SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh:
LAGA AL AHLI
NIM. 1113025100052
Skripsi
oleh :
LAGA AL AHLI
NIM : 1113025100052
Di bawah bimbingan,
NIM : 1113025100052
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan
merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang
lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap
gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian
LAGA AL AHLI
i
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan kegiatan pemusnahan
arsip dinamis inaktif yang dilaksanakan di Unit Kearsipan Utama Sekretariat Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Setditjen Dikdasmen) dan upaya mengatasi kendala
dalam pelaksanaan kegiatan pemusnahan arsip dinamis inaktif. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah observasi, wawancara dan kajian pustaka. Sedangkan teknik analisis data meliputi:
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian ini meliputi:
1). Kegiatan pemusnahan arsip dinamis inaktif di Unit Kearsipan Utama Setditjen Dikdasmen
telah mempunyai pedoman/landasan hukum yang jelas, baik dari peraturan pelaksanaan
kegiatannya maupun acuan terhadap pemusnahan arsip yang diatur melalui JRA (Jadwal
Retensi Aktif). Prosedur pelaksanaan pemusnahan arsip dinamis inaktif di Unit Kearsipan
Utama memiliki 6 tahapan, Unit Kearsipan Utama melakukan pelaksanaan pemusnahan arsip
dinamis volume besar pada bulan April tahun 2018 dengan menggunakan jasa Pabrik Kertas
PT. Aspek Kumbong. Arsip dimusnahkan dengan cara dicacah, total jumlah arsip yang
dimusnahkan seberat 7 ton dan terdiri dari arsip maupun non arsip. 2). Upaya yang dilakukan
Unit Kearsipan Utama dalam mengatasi kendala ketika melakukan pelaksanaan kegiatan
pemusnahan arsip dinamis inaktif adalah: a). Melakukan upaya rekonstruksi arsip oleh Unit
Kearsipan Utama yang berguna untuk memudahkan penata arsip dalam menyesuaikan data dan
fisik arsip agar mudah ditemukan kedepannya, sehingga penata arsip dapat lebih efektif dan
efisien dalam menyiapkan Daftar Arsip Inaktif, b). Melakukan Workshop dan Sosialisasi
Kearsipan ke tiap-tiap Unit Pengolah/Unit Pencipta secara berangsur-angsur, dengan adanya
kegiatan tersebut secara perlahan Pengadministrasi Umum memiliki kemampuan dan
pemahaman tambahan untuk mengatasi permasalahan dalam mengelola arsipnya sendiri
sehingga kekurangan SDM (Sumber Daya Arsip) yang terjadi di Unit Kearsipan Utama dapat
diminimalisir dengan cara memaksimalkan SDM (Sumber Daya Arsip) yang ada, c). Panitia
tim penilai arsip melakukan Follow Up lebih secara intens, dengan cara follow up by phone di
H-1 bahkan hari H penilaian arsip ke seluruh unsur penilai arsip. Dengan demikian panitia tim
penilai arsip bisa mencarikan pengganti yang setara kompetensi di bidangnya juga pemahaman
tentang arsipnya, Sehingga waktu penilaian arsip tetap sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Kata Kunci : arsip dinamis inaktif, pemusnahan arsip, pelaksanaan kegiatan pemusnahan arsip
dinamis inaktif
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirobbil alamiin. Segala puji dan syukur penulis ucapkan hanya kepada
Allah SWT, yang telah memberikan kasih sayang dan melimpahkan nikmat, taufiq, berkah,
rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
dengan judul “Pelaksanaan Kegiatan Pemusnahan Arsip Dinamis Inaktif Study Kasus pada
Unit Kearsipan Utama Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah”.
Shalawat serta salam semoga selalu tersampaikan kepada manusia terbaik, manusia paling
sempurna dan manusia yang paling memanusiakan manusia yakni baginda Nabi Besar
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam kelancaran skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang teristimewa
dan sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yakni ayahanda tercinta Syarifudin
Muhadi dan ibunda tercinta Khadijah yang telah mendidik, mendoakan, serta memberikan
bantuan moril serta materil kepada penulis dengan penuh kasih sayang dan kesabaran
sehingga dapat melangkah hingga sampai ke titik ini dan menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tersusunnya serta penyelesaian skripsi ini tentu tidak lepas dari
dukungan, bimbingan dan motivasi dari semua pihak yang meluangkan waktu serta ilmunya
dalam membantu penulis. Maka dari itu, pada kesempatan ini izinkan penulis untuk
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc., MA, selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Saiful Umam, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN
3. Ibu Siti Maryam, S.Ag., S.S., M.Hum., selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan.
5. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si selaku dosen pembimbing penulis yang telah
6. Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Demisioner Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan.
8. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah mencurahkan
9. Pihak Unit Kearsipan Utama Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
melakukan penelitian. Terutama kepada Ibu Siti Nuraeni M., S.Pd, M.Si, selaku Kepala
Sub Bagian TU (Pemegang Tanggung Jawab Pelaksana Tugas Unit Kearsipan Utama)
Arsip Unit Kearsipan Utama), Bapak Madha, S.Pd., MM, selaku Arsiparis Unit
Kearsipan Kementerian, dan Bapak Fheby Azhom Arrafiqie, S.IP, selaku Koordinator
Penata Arsip Unit Kearsipan Utama yang telah berkenan membantu penulis dalam
10. Terima kasih kepada keluarga tercinta, wabil khusus Ayahanda Syarifudin Muhadi dan
Ibunda Khadijah yang selalu mendoakan, memberi nasehat, memberi semangat baik
moril dan materil, selalu sabar, selalu perhatian dan mengingatkan kepada penulis untuk
secepatnya menyelesaikan tanggung jawab skripsi ini. Untuk kakak perempuan saya
Dias Sya-Sya yang telah memberikan dukungan dan masukannya. Serta untuk Encang
iv
Kambun, Encang Tani dan Encang Nurzein yang selalu mendoakan, mengingatkan dan
11. Terima kasih pula kepada keluarga besar majelis nurul gautsiah, wabil khusus guru kami
tercinta Buya Zainal Arifin, serta para saudara dan sahabat Mang Abeng+Aqil, Bang
Ryo, Mang Asip, Tevez, Uda Ramli, Zahrudin, Bang Ipul, Bang Jek, Om Vito, Mang
Uung, Mas Kadar, Bang Putra dan Sensei Wim. Terimakasih atas bimbingan ilmu, doa,
kebaikan, motivasi, perhatian, pengingat dan semangat kepada penulis sehingga dapat
12. Terima kasih pula kepada para sahabat-sahabat penulis Egi Al Maroghi, Muhammad
Taufiqqurahman, Renjana Dian, Rury Agnesia, Syifa Duhita, Anten Eka Gantani,
Natasia Pusvita, Dyah Ayu, Dyta Medina, Nur, Azizah, Gita Fitri Astuti, Cindy Mayang
Sari, Ayu Dwi Martinda dan Magfira Hidayati. Terimakasih untuk kisah, kasih, doa,
13. Terima kasih untuk sahabat sepercangkiran Hafiz Al Farisi, Rizky Alphiral, Abil
Ramandha, Alfathan Rezkaldi, Ival Ramadhan, Bintang Tri Fajar, Adam Al Hadi,
Qusye, Fadli, Algy, Kugy, Rudek, Okta Panca, Chaerul Fatah, dan Njee. Terimaksih
untuk kisah, kasih, doa, semangat, kebaikaan, perhatian, pengingat untuk penulis
14. Terima kasih pula untuk kawan-kawan Pion 2013 Abdul Jalil, Reza Pahlevi, Mustahdi,
Ropi Ahmad, Fajar Edi Jatmiko, Triyanto, Muhammad Zaki, Muhammad Reza, Farih
Faruk Mufasir dan Sangga Nurul Huda. Terimakasih untuk kisah, kasih, doa, semangat,
15. Kepada para senior di Jurusan Ilmu Perpustakaan, Moh. Rifqi Muzaki, Triyona Febri
Guwantoro, Eko Raharjo, Rizki Ahmad Ghazali, Soekarno Kurniawan, Ari Sumitro,
Aldi Eri Susanto, Bayu Asamara, Zulfikar Arman, Bang Al Muhdil Karim, Haikal,
Hoerullah Iyung, Hafiz Om, Braja dan Fauza Arbie. Terimakasih untuk kisah, kasih,
ilmu, doa, semangat, kebaikaan, perhatian, pengingat untuk penulis mengerjakan skripsi
ini.
16. Kepada para adik-adik penulis, Nungky Syintia F, Racheilia Shafara, Fajar Dwi
Wicaksono, Lutfi Julizar, Indra Saputra Damanik, Fahrizal Mufti, Mery, Desi, Sofia
Almari, Asma Mutia, Isni Nurhayati, Novi dan Lucy. Terimakasih untuk kisah, kasih,
doa, semangat, kebaikaan, perhatian, pengingat untuk penulis mengerjakan skripsi ini.
17. Terimakasih kepada Widad Inayati dan Miftahur Rohmah untuk yang sudah baik
dengan kebaikannya.
18. Kepada seluruh teman-teman KKN SAKTI (Seperti Air Kita Terinspirasi) atas kisah,
kasih, perjuangan selama satu bulan mengabdi kepada masyarakat Desa Ranca Buaya.
19. Seluruh teman-teman seperjuangan Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta angkatan
2013, yang terutama kelas IPI B 2013 atas kebersamaannya selama kuliah dan yang
20. Dan semua orang yang sudah banyak mendukung dalam menyelesaikan tugas akhir ini,
yang tidak dapat diucapkan satu persatu, Terima kasih untuk segalanya, semoga Allah
SWT yang membalas semua kebaikan dan doa yang sudah diberikan kepada penulis.
Aamiin.
Laga Al Ahli
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. ix
A. Arsip ............................................................................................................... 11
1. Pengertian Arsip ........................................................................................ 11
2. Arsip Dinamis ............................................................................................ 13
3. Kegunaan Arsip Dinamis .......................................................................... 16
4. Pengelolaan Arsip Dinamis ....................................................................... 19
B. Penyusutan Arsip............................................................................................ 23
1. Pengertian Penyusutan Arsip ..................................................................... 23
2. Pengertian JRA (Jadwal Retensi Aktif) ..................................................... 25
C. Kegiatan Pemusnahan Arsip ......................................................................... 27
A. Kesimpulan..................................................................................................... 135
B. Saran ............................................................................................................... 137
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
viii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa
kehidupan sehari-hari adalah suatu hal yang selalu berdampingan dan tak
informasi.
mempunyai nilai penting dalam berbagai hal serta dapat menjadi bukti yang
arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan
1
Tata Sutabri, Konsep Sistem Informasi (Yogyakarta: Andi, 2012), h. 1.
2
Republik Indonesia, “Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2009 Tentang
Kearsipan” (Indonesia, 2009).
2
dan penting untuk dapat diperlukan dengan cepat, tepat dan setiap saat,
3
Basir Barthos, Manajemen Kearsipan Untuk Lembaga Negara, Swasta, Dan Perguruan
Tinggi (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 2.
3
terletak di Bagian Umum dan Kerjasama, tepatnya pada Sub Bagian Tata
Usaha Setditjen Dikdasmen. Selain itu Sub Bagian Tata Usaha merupakan
sehingga secara teratur, setiap saat ditemukan dapat dengan mudah dan
cepat ditemukan kembali.4 Adapun arsip yang biasa ditemukan atau pada
termasuk data dalam sistem komputer, yang dibuat atau diterima oleh badan
4
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAN Nomor 068 Tahun 2016 tentang Tata Kearsipan di Lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan” (Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan, 2016).
4
dinamis. Oleh sebab itu, setiap lembaga memiliki tanggung jawab terhadap
kegiatan sehari-hari sebagai bahan akuntabilitas kinerja dan alat bukti yang
arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kersipan, pemusnahan arsip yang
tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis kepada lembaga
tersebut. Ketika arsip yang diciptakan tidak diimbangi dengan arsip yang
5
Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip Dinamis: Pengantar Memahami Dan Mengelola
Informasi Dan Dokumen (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 13.
6
Mutiawatul Wardah, “Pengelolaan Arsip Dinamis,” Jurnal LIBRIA 8, No 1 (June 2016):
h. 60.
5
Namun saat ini, pada tiap lembaga negara di Indonesia, sudah mulai
mulai dari tahun 2016 mencoba untuk membangun proses kesadaran tentang
sekarang perubahan yang signifikan sangat terasa dimana arsip yang tadinya
sekarang sudah mulai dapat dikelola. Fokus yang menjadi perhatian Unit
terutama dalam hal penyusutan arsip dinamis inaktif. Arsip yang tiap
dapat menunjang pekerjaan. Selain itu, arsip yang semestinya sudah harus
Maka dari itu, salah satu dari kegiatan penyusutan arsip yakni
karena dapat menjadi solusi utama ketika volume arsip sudah tidak dapat
dinamis inaktif. Oleh karena itu, penulis ingin mengangkat hal tersebut ke
dan Menengah?
7
dan Menengah.
D. Definisi Istilah
Arsip adalah rekaman peristiwa dan kegiatan dalam bentuk media sesuai
sebagai informasi yang mempunyai nilai penting dalam berbagai hal serta
Arsip Dinamis Inaktif adalah arsip yang tidak lagi dipergunnakan secara
pemusnahan arsip yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip
Indonesia.
E. Sistematika Penulisan
apa yang dibahas oleh penulis dalam setiap bab dari penelitian ini. Adapun
Bab I Pendahuluan
sistematika penulisan.
sebagainya.
Menengah.
10
Bab V Penutup
pemikiran penulis.
11
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Arsip
1. Pengertian Arsip
naskah atau dokumen; 3.) Organisasi atau lembaga yang mengelola dan
Tahun 2009 Pasal 1 ayat 2. Dalam pasal dan ayat tersebut Undang-
7
Sedarmayanti, Tata Kearsipan: Dengan Memanfaatkan Teknologi Modern, Revisi
(Bandung: Mandar Maju, 2015), h. 32.
8
Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan, 2009
12
Informasi. Salah satu sumber data adalah arsip, karena arsip adalah
bukti dan rekaman dari kegiatan atau transaksi mulai dari kegiatan
bukan hanya berarti kertas saja, tetapi dapat berarti naskah, buku, foto,
film, mikro film, rekaman suara, gambar peta, gambar bagian dan
9
Muhammad Rosyihan Hendrawan dan Mochamad Chaezienul Ulum, Pengantar
Kearsipan: Dari Isu Kebijakan ke Manajemen (Malang: UB Press, 2018) h. 11.
10
Barthos, Manajemen Kearsipan Untuk Lembaga Negara, Swasta, Dan Perguruan
Tinggi, h. 2.
13
pengambilan keputusan.
2. Arsip Dinamis
jenis, yaitu arsip dinamis (records) dan arsip statis (archieve). Namun,
11
Sedarmayanti, Tata Kearsipan: Dengan Memanfaatkan Teknologi Modern. h. 32.
12
McKemmish, Sue, “Yesterday, Today and Tomorrow: A Continium of Responsibility,”
Proceedings of The Record Management Association of Australia 14th National Convention,
September 15, 1997, h. 2.
14
lain arsip dinamis adalah arsip milik organisasi pemerintah dan atau
aktivitasnya13
13
Muhammad Rosyihan Hendrawan dan Mochamad Chaezienul Ulum, Pengantar
Kearsipan: Dari Isu Kebijakan Ke Manajemen. h.12
15
administrasi negara.
14
Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip Dinamis: Pengantar Memahami Dan Mengelola
Informasi Dan Dokumen, h. 13.
15
Mutiawatul Wardah, “Pengelolaan Arsip Dinamis,” Jurnal LIBRIA 8, No 1 (Juni 2016):
h. 54.
16
menurun.
lagi menjadi:
pengolahan organisasi/lembaga.
2)
Arsip dinamis inaktif, yaitu arsip yang tidak lagi
dibagi menjadi dua macam yaitu arsip dinamis aktif dan inaktif.
dinamis di Jurnal LIBRIA, nilai guna arsip adalah nilai arsip yang
16
Sedarmayanti, Tata Kearsipan: Dengan Memanfaatkan Teknologi Modern, h. 33.
17
arsip. Ada beberapa nilai guna primer bagi suatu organisasi, antara
lain:
guna hukum.
18
didalamnya:
bahwa nilai guna arsip dinamis itu dibagi menjadi dua yaitu nilai
guna primer dan nilai guna sekunder. Nilai guna primer arsip
guna hukum, nilai guna historis. Untuk arsip dinamis dengan nilai
17
Mutiawatul Wardah, “Pengelolaan Arsip Dinamis,” Jurnal LIBRIA 8, No 1 (Juni 2016):
h. 55-57.
20
dari informasi tentang kegiatan bisnis dan transaksi dalam bentuk arsip
dinamis.18
manajemen arsip itu berbeda dari arsip, karena manajemen arsip itu
kinerja dan alat bukti yang sah berdasarkan sistem pada lembaga
empat tahap:
diterima pada film,atau media lainnya. Pada tahap ini, arsip dapat
18
International Standard Organization ISO 15489-1, Information and Documentation-
Recors Management, 2001.
19
Zawiyah M. Yusof and Robert W. Chell, “Towards a Theoretical Construct for Records
Management,” Records Management Journal 12, No. 2 (2002): h. 56.
21
dibuat oleh instansi lain, yang diterima lembaga yang kita kelola.
sampai dua tahun, namun masih ada juga arsip dinamis yang
statis.20
20
Mutiawatul Wardah, “Pengelolaan Arsip Dinamis,” Jurnal LIBRIA 8, No 1 (Juni 2016):
h. 63-64.
23
B. Penyusutan Arsip
yang tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis pada
lembaga kearsipan.
21
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAN Nomor 068 Tahun 2016 tentang Tata Kearsipan di Lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.”
24
jumlah arsip dengan cara pemindahan arsip dinamis in-aktif dari unit
tidak memiliki nilai guna, dan penyerahan arsip statis kepada lembaga
pemusnahan arsip yang sudah tidak memiliki nilai guna dan penyerahan
22
Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip Dinamis: Pengantar Memahami Dan Mengelola
Informasi Dan Dokumen, h. 309.
23
Muhammad Rosyihan Hendrawan dan Mochamad Chaezienul Ulum, Pengantar
Kearsipan: Dari Isu Kebijakan Ke Manajemen, h. 57.
25
24
Boedi Martono, Penyusutan Dan Pengamanan Arsip Vital Dalam Manajemen Kearsipan
(Jakarta: Sinar Harapan, 1997), h. 41-42.
25
“Understanding Digital Records Management: Records Management Solution for
Today’s Regulatory Environtment,” Records Management Focus White Paper, n.d., h. 11.
26
persetujuan Kepala ANRI. Maka dalam hal ini yang dimaksud Jadwal
agency)
c. Berbentuk suatu daftar yang berisi jangka simpan arsip, nasib akhir
yang tidak bernilai guna dan sebagai dasar hukum retensi atau
penyusutan arsip.26
suatu daftar yang berisi tentang kebijakan jangka penyimpanan arsip dan
26
Muhammad Rosyihan Hendrawan dan Mochamad Chaezienul Ulum, Pengantar
Kearsipan: Dari Isu Kebijakan Ke Manajemen, h. 57.
27
Boedi Martono, Penyusutan Dan Pengamanan Arsip Vital Dalam Manajemen
Kearsipan, h. 47.
27
arsip) ditentukan atas dasar nilai kegunaan tiap tiap berkas. Untuk
Biasanya Jadwal Retensi Arsip disusun oleh suatu panitia yang terdiri
fungsinya, selama itu pula arsip akan senantiasa tercipta. Semakin hari arsip
kali ini hanya membatasi pada kegiatan pemusnahan arsip dinamis inaktif.
28
Barthos, Manajemen Kearsipan Untuk Lembaga Negara, Swasta, Dan Perguruan
Tinggi, h. 106.
29
Barthos, h. 104.
28
yakni:30
Pencipta Arsip dengan panitia yang berjumlah ganjil. Tugas dari panitia
anggota, dan
dengan cara melihat pada kolom retensi inaktif dan pada kolom
musnah.
30
Arsip Nasional Republik Indonesia, Peraturan Kepala ANRI Nomor 37 tentang Pedoman
Penyusutan Arsip, 2016
29
ANRI terlebih dahulu, selanjutnya jika sudah disetujui baru akan bisa
secara langsung terhadap fisik arsip atas dasar rekomendasi dari daftar
arsip usul musnah yang sudah dibuat. Hasil penilaian akan dituangkan
terdiri dari:
yang sudah dibuat. Hal tersebut berlaku secara mutatis mutandis bagi
31
Jika dalam hal pemusnahan arsip tanpa JRA terlebih dahulu harus
retensinya.
salinan elektronik.
1) Dilakukan secara total sehingga fisik dan informasi arsip musnah dan
dimusnahkan.
dari Unit Kerja Bidang Hukum dann Unit Kerja Bidang Pengawasan.
1) Pencacahan
3) Pulping
penilaian
33
Arsip yang menyatakan bahwa arsip yang diusulkan musnah dan telah
tahun
pemusnahan arsip
a. Pemeriksaan
b. Pendaftaran
akan dimusnahkan pada daftar yang memuat kolom nomor urut, kode,
c. Pengesahan
utama;
d. Pelaksanaan pemusnahan
telah dimusnahkan.31
31
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAN Nomor 068 Tahun 2016 tentang Tata Kearsipan di Lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.”
36
sebagai anggota
tertinggi lembaga.
berikut:
arsip
tertulis dari panitia penilai arsip dan persetujuan tertulis dari kepala
ANRI.
unit kerja dan lembaga kearsipan (depo arsip) pada lembaga induk.
32
Muhammad Rosyihan Hendrawan dan Mochamad Chaezienul Ulum, Pengantar
Kearsipan: Dari Isu Kebijakan Ke Manajemen, h. 63-67.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
seperti hasil wawancara atau catatan laporan bacaan dari buku-buku, artikel,
dan termsuk pula non tulisan seperti foto, gambar, atau film.35
33
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.
41.
34
Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori Dan Panduan
Praktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa Dan Peneliti Pemula (Jakarta: STIA-LAN, 2004), h. 60.
35
Fuad Hasan, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia (Jakarta:
Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran Psikologi (LPSP3) Universitas Indonesia, 2001), h.
22.
40
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa , pada suatu
dan Menengah.
B. Pemilihan Informan
lainnya, karena informan tertentu ini memiliki ciri-ciri khusus yang tidak
36
Lexy, J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),
h. 6.
37
Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori Dan Panduan
Praktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa Dan Peneliti Pemula, h. 183.
41
Umum Sub Bagian Tata Usaha yang berada di bawah Kepala Sub Bagian
Tata Usaha yakni Ibu Siti Nuraeni Munawarti, S.Pd, M.Si. Selain itu Bapak
alur pengelolaan arsip di Unit Kearsipan Utama 2). Bapak Madha, S.Pd.,
Menengah
dinamis inaktif. Adapun Bapak Hasbi Fikri, S.IP dipilih karena merupakan
Kementerian yang dimana dalam hal ini juga bertindak sebagai salah satu
42
perwakilan dari unsur tim penilai arsip yang akan dimusnahkan. Adapun
pengelolaan arsip inaktif di Unit Kearsipan Utama dan menjadi salah satu
data. Pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan fokus dan
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara
1) Wawancara
38
Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori Dan Panduan
Praktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa Dan Peneliti Pemula, h. 156.
43
Setditjen Dikdasmen.
2) Kajian Pustaka
orang lain atau dokumen. Data sekunder biasanya diambil dari dokumen-
dokumen (laporan, karya tulis orang lain, koran, dan majalah).40 Sumber
data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh
39
Prasetya Irawan, h. 6.
40
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 63.
44
data yang telah diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik
yang matang.
merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang sudah
akan dianalisis melalui 3 (tiga) tahapan yaitu reduksi data, penyajian data,
a. Reduksi Data
41
Mathew B. Miles dan Michael A, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang
Metode-Metode Baru (Jakarta: UI-Press, 1992), h. 16.
45
akhir dapat ditarik. Pada tahap reduksi data ini, data yang telah
b. Penyajian Data
c. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Menengah.
http://dikdas.kemdikbud.go.id
48
Waktu
No. Kegiatan Agustus September Oktober November Desember
2019 2019 2019 2019 2019
1 Pengajuan Proposal ✓
2 Konsultasi dengan
✓ ✓
pembimbing
3 Menyusun daftar
✓
pertanyaan
4 Penelitian lapangan
5 Analisis data dan
kesimpulan
6 Pengesahan Skripsi
7 Pengajuan Sidang
Waktu
No. Kegiatan Januari Februari Maret April
2020 2020 2020 2020
1 Pengajuan Proposal
2 Konsultasi dengan
pembimbing
3 Menyusun daftar
pertanyaan
4 Penelitian lapangan ✓ ✓
5 Analisis data dan
kesimpulan ✓ ✓ ✓
6 Pengesahan Skripsi ✓
7 Pengajuan Sidang ✓
49
G. Penelitian Terdahulu
Studi Kasus Pada Rumah Sakit Dr. Suyoto”. Tujuan penelitian ini
penyusutan arsip rekam medis di Rumah Sakit Dr. Suyoto dan untuk
ini yaitu pada tujuan penelitian dimana penulis ingin mencari tahu
50
BAB IV
Karena itu tidaklah berlebihan jika instruksi menteri saat itu pun berkait
pendidikan dasar dan menengah, lalu di tiap Direktorat pun pasti ada
2. Visi - Misi
a. Visi
b. Misi
3. Struktur Organisasi
bawah koordinasi Bagian Biro Umum. Lalu seperti yang diketahui Unit
Akan tetapi untuk kebijakan saat ini, Unit Kearsipan Utama masih
Kearsipan Utamanya tidak memiliki tempat yang luas. Maka dari itu
Bagian Hukum, Tata Laksana dan Kerja Sama, Bagian Umum dan
56
Indonesia).
B. Hasil Penelitian
dengan apa yang sedang penulis teliti. Berikut ini akan penulis jabarkan
memiliki nilai guna dan penyerahan arsip statis dari Unit Kearsipan
42
Wawancara dengan HF, Pengadministrasi Umum Sub Bagian Tata Usaha. Pada Hari
Senin Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Utama.
58
43
HF.
59
mengelola arsip dinamis inaktif, Sub Bagian Tata Usaha di Kepalai oleh
44
HF.
45
Wawancara dengan MD, Arsiparis Unit Kearsipan Kementerian. Pada Hari Senin
Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Kementerian.
60
yang dimusnahkan.
“Kalau untuk JRAnya itu kita punya sendiri dan jelas di atur di
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No. 45, setiap arsip
di lingkungan Kementerian pasti memiliki JRA tidak terkecuali di
Setditjen Dikdasmen itu juga pasti memiliki JRA, jadi arsip itu tidak
lepas dari pola klasifikasi dan itu nyambung dengan JRA. Semisal
klasifikasinya Hk, itu hukum, Ku, itu keuangan. Jadi misal arsip
Hukum retensinya berapa lama bisa dilihat di JRA, sama halnya di
Ku pun bisa dilihat di JRA. Jadi nyambung antara pola klasifikasi
dan jadwal retensi arsipnya. Di sini bisa dikatakan telah memiliki
JRA dan arsip-arsipnya telah secara keseluruhan memiliki JRA
juga” 46
“Jadi tanpa JRA, pemusnahan arsip akan jauh lebih sulit dan lebih
lama. JRA tidak berlaku surut, semisal ada pedoman JRA tahun
2003, maka arsip yang tercipta ditahun 2003 kebawah
menggunakan JRA yang lama sebelum 2003, sementara arsip yang
tercipta untuk 2003 keatas menggunakan JRA 2003, semisal ada
pembaharuan lagi pada tahun 2015. Maka arsip yang diciptakan
ditahun 2015 dan diatas tahun 2015 menggunakan JRA 2015. Tiap
pembaharuan JRA berlaku sejak ditetapkan tahun pedoman JRA
itu dibentuk” 47
“Di Unit Kearsipan Utama ini kita hanya mengelola arsip dinamis
inaktif yang mempunyai JRA dibawah 10 (sepuluh) tahun saja.
Sementara arsip yang diatas 10 (sepuluh) tahun itu wewenangnya
Unit Kearsipan Kementerian”48
46
MD.
47
Wawancara dengan HF, Pengadministrasi Umum Sub Bagian Tata Usaha. Pada Hari
Senin Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Utama.
48
HF.
61
Bagian TU.
pemusnahan arsipnya.
mengacu pada JRA dari daftar arsip inaktif yang sudah dibuat.
Pada kolom JRA yang telah dibuat pada bagian retensi inaktif
JRAnya.
penata arsip dan waktu yang biasa dilakukan itu satu tahun
49
HF.
50
HF.
63
51
Wawancara dengan FA, Koordinator Penata Arsip Unit Kearsipan Utama. Pada Hari
Senin Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Utama.
52
FA.
53
Wawancara dengan HF, Pengadministrasi Umum Sub Bagian Tata Usaha. Pada Hari
Senin Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Utama.
64
54
HF.
65
penilai arsip.
Kementerian.
55
HF.
56
Wawancara dengan MD, Arsiparis Unit Kearsipan Kementerian. Pada Hari Senin
Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Kementerian.
66
berjumlah genap.
57
Wawancara dengan HF, Pengadministrasi Umum Sub Bagian Tata Usaha. Pada Hari
Senin Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Utama.
58
Wawancara dengan MD, Arsiparis Unit Kearsipan Kementerian. Pada Hari Senin
Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Kementerian.
67
yakni:
60
HF.
61
Wawancara dengan MD, Arsiparis Unit Kearsipan Kementerian. Pada Hari Senin
Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Kementerian.
69
arsip baik aktif dan inaktif dan itu sebagai pedoman penyusutan
termasuk juga sebagai acuan dalam melakukan penilaian
arsip. JRA tersebutlah yang menjadi dasar kekuatan hukum.
Karena JRA itu merupakan turunan dari ANRI lalu ke
Kementerian. Jadi pedomannya ya JRA Kementerian yang
tertera pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan
No.45 tentang JRA, itu digunakan untuk mengetahui umur arsip
inaktif mana yang sudah dapat dilakukan pemusnahan”62
62
Wawancara dengan HF, Pengadministrasi Umum Sub Bagian Tata Usaha. Pada Hari
Senin Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Utama.
63
Wawancara dengan MD, Arsiparis Unit Kearsipan Kementerian. Pada Hari Senin
Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Kementerian.
70
memiliki alur penilaian arsip yang jelas dan hasil dari penilaian
berikut
64
Wawancara dengan HF, Pengadministrasi Umum Sub Bagian Tata Usaha. Pada Hari
Senin Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Utama.
65
Wawancara dengan MD, Arsiparis Unit Kearsipan Kementerian. Pada Hari Senin
Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Kementerian.
71
lebih dulu dari daftar arsip usul musnah yang sudah diberikan
66
MD.
72
67
MD.
73
68
MD.
74
69
MD.
70
Wawancara dengan HF, Pengadministrasi Umum Sub Bagian Tata Usaha. Pada Hari
Senin Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Utama.
75
“Jadi dari kita (Unit Kearipan Utama) itu tidak bisa langsung
minta persetujuan ke ANRI. Harus melalui biro umum dulu
yang dimana nantinya dari Biro Umum baru akan
membuatkan surat permohonan persetujuan arsip musnah
disertai lampiran surat pertimbangan penilaian dan daftar
usul musnah ke ANRI. Kemudian setelah itu ANRI juga akan
melakukan pengecekan dan verifikasi terhadap surat tersebut,
dari ANRI ini kemudian menghasilkan surat permohonan
persetujuan arsip musnah yang sudah ditanda tangani oleh
Kepala ANRI, surat itu akan diserahkan ke Biro Umum,
kemudian akan diteruskan ke kita yakni Unit Kearsipan Utama
(Sub Bagian TU). Berbeda dengan Unit Kearsipan
Kementerian yang bisa langsung melakukan permohonan
persetujuan ke ANRI ”71
71
HF.
72
HF.
76
arsip musnah.
“Jadi, semisal data dari 10.000 arsip yang sudah dinilai oleh
tim penilai melalui surat pertimbangan penilaian
menyebutkan bahwa 8000 arsip harus musnah dan 2000 arsip
harus simpan kembali itu dapat berubah setelah dari ANRI.
Semisal ANRI ternyata menetapkan dari 8000 arsip yang
layak musnah itu ada 300 arsipnya yang keterangannya
menyebutkan arsip vital dan harus disimpan kembali.
Sehingga yang ditetapkan musnah itu menjadi 7700 arsip saja.
Itu bisa saja terjadi karena memang wewenangnya ANRI
untuk mengecek dan merevisi arsip ketika melakukan
permohonan persetujuan arsip yang ingin dimusnahkan
sebelum ditandatangani oleh Kepala ANRI. Setelah
ditandatangani itu keluar surat permohonan persetujuan
pemusnahan arsip yang telah ditandatangani yang akan
73
HF.
77
Kepala ANRI.
74
HF.
75
HF.
78
76
HF.
77
HF.
79
78
Wawancara dengan FA, Koordinator Penata Arsip Unit Kearsipan Utama. Pada Hari
Senin Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Utama.
79
FA.
80
FA.
80
Dikdasmen.
81
FA.
82
Wawancara dengan HF, Pengadministrasi Umum Sub Bagian Tata Usaha. Pada Hari
Senin Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Utama.
81
dimusnahkan.
dicacah.
84
Wawancara dengan HF, Pengadministrasi Umum Sub Bagian Tata Usaha. Pada Hari
Senin Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Utama.
85
HF.
83
Setditjen Dikdasmen.
86
HF.
87
Wawancara dengan FA, Koordinator Penata Arsip Unit Kearsipan Utama. Pada Hari
Senin Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Utama.
84
buah mesin pencacah kertas biasa dan itu tidak cukup untuk
pabrik kertas.
88
Wawancara dengan HF, Pengadministrasi Umum Sub Bagian Tata Usaha. Pada Hari
Senin Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Utama.
89
HF.
85
“Pabrik kertas yang kita gunakan pada saat itu PT. Aspek
Kumbong Paper yang ada di cileungsi karena PT. Aspek
Kumbong Paper sudah rekanan dengan kita. Pabrik kertas
yang kita gunakan pada saat itu PT. Aspek Kumbong Paper
yang ada di cileungsi karena PT. Aspek Kumbong Paper
sudah rekanan dengan kita. Untuk kriteria tidak ada, karena
bagi kita yang terpenting pabrik kertas tersebut memiliki
mesin pencacah kertas yang besar dan dapat menjamin
kerahasiaan informasi arsip agar tidak bocor kemana-mana.”
90
kemanapun.
90
HF.
91
HF.
86
ketiga. Setelah itu, tugas dari tim pemusnah arsip hanya untuk
92
HF.
87
ketiga.
“Pabrik kertas itu hanya menerima arsip yang kita bawa, lalu
kemudian arsipnya akan ditimbang total beratnya berapa
sehabis ditimbang selanjutnya akan dilakukan proses
penghancuran arsip dengan mesin pencacah. Setelah hancur
yasudah selesai, arsip-arsipnya sudah tidak dapat diketahui
lagi informasinya.” 93
Paper ialah
93
HF.
94
HF.
88
95
HF.
96
HF.
89
acara dan daftar arsip itu memiliki kekuatan hukum yang sama
dengan arsip aslinya, yang berguna sebagai bukti jika ada yang
tersebut.
disimpan
97
HF.
98
HF.
99
HF.
90
dinamis inaktif ada beberapa kendala yang dimiliki oleh Unit Kearsipan
100
HF.
91
ada pada saat menyiapkan daftar arsip usul musnah. Kendala yang
“Upaya yang kita lakukan itu biasa kita sebut rekonstruksi arsip,
menyatukan file berdasarkan kegiatannya. Karena tidak semua arsip
dalam satu kegiatan itu berurutan dan bahkan terpisah-pisah, Surat
tugasnya semisal ada di sana, surat undangannya ada di sini, laporan
keuangannya disana dan daftar hadirnya dipisah. Nah hal tersebut kan
memaksa kita untuk melakukan penyatuan arsip, nah itu kita sebut
rekonstruksi arsip atau bisa dibilang arsip di bangun kembali hingga
terkumpul jadi satu berkas, setelahnyan baru diinput ke dalam SINTA
untuk dijadikan daftar arsip inaktif sehingga untuk kedepannya data
dan fisik arsipnya bisa sesuai dan mudah untuk ditemukan”102
101
Wawancara dengan FA, Koordinator Penata Arsip Unit Kearsipan Utama. Pada Hari
Senin Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Utama.
102
FA.
92
“Jadi kita itu ada Workshop dan Sosialisasi tentang kearsipan yang
bertujuan meningkatkan kesadaran bahwasannya pentingnya
berkas/arsip tiap-tiap Unit Pengolah/Unit Pencipta untuk
diselamatkan, walaupun belum ada arsiparis yang mumpuni di tiap
Unit Pengolah/Unit Penciptanya. Yang terpenting tiap unit pengolah
itu sudah percaya menitipkan berkas ke unit kearsipan utama,
sebelumnya itukan dikelola sendiri, jadi kita lakukan berangsur-
angsur untuk meningkatkan keasadaran mereka.” 104
arsip dengan cara mengolah arsip dari awal sekali, setelah selesai akan
sehingga untuk kedepannya data dan fisik arsipnya bisa sesuai dan
103
Wawancara dengan HF, Pengadministrasi Umum Sub Bagian Tata Usaha. Pada Hari
Senin Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Utama.
104
HF.
93
“Karena yang ikut rapat itu harus tanda tangan dokumen, jadi
memang yang sudah mendapat surat undangan harus/wajib hadir
semisal memang tidak bisa hadir tiap unsur-unsurnya harus mengirim
perwakilannya yang lain sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.
Itu harus ada dan wajib ada karena tiap-tiap unsur adalah penting
untuk melakukan penilaian, semisal dari bidang hukum tidak bisa
hadir perwakilannya di hari H, ya mau gak mau harus ada yang lain
untuk mewakilinya, tidak boleh tidak hadir, yang terpenting memiliki
kompetensi di bidang hukum,” 106
penilaian arsip itu pada saat ada salah satu unsur tim penilai arsip yang
105
Wawancara dengan MD, Arsiparis Unit Kearsipan Kementerian. Pada Hari Senin
Tanggal 13 Januari 2020 di Unit Kearsipan Kementerian.
106
MD.
94
arsip yang sudah mendapatkan undangan itu wajib hadir dan waktu
ialah berusaha untuk selalu mem-follow-up dari mulai H-1 sampai pada
hari H.
“Upaya yang dilakukan itu biasanya panitia tim penilai arsip akan
berusaha selalu menghubungi by phone untuk tiap perwakilan tim
penilai arsip dari H-1 sampai hari H. Jika memang ternyata di H-1
atau di hari H ada yang berhalangan hadir maka bisa langsung
meminta rekomendasi pengganti yang sama berkompeten dari unsur
yang berhalangan, semisal dari pihak arsiparis yang berhalangan
hadir maka panitia tim pemusnah arisp meminta rekomendasi
arsiparis lain untuk diajukan kepada Biro Umum Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan . Jadi dengan demikian
dapat dipastikan kita tetap bisa menjalankan penilaian arsip dengan
tepat waktu” 107
menghubungi tim penilai arsip dari H-1 sampai kepada hari H penilaian.
Ketika memang ada yang berhalangan hadir maka panitia tim penilai
107
MD.
95
C. Pembahasan
Pada tahap ini penulis akan membahas hasil penelitian yang sudah
koordinasi Kepala Sub Bagian TU yakni Ibu Siti Nuraeni Munawarti, S.Pd,
penyusutan arsip.
kearsipan, pemusnahan arsip yang sudah tidak memiliki nilai guna dan
nilai guna.
pemindahan, namun pada kesempatan kali ini penulis hanya akan fokus
retensinya kurang dari (10) tahun.108 Seperti yang sudah dijelaskan, Unit
108
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAN Nomor 068 Tahun 2016 tentang Tata Kearsipan di Lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.”
99
(sepuluh) tahun.
Utama.
yang:
berdasarkan JRA
109
Indonesia, “Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2009 Tentang
Kearsipan.”
110
Muhammad Rosyihan Hendrawan dan Mochamad Chaezienul Ulum, Pengantar
Kearsipan: Dari Isu Kebijakan Ke Manajemen, h. 57.
101
inaktif.
rupiah).
arsip yang memiliki JRA dibawah 10 tahun dan sudah habis masa
retensi inaktifnya.
retensi inaktifnya.
arsipnya
Pimpinan Arsip
musnah.111
memiliki alur yang jelas dan baik, dengan cara penata arsip
Kearsipan Utama.
111
Arsip Nasional Republik Indonesia, Peraturan Kepala ANRI Nomor 37 tentang
Pedoman Penyusutan Arsip, 2016
105
lembaga. 112
112
Muhammad Rosyihan Hendrawan dan Mochamad Chaezienul Ulum, Pengantar
Kearsipan: Dari Isu Kebijakan ke Manajemen, h. 63.
106
a) Arsiparis/Pejabat Kementerian
sebagai anggota.113
113
Arsip Nasional Republik Indonesia, Peraturan Kepala ANRI Nomor 37 tentang
Pedoman Penyusutan Arsip, 2016
107
dan tidak efektif bahkan bisa dibilang ngawur, karena JRA itu
114
Muhammad Rosyihan Hendrawan dan Mochamad Chaezienul Ulum, Pengantar
Kearsipan: Dari Isu Kebijakan Ke Manajemen, h. 57.
108
akan dinilai. Hal yang biasa dilakukan oleh tiap tim penilai
bidangnya masing-masing.
itu, sikap yang diambil tim penilai jika ada temuan kasus itu
dan tidak bisa inaktif, hal tersebut berguna jika pada saat
115
Arsip Nasional Republik Indonesia, Peraturan Kepala ANRI Nomor 37 tentang
Pedoman Penyusutan Arsip, 2016
111
(ANRI).
sebagai berikut:
116
Arsip Nasional Republik Indonesia.
112
musnahnya.
pemusnahan arsip.
berikut:
diterima.
pemusnahan arsip.
bersangkutan.
oleh Kepala Sub Bagian TU, adapun tim pemusnah arsip terdiri
dari:
b. Penata Arsip
117
Arsip Nasional Republik Indonesia, Peraturan Kepala ANRI Nomor 37 tentang
Pedoman Penyusutan Arsip, 2016
118
pemusnahan arsip:
118
Arsip Nasional Republik Indonesia
119
dilakukan kapanpun.
120
kecil, karena hanya dengan mesin pencacah kertas yang kecil itu
arsip musnah.
adalah arsip. Untuk arsip duplikasi dan non arsip ini tidak
122
Kumbong Paper)
kemanapun.
arsipnya.
123
dimusnahkan.
Laporan kegiatan itu terdiri dari bab per bab dari mulai latar
1. Arsip Keuangan
3. Surat Korespondensi.
Selain itu yang perlu diketahui, dari total 7 ton arsip itu
bukan hanya terdiri dari arsip saja, akan tetapi ada juga yang
dimusnahkan.119
119
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAN Nomor 068 Tahun 2016 tentang Tata Kearsipan di Lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.”
128
kekuatan hukum yang sama seperti arsip yang asli. Jadi, ketika
pengecekan dan verifikasi kembali arsip yang telah dinilai dan disetujui
yang bernama PT. Aspek Kumbong Paper, dengan jumlah arsip seberat
7 ton yang terdiri dari arsip maupun non arsip. Hasil dari proses
130
arsip musnah dan berita acara pemusnahan yang akan disimpan dan
Arsip) dan termasuk kedalam jenis arsip vital yang sifatnya permanen
ada yang berkasnya itu tidak lengkap bahkan ada yang mengirim
bentuk copy-annya.
bisa diatur ulang. Jika ada perwakilan dari salah satu unsur tidak
Utama
kedepannya data dan fisik arsipnya bisa sesuai dan mudah untuk
ditemukan.
oleh orang yang sudah memiliki jabatan dan tugasnya. Hal itu
Umum.
134
oleh panitia tim pemusnah arsip, jika ada perwakilan dari salah
satu unsur tim penilai tidak dapat hadir yakni panitia tim penilai
sampai pada hari H penilaian arsip, jadi jika ada perwakilan tim
tidak hadir akibat sakit atau ada tugas tugas mendadak yang mesti
tentang kearsipan.
135
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kertas yang bernama PT. Aspek Kumbong Paper, total jumlah arsip
dimusnahkan seberat 7 ton yang terdiri dari arsip maupun non arsip.
hukum yang sama dengan arsip aslinya. Selain itu, kedua arsip tersebut
tidak memiliki JRA (Jadwal Retensi Arsip) dan termasuk kedalam jenis
136
arsip vital yang sifatnya permanen serta disimpan langsung oleh Kepala
inaktif adalah:
menjadi satu berkas utuh yang dapat diinput menjadi daftar arsip
tim penilai arsip agar bisa tanggap bila ada salah satu perwakilan
ditentukan.
B. Saran
berikut :
2. Perlu adanya penambahan sumber daya manusia dalam hal ini adalah
arsip dinamis inaktif pada saat menyiapkan daftar arsip usul musnah.
DAFTAR PUSTAKA
Cholid Narbuko, dan Abu Achmadi. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara,
2009.
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan
Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula, Jakarta:
STIA-LAN, 2004.
1. Bapak Hasbi Fikri, Pengadministrasi Umum Sub Bagian Tata Usaha, January 13,
2020.
4. Lampiran Berkas Arsip yang Baru Dipindah dalam Bentuk Boks Beserta Folder
5. Lampiran Blanko Daftar Usul Musnah Arsip
6. Lampiran Blanko Daftar Arsip Musnah
7. Lampiran Blanko Surat Pertimbangan Penilaian arsip
8. Lampiran Blanko Berita Acara Pemusnahan
9. Lampiran Contoh Arsip Dinamis Inaktif Siap Musnah
12. Lampiran Wawancara dengan Bapak Madha, S.Pd., MM. Selaku Arsiparis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
13. Lampiran Wawancara dengan Bapak Fheby Azhom Arrafiqie, S.IP Selaku
Koordinator Penata Arsip Unit Kearsipan Utama
Draft Wawancara Pelaksanaan Pemusnahan Arsip Dinamis Inaktiff Study Kasus pada Unit
Kearsipan Utama Sekretariat Ditjen Dikdasmen
5. Arsip yang retensinya berapa tahunkah yang dikelola di Unit Kearsipan Utama?
Di Unit Kearsipan Utama ini kita hanya mengelola arsip dinamis inaktif yang mempunyai JRA
dibawah 10 (sepuluh) tahun saja. Sementara arsip yang diatas 10 (sepuluh) tahun itu
wewenangnya Unit Kearsipan Kementerian
10. Apakah ada aturan atau kriteria khusus untuk menjadi panitia tim penilai arsip?
Untuk kriteria khusus sebetulnya si tidak diatur, hanya saja yang pasti untuk arsiparis/pejabat
kementerian harus mempunyai kompetensi di bidang arsip, untuk perwakilan di bidang hukum
itu ya harus yang memahami betul hukum terutama tentang arsip dan untuk perwakilan bidang
pengawasan itu diserahkan kepada Inspektorat Jenderal, lalu untuk unit pegolah/penciptanya
itu harus yang mengerti dan bertanggungjawab betul terhadap arsip yang dipunyainya,
sementara untuk Unit Kearsipan Utama bisa Kepala Sub Bagian TU langsung ataupun saya.
12. Apa saja yang harus disiapkan dalam melakukan penilaian arsip?
Tentunya yang mesti disiapkan ialah konfirmasi untuk para tim penilainya, jadi kita
mengkonfirmasikan melalui telefon 1 hari sebelum proses pelaksanaan penilaian arsip dimulai.
Apakah para perwakilan unsur-unsur tersebut bisa hadir atau tidak, semisal perwakilan dari
salah satu bidang tidak dapat hadir, maka kita meminta kepada Biro Umum Kementerian untuk
mencarikan pengganti yang sama berkompeten di bidangnya itu. Selain itu tentunya kita
menyediakan ruang rapat, menyiapkan kembali fotocopy lampiran daftar usul musnah yang
sudah dikirim bersamaan surat undangan, menyediakan alat-alat seperti pulpen, laptop,
proyektor dan layar untuk menampilkan daftar usul musnah arsip di layar yang akan dibahas
secara bersama.
13. Apakah ada pedoman/acuan dalam melakukan penilaian arsip?
Pedoman/acuannya itu sudah pasti dari JRA, JRA itu sebagai pedoman umur arsip dan berapa
lama arsip itu disimpan, jadi arsip itu ada jangka waktu penyimpanannya semisal 10 tahun,
ada juga yang 5 tahun. Nah retensi itu ialah sebagai dasar awal umur hidup arsip. Lewat JRA
sudah ditentukan umur arsip baik aktif dan inaktif dan itu sebagai pedoman penyusutan
termasuk juga sebagai acuan dalam melakukan penilaian arsip. JRA tersebutlah yang menjadi
dasar kekuatan hukum. Karena JRA itu merupakan turunan dari ANRI lalu ke Kementerian.
Jadi pedomannya ya JRA Kementerian yang tertera pada Permendikbud No.45 tentang JRA,
itu digunakan untuk mengetahui umur arsip inaktif mana yang sudah dapat dilakukan
pemusnahan
15. Bagaimanakah alur untuk melakukan permohonan persetujuan arsip musnah ke ANRI?
Iya seperti yang saya sudah jelaskan, setelah selesai melakukan penilaian arsip itu akan
dbuatkan surat hasil pertimbangan penilaian arsip yang harus di tanda tangani oleh seluruh
panitia tim penilai arsip. Selanjutnya kita akan menyererahkannya ke Biro Umum Sekretariat
Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beserta lampiran daftar usul musnah
untuk dijadikan surat permohonan persetujuan arsip yang dapat dimusunahkan ke ANRI.
Jadi dari kita (Unit Kearipan Utama) itu tidak bisa langsung minta persetujuan ke ANRI. Harus
melalui biro umum dulu yang dimana nantinya dari Biro Umum baru akan membuatkan surat
permohonan persetujuan arsip musnah disertai lampiran surat pertimbangan penilaian dan
daftar usul musnah ke ANRI. Kemudian setelah itu ANRI juga akan melakukan pengecekan dan
verifikasi terhadap surat tersebut, dari ANRI ini kemudian menghasilkan surat permohonan
persetujuan arsip musnah yang sudah ditanda tangani oleh Kepala ANRI, surat itu akan
diserahkan ke Biro Umum, kemudian akan diteruskan ke kita yakni Unit Kearsipan Utama (Sub
Bagian TU). Berbeda dengan Unit Kearsipan Kementerian yang bisa langsung melakukan
permohonan persetujuan ke ANRI
18. Apa yang dilakukan Unit Kearsipan Utama setelah surat penetapan arsip musnah diterima?
Jadi, surat permohonan persetujuan arsip musnah yang telah ditandatangani itu kita terima
melalui Kasubbag TU (Unit Kearsipan Utama). Surat tersebut nantinya akan kita kirimkan ke
Pimpinan Arsip, kemudian pimpinan arsip akan mengeluarkan surat penetapan arsip musnah
dengan mengacu dari hasil surat permohonan persetujuan arsip musnah dari ANRI itu. Setelah
itu kita akan melakukan proses penyimpanan kembali untuk arsip yang dinyatakan harus
disimpan kembali dan membuat daftar arsip musnah untuk arsip yang ditetapkan musnah dan
membuat tim pemusnah arsip.
Pembentukan tim pemusnah arsip itu dari Unit Kearsipan Utama setelah menetapkan daftar
arsip musnah. Pembentukan tim pemusnah arsip itu pakai SK yang dibuat oleh Kasubag TU
(Unit Kearsipan Utama)
Sebelum kita melakukan pelaksanaan pemusnahan arsip, ialah melakukan proses
penyimpnanan kembali bagi arsip yang harus disimpan kembali dan membuat daftar arsip
musnah. Nah, proses penyimpanan kembali dan pembuatan daftar arsip musnah itu dilakukan
oleh penata arsip Unit Kearsipan Utama setelah surat penetapan arsip musnah itu kita
teruskan ke mereka. Mereka juga yang menyiapkan daftar arsip yang akan dimusnahkan,
tentang bagaimana detali proses penyimpanan kembali dan pembuatan daftar arsip musnah
bisa langsung ditanyakan ke penata arsip.
19. Apakah ada peraturan atau ketentuan khusus untuk menjadi tim pemusnah arsip?
Tidak ada ketentuan khusus untuk menjadi tim pemusnah arsip, karena tim pemusnah arsip itu
hanya bertugas menyaksikan dan melaporkan saja. biasanya isinya penata arsip dan arsiparis.
Kemarin yang kita lakukan itu perwakilan unit kearsipan utama, penata arsip dan arsiparis
yang menjadi tim pemusnahnya
20. Lalu, apakah ada pedoman/aturan yang mengatur tentang pelaksanaan pemusnahan arsip?
Jika dari pedoman Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No 068 sendiri itu tidak
ada aturannya untuk pemusnahan arsip. hanya mengatur bahwasannya pemusnahan arsip
dilakukan dengan cara dicacah, dilebur atau lain-lainnya. Biasanya yang kita lakukan itu
dicacah. jika arsip yang dimusnahkan dalam volume yang banyak dan besar, serta kitanya
tidak mempunyai alat pencacah yang besar itu kita butuh pihak luar yakni pabrik kertas yang
memiliki mesin pencacah yang besar
21. Mengapa Unit Kearsipan Utama lebih memilih untuk melakukan pemusnahan arsip dengan
cara dicacah?
Iya karena dalam pemusnahan arsip itu yang menjadi syarat penting ialah arsip yang
dimusnahkan harus sudah tidak dapat dibaca lagi informasinya. Dengan cara dicacah pun
sudah cukup, selain itu dengan cara dicacah, arsip yang sudah dicacah bisa dapat bermanfaat
dan dapat di daur ulang oleh pabrik kertas yang menjadi pihak ketiga. Karena di lingkungan
Unit Kearsipan Utama biasanya dilakukan pencacahan dengan mesin pencacah kertas.
22. Bagaimanakah pelaksanaan pemusnahan arsip jika dalam volume kecil, apakah yang dimaksud
dengan biasa melakukan pencacahan dengan mesin pencacahan kertas sendiri itu?
Jadi ada syarat arsip yang dapat dimusnahkan sendiri, nah itu yang disebut volume kecil, jadi
hanya yang sifatnya duplikasi itu pasti akan dimusnahkan langsung tanpa harus ada prosedur-
prosedur yang ada. Semisal ada temuan arsip yang berduplikasi itu akan langsung
dihancurkan dengan mesin pencacah kertas yang ada di sini dan dapat dilakukan kapanpun.
23. Dalam melakukan pemusnahan arsip volume besar itu mengapa tidak bisa dilakukan
sendiri di setditjen dikdasmen
Jelas tidak bisa, karena dalam pemusnahan arsip dalam volume besar itu membutuhkan pihak
ketiga, pabrik kertas yang mempunyai mesin pencacah yang besar sementara setditjen
dikdasmen tidak memiliki alat pencacah sebesar yang ada di pabrik. Disini kita hanya
mempunyai 2 mesin pencacah kertas biasa, dengan mesin yang ada itu sudah cukup untuk
mengakomodir kebutuhan kita sehari-hari dan untuk mesin pecacah besar kita merasa tidak
terlalu perlu untuk punya mesin sebesar itu. Sekalipun ingin dilakukan disini, mesin pencacah
kita itu hanya paling bisa melakukan pencacahan 30 menit, karena kalau dipaksan untuk
mencacah lebih dari itu bisa berbahaya, akan menyebabkan mesin rusak
24. Bagaimanakah proses pelaksanaan pemusnahan arsip dalam volume besar dengan
menggunakan pihak ketiga (pabrik kertas)?
Prosesnya itu pertama kita berkabar dulu ke pihak ketiganya untuk melakukan pemusnahan,
lalu kita bawa arsipnya ke pihak ketiganya menggunakan truk, lalu setelah itu barulah
melakukan pencacahan dengan mesin pencacah kertas besar karena pihak ketiga ini biasanya
adalah pabrik kertas yang biasanya akan di daur ulang kembali untuk membuat kertas baru.
Pabrik yang biasa kerjasama dengan kita itu, ada namanya PT. Fajar di Cibitung, ada juga
PT. Aspex Kumbong Paper di Cileungsi dan ada juga yang di Tangerang.
25. Pabrik kertas yang digunakan pada saat itu pelaksanaan pemusnahan tahun 2018 itu apa
namanya? Apakah memiliki kriteria dalam menentukan pabrik kertas?
Pabrik kertas yang kita gunakan pada saat itu PT. Aspek Kumbong Paper yang ada di cileungsi
karena PT. Aspek Kumbong Paper sudah rekanan dengan kita. Pabrik kertas yang kita
gunakan pada saat itu PT. Aspek Kumbong Paper yang ada di cileungsi karena PT. Aspek
Kumbong Paper sudah rekanan dengan kita. Untuk kriteria tidak ada, karena bagi kita yang
terpenting pabrik kertas tersebut memiliki mesin pencacah kertas yang besar dan dapat
menjamin kerahasiaan informasi arsip agar tidak bocor kemana-mana.
26. Apa peran dari pabrik kertas dalam melakukan pemusnahan arsip?
Pabrik kertas itu hanya menerima arsip yang kita bawa, lalu kemudian arsipnya akan
ditimbang total beratnya berapa sehabis ditimbang selanjutnya akan dilakukan proses
penghancuran arsip dengan mesin pencacah. Setelah hancur yasudah selesai, arsip-arsipnya
sudah tidak dapat diketahui lagi informasinya.
27. Arsip apa saja yang dimusnahkan pada saat itu dan berapa jumlah totalnya?
Arsip yang dimusnahkan pada saat itu kebanyakan arsip keuangan, berita acara barang milik
negara dan surat korespondensi. Total berat timbangannya itu 7 ton, itu termasuk duplikasi
dan juga non arsip. jadi kalo di kementerian pendidikan dan kebudayaan itu kan banyak
proposal-proposal untuk pembangunan sekolah atau permohonan bantuan dana sekolah lain-
lainnya. Nah itu kan bukan arsip, itu disimpan lama oleh orang yang dulu mengira itu adalah
arsip. Bisa dibilang unit pengolahnya dulu mengira bahwasannya proposal-proposal itu
adalah arsip, jadi mereka simpan itu.
28. Apakah ada contoh pelaksanaan pemusnahan arsip yang dilakukan oleh Unit Kearsipan Utama?
Pernah ada 7 ton arsip, ini kita tidak menggunakan tender tetapi betul-betul pabrik kertas yang
kita ajukan sendiri dengan spesifikasi mempunyai mesin pencacah kertas yang besar dan
mampu menampung arsip yang akan dimusnahkan. Itu kita yang melakukan koordinasi ke
pihak pabriknya, setelah oke kita langsung menyewa truk untuk mengangkut arsip yang akan
dimusnahkan, selain itu kita juga biasanya memakai jasa bantuan tenaga untuk mengangkut
arsipnya seperti OB atau security. Sampai akhirnya tiba disana kita hanya mengkonfirmasi
kapan waktu pencacahan dimula, setelah itu langsung dilakukan jasa pencacahan di pabrik
kertasnya, tim pemusnah mengawasi dan memastikan bahwasannya arsip itu sudah tidak dapat
diketahui informasinya dan mendokumentasikannya sebagai bukti untuk laporan. Jadi
anggarannya dapat dibilang cukup besar, apalagi kita melakukannya secara sendiri satu
lembaga sekretariat direktorat jenderal pendidikan dasar dan menengah.
29. Apakah tugas dari tim pemusnah arsip dalam proses pemusnahan arsip ketika di pabrik kertas?
Tugas tim pemusnah arsip yaitu melakukan koordinasi dengan pabrik kertas untuk
mengkonfirmasi waktu pencacahannya, selanjutnya tim pemusnah mendampingi dan
menyaksikan arsip secara penuh pada saat penimbangan dan proses penghancurannya.
Karena dalam undang-undang tugas tim pemusnah arsip hanya menyaksikan dan melaporkan
saja. Intinya dalam pemusnahan arsip tim pemusnah bertugas untuk memastikan bahwa
informasi arsip yang dimiliki ini tidak bocor kemana-mana dan arsip-arsip ini dipastikan telah
dihancurkan sampai tidak dapat diketahui lagi informasinya, dan juga mereka harus
mendokumentasikan proses pemusnahannya sebagai bukti laporan akhir.
30. Apa yang dimaksud laporan akhir itu? Apakah laporan akhir itu dapat dikatakan sebuah arsip
baru?
Yang dimaksud laporan akhir itu namanya laporan kegiatan. Laporan kegiatan itu isinya ada
bab-bab nya ada lampirannya, ada dokumentasinya. Isinya itu dari mulai latar belakang,
tujuan, rangkaian kegiatan pemusnahannya, keterangan waktunya dan kronologis untuk
pelaksanaan kegiatan pemusnahan arsipnya itu dijelaskan semua. Laporan ini dibuat untuk
ditujukan untuk dilaporkan kepada pimpinan arsip, laporan tersebut itu sifatnya bukan untuk
publik dan bukan arsip.
31. Apa yang dimaksud dengan daftar arsip musnah dan berita acara pemusnahan sebetulnya?
Jadi daftar arsip musnah dan berita acara pemusnahan itu merupakan hasil dari seluruh
proses pemusnahan arsip karena itu dapat dikatakan sebagai arsip baru, gunanya sebagai
pengganti arsip asli dan bukti resmi bahwa arsip sudah dimusnahkan. Nah, itu juga pasti
dilampirkan dilaporan kegiatan yang akan ditujukan ke pimpinan arsip
32. Apa yang dilakukan setelah selesai melakukan pelaksanaan kegiatan pemusnahan arsip?
Setelah melaksanakan kegiatan pemusnahan arsip setelahnya kita membuat laporan akhirnya.
Kita akan memuat daftar arsip musnahnya dan berita acara pemusnahannya itu sudah cukup.
Berita acara dan daftar arsip musnah ini akan dibuat beberapa rangkap sesuai kebutuhan yang
akan dibagikan dan disimpan di Unit Kearsipan Utama Setditjen Dikdasmen dan Unit
Kearsipan Kementerian Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sebagai pengganti arsip yang telah dimusnahkan. Karena berita acara dan daftar
arsip musnah itu mempunyai kekuatan hukum yang sama seperti arsip yang asli. Jika semisal
ada yang mau nyari apa dan itu udah musnah, kita punya berita acara dan daftar arsip musnah
itu sama kuatnya seperti aslinya. Dalam proses pemusnahan ini juga harus diingat berkas-
berkas yang copy itu juga harus musnah dan tidak boleh disimpan dan yang di scan juga harus
musnah.
33. Apakah daftar arsip musnah dan berita acara pemusnahan memiliki JRA dan apakah bisa
dimusnahkan kembali?
Jadi daftar arsip musnah dan berita acara pemusnahan itu tidak memiliki JRA, karena kedua
arsip tersebut akan menjadi arsip vital yang sifatnya permanen. Nah jadi jelas itu tidak dapat
dimusnahkan lagi.
35. Apakah ada kendala yang ditemui dalam melakukan seluruh pelaksanaan kegiatan pemusnahan
arsip?
Sejauh ini secara keseluruhan bisa dibilang aman sih, kita melakukannya juga sesuai prosedur
yang ditetapkan dan pada pelaksanaanya lancar-lancar saja. Mungkin ini sih. Kendalanya itu
ada pada tahap pemeriksaan berkasnya sih, karena fisik dan daftarnya itu kadang-kadang
tidak sama pas awal itu cukup ribet. Itu terjadi karena pada awal pemindahan arsip dari aktif
ke inaktif terkadang Unit Pengolah/Unit Penciptanya tidak menyerahkan file sesuai prosedur,
ada yang menyerahkan lengkap, ada yang ketika diperiksa kembali ternyata ada yang kurang
atau hilang, ada juga yang bahkan mengirimkannya 1 kardus besar tanpa diolah. Hal tersebut
berpengaruh untuk proses menyiapkan daftar usul musnah arsip yang dilakukan oleh penata
arsip.
Hal tersebut juga terjadi karena adanya tumpang tindih pekerjaan, jadi tiap unit
pengolah/pencipta mempunyai satu pengadministrasi umum yang bertanggung jawab terhadap
arsip, akan tetapi biasanya itu adalah jabatan tempelan atau tugas tambahan dimana
sebetulnya orang itu sudah punya jabatan dan tugas aslinya. Jadi kita memaklumi itu dan mau
tidak mau harus menerima berkasnya, yang terpenting arsipnya terselamatkan.
36. Upaya apa yang dilakukan Unit Kearsipan Utama dalam mengatasi kendala tersebut?
Jika kedalam konteks kendala dalam pemberkasan/pemeriksaan arsip itu yang kita lakukan
adalah rekonstruksi arsip, jadi secara ringkas itu kita menyatukan kembali arsip yang terpisah-
pisah. Jika kendala dalam konteks kekurangan SDM arsip dan perihal kesadaran itu, jadi kita
itu ada Workshop dan Sosialisasi tentang kearsipan yang bertujuan meningkatkan kesadaran
bahwasannya pentingnya berkas/arsip tiap-tiap Unit Pengolah/Unit Pencipta untuk
diselamatkan, walaupun belum ada arsiparis yang mumpuni di tiap Unit Pengolah/Unit
Penciptanya. Yang terpenting tiap unit pengolah itu sudah percaya menitipkan berkas ke unit
kearsipan utama, sebelumnya itukan dikelola sendiri, jadi kita lakukan berangsur-angsur untuk
meningkatkan keasadaran mereka.
Draft Wawancara Pelaksanaan Pemusnahan Arsip Dinamis Inaktiff Study Kasus pada Unit
Kearsipan Utama Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
4. Dalam pelaksanaan pemusnahan arsip di Unit Kearsipan Utama itu akan mengundang Arsiparis
Kementerian untuk menjadi salah satu tim penilai, bagaimanakah prosesnya?
Iya, jadi kalo pemusnahan arsipnya di lakukan pada tataran Setditjen Dikdasmen itu
mengundang kami disini untuk menjadi panitia tim penilai arsip melalui biro umum dan tim
penilai arsip itu harus berjumlah ganjil, tidak boleh genap sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 43 tentang Kearsipan. Nah, tim penilai arsip ini biasanya terdiri dari beberapa unsur,
dari unsur perwakilan unit kearsipan setditjen dikdasmen, pencipta arsipnya dari setditjen
dikdasmen lalu unit pengolahnya juga setditjen dikdasmen ada. Ada unit kearsipan dikdasmen
ada unit pengolahnya, lalu dari dikdasmen kementerian yakni biro umum, lalu dari bidang
hukum dan organisasi di kementerian pendidikan dan kebudayaan. Lalu bidang pengawasan
dari inspektorat jenderal. Jadi yang terpenting itu unsur-unsur tersebut harus ada, untuk
prasyarat pembentukan tim penilai. Bidang hukum, bidang pengawasan, arsiparis/pejabat unit
kearsipan kementerian, unit kearsipan utama, pencipta arsip atau unit pengolah. Itu harus ada.
Kita disini sebetulnya hanya tinggal menerima surat undangan permohonan menjadi tim
penilai yang disertai daftar usul musnah dan mengkonfirmasi kehadiran saja. Jadi surat
undangan permohonan dan daftar usul musnah itu memang biasanya sudah dapat diterima 3-
4 hari sebelum dilakukannya penilaian arsip. sehingga itu membuat tiap unsur perwakilan tim
penilai bisa mempelajari bahan-bahan yang telah diberikan dan juga bisa memiliki bekal untuk
melakukan penilaian arsip. Biasanya juga tiap perwakilan tim penilai itu telah meverifikasi
dengan cara mencentang-centang terlebih dahulu atau dicoret-coret untuk bahan persiapan
untuk didiskusikan bersama pada saat menilai nanti.
5. Apakah ada pedoman yang dimiliki tim penilai dalam melaksanakan penilaian arsip?
Tim penilai itu berpedoman pada JRA dalam melakukan penilaian, tanpa JRA ya tidak bisa.
Jadi orang yang menilai tidak boleh ngawur, apalagi keluar dari JRA. JRA yang jadi pedoman
disini ialah Peraturan Menteri, dimana Peraturan Menteri tersebut sudah dibahas bersama
oleh orang-orang Arsip Nasional.
JRA itu kan ada pedoman ANRI yang mengatur, sementara semisal arsip itu kan unik,
bagaimana arsip di tiap lembaga/organisasi itu berbeda-beda jenisnya. Kalau JRA di
lingkungan kemendikbud ini kan dilihat dari jenis arsip disini ada arsip kepegawaian, ada
arsip keuangan nah itu kita berkoordinasi kepada lembaga negara keuangan (BPK) dan
kepegawaian ini harus dari lembaga negara (BKN), minta persetujuan dari BPK dan BKN dan
juga ANRI. Jadi dalam membahas penentuan JRA, orang-orang dari perwakilan BPK, dari
BKN dan ANRI itu harus hadir. Itu harus dibahas bareng-bareng. Jadi unit-unit terkait ketika
membuat JRA itu harus dilibatkan. Tidak bisa bahwasannya kementerian pendidikan dan
kebudayaan membuat sendiri itu tidak bisa. Karena permasalahannya ialah menyangkut
hukum, jadi tidak dapat dikembalikan. Jika pedoman yang khusus ada dikementerian
kemendikbud sudah membuat pedoman tersendiri perihal arsip fasilitatif subtantif yang khusus
ada di kementerian di Peremndikbud No.45 tahun 2016.
11. Adakah kendala yang ditemui pada saat melakukan penilaian arsip?
Secara keseluruhan itu lancar-lancar saja ketika melaksanakan penilaian arsip. Cuma ada
sebetulnya kendala dimana pada saat pelaksanaan penilaian itu salah satu perwakilan unsur
tim penilai tidak hadir padahal sudah konfirmasi kehadiran, berhalangan hadir bisa karena
sakit ataupun ada tugas mendadak yang mesti didahulukan dan tidak dapat digantikan. Itu
yang menjadi kendala karena pelaksanaan penilaian bisa tertunda dan akan mundur waktunya.
Karena pelaksanaan penilaian tidak bisa diganti waktu dan tim penilai yang sudah diundang
sudah sesuai plot tiap unsurnya.
12. Memangnya sepenting apakah kehadiran tim penilai arsip?
Karena yang ikut rapat itu harus tanda tangan dokumen, jadi memang yang sudah mendapat
surat undangan harus/wajib hadir semisal memang tidak bisa hadir tiap unsur-unsurnya harus
mengirim perwakilannya yang lain sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Itu harus ada
dan wajib ada karena tiap-tiap unsur adalah penting untuk melakukan penilaian, semisal dari
bidang hukum tidak bisa hadir perwakilannya di hari H, ya mau gak mau harus ada yang lain
untuk mewakilinya, tidak boleh tidak hadir, yang terpenting memiliki kompetensi di bidang
hukum.
2. Apakah ada waktu khusus atau berkala dalam melakukan pemeriksaan/penyeleksian arsip?
Kalau dalam pemeriksaan/penyelesian arsip dinamis inaktif itu biasa kita lakukan diakhir
tahun.
4. Setelah penetapan arsip musnah apa yang dilakukan oleh penata arsip?
Hasil dari surat penetapan arsip itu akan diinformasikan ke kita. Setelah itu data dari surat
penetapan arsip musnah tersebut sebagai acuan kita untuk memperbaharui status arsip di
database kita. Kita melakukannya itu di Sistem Otomasi Kearsipan yang kita miliki yang
bernama SINTA.
5. Bukankah penata arsip melakukan proses penyimpanan kembali arsip yang dinyatakan harus
disimpan kembali, Bagaimanakah prosesnya?
Iya. jika arsip itu ditetapkan untuk disimpan kembali kita hanya tinggal mengubah JRA arsip
inaktifnya sesuai seperti awalnya saja. Karena didalam SINTA itu ada menu yang khusus
menampilkan daftar arsip inaktif yang ada disini. Tinggal cari dan mencocokkan arsipnya saja
sesuai dengan surat penetapan arsip yang kita terima.