Anda di halaman 1dari 14

Nama : Marlina Toguma Juniarti Napitupulu

NIM

: DBD 113 096

Jurusan: Teknik Pertambangan

P1.01

SKALA
Skala Peta adalah perbandingan antara jarak di peta dengan jarak sebenarnya dipermukaan
bumi.
Contoh:
Pada peta tertulis skala 1 : 1.000.000 ini berarti tiap jarak 1 bagian di peta sama dengan jarak
1.000.000 bagian di muka bumi. Jadi kalau di peta itu 1 bagian = 1 cm maka di muka bumi = 10
Km.
Ukuran jarak yang digunakan dalam peta yaitu cm, m, km, inci dan mil. Untuk Indonesia satuan
yang umum dipakai cm, m, atau km.
1. Macam-Macam Skala Peta
Skala Peta dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a. Skala Angka/Skala Pecahan (Numerical Scale)
Skala ini sering disebut skala numeric yaitu skala yang dinyatakan dalam bentuk
perbandingan angka.
Contoh:
Skala 1 : 100.000, skala 1 : 2.000.000 dan sebagainya Bila peta berskala 1 : 100.000
berarti tiap satuan panjang pada peta menggambarkan jarak yang sesungguhnya di
lapangan/ di muka bumi sebenarnya 100.000 kali satu satuan panjang di peta. Bila
satuan panjang menggunakan cm berarti tiap jarak 1 cm pada peta menggambarkan
jarak 100.000 di lapangan. Contoh negara yang menggunakan sistem skala angka ini
adalah Indonesia dan Amerika Serikat.

Untuk menentukan skala peta ini dapat dipakai rumus:

b. Skala Verbal
Skala verbal yaitu skala yang dinyatakan dengan kalimat atau kata-kata.
Skala ini disebut juga skala inci dibanding mil yang dalam bahasa Inggris disebut
Inch Mile Scale.
Contoh:
Skala dalam suatu peta dinyatakan dalam 1 inch to 5 miles, ini berarti jarak 1 inci di
peta menggambarkan jarak 5 mil di lapangan atau jarak sebenarnya.

c. Skala Garis (Line Scale) / Skala Grafik (Graphical Scale) / Skala Batang (Bar
Scale) / Skala Jalan (Road Scale)

Untuk skala ini dinyatakan dalam bentuk garis lurus yang terbagi dalam beberapa
bagian yang sama panjangnya. Pada garis tersebut harus dicantumkan ukuran jarak
yang sesungguhnya di lapangan, misalnya dalam meter, kilometer, feet atau mil.
Contoh:
1)

Dengan penyajian grafik tersebut maka dapat dibaca bahwa jarak antara dua angka di
peta = 1 km di lapangan, jadi kalau antara 0 1, 1 2, 2 3, 3 4, 4 5 masingmasing = 1cm maka artinya 1 cm pada peta = 1 km di lapangan.

2)

Dari grafik tersebut dapat dibaca bahwa tiap jarak 1 inci pada peta sama dengan 2 mil
di lapangan. Skala garis ini pada umumnya digunakan apabila suatu peta akan
dikecilkan atau akan dibuat ukuran tertentu. Dengan memakai skala grafik/garis maka
jarak dua tempat dapat langsung diukur dalam peta. Tidak jarang dalam satu peta
dicantumkan skala angka dan juga skala garis.

Dalam pembahasan skala peta yang harus Anda ingat adalah semakin besar skalanya,
akan semakin kecil kenampakkan wilayah yang digambarkan. Sebaliknya semakin
kecil skalanya semakin luas areal kenampakkan permukaan bumi yang yang
tergambar dalam peta.Untuk memahami skala termasuk besar atau kecil dapat
dicontohkan sebagai berikut:

Skala 1 : 50.000

Lebih besar dari

Skala 1 : 100.000

Skala 1 :200.000

Lebih besar dari

Skala 1 : 2.000.000

Skala 1 : 250.000

Lebih Kecil dari

Skala 1 : 50.000

2. Menentukan Skala Peta/Denah

Penggunaan perbandingan salah satunya untuk menentukan skala. Salah satu cara
menentukan skala yaitu dengan menyederhanakan pecahan.

Skala = Jarak pada peta : Jarak sebenarnya

Perhatikan contoh di bawah ini!


Kota A dan kota B berjarak 50 km, sedangkan jarak pada peta 20 cm. Skala peta dapat
ditentukan sebagai berikut.
Skala = Jarak pada peta : Jarak sebenarnya
= 20 cm

: 50 km

= 1250.000
Keterangan :
20 cm : 5.000.000 cm dapat dicari dengan mencari perbandingan paling sederhana
yaitu dengan mencari FPB dari 20 dan 5.000.000. FPB dari 20 dan 5.000.000 adalah 20,
maka 20 : 20 = 1 dan 5.000.000 : 20 = 250.000
Jadi, skala peta 1 : 250.000, artinya setiap 1 cm pada peta mewakili 250.000 cm = 2,5 km
pada jarak sebenarnya.

Menentukan Jarak Sebenarnya


Apabila skala dan jarak pada peta diketahui dan kita diminta untuk menentukan jarak
sebenarnya maka rumus yang digunakan adalah :

Jarak sebenarnya = jarak pada peta x skala

Perhatikan contoh soal dibawah ini :


1. Jarak kota A kota B pada peta adalah 4 cm. Skala peta 1 : 250.000

Tentukanlah jarak sebenarnya dari kota A ke kota B !


Jarak sebenarnya = jarak pada peta x skala
= 4 cm x 250.000
= 1000.000 cm
= 10 km
Menentukan Panjang Pada Gambar
Apabila skala dan jarak sebenarnya diketahui dan kita diminta untuk menentukan jarak
pada gambar maka rumus yang digunakan adalah = jarak sebenarnya : skala
Perhatikan soal berikut !
Contoh soal : Jarak Jakarta Bogor adalah 60 km dan skala gambar 1 : 1.000.000, berapa
cm jarak Jakarta Bogor pada sebuah peta ?

Penyelesaian
Jarak pada gambar = jarak sebenarnya : skala
= 60 km

: 1.000.000

= 6.000.000 cm

: 1.000.000

= 6 cm
Jadi jarak Jakarta Bogor pada peta adalah 6 cm

PETA DAN PERPETAAN

I.

PETA
Peta adalah suatu gambaran (representasi) unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan

abstrak, yang dipilih dari permukaan bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau
benda-benda angkasa. Sebuah peta harus memiliki unsur-unsur tertentu seperti; judul peta,
orientasi peta, skala peta, legenda, garis astronomis, inset peta, indeks, dan sumber serta tahun
pembuatan peta.
Penggambaran peta didasarkan pada aturan-aturan dan teknik tertentu. Aturan dan teknik
tertentu itu disebut kartografi (cartography), yaitu seni, ilmu, dan teknik pembuatan peta yang
melibatkan ilmu geodesi, fotogrametri (pembuatan peta dengan teknik fotografi, kompilasi peta,
dan reproduksi peta. Ahli pembuat peta disebut kartografer (cartografer). Pada dasarnya peta
berfungsi sebagai alat komunikasi. Peta menginformasikan kondisi suatu wilayah secara
sederhana sehingga menjadi mudah dipahami. Jika kita tersesat di suatu tempat maka kita
memerlukan peta untuk mengetahui di mana posisi kita berada. Peta juga merupakan alat bantu
untuk mempelajari kondisi suatu wilayah, tanpa perlu mendatangi tempat tersebut.
A. Jenis Peta
Peta dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu peta umum dan peta khusus
1. Peta Umum
Peta umum menggambarkan sebagian atau seluruh permukaan bumi secara umum, baik
kenampakan alam maupun buatan manusia. Peta umum terdiri dari peta topografi dan
peta chorografi.
a. Peta Topografi
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan relief permukaan bumi dengan
menggunakan garis-garis kontur. Garis kontur adalah garis-garis pada peta yang
menunjukkan

perbedaan

ketinggian

suatu

tempat.

Peta

topografi

juga

menggambarkan kenampakan alam seperti pola aliran sungai dan morfologi, serta
kenampakan buatan manusia, misalnya jalan dan permukiman. Peta topografi
biasanya berskala besar yaitu 1 : 25.000 atau 1 : 50.000.
b. Peta chorografi
Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sabagian
permukaan bumi yang bercorak umum. Peta chorografi adalah peta yang
menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bercorak
umum. Peta chorografi umumnya berskala sedang hingga kecil yaitu antara 1 :
250.000 hingga di atas 1 : 1.000.000.
2. Peta Tematik
Peta tematik menggambarkan fenomena atau objek di permukaan bumi. Informasi
yang dapat diambil dari peta topografi antara lain garis lintang dan garis bujur, relief
permukaan, batas-batas administrasi serta nama-nama geografi. Contoh peta tenatik
adalah peta kepadatan penduduk.
Berdasarkan skalanya peta dubedakan menjadi tiga, yaitu peta skala besar dan kecil.
a. Peta skala besar adalah peta yang skalanya kurang dari 1 : 10.000. contohnya petapeta yang berhubungan dengan kepemilikan tanah.
b. Peta skala sedang adalah peta peta yang skalanya antara 1 : 10.000 dan 1: 250.000.
contohnya peta topografi.
c. Peta skala kecil adalah peta yang skalanya di atas 1 : 250.000. contohnya peta
Indonesia.
B. Komponen Peta
a. Judul Peta
Judul peta harus mencerminkan isi peta. Dari judul peta, Anda dapat segera
mengetahui data tentang apa dan daerah mana yang tergambar dalam peta tersebut.

Contoh
Peta Penyebaran Penduduk Pulau Jawa.
Peta Indonesia.
b. Skala Peta
Skala adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak
sebenarnya di permukaan Bumi. Skala peta dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut.
Skala peta = Jarak objek di peta/ Jarak objek di permukaan Bumi.
Skala peta sangat erat kaitannya dengan data yang disajikan. Apabila ingin menyajikan
data yang rinci maka digunakan skala besar, misalnya 1:5.000. Sebaliknya, apabila
ingin menunjukkan secara keseluruhan sebuah ketampakkan muka Bumi maka
digunakan skala kecil, misalnya skala 1:1.000.000.
c. Legenda atau Keterangan
Legenda peta menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat pada peta. Legenda
peta harus dipahami oleh si pembaca peta, agar tujuan pembuatan peta dapat mencapai
sasaran. Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta. Selain itu, legenda peta
dapat juga diletakkan pada bagian lain peta, asalkan tidak mengganggu ketampa kan
peta secara keseluruhan.
d. Tanda Arah atau Tanda Orientasi
Tanda arah atau tanda orientasi penting artinya suatu peta. Tanda orientasi berguna
untuk menunjukkan arah Utara, Selatan, Timur, dan Barat. Tanda orientasi perlu
dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan. Tanda arah pada peta biasanya
berbentuk tanda panah yang menunjuk ke arah Utara. Petunjuk ini diletakkan di bagian
mana saja dari peta, asalkan tidak mengganggu ketampakan peta.
e. Simbol dan Warna

Pada uraian berikut ini akan dijelaskan satu per satu mengenai pengertian simbol dan
warna tersebut.
i. Simbol Peta
Dalam peta, Anda juga akan melihat simbol-simbol yang berguna untuk memahami
informasi peta. Simbol peta harus memenuhi beberapa persyaratan sehingga dapat
menginformasikan hal-hal yang digambarkan dengan tepat.
Syarat-syarat simbol peta adalah sebagai berikut:
a) sederhana;
b) mudah dimengerti;
c) bersifat umum.
Berdasarkan bentuknya simbol peta dapat dibedakan ke dalam tujuh jenis, yaitu sebagai
berikut.
(1) Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional, seperti
simbol kota, pertambangan, dan titik trianggulasi (titik ketinggian) tempat dari
permukaan laut.
(2) Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis, seperti sungai, batas
wilayah, dan jalan.
(3) Simbol luasan (area) digunakan untuk menunjukkan ketampakan area, seperti
rawa, hutan, dan padang pasir.
(4) Simbol aliran digunakan untuk menyatakan alur dan gerak.
(5) Simbol batang digunakan untuk menyatakan harga atau membandingkan harga
atau nilai lainnya.
(6) Simbol lingkaran digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk
persentase.

(7) Simbol bola digunakan untuk menyatakan isi. Makin besar simbol bola,
menunjukkan isi (volume) makin besar dan sebaliknya makin kecil bola, berarti isi
(volume) makin kecil.
2) Warna
Perhatikan peta yang ada di sekolah Anda, warna apa saja yang tampak pada peta
tersebut? Peta yang berwarna akan lebih menarik untuk dilihat dan ketampakan yang
ingin disajikan juga kelihatan lebih jelas. Tidak ada peraturan yang baku mengenai
penggunaan warna dalam peta. Jadi, penggunaan warna dalam sebuah peta bersifat
bebas sesuai dengan maksud atau tujuan si pembuat peta, dan kebiasaan umum.
Contohnya:
a) untuk laut dan danau digunakan warna biru;
b) untuk temperatur (suhu) digunakan warna merah atau cokelat;
c) untuk curah hujan digunakan warna biru atau hijau;
d) daerah pegunungan tinggi atau dataran tinggi (2.0003.000 meter) digunakan warna
cokelat tua;
e) untuk dataran rendah (pantai) ketinggian 0200 meter dari permukaan laut digunakan
warna hijau.
f. Sumber dan Tahun Pembuatan Peta
Apabila Anda membaca peta, perhatikan sumber dan tahun pembuatannya. Sumber
mem beri kepastian kepada pembaca peta bahwa data dan informasi yang disajikan
dalam peta tersebut benar-benar absah (dipercaya atau akurat), dan bukan data fiktif
atau hasil rekaan. Hal ini akan menentukan sejauh mana si pembaca peta dapat
mempercayai data atau informasi tersebut. Sumber data yang digunakan dalam sebuah
peta biasanya diletakkan pada bagian bawah peta.

II. PERPETAAN
Perpetaan adalah suatu proses dimana kegiatan memetakan/pemetaan suatu wilayah
berdasarkan seluruh aspek yang terdapat dalam suatu daerah tersebut.Pemetaan
adalah suatu kegiatan pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi
di atas bidang datar(softcopy atau hardcopy) dengan menggunakan metode pemetaan
tertentu sehingga didapatkan output berupa peta.

CARA MEMBUAT PETA


Adapun cara membuat peta adalah:
1. Menentukan daerah yang akan digambar.
Langkah pertama dalam pembuatan peta adalah menentukan daerah yang akan
digambar. Maka yang harus dilakukan adalah mencari informasi sebanyak
mungkin mengenai daerah yang akan digambar.
2. Membuat bagan atau skema peta.
Setelah kita memperoleh informasi yang diperlukan. Maka langkah selanjutnya
adalah membuat bagan atau skema daerah yang kita gambar secara mendetail
dan hati-hati.
3. Pendataan
Peta ada bermacam-macam jenis , seperti pada peta khusus. Maka kita harus
mempunyai tujuan dalam membuat peta. Misalnya membuat peta kepadatan
penduduk atau peta persebaran hasil tambang. Maka kita perlu data pendukung.
Data pendukung dapat kita peroleh dari lembaga pemerintahan atau terjun ke
lapangan.
4. Memasang simbol pada peta
Memasang simbol pada peta seperti simbol garis,simbol titik dan lain lain.
5. Memasang legenda peta .
Legenda merupakan keterangan dari simbol-simbol yang dibuat di peta

6. Memberikan identitas pada peta.


Hendaknya ketika memberikan identitas pada peta harus diberikan identitas yang
jelas dan lengkap.

CARA MELAKUKAN PEMETAAN


Ada beberapa urutan tahapan dalam melakukan pemetaan, yaitu:
1. Akuisisi Data (Pengumpulan Data)
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk melakukan pengumpulan data dalam
pembuatan peta, yaitu:
o

Survei Terestris

Pengukuran survei terestris adalah suatu tindakan pengambilan data dilapangan untuk
mendapatkan titik titik pengukuran berupa x,y dan z yang dimana, dari data tersebut
nantinya akan dibentuk kontur
o

Survei Fotogrametri

Survei fotogrametri adalah suatu tindakan pengumpulan data di lapangan melalui/


menggunakan foto udara yang di ambil dari pesawat terbang ataupun yang sejenisnya
o

Penginderaan Jauh

Pengindraan jauh atau yang di singkat dengan inderaja adalah suatu tindakan
pengumpulan data yang dimana dilakukan oleh sebuah alat tanpa kontak fisik dengan
objek yang teliti.. , bukan surveyornya yang melakukan pengambilan data.. contoh alat
dari pengindraan jauh seperti satelit, pesawat, dll
o

Survei GPS

Survei GPS adalah suatu tindakan pengumpulan data dilapangan yang dimana
outputnya adalah titik titik yang ditunjukkan pada GPS,

2. Pengolahan dan Manipulasi Data


Pengolahan dan manipulasi data dibantu oleh software, yang dimana mengubah data
mentah yang telah dikumpulkan menjadi sebuah peta
3. Pereprestasian Data & Informasi
Memasukkan informasi informasi tentang peta, sehingga menghasilkan output berupa
peta analog maupun peta digital

KEGUNAAN PERPETAAN/PEMETAAN BAGI KEGIATAN


PERTAMBANGAN
Survey dan pemetaan topografi bertujuan untuk menggambarkan permukaan bumi,
yang digambarkan dalam bentuk peta dengan menggunakan skala tertentu. Detail yang
digambar berupa detail alam maupun buatan manusia dalam posisi horisontal maupun
vertikal. Peta topografi biasanya digunakan sebagai peta dasar untuk membuat peta
tematik, seperti peta rencana jalan, peta geologi, peta hidrologi, kemiringan dan lainlain.
Secara umum tujuan dari kegiatan survey dan pemetaan topografi adaalah untuk
keperluan eksplorasi kegiatan pertambangan.. Dengan adanya pemetaan berguna untuk
menyediakan informasi topografi yang berkaitan dengan kepentingan eksplorasi
seakurat mungkin baik itu detil topografi maupun detil geologi. Adapun informasi yang
disajikan meliputi out crop / singkapan batubara, bentuk detil alam (jalan, rawa, bukit,
sungai, dsb), dan penggunaan lahan seperti ladang, kebun, semak dan sebagainya.
Informasi tersebut diperlukan dalam perencanaan pekerjaan penambangan pada areal
survey tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa survey dan pemetaan pada areal tambang (Eksplorasi dan
Eksploitasi) pada dasarnya sama dengan survey dan pemetaan yang biasa kita temui.
Hal yang membedakan terletak pada pengukuran dan pemetaan daerah prospek

tambang yang biasa di sebut dengan blok tambang yang menggunakan sistem grid atau
line yang teratur.
. Tujuan pemetaan/perpetaan untuk kegiatan geologi dan pertambangan:
a. Menghasilkan peta yang berkualitas dengan data yang terbatas.
b. Menghasilkan prospek eksplorasi yang baik dan akurat guna menurunkan resiko.
c. Mengkoreksi gabungan data geologi, gefisika dan keteknikan guna perencanaan
dan pengembangan dari suatu lapangan.
d. Mengoptimalkan jumlah cadangan dengan memperkirakan yang lebih teliti
e. Merencanakan dengan baik untuk mempertinggi kesuksesan dalam pengeboran,
komplesi dan kerja ulang.
f. Evaluasi dan pengembangan yang baik sehingga dapat menunjang program
program sekunder.

Anda mungkin juga menyukai