Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas khusus mengenai skala
peta yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, jenis, rumus, dan
contoh, agar lebih memahami dan mengerti simak ulasan berikut ini.
Apa pengertian dari skala peta..?? pada proses pembuatan peta, skala
peta “map scale” ialah salah satu unsur yang ada dalam suatu peta
dan terdapat rumus khusus untuk menghitung besar skala dari peta
tersebut. Seperti yang umum dipahami, suatu peta menggambarkan
daerah di permukaan bumi yang diperkecil dengan skala.
Pengecilan daerah tersebut menjadi suatu penyajian pada bidang
datar, berupa peta memerlukan penjelasan tentang hubungan
matematik antara ukuran-ukuran geometrik khususnya jarak yang ada
di permukaan bumi dan di peta.
Skala Garis
Skala garis/grafis adalah skala yang ditunjukkan dengan garis lurus
yang dibagi dalam beberapa ruas, dan setiap ruas menunjukkan dalam
satuan panjang yang sama.
contoh:
0_2_4_6_8_10 km
0_1_2_3_4_5 cm
dibaca setiap 1 cm pada peta mewakili 2km di lapangan
Penyebut kilometer yang terakhir (10km) dibagi penyebut centimeter
yang terakhir (5cm)
Jadi, 10 : 5
= 2 km
Skala Verbal
Skala verbal adalah skala yang dinyatakan dengan kalimat atau secara
verbal. Skala yang sering ada di peta-peta tidak menggunakan satuan
pengukuran matrik, misalnya peta-peta di Inggris. contoh 1 inchi = 5
mil
skala verbal biasanya digunakan oleh orang-orang Amerika dan Eropa
Jawab:
= 0,1725 km ( d. )
= 2 cm ( b. )
4. Memperkecil skala
Apabila sebuah peta berskala 1:2.000.000 diperkecil 2 kali, maka
skalanya berubah menjadi?
a. 1:1.000.000
b. 1:2.000.000
c. 1:3.000.000
d. 1:4.000.000
e. 1:5.000.000
Jawab:
= skala x jumlah perkecilnya
= 2.000.000 x 2
= 4.000.000
5. Memperbesar skala
Apabila sebuah peta berskala 1:2.000.000 diperbesarl 4 kali, maka
skalanya berubah menjadi?
a. 1:50.000
b. 1:500.000
c. 1:5.000.000
d. 1:800.000
e. 1:8.000.000
Jawab:
= skala / jumlah perkecilnya
= 2.000.000 / 4
= 500.000
jadi, skala peta akan berubah menjadi 1:500.000. peta akan semakin
besar dan semakin detail.
= 25 cm x 25 cm ( e. )
= 5 / 2 x 1.500.000
= 3.750.000 ( e. )
PROYEKSI PETA
1. Pengertian Proyeksi Peta
Bumi kita merupakan bentuk tiga dimensi, sedangkan peta merupakan bentuk dua
dimensi. Agar peta dapat menggambarkan secara akurat kenampankan bumi, peta
harus memenuhi tiga aspek yaitu conform, equivalet, dan equidistant.
1. Conform berarti bentuk yang digambarkan di peta harus sesuai dengan aslinya.
2. Equivalent berarti daerah yang digambar di peta harus sama luas dengan
aslinya.
3. Equidistant berarti jarak yang digambar pada peta harus tepat perbandingannya
dengan jarak sesungguhnya.
Untuk memenuhi tiga aspek tersebut, kegiatan proyeksi pun dibutuhkan. Secara
sederhana proyeksi adalah pemindahan dari bidang lengkung ke bidang datar. Ini
artinya proyeksi merupakan suatu sistem yang memberikan hubungan antara posisi
titik-titik di Bumi dan di peta. Banyangkan jika kita membelah sebuah globe kemudian
dibentangkan menjadi bidang datar. Pasti di beberapa posisi terkesan melengkung, ini
lah yang namannya distorsi atau kesalahan. Dan dari kesalahan tersebut akan tibul
ketidak tepatan bentuk, luas, dan jarak (melanggar tiga aspek yang peta harus penuhi
di atas). Untuk mengurangi tingkat distorsi itulah, diperlukan proyeksi peta.
Terdapat beberapa jenis proyeksi yang digunakan untuk menggambar peta, yaitu
proyeksi azimutal, kerucut, dan silinder.
Proyeksi Azimutal ini bidang proyeksinya berupa bidang datar. Proyeksi zenital ini
sesuai digunakan untuk memetakan daerah kutub, namun akan mengalami
penyimpangan yang besar jika digunakan untuk menggambarkan daerah yang berada
di sekitar khatulistiwa.
Penggamaran kutub dengan proyeksi Azimutal dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
Proyeksi Gnomonik
Pada proyeksi ini, titik pusat seolah berada di pusat lingkaran (digambarkan seperti
sinar matahari yang bersumber di pusat lingkaran). Menggunakan proyeksi ini
lingkaran paralel makin keluar makin mengalami pembesaran hingga wilayah ekuator.
Pada proyeksi ini seolah-olah sumber arah sinar berasal dari arah kutub berlawanan
dengan titik singgung proyeksi. Akibatnya jarak antarlingkaran paralel semakin
membesar ke arah luar.
Pada proyeksi ini seolah-olah sumber arah sinar matahari berasal dari titik jauh tidak
terhingga. Akibatnya sinar proyeksi sejajar dengan sumbu Bumi. Jarak antarlingkaran
akan makin mengecil apabila semakin jauh dari pusat.
2. Proyeksi Kerucut
Proyeksi kerucut ini bidang proyeksinya berupa kerucut. Proyeksi kerucut adalah garis
yang memotong atau menyinggung globe dan bentangannya ditentukan oleh sudut
puncaknya. Proyeksi ini menggambarkan daerah dilintang 45°. Proyeksi seperti ini
sesuai digunakan untuk menggambarkan daerah yang berada pada lintang tengah
seperti pada negara-negara di Eropa.
3. Proyeksi Silinder
Proyeksi silinder ini bidang proyeksinya berupa silinder. Proyeksi silinder adalah semua
garis horizontal dan meridian berupa garis lurus vertikal. Proyeksi seperti ini sangat
baik untuk memetakan daerah yang berada di daerah khatulistiwa, dan tidak sesuai
digunakan untuk memetakan daerah yang berada di sekitar kutub.