Lampung sebagai contoh praktik baik (best practice) persatuan dan kesatuan Indonesia
karena multikulturalismenya
A B C D
Cuma-Cuma Pinjaman/Utang Kolonisasi Sistem Bawon
Tahun 1905
1906-
1907
1909-
1910
1911 1915 1921
1926-
1927
1928-
1931
1932 1934 1935 1936 1937
1938-
1939
1941
Bendung Way Semah, Sukodadi, Pesawaran difoto tahun 2019 Kondisi tahun 2021 Kondisi tahun 2021
Daerah Irigasi (D.I.) Way Tebu Sistem mulai dibangun sejak tahun 1926. Mulanya DI Way Tebu memiliki 4 (empat) bangunan bendung
yang tersebar di beberapa titik., namun kini hanya tersisa tiga bendung, yaitu Bendung Way Tebu I-II (1926), Bendung Way Tebu III
(1927), dan Bendung Way Tebu IV (1938).
2021
1930-1933 2021
2021
Hasil survey dan riset lapangan menjadi dasar yang penting dalam mengambil
kebijakan berkenaan kolonisasi, untuk menekan munculnya permasalahan
Toeloeng Boho / Boejoeng Tenoek;
Toeloeng Seriboe; Talang Tembesoe;
Karta
Gambar: (Kiri) Antrian kolonis mendapatkan jatah bedding; (Tengah) Pembangunan kanal
irigasi yang mempekerjakan kolonis; (Kanan) Residen Lampung H.R. Rookmaker (1933-1937).
Gambar: Pamflet dan Poster-poster Propaganda Kolonisasi yang
dicetak oleh Balai Pustaka ± 10.000 eksemplar dan mulai masif
diedarkan sejak tahun 1938.
Gambar: Beberapa kethongan dengan status ODCB tinggalan era kolonisasi di bedeng 25, 26, dan 23 (Kota Metro)
Gambar : (Kiri) Keletakan elemen Catur Gatra Tunggal di Ibukota Kolonisasi Sukadana dan (Kanan) Rekonstruksi Tata Ruang Ibukota Kolonisasi Sukadana di Metro.
Keterangan (gambar kanan):
A) Komplek Asisten Kawedanaan Metro (Pemerintahan Inlandsch-bestuur); B) Alun-alun Metro; C) Lokasi Masjid Agung; C1) Lokasi Kauman; D) Pasar Baroe Metro; D1)
Komplek Pertokoan Tionghoa (bagian dari Pasar); E) Kediaman Aspirant Controleur Cornelis Bastiaan Van der Leeden (Pemerintahan Binnenladsch-bestuur); F) Bivak
Polisi; G) Perkantoran Waterstaatdienst; H) Pesanggrahan (Villa) Hansje; I) Lokasi Hunian Pegawai Pemerintah Hindia Belanda; J) Komplek Rooms Katholieke Missie; K)
Boulevard Rookmaker; L) Lokasi Monumen Peringatan Residen Rookmaker.
Gambar: (Kiri) Atmo Sentono nama seorang Kamitua bedding 23 yang kini digunakan
sebagai nama jalan; (Tengah dan Kanan) Sukarso nama seorang Mantri Pakerjaan Umum
Pemerintah Kolonial dan Sosro Sudarmo nama seorang Mantri Kesehatan Pemerintah
Kolonial yang kini menjadi nama jalan di eks-bedding 15.
Gambar Kiri:
Deretan pohon
mahoni yang
berjajar
sepanjang Jalan
A.H. Nasution
Metro-
Pekalongan yang
masih hidup dan
bertahan.
Gambar: (Atas Kiri) Rumah dinas seorang dokter kolonisasi di Metro yang
berarsitektur Indis tahun 1941; (Atas Kanan) Rumah Sakit Missi Katolik di Metro tahun
1935;
(Bawah Kiri) Bangunan eks-Rumah Dinas Dokter Kolonisasi; (Bawah Kanan) Rumah
Sakit Missi yang kini menjadi Klinik Bersalin Santa Maria.
Berasal dari ikatan kekeluargaan yang
kuat dari para kolonis di tanah barunya
Gambar 22: 1) HIS (Hollandsch Inlandsche School) Muhammadiyah di Metro; 2) Suasana pembelajaran di kelas
Gambar: Kutipan dari salah satu surat kabar
HIS Muhammadiyah Metro; 3) Masjid yang didirikan tahun 1940; 4) Para suster dan bruder Misi Katolik di Metro;
yang mewartakan asal mula nama Metro
yang berasal dari kata “mitro”. 5) Suster Roomsch Katholieke Missi yang memberikan pelayanan persalinan; 6) Suasana bangsal Rumah Sakit
Missi Katolik di Metro tahun 1940.
Sumber: Deli courant, Dinsdag 21 December
Sumber: Digital Collections Universiteit Leiden KITLV nomor arsip 53754; 53755; 53756; 53734; 53737; 53739
1937 (Deli courant, 1937)
Jejak peralatan hidup dan teknologi dari
Kolonisasi Sukadana banyak berhubungan
dengan karakteristik masyarakat agraris dimana
para kolonis di masa lampau seluruhnya bertani.
Aktivitas sistem pertanian saat ini di eks-
Kolonisasi Sukadana masih memanfaatkan
jaringan irigasi teknis warisan pemerintah
kolonial.
Gambar:
(Nomor 1, 2, 3) Bendung Argoguruh di Tegineneng yang
mengalirkan air dari Way Sekampung menuju wilayah
Kolonisasi Sukadana;
(Nomor 4) Bangunan mercu sekaligus pintu pembilas
bendung;
(Nomor 5) Mesin pemecah batu belah buatan England
yang pernah digunakan sewaktu pembangunan
Bendung Argoguruh tahun 1935-1936;
(Nomor 6) Bangunan intake yang mengalirkan air dari
Way Sekampung menuju kanal primer;
Gambar Kiri:
(Nomor 1, 2, 3
atas) Bangunan
pintu distribusi
air irigasi ke tiga
wilayah
Kolonisasi
Sukadana antara
tahun 1936-
1940;
(Nomor 1, 2, 3
bawah)
Bangunan pintu
distribusi air
irigasi di
Trimurjo tahun
2020.
Gambar Atas: (Gambar 1) Jaringan irigasi KBh 4 di bedding 8 tahun 1940; Gambar 2 dan 3) Jaringan irigasi di
Bantul, Metro tahun 1940.
Sumber: (Gambar 1, 2, 3 atas) Digital Collections Universiteit Leiden KITLV nomor arsip 53696, 53692, 53691;
(Gambar 1, 2, 3 bawah) Dokumentasi pribadi penulis tahun 2020.
Gambar: (Gambar 1 dan 2) Sisa rumah kolonis yang masih bertahan di eks. Bedding 25-26 Kecamatan Metro Selatan; (Gambar 3) Sisa rumah kolonis berdinding
gebyok yang masih bertahan di eks bedding 13, Kecamatan Trimurjo.
Gambar: (Kiri Atas) Areal sawah terasering di bedeng 26, Metro; (Kiri Bawah) Areal sawah di
Batanghari, Lampung Timur.
Gambar: (Atas Kiri) Pasar tradisional yang didirikan oleh para kolonis di desa induk Trimurjo,
dipotret 18 Desember 1935; (Atas Kanan) Pasar Welit di Kampung Notoharjo, Kecamatan
Trimurjo.
Gambar: (Kiri Atas) Bupati Lampung Tengah, Lukman Joyosumarto menghadiri acara bersih desa di
Kampung Tanggulangin, Kecamatan Punggur 07/10/2018; (Kiri Bawah) Bupati Lampung Timur,
Dawam Raharjo memberikan sambutan dalam acara Nyadran atau Bersih Desa di Desa
Balekencono, Kecamatan Batanghari 9/8/2022.
Gambar: (Atas Kiri) Jejak artefaktual lokasi Masjid Agung Taqwa Metro yang telah ada sejak tahun
1936; (Atas Kanan) Jejak artefaktual lokasi Gereja Hati Kudus Metro yang telah ada sejak tahun 1935.
Masyarakat Jawa penganut Kejawen: Sapta Tradisi bersih desa dalam waktu
Dharma, Maneges, Kawruh Begia, dst. tertentu, dan selamatan atau ruwat
Gambar : (Kiri) Kunjungan Utusan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII yaitu KRT Danudirja dan
BRAy Danudirja di Pendopo Asisten Kawedanaan Metro Tahun 1938; dan
Rangkaian Penyambutan Utusan Sultan Yogyakarta yang akan memberikan seperangkat gamelan.
Sumber: Arsip Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat (BPAD DIY)
Gambar (Atas) Pembukaan Pagelaran Wayang Kulit di Kelurahan Rejomulyo, Metro Selatan; dan
Pembukaan Pagelaran Wayang Kulit di Kelurahan Mulyosari, Metro Barat..
Sumber: Pemerintah Kota Metro (Diskominfo Kota Metro, 2022b, 2022a)
Sumber: Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode, 6 Juli 1957