Anda di halaman 1dari 12

DESKRIPSI NASKAH, KRITIK TEKS, SUNTINGAN TEKS,

TRANSLITERASI DAN TRANSKRIPSI TEKS

KITAB

“RISAALAH FI BAYAAN TA’LIIMAN NISAA’ WA HUDURIHINNA”

Disusun Oleh:

FIKRI KHAIKAL

181350021

SEMESTER IV-A

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

2020
A. Deskripsi Naskah
No. Kategori Keterangan
1. Publikasi Naskah Dari hasil wawancara peneliti dengan
Bapak Imat Rohmatulloh (+40th)
yang merupakan salah satu keturunan
penulis naskah Kh. Abdul Lathif
diketahui bahwa naskah ini pernah
dipublikasikan untuk kepentingan
penyebaran agama Islam di Cibeber.
2. Kode dan Nomor Naskah kode yang diberikan peneliti kepada naskah
ini yaitu:

CBBR-01/FK-IV/2020

CBBR berarti Cibeber, yaitu nama kampung


tempat naskah ini berasal.
01 berarti naskah yang pertama diteliti oleh
peneliti.
FK adalah singkatan nama peneliti yaitu
Fikri Khaikal.
IV menunjukkan semester peneliti pada saat
meneliti naskah.
2020 merupakan tahun penelitian.
3. Judul Naskah “RISAALAH FI BAYAAN TA’LIIMAN
NISAA’ WA HUDURIHINNA”
4. Pengarang/Penulis Kh. Abdul Lathif
5. Penyalin H. Ahmad Syaifulloh
6. Tahun Penyalinan Dalam penelitian tersebut menunjukkan
naskah ini ditulis pada tahun 1274 H, dan
disalin kembali pada tahun 1376 H.
7. Tempat Penyimpanan Naskah Naskah ini disimpan di kediaman bapak Imat
Rahmatulloh yang terletak di Cibeber.
8. Asal Naskah Naskah ini ditulis oleh Kh. Abdul Lathif
pada tahun 1724 H untuk meluruskan
perbedaan pendapat para ulama kala itu
tentang aurat wanita. Kemudian anak beliau
yang bernama H.Ahmad Syaifulloh
menyalin naskah ini pada tahun 1376 H, lalu
naskah ini diwariskan kepada anaknya yang
bernama Imat Rohmatulloh.
9. Pemilik Bapak Imat Rohmatulloh, yang merupakan
cucu dari penulis naskah Kh. Abdul Lathif.
10. Alas/Bahan Naskah Naskah ini menggunakan kertas untuk kitab
pada umumnya seperti kertas HVS berwarna
kuning kecoklatan.
11. Kondisi Fisik Naskah Kondisi naskah pada saat ini bisa dibilang
dalam keadaan baik, hal ini dibuktikan dari
kertasnya yang masih bagus dan tulisannya
yang masih terbaca.
Namun bagian atas kertas dari halaman
pertama hingga akhir sedikit robek karena
dimakan usia dan tulisannya ada sedikit yang
hilang tetapi masih bisa dibaca kesuluruhan
isinya.
12. Penjilidan Naskah ini tidak menggunakan penjilidan
hanya dikaitkan denga streples.
13. Watermark dan Countermark Tidak didapati watermark atau countermark
dalam naskah ini. Hanya jenis kertas Eropa
yang memiliki watermark atau countermark.
Sementara naskah ini sepertinya bukan
diproduksi oleh Eropa.
14. Garis Tebal dan Garis Tipis Naskah ini tidak memiliki daris tebal
maupun garis tipis, karena jenis kertasnya
sudah menggunakan polio dan bukan kertas
daluan yang berserat sehingga memiliki
daris tebal dan garis tipis pada lembarannya.
15. Jarak antara garis Tebal Dikarenakan tidak memiliki garis tebal dan
pertama sampai ketujuh garis tipis, maka peneliti tidak dapat
mengukur ataupun mencantumkan hasil
penelitian.
16. Jumlah garis tipis dalam satu Dikarenakan tidak memiliki daris tebal dan
centimeter garis tipis, maka peneliti tidak dapat
mengukur ataupun mencantumkan hasil
penelitian.
17. Garis Panduan Naskah ini tidak memiliki garis panduan
tetapi dalam penilisan naska ini tersusun
sangat rapih.
18. Jumlah Kuras/Jumlah Halaman Jumlah halaman pada naskah ini yaitu 35
halaman.
19. Jumlah baris dalam setiap Ada 10 baris pada halaman 1 (cover naskah).
halaman Ada 11 baris pada halaman 2. Ada 12 baris
dari halaman 3-29 dan 31-35. Ada 14 baris
pada halaman 30.
Jadi, peneliti menyimpulkan rata-rata baris
pada naskah ini ada 12 baris.
20. Ukuran Naskah dalam Berdasarkan pengukuran yang dilakukan
Centimeter peneliti panjang naskah dalam centimeter
yaitu 19,6 cm dan lebar naskah 14,7 cm.
21. Panjang dan lebar teks dalam Panjang teks dalam centimeter yaitu 15,4 cm
centimeter dan lebar teks 9,3 cm
22. Sistem penomoran dalam setiap Sistem penomoran dalam setiap halaman
halaman naskah ini menggunakan bahasa Arab dan
diketahui jumlah halaman pada naskah ini
yitu 35 halaman.
23. Kata Alihan Setelah dilakukan penelitian didapati bahwa
naskah ini tidak menggunakan kata
pengalihan dalam penulisannya
24. Iluminasi dan Ilustrasi Tidak terdapat ilustrasi pada naskah ini,
hanya terdapat iluminasi dalam naskah ini,
yakni terdapat di bagian cover naskah
tersebut. Iluminasi di lukis dengan tinta
berwarna hitan berbentuk hiasan seperti
motif batik.
25. Jenis bahasa/aksara yang Bahasa yang digunakan pada naskah ini
digunakan sebagian besar bahasa Jawa. Adapun bahasa
Arab di halaman kedua terdapat pada
muqodimah.
26. Jenis tulisan yang digunakan Jenis tulisan atau khat yang digunakan pada
(Khat) naskah ini yaitu khat Naskhi yang sering
digunakan pada al-Qur’an zaman sekarang
pada umumya.
27. Warna tinta pada tulisan Warna tinta pada naskah ini full berwarna
hitam
28. Halaman kosong Tidak ditemui halaman kosong pada naskah
ini.
29. Kolofon Setelah dilakukan penelitian, peneliti
mendapatkan kolofon pada naskah ini
berupa judul naskah, nama pengarang,
tempat penulisan dan tahun penyalinan. Di
halaman terakhir juga terdapat tahun
penulisan naskah ini. Dengan ini penelti
uraikan hal-hal tersebut, yaitu:

Judul: RISAALAH FI BAYAAN TA’LIIMAN


NISAA’ WA HUDURIHINNA

Pengarang: Kh. Abdul Lathif (ditulis pada


tahun 1274 H
Tempat penulisan: Cibeber, ponpes al-
Jauharotunnaqiyah

Tahun penyalinan: 1376 H


30. Isi Ringkasan Dari halaman 1-7 muqodiman dan
membahas juga kewajiban wanitan
menuntut ilmu serta membahas tentang fiqh
wanita misalnya haid dan nifas.

Di halaman 7-9 mengenai bab


diperbolehkannya atau tidak seorang wanita
mengaji atau menuntut ilmu dengan guru
lelaki.

Di halaman 9-15 mengenai bab hukum suara


wanita dan talbiahnya wanita.

Dari halaman 15 hinggan 35 membahas


hukum wanita sholat berjamaah di masjid
dan bertemu jama’ah lelaki.
31. Fungsi sosial Naskah Seperti yang sudah peneliti jelaskan di atas
tentang asal usul naskah dapat diketahui
fungsi naskah ini yaitu, untuk memberi
penjelasan tentang hukum-hukum wanita
agar tidak ada perbedaan pendapat atau
kesalahpahaman antara para ulama kala itu.
32. Biografi Pemilik Naskah Nama: Imat Rohmatullah
T/T/L: Cilegon, 18 April 1977
Alamat: Link. Cibeber Timur Rt 05/01, kota
Cilegon
Pekerjaan: Pendidik
33. Biografi Peneliti Naskah Nama: Fikri Khaikal
T/T/L: Tangerang, 21 September 200
Alamat: Jl. Maulana Khasanuddin Rt 01/07,
kota Tangerang.
Pekerjaan: Pelajar/Mahasiswa

B. Transliterasi dan Terjemahan

Halaman 3

Transliterasi:

Bismillahirrahmanirrahim

Qaala ibn hajr fiil minhajil qowiimi syarhi baafadhola fii khiri baabil haidhi

Terjemahan:

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Apabila suami mengetahui (mempunyai ilmu) maka kewajibannya memberitahu


(mengajarkan) kepada istrinya, tetapi apabila suami tidak memilikinya (ilmu) maka keluarnya
istri mencari ilmu itu hukumnya wajib dan haram apabila (suami) mencegahnya.

Halaman 4
Transliterasi:
Bismillahirrahmanirrahim
Wa fiil iqnaai’ lilkhatiib waajib ‘alal mar’atil ‘ulumu maayahtaaju ilaihi min ahkaamil haidhi
wal istihaadhati wannifaasi.

Terjemahan:

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Dalam kitab Iqnai’ karya Kiai Khatib “wajib kepadanya (perempuan) mencari ilmu tentang
haid, melahirkan (istihadha) dan nifas.

Halaman 20
Transliterasi:
Bismillahirrahmanirrahim
Wa aqimusholaata thara fiin nahaari wajullafa minal Laili ayyu sholli shalatal fajri wa dzuhri
wa ‘ashr
Terjemahan:
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Dan dirikanlah shalat sepanjang siang dan malam, yaiu shalat fajar, dzuhur dan ashr
(sesungguhnya perbuatan itu menghapuskan dosa)

Halaman 27
Transliterasi:
Bismillahirrahmanirrahim
Qaala ashhaabunaa laa takuunul jama’atua fii nisaa’i fardhan ‘ain walaa fardha kifaayatu
Terjemahan:
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Terlah berkata Sahabat: Janganlahkalian jadikan jama’ah wanita (dalam melaksanakan shalat
berjama’ah) sebagai fardhu ‘ain atau fardhu kifayah (akan tetapi sebatas sunnah muakad)

Halaman 28
Transliterasi:
Bismillahirrahmanirrahim
Wa ‘an Rabithah Hanafiyah qaalat ‘amatnaa ‘Aisyah faqaamat baynahunna fii shalaatil
maktubata

Terjemahan:
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Begitupun menurut Rabithah Hanafiyah telah berkata: bahwasanya Aisyah r.a mengimami
(para perempuan) dalam shalat fardhu.

Halaman 29
Transliterasi:
Bismillahirrahmanirrahim
Wa qaala nabiyyu shollallahu ‘alaihi wa sallam: laa tamna’u nisaa’ kum almasajiduwa
yummu tuhunna khaitun lahunna (rawahu abu dawud)
Terjemahan:
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Telah berkata Nabi Saw: Janganlah kaian melarang wanita-wanita (dari hamba Allah Swt)
untuk pergi ke masjid(melaksanakan Shalat berjama’ah). Namun rumah mereka lebih baik bagi
mereka (HR. Abu Dawud).
LAMPIRAN

Gambar 1. Cover Naskah. Dokumen Pribadi, 7 April 2020.


Gambar 2. Halaman Awal Naskah, 7 April 2020.
Gambar 3. Halaman Terakhir Naskah, 7 April 2020.

Anda mungkin juga menyukai