yang berjudul “Fungsi dan Makna Museum Benteng Heritage
dalam Pelestarian Budaya Cina di Kota Tangerang” ini masih belum sempurna
karena keterbatasan penulis.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan moril dan materiil, semangat, bimbingan serta doa kepada
penulis hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam proses
penyelesaian skripsi ini, penulis mengalami banyak hambatan dalam
penyelesaiannya, tetapi berkat ketekunan dan dorongan dari berbagai pihak skripsi
ini dapat diselesaikan oleh penulis. Oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Drs. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya,
2. Bapak Mhd. Pujiono. M.Hum. Ph.D, selaku Ketua Program Studi Sastra
skripsi ini.
dukungan doa.
Meisi Nasution, dan Relina Elisabeth atas dukungan doa dan semangat
12. Kepada seluruh mahasiswa Sastra Cina stambuk 2013 yang tidak dapat
Penulis menyadari bahwa skripsi yang ini masih jauh dari sempurna
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis,
NIM.130710063
ABSTRACT ......................................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ................................................................................. 6
1.3 Rumusan Masalah .............................................................................. 6
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................................... 7
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 8
2.1 Konsep ................................................................................................ 8
2.1.1 Fungsi ........................................................................................... 8
2.1.2 Makna ........................................................................................... 9
2.1.3 Museum ........................................................................................ 10
2.1.4 Benteng Heritage: The Pearl of Tangerang ................................. 10
2.1.5 Pelestarian .................................................................................... 11
2.1.6 Budaya Cina ................................................................................. 12
2.2 Landasan Teori ................................................................................... 12
2.2.1 Teori Fungsionalisme ................................................................... 13
2.2.2 Teori Semiotik .............................................................................. 14
2.3 Tinjauan Pustaka ................................................................................ 15
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 18
3.1 Metode Penelitian .......................................................................................... 18
3.2 Lokasi Penelitian ................................................................................ 19
3.3 Data dan Sumber Data ........................................................................ 19
PENDAHULUAN
Cina merupakan salah satu negara terbesar di Asia dan dikenal dengan
dunia. Cina juga merupakan salah satu negara yang kaya akan budaya.
Cina masih bertahan sampai saat ini. Sama halnya dengan negara-negara lain,
sejarah bangsa tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian
penduduknya merupakan etnis Cina atau biasa disebut dengan Tionghoa. Jadi
Indonesia.
Orang Tionghoa dari sudut kebudayaan terbagi atas peranakan dan totok.
Sedangkan Tionghoa totok adalah orang Tionghoa yang baru satu atau dua
aslinya. Hal ini dikarenakan adanya percampuran budaya atau akulturasi antara
budaya Cina dengan budaya pribumi yang menghasilkan budaya baru. Budaya
Cina peranakan dapat dilihat di dalam sebuah bangunan Cina tua yang sekarang
dibuat menjadi Benteng Heritage: The Pearl of Tangerang atau dikenal dengan
yang juga adalah Zero Point kota Tangerang. Disinilah cikal bakal pusat kota
tinggal di dekat museum ini. Kecintaannya akan budaya membuat Beliau kembali
ke Indonesia dan mengambil alih bangunan tua tersebut pada November 2009.
Merasa bangunan tersebut merupakan situs budaya yang memiliki nilai historis
kondisi bangunan seperti semula. Proses restorasi ini memakan waktu selama dua
ditempuh agar restorasi yang dilakukan nantinya tidak merusak orisinalitas dari
(5 Februari 2016), menyatakan: “... Dengan didirikannya museum ini, saya ingin
kebangsaan. Dengan hal itu, setiap orang akan merasakan ini home. Serta,
home,”
pribadi Udaya Halim saja, tetapi juga dari sumbangan dari warga sekitar
Indonesia.Di museum ini terdapat berbagai artefak yang menjadi saksi bisu
kehidupan masa lalu masyarakat Cina. Ada juga sepatu wanita Cina kuno yang
mungil, sepatu ini bukan sepatu anak kecil melainkan sepatu wanita dewasa
dimana pada jaman dahulu orang Cina beranggapan bahwa wanita yang cantik
Di museum ini juga terdapat altar dewa, patung Dewa Guan Gong, patung
Dewa Fu Lu Shou, patung Dewi Kwan Im dan samkok perjalanan Jenderal Kwan
Kong. Pintu asli Tionghoa juga terdapat dalam museum ini, dimana pintu ini
mempunyai teknik khusus dalam membukanya. Ada juga mainan khas Tionghoa
yaitu mahyong lengkap dengan meja khusus bermainnya.Ada juga hiasan kepala,
hiasan pundak, hiasan baju dari Cina, kain-kain batik Cina, batik pagi sore, dan
Benteng dan video prosesi adat pernikahan Cina Benteng yang terlihat sebagai
Museum ini juga selalu merayakan Tahun baru Imlek, Festival Peh Cun
atau biasa dikenal dengan lomba perahu naga dan Festival Bacang, Cap Go Meh,
Festival Tang Yuan atau hari Onde, dan lain sebagainya. Ada juga Festival
Tepekong yang hanya dirayakan setiap 12 tahun sekali. Pada saat Festival Tang
Yuan atau hari Onde, museum ini juga menyelenggarakan kebaya fashion show
sebagai perayaan hari Ibu. Di museum ini juga tersedia kuliner peranakan Cina
sejarah, museum ini juga berguna sebagai tempat wisata. Heritage walk
merupakan salah satu program yang ada di museum ini, program ini ialah
program wisata dimana para pengunjung akan diajak untuk mengelilingi pecinan
dan pasar yang menyimpan sejarah Cina Benteng. Selain itu, museum ini juga
berguna sebagai tempat untuk mendapatkan ilmu tentang kebudayaan Cina. Tour
kebudayaan Cina saat mengelilingi museum ini. Museum ini seringkali digunakan
untuk foto pre-wedding pasangan-pasangan Cina. Selain itu, museum ini juga
Tionghoa yang berdiam di sekitar kali Cisadane, Tangerang dengan lebih dari
sekedar rutinitas yang harus dijalankan tanpa mengetahui makna dan gunanya.
Banyak juga yang sudah jarang menjalankan budayanya. Mayoritas Cina Benteng
satu faktor rendahnya minat masyarakat terutama kaum muda etnis Tionghoa
budaya.
untuk melestarikan budaya Cina. Fungsi ini juga diharapkan dapat dimaknai
masyarakat Cina sekitar museum ini yang hanya menganggap museum ini sebagai
menyimpang dari masalah yang diteliti dan menghindari ruang lingkup penelitian
yang terlalu luas. Oleh karena itu, penulis membatasi kajian ini dengan hanya
bermanfaat bagi pengembangan ilmu (teoritis) dan bagi kegunaan praktis. Sesuai
Cina
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
kejadian. Konsep dapat diartikan sebagai gambaran mental dari suatu objek,
proses atau apapun yang ada diluar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk
suatu makna yang berada di alam pikiran atau di dunia kepahaman manusia yang
Salah satu fungsi dari konsep ialah bahwa sebuah konsep harus
yang relevan dalam penelitian lapangan terlebih dahulu harus dibuat operasional.
Definisi operasional tidak akan mungkin ditetapkan jika konsep itu tidak merujuk
sama sekali pada suatu realita tertentu. Menurut Philips dalam Suyanto, (1995:39)
mengatakan: “...Sebuah konsep baru akan dibuat konsep yang operasional jika
yang berkaitan dengan penelitian fungsi dan makna Museum Benteng Heritage
2.1.1. Fungsi
Pada umumnya fungsi mempunyai arti guna atau manfaat. Fungsi dapat
diartikan juga sebagai suatu hubungan guna antara suatu hal dengan suatu tujuan
tertentu. Fungsi timbul sebagai akibat adanya kebutuhan manusia di dalam usaha
memenuhi suatu keinginan. Menurut Alwi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
aktivitas yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan sifat atau
2.1.2. Makna
Makna dapat diartikan sebagai arti atau maksud yang penting di dalam
sesuatu. Makna tidak terbatas hanya pada arti dari sebuah kata atau kalimat,
namun makna juga meliputi arti atau maksud yang terkandung dalam simbol,
museum. Makna ini timbul ketika museumdijaga dan dipelihara dengan baik.
Makna museum dapat dilihat dari setiap bagian yang ada di dalam
Hal ini jika dimaknai dengan baik akan memberikan dampak yang sangat baik
sejarah, seni, dan ilmu. Selain untuk mendapatkan ilmu dan mengetahui sejarah,
biasanya museum juga sebagai wisata atau sekedar mencari kesenangan. Seperti
(1991:3) mengatakan:
Warisan adalah benda atau atribut tak berbenda yang merupakan jati diri suatu
berkaitan dengan jenis produksi dan negoisasi identitas budaya, tinggalan dari
di sekitar kali Cisadane, Tangerang berdiri sebuah benteng yang dibuat oleh VOC.
Tempat ini adalah Zero Point Tangerang, oleh karena itu dahulu Tangerang
ialah salah satu rumah khas Tionghoa tertua di kota Tangerang, serta disekitar
bangunan ini juga menyimpan sejarah Cina Benteng. Bangunan ini menyimpan
2.1.5. Pelestarian
terus menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu yang
mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat dinamis, luwes, dan
selektif”.
rutin dikunjungi oleh banyak komunitas dan diramaikan dengan berbagai aktifitas,
mengatakan:
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
dikenal dari ratusan abad dulu dan ramai dibicarakan pada dunia internasional.
mulai dari hal kecil hingga hal-hal yang tak terduga sama sekali. Bentuk budaya
Cina yang cukup terkenal ialah obat tradisional Cina, budaya minum teh, Kung Fu
Cina, opera Beijing, makanan Cina, festival-festival Cina, situs warisan Cina, dan
lainnya. Oleh karena itu, kebudayaan Cina pun telah banyak mengalami
akulturasi. Hal ini dapat dilihat dari adat dan upacara pernikahan Cina Benteng,
batik & kebaya, alat musik gambang kromong, dan wayang potehi yang telah
metodologi, argumentasi”.
Teori bukanlah sekedar ikhtisar data yang ringkas, karena ia tidak hanya
mengatakan apa yang terjadi melainkan juga mengapa sesuatu terjadi sebagai
yang berlaku dalam kenyataan. Menurut Kaplan, (2002) mengatakan: “...Teori apa
pun yang ingin berharga harus melaksanakan fungsi ganda. Pertama, menjelaskan
fakta yang sudah diketahui, dan kedua, membuka celah pemandangan baru yang
kebudayaan secara tersendiri, tetapi teori ini tidak mengungkapkan dalil - dalil
berbeda, tetapi saling berhubungan satu sama lain dan semua unsur kebudayaan
abstraksi, yaitu:
1. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial, atau unsur kebudayaan
pada tingkat abstraksi pertama mengenai pengaruh atau efeknya
terhadap adat, tingkah-laku manusia, dan pranata sosial yang lain
dalam masyarakat;
2. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial, atau unsur kebudayaan
pada tingkat abstraksi kedua mengenai pengaruh atau efeknya terhadap
kebutuhan suatu adat atau pranata lain untuk mencapai maksudnya,
seperti yang dikonsepsikan oleh warga masyarakat yang bersangkutan;
3. Fungsi sosial dari suatu adat atau pranata sosial pada tingkat abstraksi
ketiga mengenai pengaruh atau efeknya terhadap kebutuhan mutlak
untuk berlangsungnya secara terintegrasi dari suatu sistem sosial yang
tertentu.
berdasarkan tiga bagian yaitu fungsi identitas budaya, fungsi pelestarian, dan
berkaitan dengan sebuah tanda dan simbol sebagai bagian dari sistem kode
dari semiotika adalah konsep tentang tanda atau simbol. Semiotik dapat
tentang denotasi dan konotasi sebagai kunci dari analisisnya.Model ini disebut
sebagai signifikasi dua tahap atau two order of signification. Barthes dalam
dibagi menjadi dua bagian yaitu denotasi dan konotasi. denotasi dilihat sebagai
makna yang terungkap melalui konsep, fungsi dan/atau nilai-nlai yang terkandung
Tangerang.
Tinjauan pustaka tidak selalu harus tepat identik dengan bidang permasalahan
yang dihadapi, tetapi dapat juga yang seiring dan berkaitan. Sebagaimana yang
landasan ilmiah tentang masalah penelitian, metode yang dipilih, dan posisi
menemukan beberapa buku, skripsi dan jurnal yang relevan dengan judul
Donna Sitepu (2014) dalam skripsinya yang berjudul Bentuk, Fungsi, dan
teori fungsionalisme dibagi ke dalam tiga bagian yaitu fungsi bangunan, fungsi
ruang, dan fungsi alat-alat ibadah. Skripsi ini membantu penulis dalam
Semiotik Roland Barthes yang terbagi dalam 2 tahapan yaitu denotasi dan
petanda.Penanda sebagai bentuk atau wujud dan petanda sebagai makna bentuk
Roland Barthes.
Tionghoa totok dan faktor-faktor yang membedakan keduanya. Buku ini juga
Dalam buku ini dijelaskan sejarah Cina Benteng masuk daerah Tangerang. Buku
ini menjelaskan mengenai Cina Benteng yang sudah berbaur dengan masyarakat
pribumi, dilihat dari segi budaya dan bahasa. Buku ini juga menjelaskan tradisi-
tradisi yang dijalankan oleh masyarakat Cina Benteng. Buku ini membantu
Tangerang. Dalam buku ini dijelaskan mengenai kawasan Pasar Lama Tangerang,
Museum Benteng Heritage sebelum dan sesudah di restorasi. Buku ini membantu
kekurangan, peluang serta hambatan yang dapat terjadi dalam upaya pelestarian
METODE PENELITIAN
deskriptif, bertujuan untuk memaparkan fungsi dan makna yang terdapat dalam
digambarkan sesuai dengan hakikatnya dan disusun dengan baik sesuai keadaan.
Lokasi penelitian yang dipilih penulis adalah di Jl. Cilame no. 20, Pasar
Data adalah kumpulan kejadian yang benar dan nyata yang dapat dijadikan
bahan kajian atau analisis untuk menghasilkan temuan dan kesimpulan penelitian
penulis. Sedangkan sumber data adalah asal dari data tersebut. Data terbagi dua
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang bersumber dari
data yang bersumber dari buku, jurnal, dan skripsiyang berhubungan dengan
Adapun data yang bersumber dari wawancara yang penulis gunakan dalam
Heritage
Heritage.
Benteng Heritage.
tersebut.
yang telah disusun penulis dan pertanyaan baru yang muncul saat
wawancara berlangsung.
ditentukan penulis.
GAMBARAN UMUM
Kota Tangerang merupakan salah satu kota yang ada di Provinsi Banten
dengan ibu kota provinsi yaitu Serang. Kota Tangerang memiliki luas 164,55 𝑘𝑘𝑘𝑘2
belum termasuk luas Bandara Soekarno-Hatta 19,69 𝑘𝑘𝑘𝑘2 atau sekitar 1,59% dari
atas permukaan laut (dpl), sedangkan rata-rata curah hujan 147,5 mm, kelembaban
Tabel 4.1
Kondisi Iklim Kota Tangerang
Sumber: www.tangerangkota.bps.go.id
Jatiuwung, Cibodas, Periuk, Batu Ceper, Neglasari, dan Benda serta meliputi 104
kelurahan dengan 981 rukun warga (RW) dan 4.900 rukun tetangga (RT).
dpl, seperti Kecamatan Benda. Sedangkan wilayah Kota Tangerang bagian selatan
kecil di bagian selatan wilayah Kota Tangerang yang kemiringan tanahnya antara
Kecamatan Larangan.
Kecamatan Curug, Kecamatan Serpong dan DKI Jakarta, sedangkan sebelah Barat
Tangerang dengan Kota Serang sebagai ibu kota Provinsi Banten sekitar 65 km.
Gambar 4.1
Peta Kabupaten dan Kota Tangerang
Sumber: www.tangerangkab.go.id
Negara DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang. Sesuai dengan Instruksi Presiden
satu sisi wilayah Kota Tangerang menjadi daerah limpahan berbagai kegiatan di
4.1.2 Demografi
Kota Tangerang sebagai salah satu wilayah pemerintahan yang terdiri dari
13 kecamatan dan 104 kelurahan ini dimukimi oleh penduduk dengan jumlah 2,04
juta jiwa yang terdiri dari 1,04 juta laki-laki dan 1,00 juta perempuan. Jumlah
penduduk Kota Tangerang merupakan 17% dari penduduk Provinsi Banten yang
berjumlah 11,95 juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk Kota Tangerang pada
tahun 2010-2015 sebesar 2,62% lebih tinggi bila dibandingkan dengan laju
Tangerang adalah suku, Sunda, Betawi, dan Tionghoa (Cina Benteng). Bahasa
Tabel 4.2
Data Penduduk Menurut Jenis Kelamin
tanaman pangan dan tanaman pertaniaan lainnya, peternakan, jasa pertanian dan
pembiakan binatang liar; perikanan laut dan perikanan darat. Sektor pertanian ini
meliputi 50 kelurahan dari 104 kelurahan yang ada. Sektor industri ini meliputi
Benteng dimulai dari pendaratan rombongan yang dipimpin Chen Cie Lung (Ha
seorang Muslim Tionghoa yang diutus oleh Kaisar Yongle (Zhu Di) dari Dinasti
Ming, Tiongkok.
Cheng Ho beserta armadanya yang terdiri dari kurang lebih 300 kapal beserta
Pada saat pelayaran itu, rombongan Chen Cie Lung yang tujuannya akan
serangan dari Kesultanan Banten. Oleh karena itu, masyarakat Tionghoa yang
4.3.1 Lokasi
Pasar Lama adalah bagian dari Kelurahan Sukasari dimana 80% penduduknya
mayoritas Cina Benteng. Letaknya tidak jauh dari Sungai Cisadane dan stasiun
Nuansa keberadaan etnis Tionghoa masih sangat terasa di sini. Mulai dari
pada makanan yang dijual di sekitarnya. Sebagai tempat bernaung etnis Tionghoa,
di kawasan ini terdapat Klenteng Boen Tek Bio yang merupakan pusat
4.3.2 Sejarah
Museum Benteng Heritage tercipta dari visi-visi sang pemilik yaitu Udaya
Halim. Visinya yang pertama, karena Beliau adalah seorang pecinta museum, oleh
karena itu Beliau ingin membangun sebuah musem. Visinya yang kedua, karena
kawasan sekitar museum ini merupakan daerah asalnya sehingga Beliau merasa
mempunyai keterikatan dengan kawasan ini. Visinya yang ketiga, karena Beliau
adalah seorang pendidik terutama dalam hal sejarah masa lampau. Visinya yang
terakhir adalah karena Beliau melihat keadilan yang terjadi terhadap etnis
Tionghoa yang ada di Indonesia. Keempat Visi inilah yang menjadi dasar
berdasarkan hasil dari riset yang dilakukan Udaya Halim. Pertama, arsitektur
bangunan ini bukan seperti umumnya rumah tinggal masyarakat Cina melainkan
seperti rumah suatu komunitas Cina. Kedua, ditemukannya Dewa Kyui Sheng
dimana dewa ini tidak dipuja di klenteng. Dewa Kyui Sheng adalah dewa
diyakini adalah bangunan milik sebuah komunitas Tionghoa tersebut. Setelah itu,
semula. Proses restorasi ini memakan waktu selama 2 tahun. Kajian-kajian budaya
pun ditempuh agar restorasi yang dilakukan nantinya tidak akan merusak
orisinalitas dari bangunan itu sendiri. Setelah proses restorasi selesai, beberapa
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membagi fungsi Museum Benteng Heritage ke
dalam tiga bagian yaitu fungsi identitas budaya, fungsi pelestarian, dan fungsi
pemersatu bangsa.
Identitas adalah jati diri yang dimiliki seseorang yang ia peroleh sejak
lahir hingga melalui proses interaksi yang dilakukannya setiap hari dalam
tentang orang tersebut. Sedangkan budaya adalah cara hidup yang berkembang
dan dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang dan diwariskan dari generasi
ke generasi. Oleh karena itu, identitas budaya memiliki pengertian suatu karakter
khusus yang melekat dalam suatu kebudayaan sehingga dapat dibedakan antara
inilah yang akan menunjukkan identitas budaya Cina Benteng. Lokasi museum di
guide akan menjelaskan sejarah dibangunnya museum ini dan hal-hal mengenai
masyarakat. Dari informasi yang disajikan ini, pengunjung akan mengerti bahwa
Benteng di Indonesia. Selain informasi yang disajikan oleh tour guide, ada faktor
lain dalam museum ini yang dapat menunjukkan identitas masyarakat Tionghoa
Ada berbagai macam simbol dalam museum ini yang menjadi ciri khas
merah dan emas, samkok, dan sebagainya. Salah satu contohnya yaitu moon gate
yang merupakan perpaduan ornamen burung phoenix dan bunga matahari dengan
warna merah dan emas pada gambar 5.1 dan patung naga pada gambar 5.2.
Gambar 5.1
Moon Gate
memiliki nilai dan sejarah yang penting bagi masyarakat Tionghoa. Koleksi
berupa benda-benda peninggalan maupun yang masih digunakan sampai saat ini.
koleksi yang terdapat pada museum ini ada berbagai macam, seperti altar dewa-
dewa, sepatu Cina kuno, ranjang cuiho, baju dinasti qing, mahjong dan domino,
opium, luopan, sempoa, tangsia dan sebagainya. Contohnya seperti pada gambar
Gambar 5.3
Mahjong dan Domino
foto pre-wedding sampai adat Cina Benteng. Selain itu, Museum Benteng
Heritage juga selalu merayakan hari besar Cina yang ada di Indonesia, seperti
Imlek, Tangyuan, Peh Cun, Cap Go Meh, dan tradisi Toapekong. Contohnya
Gambar 5.5
Pernikahan Cina Benteng
Identitas budaya berperan sebagai salah satu bentuk pranata sosial yang
terdapat dalam museum. Pranata sosial adalah sistem atau tata kelakuan dalam
khusus dalam masyarakat, dalam hal ini pranata sosialnya tergolong dalam
pengunjung yang datang dapat menangkap tema yang disajikan museum melalui
setiap hal dan bagian dalam museum tersebut, maka museum sudah berhasil
tingkatan abstraksi, yaitu: pertama, suatu adat, pranata sosial, atau unsur
kebudayaan berpengaruh terhadap adat, tingkah laku, dan pranata sosial lain
dalam masyarakat. Kedua, suatu adat, pranata sosial, atau unsur kebudayaan
berpengaruh terhadap kebutuhan suatu adat atau pranata sosial lain untuk
bersangkutan. Ketiga, suatu adat, pranata sosial, dan unsur kebudayaan lain
Benteng karena identitas budaya dianggap sebagai tugas utama sebuah museum.
harus terlebih dahulu dapat menunjukkan identitas budaya Cina Benteng sebagai
meluas, fungsi ini juga dapat membantu masyarakat Cina Benteng khususnya
kaum muda Cina Benteng untuk mempelajari budayanya sendiri agar tidak punah.
karena sedikitnya fasilitas penunjang untuk belajar budaya. Oleh karena itulah
budaya yang ada perlu dilestarikan guna mencegah terjadinya kepunahan budaya.
koleksi yang disajikan dan program yang dijalankan. Dalam menjalankan fungsi
pemilihan koleksi untuk museum sesuai dengan tema yang diangkat. Koleksi yang
ada pada Museum Benteng Heritage berasal dari koleksi pribadi Udaya Halim,
itu, koleksi yang didapat harus melewati tahap pemilihan untuk disesuaikan
dengan tema museum. Jadi, tidak sembarang menampilkan koleksi yang ada,
agar koleksi yang ada tidak rusak. Dalam hal ini, Museum Benteng Heritage telah
koleksi.
terbagi menjadi dua bentuk yaitu informasi lisan dan informasi tulisan. Informasi
lisan berupa penjelasan yang disampaikan tour guide, sedangkan tulisan berupa
berupa koleksi benda bersejarah yang ada pada Museum Benteng Heritage. Selain
koleksi, program yang terdapat dalam museum ini juga menjadi pendukung dalam
pelestarian budaya Cina. Ada tiga macam program yang dijalankan Museum
Benteng Heritage.
kuliner seperti ayam ricebowl, nasi ulam, ketupat sayur, es cendol, dan
Heritage ikut berpartisipasi dalam setiap perayaan hari besar Cina di Indonesia
seperti Imlek, Cap Go Meh, Peh Cun, Tang Yuan, dan tradisi Toapekong.
Tionghoa sejak lama, sedangkan program yang dijalankan museum ini adalah
abstraksi kedua yaitu suatu adat, pranata sosial, atau unsur kebudayaan
berpengaruh terhadap kebutuhan suatu adat atau pranata sosial lain untuk
sudah cinta akan sejarah dan budayanya otomatis akan mempertahankan budaya
bermacam-macam budaya namun tetap satu sejarah. Jika masyarakat luas sudah
mengenal sejarah bangsanya dengan baik, tentulah perbedaan akan budaya tidak
akan menimbulkan perpecahan. Oleh karena itu, pelestarian budaya dan sejarah
Dengan demikian, pelestarian berada pada tingkatan abstraksi kedua menurut teori
fungsionalisme Malinowski.
kesatuan ras, budaya, agama, bahasa, dan tradisi. Meski demikian, bangsa
Indonesia dapat bersatu bukan karena ikatan tersebut, melainkan karena perasaan
mempunyai fungsi sebagai sarana pemersatu bangsa antara semua golongan dan
persatuan.
Indonesia. Dalam hal ini, pemersatu bangsa yang dilakukan ialah untuk kesatuan
Tionghoa. Informasi yang disajikan oleh museum ini berupa sejarah Cina
masyarakat Indonesia.
dengan asal usul masyarakat Cina Benteng ada di Tangerang, dimana salah satu
Naga ini menikah dengan masyarakat pribumi dan menghasilkan keturunan yang
disebut Cina Benteng. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Cina Benteng juga
termasuk masyarakat Indonesia, karena mereka tidak hanya keturunan Cina tetapi
Indonesia khususnya Tangerang, hal ini dapat dilihat dari prasasti tangga djamban
berperan dalam pembangunan jalan dan perahu di kota Tangerang. Prasasti ini
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Cina Benteng juga termasuk masyarakat
khususnya Tangerang.
Indonesia seperti budayanya yang sudah melebur dengan budaya Indonesia dan
ungkapan atau dialek masyarakat Tionghoa yang berasal dari bahasa Hokkian
yang biasa dipakai masyarakat Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat
Cina Benteng juga termasuk masyarakat Indonesia, karena mereka sudah melebur
tingkat abstraksi ketiga, yaitu suatu adat, pranata sosial, dan unsur kebudayaan
bentuk pranata sosial dilakukan dengan tujuan mutlak bagi seluruh masyarakat
yang nyata dari masyarakat Indonesia itu sendiri. Saat ini, telah banyak
masyarakat Tionghoa yang ada di Indonesia adalah bagian dari bangsa Indonesia.
mulai menutup dirinya dari masyarakat pribumi. Hal ini yang memicu Museum
ada di Indonesia dapat merasakan bahwa Indonesia adalah rumah mereka juga.
yaitu makna memorial dan makna komunikasi. Penulis membagi makna tersebut
berdasarkan situasi dan kondisi yang ada dalam Museum Benteng Heritage.
dan petanda yang berbeda pada ketiga bagian tersebut ditinjau menggunakan teori
semiotik Barthes.
dilihat berupa bangunan, benda, tulisan, atau kegiatan. Sesuatu yang dibuat
dengan tujuan sebagai memorial pasti mengandung makna yang penting bagi
dilakukan oleh Museum Benteng Heritage. Koleksi yang ada berupa baju dinasti
Qing, prasasti tangga djamban, poster sejarah perjalanan Cheng Ho, dan ranjang
Penulis akan membagi makna memorial kepada lima bagian, yaitu makna
baju dinasti Qing, makna prasasti tangga djamban, makna poster sejarah
perjalanan Cheng Ho, makna ranjang cuiho, dan makna heritage walk. Pembagian
Baju dinasti Qing yang terdapat dalam Museum Benteng Heritageada dua
buah. Baju ini berasal dari jaman dinasti Qing pada abad ke 18 dan 19. Baju ini
merupakan baju tradisional cina pada jaman dinasti Qing. Satu baju berwarna biru
pemandangan alam di beberapa sisi seperti pada gambar 5.7. Satu baju lagi
berwarna hitam dengan pinggiran tangan berwarna biru serta garis berwarna ungu
Gambar 5.7
Baju Dinasti Qing
Qing yang ada di Indonesia. Biasanya Cina Benteng keturunan dinasti Qing ini
memakai marga Wang. Oleh karena itu, masyarakat Cina Benteng masih
menjalankan ritual pernikahan adat dinasti Qing yang biasa disebut Cio Tou.
Dengan demikian, baju dinasti Qing adalah penanda yang merupakan petanda dari
pengingat asal usul masyarakat Cina Benteng yaitu dari Dinasti Qing menurut
Prasasti tangga djamban sekilas terlihat seperti batu nisan yang biasa
dijumpai di kompleks pemakaman orang Tionghoa. Prasasti ini dibuat pada tahun
Kali Cisadane, namun lambat laun tempat itu dipenuhi orang buang hajat. Prasasti
ini nyaris hilang hingga satu warga yang telah mengamankannya selama bertahun-
Gambar 5.9
Prasasti Tangga Djamban
petanda kronologi suatu sejarah. Prasasti tangga djamban adalah penanda yang
pembangunan Tangerang.
yang berperan dalam pengumpulan uang sebesar 18.156 ton (ringgit belanda).
Uang itu digunakan untuk membuat 30 jalan, perahu dan lainnya di Tangerang.
Oleh karena itu, masyarakat Cina Benteng turut berperan dalam pembangunan
adalah penanda yang merupakan petanda peran serta dan sejarah masyarakat Cina
melihat poster ini. Poster ini menceritakan perjalanan Cheng Ho dalam misi
Gambar 5.10
Poster Sejarah Perjalanan Cheng Ho
petanda karya seni dalam bentuk tulisan dan gambar yang dibuat untuk menarik
Cheng Ho dengan rombongan yang terdiri dari sekitar 300 kapal dan
dipimpin oleh Chen Ci Lung yang diyakini sebagai nenek moyang masyarakat
yang merupakan petanda awal mula kedatangan Cina Benteng, serta sejarah
Benteng . Ranjang ini biasanya terbuat dari kayu jati atau kayu kuning (tembesu).
Ranjang ini biasanya dijadikan hadiah pernikahan dari orangtua kepada anaknya
yang menikah.
Gambar 5.11
Ranjang Cuiho
petanda tempat untuk beristirahat atau tidur. Ranjang cuiho adalah penanda yang
Ranjang ini tidak memakai kasur dan bantal untuk tidur, hanya dengan dasar kayu
yang keras. Masyarakat Cina Benteng mayoritas bekerja sebagai petani. Oleh
karena itu, ranjang ini dipercaya dapat membentuk tulang agar semakin kuat.
Dengan demikian, ranjang cuiho adalah penanda yang merupakan petanda dari
berkeliling, pengunjung akan dipandu oleh tour guide. Program ini harus dipesan
diberikan topi yang terbuat dari anyaman bambu, dimana topi ini merupakan
petanda peristiwa yang dilakukan terus menerus untuk suatu tujuan. Kegiatan
heritage walk adalah penanda yang merupakan petanda aktivitas sejarah Cina
Benteng.
pemandu akan menjelaskan sejarah yang ada pada setiap tempat atau bangunan
bersejarah bagi masyarakat Cina Benteng di dalam pecinan ini. Dimana pecinan
ini merupakan inti pasar atau kamar dagang pertama masyarakat Cina sejak tahun
1678. Dengan demikian, heritage walk adalah penanda yang merupakan petanda
sejarah yang mendalam mengenai Cina Benteng menurut teori semiotik Barthes.
bermakna. Jika komunikasi itu terselenggara diharapkan akan terjadi situasi yang
baru pada penerima pesan. Dalam konteks ini, hubungan antara museum dan
komunikasi adalah sejumlah informasi yang disusun dengan bentuk tertentu. Itu
dapat sepenuhnya verbal atau sepenuhnya visual atau berupa paduan antara verbal
dan visual.
Dasar utama dari komunikasi museum adalah filsafat dasar atau dasar
ideal suatu museum. Filsafat dasar suatu museum berhubungan dengan tujuan
dari filsafat dasar tersebut. Museum tanpa filsafat dasar tidak berbeda dengan
dan cinta akan budayanya sendiri, serta ingin membuktikan bahwa masyarakat
Tionghoa juga termasuk bangsa Indonesia. Tujuan inilah yang mejadi filsafat
dasarnya. Tujuan ini timbul dari rasa prihatin melihat realita-realita yang ada
dimana masyarakat Cina yang mulai menutup diri dengan masyarakat pribumi
karena adanya perbedaan. Perbedaan inilah yang memicu masyarakat Cina untuk
dalam bentuk paduan antara verbal dan visual. Penyampaian pesan dalam bentuk
bentuk verbal meliputi lisan dan tulisan. Lisan yaitu informasi yang diberikan oleh
tour gouide saat mengelilingi museum ini, sedangkan tulisan yaitu berupa poster
sejarah dan informasi mengenai setiap koleksi yang ada di museum ini.
bukanlah informasi yang hanya sekedar tahu saja. Informasi di museum ini
disajikan dengan pengetahuan akan ilmu tentang budaya dan telah diuji
mempunyai target group sebagai sasaran. Sasaran ini jelas bukan untuk orang
museum itu sendiri. Museum Benteng Heritage mempunyai target group atau
tujuan.
Sesuatu dapat dikatakan sebagai komunikasi jika itu berjalan dua arah.
efektif.
komunikasi yang efektif. Hal ini dapat dilihat dari penyajian informasi dan sejarah
melalui koleksi dan guide serta penyediaan sarana untuk memberi kritik dan saran
oleh pengunjung yang dilakukan melalui buku dan media sosial untuk mengetahui
komunikasi juga dapat dilihat dari pengunjung yang datang ke museum ini,
yang ada untuk mencapai tujuannya yaitu terciptanya masyarakat yang tahu dan
cinta akan budaya serta membuktikan bahwa masyarakat Tionghoa adalah bagian
6.1 Simpulan
Kota Tangerang dibagi kepada tiga bagian berdasarkan dengan kondisi yaitu
budaya dianggap sebagai bentuk dari pranata sosial yang berpengaruh terhadap
pranata sosial lainnya yaitu museum. Fungsi pelestarian berada pada tingkatan
abstraksi kedua. Pengertian yang dikonsepsikan oleh warga dan masyarakat yang
pranata sosial dilakukan dengan tujuan mutlak bagi seluruh masyarakat Indonesia,
Kota Tangerang dibagi kepada dua bagian berdasarkan dengan kondisi yaitu
yang terkandung dalam memorial tersebut, yaitu makna baju dinasti Qing, makna
prasasti tangga djamban, makna poster sejarah perjalanan Cheng Ho, makna
Baju dinasti Qing adalah penanda yang merupakan petanda dari pengingat
asal usul masyarakat Cina Benteng yaitu dari Dinasti Qing.Prasasti tangga
Ranjang cuiho adalah penanda yang merupakan petanda dari kekuatan masyarakat
Cina Benteng. Dan heritage walk adalah penanda yang merupakan petanda
yang ada untuk mencapai tujuannya yaitu terciptanya masyarakat yang tahu dan
cinta akan budaya serta membuktikan bahwa masyarakat Tionghoa adalah bagian
6.1 Saran
Heritage dalam pelestarian budaya Cina di Kota Tangerang, penulis berharap agar
makna museum ini. Selain itu, bagi masyarakat pribumi untuk dapat memahami
berharap agar Museum Benteng Heritage terbantu dalam menjalankan visi dan
Akhir kata penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati akan menerima
Admojo, Drs. Suwondo dan Darseno. 2005. Kamus Bahasa Inggris. Semarang:
Widya Karya.
Alwi, Hasan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: BR.
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: Usu Press.
Halim, Udaya. 2011. Benteng Heritage. Tangerang: MBH.
Kaplan, David&Robert A. Manners. 2002. Teori Budaya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: UI-Press.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Marlinah, Santi. 2011. Analisis Upaya Melestarikan Budaya Bangsa. Jakarta:
Gunadarma.
Novella, Camelia. 2015. Fungsi dan Makna Meditasi pada Kebaktian Keagamaan
Buddha Theravāda Pada Masyarakat Tionghoa di Medan. Medan: USU.
Permana, R. Cecep Eka. 2016. Kamus Istilah Arkeologi-Cagar Budaya. Jakarta:
Wedatama Widya Sastra.
Ranjabar, Jacobus. 2006. Sistem Sosial Budaya Indonesia: Suatu Pengantar.
Bogor: Ghalia.
Santosa, Iwan. 2012. Peranakan Tionghoa Di Nusantara. Jakarta: Kompas.
Sitepu, Donna. 2014. Bentuk, Fungsi, dan Makna Bangunan Pagoda Shwedagon
di Berastagi. Medan: USU.
Sumadio, Drs. Bambang. 1997. Bunga Rampai Permuseuman. Jakarta: Direktorat
Permuseuman.
Suryadinata, Leo. 1999. Etnis Tionghoa dan Pembangunan Bangsa. Jakarta:
Pustaka LP3ES.
Sutaarga, Amir. 1976. Seminar Pengelolaan dan Pendayagunaan Museum di
Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan
Sutaarga, Amir.1986. Pedoman Penalaran Tentang Metode dan Teknik Penyajian
dan Bimbingan Edukatif di Museum.Jakarta: Direktorat Jenderal
Kebudayaan
Informan :
Daftar Pertanyaan :
Jb: Pada awalnya kar’na saya pecinta museum. Ya dulu saya tinggal di sekitar
sini, jadi saya merasa terikat dengan tempat ini. Saya ini pendidik, saya
suka sekali berbicara mengenai sejarah. Saya ngerasain waktu jaman tahun
Indonesia makanya saya balik lagi buat mendirikan museum ini. Saya
buat museum ini supaya masyarakat tau kalau etnis Cina juga berperan
ngerasain kalo Indonesia ini rumah mereka juga. Saya ga asal bikin
Jb: Jangan heran, justru inilah intinya. Pernah denger kadin (kamar dagang)
ga? Pasar ini kadin pertamanya. Bangunan ini juga diperkirakan milik
society).
dari bangunan ini, ada Dewa Kyui Sheng biasa disebut dewa pendidikan.
kamu tonton aja samkok episode Kwan Kong membuka pintu kota, nah itu
ceritanya. Kalo ini rumah tinggal, ga mungkin ada relief kaya gini.
Jb: Saya mulai restorasi tahun 2009, selesainya tahun 2011. Sekitar 2 tahun.
Jb: Setiap kegiatan budaya Cina sama hari besar Indonesia biasanya kami
ini?
Jb: Hahaha, itu ada tiga respon. Pertama bingung, kok ada sih yang nekat
bangun kaya gini? Yang kedua ga percaya, lu gila? Emang gampang? Saya
ditanya gitu. Tapi ada juga yang mendukung saya sekaligus mengingatkan
saya, ngasih saya nasihat. Niat saya kan untuk kebangsaan juga.
pindah ke Australia padahal saya cinta Indonesia. Saya miris kalo ingat
kejadian itu. Saya bangun museum ini biar orang-orang tau, kalo Cina
yang ada disini juga termasuk orang Indonesia. Kami juga banyak
Cina yang disini supaya jangan malu sama identitasnya, biar mereka
Informan :
Nama : Roby
Daftar Pertanyaan :
Jb: Itu awalnya dari anak buah Cheng Ho mendarat di Teluk Naga,
Jb: Ada yang penemuan pas restorasi, milik pribadi Bapak (Udaya Halim),
Jb: Ini kan museum direstorasi dulu, tapi bangunan lamanya tetap di
pertahankan. Kaya tangga, lantai, tembok, pintu itu masih asli. Nah ini
dulunya milik keluarga Loa dibagi tiga anaknya, makanya ini kaya
bangunan dempet tiga tapi yang sebelah sana belum mau dijual jadinya
masih dua bangunan saja yang dijadikan museum. Ini juga ada lukisan-
Jb: ada, kaya ranjang cuiho, pernak-pernik pernikahan, sama ada video
pernikahannya juga.
Jb: biasanya sih hari-hari besar Cina, kaya imlek, tangyuan, peh cun, cap go
Benteng juga bisa disini. Kita juga bikin acara kalo hari ibu sama
Informan :
Daftar Pertanyaan :
Jb: awalnya saya liat di kompas tv, katanya ada tempat yang jadi cikal bakal
orang Cina (Cina Benteng) di Tangerang. Saya bingung kok di pasar lama.
Udah gitu, liputannya bagus banget. Jadi saya tertarik, pengen tau. Saya
sih pribadi sebenernya suka hal-hal yang berbau sejarah. Anak saya juga
Jb: saya dari Bintaro, tapi saya kesini nginep dulu di hotel deket sini biar lebih
mudah kesininya.
Jb: kalo budayanya saya kurang tau. Tapi saya mau kesini soalnya saya
ngerasa kita sama ya. Mau orang cina atau yang lain, kita satu bangsa
Jb: bagus, bagus banget buat kita belajar ya terutama anak-anak kita. Saya
juga mau kasih tau ke anak-anak, kalo mereka (Cina) tuh juga bagian dari
kita, ga ada bedanya. Kita sama bangsa Indonesia. Biar ga gampang dibuat
中文系本科生毕业论文
持续土生华人文化
学生姓名 : 温柔
学号 : 130710063
指导老师 : 郭余慧
学院 : 人文学院
学系 : 中文系
苏北大学人文学院中文系
2017 年 10 月 10 日
摘要……………………………………………………………………………..…i
目录……………………………………………………………………………..…ii
第一章引言……………………………………………………………………….1
1.1 选题背景……………………………………………..…………..…………..1
1.2 研究对象………………………………………………..….…….…………..1
第二章文献综述…………………………………………………….………….2
2.1 前人研究………………………………………………………….…………..2
2.2 研 究 方
法 ………………………………………………………….…………..3
2.1.1 描写法…………………………………………………….…….……3
2.2.2 文献资料法…………………………………………………….…….3
2.2.3 访谈法………………………………………………….….……..…..3
2.3 理论法……………………………………………………………….….…..4
第三章丹格朗简介…………………………………………..…………………5
3.1 丹格朗地理……………………………………………………………….…5
3.2 丹格朗人口…………………………………………………………………5
3.3 丹格朗华人历史发展………………………………………………….……6
………..……8
4.1.1文化认同功能 …….…………………………………………………..8
5.1 结论 ……………………………………………………………………..…15
5.2 建议 ………………………………………………………………..………16
参考文献…………………………………………………………...……………17
致谢 ……………………………………………………………………………20
1.1 选题背景
随着时间过去,每个国家有自己的文化,每个文化有自己民族的特点,如印
尼有马达族、卡罗族、亚齐、抓哇、怕朴雅、华人、土生化人等。特别在坦
格朗,有非华人,叫土生化人,按土生化人是华人跟本地人结婚。按坦格朗
生化人有自己的文化,已含了印尼本地人的文化,如在建筑,包括楼顶,有
些土生化人按印尼本地人建筑混响,在丹格朗有一座比较古老与经典,叫
筑,除了古老与经典以外,有些土生化人在那个地方举行婚礼、汤圆、春节
,土生华人来,举行一个生日快乐,让土生化人记得并保护这个建筑。
将、蛮族婚礼服装等等。到现在很多土生化人还在来这个地方,看着一些古
老与经典地势与念着中国以前的历史发展。
1.2 研究对象
通过这个研究,本文想解释
第二章文献综述
2.1 前人研究
许杜娜(2014)《蓝比尼园仰光金塔佛教建筑分析》在这篇论文中,
功能主义理论分为三个部分,即建筑功能,空间功能,以及礼拜仪式的功能
许佳妹(2015)《印尼棉兰华人坐禅分析》在本论文中,符号学理论
Tionghoa totok dan faktor-faktor yang membedakan keduanya. Buku ini juga
Dalam buku ini dijelaskan sejarah Cina Benteng masuk daerah Tangerang. Buku
ini menjelaskan mengenai Cina Benteng yang sudah berbaur dengan masyarakat
pribumi, dilihat dari segi budaya dan bahasa. Buku ini juga menjelaskan tradisi-
tradisi yang dijalankan oleh masyarakat Cina Benteng. Buku ini membantu
Tangerang. Dalam buku ini dijelaskan mengenai kawasan Pasar Lama Tangerang,
Museum Benteng Heritage sebelum dan sesudah di restorasi. Buku ini membantu
kekurangan, peluang serta hambatan yang dapat terjadi dalam upaya pelestarian
2.2 研究方法
2.1.1 描写法
在研究中,不仅要对语言现象作出恰当的描写,而且要对语言现象进
行合理的解释。本文已使用描写法,就是用语言文字等把事物的形象表现出
来。
2.2.2 文献资料法
根据研究目的的需要,通过中国知网、校图书馆查阅国内 有关印尼
与中国博物馆和论文,并对所获资料进行了细致的 分类整理和总结归纳。
义对持续土生华人文化。在访谈过程中,课题组通过笔录的方式记载了
关键信 息,访谈结束后对信息进行加工处理,以满足研究需要。
2.3 理论法
2.3.1 功能主义理论
发展功能主义理论的人是一位名叫Bronislaw Malinowski(1884-1942)的人
类学家。Malinowski将社会功能分为三个层次的抽象:
1. 社会功能的一级,社会秩序,或文化元素在其第一级抽象其对海关,
人类行为和其他社会秩序的影响或影响;
2. 第二层次的抽象的一级,社会秩序,或文化因素的社会功能,对于有
关公民认为的影响或影响广告或其他机构实现其意图的需要;
3. 关于其对特定社会制度综合运作的绝对必要性的影响或影响的第三级
抽象层次的社会秩序的社会功能。
2.3.2 符号学理论
一个发展符号学理论的人是一个符号学专家,名叫罗兰·巴特(Roland
Barthes,1915-1980)。这个模型被称为两阶段意义。Barthes说:
“第一阶段识别是能指(表达/符号)和表示(内容)之间的关系。这被
称为指示,这是符号的最明显的含义。识别的第二阶段是内涵。这说明
了当标记符合文化价值观时发生的意义。”
3.1 丹格朗地理
印尼首家宜家家居销售店正式营业,销售店位于雅加达郊区的丹格朗
南部的库鲁区,塞蓬区和雅加达,西部的Cikupa摄政界。 距离丹格朗市与
为Ciledug,Larangan,Karang Tengah,Cipondoh,Pinang,Tangerang
3.2 丹格朗人口
,服务,大型贸易、零售和餐馆。
3.3 丹格朗华人历史发展
和(郑和)海军上将的一名追随者,他是中国明代永乐帝的华人。郑海洋上
一次航行中,程浩海军舰队及其船队约有三百艘,其随行人员约三万只。在
航行时,由于他的船被损坏而耗尽用品,因此陈光龙的随行人员到达雅加达
将被迫在特鲁拜纳卡登陆。 然后,该团体定居在丹格朗,与当地人结婚。
,80%的人口是土生华人是最多的国家。他们位于不远处的 Cisadane 河和
丹格朗站。旧市场是历史上最古老的传统市场,是丹格朗市的先驱。
开始,直到食物在附近出售。作为中华民族的一个地方,在这个地区有生物
勃恩·泰克·佩腾,是丹格朗最古老的崇拜中心。
一个愿景是因为他是一位博物馆的爱好者,所以他想要建一个音乐。他的第
二个愿景是因为这个博物馆周围的地区是原产地,所以他觉得这个地区有附
件。他的第三个愿景是因为他是一位教育家,特别是过去的历史。他的最后
一个愿景是因为他看到在印度尼西亚华人遇到的正义。这四个愿景是建立
厦。 之后,他恢复了建筑物,恢复了建筑物的原始状态。 这个恢复过程需
程完成后,添加了一些中国装饰,以加强中国的细微差别。 后来,Heritage
展示土生华人本腾社区的身份,保护文化,团结印尼国家。
4.1.1文化认同功能
的地方是显示印度尼西亚土生华人社区存在的因素之一。
进入博物馆时,游客将会收到与博物馆和土生华人有关的信息。导游
将解释这个博物馆的历史和关于土生华人的事情,如祖先,婚姻,文化适应
图显示印度尼西亚土生华人社区的身份。除了导游提供的信息外,这个博物
馆还有其他因素可以显示中国社区的特征,特别是土生华人,即符号,收藏
和活动。
这个博物馆有各种各样的符号,描绘了中国文化,如龙,凤凰,向日
葵,红金,三明治等等。这个博物馆收藏的作品是对华人有重要价值和历史
的物品。遗产物品的集合和今天仍在使用的物品。这个博物馆收藏的藏品有
各种各样的祭坛神,古代中国的鞋子,清代的衣服,麻将,多米诺骨牌,鸦
片,罗班,算盘,唐诗等。
划开展活动。土生华人社区可以在这个博物馆举办他们的婚礼,从婚礼前的
子,如农历,唐元,沛村,盖帽和东非传统。
同的手段的功能。当访问者通过博物馆内的每一件事物和博物馆内的一部分
,来吸引主题展示博物馆时,博物馆已经设法展示了文化身份。Benteng
Heritage 博物馆已经成功地展示了其功能,作为通过装饰品,装饰品,色彩
选择,收藏品和注册到土生华人社区的活动来引入中国文化特征的手段。
根据解释,文化认同的功能处于第一抽象层次。文化认同被认为是影
动执行其作为引入文化认同土生华人的手段,因为文化认同被认为是博物馆
的主要任务。博物馆在博物馆执行其他功能之前,首先必须能够展示文化身
份土生华人作为博物馆提出的主题。
除了引入广泛土生华人的文化,这个功能还可以帮助土生华人社区特
别是新的文化,以免灭绝。由于缺乏配套设施来学习文化,大多数土生华人
不太了解自己的文化。因此,Heritage 博物馆被建立为文化认同手段土生华
4.1.2 保存功能
作品进行保存功能,将其任务分为三个阶段。第一阶段是集合收集。第二阶
段正在处理收藏。第三个阶段是展览。
在的历史物品的集合的任务。除了收藏之外,这个博物馆内的节目还成为维
日子活动。
化价值的物品,而运行这个博物馆的节目是打开百老汇中国人历史的活动,
由中国社会传承下来的活动。这个博物馆的保存是为了捍卫长期存在的中国
文化。
Malinowski 根据理论,保护的功能是公民,有关社会所认为的抽象
层次,习俗,社会秩序或文化因素,影响习俗或其他社会秩序实现其目的的
需要。公民和有关保护人民所构想的观念,旨在培养中国人民对自己的历史
和文化的热爱。热爱历史文化的中国人将自动维护现有的文化,使印度尼西
亚的华人社会能够持续发扬文化。
另外,维护中华文化也是为了取得印尼国家统一的成功。了解文化和
历史,将会对文化有一种爱意识。一个国家有多种文化,但仍然是一个历史
文化和历史必须首先作为联合国家的支持者。因此,根据功能主义理论
Malinowski,保存处于第二抽象层次。
4.1.3 国家的统一功能
Heritage 博物馆是印度尼西亚国家的统一工具之一。在这种情况下,
通过涉及中国的印度尼西亚国家的历史,统一国家是为了统一社会文化。
这个博物馆提供的信息是土生华人的历史,这是中国人参与印度尼西亚发
展的历史,中国社会对印度尼西亚发展的影响以及融入印度尼西亚社会的
中国文化。
这个博物馆的历史是程浩作为中国社会祖先的旅程,在世界与印度尼
西亚的和平与贸易中发挥着重要的作用。这表明,土生华人社区也属于印
度尼西亚人,因为他们不仅是中国后裔,也是土着后裔。
土生华人社区还参与了印度尼西亚的发展,特别是丹格朗,这可以从
梯梯题字中看出,这是对在丹格朗市建设道路和船只的 81 名中国人的贡献
。这表明,土生华人社区也属于印度尼西亚人民,因为他们参与了印度尼
西亚的发展,特别是丹格朗。
此外,中国社会也在印度尼西亚的发展中发挥作用,因为印度尼西亚
的文化融合了印度尼西亚的文化,以及印度尼西亚社会普遍使用的福音的
中国社会的表达或方言。这表明,土生华人社区也属于印度尼西亚人,因
为它们与土着社区合并。
个平等,社会秩序和文化因素对特定社会制度融入的绝对必要性有影响。
将国家统一为一种社会秩序形式,是为了印度尼西亚所有人民的绝对目标
而实现的,即实现印度尼西亚的统一。
没有印度尼西亚人民自己的具体行动,印度尼西亚的团结就不会发生
。如今,由于印度尼西亚人民的文化差异,出现了许多分歧。中国和土着
人民的差异是最突出的问题。大多数土着人民不觉得印度尼西亚的华人社
区是印度尼西亚国家的一部分。另外一个考虑印度尼西亚的中国社会也是
他们的国家。
由于印度尼西亚的中国人开始偏离土着社区的观点,这是什么促使
Heritage 博物馆能够履行其作为统一印度尼西亚国家的手段的职责。
Heritage 博物馆想恢复印尼人民的血缘关系,让印度尼西亚的华人社区感
觉到印度尼西亚也是他们的家乡。因此,根据功能主义理论 Malinowski,
统一国家处于抽象的第三层次。
包 括 Benteng Heritage 博 物 馆 传 达 土 生 华 人 社 区 的 历 史 , 沟 通 包 括
回顾了这三个部分中基于不同标记和标记的划分。
活动是遗产走路。
作者将把纪念意义分为五部分,即清朝服装的意义,梯子题字的意义
,郑和的旅游历史海报的意义,cuiho 床的意义以及步行遗产的意义。 基于
土生华人历史记录包含的纪念。
土生华人的大多数人都是清朝家族的后裔,是印度唯一的清代后代。
生华人社会起源提示的标志。
船只等。 因此,土生华人社区对印度尼西亚的发展作出了贡献,特别是在
丹格朗。 因此,梯子题字是印度尼西亚土生华人发展中社区的参与和历史
的标志。
郑和与约三百艘船只和三万名追随者携手到印度尼西亚。 被认为是
。因此,何浩的身影在丹格朗的土生华人到达历史中起了重要作用。 因此
的历史。
华人。
当走在旧市场的遗迹走走时,指南将解释在唐人街的土生华人社区的
会的第一个市场或商会。因此,遗产走路是一个标志,是土生华人的深刻历
史标记。
4.2.2 沟通的意义
的历史,培养自信,爱自己的文化,并希望证明中国社会也属于印度尼西亚
国家。这是成为基本哲学的目标。这个目标是由于中国人因为分歧而开始与
土着人民接近的现实现实感到关切。这种差异是什么触发了中国人不要太开
放文化,导致文化被遗忘的时间越长。
,标志着博物馆与访客在交付信息和历史方面的关系以及访客需求达到目标
的重要性。
的介绍可以看出,通过收集和指导,并提供了一种手段,通过书籍和社交媒
。来自这个博物馆的游客也可以看到沟通的成功,来自城外的游客也很多到
达。
成部分之间的关系的标志,以实现创造一个知道和爱好文化的社会的目标,
并证明中国社会是印度尼西亚国家的一部分。
5.1 结论
认同功能,保护功能,国家统一功能等条件三部分。
文化认同的功能处于第一抽象层次。文化认同被认为是影响其他社会
机构(即博物馆)的社会秩序形式。保存功能处于抽象层次。公民和有关保
护人民所构想的观念,旨在培养中国人民对自己的历史和文化的热爱。国家
的统一功能处于抽象的三级。将国家统一为一种社会秩序形式,是为了印度
尼西亚所有人民的绝对目标而实现的,即实现印度尼西亚的统一。Benteng
Heritage 博物馆在丹格朗市保存中华文化的意义根据纪念意义的条件和沟通
的意义分为两部分。
纪念馆分为五个部分基于土生华人历史包含的纪念,这是清代服装的
走的意思。
清朝装扮标记物的土生华人社会提醒的是,清代的起源的标志。梯子
题字是印度尼西亚发展中土生华人社区参与和历史的标志。郑和的旅游历史
海报是标志土生华人到达的开始,以及在丹格朗的土生华人社区的历史。
cuiho 床是一个标志,是土生华人社区的力量的标志。遗产走路是一个标志
,是土生华人的深刻历史标记。
关系的标志,以实现创造一个知道和喜爱文化的社会的目标,并证明中国社
区是印度尼西亚国家的一部分。
5.2 建议
成果,笔者希望中国社区特别是能够理解这个Heritage博物馆的功能和意义
。 此外,土着人民能够了解印度尼西亚存在的中国社会存在的历史,以减
少文化差异造成的不和谐现象。 作者还希望博物馆土生华人协助执行印度
尼西亚统一的愿景和使命。
最后,作者认识到,这项研究的结果还远远不够完善,所以谦虚的作
者将会接受对本论文完善的批评和建议。
Karya. 2005.
[4]曹余露. 浅谈奥运会后的中国建筑现状[J]山西建筑,2009 年.
[5]崇秀全. 论佛塔建筑之形成及中国化[J].民族艺术,2002.
[6]戴春、王秋婷. 当代中国建筑设计现状与发展研究[J]时代建筑,2013 年.
[8]佛塔形态演变的文化学意义[J].洛阳工学院学报(社会科学版),2001.
2012.
[13]李挂红. 中国汉传佛教佛塔与佛教转播探析[J].四川大学宗教学研究所博
士,2000.
Jenderal Kebudayaan.1986.
[26]Wibowo, IndiwanSetoWahyu.SemiotikaKomunikasi[M].MitraWacana
Media. 2013.
[28]伍国正. 中国佛塔建筑的文化特征[J].湘潭师范学院学报(社会科学版).
2005.
[29]杨经浩.从中国建筑的现状浅谈建筑设计的发展方向[J]沿海企业与科技.
2010.
网站和互联网
[30]Bps. 2015. Sosial dan Kependudukan. https://tangerangkota.bps.go.id.
[31]Pemkot. 2014. Geografis dan Demografi.http://www.tangerangkota.go.id.
[32]Sayekti, Hikmatul. 2008. Potensi Kelurahan Kota Tangerang dan statistika
kependudukan.http://www.academia.edu/4621971/POTENSI_KELURAHAN
_KOTA_TANGERANG_DAN_STATISTIKA_KEPENDUDUKAN.
致谢
学生活也将结束了。在此,我非常感谢苏北大学中文系系主任和我第一个导
况。我的第二个导师,郭余慧老师感谢在中文论文的写作过程中给予我悉心
的指导。我还要感谢苏北大学中文系的老师们,他们在大学生活的几年中给
我的无私帮助,我将终生难忘。
同时,我还要感谢我亲爱的父母和姐姐一直鼓励并支持我。我最亲爱
,还要感谢所有帮助过我和关心过我的人。忠心的说一声“谢谢”。