Nim : 1947241041
Kelas : M.86
Tugas : Mk Konsep Dasar Ips
KOMPONEN-KOMPONEN PETA
1)Judul peta
Judul peta harus jelas dan sesuai dengan jenis peta yang bersangkutan. Artinya, dari judul
peta kita harus dapat mengetahui jenis peta apakah yang itu dan daerah mana yang tergambar
dalam peta tersebut. Contoh : (1) Peta Tata Guna Tanah Propinsi Bali, (b) Peta Sebaran
Penduduk Pulau Jawa.
-Peta Indonesia
Judul peta merupakan rangkaian kata yang melambangkan isi peta, menggunakan huruf yang
berukuran besar, dan berada di tengah atas peta. Fungsi peta adalah sebagai kesan pertama
yang menginformasikan isi peta.
2)Skala Peta
Skala adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak
horizontal kedua titik itu di permukaan bumi, dengan satuan ukuran yang sama. Skala ini sangat
erat kaitannya dengan data yang disajikan.
Bila ingin menyajikan data yang rinci maka digunakan skala besar, misalnya 1 : 5000.
sebaliknya, apabila ingin ditunjukkan hubungan kenampakan secara keseluruhan, digunakan
skala kecil, misalnya skala 1: 1.000.000 .
-contoh skala peta Indonesia
Peta menggambarkan bentang bumi sesungguhnya dengan luas dan jarak yang lebih kecil. Di
ujung peta, biasanya ada angka 1: 25.000 atau 1: 100.000 untuk menunjukkan jarak sebenarnya
terhadap jarak di peta. Angka itu dikenal sebagai skala. Dikutip dari Ilmu Ukur Tanah (1964),
skala adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak di bumi. Angka 1: 1.000.000 berarti 1
sentimeter di peta sama dengan 1.000.000 sentimeter di bumi. Skala juga dapat berupa grafik. Di
peta, biasanya ada garis atau batang yang menunjukkan jarak dengan satuan kilometer. Misalnya
pada peta Indonesia di foto yang ada di atas, setiap batang menunjukkan nilai 200 kilometer.
Ini berarti setiap 1 cm di peta sama dengan 200 kilometer. Karena skala dalam hitungan cm,
maka angka di skala grafik perlu diubah ke cm.Sehingga, skalanya adalah 1: 20.000.000
Rumus skala
Dengan menghitung jarak di peta dan mengetahui skala, kita bisa tahu jarak sebenarnya di bumi.
Berikut rumusnya:
Jarak sebenarnya = Jarak peta : Skala
Skala = Jarak peta : Jarak sebenarnya
Jarak peta = Jarak Sebenarnya x Skala
Contohnya, di peta tertulis skala 1: 1.500.000. Jika jarak kota A ke kota B pada peta sepanjang 3
cm, maka jarak sebenarnya adalah:
3: 1/500.000 = 3 × 500.000 = 1.500.000
Jarak sebenarnya kota A ke kota B adalah 1.500.000 cm atau 15 km.
Kita juga bisa mengetahui skala pada peta dengan menghitung jarak sebenarnya dan jarak pada
peta.
Misalnya, kita tahu jarak dari kota A ke kota B adalah 20 km atau 2.000.000 cm. Sementara
jarak kota A ke kota B pada aplikasi peta di handphone adalah 2 cm.
Maka skala peta di aplikasi handphone tersebut yakni:
2: 2.000.000 = 1: 1.000.000
Kemudian, skala juga bisa dipakai untuk membuat peta. Misalnya, kita ingin membuat peta
dengan skala 1: 500.000. Kita mengetahui jarak sebenarnya antara kota A ke kota B adalah 3 km
atau 3.000.000 cm.
Maka pada peta yang akan kita gambar, jarak kota A ke kota B adalah:
3.000.000 × 1/500.000 = 6
Jarak kota A ke kota B adalah 6 cm.
4)Tanda Orientasi
Tanda orientasi atau penunjuk arah penting artinya pada suatu peta. Gunanya adalah
untuk menunjukkan arah utara, selatan, timur, atau barat, karena tidak selamanya peta
berorientasi. oleh karena itu, tanda orientasi ini penting dicantumkan untuk menghindari
kekeliruan.
Sumber dan tahun pembuatan peta merupakan sumber data yang perlu dicantumkan untuk
kebenaran peta yang dibuat.
7)Proyeksi Peta
Proyeksi peta adalah cara pemindahan sistem paralel dan meridian yang ditetapkan pada
bidang spheroid (globe) yang lengkung ke bidang datar. Cara pemindahan ini tidak dilakukan
secara sembarangan melainkan harus secara sistematis dan matematis, agar kesalahan
proyeksi dapat dihindarkan atau diperkecil. Secara garis besar, proyeksi dapat dibedakan
atas:
a) Proyeksi azimutal, bidang proyeksinya berupa bidang datar;
b) Proyeksi silinder, bidang proyeksinya berupa silinder dan menyinggung ekuator
c) Proyeksinya kerucut, bidang proyeksinya berupa kerucut dan menyinggung salah satu
paralel di sekitar lintang tengah. (Akan dibahas lebih lanjut pada bagian D dalam bab ini.