Tugas Terstruktur I
Sebagai Pengganti Ujian Tengah Semester
Matakuliah Geohistori
Yang dibina oleh Bapak Dr. Blasius Suprapta, M. Hum
Oleh Kelompok 11
:
Akmal Aji Hidayatullah 170732638038
Luthfi Zul Hazmi 170732638035
Riza Amilia 170732638005
Tugas Terstruktur I
Sebagai Pengganti Ujian Tengah Semester
Matakuliah Geohistori
Yang dibina oleh Bapak Dr. Blasius Suprapta, M. Hum
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesikan tugas terstruktur I dengan judul “Geohistori Lokasi
dan Lenyapnya Ibukota Kerajaan Majapahit di Jawa Timur”. Tugas ini disusun
sebagai tugas untuk emmenuhi mata kuliah Geohistori yang diampu oleh Bapak Dr.
Blasius Suprapta, M.Hum. Tidak lupa penulis ucapkan banyak terimakasih kepada
pihak yang telah berpartisipasi membantu dalam pembuatan tugas ini. Tanpa bantuan
banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, baik dari segi tata bahasa maupun dari segi
yang lainnya. Oleh karena itu penulis meminta maaf atas ketidaksempurnaannya dan
juga memohon kritik dan saran untuk penulis agar bisa lebih baik lagi dalam membuat
tugas-tugas berikutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR FOTO iv
DAFTAR PETA v
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 25
DAFTAR RUJUKAN 27
LAMPIRAN 28
iii
DAFTAR FOTO
iv
DAFTAR PETA
v
BAB I
PENDAHULUAN
peradaban manusia yang mendiaminya. Majunya ibukota menjadi nilai khusus bagi
daerah yang berada di wilayahnya. Tanpa ibukota tidak ada titik pusat yang
Hal ini juga berlaku pada kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia. Ibukota yang
ada dalam penganut kosmologi Brahmana. Kepercayaan ini dapat diketahui pada
pemerintahan.
temuan baru dan berbagai dugaan mengenai Majapahit. Hal ini juga berlaku pada
kajian ibukota kerajaan yang terbesar di nusantara ini. Pada awal berdirinya daerah
“...Ya ta mulaning anaruka alasing wong Trik. Duk mahu tinaruka dening
Madura, hana wong alapa kurang sangunipun ababad, amangan maja, kapahiten,
sama depun-buncal antukipun aruru maja punika, kasub yang wonten wohing maja
dahat apahit rasanipun, singgih ta ingaran ing Majapahit.”
1
Namun belum dapat diketahui dengan pasti bahwa daerah hutan orang Trik, yakni
di tepi Kali Brantas ini dijadikan ibukota Kerajaan Majapahit atau tidak setelah
Raden Wijaya membangun Kerajaan Majapahit (Djafar, 2012:150). Tidak ada satu
pun bukti arkeologi dan bukti tertulis yang dapat menjelaskan mengenai ibukota
Kerajaan Majapahit.
keterangan yang juga kurang pasti menegnai ibukota Kerajaan Majapahit ini. Letak
Majapahit pada tahun 1293 ketika armada China datang ke pulau Jawa
apung. Sungai yang dimaksud adalah Kali Brantas atau Kali Mas (Pa-tsieh). Pada
saat ini di tepi Kali Brantas, yakni di daerah Kabupaten Sidoarjo terdapat sebuah
daerah tersebut dengan Desa Trik yang dibangun oleh Raden Wijaya (Djafar,
2012:150-151).
Berdasarkan berita China yang lain, yaitu dari Ma Huan dan Kung Chen
(1434) Djafar (2012) menganalisis bahwa Kota Majapahit pada sekitar tahun 1416-
1434 tidak lagi berada di tepi Kali Brantas, melainkan bergeser ke arah barat daya
sejauh perjalanan darat, sedikitnya setengah hari. Hal ini diperkuat bahwa di dalam
Majapahit berada di tepi Kali Brantas. Banyak dugaan yang menunjukkan jika
tersebut terjadi belum diketahui dengan pasti. Namun kemungkinan yang menjadi
2
sekitar aliran sungai sejak masa Airlangga, seperti yang disebutkan di dalam
observasi banyak situs yang terendam lumpur seperti Candi Gentong, Candi Tikus,
bekas kanal, situs pemukiman, dan lainnya. Namun tidak ada tulisan yang
dalam Babad Tanah Jawi yaitu Sirna Ilang Krtaning Bhumi yang berarti 1400 Saka
(1478 M). Banyak yang mengaitkan runtuhnya ibukota Kerajaan Majapahit dengan
mencari data sejarah yang dijelaskan oleh alam yang tidak terekam oleh data
tertulis.
alam?
3
1.3 Tujuan Penelitian
kejadian alam.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
rasisme dan etnisisme. Dimensi yang kedua adalah dimensi keruangan, terdiri dari
skala makro, skala semi-makro, dan skala mikro. Dimensi selanjutnya yaitu
dimensi dimensi waktu, yang pertama berkaitan dengan umur peradaban siklus
peradaban, dan yang terakhir berkaitan dengan umur peradaban. Dimensi yang
keseluruhan yang terdiri atas bagian-bagian. Terdapat aspek politik, agama, dan
agama. Sedangkan Braudel mengatakan bahwa peradaban perlu dilihat dalam skala
yang paling kecil sampai besar, sederhana sampai yang utama, kemudian dibagi
fisik yang terdiri dari topografi, lokasi geografis, iklim dan sumber daya alam.
5
model ini menitikberatkan pada cuaca dan iklim berpengaruh pada sejarah umat
manusia.
fenomena sosio-budaya. Hal ini dapat dilihat dalam realitas yang menunjukkan
lingkungan memiliki potensi posistif dan kreatif dalam proses kebudayaan. Inti
Guine. Konsep ini berpendapat bahwa organisasi sosial dan kebudayaan spesifik
Konsepsi ini lebih menekankan pada interaksi antar indivisu yang bersifat rasional.
seorang individu dipandang sebagai hasil dari sejumlah besar keputusan yang
menentukan cara mengksploitasi sumber daya alam yang ada dengan baik.
6
dipengaruhi oleh fungsionalisme-struktural yang diprakarsai oleh Rambo. Konsepsi
ini memandang bahwa adaptasi dapat terjadi dalam suatu sistem pada tingkatan
sistem tertentu.
tindakan yang dilakukan oleh manusia. Tindakan ini dapat dilihat dari runtuhnya
ibukota Kerajaan Majapahit pada abad ke -15. Kebudayaan yang terjadi merupakan
produk atas lingkungan fisik seperti cuaca dan iklim yang terjadi atas ibukota
Kerajaan Majapahit.
runtuhnya ibukota Kerajaan Majapahit, maka teori yang sesuai dengan peristiwa ini
yaitu dimensi keruangan dengan skala mikro. Skala mikro dipilih karena peristiwa
mencakup wilayah yang kecil yakni terbatas pada wilayah ibukota Kerajaan
Majapahit saja.
7
itu mudah berkembang dan saling memengaruhi. Perbedaan bahasa juga
(Koentjaraningrat, 2009:263).
tidak dapat meninggalkan apa yang disebut dengan sistem teknologi manusia.
(2009) diantaranya yaitu alat-alat produksi, alat membuat api, senjata, wadah,
hingga sampai saat ini sistem teknologi terus dikembangkan sesuai dengan
8
tanam di ladang, menangkap ikan, dan bercocok tanam menetap dengan
pencaharian terpusat pada tanah dan modal, tenaga kerja, teknologi (masalah
sangat rapat. Kekerabatan yang dimaksud dapat berupa kerabat dekat maupun
kerabat yang jauh. Sistem ini dinilai bersifat tradisional yang mana belum
Pergeseran sosial ini mulai terjadi ketika banyak golongan rendah dapat
sendiri.
9
jumlah banyak tidak dapat terlepas dari sistem pengetahuan dalam menjalani
memiliki pengetahuan tentang alam sekitarnya. Hal ini juga yang nantinya
itu setiap suku bangsa juga memiliki pengetahuan mengenai alam flora dan
fauna dia daerah tempat tinggalnya, zat-zat bahan mentah, dan benda-benda
2.2.6 Kesenian
Kesenian merupakan ekspresi dari hasrat manusia yang diwujudkan
seni, seperti seni rupa, seni musik, seni drama. Namun secara garis besar
kesenian keindahan dapat dinikmati dalam dua lapangan besar, yaitu seni
rupa, yang dapat dinikmati oleh mata, dan seni suara yang dapat dinikmati
oleh telinga. Di dalam lapangan seni rupa terdiri dari seni patung, seni relief
(termasuk seni ukir), seni lukis dan gambar, dan seni rias. Namun menurut E.
2009:299).
10
2.2.7 Sistem Religi
Di dalam suatu masyarakat tidak terlepas dari adanya sistem religi.
Terdapat dua pokok khusus dalam membahas hal ini. Yaitu sistem religi dan
sistem ilmu gaib. Semua aktivitas manusia yang berkaitan dengan religi
manusia terdorong untuk memiliki gagasan dan tindakan yang bersifat religi.
Berbeda dengan sistem ilmu gaib, ilmu gaib lebih menekankan pada
menjadi keinginannya.
11
BAB III
PAPARAAN DATA DAN PEMBAHASAN
angka 1470 ± 100 A.D. Candi Gentong merupakan bangunan suci agama
tahun 1914. Candi Tikus diperkirakan dibangun sekitar abad 13-14 M yang
diketahui dari adanya menara candi yang merupakan ciri arsitektur abad ini
gunung tersebut merupakan tempat suci bagi para dewa dan sumber dari
kemegahannya pertirtan ini mendapatkan air dari sisi selatan, lalu air
12
dialirkan ke utara lewat dasar lantai ke kanal-kanal Majapahit (National
Geographic, 2012:33).
Dukuh Trowulan, Desa Trowulan. Kolam ini ditemukan pada tahun 1926
ini belum diketahui dengan pasti, namun terdapat asumsi bahwa Kolam
Namun dilihat dari adanya saluran masuk keluar air dapat ditarik hopotesis
bahwa Kolam Segaran juga berfungsi sebagai waduk dan penampung air.
Kolam segaran ini bermakna laut buatan dimana luasnya 6,5 hektare atau enal
Meskipun hal ini menuai banyak perdebatan seperti Agus Aris Munandar
bahwa tidak ada satu pun sumber tertulis yang menjelaskan tentang
Lokasi bekas kanal ini berada di samping kiri Kolam Segaran. Pada saat ini
bekas kanal sudah diurug menjadi lahar parkir di depan Pusat Informasi
Majapahit (PIM). Jaringan kanal ini memiliki luas 20 km2. Lima jalur kanal
13
melintang utara-selatan, sementara tujuh lainnya membujur barat-timur.
Bekas kanal saat ini telah melebar dan menjelma menjadi sawah,
2012:27)
sebagai konstruk rumah pada zaman Kerajaan Majapahit. Situs ini ditemukan
Majapahit berada di Trik yang pada saat ini daerah Trik berada di Kabupaten
Sidoarjo, tepatnya di Desa Tarik, Kecamatan Tarik, di tepi Sungai Brantas. Namun
karena di tepi Sungai Brantas ini sering terjadi banjir maka ibukota kerajaan
Trowulan. Kapan perpindahan ini terjadi belum diketahui secara pasti. Dugaan ini
sehingga dapat ditarik asumsi bahwa pada masa Rajasanegara ibukota Kerajaan
Majapahit tidak lagi berada di daerah Trik sebagaimana awal pendirian kerajaan
sebagai Trowulan.
14
Peta 1. Lokasi Ibukota Majapahit (Trowulan)
hal ini adalah Trowulan–bukanlah sebuah kota yang dikelilingi oleh tembok,
yang lebih kecil, satu sama lain dipisahkan oleh lapangan terbuka. Tanah-tanah
utara wanguntur terdapat pasar, kemudian di sebelah timur terdapat pemujaan milik
kaum Hindu-caiwa, Waisnawa, dan Bauddha, di sebelah barat terdapat tempat yang
keraton raja Majapahit di sebelah timur Kolam Segaran, yaitu di sekitar lokasi
15
sisa-sisa bangunan Candi Menak Jinggo. Di sebelah selatan istana terdapat tempat
kediaman pemimpin keagamaan. Sebelah timur laut dan tenggara istana terdapat
oleh kondisi geografis yang baik. Letak Trowulan sebagai ibukota dinilai strategis
karena berada di daerah yang relatif datar dan di sekitarnya dialiri sungai-sungai
besar seperti sungai Brantas, Porong dan Brangkal. Meskipun letaknya di daerah
pedalaman namun akses menuju ke daerah pesisir utara Jawa seperti Surabaya,
16
Gresik, Tuban, dan Pasuruan tetap mudah di akses melalui jalur air (sungai)
Aw yang mana jumlah bulan kering lebih banyak dari bulan basah dengan tipe
curah hujan sedang. Hal ini membawa konsekuensi bahwa pada musim kemarau
17
daerah Trowulan bisa mengalami kekeringan dan ketika memasuki bulan basah
kekeringan ini diatasi dengan dibangunnya waduk, kolam, dan saluran air seperti
yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa terdapat Kolam Segaran dan kanal atau
parit di ibukota Kerajaan Majapahit. Hal ini bertujuan sebagai tandon air untuk
Bentuk lahan di Trowulan pada masa Majapahit tidak jauh berbeda dengan
masa sekarang. Bentuk lahan ini bervariasi, terdapat tiga bentuk dataran yakni,
aluvial, dataran fluvio vulkanik, dan kipas fluvio vulkanik. Dataran aluvial
merupakan dataran yang terdapat pada bagian utara Trowulan ke arah Mojokerto,
yang mana dataran ini terbentuk oleh aktivitas aliran air. Dataran aluvial ini adalah
dataran banjir sungai Brantas, dimana sungai Brantas adalah sungai stadium tua
dengan gradien topografi yang rendah sehingga sering terjadi banjir. Peristiwa
sering terjadinya banjir ini sudah ada sejak masa Airlangga. yang ditulis dalam
Prasasti Kamalagyan (1037 M). Dataran aluvial ini termasuk dalam dataran subur
dan datar dengan ketinggian sekitar 30-40 mpdl cocok untuk pertanian dan
pemukiman. Namun resikonya adalah terlanda banjir ketika Kali Brantas meluap.
Pada saat itu Kali Brantas masih cukup dalam sehingga dapat digunakan sebagai
barat Trowulan, meluas ke arah selatan dari Mojoagung. Dataran ini cukup landai
dengan pola sungai yang berpola radial dan berkelok tajam. Dataran ini terbentuk
dari kompleks gunungapi Arjuno dan Kelud yang kemungkinan terlanda banjir
lahar. Meski demikian dataran ini merupakan dataran yang subur. Di wilayah
18
tenggara terdapat dataran kipas fluvio vulkanik. Dataran ini terbentuk oleh aliran
sungai yang berasal dari gunungapi Anjasmoro dan Welirang di bagian selatan situs
terletak pada daerah Dataran Aluvial Jawa Utara (lembah Brantas) dan Sub Zone
Ngawi dan Zona Solo yang terdiri dari jajaran gunung api. Daerah ini dibentuk oleh
endapan aluvial berumur Holosen dan hasil gunung api Kuarter (Pliosen Atas).
Sampurno dkk (1980 dalam AHPA II 1991) juga mengidentifikasi geologi daerah
Trowulan dimana menurut analisisnya Trowulan terletak pada ujung dari kipas
aluvial Jatirejo, dengan ketinggian 30-60 meter dpl. Dataran ini melandai ke arah
yang jika diterjemahkan yaitu sirna hilang kejayaan bumi. Candrasengkaa yang
terdapat dalam Babad Tanah Jawi ini menunjukkan angka 1400 Saka (1478 M).
Sudah banyak tinjauan mengenai keruntuhan Kerajaan Majaoahit dari segi politis,
yaitu adanya suksesi dari Demak dan masalah internal keluarga kerajaan yang
saling memperebutkan tahta kerajaan. Selain itu juga ada yang berpendapat bahwa
keruntuhan ibukota Kerajaan Majapahit ini menjadikan tulisan ini meninjau dari
19
segi yang berbeda, yaitu dari segi geohistori dimana kondisi alam mempengaruhi
Sesuai teori dimensi keruangan dengan skala mikro kajian ini memfokuskan
Terdapat tiga aliran utama yang mengeringkan dataran kipas aluvial yang ada di
dataran Trowulan, yaitu di sebelah timur ada Sungai Boro dan Sungai Pikatan yang
Utara Selatan, di arah selatan pada batas endapan gunung api dari kompleks
membentur kipas aluvial berbelok ke barat, seperti pada Kali Kasri, Kali Banyu
Urip yang bermuara di Kali Kepiting. Di daerah Mojoagung kali ini kembali
mengalir ke utara bermuara di Kali Brantas. Satu sungai yang membelah di tengah
antara sistem pengeringan utama ini adalah Kali Temon, yang mengalir ke barat
laut melalui Candi Tikus, Bajang Ratu dan Kolam Segaran. Kemungkinan dahulu
sungai ini merupakan sungai penguras air untuk Candi Tikus dan Kolam Segaran.
Arjuno dan Welirang. Komplek gunung ini berada 25 km di sebelah selatan dan
dalam gugusan pegunungan tersebut dimana gunung ini merupakan gunung api
ganda yang telah banyak tersayat oleh lembah-lembah terjal. Pada bagian kaki
20
Gunung Anjasmoro terdapat kipas aluvial yang mengarah ke ibukota Kerajaan
Majapahit. Kipas aluvial ini berpangkal di Desa Lebak Jabung dengan ketinggian
200 mdpl dan berakhir di ujung barat Trowulan pada ketinggian 25 m di sebelah
ujung timur Desa Dinoyo. Endapan dari kipas aluvial ini semakin jauh semakin
kecil sehingga di desa sekitar Trowulan lebih banyak dijumpai pasir yang
Iklim tropis yang terdapat di Trowulan juga mendukung kondisi alam ibukota
Kerajaan Majapahit. Adanya kipas aluvial dari Gunung Anjasmoro dari selatan
mengarah ke utara dan terjadinya banjir lahar dingin menyebabkan aliran sungai
bangunan yang ada di hilir ikut tertutupi oleh pasir. Banjir lahar dingin dari Gunung
pasir yang tebal bercampur kerikil. Hal ini dapat diketahui pada Candi Gentong
21
yang pada saat ditemukan tertutup lumpur hingga puncak candi karena banjir lahar
dingin menerjang dari arah utara ke selatan. Penutupan bangunan candi dari
endapan lumpur juga diketahui pada situs lainnya, seperti candi tikus yang berada
di dalam tanah saat ditemukan. Kanal atau parit yang terdapat endapan sehingga
Segaran yang terurug tanah dan juga situs pemukiman yang berada di bawah
permukaan tanah.
Selain karena terjadi banjir lahar runtuhnya ibukota Kerajaan Majapahit juga
dipengaruhi oleh letusan Gunung Kampud (Kelud) yang terjadi pada tahun 1400
Saka (1478 M). Hal ini menegaskan bahwa pada tahun tersebut yaitu tepat pada
candrasengkala sirna ilang krtaning bumi terjadi bencana alam yang menyebabkan
22
runtuhnya ibukota Majapahit. Di dalam Pararaton juga disebutkan adanya beberapa
pupuh X (1376 M)
X (1385 M)
pupuh XI (1395 M)
(1462 M)
XVIII (1481 M)
23
Peta 6. Perkiraan Aliran Lahar Gunung Kampud (Kelud)
Adanya letusan dari Gunung Kampud membawa aliran lahar dari letusan
Pendangkalan yang berkali-kali ini yang memebuat Kali Brantas tidak bisa
satu hal yang vital bagi Majapahit, jika sudah tidak berfungsi seperti awal maka
manusia.
24
BAB 1V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
dengan skala mikro juga digunakan karena tulisan ini hanya membahas mengenai
dikelilingi oleh gunung berapi rentan terkena dampak dari erupsi gunung tersebut.
menuju ke Trowulan yang kemudian menutupi situs-situs yang ada ada di sana.
yang jika diartikan menunjukkan 1400 Saka juga memberikan petunjuk mengenai
keruntuhan ibukota Kerajaan Majapahit. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa Gunung
Kampud (Kelud) meletus pada tahun tersebut. Tidak hanya itu, Pararaton
menunjukkan bahwa Gunung Kampud meletus lagi untuk beberapa kali. Aliran
sungai sehingga tidak dapat dijadikan sebagai jalur transportasi lagi sebagaimana
25
GEOMORFOLOGI
DIMENSI
RUSAKNYA SITUS (CANDI KERUANGAN
GENTONG, CANDI TIKUS, SKALA MIKRO
KOLAM SEGARAN, KANAL,
SITUS PEMUKIMAN)
KERUNTUHAN
IBUKOTA KERAJAAN
MAJAPAHIT
26
DAFTAR RUJUKAN
Buku
Analisis Hasil Penelitian Arkeologi II. 1991. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Djafar, H. 2012. Masa Akhir Majapahit Girindrawarddhana & Masalahnya. Jakarta:
Komunitas Bambu
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta
National Geographyc Indonesia. 2012. Repihan Majapahit Metropolitan Kuno yang
Menyeruak dan Terancam Hilang. Vol. 8 No.9
Padmapuspita, K. J. 1966. Pararaton Teks Bahasa Kawi Terjemahan Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Taman Siswa
Riana, K. I. 2009. Kakawin Desa Warnnana Uthawi Nagarakrtagama Masa Keemasan
Majapahit. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara
Sedyawati, E. dkk. 2013. Candi Indonesia Seri Jawa. Jakarta: Direktorat Pelestarian
Cagar Budaya dan Permuseuman
Skripsi
Arifin, K. 1983. Waduk dan Kanal di Pusat Kerajaan Majapahit Trowulan Jawa Timur.
Skripsi. Tidak Diterbitkan Jakarta: FS UI.
Artikel
Khusna, A. A. 2016. Trowulan & Lingkunganna Sebuah Strategi Adaptasi Pertanian
dan Perdagangan di Masa Majapahit. FIB UGM.
Situs Daring
https://candi.perpusnas.go.id/temples/deskripsi-jawa_timur-candi_tikus, diakses pada
tanggal 1 November 2019
https://candi.perpusnas.go.id/temples/deskripsi-jawa_timur-candi_kolam_segaran,
diakses pada tanggal 1 November 2019
https://geologi.co.id/2007/10/19/mengenal-gunung-kelud/, diakses pada tanggal 20
November 2019.
27
LAMPIRAN
28
Foto 2. Candi Tikus
29
Foto 3b. Kolam Segaran
30
Foto 4b. Bekas Kanal
31
Foto 5a. Situs Pemukiman
32