Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SEJARAH ASIA TENGGRA

MASA PENJAJAHAN di ASIA TENGGARA

KELOMPOK
1. Ardika kurniandaru (13406241029)
2. Yoki Agung S (13406241027)
3. Moch. Wahyu P (13406241030)
4. Rikky Nur Kresnawan (13406241028)
5. Maristha Dian Ayu P (13406241026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada Allah
STW, yang karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan sebuah makalah sejarah asia
tenggara yang berjudul “Masa penjajahan di Asia Tenggara”. Makalah ini dibuat dengan berbagai
observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan
hasilnya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Sumber-Sumber terkait yang telah membantu kami
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih
sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu kami mengundang pembaca
untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.
Semoga makalah ini dapat berguna dimasa yang akan dating.

Yogyakarta, September 2013

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan bagian yang terdapat di benua Asia. Dalam
sejarahnya, negara-negara kawasan Asia Tenggara ini merupakan daerah koloni bangsa Barat pada masa
imperialisme dan kolonialisme. Bangsa Barat melihat kawasan ini sebagai
lokasi strategis berlangsungnya perdagangan internasional dan juga kaya akan rempah-rempah, emas,
kapas di beberapa wilayah tertentu. Karena kekayaannya tersebut, berbondong-bondong mereka
mendatangi kawasan Asia Tenggara, saling bersaing untuk dapat menjadikannya daerah koloni. Misalnya
sajaIndonesia yang secara bergilir diduduki oleh bangsa Portugis, Belanda, Inggris, dan bahkan juga
Jepang. Terdapat juga bangsa Inggris yang sukses menduduki Singapura, Brunei, Malaysia, serta Filipina
oleh Spanyol. Satu hal khusus yang perlu diingat dalam sejarah kolonialisme di Asia Tenggara, Thailand
adalah satu-satunya kawasan yang tidak pernah dijajah oleh bangsa apapun. Paper review kali ini akan
memaparkan tentang sejarah kolonialisme dan imperialisme Asia Tenggara secara singkat dan padat.

Selama 1500-an dan 1600-an orang Eropa mampu mengontrol perdagangan internasional di Asia,
sehingga mengalihkan keuntungan dari perdagangan ini ke Eropa . Akibatnya , orang-orang Eropa
menjadi lebih kuat sementara kerajaan Asia dan kerajaan menjadi lemah . Pada tahun 1800 orang Eropa
berada dalam posisi untuk membangun otoritas mereka atas sebagian besar Asia , khususnya anak benua
Asia tenggara . kolonialisme Enam negara : Portugal , Spanyol, Belanda , Inggris, Perancis , dan Amerika
Serikat , memiliki koloni di Asia Tenggara .

B. RUMUSAN MASALAH

1. Mengetahui Negara-Negara yang yang menjajah Asia Tenggara ?


2. Negara Asia tenggara mana saja yang di jajah oleh negara barat ?
3. Berapa lama Asia Tenggara di jajah oleh Bangsa Barat ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Negara-negara Barat yang Menjajah Asia Tenggara

Kedatangan orang-orang Eropa pertama di kawasan Asia Tenggara pada awal abad XVI kadang-
kadang dipandang sebagai titik penentu yang paling penting dalam sejarah kawasan ini.

a. Portugis
Pada abad XV bangsa Portugis merupakan salah satu bangsa yang mencapai kemajuan-kemajuan
di bidang teknologi. Bangsa Portugis telah dapat membuat kapal-kapal yang lebih layak dan canggih di
bandingkan dengan kapal-kapal sebelumnya memungkinkan mereka melakukan sebuah pelayaran dan
melebarkan kekuasaaan ke seberang lautan. Dengan alasan untuk menguasai impor rempah-rempah di
kawasan Eropa, bangsa Portugis mencari daerah kawasan penghasil rempah-rempah terbaik. Rempah-
rempah di kawasan Eropa merupakan kebutuhan dan juga cita rasa. Selama musim dingin di Eropa, tidak
ada salah satu cara pun yang dapat di jalankan untuk mempertahankan agar semua hewan-hewan ternak
dapat tetap hidup. Kerena itu banyak hewan ternak yang disembelih dan dagingnya kemudian harus di
awetkan. Untuk itulah diperlukan sekali banyak garam dan rempah-rempah. Cengkih dari Indonesia
Timur adalah yang paling berharga. Indonesia juga menghasilkan lada, buah pala, dan bunga pala.
Kekayaan alam Indonesia yang begitu melimpah termasuk dalam tanaman rempah-rempah menjadi
alasan Portugis ingin menguasai daerah Indonesia sekaligus menguasai pasaran Eropa.
Alfonso de Albuquerque merupakan panglima angkatan laut terbesar pada masa itu. Pada tahun
1503 Albuquerque berangkat menuju India, dan pada tahun 1510, dia menaklukan Goa di Pantai Barat
yang kemudian menjadi pangkalan tetap Portugis. Pada waktu itu telah dibangun pangkalan-pangkalan
di tempat-tempat yang agak ke barat, yaitu di Ormuzdan Sokotra. Rencananya ialah untuk mendominasi
perdagangan laut di Asia dengan cara membangun pangkalan tetap di tempat-tempat krusial yang dapat
digunakan untuk mengarahkan teknologi militer Portugis yang tinggi. Pada tahun 1510, setelah
mengalami banyak pertempuran, penderitaan, dan kekacauan internal, tampaknya Portugis hampir
mencapai tujuannya. Sasaran yang paling penting adalah menyerang ujung timur perdagangan Asia di
Maluku. Setelah mendengar laporan-laporan pertama dari para pedagang Asia mengenai kekayaan
Malaka yang sangat besar, Raja Portugis mengutus Diogo Lopez de Sequiera untuk menekan Malaka,
menjalin hubungan persahabatan dengan penguasanya, dan menetap disana sebagai wakil Portugis di
sebelah timur India. Tugas Sequiera tersebut tidak mungkin terlaksana seluruhnya saat dia tiba di Maluku
pada tahun 1509. Pada mulanya dia disambut dengan baik oleh Sultan Mahmud Syah (1488-1528), tetapi
kemudian komunitas dagang internasional yang ada di kota itu meyakinkan Mahmud bahwa Portugis
merupakan ancaman besar baginya. Akhirnya, Sultan Mahmud melawan Sequiera, menawan beberapa
orang anak buahnya, dan membunuh beberapa yang lain. Ia juga mencoba menyerang empat kapal
Portugis, tetapi keempat kapal tersebut berhasil berlayar ke laut lepas. Seperti yang telah terjadi di tempat-
tempat yang lebih ke barat, tampak jelas bahwa penaklukan adalah satu-satunya cara yang tersedia bagi
Portugis untuk memperkokoh diri.
Pada bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa menuju Malaka dengan
kekuatan kira-kira 1200 orang dan 17 buah kapal. Peperangan pecah segera setelah kedatangannya dan
berlangsung terus secara sporadis sepanjang bulan Juli hingga awal Agustus. Pihak Malaka terhambat
oleh pertikaian antara Sultan Mahmud dan putranya, Sultan Ahmad yang baru saja diserahi kekuasaan
atas negara namun dibunuh atas perintah ayahnya. Malaka akhirnya berhasil ditaklukan oleh Portugis.
Albuquerque menetap di Malaka sampai bulan November 1511, dan selama itu dia mempersiapkan
pertahanan Malaka untuk menahan setiap serangan balasan orang-orang Melayu. Dia juga
memerintahkan kapal-kapal yang pertama untuk mencari Kepulauan Rempah. Sesudah itu dia berangkat
ke India dengan kapal besar, dia berhasil meloloskan diri ketika kapal itu karam di lepas pantai Sumatera
beserta semua barang rampasan yang dijarah di Malaka.
Setelah satu kapal layar lagi tenggelam, sisa armada itu tiba di Ternate pada tahun itu juga. Dengan susah
payah, ekspedisi pertama itu tiba di Ternate dan berhasil mengadakan hubungan dengan Sultan Aby Lais.
Sultan Ternate itu berjanji akan menyediakan cengkeh bagi Portugis setiap tahun dengan syarat
dibangunnya sebuah benteng di pulau Ternate. Hubungan dagang yang tetap dirintis oleh Antonio de
Abrito. Hubungannya dengan Sultan Ternate yang masih anak-anak, Kacili Abu Hayat, dan pengasuhnya
yaitu Kacili Darwis berlangsung sangat baik. Pihak Ternate tanpa ragu mengizinkan De Brito
membangun benteng pertama Portugis di Pulau Ternate (Sao Joao Bautista atau Nossa Seighora de
Rossario) pada tahun 1522. Penduduk Ternate menggunakan istilah Kastela untuk benteng itu, bahkan
kemudian benteng itu lebih dikenal dengan nama benteng Gamalama. Sejak tahun 1522 hingga tahun
1570 terjalin suatu hubungan dagang (cengkih) antara Portugis dan Ternate.
Portugis yang sedang menguasai Malaka, terbukti bahwa mereka tidak menguasai perdagangan
Asia yang berpusat disana. Portugis tidak pernah dapat mencukupi kebutuhannya sendiri dan sangat
tergantung kepada para pemasok bahan makanan dari Asia seperti halnya para penguasa Melayu sebelum
mereka di Malaka. Mereka kekurangan dana dan sumber daya manusia. Organisasi mereka ditandai
dengan perintah-perintah yang saling tumpang tindih dan membingungkan, ketidakefisienan, dan korupsi.
Bahkan gubernur-gubernur mereka di Malaka turut berdagang demi keuntungan pribadi di pelabuhan
Malaya, Johor, pajak dan harga barang-barangnya lebih rendah, dan hal tersebut telah merusak monopoli
yang seharusnya mereka jaga. Para pedagang Asia mengalihkan sebagian besar perdagangan mereka ke
pelabuhan-pelabuhan lain dan menghindari monopoli Portugis yang mudah.

b. Spanyol

Sejak masuknya orang-orang Spanyol ke Filipina pada 16 Maret 1521, penduduk pribumi telah
menciumadanya maksud lain dibalik "ekspedisi ilmiah" Ferdinand de Magellans. Ketika kolonial
Spanyolmenaklukan wilayah utara dengan mudah dan tanpa perlawanan berarti, tidak demikian halnya
denganwilayah selatan. Mereka justru menemukan penduduk wilayah selatan melakukan perlawanan
sangat gigih, berani dan pantang menyerah. Tentara kolonial Spanyol harus bertempur mati-matian
kilometer demi kilometer untuk mencapaiMindanao-Sulu (kesultanan Sulu takluk pada tahun 1876).
Menghabiskan lebih dari 375 tahun masakolonialisme dengan perang berkelanjutan melawan kaum
Muslimin. Namun, walaupun demikian, kaumMuslimin tidak pernah dapat ditundukan secara total.
Selama masa kolonial, Spanyol menerapkan politik devide and rule (pecah belah and kuasai) serta
mision- sacre (misi suci Kristenisasi) terhadap orang-orang Islam. Bahkan orang-orang Islam di
stigmatisasi (julukan terhadap hal-hal yang buruk) sebagai "Moor" (Moro). Artinya orang yang buta
huruf, jahat, tidak bertuhan dan huramentados (tukang bunuh). Sejak saat itu julukan Moro melekat pada
orang-orang Islamyang mendiami kawasan Filipina Selatan tersebut.

Tahun 1578 terjadi perang besar yang melibatkan orang Filipina sendiri. Penduduk pribumi
wilayah Utarayang telah dikristenkan dilibatkan dalam ketentaraan kolonial Spanyol, kemudian di adu
domba dandisuruh berperang melawan orang-orang Islam di selatan. Sehingga terjadilah peperangan
antar orangFilipina sendiri dengan mengatasnamakan "misi suci". Dari sinilah kemudian timbul
kebencian dan rasacuriga orang-orang Kristen Filipina terhadap Bangsa Moro yang Islam hingga
sekarang. Sejarah mencatat, orang Islam pertama yang masuk Kristen akibat politik yang dijalankan
kolonial Spanyolini adalah istri Raja Humabon dari pulau Cebu, kemudian Raja Humabon sendiri dan
rakyatnya.

c. Inggris
Tahun 1709 Inggris mendapatkan pulau penang dari Sultan kedah (Sultan Abdullah) sebagai
imbalan bagi Inggris yang telah melindungi kerajaan kedah dari ancaman Slangor dan Siam. Selanjutnya
tahun 1800 Inggris memperoleh daerah Provinsi of Wellesley di pantai kedah.
Disaat terjadinya Revolusi Prancis dan Perang Napoleon di Eropa terjadi perubahan, dimana
tentara Napoleon menduduki Belanda dan seluruh jajahan Belanda di Asia Tenggara menjadi milik
Prancis. Sebagai lawan Napoleon, Inggris menggunakan kesempatan ini merebut Malaka dari tangan
Belanda (1795) dan tahun 1811 Inggris mendarat di Batavia dan mengusai daerah jajahan Belanda di
Indonesia. Dengan kekalahan Napoleon maka berakhirlah perang di Eropa dan Inggris pun menjadi
penguasa terkemuka di Eropa Barat, tapi pada permusyawaratan negera-negara pemenang dalam
Convention of London 13 Agustus 1814, Inggris mengembalikan semua jajahan yang direbutnya dari
Belanda. Di Indonesia Inggris hanya menduduki Bengkulu dan Malaka kembali pada Belanda.
Pada 28 januari Raffles dan Farqurah mendarat di Singapura dan mendapatkan pulau ini tahun
1819 melalui perjajian dengan Sultan Johor, tapi Belanda tidak menyetujui pendudukan Singapura oleh
Inggris, akhirnya persoalan ini diselesaikan dalam Treaty of London (17 Maret 1824), dimana Belanda
menyerahkan Malaka dan Singapura pada Inggris, sedangkan bengkulu yang dikuasai oleh Inggris di
berikan pada Belanda. Singapura yang mulai berkembang muncul sebagai pelabuhan yang ramai dan
menjadi urat nadi perdagangan di Asia. Tahun 1826 pulau Pinang, Malaka dan Singapura disatukan
Inggris dalam satu wilayah kekuasaannya yang disebut Straits Settlements (Wilayah pemukiman selat
Malaka) yang berpusat di pulau Pinang, kemudian dipindahkan ke Singapura tahun 1832. Wilayah
kekuasaan Ingris ini menjalankan pemerintah secara langsung dan daerah ini merupakan basis Inggir
untuk meluakan daerah kekuasaannya ke pedalaman.
Inggris berusaha memperluas daerah kekuasaannya menanamkan pengaruhnya di Malaya secara
perlahan dan bertahap agar tidak timbul perlawanan Sultan-sultan Malaya, dimana Sultan akan menerima
Residen Inggris sebagai Penasehat dalam pemerintah dan semua urusan administrasi dan keuangan harus
dijalankan menurut nasehat Residen selain urusan dapat dan agama. Perjanjian pangkor menujukkan
perubahan politik secara langsung atau tidak langsung mengurangi kekuasaan Sultan sebagai kepala
Negara dan Inggris telah mengambil ahli kewajiban-kewajiban politik dari Sultan dan Bangsawan
Melayu, dimana urusan adapt dan agama di Serahkan seluruhnya pada Sultan. Perdagangan pun hamper
seluruhnya berada di tangan Inggris. Setelah berhasil menetapkan Residen Inggris berusaha menyatukan
kerajaan-kerajaan itu di bawah Resident-General yang mengapalai semua Residen masing-masing
kerajaan. Tahun 1896 Keempat kerajaan (Perak, Selangor, Negeri sembilan dan pahang yang pada tahun
1874 dan 1888 melakukan perjajian pada Ingris dan menerima Residen) menanda tangani Treaty of
Federation, yang menyatakan tergabung dalam federasi dan mengakui Residen-General.sejak itu mereka
berada di bawah pemerintahan pusat yang bercorak persekutuan yang dikenal dengan Negeri-negeri
Melayu bersekutu (Federated Malay States), sedangkan Johor, Kedah, Perlis, Kelantan dan Trenggono
yang dikuasai Siam diserahkan pada Inggris (1909), tapi mereka menolak bergabung karena takut
kehilangan kekuasaan di negerinya masing-masing, maka mereka disebut Unfederated Malay States.
Pada 28 januari 1819 Rafles menyewa singapura pada sultan Johor. Tapi menimbulkan
ketegangan dengan Belanda maka diselesaikanlah dengan Traktat London (1824), semenjak itu Singapura
resmi menjadi wilayah kekuasaan Inggris. Pada tahun 1832 singapure menjadi pusat pemerintahan Straits
Settlements. Setelah PD II selesai dan Inggris kembali ke Malaya Straits Settlements dihapuskan (1946).
Dan didirikannya Malaya Union (1946), singapura dikeluarkan dari Semenanjung Tanah Melayu
sehingga menjadi koloni sendiri di bawah Gubernur.
Tahun 1847 Sultan Brunei mengadakan perjanjian dengan Inggris untuk memajukan hubungan
dagang dan kerja sama dalam menumpas bajak laut. Hal ini merupakan langkah awal Inggris menguasai
Brunei. Tahun 1888 Brunei menjadi daerah Protektorat (Perlindungan) Inggris dan tahun 1906 di
tempatkan residen di sana. Perekenomian di Brunei ini menghasilakan keuntungan yang besar bagi
Inggris terutama hasil dari minyak di Brunei.
Setelah PD II Inggris kembali ke Brunei dan Inggris pun memberikan otonomi yang luas pada
Brunei dimana semua urusan dalam negeri dikuasai oleh Sultan dan luar negeri Inggris yang bertanggung
jawab. Pos residen dihapuskan dan seorang komisaris Tinggi diangkat yang bertanggung jawab mengenai
hubungan antara Inggris dan Brunei. Setelah memrintah selama 17 tahun, Sultan Haji Omar Ali
Saifuddien Sa’adul Khairi Waddien (Sultan ke 28) turun tahta dan digantikan oleh putranya yang tertua
yaitu Sultan Hassanul Bolkiah, sebagai sultan ke 29.
Pada masa imperium Inggris di India mengalami perkembangan , waktu itulah pasukan Birma
menyerang kedudukan dan daerah-daerah kekuasaan Inggris di derah sebelah barat Assam. Hal ini
menimbulkan peperangan antara Inggris dengan Birma dan Birma pun dikalahkan oleh Inggris tahun
1885 dan menduduki Mandalay ibu kota kerajaan Birma setelah Birma di keasai maka Inggris
menggabungkan Myanmar dengan India, sehingga pemerintahan di Myanmar disamkan dengan India
apapun perubahan yang terjadi di India di ikuti dengan perubahan yang sama di Birma. Tahun 1930 sistem
pemerintahan ”dyarchy” yaitu pemerintahan yang dilaksanakan secara bersama oleh dua penguasa
diperkenalkan di Birma, sehingga Myanmar akan berstatus sebagai provinsi dibawah Gubernur yang
dibantu oleh dewan eksekutif, hal ini merupakan langkah awal menuju pemerintahan sendiri. Tahun 1928
Komisi Simon meninjau perubahan ini dan memilih pemesihan Myanmar dari India. Pemisahan ini
menghasilkan undang-undang pemrintahan Myanmar tahun 1935 dan Birma langsung diperintah oleh
raja Inggris melalui kemetrian Myanmar di London. Perubahan konstitusi jua dilakukan Gubernur hanya
bertanggung jawab dengan urusan luar negeri, pertahanan, politik dan moneter sedangkan masalah-
masalah lain harus minta nasehat pada para mentri yang bertanggung jawab pada dewan legislatif.

d. Belanda

Anda mungkin juga menyukai