Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
oleh:
Hanifudin Ibrahim
NIM. 1111025100064
i
ABSTRACT
This research aims to find out the policy, procedure, and solution against the
constraints faced by the National Library of the Republic of Indonesia in
implementing encapsulation. This research constitutes a descriptive one and
exploits a qualitative research method. Informants in this research aggregate three
people consisting of the Head of Sub-Sector of Maintenance and Repair and two
Staffs of Sub-Sector of Maintenance and Repair of National Library of the
Republic of Indonesia. Data collecting technique in this research is observation
and interviews. The results or data being obtained are analyzed through three
stages, namely by reducing, then being presented in the form of narrative text,
and drawing a conclusion in accordance with the formulation of the problem
which has been described. The results of observation and interview by the
researcher shows that the activities of preserving the library materials by
encapsulation in the National Library of the Republic of Indonesia has been
running. However, the National Library of the Republic of Indonesia has not had
a written policy regarding the preservation of library materials including the
encapsulation in it. The Encapsulation procedure is through three processes,
namely the pre-encapsulation process, encapsulation process, and post-
encapsulation process. A Solution conducted by the National Library of the
Republic of Indonesia is by ordering those materials long before the due of
implementing encapsulation and the officers who have understood about the
implementation of the encapsulation should accompany those who do not quite
understand.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis ucapkan hanya kepada Allah SWT, yang telah
dan kakanda yang saya sayangi Rofiq Hidayat, S.IP dan Andri Sulaiman, A.Md
skripsi ini.
Penulis menyadari penyelesaian skripsi ini tentu tidak lepas dari dukungan
semua pihak yang meluangkan waktunya dalam membantu penulis. Maka pada
1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora.
2. Bapak Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Adab dan
3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan
Informasi.
dan Informasi.
iii
5. Bapak Nuryudi, S.Ag, SS, MLIS, selaku pembimbing yang telah berkenan
7. Seluruh jajaran Wakil Dekan dan para pegawai FAH UIN Jakarta.
memberikan banyak ilmu pengetahuan yang tak terhingga. Semoga ilmu yang
9. Ibu Made Ayu Wirayati, Mikom selaku Kepala Sub. Bidang Perawatan dan
10. Bapak Cecep Nurjanjati, S.sos dan ibu Ellis Sekar Ayu, SPd selaku Staff Sub.
telah memberikan saran dan mengingatkan ketika ada perilaku yang salah.
Semoga kita semua dapat menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi diri
13. Terimakasih pula kepada teman-teman kakak Semester Arief Dwi Hermawan,
iv
14. Teman-teman Intan Skateboarding Community and Culture (INSOMNIAC)
memberikan semangat.
15. Dan semua orang yang sudah banyak mendukung dalam menyelesaikan tugas
akhir ini, yang tidak dapat diucapkan satu persatu, Terimakasih untuk
segalanya, semoga Allah SWT yang membalas semua kebaikan dan doa yang
Hanifudin Ibrahim
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
vi
3. Unsur-unsur Pelestarian Bahan Pustaka ................................ 24
2. Laminasi ............................................................................... 35
3. Desidifikasi .......................................................................... 36
4. Penjilidan ............................................................................. 38
5. Fumigasi ............................................................................... 39
F. Enkapsulasi ............................................................................... 39
B. Sumber Data
C. Informan ................................................................................... 53
1. Wawancara ........................................................................... 57
2. Observasi .............................................................................. 57
vii
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ....................................... 58
4. Koleksi .................................................................................. 67
viii
b. Alat dan Bahan Yang Digunakan Pada
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 18 Proses Mengepres Pinggir Mylar Dengan Sinar Ultra Sonic .......... 98
xi
Gambar 20 Flowchart Prosedur Enkapsulasi .................................................. 100
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 : Foto-foto
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
penting. Informasi yang didapat harus benar-benar tepat, jelas, aktual, dan
bisa hidup tanpa informasi. Informasi sendiri timbul sejak manusia petama
yaitu Nabi Adam a.s diciptakan. Beliau diajarkan Allah mengenai ilmu
pusat informasi baik itu mengenai ilmu pengetahuan secara umum maupun
pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam secara profesional
dalam bentuk buku, surat kabar, serial, naskah, peta, gambar, dokumen, dan
bahan cetak lainnya. Selain itu, perpustakaan juga mempunyai koleksi audio
1
Undang - undang nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan
1
visual yang terdiri dari bahan film (film hitam putih dan berwarna),
mikrofilm, negatif foto (hitam putih dan berwarna) serta rekaman suara atau
sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung ataupun gedung tersendiri yang
Tahun 1989 yaitu merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka
sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu
2
Darmono. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja.
Jakarta: Grasindo, 2007.h.73-74
3
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Universitas Terbuka,
Depdikbud, 1993.h.5
4
Supriyanto...[et al.]. Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan. Jakarta: Ikatan
Pustakawan Indonesia Pengurus Daerah DKI Jakarta, 2006.h.38
2
Pelestarian bahan pustaka merupakan upaya perlindungan terhadap
bahan pustaka dari kerusakan dan kemusnahan, baik berbentuk fisik maupun
secara cermat dan efektif, mengingat iklim tropis Indonesia yang kurang
pelestarian dalam bidang fisik, tetapi juga pelestarian dalam bidang informasi
bahan pustaka yang kita miliki tidak cepat mengalami kerusakan. Bahan
pustaka yang mahal dan langka akan informasinya, diusahakan agar bertahan
bahan pustaka secara fisik atau informasi salah satunya ialah dengan
5
Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakawanan. Jakarta: Universitas Terbuka,
1999.h.11
6
Rahayuningsih, F. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005. h. 131
3
enkapsulasi. Enkapsulasi adalah salah satu cara melindungi kertas dari
kerusakan yang bersifat fisik, misalnya rapuh karena umur, pengaruh asam,
sepenuhnya dapat terlaksana. Menurut penulis, bahan pustaka yang telah ada
Nasional Republik Indonesia. Selain itu, Sumber Daya Manusia yang belum
Indonesia.
7
Karmidi Martoatmodjo. Pelestarian bahan pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.
h. 113
4
Pelestarian bahan pustaka dengan enkapsulasi belum banyak diikuti
pustaka yang mengalami kerusakan harus ditangani secara serius dan khusus
karena melaksanakan pelestarian bahan pustaka bukan hal yang mudah dan
Republik Indonesia yang menjadi acuan bagi semua perpustakaan yang ada di
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Republik Indonesia.
2. Perumusan Masalah
Agar penulisan lebih terarah dan sesuai dengan masalah yang akan
berikut:
6
c. Bagaimana solusi guna menghadapi kendala-kendala yang dialami
1. Tujuan Penelitian
dengan enkapsulasi.
2. Manfaat Penelitian
enkapsulasi.
di Indonesia.
7
c. Menambah pengetahuan untuk penulis tentang hal-hal, permasalahan
D. DEFINISI ISTILAH
1. Enkapsulasi
berupa lembaran kertas lepas yang dapat diletakkan atau diapit diantara
dua plastik transparan bebas asam (mylar) sehingga tulisan tersebut tetap
dapat dibaca dari luar. Kertas yang umumnya dienkapsulasi ialah surat
8
yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan yang
3. Pelestarian
optimal.
E. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
9
Bab II Tinjauan Literatur
Bab V Penutup
Pada bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran yang dibuat oleh
Republik Indonesia.
10
BAB II
TINJAUN LITERATUR
8
Purwono Sri Suharmini, Perpustakaan dan kepustakawanan Indonesia, Jakarta:
Universitas Terbuka, 2008. h.12
11
negara tersebut dan/atau mengenai negara tersebut. Sebagai contoh,
9
Abdul Rahman Saleh. Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka,
2009.h.1.15
10
Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka,
2010.h.2.5
12
sebagai perpustakaan panutan bagi perpustakaan-perpustakaan yang ada di
perpustakaan di Indonesia.
11
Suwarno Wiji. Psikologi Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto, 2009.h.42
12
Sutarno, NS. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagugn Seto. 2006.h. 38
13
b. Melaksanakan pembangunan tenaga perpustakaan dan kerjasama antar
negeri.
bibliografi.
13
Zainudin, Kamal. Pemasyarakatan Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,
2006.h.11
14
Sulistyo, Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1993 .h. 44
14
a. Menyimpan setiap bahan pustaka yang diterbitkan di sebuah negara.
sebuah negara.
perpustakaan.
15
3. Tugas Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
sebagai berikut:
dan daerah.
15
Purwono, Materi Pokok Perpustakaan dan Kepustakawanan Indonesia. Jakarta:
Universita Terbuka, 2006.h.2.3
16
Ayat 2 Perpustakaan Nasional bertugas:
pengelolaan perpustakaan.
Ayat 3:
bangsa.
budaya bangsa.
16
Undang-undang no 43 tahun 2007 bab VII pasal 21 ayat 2 dan 3 tentang Tugas
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
17
B. Pelestarian Bahan Pustaka
penyimpanannya.18
berikut:
a. Pelestarian (Preservation)
18
tenaga kerja yang diperlukan, kebijaksanaan, teknik dan metode yang
b. Pengawetan (Conservation)
teknis.
c. Perbaikan (Restoration)
pustaka dan arsip yang rusak akibat waktu, pemakain, atau faktor-
faktor lainnya. 19
agar stabil, mengatur ventilasi udara, menjaga koleksi supaya tetap baik,
19
Dureu, J.M. Dasar-dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan Pustaka. Jakarta:
Perpustakaan Nasional, 1990.h.6
20
Sutarno, NS. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto, 2006.h.74
19
Fungsi pelestarian bahan pustaka ialah menjaga agar koleksi
perpustakaan tidak diganggu oleh tangan jahil, serangga yang iseng, atau
perpustakaan tidak diganggu oleh tangan jahil, serangan dari hama biotik
merupakan upaya menjaga bahan pustaka agar tidak diganggu oleh faktor
a. Fungsi melindungi
matahari, air, dan lain sebagainya. Pelestarian bahan pustaka yang baik
21
Karmidi, martoatmodjo. Materi Pokok Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2010. 1.6
20
tidak akan salah dalam menangani dan memakai bahan pustaka. Salain
b. Fungsi pengawetan
c. Fungsi kesehatan
maka bahan pustaka akan senantiasa bersih, bebas dari debu, jamur,
d. Fungsi pendidikan
21
diberikanan arahan agar bahan pustaka tidak cepat rusak dalam
e. Fungsi kesabaran
pustaka agar tetap baik. Jika bahan pustaka mengalami kerusakan, maka
f. Fungsi sosisal
22
g. Fungsi ekonomi
baik, menjadikan bahan pustaka lebih awet dan terjaga baik fisik
h. Fungsi keindahan
Bila penataan bahan pustaka sudah baik maka bahan pustaka tersebut
akan terlihat lebih menarik. Sehingga menambah daya tarik orang untuk
merusaka bahan pustaka itu sendiri, seperti tangan jahil manusia, serangga,
22
Karmidi, Martoatmodjo. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarata: Universitas Terbuka,
1999.h.6-7
23
3. Unsur-unsur Pelestarian Bahan Pustaka
diantaranya:
pustaka yang akan diperbaiki harus dicatat dengan baik, apa saja
kerusakannya, apa saja alat-alat dan bahan kimia yang diperlukan dan
sebagainya.
23
Sutarno, NS. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto, 2006.h.104
24
Paling tidak mereka sudah mengikuti penataran dalam bidang
pelestarian dokumen.
yang diperlukan, misalnya alat penjilidan, lem, alat laminasi, alat untuk
dapat menhemat biaya yang besar. Kalau di kota ada badan komersial
24
Karmidi, Martoatmodjo. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka,
1999.h.7
25
C. Faktor-faktor Kerusakan Bahan Pustaka
bahan kertas. Bahan pustaka yang terbuat dari kertas mudah rusak bila tidak
bahan pustaka bukanlah suatu hal yang mudah, perlu keahlian khusus untuk
panjang lebar mengenai berbagai perusak bahan pustaka untuk daerah tropis,
terutama yang dikenal di Indonesia yaitu: (a) serangga, (b) binatang pengerat,
(c) jamur, (d) kelembapan, (e) debu, (f) gempa bumi, (g) kekeringan, (h)
gelombang pasang surut, dan (i) angin topan.25 Faktor yang dapat merusak
a. Jamur (fungi)
hebat pada bahan yang mengandung selulosa seperti kertas. Fungi juga
25
Karmidi Martoatmodjo. Materi Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2010.h.2.3
26
fumoric, sitrat, dan menyebabkan asam pada kertas dan akhirnya kertas
menjadi rapuh.26
menjadi cepat rapuh.27 Jamur yang bisa merusak bahan pustaka adalah
jenis jamur yang lazim kita lihat pada pakaian, kertas, atau benda-
benda yang lain. Jamur jenis ini akan biasa membiak dengan leluasa
celcius.28
seperti rayap, kecoa, kutu buku, silverfish (ikan perak) dan lain-lain.
yang dapat merusak buku. Biasanyanya buku yang suka dirusak oleh
26
Darmono. Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo, 2007.h.93
27
Muhammad Razak. Pedoman Teknis Fumigasi. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,
1998.h.13
28
Karmidi Martoatmodjo. Materi Pokok Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2010.h.2.6-2.7
27
tikus buku yang memiliki aroma tidak baik karena suhu ruangan dan
1) Kecoa
dan lumpu anak. Kotoran kecoa yang berupa cairan dapat merusak
2) Rayap
29
Karmidi. Materi Pokok Pelestarian Bahan Pustaka.h.2.5
30
Karmidi Martoatmodjo. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka,
1999.h.38
31
Karmidi. Pelestarian Bahan Pustaka.h.37-38
28
Rayap merupakan serangga yang harus dibasmi, karena dapat
pekerja.
Bagian buku yang paling cepat dirusak ialah punggung buku, kulit
4) Kutu Buku
Bentuk jenis serangga ini sangat kecil sehingga sering disebut kutu
buku.33
5) Tikus
32
Karmidi. Pelestarian Bahan Pustaka.h.38
33
Karmidi. Pelestarian bahan pustaka.h.38
29
terlatih.34 Tikus juga merupakan binatang perusak buku yang
1) Cahaya
dari radiasi cahaya matahari dan lampu listrik. Bahan yang terbuat
dari selulosa seperti kertas dan tekstil dapat rusak oleh cahaya ini.
dan residu dari bahan pemutih pada saat pembuatan kertas, serta
34
Dureau J.M. Dasar-dasar pelestrian dan pengawetan bahan pustaka, Jakarta:
Perpustakaan Nasional, 1990.h.26
30
serendah mungkin dalam ruangan penyimpanan, baca dan
pameran.35
2) Debu
35
Dureau J.M. Dasar-dasar pelestrian dan pengawetan bahan pustaka, Jakarta:
Perpustakaan Nasional, 1990.h10
36
Karmidi Martoatmodjo. Pelestarian bahan pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka,
1999.h.44
31
d. Kerusakan karena pengaruh senyawa kimia
Kertas akan bersifat asam karena pengaruh asam yang berasal dari
1) Asam yang telah ada sejak kertas itu diprosuksi. Pada proses
selulosa oleh pengaruh sinar ultra violet. Asam yang diserap oleh
perekat dan asam yang terdapat dalam karton atau kertas yang
37
Darmono. Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo, 2007.h.91-95
32
tempat di Indonesia. Bahan pustaka yang rusak oleh air harus
2) Manusia
pustaka namun disisi lain manusia juga bisa menjadi perusak buku
tidak dilakukan pencegahan kerusakan pada bahan pustaka, maka umur bahan
pustaka tidak akan panjang dan tidak dapat dimanfaatkan oleh generasi
38
Karmidi Martoatmodjo. Pelestarian bahan pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka,
1999.h.47
39
Karmidi Martoatmodjo. Materi Pokok Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2010.h.2.15
33
mengenai keadaan fisiknya akan senantiasa berumur panjang dan dapat
bahan pustaka dapat dibedakan atas dua jenis kegiatan, yaitu pencegahan
diantaranya:
40
Blasius Sudarsono. Antologi kepustakawanab indonesia. Jakarta: Ikatan Pustakawan
Indonesia, 2006.h.318
34
8. Menghimbau semua pihak baik petugas perpustakaan maupun pemustaka
Bahan pustaka yang rusak harus segera diperbaiki agar kondisi fisik
2. Laminasi
pelapisan dua lembar tisu Jepang (Japanes tissue) pada permukaan kertas
khusus, agar bahan pustaka menjadi lebih awet. Proses laminasi biasanya
41
Karmidi Martoatmodjo. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka,
1999.h.68
42
Made Ayu Wirayati. Pedoman Teknis Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2014.h.25
43
Made Ayu Wirayati. Pedoman Teknis Pelestarian Bahan Pustaka.h.27
35
cara lain misalnya seperti melambal, menjilid, menyambung dan
mesin.
pemanasnya.
3. Deasidifikasi
asam yang ada pada kertas, baik karena pengaruh faktor yang berasal dari
dalam maupun dari luar. Perubahan yang nampak pada kertas adalah
44
Karmidi Martoatmodjo. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka,
1999.h.111
36
akhirnya hancur.45 Deasidifikasi adalah kegiatan pelestarian bahan
a. Desidifikasi Aqueous
1) Magnesium karbonat
5) Sodium Tetraborate
b. Deasidifikasi Non-Aqueous
digunakan diantaranya:
1) Barium Hydroksida
3) Magnesium methoxide
45
Made Ayu Wirayati. Pedoman Teknis Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2014.h.23
46
Karmidi Martoatmodjo. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuak,
1999.h.104
37
c. Deasidifikasi dalam bentuk gas
1) Anomia
3) Cyclohexylamine (CHC)
4) Zinc deithyl
4. Penjilidan
satu lalu disatukan dengan membuat sampul agar menjadi sebuah buku
kembali.
Agar bahan pustaka yang telah melalui proses penjilidan tetap awet, maka
bahan yang digunakan untuk penjilidan haruslah bahan yang kuat dan
dengan baik.
47
Darmaji Ratmono. Pedoman Teknis Penjilidan Bahan Perpustakaan, Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2013.h.7
38
5. Fumigasi
Fumigasi ialah salah satu cara melestarikan bahan pustaka dengan cara
mengasapi bahan pustaka agar jamur tidak tumbuh, binatang mati, dan
F. Enkapsulasi
Pelestarian bahan pustaka perlu dilakukan guna menyelamatkan hasil
karya pikir manusia. Banyak cara untuk melestarikan bahan pustaka, salah
satunya dengan enkapsulasi. Enkapsulasi adalah salah satu cara melindungi
kertas dari kerusakan yang bersifat fisik, misalnya rapuh karena umur,
pengaruh asam, karena dimakan serangga, kesalahan menyimpan, dan
sebagainya.50 Enkapsulasi mirip halnya seperti menempatkan bahan pustaka
pada sebuah amplop yang terbuat dari plastik, akan tetapi amplop tersebut
bebas dari asam dan udara.
University Product the archivel company mengatakan bahwa:
“One of the safest, most effective means of protecting a document
from harm is through encapsulation. Encapsulation allows you to
view and handle a document without exposing it to hazardous
elements. The process involves the positioning of a flat document
between two pieces of polyester film that are then sealed on all
sides. There are a variety of clear plastic films on the market. Some
contain plasticizers or surface coatings that are inappropriate for
encapsulation. They can and will react with the items they come in
48
Karmidi Martoatmodjo. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka,
1999.h.96
49
Sutarno NS. Kamus perpustakaan dan Informasi, Jakarta: Jala Permata, 2008.h.50
50
Karmidi Martoatmodjo. Materi Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2010.4.21
39
contact with, doing more harm than good. If you are planning to
encapsulate, be certain you are using Melinex or other brands
of polyester determined to be inert. The material you choose should
be free of plasticizers, or surface coatings of any kind.”51
yang berbentuk lembaran lepas agar terhindar dari kerusakan yang bersifat
cara melindungi kertas dari kerusakan fisik, misalnya rapuh karena umur dan
pustaka yang sudah rapuh. Dengan cara memperkuat fisik bahan pustaka,
maka bahan pustaka tidak terlihat rapuh saat dipegang untuk dimanfaatkan
51
How-to Tips & Videos Encapsulation,
http://www.universityproducts.com/resources.php?m=how_to_detail&id=12 , diakses pada tanggal
28 Juli 2015 pukul 20.00
52
Made Ayu Wirayati. Pedoman Teknis Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2014.h.29
53
Muhammad Razak. Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, Jakarta: Program Pelestarian
Bahan Pustaka dan Arsip, 1992.h.39
40
enkapsulasi memiliki tujuan untuk memperpanjang umur fisik dan informasi
bahan pustaka. Bahan pustaka yang rusak karena rapuh, pengaruh asam,
pustaka.
tentang perpustakaan.
pustaka yang bersifat fisik (kertas), diantaranya koran langka, naskah kuno,
peta, dan poster yang umumnya sudah mengalami kerusakan seperti rapuh
karena usia, penyebab keasaman, rusak karena dimakan serangga dan lain
41
sebagainya. Martoatmadjo menjelaskan mengenai bahan pustaka yang
dienkapsulasi bahwa:
pada bahan pustaka berbentuk lembaran seperti peta, gambar, surat kabar atau
dengan menggunakan dua lembar plastik transparan agar tulisan tetap terbaca
dari luar. Selain itu enkapsulasi membutuhkan double side tape untuk
tebal yang dilengkapi dengan garis-garis yang berpotongan tegak lurus untuk
(cutter), double sided tape 3M, pemberat, kertas, penyerap bebas asam dan
enkapsulasi diantaranya:
54
Karmidi Martoatmodjo. Materi Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas
Terbuka, 1993.h.113
55
Made Ayu Wirayati, Pedoman Teknis Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2014.h.29
56
Karmidi Martoatmodjo. Materi Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas
Terbuka, 1993.h.113
57
Muhammad Razak. Pedoman Teknis Fumigasi. Jakarta: Perpustakaan Nasional
42
1. Plastik Polyethlylane/Poliester. Plastik tersebut merupakan plastik yang
bebas asam contohnya mylar. Ukuran plastik tersebut lebih besar dari
2. Double side tape, perekat ini merupakan perekat yang bebas asam
3. Pemberat
4. Cutter
5. Cutter mat58
jadi tulisan tetap dapat dibaca dari luar. Selanjutnya, pinggiran plastik
kedua sisi plastik tersebut. Dengan demikian bahan pustaka tidak terlepas.59
enkapsulasi bahwa:
RI, 1998. h. 56
58
Made Ayu Wirayati, Pedoman Teknis Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2014.h.137
59
Karmidi Martoatmodjo. Materi Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas
Terbuka, 1993.h.113
43
rapuh. Pada enkapsulasi setiap lembar kertas diapit dengan cara
menepatkannya di antara dua lembar plastik transparan.”60
dilindungi dengan plastik bebas asam. Cara yang dilakukan dalam melakukan
diantaranya:
1. Letakkan mylar di atas meja, lalu bersihkan dengan lap bersih jika ada
plastik.
4. Tempelkan double side tape yang bebas asam di atas mylar pada garis
dokumen sehingga double side tape yang bebas asam tersebut tidak
5. Lebuhkan double side tape yang bebas asam sekitar 5 mm dari garis lurus
dokumen kertas.
60
Karmidi Martoatmodjo. Materi Pokok Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2010
44
7. Lakukan penempelan double side tape yang bebas asam dengan cara yang
8. Setelah penempelan double side tape yang bebas asam di atas mylar
11. Cungkil kedua kertas double side tape yang bebas asam dengan cutter.
14. Lakukan hal yang sama pada ujung diagonal kertas dokumen tersebut.
15. Setelah kedua ujung tersebut menempel, kemudian tarik sisa kertas double
side tape sehingga semua kertas double side tape lepas dan kedua lembar
16. Lakukan hal yang sama pada ketiga kertas double side tape.
17. Gosok permukaan mylar yang ditempel double side tape supaya double
18. Letakkan penggaris 2-3 mm dari pinggir double side tape, kemudian
61
Made Ayu Wirayati. Pedoman Teknis Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2014.h.137-145
45
dua plastik polyster untuk menghindari kerusakan fisik karena sering dipegang
atau digunakan dengan tujuan melindungi bahan pustaka dari zat asam, debu
adaan baik, karena bahan pustaka terlindungi oleh plastik bebas asam. Jika
tertentu, maka bahan pustaka yang telah dienkapsulasi dapat diambil secara
utuh dengan cara memotong plastik pelindung bebas asam pada bagian tepi
salah satu sisi bahan pustaka yang telah dilindungi oleh plastik bebas asam.
bahan pustaka bisa diambil dengan utuh, dengan cara menggunting bagian tepi
plastik pelindungnya. Ijazah atau bahan pustaka penting lainnya lebih baik
makan dokumen tersebut bisa dipergunakan aslinya secara utuh dengan cara
dalam pelaksanaan enkapsulasi adalah bahwa kertas harus bersih, kering, dan
G. Penelitian Terdahulu
melakukan tinjauan pustaka untuk melihat dan mencari judul skripsi yang
62
Karmidi Martoatmodjo. Materi Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas
Terbuka, 1993.h.113
46
perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora. Penulis menemukan ada
47
Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang membahas
pustaka.
saudara Zulfachri Tribuana Said yaitu terletak pada tempat penelitian yaitu
pustaka di Inggris sangat maju. Selain itu, perhatian untuk menjaga bahan
pustaka sangat tinggi. Misalnya saja perhatian terhadap tinta yang ada
48
dibuku. Salah satu bab dari buku Languell membicarakan tentang “tinta”.
Dikatakan bahwa:
perpustakaan lain yang ada di negara tersebut juga ikut menyusul dalam
63
Karmidi Martoatmodjo. Materi Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas
Terbuka, 1999.h.216
64
Karmidi. Materi Pelestarian Bahan Pustaka.h.244
49
BAB III
METODE PENELITIAN
deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang–orang dan
bahwa:
65
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:: Remaja Rosdakarya,
2001. h. 3
66
Uhar Suharsaputra. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung:
PT Refika Aditama, 2012.h.181
50
rekaman suara, dan gambar.67 Sedangkan pengertian deskriptif menurut
67
Prasetya Irawan. Logika dan prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 1999.h.86
68
Mohammad Nazir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghakia Indonesia, 2009.h.54
69
Sugiyono. Memahami Penelitia Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2012.h. 10.
70
Ronny Kountur. Metode Penelitian: Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM,
2003.h.105
71
Prasetya Irawan. Logika dan prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 1999.h.60
72
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001. h.90
51
pihak yang paling memahami objek penelitian. Penelitian ini, penulis
akan diteliti.73
B. Sumber Data
data primer merupakan sumber data yang didapat dari sumber pertama,
73
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2008.h.219
74
Prasetya Irawan. Logika dan prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 1999.h.86
75
Ipah Farihah. Buku Panduna Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN
Press, 2006.45
52
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data skunder merupakan sumber data yang diambil secara tidak
dokumen seperti halnya laporan, karya tulis orang lain, koran, majalah dan
orang lain. Orang lain tersebut yang merupakan sumber data primer,
sumber data yang diperoleh melalui hasil dari pihak lain atau data primer
yang telah diolah oleh pihak lain, umumnya disajikan dalam bentuk tabel
atau grafik.77 Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak
C. Pemilihan Informan
tentang situasi dan kondisi latar penelitian.78 Penulis mencari informan yang
76
Prasetya Irawan. Logika dan prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 1999.h.87
77
Ipah Farihah. Buku Panduna Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN
Press, 2006.45
78
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, Jakarta: STIA-LAN, 1999.h.86
53
berawal dari observasi pertama penulis saat melaksanakan praktek kerja
Bahan Pustaka
NIP : 196706101993032001
Bahan Pustaka
NIP : 197112281999032001
54
Jenis Kelamin : Laki-laki
Bahan Pustaka
NIP : 19690326198900011001
dirasa mereka merupakan informan yang tepat. Selain itu, informan tersebut
dianggap relevan atau dapat mewakili objek yang akan diteliti.79 Dalam
pertimbangan tertentu.
tahu dan mengerti tentang apa yang kita harapkan atau orang tersebut
79
Sofian Effendi. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES, 2012.h.172
55
merupakan pejabat atau petugas lapangan yang bener-benar mengerti
sehingga akan memudahkan peneliti menjelajah objek atau situasi yang akan
diteliti.
akan didapat.
tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan berdasarkan data primer dan data
tulisan. Untuk data sekunder diperoleh dari penelusuran data dan informasi
dari dokumen atau catatan yang memiliki keterkaitan dengan objek penelitian.
56
1. Wawancara
pertanyaan yang telah peneliti siapkan kepada informan, lalu dijawab oleh
2. Observasi
tersebut dicatat menjadi suatu catatan observasi yang berisi deskripsi hal–
hal yang diamati secara lengkap dengan keterangan tanggal dan waktu.
3. Kajian Pustaka
80
Sofian Effendi. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES, 2012.h.135
81
Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabet, 2010.h.102
82
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA – LAN Press., 1999. h. 63
83
Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian.h. 65
57
secara sistematis, penemuan dan analisis dokumen-dokumen yang memuat
data yang tinggi. Dengan demikin, analisis data merupakan proses mencari
dan menyusun secara sistematis, data yang diperoleh dari hasil wawancara,
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
1. Reduksi Data
milah dan memfokuskan pada hal penting yang terkait dengan penelitian.
84
Consuelo G. Svila, [et.all]; penerjemah, Alimudin Tuwu, Pengantar Metode Penelitian,
Jakarta: UI Press, 1993.h.31
85
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2012.h.87
86
Suhadi, Bab 7 Pengolahan Data Kualitatif, artikel diakses pada tanggal 2 Agustus 2015
dari http://www.scribd.com/doc/24844905/Bab-7-Pengolahan-Data-Kualitatif, h.56
58
Observasi merupakan metode penelitian yang pengambilan datanya
atau gambaran yang akan dicatat secara lengkap yang diikuti dengan
data yang berasal dari kepustakaan, seperti buku, artikel, dokumen dan lain
87
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA – LAN Press., 1999. h. 63
59
arah dan hasil penelitian yang penulis teliti. Dengan demikian data yang
2. Penyajian Data
kolom sebuah matriks untuk data kualitatif dan menentukan jenis serta
hubungan antar katagori, diagram alur, dan lain jenisnya. Penyajian dalam
dikatagorikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif tentang data yang
telah diperoleh.
3. Penarikan Kesimpulan
pada tahap awal memiliki tanda-tnada atau bukti-bukti yang kuat dan
60
konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan
yang credibel.
belum pernah ada. Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran
61
F. Jadwal Penelitian
Tabel 1.
Jadwal Pembuatan Skripsi Dan Penelitian
Tahun 2015
Jenis Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept
No.
Kegiatan emb
er
1. Penyerahan
Proposal
Skripsi dan
Dosen
Pembimbing
2. Pelaksanaan
Bimbingan
Skrispi
3. Pengumpula
n Literatur
Mengenai
Skripsi
4. Melakukan
Wawancara
dengan
Informan
5. Analisis Data
6. Penyerahan
Laporan
Skripsi
7. Sidang
Skripsi
62
BAB IV
Januari 1981 sampai dengan tahun 1987. PNRI masih berlokasi di tiga
Merdeka Selatan No.11 (Perpustakaan PSP), dan Jl. Imam Bonjol No. 1
(Museum Naskah Proklamasi). Kepala PNRI pada saat itu adalah Mastini
Hardjoprakoso, MLS.
63
Dengan selesainya pembangunan dan renovasi sebagian gedung di
Jl. Salemba Raya No. 28 A, pada awal 1987 pimpinan dan staf dari tiga
64
Undang-undang no. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan memberi
cetak, dan atau karya rekam secara professional dengan sistem yang baku
88
Sulistyo Basuki. Sejarah Perpustakaan Nasional RI Sebuah Kajian, Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2008.h.1.4
65
bibliography. Libraries which my be called ‘national’ definition
should not be placed in the ‘national libraries’ category”89
Republik Indonesia tentu saja membuat visi dan misi agar berjalan sesuai
3. Struktur Organisasi
Republik Indonesia no. 3 tahun 2001 tentang organsisasi dan tata kerja
89
IFLA, Recommendations Concerning the International Standarizations of Library
Statistics, diakses pada tanggal 2 Agustus 2015 dari http://portal.unesco.org/en/ev.php-
URL_ID=13086&URL_SECTION=201.html
66
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia no. 1 tahun 2012 tentang
Indonesia no. 3 tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja Perpustakaan
Pusat Preservasi
Bahan Pustaka
Sub. Bidang
Perawatan dan
Sub. Bidang Mikrofilm
Perbaikan Bahan
Pustaka
Gambar 1.
Struktur organisasi pusat preservasi
4. Koleksi
67
bahan pustaka yang dilayankan oleh Perpustakaan Nasional Republik
68
baru, seperti komunisme. Koleksi deposit tahun 1924-1989,
Tabel 2.
Koleksi Buku Monograf
69
Belanda, zaman pendudukan Jepang, masa awal kemerdekaan,
Republik Indonesia.
c. Koleksi Majalah
Indonesia terbit tahun 1731, majalah luar negeri tahun 1779, dan
d. Koleksi Kliping
b. Koleksi Peta
diterbitkan tahun 1669. Jenis koleksi peta yang tersedia meliputi peta
70
topografi, geologi, kemampuan tanah, pertambangan, pertanian, dan
c. Koleksi lukisan
yang terdiri atas mikrofilm, mikrofis, foto, video, dan kaset yang
Wall, Van der Tuuk dan Artati Soedirjo, serta Gusdur. Jumlah
80% dari jumlah koleksi. Dan yang dialih media dalam bentuk
71
Berikut ini adalah jumlah koleksi Perpustakaan Nasional
Tabel 3.
Jumlah Koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Visual 51 212
Gambar 2.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
72
B. Hasil Penelitian
Pada bab ini selain menjelaskan profil objek penelitian, penulis akan
Indonesia.
pada suatu bahan pustaka dan memperkuat bahan pustaka itu sendiri.
enkapsulasi.
73
1. Kebijakan Enkapsulasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Enkapsulasi
bahwa:
90
Wawancara dengan informan Made Ayu Wirayati pada tanggal 16 juni 2015 pukul
11.00
91
Wawancara dengan informan Ellis Sekar Ayu pada tanggal 16 juni 2015 pukul 11.30
74
Artinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia belum
diantaranya:
perpustakaan.
Daerah Kabupaten/Kota.
75
waktu, pihak Perpustakaan Nasioanl Republik Indonesia membuat
bahan pustaka, jika ada pergantian SDM pada Sub. Bidang Perawatan dan
bahwa:
92
Sudarsono Blasius, Antopologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto,
2006.h.314
93
Wawancara dengan informan Made Ayu Wirayati pada tanggal 16 juni 2015 pukul
11.00
76
pelestarian modern dan masih terhitung muda. Pelaksanaannya dimulai
Team (IRT) yang terdiri atas para pakar pelestarian berasal dari Public
bahan pustaka tidak keluar dari kaidah-kaidah yang sudah ada mengenai
77
“Ya sudah sesuai, jadi kita pakai teori enkapsulasi yang bahannya
sudah sesuai bebas asam baik mylar maupun double tape.94
yang bersifat fisik, misalnya rapuh karena umur, pengaruh asam, karena
94
Wawancara dengan informan Ellis Sekar Ayu pada tanggal 16 juni 2015 pukul 11.30
95
Muhammad Razak. Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, Jakarta: Program Pelestarian
Bahan Pustaka dan Arsip, 1992.h.39
96
Karmidi Martoatmodjo. Materi Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2010.4.21
78
enkapsulasi secara fokus. Perpustakaan menjelaskan mengenai pelestarian
sendiri.
kabar lama, sedangkan bahan pustaka berupa peta baru dienkapsulasi pada
lapisan tisu Jepang pada sisi belakang dokumen) karena warna peta
enkapsulasi pada surat kabar lama, peta, naskah kuno dan jenis surat
97
Wawancara dengan informan Ellis Sekar Ayu pada tanggal 16 juni 2015 pukul 11.30
79
“Selain surat kabar lama, peta, dan naskah kuno biasanya kalo
dikoleksi langka itu ada jenis-jenis surat-surat perjanjian, ada
sertifikat-sertifikat zaman Belanda itu juga dienkapsulasi.”98
Martoatmodjo, bahwa:
98
Wawancara dengan informan Made Ayu Wirayati pada tanggal 16 juni 2015 pukul
11.00
99
Karmidi Martoatmodjo. Materi Pokok Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2010
80
jadi kita mempraktekkan bagaimana cara enkapsulasi, semacam
Bimtek (bimbingan teknis).”100
Indonesia), selain itu Museum Bung Karno dan Bung Hatta melakukan
100
Wawancara dengan informan Made Ayu Wirayati pada tanggal 16 juni 2015 pukul
11.30
81
enkapsulasi mata uang kertas mengingat kedua museum tersebut
Republik Indonesia.
bahan pustaka dengan enkapsulasi, maka terlebih dahulu kita ketahui jenis
bahan pustaka yang akan dienkapsulasi, alat dan bahan, dan prosedur
enkapsulasi.
82
dienkpasulasi agar kegiatan tersebut terlaksana sesuai dengan kaidah-
sejak tahun 1998 hingga saat ini. Sejak tahun tersebut, Perpustakaan
pustaka jenis surat kabar lama. Menurut Made Ayu Wirayati, bahwa:
101
Wawancara dengan informan Made Ayu Wirayati pada tanggal 16 juni 2015 pukul
11.00
83
Jenis surat kabar lama yang dienkapsulasi yang ada di
apabila ada permintaan dari pihak bagian layanan naskah kuno saja,
tinggi.
enkapsulasi peta seperti halnya pada surat kabar lama. Saat ini
84
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia melaksanakan pelestarian
ialah:
lembar.
2) Double side tape yang bebas asam (contohnya 3M) dengan lebar
5mm.
3) Pemberat
4) Cutter
5) Cutter mate
85
Gambar 3. Gambar 4.
Double Side Tape dan Mylar Pemberat
Gambar. 5
Cutter
Alat dan bahan yang digunakan Perpustakaan Nasional
lembar.
102
Muhammad Razak. Pedoman Teknis Fumigasi. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1998.h. 56
86
b) Double side tape yang bebas asam (contohnya 3M) dengan lebar
5mm.
c) Cutter
Gambar 6.
Mesin HDS KEEPER
Perbaikan Bahan Pustaka tentu saja bekerja sama dengan pihak bagian
tentu saja agar bahan pustaka tersebut tetap terjaga keutuhan dan
87
prosedur agar dalam pelaksanaanya berjalan sebagaimana semestinya.
enkapsulasi enkapsulasi.
1) Pra Enkapsulasi
“Misalnya saja jatah tahun 2015 ini ada 2000 halaman berarti ada
1000 lembar. Dari 1000 lembar tersebut dibagi sepuluh orang
berarti setiap orang mendapatkan 100 lembar.”103
103
Wawancara dengan informan Cecep Nurjajanti pada tanggal 16 juni 2015 pukul 10.00
88
Bahan pustaka terjilid diantaranya naskah, buku, majalah yang
104
Wawancara dengan informan Made Ayu Wirayati pada tanggal 16 juni 2015 pukul
11.00
89
Setelah bahan pustaka tersebut dibongkar dan diletakkan pada
Gambar 7.
Proses Rinsing (perendaman)
90
bolong. Leaf casting merupakan teknik yang digunakan untuk
untuk proses leaf casting ialah mesin leaf caster. Menurut informan
(CN), bahwa:
105
Wawancara dengan informan Cecep Nurjajanti pada tanggal 16 juni 2015 pukul 10.00
91
Gambar 8. Gambar 9.
Proses Leaf Casting Proses Pemberian Lem CMC
92
dengan dua cara. Cara yang digunakan ialah pelestarian bahan
KEEPER.
2) Proses enkapsulasi
Republik Indonesia.
di tengah-tengah mylar.
Gambar 12.
Proses Meletakkan Pemberat di Atas Dokumen dan Mylar
93
side tape yang bebas asam tersebut tidak bersentuhan
(6) Potong double side tape yang bebas asam dengan cutter.
dengan cara yang sama pada ketiga sisi lainnya dari kertas
dokumen.
Gambar 13.
Proses Penempelan Double Side Tape
94
(14) Lakukan hal yang sama pada ujung diagonal
dokumen tersebut.
tape
Gambar 14.
Proses Mencukil Kertas Double Side Tape
mylar.
95
Gambar 15. Gambar 16.
Proses Menggosok Permukaan Proses Merapihkan Pinggir
Mylar Mylar
terlepas.106
106
Karmidi Martoatmodjo. Materi Pokok Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2010
96
(3) Pastikan bahan pustaka yang ingin dienkapsulasi berada di
tengah-tengah mylar
pustaka tersebut
sesuai
Gambar 17.
Proses Meletakkan Bahan Pustaka di Bawah Karpet Untuk
Menghilangkan Gelembung Udara
(8) Lalu kedua bagian mylar yaitu bagian atas dan bawah
ultra sonic
97
(10) Hindari terkenanya bahan pustaka, karena akan
Gambar 18.
Proses Mengepres Pinggir Mylar dengan Sinar Ultra Sonic
tidak rata
3) Paska Enkapsulasi
atau tempat yang terbuat dari bahan karton board dengan ukuran
98
Gambar 19.
Proses Pemindahan Bahan Pustaka ke Portepel
99
Gambar 20.
Flowchart Prosedur Enkapsulasi
Mulai
Mesin
Manual
atau
Mensortir Bahan Manual
Siapkan 2
Pustaka
Lembar Mylar
Pembagian Letakkan BP di
Bahan Pustaka Tengah Mylar
Letakkan
Paginasi Pemberat di
Tengah Mylar
Rinsing Tempelkan
Double Side
Tape Pada Sisi
Mylar
Sisihkan
Bolong Pemberat dan
Bolong atau Utuh Letakkan
Utuh? Selembar Mylar
Lainnya di Atas
BP
Pengeringan Gosok
Bahan Pustaka Permukaaan
Mylar Agar
Double Side
Tape Benar-
Benar Melekat
Siapkan 2 Lembar
Mylar
Letakkan BP di
Tengah Mylar
Nyalakan Mesin
HDS KEEPER
Letakkan Bahan
Pustaka di Bawah
Karpet Yang
Tersedia Pada
Mesin HDS
KEEPER
Pres Pinggir
Selesai
Bagian Atas dan
Bawah Mylar
Menggunakan
Mesin HDS
KEEPER Melalui Dikirimkan Kembali
Sinar Ultra Sonic Pada Bagian
Pelayanan
Potong dan
Ratakan Bagian Masukkan Bahan
Pinggir Mylar Lalu Pustaka Pada Portepel
Sesuaikan
101
3. Kendala-Kendala Dalam Pelaksanaan Kegiatan Pelestarian Bahan
Indonesia
bahwa:
mengatakan bahwa:
“Jadi begini, kedalanya itu jadi kan kita masih meng-import bahan-
bahan yang digunakan untuk enkapsulasi seperti tisu Jepang terus
termasuk mylar, kitakan masih mengimport keluar.”108
102
dialami oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Bahan yang
sudah dipesan melalui rencana sesuai anggaran awal tahun yaitu pada
bulan januari, mengalami kendala. Bahan yang sudah dipesan pada bulan
103
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Menurut hasil wawancara
memperindah bahan pustaka yang sudah jelek atau rusak. Solusinya ialah
C. Pembahasan
109
Wawancara dengan informan Ellis Sekar Ayu pada tanggal 16 juni 2015 pukul 11.30
104
pelestaraian bahan pustaka dengan enkapsulasi, dan kendala yang dialami
1990 tentang Serah Terima Karya Cetak dan Karya Rekam pasal 1, undang-
dan draf yang dibuat oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia hanya
dijelaskan secara umum, namun landasan tersebut cukup kuat dari segi
105
relugasi-nya. Di antara penyebab Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
pindah jabatan dari satu orang ke orang yang lain merupakan faktor yang
mempelajari dan membuat kebijakan tertulis namun belum selesai dan ada
disusun dari awal kembali oleh pemimpin baru tersebut. Dengan demikian,
pejabat tersebut harus mempelajari dari awal agar kebijakan tersebut lebih
enkapsulasi pada surat kabar lama, naskah kuno, surat-surat perjanjian pada
zaman Belanda, dan peta yang umumnya sudah rapuh. Perpustakaan Nasional
pada surat kabar lama karena dinilai enkapsulasi tersebut lebih efisien
110
Karmidi Martoatmodjo. Materi Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas
Terbuka, 1993.h.113
106
ingin digunakan atau diambil aslinya maka tinggal memotong bagian pinggir
mylar-nya saja dan dapat diambil dengan utuh. Selain itu, bahan pustaka yang
laminasi.
macam bentuk dan bahan dari naskah kuno tersebut. Selain itu, Perpustakaan
memudarnya warna yang terdapat di peta. Selain itu, metode lain pelestarian
bahan pustaka pada peta yaitu dengan laminasi. Menurut hemat penulis,
menjadi terlihat buram karena menggunakan Japanes tissue atau tisu Jepang.
Namun apabila peta dienkapsulasi, maka warna yang ada pada peta akan
terselamatkan. Selain itu, tampilan pada peta tidak terlihat buram mengingat
107
tetapi yang perlu diperhatikan apabila enkapsulasi dilakukan pada peta, maka
diperlukan mylar yang ekstra banyak mengingat lebar peta sangat luas
dibandingkan dengan bahan pustaka lain seperti surat kabar lama, naskah
pustaka.
108
enkapsulasi secara manual, masih ada beberapa petugas yang tidak mengikuti
alur kerja secara berurutan dengan dalih agar cepat selesai. Akan tetapi
pelaksanaan yang tidak sesuai dengan alur kerja akan berdampak pada hasil
akhirnya. Salah satunya unsur keindahan yang seharusnya ada pada bahan
mesin tersebut.
yang diharapkan. Barang yang sudah dipesan jauh-jauh hari terkendala pada
109
cuaca. Selain itu, terhambatnya bahan-bahan tersebut pada saat melalui
menumpuk sampai tahun yang akan datang mengingat tahun yang akan
mesin, maka mesin tersebut belum menjangkau luas peta tersebut mengingat
peta memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan bahan pustaka
110
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahan pustaka dengan enkapsulasi sejak tahun 1998 hingga saat ini.
111
pada bahan pustaka berupa surat kabar lama, peta, naskah kuno, surat-
mengenai bahan. Bahan yang digunakan seperti plastik bebas asam atau
mylar dan double side tape yang masih diimport dari negara Jepang.
B. Saran
mengenai enkapsulasi.
112
2. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia lebih mensosialisasikan
pustaka.
untuk melaksanakan enkapsulasi masih import dari luar negeri. Jika alat
dihindari.
pelestarian bahan pustaka sesuai tahap atau prosedur yang sudah ada.
dengan baik, baik itu melindungi atau memperkuat bahan pustaka namun
113
DAFTAR PUSTAKA
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA – LAN Press.,
1999
114
Purwono, Sri Suharmini, Perpustakaan dan kepustakawanan Indonesia, Jakarta:
Universitas Terbuka, 2008
Ronny Kountur. Metode Penelitian: Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta:
PPM, 2003
115
How-to Tips & Videos Encapsulation,
http://www.universityproducts.com/resources.php?m=how_to_detail&id=12
diakses pada tanggal 28 Juli 2015 pukul 20.00
116
LAMPIRAN - LAMPIRAN
HASIL WAWANCARA
Pertanyaan tambahan:
a. Menurut ibu kebijakan peestarian Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia sesuai atau tidak dengan realita yang ada
dilapangan seperti sdm teknologi dan sarana prasarana?
Jawab:
Made Ayu Wirayati:
Ya hampir sesuai, memang sesuai untuk perpusna ada
sarana dan prasarana sdmnya ada bahannya ada
tekhnologinya ada hampir semua ada bahan import jug
masih bisa Cuma anggaran tidak bisa sebesar yang kita
minta selain itu sudah oke.
b. Bahan kan suka telat datang untuk menanggulanginya itu seperti
apa?
Jawab:
Made Ayu Wirayati:
Untuk menanggulanginya memang sulit ya, karena kita
memang import. kadang-kadang tertahan di beacukai, dan ya
itu yang menjadi kendala kita tidak bisa memungkiri. Paling
tidak kita harus mengganti dengan kegiatan yang lainya dulu
itu akan dilaksanakan setelah barang keluar. Dalam setahun
kan banyak kegiatan ada konservasi buku, majalah dan lain-
lain, nah enkapsulasi merupakan kegiatan terakhir setelah
barang datang.
Gambar Gambar
Bahan Pustaka Yang Telah dienkapsulasi Mesin HDS KEEPER
Gambar Gambar
Penulis Menyalakan Mesin HDS KEEPER Penulis Mempraktekkan Enkapsulasi
Dengan Mesin HDS KEEPER
BIODATA PENULIS
Hanifudin Ibrahim, dilahirkan atas izin Allah SWT sebagai buah hati dari
pasangan bapak Muhammad Mundirin dan ibu Rumini, anak ketiga dari tiga
2008), MAN 11 Jakarta (2008 – 2011), dan kuliah mengambil Jurusan Ilmu
nyata di Desa Mekar Sari, Kecamatan Tanjung Rasa, Bogor. Pernah menjadi regu
inti Pramuka MI-MTS, ikut andil menjadi OSIS, tim futsal dan marawis MTSN
19 Jakarta, anggota music MAN 11, anggota organisasi JIPMusik (Musik Jurusan