SKRIPSI
KAJIAN SEMIOTIKA
Oleh
NOVIAR MAHARANI
NIM 121911133001
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023
SKRIPSI
KAJIAN SEMIOTIKA
Oleh
NOVIAR MAHARANI
NIM 121911133001
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023
i
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KAJIAN SEMIOTIKA
SKRIPSI
Oleh
NOVIAR MAHARANI
NIM 121911133001
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023
ii
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KAJIAN SEMIOTIKA
SKRIPSI
Oleh
NOVIAR MAHARANI
NIM 121911133001
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023
iii
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
HALAMAN PERNYATAAN
1. Karya tulis ini adalah karya tulis saya asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik sarjana, baik di Universitas Airlangga maupun
di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini murni hasil gagasan, penelitian, dan tulisan saya sendiri tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan dosen pembimbing.
3. Karya tulis ini bukan karya jiplakan, dan di dalamnya tidak terdapat karya
atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali
secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah
dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang
telah diperoleh karena karya tulis in, serta sanksi lainnya sesuai dengan
norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Noviar Maharani
NIM 121911133001
iv
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DISETUJUI
Oleh
Pembimbing Skripsi
NIP 198502042008122004
Mengetahui,
Kepala Departemen
NIP 196001131985032022
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
v
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2023
vi
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Legenda Baru Klinting dan Ritual Jamasan Pusaka Kanjeng
Kyai Upas Kabupaten Tulungagung: Kajian Semiotika
Nama : Noviar Maharani
NIM : 121911133001
Departemen : Bahasa dan Sastra Indonesia
telah disetujui untuk diajukan pada tanggal 12 bulan April tahun 2023 oleh:
Pembimbing Skripsi
Penguji 2 Penguji 3
Mardhayu Wulan Sari, S.Hum., M.A Mochamad Ali, S.S., M.A. Min
NIP 198502042008122004 NIP 197210011998021001
Mengetahui,
Ketua Departemen
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil ‘alamin,
Dengan niat spesial, skripsi ini terkhusus untuk ibu saya atas
viii
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
HALAMAN MOTTO
“Manunggal Nyawiji”
&
ix
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
YME yang telah memberikan berkat serta rahmat-Nya, sehingga penulis diberi
berjudul “Legenda Baru Klinting Dan Ritual Jamasan Pusaka Kanjeng Kyai Upas
Selain itu, ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada pihak-pihak
1. Prof. Dr. Purnawan Basundoro, S. S., M. Hum., selaku Dekan Fakultas Ilmu
2. Dr. Dra. Adi Setijowati, M. Hum., selaku Ketua Departemen Bahasa dan
4. Dr. Abimardha Kurniawan, S.Hum., M.A. selaku dosen mata kuliah Aksara
5. Dr. Dra. Adi Setijowati, M. Hum., dosen wali yang senantiasa memberi
6. Segenap Dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu
x
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7. Bapak Winarto selaku Kyai Emban, dan seluruh bapak ibu yang berada di
Kanjengan selaku para informan dan narasumber dari skripsi ini yang
maupun hidup;
teman saya yang pada saat itu magang di Dinas dan seluruhnya yang
wejangan, dan banyak hal yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu karena
begitu membekas di hati saya, dalam segala hal di masa hidup ini;
11. Santiago yang telah membersamai saya mulai Sekolah Menengah Atas hingga
12. Share Ghibah yang membersamai di saat perkuliahan ini membantu, dan
koneksi, dan banyak hal yang membuat saya dapat lebih berproses di
perkuliahan ini;
xi
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14. Teman seperjuangan dalam minat filologi Nadiya, Zafira, dan Fitri terima
manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi
ini masih terdapat kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa
atau substansinya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat dibutuhkan oleh peneliti demi kebaikan skripsi ini. Atas segala
luput, penulis memohon maaf yang sebesar besarnya dan agar dapat menjadi
pembelajaran bersama.
Noviar Maharani
xii
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN...................................................................................................i
SAMPUL DALAM................................................................................................ii
PERNYATAAN.....................................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................vi
HALAMAN PERSEMBAHAN..........................................................................vii
HALAMAN MOTTO.........................................................................................viii
KATA PENGANTAR...........................................................................................ix
DAFTAR ISI........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xv
DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................xvi
ABSTRAK..........................................................................................................xvii
ABSTRACT........................................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................8
1.3. Tujuan Penelitian..............................................................................................8
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................................8
1.4.1. Manfaat Teoritis......................................................................................9
1.4.2. Manfaat Praktis........................................................................................9
1.5. Batasan Masalah...............................................................................................9
1.6. Tinjauan Pustaka.............................................................................................10
1.7. Landasan Teori................................................................................................12
1.8. Metode Penelitian...........................................................................................16
1.8.1. Sumber Data..........................................................................................17
1.8.2. Teknik Pengumpulan Data....................................................................17
1.9. Sistematika Penelitian.....................................................................................19
BAB II KONTEKS WILAYAH DAN ASAL USUL TOMBAK KANJENG
KYAI UPAS..........................................................................................................21
2.1. Letak Geografi Kabupaten Tulungagung........................................................21
2.2. Demografi Masyarakat Tulungagung.............................................................25
2.3. Kesejarahan Kabupaten Tulungagung............................................................28
xiii
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xiv
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL
xv
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR
xvi
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR SINGKATAN
R : Raden
xvii
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRAK
Upacara adat jamasan pusaka tombak Kanjeng Kyai Upas dan Legenda
Baru Klinting merupakan sebuah hal yang berkaitan. Semiotika adalah ilmu tanda,
melihat bagaimana manusia mencari dan mengkonstruksikan sebuah makna.
Semiotika, media dan komunikasi akan tiga bidang yang berkaitan erat. Hal
tersebut sesuai dengan konstruksi ritual jamasan pusaka tombak Kanjeng Kyai
Upas yang berkaitan dengan legenda Baru Klinting. Metode penelitian dalam
penyusunan skripsi ini yakni penelitian kualitatif. Peneliti menjabarkan secara
alamiah dan utuh mengenai proses ritual jamasan tombak Kyai Upas. Hasil
penelitian yang telah dilakukan peneliti Ritual Jamasan Pusaka Kanjeng Kyai
Upas memiliki makna yang terkandung di dalam tanda serta penanda pada ritual
tersebut yakni suatu implementasi atas sebuah kehidupan yang hal tersebut terlihat
dari setiap prosesi yang didalamnya mengandung makna tersendiri. Rangkaian
ritual Jamasan Pusaka Kanjeng Kyai Upas bukan hanya sekedar prosesi
memandikan pusaka yang hanya dilakukan setiap tahun sekali dan ditambah
dengan iringan gamelan Manggong serta bacaan tahlil akan tetapi memiliki makna
yang lebih dalam dan kemudian dirumuskan menjadi beberapa nilai-nilai yang ada
diantaranya, nilai ketuhanan atau spiritualitas, nilai berbangsa serta bernegara dan
nilai bermasyarakat. Ketiga nilai yang terkandung di dalam prosesi Ritual
Jamasan Pusaka Kanjeng Kyai Upas tersebut merupakan suatu dasar serta bekal
yang dipergunakan untuk pegangan hidup di dunia agar manusia harus selalu
ingat kepada penciptanya serta senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi
larangan-Nya. Sedangkan sebagai makhluk sosial dan masyarakat yang hidup
pada suatu negara wajib hukumnya untuk bersyukur atas kemerdekaan yang ada.
Kata kunci : Ritual Jamasan Pusaka Kanjeng Kyai Upas, Semiotika, Nilai
xviii
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ABSTRACT
xix
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB I
PENDAHULUAN
1961:2) Kebudayaan berasal dari kata dasar budaya yang yang berasal dari bahasa
Sansekerta “Buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau
cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan sendiri merupakan hasil dari cipta,
karya cipta manusia yang diwariskan secara turun temurun, kebudayaan yang
unsur lisan dan unsur bukan lisan. Beberapa contohnya adalah kepercayaan rakyat
dan permainan rakyat. Permainan rakyat adalah kegiatan yang juga termasuk
folklor karena diperolehnya melalui warisan lisan. Folklor (folklore, Inggris; dieja
1
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
folk- lore) menurut etimologinya, berasal dari kata folk dan lore (Hutomo, 1991:
4).
kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam
bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu
besar berdasarkan tipenya, yakni folklor lisa (verbal folklore), folklor sebagian
lisan (partly verbal folklore), serta folklor bukan lisan (non verbal folklore)
atau sering kali disebut legenda rakyat, dan juga sering disebut legenda rakyat
dalam bentuk prosa, yang sering dianggap benar benar terjadi baik oleh
Folklor merupakan salah satu tradisi yang dimiliki oleh suatu masyarakat
turun-temurun melalui lisan atau dalam bentuk sebuah wujud sebagai pengingat.
Foklor berasal dari kata folk dan lore. Lore sebagai salah satu tradisi dalam
generasi penerusnya secara lisan dan memiliki fungsi dalam kolektif. Sastra lisan
2
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
masyarakat ataupun komunitas secara tradisional. Sastra lisan juga tidak diketahui
siapa pengarangnya secara pasti. Folklor lisan ini dapat berupa nyanyian-nyanyian
tradisional, legenda, dongeng, sindiran, teka-teki, pantun, dan sastra lisan warisan
masa lalu di sebuah daerah, sehingga sering kali dipandang mengandung nilai
sejarah dan asal-usul dari suatu daerah maupun tempat tertentu. Sifat legenda
dapat dikenal secara luas hingga didaerah-daerah lain. Jumlah legenda mungkin
lebih banyak dibanding mite maupun dongeng karena jumlah tipe dasar yang
Seperti sifat legenda yang migratoris itu hadir legenda Baru Klinting hadir
Klinting tersebut menjadi nilai sejarah dan asal-usul dari suatu pusaka yang
Klinting yang tersebar di Tulungagung berupa sosok Naga Taksaka yang berubah
wujud menjadi sebuah pusaka, dari sebuah Naga bernama Baru Klinting ituah
Pada legenda Baru Klinting pula informasi bahwa puska tersebut diberikan
kepada bupati Ngrawa atau Tulungagung pada jaman dahulu. Dikarenkan pusaka
3
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
dipercaya tersebut memiliki kekuatan yang luar biasa untuk melindungi wilayah
munculah suatu prosesi atau ritual untuk menjaga dan merawat kesaktian pusaka
Ritual yang bernama jamasan pusaka Kanjeng Kyai Upas yang berada di
ini dilaksanakan setiap tahun pada hari Jumat antara tanggal 11 sampai 20 bulan
di Suro, bertepatan pada tanggal 12 sampai 22 bulan Agustus tahun 2022. Ritual
tombak Kanjeng Kyai Upas memiliki nilai magis yang kuat saat penjajahan
Kanjeng Kyai Upas merupakan nama pusaka yang berbentuk tombak yang
panjang bilahnya 35 cm, dan panjang landheyan atau tangkainya 5 meter. Pada
pangkal bilahnya memiliki tulisan berwarna emas serta memiliki tulisan dengan
huruf Arab yang berbunyi “Allah”. Kanjeng Kyai Upas diberikan penutup
keranda (lurup) atau di tutup kain penutup yang berlapis lapis dengan kain cindhe,
kain tersebut merupakan sebutan lain dari kain Patola di daerah Jawa. Menurut
legenda dan kepercayaan masyarakat yang ada, dinyatakan bahwa bilah Kanjeng
4
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kyai Upas berasal dari lidah seekor ular naga dan landheyannya berasal dari
badan seekor ular naga yang bernama Baru Klinthing. Pusaka Tombak Kanjeng
Kyai Upas ini berasal dari Mataram yang dibawa Oleh Raden Mas Tumenggung
menantu Sultan Hamengku Buwono II, ketika beliau menjadi Bupati Ngrowo
2016)
Pusaka Kanjeng Kyai Upas dipelihara dengan baik oleh Bupati Ngrowo atau
Tulungagung. Setiap hari Kamis oleh Kyai Emban diberi sesaji dan diberi lampu
cuplak dengan minyak jarak dan sambil membakar kemenyan. Pada saat ini yang
memelihara pusaka tersebut Bapak Raden Mas Indronoto, salah satu keturunan
keluarga Raden Mas Pringgo Kusumo. Pusaka ini memiliki keistimewaan pada
turun temurun serta yang merawat langsung dari salah satu keturunan keluarga
Raden Mas Pringgokusumo. Selain dirawat dan diberikan sesajen pada tiap hari
kamis upacara adat satu tahun sekali tak luput dilakukan. Namun pada penelitian
ini befokus pada ritual Jamasa Pusaka Kanjeng Kyai Upas saja.
5
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Upacara adat jamasan pusaka tombak Kanjeng Kyai Upas bertujuan untuk
pusaka tombak Kyai Upas akan tetap ampuh, tidak rusak dapat melindungi
dengan jamasan itu pusaka akan terpelihara tidak berkarat, tidak rusak. Pusaka
tersebut akan dibersihkan dan diolesi dengan warangan yang merupakan racun
dilaksanakan setiap tahun sekali, yaitu bertepatan pada hari Jumat. Puncak
upacara dilaksanakan pada hari Jumat dengan mengambil waktu pukul 09.00-
11.00 atau sebelum sholat Jumat. Tempat pelaksanaan jamasan Kanjeng Kyai
(warisanbudaya.kemdikbud.go.id: 2016).
tulak, ayam walik, ayam putih mulus, ayam hitam mulus, ayam lurik sejumlah 7
kentang hitam, kentang putih, ketela rambat, ketela pohon, dan lain-lain, ke 3
biasanya untuk selamatan suran, ke 4 pisang raja ayu, air dari tujuh sumber dan air
laut yang digunakan untuk siraman pertama, tebu, janur, macam-macam ikan
6
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Adanya tingkah laku berupa kebudayaan tersebut akan lebih baik jika
tulisan ini dianalisis dengan teori Semiotika Roland Barthes yang merupakan
menggunakan dua tahap signifikasi yaitu makna denotatif (makna yang utama),
mengenai signifier dan signified, akan tetapi juga hubungan yang mengikat
keduanya yaitu sign. (Barthes, 1970) Dua tingkatan semiotika yang dikemukakan
oleh Barthes denotasi dan konotasi ialah, denotasi merupakan tingkat pertandaan
menyatakan makna yang utama atau makna yang pasti, makna ini terdapat pada
wacana, atau tata cara yang dimaksudkan untuk melambangkan suatu peristiwa
7
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
yang mengandung makna besar. Seperti contohnya Di Jawa, drama bertopeng dan
tarian kesurupan tetap menjadi bagian dari kehidupan ritual desa. Di Afrika Sub-
Sahara masyarakat terlibat dalam tarian ritual topeng untuk mengusir roh. Serta
dalam tarian masyarakat Barat berfungsi untuk merayakan pernikahan dan ritual
terkait erat, ketiga hal terdapat pada ritual jamasan Pusaka Kanjeng Kyai Upas.
manusia mencari dan mengkonstruksi makna oleh karna hal tersebut sangat cocok
(Denies,2000).
dan bermanfaat secara umum. Penelitian ini juga diharapkan dapat berjalan
dengan baik dan mencapai tujuan yang optimal. Manfaat yang ingin dicapai dalam
8
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
penelitian ini adalah pembaca dapat mengetahui makna di dalam ritual jamasan
mengetahui dibalik proses jamasan Kanjeng Kyai Upas terdapat legenda Baru
Klinting
berkepentingan, baik dalam ranah akademis maupun non akademis. Terlebih bagi
mereka yang ingin mengkaji secara cermat mengenai ritual Jamasan Tombak
Kanjeng Kyai Upas Kabupaten Tulungagung. Lebih jauh, manfaat penelitian ini
wawasan terkait tanda dan penanda sebuah kebudayaan dalam folklor bagi
mahasiswa minat ilmu filologi khususnya folklor. Adapun bagi masyarakat dan
9
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
khususnya Jawa terkait kebudayaan daerah terkait jamasan yang masih kental
unsur adatnya.
adanya perluasan permasalahan yang diteliti. Hal ini dilakukan guna menghindari
penyimpangan dari tujuan penelitian tradisi setengah lisan maupun folklor yang
kebudayaan dan tradisinya, terutama ritual jamasan pusaka Kanjeng Kyai Upas
namun dalam penelitian ini dibatasi dengan hambatan ritual tersebut hanya
dilakukan satu kali dalam satu tahun dan kurangnya pemahaman msyarakat akan
penelitian yang akan dilakukan. Para peneliti juga bisa melihat perbedaan yang
Berikut penelitian terdahulu yang menjadi referensi bagi peneliti. Pada bagian
10
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
penelitian yang relevan berisi penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian
Menurut Sutarto (1997) pada desertasi penelitian sastra lisan yang berkitan
dengan legenda pernah di teliti berjudul “Legenda Kasada dan Karo Orang
berkaitan dengan Jamasan Pusaka Kanjeng Kyai Upas pernah dilakukan dalam
Membahas mengenai Deskripsi pusaka Kanjeng Kyai Upas, Cerita tombak Pusaka
Tulungagung secara turun temurun hingga saat ini dan menjelaskan serangkaian
Penelitian dalam jurnal oleh Femilia Kristian Aru Sari (2020) dengan judul
mempercayai bahwa pusaka tombak Kyai Upas dapat menolak bencana dan dapat
11
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
yaitu kegiatan yang bersifat persiapan dan kegiatan-kegiatan inti upacara jamasan
dimulai. Kyai Upas sampai saat ini masih dipercaya sebagai penolak bencana bagi
masyarakat Tulungagung yang pada setiap tahunnya pada bulan suro dilaksanakan
prosesi ritual jamasan. Prosesi ritual jamasan pusaka harus disertai dengan
beberapa sesajen.
Jurnal oleh Fafastana dan Lutfiah (2021) dengan judul “Upacara Jamasan
berasal dari kata dasar budaya sehingga memiliki keterkaitan makna. Sehingga
lakukan sebagai skripsi oleh Ahmad Nurcholis dengan judul “Analisis Feminisme
dari sudut pandang agama islam serta feminisme. Dalam skripi ini menggunakan
12
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pemaknaan yang terkandung di dalam tanda dan petanda. Kata semiotika berasal
dari bahasa Yunani kuno semeion yang memiliki arti tanda. Suatu tanda
didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun
sebelumnya dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Menurut Hidayat (dalam
tanda dalam teks, yaitu bagaimana memahami sistem tanda yang ada dalam teks
yang terkandung dalam tanda dan petanda. Kata semiotika berasal dari kata
Yunani kuno semeion yang berarti tanda. Tanda didefinisikan sebagai sesuatu
yang atas dasar konvensi sosial yang telah dibangun sebelumnya, dapat dianggap
mewakili sesuatu yang lain. Menurut Hidayat (dalam Sobur, 2015: 107)
dalam teks, yaitu bagaimana memahami sistem tanda yang ada dalam teks yang
terkandung di dalamnya.
pemaknaan makna dalam tanda atau simbol. Menurut Sobur (dalam Sartini, 2011)
semiotika atau juga dikenal sebagai semiotika, itu berasal dari kata Yunani
13
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
berasal dari Hippocrates Medicine atau asclepiadic dan fokusnya pada gejala dan
yang terkait dengan studi tentang tanda dan semuanya sesuatu yang berhubungan
dengan karakter, seperti B. Sistem karakter dan metode yang diterapkan padanya
Masuk (Zoest dalam Sartin, 2011), sedangkan Istana (dalam Ari, 2013)
Semiotika adalah teori turunan dari teori bahasa yang memiliki keunggulan.
yaitu makna denotatif (makna primer) dan makna konotatif (makna sekunder).
Menurutnya, semiotika bukan hanya tentang penanda dan petanda, tetapi juga
hubungan yang mengikat keduanya, yaitu tanda (Barthes, 1985). Dua tingkatan
semiotika yang dikemukakan oleh Barthes adalah denotasi dan konotasi yaitu,
hubungan antara penanda dan petanda yang menyatakan makna utama atau
makna yang pasti, makna ini terdapat dalam setiap leksem. atau kata. Konotasi
antara penanda dan petanda yang menyatakan hubungan antara penanda dan
14
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
terjadi sebuah perluasan makna, dimana terdapat denotasi (makna primer) dan
tingkat lebih tinggi atau menjadi pemahaman yang utama, sementara itu
Untuk mengetahui bagaimana cara kerja tanda Barthes membuat peta sebagai
berikut:
Dari peta di atas dapat kita ketahui bahwa tanda denotatif terdiri atas
ialah teks, sedangkan petanda (signified) merupakan konteks tanda atau sign.
sosial pola perilaku, seni, kepercayaan, institusi, dan semua produk lain dari
pekerjaan manusia dan pikiran. Hal ini tertuang dalam buku Encyclopedic
15
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
sebagai sistem sintetik yang berbeda jenis tanda (yang menyatu menjadi) kode
yang dapat dimanfaatkan oleh individu dan kelompok untuk membangun teks
untuk membuat makna atau bertukar pesan dalam berbagai konteks. Sistem, yang
disebut tatanan penandaan, yakni jenis dari tanda berupa kata-kata, angka, dan
symbol yang berkitan dan berpadu ke dalam kode, jenis kode tersebut berua
Bahasa, music dan sikap. Hal tersebut yang berkitan dengan cermah, isyarat lagu
maupun lukisan hal tersebut berkitan dengan jenis dari teks. Hal tersebt dibuat dan
ditafsirkan dalam konteks dan jenis dari konteks berkaitan dengan fisik,
legenda yang beredar di masyarakat akan berkaitan dengan sebuah upacara, ritual,
pada buku Semiotika, Media, Dan Komunikasi karya Marcel Danies semiotika
legenda Baru Klinting, dan Pusaka Kanjeng Kyai Upas tetap menjadi bagian dari
Kanjeng Kyai Upas merupakan bagian dari budaya, budaya meruakan bagian dari
16
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
tanda dan memiliki makna. Pemaknaan ritual ini berupa legenda Baru Klinting
melalui atau narasi Baru Klinting versi Tulungagung yang ada di masyarakat yang
prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban”
(Mulyon0, 2008: 145). Menurut Sugiyono (2007: 1), metode penelitian kualitatif
adalah salah suatu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada objek yang
alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian
pusaka Kanjeng Kyai Upas berlangsung satu tahun sekali di Jumat antara tanggal
tahun kira-kira jam 09.30. bertepatan pada Jumat pagi, yang bertugas
upacara, pada malam harinya digelar pertunjukan wayang kulit semalam suntuk.
17
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Serta legenda Baru Klinting yang tersebar di pulau Jawa, seperti Semaran,
secara alamiah serta utuh tentang prosesi ritual jamasan tombak kyai upas.
Penelitian kualitatif umumnya dan pada dasarnya dipergunakan dalam dunia ilmu-
ilmu sosial dan humaniora. Terutama berkaitan dengan pola dan tingkah laku
manusia (behavior) dan hal-hal dibalik tingkah laku tersebut yang biasanya sulit
untuk diukur dengan angka-angka. Karena apa yang keliatan menggejala tidak
selalu sama dengan apa yang ada di dalam fikiran dan keinginan sebenarnya.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berpangkal dari pola fikir induktif,
a. Data Penelitian
sendiri. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah karena sudah paham
hanya menitik beratkan pada wilayah Kabupaten Tulungagung. Data versi lain
b. Penentuan Informan
18
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
yang masih melakukan tradisi tersebut dan apabila diperlukan juga akan ke para
tetua yang ada di wilayah tersebut, supaya mendapatkan informasi yang lebih
jelas serta akurat. Peneliti tidak hanya mencari satu informan, tetapi peneliti
c. Teknik Pengambilan
pembanding berupa legenda Baru Klintng dari berbagai daerah dengan membaca
perekam lebih dari satu adalah supaya kalau kurang jelas kata-katanya di perekam
d. Penyusunan Data
19
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ada dalam objek, seperti signifier, signified, connotative signifier dan connotative
e. Analisis Data
akan melakukan analisis terhadap data-data tersebut dan akan diambil data yang
masalah, tujuan khusus dan tujuan umum penelitian, manfaat praktis dan
3. BAB III berisi legenda atau legenda Baru Klinting dari berbagai daerah dan
sumber.
Wayang Kulit.
Kyai Upas.
20
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II
1.
2.
dibagi menjadi 19 (Sembilan belas) Kecamatan, 257 (dua ratus lima puluh tujuh)
posisi 1110 43` sampai dengan 1120 07` Bujur Timur dan 070 51` sampai dengan
Tulungagung 2018).
21
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2. Bandung 18 -
3. Pakel 19 -
4. Campurdarat 9 -
5. Tanggunggunung 7 -
6. Kalidawir 17 -
7. Pucanglaban 9 -
8. Rejotangan 16 -
9. Ngunut 18 -
10. Sumbergempol 17 -
11. Boyolangu 17 -
12. Tulungagung - 14
13. Kedungwaru 19 -
14. Ngantru 13 -
15. Karangrejo 13 -
16. Kauman 13 -
17. Gondang 20 -
18. Pagerwojo 11 -
19. Sendang 11 -
22
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
adalah dataran rendah, dimana bagian tengah tersebut adalah pusat kota dari
menjadi bagian Utara dan Selatan. Sedangkan bagian Selatan adalah daerah
mencakup 7,67% dari keseluruhan luas yang ada. Pada wilayah dengan ketinggian
1.000 m dpl tersebut meliputi wilayah seluas 3.474,24 Ha atau mencakup 3,02%
23
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Persentase
No Wilayah Kelerengan (%) Luasan (Hektar)
Total
I. Datar 0-2 46.971,24 40,8
Landai –
III. 8-15 8.317,46 7,2
berombak
Berombak –
IV.
bergelombang 15-25 15.875,66 13,8
lemah
Bergelombang
V. 25-40 22.985,19 19,98
lemah – kuat
VI. Bergelombang
>40 15.254,44 13,26
kuat
lembab dan kering. Serta memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim
November hingga April, dengan bulan Januari sebagai bulan terbasah dengan
curah hujan lebih dari 270 mm per bulan. Musim kemarau, di sisi berlangsung
24
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
dari bulan Mei hingga bulan Oktober, dengan bulan Agustus menjadi bulan
terkering dengan curah hujan kurang dari 20 mm per bulan. Suhu di daerah
Tulungagung bervariasi antara 21° dan 32°C. Curah hujan tahunan di daerah
Tulungagung berkisar antara 1.400 hingga 1.800 mm per tahun, dengan curah
akhir tahun 2010 berjumlah 1.035.290 jiwa dan pada tahun 2020 meningkat
menjadi 1.043.182 jiwa. Dimana dari jumlah tersebut terbagi atas laki-laki
Bahwa dapat dilihat dari adanya kesenjangan tingkat kepadatan penduduk di antar
Kecamatan.
25
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tanggunggunun
5. 24.777 24.917 25.057
g
Tulungagung dari setiap kecamatan bahwa mulai tahun 2018 hingga tahun 2020
TKI, PNS, wiraswasta dan banyak lainnya. Tetapi yang paling dominan
26
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
kondisi alam Kab upaten Tulungagung yang mendukung bidang pertanian dan
perkebunan.
Lain
Kecamatan Islam Kristen Katolik Hindu Budha
nya
Pakel 55.356 70 11 - - -
Tanggunggunung 26.623 17 8 1 - -
Pucanglaban 26.979 42 3 - 2 -
Sumbergempol 74.028 94 33 2 1 -
Karangrejo 45.137 80 17 1 6 3
27
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Menurut tabel di atas dari tahun 2022 penduduk pemeluk agama mayoritas
adalah agama Islam dan agama paling banyak kedua pemeluknya yaitu Katolik.
jiwa dan pemeluk agama Katolik berjumlah 12.491 jiwa. Masih terdapat
masyarakat yang memeluk agama lain pada tabel tersebut tertulis lainnya yaitu
pemeluk agama Khonghucu dan Kepercayaan terhadap Tuhan YME sejumlah 111
jiwa.
dari Ngrowo menjadi Tulungagung terjadi sekitar tahun 1901, saat dipimpin oleh
https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/07).
sengkala “sukra suklapaksa mangga siramasa” yang saat ini dijadikan sebagai
hari jadi Kabupaten Tulungagung. Pengesahan hari jadi tersebut ditetapkan sejak
28
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
tahun 2003. Prasasti Lawadan diberikan oleh Raja Daha Kertajaya atas kesetiaan
masyarakat Thani Lawadan Ketika terjadi serangan musuh dari timur daha.
berasal dari kata “pitulungan agung” (pertolongan yang agung) (Ali, 2016:47).
Nama ini berasal dari peristiwa saat seorang pemuda dari gunung wilis bernama
dulu) dengan menyumbat semua sumber air tersebut dengan lidi dari sebuah
pohon enau atau aren. Joko baru dikisahkan sebagai pemuda yang dikutuk oleh
ayahnya menjadi ular, orang sekitar kerap menyebutnya sebagai Baru Klinting.
Ayahnya mengatakan bahwa untuk kembali menjadi manusia nyata, Joko Baru
harus bisa melingkari Gunung Wilis dari tubuhnya. Namun, yang malang
dengan sempurna. Alhasil, Joko Baru menjulurkan lidahnya. Sementara itu, ayah
baru Joko memotong lidah. Ajaibnya, lidah tersebut menjelma menjadi tombak
sakti, yang masih dipercaya sebagai Gaman atau senjata sakti, tombak itu masih
https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/07).
Sedangkan versi ke-dua nama Tulungagung berasal dari dua kata yaitu
Tulung dan Agung, Tulang dikatakan sebagai sumber sedangkan agung diartikan
daerah yang memiliki sumber air yang besar. Sebelum di bangunnya Bendungan
29
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
daerah Tulungagung hanya ada sumber air saja. Pada masa lalu, karena terlalu
banyaknya sumber air di sana setiap kawasan banyak yang tergenang air, baik
etimologi nama Kabupaten. Ini adalah versi ke-dua karena sebelumnya ibu kota
temurun atau disampaikan pada penerus selanjutnya melalui legenda dongeng dan
juga melalui mulut ke mulut atau lisan. Babad Tulungagung berupa legenda asal
mula bagaimana kota Tulungagung ini terjadi. Legenda tersebut terjadi sejak
zaman pra sejarah, ketika itu daerah Tulungagung masih bernama Kadipaten
Ngrowo atau Bonorowo, hingga pada akhirnya berubah nama menjadi Kabupaten
Tulungagung.
30
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Peristiwa saat seorang pemuda dari gunung wilis bernama joko baru
tersebut dengan lidi dari sebuah pohon enau atau aren. Joko baru dikisahkan
sebagai pemuda yang dikutuk menjadi ular oleh ayahnya, orang sekitar kerap
menjadi manusia sejati, Joko baru harus mampu melingkari tubuhnya di gunung
lidahnya. Disaat bersamaan, ayah Joko baru memotong lidahnya. Secara ajaib,
lidah tersebut berubah menjadi tombak sakti yang hingga saat ini dipercayai
sebagai gaman atau senjata sakti, tombak ini masih disimpan dan dirawat hingga
Teks Baru Klinting yang akan saya paparkan di bawah ini adalah hasil dari
serta teks ini di bacakan dibagikan atau dilisankan pada saat prosesi jamasan
pusaka Kanjeng Kyai Upas. Teks Baru Klinting berbahasa Jawa kram inggil. Pada
saat penyampaian teks tersebut secara lisan juga disampaikan dalam bahasa Jawa
krama inggil.
namur lampah mendra saking praja. Salah satunggaling sentana kalawau pun Ki
31
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
sinoman juru ladi miwah juru masak ingkang sami sabiyantu kersanipun Ki
nglairaken, ingkang lair sanes wujud ponang jabang bayi, nanging awujud naga
Klingthing lajeng sowan ramanipun wonten ing redi Merapi. Baru Klingting
ilatipung Baru Klinthing, sakala ilat dhumawah aneng bantala ilang sajatining
wujud dados pusaka Tumbak. Ewondene Baru Klinthing mlajar ambyur dhateng
32
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
seganten kidul, musna wujuding Baru Klinthing gantos sajatining wujud arupi
ingkang asma Ki Ajar Mangir. Rumaos dipun embani dening Kyai Upas, Ki Ajar
Mangir mbalela dhateng nagari Mataram. Sinuwun Raja Mataram ngupadi srana
garwanipun. Putri Pembayun mboten selak senadyan punika garwa kinasih, bilih
jroning batos hanggadhahi raos sengit awit Ki Ageng Mangir dados klilipipun
Ageng Mangir kersanipun dipun dherekaken sowan dhateng ingkang rama Raja
Mataram.
Nalika samanten, pusaka Kanjeng Kyai Upas ugi dipun kanthi, ananging
pusakaipun mboten dipun asta mlebet dhateng karaton. Nalika Ki Ajar Mangir
33
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Mila saking punika, Kanjeng Kyai Upas kaliyan sang prabu dipun
tumurun, pusaka Tombak Kanjeng Kyai Upas dados pusaka piyandelipun para
sakpunika.
kamus Kamus Bahasa Jawa Bahasa Indonesia I (Nardiati Sri, dkk 1993) serta di
bantu menggunakan situs web Sastra Jawa milik Yayasan Sastra Lestari (Yasri,
1997).
berjalan keluar dari kerajaan. Salah satu Ksatria tersebut Ki Wonoboyo, beliau
pelayan dan juru masak yang membantu Ki Wonoboyo. Ada salah satu juru
tersebut namun ada satu pesan yaitu pisau tersebut tidak boleh di pangku.
34
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karena sudah menjadi takdir dunia, perempuan tadi tidak ingat pesan dari
seketika, yang menyebabkan perempuan tersebut hamil. Duka cita dalam batin Ki
Wonoboyo menjalani untuk bertapa naik di puncak gunung Merapi. Setelah itu
bayi yang ada di dalam perut waktunya dilahirkan, namun yang lahir bukan wujud
sebuah manusia, namu berwujud Naga Taksaka, setelah itu diberi nama Baru
berada di Merapi. Baru Klinting akan diakui sebagai anak oleh Ki Wonoboyo
disambung dengan lidah. Ki Wonoboyo tau dan segera memenggal lidah Baru
Klinting, akhirnya lidahnya jatuh ke tanah dan hilang berganti bentuk menjadi
pusaka tombak. Badan Baru Klinting masuk ke laut selatan, hilang bentuk Baru
Klinting berganti bentuk seperti kayu. Setelah itu kayu tersebut diambil oleh Ki
Wonoboyo dibuat tangkai tombak, akhirnya diberi Tombak Kanjeng Kyai Upas.
kepada putranya yang bernama Ki Ajar Mangir. Mengerti memiliki pusaka Kyai
mencari syarat kelemahan diri Ki Ajar Mangir dengan mengutus anaknya Putri
istri. Putri Pambayun tidak dekat walupun dia istri yang tersayang, didalam
hatinya memiliki rasa kesal terhadap Ki Ajar Mangir sehingga menjadi beban
35
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Pada saat itu, pusaka Kanjeng Kyai Upas akan dibawa, namun karena akan
memberi hormat kepada orang yang dituakan maka pusaka tersebut tidak bisa
dibawa masuk ke dalam keraton. Saat Ki Ajar Mangir memberikan hormat kepada
Raja Mataram, kepalanya di beturkan oleh prabu ke batu gilang yang akhir
musibah yang luar biasa, karena kesaktian pusaka tombak Kanjeng Kyai Upas
Maka asal dari itu, Kanjeng Kyai Upas oleh prabu diberikan kepada
36
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB III
versi Tulungagung, Ponorogo, Semarang, dan Jawa Tengah serta masih banyak
lagi. Bukan hanya legenda rakyat, Baru Klinting juga memiliki legenda dari Serat
Baru Kalinting, Naskah cetak kopian Serat Baru Kalinting ini pada halaman
Javanese Fiction
Namun pada tulisan kali ini berfokus pada legenda Baru Klinting yang
berasal dari Tulungagung, serta pemaparan legenda Baru Klinting versi yang lain
digunakan sebagai bandingan atas legenda Baru Klinting yang ada di Kabupaten
Tulungagung.
1.
2.
3.
Legenda Baru Klinting yang pertama ini berasal dari daerah semarang,
37
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
kondisi hamil. Pada saat berpamitan Beliau berpesan agar istrinya merawat
Singkat
38
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39
legenda akibat istrinya lupa memangku maka pusaka tersebut menghilang dan
adalah seekor ular. Beliau berjanji akan mengakui Baruklinthing sebagai anak
apabila dapat melingkari bukit. Maka untuk membuktikan pada sang ayah Baru
Klinting bertapa selama ratusan tahun. Pada waktunya tiba Baruklinthing ternyata
tidak dapat memenuhi janjinya sehingga dia tidak mendapat pengakuan dari
ayahnya.
namun memiliki wajah yang buruk rupa sehingga menjadi bahan ejekan anak anak
sebayanya. Hanya seorang Janda tua yang mau menerima Baruklinting. Suatu
ketika Baru Klinting meminta Janda tersebut untuk naik lesung di saat mendengar
yang ia tancapkan di tanah. Tak satu orang pun dapat mencabut lidi tersebut,
Pada legenda Baru Klinting yang ada di Semarang memiliki banyak versi
namun penulis hanya mengambil dua legenda saja, pada legenda Baru Klinting di
Kabupaten Semarang diambil dari buku Skripsi berjudul Buku Komik Baru
Legenda Baru Klinting yang Legenda rakyat rawa Pening terjadi pada
tahun delapan saka atau delapan Jawa. Saat itu Dewi Ariwulan yang tengah
mengandung anak dari seorang resi yang bernama Ki Hajar Sarwo Kartolo akan
segera melahirkan. Anak yang dilahirkan Dewi Ariwulan tidak berupa anak
manusia, namu jabang bayi seekor ular. Ia bisa berbicara seperti manusia pada
mengatakan bahwa bapakmu adalah seorang resi yang bernama Ki Hajar Sarwo
menyerahkan dua benda pusaka sebagai bukti kalau ia adalah anak dari Ki Hajar.
Namun, Ki Hajar tidak mau mengakuinya sebagai anak. Ki Hajar akan mengakui
Baru Klinting sebagai anak kalau ia mampu melingkari gunung Sleker. Akhirnya
Baru Klinting bisa melingkari gunung tersebut, namun kurang satu jengkal. Dia
Ki Hajar menyuruh Baru Klinting bertapa di gunung Gajah Mungkur selama satu
minggu.
Suatu hari ada sebuah desa yang gemah ripah loh jinawi. Setiap tahun
mereka mengadakan tradisi budaya merti desa atau sedekah desa. Para pemuda
mendapatkan satu pun ekor hewan buruan. Kemudian untuk melepas lelah,
landasannya. Beberapa saat kemudian mereka melihat darah yang keluar dari
dalam tanah.
Ternyata setelah digali, tanah tersebut merupakan daging ular yang sangat
ke desa. Daging yang dibawa para pemuda tersebut merupakan tubuh Baru
menjadi seorang anak yang lusuh dan kudisan. Dia pergi ke desa yang sedang
mengadakan sedekah desa tersebut untuk meminta makanan. Dengan sikap acuh
dan sinis mereka mengusir anak itu dari pesta dengan paksa karena dianggap
pengemis yang menjijikkan dan memalukan. Dengan sakit hati anak itu pergi
meninggalkan pesta. Ia bertemu dengan seorang nenek janda tua yang baik hati.
Diajaknya mampir ke rumahnya. Janda tua itu memperlakukan anak seperti tamu
dihormati dan disiapkan hidangan. Di rumah janda tua, anak berpesan, Nek,
“Kalau terdengar suara gemuruh nenek harus siapkan lesung, agar selamat!”.
Setelah makan, Baru Klinting berpamitan pada wanita itu untuk melihat
Ia mengatakan siapa saja yang bisa mencabut lidi tersebut akan mendapat hadiah.
Namun, kalau tidak ada yang bisa mencabutnya maka, malapetaka akan datang
karena penduduk bersikap sombong dan tidak mempunyai sifat belas kasihan.
Lalu, tidak ada seorang penduduk pun yang sanggup mencabut lidi itu.
dicabut, bumi bergetar, langit menjadi gelap, tempat dicabutnya lidi tersebut
keluarlah air yang sangat besar dan menggenangi desa tersebut. Mbok Randa
tersebut selamat karena sebelumnya Baru Klinting telah berpesan kalau di sebelah
utara ada luapan air, Mbok Randa diminta masuk ke dalam lesung. Mbok Randa
ke barat dan menetap di daerah pegunungan. Asal kata Rawa Pening merupakan
pemberian Jaka Wening (Baru Klinting) yang berasal dari bahasa Jawa ”Sok sopo
wae sing bisa kraga nyawa lahir batin, isoh ngepenke lahane jagat, entok
kawelasih kang Maha Wening” yang artinya “Barang siapa yang bisa menjaga
lahir batin, menjaga jagat raya, dia akan mendapatkan kasih sayang dari Yang
Maha Kuasa” .
legenda Desa Ngebel. Pada jurnal tersebut pemaparan legenda Baru Klinting pada
halam ke 67 oleh Hening Larasati dan Eggy Fajar Andalas pada jurnal Pendidikan
istri yang sudah lama menikah tetapi belum diberi keturunan. Keduanya
seorang manusia, tetapi seekor ular naga. Ular naga ini diberi nama Baru Klinting.
mereka adalah seekor ular naga, kedua pasangan suami istri ini tidak henti-henti
meminta kepada Dewa agar anak mereka dapat berubah menjadi manusia.
Keduanya bertapa di sebuah gua hingga akhirnya mendapat petunjuk jika ingin
anaknya berubah menjadi manusia, Baru Klinting harus bertapa dan melingkarkan
Setelah hampir 300 tahun, tubuh Baru Klinting ternyata belum mampu
melingkari gunung Wilis dengan sempurna. Akan tetapi, usahanya sia-sia karena
lidahnya dipotong oleh orang tuanya menjadi sebuah tombak. Meski begitu, Baru
Klinting tetap melanjutkan tapa bratanya hingga suatu saat masyarakat desa
royong mencari kayu bakar di hutan. Ketika seorang warga memotong kayu,
pohon pun dipenuhi dengan daging. Tanpa berpikir panjang warga sekitar
Setelah daging ular naga Baru Klinting habis dimakan warga, barulah
Baru Klinting berubah menjadi seorang manusia berwujud anak kecil. Baru
Klinting kecewa karena dagingnya dimakan oleh warga desa. Baru Klinting
kemudian mendatangi hajatan kepala desa untuk meminta makan. Akan tetapi, ia
malah diusir dan tidak ada yang memperdulikannya. Hingga seorang wanita tua
bernama Nyi Latung tidak tega melihatnya. Ia menolong Baru Klinting dan
memberinya makan. Baru Klinting lantas memberi petunjuk kepada Nyi Latung
membuat sayembara. Ia berseru barang siapa mampu mencabut batang lidi yang ia
tancapkan ke tanah, ia akan meninggalkan desa. Ternyata tidak ada satupun warga
desa yang mampu mencabutnya. Seketika itu juga Baru Klinting mencabut lidi
tersebut dan mulai mengalir air yang sangat deras dari lubang bekas tancapan lidi.
Lambat laun karena derasnya aliran air terendamlah desa tersebut menjadi Telaga
Ngebel. Satu-satunya orang yang selamat adalah Nyi Latung. Warga desa yang
3.4. Legenda Baru Klinting pada Buku Legenda Rakyat dan Objek
Pariwisata di Indonesia
Jayawati, Atisah, Ni Nyom dan Subardini, dengan judul Legenda Rakyat Dan
desa bernama Ngasem. Di desa tersebut tinggal sepasang suami istri bernama Ki
Hajar dan Nyai Sekarlanta mereka sudah lama menikah namun belum dikaruniai
seorang anak. Pada suatu ketika Nyai Sekar Lanta bicara dengan suaminya betapa
ingin rasanya memiliki seorang anak. Dengan berat hati suaminya menyanggupi
bertahun tahun Ki Hajar tidak kembali ke rumahhingga saat Nyi Sekarlanta hamil
hingga saat dia melahirkan, namun tidak diduga Nyi Sekar lantas melahirkan
seekor ular, ular tersebut diberi nama Baru Klinting, nama ini diambil dari nama
tombak milik suaminya. Kata “baru” berasal dari kata bra yang artinya
meski berwujud ular, Baru Klintheng dapat berbicara seperti layaknya manusia.
Seiring berjalanya waktu Baru Klinting tumbuh dewasa, dia mulai mencari siapa
ayahnya, dengan bekal tombak pusaka baru klinthing milik Ki Hajar tersebut,
Sesampainya di lereng gunung Ki Hajar terkejut melihat seekor ular yang dapat
begitu saja, dia ingin melihat Baru Klinting melingkari gunung Telomulyo kalau
memang dia adalah anak yang selama ini diinginkan. Dengan kesaktian yang
ia memang anaknya. Setelah itu Ki Hajar mengutus anaknya agar bertapa di bukit
Tugur agar kelak wujudnya dapat berubah menjadi manusia yang utuh.
sebuah desa yang bernama Pathok, ini merupakan sebuah desa yang sangat
makmur namun sebagian besar para penduduknya memiliki sifat yang angkuh.
Suatu ketika penduduk desa akan menyelenggarakan sedekah bumi setelah panen.
Berbagai persiapan dilakukan, para penduduk laki laki sibuk berburu di bukit
Tugur, namun sudah hampir seharian tidak satupun hewan yang di dapat, ketika
hendak kembali ke desa tiba-tiba melihat seekor ular naga yang sedang bertapa,
ular tersebut tidak lain adalah Baru Klinthing. Para warga ramai ramai memotong
daging ular tersebut, setibanya di desa mereka memasak dan menyantapnya untuk
hidangan pesta.
Di tengah pesta yang sangat meriah datanglah seorang anak laki-laki yang
tubuhnya penuh luka hingga menimbulkan bau menyengat, rupanya anak laki-laki
menyengat, Baru Klinthing di usir oleh semua warga, dengan badan yang
perjalanan ia bertemu dengan seorang janda tua yang bernama Nyi Latung, Baru
legendanya kepada Nyi Latung, Baru Klinting berpesan “jika nanti terdengar
Nyi Latung kembalilah Baru Klinthing ke pesta dengan membawa sebatang lidi,
di tengah keramaian ia menacapkan lidi tersebut ke dalam tanah dan dia berkata
siapa saja yang bisa mencabut lidi itu, dapat berbuat sekehendak hati terhadap
dirinya, karena merasa tertantang semua orang dalam pesta tesebut mencoba
Baru Klinthing mecabutnya tanpa beban, begitu lidi itu tercabut suara gemuruh
menggetarkan seluruh isi desa, air menyembur begitu kuat dari bekas tancapan
lidi tersebut, seluruh warga berusaha menyelamatkan diri, namun usaha mereka
gagal karena banjir telah menenggelamkan seluruh isi desa, seketika desa tersebut
berubah menjadi rawa atau danau, yang kini dikenal dengan Rawa Pening.
Sementara itu usai mencabut lidi, Baru Klinthing segera berlari menemui
Nyi Latung yang suda menunggu di atas lesung yang berguna sebagai perahu
sederhana. Selamatlah ia bersama dengan Nyi Latung. Setelah peristiwa itu, Baru
Klinthing kembali menjadi ular untuk menjaga rawa pening. Kisah ini
memberikan pesan moral bahwa sifat angkuh, sombong, dan tidak menghargai
orang lain merupakan contoh sifat yang tidak terpuji, dan sifat tolong menolong
tanpa melihat latar belakang orang lain merupakan perbuatan yang patut dicontoh.
3.5. Legenda Baru Klinting Pada Buku Drama Mangir Pramoedya Ananta
Toer
Legenda Baru Klinting pada Buku Drama Mangir Pramoedya Ananta Toer
Legenda Baru Klinting yang lain berasal dari buku Drama Manggir karya
Pramoedya Ananta Toer, ditulis pada tahun 1976. Penjelasan terkait Baru Klinting
Sebagai nama jawa, Baru klinting terdengar jangal. Kata baru adalah asing
dalam jawa, maka bisa dikatakan kata baru. Mengingat bahwa selera jawa lama
dapat dikatakan konservatif, baik dalam nama pakaian maupun makanan, maka
kata baru ini menimbulkan teka teki yang misterius, apalagi dimunculkan sebagai
Baru bisa juga suatu kata rusak dari bahu. Dalam Jawa terdapat istilah
Panglima (dari pe-lima, jari lima pemegang kekuasaan ketentaraan). Dalam Jawa
terdapat juga istilah bahu desa, yang berarti pelaksana keamanan desa atau tangan
kanan kepala desa. Baru itu berasal dari beri atau bahu (-ning praja), dua-duanya
Suatu pendapat bahwa baru adalah perusakan dari kata bahu, perusakan
yang dilakukan dengan sengaja, juga masuk akal. Dan bila demikian, Klinting
bisa berarti mengerut karena kering, atau mengelupas karena kering. Maka baru
perdikan atau penguasa Perdikan dengan kulit mengkerut atau mengelupas kering,
boleh jadi karena penyakit kulit, kaskado. Dari kerusakan kulit seorang pujangga
Jawa, yang sengaja hendak menjadikannya, dalam pada itu berpihak pada
perdikan itu berkulit seperti sisik, dan dari kulit bersisik ia menyamakannya
dada karena hasil sanepanya yang gilang-gemilang. Tetapi itu tidak bisa lama,
dalam segala peristiwa. Seekor ular tidak mungkin bisa ditampilkan dalam
dengan menempuh acuan sastra Jawa yang umum, yakni persyaratan yang
diberikan oleh seorang anak yang mengharapkan pengakuan ayahnya, suatu sisa-
sisa dari tradisi dan kepercayaan pemuliaan leluhur. Ayah Baru Klinting, kepada
perdikan Mangir sebelum Wanabaya, melihat bahwa ular itu kurang sejengkal
yang tinggal sejengkal, telah memotong lidah itu dengan keris pusaka. Lidah
adalah perusakan sengaja atas kata bahu dipergunakan sebagai patokan dalam
ditampilkan sebagai ular atau tombak pusaka, setia pada karya pujangga.
Legenda Baru Klinting yang lain terdapat pada Serat Baru Kalinting pada
halaman pertama naskah tersebut terdapat bekas stempel yang bertuliskan Buku
yaitu Javanese Fiction. Isi naskah tersebut yang telah di terjemahkan akan di
Laku terdengar manis, menularkan yang dilakukan para orang luhur, pada
nyanyian yang dikenalkannya, orang yang mulia lembut dan bening, sangat teliti
menentramkan.
tujuan, hubungan kekerabatan dan kejayaan, dengan turunnya rasa kasih, menang
dalam peperangan, sangat terkenal orangnya, raja tersebut bernama Sang Prabu
Memiliki putri yang sangat cantik, citranya Sang Retna memancar, sangat
istimewa, nama orang cantik tersebut, Dyah Kasmala awalnya, merasakan racun
yang busuk, sedih sang Retna, sudah lima kali menikah, tak henti-hentinya
pengikut, harta tidak dipikirkan, maka sang Prabu, memanggil sang Mantri, patih
Gajah Mada, pergi ke kedaton, menghadap kepada raja, di candi yang bernama
kesedihan.
Seperti bagaimana simpati selama ini, menerima akibat dari racun, Patih
berbicara pelan, duh Gusti Prabu, jauhkan amarahmu, jika hanya ingin bersahaja,
kedudukan pemimpin, seperti itu pantasnya, Sri Nata berbicara, begitu sudah
bertatap muka, bertemu dengan para pelajar religius yang membuat was-was, di
putus ketajaman penglihatan, belajar dalam istana Windu, pada saat itu baru
pengingat.
pembicaraan, orang yang datang adalah wakilnya Sang Prabu, dia memulai acara,
mendekat pada tempatnya duduk, begitu juga Sang Windu, tahu isi dari rahasia
yang terdalam, bila putri Sang Nata, sesungguhnya seperti itu, adanya titisan
ular, tidak cocok, sementara disampaikan, terhadap wakil raja bila menyanggupi,
yang mempersunting Sang Retna wakilnya pulang bersama Sang Widusana, tidak
berkedudukan dalam Pura, keduanya menjadi takut, terhadap apa yang dirasa
Raja, juga apa yang diperhatikan Resi, Sri Nata sangat terharu, menlegendakan
Sang Wiku, keseluruhan hubungan baik, kelakuannya tidak merusak dan pantas,
apakah sudah lama, yang terjadi padanya, bertapa di puncak gunung, dalam hutan
Wahai Engkau Dewa bumi, tidak cukupkan saya bertapa, meminta restu
Pandita, yang sudah tersebut, sungguh berakhir pemerintahan yang bijaksana, dan
sangat banyak yang patuh, kehidupan bergantung pada pertanian, saya pun tidak
Juga ada kemauan memperkirakan, pada orang yang disebut Pandita, saya
disebut keseluruhannya cakap, hanya itu apa yang saya rasakan sendiri, begitulan
Sri Narendra melihat, pada perkataan Hajar Widusana, ada kalanya raga
Hajar, apa sudah sanggup, merawat putriku. Sang Hajar memohon untuk
dalam diri saya, tidak memikirkan apa yang dikatakan, saya jelas bersedia, dan
meminta diri, Sri Narendra menyatakan, semoga hubungan direstui, sampai hilang
ketakutan.
seperti kuncup yang menjadi mekar, berubah menjadi Maduretna, sang Retna
Sang Wiku mengingat, menumbuhkan benih ular, dalam celah diri Putri,
saat terkena gigitan, Sang Hajar dihinggapi rasa curiga, ular menjadi menghilang,
menyembur darah, memancar dari betis Sang Putri, di depan Sang Hajar. Belum
menduga dengan hati, rasa bahagia yang mengagetkan suami, turun berlari,
sang Windusana.
memasuki tempat Putri, menganggap Sang Wiku, mengubah hiasan, Sang Hajar
Windusana, bila sampai terdengar, kebahagiaan Sang Raja hancur, apa yang
bunga, tampak cantik, kecerahan dalam kegelapan, membuka banyak jalan agar
tertutup, bawah tembok, sehingga banyak wanita, yang masuk sama-sama hati-
hati, Sang Hajar Windusana, tidak melihat, apabila taman telah berantakan, tetapi
tidak ditemukan orangnya. Ditemukan ular yang tersampir, melilit pada daun
sudah menjadi sifat asli, Sri Nata berseru, memanggil patihnya, hingga dia datang
Sri Narendra berbicara, saya memiliki keinginan besar Patih, dia disuruh
diri Hajar. Sudah beberapa saat Patih muncul, mendampingi orang yang dianut,
gunung Merbabu, utusan yang telah pulang, masuk ke dalam Puri, dan
melaporkan pada panutannya. Keinginan dari Sang Aji, putrinya yaitu Sang Retan
kereta, kendaraan Sri Ayu, dengan disertai dayang, sampai akhirnya berangkat,
sudah menyebutkan, Sang Hajar Windusana, pada malam yang basah, jalannya
kendaraan dengan segera. Sampai pada tengah hutan, sudah pagi, di bawah pohon
keindahan malam, saat di tempat tidur bersama pasangan, ketika Sang Retna
datangnya senja, rawa terkena sinar matahari, keadaan bumi, dengan hutan
jauh, Sri melihat atas gunung, terlihat hijau lestari. Hewan-hewan yang terlihat
hutan, masuk ke dalam sarang. Kijang yang terlihat berpencar, diantara dahan
ramai suaranya, hinggap di dahan gelap, hanya seolah menggerakkan, bunga pada
berlompatan, dari satu pohon ke pohon lain. Lutung yang banyak jumlahnya, dan
kera membaur, beragam tingkah lincahnya, ramai suara di pucuk pohon, sama-
menggoda diri, dan burung merpati yang cerdas, bertemu di jalan, dan yang
memberi kesedihan. Ingat kehendak Sang Resi, dikerjakan dengan pelan, belas
kasih Sang Wiku, memasuki penjalin juga, diantara kecurangan, pada jurang.
pada akhirnya, menetes dengan keras, dari sikunya. Diberondong oleh Percikan-
sepertinya, paruh yang mungil, bangau yang botak berdiri tidak bergerak, yang
lebih suka, tetaten sampai, ikan muncul. Melihat banyaknya tanaman padi di
sawah, hijau segar, terhenti lagi jalan Sang Wiku, karena diantara air, ada seorang
yang semedi, merenung di atas batu. Sudah melihat kebahagiaan orang lain, yang
sekiranya dihalangi, meminta yang sebenarnya, lalu dia berlari, berdiri tegak
kemudian.
kehendaknya, ingat pada yang memprihatinkan, terasa, terbalut luka. Siang malam
tidak ada kabar, hanya istri muda, besar terasa apapun kelakuannya, duka yang
besar, menjadi yang dikhawatirkan. Para punggawa yang bersedia, pada yang
dihormati, Sri sudah tertata jalannya, perlengkapan sudah dibawa mereka, sudah
berkumpul.
teratai tunjung. Para pengikut sedang berdiskusi, Sang Dyah mengurung diri, alat
Sepanjang jalan yang dilewati, banyak orang melihat, siang malam tetap berjalan,
Sang Hajar melihat, suka tiada tara, langsung turun cepat-cepat, bertemu
dengan saudara, diiringi oleh para pengikut, yang setia mengabdi. Berhenti di
bawah pohon beringin, dia sampai, bersama seluruh pengikut, dijemput oleh
seorang Wiku. Sri Nata sudah mengetahui peristiwanya, yaitu dari Sang Hajar,
hanya akan menanyakan, pertemuannya malam, dengan ular yang melilit. Hingga
Berita untuknya, yang panutan terhormat, bila Sang Wiku tidak mampir ke
rumahnya, Sri Narendra putus asa, menyuruh segera, menyusul Sang Retna.
Bukan Narendra yang bertindak, menyuruh yang muda, membenarkan yang salah,
semoga beribu-ribu harapan, hingga jadi, kehendaknya Sang Wiku. Sang Hajar
lalu memenuhi, panggilan sang penguasa, wahai Raja yang berkelakuan baik,
tidak sekalipun dia sakit hati, yang dengan sungguh memenuhi, kehendak Dewa.
perasaan terdalam yang dirasakan lagi, keadaan sudah tentram, sangat bersyukur.
Ladang di lahan kecil, Winor dan tembakau, terasa keindahannya, di malam hari
desa akhirnya, dari asrama sama-sama melihat, keluarnya para pengikut. Utusan
Resi mengira, banyak orang yang keluar, utusannya raja pulang, pada saat itu
Sang Hajar masuk, pada rumah dan bertemu, Sri Baginda yang cantik. Pesona
yang sempurna, dihampiri rasa kasih keduanya, antara setahun sudah, Sang Retna
Dia melamun, sejenak saja, tanpa mengerti permulaanya, yaitu ketika ang
Resi, keluar dari dalam rumah, selalu teringat Sang Retna, akhirnya merasa tidak
tentram, ingin memberi sejenis pisau, itulah awal mula penyebabnya. Akhirnya
juga bambu, gagang pisau dibuat, membentuk kepala ular, dibuat sebagai
pengingat, begitulah Sang Putri, diminta untuk diterima, ketika sudah diterima,
Sang Retna suka melihat, apa yang terjadi, Sang Dyah lupa pada pesan,
sejak ditaruh betis, kutukan yang dikandung masuk, dalam perut, ketika ingat mau
diiambil, hilang tinggal pisaunya saja. Segera dikatakan pada suaminya, Sang
Hajar sama sekali tak menyangka, tapi sudah jadi kebaikan, bila sudah keinginan
Tuhan, dan sampai waktunya, kandungan Sang Retna, melahirkan wujud ular,
merasakan kecintaaan pada istrinya, dia tidak hati-hati, juga bersalah pada Sang
Prabu, pada Sang Nayakawaktra, di belakang sudah dirawat, jenazah Sang Retna
keindahan asmara, pada diri Sang Hajar, mematuhi dengan penuh kehati-hatian,
bukan hanya apa yang dikatakan, tetapi tetap mengucap mantra, yang turut
Setelah lama berduka, Sang Wiku ingat pada dirinya sendiri, semakin
diingat akan bertambah sedih, berpikir bahwa manusia, akhirnya pasti meninggal,
gunung, ular mengikuti aliran air, hingga sampai tengah samudra. Menyelam
seketika, bertemu dengan raja, yaitu ratunya siluman, ular berseru padanya,
Hajar Windusana terkejut. Dia sudah menduganya, bila itu adalah putranya, yang
dihanyutkan di sungai, dia akhirnya mengakui, ular tersebut suka tidak terkira,
Ular tadi diminta, untuk pergi jauh, disuruh bertapa, di tepi gunung tadi,
dia Baru Kalinting, menyanggupi perintah, dia pergi ke utara, bertapa di dalam
air, mati raga lamanya hingga satu tahun. Memasuki dalam rawa, ia segera pergi,
bertempat di situ, warna tubuhnya sampai hilang, menyerupai tanah, hingga lumut
menyelimutinya.
Pada suatu hari yang baik, di desa ada acara, banyak warga desa, berburu
hewan hutan, hingga satu hari penuh, tidak mendapatkan apapun, ada seseorang,
orang itu terkejut sendiri, tahu bahwa itu binatang, dia memberi tahu teman-
mereka suka sekali, yang tadi Sang Resi, menyaksikan anaknya musnah, dicacah
orang-orang desa, Sang Wiku merenung sendiri, dia teringat cintanya pada Putri.
Segera dia pergi, turun dari gunung, menuju ke dalam desa, dia menjelma menjadi
anak kecil, yang berumur tujuh tahun, merintih dengan meminta-minta, minta
Tetapi dia tidak diberi, justru diusir, menghampiri banyak rumah, tidak
ada yang memperhatikan, jalannya Sang Resi, hingga suatu tempat, di tepi
pedesaan, ada rumah kecil, atapnya rusak tanpa ditata. Dindingnya banyak yang
merata, Sang Hajar akan memasukinya, ada nenek tua, menuju ke depan, tapi
Sang Wiku langsung bertanya, pada diri nenek, daging apa itu, nenek tua
tidak menyahut, bangun untuk mengambil, tidak punya anak cucu, Sang Wiku
melihat, ada sada lanang ini, terselip di jajaran pagar rumah. Memohon untuk
diminta, akhirnya dia mengambilkan, Sang Wiku seraya memberi penjelasan, dia
menerima lidi tersebut, nenek itu diingatkan, apabila ada suara gemuruh, tandanya
Nenek tua bertanya pelan-pelan, apa tujuan ucapanmu, tidak ada apa-apa,
tetapi kau menginginkan banjir, Sang Hajar menjawab pelan, la iya, belum tentu,
tetapi apabila memang terjadi, hanya Nini yang selamat, akhirnya keluar Sang
seraya menyerukan, dia membuat sayembara, sada lanang ini, apa ada yang dapat
ada yang bisa, jadi diberi berbondong-bondong, daging mentah yang diiris, tidak
mau kalah, banyak yang datang, orang tua juga ikut, memaksa mencabut namun
tetap tidak bisa. Dipaksa dicabut banyak orang, tidak bergerak lidi yang tertancap,
jadi Sang Hajar, disuruh mencabut sendiri, sambil dicekam kepanikan, dia
akhirnya berdiri, Sang Wiku memegang, pucuk lidi dijimpit, dan tercabutlah
dengan sendirinya.
Gemuruh suara riuh, tanah yang diinjak bergoyang, lidi yang tercabut
semua. Manusia banyak yang mati, tidak ada yang dapat terbebas, kecuali nenek
tua pelupa, langsung masuk air, teringat orang tua itu menaiki lesung, centong
dipakai untuk dayung, mengikuti aliran air. Tegar pada laut, mengapung diatas air
sampai tepian, lesung yang berada di danau, terdampar sampai rerumputan, Nini
tua sudah turun dengan selamat, lalu dia berjalan, di sekitar gunung.
padepokan, membawa daging dan lidi, pada malam dia merenung, pada daging
yang ada, bersedia dengan sungguh-sungguh. Ingin berubah jadi manusia, ada lidi
manusia, tetapi rupanya tidak sempurna, kulit wajahnya berubah dengan cepat,
terdapat dua puluh satu sisik. Hidung bulat sekali, dengan batang hidung besarnya
sebiji sawo, membulat seperti biji jambu, dahinya menonjol memancar, matanya
bicara, ular disuruh segera. Ular tidak bisa berbicara, lalu diutus untuk bertapa,
bertempat dalam danau, bekas tertangkapnya lidi, walau dia tadi tidak tahu
tepatnya, oleh ayahnya diberi nama, Ki Jaka Bandhung mulai saat ini.
Jadilah bersama dengan ular, diajari banyak kesaktian, tidak ada putusnya,
diri sang Ki Jaka, tidak ada yang berani menertawakan, karena bila marah, takut
Sang Prabu yang ningrat, punya putri juga, terkenal denga nama Dyah Pandhan
Kuring, maka bunga istana, orangnya sangat cantik. Seperti sari bunga, yang
mekar layaknya Sang Retnadi, bagaikan wanita dari surga, cahayanya bagaikan
purnama, ilmu sihir telah mengurungnya, suram sorot cahayanya, diri Sang Dewi
lemah.
keharuman, tidak ada yang menyamai, Dyah Supraba tandingannya masih kusut,
pucat saat bulan kartika, mengiringi Sang Putri Raja.Sri yang ningrat, sudah
sampai paad Ki jaka Bndhung, mendengar berita, berkata pada ayahnya yaitu
orang, Kang Rama khawatir padanya, pada perlakuan pada Sang Retnayu,
untuk menyembuhkan.
orang, ada yang meludahi, lidahnya terbakar dipanaskannya. Sudah berkata pada
Sri Narendra, meskipun wajahnya buruk, tetapi sakti orangnya, dia dapat
maka masuklah dia. Berjalan menghampiri, Sang Retnayu bersatu dengan orang
seperti ini, apa pepatahnya, susah dibahasakan, apabila kerbau menyusu pada
anaknya kurang tepat, susah menyebutkannya, orang kerdil makan rumput teki.
Sang Nata merestui, karena kasihan terhadap Sang Retnadi, dan sudah
dia, ‘hong tite hong cuna cuni’. Wadhadhas thiwidhi dhusta, canti cara caremih
menjelaskan tentang penyembuhan, untuk dyah ayu, Ki Jaka lalu memutari, diri
Sang Retnayu, agar bisa sembuh, Seketika Sang Dyah membaik, sudah dapat
berbicara dengan sempurna, Sang Nata berkata dalam hati, sesungguhnya sedih,
melihat wajah Ki Jaka dari dekat, dan berseru pada diri sendiri, karena yang
penting kebaikannya.
Lalu berkata pada Ki Jaka, hei berdirilah kau, orang yang telah
menyembuhkan putri, segera dia diterima, tetapi untuk nanti mengambil, jenis
apapun hewan, yang ada di daerah kekuasaan Pengging. Dia disuruh membawa,
Tempat bambu seperti tempat hewan buruan, Ki Jaka mendengar, apa yang sudah
dia kira, telah ditolak oleh Sang Prabu, segera mengundurkan diri, dan berjalan
penuh rasa duka. Merasa bersedih, karena tersakiti, sebentar-sebentar istirahat, air
Wiku ikut berduka, tanda teringat pada kakaknya. Sang Ngahajar Kutha Windu,
yang berada di Gunung Mahameru. Seperti hal yang biasa, malamnya jin dan
siluman, Sang Harya menirukan, dia meminta, Sang Wiku segera berangkat, Ki
Mahameru, Sang Hajar masuk ke dalam rumah, kang Putri sedang beristirahat,
masalah Sang Resi, tertawa keras, terpingkal-pingkal, karena Sang Wiku, teman
perutnya, Ki Jaka sehat sekali, tetapi diam saja, hanya mendengarkan, karena
takut pada Sang Hajar. Yang merasa tidak tenang, melihat kerapian muridnya,
bergerombol saat itu, mengintip di tepi rumah, berderet dengan rapi, tertawa
cekikikan, belum mengerti. Dia yang mengintip jadinya, justru bertanya pada
temannya, tujuan kemari, rajanya Sang Ngahajar, banyak temannya duduk, dari
kepergiannya. Temannya semua menjawab, tidak pergi begitu saja, dan begitu
peristiwanya, disini dia jabarkan, secara jelas sekali, setelah mengetahui, tertawa
terbahak-bahak seketika.
itu, tadi sudah tertawa, saat melihatnya. Dan Resi Windusana, yang sudah bertemu
Kasmala, dia meresapinya, tetapi dia bingung. Raja putra ular Baru Kalinting,
keadaan masa lalu, dia memuja, sehingga Ki Jaka Bandhung, lancer sepertinya.
Sang Ngaresi Kutha Windu, walaupun sudah terjadi, banyak pembicaraan yang
sederhana penampilannya.
Maksud hati pergi kesini dhuh kakakku yang sejati, mohon dimengerti
keadaan saya, kecintaan sangat besar, begitulah dirinya, dirinya Jaka Bandhung,
yang saya bawa. Memegang putranya, sambil menlegendakan, putri Sri Nata di
Pengging, dia sudah menjadikan, karena terpaksa berat hati dirinya, menerima
yang tidak diinginkan. Karena putri Raja, dia terkena guna-guna, sehingga jadilah,
Sri Nata membuat sayembara, siapa yang bisa menyembuhkan, menjadikan Sang
Retna baik keadaanya, akan dinikahkan. Dia pergi ke Pengging, dia membawa
alat, untuk melakukan penyembuhan, agar menjadi sehat, raganya Sang Liretna,
Pada tahap berikutnya, Sri Nata ing Pengging meminta, tetapi tidak
dibawa, hanya dibuat seolah-olah dipuji padahal tidak, mungkin karena susah,
untuk menolak diri Jaka. Dia tidak bisa berbuat, diam tanpa daya, cepat
permintaan Sang Nata, duh kakak saya sesungguhnya berharap, agar mereka
bersatu, sang kakak menjawab. Kelakuan Nata di Pengging, apa yang dilakukan
berjanji, susahnya untuk tidak menyanggupi, apa yang sudah diupayakan orang.
Dan dia dimana, ajaklah masuk dalam rumah, adiknya lalu keluar, ketika
Windusa, melihat pada Ki Jaka, sedikit tersenyum dan berkata, sekarang sudah
dewasa, saya belum tahu, besarnya sudah hampir segentong, hei kau duduklah.
Dia meminta menikahi putri, sudahkah siap, saya tolong untuk melakukan, Sang
Wiku langsung berdiri, naik ke tempat, diantar oleh, Sang Harya mengikutinya.
Sudah membawa tempat, diberikan Sang Hajar, ini tempat hewan buruan,
permintaan dia, tapi setelah dibawa, harap nanti dikembalikan, begitulah beliau
berkata. Sang Harya menirukan, Hajar keluar dari rumah, bumbung diberikan
padanya, dan diterima, akan dibawa pada Putri, diingatkan harus dikembalikan, Ki
jalannya, setiap bertemu orang, bisa membawa diri, menyalami dengan sopan,
gunung
buruan dibawa, Ki Jaka mendapat, semua masuk kedalam, dengan sedikit lelah,
menyanyikan sampai usai, yang masih sama, Sang Wiku Windusana, Setelah dia
menata perasaan.
Sang Putri merasa sepi, berusaha dengan giat, jadi bersedia, Sang Wiku
lalu berangkat, langkahnya cepat, sampai di Lawu, melihat banyak hewan. Sang
Hajar mengira, bila Putri sudah memperhatikan, mengikuti jalannya, yang berburu
diambil lalu ditutup. Sang Wiku mengikuti, melacak langkah Putri, mengikuti
luar, Sang Wiku menghampiri Putri. Diajak pergi ke Pengging, sampai ke dalam,
kepada Narendra, Sang Hajar lalu pergi, Ke gunung Merbabu. Putri berada dalam
puri, melihat kembali, si monyet sudah ada lagi, di tempat buruan tersebut, tetapi
pantasnya, isinya banyak, kaget dia melihatnya. Ki Jaka sudah berusaha, kembali
pada narendra, dengan tertawa, Sri Nata berkata pelan, orang yang tidak bisa
dihina.
membahas beberapa aspek perbedaan dan persamaan antara legenda yang ada di
berbagai daerah dan dari beberapa sumber. Sumber tersebut antara lain Asal Usul
Tombak Kanjeng Kyai Upas versi penutur Tulungagung, versi legenda Baru
Baru Klinting Pada Buku Legenda Rakyat dan Objek Pariwisata di Indonesia, dan
versi legenda Baru Klinting Pada Buku Drama Mangir Pramoedya Ananta Toer,
Dalam tabel di bawah ini menjelaskan keunikan dan ciri dari legenda atau
mengidentifikasi atau menemukan ciri khas dari legenda mau pun legenda
tersebut. Serta dapat dilihat legenda Baru Klinting asal Kabupaten Tulungagung
memiliki kekhasan yang tersendiri dibandingkan legenda atau legenda dari daerah
lain.
Kabupaten maka pada perbandingan kali ini aka n memaparkan keunikan legenda
Baru Klinting terlebih dahulu sebelum berlanjut kepada tabel pebandingan. Dari
pada jaman dahulu, legenda ini juga berkitan dengan awal mula terjadinya
Jamasan Pusaka Kanjeng Kyai Upas. Legenda Baru Klinting yang ada di
Buku
Legenda Buku Drama
Legenda
Versi Rakyat dan Manggir
Versi Semarang Versi Serat Baru Baru
Kabupaten Objek Karya
1 Semarang 2 Kalinting Klinting
Ponorogo Pariwisata Pramoedya
Tulungagung
di Ananta Toer
Indonesia
Berbentuk
Seekor Ular Seekor Ular
Ular yang
Berbentuk Ular Naga yang yang dapat Baru Klinting Seekor Ular
Bentuk Fisik Dapat Berbentuk
Bernama bernama berbicara berarti seorang
Tokoh Berbicara Naga Taksaka
Baruklinting Baru layaknya punggawa
Layaknya
Klinting manusia
Manusia
Saat Ki Wonoboyo
Saat tubuhnya di tau dan segera
Tubuhnya di bagi memenggal
Ambil oleh bagikan lidah Baru
oleh warga Karena Menjelma Klinting,
warga yang
Baru Anak laki- kulitnya menjadi anak akhirnya
Menjelma dikira
Tranformasi Klinting laki yang bersisik karena kecil, yang lidahnya jatuh
Menjadi Anak sebagai
Bentuk Fisik berubah tubuhnya penyakit kulit berumur tujuh ke tanah dan
Kecil Buruk buruan Baru
Tokoh wujud dipenuhi Baru Klinting tahun, merintih hilang
Rupa Klinting
menjadi luka. disebut-sebut dengan berganti
Berubah
seorang sebagai ular meminta-minta bentuk
Menjadi
Anak Lusuh manusia menjadi
dan Kudisan. berwujud pusaka
anak kecil. tombak.
berubah
jadi manusia,
Baru tetapi rupanya
Baru
Klinting tidak sempurna,
Klinting
mencabut kulit wajahnya
kemudian
lidi tersebut berubah dengan
mencabutnya
dan mulai Setelah cepat, terdapat
sendiri. Pada
Baruklinting mengalir air mencabut dua puluh satu
saat lidi Berubah
yang mencabut yang sangat lidi dan sisik. Hidung
tersebut menjadi
lidi yang ia deras dari menemui bulat sekali,
dicabut, Baru Klinting pusaka
tancapkan lubang Nyi Lantung dengan batang
bumi selalu Tombak
Bentuk sendiri, lalu bekas Baru hidung
bergetar, ditampilkan Kanjeng Kyai
Akhir menyemburlah tancapan Klinthing besarnya sebiji
langit sebagai ular Upas. Serta
Legenda air yang semakin lidi. Lambat kembali sawo,
menjadi atau tombak selanjutnya di
membesar dan laun karena menjadi ular membulat
gelap, tempat pusaka, bawa oleh
menenggelamkan derasnya untuk seperti biji
dicabutnya Bupati
desanya menjadi aliran air menjaga jambu, dahinya
lidi tersebut Ngrawa
sebuah danau terendamlah rawa menonjol
keluarlah air
desa pening. memancar,
yang sangat
tersebut matanya bulat,
besar dan
menjadi mulutnya
menggenangi
Telaga menggantung
desa tersebut
Ngebel. tebal,gusinya
meringis
terlihat.
Rambutnya
seperti sikat,
perutnya gendut
badanya seperti
kendi, lehernya
seperti pot,
pundaknya
melengkung,
bila dipandang,
sesungguhnya
tidak
mengecewakan.
Gunung Gunung
Gunung
Wilis dan Merbabu,
Latar Rawa Pening Rawa Pening Gunung Mahameru, Gunung
Telaga Telomulyo
Tempat Semarang Semarang Merapi Gunung Merapi.
Ngebel dan Rawa
Merbabu
Ponorogo Pening.
Tidak di
Tidak di Akui
Seorang anak Seorang anak Seorang anak
Akui Sebagai Sebagai
Tidak di Akui Tidak di yang yang yang
Anak Oleh Anak Oleh
Konflik Sebagai Anak Akui sbagai mengharapkan mengharapkan mengharapkan
Ayahnya dan Ayahnya
Oleh Ayahnya anak dan pengakuan pengakuan pengakuan
Disepelekan dan
ayahnya, ayahnya ayahnya
oleh orang Disepelekan
oleh orang
BAB IV
1.
2.
3.
4.
4.1. Pengantar
tahun 1824-1830 M.
Pringgo Koesoemo pemilik catatan tentang asal usul Tombak Pusaka Kyai
memiliki tiga rangkaian yaitu Malam Tirakatan, Jamasan Pusaka, dan Pagelaran
Wayang Kulit.
Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada hari Kamis tepatnya pada malam
Jum’at tanggal 13 Suro 1956 tahun Jawa dan tanggal 12 Agustus 2022 tahun
75
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Masehi. disebut malam ratengan dimana pada malam itu para ibu-ibu juru masak
dibantu oleh bapak-bapak sibuk memasak berbagai macam sesaji. para ibu-ibu
dan bapak bapak yang memasak adalah orang-orang pilihan yang setiap tahunya
memang memasak bahan bahan dan perlengkapan jamasan. Para ibu dan bapak
juga mendapat pengetahuan seputar sesaji dan bahan-bahan dari orang tua
mereka
terdahulu, jadi turun-temurun. Para juru masak memulai menyiapkan sesaji dari
kamis pagi. Ibu -ibu juru masak tersebut diwajibkan telah Menopause.
kasepuhan yang tergabung dalam wadah Majelis Luhur Kepercayaan Tuhan Yang
Para seniman maupun Budayawan dan ketua unsur adat dan tradisi yang ada di
Kabupaten Tulungagung. Rata rata dari tiap perkumpulan tersebut datang 3-10
76
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Malam Tirakatan atau macapat dilaksanakan pada pukul 19.00 WIB. Pada
malam Tirakatan tersebut dibuka dengan pembacaan basmalah dan sambutan oleh
pembacaan tembung-tembung macapat ini tidak berpatokan dengan satu teks saja,
hingga tembang pangkur. Malam Tirakatan atau mocopat selesai pada pukul 22.00
WIB. Dengan dihadiri lima puluh orang lebih acara tersebut berjalan dengan
khidmat. Dari semua unsur masyarakat yang datang pada malam Tirakatan atau
bilah bagian bawah terdapat hiasan berbentuk huruf arab dengan lafal Allah dan
magis.
sehingga tidak bisa masuk kota Tulungagung, sehingga pusaka kanjeng Kyai
77
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Adat Ritual Jamasan Pusa ka, yang dilaksanakan satu tahun sekali yang
pelaksanaannya jatuh pada hari jumat setelah tanggal 14 Suro 1956 tahun Jawa
Jumat, 12 Agustus 2022 pukul 07.00 WIB, bertepatan di Jl. Urip Sumoharjo No.4,
persiapan dan sesaji telah selesai dipersiapkan. Upacara jamasan tersebut dihadiri
OPD, Warga kasepuhan Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha
78
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Acara inti pada pagi hari tersebut dimulai dengan Pasrah Tinampi Sarana
Mulya yang dibawa oleh Suba Manggala. Suba Manggala menyampaikan ucapan
79
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
mengambil Sarana Mulya. Setelah Sarana Mulya telah siap maka Bupati
Kabupaten
gedung pusaka menuju tempat jamasan. Upacara jamasan tersebut dimulai dengan
grebeg Mulud, grebeg Besar, dan grebeg Syawal. Kehadiran dan peranan gamelan
Monggang yang penting pada berbagai jenis acara dan upacara penting. Perangkat
80
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2002- 42) yaitu serancak bonang yang terdiri dari 4 bagian dengan 6 pencon,
masing-masing bagian dengan nama penitir (satu pencon dilaras nada pertama
atau I), di Surakarta biasanya disebut dengan ji, penunggul), banggen (satu
pencon, dilaras nada kedua atau II atau nem), kenongan (satu pencon dilaras
ketiga atau III atau lima), dan bonang tiga pencon dengan nada pertama, kedua,
dan ketiga), ditabuh empat orang. Selanjutnya yang kedua adalah satu atau lebih
rancak bonang berisi 6 pencon terdiri dari tiga nada yaitu nada I, nada II, dan
nada III, masing- masing rancak ditabuh oleh 2 pengrawit. Bagian ketiga rancak
Komposisi keempat adalah satu gayor penonthong terdiri dari 2 pencon yang
kendhang paneteg alit dan paneteg ageng, masing-masing ditabuh oleh seorang
pengrawit. Pada bagian komposisi keenam ada satu gayor yang berisi sepasang
gong ageng yang dibedakan menurut larasannya, ditabuh oleh seorang pengrawit.
Komposisi terakhir ada satu rancak kenong , ditabuh oleh seorang pengrawit.
Persyaratan siraman tersebut meliputi banyak hal yaitu, Tirta Nawa, Ayam
Sapta, 46 jenis sesaji, 50 jenis daging, dan 500 jenang suro yang telah disiapkan
pada malam sebelumnya. Jenang suro merupakan hidangan yang identic dengan
tahun baru Islam. Masyarakat Jawa khususnya, menghadirkan bubur suran atau
81
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
bubur suro pada malam menjelang datangnya 1 suro, namun pada ritual
jamasan pusaka Kanjeng Kyai Upas bubur suro diberikan pada hari siraman
jamasan tersebut. Bubur suro merupakan salah salah satu uba rampe.
Dalam kamus Kamus Besar Bahasa Jawa arti kata nawa yaitu Sembilan
dan Tirta adalah air sehingga Tirta Nawa bermakna air yang berjumlah sembilan.
Dalam ritual jamasan pusaka Kanjeng Kyai Upas yang ada di Tulungagung
menggunakan sembilan buah air yang berasal dari beberapa sumber dan beberapa
jenis air.
Tirta Nawa
No Nama
4. Tirta Tempuran
5. Tirta Ghothehan
8. Tirta Klapa
9. Tirta Tawa
82
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Sembilan air tersebut berasal diambil sesuai dengan namanya, Tirta Belik
Sirah, adalah air yang diambil dari puncak gunung Budeg yang terletak di Desa
gunung
Budeg. begitu pula Tirta Belik Buntut diambil di bagian bawah gunung. Tirta
Tempuran adalah air yang diambil dari menyatunya sungai 4 atau 5 sungai di
ambil di sungai Brantas. Sedangkan menurut keterangan Tirta Gothehan ada air
yang paling sulit di cari, karena Tirta Gothehan adalah air tempat kerbau
berendam dan mandi namun tidak sembarang kerbau. Tirta Gothehan diambil dari
kerbau bule.
Tirta Deresan Pisang adalah air yang berasal dari batang pohon pisang
yang diperas dan akan mengeluarkan air, sama halnya dengan Tirta Deresan
Randu, yang berasal dari batang pohon randu yang diperas dan mengeluarkan air.
Tirta Klapa adalah air kelapa pada umumnya yang di ambil. Setelah itu yang
terakhir ada Tirta Nawa atau air biasa atau masyarakat menyebutnya air sumur.
Ayam sapta adalah salah satu makanan yang ada di prosesi siraman. Sapta
artinya tujuh, sehingga ayam sapta adalah ayam dengan jumlah jenisnya tujuh.
Sapta atau angka tujuh juga berkaitan dengan angka keberuntungan dan angka
istimewa. Hal ini disampaikan oleh Kyai Emban, atau juru kunci dari Kanjeng
Kyai Upas.
83
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Ayam Sapta
No Nama
1. Ayam Cemani
6. Ayam Tulak
7. Ayam Walik
selamatan dalam tradisi jawa. Ubarampe memiliki banyak macamnya seperti nasi
kuning, ingkung, kembang dan lain sebagainya, yang bertugas memasak atau
menyiapkan ubarampe ritual jamasan pusaka Kanjeng Kyai Upas adalah ibu-ibu
yang sudah menopause. Para kaum perempuan yang bertugas dianggap sebagai
seseorang yang lebih ahli atau mampu dalam memasak. Beberapa ubarampe yang
digunakan untuk ritual jamasan pusaka Kanjeng Kyai Upas berada pada tambel
di bawah ini.
84
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Uborampe
No Nama No Nama
Nyiram Tuwuh
85
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
mudahnya seluruh uborampe dimasak dan di sajikan dalam tampah sesuai dengan
buceng dan ambengnya. Tiap buceng dan ambeng memiliki makna tersendiri.
Pada ritual jamasan pusaka Kanjeng Kyai Upas ini juga terdapat berbagai
sapi. Jumlah keseluruhan daging tersebut ada 50 jenis daging. Seluruh daging
yang ada akan dimasak dan disajikan pada ritual jamasan pusaka Kanjeng Kyai
Upas. Serta tambahan ikan air tawar yang jenis kelaminnya sepasang jantan dan
No Nama No Nama
86
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
87
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kegiatan Kenduri ini dengan pembagian 500 bubur suro serta dibagikannya
88
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Gambar
Gambar 4.5 Bubur
4.5 Bubur Sura Sura
Bubur Suro memiliki rasa yang gurih dan sedikit rasa pedas yang tipis.
Terbuat dari beras, santan, garam, jahe, dan sereh. Selain itu, Bubur Suro juga
disajikan dengan lauk berupa lodho ayam, sambal goreng kentang, abon, dan
sedikit kacang goreng. Bubur Suro terasa istimewa dan merupakan berkah bagi
penikmatnya.
kegiatan hiburan atau pesta rakyat dengan menggelar berbagai kesenian lokal
ditutup dengan pagelaran wayang kulit pada malam harinya. Serangkaian jamasan
tersebut berjalan kurang lebih sekitar tiga jam mulai pukul delapan pagi hingga
89
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1.
2.
3.
4.
4.1.
4.2.
4.3.
pada tanggal 13 Suro 1956 tahun Jawa dan tanggal 12 Agustus 2022 tahun
Masehi, pukul 19.00 WIB. Acara Wayangan tersebut dibuka oleh bapak Kepala
dengan penampilan tari Terompet, tari Jaran Kore dan tari Gambyong. Setelah
penampilan tari tarian yang memasuki acara inti yakni serah terima gunungan
90
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
kulit purwa Sesaji Raja Suya. Dengan dalang Ki Marjuki Mardi Sabdo berasal
bahwa Prabu Jarasandha tidak pantas untuk menjadi raja, terjadilah persekutuan
Raja Sewu Negara. Akhirnya penyerangan terjadi dari Raja Sewu Negara ke
Raja Sewu Negara berhasil di taklukkan. Kemudian Raja Sewu Negara di penjara
dan dipersiapkan sebagai tumbal Sesaji Kala Lodra. Prabu Jasandha akhirnya
Resi
91
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
92
dilangsungkan Sesaji Raja Suya. Dalam perjalanan, Raden Janaka di hadang oleh
Ngamarta. Niat Prabu Puntadewa untuk mengadakan Sesaji Raja Suya. Pada
dipenuhi. Tak lama kemudian datanglah Prabu Hamsa yang diutus oleh Prabu
keras oleh Prabu Baladewa. Prabu Hamsa di tendang oleh Prabu Baladewa
dan Raden Janaka untuk membebaskan Raja Sewu Negara sebagi pemenuhan
syarat Sejaji Raja Suya dan melawan Prabu Jasandha. Raden Samba dan Patih
Pragota melawan Prabu Hamsa yang dibantu Prabu Dhimabaka. Prabu Hamsa
dan Prabu Dhimka mati diadu kumba oleh Prabu Baladewa. Kisah menuju ke
Prabu Kresna, Raden Werkudara dan Janaka menuju Negara Magada telah
sampai di Hutan Triniti. Atas perintah Prabu Kresna, Raden Janaka memanah
Jasandha. Mendengar hal tersebut Jasandha marah dan perang tanding terjadi
antara Prabu Jasandha dan Raden Werkudara. Dan Prabu Jasandha dapat
kedatangan Resi Bhisma dalam rangka pelaksanaan upacara Sesaji Raja Suya.
Raja Kresna dan akhirnya Prabu Supala tewas di tangan Prabu Kresna. Setelah
itu upacara Sesaji Raja Suya dimulai digidung Bagawat Gita oleh brahmana
BAB V
Objek penelitian ini adalah hasil dari serangkaian ritual jamasan tombak
Kanjeng Kyai Upas yang dilaksanakan pada tanggal 11 dan 12 Agustus 2022
ini akan dikaji, diidentifikasi, analisis, dan interpretasi tanda-tanda dalam ritual
jamasan tombak Kanjeng Kyai Upas yang meliputi dimana terdapat denotasi
94
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
95
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
96
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
➢ Dhandhanggula bermakna
Manisnya Kehidupan,
Dhandhanggula makna sepasang
kekasih yang memperoleh
kebahagiaan setelah melewati suka
duka bersama-sama untuk
kemudian meraih cita-cita
➢ Durma bermakna memberi,
Durma artinya suka memberi dan
berbagi rezeki, tembang durma
memiliki makna mundurnya tata
krama atau etika seseorang dalam
kehidupan.
➢ Pangkur bermakna menarik diri
sehingga Pangkur berarti pergi dan
meninggalkan, tembang pangkur
memiliki makna sebagai proses
mengurangi hawa nafsu dan mundur
dari urusan duniawi.
➢ Megatruh memiliki makna yaitu
sakaratul maut sehingga, Megatruh
memiliki arti putusnya roh atau
terlepas dari roh, tembang megatruh
memiliki makna perjalanan manusia
yang telah selesai di kehidupan
dunia.
➢ Pucung memiliki makna
kematian sehingga pocung yang
berasa dari kata pocong yang
bermakna seseorang yang sudah
97
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
98
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
maupun sebagai
permulaan kehidupan.
Selain itu ada slenthem,
instrumen Jawa yang
berasal dari kata siteran
dan dimainkan dengan
dipetik. Maknanya
adalah manusia harus
mampu mengantarkan
atau membimbing orang
lain pada
suatu tujuan baik.
5. Connotative sign (tanda konotatif)
Konotasi atau Ideologi maupun Mitos yang terkandung dalam gambar
scene tersebut bahwa Malam Tirakatan dan Macapat merupakan sebuah
tradisi yang melengkapi kehidupan masyarakat kabupaten Tulungagung.
Banyak hal yang dapat dimaknai dalam Malam Tirakatan ini, selain
sebagai pengingat terkait apa tujuan manusia hidup, masyarakat dari segala
unsur dapat berkumpul dengan tujuan yang sama mencari kebahagian dan
ketentraman kepada Tuhan yang Maha Esa. Dengan mengingat-ngingat
setiap perjalan hidup yang akan kita rasakan mulai dari belum bernyawa
hingga tidak bernyawa. Hal ini akan membuat seseorang menjadi lebih
bersyukur dan mawas diri atas kehidupan yang telah diberi Tuhan yang
Maha Esa.
jamasan Kanjeng Kyai Upas yaitu Malam Tirakatan dan Macapat lebih
1. Signifier
(penanda)
99
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kegiatan
ratengan merupakan
belakang sedangkan di
bagian depan
dilaksanakan Malam
yang menyiapkan
seluruh keperluan
yang digunakan,
100
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
101
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
102
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
103
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
104
tempat pemandian.
Suara alunan dua kalimat syahadat yang dibaca Dalam pembacaan dua
dua kali, bacaan istifar yang di baca tiga kali, kalimat syahadat yang
yasin dan tahlil di iringi gamelan manggong. dibaca dua kali, bacaan
istifar yang di baca tiga
kali, yasin dan tahlil di
iringi gamelan manggong
pada pengambilan pusaka
tombak Kanjeng Kyai
Upas memiliki sebagai
cara mendoakan arwah
leluhur. Pembacaan yasin
dan tahlil merupakan
bentuk yasinan oleh
masyarakat jawa
khususnya dianggap
sebagai cara mendoakan
arwah nenek moyang
maupun sesepuh yang
telah tiada. Saat yasinan
berlangsung, arwah
leluhur didoakan, dalam
hal ini berupa pembacaan
Surah Al-Fatihah. Artinya,
esensi menjaga relasi
dengan para leluhur tetap
dijalankan. Ini juga
mengarah pada ajaran
Islam, bahwa salah satu
pahala yang terus
mengalir meskipun
seseorang itu telah
PENUTUP
1.
2.
3.
4.
5.
6.
6.1. Simpulan
tanda dan petanda pada ritual Jamasan Pusaka Kanjeng Kyai Upas. Tanda dan
kehidupan, hal tersebut dapat dilihat dari tiap prosesi yang memiliki makna
dibaliknya. Bukan hanya gambaran rasa syukur terhadap yang Maha Kuasa
namun juga berkaitan erat dengan sifat manusia untuk bermasyarakat dan
bersosialisasi Ritual Jamasan Pusaka Kanjeng Kyai Upas bukan hanya sekedar
memandikan pusaka yang dilakukan satu tahun sekali. Tidak hanya sekedar
diiringan dengan gamelan Manggong dan bacaan yasin tahlil. Dalam Ritual
Jamasan Pusaka Kanjeng Kyai Upas mempunyai makna yang sangat dalam
dimana ketiga nilai ini merupakan dasar atau bekal yang dapat digunakan untuk
pegangan hidup di dunia. Manusia harus selalu ingat kepada penciptanya dengan
yang hidup dalam sebuah negara, maka wajib untuk bersyukur atas kemerdekaan
yang dinikmati dengan cara menjaga antar sesama agar tercipta kehidupan yang
laki dan tidak boleh di lihat perempuan karena jenis kelamin dari tombak tersebut
laki-laki. Serta yang membawa pusaka Kanjeng Kyai Upas adalah Bupati pada
saat ini, hal tersebut adalah implementasi dari Pusaka Tombak Kanjeng Kyai
6.2. Saran
kesenian budaya agar tidak tergerus arus zaman. Dalam hal ini, ritual jamasan
merupakan milik kolektif masyarakat Jawa. Dengan adanya penelitian ini maka
ritual jamasan pusaka Kanjeng Kyai Upas yang berkiatan dengan legenda Baru
Klinting. Analisis semiotika pada ritual jamasan pusaka Kanjeng Kyai Upas ini
merupakan penelitian awal. Maka dari itu diperlukan penelitian yang lebih
DAFTAR PUSTAKA
117
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Dwi dkk. 2019. Istilah-Istilah Sesaji Ritual Jamasan Kereta Kanjeng Nyai Jimat
Di Museum Kereta Keraton Yogyakarta. Jurnal Sastra Indonesia.
Semarang Indonesia.
Handayani Pipit. 2020. “Menimbang Kekayaan “Legenda Baruklinting” Sebagai
Bahan Ajar Pada Pembelajaran Sekolah Dasar Di Kabupaten
Semarang”. Media Informasi Penelitian Kabupaten Semarang. Volume 3
| Nomor 1. Juni 2020. Semarang Indonesia
Satoto Budi Heru. 2008. Simbolisme Jawa. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Hutomo, S. S. 1991. Pengantar Studi Sastra. Jawa Timur: Himpunan Sarjana
Kesusastraan Indonesia.
Koentjaraningrat. 1967. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian
Rakyat.
. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Larasati Hening dkk. “Fungsi Legenda “Asal-Usul Telaga Ngebel” Bagi
Masyarakat Desa Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur”. Karya
IlmiahUniversitas Muhammadiyah Malang. 2021
Lutfia, Fastrana. 2021. Upacara Jamasan Pusakan Kanjeng Kyai Upas di
Tulungagung dalam perspektif Islam. Jurnal Integrasi dan Harmoni
Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial, Malang Jawa Timur
Malinovski, B. 1961. Magic, Science, and Religion and Other Essays. New York:
Doubleday.
Maini Trisna Jayawati, Atisah, Ni Nyom an Subardini, Legenda Rakyat Dan
Obyek Pariwisata Di Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional, 2003).
Mulyono. 2008 “Apresiasi Masyarakat Terhadap Film Islami Ayat-Ayat Cinta
(AAC).” El Harakah Jurnal Budaya Islam. vol.10, No. 2,Mei-Agustus
2008.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Mallinowski, P. 2003. Semiotika
Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nanda F. 2010. Istilah-Istilah Sesaji Upacara Tradisional Jamasan Pusaka Di
Waduk Gajah Mungkur Wonogiri (Suatu Kajian Etnolinguistik).
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta Indonesia.
Pramoedya Ananta Toer. 2000. Drama Mangir. Kepustakaan Populer Gramedia.
118
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Jakarta Indonesia.
Supanggah dkk. 2002.Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Jakarta
Sartini, N. W. 2011. Tinjauan teoritik tentang semiotik. Surabaya: Jurnal on-line
Unair.
Sugiyono.2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sutarto. 1997. Legenda Kasada dan Karo Orang Tengger Lumajang. Jakarta:
Universitas Indonesia,
Sobur. 2015. Semiotika Roland Barthes. Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya.
__________. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka
Setia. 2016. Upacara Adat Jamasan Kyai Upas Tulungangung. Jawa Timur:
Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya.
Supriandi. 2017 “Buku Komik Baru Klinting (Legenda Rawa Pening Kabupaten
Semarang)” Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Sovia dkk. 2020. Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce: Relasi Trikotomi
(Ikon, Indeks Dan Simbol) Dalam Cerpen Anak Mercusuar Karya
Mashdar Zainal. Jurnal Unja.ac.id. Universitas Jambi. Jambi
Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan dan Kebudayaan Madani Indonesia. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Warisan Budya Takbenda Indonesia.2016. Upacara Adat Jamasan Kyai Upas
Tulungangung.(https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?
newdetail&detail Catat=6767). Diakses Maret 2022
Wicaksono, A. (2012). Lakon sebagai Media Transformasi Penyampaian Pesan
Sosial dalam Pertunjukan Wayang Orang. Journal of Urban Society’s
Arts, 12(2).
Willian Ciputra. Kesejarahan Kabupaten Tulungagung.
(https://surabaya.kompas.com/) Diakses Februari 2022
Winarto.2022. Rekamanan Wawancara Pribadi. Tulungagung. 120 menit
Winarto.2022. Jamasan Pusaka Kanjeng Kyai Upas. Tulungaung. 60 menit
Welfridus Josephus Sabarija Poerwadarminta. 1976. Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Wiraatmadja. 2006. Karakteristik Penelitian Kualitatif. (online): Diakses 3
Maret 2022
119
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
120
SKRIPSI LEGENDA BARU KLINTING… NOVIAR
MAHARANI
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN
1. Data Informan I
Nama : Winarto
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Kabupaten Tulungagung.
Data Informan II
Nama : Dayahtin
Umur : 64 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Tulungagung
Nama : Kamari
Umur : 85 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Tulungagung
2. Tondowidjojo 2
Tulungagung
ak
Ad
Periode Kabupaten
Tulungagung
Mulai Akhir
No Nama Prd Wakil
Jabatan Jabatan
Prabu
Mangkunegoro
Poegoeh
Tjokrosoemarto
22. R. Soendarto 1966 1968 22
(Inf.)
Martawisoeroso
25. Singgih 1978 1983 25
mma
Athiy
ah,
SH
ryo
to
Bir
ow
2018
(Pejabat Sementara)
2018 ryo
(Pelaksana Harian)
to
Bir
ow
2018 2019
2019 ut
Sun
Wi
bo
wo
3. Dokumentasi penelitian
GLOSARIUM
Ambeng Jangan Menir : Hidangan khas Jawa yang isinya nasi gurih
lelembut
Ambeng Maes Agung : Hidangan khas Jawa lengkap dengan aneka sayur
lengkap.
Ambeng Panang Ayam : Hidangan khas Jawa yang isinya nasi gurih diletakan
Ambeng Sega Golong : Hidangan khas Jawa yang isinya nasi gurih
jumblah lubang
manusia.
Ambeng Sega Gurih : Hidangan khas Jawa yang isinya nasi gurih
sekelilingnya.
Ambeng Sega Kokoh : Hidangan khas Jawa yang isinya nasi lawar
Ambeng Siram Tuwuh : Hidangan khas Jawa yang isinya nasi gurih
Ayam Abang Mulus : Merupakan ras ayam lokal yang memiliki bulu merah
Ayam Mas Kumambang Ayam berwarna putih mulus, dengan warna bulu
Putih Mulus :
putih mulus yang mengkilat. Merupakan salah satu
langka keberadaanya.
Ayam Sangga Buwan : Ayam Jago yang tidak memiliki cacat dan berkualitas
bagus.
Ayam Tulak : Ayam Tulak mempunyai ciri khas bulu warna putih
Ayam Walik : Ayam Walik atau Ayam Rintit merupakan ayam lokal
diberikan gula.
Buceng Gandik :
Makanan berbentuk lonjong dilapisi dengan dadaran
telur.
telur.
berwarna putih.
menyimpang pusaka.
Jenang Kawah : Jenang yang terbuat dari ketan dan gula merah yang
Jenang Kawah : Jenang yang terbuat dari ketan dan gula merah yang
Jenang Kawah : Jenang yang terbuat dari ketan dan gula merah yang
masyarakat Jawa.
kedelai di Indonesia.
Tulungagung terbentuk
Paprentahan : Pemerintah
prosesi jamasan